ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
|
|
- Hartanti Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Eko Sudharmono 1, I Putu Artama Wiguna 2, Erwin Sudarma 3 Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia 1,2 Teknik Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia 3 ekosudharmono@yahoo.com 1 ABSTRAK Bangunan gedung SD Negeri merupakan salah satu prasarana pendidikan sekolah dasar yang sangat penting. Sesuai dengan karakteristiknya, bangunan gedung selalu cenderung mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada fisik bangunan. Untuk mempertahankan kondisi bangunan sesuai dengan umur rencana yang telah direncanakan, maka selama masa pelayanan bangunan tersebut perlu kegiatan rehabilitasi berupa pemeliharaan, perawatan dan pembangunan berdasarkan tingkat kerusakan bangunan. Namun sehubungan dengan keterbatasan anggaran, maka perlu dibuat prioritas berdasarkan berbagai kriteria dalam penanganan bangunan gedung melalui mekanisme perencanaan pembangunan daerah. Penelitian menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Saaty. Obyek penelitian dilakukan terhadap semua bangunan gedung SDN yang diusulkan dalam musrenbang tingkat kecamatan di Kabupaten Tulungagung berjumlah 176 bangunan gedung SDN dengan kondisi rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat yang sumber pembiayaannya dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan pengumpulan dokumen. Data primer didapat dari penyebaran kuesioner kepada 10 responden, yang terdiri dari 7 orang tim penyusun APBD Kabupaten Tulungagung dan 3 orang instansi pendidikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kriteria dan bobot kriteria penentuan prioritas rehabilitasi bangunan gedung SDN adalah kriteria kabupaten antara lain kepadatan penduduk (0,557), pertumb uhan penduduk (0,320), luas wilayah (0,123) dan kriteria kecamatan antara lain yaitu tingkat kerusakan bangunan (0,403), jumlah siswa (0,265), umur bangunan (0,178), lokasi bangunan (0,091) dan angka partisipasi murni (0,063). Prioritas pertama rehabilitasi bangunan gedung SDN masing-masing kecamatan adalah SDN Kepatihan 4 kec. Tulungagung, SDN Sanggrahan 1 Kec. Boyolangu, SDN Ringinpitu 2 Kec. Kedungwaru, SDN Ngantru 1 Kec. Ngantru, SDN Ngunut 2 Kec. Ngunut, SDN Sambijajar 2 Kec. Sumbergempol, SDN Blimbing 1 Kec. Rejotangan, SDN Betak 2 Kec. Kalidawir, SDN Demuk 4 Kec. Pucanglaban, SDN Tanggung 4 Kec. Campurdarat, SDN Kresikan 1 Kec. Tanggunggunung, SDN Sukoanyar 1 Kec. Pakel, SDN Gandong 2 Kec. Bandung, SDN Besole 1 Kec. Besuki, SDN Kauman 1 Kec. Kauman, SDN Gondang 1 Kec. Gondang, SDN Nglutung 2 Kec. Sendang, SDN Gedangan 2 Kec. Karangrejo, dan SDN Gambiran 1 Kec. Pagerwojo. Kata kunci : rehabilitasi gedung, kriteria, prioritas, AHP.
2 PENDAHULUAN Latar Belakang Bangunan Gedung sekolah sebagai salah satu prasarana pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, prasarana pendidikan mempunyai peran untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Di kabupaten Tulungagung, program peningkatan prasarana dan sarana pendidikan yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun bertujuan antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam rangka meningkatkan IPM diperlukan mekanisme perencanaan pembangunan daerah sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dimana telah mengatur mekanisme perencanaan pembangunan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah dalam rangka menampung aspirasi masyarakat. Berdasarkan mekanisme tersebut maka dalam merencanakan kegiatan Rehabilitasi Bangunan Gedung SD Negeri dalam Musrenbang tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan, digunakan metode untuk menentukan urutan prioritas kegiatan dengan memadukan berbagai kriteria tentang Rehabilitasi Bangunan Gedung, akan tetapi tidak diawali dengan analisis yang mendalam. Selain itu usulan kegiatan Rehabilitasi Bangunan Gedung SD Negeri dari Dinas Pendidikan dalam Renja SKPD masih berorientasi Renstra SKPD serta kurang memperhatikan program-program lintas sektor dan juga usulan kegiatan terutama dari DPRD didalam penjaringan aspirasi masyarakat banyak didasarkan pada berbagai pertimbangan politik tanpa memperhitungkan unsur teknis, sehingga terjadi ketidaksesuaian sasaran kegiatan pembangunan yang menimbulkan sorotan beberapa pemberitaan di media massa baik tertulis dan elektronik yang menyampaikan tentang kerusakan elemen Bangunan Gedung yang berakibat kecelakaan pada anak didik di sekolah. Dalam penelitian ini digunakan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) dengan salah satu metodenya adalah Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Metode tersebut merupakan metode yang dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana kriteria yang diambil cukup banyak. Juga kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambil keputusan serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat atau tidak ada sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan didapatkan kriteria-kriteria serta hasil analisa penentuan prioritas kegiatan rehabilitasi bangunan gedung SD Negeri, sehingga akan didapatkan Bangunan Gedung Sekolah yang menjadi prioritas. METODOLOGI Berdasarkan latar belakang dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan penelitian deskriptif. Dengan pengumpulan data melalui: 1. Studi literatur yang bersumber dari norma, standar, prosedur dan manual (NSPM), Permendiknas nomor 24 tahun 2007, Permen PU No. 29/PRT/M/2006, Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/2002, Perda Kabupaten Tulungagung, Renja Dinas B-8-2
3 Pendidikan, Renja Kabupaten dan dari Text Books tentang AHP dan manajemen (bangunan gedung, aset, dll); dan 2. Focus Group Discussion (FGD), pembagian kuesioner, dan wawancara langsung. Sedangkan langkah-langkah dalam metode AHP meliputi: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki yang diawali tujuan umum dilanjutkan dengan kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap kriteria yang setingkat diatasnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. 6. Mengulangi langkah 3,4 dan 5 untuk setiap tingkatan hirarki. 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matrik perbandingan berpasangan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki, jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan untuk itu menetapkan skala kuantitaf 1 sampai dengan 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya. Penelitian ini pada dasarnya meninjau kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan rehabilitasi bangunan gedung SD Negeri, mendapatkan bobot, serta menentukan prioritas. Hal yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1. Identifikasi kriteria-kriteria yang digunakan yaitu kriteria kecamatan dan kriteria sekolah 2. Melakukan analisa dengan metode AHP, dan 3. Menentukan skala dan prioritas HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam penentuan prioritas rehabilitasi bangunan gedung sekolah dasar negeri di Kabupaten Tulungagung, ditentukan yaitu Kriteria Kecamatan (Luas wilayah, Kepadatan Penduduk, dan Pertumbuhan Penduduk) dan Kriteria Sekolah (Tingkat kerusakan, siswa, Umur bangunan, Lokasi bangunan, Angka partisipasi murni (APM)). Model hirarki penentuan prioritas kegiatan rehabilitasi bangunan gedung sekolah dasar negeri di Kabupaten Tulungagung terdiri atas 5 level hirarki, yaitu: 1. Level 1 : Tujuan Tujuan pengambilan keputusan adalah keputusan penentuan prioritas rehabilitasi bangunan gedung sekolah dasar negeri di Kabupaten Tulungagung. Dalam kondisi rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat yang sumber pembiayaannya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tulungagung 2. Level 2 : Kriteria Kecamatan Penyusunan kriteria dilakukan berdasarkan hasil keputusan rapat oleh pejabat pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung. B-8-3
4 3. Level 3 : Kelompok kecamatan Seluruh kecamatan yang dipilih berdasar kriteria kabupaten. 4. Level 4 : Kriteria Sekolah Penyusunan kriteria dilakukan berdasarkan hasil keputusan rapat oleh pejabat pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung. 5. Level 5 : Alternatif bangunan gedung sekolah dasar negeri Alternatif bangunan gedung sekolah dasar negeri yang akan dijadikan fokus penelitian adalah sekolah dasar negeri di Kabupaten Tulungagung. Sekolah dasar negeri tersebut sebanyak 176 (seratus tujuh puluh enam) buah dengan kondisi rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Seperti dijelaskan dalam gambar URUTAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Stage 1 Luas Kepadatan Penduduk Pertumbuha n Penduduk Pembobota n Kec Kec Kec s/d 19 Kec Nilai dan Skala Kriteria Tingkat Kerusakan Siswa Umur Bangunan Lokasi Bangunan Angka Partisipasi Murni Stage 2 Pembobota Di Kec A: - SDN 1 - SDN 2 - SDN 3 - SDN 4, dst Di Kec B: - SDN 1 - SDN 2 - SDN 3 - SDN 4, dst Di Kec C: - SDN 1 - SDN 2 - SDN 3 - SDN 4, dst.19 Kec: - SDN 1 - SDN 2 - SDN 3 - SDN 4, dst Nilai dan Skala Gambar 1. Model Hirarki Penentuan Prioritas Rehabilitasi Bangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri B-8-4
5 Hasil Perhitungan Bobot Kriteria Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kecamatan LW KP PP Luas Wilayah (LW) 1 1/4 1/3 Kepadatan Penduduk (KP) Pertumbuhan Penduduk (PP) 3 1/2 1 8,00 1,75 3,33 Tabel 2. Matriks Normalisasi Perbandingan Berpasangan Kriteria Kecamatan LW KP PP Bobot (/n) Luas Wilayah 0,125 0,143 0,100 0,368 0,123 Kepadatan Penduduk 0,500 0,571 0,600 1,671 0,557 Pertumbuhan Penduduk 0,375 0,286 0,300 0,961 0,320 1,000 1,000 1,000 3,000 1,000 Tabel 3. Perhitungan Konsistensi kriteria kecamatan Kriteria (n = 3) (a) = Nilai Matrik x Bobot (b) = (a)/bobot λ maks = (b)/n CI = λ maks - n/(n-1) CR = CI / RI Luas Wilayah 0,369 3,006 3,018 0,009 RI = 0,58 Kepadatan Penduduk 1,688 3,030 CR = 0,009 0,58 = 0,016 Pertumbuhan Penduduk 0,967 3,019 CR = 0,016 < 0,1 9,055 Konsisten Berdasarkan Tabel 2. menunjukan bahwa kriteria kepadatan penduduk mempunyai bobot yang paling tinggi yaitu sebesar 0,557; kriteria pertumbuhan penduduk dengan nilai 0,320, sedangkan nilai yang paling kecil kriteria luas wilayah dengan nilai 0,123. Berdasarkan Tabel 3. tingkat konsistensi jawaban responden menunjukkan bahwa nilai CR = 0,016 < 0,1. Dengan demikian penilaian tingkat kepentingan pada setiap kriteria pada stage 1 telah konsisten dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. B-8-5
6 Tabel 4. Matriks Perbandingan Berpasangan level kriteria sekolah TK UB JS APM LB Tingkat Kerusakan (TK) Umur Bangunan (UB) 1/3 1 1/3 4 3 Siswa (JS) 1/ Angka Partisipasi Murni (APM) 1/5 1/4 1/3 1 1/2 Lokasi Bangunan (LB) 1/4 1/3 1/ Tabel 5. Matriks Normalisasi Perbandingan Berpasangan Level Kriteria Sekolah Bobot TK UB JS APM LB (/n) Tingkat Kerusakan Umur Bangunan Siswa Angka Partisipasi Murni (APM) Lokasi Bangunan Kriteria (n = 5) Tabel 6. Perhitungan Konsistensi level Kriteria Sekolah (a) = Nilai Matrik x Bobot (b) = (a)/b obot λ maks = (b)/n CI = λ maks - n/(n-1) CR = CI / RI Tingkat Kerusakan (TK) RI = 1,12 Umur Bangunan (UB) Siswa (JS) CR = = Angka Partisipasi Murni (APM) CR = < 0.1 Lokasi Bangunan (LB) Konsisten Berdasarkan Tabel 5. menunjukan bahwa kriteria tingkat kerusakan mempunyai bobot yang paling tinggi yaitu sebesar 0,403, kriteria jumlah siswa dengan nilai 0.265, umur bangunan dengan nilai 0.178, lokasi bangunan dengan nilai 0.091, sedangkan nilai yang paling kecil kriteria angka partisipasi murni (APM) dengan nilai 0,063. Berdasarkan Tabel 6. tingkat konsistensi jawaban responden menunjukkan bahwa nilai CR = 0,057 < 0,1. Dengan demikian penilaian tingkat kepentingan pada setiap kriteria pada stage 2 telah konsisten dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. B-8-6
7 Penentuan Skala dan Urutan Prioritas Nilai dari masing-masing kriteria terlebih dahulu dijadikan skala, karena masing-masing nilai mempunyai satuan yang berbeda. Bilamana data memiliki satuan berbeda, maka satuannya dapat dihilangkan (menjadi sama) dengan cara trans formasi menjadi data standar, kemudian dilakukan normalisasi untuk memperoleh bobot masing-masing kecamatan. Data tersebut kemudian diolah menggunakan MINITAB release 14 statistical software, dimana data-data yang diolah berdasarkan nilai maksimum dan minimum data yang di entry, serta mengacu pada kriteria-kriteria yang ada. Khusus kriteria APM dilakukan skala tersendiri karena memiliki rentang data yang jauh, seperti gambar dibawah ini. Jelek Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik ~ Gambar 2. skala APM Hasil perhitungan skala (standardize) dengan MINITAB release 14 stage 1 kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria sehingga didapatkan hasil perkalian yang kemudian ditambahkan untuk masing-masing kriteria sehingga didapatkan total nilai berupa jumlah hasil yang kemudian dinormalisasikan untuk menentukan bobot masing-masing kecamatan antara lain kecamatan Besuki 0,0448; Bandung 0,0435; Pakel 0,0516; Campurdarat 0,0496; Tanggunggunung 0,0367; Kalidawir 0,0521; Pucanglaban 0,0362; Rejotangan 0,0476; Ngunut 0,0558 Sumbergempol 0,0679; Boyolangu 0,0518; Tulungagung 0,1132; Kedungwaru 0,0630; Ngantru 0,0447; Karangrejo 0,0497; Kauman 0,0513; Gondang 0,0442; Pagerwojo 0,0454 dan Sendang 0,0510; begitu pula pada stage 2 Skala tersebut dikalikan dengan bobot tingkat kepentingan kriteria masing-masing kriteria sekolah yang telah diperoleh dan ditetapkan dari proses pembobotan tingkat kepentingan kriteria dan kemudian akan menghasilkan nilai. Nilai masing-masing kriteria ini dijumlahkan berdasarkan bangunan gedung sekolah dasar yang diteliti dan hasilnya disebut dengan jumlah nilai. Berikutnya Penentuan peringkat prioritas rehabilitasi bangunan gedung sekolah dasar adalah dengan cara mengalikan bobot masing-masing kecamatan dengan jumlah nilai bangunan gedung sekolah dasar yang diteliti menghasilkan nilai prioritas kabupaten sebagai penentu peringkat mulai dari yang terbesar sampai ke yang terkecil. Nilai terbesar/tertinggi merupakan peringkat teratas dan yang terkecil/terendah merupakan peringkat terakhir. KESIMPULAN 1. Kriteria yang berpengaruh dalam penentuan urutan prioritas rehabilitasi bangunan gedung sekolah dasar negeri di Kabupaten Tulungagung adalah Kriteria Kecamatan (Kepadatan Penduduk dengan bobot 0,557; Pertumbuhan Penduduk dengan bobot 0,320; Luas Wilayah dengan bobot 0,123) dan Kriteria Sekolah (Tingkat kerusakan dengan bobot 0,403; siswa dengan bobot 0,265; Umur bangunan dengan bobot 0,178; Lokasi bangunan dengan bobot 0,091; Angka partisipasi murni dengan bobot 0,063). 2. Urutan prioritas rehabilitasi bangunan gedung sekolah dasar negeri di Kabupaten Tulungagung masing-masing kecamatan adalah SDN Kepatihan 4 kec. Tulungagung, SDN Sanggrahan 1 Kec. Boyolangu, SDN Ringinpitu 2 Kec. Kedungwaru, SDN Ngantru 1 Kec. Ngantru, SDN Ngunut 2 Kec. Ngunut, SDN B-8-7
8 Sambijajar 2 Kec. Sumbergempol, SDN Blimbing 1 Kec. Rejotangan, SDN Betak 2 Kec. Kalidawir, SDN Demuk 4 Kec. Pucanglaban, SDN Tanggung 4 Kec. Campurdarat, SDN Kresikan 1 Kec. Tanggunggunung, SDN Sukoanyar 1 Kec. Pakel, SDN Gandong 2 Kec. Bandung, SDN Besole 1 Kec. Besuki, SDN Kauman 1 Kec. Kauman, SDN Gondang 1 Kec. Gondang, SDN Nglutung 2 Kec. Sendang, SDN Gedangan 2 Kec. Karangrejo, dan SDN Gambiran 1 Kec. Pagerwojo. Lihat Lampiran tabel DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung (2008), 2007, BPS Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Tulungagung Dalam Angka Departemen Pekerjaan Umum, (1995), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, Direktorat Jenderal Bina Marga, Prosedur Singkat Bagian B, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, (2007), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Jakarta. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah, (2002), Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Jakarta. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (1999), No: CT/TB/OP/TC/SD/001/99, Petunjuk Teknis Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Gedung SD, Jakarta Haris, (2009), Penentuan Prioritas Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Tabalong, Tesis Program Magister Teknik Manajemen Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan ITS, Surabaya. Leong, K, C., (2004), The Essence of Asset Management, Published by UNDP, Kuala Lumpur. Nurkolis, (2003), Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia (2004), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, (2002), Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, (2003), Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, (2005), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung, Jakarta. B-8-8
9 Permadi, B.S., (1992), AHP, PAU-EK, UI, Jakarta. Rahardjo, J. Stock, R.E., Rosa, Y. (2000), Penerapan MCDM dalam Pengambilan Keputusan Sistem Perawatan, Jurnal Teknik Industri, Vol.2, No.1 hal Saaty, T.L., (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaan Presindo, Jakarta. Saaty, T.L.V., (1988), Multicriteria Decisions Making The Analytic Hierarchy Process, University of Pittsburgh. Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L.T, dan Oetomo, D.S., (2003), Teknik Sampling, Cetakan Kedua, P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiyono, (2006), Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung. Supranto, J., (2004), Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta. Siregar, D. D., (2004), Manajemen Aset, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Satriadi, (2006), Skala Prioritas Penanganan Gedung Sekolah Dasar/Madrasyah Ibtadaiyah di Kabupaten Kapuas, Tesis Program Magister Teknik Manajemen Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan ITS, Surabaya. B-8-9
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciIr. Putu Artama Wiguna, MT., Ph.D Ir. Erwin Sudarma, MT
ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT SIANG tesis ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN REHABILITASI BANGUNAN GEDUNG SD NEGERI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KAB. TULUNGAGUNG DOSEN PEMBIMBING DOSEN
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten OKU
Penentuan Prioritas Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten OKU Oleh: Yuliantini Eka Putri Abstract Elementary school building is an infrastructure of basic education to continue
Lebih terperinciSKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS
SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS Satriadi, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciPRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP
PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP Junaidi, Retno Indryani, Syaiful Bahri Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kondisi distribusi fasilitas pendidikan di Kabupaten Tulunggaung yang tidak merata antar wilayah kecamatan mengakibatkan tidak meratanya layanan pendidikan yang
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: yusri47@yahoo.com Retno Indryani Eko Budi Santoso
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG Victory Hasan 1, Ria Asih Aryani Soemitro 2, Sumino 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciPrioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa
Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai
Lebih terperinciPenyebaran Kuisioner
Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN
ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN Novia Endhianata, Retno Indriyani Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN
PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.
PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciKata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja
ALTERNATIF PENAMBAHAN BENTANG PADA JEMBATAN SEI ANJIR KALAMPAN DI KABUPATEN PULANG PISAU PROPINSI KALIMANTAN TENGAH Leonard Adrianus Uda, Rianto B. Adihardjo, Tri Joko Wahyu Adi Lab Manajemen Konstruksi
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PERUMAHAN DAN CIPTA KARYA KABUPATEN TULUNGAGUNG
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 UMUM Bagian ini akan menjelaskan hasil pengolahan data yang didapat melalui survey kuisioner maupun survey wawancara, beserta analisis perbandingan hasil pengolahan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciPENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA
ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA Rahmad Hidayatullah *), DR. Ir. Ria A.A. Soemitro, M.Eng. **), Ir. Sumino, M.MT ***) Program Magister Teknik Bidang Keahlian Manajemen
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT
JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 1, Februari 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains
Lebih terperinciPENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI
PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciEVALUASI KELANJUTAN PEMBANGUNAN PASAR IKAN HIIGIENIS KABUPATEN INDRAMAYU
EVALUASI KELANJUTAN PEMBANGUNAN PASAR IKAN HIIGIENIS KABUPATEN INDRAMAYU Dudi Abdurachman, Ria Asih Aryani Soemitro email: dudi.abdurachman@gmail.com *) ria@ce.its.ac.id **) Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR
Spectra Nomor 19 Volume X Januari 2012: 52-61 ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR Munasih Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur
Lebih terperinciEVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN.
EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN. Muzain Fataruba, Ria Asih Aryani Soemitro Jurusan Teknik Sipil-Bidang
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Rifki Prakosa Setiawan 1), I Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2) Dosen Program Studi
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY
PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY M. Adhitya Verdian 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi Program
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab
Lebih terperinciPEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS
PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas
Lebih terperinciKuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016
1 Kuliah 11 Metode Analytical Hierarchy Process Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi METODE AHP 2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analytical Network Process (ANP) dapat digunakan
Lebih terperinciBAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan
Lebih terperinciANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)
ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 160-171) ISSN : 2450 766X FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) E. Salim 1, S. Musdalifah
Lebih terperinciMODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Nurma Agus Sari (nurmaaguss@gmail.com) Bebas Widada (bbswdd@sinus.ac.id)
Lebih terperinciMengingat : 1. undang-undang Nomor rz Tahun 2003 tentang Keuangan BUPATI TULUNGAGUIVG
I BUPATI TULUNGAGUIVG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR: t2 TAHUN 2012 TENTANC PENETAPAN BATAS WAKTU PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE KAS DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pemecahan Masalah
Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Penelitian Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya peneliti membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah yang akan
Lebih terperinciPENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Juliette Willeke Sandy, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau
Lebih terperinciMODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha
MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA Muh. Rasyid Ridha Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)
PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) Fauzia Mulyawati 1, Ig. Sudarsono 1 dan Cecep Sopyan 2 1 Jurusan Teksik
Lebih terperinciFasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI TEMPAT KERJA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) 1. Permasalahan Pemilihan Perusahaan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Dinamika Informatika Volume 5, Nomor, November 05 ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama, Ernawati,
Lebih terperinciANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Petrus Wolo 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 Program Studi
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciAnalisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan
Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan Yoshida Sary, S.Kom, M.Kom Email : yochie56@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tegah. Kabupaten Sragen terdapat 308 jembatan yang menghubungkan dua
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS) Hafidh Munawir, Eko Wahyu Nugroho Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciAPLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK
APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK Siti Komsiyah Mathematics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciAnalisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM
Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM Dian Gustina 1, Rendi Haposan Siahaan 2 1 Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2 STMIK Nusa Mandiri 1 Jl Salemba
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA) I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST.
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA) DISUSUN OLEH: AGUS PRIADI M 3109 106 048 DOSEN PEMBIMBING: I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST.MT
Lebih terperinciANALISA MANFAAT BIAYA MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROYEK APBD PENANGANAN DRAINASE DI KOTA BANDUNG
ANALISA MANFAAT BIAYA MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROYEK APBD PENANGANAN DRAINASE DI KOTA BANDUNG Fredy Djunaedi dan Nadjadji Anwar Program Magister Teknik Manajemen Aset,
Lebih terperinciPerancangan Penilaian Karyawan di Bank X
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X 1 Andre Wardhana, 2 Dewi Shofi, 3 Asep Nana 1,2,3 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA
STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA Abstrak Sy. Mulian Oktari 1), Sumiyattinah 2), Heri Azwansyah 2) Keberadaan jalan memegang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG 4.1. Indikator Kependudukan Kependudukan merupakan suatu permasalahan yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan yang mencakup antara lain mengenai distribusi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Nama Mahasiswa : Juliette Willeke Sandy NRP : 9107 201 305 Jurusan : Manajemen Industri MMT
Lebih terperinciSpektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016
Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 196 Vol. 3, No. 2 : 196-207, September 2016 PERBANDINGAN KELAYAKAN JALAN BETON DAN JALAN ASPAL DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) - STUDI KASUS JALAN MALWATAR-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diragukan lagi. Salah satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). sementara yang lain merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah memang sudah tidak diragukan lagi. Salah satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Kehadiran BMT memberikan kontribusi terhadap
Lebih terperinciPEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI
PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI Rahmad Syah Jurusan Teknik Informatika, sekolah tinggi teknik harapan Jln. H.M Joni, Sumatera Utara,
Lebih terperinciTidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam
Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam penyusunan usulan penanganan jaringan jalan Keterbatasan dana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan metodologi penelitian yang merupakan suatu tahapan yang harus diterapkan agar penelitian
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Bagus Prasetyo (bagusprasetyo21@ymail.com) Wawan Laksito Y.S.
Lebih terperinciPenentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Available online at: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik Teknik, 37(2), 2016, 72-77 Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Lebih terperinciEVALUASI KEANDALAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA GEDUNG FISIP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG.
EVALUASI KEANDALAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA GEDUNG FISIP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG. Dheva Vegar Anggara Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang. Jalan Mayjen Haryono
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang
SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang Febiana Putri Mentari, Ely Setyo Astuti 1, Rosa Andrie Asmara 2 Program Studi
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan
Lebih terperinciPEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR
PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR Antony Ompusunggu, Supani Hardjo Diputro, Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciAnalisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)
Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Agus Syamsudin 1*, Ellysa Nursanti 2, Emmalia Adriantantri 3 1 Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciAnalisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol 1, No 1, (2012) 1-5 1 Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo Novan Dwi Aryansyah, Retno Indryani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pemasok terbaik untuk produkproduk yang paling laris dijual di Toko Besi Nusantara Semarang. Prioritas pemasok terbaik ditentukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran
Lebih terperinciPEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG
PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG Ryan Hernawan 1),Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Teguh Hariyanto 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
Lebih terperinci