BAB IV TINJAUAN HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV TINJAUAN HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV TINJAUAN HASIL PENELITIAN Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang yang dikenakan Disiplin Gereja Dalam bab ini, penulis akan meninjau hasil penelitian dalam Bab III dan menghubungkannya dengan landasan teori yang telah dirumuskan dalam Bab II. Tinjauan ini dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian sebagaimana telah ditulis dalam Bab I, yaitu Mendeskripsikan dampak psikologis terhadap orang yang dikenakan disiplin gereja di Jemaat GPM Hative Besar dan membahas tentang tinjauan teologis terhadap persoalan disiplin gereja. 4.1 Tinjauan Tentang Dampak Psikologis bagi Orang yang Dikenakan Disiplin Gereja. Kalau dianalisis secara lebih jauh, maka dapat dilihat bahwa seseorang telah bermasalah sebelum malakukan perselingkuhan, hamil di luar nikah. Masalah-masalah yang dialami bisa saja membuat seseorang stres dan mengambil jalan pintas yang mana bisa juga berujung pada selingkuh atau tidak kontrol dalam hal berpacaran. Bukan saja hal-ekonomi, ada hal lain juga yang dapat dilihat yaitu soal relasi antar suami istri misalnya. Dari data yang diperlihatkan, tergambar jelas bahwa hampir semua pelanggaran yang dilakukan adalah selingkuh. Terhadap itulah maka jelas pelanggaran selingkuh menjadi akibat dari suatu sebab. Orang selingkuh disebabkan oleh banyak faktor. Tidak banyak, tetapi setidaknya dapat diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang itu melakukan perselingkuhan. Aspek ekonomi, aspek biologis, aspek kultural, aspek kebiasaan, aspek sosial dan mungkin masih banyak lagi yang menjadi sesuatu yang turut mempengaruhi seseorang selingkuh. Dari sini, dapat dipahami bahwa sesungguhnya ada hal lain yang belum diperhatikan secara baik oleh gereja. bisa dipastikan juga bahwa soal pelayanan terhadap pasangan suami istri belum maksimal dilakukan,

2 sehingga hal ini masih menjadi masalah serius yang harus diperhatikan oleh para perangkat pelayan di jemaat GPM Hative Besar. Bertolak dari hal itu maka, bukan tidak mungkin aspekaspek seperti di ini menjadi aspek penting yang harus didengar oleh pelayan. Dari sisi ini maka lagi-lagi menjadi tugas dan tanggung jawab pelayan, yaitu lebih memperhatikan aspek-aspek menyangkut pernikahan Kristen. Untuk menyiasati hal ini maka konseling pra-nikah, nikah, dan pasca nikah harus di lihat menjadi tanggung jawab yang juga penting. Dari dampak-dampak yang ditampilkan maka dapat dipastikan bahwa seseorang kemudian sedang mengalami stres karena dikenakan disiplin gereja. Jelasnya bahwa dampak selalu berkaitan dengan reaksi yang ditimbulkan. Ada dua reaksi ketika seseorang mengalami stres, yaitu: agresif dan depresif. Kalau seseorang sering marah dan selalu melakukan tindakan kekerasan maka orang tersebut sementara stres dan reaksinya adalah agresif; selanjutnya kalau seseorang kemudian sering menyendiri, menangis, rasa bersalah yang berlebihan, maka reasinya adalah depresif. Dari reaksi yang telah dijelaskan diatas (reaksi orang dikenakan tindakan disiplin) dan bila dikaitkan dengan reaksi seseorang yang sementara stres (reaksi agresif dan agresif), maka jelas bahwa disiplin gereja dapat mengakibatkan seseorang stres. Stres kelanjutannya akan berdampak kepada apa saja yang ada di dalam diri orang yang dikenakan disiplin gereja. Ada lima aspek diri yang dipengaruhi: Pertama, Fisik-diri, tubuh dan semua aktifitas biologi berlangsung di dalam diri orang yang dikenakan disiplin gereja. Kedua, diri-sebagai-proses: suatu aliran akal. Emosi dan perilaku manusia yang konstan. Apabila mendapat masalah maka pemberian respons secara emosional, membuat suatu rencana dan tindakan dari orang yang dikenakan disiplin gereja turut dipengaruhi. Ketiga, Diri-sosial, artinya bahwa relasi antara sesama menjadi turut dipengaruhi. Seseorang yang dikenakan disiplin gereja kemudian akan kesulitan untuk berelasi dengan orang lain. Keempat, Konsep-diri, pendangan

3 pribadi yang dimiliki oleh orang yang dikenakan disiplin gereja tentang dirinya sendiri entah tentang masa depan, cita-cita pun turut dipengaruhi. Kelima, Cita-diri, yang merupakan faktor penting dari perilaku manusia (orang yang dikenakan disiplin gereja) pun dipengaruhi. Ketika orang yang dikenakan disiplin gereja mengalami stres maka lima aspek di atas menjadi tempat bermuaranya dampak-dampak psikologis itu. Hal ini disebabkan kerena adanya ketergantungan antara sesama elemen di dalam diri manusia. Berbagai macam elemen yang ada ini kemudian menjadi satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya, yang kemudian juga akan berkumpul menjadi kesatuan yang kokoh dan kuat. Dengan demikian maka jelas untuk setiap perilaku dan konsep tidak terlepas dari pengaruh tempat di mana seseorang berada. Atau dengan kata lain dapat dijelaskan juga bahwa setiap orang akan mempunyai perilaku dan konsep diri tergantung tempat di mana orang itu ada. Dari situ maka dapat dipahami bahwa setiap orang kemudian memiliki perilaku dan konsep diri yang berbeda dengan orang lain karena berada di tempat yang berbeda pula Pelayanan gereja a. Realitas konteks Sudah merupakan tanggung jawab gereja dalam memberikan pendampingan pastoral kepada orang yang sementara dikenakan disiplin gereja. Upaya yang dilakukan ini sedapatnya memberikan kesadaran bagi mereka yang dikenakan tindakan disiplin. 1 Proses penggembalaan biasanya ditangani oleh Ketua Mejelis Jemaat dan penghentar jemaat. Namun tidak menutup kemungkinan juga bagi majelis jemaat atau koordinator unit untuk melakukan proses penggembalaan. Namun hal ini sangat ditentukan oleh orang yang mau dilayani. Sebab terkadang umat lebih cenderung ingin dilayani oleh pendeta, dibandingkan majelis jemaat atau Hasil wawancara dengan Pdt.J.N.P.S.Th (Ketua Majelis Jemaat GPM Hative Besar), Tanggal 1 September

4 kordinator unit. biasanya anggota jemaat lebih memilih Pendeta dibandingkan dengan mejelis dan kordinator unit 2 karena pelayanan penggembalaan yang dilakukan lebih banyak kepada nasihat-nasihat, selesai dengan memberikan nasihat, selanjutnya adalah berdoa dengan orang tersebut. Doa yang disampaikan selalu berisikan permintaan, sekiranya Tuhan selalu memberikan pengampunan dan kekuatan bagi mereka yang dikenakan dikenakan disiplin gereja. Konteks ini memperlihatkan bahwa sungguh baik setiap konsep dan pemahaman dari para pelayan. Namun ada hal yang kurang dilihat secara baik. Hal ini adalah soal praksis di lapangan. Pada umumnya para pelayan memiliki pikiran-pikiran yang baik, tetapi tidak seimbang dengan penerapannya di lapangan. Selanjutnya fungsi penggembalaan yang benar nampak kurang dimiliki oleh seorang pelayan. Hal ini dapat dipahami dari kebiasaan para pelayan yang lebih banyak memberi nasihat dibandingkan mendengar keluh kesah dari orang yang dikenakan disiplin gereja. Memang tidak salah bahwa seorang pelayan harus memberikan nasihat-nasihat, namun yang mau ditekankan di sini adalah bahwa bagaimana proses penggembalaan yang dilakukan melebihi sekedar memberi nasihat atau penguatan-penguatan kepada mereka yang dikenakan disiplin gereja, agar tidak berdampak pada psikologis mereka. Pada hakekatnya hal yang penting dan merupakan langkah awal menolong seseorang yaitu soal mendengarkan apa yang dikatakan seorang, hal ini terkait dengan keinginannya, harapannya, kendala-kendala yang dihadapi dan lain-lain. Siap mendengarkan keluh kesah, harapan, keinginan seseorang tentang hidup orang yang dikenakan disiplin gereja akan membuka setiap lembaran dokumen-dokumen hidup seseorang. Dan proses ini akan memungkinkan terjadinya suatu proses menolong. Dengan demikian terlihat jelas di sini bahwa proses disiplin gereja yang dilakukan oleh para pelayan di jemaat GPM Hative Besar terkesan hanya sebagai suatu tuntutan dari aturan yang mesti dijalankan, tanpa 2 Ibid;

5 melihat orang yang dikenakan disiplin gereja secara mendalam. Orang yang dikenakan disiplin dengan seluruh keberadaannya terkesan dilupakan. Perasaannya, kebutuhannya tidak disentuh sama sekali dalam proses penggembalaan. b. Kendala dan cara menghadapinya. Disadari sungguh bahwa tidak ada suatu pelayanan yang tanpa tantangan dan kendala. Kendala-kendala yang masih dialami dan dirasakan dalam melayani orang yang dikenakan disiplin gereja seperti misalnya permintaan mendadak untuk melakukan proses penggembalan. Ketika seseorang menginginkan pendeta, sudah pasti yang dicari adalah pendeta untuk melayani. Berhubung dengan jumlah pendeta yang kurang, dan mungkin saja berhalangan maka proses melayani tidak akan berlangsung. 3 Soal kepercayaan dan relasi antar anggota yang dikenakan tindakan disiplin dengan pendeta, mejelis jemaat dan kordinator unit juga menjadi tantangan yang berikutnya. Ketika relasinya tidak baik maka sudah pasti akan menghambat proses pengembalan. 4 Pengaruh pemahaman disiplin sebagai suatu hukuman oleh masyarakat turut menjadi tantangan dalam proses pelayanan yang dilakukan. Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa lingkungan kemudian turut mempengaruhi seseorang. Proses pertolongan kepada orang-orang yang dikenakan disiplin gereja tidak terlepas dari dukungan dari komunitas di mana dia tinggal. 5 Faktor kurang adanya dukungan dari keluarga juga akan menjadi kendala selanjutnya. Keluarga pada dasarnya adalah mitra dari para pelayan yang juga semestinya menopang proses pemulihan seseorang. Peran serta istri suami dan anak-anak sangatlah dibutuhkan. Dengan 3 Hasil wawancara dengan penghentar jemaat GPM Hative Besar. 4 Hasil wawancara dengan T. Petta, Majelis jemaat GPM Hative Besar, Tanggal 1 September Ibid;

6 demikian ketika tidak ada dukungan dari keluarga maka hal ini akan menjadi kendala dalam proses pemulihan seseorang yang dikenakan disiplin gereja. 6 Dari setiap kendala yang ada maka dapat dilihat beberapa hal yakni, soal relasi yang kurang baik. Dari sisi tanggug jawab maka seorang pelayan atau pendeta harus mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan umat. Kendala yang disampaikan terkait dengan soal relasi akan mempengaruhi proses penggembalaan dilihat sebagai suatu masalah dari seorang pelayan. Artinya bahwa seorang pendeta atau pelayan mesti menciptakan relasi yang baik, agar kelak hal ini bukan menjadi kendala dalam proses penggembalaan yang dilakukannya. Dilihat bahwa ada kecendrungan umat yang lebih menginginkan dilayani oleh pendeta. Hal ini tidaklah salah, namun kalau dilihat dari jumlah pendeta yang hanya dua orang dan harus menangani banyak persoalan di dalam jemaat, maka sudah jelas pelaksanaan pelayanan kepada orang yang dikenakan disiplin gereja akan tidak efektif. Soal pemahaman umat tentang disiplin gereja yang adalah hukuman, tempat rehabilitasi, dan ada juga yang tidak tahu disiplin gereja itu apa, hal ini sekaligus mempengaruhi sikap seseorang dalam melihat orang yang dikenakan disiplin gereja tersebut. Maka dari itu mesti dilihat secara baik oleh pelayan gereja. Kendala berkaitan dengan soal pemahaman seperti yang dijelaskan di atas sesungguhnya tidak terlepas dari tanggung jawab pelayan. Untuk mensiasatinya, media-media seperti khotbah, sharing, PA, kekunjungan awal tahun atau akhir tahun, proses penggembalaan harus dijadikan media untuk memberikan pemahaman kepada umat. Terkait dengan itu maka dilihat jelas bahwa hal pemahaman menjadi kendala disebabkan karena media-media seperti dijelaskan di atas sebahagian besar berisikan tema-tema yang lain, dibandingkan dengan tema tentang disiplin gereja sebagai salah satu bentuk penggembalaan. 6 Ibid;

7 Dari data di bab III yang terkait dengan dampak psikologis dari orang-orang yang dikenakan disiplin gereja. Dampak-dampak dari tindakan disiplin dilihat sangatlah berhubungan dengan proses penggembalaan yang dilakukan. Setiap proses yang dilakukan menunjukan beberapa hal, yakni pertama, soal pemahaman terhadap disiplin gereja secara benar oleh para pelayan dan umat secara keseluruhan menjadi hal yang penting sekaligus sebagai titik tolak bersama dalam menyikapi dan menolong orang yang dikenakan disiplin gereja. Soal pemahaman akan menentukan proses dan hasil dari tindakan disiplin yang dilakukan. Menjadi masalahnya adalah ketika pemahaman ini tidak semuanya dimiliki oleh umat. Kedua, proses penggembalaan yang dilakukan oleh MJ GPM Hative Besar terkesan satu arah, pelayan sebagai pembicara dan orang yang dikenakan dikenakan disiplin gereja adalah pendengar. Tidak ada kesempatan bagi terciptanya dialog antar pelayan dan orang yang dikenakan disiplin gereja. Proses seperti ini akan menutup kesempatan bagi orang yang dikenakan disiplin gereja untuk menyampaikan apa yang dia rasakan dan apa yang dia butuhkan. Dengan demikian maka hal ini akan berdampak pada diri orang yang dikenakan tindakan disiplin tersebut. Ketiga, Para pelayan seperti pendeta dan majelis jemaat dilihat terbatas dalam melakukan fungsi penggembalaan. Dengan demikian hal ini turut mempengaruhi hasil dari proses penggembalaan yang dilakukan. Keempat, Proses penggembalaan yang dilakukan dinilai kurang maksimal, proses ini dilakukan terkesan hanya sebagai rutinitas. Hanya datang, menasihati, berdoa dan seterusnya pulang. Disiplin gereja yang dilakukan hanya sebagai suatu tuntutan pengimplementasian dari aturan gereja. Aspek kemanusiaan dari orang yang dikenakan disiplin gereja terkesan terabaikan. Proses ini menandakan adanya jarak antara orang yang memberikan tindakan disiplin dengan orang yang dikenakan tindakan disiplin tersebut. Dengan itu maka dapat dipastikan bahwa orang yang dikenakan disiplin gereja selalu diabaikan. Diri yang di dalamnya ada perasaan, harapan

8 dan kebutuhan-kebutuhan mendasar lainnya dari orang dikenakan disiplin gereja tidak disentuh oleh proses penggembalaan yang dilakukan, dan mereka tidak mengalami suatu perubahan, justru sebaliknya dampak psikologis terjadi dalam diri mereka. Dari keseluruhan data dan analisis, tanpa mengabaikan aspek-aspek lain dari keseluruhan analisis yang dilakukan, ada salah satu aspek yang dilihat sangat penting untuk diperhatikan, sekaligus merupakan hal utama yang menciptakan masalah, yakni aspek dari diri orang yang dikenakan disiplin gereja. Di sini tergambar jelas pada diri TT dan TN yang dikenakan disiplin selalu diabaikan dalam setiap proses penggembalaan. Fokusnya dititik beratkan hanya pada pengimplementasian aturan gereja, serta nasihat-nasihat. Orang yang dikenakan disiplin gereja, entah hidupnya, harapannya, perasaannya tidak dilihat secara serius di dalam proses disiplin gereja tersebut, maka ini berdampak pada psikologisnya. Dikatakan tidak serius karena orang yang dikenakan disiplin gereja tidak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya. Sisi kemanusiaan dari orang yang dikenakan disiplin gereja tidak disentuh oleh proses ini, entah perasaannya, kegelisahannya, harapannya, dan hal-hal mendasar lain dari diri manusia. Dengan demikian maka sudah jelas faktor pengabaian terhadap manusia (orang yang dikenakan disiplin gereja) ini menjadi faktor yang memungkinkan tidak terciptanya suatu perubahan yang signifikan dari orang yang dikenakan tindakan disiplin. 4.2 Tinjauan Tentang Pemahaman Jemaat GPM Hative Besar Dalam Tindakan Disiplin Gereja. Pemahaman umat terhadap disiplin gereja yang beragam ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pribadi dari seseorang, entah itu pendidikan maupun pekerjan. Artinya bahwa pendidikan dan pekerjaan seseorang sangatlah menentukan pemahaman seseorang tentang disiplin gereja. Data dari jemaat GPM memperlihatkan bahwa jumlah lulusan SMP dan SMA 80% lebih besar dari yang sementara

9 kuliah atau yang sudah sarjana. Selain itu juga, hampir semua informan yang diwawancarai berpendidikan akhir SMA. Hal ini, tidak mengindikasikan bahwa orang yang berpendidikan akhir SMA memilki pemahaman yang keliru, namun sedapatnya mau dikatakan bahwa pedidikan seseorang turut mempengaruhi pemahamannya. seorang guru akan memiliki pemahaman yang beda juga dengan seorang tukang bangunan. Seseorang akan memahami disiplin gereja hanya dari satu sisi saja, menurut pendidikan dan keahliannya. Selain faktor internal seperti yang telah dijelaskan di atas, ada pun faktor eksternal yaitu lingkungan di mana seseorang berada, hidup dan berkarya turut mempengaruhi pemahamannya. Bila seseorang tinggal di dalam keluarga yang salah satu anggota keluarganya dikenakan disiplin gereja, maka sangat mungkin pemahamannya tentang disiplin gereja akan negatif. Gereja dalam tugas dan pelayanannya turut mempengaruhi pemahaman. Dengan demikian dengan menyiasatinya pemahaman disiplin gereja secara benar dapat diberikan dalam bentukbentuk pelayanan seperti dalam khotbah, PA, sharing, reat-reat, bahkan terlebih di dalam pelayanan pastoral yang dilakukan oleh gereja. Umat harus diberi penjelasan untuk memahami disiplin gereja sesuai dengan apa yang sebenarnya. Sebab pemahaman benar dari umat akan berimplikasi pada proses pendampingan dan pertolongan kepada seseorang yang dikenakan disiplin gereja. Artinya, ketika umat memahami disiplin gereja secara benar, maka umat akan merasa terpanggil untuk sama-sama menolong orang tersebut ke arah perubahan sikap dan relasi yang baik dengan diri sendiri, dengan orang lain, terlebih relasi dengan Tuhan Proses dan bentuk disiplin gereja. Dalam tugas penatalayanan, maka gereja akan tetap konsisten dan taat terhadap aturan gereja yang telah ditetapkan. Terkait dengan hal itu maka ketika seseorang anggota, pegawai,

10 dan pejabat khusus gereja melakukan sesuatu pelanggaran maka sesuai peraturan gereja orang tersebut mesti dikenakan Disiplin Gereja. Awalnya ada fenomena pelanggaran yang dilakukan oleh warga jemaat, pegawai, dan pelayan khusus. Pelanggaran yang teridentifikasi antara lain selingkuh dan hamil diluar nikah. Kasus selingkuh dilakukan oleh beberapa majelis jemaat dan kordinator unit, seterusnya kasus hamil di luar nikah dilakukan oleh beberapa warga jemaat. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan selanjutnya diketahui oleh MJ (Majelis Jemaat), dan berdasarkan pertimbangan bersama semua perangkat pelayan serta sesuai aturan gereja, maka orang-orang tersebut semestinya diberikan disiplin gereja. Selanjutnya upaya yang nampak dilakukan sebagai tangung jawab pelayanan adalah dengan melakukan proses penggembalaan. Proses ini disepakati dilakukan sebelum dan sesudah disiplin gereja diberikan kepada seseorang. Bentuk penggembalaan yang dilakukan sebelum tindakan disiplin diberikan kepada seseorang adalah memberikan beberapa pertanyaan-pertanyaana terkait dengan perbuatan yang telah dilakukan dan kemudian menyampaikan maksud disiplin yang akan diberikan. Tidak terlepas dari proses ini juga yaitu memberikan penguatan-penguatan dan pengertian-pengertian terkait dengan tindakan disiplin yang akan diberikan kepadanya. Isi dari pelayanan penggembalaan yang dilakukan adalah lebih banyak kepada nasihatnasihat. Bentuk dari nasihat itu seperti: Pertama, manusia tidaklah sempurna, bisa saja melakukan kesalahan. Termasuk anda juga. Tapi biarlah semua itu menjadi bahan koreksi bagi kita, agar kita bisa tau mana yang baik untuk kita. Kedua, anggaplah ini tantangan buat kita. Untuk itu kita mesti tabah untuk menjalaninya. Jelas Tuhan maha pengasih dan penyayang. Ia akan tetap memberikan kesempatan buat umat-nya yang mau untuk bertobat. Ketiga, terkadang kita merasa berdosa oleh karena tindakan salah yang mungkin sudah kita lakukan. Mungkin

11 menganggap dosa yang kita lakukan itu besar. Namun tenanglah karena menurut Tuhan semua dosa itu sama. Akhir dari setiap proses pendampingan adalah berdoa. Doa yang disampaikan adalah; selalu meminta Tuhan berikan kekuatan bagi orang tersebut; selanjutnya berdoa meminta tuntunan Roh Kudus supaya selalu memberikan kesabaran bagi mereka; selanjutnya meminta sekiranya Tuhan memberikan pengampunan bagi mereka, sehingga mereka dapat disebut anakanak Allah. Dilihat dari segi jumlah pelayanan penggembalaan yang dilakukan, maka terlihat jelas proses penggembalaan yang dilakukan kurang maksimal. Hal ini tergambar jelas pada waktu pendeta yang lebih cendrung lebih banyak pada tugas-tugas fungsional lainnya, dibanding datang dan melakukan penggembalaan kepada orang yang dikenakan disiplin gereja. Dalam hal ini kepedulian terhadap orang yang dikenakan disiplin gereja hanya dilakukan waktu awal proses disiplin dilakukan, selanjutnya ditambah dengan pertemuan yang tidak juga menentu, tergantung dari waktu pelayan. 4.3 REFLEKSI TEOLOGIS Disiplin gereja sebagai cara pemuridan Disiplin gereja sebagai bentuk penggembalaan merupakan kemenangan terang atas kegelapan; inilah awal dari penyembuhan diri seseorang. Bila diterima dalam pengertian ini pengertian yang benar itulah rahmat. Disiplin gereja sebagai bentuk penggembalaan didasari atas pengakuan di dalam Perjanjian Baru yang selalu berbicara tentang bela rasa, kasih, dan keramahan besar yang datang dari Roh dan kemudian merupakan tanggung jawab gereja untuk selalu menunjukan kasih ini bagi sesama, terlebih khusus bagi orang pendosa.

12 Tindakan disiplin sebagai bentuk penggembalaan memiliki pendasaran Alkitab, dengan demikian mengarahkan pengertian, sejarah, proses, pendekatan dan metode. I Petrus 5:2,3 mencatat kesaksian Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena kamu mau mencari keuntungan tetapi dengan pengabdian diri (ayat 2); Janganlah seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu (ayat 3). Kesaksian ini menunjukan dengan tegas secara teologis, tindakan disiplin sebagai salah satu pelayanan pastoral merupakan bentuk pemberitaan dan kesaksian gereja yang berlangsung dalam kerangka karya Allah yang berorientasi antropologis. Orientasi ini akan bergerak, akan berproses dalam gerak melingkar dengan pendekatan yang holistik. Layanan ini ditujukan bagi manusia dalam sejarah hidupnya baik dalam kesaksian fisik maupun mental prima atau keadaan sakit yang tak tersembuhkan, dalam keadaan sukacita atau sedih, dalam keadaan menggembirakan atau menyedihkan. Setiap situasi manusia merupakan peluang untuk suatu proses penggembalaan. Kebutuhan akan layanan ini ditandai dengan keadaan tekanan tegangan hidup yang mempengaruhi tubuh dan jiwa. 7 Ketika menyebut disiplin gereja sebagai salah satu bentuk penggembalaan maka tindakan pengembalaan itu memiliki fungsi yaitu, Pertama, penyembuhan (healing) : merupakan suatu fungsi pastoral yang bertujuan untuk mengatasi kondisi fisik (darah tinggi dan magg), emosi yang tidak terkontrol secara baik (pemarah), dan suka mengasingkan diri, dengan cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan hidup, tidak bermasalah pada kondisi fisik, emosi bisa terkontrol secara baik, dan kemudian menuntun dia kearah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Kedua, Penopangan (sustaining) berarti, menolong orang yang stres karena 7 Mesach Krisetya, Materi Kuliah Teologi Pastoral (Salatiga : fakultas Teologi, 2006), 1-3.

13 dikenakan disiplin gereja untuk tetap bertahan dan melewati suatu keadaan yang di dalamnya pemulihan kepada kondisi semula. Ketiga, pembimbingan (guiding). Hidup di dalam situasi karena dikenakan disiplin gereja bisa membuat seseorang bingung ketika ingin mengambil suatu keputusan. Fungsi ini merupakan suatu upaya untuk membantu orang-orang yang kebingungan itu untuk menentukan pilihan-pilihan yang pasti dalam upaya pemaknaan. Keempat, pendamaian (reconciling). Kenyataan bahwa orang yang dikenakan disiplin adalah orang-orang yang kemudian merasa terasing dari dirinya, dari persekutuan, bahkan dengan Allah. Dengan demikian fungsi ini berupaya membangun ulang relasi yang cendrung rusak itu ke relasi yang baik kembali. Ke empat fungsi dari penggembalaan ini yang selanjutnya harus nampak pada tindakan pendisiplinan. Dengan kalimat lain, pelayanan gereja dalam bentuk tindakan disiplin kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran akan fungsional ketika ke empat fungsi ini dilakukan secara baik. Dampak baik atau buruknya dari tindakan disiplin ditentukan oleh pemahaman yang benar, dan tergantung juga pada para pelayan yang adalah pelaksana dari tindakan disiplin. Disiplin gereja sebagai salah satu pelayanan pastoral memiliki usaha untuk memperkuat pertumbuhan seseorang kearah keutuhan dalam enam aspek kehidupan, yang mana satu sama lainnya saling berkaitan. Enam aspek itu adalah: Pertama, Menyegarkan pikiran, yang mencakup pengembangan sumber-sumber personalitas seperti kemampuan berpikir. Manusia normal, kemampuan berpikirnya hanya sedikit saja yang dipakai. Karena itu mempekaya horizonhorizon intelektual dan arstistik manusia merupakan begian dari pendekatan dan konseling pastoral yang dipusatkan pada keutuhan hidup. Kedua, Membuat tubuh lebih bergairah. Dimensi ini berkaitan dengan dimensi pertama. Hal ini berarti kita belajar untuk mengalami dan menikmati tubuh lebih sempurna dan memanfaatkannya dengan lebih efektif dan lebih

14 mengasihinya. Ini sering melibatkan perhatian atas kebutuhan jasmani misalnya makan, dan istirahat yang cukup bagi tubuh. Ketiga, Memperbaharui dan memperkaya hubungan-hubungan dekat. Baik penyembuhan atau pertumbuhan bergantung pada kualitas hubungan-hubungan yang penting. Karena itu, penyembuhan yang mencakup hubungan-hubungan itu dan latihan ketrampilan kearah pertumbuhan adalah bahagian hakiki dari dari suatu layanan pastoral. Keempat, Membebaskan hubungan manusia dengan lingkunan hidup serta memperluas kesadaran, juga hubungan erat dan pemeliharaan lingkungan oleh menusia. Kelima, Pembebasan, penyembuhan dan pertumbuhan lembaga-lembaga dan masyarakat. Pengembalaan dan konseling pastoral sepatutnya mencakup membangkitkan kesadaran orang untuk melihat akar-akar sosial dari rasa sakit dan kehancuran mereka secara individual, serta akar-akar sosial untuk merintangi pertumbuhan mereka. Keenam, Pertumbuhan rohani berkaitan dengan ke lima dimensi terdahulu, dan merupakan ikatan yang mempersatukan keseluruhan dimensi lainnya. 8 Dari keenam aspek yang telah ditunjukan di atas, maka idealnya seseorang yang dikenakan tindakan disiplin harus bisa bertumbuh sesuai dengan keenam aspek tersebut. Karena di situlah disiplin gereja menjadi suatu tindakan penggembalaan yang efektif dan fungsional Penggembalaan Berorientasi pada Manusia Harus dipahami bahwa disiplin gereja yang merupakan salah satu bentuk penggembalaan selalu bertujuan mengembalikan orang yang bersalah (berdosa) untuk melakukan kehendak Allah. Dalam proses pengimplementasian aturan gereja tentang disiplin gereja, aspek penting dan mendasar yang mesti diperhatikan adalah sisi kemanusiaan dari orang yang dikenakan disiplin gereja, sebab proses penggembalaan yang dilakukan tidak akan menjadi efektif bila mana sisi kemanusiaan dari seseorang terabaikan. Dalam pengimplementasian disiplin gereja 8 Howard Clinebell, op.cit;

15 yang selama ini dilakukan, tidak dapat disangkal bahwa sisi kemanusiaan telah terabaikan dan penekanan pada hal-hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan tindakan disiplin menjadi sangat kental. Oleh karena itu, perhatian serius terhadap sisi kemanusiaan setiap pribadi yang dikenakan disiplin gereja mesti menjadi prioritas dan merupakan sebuah keharusan yang mesti terimplementasi dalam kepedulian terhadap apa saja yang dirasakan dan apa saja yang menjadi harapan seseorang. Agar disiplin gereja menjadi salah satu bentuk penggembalaan, maka disiplin gereja harus memberi perhatian khusus bagi sisi kemanusiaan setiap orang yang dikenakan tindakan disiplin. Perhatian terhadap sisi kemanusiaan dalam terwujud dalam berbagai tindakan, antara lain: menghargai orang yang terkena disiplin gereja. Menjadi pertanyaan sekarang ialah mengapa orang yang sudah melakukan kesalahan itu harus dihargai? Terkait dengan pertanyaan ini, maka ada dua hal yang akan dijelaskan yakni: manusia adalah citra Allah, dan manusia adalah makluk yang bermartabat. 1. Manusia adalah citra Allah Semua manusia bisa saja melakukan kesalahan (dosa) dan hal itu dipandang sebagai sesuatu yang manusiawi, karena kesalahan adalah bagian eksistensial dari kehidupan manusia. Kesalahan tidak pernah memandang status, jabatan, atau profesi apa pun. Orang miskin, orang kaya, pejabat, bahkan orang-orang yang selalu memperjuangkan kebenaran, keadilan, kasih, dan perbuatan-perbuatan yang baik bahkan pendeta dan majelis jemaat sekalipun berpotensi untuk melakukan kesalahan. Dengan demikian, maka sengaja atau tidak sengaja, yang namanya kesalahan adalah suatu realita hidup yang bisa saja dilakukan oleh setiap orang percaya. Hal ini tergambar jelas bahwa ada pengakuan diri bahwa sebagai manusia yang terbatas, ada

16 kecenderungan untuk berbuat dosa. dosa dipahami sebagai suatu perbuatan manusia yang tidak taat pada perintah Allah. 9 Terlepas dari sisi kemanusiaan manusia yang memiliki kecendrungan untuk berbuat kesalahan, di sisi lain pada hakekatnya manusia merupakan ciptaan Allah yang baik. Di dalam kesaksian Alkitab, terutama pada kitab Kejadian menyebutkan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kej 1:27). Maksud dari kata serupa dan segambar dengan Allah sebenarnya mau mengarahkan pada adanya suatu relasi khusus antara Allah dengan manusia. Dalam pertemuannya Allah memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada manusia dan selanjutnya manusia mesti memberikan jawaban kepada Allah. Jawaban itu nampak dalam sikap dan perbuatan manusia. Gambaran Allah mau menyebutkan juga bahwa, manusia merupakan representasi dari Allah. Artinya bahwa sifat-sifat Allah yang baik itu harus juga tercermin dalam sifat manusia. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makluk ciptaan Allah yang lain. Pada kejadian 1:22 tergambar bahwa Allah menciptakan manusia tidak hanya laki-laki, melainkan juga perempuan. Manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi ia mesti hidup dengan orang lain. Dipahami bahwa ada perbedaan secara eksistensial antara satu manusia dengan manusia yang lain, namun perbedaan itu bukanlah menjadi suatu masalah melainkan perbedaan itu ada untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Itu berarti ciptaan Allah baru baik kalau manusia itu tidak hidup sendiri saja, tetapi bersama-sama dengan orang lain. Bersama-sama dengan sesamanya manusia. Konsep yang ditawarkan di atas memperlihatkan bahwa manusia sesungguhnya adalah ciptaan Allah yang baik. Erich Fromm pun mengakui itu dan menyebutkan bahwa manusia itu baik, karena bisa meniru sifat-sifat Allah, bukan berati bahwa manusia itu sama dengan Allah, namun jika dia mendapatkan kualitas ketuhanan itu berarti ia berada di bawah Tuhan, melainkan 9 J. L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003), 65.

17 berjalan bersama-sama dengan-nya. 10 Walaupun demikian, terkadang ada manusia yang cenderung kurang memahami betapa ia adalah ciptaan Allah yang sangat baik, di mana bisa meniru sifat-sifat Allah. Manusia di antara potensi yang baik dalam dirinya, adapun potensi yang tidak baik, yang cenderung tidak mengikuti kehendak Allah. Walaupun demikian manusia tetap ciptaan Allah yang baik yang mesti dihargai kemanusiaannya. Orang-orang yang berdosa adalah orang-orang yang tidak melakukan kehendak Allah, walaupun demikian mereka tetap ciptaan Allah yang baik. Jauhnya seseorang dari kehendak Allah memberikan tanggungjawab kepada sesamanya untuk menolong kembali menjadi manusia yang baik sesuai dengan kehendak Allah. Allah yang diimani adalah Allah yang penuh kasih dan pemurah, yang selalu memberikan peluang bagi setiap manusia yang berdosa untuk kembali dan mengikuti apa yang dikehendaki- Nya. Kasih Allah adalah sempurna dan tanpa syarat. Kasih-Nya itu tidak didasarkan pada perbuatan manusia. Manusia tidak dapat menambah kasih-nya itu dengan apa pun yang manusia lakukan. Allah tetap mengasihi manusia, karena manusia adalah ciptaan-nya. Telah dijelaskan pada bagian awalnya bahwa ada hubungan yang khusus antara Allah dengan manusia. Manusia adalah patner kerja Allah, yang bertanggung jawab memberitakan kasih Allah kepada sesamanya. Termasuk kepada sesama manusia yang berdosa. Itu berarti kasih Allah akan menjadi nyata dalam kehidupan manusia ketika ada kepedulian terhadap sesamanya manusia. Di atas telah dijelaskan bahwa betapa berharganya manusia, dan harus tetap dihargai sebagai ciptaan Allah yang baik. Kesalahan manusia tidak menghapuskan status manusia yang adalah ciptaan Allah yang baik. Dalam konteks pelaksanaan disiplin gereja misalkan, manusia yang mesti menjadi fokus dari setiap proses penggembalaan. Orang-orang yang melakukan pelanggaran dan dikenakan disiplin gereja adalah ciptaan Allah yang baik, yang tetap dikasihi 10 Fromm Erich, manusia menjadi Tuhan (Belakabang, Jakarta-Timur: HYENA, 2004), 110.

18 oleh Allah, yang selalu terbuka peluang untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Para pelayan dan persekutuan umat secara umum adalah patner kerja Allah di dunia, yang bertanggung jawab untuk tetap menyatakan kasih-nya bagi setiap mereka melakukan kesalahan, dengan mengasihi mereka dan menolong mereka untuk kembali kepada jalan yang Allah kehendaki. 2. Manusia adalah Subjek yang Bermartabat Pada hakekatnya manusia selalu menginginkan sesuatu yang baik untuk kehidupannya. Keinginan untuk menjadi baik selalu tidak terbatas pada satu aspek kehidupannya, misalkan hanya ingin menjadi baik di dalam pekerjaan. Namun keinginan menjadi baik ini selalu difokuskan di dalam semua aspek kehidupan manusia. hal ini disebabkan karena manusia memiliki rasa dan kemampuan untuk berpikir sesuai dengan apa yang diinginkannya. Manusia adalah mahluk yang bereksistensi dan memiliki jati diri. Jati diri manusia adalah kenyataan sepanjang masa yang tidak pernah hilang selama manusia itu hidup. Manusia adalah bukan apaapa, selain apa yang ia buat dirinya sendiri entah dalam berpikir atau pun dalam berperilaku. Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling mulia. Hal ini tidak ingin menunjukan bahwa ciptaan Allah yang lain itu tidak demikian, namun yang mulia mau menunjuk pada akal dan pikiran untuk berpikir yang diberikan kepada manusia. Ketika manusia itu memiliki pikiran, dan selalu sadar akan segala sesuatunya, maka manusia sesunguhnya adalah mahluk yang bermartabat. Mahluk yang memiliki rasa, keinginan dan harapan serta makluk yang berdinamika. Manusia dalam kemanusiaannya tidak hidup sendiri melainkan orang lain. Sama-sama tinggal dan hidup dalam satu lingkungan tertentu. Manusia pada hakekatnya adalah makluk sosial, tidak bisa hidup sendiri, melainkan dengan orang lain. Dengan demikian ajaran cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri adalah tepat. Ini berarti bahwa hormat terhadap keutuhan kekhususannya sendiri, cinta dan pengertian akan diri sendiri, tidak terpisahkan dari hormat,

19 cinta dan pengertian kepada orang lain. Cinta akan diri sendiri tergabung akan cinta kepada orang lain. 11 Di dalam lingkungan, sadar atau tidak sadar manusia akan melakukan apa saja untuk tetap menjaga martabatnya di antara manusia-manusia yang lain. Manusia dikatakan subjek yang bermartabat oleh karena ia memiliki perasaan. Manusia bisa merasakan senang maupun merasakan sakit hati, merasa ingin dihargai, dihormati, dicintai, dan lain-lain. Dan hal ini tidak dimiliki oleh makluk-makluk lain. Di dalam konteks pemberlakuan disiplin gereja, terlepas dari kesalahan yang dilakukan, orang-orang yang dikenakan disiplin gereja adalah manusia yang bermartabat, yang memiliki perasaan. Mereka menginginkan sesuatu yang baik walaupun di dalam kemanusiaannya yang terbatas. Penghargaan kepada martabat manusia, memungkinkan lahirnya kesadaran untuk menolong. Para pelayan dan persekutuan umat adalah manusia yang juga bermartabat, yang memiliki tanggung jawab untuk tetap menjaga dan menjunjung martabat dalam wujud menolong orang yang jauh dari kehendak Allah untuk kembali kepada apa yang dikehendaki-nya. Melihat tangung jawab itulah maka sudah jelas para pelayan (pendeta) menjadi sosok yang mesti diperhatikan. Dalam pelayanan-nya Yesus mengutus manusia sebagai alat kesaksian-nya, mereka adalah ke-12 murid (Lukas 10:1) dan diteruskan oleh kita semua. Pada masa kini yang mengemban tugas pelayanan ini adalah pendeta, bishop, uskup, imam, penatua, penginjil dan pengkhotbah. 12 Bukan nama atau jabatan yang penting disini melainkan tugas yang diemban dan dipercayakan. Mereka diutus untuk bersaksi tentang Allah dan untuk menyatakan tahun rahmat 11 Louis Leahy, Siapakah Manusia (sintesis Filosofis tentang Manusia) (Yogyakarta : Kanisius, 2001), G. O. Danlenburg, Siapakah Pendeta Itu (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 7

20 Tuhan karena kerajaan Surga sudah dekat. 13 Kerajaan Allah yang dimaksudkan adalah kerajaan yang membawa kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17) yang ditemukan dalam Gereja. Tugas itu bukan hak milik pribadi melainkan gereja dalam perluasan kerajaan Allah. Terkait dengan itu tugas panggilan di atas maka para pelayan mesti memiliki karakter yang baik. Karakter sangat membentuk perilaku, dengan demikian dibawah ini akan dijelaskan dua motif Alkitabiah layanan pastoral. Yakni motif Hamba dan Gembala; a. Motif Hamba Imam, Nabi, Raja, menurut Perjanjian Lama hanyalah alat atau sarana hamba Allah. Hal ini sama dengan pelayanan Yesus pada zaman Perjanjian Baru (Filipi 2 : 7-8) 14. Pelayan (pendeta dan majelis jemaat) merupakan hamba Allah yang diharuskan untuk tetap taat pada Allah sebagai tuannya. Wujud ketaatan kepada Allah dinyatakan di dalam sikap hidup, di mana siap melakukan kehendak Allah dan terus meyatakan kasih-nya bagi dunia. Ketika konsep ini dibawa dalam konteks disiplin gereja, maka pendeta dan para perangkat pelayan adalah merupakan hamba Allah yang memiliki tanggung jawab untuk tetap taat untuk menyampaikan dan menunjukan kasih Allah bagi semua orang. Bukan saja orang-orang benar, tetapi juga memereka-mereka yang jauh dari Allah. b. Motif gembala Sistem pastoralia teologis dibangun atas dasar gembala. Karakter Allah dilihat lebih kuat sebagai gembala (Yes. 40:1-11) yang memimpin, memberi makan, mendisiplin dan melindungi umat-nya. Selain sifat yang ditunjukan Allah ini, para pelayan juga semestinya menunjukan ketrampilan pendidikan, status, tetapi juga mempelajari peraturan-peraturan yang ada dan belajar 13 Ibid; 3 14 Mesack Krisetya, Op. cit; 2-3

21 menganalisa situasi dan keadaan warga jamaat dalam bidangnya. Yesus dalam karya-nya hadir dan memberi resolusi nilai kepemimpinan baru. Ia mengukur kebesaran seseorang dari sudut kualitas moral pelayanan berdasarkan pada ketaatan Firman Tuhan. 15 Seorang pendeta mesti memulai pelayanannya dengan mendengar kehendak Allah karena Allahlah yang memanggil. Dengan demikian pendeta atau pelayan itu harus memiliki pengakuan akan Allah sehingga tugas itu dilakukan dengan ketulusan hati. Kasih inilah yang mesti menjadi sesuatu yang utama dalam pelayanan. Selain itu, para pelayan tidak mempunyai hak-hak khusus atau kekuasaan selain malayani Tuhan-Nya, sehingga tidak perlu mencari-cari puji-pujian atau penghormatan dari manusia. Menurut Pdt.Richard Baxter yang menulis di abad ke-17, pendeta mesti mampu hadir dalam kesulitan-kesulitan, rendah hati, mampu hadir dalam keadaan-keadaan yang berkekurangan, bijaksana, lembut, setia, tekun, serius, mampu memberi jalan keluar yang terbaik bagi semua orang. Pendeta mesti hadir dengan warna cinta, sabar, dan teliti, tekun mandapatkan persatuan dan pendamaian gereja. termasuk mengembalikan orangorang berdosa ke jalan yang dikehendaki Allah 16 Karakteristik personal yang perlu diperhatikan untuk membantu memersiapkan diri penolong orang lain adalah sebagai berikut: keaslian menolong, berpikir jernih dan positif, nalar yang baik, kesadaran diri, kehangatan, sikap tenang, bertanggung jawab, tidak menghakimi, memiliki rasa humor, jujur dan percaya diri, menghargai orang lain dan terbuka, rajin, dapat menyimpan rahasia, rendah hati, organisator yang baik, memiliki visi dan misi yang jelas serta disiplin. Pelayanan adalah tugas semua orang, namun disadari bahwa ada perbedaan dalam tugas dan tanggung jawab serta peran masing-masing orang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah. Dengan begitu, jika salah satu anggota tubuh tidak berfungsi maka akan terjadi 15 Ibid;, 7 16 Seward Hiltner, preface To Pastoral Theology (New York: Abingdon Press, 1953), 31.

22 ketidaksempurnaan dalam menjalankan tugas yang diemban. Meski dipahami bersama bahwa gereja adalah persekutuan orang kudus yang saling menolong, melayani dan mendukung. 17 Tugas serta karakter dari seorang pelayan seperti yang ditunjukan di atas merupakan halhal yang mestinya dimiliki oleh para pelayan. Karakter para pelayan kemudian sangatlah berpengaruh pada proses pelayanan yang dilakukan. Kesadaran sebagai hamba yang melayani dan gembala yang memulihkan dari seorang pelayan, seperti yang dijelaskan, akan berdampak pada proses pelayanan yang dilakukannya. Konsep hamba dan gembala dan berbagai karakter yang boleh ditampilkan dan ditawarkan kepada pada pelayan akan memungkinkan lahirnya suatu motifasi yang kuat dalam melayani orang-orang berdosa (dalam hal ini orang-orang yang melakukan pelanggaran dan dikenakan tindakan disiplin). Ada pun hal-hal yang mesti diperhatikan oleh seorang pelayan adalah fungsi-fungsi pastoral yang dipakai. Fungsi-fungsi pastoral menjadi suatu cara yang penting dalam suatu proses penggembalaan. Berbicara tentang fungsi-fungsi pastoral maka secara langsung akan berhubungan dengan kualitas seorang pelayan. Seorang pelayan seharusnya memiliki pengetahuan di bidang pastoral, yang mana di antaranya terselip pengetahuan tentang fungsifungsi pastoral yang dipakai. Fungsi-fungsi pastoral yang sesuai, akan berdampak pada hasil dari proses konseling pastoral. 4.4 Penutup Pada akhirnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa ketika orang dikenakan disiplin gereja mengalami stres. Stress akan berdampak pada apa saja yang ada di dalam diri orang yang dikenakan disiplin gereja. Ada lima aspek diri yang dipengaruhi, yaitu: fisik diri, diri sebagai proses, diri sosial, konsep diri, dan citra diri. Oleh karena itu, Gereja bertanggung jawab dalam memberikan pendampingan pastoral kepada orang yang sementara dikenakan disiplin gereja. 17 G. D. Dahlemburg, Op. Cit; 13.

23 Gereja juga memilki kendala-kendala ketika melayani orang yang dikenakan disiplin gereja. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut pelayan Gereja harus membangun relasi yang baik dengan jemaat, ada siasat yang dilakukan dimana menjadi media-media seperti khotbah-khotbah, sharing, PA, perkunjungan serta proses penggembalaan untuk memberikan pemahaman kepada jemaat. Seseorang akan memahami disiplin Gereja dari satu sisi saja, menurut latar belakang pendidikan dan keadaan di mana ia hidup. Penulis dapat menyimpulkan bahwa pelayanan yang dilakukan GPM Hative Besar tidak dilakukan dengan sepenuhnya dan kurang maksimal sehingga terjadi dampak psikologis bagi jemaat pada Gereja tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam gereja ditemukan berbagai kepentingan yang berbeda. Sebagai akibat, perbedaan itu dapat memunculkan konflik yang selanjutnya dinilai sebagai sesuatu yang wajar. 1 Ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI Permasalahan hidup yang dihadapi oleh warga jemaat Pola Tribuana Kalabahi meliputi beberapa aspek, yaitu aspek fisik, sosial,

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan Pada Bab II telah dijelaskan bahwa cara pandang Jemaat Gereja terhadap

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan.

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan. DOA Pengantar Apakah Anda pernah kagum akan sesuatu yang dikatakan oleh seorang anak kecil? Mungkin caranya menerangkan bagaimana cara kerja sebuah mainan. Atau mungkin ia menceriterakan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HOLISTIK (MENYELURUH) DAN REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP KEHIDUPAN PENGUNGSI BURU DI LEMBAH AGRO PULAU AMBON

BAB IV ANALISIS HOLISTIK (MENYELURUH) DAN REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP KEHIDUPAN PENGUNGSI BURU DI LEMBAH AGRO PULAU AMBON BAB IV ANALISIS HOLISTIK (MENYELURUH) DAN REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP KEHIDUPAN PENGUNGSI BURU DI LEMBAH AGRO PULAU AMBON 4.1 Pengantar Permasalahan hidup yang dihadapi oleh para pengungsi Buru di Lembah

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Sumba (GKS) Nggongi adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di Indonesia. Gereja hadir untuk membawa misi menyampaikan kabar baik

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Jika Allah hanya peduli pada kegiatan keagamaan,

Jika Allah hanya peduli pada kegiatan keagamaan, L. E. V. E. L O. N. E BAGIAN PERTAMA: HIDUP YANG MEMURIDKAN ORANG LAIN (DISCIPLE MAKER) 3: Hidup Sebagai Pembuat Murid Mengapa Anda ingin menjadikan seseorang murid? Apakah Anda menanyakan pertanyaan ini

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

Bab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah

Bab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah Bab Empat Penutup 1. Kesimpulan Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah peraturan/tata gereja definitif yang berisi uraian teologis-eklesiologis tentang identitas GTM secara menyeluruh

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 11

Level 2 Pelajaran 11 Level 2 Pelajaran 11 PERNIKAHAN (Bagian 2) Oleh Don Krow Hari ini kita akan kembali membahas mengenai pernikahan, dan satu pertanyaan yang muncul adalah, Apakah itu pernikahan? Apakah anda pernah memikirkan

Lebih terperinci

Mengatasi Kegagalan & Mencapai Kejayaan Melalui KRISTUS YESUS

Mengatasi Kegagalan & Mencapai Kejayaan Melalui KRISTUS YESUS Mengatasi Kegagalan & Mencapai Kejayaan Melalui KRISTUS YESUS 1. TUHAN YESUS KRISTUS KAMU berkata di dalam alkitab Galatia 6:7 Karena apa yang ditabur orang, itu juga akan dituainya. YESUS KRISTUS aku

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Pengantar Dalam dua bagian pertama pelajaran ini, kita telah belajar pentingnya menerima Roh Kudus, membaca Alkitab, dan berkembang di mana kita ditanamkan. Dalam

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. TAHUN AYIN ALEPH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Minggu I Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berubah

Lebih terperinci

BAB II GEREJA DAN PASTORAL

BAB II GEREJA DAN PASTORAL BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gereja Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada ditengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat

Lebih terperinci

Gereja Melayani Orang

Gereja Melayani Orang Gereja Melayani Orang Beberapa orang mengunjungi sebuah katedral yang indah. Mereka mengagumi keindahan, arsitektur dan harta kekayaannya. Pemimpin-pemimpin gereja setempat itu mengatakan kepada tamu-tamu

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Buku ini menjelaskan mengenai dua belas ajaran dasar dari umat Kristen Baptis. Dasar kepercayaan ini tidak hanya khusus untuk orang Kristen Baptis,

Lebih terperinci

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Kim mempelajari alasan-alasan bagi perkumpulan orang percaya dalam gereja yang mula-mula. Ia melihat adanya bermacam-macam keperluan yang mempersatukan mereka - keperluan akan

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Pasal 1 1 Salah. 1 Salah. 3 Salah. 4 Benar. 5 Benar. 6 Benar. 8 Salah. 9 Benar. 10 Benar. U Salah. 13 a 2) Maksud berbuah. b 3) Syarat-syarat berbuah. el) Cara untuk

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi. BAB I P E N D A H U L U A N 1. LATAR BELAKANG Konseling pastoral adalah salah satu bentuk pertolongan dalam pendampingan pastoral yang hingga kini mengalami perkembangan. Munculnya golongan kapitalis baru

Lebih terperinci

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2 1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

Kolose. 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus

Kolose. 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus 296 Kolose 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus sesuai dengan kehendak Allah dan dari Timotius, saudara kita dalam Kristus. 2Kepada umat Allah, saudara-saudara yang setia dalam Kristus, yang tinggal di

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

Kalender Doa Oktober 2016

Kalender Doa Oktober 2016 Kalender Doa Oktober 2016 Berdoa Bagi Wanita Yang Merindukan Tuhan Pada Banyak budaya wanita dan anak anak gadis diberi tahu bahwa mereka tidak terlalu berharga dan merupakan beban bagi keluarga. Pada

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS BAB V REFLEKSI TEOLOGIS Menurut Kejadian 1:27, 1 pada dasarnya laki-laki dan perempuan diciptakan dengan keunikan masing-masing. Baik laki-laki dan perempuan tidak hanya diberikan kewajiban saja, namun

Lebih terperinci

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2 KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2 Pengantar Umat manusia dipenuhi dengan orang-orang yang kuatir, gelisah. Bagaimana hal ini bisa terjadi padahal Yesus berjanji bahwa kehidupan yang

Lebih terperinci

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan

Lebih terperinci

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Lukas 10:27)

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

Mengampuni Orang Tua Anda 1

Mengampuni Orang Tua Anda 1 Modul 8: Mengampuni Orang Tua Anda Mengampuni Orang Tua Anda 1 Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the Captives Ministries Boleh

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

CONTOH PRAKTEK RODA KEHIDUPAN

CONTOH PRAKTEK RODA KEHIDUPAN CONTOH PRAKTEK RODA KEHIDUPAN Sepanjang bulan Maret ini, kita akan melakukan saat teduh dengan menggali Firman lebih lagi. Persiapkanlah Alkitab, alat tulis, buku catatan Anda sebelum Anda melakukan saat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Peran pendeta secara umum dapat dilihat dalam fungsi konseling pastoral, yakni menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh. Dari hasil penelitian,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja

Lebih terperinci

Bertumbuh dalam Mendengarkan Suara Allah

Bertumbuh dalam Mendengarkan Suara Allah Bertumbuh dalam Mendengarkan Suara Allah 2007 Freedom for the Captives Ministries Semua ayat Alkitab dari Terjemahan Baru Lembaga Alkitab Indonesia (Indonesian Bible Society), 1994 Boleh difotokopi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A. Gal.6:1-5 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kitab Galatia dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia dengan tujuan agar mereka dapat berpegang pada Injil Kristus dan bukan pada hukum yang menyebabkan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Dalam Masyarakat

Pertumbuhan Dalam Masyarakat Pertumbuhan Dalam Masyarakat Pernahkah saudara memikirkan bagaimana seseorang bertumbuh? Seorang bayi yang memulai hidup ini hanya dapat menangis dan makan. Dalam waktu satu setengah tahun ia sudah dapat

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Yohanes 1:1 1 1 Yohanes 1:5 Surat Yohanes yang pertama 1 Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman * yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi dogmatis yang dianutnya, memahami bahwa penderitaan merupakan akibat keterputusan hubungan

Lebih terperinci

Filipi. 1 1 Dari Paulus dan Timotius, hamba. Salam

Filipi. 1 1 Dari Paulus dan Timotius, hamba. Salam 290 Filipi Salam 1 1 Dari Paulus dan Timotius, hamba Kristus Yesus kepada semua umat Allah dalam Kristus Yesus yang tinggal di Filipi, termasuk semua penatua a dan pelayan khusus* jemaat. 2Semoga Allah,

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

Keadaan dan Perbuatan yang Dikehendaki Allah Pernahkah saudara belajar naik sepeda? Jika demikian, tentunya saudara tahu bahwa ketika belajar itu

Keadaan dan Perbuatan yang Dikehendaki Allah Pernahkah saudara belajar naik sepeda? Jika demikian, tentunya saudara tahu bahwa ketika belajar itu Keadaan dan Perbuatan yang Dikehendaki Allah Pernahkah saudara belajar naik sepeda? Jika demikian, tentunya saudara tahu bahwa ketika belajar itu saudara harus mengingat banyak hal yang harus dilakukan

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Menurut Erik Erikson, lingkungan di mana anak hidup sangat penting untuk memberikan pertumbuhan, penyesuaian, sumber kesadaran diri dan identitas. Dari pendekatan teori

Lebih terperinci

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga Hari Pertama Kamis, 25 Mei 2006 Kerajaan Kristus...dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem,

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 10

Level 2 Pelajaran 10 Level 2 Pelajaran 10 PERNIKAHAN (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai pernikahan. Pertama-tama, saya ingin sampaikan beberapa data statistik: 75% dari seluruh rumah tangga memerlukan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran BAB V Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran I. Refleksi Kehadiran saksi Yehova di tengah masyarakat Kelurahan Kawua yang merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKST, pada akhirnya telah melahirkan tanggapan

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Pengantar Dalam bagian pertama dari pelajaran ini, kita melihat pentingnya menerima baptisan Roh Kudus. Dalam bagian ini kita akan melihat pentingnya mempelajari

Lebih terperinci

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4)

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) Proses keselamatan dalam Yesus Kristus pada dasarnya adalah proses menjadikan manusia unggul bagi Tuhan. Manusia

Lebih terperinci

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA MTPJ 13-19 Juli 2014 TEMA BULANAN: Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan TEMA MINGGUAN : Kejujuran Sebagai Senjata Melawan Korupsi Bahan Alkitab: Keluaran 22:1-5; Kisah Para Rasul 5:1-11 ALASAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Salah satu ayat yang paling serius di dalam Alkitab adalah ketika Yahushua mengucapkan: Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Pada Agama Kristen biasanya memiliki suatu organisasi di gereja yang melibatkan

Lebih terperinci

Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI Dalam 1 Petrus 5: 1-10, Petrus menjelaskan peran para penatua di Gereja. Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

TATA IBADAH PENUTUPAN KEGIATAN BULAN PELKES 25 Juni 2017

TATA IBADAH PENUTUPAN KEGIATAN BULAN PELKES 25 Juni 2017 Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH PENUTUPAN KEGIATAN BULAN PELKES 25 Juni 2017 h a l, 1 PERSIAPAN Doa pribadi warga jemaat Pengenalan lagu-lagu

Lebih terperinci

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen...

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen... TATA IBADAH HARI MINGGU XVIII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Seluruh pesan Alkitab dirangkum dengan indah di dalam dua ayat saja: Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci