BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Menghitung Bobot dan Skor Menggunakan Nilai Rata-Rata Jumlah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Menghitung Bobot dan Skor Menggunakan Nilai Rata-Rata Jumlah"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Menghitung Bobot dan Skor Menggunakan Nilai Rata-Rata Jumlah Indikator Ada beberapa tahap untuk menghitung bobot dan skor dari keempat perspektif yakni perspektif keuangan, stakeholder, strategic driver, pengelolaan sdm, organisasi dan ict. Tahap pertama yaitu mengukur bobot dan bobot indikator 1. Mengukur Bobot dan Bobot Indikator Tabel 4.A Mengukur Bobot dan Bobot Indikator Perspektif KPI Jml Indikator Bobot Bobot Indikator Keuangan Penggunaan anggaran secara optimal Stakeholder Tingkat Kemiskinan Tingkat Pengangguran Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Strategic Persentase Rakor yang

2 Driver terimplementasi Persentase Jumlah laporan yang tepat waktu Persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran Persentase kajian yg dilakukan sesuai rencana Penelolaan SDM, Organisasi, dan ICT Persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi Indek iklim organisasi Persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu Laporan Keuangan dengan Predikat WTP Total 100 Dari table diatas diketahui bahwa perspektif keuangan mempunyai bobot indikator 25, Perspektif Stakeholder mempunyai bobot indikator 8,3, Perspektif 40

3 Strategic Driver mempunyai bobot indikator 6,25, dan Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT mempunyai bobot indicator 6,25. Untuk mengetahui bobot indikator tersebut yaitu dengan cara bobot dibagi dengan jumlah indikator. Setelah bobot indikator diketahui, langkah berikutnya yaitu dengan mengukur skor tertimbang maksimum. Rumus dari skor tertimbang maksimum adalah jumlah indikator dikalikan dengan skor indikator maksimum dan dikalikan dengan bobot indikator. 2. Mengukur Skor Tertimbang Maksimum Tabel 4.B:Skor Tertimbang Maksimum Perspektif Jml Skor Bobot Skor indikator indikator Indikator Tertimbang Maks Maks Keuangan Stakeholder Strategic Driver Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT Total Perspektif perspektif diatas dapat diketahui bahwa ada kesamaan jumlah skor terimbang yaitu di Perspektif Keuangan, Perspektif Strategic, Perspektif Pengelolaan 41

4 SDM, Organisasi dan ICT yaitu jumlah skor tertimbang 100 sedangkan perspektif stakeholder jumlah skor tertimbang 99,6. Jadi, jumlah keseluruhan skor tertimbang yaitu 399,6. Tahap selanjutnya yaitu mengukur jumlah skor indikator. Dalam mengukur skor indikator dapat kita beri nilai A = 4, B = 3, C = 2 dan D = 1 untuk masing masing indikator, pemberian nilai untuk masing masing indikator adalah berdasarkan empat kriteria masing masing indikator yaitu dengan menggunakan nilai interval kelas dan rumus : Interval kelas = nilai target / 4 3. Mengukur Jumlah Skor Indikator Tabel 4.C Mengukur Jumlah Skor Indikator Perspektif KPI Nilai skor Indikator Keuangan Penggunaan anggaran secara optimal B 3 TOTAL 3 Stakeholder Tingkat Kemiskinan A 4 Tingkat Pengangguran A 4 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi A 4 TOTAL 12 Strategic Driver Persentase Rakor yang terimplementasi A 4 Persentase Jumlah laporan yang tepat A 4 waktu 42

5 Persentase implementasi kebijakan A 4 sesuai sasaran Persentase kajian yg dilakukan sesuai B 3 rencana TOTAL 15 Pengelolaan SDM, Persentase pegawai memenuhi B 3 Organisasi dan ICT kualifikasi kompetensi Indek iklim organisasi B 3 Persentase program ICT dalam A 4 perencanaan yang terimplementasi tepat waktu Laporan Keuangan dengan Predikat A 4 WTP TOTAL 14 Dalam penggunaan anggaran, dapat digunakan secara optimal sejalan dengan kinerja di instansi tersebut. Untuk menentukan interval kelas dimana penggunaan anggaran secara optimal dapat diketahui dengan nilai optimal atau target dibagi dengan 4. Dimana, nilai optimal = 100%, maka interval kelasnya = 100/4 = 25 Jadi kriteria skor indikator perspektif keuangan adalah 43

6 A = 75 % % B = 50 % - < 75 % C = 25% - < 50 % D = < 25 % Dari data anggaran tahun 2009, jumlah pagu sebesar Rp dan jumlah terealisasi Rp , maka jumlah persentasi yang terealisasi adalah 69, 04 %. jadi nilai tersebut berada di nilai B dengan skor indikator = 3. Di Perspektif Stakeholder ada beberapa indikator yang akan diukur yaitu Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi. Tingkat Kemiskinan dengan nilai yang ditargetkan 14% maka nilai interval kelasnya 3,5 % (14 dibagi dengan 4). Jadi, kriteria skor indikator untuk tingkat kemiskinan A = 10,5% - 14% atau lebih B = 7% - < 10,5% C = 3,5% - < 7% D = < 3,5% Dari data yang terealisasi menunjukan 14,15 %, maka nilai tingkat kemiskinan adalah A dengan skor indikator = 4. Berikutnya adalah tingkat pengangguran dengan nilai yang di targetkan 8%, maka nilai interval kelasnya 2 % ( 8 dibagi dengan 4). Kriteria skor indikator untuk tingkat pengangguran adalah A = 6 % - 8 % B = 4% - < 6% 44

7 C = 2 % - < 4% D = < 2% Data terealisasi tingkat pengangguran adalah 7, 14 %, maka nilai tingkat kemiskinan adalah A dengan skor indkator = 4. Selanjutnya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dengan nilai yang ditargetkan adalah 5 %, maka nilai interval kelasnya 1, 25 (5 dibagi dengan 4). Kriteria skor indikator untuk tingkat pertumbuhan ekonomi A = 3,75 % - 5% B = 2,50 % - < 3,75% C = 1,25 % - < 2,50 % D = < 1,25 % Data terealisasi tingkat pertumbuhan ekonomi adalah 4,5 %, maka nilai tingkat pertumbuhan ekonomi adalah A dengan skor indikator = 4 Pada Perspektif Strategic Driver, indikator yang akan diukur yaitu persentase action plan rakor yang terimplementasi, persentase jumlah laporan yang berkualitas, persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran, persentase kajian yang dilakukan sesuai rencana. Persentase action plan rakor yang terimplementasi pada tahun 2009 di targetkan 75 %, maka nilai interval kelasnya 18,75 (75 dibagi dengan 4). Kriteria skor indikator untuk persentase action plan yang terimplementasi sebagai berikut : A = 56,25 % - 75 % atau lebih B = 37,5 % - < 56,25% 45

8 C = 18,75 % - < 37,5 % D = <18,75 % Data terealisasi persentase action plan rakor yang terimplementasi adalah 89 %, maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4. Selanjutnya adalah indikator persentase jumlah laporan yang berkualitas, dengan nilai yang di targetkan 85 % maka interval kelasnya 21, 25 ( 85 dibagi dengan 4). Adapun kriteria skor indikator untuk perserntase jumlah laporan yang berkualitas adalah A = 63,75 % - 85 % atau lebih B = 42,5 % - < 63,75 % C = 21,25 % - <42, 5 % D = <21,25% Data yang terealisasi pada persentasi jumlah laporan yang berkualitas adalah 100 % maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4. Persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran, persentase yang ditargetkan adalah 85 % maka interval kelasnya 21, 25 ( 85 dibagi dengan 4). Adapun kriteria skor indikator untuk persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran adalah A = 63,75 % - 85 % atau lebih B = 42,5 % - < 63,75 % C = 21,25 % - <42, 5 % D = <21,25% Data yang terealisasi persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran adalah 93 %, jadi nilainya adalah A dengan skor indikator 4. Dalam indikator persentase 46

9 kajian yang dilakukan sesuai dengan rencana, persentase yang ditargetkan adalah 100 % maka interval kelasnya adalah 25 ( 100 dibagi dengan 4). Skor indikator untuk persentase kajian yang dilakukan sesuai dengan rencana A = 75 % % B = 50 % - < 75 % C = 25 % - <50 % D = <25% Data yang terealisasi dari indikator persentase kajian yang dilakukan sesuai rencana adalah 50 %, maka nilainya adalah B dengan skor indikator = 3. Pada Perspektif Pengelolaaan SDM, Organisasi dan ICT, indikator yang diukur adalah persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi, indeks iklim organisasi, persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu, Laporan keuangan dengan predikat WTP. Indikator yang pertama adalah persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi dengan nilai yang ditargetkan adalah 60 %. Maka interval kelasnya adalah 15 ( 60 dibagi dengn 4). Skor indikator yang persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi adalah A = 45 % - 60 % B = 30 % - < 45 % C = 15 % - < 30 % D = < 15 % 47

10 Data yang terealisasi dari indikator persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi adalah 30 %, maka nilainya adalah B dengan skor indikator = 3. Selanjutnya indikator yang akan diukur adalah Indeks iklim organisasi, dengan nilai yang ditargetkan adlah 4. Maka interval kelasnya adalah 1 (4 dibagi dengan 4). Skor indikator indeks iklim organisasi adalah A = 3 4 B = 2 - <3 C = 1 - < 2 D = < 1 Data yang terealisasi dari indikator indeks iklim organisasi adalah 2, maka nilainya adalah B dengan skor indikator = 3. Indikator berikutnya yaitu persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu yang ditargetkan adalah 100 %. Maka interval kelasnya 25 ( 100 dibagi dengan 25). Skor indikator program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi sebagai berikut A = 75 % 100 % B = 50 % - < 75 % C = 25 % - 50 % D = < 25 % Data yang terealisasi dari indikator persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu yang ditargetkan adalah 80 %, maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4. 48

11 Indikator yang terakhir yakni Laporan keuangan dengan predikat wajar tanpa pengeculaian. Skor indikatornya adalah sebagai berikut A = Wajar Tanpa Pengecualian B = Wajar Dengan Pengecualian C = Tidak Memberikan Pendapat D = Tidak Wajar Berdasarkan data, laporan keuangan di Kemenko Perekonomian opini auditnya adalah Wajar Tanpa Pengeculaian maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4. Setelah tahap mengukur jumlah skor indikator diketahui, maka tahap berikutnya yaitu dengan mengukur nilai akhir per komponen. Cara menghitung nilai akhir komponen yaitu skor tertimbang dibagi dengan skor tertimbang maksimum kemudian dikalikan seratus persen. Rumus nilai akhir komponen = ( skor tertimbang/skor tertimbang maksimum) x 100 %. 4. Mengukur Nilai Akhir Perkomponen Tabel 4.D Mengukur Nilai Akhir Perkomponen Perspektif Skor Tertimbang Skor Nilai Akhir Maksimum Tertimbang Komponen Keuangan ,00 % Stakeholder ,00 % Strategic Driver ,75 % Pengelolaan SDM, Organisasi ,50 % dan ICT 49

12 Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai akhir komponen dari perspektif keuangan sebesar 75%, perspektif stakeholder sebesar 100 %, perspektif strategic driver sebesar 93,75 % dan pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT sebesar 87,50 %. Langkah atau tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai akhir total atau total score. Cara menghitungnya yaitu jumlah skor tertimbang dibagi dengan jumlah skor tertimbang maksimum dan dikalikan seratus persen, atau dinyatakan dengan rumus nilai akhir total (total score) = (jumlah skor tertimbang/jumlah skor tertimbang maksimum) x 100% 5. Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Score Tabel 4.E Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Score Perspektif Jml skor Bobot Skor Indikator indikator Tertimbang Keuangan Stakeholder Strategic Driver Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT Jml skor tertimbang

13 Dari tabel diatas jumlah dari keseluruhan skor tertimbang yaitu yang terdiri dari perspektif keuangan sebesar 75, perspektif stakeholder sebesar 99.6, perspektif strategic driver sebesar dan perspektif pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT sebesar Rumus Total Score =( Jumlah skor tertimbang/jumlah skor tertimbang maksimum) x 100% = (355.85/399.6) x 100 % = % Langkah selanjutnya yaitu membuat kriteria perusahaan apakah sangat sehat, kurang sehat dan tidak sehat. 6. Penilaian Kriteria Instansi Tabel 4.F Kriteria Instansi Kondisi Kategori Total Score Sangat Sehat AAA 95 AA 80<TS<95 A 65<TS<80 Kurang Sehat BBB 50<TS<65 BB 40<TS<50 B 30<TS<40 Tidak Sehat CCC 20<TS<30 CC 10<TS<20 C TS<10 51

14 Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa instansi Kemenko Perekonomian dengan nilai Total Score % termasuk dalam kondisi sangat sehat dengan kategori AA. 52

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1.Sejarah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada jaman orde baru terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Ind

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Ind BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2064, 2015 KEMENKEU. Keuangan Daerah. Pengelolaan. Pemeringkatan. Kesehatan Fiskal. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 266/PMK.07/2015 TENTANG PEMERINGKATAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sekelompok orang yang memberikan perintah. Namun secara keilmuan, Pemerintah

BAB II LANDASAN TEORI. sekelompok orang yang memberikan perintah. Namun secara keilmuan, Pemerintah BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemerintah Pemerintah bisa kita artikan sebagai orang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, atau lebih simpel lagi adalah orang atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA INSENTIF DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA INSENTIF DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA INSENTIF DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tamba

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.172, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Insentif Daerah. Pedoman Umum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator Target 2015 Realisasi s/d Juni 2015 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase

Lebih terperinci

Manual Indikator Kinerja Utama

Manual Indikator Kinerja Utama 2017 Manual Indikator Kinerja Utama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indikator kinerja Target 2017 Ket Menjaga Target Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi : 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 2. PDB

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Jumlah capaian pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN LAPORAN BULANAN REALISASI PELAKSANAAN RKT BULAN MARET 2011 Nomor : LAP - 668/PW21/1/2011 Tanggal : 06 APRIL 2011 BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015-2019 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2.1 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN

Lebih terperinci

: Asti Iga Purnomo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sigit Sukmono, SE., MM

: Asti Iga Purnomo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sigit Sukmono, SE., MM ANALISIS PREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN BERDASARKAN METODE ALTMAN Z-SCORE (STUDI KASUS PADA TIGA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013) Nama

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.50, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Insentif Daerah. Alokasi. Tahun Anggaran 2014. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.07/2013 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 NOMOR : LEK-4./PW09/1/2014 TANGGAL : 08 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KESEHATAN PERUSAHAAN BUMN (Studi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta)

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KESEHATAN PERUSAHAAN BUMN (Studi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta) ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KESEHATAN PERUSAHAAN BUMN (Studi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta) Verra Febrina Christi Moch. Dzulkirom AR Achmad Husaini Fakultas

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 266/PMK.07/2015 TENT ANG PEMERINGKATAN KESEHATAN FISKAL DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 RENCANA RENCANA 1. PROGRAM - Meningkatnya kualitas pengawasan lintas sektor yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 80% 80% 90% 90% 155,8 313,5 377,4 410,5 PENGAWASAN INTERN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.907, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Insentif Daerah. Tahun Anggaran 2012. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara Parsial, efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara Parsial, efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah daerah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara Parsial, efektivitas sistem pengendalian

Lebih terperinci

Tingkat Kementerian dan Eselon I

Tingkat Kementerian dan Eselon I Tingkat Kementerian dan Eselon I IKU KEMENTERIAN 1 Presentase Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi Definisi : Implementasi program-program koordinasi dan sinkronisasi kebijakan

Lebih terperinci

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Tingkat Kementerian dan Sekretariat

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Tingkat Kementerian dan Sekretariat Laporan Capaian Target Indikator Utama Semester II Tahun Tingkat Kementerian dan Sekretariat SS Indikator Target (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN LAPORAN BULANAN REALISASI PELAKSANAAN RKT BULAN JANUARI 211 Nomor : LAP 235/PW21/1/211 Tanggal : 28 FEBRUARI 211 BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

2014 yang. sumber. dengan. capaian. strategis. Laporan. secara. sasaran. Tabel RE 1. Sasaran Strategis. Capaian. No. 1. Sasaran Tercapai 100% di BPKP

2014 yang. sumber. dengan. capaian. strategis. Laporan. secara. sasaran. Tabel RE 1. Sasaran Strategis. Capaian. No. 1. Sasaran Tercapai 100% di BPKP Sekretariat Utama (Setma) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN :

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN : PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.HARJONO PONOROGO Zaskia Tristiana Anggraini Program Studi Pendidikan Akuntansi FPIPS ABSTRAK Rumah Sakit Umum Daerah

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG PENETAPAN UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan kinerja BKPM Tahun 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menguraikan

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORE CARD PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA

PENERAPAN BALANCED SCORE CARD PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA PENERAPAN BALANCED SCORE CARD PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA Toto Kurniawan Ririn Breliastiti Universitas Bunda Mulia rbreliastiti@bundamulia.ac.id ABSTRACT In order to face a competitive business

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

Manual Indikator Kinerja Utama. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Manual Indikator Kinerja Utama. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Manual Indikator Kinerja Utama 2016 Kumpulan manual Indikator Kinerja Utama teriri dari IKU tingkat Kementerian dan Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 berisi tentang perlunya dilaksanakan Otonomi Daerah. Otonomi daerah

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-36 /PB/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN SATUAN KERJA BADAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Pekalongan telah memperlihatkan pencapaian

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Profil Perusahaan 4.1.1. Profil Singkat Perusahaan PT. Homa Sejahtera didirikan oleh Parlin Herman Widjaya dan Parlin Herman Wibowo yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. buruk terhadap kinerja suatu Pemerintah Daerah (Pemda).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. buruk terhadap kinerja suatu Pemerintah Daerah (Pemda). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena anggaran yang kurang terserap diawal tahun, namun dipaksakan serapannya pada akhir tahun kerap terjadi. Hal ini menjadi bahasan menarik karena

Lebih terperinci

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah BAB. 3 AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUATAN IMPLEMENTASI SAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai rencana strategis

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pita Cukai. Cukai Lainnya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pita Cukai. Cukai Lainnya. No.373, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pita Cukai. Cukai Lainnya. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157/PMK.04/2009 TENTANG PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN TANDA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Lebih terperinci

Sasaran Reformasi Birokrasi

Sasaran Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN AKUNTABILITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI EDDY SURYANTO ASISTEN DEPUTI PEMANTAUAN DAN EVALUASI AKUNTABILITAS APARATUR

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 23 TAHUN 2014 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2014-2019 TARGET KINERJA SASARAN

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Pemerintahan Daerah, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan kewenangan

BAB I PEDAHULUAN. Pemerintahan Daerah, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan kewenangan BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara formal, berdasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan kewenangan pemerintah oleh

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN TINGGI PALANGKA RAYA TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN TINGGI PALANGKA RAYA TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari program dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM NOMOR : 050/ / /2017 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM NOMOR : 050/ / /2017 TENTANG PEMERINTAH BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM Jl. WR. Supratman N0. 13 Telp. (0342) 806135 Fax. 808478 E-mail : bkd@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN NOMOR : 050/ /409.205/2017 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013 Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2014 27 Maret 2013 Lampiran Keputusan Nomor KEP- 16/PW27/1/2013 BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Provinsi Kalimatan Tengah merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2015 yang memuat realisasi kinerja dan capaian kinerja

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN TAHUN 2018

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN TAHUN 2018 BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. Bahwa sebaga pelaksanaan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.05/2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BONUS ATAS PRESTASI BAGI RUMAH SAKIT EKS-PERJAN YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Inspektorat Daerah Kota Samarinda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka untuk mewujudkan aparatur pengawasan yang Obyektif, Tanggap, Efektif dan Bertanggung jawab di dukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada project ini, penulis merancang suatu aplikasi penilaian rating kredit modal kerja, dimana aplikasi ini merupakan pengembangan dari aplikasi yang selama ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memengang peranan yang penting dalam mewujudkan good goverment dan clean goverment. Hal ini tercermin dari kualitas laporan

Lebih terperinci

BOKS 1. Posisi Daya Saing Kabupaten/Kota Di Sulawesi Tenggara

BOKS 1. Posisi Daya Saing Kabupaten/Kota Di Sulawesi Tenggara BOKS 1 Posisi Daya Saing Kabupaten/Kota Di Sulawesi Tenggara Pada tanggal 23 April 2008 KBI Kendari melakukan seminar hasil penelitian yang dilakukan oleh Kantor Pusat Bank Indonesia. Salah satu materi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan

Lebih terperinci

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI implementasi rencana, dan pengendalian penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dengan cepat dan tepat. Indikator Kinerja IKU1 kepuasan pegawai Kepuasan Pegawai dilakukan melalui survei

Lebih terperinci

D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O

D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O R S U P D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O J L. P E R I N T I S K E M E R D E K A A N K M 1 1, T A M A L A N R E A, M A K A S S A R KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE. Lahir di Bojonegoro pada tanggal 18 Desember 1966 Menikah pada tanggal 24 Mei 2002, dikaruniai 1 Putri dan 2 Putra

CURICULUM VITAE. Lahir di Bojonegoro pada tanggal 18 Desember 1966 Menikah pada tanggal 24 Mei 2002, dikaruniai 1 Putri dan 2 Putra CURICULUM VITAE Lahir di Bojonegoro pada tanggal 18 Desember 1966 Menikah pada tanggal 24 Mei 2002, dikaruniai 1 Putri dan 2 Putra Kepala Bagian Perencanaan, Setitjen Januari 2016 Sekarang Kepala Bagian

Lebih terperinci

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD TESIS ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD Prof. Ir.Gamantyo Hendrantoro,M.Eng.,Ph.D Naning Wessiani, ST.,MM IKE HARUM DIANTI [2210 206 717] Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis tentang Kemampuan Memimpin Kepala Sekolah Dengan Produktivitas Guru Di Madrasah Ibtidaiah Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Untuk mengetahui Kemampuan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN RKPD TAHUN Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Timur 2012

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN RKPD TAHUN Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Timur 2012 Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN RKPD TAHUN 2013 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Timur 2012 PADA ACARA MUSRENBANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan R S S T LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO Jl KRT. Dr. Soeradji Tirtonegoro, No.1

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka dalam penulisan skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Peraturan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR BKPM menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tahun 2011 mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor 7

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211 PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) 21833 KANDANGAN 71211 KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG REVISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh seluruh Negara, terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah Indonesia telah memberlakukan

Lebih terperinci

Disampaikan Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara DPR Tanggal 13 Pebruari 2012

Disampaikan Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara DPR Tanggal 13 Pebruari 2012 Disampaikan Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara DPR Tanggal 13 Pebruari 2012 1 KERANGKA KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI GRAND DESIGN ROAD MAP PEDOMAN- PEDOMAN PERPRES NOMOR 81 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. LAPORAN KEUANGAN Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan haruslah mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan sistem pengukuran implementasi OHSAS 18001 dan uji coba penggunaan sistem tersebut untuk mengukur kinerja di PT. Trakindo Utama Cabang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-nya lah sehingga Tahun Anggaran 2015 dapat kami lalui dengan melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2018

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2018 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 disusun

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 6 SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 6 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan atas kajian yang telah dilakukan dan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan usaha memperoleh dan mempertahankan opini WTP di lingkungan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA I. UMUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan Program Strategis Kementerian PAN dan RB, ANRI, BKN, BPKP dan LAN Dalam Rangka Percepatan Pencapaian Target Prioritas I Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dalam RPJMN tahun 2010-2014 A. Pendahuluan Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Karakteristik penting akuntansi adalah pengidentifikasian, pegukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi

Lebih terperinci