FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012
|
|
- Yuliani Chandra
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN Aulia Andarnita Mahasiswa S Kesehatan Masyarakat U budiyah Banda Aceh Intisari Sampah medis merupakan berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi pengunjung, masyarakat terutama petugas yang menanganinya. Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalammya, maka sampah medis harus dikelola secara saniter mulai dari tahap pemilahan, pengumpulan, penampungan, pengangkutan, pembuangan akhir/pemusnahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional, populasi dalam penelitian ini yaitu 68 responden. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Juli sampai 7 Juli di Badan Layanan Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan membagi kuesioner. Teknik Analisa data menggunakan statistik uji chi-square test (α =,5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pemilahan terhadap pengelolaan sampah medis dengan p =, (p,5). Bahwa ada pengaruh antara pengumpulan terhadap pengelolaan sampah medis dengan p =,3 (p,5). Bahwa ada pengaruh antara penampungan terhadap pengelolaan sampah medis dengan p =.43 (p,5). Bahwa ada pengaruh antara pengangkutan terhadap pengelolaan sampah medis dengan p =,5 (p,5). Bahwa ada pengaruh antara pemusnahan terhadap pengelolaan sampah medis dengan p =, (p,5). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pemilahan, pengumpulan, penampungan, pengangkutan, pemusnahan terhadap pengelolaan sampah medis. Dalam penelitian ini peneliti menyarankan diharapkan kepada petugas kebersihan agar terus meningkatkan pengelolaan sampah medis agar terjaganya kebersihan dilingkungan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dan sebagai bahan evaluasi bagi pihak manajemen rumah sakit dalam pengelolaan sampah medis demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan dan merupakan institusi penyedia jasa pelayanan yang kompleks perlu dikelola secara profesional terhadap sumber daya manusianya, rumah sakit juga merupakan pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan (Azwar, 9). Sampah medis merupakan berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan
2 menimbulkan gangguan kesehataan bagi pengunjung, masyarakat terutama petugas yang menanganinya. (DepKes RI,). Rumah sakit merupakan penghasil sampah yang cukup banyak setiap harinya dan seringkali bersifat toksik, terutama sampah padat, baik itu sampah medis maupun sampah non medis. Dalam profil kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan 997, diungkapkan seluruh rumah sakit di Indonesia berjumlah 9 dengan.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap rumah sakit di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa ratarata produksi sampah sebesar 3, kg/tempat tidur/hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah berupa sampah domestik sebesar 76,8 % dan berupa sampah infeksius sebesar 3, %. Diperkirakan secara nasional produksi sampah rumah sakit sebesar ton/hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi rumah sakit untuk mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit (Candra, 7). Rumah sakit merupakan penghasil sampah yang cukup banyak setiap harinya dan seringkali bersifat toksik, terutama sampah padat, baik itu sampah medis maupun sampah non medis. Dalam profil kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan 997, diungkapkan seluruh rumah sakit di Indonesia berjumlah 9 dengan.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap rumah sakit di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa ratarata produksi sampah sebesar 3, kg/tempat tidur/hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah berupa sampah domestik sebesar 76,8 % dan berupa sampah infeksius sebesar 3, %. Diperkirakan secara nasional produksi sampah rumah sakit sebesar ton/hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi rumah sakit untuk mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit (Candra, 7). Secara Nasional, jumlah Rumah Sakit di Indonesia sekitar.46 unit dan Puskesmas sekitar 7.54 unit (DepKes, 4). Khusus untuk Kota Banda Aceh, jumlah
3 Rumah Sakit sebanyak 5 unit dan jumlah Puskesmas sebanyak unit (DinKes Banda Aceh, ). Berdasarkan laporan Tahun dari bagian IPSL (Instalasi Pemelihara Sarana dan Lingkungan), jumlah tenaga IPSL sebanyak 9 orang dan jumlah Cleaning Service sebanyak 87 orang. Maka petugas Rumah Sakit terlibat dan berperan besar dalam pengelolaan sampah medis mulai dari tahap pemilahan, pengumpulan, penampungan, pengangkutan, sampai pembuangan sampah akhir/pemusnahan (BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin,). Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal Juni di BLUD- RSUD dr. Zainoel Abidin, diketahui bahwa permasalahan yang ditemukan, masih diketemukannya dibeberapa ruangan yang belum melakukan pengelolaan sampah medis yang sesuai prosedur. Maka untuk kedepannya peneliti ingin mengetahui sudah sejauh mana perkembangan pengelolaan sampah medis di BLUD-RSUD dr. Zainoel Abidin, apakah sudah memenuhi syarat atau belum memenuhi syarat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengelolaan sampah medis di BLUD-RSUD dr. Zainoel Abidin Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis di BLUD-RSUD dr. Zainoel Abidin. Tujuan Khusus. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis ditinjau dari Pemilahan di BLUD-RSUD dr. Zainoel Abidin.. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis ditinjau dari pengumpulan di BLUD- RSUD dr. Zainoel Abidin. 3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis ditinjau dari Penampungan di BLUD- RSUD dr. Zainoel Abidin. 3
4 4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis ditinjau dari pengangkutan di BLUD- RSUD dr. Zainoel Abidin. 5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis ditinjau dari Pemusnahan di BLUD- RSUD dr. Zainoel Abidin. Manfaat Penelitian. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan penulis dalam rangka pengelolaan sampah khususnya sampah medis di Rumah Sakit.. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan kepada pihak di BLUD- RSUD dr. Zainoel Abidin khususnya dalam pengelolaan sampah medis. 3. Bagi Kepustakaan STIKes U Budiyah Untuk menambahkan bahan bacaan yang hubungannya dengan pengelolaan sampah medis. METODE PENELITIAN Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh DepKes RI, 4 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis rumah sakit yang terdiri dari pemilahan,pengumpulan, penampungan, pengangkutan,pemusnahan/pembuan gan akhir pengelolaan sampah medis, maka konsep pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : Pemilahan Pengumpulan Penampungan Pengangkutan Pemusnahan Hipotesis. Ha : Ada pengaruh antara pemilahan dengan pengelolaan sampah medis. Ha :Ada pengaruh antara pengumpulan dengan pengelolaan sampah medis 3. Ha : Ada pengaruh antara penampungan dengan pengelolaan sampah medis 4. Ha : Ada pengaruh antara pengangkutan dengan pengelolaan sampah medis Pengelolaan Sampah Medis
5 5. Ha : Ada pengaruh antara pemusnahan dengan pengelolaan sampah medis Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu dengan desain cross sectional, dengan pembahasan yang mengacu pada pemecahan masalah dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 3). Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua petugas pengoelolaan sampah medis, yang terdiri dari Tenaga Instalasi Sanitasi Lingkungan sebanyak 9 orang dan tenaga Cleaning Service sebanyak 87 orang. Berdasarkan hasil laporan tahun yang penulis dapatkan dengan jumlah 6 orang yang ada di Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel Pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan slovin (Notoatmodjo, 3). Dengan demikian sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 68 orang. Desain penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Dilakukan pada tanggal 3 s/d 7 juni tahun. Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Pengolahan Data dan Analisa Data Data dalam penelitian ini dapat diolah dengan cara editing coding, teransfering dan tabulating. a. Analisa Univariat Analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. b. Analisa Bivariat Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik 5
6 dengan mengunakan uji data kategori Chi square Test (X ) pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (P,5) HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pemilahan terhadap Pengelolaan Sampah Medis N o Pemilah an Kurang Juml ah 59 9 % 86,8 3, Jumlah 68 Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa dari 68 responden, yang melakukan pemilahan dengan baik yaitu 59 responden (86,8%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengumpulan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis No Pengangkut an Kurang Jumlah % , 38,8 Jumlah 68 Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa dari 68 responden, yang melakukan pengumpulan dengan baik yaitu 6 responden (89,7%). Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Penampungan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis No Penampungan Jumlah % Kurang Berdasarkan tabel 6.3 menunjukkan bahwa dari 68 responden, yang melakukan penampungan dengan baik yaitu 48 responden (7,3%). 48 Tabel 6.4 Distribusi Frekuensi Pengangkutan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis 7,6,4 Jumlah 68 No Pengumpulan Jumlah % Kurang 6 Berdasarkan tabel 6.4 menunjukkan bahwa dari ,7,3 Jumlah 68
7 responden, yang melakukan pengangkutan dengan baik yaitu 43 responden (63,%). Tabel 6.5 Distribusi Frekuensi Pemusnahan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis No Pengangkut an Jumlah % 58 85,3 Berdasarkan tabel 6.6 diatas menunjukkan bahwa dari 68 responden, yang melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat yaitu 6 responden (88,%). Tabel 6.7 Pengaruh Pemilahan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis di BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun Kurang 4,7 Jumlah 68 N o Pemil ahan Pengelolaan Sampah Medis MS TMS Jm h % p Berdasarkan tabel 6.5 F % F % menunjukkan bahwa dari 68 responden, yang melakukan pemusnahan dengan baik yaitu 8 responden (85,3%). 56 8, 4 Kuran g 4 5, ,4 5 7, , 8 9 3,, Tabel 6.6 Distribusi Frekuensi Pengumpulan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis No Pengelolaan Sampah Medis Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Jumlah % ,,8 Jumlah 68 Total 6 88, 8, 8 Dari tabel 6.7 sebanyak 59 responden (86,8%) yang melakukan pemilahan dengan baik, 56 responden memenuhi syarat sedangkan 9 responden (3,%) 68, melakukan pemilahan kurang baik, 5 responden tidak memenuhi syarat. Berdasarkan uji statistik, didapatkan p-value, yang berarti p,5. Hasil analisa data menunjukkan 7
8 bahwa ada pengaruh antara pemilahan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. Tabel 6.8 Pengaruh Pengumpulan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis di BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun N o Peng ump ulan 5 6 Kura ng Total 6 Pengelolaan Sampah Medis MS TMS % F % 8,3 4 5, 9 88, 5 7, 4 3 4, 4 8,8 Ju m la h 6 89,7 7,3 68, % p, 3 N o berarti p,5. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengumpulan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. Tabel 6.9 Pengaruh Penampungan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis di BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun Penamp ungan 4 5 Kurang Pengelolaan Sampah Medis MS TMS F % F % 5 Total 6 66,, 88, 3 4, 4 5 7, 4 8, Ju m la h 48 7,6 9,4 68, % p-, 4 3 Dari tabel 6.8 sebanyak 6 responden (89,7%) yang melakukan pengumpulan dengan baik, 56 responden memenuhi syarat, sedangkan 7 responden (,3%) melakukan pengumpulan kurang baik, 3 responden tidak memenuhi syarat. Berdasarkan uji statistik, didapatkan p-value,3 yang Dari tabel 6.9 sebanyak 48 responden (7,6%) yang melakukan penampungan dengan baik, 45 responden memenuhi syarat, sedangkan responden (9,4%) melakukan penampungan kurang baik, 5 responden tidak memenuhi syarat. Berdasarkan uji statistik, didapatkan p-value,43 yang berarti p,5. Hasil analisa data
9 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara penampungan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. Tabel 6. Pengaruh Pengangkutan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis di BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun berarti p,5 Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengangkutan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun Tabel 6. Pengaruh Pemusnahan Terhadap Pengelolaan Sampah Medis di BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun N o Penga ngkut an Pengelolaan Sampah Medis MS TMS f % F % Ju m la h % p N o Pemus nahan Pengelolaan Sampah Medis MS TMS Ju m la h % p 4 6,3 Kura ng 9 7,9 Total 6 88,, ,8 8, 43 63, 5 36,8 68,, Kuran g Total 6 F % F % 8,9 5 7, 35 88, 3 4, 4 5 7, 37 8, ,3 4,7 68,, Dari tabel 6. sebanyak 43 responden (63,%) yang melakukan pengangkutan dengan baik, 4 responden memenuhi syarat, sedangkan 5 responden (36,8%) melakukan pengangkutan kurang baik, 6 responden tidak memenuhi syarat. Berdasarkan uji statistik, didapatkan p-value,44 yang Dari tabel 6. sebanyak 58 responden (85,3%) yang melakukan pemusnahan dengan baik, 55 responden memenuhi syarat, sedangkan responden (4,7%) melakukan pemusnahan kurang baik, 5 responden tidak memenuhi syarat. Berdasarkan uji statistik, didapatkan p-value, yang berarti p,5 9
10 Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pemusnahan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan PEMBAHASAN Pengaruh antara Pemilahan terhadap pengelolaan sampah medis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 59 responden (86,8%) yang melakukan pemilahan dengan baik, 56 responden memenuhi syarat, sedangkan 9 responden (3,%) melakukan pemilahan kurang baik, 5 responden tidak memenuhi syarat. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pemilahan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value yaitu,,5. Secara umum Pemilahan adalah proses pemisahan sampah dari sumbernya, dalam PERMENKES 4/MENKES/SK/X/4 menjelaskan bahwa pemilahan jenis Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. sampah medis padat mulai dari sumber yang terdiri dari sampah infeksius, sampah patologi, sampah benda tajam, sampah farmasi, sampah sitotoksis, sampah kimiawi, sampah radioaktif, sampah kontainer bertekanan, dan sampah dengan kandungan logam berat. Sampah radioaktif menggunakan warna merah, sampah sangat infeksius menggunakan warna kuning, sampah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan warna kuning, sampah sitotoksis menggunakan warna ungu, sampah kimia dan farmasi menggunakan warna cokelat. Manajemen pemilahan sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan pengelolaan sampah sejak dari sumber daya efektif yang diawali dari pemilahan,pengumpulan, penampungan, pengangkutan hingga pemusnahan melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu
11 lingkungan bebas sampah (Santoso, 8). Pemilahan yang sudah baik dikarenakan petugas sudah pernah mengikuti bimbingan/pelatihan bagaimana cara pemilahan sampah dengan baik, dalam proses pemilahan harus tersedianya kantong plastik untuk memisahkan antara sampah medis dan non medis, sedangkan pemilahan yang kurang baik disebabkan karena pengetahuan petugas yang masih minim/tidak peduli mengenai pemilahan. Peneliti berasumsi bahwa pemilahan berpengaruh terhadap pengelolaan sampah medis karena, semakin baik pemilahan maka semakin baik pengelolaan sampahnya. Pengaruh antara pengumpulan terhadap pengelolaan sampah medis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 responden (89,7%) yang melakukan pengumpulan dengan baik, 56 responden memenuhi syarat, sedangkan 7 responden (,3%) melakukan pengumpulan kurang baik, 3 responden tidak memenuhi syarat. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengumpulan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p- value yaitu,3,5. Pengumpulansampah merupakan proses pengambilan sampah yang dimulai dari tempat pengumpulan sampah sementara atau langsung tempat pembuangan akhir. Pengambilan sampah semakin sering akan semakin baik hanya saja biayanya tidaklah sedikit dan tidak efektif serta efisiensi ( UU No. 8 Tahun 8). Pengumpulan yang sudah baik dikarenakan petugas pengumpulan sampah sudah mengerti/memahami cara melelakukan pengumpulan yang baik, sampah harus dikumpulkan setiap hari dari lokasi-lokasi yang telah ditentukan, yang menggunakan kantong-kantong dan kontainer untuk mengangkut sampah, sedangkan pegumpulan yang masih kurang disebabkan karena pengetahuan petugas yang masih minim atau wadahnya yang kurang memadai.
12 Peneliti berasumsi bahwa pengumpulan berpengaruh terhadap pengelolaan sampah medis karena dalam pengelolaan sampah mempunyai persyaratan dan ketentuan yaitu dari pemilahan,pengumpulan,penampung an, pengangkutan dan pemusnahan saling berhubungan. Pengaruh antara penampugan terhadap pengelolaan sampah medis Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 48 responden (7,6%) yang melakukan penampungan dengan baik, 45 responden memenuhi syarat, sedangkan responden (9,4%) melakukan penampungan kurang baik, 5 responden tidak memenuhi syarat. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara penampungan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value yaitu,43,5. Sampah biasanya ditampung di tempat produksi sampah untuk beberapa lama. Untuk itu setiap unit hendaknya disediakan tempat penampungan dengan bentuk, ukuran dan jumlah yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah serta kondisi setempat. Sampah sebaiknya tidak dibiarkan di tempat penampungan terlalu lama. Kadangkadang sampah juga diangkut langsung ke tempat penampungan blok atau pemusnahan. Penyimpanan sampah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 4 jam (Depkes RI, 4). Penggunaan kantong plastik bermanfaat untuk sampah laboratorium. Ketebalan plastik disesuaikan dengan jenis sampah yang dibungkus agar petugas pengangkut sampah tidak cidera oleh benda tajam yang menonjol dari bungkus sampah. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila /3 bagian telah terisi sampah. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol atau karton yang aman (Depkes RI, 4). Penampungan sampah yang sudah baik dikarenakan petugas sudah
13 faham mengenai proses penampungan, tempat penampungan harus memiliki wadah yang kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah ditetapkan, sedangkan penampungan yang kurang baik dikarenakan petugas masih kurangnya pengetahuan dalam proses penampungan sampah. Peneliti berasumsi bahwa penampungan berpengaruh terhadap pengelolaan sampah medis karena semakin baik tempat penampungan maka semakin baik pengelolaan sampahnya, semakin kurangnya fasilitas tempat penampungan semakin berpengaruh terhadap pengelolaan sampah. Pengaruh antara pengangkutan terhadap pengelolaan sampah medis Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden (63,%) yang melakukan pengangkutan dengan baik, 4 responden memenuhi syarat, sedangkan 5 responden (36,8%) melakukan pengangkutan kurang baik, 6 responden tidak memenuhi syarat. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengangkutan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value yaitu,44,5. Pengangkutan yang tidak rutin dilakukan setiap hari mengakibatkan sering terjadi peningkatan volume sampah sehingga terjadi penimbunan sampah yang banyak. Pihak pengelola rumah sakit terkadang memutuskan untuk membakar sampah untuk mengurangi volume sampah yang tertimbun. Namun hal ini tentunya sangat berdampak terhadap masyarakat di lingkungan rumah sakit. Seharusnya sampah sebelum dibuang atau diangkut untuk dikelola selanjutnya, tidak boleh ada penimbunan sampah (Depkes RI, ). Peneliti berasumsi bahwa pengangkutan berpengaruh terhadap pengelolaan sampah medis karena kalau pengangkutan tidak menggunakan troli khusus sampah 3
14 medis, dan petugas tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) sehingga dapat mempengaruhi pengelolaan sampah medis. Bila petugas selalu mengikuti aturan dan acuan sesuai SOP, sehingga pengelolaan sampah akan berjalan dengan baik. Pengaruh antara pemusnahan terhadap pengelolaan sampah medis Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 58 responden (85,3%) yang melakukan pemusnahan dengan baik, 55 responden memenuhi syarat, sedangkan responden (4,7%) melakukan pemusnahan kurang baik, 5 responden tidak memenuhi syarat. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pemusnahan terhadap pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p value yaitu,,5. Pada proses pembuangan sampah medis dan non medis di BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin dapat dibagi dua: pembuangan/pemusnahan sampah medis dilakukan terpisah dengan sampah non medis. Pemisahan dimungkinkan bila Dinas Kesehatan dapat diandalkan sehingga beban rumah sakit tinggal memusnahkan sampah medis tersebut. Pembuangan/pemusnahan sampah medis dimusnahkan di incenerator dan non medis bersangkutan dengan dinas kebersihan dengan demikin rumah sakit menyediakan sarana yang memadai untuk melakukan pengelolaan sampah karena semua sampah atau bahan bangunan yang berasal dari kegiatan rumah sakit itu sendiri. Pembuangan dan pemusnahan sampah rumah sakit dapat dilakukan dengan memanfaatkan proses autoclaving, incinerator (Candra, 7). Keuntungan menggunakan insinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah.
15 Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapat dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Pemusnahan yang sudah baik dikarenakan petugas sudah pernah mengikuti pelatihan dan faham mengenai proses pemusnahan, sedangkan pemusnahan yang masih kurang disebabkan karena petugas belum mengerti cara pemusnahan yang baik bagaimana. Peneliti berasumsi bahwa pemusnahan berpengaruh terhadap pengelolaan sampah medis karena semakin baik/lengkapnya fasilitas dan SDM pemusnahan maka semaki baik pengelolaan sampahnya, sehingga semakin memenuhi syarat yang dihasilkan, dan dapat mencengah pencemaran lingkungan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 3 Juli sampai 7 Juli di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :. Pemilahan mempengaruhi pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. p-value =,. Pengumpulan mempengaruhi pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Banda Aceh Abidin Tahun. p-value =,3 3. Penampungan mempengaruhi pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Banda Aceh Abidin Tahun. p-value =,43 4. Pengangkutan mempengaruhi pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. p-value =,44 5
16 5. Pemusnahan mempengaruhi pengelolaan sampah medis di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun. p-value =, Saran. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menambah wawasan sehingga dapat meneliti lebih lanjut lagi untuk mengembangkan diri dalam disiplin ilmu terutama dalam menyangkut pengelolaan sampah.. Diharapkan kepada petugas kebersihan agar terus meningkatkan pengelolaan sampah medis agar terjaganya kebersihan dilingkungan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dan sebagai bahan evaluasi bagi pihak manajemen rumah sakit dalam pengelolaan sampah medis demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga dapat meningkatkan sistem pengelolaan sampah mulai dari tahap pemilahan, pengumpulan, penampungan, pengangkutan dan pemusnahan. 3. Kepada Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes U budiyah Banda Aceh Peneliti bisa memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan manajemen kesehatan dan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutny
17 DAFTAR PUSTAKA Badan Layanan Umum Daerah RSUD, dr. Zainoel Abidin.. DepKes RI,. Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Dirjen PPM dan PLP. Jakarta. 4. Permenkes No 4/SK/X/4. Persyaratan Kesehatan Lingkungan. Dirjen PPM dan PLP. Jakarta. DinKes Banda Aceh.. Notoatmodjo, S. 3. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.. Rhineka Cipta. Jakarta WHO, 5. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. Buku Kedokteran. Jakarta iii
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciPedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016
75 Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe Tahun 2016 A. Daftar pertanyaan untuk Kepala Instalasi Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan (IPSL)
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi
Lebih terperinciPengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)
Formulir Observasi Check List Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014 No Item Ya Tidak Skor (%) Penampungan dan pemilahan 1 Wadah limbah medis dan limbah non medis
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, termasuk bidang kesehatan.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit
Lebih terperinciKata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat
ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI MANADO Bebi Darlin Kakambong *, Harvani Boky *, Rahayu H. Akili * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit mempunyai fungsi dan tugas memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat di sekitarnya, melainkan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP-110809001-LMB-01 00 `10 November 2014 1 DARI 5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Dibuat Oleh : Petugas Limbah/Kesling Disetujui Oleh : Kepala Puskesmas ( Iskimi,Amkl ) NIP.19631025 199103 1 009 ( dr.h.t.fadhly
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Lebih terperinciWawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis
Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3 Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Ada sisa obat yang terbuang Limbah Rumkital Dr Ramelan Limbah Medis a. Perban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kesehatan erat sekali hubungannya dengan masalah lingkungan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam pencapaian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan
Lebih terperinciPromotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU
PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU Andi Bungawati Bagian Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Palu ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu unit yang mencakup berbagai kegiatan kompleks didalamnya, antara lain pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, layanan medik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN
ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN 2016) Oleh: INDANG DEWATA Pusat Penelitian Kependudukan, Lingkngan Hidup dan Kebencanaan Unicersitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir akhir ini persoalan limbah menjadi masalah yang cukup serius bagi pencemaran lingkungan, dimana aktiftitas dan jumlah penduduk yang semakin bertambah menambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila disbanding dengan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciPENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat
PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat I. Pendahuluan Program pembangunan pada periode Pembangunan Jangka Panjang kedua
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA
Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA T.SUDIAN Mahasiswa Prodi S Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Inti
Lebih terperinciPENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM
UPT. PUSKESMAS PENANAE PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM No. Dokumen : No Revisi : SOP Tanggal terbit: Halaman: Ttd.Ka.Puskesmas : N u r a h d i a h Nip.: 196612311986032087 1. PENGERTIAN Limbah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012
Jurnal Kesehatan Masyarakat FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012 Intisari MUHZIADIˡ ˡMahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh Diare didefinisikan
Lebih terperinci-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
-14- LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA
GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:
Lebih terperincikantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Komponen Input Ada 4 variabel penelitian dalam Komponen Input terkait pengelolaan limbah medis a. Kebijakan Rumah sakit telah memili SOP sedangankan untuk
Lebih terperinciProsedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan
SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA POLI UMUM DI PUSKESMAS JEULINGKE KECAMATAN SYIAH KUALA TAHUN 2014.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA POLI UMUM DI PUSKESMAS JEULINGKE KECAMATAN SYIAH KUALA TAHUN 2014 Sartika Mahasiswi Universitas U Budiyah Indonesia Latar Belakang : Pelayanan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN, STATUS IMUNISASI DAN KEBERADAAN PEROKOK DALAM RUMAH DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR AGUSSALIM 1 1 Tenaga
Lebih terperinciTINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012
TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 0 Cut Permataan Cahaya Mahasiswi S- Kesehatan Masyarakat STIKES
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012 Intisari RITA PURNAMA SARI Mahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Fitryana. M Mahasiswi Pada STIKes
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP
53 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1 EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP M. Ikbal Hidayatullah, Naniek Ratni Juliardi.A.R dan Firra Rosariawari Program Studi Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciTeknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit
KMA 43026 Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc.,
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Salah satu penyakit yang berbasis pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan
Lebih terperinciNURJANNAH NIM
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PICKY EATER (SULIT MAKAN) PADA ANAK BALITA DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Alamsyah dan Muliawati,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-kota Gorontalo
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-kota Gorontalo yaitu Puskesmas Tamalate, Puskesmas Wongkaditi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat
Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun, selain memberikan
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN TERHADAP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PENANGANAN SAMPAH MEDIS PADAPETUGAS CLEANING SERVICE DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015 I.
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) 1. Pendahuluan Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan
Lebih terperinciD. Pertanyaan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C.
iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii PERNYATAAN... ix KATA PENGANTAR... x ABSTRAK... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian
Lebih terperinciMERAH KUNING KUNING UNGU COKLAT
PENYIMPANAN LIMBAH B3 MEDIS Penyimpanan limbah B3 merupakan salah satu tahapan dalam pengelolaan limbah B3. Tata cara pelaksanaan dan ketentuan teknis mengenai bangunan penyimpanan limbah B3 terdapat dalam
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan adalah sebagai salah satu usaha untuk mencapai kesadaran kemampuan akan hidup sehat bagi masyarakat dan mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.
Lebih terperinciNOMOR RESPONDEN : PUSKESMAS :.. TGL. SURVEY :. A. IDENTITAS RESPONDEN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH METODE DISKUSI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM MEMBUANG LIMBAH MEDIS PADAT DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2010 NOMOR RESPONDEN :
Lebih terperinciANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016
ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. AGOESDJAM KETAPANG
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. AGOESDJAM KETAPANG Darmawati, Zainal Akhmadi dan Moh. Adib Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: avseldarma@yahoo.com
Lebih terperinciPENGUATAN PENANGANAN LIMBAH (PADAT) DI RUMAH SAKIT
PENGUATAN PENANGANAN LIMBAH (PADAT) DI RUMAH SAKIT OLEH : 1. Dr. Lia G Partakusuma, Sp.PK(K), MARS 2. Ir. Mohamamd Nasir, Msi (Kompartemen Manajemen Penunjang) HALAL BI HALAL PENGURUS PUSAT PERSI DAN IRSJAM,
Lebih terperinciBAB 6 Kesimpulan dan Saran
207 BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Timbulan dan komposisi limbah B3 medis rumah sakit khusus di Surabaya Pusat dan Selatan adalah
Lebih terperinciMEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Abstract Public Health Center is one of the institution which produce medical waste.
Lebih terperinciRAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN POST SECTIO CAESARIA PADA BIDAN YANG BERTUGAS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DATU BERU TAKENGON RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pembangunan di lakukan pemerintah dewasa ini tidak hanya meliputi satu bidang saja, tetapi meliputi berbagai bidang termasuk bidang kesehatan.salah satu upaya untuk
Lebih terperinciPENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUMON KECAMATAN TRUMON KABUPATEN ACEH SELATAN Cut Septiana Elvandari
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI. Management of Medical Solid Waste At Dumai Hospital City ABSTRAK
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat Vol.1 No.2 Edisi November ISSN 2580-0590 MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI Management of Medical Solid Waste At Dumai Hospital
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DUSUN SEMAMBU BUNTING KELURAHAN JAMBI KECIL KECAMATAN MUARO SEBO TAHUN 1 Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal kehidupan manusia, sampah/limbah belum menjadi suatu masalah tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH KHAIRUNNISAK Mahasiswi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh
Lebih terperinciBAB II PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN. tidak langsung. Adapun menurut Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang
BAB II PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN II.1. Lingkungan Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE
Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas
Lebih terperinciPOLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN. Rizka Firdausi Pertiwi L/O/G/O
POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN Rizka Firdausi Pertiwi 3308100024 L/O/G/O Latar Belakang Peningkatan fasilitas di fasilitas kesehatan meningkatkan jumlah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE
HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,
Lebih terperinciDepartemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Unit Operasional RS Kajian Kajian pada 3 unit kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI
EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI Evaluation of Solid Waste Management System in General Hospital Regional Blambangan, Banyuwangi Rr Domy Line dan Lilis
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal
HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciOleh; Yuni Meilani, Lilik Hidayanti, Siti Novianti
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAMIS (Survei pada Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis) Oleh; Yuni Meilani, Lilik
Lebih terperinciAUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)
KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Contoh Audit Lingkungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012 OVA SATYA Mahasiswi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh INTISARI Berdasarkan data membuktikan ada
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR
IDENTIFIKASI POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR Dosen Pembimbing IDAA Warmadewanthi, ST., MT., PhD. NIP. 197502121999032001 Oleh Intan Puteri Perdani NRP. 3307100010
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit pada dasarnya merupakan organisasi layanan (Service. Organization) bidang kesehatan, yang memerlukan manajemen untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit pada dasarnya merupakan organisasi layanan (Service Organization) bidang kesehatan, yang memerlukan manajemen untuk keberlangsungan rumah sakit. Penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis,
Lebih terperinci