BAB III PERANCANGAN PROGRAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN PROGRAM"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Dasar Perancangan Program PLC Dalam perancangan perubahan program PLC perlu diperhatikan beberapa hal penting agar suatu sistem yang dirancang dapat berfungsi dengan baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Mempelajari sampai mengerti betul urutan kerja sistem yang lama. b. Mempelajari sampai mengerti betul urutan kerja sistem yang baru. c. Membuat flow chart atau diagram alir dari sistem. d. Menterjemahkan blok flow chart ke dalam diagram fungsi. e. Membuat diagram ladder setelah diagram fungsi selesai. f. Kemudian menulis program ke dalam PLC. Dari hal hal di atas maka dalam perancangan program PLC digunakan suatu metode untuk mempermudah perancangannya, yaitu: 1. Flow chart (diagram alir) Setelah mempelajari deskripsi kerja mesin yang akan dibuat programnya maka sebaiknya dibuat flow chart atau diagram alir dari mesin tersebut.. Flow chart ini berisi urutan kerja mesin yang digambarkan ke dalam bentuk yang sistematis. 2. Diagram fungsi Setelah pembuatan flow chart maka dapat dibuat diagram fungsi. Diagram fungsi adalah sistem penggambaran urutan kerja parameter yang digunakan dalam pemrograman PLC secara lengkap dan sistematis. Pada 42

2 43 diagram fungsi dapat dilihat parameter parameter yang digunakan dalam pemrograman PLC misalnya parameter input dan output. Selain itu jumlah parameter input dan output yang akan digunakan pada pemrograman dapat dilihat di diagram ini. Pada diagram ini juga digambarkan urutan kerja dari tiap parameter sesuai dengan flow chart yang telah dibuat sebelumnya. 3. Diagram ladder Setelah mengetahui parameter parameter yang akan digunakan pada pemrograman dan juga urutan kerja dari tiap parameter yang digunakan, maka kita dapat memulai untuk membuat diagram ladder. Pembuatan diagram ladder dilakukan dengan penggambaran simbol - simbol instruksi pemrograman. Simbol instruksi yang digambarkan akan diolah oleh PLC sebagai sistem kontrol. Diagram ladder inilah yang biasanya disebut sebagai program kontrol. 4 Tabel data Mneumonic Apabila diagram ladder telah dibuat, maka selanjutnya tabel data Mneumonic juga dapat dibuat. Tabel data Mneumonic adalah terjemahan dari urutan diagram ladder yang masih berupa simbol simbol instruksi pemrograman. Data Mneumonic sudah berupa perintah perintah dengan menggunakan perintah logika, contohnya : Ld, And dan Or. Setelah rancangan dari suatu program kontrol selesai dibuat maka selanjutnya program tersebut harus dimasukkan ke dalam memori PLC sehingga dapat diproses oleh PLC. Ada dua cara memasukkan program ke PLC, yaitu:

3 44 1. Menggunakan konsol PLC. PLC biasanya dilengkapi dengan sebuah konsol untuk memasukkan program. Program yang dimasukkan ke PLC melalui konsol biasanya sudah dalam bentuk data Mneumonic. 2. Menggunakan komputer yang sudah dilengkapi dengan software untuk memasukkan program PLC. Program yang dimasukkan ke PLC melalui komputer dapat berupa diagram ladder ataupun yang sudah berupa data Mneumonic. Setelah program dimasukkan ke dalam PLC maka PLC sudah siap untuk dioperasikan sebagai pengontrol sistem.

4 Deskripsi Kerja Sistem Bias Cutting Lama Untuk mengerti deskripsi kerja sistem mesin bias cutting maka perlu terlebih dahulu kita mengetahui bagian bagian utama mesin tersebut. Mesin bias cutting adalah mesin yang bekerja memotong ply yaitu kain nilon yang dilapis karet dengan ketebalan tertentu. Mesin ini terdiri dari enam bagian utama, yaitu let off, dancing roll, konveyor, carriage, panel kontrol dan operasi, serta wind up Let Off Gambar 3.1 Layout Let Off Roller Let off adalah bagian awal dari mesin bias cutting yang berfungsi menyediakan ply yang akan dipotong dengan panjang tertentu. Terdiri dari dua gulungan roll, yaitu yang berisi ply dan yang tidak berisi ply. Kedua

5 46 roll ditempatkan pada suatu dudukan yang bisa berputar, sehingga ply bisa ditarik keluar oleh konveyor Dancing Roll Dancing roll berfungsi untuk menampung sementara ply yang akan ditarik oleh konveyor, dengan maksud agar konveyor tidak menarik beban let off secara langsung. Gambar 3.2 Layout Dancing Roll System Konveyor Konveyor adalah bagian paling penting dari mesin bias cutting. Pada bagian ini pengukuran panjang ply dan pemotongan dilakukan. Konveyor digerakan oleh sebuah motor induksi yang dikontol menggunakan inverter. Motor ini diharapkan bekerja sesuai setting yang

6 47 telah diberikan. Setelah mencapai jarak sesuai setting maka ply dipotong oleh carriege dan konveyor kembali bekerja mengukur ply. Gambar 3.3 Layout Konveyor Utama Carriege Carriege atau konveyor pemotong adalah bagian yang berfungsi memotong ply setelah diukur oleh konveyor. Terdiri dari pisau yang berputar dengan kecepatan tinggi dan digerakan secara horisontal memotong ply. Digerakan oleh dua buah motor induksi yang masing masing menggerakan pisau dan carriege.

7 48 Gambar 3.4 Layout Carriege Cutter System Panel Kontrol dan Panel Operasi Berisi peralatan peralatan pengontrol yang menjalankan seluruh sistem mesin bias cutting. Panel kontrol berisi peralatan seperti PLC, inverter, kontaktor, pengaman elektrik, dan relai relai. Sedangkan panel operasi terdiri dari saklar saklar atau switch dan indikator indikator mesin Wind Up Wind up adalah bagian akhir dari mesin bias cutting. Bagian ini digunakan untuk menggulung ply yang telah dipotong di konveyor.

8 49 Gambar 3.5 Pemindahan Ply ke Konveyor Wind Up 3.3 Deskripsi Kerja Sistem Bias Cutting Baru Pada dasarnya permasalahan yang terjadi pada sistem bias cutting yang lama adalah terjadinya variasi hasil potongan diluar toleransi spect yang diberikan oleh departemen technical. Hal ini menyebabkan perlu dilakukannya corrective action oleh departemen engineering, yang pada akhirnya memutuskan untuk merubah motor penggerak konveyor sistem yang lama dari motor induksi ke motor yang mempunyai karakteristik posisi presisi dan torsi tinggi, sehingga diharapkan ketelitian mesin akan menjadi lebih tinggi, dan variasi potongan diharapkan tidak terjadi lagi. Jadi tidak terdapat perubahan deskripsi kerja, hanya perubahan beberapa peralatan dan program PLC saja.

9 Pemilihan Jenis Motor Motor yang terkenal akan karakteristik ketepatan posisi adalah motor stepper dan motor servo. Kedua motor ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing a. Motor stepper Kelebihandari motor ini antara lain : karakteristik motor stepper yang sinkron dengan pengontrolnya menyebabkan motor ini sangat presisi. Kontrol motor ini bisa menggunakan open loop sehingga tidak membutuhkan feedback biaya lebih murah Kekurangannya adalah : pada dasarnya arus yang mengalir ke gulungan motor tidak bisa dinaikan atau diturunka selama operasi, sehingga jika dibebani beban melebihi kapasitas maka motor bisa salah operasi motor ini mempunyai getaran dan noise yang lebih besar dibandingkan servo motor stepper tidak cocok untuk operasi torsi tinggi dikarenakan pola operasinya. Jika diberikan beban lebih maka bisa menyebabkan motor mengalami kegagalan akurasi langkahnya.

10 51 b. Motor servo Kelebihan motor servo antara lain : servo memproduksi torsi tinggi pada tiap kecepatan termasuk kecepatan nol sehingga pada saat beban berat tidak ada kehilangan step servo mampu menahan posisi static atau diam servo tidak panas berlebih pada saat static atau kecepatan rendah dikarenakan inersia yang rendah maka servo mampu berubah arah putaran dengan cepat servo mampu berakselerasi dan deselerasi dengan cepat sehingga mampu melakukan operasi kecepatan tinggi (5000 rpm maksimum) servo mampu berganti ganti posisi setiap saat tanpa kesalahan kontrol posisi mengandalkan transduser berupa encoder sehingga tingkat ketepatannya mampu mencapai 0,036 0 sesuai kemampuan drive unitnya. Kekurangan motor ini adalah : dengan kontrol feeback yang digunakan menyebabkan adanya waktu jeda antara kontrol dan feedback sehingga ada selisih waktu antara kontrol dan motor biaya lebih mahal

11 52 pada saat berhenti maka motor akan mencoba untuk berputar balik menyesuaikan pulsa feedback sehingga tidak memungkinkan operasi tanpa getaran Dengan perbandingan yang sangat jelas diantara motor motor diatas maka diputuskan untuk menggunakan motor servo agar mampu memberikan torsi tinggi dan mampu beroperasi pada kecepatan tinggi. 3.4 Desain Sistem Bias Cutting yang Baru Sistem penggerak konveyor pada sistem bias cutting yang lama menggunakan motor induksi tiga phasa 380 VAC yang dikontrol menggunakan inverter. PLC controller Feed back encoder Source 220 VAC 1 phase Inverter Source 380 VAC 3 phase No fuse breaker Motor induksi 3 phase 380 VAC encoder Gambar 3.6 Sistem Kontrol Bias Cutting Lama Dengan digantinya motor penggerak menjadi motor servo, maka pada sistem kontrol yang perlu dirubah adalah digantinya pengontrol motor dari inverter ke drive unit yang dibutuhkan servo yaitu servo amplifier. Kemudian

12 53 diadakan perubahan pada program PLC untuk mengatur parameter parameter amplifier dan modul posisi agar servo bekerja sesuai setting. Amplifier dihubungkan dengan PLC menggunakan modul posisi. Dalam hal ini dikarenakan PLC yang digunakan oleh sistem lama adalah merek mitsubishi seri A, dengan spesifikasi CPU A 2 U s CPU maka modul posisi yang dipilih adalah dari mitsubishi dengan spesifikasi A1SD75P1 yang mempunyai satu slot ke amplifier. Amplifier yang digunakan juga dari mitsubishi dengan spesifikasi MR J2S 500A, sehingga diharapkan tidak terjadi kesulitan dalam mengkomunikasikan alat alat tersebut. Motor yang kemudian digunakan adalah motor servo AC tiga phasa 130 VAC dengan daya 5 kw dan telah mempunyai built in encoder didalamnya. Modul posisi mengirimkan pulsa secara terus menerus ke amplifier sesuai kebutuhan pergerakan motor servo ini. Secara sederhana bisa digambarkan bahwa perubahan yang terjadi tidak banyak, hanya pada program PLC, motor drive, dan motor utama yang digunakan. PLC controller Source 220 VAC 1 phasa Servo amplifier encoder Trafo step down 380/220 VAC No fuse breaker Source 220 VAC 3 phasa Servo motor 220 VAC 3 phasa Feed back encoder Gambar 3.7 Sistem Bias Cutting Yang Baru

13 54 Untuk mengotrol suatu motor servo maka kita harus tahu konfigurasi dan cara kerja amplifiernya terlebih dahulu. Berikut ini ditampilkan konfigurasi dari servo amplifier yang digunakan pada mesin bias cutting ini Gambar 3.8 Konfigurasi Internal Servo Amplifier

14 55 Gambar 3.9 Konfigurasi Servo Amplifier ke Motor Servo Dari dua gambar diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa pengontrolan motor servo melalui servo amplifier adalah melalui port CN1A. Sedangkan pada

15 56 gambar berikut ditampilkan bagaimana hubungan antara port CN1A dengan modul posisi yang ada pada PLC. Gambar 3.10 Konfigurasi Modul Posisi ke Port CN1A

16 57 Maksud dari beberapa simbol dan singkatan singkatan di atas akan dijelaskan pada lembar lampiran. Setelah melihat gambar gambar diatas maka berarti pengontrolan servo adalah pengontrolan modul posisi. Hal ini berarti inti dari karakteristik yang diinginkan dari sebuah motor servo adalah bagaimana kita mengatur modul posisi. Untuk itu maka kita perlu tahu bagaimana konfigurasi dan kontrol yang dilakukan PLC terhadap modul posisi ini. Tabel 3.1 Input output ketika AD75 DItempatkan pada Slot 0 Arah sinyal : AD75 ==> CPU PLC Arah sinyal : CPU PLC ==> AD75 No. Alamat Nama sinyal No. Alamat Nama sinyal X0 AD75 READY Y0 X1 Axis 1 X2 Axis 2 X3 Axis 3 Start complete X4 Axis 1 X5 Axis 2 X6 Axis 3 Busy X7 Axis 1 Positioning complete X8 Axis 2 USE PROHIBITED X9 Axis 3 XA Axis 1 XB Axis 2 Error detection XC Axis 3 XD Axis 1 M code ON XE Axis 2 YF XF Axis 3 X10 X1F USE PROHIBITED Y10 Axis 1 Y11 Axis 2 Positioning start Y12 Axis 3 Y13 Axis 1 Axis stop Y14 Axis 2 Y15 USE PROHIBITED Y16 Axis 1 Forward run JOG start Y17 Axis 1 Reverse run JOG start Y18 Axis 2 Forward run JOG start Y19 Axis 2 Reverse run JOG start Y1A Axis 3 Forward run JOG start Y1B Axis 3 Reverse run JOG start Y1C Axis 3 Axis stop Y1D PLC READY Y1E USE PROHIBITED Y1F

17 58 PLC CPU AD75 Y1D X0 PLC READY signal AD75 READY signal Drive unit READY signal Upper/lower limit signal Near-point dog signal External signal Y16, Y18, Y1A Y17, Y19, Y1B Forward run JOG start signal Reverse run JOG start signal External interface Zero point signal Drive unit Deviation counter clear Positioning start signal Y10, Y11, Y12 X7, X8, X9 Positioning complete signal Pulse train X4, X5, X6 X1, X2, X3 Y13, Y14, Y1C BUSY signal Start complete signal Axis stop signal Interface with PLC Manual pulse generator A-phase Manual pulse generator B-phase Manual pulse generator XD, XE, XF M code ON Speed/position changeover signal Stop signal External start signal External signal XA, XB, XC Error detection signal Data write/read Parameter write/read Positioning data write/read Peripheral device interface Positioning start information write/read Zero point return operation (test) JOG operation (test) Positioning operation (test) Peripheral device Operation monitor Gambar 3.11 Konfigurasi Input/output AD75

18 59 Dari tabel dan gambar diatas maka kita sudah bisa menentukan input output mana yang akan digunakan. Setelah itu maka kita bisa mulai menulis parameter modul posisi sesuai dengan karakteristik motor servo yang kita inginkan. Keterangan tentang kabel, konektor konektor serta konfigurasi di dalam konektor akan diperlihatkan pada segmen lampiran. Gambar 3.12 Penerapan PLC, Modul Posisi dan Servo Amplifier Berikut ini digambarkan pengaturan parameter dasar motor servo dan pergerakannya.

19 60 M9036 MOV K0 D50 ini adalah setting parameter ukuran yang dipakai positioning module. K0 menunjukkan ukuran menggunakan milimeter MOV K6000 D51 MOV K2210 D52 ini adalah setting pulse per rotation ini adalah setting movement amount per rotation MOV K10 MOV K1 MOV K1 D53 D54 D55 ini adalah setting unit magnification setting pulse output, yang dipakai adalah CW/CCW rotation direction setting MOV K D56 MOV K2000 D58 limit kecepatan maksimal waktu yang dibutuhkan untuk berakselerasi MOV K2000 D60 waktu yang dibutuhkan untuk MOV K20 MOV K0 D62 D64 berdeselerasi kecepatan awal mode untuk memilih stepper atau standar. Nilai K0 menunjukan standard mode TO H8 K0 D50 K16 memindahkan semua setting diatas ke special module yang terhubung ke servo amplifier

20 61 M9036 DMOV K2000 D66 DMOV K2000 D68 DMOV K1000 D70 DMOV K1000 D72 DMOV K1000 D74 DMOV K1000 D76 DMOV K D78 setting akselerasi 1 setting akselerasi 2 setting akselerasi 3 setting deselerasi 1 setting deselerasi 2 setting deselerasi 3 setting kecepatan maksimal manual MOV K3 MOV K3 D80 D81 setting akselerasi manual setting deselerasi manual TO H8 K36 D66 K16 pindahkan semua setting diatas ke M9036 X0 Y9D PLS M0 positioning module PLC ready Trigger jalan otomatis M0 X1 DTO H8 K1306 K1000 Y90 TO H8 K1300 H300 TOP H8 K1150 K1 K1 DTO H8 K1304 K Y96 DTO H8 K1160 K50000 END Jarak putaran motor servo Positioning start Positioning identifier Mode modul posisi Pindahkan paramater diatas ke modul posisi Jogging Jog speed End program

21 62 Setelah dilakukan pengaturan parameter seperti di atas maka kemudian dilakukan uji pergerakan motor servo baik manual maupun otomatis dengan kondisi bebas atau belum terhubung ke beban. Setelah servo berhasil bekerja sesuai dengan yang diharapkan maka kemudian servo dimasukkan ke sistem bias cutting dengan cara mengganti motor induksi penggerak konveyor menggunakan motor servo dan kemudian menyisipkan program dan pengaturan parameter servo seperti potongan program di atas ke dalam program sistem bias cutting lama. Gambar 3.13 Penerapan Motor Servo Berikut ini merupakan seluruh program pengendalian motor servo yang disisipkan ke mesin bias cutting. Program ini sudah mengikut sertakan semua sensor dan saklar saklar yang ada pada mesin ini. Dengan kata lain ini adalah program akhir motor servo termasuk pengaturan parameter dasar dan perintah serta feedback yang diperlukan.

22 63 M MOV K0 D50 MOV K6000 D51 MOV K1000 D52 MOV K1 D53 MOV K1 D54 MOV K0 D55 DMOV K20000 D56 DMOV K1000 D58 DMOV K1000 D60 DMOV K100 D62 MOV K0 D M9038 TO H8 K0 D50 K16 DMOV K0 D66 DMOV K0 D68 DMOV K100 D70 DMOV K0 D72 DMOV K0 D74 DMOV K200 D76 DMOV K10000 D78 MOV K3 D80 MOV K3 D81 TO H8 K26 D61 K16 Gambar 3.13 Potongan Program Motor Servo

23 M9036 Y70 BIN K4X20 D31 READY LAMP D+ D31 K1000 D32 M39 M39 LENGTH SET BCD D31 D35 SET DISPLAY BCD D30 D M9036 X87 RST CURR.VAL.DI SPLAY M39 POST.COMP LETE M41 SET M39 SEND POST.START M9036 Y D/ D40 K1000 D30 READY LAMP CURR.VALUE D* D40 K6 D34 CURR.VALUE D/ D34 K10 D Y9D X80 X84 Y70 Y40 Y4A Y62 Y41 Y0A0 60% CURR.VALUE PLS Y90 PLC READY AD75 READY BUSY READY LAMP AUTO MODE AUTO START CARR REV MANUAL MODE PRESS DW TEST POST.START Y4A 1142 Y9D X87 SEND POST.START DTO H8 K1154 K0 K1 PLC READY POST. COMPLETE TO H8 K1150 K9003 K1 SET M40 POST. COMPLETE RST M42 LOW SPEED 1166 Y40 Y70 M40 X0F X0C SET M41 AUTO MODE READY LAMP POST. COMPLETE CARR REV PX OPERATOR PH AUTO CARR FWD Gambar 3.14 Potongan Program Motor Servo

24 X37 CARR FWD PX Y40 AUTO MODE RST RST M44 AUTO CARR FWD M40 Y60 PRESS DOWN SET PLS POST. COMPLETE M45 AUTO CARR REV M Y40 X0F RST SEND POST. START M AUTO MODE Y9D CARR REV PX M41 AUTO CARR REV DTO H8 K1306 D32 K1 PLC READY SEND POST.START LENGTH SET 1208 Y9D Y40 DTO H8 K1300 K512 K1 DFRO H8 K800 D40 K2 PLC READY AUTO MODE D>= D40 D41 CURR.VALUE SET M42 M42 CURR.VALUE 60% CURR VALUE LOW SPEED DTOP H8 K1156 K5000 K1 LOW SPEED M42 TOP H8 K1158 K1 K1 TOP H8 K1158 K1 K Y9D Y70 LOW SPEED Y41 X15 Y97 Y96 PLC READY READY LAMP MANUAL MODE C/V FWD X16 JOG REV RUN Y96 JOG FWD RUN Y97 C/V REV X15 C/V FWD X16 C/V REV JOG FWD RUN JOG REV RUN DTO H8 K1160 K10000 K1 DTO H8 K1160 K10000 K1 Gambar 3.15 Potongan Program Motor Servo

25 66 Y9D Y FROM H8 K807 D33 K1 PLC READY READY LAMP ALARM DATA > D33 K0 M43 ALARM DATA M43 X33 TO H8 K1151 K1 K1 ALARM RESET M9032 M43 Y70 Y41 Y8 SERVO ALARM 1334 Y0A1 READY LAMP MANUAL MODE CUTTER DOWN CUTTER DOWN TEST M44 Y8 AUTO CARR FWD Y41 PRESS DOWN X7 Y0A0 MANUAL MODE M44 PRESS DOWN PRESS DOWN TEST AUTO CARR FWD Y41 X5 M269 X35 T255 X37 MANUAL MODE M42 CARRIAGE FWD M42 Y0A3 CARR FWD TEST AUTO CARR FWD MANUAL MODE Y41 X6 M258 T254 X35 X0F Y0A0 MANUAL MODE M45 CARRIAGE REV Y41 Y0A2 CARR REV TEST AUTO CARR REV MANUAL MODE X0F Y0A3 M269 X M268 CARR REV PX M268 CARR FWD TEST CARR FWD PX M44 AUTO CARR FWD X37 Y0A2 M268 X0F 1381 M269 CARR REV PX M269 CARR FWD TEST CARR FWD PX 1387 END Gambar 3.16 Potongan Program Motor Servo

26 67 Setelah potongan program PLC di atas telah berhasil disisipkan maka desain telah selesai diterapkan dan selanjutnya hanya tinggak menguji pergerakan servo saja Dari potongan program di atas, program dengan nomor step 912 hingga 985 merupakan pengaturan parameter dasar dari servo, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Pengaturan jarak putaran otomatis motor servo ada pada step 1054 dan Pengaturan dilakukan menggunakan saklar BCD dan dikarenakan PLC membacanya sebagai masukan heksadesimal maka diubah menjadi BCD dengan perintah BCD pada step Positioning start otomatis diprogram pada step program nomor 1128 dengan berbagai persyaratannya. Sedangkan menjalankan servo secara manual ada pada step program nomor 1267 termasuk juga pengaturan batas kecepatannya.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH Analisa masalah digunakan sebagai sarana untuk melakukan modifikasi atau pembuatan system control baru menggantikan system control lama agar mendapatkan tujuan akhir yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL. Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan

BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL. Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan label plastik ke bodi botol dengan spesifikasi khusus yaitu supply label dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini. Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN MESIN CONVEYOR LINE ATE-4 DENGAN MITSUBISHI PLC Q SERIES DAN INTELLIGENCE MODULE Q64DAN DI PLANT A PT GAJAH TUNGGAL TBK. TANGERANG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Hardware yang dibangun merupakan mekanisme perancangan sistem kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan memanfaatkan media

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Dasar Perancangan Program PLC Dalam perancangan program PLC perlu diperhatikan beberapa hal penting agar suatu sistem yang dirancang dapat berfungsi dengan baik. Hal-hal

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan memaparkan secara jelas tentang pengujian yang telah dilakukan terhadap spindel utama yang ada pada mesin Aciera F5 serta menganalisa hasil dari percobaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Ekstensi (PPSE) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X Pada bab ini akan dibahas mengenai diagram alir pembuatan sistem kendali meja kerja mesin frais dalam arah sumbu-x, rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75)

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75) TE145352 Aplikasi Programmable Logic Controller Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75) 1. Jumlah Laporan Sementara ada 8 percobaan dan 20 halaman. Lembar Laporan Sementara ini merupakan lembar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mesin Power Press Mesin Power Press adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja kerja penekanan dengan melakukan pemotongan, pembentukan atau gabungan dari keduanya. Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 1.1.1 Tujuan Khusus Mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mempunyai sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menjelaskan karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VI MENGENAL TRAINER  BATO - 05 BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC TE090443 Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC Laboratorium PLC Program Studi D3 Teknik Elektro Pelaksanaan Praktikum: 1. Harap hadir 5 menit sebelum dimulai. Terlambat dilarang masuk. 2.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu: 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

Laporan Sementara Praktikum PLC Percobaan 1 Kelas: Kelompok: d.1. Sketsa Tata Letak Konfigurasi PLC yang digunakan untuk Praktikum:

Laporan Sementara Praktikum PLC Percobaan 1 Kelas: Kelompok: d.1. Sketsa Tata Letak Konfigurasi PLC yang digunakan untuk Praktikum: Laporan Sementara Praktikum PLC Percobaan 1 Kelas: Kelompok: d. Hasil Percobaan: d.1. Sketsa Tata Letak Konfigurasi PLC yang digunakan untuk Praktikum: d.2. Tabel Kebenaran Percobaan Gambar 1.1: Tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

PERANCANGAN HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) PADA HITCUT MACHINE DENGAN PLC OMRON SYSMAC CP1L

PERANCANGAN HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) PADA HITCUT MACHINE DENGAN PLC OMRON SYSMAC CP1L Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) PADA HITCUT MACHINE DENGAN PLC OMRON SYSMAC CP1L Rohmat Hidayat 1, Sumardi, ST, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya:

Lebih terperinci

Daftar Isi. Judul 1. Daftar Isi 2. Bab1 Pendahulua Instruksi-instruksi Dasar 4

Daftar Isi. Judul 1. Daftar Isi 2. Bab1 Pendahulua Instruksi-instruksi Dasar 4 LABORATORIUM PLC AA103 D3 - TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 17 18 September 2011 Daftar Isi Judul 1 Daftar Isi 2 Bab1 Pendahulua 3 1.1. Instruksi-instruksi

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN PANEL INVERTER DAN MIXER

BAB III RANCANG BANGUN PANEL INVERTER DAN MIXER BAB III RANCANG BANGUN PANEL INVERTER DAN MIXER Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja mixer dengan menggunakan inverter, dalam hal ini bagaimana cara mengoprasikan kerja motor listrik menggunakan

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur Komputer

Organisasi & Arsitektur Komputer Organisasi & Arsitektur Komputer 1 Unit Input - Output Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Eko Budi Setiawan mail@ekobudisetiawan.com www.ekobudisetiawan.com Teknik Informatika - UNIKOM 2013 Flash Back 2 Pengertian

Lebih terperinci

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC Nama Mahasiswa : Alifa Rachma Husaeni 2208 039 006 Alvian 220803033 Nama Pembimbing : Suwito, ST, MT. Program Studi D3 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK. PERANCANGAN ANTARMUKA HMI WEINTEK MT6070iH DAN PLC MITSUBISHI FX1S SEBAGAI KENDALI MESIN ROLL FEEDER DI PT TRIAS INDRA SAPUTRA

LAPORAN KERJA PRAKTEK. PERANCANGAN ANTARMUKA HMI WEINTEK MT6070iH DAN PLC MITSUBISHI FX1S SEBAGAI KENDALI MESIN ROLL FEEDER DI PT TRIAS INDRA SAPUTRA LAPORAN KERJA PRAKTEK PERANCANGAN ANTARMUKA HMI WEINTEK MT6070iH DAN PLC MITSUBISHI FX1S SEBAGAI KENDALI MESIN ROLL FEEDER DI PT TRIAS INDRA SAPUTRA Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian Kerja

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN Rancang bangun robot kontur kartesian ini melibatkan beberapa unsur sistem yang digabung menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROGRAMMABLE LOGIC (PLC) 2.1.1 Definisi PLC 1. NEMA (National Electric Facturer Association-USA) PLC adalah peralatan elektronik yang beroperasi secara digital yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian objek sesuai dengan ukuran, berat, bentuk, warna, dan bahan dasar seperti yang diperlihatkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa BAB IV PEMBAHASAN Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa proses produksi. Proses dari tebu kemudian berubah menjadi butiran butiran kristal gula yang siap jual. Dari beberapa

Lebih terperinci

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Sistemnya dapat berperan sebagai manual ataupun otomatis. d. Mampu menangani kondisi-kondisi industri yang sulit.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Sistemnya dapat berperan sebagai manual ataupun otomatis. d. Mampu menangani kondisi-kondisi industri yang sulit. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar belakang Penggunaan PLC Pada tahun 1968, para ahli devisi General Motor Corporations Hydramatic menghendaki bahwa sistem-sistem kendali yang digunakan hendaknya lebih fleksibel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv vi viii ix xii xii

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL) BAB III METODE STARTING MOTOR INDUKSI 3.1 Metode Starting Motor Induksi Pada motor induksi terdapat beberapa jenis metoda starting motor induksi diantaranya adalah Metode DOL (Direct Online starter), Start

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan 31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,

Lebih terperinci

SPC Application Note

SPC Application Note SPC Application Note AN152 GUI Oleh: Tim IE Artikel berikut ini membahas aplikasi Graphical User Interface (GUI) untuk dengan menggunakan bantuan program Visual Basic 6.0, serta tambahan komponen MSCOMM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

MP-01/03 Volumetric MAHAMERU. Model. Operation Manual. Quick Guide HMI Operational Making Program System Check Troubleshooting MACHINES INDUSTRY

MP-01/03 Volumetric MAHAMERU. Model. Operation Manual. Quick Guide HMI Operational Making Program System Check Troubleshooting MACHINES INDUSTRY MAHAMERU MACHINES INDUSTRY Operation Manual Model MP-01/03 Volumetric Mahameru MP-01/03 Volumetric Manual Book Quick Guide HMI Operational Making Program System Check Troubleshooting Daftar isi 1. Komponen

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu : Memahami fungsi PLC Mampu membuat program PLC Mampu menerapkan PLC untuk menyelesaikan permasalahan kontrol

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC BAB III FUNGSI BAGIAN PLC Programming Devices Processor Modul Input Modul Output Catu Daya Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC Dari gambar diatas, bagian bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain. LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI 3.1. Perencanaan Alat Simulasi Simulasi digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja system pengendalian escalator otomatis menggunakan programmable logic controller (PLC).

Lebih terperinci

Teknik Pemrograman PLC

Teknik Pemrograman PLC Kegiatan Belajar 2 Teknik Pemrograman PLC Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi 1. Merancang program kendali PLC sederhana 2. Memasukkan program ke dalam PLC 3. Mengecek kebenaran program A. Unsur-Unsur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGANALAT

BAB III PERANCANGANALAT BAB III PERANCANGANALAT 3.1. Tujuan Perancangan Berdasarkan kajian ladasan teori pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pembahasan berkenaan dengan perancangan alat, perancangan ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Alat Miniatur Lift 3 Lantai Sesuai pembahasan pada bab III, dan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang telah dicantumkan, hasil akhir miniatur lift tampak pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA Disusun Oleh : Nama : Adita Kusuma NIM : 41414110126 Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberterimaan dari portable PLC trainer kit. Penelitian dimulai melalui tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. SISTEM KONTROL MESIN SILO PADA AUTOMATIC MIXING Setiap mesin yang menggunakan pengontrolan PLC, membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Sistem Kerja Aktuator-aktuator yang digunakan pada pengolah limbah ini perlu adanya pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

Lebih terperinci

A/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL

A/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL A/D, D/A ASSEMBLY USER S MANUAL Apa itu converter? Untuk menghubungkan sistem komputer dengan alat-alat peripheral lain dibutuhkan interface. Kentac 825 adalah sebuah konverter yang bisa merubah sinyal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Untuk menjalankan proses produksi, program PLC, SCADA panel kontrol PLC dan MCC harus dalam kondisi ON atau hidup. Saat tombol atau intruksi pada SCADA dijalankan,

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER DAN COUNTER ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER Ada beberapa jenis timer yang digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci