Kemajuan suatu bangsa salah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kemajuan suatu bangsa salah"

Transkripsi

1 Pesan Menteri Kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh pendidikan. Maka, yakinlah bahwa pendidikan berperan penting dalam membangun daya saing bangsa, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran penting pendidikan dalam pengembangan ekonomi, terutama dalam menyediakan tenaga kerja terampil. Jika apa yang diramalkan oleh McKinsey Global Institute, bahwa pada tahun 2030 dibutuhkan sebanyak 113 juta tenaga kerja terampil, untuk menempatkan Indonesia di tujuh besar ekonomi dunia. Maka, salah satu jawabannya adalah pendidikan. Penyediaan tenaga terampil bukan perkara mudah. Perlu kerja keras dan komitmen seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Ini merupakan tantangan dunia pendidikan, yang tiap saat dipastikan tingkat kesulitannya makin kompleks. Tentu kita tidak boleh menyerah dengan kondisi itu, untuk ini pemerintah telah memformulasikan sejumlah kebijakan strategis untuk menjawab tantangan tersebut. Kebijakan pertama, meningkatkan wajib belajar dari sembilan tahun menjadi 12 tahun melalui program Pendidikan Menengah Universal (PMU). Targetnya, meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah menjadi tidak kurang dari Tiga Kebijakan untuk Dunia Pendidikan 97 persen pada tahun Tanpa program PMU, maka APK yang diharapkan mencapai 97 persen baru terwujud pada Capaian yang dari sisi tahun sudah terlambat. Kenapa terlambat? Populasi usia produktif yang melimpah seperti kondisi sekarang ini hanya berlangsung hingga Artinya, kita akan kehilangan momentum. Dari situlah kita bertekad, harus dilakukan percepatan pencapaian APK. Jika momentum usia produktif ini tidak dimanfaatkan dengan baik, potensi itu bisa jadi justru menimbulkan bencana demografi. Tentu kita semua sepakat ingin menjadikan populasi usia produktif itu menjadi bonus demografi. Kebijakan kedua,meningkatkan akses kependidikan tinggi yang mengacu pada Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Undang-undang itu menyatakan, pemerintah wajib menyelenggarakan sedikitnya satu akademi komunitas di tiap kabupaten. Selain itu, setidaknya ada satu universitas dan politeknik di tiap provinsi. Pemerintah menargetkan membangun 850 akademi komunitas hingga tahun UU itu juga menyebutkan, pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan bantuan operasional bagi perguruan tinggi negeri (BOPTN) untuk meringankan beban mahasiswa. Dengan program BOPTN, kita berharap APK pendidikan tinggi mencapai 53 persen pada Dan, sedikitnya 20 persen mahasiswa baru di PTN berasal dari keluarga tidak mampu. Dana BOPTN yang bertujuan untuk meringankan biaya pendidikan mahasiswa tersebut, pada tahun 2013 ini mencapai Rp 2,7 triliun. Dana Sikap kreatif dan inovatif yang dibentuk di tingkat pendidikan dasar dan menengah akan dibawa ketika peserta didik melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi. itu rencananya akan dialokasikan bagi 92 PTN. Alokasi penggunaan BOPTN telah diatur untuk membiayai penelitian dosen, serta membiayai atau mensubsi di biaya operasional terutama untuk SPP, uang gedung, uang praktikum, uang wisuda, serta biaya-biaya lain yang dibayar oleh mahasiswa. Dengan demikian, masyarakat dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus dibebani biaya perkuliahan tinggi. Kebijakan ketiga, pengembangan kurikulum untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. Alhamdulillah, Kurikulum 2013 telah berhasil diimplementasikan pada tahun ajaran baru , walau masih bertahap dan terbatas. Kurikulum 2013 disusun untuk menyiapkan peserta didik menguasai keterampilan di abad 21, dimana kreativitas dan inovasi menjadi aset utama bagi seseorang untuk meraih kemajuan. Sikap kreatif dan inovatif yang dibentuk di tingkat pendidikan dasar dan menengah itu niscaya akan dibawa pula ketika peserta didik melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi. Dengan demikian, tenaga terampil di Indonesia pada masanya nanti akan benar-benar mampu bersaing secara global. Maka, Indonesia akan makin jaya. Semoga. Amiin. (*) No. 05 Tahun IV September 2013 DikbuD 1

2 Daftar Isi No. 05 Tahun IV September 2013 Hal. 1 PESAN MENTERI Hal. 2 DAFTAR ISI Hal. 3 DARI REDAKSI Hal.4 Pendidikan untuk Semua (Foto: Istimewa) Mendongkrak APK SMA/ SMK/Sederajat melalui PMU Mendikbud saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran PMU mengatakan, program ini sebelumnya telah dirintis sejak 2011 sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan keberhasilan pelaksanaan program Wajib Belajar 9 Tahun. Mengejar Jatuh Tempo Pendidikan untuk Semua Hal. 8 Peran Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah Hal. 14 Keaksaraan untuk Hidup yang Lebih Layak Hal. 18 Hal.12 Hal.26 Akses Pendidikan Tinggi yang Berkeadilan Untuk memerdekakan masyarakat dari belenggu kemiskinan, pendidikan tinggi adalah cara yang paling tepat. Maka, pemerintah mengambil langkah untuk melepaskan anak-anak dari kemiskinan dengan cara membantu anak-anak yang kemampuan akademis yang bagus tetapi mereka tidak mempunyai biaya untuk menjalani pendidikan tinggi. Letakkan Roh Pelestarian Nilai Budaya pada Tempatnya Meraih Kemandirian Kebudayaan Hal. 23 Rumah Gadang Butuh Perlindungan Hal. 31 FOTO: WJ PIH 2 DikbuD No. 05 Tahun IV September 2013

3 Pelindung: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, Wakil Menteri Bidang Pendidikan, Musliar Kasim, Wakil Menteri Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti Penasihat: Sekretaris Jenderal, Ainun Na im Pengarah: Sukemi Penanggung Jawab: Ibnu Hamad Pemimpin Redaksi: Dian Srinursih Dewan Redaksi: Setiono, Eka Nugrahini, Hawignyo Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati Staf Redaksi: Arifah, Ratih Anbarini, Agung SW, Aline Rogeleonick, Desliana Maulipaksi, Gloria Gracia, Nur Widianto Desain & Artistik: Susilo Widji P., Yus Pajarudin Fotografer: Arif Budiman, Ridwan Maulana Sekretaris Redaksi: Dina Ayu Mirta, Tri Susilawati, Mohtarom Redaktur Eksekutif: Priyoko Alamat Redaksi: Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung C Lantai 4, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Telp. (021) Pes. 2413, (021) Laman: Dari Redaksi Mempersiapkan Siswa Hadapi Tantangan Global Lembaga riset internasional, McKinsey Global Institute, memperkirakan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada tahun 2030 mendatang. Perkiraan ini berdasarkan pada tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai paling stabil di dunia. Taruhlah prediksi McKinsey itu terbukti benar. Lalu, apa yang mesti kita persiapkan untuk mengisi kemakmuran tersebut? Tentu saja membangun sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, berakhlak mulia, dan cinta Tanah Air. Untuk membentuk SDM dengan kriteria yang demikian ini, pendidikan memegang peran pertama dan utama. Pendidikan dimaksud di sini termasuk yang berhubungan dengan kualitas dan pemerataannya, sehingga anak di seluruh pelosok negeri memiliki kesempatan untuk berandil dalam membangun Indonesia di era kemakmuran tersebut. Untuk membentuk SDM yang berkualitas di seluruh Indonesia tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai upaya, di antaranya mengimplementasikan Kurikulum 2013 dan Pendidikan Menengah Universal (PMU). Tentu saja termasuk di dalamnya adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Bidikmisi, Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), dan sejumlah program lainnya. Dalam acara peluncuran PMU pada Juli lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menyatakan bahwa program PMU dirintis sejak 2011 sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan keberhasilan pelaksanaan program Wajib Belajar 9 Tahun. Selain itu program tersebut juga untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045, yang dalam kurun waktu dikaruniai dengan populasi usia produktif yang melimpah. Apa dan bagaimana PMU itu? Simak saja terus artikel-artikel di majalah Dikbud edisi ini. Selain itu, kami menyajikan tulisan lain yang juga sayang jika dilewatkan begitu saja. Tulisan Kepala Pusat Informasi dan Humas, Ibnu Hamad, contohnya, menyebutkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah banyak melakukan terobosan dalam melakukan pembenahan masalah pendidikan, sekaligus mempersiapkan generasi muda menyambut arus globalisasi pada masa mendatang. Dengan berbagai upaya itu, kita berharap dunia pendidikan kita akan kian terbebas dari beragam masalah yang membelenggunya. Itu sangat penting demi masa depan Indonesia. Lebih penting lagi kita seyogyanya menjadi orang yang memerdekakan pendidikan: setiap ada masalah yang menggelayuti sistem pendidikan kita, sedapat mungkin kita berupaya mencari pemecahan masalahnya. Majalah DIKBUD Edisi No. 05 Tahun IV - September 2013 Desain Sampul: Susilo Widji P. Foto: WJ - Peserta OSN 2013 & Siswi SMKN 10 Bandung Pembaca yang budiman, tak lupa kami pun menyertakan berita mengenai kebudayaan. Kali ini kami menampilkan seputar perjuangan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang, Provinsi Sumatera Barat, dalam melakukan upaya pelestarian kebudayaan. Inventarisasi rumah gadang adalah salah satu contoh upaya yang telah dilakukannya. Selamat membaca. Salam. (*) Redaksi No. 05 Tahun IV September 2013 DikbuD 3

4 Pendidikan Menengah Universal Mendongkrak APK SMA/SMK/Sederajat melalui PMU Program Pendidikan Menengah Universal (PMU) telah diluncurkan. Melalui program ini, diharapkan angka putus sekolah di kalangan lulusan sekolah menengah pertama (SMP) dapat berkurang dan Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah atas (SMA) meningkat signifikan. Agar PMU sukses dan memiliki efek positif, dibutuhkan komitmen dan kerja keras dari pemangku kepentingan pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan dua program baru yang pelaksanaannya diterapkan pada sekolah-sekolah di Indonesia mulai tahun ajaran baru 2013/2014 ini. Kedua program tersebut adalah Pendidikan Menengah Universal (PMU) yang telah diluncurkan secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh di Jakarta, akhir Juni lalu. Satu lagi, Kurikulum 2013 yang tahun ini pelaksanaannya dilakukan secara terbatas dan bertahap. Mendikbud saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran PMU mengatakan, program ini sebelumnya telah dirintis sejak 2011 sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan keberhasilan pelaksanaan program Wajib Belajar 9 Tahun. Selain itu program ini juga untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045, yang dalam kurun waktu dikaruniai dengan populasi usia produktif yang melimpah. Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Hamid Muhammad, menjelaskan, rintisan PMU pada 2011 lalu dilakukan dengan mulai memberikan bantuan operasional sekolah (BOS) untuk sekolah menengah yang nilainya Rp per siswa per tahun. Jumlah tersebut diakui masih sangat minim untuk 4 DikbuD No. 05 Tahun IV September 2013

5 membantu membiayai kebutuhan operasional sekolah. Untuk itu mulai tahun ini, BOS diberikan Rp 1 juta per siswa per tahun. Harapannya, orangtua dapat lebih ringan dalam membayar biaya pendidikan di sekolah menengah, ujarnya. Peluncuran PMU secara resmi oleh Mendikbud menandai dimulainya pelaksanaan program tersebut di seluruh provinsi dan kabupaten/ kota di seluruh Indonesia. Program PMU merupakan salah satu strategi menghadapi penambahan jumlah penduduk usia produktif di Indonesia. Melalui program PMU, pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap warga negara untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu dengan memfasilitasi penduduk usia tahun agar tertampung di sekolah jenjang pendidikan menengah. Kebijakan PMU diyakini dapat mempercepat kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah yang saat ini baru mencapai 78,8 persen menjadi sekitar 97 persen pada tahun Jika tidak dilakukan upaya percepatan, capaian APK yang ditargetkan tersebut diperkirakan baru akan tercapai pada tahun Kita jangan sampai kehilangan momentum populasi usia produktif yang hanya berlangsung hingga Mereka akan menjadi bonus kalau kualitas orangnya juga bagus. Dan akan menjadi bencana kalau kualitasnya tidak bagus, papar Mendikbud. jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lulusan SMK/MAK diharapkan siap untuk memasuki dunia kerja, berwirausaha atau melanjutkan ke jenjang vokasi lebih tinggi, imbuhnya. Dalam keterangannya, Mendikbud menambahkan, untuk mencapai target APK 97 persen hingga tahun 2020, maka setidaknya APK pendidikan menengah setiap tahun harus tercapai 2,5 hingga tiga persen. Setiap kenaikan itu ekuivalen dengan siswa baru setiap tahunnya yang tertampung di sekolah menengah. Artinya, kapasitas sekolah-sekolah menengah di Indonesia harus dinaikkan hingga mampu menambah jumlah siswa baru tersebut setiap tahunnya. Dua Skenario Setidaknya ada dua skenario yang dilakukan Kemdikbud untuk dapat menampung tambahan siswa baru setiap tahunnya itu. Pertama, mengoptimalkan sumber daya yang ada, misalnya dengan membuka dua waktu sekolah dalam satu hari, sehingga tidak perlu menambah infrastruktur. Sementara skenario kedua adalah menambah unit sekolah baru (USB) atau menambah kapasitas melalui pembangunan ruang kelas baru (RKB). Tetapi yang tidak boleh ditinggalkan adalah guru. Guru juga harus ditambah. Oleh karena itu, kami dorong Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk memproduksi atau mempersiapkan calon-calon guru yang ada di SMA/ Lebih lanjut ia menuturkan, target pencapaian APK 97 persen pada tahun 2020 ini mengandung makna, bahwa seluruh siswa lulusa SMP dan sederajat dapat melanjutkan dan lulus pendidikan menengah. Ini sesuai dengan prinsip pendidikan untuk semua (education for all) bahwa layanan pendidikan harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tanpa membedakan asal-usul, status sosial, ekonomi, dan kewilayahan. Melalui program PMU, lulusan SMA/ MA diharapkan dapat melanjutkan ke Mendikbud, Mohammad Nuh, menyerahkan bantuan kepada guru dan siswa di acara Peluncuran Pendidikan Menengah Universal (PMU) di Gedung Kemdikbud, Jakarta (25/6). Peluncuran PMU menandai dimulainya pelaksanaan program di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. FOTO: Pendhi PIH No. 05 Tahun IV September 2013 DikbuD 5

6 SMK/MA, tandas Mendikbud. Hamid menambahkan, konsekuensi logis dari diluncurkannya PMU ini, pemerintah mulai tahun ajaran baru ini mulai menyalurkan BOS senilai Rp 1 juta per siswa per tahun untuk seluruh siswa sekolah menengah, baik negeri maupun swasta dan diberikan langsung ke sekolah. Selain itu, pihaknya juga memberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebesar Rp 1 juta per siswa bagi 1,7 juta siswa sekolah menengah dari keluarga tidak mampu dan diberikan langsung kepada mereka. FOTO: WJ PIH Hal lain yang dilakukan adalah memperbanyak pembangunan sarana dan prasarana pendidikan menengah, seperti USB, RKB, rehabilitasi ruang kelas, penyediaan peralatan pendidikan, dan lainlain. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi, serta kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan juga menjadi hal yang tidak dilupakan untuk dilakukan seiring dengan pelaksanaan PMU secara utuh. Demikian pula dengan penyiapan sistem pembelajaran yang baik untuk memberikan bekal yang terbaik pula bagi siswa melalui pelaksanaan Kurikulum Hamid mengakui, pelaksanaan PMU membawa konsekuensi pada dukungan anggaran yang cukup besar, sehingga diperlukan komitmen dan tanggung jawab, tidak hanya dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah, pimpinan sekolah, hingga masyarakat dan orangtua. Oleh karena itu pada kesempatan peluncuran PMU tersebut, dilakukan penandatangan sejumlah nota kesepahaman antara Mendikbud dengan 7 Gubernur dan 11 Bupati/ Wali Kota. Selain itu ditandatangani pula nota kesepahaman program afirmasi Papua dan Papua Barat antara Mendikbud dengan Gubernur dari kedua provinsi tersebut. Program afirmasi Papua dan Papua Barat ini diwujudkan dengan mengirimkan 500 siswa lulusan SMP/ MTs dari kedua provinsi tersebut ke 178 sekolah yang ada di enam provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Bukan Wajar 12 Tahun yang dipilih Kemdikbud untuk penggunaan istilah PMU, hal ini karena sejumlah alasan. Istilah Wajib Belajar atau Wajar harus berlandaskan dasar hukum yang kuat. Sementara, dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional hanya menyebut tentang Wajar 9 Tahun, sedangkan untuk Wajar 12 Tahun tidak dikenal. Istilah pendidikan universal pertama kali diperkenalkan UNESCO. Untuk menyebut Wajar 9 tahun, UNESCO tidak menggunakan istilah compulsory basic education melainkan universal basic education. Selain itu, istilah Wajar juga mengandung unsur pemaksaan dan konsekuensinya ada sanksi bagi yang tidak melakukannya. Tidak demikian dengan PMU. Menurut Hamid, PMU esensinya seperti Wajar tetapi tidak ada sanksi, dan tidak mengenal istilah memaksa. Kata yang digunakan adalah mendorong agar seluruh lulusan SMP sederajat dapat menempuh pendidikan ke jenjang menengah. Mendikbud juga menuturkan, pihaknya sengaja tidak menggunakan kata wajib belajar yang seolah-olah memberi kesan bahwa pemerintah pusat saja yang harus menanggung biaya pendidikan tingkat menengah itu. Padahal, menyukseskan program ini menjadi kewajiban bersama. Dengan istilah universal, biaya pendidikan untuk program ini bisa dibagi dengan pemerintah kota, masyarakat, dan pemerintah pusat, ujarnya. 6 DikbuD No. 05 Tahun IV September 2013

Bulan Oktober ini adalah bulan

Bulan Oktober ini adalah bulan Pesan Menteri Menginternasionalkan Bahasa dan Membangun Peradaban Bulan Oktober ini adalah bulan bahasa, bulan pemuda, bulan bhineka tunggal ika, yang telah digelorakan oleh para pemuda kita pada 28 Oktober

Lebih terperinci

Memastikan Ketercapaian, Meneguhkan Cita-cita

Memastikan Ketercapaian, Meneguhkan Cita-cita 2 Kita Berharap Implementasi Kurikulum 2013 Berjalan Lancar Menyadari bahwa pendidikan merupakan hal strategis dalam pembangunan manusia Indonesia, pemerintah berkomitmen memajukannya, baik secara kualitas

Lebih terperinci

Membeli Masa Depan dengan Harga Sekarang

Membeli Masa Depan dengan Harga Sekarang Pesan Menteri Membeli Masa Depan dengan Harga Sekarang Pendidikan merupakan salah satu isu pokok dalam pengembangunan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan, peran yang dimainkan pendidikan sebagai mesin pencetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

BUPATI BANYUWANGI. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua BUPATI BANYUWANGI SAMBUTAN BUPATI BANYUWANGI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL DIRANGKAI DENGAN PERINGATAN HARI OTONOMI DAERAH KE-18 SEKALIGUS DEKLARASI GEMPITA PERPUS (GERAKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Kurikulum Kurikulum 2013

Kurikulum Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL

LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Sawangan, 26 s.d 28 Februari 2012 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Siswa-siswi SMKN 10 Bandung, belajar memainkan alat musik tradisional. Menumbuhkan cinta Tanah Air.

Siswa-siswi SMKN 10 Bandung, belajar memainkan alat musik tradisional. Menumbuhkan cinta Tanah Air. Maka, dirinya mengapresiasi sejumlah pimpinan daerah yang mendukung penuh program PMU ini dengan ikut menanggung biaya operasional sekolah menengah. Dukungan pemerintah daerah terutama dalam hal pembiayaan

Lebih terperinci

Mengubah Pola Pikir Guru

Mengubah Pola Pikir Guru 2 Berdayakan Aparat Desa/ Kelurahan untuk Sukseskan SMA Terbuka Wakijo, sebut saja begitu, tidak memiliki banyak pilihan dalam menata masa depannya. Ia terpaksa memilih membantu orangtuanya mencari nafkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015 Memajukan Industri Kawasan Timur Indonesia Manado, 30 April 2015 Yth.: 1. Gubernur

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu untuk menciptakan dan

Lebih terperinci

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017 Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Kawal Implementasi Kurikulum 2013

Kawal Implementasi Kurikulum 2013 2 Wakil Presiden Boediono: Kawal Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara menyeluruh pada tahun pelajaran 2014/2015. Semua pihak harus melaksanakannya dengan penuh tanggung

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016

MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016 1 MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016 TANGGAL 2 MEI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi ii Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016

Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016 Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016 Oleh Sandi Aria Mulyana / FISIP UI 2012 Pada masa pemilihan Calon Rektor Universitas Indonesia pada tahun 2014 lalu, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNG MAS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN DI KABUPATEN LAMANDAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMANDAU,

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDlKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PE~INGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN Oleh:

MENTERI PENDIDlKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PE~INGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN Oleh: ,--'-----------~--------- MENTERI PENDIDlKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PE~INGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2014 Oleh: Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK Hari/Tanggal : Sabtu/17 Mei 2008 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Gedung Auditorium UNTAN Pontianak Yth. Bapak Wakil Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya yang

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011 1 Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011 TANGGAL 28 OKTOBER 2011 (DIKIR NEGERI ASSALAMU ALAIKUM WR.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Kabupaten/Kota;

GUBERNUR ACEH. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Kabupaten/Kota; GUBERNUR ACEH Sambutan Pada Upacara Memperingati Hari Pendidikan Aceh Ke-56 Rabu, 2 September 2015 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirabbil alamin Wassalatu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pencapaian pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa. Bahkan pendidikan menjadi domain

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004

ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 (Penelitian Naturalistis Fenomenologis di SMK Negeri 1 Ambal) TESIS Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan upaya yang utama bagi siswa dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuannya di sekolah. PBM yang berkualitas dan efektif

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.597, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Akademi Komunitas. Pendidikan.Izin. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG SAMBUTAN UPACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL DAN HARI OTONOMI DAERAH KE-18 TAHUN 2014 TANGGAL, 2 MEI 2014

WALIKOTA MALANG SAMBUTAN UPACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL DAN HARI OTONOMI DAERAH KE-18 TAHUN 2014 TANGGAL, 2 MEI 2014 WALIKOTA MALANG SAMBUTAN UPACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL DAN HARI OTONOMI DAERAH KE-18 TAHUN 2014 TANGGAL, 2 MEI 2014 BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM ASSALAAMU ALAIKUM WA ROHMATULLAAHI WA BAROKATUH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran

Lebih terperinci

Pembentukan TIM PENGEMBANG SEKOLAH/ MADRASAH (TPS/M)

Pembentukan TIM PENGEMBANG SEKOLAH/ MADRASAH (TPS/M) Pedoman Untuk Kepala Sekolah/Madrasah Pembentukan TIM PENGEMBANG SEKOLAH/ MADRASAH (TPS/M) (Edisi September 2011) Untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pendidikan nasional

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.112, 2010 PENDIDIKAN. Sistem Pendidikan Nasional. Pengelolaan. Penyelenggaraan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Tugas Individu : Tugas 7 Filsafat Pendidikan Kejuruan Dosen : Dr. Hj. Hasanah Nur. MT. KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Oleh ; Muhammad Riska Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi 1. pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu wadah dalam meningkatkan kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi persaingan global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA SENIN TANGGAL 22 AGUSTUS Senin, 22 Agustus 2016

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA SENIN TANGGAL 22 AGUSTUS Senin, 22 Agustus 2016 BUPATI KEBUMEN SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA SENIN TANGGAL 22 AGUSTUS 2016 Assalamu alaikum wr. wb. Senin, 22 Agustus 2016 Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita. Yth. Wakil Bupati Kebumen;

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA

KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA Sebagai salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, sekolah adalah lokasi penting dimana para "Nation Builders" Indonesia diharapkan dapat berjuang membawa negara

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah. 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia 2030 dimana

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 Pengertian, Kebijakan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014

Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014 Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran akan pentingnya lingkungan dapat mewujudkan rasa tanggung jawab bagi warga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1364, 2015 BERITA NEGARA KEMENDIKBUD. Bantuan. Biaya Pendidikan. Bidikmisi. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 96 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS ~ 1 ~ SALINAN Menimbang BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah Satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan merupakan bagian utama untuk suatu

Lebih terperinci

Peminatan Siswa dalam Kurikulum 2013

Peminatan Siswa dalam Kurikulum 2013 Peminatan Siswa dalam Kurikulum 2013 Masyarakat Profesi Bimbingan dan Konseling (2013) telah merumuskan hakikat peminatan dalam implementasi Kurikulum 2013 bahwa peminatan dapat difahami sebagai upaya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI

DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI 1 P E N D A H U L U AN Di era keterbukaan saat ini, persaingan sumber daya manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang melekat pada setiap kehidupan bersama dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa pendidikan tidak

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun

Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Cluster 1 Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Oleh: Jumono, Abdul Waidil Disampaikan pada kegiatan Simposium Pendidikan 23 Febuari 2015 Ki Hadjar Dewantara: Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum pendidikan merupakan suatu tuntutan yang harus dilakukan demi perbaikan kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa. Kurikulum dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perkembangan IPTEK yang pesat memaksa kita untuk dapat

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional

Olimpiade Sains Nasional MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Olimpiade Sains Nasional PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUMEDANG BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.

Lebih terperinci

Beri Acungan Jempol pada Pengajar SM3T. Hardiknas dan Masyarakat ASEAN

Beri Acungan Jempol pada Pengajar SM3T. Hardiknas dan Masyarakat ASEAN 2 Beri Acungan Jempol pada Pengajar SM3T Banyak kisah keteladanan pengajar sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T), yang diekspos oleh media massa. Dari kisah itu, kita menjadi

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN PRAKTIK SISWA SMK TAHUN 2016

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN PRAKTIK SISWA SMK TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM)

Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM) Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Tahun 2018 Laporan lane/ja UM Tahun 2017 KATA PENGANTAR Dengan

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADAA WISUDA GELOMBANG I TAHUN AKADEMIK 2008/2009 Bandung, 23 April 2009

PIDATO REKTOR PADAA WISUDA GELOMBANG I TAHUN AKADEMIK 2008/2009 Bandung, 23 April 2009 PIDATO REKTOR PADAA WISUDA GELOMBANG I TAHUN AKADEMIK 2008/2009 Bandung, 23 April 2009 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 PIDATO REKTOR PADA WISUDA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Kamis, 23 April 2009

Lebih terperinci