BAB II LANDASAN TEORI. perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158):

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158):"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian, dan Karakteristik Konsinyasi a. Pengertian Konsinyasi Sebelum diuraikan mengenai barang konsinyasi terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158): Konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan, secara hukum dapat dinyatakan bahwa hak atas barang ini tetap berada ditangan pemilik sampai barang ini dijual oleh pihak agen penjual. Sedangkan menurut Hadori Yunus dan Harnanto, (2000: 141) konsinyasi merupakan Suatu kejadian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk di jualkan dengan memberikan komisi (tertentu). Suparwoto L, (2000: 201) menyatakan Konsinyasi (consignment) adalah pemindahan atau (penitipan) barang dari pemilik kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang sudah diatur di dalam perjanjian. 125): Pengertian Barang Konsinyasi menurut Utoyo Widayat (2001: Barang konsinyasi adalah barang yang dikirim oleh pengamanat (konsinyor) atas dasar penjualan konsinyasi.

2 Menurut Utoyo Widayat (2001: 125) : Penjualan konsinyasi adalah pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan dengan memberikan komisi. Hak milik barang, tetap masih berada pada pemilik barang sampai barang tersebut terjual. Sedangkan menurut Smith (2003: 332) : Barang konsinyi adalah barang-barang yang acap kali ditransfer ke pedagang penyalur (consigne) dengan basis konsinyasi. Pengirim (consignor) tetap menahan hak atas barang dan mencantumkan nilai barang tersebut dalam persediaan sebelum dijual oleh konsinyi. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konsinyasi adalah suatu bentuk penyerahan fisik barang dan disertakan suatu perjajian oleh pihak pemilik barang kepada pihak tertentu untuk dijual dengan memberikan sejumlah komisi serta barang yang dikirim oleh pengamanat (konsinyor) ke pedagang penyalur (konsinyi/komisioner) dengan basis penjualan konsinyasi. b. Sifat Konsinyasi Drebin (2001: 158) menyatakan bahwa Sifat konsinyasi merupakan penitipan barang dimana pihak konsinyi memegang barang ini untuk dijual seperti yang dirinci dalam persetujuan yang dibuat antara konsinyor dan konsinyi. Konsinyor menetapkan konsinyi sebagai yang bertanggung jawab atas barang-barang yang diserahkan kepadanya sampai barang ini terjual kepada pihak ketiga. Atas penjualan barang-barang ini pihak konsinyor

3 menetapkan penyerahan atas barang ini dan juga hasil penjulannya, Sebaliknya pihak konsinyi tidak dapat menganggap barang-barang itu sebagai miliknya. Konsinyi tidak mempunyai kewajiban kepada pihak konsinyor selain pertanggungjawabannya atas barang-barang yang diserahkan kepada konsinyi. c. Hak Dan Kewajiban Dalam Konsinyasi Pelaksanaan konsinyasi berdasarkan atas persetujuan/perjanjian dimana pihak yang mempunyai barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak lain untuk dijual : Kontrak perjanjian harus dibuat terlebih dahulu antara konsinyor dan konsinyi. Hadori Yunus (2000: 143) menyatakan bahwa isi dari kontrak perjanjian antara lain meliputi : a. Beban-beban pengeluaran konsinyi yang akan ditanggung oleh konsinyor. b. Kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit yang harus dijalankan oleh konsinyi atas instruksi dari konsinyor. c. Komisi atau keuntungan yang akan diberikan oleh konsinyor kepada konsinyi. d. Laporan pertanggungjawaban oleh kosinyi kepada konsinyor (account sales) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut. e. After sales service (garansi) yang harus ditanggung oleh konsinyor atas barang-barang yang telah terjual oleh konsinyi.

4 f. Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh kedua pihak seperti : sewa tempat, perlakuan discount dan pengenaan barang konsinyasi yang diretur. Ketentuan ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankan sifat hubungan kerjasama antara kedua belah pihak. Ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu biasanya meliputi : komisi penjualan, syarat syarat pembayaran dan penyerahan barang, pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang tidak dapat ditagih, biaya biaya yang dikeluarkan oleh konsinyi/komisioner dalam rangka penerimaan, penyimpangan dan penjualan barang, penyelesaian kepada pengamanat dan bentuk serta jangka waktu (periode) laporan-laporan yang harus disajikan kepada pihak pengamanat. Selain ketentuan-ketentuan yang diatur secara spesifik di dalam perjanjian, hubungan kerjasama didalam transaksi konsinyasi juga berlaku ketentuan ketentuan umum yang diatur dalam undang undang (hukum) yang berlaku didalam dunia perdagangan, atara lain : Tentang hak hak dari komisioner (konsinyi) adalah sebagai berikut : a. Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai degan jumlah yang diatur dalam perjanjian diantara kedua belah pihak. Komisi dan biaya biaya yang mendapatkan penggantian biasanya

5 dikurangkan langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian keuangan dengan pengamanat dilaksanakan. b. Dalam batas batas tertentu biasanya kepada komisioner diberikan hak untuk memberikan jaminan (garansi) terhadap kualitas barang yang dijualnya. c. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak memberikan syarat syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang barang yang sejenis, meskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasan pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian. Tentang Kewajiban kewajiban sebagai Komisioner (konsiyi) adalah sebagai berikut : a. Wajib menjaga dan memelihara barang-barang komisi yang ada digudangnya dan memperhatikan instruksi-intruksi dari konsinyor atas cara-cara penanganan barang-barang konsinyasi tersebut. b. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administrasi terhadap barang barang milik pengamanat, sehingga identitas barang barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat. Pembukuan yang tertib dan teratur harus diselenggarakan terhadap transaksi transaksi penjualan barang konsinyasi. Hasil penjualan, biaya-biaya yang mendapat penggantian, persediaan barang dan piutang dari penjualan barang-barang konsinyasi semuanya harus dinyatakan jelas didalam

6 rekening-rekening pembukuan untuk melindungi hak-hak (kepentingan) pengamanat. c. Menjual barang komisi dengan harga yang telah ditetapkan oleh konsinyor. Dalam hal-hal tertentu konsinyi diberikan hak dan kebebasan oleh konsinyor untuk menjual barang-barang komisi dengan harga diatas harga yang telah diberikan konsinyor. Jika penjualan barang-barang komisi dilakukan secara kredit, maka kebijaksanaan kredit harus dimintakan persetujuan lebih dahulu dari konsinyor. d. Memberikan laporan mengenai barang-barang komisi (account sales) secara terbuka kepada konsinyor yang meliputi: 1) Barang-barang konsinyasi pada awal periode 2) Penerimaan barang-barang komisi pada periode tersebut. 3) Penjualan barang-barang komisi pada periode tertentu. 4) Beban-beban yang telah dikeluarkan pada periode tersebut sehubungan dengan barang-barang komisi menjadi beban konsinyor. 5) Pengiriman uang kepada konsinyor selama periode tersebut. 6) Saldo tagihan atau kewajiban yang ada pada konsinyi kepada konsinyor. Konsinyasi mengandung beberapa keuntungan tertentu dibandingkan dengan penjualan langsung barang barang kepada perusahaan perusahaan pengecer atau kepada pedagang pedagang, yang telah

7 mempunyai sejumlah besar pelanggan. Pemilik barang lebih menyukai konsinyasi daripada penjualan disebabkan alasan alasan yang berikut : a. Konsinyasi mungkin merupakan satu satunya cara, yang memungkinkan produsen atau penyalur besar (distributor) memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas, terutama apabila : Barang barang itu merupakan barang barang yang baru diintrodusir dan permintaan akan produk ini tidak diketahui atau tidak dapat ditentukan. Penjualan diwaktu lalau terbukti tidak menguntungkan bagi agen penjual. Barang barang itu mahal, yang membutuhkan investasi besar bagi agen penjual jika harus membelinya. Kegoncangan harga atau jika resiko kerugian ditanggung oleh pihak lain. Agen penjual, yang tidak bersedia menerima barang barang atas konsinyasi meskipun mungkin ia tidak bersedia membelinya. Konsinyasi untuk mencapai daerah pemasaran yang lebih luas digunakan untuk banyak jenis alat alat rumah tangga, buku buku, majalah majalah, surat kabar surat kabar, dan barang barang temuan baru novelty items b. Pihak konsinyor dapat menghindari risiko risiko tertentu. Oleh karena konsinyor telah menyerahkan barang barangnya kepada agen penjual, maka ia dapat mengambil kembali barang barang yang tidak terjual atau mengambil hasil penjualan barang

8 barangnya dari pihak konsinyi sungguhpun pihak konsinyi ini tidak solvable atau pailit, kreditur kreditur umur dari pihak konsinyi tidak dapat menuntut setiap bagian dari barang barang konsinyasi atau hasil penjualannya, yang dipandang sebagai dana yang dipegang dalam trust untuk pihak konsinyor. c. Konsinyor dapat memperoleh spesialis spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum, ternak, dan produk segar. Imbalan untuk jasa jasa demikian seringkali berupa komisi, yang dapat dapat berupa suatu prosentase dari harga jual atau dapat juga berupa suatu jumlah tetap untuk tiap satuan barang yang terjual. d. Harga jual eceran barang barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih memiliki barang barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan apabila barang barang ini dijual kepada agen penjual Keuntungan Penjualan Konsinyasi oleh Konsinyor : a) Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan produsen atau penyalur besar (distributor) memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas terutama apabila : - barang-barang itu merupakan barang-barang yang baru diintrodusir dan permintaan akan produk ini tidak diketahui atau tidak dapat ditentukan. - penjualan diwaktu lalu terbukti tidak menguntungkan bagi agen penjual.

9 - Barang-barang itu mahal, yang membutuhkan investasi besar bagi agen penjual jika harus membelinya. - Kegoncangan harga atau jika resiko kerugian ditanggung oleh pihak lain. Agen penjual, yang tidak memikul kewajiban dan tidak pula menangung resiko, pada umumnya bersedia menerima barang-barang atas dasar konsinyasi meskipun mungkin ia tidak bersedia membelinya. Konsinyasi untuk mencapai daerah pemasaran yang lebih luas digunakan untuk banyak jenis produk yang meliputi bermacam-macam jenis alat-alat rumah tangga, buku-buku, majalah-majalah, surat kabar-surat kabar, dan barang-barang temuan baru. b) Pihak konsinyor dapat menghindari resiko-resiko tertentu. Oleh karena konsinyor telah menyerahkan barang-barangnya kepada agen penjual, maka ia dapat mengambil kembali barang-barang yang tidak terjual atau mengambil hasil penjualan barangbarangnya dari pihak konsinyi sungguhpun pihak-pihak konsinyi ini tidak solvable atau pailit, kreditur-kreditur umum dari pihak konsinyi tidak dapat menuntut setiap bagian dari barang-barang konsinyasi atau hasil penjualannya, yang dipandang sebagai dana yang dipegang dalam trust untuk pihak konsinyor. c) Konsinyor dapat memperoleh spesialis-spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum, ternak, dan produk segar. Imbalan untuk jasa-jasa demikian seringkali berupa komisi, yang

10 dapat berupa suatu prosentase dari harga jual atau dapat juga berupa suatu jumlah tetap untuk tiap satuan barang yang terjual. d) Harga jual eceran barang-barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih memiliki barang-barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan apabila barang-barang ini dijual kepada agen penjual Akuntansi Penjualan Barang Konsinyasi a. Pengertian Akuntansi Menurut Wibowo, S.E, M.M (2002 : 01) : Akuntansi (accounting) merupakan proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas. Secara umum terdapat tiga aktifitas dalam akuntansi, Yaitu sebagai berikut : 1. Aktifitas identifikasi (identifying). Dalam aktifitas ini akan dilakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas.dari proses ini akan dapat diklasifikasi apakah suatu transaksi merupakan transaksi ekonomi/keuangan atau non ekonomi. 2. Aktifitas pencatatan (recording). Dalam aktifitas ini semua transaksi ekonomi yang telah di identifikasi pada tahap pertama akan dicatat secara kronologis dan sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu. 3. Aktifitas ekonomi (communicating). Dalam aktivitas ini akan dilakukan pelaporan dan distribusi terhadap informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Dalam hal ini pemakai laporan keuagan terdiri atas :

11 a. Pemakai di dalam perusahaan (internal user) : manajemen, karyawan dan b. pemakai diluar perusahaan (external user) : kreditur, investor, fiskus dan lainnya. Menurut AHMED RIAHI BELKAOUI (2004 : 50) : Definisi Akuntansi seperti yang diberikan oleh komite terminology dari American Institute of certified Public Accountans adalah sebagai berikut : Akuntansi adalah suatu pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memilki sifat keuangan, dan selanjutnya menginterprestasikan hasilnya. Ruang lingkup akuntansi sebagaimana yang dijelaskan oleh definisi diatas tampak seperti terbatas. Sebuah perspektif yang lebih luas dinyatakan dalam definisi yang menggambarkan akuntansi sebagai berikut : Proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut. Dan baru-baru ini,akuntansi telah didefinisikan berkaitan dengan konsep dari informasi kuantitatif: Akuntansi adalah suatu aktiivitas jasa fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menetukan pilihan diantara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada. Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan

12 mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Littleton (Muhammad, 2002:10) mendefinisikan: tujuan utama dari akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi. Accounting Principle Board Statement No. 4 (Muhammad, 2002:10) mendefinisikan: Akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif. American Institute of Certified Public Accountant (Muhammad, 2002:11) mendefinisikan sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Menurut Kieso dan Waygandt (2000. Hal, 6) akuntansi keuangan adalah: "Proses yang berakhir pada penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan, oleh pihak-pihak baik didalam maupun diluar perusahaan tersebut". b. Akuntansi Penjualan Barang Konsiyasi Metode pencatatan yang baik akan menjamin barang konsinyasi yang dikirimkan oleh konsinyor ke konsinyi dapat dipertanggungjawabkan oleh konsinyi, karena konsinyi berkewajiban untuk melindungi barang

13 konsinyasi. Pencatatan dari transaksi-transaksi yang terjadi pada barang konsinyasi bertujuan untuk melaporkan penjualan barang konsinyasi oleh pihak konsinyi untuk konsinyor. Pelaporan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah transaksi-transaksi pada penjualan barang penjualan konsinyasi selama satu periode menghasilkan keuntungan atau tidak bagi pihak konsinyi. Ada beberapa jenis transakasi-transaksi yang terjadi pada pihak konsinyor ke konsinyi maupun sebaliknya dari pihak konsinyi ke pihak konsinyor, transaksi-transaksi tersebut harus dicatat sebagai informasi akuntasi yang akurat. Jenis-jenis transaksi tersebut meliputi pengiriman barang, retur barang, beban angkut, beban komisi, beban sewa dan lainlain. Faktor-faktor yang membedakan konsinyasi dengan penjualan biasa terletak pada saat pengakuan keuntungan atau laba. Dalam penjualan konsinyasi pendapatan keuntungan atau laba yang diperoleh pihak konsinyasi berasal dari komisi hasil penjualan konsinyasi. Jadi komisi tersebut merupakan laba atau keuntungan yang harus dicatat pihak konsinyi sebagai hasil dari penjualan pihak konsinyi. Pencatatan pada buku-buku komisioner (Consignee) Menurut Harry Simson (2001: 299) Pada dasarnya akuntansi penjualan dengan cara konsinyasi dapat dibedakan menjadi dua metode tergantung kepada apakah (1) Transaksi penjualan konsinyasi di catat secara terpisah dan laba atas masing masing konsinyasi harus dihitung

14 terpisah dari laba atas penjualan biasa, ataukah (2)Transaksi transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak konsinyi tanpa pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa. Apabila laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyi harus menyelenggarakan sebuah perkiraan Konsinyasi masuk untuk masing-masing konsinyasi. Perkiraan ini didebet untuk semua biaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor dan di kredit untuk semua hasil penjualan konsinyasi. Komisi atau laba atas penjualan konsinyasi akhirnya dipindahbukukan dari perkiraan konsinyasi masuk ke sebuah perkiraan pendapatan tersendiri, dan saldo dalam perkiraan konsinyasi masuk menunjukan jumlah yang terutang kepada pihak konsinyor yang harus diselesaikan. Apabila transaksi-transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi-transaksi biasa, maka penjualan konsinyasi dibukukan bersamasama dengan penjualan biasa. Pos-pos jurnal untuk penjualan konsinyasi disertai dengan pos-pos jurnal yang mendebet perkiraan pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan dan yang mengkredit pihak konsinyor untuk jumlah yang harus dibayar untuk barang-barang yang terjual. Biayabiaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor didebet pada perkiraan konsinyor. Saldo yang timbul pada perkiraan konsinyor menunjukan jumlah yang terutang yang harus diselesaikan.

15 Pencatatan pada buku-buku Konsinyor Prosedur-prosedur pembukuan yang harus ditempuh oleh pihak konsinyor tergantung apakah (1) transaksi-transaksi konsiyasi harus diikhtisarkan terpisah dan laba atas masing-masing penjualan konsinyasi harus dikalkulir terpisah dari laba atas penjualan biasa, ataukah (2) transaksi-transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi-transaksi lain pihak konsinyi. Tanpa pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa. Sekiranya laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyor harus menyelenggarakan sebuah perkiraan konsinyasi keluar untuk masing-masing konsinyasi perkiraan ini dibebani untuk harga pokok barang dagangan yang dikirimkan kepada pihak konsinyi dan untuk semua biaya yang berkaitan dengan konsinyi, perkiraan ini dikredit untuk penjualan yang dilakukan pleh pihak konsinyi. Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi akhirnya dipindahbukukan dari perkiraan konsinyasi keluar ke perkiraan laba dan rugi, yang mengikhtisarkan hasil neto dari semua aktivitas. Jika transaksi-transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi-transaksi lainnya, maka pendapatan dan biaya penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan kegiatan-kegiatan usaha biasa. Kelebihan metode penjualan barang konsinyasi dicatat secara terpisah adalah sebagai berikut :

16 a. Setiap barang konsinyasi mempunyai satu rekening untuk menampung seluruh transaksi dengan nama konsinyasi masuk dan juga untuk barang regular mempunyai rekening khusus. b. Dapat dengan mudah mengetahui pencapaian penjualan barang konsinyasi dan penjualan reguler selama satu periode. Kekurangan metode penjualan barang konsinyasi dicatat secara terpisah adalah sebagai berikut : a. Terjadi pemisahan pencatatan barang konsinyasi dengan barang regular yang berdampak pada pemisahan unit atau bagian yang melakukan pencatatan tersebut. b. Dengan terjadinya pemisahan unit atau bagian yang melakukan pencatatan, maka secara otomatis perlu dilakukan analisis biaya. Kelebihan metode penjualan barang konsinyasi tidak dicatat secara terpisah adalah sebagai berikut : a. Seluruh penjualan konsinyasi dan penjualan regular dicatat secara bersamaan, sehingga dapat dengan mudah mengetahui penjualan keseluruhan selama satu periode. b. Unit atau bagian yang bertugas melakukan pencatatan penjualan konsinyasi dan penjualan regular dijadikan satu, sehingga dapat lebih mudah dalam pengawasan. Kekurangan metode penjualan barang konsinyasi tidak dicatat terpisah dengan penjualan regular adalah sebagai berikut :

17 a. Dengan cara ini penjualan barang konsinyasi dianggap sebagi penjualan barang sendiri sehingga dalam pencatatannya tidak diberi tanda kusus. b. Pada akhir periode akuntansi harus dilakukan penyesuaian terhadap barang konsinyasi dan barang regular, jika tidak dilakukan penyesuaian, maka laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan nilai barang dagangan yang sebenarnya. c. Akuntansi Barang Konsinyasi yang Terjual Habis Apabila semua barang konsinyasi terjual seluruhnya, maka perkiraan konsinyasi menunjukan hasil bersih dari transaksi konsinyasi. Menurut Harry Simson (2001 : 313) : untuk mencatat penjualan barang konsinyasi yang habis terjual terdapat dua cara pencatatan laba yaitu : Penjualan konsinyasi yang dicatat secara terpisah dan penjualan konsinyasi yang tidak dicatat secara terpisah, yang berarti tidak terdapat Hutang kepada pengamanat atau sebaliknya piutang kepada pengamanat Dalam hal pembukuan terhadap transaksi konsinyasi diselenggarakan secara terpisah, maka semua transaksi yang terjadi diikhtisarkan dalam satu rekening. Konsinyasi masuk. Meskipun proses pembukuan terhadap transaksinya itu sendiri akan nampak lebih sederhana, namun demikian karena pada dasarnya rekening konsinyasi masuk merupakan rekening campuran, maka diperlukan ketelitian dan kecermatan didalam laporan keuangan. Khususnya mengenai ketepatan

18 didalam menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban keuangan komisioner kepada pihak pengamanat atau sebaliknya. Pos-pos jurnal yang dibutuhkan dalam buku-buku pihak konsinyi dan dalam buku-buku pihak konsiyor atas penyerahan barang-barang, pembayaran biaya-biaya, dan penyelesaian akhir dijelaskan dalam contoh tersebut dibawah ini. Pada tanggal 5 Juni, western co. mengirimkan 10 buah pesawat radio kepada sdr R Green ; pesawat-pesawat ini harus dijual dengan harga $85, Pihak konsinyi diberi komisi 20 persen dan setiap biaya pembongkaran muatan oleh pihak konsinyi akan diganti oleh pihak konsinyor. Pada tanggal 24 Juli R nggal 24 Juli R Green slaku konsinyi mengirimkan uang kas kepada pihak konsinyor untuk meyelesaikan perhitungan dengan menggunakan laporan penjualan konsinyasi sebagai berikut : Transaksi-transaksi dan pos-pos jurnal untuk membukukan transaksi-transaksi dalam buku-buku pihak konsinyi dan dalam buku-buku pihak konsinyor diperlihatkan dibawah ini. Diasumsikan, bahwa kedua belah pihak tidak menyelenggarakan catatan-catatan persediaan permanen melainkan menyelenggarakan sistim persediaan berkala dalam penetapan harga pokok penjualan. Pos-pos jurnal yang harus dibuat untuk konsinyasi yang diselesaikan dalam buku-buku kedua belah pihak dijelaskan dalam

19 paragraph-paragraph berikutnya. Penjelasan untuk transaksi-transaksi dalam contoh ditunjukan dalam nomor. Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 No : Tanggal : LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang Jumlah Konsinyor Alamat Konsinyi Alamat : pesawat radio : 10 pcs : PT Western sales Co. : Riverside, california : R Green : Seatle, Washington Jumlah Keterangan Penjualan 10 buah pesawat $85 $ 850 Beban : Ongkos Angkut $ 25 Komisi 20% 20 % x $ 850 $ 170+ $ 195,- Total Saldo $ 655,- Pengiriman uang terlampir $ 655,- Saldo yang terutang - Terlepas dari metode apapun yang akan dipakai diantara kedua metode tersebut pengamanat harus menyelenggarakan rekening Barangbarang konsinyasi (consignment Out) untuk setiap perjanjian konsinyasi yang diadakan. Rekening ini dapat diselenggarakan sebagai rekening

20 control untuk tiap-tiap komisioner atau satu rekening control disediakan untuk transaksi konsinyasi dengan semua komisioner. Pada hakekatnya Barang-barang konsinyasi merupakan persediaan bagi pengamanat, rekening Barang-barang konsinyasi diselenggarakan untuk menampung mutasi terhadap hak atas barang dagangan yang dititipkan kepada komisioner, oleh karena itu harus diadakan pemisahan yang tegas dengan Piutang Dagang rekening Barang-barang Konsinyasi didebit untuk harga pokok produk yang dikirim kepada komisisoner, biaya-biaya yang bersangkutan dengan barang-barang tersebut baik yang dikeluarkan oleh pihak pengamanat maupun oleh komisioner. Dilain pihak rekening ini dikredit untuk harga pokok produk yang laku dijual, dan macam-macam biaya yang bersangkutan dengan penjualan konsinyasi (dalam hal transaksi penjualan barang kosinyasi dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan regular). Pencatatan Pada Buku buku Konsinyi 1) Penjualan Konsinyasi yang dicatat secara terpisah Catatan pihak konsinyi jika laba konsinyasi ditetapkan tersendiri/terpisah dengan penjualan regular. a) Pengiriman 10 buah pesawat radio atas konsinyasi, harga pokok bagi konsinyor $50 per buah. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku sendiri yang diselenggarakan untuk tujuantujuan demikian. Sebuah catatan pelengkap harus diselenggarakan

21 untuk menunjukan semua perincian berkaitan penerimaan barangbarang konsinyasi. b) Pencatatan pembayaran ongkos angkut pengiriman tidak dipengaruhi oleh transaksi-transaksi pihak konsinyor. c) Biaya pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi. Pihak konsinyi mencatat biaya-biaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan konsinyasi masuk dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan atau perkiraan pasiva. Apabila sebuah perkiraan biaya dalam buku-buku pihak konsinyi dibebani semula dengan biaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor, seluruhnya atau sebagian, maka perkiraan konsinyasi masuk dibebani (didebet) dan perkiraan biaya itu dikredit sebesar jumlah yang harus dibebankan pada pihak konsinyor. Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk Kas $ 25 $ 25 d) Penjualan oleh pihak konsinyi : pihak konsinyi mencatat penjualan konsinyasi dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Keterangan Debit Kredit Kas Konsinyasi masuk $ 850 $ 850 e) Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi pihak konsinyi. Pihak konsinyi membukukan komisi atau laba atas penjualan

22 konsinyasi dengan mendebet perkiraan Konsinyasi masuk dan mengkredit perkiraan pendapatan yang bersangkutan. Setelah komisi atau laba ini dibukukan, kemudian saldo kredit dalam perkiraan konsinyasi masuk menunjukan jumlah, yang masih harus dibayar kepada pihak konsinyor dalam penyelesaian akhir. Perlu kita amati, bahwa oleh karena tidak ada bagian dari biaya pihak konsinyi yang dibebankan pada komisi atau laba konsinyasi, maka perkiraan pendapatan konsinyasi harus dipandang sebagai saldo laba bruto. Kemudian, pendapatan demikian harus ditambahkan pada laba bruto dari hasil penjualan sendiri pihak konsinyi dalam penyusunan daftar pendapatan (ikhtisar laba rugi, menurut istilah lama. Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk Komisi atas penjualan konsinyasi $ 170 $ 170 Komisi = Penjualan x Prosentase komisi $ 850 x 20% = $ 170 f) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Pihak konsinyi membukukan pengiriman uang kas kepada Pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan konsinyasi masuk dan mengkredit perkiraan kas. Jika pembayaran

23 menyangkut seluruh jumlah yang terutang, maka pos jurnal untuk membukukan pembayaran ini menutup perkiraan konsinyasi masuk Pencatat pengiriman uang kepada pihak konsinyi dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk Kas $ 655 $ 655 2) Penjualan konsinyasi yang tidak dicatat secara terpisah Catatan pihak konsinyi jika penjualan konsinyasi tidak dicatat secara terpisah : a) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyor mencatat barang konsinyasi. Pihak konsinyi membukukan barangbarang konsinyasi dengan pos jurnal memorandum. b) Beban pihak konsiyor ditetapkan pada penjualan konsinyasi. Pihak Konsinyi tidak dipengaruhi oleh tranasaksi pihak konsinyor. Dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Keterangan Debit Kredit Ongkos Angkut Penjualan Kas $ 25 $ 25 c) Penjualan oleh pihak konsinyi. Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti pada penjualan biasa. Masing-masing ayat jurnal penjualan disertai dengan sebuah jurnal untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor untuk barang-barang yang dijual.

24 Tgl Keterangan Debit Kredit Kas Hasil Penjualan $ 850 $ 850 d) Komisi atau laba bagi pihak konsinyi. Pihak konsinyi tidak membuat pos jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi. Pendapatan atas penjualan konsinyasi akan tergambar dalam laba bruto pihak konsinyi sebagai akibat dari pos-pos jurnal yang dibuat diatas tadi. e) Pengiriman uang kas dan laporan penjualan konsinyasi. Pihak konsinyi membukukan pembayaran-pembayaran kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan pihak konsinyor dan mendebet perkiraan kas Tgl Keterangan Debit Kredit Western sales co Kas $ 655 $ 655 Pencatatan Pada Buku buku Konsinyor 1) Penjualan Konsinyasi yang dicatat secara terpisah Catatan pihak konsinyor jika laba konsinyasi ditetapkan tersendiri/terpisah dengan penjualan regular. a) Pihak konsinyor membukukan penyerahan barang-barang kepada pihak konsinyi dengan mendebet perkiraan konsinyasi keluar dan mengkredit perkiraan Pengiriman barang konsinyasi.

25 b) Biaya pihak konsinyor ditetapkan pada konsinyasi. Pihak konsinyor membukukan biaya-biaya yang berkaitan dengan konsinyasi dengan mendebet perkiraan konsinyasi keluar dan mengkredit perkiraan kas. Apabila perkiraan biaya semula dibebani dengan biaya yang berkaitan dengan konsinyasi,maka perkiraan konsinyasi keluar didebet dan perkiraan biaya dikredit dengan jumlah yang ditetapkan pada konsinyasi Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi keluar Kas $ 500 $ 500 c) Biaya pihak konsinyi yang ditetapkan pada konsinyasi, Penjualan oleh pihak konsinyi dan pembebanan komisi oleh pihak konsinyi. Pihak konsinyor tidak menyusunpos jurnal untuk transaksitransaksi pihak konsinyi sampai ia menerima suatu laporan dair pihak konsinyi. d) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Pada waktu pihak konsinyormenerima laporan penjualan konsinyasi, perkiraan kas didebet sebesar uang kas yang dikirimkan, perkiraan konsinyasi keluar didebet untuk total biaya yang dibebankan pada perkiraan konsiyasi keluar di kredit sebesar hasil penjualan bruto yang dilaporkan oleh pihak konsinyi, dan perkiraan konsinyasi keluar dikredit sebesar hasil penjualan neto. Jika prosedur ini diikuti, maka pos jurnalnya :

26 Tgl Keterangan Debit Kredit Kas Konsiyasi Keluar $ 655 $ 655 2) Penjualan konsinyasi yang tidak Dicatat Secara Terpisah Catatan pihak konsinyor jika penjualan konsinyasi tidak dicatat secara terpisah : a) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Apabila pihak konsinyor tidak menyelenggarakan administrasi persediaan permanen, maka penyerahan barang-barang kepada pihak konsinyi dibukukan dengan sebuah pos jurnal memo dalam buku jurnal atau dalam sebuah perkiraan tersendiri yang diselenggarakan untik tujuan ini. Sebuah catatan pelengkap harus diselenggarakan, yang menunjukan semua perincian bertalian dengan barang-barang konsinyasi. b) Beban pihak konsiyor ditetapkan pada penjualan konsinyasi. Perkiaraan-perkiraan biasa dibebani dengan biaya-biaya konsinyasi, tanpa pemisahan antara biaya-biaya konsinyasi dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan biasa. c) Pengiriman uang kas dan laporan penjualan konsinyasi. Apabila pihak konsinyor menerima laporan penjualan konsinyasi, maka perkiraan-perkiraan biaya didebet sebesar biaya-biaya yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi,

27 dan perkiraan hasil penjualan dikredit untuk hasil penjualan bruto yang dilaporkan phak konsinyi. d. Akuntansi Barang Konsinyasi yang Tidak Habis Terjual Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung, sedangkan belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh konsinyi, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan yang terkait pada produk yang belum terjual. Biaya-biaya yang tekait pada produk yang belum terjual baik yang berasal dari pihak konsinyor sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh konsinyi harus ditangguhkan pembebanannya dari pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Pada akhir periode akuntansi pihak konsinyi membuat laporan penjualan konsinyasi. Apabila barang konsinyasi baru terjual sebagian maka konsinyor harus menganalisis semua beban yang dikeluarkan oleh konsinyor dan konsinyi, dengan cara perbandingan barang yang terjual dan belum terjual. Berikut ini contoh transaksi konsinyasi dimana pada akhir periode barang tidak habis terjual berdasarkan laporan penjualan barang konsinyasi

28 Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 No : Tanggal : LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang : Pesawat radio Jumlah : 6 pcs Konsinyor : wastern Sales co. Alamat : - Konsinyi : R Green Alamat : Seatle Washington Jumlah Keterangan Penjualan 6 buah pesawat $85 $ 510,- Beban : Ongkos Angkut $ 25 Komisi 20% 20 % x $ 510 $ 102+ $ 127,- Total Saldo $ 383,- Sisa barang terjual 4 unit Pencatatan pada buku-buku Konsinyi a) Penjualan Konsinyasi yang Dicatat Secara Terpisah 1) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyasi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri. 2) Dibayar ongkos angkut lokal untuk 6 buah pesawat radio sebesar $25 dengan jurnal :

29 Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk Kas $ 25 $ 25 3) Penjualan oleh pihak konsinyi 6 buah pesawat $85 x 6 pcs = $510 dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Keterangan Debit Kredit Kas Konsinyasi masuk $510 $510 4) mencatat komisi atau laba atas hasil penjualan konsinyasi 20 % x $510 = $102 dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk Komisi atas penjualan konsinyasi $102 $102 5) Pengiriman uang kas sebesar saldo yang terutang beserta laporan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk Kas $383 $383

30 b) Penjualan Konsinyasi yang Tidak Dicatat Secara Terpisah Catatan-catatan pihak konsinyi jika penjualan konsinyasi yang tidak dicatat secara terpisah. Tidak dibutuhkan penyusunan pos jurnal pada akhir periode jika pos-pos jurnal telah dibuat pada waktu barangbarang konsinyasi dijual, yang menetapkan pembelian atau harga pokok penjualan dan kewajiban kepada pihak konsinyor. Saldo kredit dalam perkiraan pihak konsinyor pada akhir periode dicantumkan dalam neraca sebagai utang lancar, sedangkan saldo debet dicantumkan sebagai piutang lancar. 1) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri. 2) Dibayar ongkos angkut lokal untuk 6 buah pesawat radio sebesar $25 dengan jurnal : Tgl Keterangan Debit Kredit Wastern.co Kas $ 25 $ 25 3) Penjualan oleh pihak konsinyi 6 buah pesawat $85 x 6 pcs = $510 dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Keterangan Debit Kredit Kas Penjualan $510 $510

31 4) Pengiriman uang kas sebesar saldo yang terutang beserta laporan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Tgl Keterangan Debit Kredit Wastern sales co. Kas $383 $383 c) Barang barang konsinyasi yang dikembalikan Apabila barang barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat (consignor), maka rekening barang barang konsinyasi harus dikreditkan dengan harga pokok barang barang yang bersangkutan. Biaya biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali), harus di bebankan kepada pendapatan untuk periode yang besangkutan. Biaya biaya yang terjadi itu tidak dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal barang barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang barang tersebut, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang

32 barang tersebut, maka biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan Pelaporan Penjualan Barang Konsinyasi Pada suatu periode tertentu konsinyi wajib memberikan laporan konsinyasi mengenai barang-barang komisi account sales secara terbuka kepada konsinyor yang meliputi antara lain : 1) Barang-barang komisi pada awal periode. 2) Penerimaan barang-barang komisi pada periode tersebut 3) Penjualan barang-barang komisi pada periode tersebut. 4) Beban-beban yang telah dikeluarkan pada periode tersebut sehubungan dengan barang-barang komisi menjadi beban konsinyor. 5) Pengiriman uang kepada konsinyor selama periode tersebut. 6) Saldo tagihan atau kewajiban yang ada pada konsinyi kepada konsinyor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi menurut Ratnaningsih (2015:77) menyatakan bahwa Konsinyasi adalah penitipan barang oleh pemilik ke pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penjualan Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Sifat Konsinyasi Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik

Lebih terperinci

BAB 6 KONSINYASI. Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA

BAB 6 KONSINYASI. Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA BAB 6 KONSINYASI Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA Sifat Konsinyasi Konsinyasi merupakan satu-satunya produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas. Konsinyor dapat memperoleh spesialis

Lebih terperinci

KONSINYASI (CONSIGNMENT)

KONSINYASI (CONSIGNMENT) MODUL PERTEMUAN XIII KONSINYASI (CONSIGNMENT) MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN DOSEN : ATIQAH, SE, MS.AK PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7 MAKALAH KONSINYASI Oleh : ROMY NUGRAHA 10800112124 AKUNTANSI 7 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013/2014 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia perdagangan konsinyasi dikenal sebagai suatu bentuk perdagangan komisi. Di sini ada dua pihak yang terlibat yaitu pemilik barang sebagai konsinyor

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG KONSINYASI DAN DISTRIBUTOR OUTLET / DISTRO

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG KONSINYASI DAN DISTRIBUTOR OUTLET / DISTRO BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG KONSINYASI DAN DISTRIBUTOR OUTLET / DISTRO A. Pengertian Konsinyasi Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 8/31/2010 Bandi, 2009 1 Materi 7 PENJUALAN KONSINYASI 8/31/2010 Bandi, 2009 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Bk Jurnal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan usaha, kesuksesan tersebut dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan usaha, kesuksesan tersebut dapat dicapai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap perusahaan pasti menginginkan kemajuan dan kesuksesan dalam menjalankan kegiatan usaha, kesuksesan tersebut dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

MATERI KE 9 KONSINYASI

MATERI KE 9 KONSINYASI MATERI KE 9 KONSINYASI Sistem konsinyasi atau menitipkan barang atau jasa untuk dijual dan pembayarannya oleh si penjual setelah periode tertentu (misal satu bulan). Metode konsinyasi ini sering dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengalami kesulitan untuk dapat bertahan apalagi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengalami kesulitan untuk dapat bertahan apalagi untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan yang cepat dalam bidang industri dan perdagangan menimbulkan persaingan antar perusahaan, dan ketika timbul krisis ekonomi di Indonesia banyak

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi L1 Form Order L2 Stock List L3 Inter Store Transfer (Surat Jalan) L4 Inter Store Transfer (Surat Jalan-lanjutan) L5 Daily Sales Report L6 Rekapitulasi Penjualan Konsinyor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi 1. Pengertian Sistem Berbicara tentang sistem menimbulkan gambaran mental tentang komputer dan program, Kenyataannya istilah ini memiliki

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I FAKULTAS : EKONOMI JENJANG/JURUSAN : D & S / AKUNTANSI KODE : KK-046 KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis-jenis Barang Konsinyasi Dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, semakin banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 (ED) KODE / SKS : KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 (ED) KODE / SKS : KK / 2 SKS MATA KULIAH LAB. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 (ED) 1 & 2 FIRMA 1. Pengertian Firma Setelah praktikum bab ini, maka diharapkan PEMBENTUKAN 2. Akuntansi Dalam akuntansi dalam pembentukan mahasiswa dapat :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya perkembangan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang paling pokok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Dalam buku analisis kritis atas laporan keuangan (Sofyan syafri, 2013 : 59) Kieso, et al. mengemukakan : Akuntansi sebagai suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSINYASI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSINYASI 20 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSINYASI A. Pengertian Konsinyasi Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan

Lebih terperinci

BAB 6 AKUNTANSI untuk KONSINYASI

BAB 6 AKUNTANSI untuk KONSINYASI BAB 6 AKUNTANSI untuk KONSINYASI Pengertian Penjualan Konsinyasi Metode Terpisah Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor) Akuntansi oleh Komisioner (Consignee) Akuntansi Jika Ada Barang yang Tersisa Contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha khususnya yang semakin meningkat, menyebabkan kegiatan ekonomi yang juga semakin berkembang.

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS. karena itu bila perusahaan menggunakan ilmu akuntansi yang baik, maka dapat

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS. karena itu bila perusahaan menggunakan ilmu akuntansi yang baik, maka dapat BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Telaah Pustaka 1. Pengertian Akuntansi Ilmu akuntansi memegang peranan penting dalam dunia usaha, karena merupakan sebagai alat dalam menjalankan operasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK DAN BENTUK HUBUNGAN PERJANJIAN KONSINYASI. A. Karakteristik Hukum Kontrak Kerjasama Konsinyasi Distro Dan

BAB III KARAKTERISTIK DAN BENTUK HUBUNGAN PERJANJIAN KONSINYASI. A. Karakteristik Hukum Kontrak Kerjasama Konsinyasi Distro Dan BAB III KARAKTERISTIK DAN BENTUK HUBUNGAN PERJANJIAN KONSINYASI A. Karakteristik Hukum Kontrak Kerjasama Konsinyasi Distro Dan Pemasok Dalam kamus istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa : Consgnment

Lebih terperinci

Sebab-sebab terjadinya retur:

Sebab-sebab terjadinya retur: RETUR Pengembalian barang dari pelanggan/ konsumen atas barang yang telah dijual, atau pengembalian barang ke distributor/ pemasok atas barang yang telah kita beli. Sebab-sebab terjadinya retur: 1. Kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB 20 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG JURNAL PENYESUAIAN & NERACA SALDO SETELAH JURNAL PENYESUAIAN

BAB 20 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG JURNAL PENYESUAIAN & NERACA SALDO SETELAH JURNAL PENYESUAIAN BAB 20 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG JURNAL PENYESUAIAN & SETELAH JURNAL PENYESUAIAN Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: JURNAL PENYESUAIAN & SETELAH JURNAL PENYESUAIAN

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : 1. Penekanan pada aspek fungsi yaitu pada penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan aspek fungsi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan agar dapat berjalan baik, membutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai, sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun berubah menjadi jual beli online. Di samping lebih mudah dan ongkos

BAB I PENDAHULUAN. namun berubah menjadi jual beli online. Di samping lebih mudah dan ongkos BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya jual beli pada era sekarang ini mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi dan internet. Sekarang ini jika konsumen membutuhkan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 6.1 Karakteristik Perusahaan Dagang Perusahaan dagang (Merchandising Company) ialah perusahaan yang kegiatannya membeli dan menjual barang dagangan tanpa memprosesnya lebih

Lebih terperinci

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG NAMA : EKO KRISTIAWAN NIRM : 3130076 FAKULTAS EKONOMI RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG TAHAP PENCATATAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Pengertian Perusahaan Dagang Perusahaan Dagang adalah

Lebih terperinci

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Pencatatan transaksi usaha yang terjadi dalam perusahaan dilakukan berdasarkan konsep persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Pengertian Auditing Dalam bukunya, Boynton, Johnson, dan Kell yang diterjemahkan oleh Rajoe, P.A., Gania, G., & Budi, I.S. (2003:5) mendefinisikan auditing sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2010:23) bahwa: Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun

Lebih terperinci

BAB 22 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 22 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG BAB 22 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG PENCATATAN JURNAL PENUTUP (METODE PERIODIK) Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: PENCATATAN JURNAL PENUTUP (METODE PERIODIK) Setelah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu penggerak perekonomian di setiap negara, seperti yang telah kita ketahui belakangan ini telah banyak bermunculan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN & KAS

LAPORAN KEUANGAN & KAS PERTEMUAN PERTAMA LAPORAN KEUANGAN & KAS Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) : Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan

Lebih terperinci

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

contoh soal akuntansi perusahaan dagang contoh soal akuntansi perusahaan dagang 1.3 Siklus Akuntansi Pada Perusahaan Dagang Siklus Akuntansi pada Perusahaan Dagang tidak berbeda dengan Perusahaan Jasa. Baik dalam Perusahaan Jasa maupun Perusahaan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

SEKILAS AKUNTANSI. Pemahaman dan Proses

SEKILAS AKUNTANSI. Pemahaman dan Proses SEKILAS AKUNTANSI Pemahaman dan Proses Apa itu akuntansi? Kenapa akuntansi? Pemenuhan kebutuhan informasi akuntansi oleh pengguna (stakeholders) Internal Eksternal Prinsip Akuntansi Berterima Umum Standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Salah satu aspek yang paling penting untuk diamati perkembangannya di dalam suatu perusahaan adalah bidang keuangannya. Pihak-pihak yang berkepentingan dapat

Lebih terperinci

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. amanitanovi@uny.ac.id * Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat Optimalisasi Pengelolaan Usaha Kerajinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan

BAB I PENDAHULUAN. evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pengukur Laba Rugi Prosedur prosedur akhir periode Pendapatan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional Laba Bersih Jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Dalam struktur organisasi perusahaan yang melakukan penjualan konsinyasi pada umumnya terbagi menjadi beberapa divisi. Divisi tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 A. Pengertian Akuntansi Keuangan BAB II LANDASAN TEORI Menurut Charles T Horrgren Walter T Harrison Jr dan Linda Smith Bamber (2006 : 4) mendefinisikan akuntansi adalah Sistem informasi yang mengukur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi ( instructiom) atau pernyataan ( statement) yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Pencatatan transaksi usaha yang terjadi dalam perusahaan dilakukan berdasarkan konsep persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi merupakan catatan tentang

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Awalludiyah Ambarwati PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk atau memroses lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di BAB I PENDAHULUAN Perkembangan internasional yang terjadi beberapa tahun terakhir, telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di bidang ekonomi. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 Latihan Akhir Semester 1 133 I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Kegiatan utama perusahaan dagang adalah.... a. membeli dan menjual barang tanpa mengubah bentuk b. membeli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. Diisi sesuai periode aktif (awal periode) Print Date To

LAPORAN KEUANGAN. Diisi sesuai periode aktif (awal periode) Print Date To Materi 7 LAPORAN KEUANGAN PEMBUATAN LAPORAN NERACA SALDO (TRIAL BALANCE) Dengan cara memilih menu Reports/General Ledger/Trial Balance, dan kemudian akan tampil sebagai berikut : Trial Balance Print account

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

O L E H : BAU BAU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN. Wa Ode Anita Yurliani Ajasma

O L E H : BAU BAU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN. Wa Ode Anita Yurliani Ajasma T U G A S Resume Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 O L E H : Wa Ode Anita Yurliani Ajasma 110 320 057 Astina 09 320 014 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU 2012 1 KATA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci