BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis-jenis Barang Konsinyasi Dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, semakin banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti dengan cara penjualan tunai dan kredit, karena penjualan merupakan merupakan faktor utama untuk mengukur kemajuan suatu perusahaan. Setelah penjualan tunai dan kredit berkembang dengan pesat maka para penjual mencari metode-metode yang efektif untuk menjual suatu barang dagangannya yaitu salah satunya dengan cara metode penjualan konsinyasi. Penjualan konsinyasi dimana penjual mendapatkan barang dagangannya dari pihak supplier dengan cara menitipkan barang dagangannya untuk dijual oleh pihak penjual, dimana apabila barang dagangan tersebut laku terjual maka pihak penjual mendapatkan komisi dari pihak konsinyor atau supplier Banyak perusahaan sekarang ini melakukan penjualan dengan cara konsinyasi karena banyak keuntungan yang didapat dengan mereka melakukan penjualan tersebut, juga bagi mereka yang berlaku sebagai konsinyi antara lain seperti : pihak konsinyi tidak perlu takut menderita kerugian apabila barang tersebut tidak laku terjual. Sedangkan keuntungan bagi pihak konsinyor, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa tempat/counter karena pihak konsinyi telah menyediakan tempat bagi barang-barang konsinyasi tersebut. Dan

2 dengan melakukan penjualan secara konsinyasi ini pihak konsinyor lebih mudah memperluas area pemasaran barang. Oleh sebab itu setiap perusahaan dituntut mempunyai system yang baik, yang tidak saja memberikan dukungan dan kemudahan terhadap operasional, bahkan dapat pula menghasilkan data berupa informasi yang bermanfaat dan diperlukan, hingga dapat memberikan gambaran jelas mengenai keadaan yang telah dan sedang berjalan. Kegiatan toko Matahari Pasar Baru adalah melakukan aktivitas perdagangan barang-barang konsinyasi berupa kosmetika, tas, accesoris, sepatu kemeja kaos, celana jeans, peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Matahari Pasar Baru terletak di komplek Pertokoan Pasar baru No yang sangat strategis. Dengan tetap berkomitmen untuk pelayanan kepada masyarakat, maka Matahari Pasar Baru membuat suatu moto one stop shopping One stop shopping diterapkan oleh Matahari Pasar Baru disetiap lantai perbelanjaan miliknya yang sangat luas dan besar. Setiap lantai Matahari ini diantaranya berisi : 1. Lantai Basement : Food counter 2. Lantai I : a. Counter accesoris dan jam tangan b. Counter kosmetik dan parfum c. Counter tas dan sepatu 3. Lantai II : a. Counter pakaian wanita dewasa b. Counter pakaian remaja putri

3 c. Counter pakaian senam dan pakaian dalam wanita 4. Lantai III : a. Counter pakaian remaja putra b. Counter pakaian formal pria c. Counter sepatu pria d. Counter pakaian dalam pria 5. Lantai IV : a. Counter pakaian bayi sampai anak b. Counter pakaian anak-anak c. Counter peralatan rumah tangga d. Counter tas travel Konsumen mempunyai kebebasan untuk memilih diantara barangbarang di atas, yang dibutuhkan oleh mereka. Setelah konsumen memilih barang-barang yang dibutuhkanya, konsumen dapat membayar di kasir dengan uang tunai atau kartu kredit. Pembagian hari kerja untuk Sales Promotion Girl ( SPG ) dan Sales Promotion Boy ( SPB ) Matahari Pasar Baru diberikan sebanyak enam hari kerja dan satu hari untuk libur per minggu dengan ketentuan dibedakan untuk tiap karyawan. Pembagian kerja pada Matahari Pasar Baru berdasarkan dua shift yang setiap shiftnya bekerja + 8 jam. 1. Shift I dimulai pukul WIB 2. Shift II dimulai pukul WIB

4 4.2. Prosedur Penjualan Barang Konsinyasi Prosedur penjualan adalah kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli atau konsinyi, pengiriman barang, Pembuatan faktur (penagihan), dan pencatatan penjualan. Prosedur penjualan konsinyasi melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah bagian penjualan, bagian gudang, bagian accounting, dan bagian kasir Prosedur yang sedang berjalan didalam perusahaan pada saat ini menunjukan prosedur penjualan konsinyasi yang mana melibatkan beberapa bagian-bagian yang terkait antara satu dengan yang lain, seperti : 1. Bagian penjualan Dimana bagian penjualan menerima order penjualan dari pelanggan/customer, yang berupa surat order dari pelanggan dan membuat surat perintah pengiriman yang akan dikirimkan ke bagian gudang, kasir, accounting (bagian pembukuan) dan konsinyi. 2. Bagian Gudang Dimana bagian gudang menitipkan barang-barang yang telah dipesan susuai order pesanan yang diterima dari bagian penjualan dan pengiriman barang-barang tersebut beserta surat pengiriman barang/surat jalan kepada pemesan barang. 3. Bagian pembukuan (accounting)

5 Bagian pembukuan membuat faktur penjualan yang berdasarkan surat pengiriman yang diterima dari bagian penjualan dan membuat daftar piutang para langganan serta merekap segala hal yang berhubungan dengan penjualan baik total penjualan perperiode maupun total penjualan perhari 4. Bagian keuangan/kasir Dimana bagian keuangan/kasir disini mempunyai tugas menerima pembayaran uang Fungsi dari tiap bagian-bagian diatas tersebut, adalah sebagai berikut : 1. Bagian Penjualan (Sales order Departemen) a. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan/customer. b. Menjual barang-barang konsinyi c. Mengawasi semua pesanan yang diterima. d. Membuat bon penjualan konsinyi atas pesanan dari customer e. Membuat catatan mengenai pesanan-pesanan yang diterima dari pelanggan, sehingga dapat diketahui pesanan-pesanan mana yang belum dipenuhi. f. Mengadakan hubungan dengan pihak pelanggan mengenai barangbarang yang dikembalikan oleh pihak pelanggan, membuat catatan dan mengeluarkan bukti memorial (jurnal vocer) untuk bagaian accounting. g. Mengawasi pengiriman barang-barang

6 h. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan agar dapat datang kembali di lain waktu. 2. Bagian Gudang a. Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas menyiapakan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman dan mengirimkan dalam surat perintah pengiriman dan mengirimkan barang ke pesanan. b. Mencatat, memeriksa dan menghitung jumlah persedian setiap adanya pemasukan dari supplier maupun pengeluarannya. c. Memberikan informasi mengenai jumlah persedian barang yang ada di gudang. d. Bertanggung jawab atas barang yang ada di gudang. e. Mengatur penempatan barang agar tidak terjadi penumpukan persediaan yang terlalu lama 3. Bagian Accounting a. Mencatat barang titipan yang terjual pada akhir bulan dan mengadakan penagihan piutang dagang kepada para konsinyi b. Menetapkan anggaran untuk tiap-tiap divisi atau bagian. c. Bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan, d. Bertanggung jawab atas pembukuan perusahaan. e. Memeriksa laporan kauangan tiap akhir bulan dan akhir tahun. 4. Bagian kasir

7 a. Menerima uang dari hasil penjualan tunai. b. Mengeluarkan uang dari kas kecil sesuai dengan tanda terima yang telah ditandatangani oleh accounting. c. Membuat laporan kas kecil mengenai penerimaan dan pengeluaran. d. Melaporkan penjualan perhari pada supervisor kasir. Daftar kegiatan dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : Bagian Penjualan 1. Menerima pesanan dari pembeli atau pelanggan 2. Menyiapkan surat perintah pengiriman (SPP) atau BON rangkap lima berdasarkan pesanan dari konsinyi. Fungsi masing-masing tembusan SPP adalah : Lembar 1 = Tembusan pengiriman (stock request copy dan shipping copy) Lembar 2 = Pemberitahuan tentang pesanan untuk pemesan/konsinyi Lembar 3 = Packing slip Lembar 4 = Bill of lading Lembar 5 = Arsip 3. Lembar 2 dikirim ke konsinyor. Lembar1,3 dan 4 diserahkan ke bagian gudang untuk didistribusikan untuk pengecekan barang, dan pengiriman yang mana ditangani langsung oleh sub bagian gudang yaitu bagian pengiriman. Bagian Gudang

8 4. Bagian gudang menyiapkan barang sesuai dengan SPP lembar 1, menuliskan jumlahnya dalam SPP, dan menyerahkan barang dan SPP yang telah diteliti kecocokannya. SPP lembar 1 ini sebelumnya diserahkan ke bagian pengiriman dicatat dalam kartu gudang. 5. Sub bagian gudang (bagian pengiriman) mengecek barang yang telah disediakan oleh bagian gudang dan menuliskan jumlah dan tanggal pengiriman dalam packing slip (lembar 3), bill of lading (lembar 4), dan shipping Order (lembar 1) packing slip dimasukan dalam barang yang dibungkus. Bagian Penjualan 6. SPP lembar 1 dan 5 dilengkapi datanya, Lembar pertama diserahkan ke bagian accounting (penagihan). 7. Bila ada pesanan yang belum terpenuhi bagian pesanan penjualan membuat back order. Bagian Accounting 8. Menerima lembar SPP 1 dari bagian penjualan, melengkapi daftar harga dalam lembar 1 SPP. 9. membuat faktur rangkap 4 atas dasar SPP lembar Lembar 1 = untuk konsinyor Lembar 2 = untuk bagian piutang Lembar 3 = untuk bagian kartu persediaan Lembar 4 = arsip bagian accounting

9 10. Setiap bagian accounting menjumlahkan seluruh faktur yang dibuat pada hari itu dalam suatu pre-list tape/batch total, dan diserahkan ke bagian buku besar. Didalam melakukan penjualan dengan sistem penjualan konsinyasi biasanya penitipan barang atau penjualan pihak konsinyi tidak memakai jangka waktu yang ditentukan. Tetapi pada saat pihak konsinyor mengadakan hubungan dengan pihak lain sampai kemudian menjadi konsinyi, maka pihak konsinyor menentukan masa percobaan selama kurang lebih tiga bulan untuk jenis barang yang baru dipasarkan atau barang keluaran terbaru, tetapi berbeda dengan barang-barang yang telah lama diproduksi atau produk yang telah memiliki nama dipasaran, maka pihak konsinyor menitipkan barangbarangnya tidak lebih dari tiga bulan, karena pihak konsinyor atau perusahaan disini dapat memindahkan barang-barang tersebut ke tempat konsinyi yang berbeda. Disamping itu pula konsinyor menyeleksi barang-barang yang akan dipasarkan dengan lokasi penempatan konsinyi, seperti misalnya barangbarang yang dititipkan di Matahari Departemen store cabang Pasar Baru akan berbeda dengan barang barang yang dititipkan Di Matahari Departemen Store cabang Bekasi. Karena pihak konsinyor menyeleksi terlebih dahulu pangsa pasar yang akan dimasuki oleh produk titipan tersebut. Resiko-resiko yang kadang terjadi didalam melaksanakan penjualan konsinyasi adalah pihak konsinyi terkadang menyembunyikan barang-barang titipan untuk maksud tertentu. Dan terkadang konsinyi tidak langsung

10 memberikan laporan yang rinci tentang penjualan yang ada sekarang, dimana laporan tersebut harus selalu siap dibuat pada akhir bulan untuk mengetahui total penjualan barang titipan tersebut. Sehingga pihak konsinyor harus menunggu untuk mengetahui dan membuat laporan bulanan tentang penjualan titipan tersebut Akuntansi Penjualan Barang Konsinyasi Dasar dari pencatatan yang dilakukan oleh pihak Matahari adalah dokumen-dokumen yang berupa kwitansi dan lampiran-lampirannya, hal ini merupakan bukti transaksi dalam metode pencatatan barang konsinyasi pada Matahari Pasar Baru. Pihak Matahari selaku konsinyi menggunakan metode pencatatan laba terpisah atas barang-barang konsinyasi. Pada metode ini semua laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi disatukan atau digabung dengan kegiatan penjualan regular, selain itu pihak Matahari sebelum melakukan transaksi barang konsinyasi menyelenggarakan perjanjian konsinyasi Akuntansi Barang Konsinyasi yang Terjual Habis Penerapan akuntansi untuk barang konsinyasi yang terjual seluruhnya oleh pihak konsinyi (Matahari) dalam metode pencatatanya akan terlihat nampak sederhana sebab tidak ditemukan suatu persoalanpersoalan atau masalah-masalah yang terjadi pada barang konsinyasi dan pada penyelesaian akhir mengenai kewajiban, dan hak konsinyi (Matahari) diselesaikan dengan tuntas sesuai perjanjian antara kedua belah pihak.

11 Untuk memahami penerapan metode akuntansi konsinyasi yang telah selesai PT Matahari Pasar Baru Tbk cabang Pasar Baru menggunakan metode laba akuntansi terpisah, untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka akan diambil salah satu contoh produk konsinyasi di PT Matahari Putra Prima Tbk, yaitu produk PD Gabriel. Selama tahun 2009, PD Gabriel sebagai konsinyor mengirimkan 1500 unit tas merk Guchi,dengan harga Rp /unit dengan discount Rp /unit dan pihak matahari mendapatkan komisi 27 % semua barang terjual habis, dengan transaksi-transaksi sebagai berikut : a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyi menacatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri. b. Tas Guchi dijual dengan harga Rp /unit dikenakan discount Rp / unit. Penjualan 1500 unit tas Rp x 1500unit = Rp ,- Tgl Keterangan Debit Kredit Kas Konsinyasi masuk Rp Rp c. Mencatat komisi atau laba hasil penjualan konsinyi 1500 unit tas GUCHI dengan jurnal sebagai berikut : Komisi 27% x Rp ,- = Rp ,-

12 Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk Pd Gabriel Pendapatan komisi Rp Rp d. Beban angkut masuk Rp ,- Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk PD Gabriel Kas Rp Rp e. Pengiriman uang dalam penyelesaian perhitungan bersama-sama dengan penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari Putra Prima Tbk Pengiriman uang kas = Penjualan konsinyasi dikurangi hasil penjumlahan antara pendapatan komisi dengan beban angkut masuk Rp ,- - (Rp Rp ) Rp ,- - Rp = Rp ,- Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk PD Gabriel Kas Rp Rp

13 Tabel 4.1 Ikhtisar Akuntansi Barang Konsinyasi PD Gabriel Transaksi Selama tahun 2009 PD Gabriel Mengirim 1500 unit tas guchi dengan Harga jual Rp ,- Discount 50% Rp x 50% = Rp /unit Dibayar biaya angkut untuk konsinyi Rp ,- Penjualan 1500 unit tas Rp x 1500 = Rp Pembebanan oleh pihak PT Matahari untuk komisi atas penjualan sebesar 27% dari Rp ,- adalah sebesar Rp ,- Komisi 27% x Rp ,- = Rp ,- Pengiriman uang dalam penyelesaian perhitungan bersama-sama dengan penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari Sumber : Data yang diolah Jurnal Memorandum Konsinyasi masuk PD Gabriel Rp Kas Rp Kas Rp ,- Konsinyasi masuk PD Gabriel Rp ,- Konsinyasi masuk PD Gabriel Rp ,- Komisi atas penjualan Konsinyasi Rp ,- Konsinyasi masuk PD Gabriel Rp ,- Kas Rp , Akuntansi Barang Konsinyasi yang Tidak Terjual Habis Contoh pencatatan barang konsinyasi yang tidak terjual habis PT Aneka Inti Wangi (PT A.I.W) Selama tahun 2009, sebagai konsinyor mengirimkan 870 unit kosmetik merk kanebo,dengan harga Rp /unit dan pihak matahari mendapatkan komisi sebesar 30 %

14 barang terjual 720 unit sisa produk 150 unit, pencatatannya adalah sebagai berikut : a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri. b. kosmetik kanebo dijual dengan harga Rp ,- 720 unit x Rp = Rp Tgl Keterangan Debit Kredit Kas Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W) Rp Rp c. Mencatat komisi atau laba hasil penjualan konsinyi 720 unit kosmetik Kanebo dengan jurnal sebagai berikut : Komisi 30% x Rp ,- = Rp ,- Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W) Pendapatan komisi Rp Rp d. Beban angkut masuk Rp ,- Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W) Kas Rp Rp

15 e. Pengiriman uang dalam penyelesaian perhitungan bersama-sama dengan penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari Putra Prima Tbk Pengiriman uang kas = Penjualan konsinyasi dikurangi hasil penjumlahan antara pendapatan komisi dengan beban angkut masuk Rp ,- - (Rp Rp ) Rp ,- - Rp = Rp ,- Tgl Keterangan Debit Kredit Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W) Kas Rp Rp

16 Tabel 4.2 Ikhtisar Akuntansi Barang Konsinyasi PT Aneka Inti Wangi Transaksi Jurnal 20 September 2009 Dikirim 870 unit kosmetik kanebo dengan Memorandum Rp ,- Beban pihak kosinyi yang harus dibebankan Konsinyasi masuk kepada pihak konsiyor sebesar PT Aneka Inti Rp ,- Wangi Rp Kas Rp Penjualan 720 kosmetik kanebo Kas Rp Rp x 720 = Rp Konsinyasi masuk PD Aneka Rp ,- Pembebanan oleh pihak konsinyi untuk Konsinyasi masuk komisi atas penjualan sebesar 30% dari Rp PT AIW Rp , ,- adalah sebesar Rp ,- Komisi atas penjualan Konsinyasi Rp ,- Komisi 30% x Rp ,- = Rp ,- Pengiriman uang dalam penyelesaian Konsinyasi masuk perhitungan bersama-sama dengan PT AIW Rp ,- penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari Kas Rp Sumber : Data yang diolah Jadi berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka penulis melihat perbedaan antara akuntansi konsinyasi yang telah selesai dengan akuntansi konsinyasi yang tidak terselesaikan dengan tuntas terletak pada jumlah barang konsinyasi yang terjual. Akuntansi barang konsinyasi yang habis terjual yaitu laba dari penjualan konsinyasi ditetapkan oleh pihak Matahari setelah semua barang konsinyasi terjual dan seluruh pengiriman uang kasnya dilakukan, Sedangkan jika barang konsinyasi tidak terjual seluruhnya

17 pada jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui akhir periode akuntansi, laba yang direalisasi atas barang yang sudah terjual harus dihitung, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan yang terikat pada produk yang belum terjual, baik yang berasal dari pihak konsinyor sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh konsinyi (matahari) harus ditangguhkan pembebanannya dari pendapatannya. Penerapan metode akuntansi pencatatan barang konsinyasi pada Matahari, baik yang habis terjual seluruhnya maupun pencatatan barang konsinyasi yang tidak habis terjual seluruhnya diselenggarakan secara laba terpisah 4.4. Pelaporan Penjualan Barang Konsinyasi Sebelum membahas tentang bagaimana pelaporan penjualan barang konsinyasi, Matahari menetapkan penjualan dengan cara penjualan konsinyasi dan penjualan biasa atau regular yang dikenal dengan beli putus. Untuk membedakan penjualan konsinyasi dengan penjualan biasa atau regular atau beli putus adalah dengan memakai kode pada label harga atau stoke keeping unit (SKU) dengan menggunakan 8 digit, contohnya adalah sebagai berikut : Barang konsinyasi diawali dengan angka 94 da 95, sedangkan beli putus selain dari angka tersebut. Pihak Matahari sebagai konsinyi membuat laporan penjualan konsinyasi sebagai alat komunikasi antara pihak Matahari dengan pihak

18 konsinyor. Setiap pelaporan penjualan konsinyasi harus mempunyai nilai informasi agar dapat dikomunikasikan secara efektif. Bentuk dan metode teknik pelaporan sangat penting untuk penyampaian tertulis. Matahai Pasar Baru sebagai operasional penjualan konsinyasi tersebut membuat laporan penjualan harian kepada PT Matahari Putra Prima sebagai Head Office dengan system On Line ( Sistem Komputerisasi ) Barang Konsinyasi yang Terjual Habis Apabila barang-barang konsinyasi telah laku terjual seluruhnya oleh pihak Matahari setelah melakukan metode pencatatan, langkah selanjutnya adalah melakukan pelaporan penjualan konsinyasi oleh pihak Matahari sebagai alat komunikasi dengan pihak konsinyor sesuai dengan negosiasi yang dilaksanakan di head office PT Matahari Putra Prima sesuai dengan perjanjian kontrak antara kedua belah pihak. Pihak Matahari sebagai pelaksana operasional penjualan konsinyasi harus melunasi barang-barang konsinyasi dan pelaksanaan dalam pertanggungjawaban akhir antara pihak konsinyor dan pihak Matahari adalah melakukan pelaporan penjualan konsinyasi. Untuk barang konsinyasi yang diselesaikan dengan tuntas penulis hanya mengambil satu contoh produk saja pada lantai I saja, karena untuk barang konsinyasi yang diselesaikan dengan tuntas atau barang yang terjual habis pada akhir penjualan konsinyasi mempunyai saldo nihil yang berarti tidak terdapat hutang kepada konsinyor atau sebaliknya piutang

19 kepada konsinyi seperti yang dijelaskan pada bab II, adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 No : Tanggal : LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang : Tas Guchi Jumlah : 1500 unit Konsinyor : PD Gabriel Alamat : - Konsinyi : Matahari Pasar baru Alamat : Jl Pasar baru No Jakarta Pusat Jumlah Keterangan Penjualan 1500 unit tas Guchi Rp Rp ,- Beban : Angkut Masuk Rp Komisi 27% Rp ,- + Rp ,- - Total Saldo Rp ,- Saldo yang hrus dibayarkan/disetorkan Rp ,- Saldo konsinyasi yang nihil 0 Sumber : Data yang diolah

20 Barang-barang konsinyasi dari PD Gabriel yang terjual seluruhnya sebagaimana berikut : Tgl Uraian Penjualan 1500 unit Tas Guchi Komisi Penjualan Beban angkut Pengiriman Kas Tabel 4.4 Buku besar Konsinyasi Masuk PD Gabriel No. Buku Jumlah Debet Kedit Sisa Rp Rp Rp Rp Rp (K) Rp (K) Rp (K) Barang Konsinyasi yang Tidak Terjual Habis Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung antara pihak Matahari dan pihak-pihak konsinyor, sedangkan belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh matahari maka diperkirakan adanya penyelesaian akhir terhadap biaya yang bersangkutan yang terikat pada produk yang belum terjual setelah itu dilakukan analisis semua beban yang dikeluarkan oleh konsinyor dan Matahari dengan cara perbandingan barang terjual dan barang belum terjual. Setelah kita memahami sample dari tiap lantai pada metode pencatatan barang konsinyasi. Untuk tahap selanjutnya dibawah ini terdapat pelaporan penjualan konsinyasi dari tiap-tiap lantai disertai dengan perhitungan analisis barang terjual sebagian adalah sebagi berikut : Lantai I

21 Tabel 4.4 Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 No : Tanggal : LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang : Kosmetika Kanebo Jumlah : 870 unit Konsinyor : PT Aneka Inti Wangi Alamat : - Konsinyi : Matahari Pasar baru Alamat : Jl Pasar baru No Jakarta Pusat Jumlah Keterangan Penjualan 720 unit kosmetika Rp ,- Rp ,- Beban : Angkut Masuk Rp Komisi 30% Rp ,- + Rp ,- - Total Saldo Rp ,- Saldo yang harus dibayarkan/disetorkan Rp ,- Saldo konsinyasi yang nihil 0 Sumber : Data yang diolah

22 4.5. Masalah yang dihadapi Masalah-masalah yang dihadapi PT Matahari Putra Prima Tbk dengan telah berjalannya penjualan konsinyasi yang telah ada dan yang telah berlangsung selama ini adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan Bon atau SPP yang sering terlambat, hal ini disebabkan bagian gudang merangkap tugas sebagai pengeluaran barang dan penerimaan barang, juga bertugas sebagai pembuatan BON atau SPP, hal ini sering mengakibatkan terlambatnya pengiriman barang. 2. Adanya perangkapan tugas antara bagian penagihan dan bagian piutang dagang. Dalama hal ini bagian piutang dagang mengadakan pencatatan terhadap semua faktur penjualan kredit, juga sebagai pengontrol dan penerimaan uang cek/giro hasil tagihan atau penjualan. 3. Faktur penjualan sering dibuat tanpa memperhatikan stock itu ada atau tidak. Pada saat pengetikan faktur penjualan belum diadakan pengecekan stock yang ada digudang sehingga sering terjadi kesalahan dalam faktur penjualan yang disebabkan oleh stock yang tidak ada atau habis. 4. Tidak ada otorisasi kredit, Sebelum proses penjualan dimulai, tidak ada pengecekan terhadap limit kredit pelanggan, sehingga sering terjadi piutang yang terlalu besar kepada salah satu pelanggan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya piutang tak tertagih, piutang tak tertagih dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. 5. Tidak adanya pemisahan fungsi-fungsi yang ada didalam bagian-bagian perusahaan seperti bagian gudang dimana dibagian tersebut meliputi

23 bagian pengiriman. Serta dibagian accounting merangkap tugas dengan bagian penagihan Pembahasan Masalah Dilihat dari masalah-masalah yang dihadapi perusahaan saat ini sangat komplek yang mana masalah-masalah tersebut haruslah ditangani atau harus dikurangi serta difikirkan jalan keluarnya untuk menanggulangi masalahmasalah tersebut, seperti misalnya masalah yang dialami atau dihadapi didalam perusahaan adalah tidak adanya pemisahaan fungsi dari bagianbagian. Dimana akan mengakibatkan atau berdampak buruk bagi perusahaan. Penggabungan fungsi di dalam bagian-bagian organisasi perusahaan terlihat jelas seperti misalnya bagian gudang yang bertanggungjawab dan bertugas untuk menyiapkan barang pesanan, mengawasi stock, serta mengirimkan barang pesanan ke langganan, serta mengakibatkan adanya penyalahgunaan wewenang yang mana dapat merugikan pihak perusahaan. Persediaan barang didalam gudang harus selalu diperhatikan dan persediaan tersebut jangan mengurangi batas minimum persediaan digudang yang telah ditentukan. Karena bila persediaan didalam gudang tidak terkontrol maka hal tersebut akan mempengaruhi ke bagian-bagian lain yang memerlukan informasi tersebut, Seperti misalnya bagian penjualan yang mana bagian tersebut menerima pesanan dari pelanggan dan harus dikomfirmasikan ke bagian gudang yang mengetahui persediaan barang dudalam gudang, dan apabila persediaan tersebut tidak mencukupi atau belum

24 diproduksi, maka bagian penjualan akan merasa dirugikan dan berdampak buruk bagi perusahaan. Dari segi cost yang dikeluarkan perusahaan jika menggunakan metode laba terpisah yaitu perusahaan akan mengeluarkan cost yang relatif lebih besar, seperti untuk mengadakan peralatan-peralatan dan membuat pemisahan bagian administrasi konsinyasi dan administrasi beli putus (regular) karena terjadi pemisahan pencatatan transaksi-transaksi penjualan barang konsinyasi dan transaksi-transaksi penjualan barang beli pututs (regular). Meskipun dari segi cost harus mengeluarkan biaya yang relatif lebih besar tetapi dari segi benefit banyak keuntungan yang didapat jika perusahaan menggunakan metode laba terpisah antara lain perusahaan dapat dengan mudah mengetahui target penjualan barang konsinyasi dan barang beli putus (regular) karena untuk barang konsinyasi dibuat satu rekening untuk menampung seluruh transaksi barang konsinyasi dengan nama Konsinyasi masuk, begitupun sebaliknya untuk transaksi barang beli putus (regular) dibuat rekening sendiri. Perusahaan harus menambah bagian-bagian yang telah ada dimana bagian-bagian yang sekarang ada masih sangat kurang mencukupi. Perusahaan yang sedang berkembang harus memperhatikan sistem manajemen yang baik yang ada di dalam perusahaan itu. Penambahan yang dirasa perlu didalam perusahaan ini adalah : 1. Bagian Pengiriman Barang. Dimana bagian pengiriman sangat diperlu kan, dan harus dipisahkan dengan bagian gudang,

25 2. Bagian Piutang. Bagian piutang yang selama ini bagian ini masih digabungkan atau ditangani oleh bagian accounting, 3. Bagian Kredit. Bagian kredit berfungsi untuk mengetahui batas minimum dan maksimum pinjaman 4. Bagian Penagihan. Bagian penagihan harus dipisahkan dengan bagian accounting agar terhindarkan penyalahgunakan didalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Zaki Baridwan (2009:3) prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Zaki Baridwan (2009:3) prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan bagian dari sistem yang secara langsung berhubungan satu dengan lainnya. Berikut ini beberapa pengertian prosedur menurut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Dalam struktur organisasi perusahaan yang melakukan penjualan konsinyasi pada umumnya terbagi menjadi beberapa divisi. Divisi tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penjualan Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi L1 Form Order L2 Stock List L3 Inter Store Transfer (Surat Jalan) L4 Inter Store Transfer (Surat Jalan-lanjutan) L5 Daily Sales Report L6 Rekapitulasi Penjualan Konsinyor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak intern maupun

Lebih terperinci

PROSEDUR PENJUALAN KREDIT PADA PT BRIDGESTONE TIRE INDONESIA. : Latifah Amanatillah NPM : Dosen Pembimbing :Lies Handrijaningsih

PROSEDUR PENJUALAN KREDIT PADA PT BRIDGESTONE TIRE INDONESIA. : Latifah Amanatillah NPM : Dosen Pembimbing :Lies Handrijaningsih PROSEDUR PENJUALAN KREDIT PADA PT BRIDGESTONE TIRE INDONESIA Nama : Latifah Amanatillah NPM : 46209211 Kelas : 3DA03 Dosen Pembimbing :Lies Handrijaningsih BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penjualan merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber - sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan

Lebih terperinci

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN Lampiran 1 PT. WIYO Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN 1. TUJUAN Tujuan dari Standard Operating Procedure penerimaan pesanan

Lebih terperinci

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans)

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) WAWANCARA PIMPINAN PERUSAHAAN 1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) 2. Bagaimana sejarah singkat dari Triple

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem, Prosedur dan Sistem Akuntansi.. Pengertian Sistem Setiap sistem akan lebih dapat dipahami jika dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan sprey ke

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan sprey ke BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Bab ini membahas mengenai sejarah dari perusahaan. PT. Timur Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PMJ (dahulu PD DH) berdiri pada bulan Oktober 2001 dibuat dihadapan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PMJ (dahulu PD DH) berdiri pada bulan Oktober 2001 dibuat dihadapan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah singkat perusahaan PT PMJ (dahulu PD DH) berdiri pada bulan Oktober 2001 dibuat dihadapan notaris Niny, S.H No.2 yang beralamat di kawasan Tangerang. Pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran umum perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Abad Dua Satu Makmur didirikan oleh Lie Maryo Rusdi Hamid, yang sekarang menjabat sebagai Direktur

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester:

Ujian Akhir Semester: Ujian Akhir Semester: KASUS: PT. CIPTA KREASINDO adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi tas tangan. Berikut ini adalah penjelasan tentang sistem informasi penjualannya. Pada PT. CIPTA

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2010:23) bahwa: Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Sifat Konsinyasi Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu: 1. Dalam Siklus Penjualan di PT SS

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho SIKLUS PENDAPATAN By: Mr. Haloho Sifat Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi menurut Ratnaningsih (2015:77) menyatakan bahwa Konsinyasi adalah penitipan barang oleh pemilik ke pihak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan, dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 69 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan UD. Sri Rejeki adalah usaha dagang yang bergerak dalam bidang ceramics houseware. Berawal dari keinginan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7 MAKALAH KONSINYASI Oleh : ROMY NUGRAHA 10800112124 AKUNTANSI 7 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013/2014 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 88 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dinamika Indonusa Prima berdiri pada tanggal 9 Desember 1974. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbengkelan, khususnya bengkel ban. PT. TRIJAYA BAN ini adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Pengertian tentang sistem dapat diperoleh dari beberapa ahli sebagai berikut : Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur yang

Lebih terperinci

PROSES PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG DI PT. MULTI GARMENTAMA

PROSES PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG DI PT. MULTI GARMENTAMA PROSES PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG DI PT. MULTI GARMENTAMA TUGAS Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Matakuliah Analisa Proses Bisnis Kelas MI-4 Semester III Oleh : Kelompok Mix Fourteen Haris Munandar

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Sejarah Singkat CV. Subur Art. CV. Subur Karya Arti Pertama kali didirikan pada tahun 2010 atau dikenal dengan nama CV. Subur Art yang bertempat

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Hutama Waserda merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang retail dan didirikan pada tanggal 8 oktober 1993 oleh Bpk. Wendy

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah Singkat dan Struktur Organisasi Perusahaan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah Singkat dan Struktur Organisasi Perusahaan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat dan Struktur Organisasi Perusahaan PT. Hasjrat Abadi Cabang Ambon adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan barang bermerek Yamaha. Kehadirannya

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2008). Definisi lain dari sistem adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2008). Definisi lain dari sistem adalah 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem dan Prosedur Sebelum membahas sistem akuntansi, akan terlebih dahulu dijelaskan definisi tentang sistem dan prosedur. Sistem didefinisikan sebagai suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. Saga Machie PT. Saga Machie adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan sepatu dan sandal yang berdiri sejak 1992. Perusahaan ini berlokasi di

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : /

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : / BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Persada Mulia Anugrah yang berada Jl. Puri Gentan Asri 2 No. 11 Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon /

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Clowor Distro Semarang adalah usaha usaha bersama 4 orang yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu. 1. Kas dari Penjualan tunai produk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu. 1. Kas dari Penjualan tunai produk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu Kegiatan yang dilakukan PT Hasta Bayu pasti akan melewati tahap penerimaan kas, karena dengan adanya kas maka hal ini mencerminkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT. Dunlopillo Indonesia PT. Dunlopillo Indonesia merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan ini bergerak di bidang industri pembuatan kasur Latex. Bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158):

BAB II LANDASAN TEORI. perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158): BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian, dan Karakteristik Konsinyasi a. Pengertian Konsinyasi Sebelum diuraikan mengenai barang konsinyasi terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, 5 BAB II LANDASAN TEORI Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, di butuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Keadaan Saat ini 6.1.1.1 Struktur Organisasi dan Job Description Saat Ini Struktur organisasi dan job description saat ini tergambar dalam bab 4 pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PD. Cahaya Fajar adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Perusahaan ini menjalankan usahanya dalam

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap LOGO PERUSAHAAN PT. JAYABAYA RAYA Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap I. Tujuan Prosedur Prosedur ini disusun dan disajikan dengan tujuan: Terbit:

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang dimulai sejak pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

Evi Rohmawati, Mahsina, H.Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Evi Rohmawati, Mahsina, H.Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA UD. RAMA TEKNIK Evi Rohmawati, Mahsina, H.Ali Rasyidi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001:5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponenkomponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada penjualan

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada penjualan BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada penjualan sparepart yang ada di PT Astra Internasional Tbk Isuzu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori 3.1.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Mitra Makmurjaya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Mitra Makmurjaya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Mitra Makmurjaya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk sepeda motor Honda yang didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O Tujuan dari siklus pengeluaran Meyakinkan bahwa seluruh barang dan jasa telah dipesan sesuai kebutuhan Menerima seluruh barang yang dipesan dan memeriksa (verifikasi)

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan NO PERTANYAAN YA TIDAK JIKA TIDAK, MOHON BERI ALASAN 01 Apakah setiap penerimaan pesanan dicatat dengan baik dan benar? 02 Apakah pencatatan penjualan

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN Lampiran 1. Persediaan Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN 1. TUJUAN Standard Operating Procedure sistem

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum PT Paloma Grazia 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1988, PT. Putri Kharisma merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Octaviandy dkk. (2016) telah melakukan penelitian Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber Mutiara Rantauprapat.

Lebih terperinci

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai Jika order dari pelanggan telah dipenuhi oleh perusahaan dimana barang atau jasa yang dipesannya telah dikirimkan

Lebih terperinci

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi 2010:5).

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi 2010:5). 2. TINJAUAN TEORITIS Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5) menyatakaan bahwa prosedur merupakan suatu urutan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. kerja praktek di SPBU Rancah, penulis ditempatkan di Administrasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. kerja praktek di SPBU Rancah, penulis ditempatkan di Administrasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa penulis melaksanakan kerja praktek di SPBU 34.46.312 Rancah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi merupakan sistem pengelolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa sebuah infomasi akuntansi seperti informasi keuangan yang bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah penulis uraikan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci