BAB II KERANGKA TEORI. Disiplin Gereja dan Dampak Psikologis. bab-bab selanjutnya. Dalam hal ini, penulis akan menguraikan disiplin gereja dan dampak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI. Disiplin Gereja dan Dampak Psikologis. bab-bab selanjutnya. Dalam hal ini, penulis akan menguraikan disiplin gereja dan dampak"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI Disiplin Gereja dan Dampak Psikologis Dalam bab II ini, penulis akan membahas tentang kerangka teori tentang disiplin gereja. Pembahasan disiplin gereja ini sangat penting karena bertujuan untuk melihat menyempurnakan bab-bab selanjutnya. Dalam hal ini, penulis akan menguraikan disiplin gereja dan dampak psikologis. 2.1 Disiplin Gereja Gereja dari waktu ke waktu terus ada dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan. Tugas dan tanggung jawab gereja adalah terus melakukan kasih bagi dunia. Salah satu bentuk kasih bagi dunia adalah mengasihi orang lain. Mengapa gereja harus mengasihi orang lain? Gereja mengasihi orang lain karena kasih adalah makna hidup; prihatin itu adalah makna, dan malayani juga adalah suatu makna. Melayani orang lain itu sudah ada sejak manusia diciptakan di dunia ini. Dengan Yesus hal itu mengambil bentuk suatu perintah mengasihi Allah dan sesama; tidak hanya terbatas pada beberapa manusia yang berperilaku baik, tetapi lebih luas dari semua mengasihi orang-orang yang berdosa dan orang-orang bersalah pun adalah perintah Kristus yang menjadi kabar baik bagi dunia. 1 Namun dalam pemberlakuan Penggembalaan atau Pelayanan Pastoral, Gereja selalu berhadapan dengan, pada satu sisi, proses pengambilan keputusan etis. Brownlee menyatakan bahwa ada tujuh fungsi Gereja menyangkut pengambilan keputusan etis. Pertama, gereja sebagai jemaat pertanggunganjawab etis. Realitas hidup bergereja, bahwa gereja selalu diperingatkan 1 Mesach Krisetya, Diktat Konseling Pastoral (Salatiga: UKSW, 2007), 8.

2 tentang dosa dan penghakiman Allah. Dalam diri setiap anggota perlu dilakukan pertobatan sehingga ada motivasi menolong anggota yang lain untuk bertobat. Setiap anggota jemaat bertanggung jawab terhadap anggota jemaat lain sebagai satu persekutuan yang saling mengampuni satu sama lain dalam rangka saling menguatkan dan menolong menghadapi pergumulan-pergumulan hidup. Melalui relasi yang demikian, setiap anggota terdorong untuk mengakui dosanya, termasuk dosa yang berat sekalipun tanpa ada ketakutan untuk ditolak oleh anggota lain sebab hal itu dilakukan dengan dasar pemahaman bahwa setiap anggota mengalami pengampunan Tuhan sehingga beban atau pergumulan hidup dapat dipikul bersama selaku persekutuan. Kedua, gereja sebagai jemaat pengampunan. Berkaitan dengan pemahaman tersebut di atas, maka setiap anggota dimungkinkan untuk mengalami kasih karunia Allah. Sehingga dalam gereja terjadinya adanya keterbukaan-keterbukaan dan terciptanya persekutuan Kristen yang didasarkan pada sifat kekeluargaan yaitu menerima anggota lain sebagaimana adanya. Ketiga, gereja sebagai jemaat pendidikan moral. Gereja merupakan tempat untuk menyampaikan nilainilai dan norma-norma kepada anggotanya melalui pengajaran (khotbah, PPA, katekisasi, dan sebagainya) dan tindakan gereja terhadap masalah yang muncul dalam masyarakat. Keempat, gereja sebagai bentuk tabiat moral. Nilai-nilai dan norma-norma baik yang diajarkan maupun dipraktekan oleh gereja akan membentuk tabiat anggota-anggotanya. Kelima, gereja sebagai jemaat dukungan moral. Tabiat anggota gereja dapat tercermin dalam kehidupan persekutuan gereja. Gereja tidak hanya memperhatikan kebutuhan materi anggotanya tetapi juga memperhatikan kebutuhan spiritualnya dengan cara memberikan dukungan rohani dan semangat. Keenam, gereja sebagai jemaat diskusi moral. Gereja sebagai wadah untuk membicarakan atau bertukar pikiran tentang masalah-masalh etis yang dihadapi oleh anggota-anggotanya. Hal

3 ini dilakukan dalam rangka memberikan pertolongan satu terhadap yang lain sehingga wawasan anggota-anggotanya bertambah luas. Ketujuh, gereja sebagai jemaat perbuatan moral. Anggota jemaat adalah gereja, kemanapun mereka berada, perbuatan mereka mencerminkan perbuatan gereja, atau gereja sebagai lembaga yang memperhatikan kepentingan orang lain serta melawan ketidakadilan dan ketidakbenaran yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. 2 Percakapan Pastoral merupakan pelayanan yang dilakukan oleh gereja dan melalui gereja oleh Yesus kristus. Di mana para pelayan sebagai utusan Allah bertindak sebagai pelaksananya. 3 Yang menceritakan tentang pesan Yesus kepada Petrus untuk memelihara domba-domba yang ditinggalkannya. Berdasarkan dari hal tersebut, maka menurut Bons-Strom, pengembalaan atau pelayanan pastoral dapat dirumuskan sebagai berikut: pelayanan Injil kepada pribadi-pribadi dalam hubungan manusiawi yang khusus dalam rangka mempengaruhi sikap dan kepribadian agar yang bersangkutan memperoleh kesejahteraan dalam situasi konkretnya sebagai pengikut Kristus. Hal ini dikerjakan dengan cara, saling mencari dan mengunjungi secara pribadi, mewartakan Injil dalam suasana khusus dan konkrit, melayani seperti Tuhan Yesus melayani dan mempengaruhi agar yang bersangkutan lebih mempraktekkan imannya dalam kehidupan seharihari, dengan tujuan, supaya jemaat Yesus Kristus dibangun dalam arti setiap anggota dapat didampingi agar menjadi anggota yang hidup, yang tahu akan panggilannya sebagai pengikut Kristus dengan cara mengambil peranan aktif sesuai dengan talenta dan karunia masing-masing demi kesejahteraan bersama. 4 Terkait dengan disiplin gereja sebagai salah satu bentuk penggembalaan maka, perlu untuk memahami bahwa penggembalaan selalu bersifat holistik, artinya bahwa memandang pribadi 2 Malcolm Brownlee, Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di Dalamnya (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,1978), Abineno Ch. J. L, Percakapan Pastoral dalam Praktik (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2004), 5. 4 M Bons-Storm, Apakah Penggembalaan atau Pelayanan Pastoral Itu?(Jakarta : BPK- Gunung Mulia,1998),

4 yang bermasalah itu tidak secara terpecah-pecah, tetapi harus didekati sebagai kesatuan, keutuhan yaitu secara fisik, mental, sosial, spiritual. 5 Gereja lebih dari pada hanya lembaga manusia atau lembaga sosial saja; ia adalah suatu komunitas yaitu persatuan antara orang-orang (umat) yang dihasilkan dari dan dikonstitusikan oleh yang menjadikan mereka rohani dan pribadi-pribadi yang merdeka. 6 Jadi gereja adalah persekutuan rohani yang terjadi dengan suatu kesadaran bersama sebagai milik Allah. Gereja terdiri dari persekutuan orang-orang yang telah diperbarui oleh Kristus atau tepatnya, telah mengalami trasformasi. Basis persekutuan mereka adalah spiritual dan tidak ada yang lain kecuali Kristus sendiri. Konsep tentang gereja sebagai suatu komunitas rohani didukung oleh beberapa gambaran alkitabiah. Tetapi gambaran yang paling dalam adalah gereja sebagai Tubuh Kristus. Gambaran gereja sebagai tubuh Kristus yang terdapat di dalam I Korintus 12:12-31 adalah organis, dari pada sosiologis atau organisasi. Gereja dianalogikan dengan tubuh manusia yang dilengkapi dengan berbagai macam organ tubuh. Dan tubuh Kristus yang berbeda dengan organisme biasa apapun, memiliki suatu prinsip kehidupan ilahi-roh Kudus. 7 Dalam ungkapan ini yang dipentingkan adalah kesatuan. Di dalam tubuh ada berbagai macam anggota namun keanekaragamannya menggambarkan kesatuan sebab semua anggota tubuh saling terikat walaupun memiliki tempat sendiri-sendiri, tidak ada satupun anggota tubuh yang terisolir dari anggota tubuh yang lain. Kepala tubuh adalah Kristus, ini berarti bahwa kehidupan tubuh menyatakan kehidupan Kristus. Perbuatan dan perkataan tubuh menampakkan kehidupan Kristus, yaitu bahwa hakekat Gereja adalah melakukan kehendak Kristus. Gambaran ini menyatakan bahwa Gereja menentang segala sifat individualistis, sebab di dalamnya tidak Mesach Krisetya, Clinical Pastoral Education in Java. Theological and Cultural Consideration. Thesis 1990, 6 Karl Rahner, Theology and Pastoral Action (New York:Herder dan Herder, 1968), Avery Dulles, Models Of the Church (New York: Image Book, 1978), 46.

5 ada pengasingan diri ataupun isolasi diri. Dan dalam Gambaran ini juga mempunyai tujuan utama yaitu untuk menjelaskan persatuan mutualitas, perhatian timbal balik, solidaritas dan yang lebih penting dari semuanya adalah interdependensi dari semua anggota tubuh, satu kepada yang lain. Berdasarkan cirinya yang demikian, maka salah satu sifat gereja adalah kudus. Kata kudus menunjuk kepada hubungan yang penuh dinamika dan mengakibatkan suasana baru untuk menghasilkan buah. Sifat gereja yang lain adalah am. Gereja mempunyai tugas untuk memberitakan Injil kepada semua orang pada setiap jaman. 8 Walaupun gereja dinyatakan kudus namun tidak dapat disangkali bahwa pada sisi lain gereja terdiri dari orang-orang yang berdosa. Setiap orang beriman tentunya diperhadapkan pada realitas hidup, bahwa ia hidup di dunia. Dalam hidupnya sebagai seorang yang beriman, pergumulan tentang kehidupan yang kudus menjadi bagian dari dirinya. Maksud dan tujuan tindakan disiplin yaitu untuk memelihara kekudusan gereja. Kekudusan yang dimaksudkan di sini ialah keterpilihan dan keterpanggilan. Allah di dalam Kristus, karena kasihnya memanggil dan menghimpun suatu persekutuan dari dunia, lingkungan manusia dan masyarakat. Persekutuan ini memiliki ikatan yang khas dengan Kristus Yesus. Sebagai kepalanya dan ikatan yang seorang terhadap yang lain. Bahwa persekutuan itu ada di dunia dan mengalami realitas dunia. adalah suatu kenyataan yang tidak dapat di pungkiri oleh siapapun. Sadar terhadap kenyataan itu, dalam doa-nya, Yesus memita agar murid-murid (persekutuan) itu dikuduskan dalam kebenaran, yakni Firman Allah (ban. Yoh 17:15-17). Kekudusan di sini bermakna menjadi lain, dapat dibedakan dari persekutuan, perhimpunan atau orang-orang lain karena perilaku, pola pikir dan tindakan-tindakan nyata yang berlandaskan Firman Allah. Atau dengan kata lain, kekudusan gereja, berarti mengikuti Allah di 8 H. Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986),

6 dalam Kristus, dan mentaati firmannya. 9 Kasih Allah adalah sempurna, tanpa syarat. KasihNya tidak didasarkan atas perbuatan manusia. Allah tetap mengasihi manusia karena manusia adalah ciptaannya. 10 Manusia adalah mahkluk yang bereksistensi dan memiiki jati diri. Jati diri manusia adalah kenyataan sepanjang masa, dan tidak pernah hilang salama manusia itu hidup. 11 Manusia adalah bukan apa-apa, entah apa yang dibuatnya sendiri entah itu berpikir, atau pun dalam berperilaku. 12 Manusia adalah mahkluk yang bermartabat, yang memiliki rasa, keinginan dan harapan serta makluk yang berdinamika. 13 Menanggapi fenomena pelaksanaan disiplin gereja, maka secara pastoral sangat berdampak bagi diri 14 (warga gereja yang dikenakan disiplin gereja). Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Caranya ialah dengan menyingkapkan dan menghadapi berbagai perasaan yang tersembunyi, konflik yang terjadi dalam batin (intrapsychis) dan berbagai memori (ingatan). Keunikan dari cara ini ialah bahwa ia memandang berbagai perubahan dalam kehidupan spiritual, nilai, arti, komitmen yang paling asasi dalam diri orang sebagai hal yang sangat pokok dan penting bagi transformasi yang mendalam. Menurut Clinebell, ada lima aliran psikoterapi kontemporer (masa kini), yakni pertama, terapi yang berorientasi pada pemahaman tradisional. Kedua, terapi perilaku, tindakan, krisis. Ketiga, terapi potensi manusia. Keempat, sistem relasional dan terapi radikal dan yang kelima, terapi penyembuhan rohani. Spesifikasi fenomena dampak disiplin gereja bagi warga gereja yang dikenakan hal ini menjadi sangat efektif dan fungsional ketika diperhadapkan dengan cara 9 Himpunan Peraturan GPM,op.cit, B D. Bartruff, Menjadi Pribadi Yang Dikehendaki Allah (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2003), Verne H Fletcher, Lihatlah Sang Manusia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), Jean Paul Santre, Eksisitensialisme Dan Humanism (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002), N. Drijarhara. S. J, Filsafat Manusia (Yogyakarta: Kanisius, 1969), Bnd. Anton Boisen, Konseling Pastoral dalam Transisi (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1992), 20.

7 psikoterapi pastoral terhadap dampak psikologis bagi orang yang dikenakan tindakan disiplin gereja. 15 Disiplin gereja merupakan salah satu upaya gereja atau siasat gereja untuk menjaga dan memelihara kesucian dan kemurnian gereja. Gereja dipahami sebagai suatu persekutuan yang merupakan kesatuan tubuh Kristus. Dengan demikian setiap warga gereja dituntut untuk tetap menjaga kesucian gereja. Dengan upaya penuh kesadaran inilah maka gereja dalam tugas dan tanggung jawab penatalayanannya mencoba untuk tetap melakukan berbagai cara dalam upaya tetap menjaga kesucian gereja, salah satu upaya tersebut adalah melakukan disiplin gereja kepada warga gereja atau pejabat gereja yang mengotori kesucian gereja. Suatu tindakan disiplin yang dilakukan bagi warga gereja atau pejabat gereja yang melakukan pelanggaran, di samping bertujuan untuk tetap menjaga kesucian gereja, juga merupakan suatu upaya penggembalaan bagi yang melakukan pelanggaran. Dengan kalimat lain dengan tindakan disiplin, maka seseorang yang melakukan pelanggaran sengaja dibawa ke dalam proses pemuridan. Tujuannya tidak lain adalah agar warga gereja atau pejabat gereja yang melakukan pelanggaran dapat menyadari kesalahannya, dan berbalik ke jalan yang sesuai dengan firman Allah. Warga gereja dipahami sebagai satu kesatuan tubuh Kristus, yang mana di antara berbagai tanggung jawab yang ada dapat mewujudkan misi Kristus di dalam setiap kehidupannya. Ketika seorang warga gereja atau pejabat gereja melakukan pelanggaran, maka sesungguhnya orang tersebut tanpa sadar telah jauh dari persekutuan dengan Kristus. Hal ini dikarenakan persekutuan Kristus merupakan sekumpulan orang percaya yang berkomitmen di dalam dirinya untuk tetap melakukan kehendak Allah dalam firman-nya. Dengan demikian maka tujuan dari 15 Howard Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, BPK Gunung Mulia, 2003), 493.

8 disiplin gereja adalah merupakan salah satu upaya gereja untuk mengembalikan orang tersebut dalam persekutuan dengan Kristus. Pemerintah gereja mempunyai tugas membina manusia untuk memperoleh keselamatan abadi dan memerintah dengan kuasa rohani, yaitu: kasih yang didasarkan pada keyakinan akan kebenaran Firman Allah. Pekerjaan gereja menyangkut kesejahteraan jiwa manusia, keyakinan batin dan iman, termasuk ungkapan iman terhadap sesama dalam bentuk perbuatan kasih. Dalam rangka untuk membina anggotanya gereja memakai disiplin supaya iman Kristen tampak dalam kehidupan sehari-hari. Pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang muncul dalam gereja didasarkan pada keputusan bersama, yaitu para pejabat gereja yang terdiri atas pendeta, penatua, dan diaken. Didasarkan pada perkataan Paulus kepada jemaat Efesus (Efesus 4:10) yang menyatakan bahwa Allah menghedaki umatnya mencapai kedewasaan melalui pendidikan oleh gereja. Tugas pendeta adalah pertama, memberitakan dan menjaga kemurniaan ajaran, melakukan pelayanan sakramen, serta memegang pimpinan dalam hal disiplin gereja. Kedua, berperan sebagai wakil Allah yang menyampaikan firman dan sebagai pendidik umat. Pengajaran yang disampaikan kepada umat membawa umat untuk belajar dengan taat mendengarkan Firman Tuhan. Kegiatan tersebut merupakan gambaran bahwa Allah berbicara kepada manusia dengan cara yang dipahami atau dimengerti oleh umat. Allah berkenan menguduskan mulut dan lidah manusia sehingga melalui pendeta terdengar suara Tuhan. 16 Ketiga, bersama dengan penatua menangani orang-orang yang tingkah lakunya dipandang tidak dapat diterima berdasarkan alasan pastoral dan moral. Tugas penatua adalah memperhatikan jemaat dan menegur dengan ramah jemaat yang hidupnya menyimpang dari iman Kristen. 16 Calvin, Institution: Pengajaran Agama Kristen (Jakarta, BPK. Gunung Mulia, 1999),

9 Teguran pribadi sebagai dasar utama disiplin gereja, artinya: jika seseoarang bertingkah laku kurang ajar, atau melakukan tindakan yang keliru sehingga harus ditolong, ia berarti memberikan dirinya sendiri untuk ditegur atau dinasehati. Dalam situasi yang seprti ini, setiap orang dimungkinkan untuk datang kepadanya dalam rangka memberikan nasehat atau teguran sebagai seorang saudara. Dengan pemahaman tersebut maka tugas seorang pendeta atau penatua bukan hanya mengajar, tetapi juga mengunjungi setiap orang dari rumah ke rumah untuk mengingatkan tentang Firman Tuhan. Pemahaman ini didasarkan pada tindakan Paulus, bahwa ia sebagai pelayan tidak hanya mengajar secara kelompok, melainkan ia menjalin relasi dengan cara mengajar dari rumah ke rumah (Kisah Rasul 20:20) serta tidak pernah jemu-jemu untuk menasehati setiap orang yang dikunjungi (Kisah Rasul 20:31). Bentuk teguran yang dikembangkan harus lebih bersifat paedagogis dan pastoral 17, yaitu bahwa melalui percakapan dan pembicaraan yang dilakukan, orang yang ditegur dapat memahami firman Tuhan melalui orang lain. Disiplin gereja sebagai suatu tindakan penggembalaan, maka yang di maksudkan adalah bahwa upaya disiplin merupakan suatu proses pemuridan yang di dalamnya terkandung suatu upaya menolong, membimbing seseorang yang dikatakan bersalah sehingga dapat menyadari kesalahannya dan kemudian berupaya untuk melakukan kehendak Allah. Upaya pemuridan yang dilakukan terhadap warga gereja atau pejabat gereja dilakukan dengan kesadaran bahwa Allah adalah kasih, karena itu wujud kepedulian gereja dalam proses mengembalikan warga gereja atau pejabat gereja yang kedapatan melakukan kesalahan ke jalan yang dikehendaki Allah adalah merupakan tanggung jawab iman gereja kepada Allah. Ketika tindakan disiplin diberikan kepada warga gereja dan pejabat gereja, maka tugas dan tangungjawab gereja yang mesti dilakukan adalah tetap pada komitmen untuk melakukan 17 John T McNeil, Institutes of the Christian Relegion 2 (Philadelphia: The Wesminster Press, 1973), 1230.

10 pendampingan. Proses pendampingan yang dilakukan adalah merupakan upaya sadar penuh komitmen bahwa orang yang bersalah tersebut harus diiring ke jalan yang dikehendaki Allah, kemudian mampu menyadari kesalahannya dan kembali menjadi pribadi yang berkuallitas. Ketika berbicara tentang disiplin gereja sebagai suatu bentuk penggembalaan, maka yang menjadi fokus perhatian di sini bukanlah pada soal besar-kecilnya kesalahan yang dilakukan, akan tetapi pada manusianya. Upaya penggembalaan yang dilakukan dalam bentuk disiplin, dilakukan dengan kesadaran sungguh bahwa seseorang yang bersalah ini sementara mengalami krisis yang kemudian sangatlah berpengaruh pada suasana batinnya. Untuk itulah maka manusianya mesti ditolong dari krisis yang dialami sehingga kemudian mendapatkan sukacita kembali. Proses menolong diri (warga gereja yang dikenakan disiplin gereja) menjadi sangat efektif dan fungsional ketika dirangkul dengan penerapan psikoterapi pastoral. Penanganan diri mulai dari terapi pemahaman sampai kepada terapi pertumbuhan rohani. 2.2 Dampak Psikologis Ketika seseorang dikenakan tindakan disiplin maka bisa saja berdampak pada sikap dan psikologisnya. Stres, terasing dari dirinya dan orang lain, terluka, kebingungan bisa saja dirasakan. Terkait dengan itu maka Perintah melayani dalam bentuk penggembalaan memiliki fungsi yaitu pertama, penyembuhan (healing) : merupakan suatu fungsi pastoral yang bertujuan untuk mengatasi beberapa tekanan batin maupun kondisi fisik dengan cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan dan menuntun dia ke arah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. kedua, penopangan (sustaining) berarti, menolong orang yang terluka untuk bertahan dan melewati suatu keadaan yang di dalamnya pemulihan kepada kondisi semula atau penyembuhan dari penyakitnya tidak mungkin atau tipis kemungkinannya. ketiga, Pembimbingan (guiding), berarti membantu orang-orang yang kebingungan untuk menentukan pilihan-pilihan yang pasti di

11 antara berbagai pikiran dan tindakan alternatif, jika pilihan-pilihan demikian dipandang sebagai yang mempengaruhi keadaan jiwanya sekarang dan akan datang dan keempat, pendamaian (reconciling), berupaya membangun ulang relasi manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan Allah. Secara tradisi gereja, pendamaian menggunakan dua bentuk yaitu pengampunan dan disiplin. Tentunya didahului dengan pengakuan. 18 Karl dan Evelyn Bartsch mengatakan bahwa stres adalah ketegangan beban yang menarik kita dari segala penjuru, tekanan yang kita rasakan pada saat menghadapi tuntutan atau harapan yang menantang kemampuan kita untuk mengatasi dan mengelola hidup. Stres bisa dipahami dan dilihat dalam dua bentuk yaitu stres biasa dan stres traumatik. Tidak semua stres bersifat traumatik. Malahan pada kenyataannya sebagian besar stres merupakan stres biasa yang akibatkan oleh berbagai tekanan hidup sehari-hari. Ciri-ciri umum kedua jenis stres ini berbeda. Perbedaannya seperti yang diuraikan sebagai berikut: Pertama, ciri stres biasa yaitu, bertahap, menjadi rapuh bagaikan baju yang dipakai dan dicuci serta dibilas keras-keras untuk waktu yang lama, menumpuk semakin lama semakin berat bagaikan tumpukan jerami yang membebani punggug unta, dampak pada setiap orang berlainan. Kedua, ciri stres traumatik yaitu, mendadak tiba-tiba, menusuk tajam (menyakitkan sekali) bagaikan kain tipis yang dikoyak sebilah pisau, kejadiannya mendadak namun bisa mendatangkan efek jangka panjang, menakutkan hampir bagi siapa saja. 19 Namun tidak semua orang mengalami stres dengan cara yang sama. Orang mengalami stres tergantung kepada beberapa hal yaitu, pertama faktor Biologis atau genetik yang meliputi 18 Wiliam A. Clebsch dan Jeackle, Pastoral Care in Historical Perspektive (Englewood Cliffs. N.J: Premtice- Hall, 1964), Karl dan Evelyn Bartsch, Sang Terluka Yang Menyembuhkan (Stres & Trauma Healing) (Semarang: Pustaka Muria, 2005), 6-10.

12 usia dan kematangan serta warisan genetik yang mereka miliki. Kedua, pemicu Stres yang meliputi tekanan dan harapan orang lain atas diri mereka dan seberapa banyak dukungan ataupun kritik yang mereka dapatkan dari keluarga atau teman. Ketiga, kapasitas menangani stres meliputi kemampuan untuk mengatasi berdasarkan pada pengalaman masa lalu mereka. Harkat diri Iman dan harapan mereka kepada Tuhan. Menurut Norman Wright, ada beberapa hal yang bisa menimbulkan stres, yaitu: Rasa bosan atau merasa semua hal yang dilakukan tidak berarti. Tekanan-tekanan waktu dan batas waktu yang harus dipenuhi. Beban kerja yang berlebihan dapat menciptakan tekanan pada hidup seseorang dan sekali lagi hal ini sering ditimbulkan oleh diri sendiri. Harapan-harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain. Konflik dalam peranan kita dapat menyebabkan ketegangan. Masalah keuangan dan ketidakpastian pekerjaan. Terhalangnya pengungkapan emosi dan macetnya komunikasi yang terbuka dalam suatu hubungan. Orangorang yang membangun rasa jati diri dan rasa harga diri mereka atas dasar yang tidak mantap, misalnya dalam pekerjaan, akan mengalami stres. Kurangnya pengertian tentang tahap-tahap perkembangan orang dewasa yang normal dapat menyebabkan tekanan pribadi maupun tekanan dalam pernikahan. Kepribadian Tipe-A yaitu kerpibadian yang didominasi oleh rasa tidak aman dalam batin mengenai status dan oleh sifat hiperagresif. 20 Untuk mengatasi setiap stres, maka patutlah diperhitungkan apa yang jadi pemicu stres tersebut. 21 Stres pada seseorang akan tampak lewat berbagai gejala tubuh dan penampilan fisik. Menurut Karl dan Evelin Bartsch ada berbagai dampak stres yang bisa diamati pada diri orang yang mengalami stres. yaitu: Pertama, gejala fisik seperti jantung berdebar, meningkatnya 20 Norman Wright, Konseling Krisis (Jawa Timur: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 2000), Karl dan Evelyn Bartsch, Op. Cit; 22

13 tekanan darah, sakit kepala, pening, gangguan mensturasi, dan mimpi buruk. Kedua, emosi seperti marah, tindak kekerasan, takut kepada orang, tidak berdaya, depresi, rasa bersalah berlebihan, gejolak perasaan, kehilangan minat. Ketiga, tindakan seperti minum alkohol dan tidak bisa tidur. Keempat, hubungan-hubungan seperti menarik diri dari teman dan keluarga. Dari beberapa dampak stres yang diamati, maka ada hubungan dengan disiplin gereja yaitu, di saat tindakan disiplin tersebut diberikan oleh gereja kepada warga gereja, itu akan berdampak bagi psikis mereka karena tidak ada kesiapan dalam menerima disiplin tersebut. Pemahaman mengenai stress menekankan pada hubungan antara individu dan lingkungan. Stres merupakan konsekuensi dari proses penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk menghadapi tuntutan yang berasal dari lingkungan 22. Stress merupakan alarm yang menunjukkan bahwa telah terjadi ketidakseimbangan antara kemampuan yang dimiliki oleh individu dengan situasi yang sedang dialaminya. Dengan kata lain stress merupakan gambaran psikologis manusia yang pincang lantaran terjadinya benturan antara harapan dan realita. Kondisi nyata tidak seperti yang diharapkan. Lingkungan yang luas mengakibatkan terdapat berbagai macam situasi atau keadaan yang dapat menjadi sumber stress atau stresor. Kondisi ini dapat menyebabkan reaksi yang berbeda. Sebagian orang akan beranggapan bahwa stres merupakan reaksi emosional yang negatif, sehingga sedapat mungkin dihindari. Namun, sebagian orang lagi beranggapan bahwa stres merupakan reaksi alami dari kondisi manusia, baik itu secara psikologis maupun secara fisiologis, yang merupakan tanda bahwa kondisi manusia sedang tidak stabil. Untuk itu stres tidak perlu dihindari melainkan dihadapi. Baik secara positif maupun negative, manusia mengalami stress akan merasakan adanya sebuah perasaan yang dikenal dengan sebutan cemas. Dengan kata lain manusia tersebut 22 Shelley E. Taylor, Health Psychology (Singapore: McGraw-Hill,Inc, 1995), 219.

14 mengalami kecemasan 23 Kecemasan mempunyai tiga komponen dasar yaitu: sifat subyektivitas terhadap ketakutan, ketegangan, dan ketidakmampuan untuk mengatasinya; muncul tingkah laku balas, seperti penghindaran terhadap stres, terhambatnya fungsi-fungsi motorik yang ada kaitannya dengan fungsi-fungsi kognitif; muncul respon fisiologis, seperti ketegangan otot, debar jantung yang cepat, terganggunya tekanan darah, keringat dingin, serta merasa pusing. Ketiga komponen dasar stres di atas merupakan situasi yang tidak pernah dapat dihindari oleh manusia. Bagi beberapa orang yang sebagian atau seluruh hidupnya dilalui dengan perasaan cemas dan perasaan cemas tersebut tidak dapat diatasi, maka akan muncul sebuah gangguan psikologis yang dikenal dengan nama anxiety disorders (gangguan-gangguan kecemasan). Gangguan ini dapat mengganggu spontanitas dan integrasi dari orang tersebut. Gangguan ini mempunyai ciri khas yaitu gejala utamanya adalah kecemasan. 24 Anton Boisen dalam teorinya berkata bahwa manusia adalah Dokumen Hidup (Living Document) yang dapat dibaca dan diinterpretasi. Demikian juga orang yang bermasalah dipandang sebagai pribadi-pribadi yang dunia dalamnya tidak terorganisir dengan baik sehingga dunia dalamnya kehilangan dasar. Itulah sebabnya, Boisen menganggap bahasa dan gerak-gerik dari orang bermasalah sebagai hal-hal yang dapat diinterpretasi, dipahami dan diberi tanggapan seperti juga kita menanggapi dokumen-dokumen tertulis lainnya Reaksi lain terhadap situasi stres adalah kemarahan, apatis dan depresi, dan gangguan kognitif. Lihat dalam Rita C. Atkison, Edward E. Smith, Daryl J. Bem, Pengantar Psikologi Umum, Edisi Kesebelas, Jilid II (Interaksara:Batam), Taylor, Health Psychology, Dalam pemahaman ini Cannon s ini, Ia semata-mata melihat dari segi biologis saja yaitu bagaimana reaksi tubuh manusia ketika sedang mengalami stres, seperti tekanan darah yang naik dan debaran jantung yang cepat, A.Boisen dalam Charles V. Gerkin, Konseling Pastoral Dalam Transisi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992),

15 2.3 Penutup Disiplin gereja sebagai suatu tindakan penggembalaan, maka yang di maksudkan adalah bahwa upaya disiplin merupakan suatu proses pemuridan yang di dalamnya terkandung suatu upaya menolong, membimbing seseorang yang dikatakan bersalah sehingga dapat menyadari kesalahannya dan kemudian berupaya untuk melakukan kehendak Allah. Ketika seseorang dikenakan tindakan disiplin maka bisa saja berdampak pada sikap dan psikologisnya, orang tersebut menjadi stres, takut kepada orang, emosi seperti marah, rasa bersalah berlebihan, gejolak perasaan dan mereka menarik diri dari teman dan keluarga. Oleh karena itu, membutuhkan penggembalaan yang berfungsi sebagai penyembuhan, penopangan, pembimbingan dan pendamaian. Secara tradisi Gereja, pendamaian menggunakan dua bentuk yaitu pengampunan dan disiplin, tentunya didahului dengan pengakuan. Hal ini merupakan suatu fungsi pastoral yang berujuan untuk mengatasi beberapa tekanan batin maupun kondisi fisik dengan cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan dan menuntun dia ke arah yang lebih baik dari kondisi sebalumnya. Upaya penggembalaan yang dilakukan dalam bentuk disiplin, dilakukan dengan kesadaran sungguh bahwa seseorang yang bersalah ini sementara mengalami krisis yang kemudian sangatlah berpengaruh pada suasana batinnya. Untuk itulah maka manusianya mesti ditolong dari krisis yang dialami sehingga kemudian mendapatkan sukacita kembali. Dan dalam hal ini diberikan terapi pemahaman sampai kepada terapi pertumbuhan rohani kepada orang yang dikenakan disiplin gereja.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI Permasalahan hidup yang dihadapi oleh warga jemaat Pola Tribuana Kalabahi meliputi beberapa aspek, yaitu aspek fisik, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB II GEREJA DAN PASTORAL

BAB II GEREJA DAN PASTORAL BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gereja Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada ditengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan Pada Bab II telah dijelaskan bahwa cara pandang Jemaat Gereja terhadap

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam gereja ditemukan berbagai kepentingan yang berbeda. Sebagai akibat, perbedaan itu dapat memunculkan konflik yang selanjutnya dinilai sebagai sesuatu yang wajar. 1 Ketika

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HASIL PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN HASIL PENELITIAN BAB IV TINJAUAN HASIL PENELITIAN Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang yang dikenakan Disiplin Gereja Dalam bab ini, penulis akan meninjau hasil penelitian dalam Bab III dan menghubungkannya

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Orang-orang Kristen tidak boleh bersifat statis. Jika Roh Kristus diam di dalam mereka (Rm. 8:9) maka mereka akan mengalami proses perubahan. Di dalam Kitab Suci gambaran pengalaman orang-orang percaya

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi. BAB I P E N D A H U L U A N 1. LATAR BELAKANG Konseling pastoral adalah salah satu bentuk pertolongan dalam pendampingan pastoral yang hingga kini mengalami perkembangan. Munculnya golongan kapitalis baru

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Nama Kursus   : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab untuk Hidup Benar dan Menggunakan                 Karunia-karunia

Lebih terperinci

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 Pengantar Mengapa kita harus berbahasa roh? Bagi saya, kedengarannya seperti orang menyerepet saja. Bukankah bahasa roh itu biasanya menimbulkan masalah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Sumba (GKS) Nggongi adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di Indonesia. Gereja hadir untuk membawa misi menyampaikan kabar baik

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Pengantar Dalam dua bagian pertama pelajaran ini, kita telah belajar pentingnya menerima Roh Kudus, membaca Alkitab, dan berkembang di mana kita ditanamkan. Dalam

Lebih terperinci

Orang-orang Kristen tidak boleh bersifat statis. Jika Roh Kristus diam di dalam mereka (Rm. 8:9) maka mereka akan mengalami proses perubahan.

Orang-orang Kristen tidak boleh bersifat statis. Jika Roh Kristus diam di dalam mereka (Rm. 8:9) maka mereka akan mengalami proses perubahan. Orang-orang Kristen tidak boleh bersifat statis. Jika Roh Kristus diam di dalam mereka (Rm. 8:9) maka mereka akan mengalami proses perubahan. Pengalaman keselamatan menyangkut 1. pertobatan, 2. pengakuan,

Lebih terperinci

BAB 4 TINJAUAN EKKLESIOLOGIS TERHADAP MODEL HUGH F. HALVERSTADT. mempertahankan keutuhan sebagai sebuah komunitas.

BAB 4 TINJAUAN EKKLESIOLOGIS TERHADAP MODEL HUGH F. HALVERSTADT. mempertahankan keutuhan sebagai sebuah komunitas. BAB 4 TINJAUAN EKKLESIOLOGIS TERHADAP MODEL HUGH F. HALVERSTADT 4. 1. Pendahuluan Kehidupan para murid (gereja mula-mula) bukan hanya menunjukkan tentang bagaimana perjuangan mereka melawan penaniayaan

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

KONSELING PASTORAL, MENGAPA TAKUT?

KONSELING PASTORAL, MENGAPA TAKUT? JTA 4/6 (Maret 2002) 15-24 KONSELING PASTORAL, MENGAPA TAKUT? Agung Gunawan D i pertengahan tahun 30an, ada beberapa pemimpin gereja mulai tertarik dalam bidang konseling untuk dipakai di dalam pelayanan

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah BAB V PENUTUP Dari penjelasan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah Pendampingan Pastoral terhadap Pelayanan Kerohanian di

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai jemaat dewasa di GKJ, pasti mengenal tentang istilah pamerdi. 1 Jemaat awam menganggap bahwa pamerdi adalah semacam perlakuan khusus yang diberikan kepada

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja

Lebih terperinci

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Di seluruh suratan-suratan dalam Perjanjian Baru, kita temukan frase-frase seperti dalam Kristus, bersama Kristus, melalui

Lebih terperinci

Bab Lima. Kesimpulan dan Relevansi. Kesimpulan. keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia tanpa membeda-bedakan

Bab Lima. Kesimpulan dan Relevansi. Kesimpulan. keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia tanpa membeda-bedakan 129 Bab Lima Kesimpulan dan Relevansi Kesimpulan Berdasarkan kajian bab-bab sebelumnya maka penulis menyimpulkan beberapa hal penting: Pertama, Lukas adalah Injil yang menguraikan tentang rencana keselamatan

Lebih terperinci

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

Saya Dapat Menjadi Pekerja

Saya Dapat Menjadi Pekerja Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap

Lebih terperinci

Mengampuni dan Menerima Diri Sendiri 1

Mengampuni dan Menerima Diri Sendiri 1 Modul 9: Mengampuni dan Menerima Diri Sendiri Mengampuni dan Menerima Diri Sendiri 1 Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the

Lebih terperinci

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia 5 Bagian Pelayanan Orang Kristen Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (7/10)

Seri Iman Kristen (7/10) Seri Iman Kristen (7/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Kelahiran Baru Kode Pelajaran : DIK-P07 Pelajaran 07 - KELAHIRAN BARU DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Definisi 2.

Lebih terperinci

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Karunia Karunia Rohani

Karunia Karunia Rohani PROGRAM PELAYANAN KRISTEN Karunia Karunia Rohani CATATAN SISWA UNIT I No. Tanggal Kirim Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara......................................... Alamat. Kota Propinsi.

Lebih terperinci

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran BAB V Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran I. Refleksi Kehadiran saksi Yehova di tengah masyarakat Kelurahan Kawua yang merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKST, pada akhirnya telah melahirkan tanggapan

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria KESATUAN ALKITAB DAN GEREJA ATAU JEMAAT Roh Kudus merupakan kekuatan penggerak di belakang kesatuan Jemaat (Ef. 4:4-6). Dengan memanggil mereka dari pelbagai suku-bangsa, Roh Kudus membaptiskan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam perjalanannya akan selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dapat dikarenakan perkembangan dan pertumbuhan normal sebagai pribadi, maupun

Lebih terperinci

Roh Kudus GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA. Roh Kudus adalah satu pribadi. Pesan Gembala Minggu, 13 Mei 2012 Pdt Sutadi Rusli

Roh Kudus GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA. Roh Kudus adalah satu pribadi. Pesan Gembala Minggu, 13 Mei 2012 Pdt Sutadi Rusli GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA Pesan Gembala Minggu, 13 Mei 2012 Pdt Sutadi Rusli Roh Kudus Shalom, saya sangat yakin setiap pribadi diberkati oleh Tuhan. Amin! Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan

Lebih terperinci

Galatia 6: 1-10 berisi beberapa saran tentang bagaimana orang Kristen harus memperlakukan sesama orang percaya lainnya.

Galatia 6: 1-10 berisi beberapa saran tentang bagaimana orang Kristen harus memperlakukan sesama orang percaya lainnya. Lesson 13 for September 23, 2017 Galatia 6: 1-10 berisi beberapa saran tentang bagaimana orang Kristen harus memperlakukan sesama orang percaya lainnya. Memulihkan yang jatuh. Galatia 6:1a. Waspada terhadap

Lebih terperinci

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar TATA IBADAH PERSIAPAN - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan jemaat menyanyikan lagu-lagu baru - Para pelayan berdoa di konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P2 : Presbiter bertugas mengucapkan

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan

Lebih terperinci

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ).

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Definisi Karunia Penyembuhan Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Doa penyembuhan menekankan Iman yang Hidup Dalam

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

Doa Keutuhan Bahan Dasar Garis Besar 1

Doa Keutuhan Bahan Dasar Garis Besar 1 Dari Gelap Ke Dalam Terang 1 Petrus 2: 9 Garis Besar Proses Menanggalkan Manusia Lama dan Mengenakan Manusia Baru (Efesus 4:22-24) Garis Besar 1 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan. Berkaitan dengan itu, maka dari penelitian dalam bab tiga, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 5.1 Kesimpulan 1. Tidak dapat dipungkiri persoalan dalam kehidupan

Lebih terperinci

TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya.

TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya. TUBUH KRISTUS Pengantar Apakah Tubuh Kristus itu? Apakah sama dengan Gereja? Mungkin definisi yang sangat sederhana ini akan dapat menjelaskannya. Tubuh Kristus terdiri dari orang-orang percaya dalam semua

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Pengantar Dalam bagian pertama dari pelajaran ini, kita melihat pentingnya menerima baptisan Roh Kudus. Dalam bagian ini kita akan melihat pentingnya mempelajari

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

Gereja Melayani Orang

Gereja Melayani Orang Gereja Melayani Orang Beberapa orang mengunjungi sebuah katedral yang indah. Mereka mengagumi keindahan, arsitektur dan harta kekayaannya. Pemimpin-pemimpin gereja setempat itu mengatakan kepada tamu-tamu

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 11

Level 2 Pelajaran 11 Level 2 Pelajaran 11 PERNIKAHAN (Bagian 2) Oleh Don Krow Hari ini kita akan kembali membahas mengenai pernikahan, dan satu pertanyaan yang muncul adalah, Apakah itu pernikahan? Apakah anda pernah memikirkan

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

MENDENGAR SUARA TUHAN

MENDENGAR SUARA TUHAN Minggu I; Bulan: Mei 2011 MENDENGAR SUARA TUHAN Apakah kamu punya pengalaman mendengar suara Tuhan? Seperti apakah itu? Bagaimana kamu meyakini bahwa yang kamu dengar adalah suara Tuhan? Sesungguhnya mendengar

Lebih terperinci

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan seri khotbah Man of God Transformation bagian kedua, yaitu: Holy Spirit Measures

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi dogmatis yang dianutnya, memahami bahwa penderitaan merupakan akibat keterputusan hubungan

Lebih terperinci

KALENDER DOA DESEMBER 2016

KALENDER DOA DESEMBER 2016 KALENDER DOA DESEMBER 2016 Berdoa Bagi Wanita Agar Mengalami Kehidupan Kekal Hidup ini singkat. Sebaliknya kekekalan merupakan waktu yang sangat panjang. Satu hal yang pasti: 100 orang yang hidup saat

Lebih terperinci