Siswa-siswi SMKN 10 Bandung, belajar memainkan alat musik tradisional. Menumbuhkan cinta Tanah Air.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Siswa-siswi SMKN 10 Bandung, belajar memainkan alat musik tradisional. Menumbuhkan cinta Tanah Air."

Transkripsi

1 Maka, dirinya mengapresiasi sejumlah pimpinan daerah yang mendukung penuh program PMU ini dengan ikut menanggung biaya operasional sekolah menengah. Dukungan pemerintah daerah terutama dalam hal pembiayaan sangat diperlukan mengingat kemampuan finansial pemerintah pusat terbatas. Kita juga mendorong pemerintah daerah untuk ikut mengalokasikan bantuan bagi siswa menengah. Ada beberapa provinsi yang sudah mengalokasikan anggaran untuk pendidikan menengah, seperti Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Tentu kita apresiasi hal ini, tambah Mendikbud. Anggaran PMU Hamid menuturkan, demi menyukseskan program percepatan pencapaian target APK 97 persen, anggaran PMU pada tahun 2020 ini Siswa-siswi SMKN 10 Bandung, belajar memainkan alat musik tradisional. Menumbuhkan cinta Tanah Air. mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dimulai dengan Rp 5 triliun pada 2011, kemudian meningkat Rp 8 triliun di tahun Sementara pada 2013 ini, anggaran PMU mencapai Rp 11 triliun, termasuk di dalamnya Rp 4 triliun untuk BOS sekolah menengah. Tahun depan, anggaran diharapkan naik lagi menjadi Rp 16 triliun ditambah dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 4 triliun, sehingga total mencapai Rp 20 triliun. PMU, tambah Hamid, mendorong seluruh lulusan SMP sederajat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK/MA, sehingga nantinya angkatan kerja minimal berpendidikan setingkat sekolah menengah. Hal ini perlu difasilitasi dengan menyiapkan infrastruktur sekolahnya. Selama tiga tahun ke belakang ini, Kemdikbud telah membangun USB dan RKB dengan jumlah yang cukup besar. Tahun ini saja dibangun 230-an unit sekolah baru, sementara RKB yang dibangun sekitar an. Jumlah ini memang berkurang dibanding tahun lalu yang mencapai an RKB. Bahkan tahun sebelumnya lagi RKB yang dibangun mencapai an. Pembangunan USB dan RKB selama tiga tahun itu untuk menampung sebanyak 1,3 juta siswa baru, tambah Hamid. Dijelaskan pula bahwa setelah peluncuran PMU ini, pembangunan USB dan RKB tidak berhenti. Setiap tahun pihaknya merencanakan membangun 500 USB dengan perincian 300 USB untuk SMK dan 200 USB untuk SMA. Sementara RKB yang dibangun setiap tahunnya direncanakan mencapai unit dengan perincian unit untuk SMK dan unit untuk SMA. Semua ini dilakukan mulai tahun 2014 mendatang, imbuhnya. Pihaknya sengaja memperbanyak jumlah USB dan RKB SMK untuk menyiapkan para lulusan SMP/MTs siap bekerja. Hamid menilai, tidak sedikit lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Padahal selama tiga tahun menempuh pendidikan di SMA, mereka disiapkan untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Daripada mereka ambil SMA, tetapi tidak melanjutkan, kita dorong saja mereka untuk masuk SMK, agar mereka punya kesempatan lebih besar untuk bekerja, ujar Hamid. Ia berharap program PMU berjalan dengan baik, sehingga target pencapaian APK pendidikan menengah 97 persen pada 2020 dapat tercapai. Dengan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari semua pemangku kepentingan, program PMU diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan target dan cita-cita membentuk generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka benar-benar dapat kita wujudkan, imbuh Hamid. (Ratih) 7

2 Pendidikan untuk Semua Mengejar Jatuh Tempo Pendidikan untuk Semua Indonesia, sebagai salah satu negara anggota UNESCO, telah menyepakati sejumlah target Education for All (EFA) dalam Deklarasi Dakkar tahun Kini, tenggat target tersebut sudah di depan mata. Beberapa hal telah kita lampaui, namun sejumlah lainnya belum memenuhi harapan. Dakkar terlihat gempita pada 13 tahun lalu. Perwakilan 164 negara berdiskusi membahas tantangan dan sengkarut pendidikan di seluruh dunia. Di ibukota Senegal tersebut, tercetus kesepakatan dalam mewujudkan pendidikan untuk semua (PUS) atau Education for All (EFA). Terdapat enam tujuan pokok dalam PUS, yaitu perluasan akses pendidikan anak usia dini (PAUD), peningkatan layanan pendidikan dasar, kecakapan hidup (life skills), keaksaraan, mengikis kesenjangan jender, serta peningkatan mutu pendidikan. Keenam indikator ini memiliki tenggat yang dibagi dalam tiga tahap. Pertama, tahun Kedua, tahun , dan tahap terakhir Artinya, waktu yang dimiliki 164 negara, termasuk Indonesia, tinggal tersisa dua tahun. Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Bappenas, Nina Sardjunani, mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah target PUS yang membutuhkan perhatian khusus. Salah satu yang ia soroti adalah perluasan akses PAUD. Target Angka Partisipasi Kasar (APK), atau keikutsertaan anak-anak usia dini pada lembaga PAUD dipatok sebesar 75 persen pada tahun Namun, hingga akhir 2011 angkanya masih berada di level 34,54 persen. APK PAUD cenderung meningkat setiap tahun. Namun masih terdapat tingkat variasi APK yang tinggi antar provinsi. Provinsi Papua menempati tingkat APK terendah, sebutnya pada persamuhan Rakor PUS di Solo beberapa waktu lalu. Berdasarkan data Direktorat Jenderal PAUDNI Kemdikbud, APK PAUD memang terus menanjak. Tahun 2007 silam, angkanya masih berada di level 24,36 persen. Kekhawatiran Nina tentang variasi APK tiap provinsi memang bukan tanpa dasar. Terdapat sejumlah 8 DikbuD No. 05 Tahun IV September 2013

3 provinsi yang memiliki APK PAUD di atas rata-rata, misalnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai 58,58 persen pada tahun Namun banyak provinsi yang memiliki rapor merah. Salah satunya Papua, dengan APK sebesar 18,10 persen. PAUD di Desa Namun demikian Direktur Jenderal PAUDNI, Lydia Freyani Hawadi, optimis pemerintah Indonesia dapat mencapai seluruh target PUS. Terdapat sejumlah strategi untuk mencapainya. Untuk memacu APK PAUD, Direktorat Jenderal PAUDNI telah menggelar sejumlah program, salah satunya adalah program satu desa, satu PAUD. Melalui program ini, desa-desa yang belum memiliki PAUD akan memperoleh bantuan dana dari pemerintah. Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal PAUDNI mengalokasikan bantuan untuk rintisan PAUD baru sebesar masing-masing Rp 45 juta. Kami juga mempererat kerja sama dengan pemerintah daerah, perusahaan swasta, BUMN, dan organisasi mitra untuk mengembangkan PAUD, tegasnya. Sedangkan untuk pendidikan dasar, Kemdikbud terus berupaya meningkatkan alokasi anggaran pada sektor tersebut, sekaligus memperbaiki rasio antara guru dan murid SD. Sehingga kualitas pembelajaran pun meningkat. Alhasil, angka putus sekolah pun beringsut turun. Atas keberhasilan Indonesia, UNESCO menyematkan Penghargaan Aksara King Sejong. Penghargaan ini diberikan atas program pendidikan keaksaraan yang diintegrasikan dengan pengenalan kewirausahaan dan pembinaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di ruang publik, seperti pasar dan tempat ibadah, serta pembinaan tutor secara berkala. Penghargaan ini bukan prestasi biasa, tetapi sekaligus pengakuan internasional terhadap programprogram pendidikan masyarakat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Indonesia dinilai sukses melayani seluruh lapisan masyarakat, menjamin layanan pendidikan untuk semua orang. Namun Bappenas mengingatkan bahwa target PUS pada tahun 2015 sangat bergantung pada peran pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah pusat tidak mungkin seorang diri memacu target tersebut. Selain itu, perlu akselerasi seluruh program PUS. Pendidikan Berkelanjutan Salah satu konsep penting yang juga terkait dengan PUS adalah Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD). Konsep ini telah diterapkan beberapa tahun terakhir di regional ASEAN dan sejumlah negara maju di Amerika dan Eropa. Indonesia, Jepang, dan Thailand adalah dua negara yang telah mencoba menerapkan konsep ini melalui program Sekolah Hijau. Minoru Mori, Guru Besar Osaka Kyoiku University menuturkan bahwa kurikulum pendidikan sekolah memang sejatinya diintegrasikan dengan pendidikan lingkungan. Sehingga timbul kesadaran para murid untuk menyayangi lingkungan mereka sejak dini. ESD merupakan salah satu prinsip belajar sepanjang hayat. Konsep ini perlu diterapkan pada seluruh jalur pendidikan secara berkelanjutan, tegasnya di Osaka belum lama ini. ESD pada dasarnya merupakan suatu konsep yang mengusung visi baru pendidikan, yakni memperdayakan manusia semua umur untuk turut bertanggung jawab mencipta masa depan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan pola pembelajaran yang didengungkanunesco yakni: learning to be, learning how to know, learning how to do/act, learning to live together, dan learning to transform. (Yohan Rubiyanto, Pembantu Pimpinan pada Dirjen PAUDNI) Target Aksara Sejumlah capaian pemerintah Indonesia dalam PUS sudah cukup menggembirakan. Terutama untuk peningkatan akses pendidikan dasar, dan pemberantasan buta aksara. Kedua tujuan pokok ini sudah mengancik target yang ada dalam PUS (lihat tabel). UNESCO bahkan terkesan dengan strategi pengentasan buta aksara. Indonesia meramu pola pembelajaran keaksaraan dengan pelatihan kecakapan hidup, diantaranya melalui program penggalakan keaksaraan usaha mandiri (KUM). Sumber: direktorat Jenderal PAUDNI

4 Indeks PUS Indonesia Naik Pendidikan Untuk Semua (PUS) harus menjadi kebutuhan pemerintah pusat dan daerah. Oleh karena itu, perlu saling berbagi pengalaman dan terobosan masing-masing provinsi guna percepatan pencapaian target pemerataan pendidikan. Indeks PUS memang cenderung naik, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Indeks pendidikan untuk semua (Indeks PUS) atau the education for all development index (EDI) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat 64 dari 120 negara pada tahun Terdapat kenaikan peringkat pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, Indonesia memiliki peringkat 69 dari 127 negara. Indonesia diharapkan tetap memiliki prestasi baik, mengingat tren grafik capain PUS terus meningkat. Guna lebih meningkatkan lagi indeks tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), melakukan berbagai upaya. Misalnya melanjutkan sosialisasi program kegiatan melalui koordinasi nasional seperti penyempurnaan Forum Koordinasi Nasional (Forkonas) PUS; penyusunan, penerbitan, dan penyebarluasan naskah best practice dan naskah success story PUS; penyusunan laporan PUS dan laporan EDI tingkat provinsi dan nasional; mengikuti pertemuan PUS tingkat regional dan internasional; dan kegiatan lainnya yang relevan. Namun demikian, peningkatan indeks PUS tersebut dinilai sangat lamban. Hal ini karena masih ada permasalahan dalam menjalankan program PUS, di antaranya koordinasi pemerintah pusatdaerah, termasuk dukungan anggaran pemerintah daerah yang masih kurang. Selain itu, permasahan sumber daya manusia yang in charge dalam program PUS kerap berganti atau diwakilkan. Kami berharap program dapat in line antara pusat dan daerah. Diharapkan juga dengan ada rapat koordinasi ini kita dapat membuat strategi untuk meningkatkan EDI, ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI), Lydia Freyani Hawadi, yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Harian Forum Koordinasi PUS. Ia memberikan beberapa masukan terkait dengan peningkatan pencapain 10 DikbuD No. 05 Tahun IV September 2013

5 PUS, khususnya dalam menyiapkan presentasi pada tingkat nasional. Pertama, seperti yang dilakukan provinsi Maluku dan Bali yang sudah mempunyai metode pengumpulan data yang bagus, maka bisa dijadikan pembelajaran buat provinsi lainnya. Karena itu sangat perlu juga memperhatikan detil data sekunder dan primer, dapat bekerja sama dengan BPS, sarannya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PUS tahun 2013, di Solo, Rabu (22/5). Perlu juga menyajikan keberhasilan dan target-target PUS. Kenyataannya ternyata banyak provinsi yang mencapai lebih tinggi dari angka yang ditargetkan, ungkap Lydia Freyani yang akrab dengan sapaan Reni ini. Ia juga menyarankan untuk memberikan penjelasan lebih detil mengenai keterlibatan mitra PAUD, peran BUNDA PAUD, ataupun dari sisi anggarannta. Misalnya perlu dijabarkan perannya BUNDA PAUD lebih detil, keterlibatan langsung, sehingga bisa dijadikan contoh provinsi lain, tambahnya. Reni juga menilai akan lebih baik dan efektif untuk menggunakan filosofi lokal dan kearifan lokal dalam menyukseskan program-program pendidikan. Menurut Reni, ada unsurunsur budaya yang sebenarnya sangat bisa digali seperti melalui Bahasa lokal. Contoh yang sangat baik untuk adalah upaya pemerintah Sulawesi Utara menyosialisasikan PUS menggunakan bahasa daerah Torang Semua Musti Tau Babaca (Semua orang harus bisa membaca). development goals). Kita perlu memastikan EFA harus diteruskan.kita telah mampu meningkatkan APK PAUD kira-kira 10 persen dalam empat tahun terakhir. Tetapi apakah ini sudah cukup untuk sasaran EFA? Jawabannya adalah belum!, jelasnya. Hal ini, sambung Nina, dikarenakan target APK PAUD 75 persen dalam EFA belum tentu bisa tercapai pada Untuk itu, perlu dibuat regular board karena waktu mencapai target EFA itu hanya tinggal dua tahun. Khusus untuk tujuan pendidikan dasar, Nina menilai sasarannya terlalu mudah untuk Indonesia. Jadi kita bisa terus memfokuskan proporsi lulusan SD dan transition rate dari kelas 6 ke 7. Yang harus dilakukan Indonesia, adalah memastikan anak lulus tahun ke-6 dan melanjutkan lulus sampai tahun ke- 12, jelasnya. Hal ini menjadi perhatian karena terjadi penurunan partisipasi anak usia sekolah dasar terutama bagi penduduk miskin. Mudah-mudahan dengan BSM yang semakin luas penerimanya dapat FOTO: WJ PIH menurunkan tingkat putus sekolah, harap Nina. Kemudian, Indonesia juga memiliki beberapa tantangan, di antaranya memastikan akses pendidikan bisa diberikan secara merata. Pada 2015 dunia harus menyampaikan isu besar pencapaian akses, ujarnya. Selanjutnya, kualitas pendidikan harus dikejar, melalui penguatan dan perbaikan kurikulum. Sementara itu, isu gender semakin kurang terdengar akibat masih kurangnya komitmen bersama baik tingkat lokal maupun nasional. Ia menyarankan hal-hal yang perlu dipikirkan untuk pencapaian PUS Pertama adalah perlunya meningkatkan akses pendidikan yang merata pada anak, terutama pada jenjang menengah. PUS harus dinaikkan menjadi tidak lagi tingkat SMP, tapi juga pada tingkat SMA. Tidak hanya itu, Pemerintah juga harus terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan menengah yang diiringi dengan menurunkan perbedaan kualitas antar provinsi. (Arifah) Pembangunan Milenium Dalam Rakornas tersebut, Deputi bidang SDM dan Kebudayaan Bappenas, Nina Sardjunani, menyatakan bahwa EFA/PUS berperan sangat strategis untuk menjadi salah satu cara menyampaikan kepada publik mengenai pembangunan pendidikan di Indonesia. EFA juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan tujuan pembangunan milenium (millenium Siswi SD Bertingkat Kupang sedang beristirahat. Mereka optimis melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. 11

6 Pendidikan Tinggi Akses Pendidikan Tinggi yang Berkeadilan Oleh Patdono Suwignyo Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang bisa memerdekakan masyarakat dari kemiskinan. Dalam hal ini, pendidikan berfungsi sebagai elevator sosial yang dapat meningkatkan status sosial dan taraf hidup seseorang. Fakta membuktikan, pendidikan tinggi mempunyai peran yang sangat penting sebagai elevator sosial. Dilihat dari return of investment, pendidikan tinggi paling tinggi skornya, karena biaya yang dikeluarkan di perguruan tinggi akan berdampak lebih besar terhadap penghasilan jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan pada pendidikan di bawahnya. Untuk memerdekakan masyarakat dari belenggu kemiskinan, pendidikan tinggi adalah cara yang paling tepat. Maka, pemerintah mengambil langkah untuk melepaskan anakanak dari kemiskinan dengan cara membantu anak-anak yang kemampuan akademis yang bagus tetapi mereka tidak mempunyai biaya untuk menjalani pendidikan tinggi. Untuk membantu mahasiswa miskin, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mempunyai bermacammacam program untuk membantu masyarakat miskin. Yang paling bermanfaat bagi masyarakat adalah Bidikmisi, dimana pemerintah tidak hanya memberikan beasiswa tetapi juga biaya hidup bagi mahasiswa dari masyarakat miskin. Ditjen Dikti meminta agar perguruan tinggi negeri lebih banyak lagi memperuntukkan Bidikmisi kepada mahasiswa jurusan favorit seperti kedokteran, teknik, dan akutansi, sehingga begitu lulus mudah memperoleh pekerjaan dan segera memutus rantai kemiskinan. Selama ini banyak beasiswa yang diberikan untuk masyarakat miskin tetapi mereka tetap tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi, karena tidak adanya biaya hidup. Bidikmisi ini memberikan biaya hidup sebesar Rp per bulan dan membayarkan Rp per bulan untuk SPP kepada perguruan tinggi. Penerima Bidikmisi ini tentunya mereka juga memiliki prestasi sangat bagus, karena mereka telah lolos seleksi yang sangat ketat. Hanya mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik baguslah yang bisa memperoleh beasiswa tersebut, bahkan di antaranya ada yang mempunyai Indeks Prestasi (IP) 4. Penerima beasiswa Bidikmisi mempunyai rata-rata IP di atas 3 dan banyak yang IP-nya 3,5-3,75. Hal ini membuktikan, bahwa kelompok mahasiswa penerima Bidikmisi ini kemampuan akademiknya lebih daripada kebanyakan mahasiswa. Setiap tahun, program bidikmisi ini selalu dievaluasi menyangkut efektivitas penyaluran dan prestasi mahasiswa. Bila mahasiswa sudah lulus, evaluasi akan ditambah dengan apakah mahasiswa Bidikmisi bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Program Ditjen Dikti lainnya berupa skema afirmasi terhadap Papua, Papua Barat, dan daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang dinamakan ADIK. Dahulu afirmasi ini hanya diperuntukkan bagi Papua, dengan penambahan Papua Barat dan daerah 3T, para mahasiswa dari daerah yang memperoleh afirmasi ini juga dibiayai seperti Bidikmisi dan kuliah di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Selain itu, pemerintah juga membantu mahasiswa miskin dengan program uang kuliah tunggal. Dengan uang kuliah tunggal ini, biaya yang dibayarkan oleh mahasiswa hanya SPP. Uang gedung, uang praktikum, dan lain-lain, sudah tidak membayar lagi. Dalam uang kuliah tunggal ini, ada 10 persen mahasiswa miskin yang mendapat keringanan dalam membayar uang kuliah. Mereka dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama Para mahasiswa yang miskin yang ditetapkan lima 12 DikbuD No. 05 Tahun IV September 2013

7 persen setiap perguruan tinggi negeri, mereka hanya membayar maksimal Rp per semester. Sedangkan kelompok kedua, lima persen mahasiswa miskin berikutnya, uang kuliah tunggalnya antara Rp ,00-Rp 1 juta. Selebihnya Dikti memberikan keleluasaan untuk menentukan besarnya biaya. Mahasiswa miskin yang memperoleh keringanan pembayaran uang kuliah tunggal ini bukan merupakan penerima bidikmisi dan afirmasi pendidikan. Universitas Terbuka Perguruan tinggi yang boleh melakukan pendidikan jarak jauh hanya Universitas Terbuka (UT), di Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang diperbolehkan adalah pendidikan di luar domisili, yaitu perguruan membuka kampus di luar kampus utamanya dengan fasilitas, kualitas pendidikan, dan kualitas dosennya sama persis dengan kampus induknya. Pendidikan jarak jauh dilarang, kecuali yang dilakukan oleh UT. UT memang diperuntukkan untuk masyarakat yang berada di daerah terpencil yang mengalami kesulitan menempuh pendidikan secara normal. UT sangat bermanfaat untuk masyarakat yang di daerahnya tidak ada perguruan tinggi. UT juga memberikan perhatian kepada guru-guru yang berada di daerah 3T. Para guru ini digratiskan untuk mengambil pendidikan S-1, S-2 dan S-3 dengan dibiayai oleh Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Masing-masing perguruan tinggi negeri mendapat BOPTN. UT Mendapatkan BOPTN sebesar Rp 20 miliar yang diminta untuk dipergunakan membiayai para guru dari daerah 3T untuk kuliah di UT. UT lebih fleksibel dalam menjangkau mahasiswa di daerah 3T. Hal ini karena mahasiswa bisa belajar dengan menggunakan modul dan pada periode tertentu berkumpul mendapatkan tutorial di tempat tertentu tanpa harus membangun kampus. Dikti memberikan perhatian kepada daerah 3T, karena di daerah tersebut kekurangan guru. Untuk mengatasi hal itu, sarjana yang baru lulus diminta mengajar di daerah 3T selama 1 tahun. Para sarjana 3T kemudian ditawarkan untuk tetap mengajar di daerah tersebut. Hebatnya, banyak generasi muda yang ikut dalam program Sarjana Mengajar di daerah 3T (SM3T) sangat senang untuk ditempatkan pada daerah-daerah tersebut. Hipotesis yang menyatakan bahwa generasi muda sekarang manja dan hanya gemar bersenang-senang ternyata tidak benar. Ini adalah pertanda yang baik, karena hampir setiap tahun sekitar 3000 sarjanasarjana baru menjadi peserta SM3T. Pendidikan tinggi itu mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun kemerdekaan manusia, karena di perguruan tinggi mahasiswa diberi kebebasan untuk mengaktualisasikan diri. Kegiatan-kegiatan yang ada di perguruan tinggi baik kurikuler maupun ekstra kurikuler sangat banyak. Di perguruan tinggi juga ada otonomi akademik, sehingga insan di perguruan tinggi termasuk mahasiswa, mempunyai kebebasan untuk mengaktualisasikan diri di bidang akademik. Universitas mempunyai otonomi untuk mendesain kurikulum mereka, namun sebaiknya juga membangun jiwa kebangsaan, toleransi, semangat inovasi, kerja keras, dan jujur di kalangan mahasiswa. Di Dikti ada program pendidikan anti korupsi, yang diharapkan bisa disebarkan kepada dosen dan mahasiswa. Sebagian besar koruptor itu adalah lulusan perguruan tinggi sehingga bila pendidikan anti korupsi ini bisa mengubah perilaku dan pola pikir, akan sangat baik untuk Indonesia. Sesudah lulus kuliah, kita berharap, mereka lebih mencintai Indonesia dan lebih berbakti kepada negara lantaran mempunyai jiwa nasionalis yang kuat. Dengan nasionalisme yang tinggi mereka mempunyai kemauan untuk berkorban demi kepentingan negara dan bangsa. FOTO: WJ PIH Pendidikan tinggi mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun kemerdekaan manusia, karena mahasiswa diberi kebebasan untuk mengaktualisasikan diri. Para lulusan perguruan tinggi ini dapat memberikan darma baktinya kepada bangsa dan negara dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan profesinya. Apakah mereka nantinya berprofesi sebagai pegawai, profesional, wirausaha, mereka tetap mempunyai jiwa nasionalisme, kebangsaan yang kuat, mempunyai semangat untuk membangun bangsa Indonesia. (Ditulis ulang oleh Arifah dan Nopendhi dari wawancara di Jakarta, 1 Agustus 2013) 13

Kemajuan suatu bangsa salah

Kemajuan suatu bangsa salah Pesan Menteri Kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh pendidikan. Maka, yakinlah bahwa pendidikan berperan penting dalam membangun daya saing bangsa, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan

Lebih terperinci

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.

Lebih terperinci

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI Disampaikan pada Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti Di Pekanbaru Riau tgl 9 April 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif DAFTAR ISI Hal Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif i iii iv v vi BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum 1 B. Dasar Hukum 2 C. Maksud dan Tujuan 3 D. Tugas, Fungsi, dan

Lebih terperinci

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013 Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014 Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun 2010-2014 dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013 Hasil Sidang Komisi I KEBIJAKAN PAUDNI TIM KOMISI I TOPIK

Lebih terperinci

Kurikulum Kurikulum 2013

Kurikulum Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.

Lebih terperinci

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

PANDUAN BIDIK MISI [LEARN PRACTICE BE COMPETENT!] POLITEKNIK KOTA MALANG V

PANDUAN BIDIK MISI [LEARN PRACTICE BE COMPETENT!] POLITEKNIK KOTA MALANG V PANDUAN BIDIK MISI POLITEKNIK KOTA MALANG V1.1.2015 [LEARN PRACTICE BE COMPETENT!] Bagian Kemahasiswaan Politeknik Kota Malang Komplek Pendidikan Internasional Malang International Education Park (MIEP)

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

BUPATI BANYUWANGI. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua BUPATI BANYUWANGI SAMBUTAN BUPATI BANYUWANGI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL DIRANGKAI DENGAN PERINGATAN HARI OTONOMI DAERAH KE-18 SEKALIGUS DEKLARASI GEMPITA PERPUS (GERAKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah Satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan merupakan bagian utama untuk suatu

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR A. Tujuan dan Sasaran Strategis Berdasarkan pada amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta misi dan visi Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pencapaian pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa. Bahkan pendidikan menjadi domain

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP 1 KATA SAMBUTAN Dalam berbagai kesempatan Presiden Indonesia menjelaskan salah satu pilar pengembangan Sumber Daya Manusia adalah Pengembangan SDM berbasis vokasi. Hal ini sangat strategis mengingat tidak

Lebih terperinci

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN Dasar Hukum Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 : Setiap warga negara mempuyai hak untuk memperoleh pengajaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN (Artikel 24)

ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN (Artikel 24) ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN 2010-2014 (Artikel 24) O L E H : S U B I S U D A R T O Renstra perlu dianalisis melalui Analisis SWOT Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

[Document title] [DOCUMENT SUBTITLE] WINDOWS USER

[Document title] [DOCUMENT SUBTITLE] WINDOWS USER [Document title] [DOCUMENT SUBTITLE] WINDOWS USER BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tinggi dimaksudkan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Ikhtiar membangun manusia Indonesia yang berkualitas terus dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kemajuan, yang

Lebih terperinci

[TT2] (MDGs), Education For All (EFA), dan Education for. sasaran-sasaran Millenium Development Goals. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian

[TT2] (MDGs), Education For All (EFA), dan Education for. sasaran-sasaran Millenium Development Goals. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian Keterkaitan dengan Tantangan L1.1 Daftar Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Tahun 2010--2014 Aspek Akar Permasalahan Rekomendasi Stakeholder Peraturan Turunan Belum tersedianya peraturan perundangan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU ORGANISASI MITRA PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN TATACARA MEMPEROLEH BANTUAN

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU ORGANISASI MITRA PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN TATACARA MEMPEROLEH BANTUAN PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU ORGANISASI MITRA PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN TATACARA MEMPEROLEH BANTUAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL

LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Sawangan, 26 s.d 28 Februari 2012 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Lebih terperinci

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah KEMENTERIAN Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah Mei 2012 Dari BOS ke BOSDA: Dari Peningkatan Akses ke Alokasi yang Berkeadilan Program

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia

Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia Neng Endah Fatmawati NPM : 1306384504 Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeristas Indonesia, Depok,2017. Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG PEMBINAAN PRESTASI PESERTA DIDIK YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN/ATAU BAKAT ISTIMEWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Pasal 2. permen_14_2008

Pasal 2. permen_14_2008 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG INDIKATOR KINERJA KUNCI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN NOMOR: 2485/E3/Kep/2013 PETUNJUK TEKNIS

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN NOMOR: 2485/E3/Kep/2013 PETUNJUK TEKNIS LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN NOMOR: 2485/E3/Kep/2013 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BIDIKMISI TAHUN ANGGARAN 2013 A. Latar

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR 5.1. Matriks Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perkembangan IPTEK yang pesat memaksa kita untuk dapat

Lebih terperinci

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018 Panduan Pelaksanaan BEASISWA SERTIFIKASI KOMPETENSI MAHASISWA BIDIKMISI PENDIDIKAN TINGGI VOKASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN,

Lebih terperinci

Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun

Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Cluster 1 Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Oleh: Jumono, Abdul Waidil Disampaikan pada kegiatan Simposium Pendidikan 23 Febuari 2015 Ki Hadjar Dewantara: Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGANTAR Program Bidikmisi merupakan salah satu program unggulan pemerintah yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

Penataan Kelembagaan PKBM

Penataan Kelembagaan PKBM Penataan Kelembagaan PKBM Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia Buta aksara adalah ketidakmampuan untuk membaca, menulis dan berhitung untuk fungsi efektif dan pengembangan individu dalam masyarakat. Menurut definisi UNESCO Buta aksaya, adalah : literacy is the ability

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Harris Iskandar Direktur Jenderal Disampaikan pada Rapat Koordinasi BAN PAUD dan PNF dan BAP PAUD dan PNF Tahun 2017 Bogor, 23 November

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI

DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI 1 P E N D A H U L U AN Di era keterbukaan saat ini, persaingan sumber daya manusia

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGANTAR Program Bidikmisi merupakan salah satu program unggulan pemerintah yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

TREND DAN ESTIMASI ANGGARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI JAMBI

TREND DAN ESTIMASI ANGGARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI JAMBI TREND DAN ESTIMASI ANGGARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI JAMBI Oleh : Dr. Muhammad Ridwansyah, SE, M.Sc (Dosen Fakultas Ekonomi UNJA) 1. Pendahuluan Tugas negara adalah

Lebih terperinci

STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA

STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA Jakarta, 10 OKTOBER 2015 OLEH: WARTANTO SESDITJEN PAUD DIKMAS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang pendidikan. Peningkatan pendidikan yang bermutu di Indonesia termaktub dalam amanah konstitusi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1364, 2015 BERITA NEGARA KEMENDIKBUD. Bantuan. Biaya Pendidikan. Bidikmisi. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 96 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROGRAM BEASISWA BIDIK MISI

PROGRAM BEASISWA BIDIK MISI KATA PENGANTAR PROGRAM BEASISWA BIDIK MISI BEASISWA PENDIDIKAN BAGI CALON MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA KURANG MAMPU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan kekayaan alam yang berlimpah. Dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa dan ragam kekayaan

Lebih terperinci

Neni Uciati ( ) E-CBS: Collaboration of E-learning and Curriculum Based on Society

Neni Uciati ( ) E-CBS: Collaboration of E-learning and Curriculum Based on Society Neni Uciati (7211415010) E-CBS: Collaboration of E-learning and Curriculum Based on Society Bonus demografi bagi suatu negara dapat menjadi potensi maupun beban, akan menjadi potensi apabila jumlah penduduk

Lebih terperinci

KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA

KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA Sebagai salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, sekolah adalah lokasi penting dimana para "Nation Builders" Indonesia diharapkan dapat berjuang membawa negara

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN 2.1. Analisis Kondisi Internal Lingkungan Pendidikan Dalam menyusun rencana strategis 2010--2014, diperlukan analisis kondisi internal pendidikan nasional pada periode 2005--2009

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi ii Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah Kota Yogyakarta maka dibuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Analisis Situasi Strategis S etiap organisasi menghadapi lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal

Lebih terperinci

Lampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012

Lampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012 ( PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN KEPADA PENGELOLA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DAN PENGELOLA TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) BERDEDIKASI DAN BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang melekat pada setiap kehidupan bersama dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya pengangguran intelektual beberapa

Lebih terperinci

DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta

DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta Siaran Pers UNESCO No. 2015-xx DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta Paris/New Delhi, 9 April 2015

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan upaya mewujudkan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEJIK VISI DAN MISI 1. Pernyataan

Lebih terperinci

Tujuan 4: Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua

Tujuan 4: Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua : Multi-stakeholder Consultation and Workshop, 26-27 April 2017, Jakarta, Tujuan 4: Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya

Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya Oleh : 1 Alldo Fellix Januardy 1 Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Unsur Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat dimana proses pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Pada proses

Lebih terperinci

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 Drs. Alexius Akim, MM. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat RAKOR GUBERNUR KALBAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang berkaitan dengan efektifitas

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN Kebijakan Pendidikan Working Paper: Investing in Indonesia s Education: Allocation, Equity, and Efficiency of Public Expenditures, World Bank

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2015 Urusan Pemerintah : 1.01. Urusan Wajib Pendidikan Organisasi : 1.01.01 Dinas Pendidikan REKAPITULASI BELANJA TIDAK

Lebih terperinci

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN 1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN No A BELANJA LANGSUNG 1 Program pendidikan anak usia dini a. Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) PAUD Terpadu Terlaksananya pembangunan lembaga persiapan pendidikan anak usia

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL

KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL Norma Laili Ikhsan PLS FIP UNY the World Congress of Ministers of Education on the Eradication of Illiteracy (Teheran, 1965), mengenai kampanye keaksaraan fungsional (UNESCO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami lebih jauh mengenai pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang masih dipandang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SINKRONISASI PRIORITAS NASIONAL DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SINKRONISASI PRIORITAS NASIONAL DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SINKRONISASI DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2013 NO. 1 Prioritas 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan yang Lebih baik

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini non formal dipandang memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia ke depan. Namun kesiapan tenaga pendidik di lembaga PAUD

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun 2017-2020 SK KETUA DEWAN RISET NASIONAL NOMOR: 27/Ka.DRN/X/2017 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA PERIODE

Lebih terperinci

DISEMINASI INFORMASI PROGRAM BIDIKMISI TAHUN Aula Ki Hajar Dewantara, 24 Juni 2016

DISEMINASI INFORMASI PROGRAM BIDIKMISI TAHUN Aula Ki Hajar Dewantara, 24 Juni 2016 DISEMINASI INFORMASI PROGRAM BIDIKMISI TAHUN 2016 Aula Ki Hajar Dewantara, 24 Juni 2016 Gambaran PTS Kopertis Wilayah III Tahun 2016 JUMLAH DAN PROSENTASE PTS BERDASARKAN BENTUK Akademi; 124; 38% Politeknik;

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci