ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN"

Transkripsi

1 ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN Yunico Handhian 1, Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D 2 dan Ir. Wahyu Herijanto, MS 3 1 Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Klampis Aji I 34 Sukolilo Surabaya HP : yunico_msn98@yahoo.com 2 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK Proses penentuan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin didahului oleh beberapa tahap perencanaan yaitu Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan dan penyusunan Rancangan Rencana Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, penyusunan Rancangan Awal Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah serta penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD Kabupaten Merangin. Selanjutnya dibahas dalam Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten Merangin. Permasalahan yang dihadapi adalah pada semua tahapan perencanaan yang kemudian dilanjutkan dengan Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah belum adanya metode untuk menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan dengan memadukan berbagai kriteria yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan kriteria serta urutan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin berdasarkan keterpaduan antara kriteria dan mekanisme kondisi eksisting di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process.`Kriteria yang digunakan untuk pemeliharaan rutin dan berkala adalah sama, namun besar bobot kepentingannya berbeda. Kriteria pemeliharaan rutin dan berkala dimaksud adalah potensi ekonomi komoditi unggulan, kondisi jalan, jumlah fasilitas umum dan sosial, hierarki jalan, jumlah penduduk pengguna ruas jalan, lalu lintas harian rata-rata, jumlah trayek angkutan umum dan jumlah pemanfaatan ruas jalan. Urutan prioritas pemeliharaan rutin berdasarkan metode AHP disesuaikan dengan anggaran yang tersedia adalah Jemb. Rasau-Ps Pamenang, Sumber Agung-Bts Bungo Tanjung, Bangko Rendah, Sp Jelatang-Ds Jelatang, Sp Lubuk Gaung-Titian Teras, Ma Delang-Bungo Antoi, Bangko Tinggi, Ds Danau-Ds Telun, Tambang Mas-Lantak Seribu, Sei Manau-Sei Pinang, Masjid Agung-SMA, Sp Kungkai-Kungkai, Sp Seling-Ma Jernih, H Kamil, Bungo Antoi-Bts Sarolangun dan Pematang Kancil-Tanah Abang. Sedangkan urutan prioritas pemeliharaan berkala adalah Sp Margoyoso-Sumber Agung, Ds Muara Madras-Hulu Mentenang, Sp Tambang Besi-`Ds Tambang Besi, Sumber Agung-Bts Ma Delang, Sp Limbur Merangin-Pinang Merah, Lubuk Beringin-Lubuk Birah, Sp Pulau Tengah-Ds Pulau Tengahdan Sp Pesantren-Sp Dsn Tambang Besi. Kata kunci : AHP, Kabupaten Merangin, pemeliharaan jalan, urutan prioritas. PENDAHULUAN Sesuai dengan karakteristiknya, jalan mempunyai kecenderungan mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan. Untuk memperlambat laju penurunan kondisi dan mempertahankan kondisi pada tingkat yang layak, jalan tersebut perlu dikelola pemeliharaannya dengan baik agar dapat berfungsi sepanjang waktu. Kabupaten Merangin mempunyai wilayah sangat luas yang terdiri dari banyak kecamatan dan desa dengan potensi dan kondisi yang berbeda, hal ini merupakan permasalahan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Merangin dalam menentukan prioritas pembangunan daerah, termasuk dalamnya prioritas pemeliharaan jalan. Panjangnya ruas jalan yang membutuhkan pemeliharaan, ditambah lagi keterbatasan dana yang mengakibatkan tidak memungkinkannya pemeliharaan jaringan jalan dapat dilakukan sekaligus dalam 1 (satu) tahun anggaran untuk semua ruas jalan, memerlukan perencanaan ISBN yang baik dalam menentukan prioritas pemeliharaan jalan. Proses penentuan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin didahului oleh beberapa tahap perencanaan yaitu Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan dan penyusunan Rancangan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, penyusunan Rancangan Awal Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah serta penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD Kabupaten Merangin. Permasalahan yang dihadapi pada masing-masing tahapan perencanaan tersebut, yang selanjutnya dibahas dalam Forum Musrenbang Kabupaten yang dikenal juga dengan istilah Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah belum adanya metode untuk menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan dengan memadukan berbagai kriteria yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan kriteria serta urutan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten di Kabupaten A-193

2 Merangin berdasarkan keterpaduan antara kriteria dan mekanisme kondisi eksisting di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Merangin dengan obyek penelitian ruas jalan kabupaten yang termasuk dalam usulan prioritas pemeliharaan rutin dan berkala oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar adalah : tahap pertama, melakukan studi terhadap Norma, Standar, Peraturan dan Manual (NSPM) yang berkaitan dengan perumusan masalah pada penelitian ini, tahap kedua, melakukan identifikasi dan pengelompokan per kecamatan ruas jalan yang termasuk dalam usulan prioritas pemeliharaan rutin dan berkala oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin, tahap ketiga, menyusun model hierarki, selanjutnya menyusun dan menyebarkan kuesioner. Adapun data yang digunakan terdiri dari data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan secara survei instansional dalam bentuk laporan-laporan atau kajian-kajian yang terkait dengan topik penelitian. Data sekunder di peroleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Bappeda Kabupaten Merangin serta instansi terkait lainnya. Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung melalui objeknya. Pengumpulan data primer menggunakan metode penyebaran kuisioner. Penyebaran kuesioner kepada penentu kebijakan (Pejabat Pemerintah Kabupaten Merangin) dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Kuisioner Tahap I menggunakan skala likert untuk mengetahui kriteria yang berpengaruh dalam penentuan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten. Skor yang dipakai adalah menggunakan angka 1-5 untuk menyatakan tingkatan kepentingan berdasarkan skala likert. Kuisioner Tahap II untuk menentukan prioritas pemeliharaan ruas jalan kabupaten. Kuisioner Tahap II ini menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Skor yang dipakai dalam penentuan prioritas menggunakan angka dari 1-9 untuk menyatakan tingkatan pengaruh atau kepentingan kriteria terhadap ruas jalan penelitian. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan responden adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan adalah responden merupakan para pejabat yang ikut terlibat dalam membuat keputusan penentuan urutan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten dan termasuk dalam anggota Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) bidang Pembangunan, yang merupakan forum pengambil keputusan untuk prioritas pembangunan daerah. Kriteria yang digunakan pada penelitian diperoleh dari hasil kajian terhadap proses penentuan ruas jalan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin serta berbagai dokumen perencanaan Kabupaten Merangin dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteriakriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria Yang Digunakan Dalam Menentukan Urutan Prioritas Kegiatan Peningkatan Jalan Kabupaten Berdasarkan Kondisi Eksisting No Kriteria 1 Potensi ekonomi komoditi unggulan 2 Kondisi ruas jalan 3 Jumlah fasilitas umum dan sosial Literatur Lembaga A B C 4 Hierarki jalan 5 Jumlah penduduk pengguna ruas jalan 6 Lalu lintas harian ratarata (LHR) 7 Trayek angkutan umum 8 Pemanfaatan ruas jalan Jumlah Keterangan Literatur Lembaga 1 : RPJP A : Dinas PUP 2 : RPJM B : DPRD 3 : RTRW C : Bappeda 4 : SK Menteri PU No. 77/KPTS/Db/1990 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten Untuk mengetahui kriteria- kriteria yang digunakan dalam menentukan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten mengacu pada Tabel 1 dan hasil dari kuisioner dengan memakai skala likert. Skor yang dipakai adalah menggunakan angka 1-5 untuk menyatakan tingkatan kepentingan berdasarkan skala likert, yaitu : skor 1 untuk menyatakan tingkatan sangat tidak penting, skor 2 untuk menyatakan tingkatan tidak penting, skor 3 untuk menyatakan tingkatan cukup penting, skor 4 untuk menyatakan tingkatan penting dan skor 5 untuk menyatakan tingkatan sangat penting. Skala likert ini menggambarkan pendapat responden terhadap suatu kriteria apakah suatu kriteria tersebut sangat penting, penting, cukup penting, tidak penting dan sangat tidak penting. Setelah kuisioner A-194 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

3 dilaksanakan maka dihitung masing-masing skor dan persentase skor kriteria dari jawaban responden. Urutan prioritas pemeliharaan jalan ditentukan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan urutan prioritas berdasarkan bobot dari masing-masing ruas jalan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pembobotan Tingkat Kepentingan Kriteria untuk masing-masing jenis pemeliharaan. Yang dilakukan dalam tahap ini adalah menghitung bobot masing-masing kriteria yang ada. Pengukuran tingkat kepentingan kriteria berdasarkan skala penilaian dari jawaban responden terhadap kuesioner yang disebarkan. Langkah pertama adalah membuat matriks perbandingan berpasangan yaitu setiap kriteria dibandingkan secara berpasangan. Dalam mengisi matriks perbandingan berpasangan digunakan skala penilaian 1 sampai dengan 9. Langkah kedua adalah normalisasi matriks berpasangan tersebut dengan cara membagi tiap elemen matrik dengan totalnya. 2. Pembobotan Tingkat Kepentingan Kelompok Kecamatan Berdasarkan Masing-masing Kriteria Untuk Masing-masing Jenis Pemeliharaan. Setelah bobot dari masing-masing kriteria ditentukan, langkah selanjutnya adalah menghitung bobot kelompok kecamatan berdasarkan kriteria yang ada. Pengukuran tingkat kepentingan kelompok kecamatan berdasarkan skala penilaian dari jawaban responden terhadap kuesioner yang disebarkan. Langkah pertama adalah membuat matriks perbandingan berpasangan yaitu setiap kelompok kecamatan dibandingkan secara berpasangan ditinjau dari masing-masing kriteria. Dalam mengisi matriks perbandingan berpasangan digunakan skala penilaian yang sama dengan skala penilaian kriteria. Langkah kedua adalah normalisasi matriks berpasangan tersebut dengan cara membagi tiap elemen matrik dengan totalnya. Bobot kepentingan kelompok kecamatan ditentukan dengan jalan menghitung bobot dari masing-masing kelompok kecamatan berdasarkan masing-masing kriteria secara bersama-sama. Langkah pertama adalah membuat sebuah matriks dengan komponennya merupakan bobot masingmasing kelompok kecamatan per kriteria dan sebuah matriks lain dengan komponennya merupakan bobot dari masing-masing kriteria. Selanjutnya mengalikan matriks bobot setiap kelompok kecamatan per kriteria dengan matriks bobot masing-masing kriteria. Hasil perkalian tersebut merupakan bobot kepentingan dari masing-masing kelompok kecamatan yang telah dipengaruhi oleh hierarki di atasnya dalam hal ini kriteria. 3. Pembobotan Tingkat Kepentingan Ruas Jalan Per Kecamatan Berdasarkan Masing-masing Kriteria dan Kelompok Kecamatan Untuk Masing-masing Jenis Pemeliharaan. Setelah bobot kepentingan dari masing-masing kelompok kecamatan yang telah dipengaruhi oleh hierarki di atasnya dalam hal ini kriteria ditentukan, langkah selanjutnya adalah menghitung bobot kepentingan masing-masing ruas jalan berdasarkan kriteria dan kelompok kecamatan yang ada. Pengukuran tingkat kepentingan ruas jalan berdasarkan skala penilaian dari jawaban responden terhadap kuesioner yang disebarkan. Langkah pertama adalah membuat matriks perbandingan berpasangan ruas jalan dibandingkan secara berpasangan berdasarkan kelompok kecamatan dan kriteria yang ada. Dalam mengisi matriks perbandingan berpasangan digunakan skala penilaian yang sama dengan skala penilaian kriteria. Langkah kedua adalah normalisasi matriks berpasangan tersebut dengan cara membagi tiap elemen matrik dengan totalnya. Bobot kepentingan ruas jalan ditentukan dengan jalan menghitung bobot dari masing-masing ruas jalan berdasarkan masing-masing kelompok kecamatan dan kriteria secara bersama-sama. Langkah pertama adalah membuat sebuah matriks dengan komponennya merupakan bobot masingmasing ruas jalan per kelompok kecamatan per kriteria dan sebuah matriks lain dengan komponennya merupakan bobot dari masingmasing kelompok kecamatan yang telah dipengaruhi kriteria. Selanjutnya mengalikan matriks bobot setiap ruas jalan per kelompok kecamatan per kriteria dengan matriks bobot masing-masing kelompok kecamatan yang telah dipengaruhi kriteria. Hasil perkalian tersebut merupakan bobot kepentingan dari masingmasing ruas jalan yang telah dipengaruhi oleh hierarki di atasnya dalam hal ini adalah kelompok kecamatan dan kriteria. 4. Penentuan Urutan Prioritas Bobot kepentingan dari masing-masing ruas jalan yang telah dipengaruhi oleh hierarki di atasnya dalam hal ini adalah kelompok kecamatan dan kriteria digunakan untuk menentukan urutan prioritas dari ruas jalan. Urutan prioritas dibuat berdasarkan nilai bobot tertinggi. Nilai bobot tertinggi merupakan urutan pertama dan nilai terendah merupakan urutan terakhir. Setelah diketahui urutan prioritas hasil penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan usulan prioritas penanganan jalan berdasarkan anggaran dana yang disediakan. Untuk mendapatkan jumlah jalan yang akan ditangani dilakukan dengan mengurutkan ruas jalan yang mempunyai bobot kepentingan terbesar sampai nilai uang yang tersedia terpenuhi. ISBN A-195

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kajian kondisi eksisting sebagaimana Tabel 1 menunjukkan bahwa dalam menentukan urutan prioritas kegiatan pemeliharaan jalan kabupaten, kriteria dan sumber acuan yang digunakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin bervariasi sesuai tugas pokok dan fungsi dari lembaga-lembaga tersebut. Total kriteria yang digunakan sebanyak 8 (delapan) kriteria yang penggunaannya bervariasi untuk ketiga lembaga tersebut. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan menggunakan 6 (enam) kriteria, DPRD 5 (lima) kriteria dan Bappeda Kabupaten Merangin sebanyak 8 (delapan) kriteria. Kriteria hasil kompilasi antara kriteria yang digunakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin serta beberapa dokumen perencanaan dan peraturan perundangan yang berlaku didefinisikan sebagai berikut : a. Potensi ekonomi komoditi unggulan Potensi ekonomi dari komoditi unggulan diperoleh dari keuntungan yang nyata atau keuntungan yang diterima langsung oleh masyarakat dari hasil komoditi yang ada di sepanjang ruas jalan penelitian dalam satuan rupiah. b. Kondisi ruas jalan Kriteria kondisi ruas jalan yang akan diteliti yaitu diukur berdasarkan tingkat penilaian kerusakan dan luas kerusakan dalam satuan m 2. c. Jumlah fasilitas umum dan sosial Merupakan jumlah dari fasilitas umum dan sosial yang terdapat di sepanjang jalan penelitian. Fasilitas umum dan sosial yang diperhitungkan dalam penelitian ini antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, pasar dan kantor pemerintahan dalam satuan buah. d. Hierarki Jalan Untuk menentukan urutan prioritas ruas jalan berdasarkan kriteria hierarki jalan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu : - Urutan letak ruas jalan penelitian dari ruas jalan nasional atau jalan provinsi. - Jumlah anak cabang ruas jalan penelitian. Hierarki jalan ini dinyatakan dalam satuan banyaknya cabang. e. Jumlah penduduk Merupakan banyaknya jumlah penduduk pengguna ruas jalan penelitian dinyatakan dalam satuan jiwa. f. LHR Merupakan Lalu Lintas Harian Rata-rata pada ruas jalan penelitian dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). g. Jumlah trayek angkutan umum Merupakan banyaknya trayek angkutan umum yang melewati ruas jalan yang akan diteliti dinyatakan dalam satuan buah. h. Jumlah Pemanfaatan Jalan Jumlah pemanfaatan ruas jalan merupakan banyaknya sektor komoditi unggulan (pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, pariwisata, industri dan permukiman) dan sektor pelayanan publik (pendidikan, kesehatan, peribadatan dan permukiman) yang dilayani ruas jalan penelitian. Adapun para pejabat dimaksud terdiri dari : 1. Responden 1 (Kabid Bina Marga Dinas PUP). 2. Responden 2 (Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda). 3. Responden 3 (Kabid Sosial Budaya Bappeda). 4. Responden 4 (Anggota Komisi B DPRD). 5. Responden 5 (Kasi Survei dan Pendataan Bina Marga Dinas PUP). 6. Responden 6 (Kasi Pembangunan, Peningkatan, dan Pemeliharaan Jalan Dinas PUP ). 7. Responden 7 (Kasubbid Perhubungan dan Prasarana Fisik Bappeda). 8. Responden 8 (Kasubbid Tata Ruang dan SDA Bappeda). 9. Responden 9 (Kasubbid Pertanian Bappeda ). 10. Responden 10 (Camat Bangko). 11. Responden 11 (Camat Pamenang). 12. Responden 12 (Camat Tabir). 13. Responden 13 (Camat Sungai Manau). 14. Responden 14 (Camat Tabir Selatan). 15. Responden 15 (Camat Tabir Ulu). 16. Responden 16 (Camat Batang Mesumai). 17. Responden 17 (Camat Nalo Tantan). 18. Responden 18 (Camat Pamenang Barat). 19. Responden 19 (Camat Muara Siau). 20. Responden 20 (Camat Lembah Masurai). 21. Responden 21 (Camat Jangkat). 22. Responden 22 (Camat Renah Pembarap). Kuisioner penentuan kriteria menggunakan skala likert untuk mengetahui pendapat responden berkaitan dengan kriteria-kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan urutan prioritas pemeliharaan jalan. Hal ini dilakukan untuk menyatukan pendapat responden yang pada dasarnya berada dalam dinas/ instansi yang berbeda. Dimana masing-masing dinas/ instansi tersebut mempunyai kriteria yang berbeda dalam penentuan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten. Berdasarkan perhitungan, diperoleh kriteria-kriteria yang digunakan dalam menentukan urutan prioritas pemeliharaan rutin dan berkala jalan A-196 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

5 kabupaten di Kabupaten Merangin yaitu potensi ekonomi komoditi unggulan, kondisi jalan, jumlah fasilitas umum dan sosial, hierarki jalan, jumlah penduduk pengguna ruas jalan, lalu lintas harian ratarata, jumlah trayek angkutan umum dan jumlah pemanfaatan ruas jalan. Data nilai kriteria yang digunakan dalam menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten didapat melalui data-data sekunder yang ada pada dinas/ instansi terkait. Data tersebut disertakan dalam kuisioner perbandingan berpasangan hierarki agar responden mendapatkan kecukupan informasi dan mempermudah responden dalam memberikan jawaban terhadap kuisioner. Dengan demikian diharapkan responden lebih konsisten dalam jawabannya. Penyusunan model hierarki terdiri dari 4 (empat) level hierarki, yaitu: level pertama adalah tujuan utama penelitian, level kedua adalah kriteria, level ketiga adalah kelompok kecamatan, level keempat adalah ruas-ruas jalan penelitian. Penyusunan model hierarki menjadi 4 level hierarki dimaksud agar dalam penentuan bobot kepentingan ruas jalan telah dipengaruhi oleh hierarki yang ada di atasnya. Kabupaten Merangin terdiri dari banyak kecamatan, dimana setiap kecamatan mempunyai karakteristik dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga dalam menentukan bobot kepentingan ruas jalan perlu mempertimbangkan perbedaan karakteristik dan kondisi masing-masing. Sehingga bobot masingmasing ruas jalan yang dihasilkan benar- benar telah dipengaruhi oleh kriteria dan kepentingan masingmasing kecamatan. Kuisioner perbandingan berpasangan hierarki bertujuan untuk menentukan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten. Kuisioner perbandingan berpasangan hierarki ini menggunakan matrik perbandingan berpasangan Pengukuran tingkat kepentingan hierarki didasarkan skala penilaian dari jawaban responden pada lembar kuisioner yang telah disebarkan. Langkah awal dalam menetapkan prioritas elemen-elemen pada suatu persoalan pengambilan keputusan adalah membuat matriks perbandingan berpasangan, yaitu elemenelemen dibandingkan berpasangan terhadap jenis pemeliharaan yang telah ditentukan. Perhitungan matriks perbandingan berpasangan kriteria (level II) untuk pemeliharaan rutin ini disusun berdasarkan 8 (delapan) kriteria yaitu potensi ekonomi komoditi unggulan, kondisi jalan, jumlah fasilitas umum dan sosial, hierarki jalan, jumlah pengguna ruas jalan, lalu lintas harian rata-rata, jumlah trayek angkutan umum dan jumlah pemanfaatan ruas jalan. Pengisian matriks perbandingan berpasangan diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap kuisioner yang telah disebarkan kepada 17 (tujuh belas) responden, yaitu Kabid Bina Marga, Kasi Survei dan Pendataan, Kasi Pembangunan Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan ISBN Umum dan Perumahan, Kabid Fisik dan Prasarana, Kasubbid Sosial Budaya, Kasubbid Perhubungan dan Prasarana Fisik, Kasubbid Tata Ruang dan Sumber Daya Alam, Kasubbid Pertanian Bappeda, Anggota Komisi B DPRD, Camat Bangko, Camat Pamenang, Camat Tabir, Camat Sungai Manau, Camat Tabir Selatan, Camat Tabir Ulu, Camat Batang Mesumai dan Camat Nalo Tantan. Untuk pemeliharaan rutin, kriteria jumlah penduduk pengguna ruas jalan mempunyai bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,2741. Selanjutnya kriteria lalu lintas harian rata-rata dengan bobot kepentingan 0,1986, potensi ekonomi komoditi unggulan dengan bobot kepentingan 0,1433, kondisi jalan dengan bobot kepentingan 0,1195, jumlah fasilitas umum dan sosial dengan bobot kepentingan 0,0935, hierarki jalan dengan bobot kepentingan 0,0705, jumlah pemanfaatan ruas jalan dengan bobot kepentingan 0,0543 dan jumlah trayek angkutan umum dengan bobot kepentingan 0,0461. Tingkat konsistensi jawaban responden ditunjukkan oleh Rasio Konsistensi (CR). Matriks perbandingan dikatakan konsisten apabila CR < 0,1. Jika nilai CR > 0,1 maka perlu dilakukan perbaikan. Nilai rasio konsistensi untuk perbandingan kriteria untuk pemeliharaan rutin yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 0,0597 (CR < 0,10), maka ini berarti penilaian tingkat kepentingan pada setiap kriteria untuk pemeliharaan rutin yang digunakan adalah konsisten. Perhitungan matriks perbandingan berpasangan kriteria (level II) untuk pemeliharaan berkala ini disusun berdasarkan 8 (delapan) kriteria yaitu potensi ekonomi komoditi unggulan, kondisi jalan, jumlah fasilitas umum dan sosial, hierarki jalan, jumlah pengguna ruas jalan, lalu lintas harian rata-rata, jumlah trayek angkutan umum dan jumlah pemanfaatan ruas jalan. Pengisian matriks perbandingan berpasangan diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap kuisioner yang telah disebarkan kepada 16 (enam belas) responden, yaitu Kabid Bina Marga, Kasi Survei dan Pendataan, Kasi Pembangunan Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabid Fisik dan Prasarana, Kasubbid Sosial Budaya, Kasubbid Perhubungan dan Prasarana Fisik, Kasubbid Tata Ruang dan Sumber Daya Alam, Kasubbid Pertanian Bappeda, Anggota Komisi B DPRD, Camat Pamenang Barat, Camat Tabir, Camat Batang Mesumai, Camat Muara Siau, Camat Lembah Masurai, Camat Jangkat dan Camat Renah Pembarap. Untuk pemeliharaan berkala, kriteria jumlah penduduk pengguna ruas jalan mempunyai bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,2191. Selanjutnya kriteria kondisi jalan dengan bobot kepentingan 0,2062, lalu lintas harian rata-rata dengan bobot kepentingan 0,1715, potensi ekonomi komoditi unggulan dengan bobot kepentingan 0,1631, hierarki jalan dengan bobot kepentingan 0,0755, jumlah fasilitas umum dan sosial dengan bobot kepentingan 0,0614, jumlah pemanfaatan ruas jalan dengan bobot A-197

6 kepentingan 0,0571 dan jumlah trayek angkutan umum dengan bobot kepentingan 0,0463. nilai rasio konsistensi perbandingan kriteria untuk pemeliharaan berkala yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 0,0577 (CR < 0,10), maka ini berarti penilaian tingkat kepentingan pada setiap kriteria untuk pemeliharaan rutin yang digunakan adalah konsisten. Perhitungan matriks perbandingan berpasangan kelompok kecamatan (level III) untuk pemeliharaan rutin ini disusun berdasarkan 8 (delapan) kelompok kecamatan yaitu Kecamatan Bangko, Pamenang, Tabir, Sungai Manau, Tabir Selatan, Tabir Ulu, Batang Mesumai dan Nalo Tantan. Pengisian matriks perbandingan berpasangan diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap kuisioner yang telah disebarkan kepada 9 (sembilan) responden, yaitu Kabid Bina Marga, Kasi Survei dan Pendataan, Kasi Pembangunan Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabid Fisik dan Prasarana, Kasubbid Sosial Budaya, Kasubbid Perhubungan dan Prasarana Fisik, Kasubbid Tata Ruang dan Sumber Daya Alam, Kasubbid Pertanian Bappeda, Anggota Komisi B DPRD. Bobot kepentingan kelompok kecamatan untuk pemeliharaan rutin yang telah dipengaruhi bobot kepentingan kriteria yang mempunyai bobot kepentingan terbesar adalah kelompok Kecamatan Bangko dengan bobot kepentingan 0,2347. Selanjutnya kelompok Kecamatan Pamenang dengan bobot kepentingan 0,2280, kelompok Kecamatan Tabir dengan bobot kepentingan 0,1388, kelompok Jalan Kecamatan Tabir Selatan dengan bobot kepentingan 0,1051, kelompok Kecamatan Batang Mesumai dengan bobot kepentingan 0,0950, kelompok Kecamatan Nalo Tantan dengan bobot kepentingan 0,0694, kelompok Kecamatan Tabir Ulu dengan bobot kepentingan 0,671 dan kelompok Kecamatan Sungai Manau dengan bobot kepentingan 0,0619. Perhitungan matriks perbandingan berpasangan kelompok kecamatan (level III) untuk pemeliharaan berkala ini disusun berdasarkan 7 (tujuh) kelompok kecamatan yaitu Kecamatan Pamenang Barat, Tabir, Batang Mesumai, Muara Siau, Lembah Masurai, Jangkat dan Renah Pembarap. Pengisian matriks perbandingan berpasangan diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap kuisioner yang telah disebarkan kepada 9 (sembilan) responden, yaitu Kabid Bina Marga, Kasi Survei dan Pendataan, Kasi Pembangunan Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabid Fisik dan Prasarana, Kasubbid Sosial Budaya, Kasubbid Perhubungan dan Prasarana Fisik, Kasubbid Tata Ruang dan Sumber Daya Alam, Kasubbid Pertanian Bappeda, Anggota Komisi B DPRD. Bobot kepentingan kelompok kecamatan (level III) untuk pemeliharaan berkala yang telah dipengaruhi bobot kepentingan kriteria, dimana kelompok kecamatan yang mempunyai bobot kepentingan terbesar adalah kelompok Kecamatan Tabir dengan A-198 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009 bobot kepentingan 0,2721. Selanjutnya bobot kepentingan kelompok Kecamatan Jangkat dengan bobot kepentingan 0,2098, kelompok Kecamatan Batang Mesumai dengan bobot kepentingan 0,1915, kelompok Kecamatan Pamenang Barat dengan bobot kepentingan 0,1075, kelompok Kecamatan Muara Siau dengan bobot kepentingan 0,0948, kelompok Kecamatan Renah Pembarap dengan bobot kepentingan 0,0811 dan kelompok Kecamatan Lembah Masurai dengan bobot kepentingan 0,0432. Perhitungan matriks perbandingan berpasangan ruas jalan (level IV) untuk pemeliharaan rutin ini disusun berdasarkan 8 (delapan) kelompok kecamatan dengan 33 (tiga puluh tiga) ruas jalan yaitu Kecamatan Bangko sebanyak 8 (delapan) ruas jalan (ruas jalan nomor 007, 010, 086, 014, 095, 132, 081 dan 078), Kecamatan Pamenang sebanyak 6 (enam) ruas jalan (ruas jalan nomor 084, 015, 006, 028,168 dan 097), Kecamatan Tabir sebanyak 4 (empat) ruas jalan ( ruas jalan nomor 213, 144, 033 dan 018), Kecamatan Sungai Manau sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 031, 053 dan 054), Kecamatan Tabir Selatan sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 065, 066 dan 067), Kecamatan Tabir Ulu sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 083, 071 dan 115), Kecamatan Batang Mesumai sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 002, 029 dan 094) dan Kecamatan Nalo Tantan sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 060, 063 dan 073). Pengisian matriks perbandingan berpasangan diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap kuisioner yang telah disebarkan kepada 17 (tujuh belas) responden, yaitu Kabid Bina Marga, Kasi Survei dan Pendataan, Kasi Pembangunan Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabid Fisik dan Prasarana, Kasubbid Sosial Budaya, Kasubbid Perhubungan dan Prasarana Fisik, Kasubbid Tata Ruang dan Sumber Daya Alam, Kasubbid Pertanian Bappeda, Anggota Komisi B DPRD, Camat Bangko, Camat Pamenang, Camat Tabir, Camat Sungai Manau, Camat Tabir Selatan, Camat Tabir Ulu, Camat Batang Mesumai dan Camat Nalo Tantan. Bangko untuk pemeliharaan rutin yang telah Bangko, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Bangko yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Bangko Rendah (081) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0632. Selanjutnya bobot kepentingan ruas jalan dalam Kecamatan Bangko dengan urutan kedua sampai kedelapan berturut-turut adalah ruas jalan Bangko Tinggi (132) dengan bobot kepentingan 0,0409, ruas jalan Sp Kungkai-Ds Kungkai (010) dengan bobot kepentingan 0,0319, ruas jalan H Kamil (095) dengan bobot kepentingan 0,0306, ruas jalan Sp 3 Ds Mudo-Talang Kawo (007) dengan bobot kepentingan 0,0248, ruas jalan Ali Soedin-MIN Bangko (086) dengan bobot kepentingan 0,0196, ruas jalan Sp Ds Mudo-Ds Mudo (014) dengan bobot

7 kepentingan 0,0164 dan ruas jalan Sungai Mas (078) dengan bobot kepentingan 0,0071. Pamenang untuk pemeliharaan rutin yang telah Pamenang, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Pamenang yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Jembatan Rasau-Ps Pamenang (084) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0706. Kecamatan Pamenang dengan urutan kedua sampai keenam berturut-turut adalah ruas jalan Sp Jelatang-Ds Jelatang (006) dengan bobot kepentingan 0,0559, ruas jalan Tambang Mas-Lantak Seribu (168) dengan bobot kepentingan 0,0368, ruas jalan Pematang Kancil- Tanah Abang (015) dengan bobot kepentingan 0,0275, ruas jalan Sp Karang Birahi-Ds Karang Birahi (028) dengan bobot kepentingan 0,0218 dan ruas jalan Meranti (097) dengan bobot kepentingan 0,0114. Tabir untuk pemeliharaan rutin yang telah dipengaruhi bobot kepentingan kriteria dan bobot kepentingan kelompok ruas jalan dalam Kecamatan Tabir, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Tabir yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Sumber Agung- Batas Bungo Tanjung (213) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0666. Selanjutnya bobot kepentingan ruas jalan dalam Kecamatan Tabir dengan urutan kedua sampai keempat berturut-turut adalah ruas jalan Masjid Agung-SMA (018) dengan bobot kepentingan 0,0320, ruas jalan Kel Rt Panjang (033) dengan bobot kepentingan 0,0239 dan ruas jalan Seling-Ds Kandang (144) dengan bobot kepentingan 0,0163. Sungai Manau untuk pemeliharaan rutin yang telah Sungai Manau, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Sungai Manau yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Sungai Manau-Sungai Pinang (031) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0358. Kecamatan Sungai Manau dengan urutan kedua sampai ketiga berturut-turut adalah ruas jalan Sungai Manau-Tiangko (054) dengan bobot kepentingan 0,0159 dan ruas jalan Ds Banteng-Durian Lecah (053) dengan bobot kepentingan 0,0101. Tabir Selatan untuk pemeliharaan rutin yang telah Tabir Selatan, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Tabir Selatan yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Ma Delang-Bungo Antoi (066) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0570. Kecamatan Tabir Selatan dengan urutan kedua sampai ISBN ketiga berturut-turut adalah ruas jalan Bungo Antoi- Batas Sarolangun dengan bobot kepentingan 0,0291 dan ruas jalan Bts Bungo Tanjung-Ds Bungo Tanjung (065) dengan bobot kepentingan 0,0190. Tabir Ulu untuk pemeliharaan rutin yang telah Tabir Ulu, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Tabir Ulu yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Sp Seling-Ma Jernih (071) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0312. Selanjutnya bobot kepentingan ruas jalan dalam Kecamatan Tabir Ulu dengan urutan kedua sampai ketiga berturut-turut adalah ruas jalan Ma Jernih-Ma Kibul (083) dengan bobot kepentingan 0,0268 dan ruas jalan Ma Jernih-Ds Danau (115) dengan bobot kepentingan 0,0091. Batang Mesumai untuk pemeliharaan rutin yang telah Batang Mesumai, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Batang Mesumai yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Sp Lubuk Gaung-Titian Teras (002) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0594. Kecamatan Batang Mesumai dengan urutan kedua sampai ketiga berturut-turut adalah ruas jalan Sp Salam Buku-Ds Salam Buku (029) dengan bobot kepentingan 0,0192 dan ruas jalan Sp Rantau Alai-Ds Rantau Alai (094) dengan bobot kepentingan 0,0165. Nalo Tantan untuk pemeliharaan rutin yang telah Nalo Tantan, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Nalo Tantan yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Aur Duri-Ds Telun (063) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0388. Kecamatan Nalo Tantan dengan urutan kedua sampai ketiga berturut-turut adalah ruas jalan Aur Duri-Ds Danau (060) dengan bobot kepentingan 0,0219 dan ruas jalan Sungai Ulak (073) dengan bobot kepentingan 0,0087. Perhitungan matriks perbandingan berpasangan ruas jalan untuk pemeliharaan rutin ini disusun berdasarkan 7 (tujuh) kelompok kecamatan dengan 26 (dua puluh enam) ruas jalan yaitu Kecamatan Pamenang Barat sebanyak 4 (empat) ruas jalan (ruas jalan nomor 009, 012, 021 dan 087), Kecamatan Tabir sebanyak 5 (lima) ruas jalan (ruas jalan nomor 038, 069, 019, 113 dan 017), Kecamatan Batang Mesumai sebanyak 4 (empat) ruas jalan ( ruas jalan nomor 134, 075, 050 dan 137), Kecamatan Muara Siau sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 118, 076 dan 088), Kecamatan Lembah Masurai sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 148, 149 dan 098), Kecamatan Jangkat sebanyak 4 (empat) ruas jalan (ruas jalan A-199

8 nomor 152, 159, 139 dan 122) dan Kecamatan Renah Pembarap sebanyak 3 (tiga) ruas jalan (ruas jalan nomor 026, 039 dan 112). Pengisian matriks perbandingan berpasangan diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap kuisioner yang telah disebarkan kepada 16 (enam belas) responden, yaitu Kabid Bina Marga, Kasi Survei dan Pendataan, Kasi Pembangunan Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabid Fisik dan Prasarana, Kasubbid Sosial Budaya, Kasubbid Perhubungan dan Prasarana Fisik, Kasubbid Tata Ruang dan Sumber Daya Alam, Kasubbid Pertanian Bappeda, Anggota Komisi B DPRD, Camat Pamenang Barat, Camat Tabir, Camat Batang Mesumai, Camat Muara Siau, Camat Lembah Masurai, Camat Jangkat dan Camat Renah Pembarap. Pamenang Barat untuk pemeliharaan berkala yang telah Pamenang Barat, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Pamenang Barat yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Sp Limbur Merangin-Pinang Merah (009) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0616. Selanjutnya bobot kepentingan ruas jalan dalam Kecamatan Pamenang Barat dengan urutan kedua sampai keempat berturut-turut adalah ruas jalan Sp Papit-Ds Papit (012) dengan bobot kepentingan 0,0218, ruas jalan Sp Karang Anyar-Ds Karang Anyar (087) dengan bobot kepentingan 0,0132 dan ruas jalan Sp Tanjung Lamin-Ds Tanjung Lamin (021) dengan bobot kepentingan 0,0108. Tabir untuk pemeliharaan berkala yang telah Tabir, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Tabir yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Sp Margoyoso-Sumber Agung (019) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,1113. Selanjutnya bobot kepentingan ruas jalan dalam Kecamatan Tabir dengan urutan kedua sampai kelima berturut-turut adalah ruas jalan Sumber Agung-Batas Ma Delang (038) dengan bobot kepentingan 0,0749, ruas jalan Koto Rayo-Ds Kandang (069) dengan bobot kepentingan 0,0380, ruas jalan Kel Mampun (113) dengan bobot kepentingan 0,0285 dan ruas jalan Kampung Paruh (017) dengan bobot kepentingan 0,0195. Batang Mesumai untuk pemeliharaan berkala yang telah Batang Mesumai, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Batang Mesumai yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Sp Tb Besi-Ds Tb Besi (137) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0875. Kecamatan Batang Mesumai dengan urutan kedua sampai keempat berturut-turut adalah ruas jalan Sp A-200 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009 Pesantren-Sp Ds Tb Besi (050) dengan bobot kepentingan 0,0404, ruas jalan Ds Titian Teras- Pesantren Maulana Qori (075) dengan bobot kepentingan 0,0380 dan ruas jalan Ds Lubuk Gaung (Ds Lama)-Proyek (134) dengan bobot kepentingan 0,0255. Muara Siau untuk pemeliharaan berkala yang telah Muara Siau, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Muara Siau yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Lubuk Beringin-Lubuk Birah (118) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0458. Kecamatan Muara Siau dengan urutan kedua adalah ruas jalan Pulau Raman (076) dan Rantau Panjang (088) dengan bobot kepentingan 0,0245. Jangkat untuk pemeliharaan berkala yang telah Jangkat, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Jangkat yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Ma Madras-Hulu Mentenang (122) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,1051. Selanjutnya bobot kepentingan ruas jalan dalam Kecamatan Jangkat dengan urutan kedua sampai keempat berturut-turut adalah ruas jalan Sp Pulau Tengah-Ds Pulau Tengah (139) dengan bobot kepentingan 0,0428, ruas jalan Ds Renah Alai (152) dengan bobot kepentingan 0,0398 dan ruas jalan Ds Pulau Tengah (159) dengan bobot kepentingan 0,0221. Renah Pembarap untuk pemeliharaan berkala yang telah Renah Pembarap, dimana ruas jalan dalam Kecamatan Renah Pembarap yang menduduki rangking pertama adalah ruas jalan Ma Bantan-Durian Batakuk (026) dengan bobot kepentingan yang tertinggi yaitu 0,0322. Kecamatan Renah Pembarap dengan urutan kedua sampai ketiga berturut-turut adalah ruas jalan Markeh- Ds Baru Air Batu (039) dengan bobot kepentingan 0,0262 dan ruas jalan Markeh-Ds Renah Medan (112) dengan bobot kepentingan 0,0226. Untuk menentukan urutan prioritas pemeliharaan rutin dan berkala jalan kabupaten, dilakukan dengan cara mengurutkan bobot kepentingan ruas jalan dari yang terbesar sampai yang terkecil. Ruas jalan yang menjadi prioritas pertama dalam kegiatan pemeliharaan rutin jalan kabupaten adalah ruas jalan Jembatan Rasau-Ps Pamenang (084) dengan bobot kepentingan 0,0706. Sedangkan prioritas kedua sampai ketiga puluh tiga beserta bobot kepentingannya berturut-turut adalah ruas jalan Sumber Agung-Batas Bungo Tanjung (213) dengan bobot kepentingan 0,0666, ruas jalan Bangko Rendah (081) dengan bobot

9 kepentingan 0,0632, ruas jalan Sp Jelatang-Ds Jelatang (006) dengan bobot kepentingan 0,0599, ruas jalan Sp Lubuk Gaung-Titian Teras (002) dengan bobot kepentingan 0,0594, ruas jalan Ma Delang- Bungo Antoi (066) dengan bobot kepentingan 0,0570, ruas jalan Bangko Tinggi (132) dengan bobot kepentingan 0,0409, ruas jalan Ds Danau-Ds Telun (063) dengan bobot kepentingan 0,0388, ruas jalan Tambang Mas-Lantak Seribu (168) dengan bobot kepentingan 0,0368, ruas jalan Sungai Manau-Sungai Pinang (031) dengan bobot kepentingan 0,0358, ruas jalan Masjid Agung-SMA (018) dengan bobot kepentingan 0,0320, ruas jalan Sp Kungkai-Ds Kungkai (010) dengan bobot kepentingan 0,0319, ruas jalan Sp Seling-Ma Jernih (071) dengan bobot kepentingan 0,0312, ruas jalan H Kamil (095) dengan bobot kepentingan 0,0306, ruas jalan Bungo Antoi- Batas Sarolangun (067) dengan bobot kepentingan 0,0291, ruas jalan Pematang Kancil-Tanah Abang (015) dengan bobot kepentingan 0,0275, ruas jalan Ma Jernih-Ma Kibul (083) dengan bobot kepentingan 0,0268, ruas jalan Sp 3 Ds Mudo-Talang Kawo (007) dengan bobot kepentingan 0,0248, ruas jalan Kel Rantau Panjang (033) dengan bobot kepentingan 0,0239, ruas jalan Aur Duri-Ds Danau (060) dengan bobot kepentingan 0,0219, ruas jalan Sp Karang Birahi-Ds Karang Birahi (028) dengan bobot kepentingan 0,0218, ruas jalan Ali Soedin-MIN Bangko (086) dengan bobot kepentingan 0,0196, ruas jalan Sp Salam Buku-Ds Salam Buku (029) dengan bobot kepentingan 0,0192, Bts Bungo Tanjung-Ds Bungo Tanjung (065) dengan bobot kepentingan 0,0190, Sp Rantau Alai-Ds Rantau Alai (094) dengan bobot kepentingan 0,0165, ruas jalan Sp Ds Mudo-Ds Mudo (014) dengan bobot kepentingan 0,0164, ruas jalan Seling-Ds Kandang (144) dengan bobot kepentingan 0,0163, ruas jalan Sungai Manau-Tiangko (054) dengan bobot kepentingan 0,0159, ruas jalan Meranti (097) dengan bobot kepentingan 0,0114, ruas jalan Ds Banteng-Durian Lecah (053) dengan bobot kepentingan 0,0101, ruas jalan Ma Jernih-Ds Danau (115) dengan bobot kepentingan 0,0091, ruas jalan Sungai Ulak (073) dengan bobot kepentingan 0,0087 dan ruas jalan Sungai Manau (078) dengan bobot kepentingan 0,0071. Ruas jalan yang menjadi prioritas pertama dalam kegiatan pemeliharaan berkala jalan kabupaten adalah ruas jalan Sp Margoyoso-Sumber Agung (019) dengan bobot kepentingan 0,1113. Sedangkan prioritas kedua sampai kedua puluh enam beserta bobot kepentingannya berturut-turut adalah ruas jalan Ma Madras-Hulu Mentenang (122) dengan bobot kepentingan 0,1051, ruas jalan Sp Tambang Besi-Ds Tambang Besi (137) dengan bobot kepentingan 0,0875, ruas jalan Sumber Agung-Bts Ma Delang (038) dengan bobot kepentingan 0,0749, ruas jalan Sp Limbur Merangin-Pinang Merah (009) dengan bobot kepentingan 0,0616, ruas jalan Lubuk Beringin-Lubuk Birah (118) dengan bobot kepentingan 0,0458, ruas jalan Sp Pulau Tengah-Ds Pulau Tengah (139) dengan ISBN bobot kepentingan 0,0428, ruas jalan Sp Pesantren-Sp Ds Tambang Besi (050) dengan bobot kepentingan 0,0404, ruas jalan Ds Renah Alai (152) dengan bobot kepentingan 0,0398, ruas jalan Ds Titian Teras- Pesantren Maulana Qori (075) dengan bobot kepentingan 0,0380, ruas jalan Koto Rayo-Ds Kandang (069) dengan bobot kepentingan 0,0380, ruas jalan Ma Bantan-Durian Batakuk (026) dengan bobot kepentingan 0,0322, ruas jalan Kel Mampun (113) dengan bobot kepentingan 0,0285, ruas jalan Markeh- Ds Baru Air Batu (039) dengan bobot kepentingan 0,0262, ruas jalan Ds Lubuk Gaung (Ds Lama)-Proyek (134) dengan bobot kepentingan 0,0255, ruas jalan Pulau Raman (076) dengan bobot kepentingan 0,0245, ruas jalan Rantau Panjang (088) dengan bobot kepentingan 0,0245, ruas jalan Markeh-Ds Renah Medan (112) dengan bobot kepentingan 0,0226, ruas jalan Ds Pulau Tengah (159) dengan bobot kepentingan 0,0221, ruas jalan Sp Papit-Ds Papit (012) dengan bobot kepentingan 0,0218, ruas jalan Kampung Paruh (017) dengan bobot kepentingan 0,0195, ruas jalan Ds Ma Kelukup-Ds Rt Jering (148) dengan bobot kepentingan 0,0195, ruas jalan Ds Ma Kelukup-Ma Pangi (149) dengan bobot kepentingan 0,0160, ruas jalan Sp Karang Anyar-Ds Karang Anyar (087) dengan bobot kepentingan 0,0132, ruas jalan Sp Tanjung Lamin-Ds Tanjung Lamin (021) dengan bobot kepentingan 0,0108, dan ruas jalan Ds Tuo (098) dengan bobot kepentingan 0,0076. Alokasi anggaran untuk pemeliharaan rutin jalan kabupaten pada tahun 2010 berdasarkan pagu indikatif pada RPJMD Kabupaten Merangin adalah sebesar Rp ,00 dengan target ruas jalan yang tertangani sepanjang 60 km. Sedangkan total anggaran yang dibutuhkan dalam usulan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin untuk pemeliharaan rutin jalan kabupaten adalah sebesar Rp ,00. Sehingga tidak semua ruas jalan yang diusulkan dapat tertangani pada tahun Untuk mendapatkan jumlah jalan yang akan ditangani dilakukan dengan mengurutkan ruas jalan yang mempunyai bobot kepentingan terbesar sampai nilai uang yang tersedia terpenuhi. Berdasarkan anggaran yang tersedia ruas jalan yang dapat diusulkan untuk kegiatan Tahun 2010 adalah sebanyak 16 (enam belas) ruas jalan, yaitu ruas jalan prioritas pertama ruas jalan Jembatan Rasau-Ps Pamenang (084), prioritas kedua sampai keenambelas berturut-turut adalah ruas jalan Sumber Agung-Batas Bungo Tanjung (213), ruas jalan Bangko Rendah (081), ruas jalan Sp Jelatang-Ds Jelatang (006), ruas jalan Sp Lubuk Gaung-Titian Teras (002), ruas jalan Ma Delang-Bungo Antoi (066), ruas jalan Bangko Tinggi (132), ruas jalan Ds Danau-Ds Telun (063), ruas jalan Tambang Mas-Lantak Seribu (168), ruas jalan Sungai Manau-Sungai Pinang (031), ruas jalan Masjid Agung-SMA (018), ruas jalan Sp Kungkai-Ds Kungkai (010), ruas jalan Sp Seling-Ma Jernih (071), ruas jalan H Kamil (095), ruas jalan Bungo Antoi- A-201

10 Batas Sarolangun (067) dan ruas jalan Pematang Kancil-Tanah Abang (015). Sampai dengan urutan prioritas keenambelas, jumlah total anggaran yang dihabiskan sebesar Rp ,00 dengan panjang total ruas jalan adalah 62 km. Sedangkan jumlah anggaran yang tersedia sebesar Rp ,00. Sehingga masih tersisa anggaran sebesar Rp ,00. Jika digunakan untuk penanganan ruas jalan urutan prioritas ketujuh belas dengan panjang ruas jalan 5,4 km yang membutuhkan anggaran sebesar Rp ,00, maka masih terdapat kekurangan anggaran sebesar Rp ,00. Jika pemeliharaan rutin jalan kabupaten dicukupkan hanya untuk 16 (enam belas) rusa jalan akan ada penghematan anggaran sebesar Rp ,00 dan secara target panjang ruas jalan yang mendapatkan pemeliharaan rutin telah melampaui target RPJMD Kabupaten Merangin dari target pemeliharaan rutin sepanjang 60 km menjadi 62 km yang dapat tertangani. Alokasi anggaran untuk pemeliharaan berkala jalan kabupaten pada tahun 2010 berdasarkan pagu indikatif pada RPJMD Kabupaten Merangin adalah sebesar Rp ,00 dengan target ruas jalan yang tertangani sepanjang 25 km. Sedangkan total anggaran yang dibutuhkan dalam usulan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, DPRD dan Bappeda Kabupaten Merangin untuk pemeliharaan rutin jalan kabupaten adalah sebesar Rp ,00. Sehingga tidak semua ruas jalan yang diusulkan dapat tertangani pada tahun Untuk mendapatkan jumlah jalan yang akan ditangani dilakukan dengan mengurutkan ruas jalan yang mempunyai bobot kepentingan terbesar sampai nilai uang yang tersedia terpenuhi. Berdasarkan anggaran yang tersedia ruas jalan yang dapat diusulkan untuk kegiatan Tahun 2010 adalah sebanyak 8 (delapan) ruas jalan, yaitu ruas jalan prioritas pertama ruas jalan Sp Margoyoso-Sumber Agung (019). Sedangkan prioritas kedua sampai kedelapan berturut-turut adalah ruas jalan Ma Madras- Hulu Mentenang (122), ruas jalan Sp Tambang Besi- Ds Tambang Besi (137), ruas jalan Sumber Agung-Bts Ma Delang (038), ruas jalan Sp Limbur Merangin- Pinang Merah (009), ruas jalan Lubuk Beringin-Lubuk Birah (118), ruas jalan Sp Pulau Tengah-Ds Pulau Tengah (139), ruas jalan Sp Pesantren-Sp Ds Tambang Besi (050). Sampai dengan urutan prioritas kedelapan, jumlah total anggaran yang dihabiskan sebesar Rp ,00 dengan panjang total ruas jalan adalah 28 km. Sedangkan jumlah anggaran yang tersedia sebesar Rp ,00. Sehingga masih tersisa anggaran sebesar Rp ,00. Jika digunakan untuk penanganan ruas jalan urutan prioritas kesembilan dengan panjang ruas jalan 3 km yang membutuhkan anggaran sebesar Rp. A-202 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah ,00, maka masih terdapat kekurangan anggaran sebesar Rp ,00. Jika pemeliharaan berkala jalan kabupaten dicukupkan hanya untuk 8 (delapan) ruas jalan akan ada penghematan anggaran sebesar Rp ,00 dan secara target panjang ruas jalan yang mendapatkan pemeliharaan berkala telah melampaui target RPJMD Kabupaten Merangin dari target pemeliharaan rutin sepanjang 25 km menjadi 28 km yang dapat tertangani. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan : 1. Kriteria yang berpengaruh dalam menentukan urutan prioritas pemeliharaan rutin dan berkala jalan kabupaten berdasarkan keterpaduan antara kondisi eksisting Rancangan Rencana Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah oleh Bappeda Kabupaten Merangin adalah kriteria potensi ekonomi komoditi unggulan, kriteria kondisi jalan, jumlah fasilitas umum dan sosial, hierarki jalan, jumlah penduduk pengguna ruas jalan, lalu lintas harian rata-rata, jumlah trayek angkutan umum dan jumlah pemanfaatan ruas jalan. 2. Urutan Prioritas Pemeliharaan Jalan Kabupaten di Kabupaten Merangin dengan Metode AHP berdasarkan pagu indikatif untuk tahun anggaran 2010 adalah sebagai berikut : a. Pemeliharaan Rutin Hasil analisis diurutkan dari urutan prioritas pertama sampai urutan prioritas keenam belas adalah ruas jalan Jembatan Rasau-Ps Pamenang (084), prioritas kedua sampai keenam belas berturut-turut adalah ruas jalan Sumber Agung- Batas Bungo Tanjung (213), ruas jalan Bangko Rendah (081), ruas jalan Sp Jelatang-Ds Jelatang (006), ruas jalan Sp Lubuk Gaung- Titian Teras (002), ruas jalan Ma Delang-Bungo Antoi (066), ruas jalan Bangko Tinggi (132), ruas jalan Ds Danau-Ds Telun (063), ruas jalan Tambang Mas-Lantak Seribu (168), ruas jalan Sungai Manau-Sungai Pinang (031), ruas jalan Masjid Agung-SMA (018), ruas jalan Sp Kungkai-Ds Kungkai (010), ruas jalan Sp Seling-Ma Jernih (071), ruas jalan H Kamil (095), ruas jalan Bungo Antoi-Batas Sarolangun (067) dan ruas jalan Pematang Kancil-Tanah Abang (015). b. Pemeliharaan Berkala Hasil analisis diurutkan dari urutan prioritas pertama sampai urutan prioritas kedelapan adalah ruas jalan Sp Margoyoso-Sumber Agung (019). Sedangkan prioritas kedua sampai

11 kedelapan berturut-turut adalah ruas jalan Ma Madras-Hulu Mentenang (122), ruas jalan Sp Tambang Besi-Ds Tambang Besi (137), ruas jalan Sumber Agung-Bts Ma Delang (038), ruas jalan Sp Limbur Merangin-Pinang Merah (009), ruas jalan Lubuk Beringin-Lubuk Birah (118), ruas jalan Sp Pulau Tengah-Ds Pulau Tengah (139), ruas jalan Sp Pesantren-Sp Ds Tambang Besi (050). DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, (1992), Manual Pemeliharaan Rutin Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, (1994), Kabupaten Road Economic Evaluation Method (KREEM), Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, (1995), Petunjuk Teknis Pedoman dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten, Direktorat Jenderal Bina Marga, Prosedur Singkat Bagian B, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, (2005), Teknik Pengelolaan Jalan, Seri Panduan Pemeliharaan Jalan Kabupaten Volume I, Pusat Penelitian Pengembangan Prasarana Transportasi, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, (2005), Teknik Pemeliharaan Perkerasan Lentur, Seri Panduan Pemeliharaan Jalan Kabupaten Volume III, Pusat Penelitian Pengembangan Prasarana Transportasi, Jakarta Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, (2003), Modul Diseminasi URMS untuk mendukung Pembentukan Pangkalan Data, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Perdesaan, PT. Dessi Mecasilvest, Jakarta Kodoatie, R.J, (2003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Cetakan I, Pustaka Pelajar, Jakarta Pemerintah Republik Indonesia, (2004), Undang- Undang RI No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Jakarta Saaty, T. L, V., (1988), Multicriteria Dicisions Making-The Analytic Heararchy Process, University of Pittsburgh Saaty, T. L.V., (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaan Presindo, Jakarta ISBN A-203

Lampiran: Matriks Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Merangin

Lampiran: Matriks Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Merangin Lampiran: Matriks Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Merangin Kecamatan Skor Skor Skor Skor Skor Skor JANGKAT MUARA MADRAS 3 2 4 3.14 4 3 3 LUBUK PUNGGUK 3 3 4 3.34 4 2 2 PULAU TENGAH 3 3 4 3.34 4 4 RENAH

Lebih terperinci

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BANGKO

Lebih terperinci

Guru. 1 Bangko

Guru. 1 Bangko ampiran: Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah (Tingkat Sekolah: SD /SM/SMA) (Toilet dan Tempat Cuci Tangan) Kabupaten Merangin 2012 No Tingkat Sekolah Jumlah Siswa Jumlah 1 Bangko 3211 3332

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG Victory Hasan 1, Ria Asih Aryani Soemitro 2, Sumino 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP

Lebih terperinci

5.1. Area Berisiko Sanitasi

5.1. Area Berisiko Sanitasi Bab 5: Indikasi Permasalahan Dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1. Area Berisiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Pengguna Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Merangin, Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Km.2 Bangko, dengan ini mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran

Lebih terperinci

EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN.

EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN. EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN. Muzain Fataruba, Ria Asih Aryani Soemitro Jurusan Teknik Sipil-Bidang

Lebih terperinci

KABUPATEN MERANGIN. Data Agregat per Kecamatan

KABUPATEN MERANGIN. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN MERANGIN Data Agregat per Kecamatan Jumlah penduduk Merangin berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 336.050 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,83 persen per tahun Sekapur Sirih Laporan Ekseku

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG & JASA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN (DAU-2) TAHUN ANGGARAN 2012

PANITIA PENGADAAN BARANG & JASA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN (DAU-2) TAHUN ANGGARAN 2012 PENGUMUMAN PELELANGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor : 08.1/PAN/ PJK-DAU2/BM/DPUP/2012 Nama Peket : Penanganan Jalan Simpang Seling-Muara Jernih-Muara Kibul-Ngaol (63 Km) HPS/OE : Rp 6.500.000.000 Nama Penyedia

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA

ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA Rahmad Hidayatullah *), DR. Ir. Ria A.A. Soemitro, M.Eng. **), Ir. Sumino, M.MT ***) Program Magister Teknik Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP Junaidi, Retno Indryani, Syaiful Bahri Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MERANGIN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MERANGIN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 2034 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang: a. Bahwa keberadaan

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tegah. Kabupaten Sragen terdapat 308 jembatan yang menghubungkan dua

Lebih terperinci

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 97/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 97/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1992 TENTANG PEMBENTUKAN 6 (ENAM) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN-KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BATANG HARI, BUNGO TEBO, TANJUNG JABUNG, DAN SAROLANGUN

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : KERINCI 15.01 KERINCI 122.288 121.30 244.018 1 15.01.01 GUNUNG RAYA 5.335 5.128 10.463 2 15.01.02 DANAU KERINCI 9.838 9.889 19.2 3 15.01.04 SITINJAU LAUT.345.544 14.889 4 15.01.05 AIR

Lebih terperinci

Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN DI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN METODA PEMBANGUNAN DAERAH (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang) 1) Saparudin, 1) Ria A.A.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk mengarahkan proses berpikir untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendukung kegiatan transportasi suatu wilayah, angkutan umum harus dilengkapi dengan jaringan trayek sebagai akses jaringan. Jaringan trayek adalah kumpulan dari

Lebih terperinci

Katalog BPS No

Katalog BPS No Katalog BPS No. 0200.502020 SUNGAI TENANG DALAM ANGKA TAHUN 204 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MERANGIN SUNGAI TENANG DALAM ANGKA TAHUN 204 ISBN : 9786027099968 Nomor Publikasi : 5020.406 Katalog BPS

Lebih terperinci

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KABUPATEN MERANGIN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KABUPATEN MERANGIN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor : 31/ PNT-PIL/PJI-SDA/DPUP/2011 Paket Pekerjaan : DI. Tiangko 1 Unit Nama Perusahaan : CV. BATU KULUK LESTARI Alamat : Jl. Prof. M. Yamin,

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: yusri47@yahoo.com Retno Indryani Eko Budi Santoso

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

Penyebaran Kuisioner

Penyebaran Kuisioner Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan

Lebih terperinci

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KABUPATEN MERANGIN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KABUPATEN MERANGIN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KABUPATEN MERANGIN Jalan Jenderal Sudirman KM. 03 Telp. (0746) 323047 Sehubungan dengan Pelelangan

Lebih terperinci

JANGKAT DALAM ANGKA TAHUN 2009/2010

JANGKAT DALAM ANGKA TAHUN 2009/2010 Katalog BPS : 000.50.00 DATA JANGKAT KECAMATAN DALAM ANGKA TAHUN 009/00 MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MERANGIN Jl. Pangeran Tumenggung Telp. (0746) 088 Bangko email : bps50@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 1, Februari 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan. No.348,2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN

Lebih terperinci

ANALISA MANFAAT BIAYA MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROYEK APBD PENANGANAN DRAINASE DI KOTA BANDUNG

ANALISA MANFAAT BIAYA MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROYEK APBD PENANGANAN DRAINASE DI KOTA BANDUNG ANALISA MANFAAT BIAYA MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROYEK APBD PENANGANAN DRAINASE DI KOTA BANDUNG Fredy Djunaedi dan Nadjadji Anwar Program Magister Teknik Manajemen Aset,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah

Lebih terperinci

MUARA SIAU DALAM ANGKA TAHUN 2009/2010

MUARA SIAU DALAM ANGKA TAHUN 2009/2010 Katalog BPS : 0200.502.020 DATA MUARA SIAU KECAMATAN DALAM ANGKA TAHUN 2009/200 MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MERANGIN Jl. Pangeran Tumenggung Telp. (0746) 2088 Bangko email : bps502@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Eko Sudharmono 1, I Putu Artama Wiguna 2, Erwin Sudarma 3 Teknik

Lebih terperinci

Saut P. Munthe, A. Agung Gde Kartika. ST, M.Sc dan Budi Rahardjo. ST, MT Abstrak 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.

Saut P. Munthe, A. Agung Gde Kartika. ST, M.Sc dan Budi Rahardjo. ST, MT Abstrak 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. Penentuan Prioritas Pemeliharaan Jalan Nasional Di Kabupaten Manokwari Saut P. Munthe, A. Agung Gde Kartika. ST, M.Sc dan Budi Rahardjo. ST, MT Jurusan Tehnik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM PEMBINA TEKNIS KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BANYUWANGI.

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM PEMBINA TEKNIS KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BANYUWANGI. BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/130/KEP/429.011/2017 TENTANG TIM PEMBINA TEKNIS KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang BUPATI BANYUWANGI, :

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin Bab 2: Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Secara geografis, wilayah Kabupaten Merangin terletak pada titik koordinat antara 101º32 11-102º50 00 Bujur

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2012

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2012 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2012 T E N T A N G PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA TRANSFER PROGRAM SATU MILYAR SATU KECAMATAN (SAMISAKE) PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam

Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam penyusunan usulan penanganan jaringan jalan Keterbatasan dana

Lebih terperinci

SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS

SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS Satriadi, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA Rizal Afriansyah¹ ), Achmad Wicaksono² ), Ludfi Djakfar³ ) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO PEMERINTAH KABUPATEN TEBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA JAMBU, DESA PULAU JELMU, DESA MEDAN SERI RAMBAHAN, DESA ULAK BANJIR RAMBAHAN DAN DESA TELUK PANDAN

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin Bab 2: Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Secara geografis, wilayah Kabupaten Merangin terletak pada titik koordinat antara 101º32 11-102º50 00 Bujur

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) Rudi S. Suyono 1) Abstrak Sungai merupakan salah satu prasarana yang

Lebih terperinci

RESUME RESES ANGGOTA DPRD PROVINSI JAMBI TAHUN UNTUK TAHUN : Kota Jambi

RESUME RESES ANGGOTA DPRD PROVINSI JAMBI TAHUN UNTUK TAHUN : Kota Jambi : Kota Jambi RESUME RESES ANGGOTA DPRD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016-2017 UNTUK TAHUN 2018 1 1.1 Beasiswa warga yang belum mampu tapi memiliki potensi. - Di RT. 20 Payo Selincah 1.2 Bantuan Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

N A M A / J U M L A H

N A M A / J U M L A H LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN B. KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, UPATEN/. DAN DESA/ SELURUH INDONESIA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA MEKAR JAYA, DESA KABU DAN DESA SIMPANG TALANG TEMBAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor jalan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting bagi kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PENGIKATAN DANA DAN PENETAPAN PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK (MULTY YEARS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

OPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

OPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) OPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Yoktan Sudamara Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Unsrat Bonny F. Sompie, Robert J. M. Mandagi

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN RENAH PAMENANG SEBAGAI SALAH SATU KAWASAN UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI

ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN RENAH PAMENANG SEBAGAI SALAH SATU KAWASAN UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN RENAH PAMENANG SEBAGAI SALAH SATU KAWASAN UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI SKRIPSI Oleh : MERI ATIKANIATI 06164003 FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim 27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 196 Vol. 3, No. 2 : 196-207, September 2016 PERBANDINGAN KELAYAKAN JALAN BETON DAN JALAN ASPAL DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) - STUDI KASUS JALAN MALWATAR-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi sebagai urat-nadi berkehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional yang sangat penting perannya dalam ketahanan nasional.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1965 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II SAROLANGUN-BANGKO DAN DAERAH TINGKAT II TANJUNG JABUNG DENGAN MENGUBAH UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1956 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pemasok terbaik untuk produkproduk yang paling laris dijual di Toko Besi Nusantara Semarang. Prioritas pemasok terbaik ditentukan

Lebih terperinci

2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging

2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging No.543, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. UPT. Pelaksanaan Jalan Nasional. Tipologi. Kriteria. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2016

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonim. A History of Indonesian Road Management Systems.

DAFTAR PUSTAKA. Anonim. A History of Indonesian Road Management Systems. DAFTAR PUSTAKA Anonim. A History of Indonesian Road Management Systems. www.lpcb.org/lpcb/index.php?option=com_docman&task=doc... Anonim. Tanpa Tahun. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Survey IRMS Jalan Provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Jalan Arteri Primer Jalan Raya Yogya Solo Daerah Istimewa Yogyakarta

Evaluasi Kinerja Jalan Arteri Primer Jalan Raya Yogya Solo Daerah Istimewa Yogyakarta JURNAL TKNIK POMITS Vol.,., (0) - valuasi Kinerja Jalan Arteri Primer Jalan Raya Yogya Solo Daerah Istimewa Yogyakarta Mutiara Firdausi, Ir. Wahju Herijanto, M.T Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Ir. Putu Artama Wiguna, MT., Ph.D Ir. Erwin Sudarma, MT

Ir. Putu Artama Wiguna, MT., Ph.D Ir. Erwin Sudarma, MT ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT SIANG tesis ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KAB. TULUNGAGUNG DOSEN PEMBIMBING DOSEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD

6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD 6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD Berdasarkan visi, misi, kebijakan dan sasaran sebagaimana tertuang dalam Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 maupun perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 15001 KERINCI 1201260 GUNUNG RAYA 15001101 LEMPUR MUDIK 0,5598 Tertinggal 15001 KERINCI 1201260 GUNUNG RAYA 15001102 DUSUN BARU LEMPUR 0,4998 Tertinggal 15001 KERINCI 1201260 GUNUNG RAYA 15001104 LEMPUR

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Rifki Prakosa Setiawan 1), I Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2) Dosen Program Studi

Lebih terperinci

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAMBI

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAMBI DATA DASAR PROVINSI JAMBI KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI JAMBI KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sekilas Tentang Kabupaten Bungo-Tebo Hingga tahun 1999, Kabupaten Bungo-Tebo masih berada di dalam satu kabupaten. Secara administrative, kabupaten ini adalah

Lebih terperinci

REVISI NO. 02 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

REVISI NO. 02 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REVISI NO. 02 RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : RUP 04/DPU3/I/ Tanggal : 0 JANUARI UNIT KERJA ALAMAT : DINAS UMUM PROVINSI JAMBI : BIDANG BINA MARGA : JL. H. AGUS SALIM NO. 2 KOTA BARU JAMBI

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan

BAB V PEMBAHASAN. Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan 104 BAB V PEMBAHASAN Musrenbang di Kabupaten Gunungkidul Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran akan merubah paradigma pada proses perencanaan dan penganggaran mulai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OLEH : SARTIKA SARI AGUSTIN NPM :

TUGAS AKHIR OLEH : SARTIKA SARI AGUSTIN NPM : PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENYEBAB KERUSAKAN JALAN PADA JALAN PEMUDA KAFFA JALAN RAYA BURNEH BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) TUGAS AKHIR ` OLEH : SARTIKA SARI AGUSTIN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) Fauzia Mulyawati 1, Ig. Sudarsono 1 dan Cecep Sopyan 2 1 Jurusan Teksik

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG TENTANG PAGU INDIKATIF ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008 BERITA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang

Lebih terperinci

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2013

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2013 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2013 T E N T A N G PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA TRANSFER PROGRAM SATU MILYAR SATU KECAMATAN (SAMISAKE) PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013. DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

PP 47/1996, PEMBENTUKAN 6 (ENAM) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN BANGKO, KERINCI DAN TANJUNG JABUNG DALAM WILAYAH PROPINSI

PP 47/1996, PEMBENTUKAN 6 (ENAM) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN BANGKO, KERINCI DAN TANJUNG JABUNG DALAM WILAYAH PROPINSI PP 47/1996, PEMBENTUKAN 6 (ENAM) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN BANGKO, KERINCI DAN TANJUNG JABUNG DALAM WILAYAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAMBI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 47 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan jalan nasional dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

Kata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja

Kata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja ALTERNATIF PENAMBAHAN BENTANG PADA JEMBATAN SEI ANJIR KALAMPAN DI KABUPATEN PULANG PISAU PROPINSI KALIMANTAN TENGAH Leonard Adrianus Uda, Rianto B. Adihardjo, Tri Joko Wahyu Adi Lab Manajemen Konstruksi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH NOMOR DPA SKPD.0.0.0 0 0 5 DPA - SKPD.. Urusan Pemerintahan Organisasi :.0 - PENDIDIKAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN 04

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. atas rahmat dan karunia-nya, Rencana Stratejik (RENSTRA) Dinas

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. atas rahmat dan karunia-nya, Rencana Stratejik (RENSTRA) Dinas KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-nya, Rencana Stratejik (RENSTRA) Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Merangin untuk periode

Lebih terperinci

IKTISAR EKSEKUTIF. a. Akuntabilitas, bahwa dalam rangka penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan.

IKTISAR EKSEKUTIF. a. Akuntabilitas, bahwa dalam rangka penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan. IKHTISAR EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good governance) merupakan syarat yang mutlak bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dalam mencapai cita-cita dan tujuan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin KATA PENGANTAR

Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2004, tentang sektor sanitasi menjadi urusan Pemerintah Kabupaten. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk meningkatkan

Lebih terperinci