BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mesin Power Press Mesin Power Press adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja kerja penekanan dengan melakukan pemotongan, pembentukan atau gabungan dari keduanya. Gambar 2.1 Mesin Power Press Mesin power press khususnya jenis hidraulik merupakan mesin yang didesain untuk proses deep drawing dengan bahan plat-plat logam dengan hasil yang akurat. Pada umumnya dimensi ini dapat dikatakan besar dibanding mesin-mesin produksi lain yang ada di perusahaan ini.

2 9 Dimensi yang penting terletak pada tinggi mesin itu dan biasanya dapat mencapai 3-4 meter. Ketinggian itu tergantung dari besarnya tonase mesin tersebut yang berpengaruh pada produk yang dipress. (gambar mesin 35 ton, 45 ton, 60ton dan 110 ton) Penggunaan tenaga hidrolik pada mesin power press dapat dikatakan cukup tepat karena pada prinsipnya gerakan dari silinder hidraulik cukup akurat. Hal ini dibuktikan bahwa silinder dapat bergerak dan bekerja dengan tepat pada jarak yang kita kehendaki. Selain itu tenaga yang dihasilkan dalam gerakannya juga cukup besar sehingga dapat melakukan proses press sesuai yang diinginkan Prinsip Kerja Mesin Power Press Pada proses produksi pembuatan komponen-komponen kendaraan, dari raw material sampai keluar menjadi barang jadi, material tersebut harus melewati berbagai tahapan proses. Salah satunya adalah proses pengepresan. Pada dasarnya proses pengepresan atau stamping menggunakan teknik tumbukan yaitu dengan menekan atau menumbuk suatu material (blank material) pada suatu mesin menjadi bentuk yang diinginkan. Yang dimana mesin press adalah mesin yang menompang sebuah landasan dan sebuah penumbuk, sebuah sumber tenaga, dan suatu mekanisme yang menyebabkan penumbuk bergerak lurus dan tegak menuju landasannya.

3 10 Untuk menghasilkan kualitas pengepresan yang baik, perlu adanya alatalat pendukung dalam melakukan proses produksi Bagian-bagian Mesin Power Press Gambar 2.2 Bagian-bagian Mesin Power press Gambar 2.3 Bagian-bagian Elektrikal Power press

4 Jenis-jenis Mesin Power Press Mesin power press diklasifikasikan menjadi beberapa macam menurut proses pengerjaan yang dilakukan, yaitu : Step Forming, Combination Forming dan Progressive Forming. 1. Step Forming Prinsip kerja dari mesin ini dijalankan secara manual oleh satu operator. Operator akan meletakkan logam pada dies (cetakan) pada mesin, kemudian menginjak foot step yang berguna untuk menggerakkan mesin satu kali proses. Logam hasil pengepresan akan tertiup angin dari blower yang kemudian akan masuk ke cerobong dan jatuh ke boks. Gambar 2.4 Step Forming 2. Combination Forming Prinsip kerja dari mesin ini dijalankan secara otomatis. Operator hanya akan mempersiapkan bahan dan boks untuk logam hasil pengepresan.

5 12 Gambar 2.5 Combination Forming 3. Progressive Forming Prinsip kerja dari mesin ini dijalankan secara otomatis. Operator hanya akan mempersiapkan bahan dan boks untuk logam hasil pengepresan. Gambar 2.6 Progressive Forming

6 Alat-alat Pendukung Mesin Power Press Untuk menghasilkan kualitas pengepresan yang baik, perlu adanya alat-alat pendukung dalam melakukan proses produksi. Alat-alat pendukung mesin press antara lain Dies, Uncoiller, NC Roll Feeder dan Scrap Cutter Dies Adalah suatu cetakan yang digerakkan oleh mesin press untuk menekan atau mengepres bahan atau material untuk menghasilkan barang yang sesuai. Gambar 2.7 Dies Dies merupakan alat bantu pembentukan atau pemotongan produk dari bahan dasar lembaran (sheet) atau gulungan (hoop) yang pengoperasiannya digerakan dengan mesin press, apakah mechanical press machine atau hydraulics press machine. Tujuan dari pembuatan pressing dies adalah untuk membuat komponen secara masal dengan ukuran dan

7 14 bentuk yang sama dalam waktu yang relatif singkat sehingga dapat menghemat waktu pengerjaan dan menghemat biaya produksi. Berdasarkan cara kerjanya, dies dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Single Operation Dies. Merupakan konstruksi dies yang mempunyai sebuah proses pada die set-nya dan hanya menghasilkan sebuah part dalam sekali stroke. Part yang dihasilkan dapat berupa hasil blank, part setengah jadi atau finish goods part. Single operation dies dibagi menjadi empat macam yaitu : a. Cut Off Die Dipergunakan hanya untuk proses potong dengan tujuan cutting blank, separating atau scrap cutting. b. Cut Off and Through Blanking Die Proses blank cutting, hanya saja hasil pemotongan akan jatuh ke bagian bawah dari die melewati lubang pada bolster mesin dan masuk ke tempat penampungan. c. Drop Through Die Konstruksi dies seperti ini pada umumnya untuk proses blanking dan untuk membuang scrap pada proses pierching. d. Inverted Die Die dimana hasil blank akan jatuh ke bawah die tetapi kembali ke atas pada posisi yang sama pada saat pemotongan.

8 15 2. Multiple Operation Dies. Merupakan dies yang didesain untuk bekerja pada dua atau lebih operasi dalam sekali stroke. Konstruksi dies ini lebih rumit sebab harus dicari kesesuaian die height dari proses-proses tersebut. Bila die height-nya tidak sama maka part yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dari gambar produknya. Multiple operation dies dibagi menjadi tiga macam yaitu : a. Compound Dies Merupakan gabungan dua atau lebih proses yang berhubungan menjadi satu, dimana dua atau lebih proses dirancang terdapat pada satu dies dan waktu prosesnya dilakukan serentak. b. Combination Dies Gabungan dari dua atau lebih proses pada satu die set yang tidak sejajar pemakaiannya. Dalam sekali stroke dihasilkan jumlah part sesuai dengan jumlah proses yang ada pada satu die set. c. Progressive Dies Dies terdiri dari banyak proses atau multiple station yang saling berhubungan yang berasal dari material yang sama. Menggunakan coil feeder sebagai penggerak coil secara otomatis. Part yang diproses dari awal akan menempel terus pada lembaran plat sampai dengan proses terakhir.

9 Uncoiller Adalah mesin pemutar hoop iron yang digunakan untuk menyalurkan gulungan hoop iron ke mesin power press. Gambar 2.8 Hoop Iron Uncoiller terdiri dari motor penggerak, unit control dan kontruksi mesin itu sendiri. Unit kontrol terdiri dari saklar, magnetik kontaktor dan limit switch. Gambar 2.9 Uncoiller

10 NC Roll Feeder Adalah mesin penarik hoop iron setelah hoop iron selesai melalui tahap pengepresan Gambar 2.10 NC Roll Feeder Spesifikasi NC Roll Feeder yang digunakan adalah : Type : NCR3A 401 Merk : DATE NC Roll Feeder terdiri dari slide of base, unit NC Roll Feeder dan Control panel. Gambar 2.11 Control Panel

11 18 Deskripsi metode operasi yang ada di control panel : 1. Selector switch mode operasi Mode operasi pada NC Roll Feeder dapat diatur antara manual, remote dan auto dengan mengaturnya melalui selector switch ini. MANU Mesin dioperasikan mode manual, dimana tombol R, F dan 1F dapat digunakan. REMOTE Mesin dioperasikan mode remote, dimana remote control box (optional) dapat digunakan. AUTO Mesin dioperasikan mode auto, dimana material hoop iron yang ditarik mesin ini sesuai dengan settingan yang telah ditentukan. 2. Push Button pada mode manual operasi R switch button Dalam mode manual, NC Roll Feeder akan menarik hoop iron dengan arah mundur selama R switch button ditekan. F switch button Dalam mode manual, NC Roll Feeder akan menarik hoop iron dengan arah maju selama F switch button ditekan. 1F switch button Dalam mode manual, NC Roll Feeder akan menarik hoop iron 1 cycle seperti kondisi mode auto. 3. Selector switch mode operasi valve Mode operasi valve dapat diatur antara open, close dan auto. Open Dalam mode open, feed roller membuka.

12 19 Close Dalam mode close, feed roller menutup. Auto Dalam mode auto, feed roller membuka dan menutup secara otomatis sesuai dengan sinyal yang diterima NC Roll Feeder dari cam switch. 4. Deskripsi tombol-tombol Variasi nilai settingan dapat dilakukan melalui tombol-tombol. Ini digunakan ketika menentukan parameter, dll. 0 to 9 Tombol 0 9 digunakan untuk menentukan nilai parameter. CL Clear key, digunakan untuk menghapus nilai yang dimasukkan dan kembali ke nilai sebelumnya. ENT Decision Key, digunakan untuk menetapkan nilai settingan yang dimasukkan. atau Increase Key, digunakan untuk mengurangi atau menambahkan settingan yang akan dimasukkan. 5. Tombol ACC (Acceleration) Tombol acceleration digunakan untuk mengatur nilai percepatan dari feed roller. 6. Tombol SPD (Speed) Tombol speed digunakan untuk melihat nilai kecepatan feed yang dimasukkan ketika mode setting. 7. Tombol LEN (Length)

13 20 Tombol length digunakan untuk melihat jarak feed yang dimasukkan ketika mode setting. 8. Tombol SEL Tombol SEL digunakan untuk tampilan display antara monitoring servo, alarm, dan parameter setting. Gambar 2.12 Display Scrap Cutter Adalah mesin yang bekerja untuk memotong hoop iron yang telah melalui proses pengepresan. Scrap cutter terdiri dari motor penggerak pisau, unit kontrol dan kontruksi mesin itu sendiri. Untuk motor penggerak pisau menggunakan motor induksi, unit kontrol terdiri dari saklar dan magnetik kontaktor.

14 21 Gambar 2.13 Scrap Cutter 2.2 PMD (Press Malfunction Detector) PMD (Press Malfunction Detector) adalah suatu tranduser yang mengolah sinyal masukan dari sensor-sensor yang terpasang dan kemudian menyalurkan sinyal hasil olahan tadi ke sistem transmisi berikutnya, yaitu ke PLC pada mesin power press. Gambar 2.14 PMD (Press Multi Detector)

15 22 Fitur-fitur yang ada pada PMD (Press Malfunction Detector) : 1. Mampu melakukan deteksi hingga enam parameter, penghitung dan menampilkan spm secara serempak 2. Tiga puluh kombinasi tersedia dengan memilih satu dari lima fungsi deteksi untuk setiap channel 3. Tiga timing waktu tersedia dari rotary cam, dan deteksi timing waktu dapat diatur 4. Membuat penghitung signal output dapat dilakukan dengan sekali tekan 5. SPM menampilkan strokes per minute dari proses pengepresan 6. Tampilan counter enam digit dan mode untuk fungsi yang lain dapat ditampilkan dengan satu kali press 7. Output tambahan (R2 output) menyediakan dua counter output yang tidak sama, ketika counter mencapai nilai set awal untuk kendali perangkat tambahan 8. Fungsi back up tersedia untuk mempertahankan nilai settingan, dll. Untuk jam setelah power off dan tidak perlu disetting ulang

16 Bagian-bagian PMD (Press Malfunction Detector) Gambar 2.15 PMD (Press Malfunction Detector) Bagian-bagian PMD (Press Malfunction Detector) 1. Indikator Settingan operasi Indikator yang menandakan settingan operasi, seperti : function setting, misfeed, ejection, counter, input signal A/B, preset count, count channel, S.P.M. 2. Tombol untuk memilih settingan operasi atau monitoring Tekan tombol ini untuk memilih settingan operasi, dan apabila ditekan ketika sedang beroperasi maka fungsinya adalah sebagai monitoring switch.

17 24 3. Mode settingan operasi Setiap mode settingan operasi sudah ditentukan, misal untuk settingan operasi end material = Tombol shift Tombol ini untuk setting channel atau digit pada display. 5. Tombol Up / Down Tombol ini untuk mengganti angka pada display. 6. Tombol untuk run atau set up Tombol ini untuk memberikan deteksi output pada setiap channel. 7. Tombol Reset Tombol ini untuk mengembalikan posisi dari setting unit mode ke mode operasi. 8. Indikator Stop output Ketika stop output terdeteksi maka indikator ini menyala merah. 9. Indikator Auxiliary output Ketika ada signal pada auxiliary output maka indikator ini menyala merah. 10. Indikator channel station Ketika ada sinyal pada input terminal, indikator channel station menyala. 11. Signal input jacks Lubang untuk masukan dari sensor.

18 Timing Indikator Indikator untuk posisi cam switch. 13. Tombol Reset Counter Tombol untuk mereset counter. 14. Display Display menampilkan settingan mode, function, settingan sudut, preset value, dll. Untuk function setting ada enam nomor yang dapat dipilih. Masing-masing nomor mewakili mode deteksi sensor yang terpasang. 0 bypass (inoperative mode) 1 Buckling detection Untuk fungsi buckling detection, sensor yang digunakan adalah sensor deteksi logam. 2 End of material Untuk fungsi End of material, sensor yang digunakan adalah photo sensor. 3 Mis-feed detection Untuk fungsi Mis-feed detection, sensor yang digunakan adalah proximity sensor. 4 Ejection detection Untuk fungsi Ejection detection, sensor yang digunakan adalah photo sensor.

19 Mode Awal PMD (Press Malfunction Detector) Gambar 2.16 Mode awal PMD (Press Malfunction Detector) Pada mode awal atau settingan dari pabrik, dapat dilihat di gambar 2.11 : 1. Function Setting CH 1, 2, 3 1, berarti untuk CH 1, 2, dan 3 digunakan untuk fungsi buckling detection (ON detection) CH 4 2, berarti untuk CH 4 digunakan untuk fungsi End of Material (OFF detection) CH 5 3, berarti untuk CH 5 digunakan untuk fungsi Mis-feed detection (Timing ON detection) CH 6 0, berarti untuk CH 6 di bypass. 2. Mis-feed Timing : 60º 90º Timing ON detection pada posisi rotary switch ON 60º 90º. 3. Ejection Timing Timing ON detection pada posisi rotary switch ON 200º 30º.

20 27 4. Counter Timing Counter menghitung pada posisi stroke 320º. 5. Input signal A/b switching Input signal AAAbAA berarti CH 1, 2, 3, 4, dan 5 ON detection sedangkan untuk channel 4 OFF detection. 6. Preset Count Preset count berarti tidak disetting. 7. Count Channel Count channel 0 0 berarti tidak disetting. 8. Stroke per minute (S.P.M) Stoke per minute (S.P.M) 000 berarti tidak disetting Cara Setting Function Mode Cara setting dari PMD (Press Malfunction Detector) dapat dilihat pada contoh berikut :

21 28 Untuk mengatur settingan pada PMD sesuai dengan ketentuan diatas, dapat dilakukan seperti berikut : Tabel 2.1 Daftar langkah settingan PMD Setelah langkah di atas selesai, cek kembali semua settingan dan PMD dalam keadaan siap jalan.

22 Cara untuk mengubah settingan Untuk mengubah settingan, ikuti langkah di bawah ini : 1. Tekan tombol Function select/monitor dan pilih operation setting untuk diubah. 2. Tekan Shift up/down untuk mengubah nilai. 3. Tekan Function select/monitor key sampai semua lampu indikator operation setting off Daftar Abnormal pada PMD (Press Malfunction Detector) Keabnormalisasian pada PMD dapat saja terjadi walaupun kita sudah yakin benar dalm pemasangan dan pensettingan. Berikut daftar abnormal yang ada pada PMD : Tabel 2.2 Daftar Abnormal pada PMD

23 Ejection Detector Sensor Ejection Detector Sensor digunakan untuk mendeteksi metal case setelah melalui proses pengepresan. Sensor yang digunakan adalah sensor cahaya atau photo sensor, ada juga yang menyebutnya photo switch. Photo sensor terdiri dari bagian transmitter (pemancar cahaya) dan bagian receiver (penerima cahaya). Photo sensor bekerja berdasarkan ada tidaknya cahaya (berasal dari transmitter) yang diterima oleh bagian receiver. Ada dua jenis switching dari sensor ini, yaitu dark on dan light on. 1. Dark On : sensor akan menyala jika tidak ada cahaya yang diterima oleh receiver. 2. Light On : sensor akan menyala jika ada cahaya yang diterima oleh receiver. Gambar 2.17 Ejection Detector Sensor Metode penginderaan sensor ini menggunakan metode throughbeam sensor, yaitu Objek atau item akan terdeteksi bila memotong garis pancaran cahaya yang berasal dari emitter menuju receiver.

24 31 Gambar 2.18 Prinsip kerja through-beam sensor 2.4 End Material Sensor Sensor End material digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya material pada mesin power press. Sensor yang digunakan adalah sensor cahaya atau photo sensor. Sensor yang dipakai tidak menggunakan reflector, sehingga transmitter dan receiver berada pada satu unit. Gambar 2.19 Sensor Deteksi Material Metode penginderaan sensor ini menggunakan metode diffusereflective sensor, mendeteksi adanya benda ketika benda tersebut memantulkan cahaya yang dipancarkan pengirim atau transmitter ke bagian penerima atau receiver sensor itu sendiri.

25 32 Gambar 2.20 Prinsip kerja through-beam sensor 2.5 Rotary Cam Switch Rotary Cam Switch didesain untuk mengontrol langkah putaran shaft dari suatu mesin dan juga memastikan bukan hanya safety pada mesin, tapi juga kehandalan, putaran tinggi dan getaran untuk mesin-mesin otomatis. Dikhususkan untuk mesin press dan semua mesin produksi yang otomatis. Gambar 2.21 Rotary Cam Switch Ada dua tipe rotary cam switch : 1.Rotary cam switch dengan limit switch 2.Rotary cam switch dengan proximity switch

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Mesin Power Press adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja

LANDASAN TEORI. Mesin Power Press adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja 7 `BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mesin Power Press Mesin Power Press adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja penekanan dengan melakukan pemotongan, pembentukan atau gabungan dari keduanya. Gambar 2.1

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER DAN COUNTER ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER Ada beberapa jenis timer yang digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. SISTEM KONTROL MESIN SILO PADA AUTOMATIC MIXING Setiap mesin yang menggunakan pengontrolan PLC, membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam uji coba ini penulis akan melakukan simulasi alat dari kerja rangkaian sistem pengeruk sampah secara otomatis ini. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sekaligus membuktikan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pada bab ini adalah bagian dari proses Metal Stamping yang meliputi Stamping Fundamental Die, membahas tentang bentuk operasi yang berbeda. Bagian

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa BAB IV PEMBAHASAN Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa proses produksi. Proses dari tebu kemudian berubah menjadi butiran butiran kristal gula yang siap jual. Dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini. Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA

PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Zaini NPM : 27411719 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri : Teknik Mesin : Ir. Arifuddin, MM., MSC. LATAR

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle. Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle.  Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sistem Counting Bottle Pada prinsipnya sistem ini digunakan untuk menghitung botol tranparan pada conveyor yang sedang beroperasi dengan kecepatan 400-500 botol permenit. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Dasar Perancangan Program PLC Dalam perancangan perubahan program PLC perlu diperhatikan beberapa hal penting agar suatu sistem yang dirancang dapat berfungsi dengan baik.

Lebih terperinci

BAB II SENSOR WIRING & SINKING SOURCING. 1. Tujuan Percobaan

BAB II SENSOR WIRING & SINKING SOURCING. 1. Tujuan Percobaan BAB II SENSOR WIRING & SINKING SOURCING 1. Tujuan Percobaan Memahami Prinsip Sinking-Sourcing pada Sensor Diskrit dan Input Module PLC Memahami Cara Menghubungkan Sensor Diskrit dengan Input Module PLC

Lebih terperinci

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop

Lebih terperinci

IK UJI TARIK BAJA INTRUKSI KERJA

IK UJI TARIK BAJA INTRUKSI KERJA Halaman : 1 dari 7 INSTRUKSI KERJA 1. Hidupkan mesin dengan memindahkan breaker ke posisi ON. Breaker terletak di sisi kiri Control Console (lihat Gambar 16). 2. Tekan tombol PUMP ON, kemudian putar posisi

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 37 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan Automatic Spray Control ini menggunakan PLC NAiS buatan Panasonic tipe FP0-C14RS, yang berfungsi untuk mengontrol Counter, Relai, Timer,

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv vi viii ix xii xii

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN MEMBER REAR FLOOR MENGGUNAKAN MESIN STAMPING DI PT. MANDIRI PRATAMA INTILOGAM

PROSES PEMBUATAN MEMBER REAR FLOOR MENGGUNAKAN MESIN STAMPING DI PT. MANDIRI PRATAMA INTILOGAM PROSES PEMBUATAN MEMBER REAR FLOOR MENGGUNAKAN MESIN STAMPING DI PT. MANDIRI PRATAMA INTILOGAM Nama : Khairul Insani Montazery NPM : 23411954 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT. Latar

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana BAB III DASAR TEORI 3.1 Water Decaunting Water Decaunting merupakan satu siklus dari rantai siklus pembuatan makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana kaleng sarden yang telah

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang solusi dari permasalahan yang diberikan dalami tugas kerja praktik yaitu tentang instalasi dan cara kerja dari penyambung track electric dan alat pemantau

Lebih terperinci

Prototype Sistem Pengisian Dus Otomatis dengan Robotik Berbasis PLC (Programmable Logic Controller)

Prototype Sistem Pengisian Dus Otomatis dengan Robotik Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) 25 Prototype Sistem Pengisian Dus Otomatis dengan Robotik Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) Beny Prastiya dan Tatyantoro Andrasto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP :

ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP : FIELD PROJECT 2011 ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP : 6308030008 LATAR BELAKANG Mesin Gap Shear merupakan suatu mesin potong yang menggunakan sistem hidrolik

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control 4.1 Garis Besar Perancangan Sistem BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK Perlu diketahui bahwa system yang penulis buat ini menggunakan komponen elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC TUGAS AKHIR -TE090362 Bidang Studi Elektro Industri Program D3 Teknik Elektro (Disnaker) ITS Surabaya Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC Riski Arif Sucahyo _2210039014

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teflon ( polytetrafluoroethylene ). Dalam kimia, polytetrafluoroethylene (PTFE) adalah fluoropolymer sintetis dari tetrafluoroethylene yang digunakan dalam berbagai aplikasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Press Tool Press Tool adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja penekanan dengan melakukan pemotongan atau pembentukkan atau gabungan dari keduanya. Peralatan ini

Lebih terperinci

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Sorting process ( proses manual ) Proses kerja sortir di area finishing-sortir sudah ada sejak awal berdirinya perusahaan dan tidak dapat dihindari sebagai salah satu dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT. elektrikal dan sipil dapat dikontrol melalui PLC sebagai kontrollernya.

BAB IV PENGUJIAN ALAT. elektrikal dan sipil dapat dikontrol melalui PLC sebagai kontrollernya. BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dan sipil dapat dikontrol

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Perencanaan dan Perhitungan Bahan Dalam pengoperasian motor induksi tiga fasa direncanakan menggunakan PLC ZEN, sebagai alat control utamanya. Selain PLC ZEN juga

Lebih terperinci

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Hardware yang dibangun merupakan mekanisme perancangan sistem kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan memanfaatkan media

Lebih terperinci

PROJECT TEST BIDANG LOMBA INDUSTRIAL CONTROL KESELAMATAN DAN KESEHATAN

PROJECT TEST BIDANG LOMBA INDUSTRIAL CONTROL KESELAMATAN DAN KESEHATAN PROJECT TEST BIDANG LOMBA INDUSTRIAL CONTROL KESELAMATAN DAN KESEHATAN 1. Setiap kompetitor bertanggung jawab atas keselamatan dirinya 2. Setiap ckmpetitor wajib menjaga agar area kerjanya bebas dari kotoran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Die Press / Press Tool Die press atau press tool adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses pemotongan atau pembetukan pelat menjadi produk yang dikehendaki

Lebih terperinci

A. Receipt printer thermal ND9C

A. Receipt printer thermal ND9C Receipt Printer untuk mesin Wincor ada beberapa Type, yang biasa kita kenal antara lain : 1. Receipt Printer Thermal untuk Wincor Procash 2000 yaitu ND9C 2. Receipt Printer Thermal untuk Wincor Procash

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. ALUR PROSES PENGERJAAN Pada waktu pelaksanaan Kerja Praktik, penulis ditugaskan untuk membantu proses Membuat komponen Dies Guard RL Hanger K25A, Adapun diagram

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL Anderianes Wira 1*, Djoko Setyanto 2, Isdaryanto Iskandar 3 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, FakultasTeknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan sistem PLC web server sebagai sistem kontrol coal crushing plant merupakan sistem yang mampu mengontrol dan memberikan informasi keadaan plant secara real-time,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian

Lebih terperinci

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC Nama Mahasiswa : Alifa Rachma Husaeni 2208 039 006 Alvian 220803033 Nama Pembimbing : Suwito, ST, MT. Program Studi D3 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Dasar utama perancangan dies seat caking ini bertujuan untuk mengganti dies seat manual yang sudah ada di PT. Selamat Sempurna, Tbk. Dies seat manual dirasa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 1.1.1 Tujuan Khusus Mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mempunyai sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menjelaskan karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN BAB lll METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pembuatan Alat Dalam penyusunan bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana merancang alat tersebut beserta rangkaiannya, perancangan dengan menentukan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci