PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan dari penjualan cicilan yang digunakan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia penerapan akuntansi secara dasar akrual basis dimana transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian. Penerapan metode pengakuan pendapatan pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia menggunakan metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan dan dimana pendapatannya diperoleh dari pendapatan penjualan barang maka penerapannya tersebut sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.23 tentang Pendapatan. Maka pengakuan pendapatan cicilan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia dapat dikatakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk penerapan penjualan cicilan (angsuran). Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan, Akrual Basis, Penerapan Akuntansi. PENDAHULUAN Semakin pesatnya perkembangan yang terjadi di lingkungan bisnis, menyebabkan perusahaan memutar otak untuk menjalankan perusahaannya agar tetap dapat bertahan dalam persaingan diantara perusahaan lainnya. Perusahaan juga dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi agar dapat terus berkembang dalam persaingan usaha yang semakin keras, akan tetapi masih dalam batas kewajaran. Sehingga kegiatan di perusahaan menjadi semakin rumit dan kompleks. Struktur dan proses pengakuan pendapatan dalam akuntansi haruslah dipahami secara baik, dengan demikian seseorang akan dapat menjelaskan mengapa suatu pengakuan pendapatan di dalam akuntansi sangatlah dibutuhkan dalam pengelolaan suatu perusahaan. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan cukup untuk memudahkan pengelolaan perusahaan dalam rangka mempertahankan eksistensinya serta mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu pengakuan pendapatan yang baik dan yang ada di perusahaan sangatlah penting. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki pengakuan akuntansinya masing-masing, walaupun memiliki kesamaan jenis perusahannya. Pengakuan akuntansi ini memungkinkan perbedaan ketentuan-ketentuan dalam pengakuan akuntansinya di perusahaan yang sejenis. Pengakuan pendapatan di dalam akuntansi dikatakan penting, sebab dari pendapatan inilah dilakukan berbagai macam proses akuntansi mulai dari pencatatan penerimaan sehingga dapat mengeluarkan laporan keuangan. Hal ini sangatlah penting karena pendapatan ini berhubungan langsung dengan segala kegiatan operasi perusahaan. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah metode Pengakuan Pendapatan yang diterapkan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di dalam pengakuan pendapatan penjualan cicilan? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan dari penjualan cicilan yang digunakan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar. 27

2 TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterprestasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai bahasa bisnis. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para pemegang saham, kreditur, atau pemilik (Wikipedia Indonesia: 27 Desember 2009). Menurut American Institute of Certified Public Accountants (1970 : 17) Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan. Menurut Suwarjono (2005: 10), Akuntansi sebagai kegiatan jasa (service activity) mengisyaratkan bahwa akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang dan menyediakan jasa berupa informasi keuangan harus bermanfaat untuk kepentingan sosial dan ekonomi negara tempat akuntansi diterapkan. Karakteristik informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat bergantung pada lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan, akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan tentunya akan membahas berbagai konsep dan alternatif serta implikasi dalam berbagai kondisi dan lingkungan. Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan (Warren, 2008, 10). B. Penjualan Penjualan adalah suatu bentuk transaksi dimana berpindahnya kepemilikan atas barang dan jasa. Penjualan ini sangat penting bagi perusahaaan karena penjualan ini salah satu aktivitas yang dapat menghasilkan suatu pendapatan. Adapun jenis- jenis dari penjualan: a. Penjualan Reguler Penjualan regular atau penjualan biasa terdiri dari penjualan tunai maupun kredit dimana pada penjualan ini penentuan laba kotor yang merupakan hasil pengurangan antara penjualan dengan harga pokok penjualan. b. Penjualan Angsuran Akhir-akhir ini penjualan angsuran telah berkembang sehingga banyak digunakan oleh berbagai perusahaan. Dengan semakin berkembangnya penjualan secara angsuran, membuktikan bahwa penjulan dengan cara angsuran ini sangat disukai oleh kalangan usahawan karena telah berhasil di dalam meningkatkan penjualannya. Menurut Hadori Yunus (2000:109), penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian pembayarannya dilaksanakan secara bertahap. Sedangkan menurut Harried (2005:121), penjualan angsuran adalah suatu kontrak perjanjian yang berisikan pengaturan pembiayaan dimana pembayaran dari suatu transaksi penjualan yang telah disepakati bersama antara penjual dan pembeli akan diatur dalam seperangkat satuan periode waktu tertentu. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa adanya perbedaan pengakuan pendapatan dan didalam penjualan angsuran ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat. C. Pendapatan Pendapatan menurut PSAK no 23 Paragraf 6 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Defenisi lain tentang pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama inti perusahaan yang berkelanjutan selama satu periode (Keiso, Weygandt, Warfield: 2008: 516). Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total 282

3 kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu peride ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang (Rustam: 2002:1). D. Pengakuan Pendapatan Pengakuan pendapatan diartikan sebagai pengukuran pendapatan dalam menentukan kapan melakukan pencatatan transaksi pendapatan untuk memberikan laporan kepada Badan Usaha yang melakukan operasionalnya secara terus menerus. Di dalam akuntansi di ungkapkan ada dua macam basis akuntansi yang digunakan: 1. Basis akrual Pendapatan yang timbul dari suatu kejadian usaha atau transaksi akan langsung diamati dan dicatat pada saat terjadinya. Transaksi dicatat tanpa memperhatikan apakah uang kas sudah diterima/belum. 2. Basis kas Melakukan pencatatan suatu transaksi jika ada uang yang diterima atau dikeluarkan, penerimaan kas akan diperlakukan sebagai pendapatan, sedangkan pengeluaran kas akan diperlakukan sebagai beban (Warren, 2008,112) Secara umum, ada beberapa prinsip pengakuan pendapatan dalam akuntansi, seperti yang ditentukan oleh Keiso, Weygandt, Warfeild (2008:516) menetapkan bahwa pendapatan dapat diakui pada saat: a. Direalisasi. Pendapatan direalisasi, apabila barang-barang/jasa ditukarkan untuk kas dan apabila aktiva atau jasa yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim yang telah disepakati. b. Dapat direalisasi. Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui. c. Dihasilkan. Pendapatan dihasilkan apabila perushaan telah menyelesaikan sebagai kas sebagian besar kontrak yang telah disepakati, sehingga dapat diakui sebagai pendapatan serta telah diadakan perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam menyelesaikan kontrak tersebut. Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini: 1. Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterprestasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan. 2. Perusahaan mengakui pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih. 3. Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa dan royalti, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan. 4. Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan. Pengakuan pendapatan yang sering dilakukan perusahaan menurut Kieso, dkk (2002:5) terdiri dari: 1. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan (Penyerahan) Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat penjualan (point of sell) yang biasanya berarti terjadi penyerahan. Namun timbul masalah dalam pelaksanaannya yang disebabkan oleh tiga situasi yaitu: a. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali Dalam situasi ini, hak milik legal telah berpindah pada pembeli namun resiko kepemilikan tetap berada pada penjual. Untuk itu jika terjadi perjanjian beli kembali dengan harga tertntu dan harga tersebut dapat menutupi semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan 29 3

4 kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjualan dengan kata lain tidak terjadi penjualan. b. Penjualan dengan hak retur Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti ini sebenarnya normal, namun jika tingkat retur tinggi maka perlu dilakukan penundaan pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya. Untuk itu terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternative jika penjual mengalami situasi ini yaitu: 1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya. 2. Mencatat penjualan, tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur dimasa depan. 3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi. Jika terjadi penjualan dengan hak retur maka pendapatan dari transaksi penjualan diakui pada saat penjualan jika memenuhi keenam kondisi sebagai berikut: a. Harga penjual kepada pembeli relatif tetap (fixed) atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan. b. Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar penjual, dan kewajiban itu tidak bergantung pada penjualan kembali produk tersebut. c. Kewajiban pembeli pada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk. d. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual. e. Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli. f. Jumlah retur dimasa depan dapat diestimasi secara layak. Jika pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan tidak diakui karena keenam kondisi tidak dipenuhi harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya atau kemudian keenam kondisi ini dapat dipenuhi. c. Trade Loading Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan praktik yang gila, licik, dan tidak ekonomis; melalui praktik ini pabrikan membujuk (dengan penjualan, laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak mereka miliki) pelanggan mereka untuk membeli produk dari pada yang bisa mereka jual kembali atau dengan kata lain mencatat pembukuan hari ini untuk pendapatan yang akan datang. 2. Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan Contoh yang paling konkrit dari pengakuan pendapatan sebelum penyerahan adalah akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang. Kontrak jangka panjang sering kali menetapkan bahwa penjual (kontraktor) dapat menagih pembeli pada selang waktu ketika berbagai tahap dari proyek yang telah dicapai. Terdapat dua metode akuntansi untuk kontrak kontruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi, yaitu: a) Metode Persentase Penyelesaian Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi, yaitu persentase penyelesaian. Metode ini digunakan hanya jika estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan memenuhi syarat-syarat berikut: 1. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan cara penyelesaian. 2. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak. 3. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut. 30 4

5 b) Metode Kontrak Selesai Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Metode ini hanya digunakan: 1. Jika suatu entitas terutama memiliki kontrak jangka pendek. 2. Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat terpenuhi. 3. Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis normal dan berulang. 3. Pengakuan Pendapatan Setelah Penyerahan Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara layak sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu : a) Metode akuntansi penjualan cicilan. Dalam metode akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode penagihan bukan dalam periode penjualan. Metode akuntansi penjualan cicilan dibenarkan atas dasar bahwa jika tidak ada pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat ketertagihan, pendapatan tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih. b) Metode pemulihan biaya. Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual bagi penjual. Setelah seluruh biaya dipulihkan, setiap penagihan kas tambahan dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi untuk periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, serta laba kotor baik jumlah yang diakui selama periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait dengan neraca. Laporan laba rugi selanjutnya melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah apabila laba kotor diakui pada saat dihasilkan. Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan properti dan dicatat sebagai simpanan karena transaksi penjualan tersebut belum selesai. Cara ini disebut metode simpanan (deposit method). Menurut metode ini penjualan melaporkan kas yang diterima dari pembeli sebagai uang tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya dalam neraca. Selain itu, penjual juga mencatat beban penyusutan sebagai biaya periode untuk properti tersebut. Menurut metode ini tidak ada pendapatan atau laba yang harus diakui sampai penjualan selesai. Pada saat itu akun simpanan ditutup dan salah satu metode pengakuan pendapatan diatas diterapkan. 4. Pengakuan Pendapatan untuk Transaksi Penjualan Khusus 1. Waralaba Perusahaan waralaba memperoleh pendapatan dari sumber-sumber berikut, yaitu: 1) Dari penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa terakit. 2) Dari iuran (fee) berkesinambungan yang didasarkan pada pengoperasian waralaba. Franchisor adalah pihak yang memberikan hak bisnis dalam waralaba, dan franchisee adalah pihak yang megoperasikan bisnis warlaba. Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat sebagai pendapatan hanya bila dan ketika franchisor melaksanakan pelaksanaan substansial jasa yang wajib ia laksanakan dan penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. Iuran waralaba yang berkesinambungan diakui sebagai pendapatan saat dihasilkan dan dapat ditagih dari franchisee. 2. Konsinyasi Dalam perjanjian konsinyasi, Consignor (pabrikan) mengirim barang dagang kepada Consignee (dealer) yang bertindak sebagai agen yang menerima barang dagang dan setuju untuk menjual dan menjaga barang tersebut. Kas yang diterima dari pelanggan dikirim kepada consignor setelah dikurangi komisi 31 5

6 penjualan dan semua beban yang dapat dikenakan. Pendapatan hanya diakui setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan pengiriman kas dari consignee. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha percetakan bernama PT Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar pada bulan Juli 2013 sampai dengan selesai. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sumber-sumber Pendapatan PT. Yudhistira Ghalia Indonesia memperoleh pendapatan dari: 1. Penjualan produk utama dari PT. Yudhistira Ghalia Indonesia yaitu buku pelajaran SD, SMP dan SMA. 2. Penjualan produk tambahan berupa buku refrensi berupa buku biografi tokoh dan sebagainya. B. Metode Pengakuan Pendapatan Secara teoritis, pendapatan dapat dianggap sebagai produk perusahaan yang dapat diartikan sesuai yang dihasilkan oleh potensi jasa yang dimiliki oleh perusahaan. Pendapatan dapat diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pihak lain. Aktiva baru tersebut merupakan aktiva penukar yang diterima perusahaan atas barang atau jasa yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada pihak lain, dalam PT. Yudhistira Ghalia Indonesia pendapatan merupakan kegiatan utama yang tercemin pada penjualan output dari perusahaan. Pengakuan pendapatan terjadi jika adanya transaksi penjualan, pada mulanya salesman datang ke pelanggan untuk melakukan penjualan barang yang telah dihasilkan perusahaan yaitu buku sekolah. Setelah pelanggan setuju maka akan melakukan perjanjian terlebih dahulu dengan perusahaan tentang pembelian buku sekolah. Setelah adanya perjanjian antara pelanggan dengan perusahaan maka akan terjadi pendapatan untuk perusahaan dimana pendapatan diakui ketika terjadi adanya penjualan produk berupa buku sekolah. Maka perusahaan akan mencatat: Piutang xxx Pendapatan xxx (Mencatat pendapatan pada saat barang telah terjual, nilainya sebesar harga jual). Pendapatan dapat diakui ketika: a. Harga jual telah disepakati. b. Bukti yang menyakinkan adanya surat perjanjian penjualan kain. Setelah perjanjian telah disepakati maka perusahaan akan mempersiapkan produk sesuai pesanan pelanggan. Setelah pelanggan menerima pengiriman buku maka pelanggan akan melakukan pembayaran. Maka perusahaan akan mencatat: Kas xxx Piutang xxx Dalam mengakui pendapatan atas transaksinya PT. Yudhistira Ghalia Indonesia, dalam pendapatan yang diakui dan dilaporkan dalam laporan keuangan maka perusahaan menggunakan basis akrual dengan metode pengakuan pendapatan pada saat penyerahan atau penjualan dimana pendapatan diakui pada saat penyerahaan barang buku sekolah kepada pelanggan serta pada saat terjadi penjualan nilai tukar telah disepakati dan produk telah keluar dari perusahaan. Pengeluaran produk dari perusahaan dilakukan dengan pengiriman produk kepada pelanggan. Transaksi penjualan yang dilakukan mengakibatkan penambahan aktiva ke dalam perusahaan, yang berupa kas jika pembayarannya secara tunai sedangkan berupa piutang dagang jika pembayarannya secara kredit. PT. Yudhistira Ghalia Indonesia akan mengakui pendapatannya ketika benar-benar adanya kas yang masuk ke dalam kas perusahaan. Perusahaan menggunakan metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan ini karena adanya pertimbangan: 326

7 1. Bukti yang menyatakan bahwa terdapat suatu perjanjian. 2. Pengiriman telah dilakukan atas barang yang telah diberikan. 3. Harga jual telah ditentukan dengan pasti, karena perusahaan membuat produknya berdasarkan pesanan dari pelanggan. Dalam menetapkan harga jual produknya perusahaan mempertimbangkan permintaan pelanggan kemudian menawarkan harganya. 4. Produk yang dijual telah dikeluarkan dari pembukuan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain seperti kas atau piutang dagang jadi pertukaran telah terjadi. 5. Bagi PT. Yudhistira Ghalia Indonesia yang merupakan perusahaan manufaktur, penjualan merupakan peristiwa yang paling penting dalam kegiatan ekonominya. 6. Biaya produksi dapat ditentukan secara pasti dengan mudah. Sebagai contoh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia cabang Pematang Siantar pada tahun 2013 melakukan penjualan buku SD, SMP, SMA pada bulan April 2013 s/d Mei 2013 sebanyak exp dengan total harga Rp secara kredit. Pembayaran angsuran dimulai bulan Juli 2013 s/d Januari 2014 dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Tidak dikenakannya bunga atas angsuran. 2. Tidak adanya uang muka. 3. Pembayaran angsuran pada bulan Juli s/d Agustus 2013 sebesar 10 % dari penjualan. 4. Pembayaran angsuran bulan September 2013 sebesar 22,5 %. 5. Pembayaran angsuran bulan Oktober 2013 sebesar 25 %. 6. Pembayaran angsuran bulan November 2013 sebesar 22,5 %. 7. Pembayaran angsuran bulan Desember 2013 sebesar 15 %. 8. Pembayaran angsuran bulan Januari 2014 sebesar 5 %. Tabel 1 Penerimaan Pembayaran Tanggal Keterangan Jumlah ( Rp) Juli 2013 Angsuran Agustus 2013 Angsuran September 2013 Angsuran Oktober 2013 Angsuran November 2013 Angsuran Desember 2013 Angsuran Januari 2014 Angsuran Jumlah (Rp) Sumber Data Kantor Pematang Siantar Berdasarkan tabel, maka dapat diperoleh selisih dari jumlah harga keseluruhan yang telah ditetapkan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia yaitu Rp dengan penerimaan pembayaran yang diterima sebesar Rp Dan selisih sebesar Rp , ini diakui sebagai laba kotor oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia. Berdasarkan metode yang digunakan perusahaan dan melihat bagaimana perusahaan menerapkan metode tersebut dalam kegiatan operasional perusahaan, serta adanya pertimbangan lain atas penggunaan metode tersebut adalah sebagai berikut: 1. Metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan merupakan metode yang tepat bagi PT. Yudhistira Ghalia Indonesia seperti yang digunakan kebanyakan perusahaan manufaktur pada umumnya untuk mengakui pendapatannya. 2. Dengan menggunakan metode pengakuan pada saat penjualan maka laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya. 3. Kemungkinan tidak keseluruhan piutang dapat ditagih. 4. Adanya retur penjualan atau kemungkinan produk dikembalikan oleh pelanggan karena adanya ketidaksesuaian atau kelebihan dengan barang yang dipesan. Penerapan pengakuan pendapatan pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia ini sesuai dengan PSAK No. 23 tentang Pendapatan dimana dalam akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi dari penjualan barang atau produk dimana barang yang dijual merupakan barang yang diproduksi perusahaan seperti buku sekolah. Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia pengakuan pendapatan diakui atas dasar 337

8 peristiwa ekonominya yaitu penjualan barang dengan pengklasifikasian berdasarkan atas kriteria kondisi yang telah dipenuhi sebagai berikut: 1. Perusahaan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. 2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. 3. Jumlah pendapatan atas penjualan barang dapat diukur dengan andal. 4. Manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan. 5. Biaya yang terjadi akan terjadi sehubungan transaksi penjualan barang dapat diukur. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka peneliti akan menarik kesimpulan yang terkait dengan hasil penelitiannya sebagai berikut: 1. Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia penerapan akuntansi secara dasar akrual basis dimana transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian. 2. Penerapan metode pengakuan pendapatan pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia menggunakan metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan dan dimana pendapatannya diperoleh dari pendapatan penjualan barang maka penerapannya tersebut sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.23 tentang Pendapatan. 3. Maka pengakuan pendapatan cicilan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia dapat dikatakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk penerapan penjualan cicilan (angsuran). 2. Agar laporan keuangan perusahaan dapat disajikan secara lebih baik lagi, maka penerapan akuntansinya dalam mengakui pendapatan penjualan cicilan, sebaiknya perusahaan lebih menekankan pada metode akuntansi penjualan cicilan sesuai dengan yang dilakukan perusahaan lain yang banyak melakukan penjualan secara cicilan (angsuran). DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat: Jakarta Keiso, et al Akuntansi Intermediate. Penerbit Erlangga: Jakarta. Rustam Pendapatan menurut standar akuntansi keuangan no. 23. Digitized by USU digital library. Warren, C., S., et al Pengantar Akuntansi. Diterjemahkan oleh Tim Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Wikipedia Indonesia (2009). Pengertian Akuntansi. Diakses 19 November Yadiati, Winwin Pengantar Akuntansi I. Penerbit Salemba Empat: Jakarta Ratnaningsih, Dewi Akuntansi Keuangan Lanjutan. Penerbit Universitas Atmajaya: Yogyakarta. Suwarjono Akuntansi Pengantar 1. Buku Panduan Dosen. Yunus, Hadori dan Harnanto Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi I. Yogyakarta: BPFE. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan: 1. Dengan melihat keunggulan yang dimiliki akrual basis dalam penerapan akuntansinya maka perusahaan akan dapat membuat keputusan yang lebih baik serta laporan keuangan yang disajikan oleh perusahan dapat memberikan gambaran informasi akuntansi yang lebih akurat adanya kapan pendapatan dapat diakui. 834

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang diterapkan PT KPBKaltim.Membandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Dalam buku analisis kritis atas laporan keuangan (Sofyan syafri, 2013 : 59) Kieso, et al. mengemukakan : Akuntansi sebagai suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI PENDAPATAN PSAK 23 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Menggunakan prinsip pengakuan pendapatan Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Suci Anggreani   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING, Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 & NO. 34 ABSTRAK Suci Anggreani email : sucianggreani17@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi menurut Ratnaningsih (2015:77) menyatakan bahwa Konsinyasi adalah penitipan barang oleh pemilik ke pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. PENGERTIAN (Dewi Ratnaningsih, 1998 : 66) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibtakan kenaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengertian Pendapatan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada pelanggan/pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di dalam usahanya. Setiap perusahaan yang didirikan baik itu secara perorangan maupun kelompok,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Pendapatan II.1.1. Pengertian Pendapatan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23, pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Tetapi alangkah lebih baik lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pernyataan PSAK No.34 2.1.1. Tujuan Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN Oleh: 1. Yogi Afrianto ( 21207194 ) 2. Dini Tri Wardani ( 20207343 ) SARMAG AKUNTANSI 1 UNIVERSITAS GUNADARMA 2010 PENDAPATAN Pengertian Menurut PSAK No. 23 paragraf

Lebih terperinci

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA ABSTRAK ENDANG 080420103079 ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA Skripsi. Ekonomi 2013 Kata kunci : ISAK No. 21, PSAK No.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION Aulia Kharisah, Kusni Hidayati, Siti Rosyafah Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 1 menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Pendapatan 1.Pengertian Pendapatan Akuntansi sebagai suatu sistem informasi harus mampu memberikan data ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos tersebut merupakan unsur utama yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dimana pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Sifat Konsinyasi Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik

Lebih terperinci

Pengakuan Pendapatan

Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Lingkungan Terkini Pengakuan Pendapatan saat Penjualan Pengakuan Pendapatan sebelum Pengiriman Pengakuan Pendapatan setelah Pengiriman Pedoman Pengakuan Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. yang penting karena pendapatan adalah objek atas aktivitas

BAB II LANDASAN TEORITIS. yang penting karena pendapatan adalah objek atas aktivitas BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pendapatan Kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk kelangsungan operasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan 2.1.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva kedalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penjualan Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi atas Pendapatan Perusahaan Pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama terbagi menjadi tiga, yaitu pendapatan jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34 Oleh Nama : Yosiana

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga Penerimaan kerjasama produksi dan penyiaran dengan pihak ketiga merupakan penerimaan yang diperoleh dari jasa penayangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem pengelolaan data akuntansi yang berada pada kesatuan struktur-struktur dalam satu entitas, seperti

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak .KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI Sri Supadmini *) Abstrak Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revenue. Istilah pendapatan digunakan untuk menyatakan penghasilan (revenue)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revenue. Istilah pendapatan digunakan untuk menyatakan penghasilan (revenue) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan sering juga diartikan sebagai penghasilan atau juga disebut revenue. Istilah pendapatan digunakan untuk menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DITINJAU DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23 PADA PT. PEMETAR ARGEO CONSULTANT ENGINEERING DI MEDAN

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DITINJAU DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23 PADA PT. PEMETAR ARGEO CONSULTANT ENGINEERING DI MEDAN ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DITINJAU DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23 PADA PT. PEMETAR ARGEO CONSULTANT ENGINEERING DI MEDAN SKRIPSI Oleh : PUTRI INDA UTAMI HASIBUAN NPM : 108330095

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

Makalah Akuntansi Keuangan Menengah Pendapatan

Makalah Akuntansi Keuangan Menengah Pendapatan Makalah Akuntansi Keuangan Menengah Pendapatan makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah Dosen Pengampu : Adeng, M.Pd. Disusun Oleh: Restu Ragil P (09403241042) Ratama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009: Hal ) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009: Hal ) mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009: Hal. 23. 2) mengungkapkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Tujuan

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umumialah dari penjualan barang ataupun jasa. Piutang usaha yang berasal dari transaksi penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang mengandung pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh James M. Reeve. et.al (2009 : 4) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh James M. Reeve. et.al (2009 : 4) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh James M. Reeve. et.al (2009 : 4) menyatakan bahwa : Suatu sistem informasi yang menyediakan laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci