KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015"

Transkripsi

1 RKPD TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN DHARMASRAYA PULAU PUNJUNG, 2014

2

3 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomr 4437), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2010 Nomor 7);

4 16. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2010 Nomor 8); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2010 Nomor 9); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2010 Nomor 10); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2010 Nomor 11); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2010 Nomor 12); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2011 Nomor 1) 22. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2014 Nomor 1) 23. Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tahun Anggaran 2014 (Benta Daerah Kabupaten Tahun 2014 Nomor 1); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015 Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1 Daerah adalah Kabupaten. 2 Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten. 3 Bupati adalah Bupati. 4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten sebagai unsur Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

5 5 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Tahun 2015, yang selanjutnya disebut dengan RKPD Kabupaten Tahun 2015 adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Kabupaten untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten, selanjutnya disebut dengan SKPD. 7 Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2015, yang selanjutnya disebut Renja-SKPD adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yaitu Tahun Rencana Kerja Anggaran Tahun 2015 adalah Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut RKA-SKPD Tahun Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten. Pasal 2 Maksud dan Tujuan Ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai berikut : (1) Untuk memberikan arah dan kesatuan persepsi dalam pelaksanaan pembangunan daerah untuk kurun waktu satu tahun ke depan. (2) Instrumen untuk menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dalam rangka Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Dharnasraya Tahun Anggaran (3) Mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, baik antar sektor pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan (SKPD). Pasal 3 (1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 terdiri atas satu Dokumen Perencanaan Pembangunan Kabupaten Tahun 2015 dimulai dari tanggal 01 Januari 2015 dan berakhir pada tanggal 31 Desember (2) Dokumen perencanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran Peraturan Bupati ini. Pasal 4 (1) RKPD Tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Tahun sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2011, (2) RKPD Tahun 2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat Rancangan Kerangka Keuangan Daerah Tahun 2015, yang termasuk dalam arah kebijakan umum, tema, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya. (3) RKPD Tahun 2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi : a. acuan dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD Tahun 2015);

6

7 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja serta pendanaannya baik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dimana RKPD Kabupaten Tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tahun untuk periode pelaksanaan tahun Penyusunan RKPD ini merupakan salah satu amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Adapun dokumen perencanaan yang diamanatkan untuk daerah terdiri dari: 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 3. Rencana Strategis (Renstra) SKPD 4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 5. Rencana Kerja (Renja) SKPD. Dari 5 (lima) dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut di atas, hanya RPJPD yang belum ditetapkan melalui peraturan daerah, namun telah disusun sejak tahun 2012 dan sedang menunggu proses pembahasan rancangan peraturan daerah untuk ditetapkan sebagai peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dokumen RPJPD ini dijadikan acuan dan pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan maupun penyusunan dokumen RPJMD periode berikutnya. Tahapan dan proses penyusunan RKPD ini telah berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam pelaksanaannya, secara umum proses dan tahapan penyusunan RKPD ini telah sesuai dengan proses dan tahapan yang diatur dalam permendagri tersebut yang dimulai dengan rancangan awal RKPD, diikuti oleh rancangan Renja SKPD, rancangan RKPD, pelaksanaan Musrenbang RKPD yang dimulai dari tingkat nagari hingga tingkat kabupaten, maupun Musrenbang provinsi dan Musrenbang nasional menjadi bahan masukan dalam penyusunan RKPD, selanjutnya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 1

8 Pemerintah Kabupaten dilaksanakan proses penetapan RKPD melalui peraturan Bupati dan diikuti dengan proses penyempurnaan/ perbaikan rancangan Renja SKPD serta verifikasi yang dilakukan oleh Bappeda, selanjutnya Renja SKPD yang telah diverifikasi dilakukan pengesahan oleh Bupati serta dilanjutkan dengan penetapan renja SKPD oleh kepala SKPD yang mengacu pada RKPD yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelas alur penyusunan RKPD Kabupaten adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Alur Penyusunan RKPD Kabupaten Tahun 2015 Dalam perjalanan pelaksanaan proses penyusunan RKPD maupun Renja SKPD sebagaimana diatur dalam Permendagri 54/2010 ini masih terkendala oleh beberapa hal diantaranya : masih kurangnya ketersediaan data yang digunakan untuk mengukur indikator kinerja pemerintah daerah sehingga sulit untuk mengukur perkembangan kinerja dari tahun ke tahun, rancangan awal renja SKPD oleh beberapa SKPD masih belum utuh dalam penyajian sistematikanya, belum dijadikannya standar pelayanan minimum (SPM) sebagai acuan dasar dalam pemberian pelayanan dasar, serta perlunya meningkatkan koordinasi dan sinergi pada hal-hal yang bersifat lintas sektoral, lintas bidang dan lintas wilayah. Apabila beberapa titik kelemahan dalam penyusunan ini dapat diminimalisir maka akan mampu melaksanakan target pembangunan secara efektif dengan anggaran yang efisien sehingga mampu mengatasi permasalahan pembangunan daerah. Harapan untuk tetap menjadi salah satu daerah yang mampu melaksanakan pembangunan ekonomi dan adaya pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkualitas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya juga dapat diwujudkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 2

9 Pemerintah Kabupaten Mengingat RKPD Kabupaten Tahun 2015 merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten Tahun untuk tahun kelima, maka hal utama yang perlu diperhatikan adalah hasil evaluasi yang telah dilaksanakan yaitu berupa pencapaian target RPJMD serta memprioritaskan pelaksanaan program dan kegiatan yang belum berjalan secara optimal atau belum mencapai target-target kinerja pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Selanjutnya RKPD Kabupaten Tahun 2015 ini akan menjadi acuan SKPD dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sekaligus sebagai pedoman dalam penyusunan rancangan APBD Kabupaten Tahun 2015 yaitu penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun 2015 serta penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Dengan kata lain program dan kegiatan yang ada pada perencanaan anggaran tidak ada yang diluar program dan kegiatan yang telah tercantum dalam RKPD Tahun 2015, begitupun dalam pencantuman indikator kinerja program/kegiatan RKPD maupun Renja SKPD juga menjadi pedoman utama dalam proses pengganggaran selanjutnya DASAR HUKUM PENYUSUNAN Peraturan perundang-undangan yang memuat ketentuan secara langsung terkait dengan penyusunan RKPD adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setelah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004; 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 3

10 Pemerintah Kabupaten 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tahun ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tahun untuk tahun kelima. Selain RPJMD, RKPD Kabupaten Darmasraya Tahun 2015 juga memiliki keterkaitan dengan berbagai dokumen perencanaan daerah Kabupaten sendiri, dokumen perencanaan Provinsi Sumatera Barat maupun nasional, diantara dokumen perencanaan yang terkait adalah sebagai berikut : - RTRW Kabupaten Tahun Rancangan RPJPD Kabupaten Tahun (dalam proses perda) - Midterm Review RPJMD Kabupaten - Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3ED) Tahun Analisis komoditi unggulan Kabupaten - Buku Putih Sanitasi Dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten - Strategi Penaggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten - Dokumen tingkat provinsi : RPJMD Provinsi Sumatera Barat, MP3ESB Tahun , Hasil kesepakatan Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 untuk penyusunan RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun Dokumen Nasional : RKP Nasional Tahun 2015, RPJP Nasional, MP3EI dan MP3KI RKPD sebagai dokumen perencanaan tahunan, selain mempedomani RPJMD juga memperhatikan dokumen perencanaan lainnya, baik dokumen yang bersifat/ tergolong rencana strategis (strategic plan) maupun rencana aksi (action plan) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 4

11 Pemerintah Kabupaten lainnya, maka disini RKPD lebih berfungsi sebagai dokumen rencana aksi paling handal, maka tak ideal apabila dokumen perencanaan lainnya dapat terlaksana tanpa dilebur secara terintegrasi menjadi satu dokumen perencanaan daerah tahunan yang disebut dengan RKPD SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD Sebagaimana telah diatur dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, maka sistematika RKPD Kabupaten Tahun 2015 adalah sebagai berikut : BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen RPJMD, serta keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional maupun daerah. 1.3 Hubungan Antar Dokumen Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya. 1.4 Sistematika Dokumen RKPD Mengemukakan sistematika penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya. 1.5 Maksud dan Tujuan Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD dan sasaran penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Tahun EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Gambaran umum kondisi daerah dijelaskan berdasarkan 4 aspek Aspek Geografi dan Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 5

12 Pemerintah Kabupaten 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Selain itu mencakup pula realisasi RPJMD yang bersumber dari telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan realisasi Renstra SKPD oleh masing-masing SKPD dan/atau dari laporan pertanggung jawaban APBD menurut tahun-tahun yang berkenaan. 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah berisi uraian rumusan umum permasalahan pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis subbab dan yaitu isu strategis daerah yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah serta permasalahan lainnya yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi SKPD Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Arah kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah, serta isu strategis daerah sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun rencana. 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Mengemukakan tentang arahan nasional dan provinsi dibidang ekonomi yang bersumber dari dokumen RKP (Nasional), RKPD provinsi dan juga kebijakan dibidang ekonomi dalam dokumen RPKD kabupaten untuk tahun Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun Kebijakan Keuangan Daerah Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Arah Kebijakan Keuangan Daerah Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Arah Kebijakan Belanja Daerah Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 6

13 Pemerintah Kabupaten BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan nasional, serta capaian kinerja yang direncanakan dalam RKPD. 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Menjelaskan tentang hubungan tujuan/sasaran RKPD tahun 2015 dengan tujuan/sasaran pembangunan 5 (lima) tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD. 4.2 Prioritas dan Pembangunan Suatu prioritas pembangunan daerah tahun 2015 pada dasarnya merupakan gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) pada tahun rencana. BAB V BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan RKPD tahun 2015, dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. PENUTUP Mengemukakan penjelasan singkat tentang kaidah pelaksanaan yang telah ditempuh dalam rangka mendorong partisipasi masyarakat dan menjadi pedoman rancangan akhir Renja SKPD, serta sebagai bahan penyusunan KUA/PPAS dan RAPBD tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 7

14 Pemerintah Kabupaten 1.5. MAKSUD DAN TUJUAN Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 ini dimaksudkan sebagai: a. Menentukan arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2015 b. Menjadi acuan SKPD dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD c. Pedoman dalam penyusunan rancangan APBD Kabupaten Tahun 2015 yaitu Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun 2015 serta penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015 Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 adalah sebagai alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta sebagai alat dalam mengevaluasi pelaksanaan pembangunan daerah agar pembangunan dapat berjalan secara bertahap dan berkelanjutan. Tujuan penyusunan RKPD ini juga untuk meningkatkan peran Stakeholders, bukan hanya pemerintah, tapi juga peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan melalui upaya publikasi dan peningkatan transparansi mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan hingga capaian hasil pembangunan daerah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 I - 8

15 BAB II Pemerintah Kabupaten EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Gambaran umum kondisi daerah dijabarkan berdasarkan hasil analisis dan kajian gambaran umum kondisi daerah pada tahap perumusan. Tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran umum kondisi daerah ditampilkan dalam penyajian. Hanya informasi yang relavan dan penting saja yang perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus yang baik dalam dokumen. Suatu informasi dianggap relevan dan penting jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah, dan kebutuhan perumusan strategi. Ketersediaan data gambaran umum kondisi daerah selengkapnya dapat dilihat di Lampiran I Peraturan Menteri ini. Data dan informasi gambaran umum kondisi daerah Kabupaten terkait pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang dilihat meliputi: 1) Aspek Geografi dan Demografi, 2) Aspek Kesejahteraan Masyarakat, 3) Aspek Pelayanan Umum, dan 4) Aspek Daya Saing Daerah Aspek Geografi dan Demografi Kondisi geografi daerah Kabupaten terletak pada posisi 0 o o Lintang Selatan dan 101 o o Bujur Timur. yang berada pada wilayah perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Riau dan dilewati oleh Jalur Lintas Tengah Sumatera. Secara administratif, wilayah Kabupaten berbatasan dengan : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Gadang dan Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, serta Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -1

16 Pemerintah Kabupaten b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Bungo dan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok dan Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. Luas wilayah Kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 yaitu 2.961,13 Km² ( Ha), sedangkan berdasarkan RTRW Kabupaten Tahun yang dilakukan dengan meggunakan pemetaan digitasi citra spot 5 maka Kabupaten memiliki luas Ha. Maskipun secara legalitas, luas Kabupaten terjadi perbedaan dengan aturan sebelumnya, baik Undang- Undang Nomor 38 Tahun 2003 ataupun Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 4 Tahun Namun penggunaan angka luas wilayah pada RTRW ini ini butuh sinkronisasi dengan wilayah yang lebih besar dan penyatuan persepsi. Karena secara fakta dalam data statistik baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, maupun daerah kab/kota lain di Sumatera Barat sampai saat ini masih belum menggunakan luas wilayah yang telah tercantum di dalam RTRW. Secara administrasi, Kabupaten terdiri dari 11 kecamatan, 52 nagari, dan 260 jorong. Namun demikian luas wilayahnya juga beragam, dilihat dari tabel di bawah, ada 2 (dua) kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Koto Besar dan Kecamatan Pulau Punjung. namun dilihat dari jumlah nagari dan jorong, Kecamatan Asam Jujuhan memiliki jumlah wilayah administrasi terbanyak, terdiri dari Nagari yaitu 7 (tujuh) nagari dengan 32 jorong. Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong Kabupaten No Kecamatan Luas wilayah Jumlah (Ha) Nagari Jumlah jorong 1 Sungai Rumbai 47, Koto Besar 488, Asam Jujuhan 257, Koto Baru 251, Koto Salak 464, Tiumang 129, Padang Laweh 59, Sitiung 87, Timpeh 237, Pulau Punjung 482, IX Koto 454, Jumlah 2.961, Sumber : Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 dan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -2

17 Pemerintah Kabupaten Kondisi dan Topografi wilayah Kabupaten mayoritas merupakan lahan datar dengan Ketinggian dari 82 m dpl dan m32 dpl. Ketinggian terendah berada di wilayah Kecamatan IX Koto dan Ketinggian tertinggi berada di rangkaian Bukit Barisan yang melewati daerah Kabupaten. Ditinjau dari segi proporsi pola ruang, Kabupaten termasuk daerah yang memiliki kawasan budidaya yang besar di Sumatera Barat, yaitu dengan kawasan budidaya Ha (92,84%), dan hanya sebesar Ha (7,61%) luas kawasan lindung dari Ha total luas daerah Kabupaten. Tabel 2.2 Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat No Nama Wilayah Kabupaten Luas Kawasan Lindung Luas Kawasan Budidaya Luas Wilayah (Ha) % (Ha) % (Ha) 1 Pesisir Selatan % % Solok Selatan % % % % Solok % % Limapuluh Kota % % Agam % % Padang Pariaman % % Tanah Datar % % Pasaman % % Pasaman Barat % % Sijunjung % % Mentawai % % Kota 1 Solok % % BukitTinggi % Padang % % Padang Panjang % % Pariaman % Payakumbuh % % Sawahlunto % % Jumlah (Ha) ,86% ,14% Sumber: Perda No. 10 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -3

18 Pemerintah Kabupaten No a Ditinjau dari tabel di atas, maka berdasarkan luas maupun persentase kawasan budidaya Kabupaten dibandingkan dengan rata-rata kab/kota di Sumatera Barat yang hanya 64,14%, maka hal ini memberikan peluang yang besar untuk menggali dan mengembangkan potensi sumberdaya Kabupaten, baik untuk pertanian, pertambangan maupun sektor lainnya. Adanya perubahan penggunakan lahan yang terjadi di Kabupaten Tahun 2010 hingga 2013 dapat diamati pada tabel 2.3 sebagai berikut : Penggunaan Tanah Lahan Bukan Pertanian Tabel 2.3 Luas Lahan Menurut Penggunaan Kabupaten Tahun 2010 dan Tahun 2013 Luas lahan (Ha) Persentase Luas lahan (Ha) Persentase Perubahan (ha) ,08% ,30% b Lahan Pertanian ,92% ,70% (12.496) 1 Sawah ,13% ,70% (1.294) 2 Tegal ,36% ,20% Ladang/ Huma 600 0,20% 973 0,33% Penggembalaan ,55% 917 0,31% (697) 5 Sementara Tidak Diusahakan ,50% ,85% (61.165) 6 Hutan Rakyat ,68% ,95% Perkebunan ,56% ,57% Tambak - 9 Empang 180 0,06% (180) 10 Lainnya ,88% ,49% Jumlah/Total % % - Sumber : Dalam Angka 2011 dan Dalam Angka 2014 Dalam kurun waktu 2010 sampai 2013 terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam penggunaan lahan, yaitu berkurangnya lahan pertanian secara keseluruhan seluas ha atau proporsinya turun dari 89,92% di tahun 2010 menjadi 85,70% di tahun 2013, diantaranya karena berkurangnya luas sawah, turunnya luas penggembalaan padang rumput serta hilangnya empang. Namun perubahan positif justru terjadi pada luas lahan perkebunan yang naik dari ha menjadi ha atau naik sekitar ha. Adanya perubahan luas lahan perkebunan ini disebabkan oleh adanya pertambahan luas lahan perkebunan terutama komoditi sawit dan karet, baik oleh perkebunan rakyat serta perkebunan besar yang masuk berinvestasi ke Kabupaten, sebagian lagi kenaikan jumlah lahan perkebunan ini juga karena adanya alih fungsi lahan sawah menjadi lahan perkebunan oleh masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -4

19 Pemerintah Kabupaten Kabupaten memiliki sumber daya air yang cukup melimpah dengan jumlah sungai sebanyak 60 buah. Diantara sungai-sungai tersebut kabupaten dialiri oleh Sungai Batang Hari yang menjadi salah satu sumber air untuk irigasi yang diharapkan mampu untuk mengairi sebagian besar areal sawah di Kabupaten, untuk perikanan, serta berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber energi listrik (PLTMH). Tabel 2.3 berikut ini menggambarkan beberapa sungai yang telah dimanfaatkan, yaitu : Tabel 2.3 Nama, Lokasi dan Kondisi Fisik Sungai di Kabupaten No Nama Sungai Kecamatan Panjang Lebar Dalam Kecepatan (km) (m) (m) (m/dt) Keterangan 1 Batang Hari Pulau Punjung 50,00 90,00 2,75 1,000 Untuk irigasi 2 Batang Piruko Pulau Punjung 18,00 20,00 1,00 0,450 Sumber air BPAM Koto Baru 3 Batang Neli Pulau Punjung 8,00 6,00 0,80 0,650 Sumber air BPAM Pulau Punjung Sumber: Perda No. 10 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Tahun Potensi Pengembangan wilayah Banyaknya potensi sumber daya alam yang masih bisa digali dan dikembangkan serta adanya perkembangan pembangunan yang cukup pesat tentunya ini membawa pengaruh terhadap dampak yang akan terjadi untuk masa mendatang, khususnya tahun perencanaan 2015 : 1. Peluang Perkembangan Pertanian a. Pengembangan pertanian tanaman pangan lahan basah Perkembangan pertanian tanaman pangan merupakan subsektor yang memiliki tantangan dan permasalahan yang relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan subsektor lain. Alih fungsi lahan sawah yang sudah terjadi, baik untuk dijadikan kebun maupun peruntukan lainnya yang berlomba dengan kegiatan cetak sawah yang telah dilaksanakan mulai tahun 2010 hingga tahun 2014 ini mesti mendapatkan perhatian khusus. Pentingnya mempertahankan lahan yang ada serta terus melakukan cetak sawah ini dalam rangka ikut serta dalam rangka mempertahankan swasembada beras nasional.secara lokal, dilihat dari produksi padi yang dihasilkan, saat ini sudah berhasil menjadi daerah yang berswasembada beras. b. Pengembangan pertanian perkebunan Perkebunan merupakan salah satu sektor primadona di Kabupaten. 2 (dua) komoditi utama yang sedang berkembang pesat di adalah tanaman karet dan kelapa sawit. Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 luas kedua komoditi ini mengalami perubahan positif, baik dilihat dari luas lahan, produksi, maupun produktivitasnya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -5

20 Pemerintah Kabupaten c. Pengembangan pertanian tanaman buah dan sayuran (hortikultura) Pengembangan pertanian hortikultura buah-buahan seperti durian, manggis, dan duku berpotensi untuk dikembangkan mengingat pasar yang terbuka, produk yang spesifik dan memiliki input pertanian yang kecil. Pengembangan komoditi ini dapat mempertahankan fungsi konservasi lahan. Kabupaten Dharmasaraya telah mengarahkan pengembangan area perkebunan hortikultura manggis seluas 75 Ha di Kecamatan Silago, durian seluas 75 Ha di nagari Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung, dan Salak seluas 30 Ha di Kecamatan Koto Salak. Peluang pengembangan pertanian hortikultura buah-buahan terutama pada kawasan berfungsi penyangga dan relatif tertinggal seperti di kawasan Silago. d. Peluang Perkembangan Pertambangan Pada sektor pertambangan terdapat beberapa bahan galian yang ada di Kabupaten, diantaranya batubara, bitumen padat, emas sekunder, biji besi, batu gamping, pasir kuarsa, batu gunung, mangan, dan tanah liat. Potensi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.4 Potensi Sumber Daya Hipotetik Batu Gunung Kabupaten No Potensi Lokasi Sebaran Satuan Potensial Keterangan 1 Hipotetik Batu Gunung Gunung Medan M² 944,1 Jutaan Ton Bukit Pintu M² 119,242,200 Bukit Gadang M² 13,310,000 Gunung Hulubanai M² 2,989,300 Gunung Mangantai M² 20,194,900 Bkt. S. Mujung M² 13,850,800 Bkt. Ambacang M² 63,644,000 Bkt. Bulangan M² 5,270,900 2 Batu Bara Asam Jujuhan Luas Areal (Ha) ,91 Sumber Daya (MT) Cadangan Layak Umur Tambang 18 Tahun Kalori (Kcal/kg) Padang laweh Luas Areal (Ha) Sumber Daya (MT) Cadangan Layak Umur Tambang 10 Tahun Kalori (Kcal/kg) Luas Areal (Ha) Sumber Daya (MT) Kalori (Kcal/kg) Bijih Besi Asam Jujuhan Asam Luas Areal Jujuhan (Ha) Sumber Daya (MT) Cadangan Layak Tambang/ Umur Tambang Miniable (MT) 24 tahun Fe Total 61 70% IX Koto Luas Areal (Ha) 1000 Sumber Daya (MT) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -6

21 Pemerintah Kabupaten No Potensi Lokasi Sebaran Satuan Potensial Keterangan Fe Total 61,4 4 Mangan Timpeh Luas Areal (Ha) 1000 Sumber Daya (MT) Mangan Total 40 s/d 48% 5 Bintumen Luas Areal (Ha) Sumber Daya (MT) Sumber Daya Minyak Barr Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Tahun 2010 e. Potensi Pengembangan Pariwisata Salah satu potensi wisata yang bisa dikembangkan yaitu wisata sejarah berupa peninggalan candi yaitu, candi padang Roco, Candi Pulau Sawah, Candi Rambahan, Candi Awang Maombiek serta rumah kerajaan di siguntur, Pulau Punjung dan Padang Laweh, potensi objek wisata alam juga terdapat di beberapa wilayah air terjun timbulun indah dan air panas sungai belit Wilayah Rawan Bencana Terdapat 3 (tiga) jenis bencana yang rawan terjadi di Kabupaten, yaitu banjir, longsor dan pencemaran lingkungan, berikut penjelasannya : - Banjir, lokasinya tersebar di beberapa daerah yaitu : Kec. Timpeh, Kec. Koto Besar, Kec. Koto Baru, Kec. Sitiung, Kec. Padang Laweh, Kec. Koto Salak, dan kec. Pulau Punjung. Adapun aliran sungai yang menyebabkan banjir diantaranya : Sungai Batang Timpeh, Sungai Abai Siat, Sungai Bonjol, dan Sungai Batang Hari. Untuk itu beberapa hal yang perlu dilakukan adalah melalui normalisasi sungai dan pembangunan tanggul - Lokasi rawan longsor di Kabupaten yaitu: Kecamatan IX Koto, Nagari Sialang Kecamatan Pulau Punjung, dan Kampung Surau Kecamatan Pulau Punjung. Tingkat kerentanan terhadap bahaya longsor Kerawanan sedang dan tinggi terdapat pada kawasan berbukit yang terdapat pada bagian barat dan sebagian timur kabupaten. - kerawanan pencemaran lingkungan pada sungai di Kabupaten. Adanya aktivitas penambangan liar mengakibatkan adanya baku mutu air raksa telah dilewati terutama pada sungai Muaro Pangian dan Sungai Batanghari bagian hulu, dan pada jumlah yang tidak terlalu siginifikan pada sungai Batang Abai Siat, Batang Betung, Batang Siat Hilir, Batang Timpeh, dan Muaro Batang Momongan. Kasus pencemaran lainya juga terjadi di beberapa aliran sungai seperti di Kecamatan Kec. Asam Jujuhan yang disebabkan oleh limbah buangan pabrik. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -7

22 Pemerintah Kabupaten Demografi No Dilihat dari sisi demografi, salah satu hal yang perlu diangkat yaitu dan berbeda dengan umumnya daerah lain, besarnya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan dengan perempuan, bahkan ini terjadi di setiap kecamatan di. Rasio jenis kelamin tertinggi ada di kecamatan Asam Jujuhan yaitu sebesar 118 dan yang terkecil ada di Kecamatan IX Koto sebesar 102. Kecamatan Tabel 2.5 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tahun 2010 Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah rasio jenis kelamin Luas wilayah Kepadatan Penduduk 1 Sungai Rumbai ,63 377,68 2 Koto Besar ,19 46,86 3 Asam Jujuhan ,72 40,89 4 Koto Baru ,35 114,57 5 Koto Salak ,39 32,46 6 Tiumang ,18 85,88 7 Padang Laweh ,76 89,83 8 Sitiung ,68 262,53 9 Timpeh ,93 56,57 10 Pulau Punjung ,5 74,32 11 IX Koto ,8 16,15 Jumlah ,13 64,64 Sumber : Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Berdasarkan data hasil sensus penduduk tahun 2010 di atas, Kecamatan Sungai Rumbai dengan luas wilayah terkecil, namun memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu 377 orang/km 2, 2 kecamatan lainnya yang tergolong relatif padat dibandingkan kecamatan lain yaitu kecamatan Sitiung dengan 262 jiwa/km, diikuti oleh kecamatan Koto Baru dengan 114 jiwa/km. sedangkan jumlah penduduk terbanyak ada di kecamatan Pulau Punjung dengan jiwa, sebaliknya jumlah penduduk paling sedikit ada di kecamatan Padang Laweh. Digolongkan kepada suku, maka memiliki beragam suku dan budaya yaitu berasal dari minang, jawa dan juga batak Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -8

23 Pemerintah Kabupaten Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran dan hasil analisis terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, mencakup: a. Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, b. Fokus kesejahteraan sosial, c. Fokus seni budaya dan olah raga Fokus kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah, dimana adanya perubahan nilai PDRB setiap tahunnya menggambarkan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Pada tahun 2012, nilai PDRB berdasarkan harga berlaku (ADHB) Kabupaten sebesar 3,45 triyun, naik menjadi 3,94 trilyun di tahun Sebagaimana tahun sebelumnya, sektor pertanian masih menjadi primadona yang sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, kontribusi sektor pertanian cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan sektor selain sektor pertanian bergerak sedikit lebih cepat dibandingkan sektor pertanian Dilihat dari subsektor pembentuk nilai PDRB di sektor pertanian, sub sektor perkebunan lebih berkembang pesat dibandingkan sub sektor lainnya, yaitu tumbuh sekitar 8,45%. Namun disisi lain, sub sektor tanaman pangan & hortikultura belum menunjukkan perubahan yang baik, dan menunjukkan adanya pertumbuhan yang bernilai negatif sekitar -1,30%. Kurang bergairahnya subsektor ini disebabkan adanya alih fungsi lahan tanaman pangan menjadi lahan lain seperti menjadi lahan kebun maupun untuk perumahan. Hal ini sangat disayangkan mengingat kapasitas sawah yang dialiri oleh irigasi batang jauh cukup lebih luas dibandingkan dengan ketersediaan lahan sawah yang ada. Atau dengan kata lain masyarakat pemilik sawah lebih tertarik untuk menanam tanaman kebun (karet, sawit, kakao) dibandingkan dengan padi, selain itu di beberapa wilayah juga ditemui sawah yang letaknya lebih tinggi dari irigasi yang tersedia. Selain sektor pertanian, 3 (tiga) sektor lain yang cukup berdampak besar dalam menentukan nilai PDRB (diatas 10%) adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa dengan nilai kontribusi sebesar 11,67%, 11,59% dan 16,42%, ketiga sektor ini memperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik yaitu di atas 6%, ini menggambarkan bahwa investasi daerah juga telah berkembang dengan baik. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -9

24 Pemerintah Kabupaten PDRB Tabel 2.6 Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Tahun Nilai (Milyar Rp) Perubahan (%) * 2012** 2013** 2012** 2013** Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Sumber : BPS Kabupaten * Angka diperbaiki ** Angka sementara Melihat adanya pertumbuhan negatif pada sub sektor tanaman pangan, ke depan akan menjadi perhatian dan prioritas utama daerah dan harus mampu mengatasi permasalahan utama penyebab turunnya nilai PDRB di sub sektor ini. Karena perhatian untuk subsektor ini tidaklah sedikit, mengingat adanya cetak sawah yang sudah terealisasi 1000 ha, bantuan alat, maupun bantuan benih yang sudah diberikan kepada masyarakat, hal ini perlu dievaluasi kembali permasalahan maupun kendala yang dihadapi di lapangan. Adanya upaya pemerintah untuk merevitalisasi dan perlindungan lahan dilakukan dengan melindungi dan menjamin ketersediaan lahan dengan menindaklanjuti UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Peraturan Pemerintah pendukungnya. Sekarang sudah terbit PP No. 1/2011 tentang Penetapan dan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan, PP No 12/2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, PP No. 25/2012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan PP No. 30/2012 tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Peraturan Menteri Pertanian No 07/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Selain aturan tersebut, pengaturan dan pelaksanaan penataan ruang juga perlu dipertimbangkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -10

25 Pemerintah Kabupaten No Tabel 2.7 Laju Pertumbuhan dan Distribusi PDRB ADHK Tahun Kabupaten LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Kontribusi Pertanian 5,50 5,93 35,37 33,48 2. Pertambangan dan penggalian 11,21 3,41 6,24 6,06 3. Industri pengolahan 4,99 5,25 5,72 5,45 4. Listrik dan air 3,51 5,44 1,04 0,96 5. Bangunan 7,62 9,01 13,68 14,29 6. Perdagangan, hotel dan restoran 6,89 6,56 12,76 13,34 7. Angkutan dan komunikasi 5,62 8,07 6,87 7,24 8. Keu, persewaan & jasa perusahaan 10,06 6,93 4,14 4,27 9. Jasa-jasa 6,33 7,31 14,18 14,90 Total 6,51 6,55 100,00 100,00 Sumber: PDRB Kabupaten Tahun 2013 Pada tabel 2.7 terlihat adanya perubahan kontribusi sektor-sektor terhadap PDRB dari tahun 2010 ke tahun 2013, hal ini menggambarkan perubahan struktur ekonomi di Kabupaten. dibandingkan dengan tahun 2010 dan tahun 2013, ada 4 sektor yang mengalami penurunan kontribusi PDRB, yaitu sektor pertanian sebesar -1,03. Hal serupa juga terjadi pada 3 sektor lainnya, yaitu sektor pertambangan, sektor industri, serta sektor listrik dan air bersih. Sedangkan 4 sektor lainnya memiliki sedikit peningkatan kontribusi terhadap PDRB berkisar antara 0,09 % sampai dengan 0,53%. b. Laju Inflasi Dalam analisa angka inflasi, dalam hal ini angka inflasi yag digunakan adalah angka inflasi kota Padang sebagai ibukota provinsi dan angka ini digunakan oleh kab/kota sebagai acuan inflasi provinsi secara keseluruhan, meskipun angka ini secara umum belum dapat mewakili kecenderungan kejadian inflasi sebenarnya kab/kota di Sumatera Barat. Digunakannya angka inflasi kota padang karena belum adanya perhitungan angka inflasi di Kabupaten Dharasraya. Triwulan IV tahun 2013 tercatat angka inflasi sebesar 10,87% (yoy) angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dipicu oleh adanya kenaikan kenaikan harga LPG 12 kg dan tarif tegangan listrik (TTL) yang berdampak pada kenaikan barang hasil industri, selain itu juga tingginya aktivitas menjelang pilpres 2014 dan masih adanya lanjutan lonjakan harga bulan Ramadhan berpotensi meningkatkan inflasi lebih lanjut. Berdasarkan Kajian Ekonomi Regional Bank Indonesia, memasuki triwulan I tahun 2014 inflasi sudah agak mereda dan berada pada 8,63% (yoy). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -11

26 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.8 Nilai Inflasi Year on Year Kota Padang Tahun NO URAIAN * 2013 * Rata-Rata Inflasi (%) INFLASI 3,05 5,37 4,16 10,87 5,86 Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Bank Indonesia, Provinsi Sumatera Barat Tahun Saat ini Kabupaten sudah terbentuk Tim Pengendali Inflasi Derah (TPID) Kabupaten, maka banyak hal yang perlu diakukan untuk mengendalikan inflasi daerah terutama dalam menjaga stabilitas harga, diantaranya upaya terebut dengan mengadakan pasar murah terutama pada hari besar atau disaat adanya lonjakan harga kebutuhan pokok, perlunya optimalisasi dan pemanatauan harga juga perlu dilakukan. c. PDRB Per Kapita PDRB perkapita sebagai salah satu indikator uintuk menentukan tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu daerah, namun belum sepenuhnya dapat menggambarkan tingkat kemakmuran penduduknya. faktor lain yang menentukan kesejahteraan penduduk adalah tingkat kemiskinan, pemerataan pendapatan (GINI rasio) dan iklim investasi yang digambarkan oleh angka ICOR (GINI Rasio dan ICOR belum diperoleh dari BPS). Tabel 2.9 PDRB Perkapita dan PDRB Regional Per Kapita Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten PDRB (Rp. Juta) Jumlah penduduk (jiwa) PDRB Perkapita (Rupiah) Perubahan (%) Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) Perubahan (%) , ,87 9, ,54 9, , ,91 12, ,79 12, , ,86 11, ,20 11, * , ,02 11, ,01 11, ** , ,95 11, ,50 11,51 Sumber : PDRB Kabupaten Tahun * Angka diperbaiki ** Angka sementara Dilihat dari tabel 2.9 di atas, peningkatan nilai PDRB juga diikuti oleh naiknya pendapatan perkapita penduduk dari tahun ke tahun, jika tahun 2010 hanya sebesar Rp 12,4 juta, maka di tahun 2013 pendapatan perkapita penduduk telah mencapai Rp 19,36 juta. Dari tahun 2010 hingga tahun 2013, tingginya pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan rata-rata Sumbar, diharapkan beberapa tahun ke depan dapat mencapai rata-rata pendapatan perkapita Sumbar yang saat ini berada pada angk 22 juta. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -12

27 Pemerintah Kabupaten Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan daerah bidang kesejahteraan masyarakat terkait dengan upaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten yang tercermin pada pendidikan, kesehatan, pertanahan, dan ketenagakerjaan yang merupakan salah satu indikator makro pembangunan daerah. a. Pendidikan Bidang pendidkan merupakan komponen utama dalam perhitungan indek pembangunan manusia (IPM), dari 4 (empat) indikator pembentuk nilai IPM, 2 (dua) diantaranya merupakan indikator pendidikan yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Angka Melek Huruf (AMH) menggambarkan proporsi penduduk yang dapat membaca dan menulis (latin dan huruf lainnya). Lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tahun No Indikator Angka Harapan Hidup (tahun) 66,25 66,50 2 Angka Melek Huruf (persen) 97,27 97,29 3 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 8,24 8,24 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan 4 (Rp 000/bulan) 610,06 612,72 IPM 69,89 70,25 Sumber : BPS Kabupaten, Tahun 2013 Selain AMH dan rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) juga dipandang sebagai ukuran dalam melihat perkembangan bidang pendidikan. APK digunakan untuk mengukur partisipasi sekolah di suatu jenjang pendidikan tanpa mempertimbangkan usia sekolah, sedangkan APM merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur partisipasi sekolah dari murid usia sekolah yang bersesuaian. Berdasarkan tabel di bawah, nilai APK mengalami fluktuasi yang cukup besar sebagaimana dapat dilihat pada tabel bawah ini. Tabel 2.11 APM dan APK Kabupaten Tahun 2011 s/d 2013 Tingkat Pendidikan APK APM 2011* 2012* * 2012* 2013 SD/MI 103,99 110,38 139,66 94, SMP/MTs 79,13 73,52 92,31 59,12 60,28 73,34 SMA/MA 69,13 52,5 66,41 44,14 40,68 52,66 Sumber : Profil Pendidikan Kab. Tahun 2013 * : Dalam Angka Tahun 2012 dan 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -13

28 Pemerintah Kabupaten Gambar 2.1 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten 2011 s/d ,00 120,00 100,00 94,75 97,59 123,2 80,00 60,00 40,00 20,00 59,12 60,28 44,14 40,68 73,34 52,66 0, SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK Gambar 2.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten 2011 s/d ,00 140,00 139,66 120,00 100,00 80,00 60,00 103,99 79,13 69,13 110,38 73,52 52,5 92,31 66,41 40,00 20,00 0, SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK b. Kesehatan Kesehatan adalah salah satu hak dasar masyarakat. Namun, pemenuhan hak dasar tersebut kadang dihadapkan pada berbagai macam persoalan baik secara teknis maupun non teknis. Adapun indikator kinerja kesehatan secara makro dapat dilihat dari AKHB, Angka usia harapan hidup, dan Persentase balita gizi buruk. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -14

29 Pemerintah Kabupaten Kondisi kesehatan masyarakat secara umum terlihat dari kondisi fasilitas kesehatan yang ada selama ini dianggap cukup berhasil menunjukkan kinerjanya, ini dapat dilihat dari semakin tingginya angka Usia Harapan Hidup (UHH), pada tahun 2012 berada pada angka 66,5 tahun. Angka kelahiran bayi pada tahun 2012 mencapai 3027 orang dengan jumlah Bayi Berat badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 3,6% dengan jumlah gizi buruk sebanyak 82 orang. Untuk tahun 2013 angka kelahiran bayi naik menjadi sebanyak 3761 orang dengan jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurun sebanyak 2,6% serta angka bayi gizi buruk juga mengalami penurunan yang yaitu sebanyak 53 orang. Tabel 2.12 Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Bergizi Buruk Tahun Bayi Lahir BBLR Gizi Buruk ,5% ,6% ,6% 53 Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2013 Angka Kematian Anak Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, yang dinyatakan dengan angka kematian anak bayi per 1000 kelahiran hidup. Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai >140, tinggi dengan nilai , sedang dengan nilai dan rendah dengan nilai < 20. Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kabupaten pada 3 (tiga) tahun terakhir adalah pada tahun 2011 berjumlah 11 orang dengan angka kematian anak balita per 1000 kelahiran hidup 3,1, tahun 2012 berjumlah 4 orang dengan angka kematian anak balita per 1000 kelahiran hidup 1,3 dan pada tahun 2013 berjumlah 9 orang dengan angka kematian anak balita per 1000 kelahiran hidup 2. Tabel 2.13 Angka Kematian Bayi Kabupaten Tahun 2011 s/d Akaba Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2013 Jika dilihat pada nilai normatif yang ditetapkan dalam MDGs, AKABA pada 3 (tiga) tahun terakhir di Kabupaten dikategorikan rendah yaitu < 20. Selain itu penanganan gizi buruk di Kabupaten belum memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari capaian persentase balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan masih rendah yaitu sebesar 4,6% pada tahun 2011, sementara pada tahun 2012 sebesar 3,4% dan tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -15

30 Pemerintah Kabupaten Dilihat dari derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten dilihat berdasarkan usia harapan hidup pada tahun 2011 adalah 71,12, meningkat pada tahun 2012 menjadi 71,48. Sementara pada tahun 2013 menjadi 71,20. c. Ketenagakerjaan Dilihat dari perkembangan jumlah angkatan kerja, baik dilihat dari jumlah angkatan kerja maupun jumlah angkatan kerja yang bekerja menunjukkan adanya peningkatan jumlah, namun jika dilihat dari persentasenya, maka rasio penduduk yang bekerja sedikit mengalami penurunan, yaitu 96%,10 di tahun 2010 menjadi 93,79% di tahun Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun keatas (angkatan kerja) Kabupaten Tahun 2011 s/d 2012 angkatan kerja Jumlah Persentase Bekerja ,10 93,35 93,79 - Pengangguran ,90 6,65 6,21 Jumlah Sumber: Dalam Angk Tahun 2013 Adapun penduduk yang tergolong angkatan kerja tersebut di atas, sektor pertanian merupakan sektor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, hal ini dilihat dari persentase penyerapan tenaga kerja sebesar 63,62. Sektor lain yang juga menyerap tenaga kerja yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,42 diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 12,18%. Tabel 2.15 Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Kabupaten Tahun 2012 No Lapangan Usaha/ Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase 1 Pertanian ,62 2 Industri Pengolahan ,38 3 Perdag, Hotel dan Restoran ,42 4 Jasa-jasa ,18 5 Transportasi & Komunikasi ,61 6 Lainnya ,79 Jumlah Sumber: Dalam Angka Tahun 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -16

31 Pemerintah Kabupaten d. Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Kabupaten menunjukkan kecenderungan menurun, jika pada tahun 2009 terdapat 11,14% penduduk miskin, pada tahun 2012 sudah berkurang menjadi 8,91 %. Hal ini menunjukkan sudah adanya peningkatan kesejahteraan penduduk Kabupaten. Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Tahun Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Angka Kemiskinan*) (Jiwa) Persentase Angka Kemiskinan**) (%) Sumatera Barat Nasional ,14 9, ,60 9, ,92 8, ,91 8,00 11,66 Sumber : BPS Kab. Tahun 2013, data diolah Catatan: *) Penentuan Angka Kemiskinan mengacu pada definisi kemiskinan menurut BPS (kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang hanya dapat memenuhi kebutuhan makannya **) Persentase Angka Kemiskinan dihitung dari Jumlah Penduduk Miskin tahun bersangkutan dibagi Total Jumlah Penduduk pada tahun bersangkutan!kurang dari kalori per kapita per hari). Namun angka kemiskinan 8,91% tersebut, dibandingkan dengan angka kemiskinan pada level provinsi Sumatera Barat sebesar 8% maupun angka ini relatif lebih tinggi, namun secara nasional sebesar 11,66%, maka angka kemiskinan Kabupaten lebih rendah. Melihat kepada kondisi perkembangan perekonomian yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan ratarata Sumbar serta potensi ekonomi daerah yang dimiliki, maka besar peluang untuk lebih mampu dalam menurunkan angka kemiskinan tersebut ke dalam persentase yang lebih kecil Fokus Seni Budaya dan Olahraga Dengan terlaksananya Pekan Olahraga Tingkat Provinsi (Porprov) yang diadakan tahun 2014 dimana merupakan tuan rumah dari kegiatan tersebut, diharapkan hal ini dapat memacu masyarakat untuk lebih mencintai olahraga disamping sudah tersedianya sarana yang cukup memadai. Dari berbagai cabang olahraga ada beberapa cabang yang sudah melekat di masyarakat sebelum adanya Pekan olahraga ini seperti bersepeda, futsal dan sepakbola. Kedepan dengan adanya event ini, cabangcabang olahraga lain diharapkan berkembang juga di masyarakat sehingga akan menumbuhkan bibit-bibit atlet yang profesional. Begitu juga halnya dengan bidang seni dan budaya, dimana masyarakat yang multikultural telah memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam seperti adanya kesenian Randai, Reog Ponorogo, Kuda Lumping, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -17

32 Pemerintah Kabupaten Wayang Kulit dan budaya lokal lainnya. Kedepan diharapkan potensi-potensi budaya seperti ini terus berkembang sehingga bisa menjadi ikon Aspek Pelayanan Umum Bagian ini diawali dengan pengantar analisis. Selanjutnya, pada bagian ini dijelaskan kondisi umum aspek pelayanan umum sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Berbagai indikator yang telah diolah pada tahap perumusan, sesuai lampiran I Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, dapat ditampilkan, khususnya indikator yang paling dapat menjelaskan kondisi dan perkembangan aspek pelayanan umum daerah bersangkutan. Lebih lanjut dipaparkan tentang fokus urusan layanan wajib dan fokus urusan layanan pilihan Fokus Layanan Urusan Wajib a. Pendidikan Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan daerah. Keberhasilan dalam pendidikan ditunjukkan oleh meningkatnya kualitas sumber daya manusia sehingga akan meningkatkan produktivitas daerah. Pelayanan pendidikan oleh pemerintah daerah diukur melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah yang memadai. Indikator keberhasilan pelayanan pemerintah di bidang pendidikan meliputi: a) Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. APS dihitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Penurunan dan kenaikan nilai APS sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah murid usia sekolah. Namun naiknya persentase jumlah murid tidak dapat langsung diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan penambahan sarana sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah. Gambaran lengkap mengenai APS di Kabupaten per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun adalah sebagai berikut: Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -18

33 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.17 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Tahun 2013 No Jenjang Pendidikan SD/MI 1.1 Jumlah murid usia 7-12 tahun , Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun ,487 19, Angka Partisipasi Sekolah SD/MI 99, ,10 2 SMP/MTs 2.1 Jumlah murid usia tahun , Jumlah penduduk kelompok usia tahun 10,327 10,707 10, Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTS 65,83 63,88 53,91 3 SMA/MA 3.1 Jumlah murid usia tahun , Jumlah penduduk kelompok usia tahun 9,217 9,044 9, Angka Partisipasi Sekolah SMA/MA 54,69 55,68 66,42 Sumber:Dinas Pendidikan dan Olah Raga dan BPS Kabupaten b) Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan. Selama kurun waktu rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 rasio ketersedian sekolah mencapai 76,40 sekolah per penduduk, meningkat dibanding tahun 2012 yang mencapai 55,48 sekolah per penduduk. Tabel 2.18 Rasio Ketersediaan Sekolah Berdasarkan Usia Sekolah di Kabupaten Tahun 2011 s/d 2013 No Jenjang Pendidikan SD/MI 1.1 Jumlah Sekolah Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun Rasio Ketersediaan Sekolah Penduduk Kelompok Usia SMP/MTs ,496 19,894 55,48 55,48 76, Jumlah Sekolah Jumlah penduduk kelompok usia tahun 6,799 6,840 10,194 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -19

34 Pemerintah Kabupaten No Jenjang Pendidikan Rasio Ketersediaan Sekolah Penduduk Kelompok Usia SMA/MA 45,59 45,32 45, Jumlah Sekolah Jumlah penduduk kelompok usia tahun 5,035 5,063 9, Rasio Ketersediaan Sekolah Penduduk Kelompok Usia ,83 23,70 26,49 Sumber:Dinas Pendidikan dan Olah Raga dan BPS Kabupaten c) Rasio Guru Murid Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan tingkat pendidikan per jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Pada tahun 2013 ketersediaan guru di Kabupaten untuk jenjang SD/MI mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 49 orang guru, menjadi orang. Sementara guru di jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK mengalami kenaikan dengan capaian jumlah guru SMP 960 guru dan SMA sebanyak 794 guru. Perkembangan jumlah guru ini juga sejalan dengan perkembangan jumlah murid di tiap jenjangnya. Jumlah murid di jenjang SD/MI mengalami penurunan pada tahun Sementara murid di SMP dan SMA pada tahun 2013 mengalami peningkatan jumlah. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kabupaten per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun Tabel 2.19 Rasio Guru Murid Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Tahun No Jenjang Pendidikan SD/MI 1.1 Jumlah Guru Jumlah Murid , Rasio Jumlah Guru terhadap Jumlah Murid 2 SMP/MTs 69,01 69,01 72, Jumlah Guru Jumlah Murid , Rasio Jumlah Guru terhadap Jumlah Murid 3 SMA/MA/Kejuruan 89,72 90,31 174,68 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -20

35 Pemerintah Kabupaten No Jenjang Pendidikan Jumlah Guru Jumlah Murid , Rasio Jumlah Guru terhadap Jumlah Murid 98,91 101,30 126,72 Sumber:Dinas Pendidikan dan Olah Raga dan BPS Kabupaten d) Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Usia Dini/TK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-kanak (TK) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal. Saat ini berbagai bidang ilmu pendidikan berkembang sangat pesat. Keadaan itu membuka wawasan baru dalam memahami dan mengubah cara mendidik anak. Pelaksanaan PAUD/TK baru menjangkau sebagian kecil masyarakat Kabupaten. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah siswa TK/RA yang baru mencapai sebesar 38,12% pada tahun Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi capaian PAUD di Kabupaten selama kurun waktu Tabel 2.20 Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Tahun 2011 s/d 2013 No Uraian Jumlah Siswa TK/RA (Jiwa) Jumlah Penduduk Usia 5-6 Tahun (jiwa) n/a Persentase (%) - 52,03 38,12 Sumber:Dinas Pendidikan dan Olah Raga dan BPS Kabupaten e) Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/ tidaknya pembangunan di bidang pendidikan. Data yang ada menunjukkan bahwa angka putus sekolah di Kabupaten cukup rendah, untuk tingkat SD dan SMA tidak mencapai 1 %, Sementara untuk tingkat SMP angka putus sekolah mencapai 4,50 % Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -21

36 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.21 Jumlah Siswa Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Tahun No Jenjang Pendidikan SD/MI 1.1 Jumlah siswa Putus Sekolah (Jiwa) Jumlah seluruh siswa (Jiwa) Angka Putus Sekolah (Persentase) 2 SMP/MTs 2.1 Jumlah siswa Putus Sekolah (Jiwa) 0,59 0,56 0, Jumlah seluruh siswa (Jiwa) Angka Putus Sekolah (Persentase) 3 SMA/MA/SMK 3.1 Jumlah siswa Putus Sekolah (Jiwa) 8,59 7,40 4, Jumlah seluruh siswa (Jiwa) Angka Putus Sekolah ,64 9,10 0,18 (Persentase) Sumber:Dinas Pendidikan dan Olah Raga dan BPS Kabupaten b. Kesehatan Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan kesehatan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut: a) Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak-anak sejak usia dini merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi : peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Pengalaman empirik dibeberapa tempat menunjukan, bahwa strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu, dapat dilakukan pada Posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -22

37 Pemerintah Kabupaten Pada tahun 2011 terdapat 230 Posyandu. Pada tahun 2012 terjadi penambahan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sitiung II (7 unit), Koto Besar, Sungai Rumbai dan Silago (masing-masing 2 unit), Sitiung I dan Timpeh bertambah masing-masing 1 unit sehingga jumlah Posyandu di tahun 2012 menjadi 244 unit. Pada tahun 2013 tidak ada penambahan Posyandu. Dari seluruh jumlah Posyandu yang ada pada tahun 2012, posyandu yang aktif berjumlah 152 unit dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 190 unit. Tabel 2.22 Jumlah Posyandu dan Balita di Kabupaten Tahun No Uraian Jumlah posyandu Jumlah balita ,927 3 Rasio 1:85 1:71 1:86 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Tahun 2014 Dari perbandingan jumlah balita terhadap posyandu yang ada dari tahun 2011 sampai dengan 2013 masih mengalami kekurangan. Dimana ratarata untuk satu posyandu melayani 70 sampai dengan 86 balita. b) Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Persatuan Penduduk Puskesmas, Poliklinik dan Pustu merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah ketersediannya, maka semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan. Rasio puskesmas, poliklinik dan puskesmas pembantu perseribu penduduk tahun 2013 sebesar 1:2.950 terjadi peningkatan pembangunan sarana faskes untuk melayani penduduk. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu terhadap jumlah penduduk di Kabupaten selama kurun waktu tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -23

38 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.23 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu di Kabupaten Tahun No. Uraian Jumlah Puskesmas Jumlah Poliklinik Jumlah Pustu Jumlah Jumlah Penduduk Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu 1:2949 1:2964 1: Jumlah Kecamatan Rasio Puskesmas per Kecamatan 1:1 1:1 1:1 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2014 c) Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Semakin banyak jumlah ketersediaan rumah sakit, akan semakin mudah bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Di Kabupaten hanya terdapat 1 rumah yang melayani seluruh penduduk Kabupaten dengan melihat rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk Kabupaten seharusnya sudah menambah jumlah rumah sakit. Tabel 2.24 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk di Kabupaten Tahun No. Uraian Jumlah Rumah Sakit Daerah Jumlah Penduduk Rasio 1 : 197,599 1 : : Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2014 d) Rasio Dokter Per Satuan Penduduk Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani penduduk. Di Kabupaten pada tahun 2013 satu dokter melayani penduduk. Sehingga masih perlu penambahan tenaga medis. Berikut adalah gambaran secara Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -24

39 Pemerintah Kabupaten lengkap mengenai rasio dokter per satuan penduduk di Kabupaten selama kurun waktu tahun : Tabel 2.25 Jumlah Dokter di Kabupaten Tahun No Uraian Jumlah Dokter Jumlah Penduduk Rasio dokter 3. 1 : : : terhadap penduduk Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2014 e) Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada saat proses persalinan. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat meminimalisasi jumlah komplikasi/kematian ibu dan bayi. Jumlah ibu bersalin pada tahun 2013 mencapai orang. Dari jumlah tersebut yang mendapat pertolongan oleh tenaga kesehatan sebanyak orang atau sekitar 85.9 %. f) Jumlah Balita Gizi Baik Peranan ibu sangat penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang bergizi baik. Anak yang bergizi baik menjadi aset dan investasi bangsa masa depan. Banyak upaya dilakukan untuk mengatasi masalah gizi di Kabupaten. Data menunjukkan prevalensi balita gizi buruk terus mengalami penurunan dari 0,47 % pada tahun 2012 menjadi 0,25 % pada tahun hal ini diikuti dengan meningkatnya balita gizi baik dengan capaian sebesar 99,74 % dari seluruh jumlah balita yang ada di Kabupaten, pada tahun 2013 balita gizi buruk mengalami penurunan dari 82 balita menjadi 53 balita. Berikut adalah gambaran secara lengkap kondisi balita gizi baik di Kabupaten selama kurun waktu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -25

40 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.26 Persentase Balita Gizi Baik di Kabupaten Tahun No. Uraian Jumlah Balita Gizi Baik 2. Jumlah Balita Gizi Buruk 3. Jumlah Balita seluruhnya 4. Persentase : ,927 a) Gizi Baik b) Gizi Buruk 0,51 0,47 0,25 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2014 c. Pekerjaan Umum Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pekerjaan umum salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : a) Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik Jaringan jalan yang baik, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik dan memadai. Kebijakan pembangunan yang tidak bertumpu pada kompatibilitas dan optimalisasi potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya fisik (buatan) akan menyebabkan sulitnya mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Salah satunya yang sering kita alami adalah banjir yang disebabkan tidak seimbangnya volume air dengan kapasitas dan fungsi sungai serta drainase. Hal ini juga yang terjadi pada kondisi jaringan transportasi dimana kapasitasnya tidak lagi mampu menampung pergerakan barang dan manusia secara ideal. Kinerja jaringan jalan berdasarkan kondisi dapat dikategorikan dengan jalan kondisi baik, rusak, sedang rusak, rusak dan rusak berat. Proporsi kondisi jalan baik di Kabupaten pada tahun 2011 mencapai 46,60% dan pada tahun 2013 kondisi tersebut turun sebesar 34,46% menjadi 19,06%.Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai panjang jaringan jalan di Kabupaten berdasarkan kondisi selama kurun waktu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -26

41 Pemerintah Kabupaten No. Tabel 2.27 Proporsi Panjang Jaringan Jalan di Kabupaten Berdasarkan Kondisi Tahun Uraian Tahun Kondisi Baik(km) 632,28 658,60 225,46 2. Kondisi Rusak Ringan (km) 227,98 215,07 559,96 3. Kondisi Rusak Berat 496,02 306, Jalan secara keseluruhan 1.356, , ,24 5. Proporsi Kondisi Baik (%) 46,60 55,72 19,06 6. Proporsi Kondisi Rusak Ringan (%) 16,75 18,21 47,34 9. Poporsi Kondisi Rusak Berat (%) 36,58 25,92 21,17 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tahun 2014 b) Proporsi Jumlah Jembatan Mengenai proporsi jembatan di Kabupaten berdasarkan kondisi selama kurun waktu Panjang total jembatan yang ada di Kabupaten adalah sepanjang 2.833,10 Km dengan jumlah jembatan sepanjang 215 buah. Kabupaten masih sangat membutuhkan jembatan rangka baja seperti di daerah Pulai Kecamatan Sitiung dimana jembatan yang ada saat ini dalam kondisi rusak. d. Penataan Ruang Dengan telah disahkannya Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten tahun Dalam perda tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Mengembangkan Kabupaten Sebagai Pusat Pengembangan Wilayah Bagian Tenggara Provinsi Sumatera Barat Bertumpu Pada Potensi Sumber Daya Alam dan Budaya. Dalam Perda tersebut dikemukakan bahwa kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dilakukan melalui 1) Pengembangan Kabupaten sebagai sentra produksi dan pengolahan hasil perkebunan (terutama untuk komoditi sawit dan karet) bagian wilayah tenggara Provinsi Sumatera Barat ; 2) Pengembangan Kabupaten menjadi salah satu kawasan produksi tanaman pangan lahan basah di Provinsi Sumatera Barat; 3) Pengembangan Kabupaten sebagai salah satu sentra budidaya perikanan darat di Provinsi Sumatera Barat; 4) Pengembangan Kabupaten sebagai salah satu sentra peternakan budidaya di Provinsi Sumatera Barat, yaitu kegiatan peternakan dikembangkan potensinya yang dipadukan dengan kegiatan pertanian khususnya perkebunan sebagai suatu kegiatan komplementer; 5) Pengembangan potensi pertambangan Kabupaten dengan tetap mempertahankan kualitas lingkungan; 6) Pengembangan Kabupaten Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -27

42 Pemerintah Kabupaten sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa wilayah bagian tenggara Provinsi Sumatera Barat; 7) Pemeliharaan warisan budaya kabupaten sebagai bekas kerajaan dan mengembangkan potensi sebagai aset wisata; 8) Pemeliharaan ekosistem wilayah Kabupaten sebagai bagian kawasan DAS Batang Hari; 9) Pengembangan sistem infrastruktur yang mampu mendukung pengembangan wilayah dan 10) Pengembangan infrastruktur pertahanan dan keamanan Kabupaten yaitu dengan posisi Kabupaten diperbatasan Provinsi Sumatera Barat, maka kegiatan pencegahan (preventif) kriminalitas ditingkatkan melalui titik-titik pencegahan bahaya kriminalitas. Terkait dengan berbagai aktivitas pembangunan di Kabupaten, terdapat beberapa aspek penataan ruang yang perlu mendapatkan perhatian pada masa yang akan dating yaitu kawasan lindung, kawasan ruang terbuka hijau, kawasan kawasan rawan bencana dan kawasan budidaya. Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk mengendalikan kebutuhan masing-masing kawasan agar tetap sinkron dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat. Dalam Perda ini seluruh kegiatan pembangunan diarahkan sesuai dengan arahan dalam pola pemanfaatan ruang yang telah disusun. Begitu juga halnya dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, sarana air bersih, telekomunikasi, listrik, sistem persampahan, serta sarana prasarana lainnya mengacu kepada struktur ruang yang telah tertuang di dalam dokumen RTRW. Berdasarkan standar pelayanan minimum (SPM) tentang penataan ruang, ada 3 (tiga) aspek yang menjadi titik fokus yag harus diselesaikan yaitu : 1. Perencanaan tata ruang, dimana lebih kepada penyusunan dokumen rencana tata ruang beserta turunannya, seperti, RTRW, RDTR, RTRK, RTBL dan turunan lainnya 2. Pemanfaatan ruang, fokus terhadappemberian izin terhadap pemanfaatan ruang setelah dokumen dilegal formalkan. 3. Pengendalian pemanfaatan ruang fokus terhadap kebijakanpengendalian pemanfaatan ruang, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang, koordinasi dan fasilitasi pengendalian terhadap pemanfaatan ruang. Dari ketiga tuntutan SPM di atas, khusus untuk Kabupaten baru pada tahap tataran penyusunan tata ruang. Setelah penyusunan rencana tata ruang secara hierarki kawasan-kawasan strategis yang ada perlu disusun rencana turunannya (rencana detail tata ruang / RDTR) seperti kawasan Pulau Punjung, Sungai Rumbai, Koto Baru, Gunung Medan, Koto Agung, dengan kedalaman zoning regulation sehingga penataan bangunan di daerah yang dianggap cepat tumbuh bisa terkendali. Untuk tahun 2014 sedang disusun RDTR untuk kawasan Pulau Punjung. Disamping itu untuk terwujudnya pengendalian ruang yang sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012, perlu dilakukan sosialisasi terhadap perda dimaksud. e. Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -28

43 Pemerintah Kabupaten Sebaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, ada 3 dokumen yang disusun oleh pemerintah daerah, yaitu RPJPD untuk perencanaan jangka panjang, RPJMD untuk perencanaan jangka menengah serta RKPD untuk perencanaan tahunan. Tabel 2.28 Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Tahun No. Indikator/Data Ada Tidak Ada Tidak 1 Ketersediaan Dokumen RPJPD yang Telah Ditetapkan Dengan Perda - V - V 2 Ketersediaan Dokumen RPJMD yang Telah Ditetapkan Dengan Perda V - V - 3 Ketersediaan Dokumen RKPD yang V Telah Ditetapkan Dengan Perbup - V - Sumber: Bappeda Kabupaten Tahun 2014 Dari 3 (tiga) dokumen perencanaan daerah, hanya RPJPD yang sampai saat ini belum dimiliki oleh Kabupaten atau belum diperdakan meskipun sudah disusun sejak tahun 2012, karena masih menunggu pembahasan rancangan peraturan daerah antara pemerintah daerah dengan DPRD Kabupaten. Selain itu, penyusunan dokumen rencana strategis (renstra) SKPD dan Rencanan kerja (Renja) SKPD juga bagian dokumen perencanaan daerah untuk tingkat SKPD yang juga diamanatkan oleh perundang-undangan yang berlaku. f. Perhubungan Kabupaten berada pada jalur Lintas Sumatera yang merupakan jalur penghubung utama antar kota dan antar provinsi baik orang maupun barang. Sebagai pendukung kelancaran arus orang dan barang, tercatat adanya berbagai kendaraan bermotor. Pada tahun 2013 jumlah kendaraan tercatat sebanyak kendaraan dengan rincian mobil milik pribadi sebanyak unit, mobil umum 515 unit dan kendaraan roda dua unit. Dari jumlah tersebut, kendaraan yang digunakan sebagai kendaraan umum 515 unit yang terdiri dari 19 unit mikrobus, 39 unit pick up, 242 unit light truck dan 215 unit truk. Cakupan pelayanan transportasi darat meliputi jaringan jalan. Sarana yang tersedia pada jaringan jalan adalah terminal dan UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor. Sektor transportasi berhubungan erat dengan sektor ekonomi, sosial, politik dan kewilayahan. Pengembangan transportasi dan tata guna lahan memainkan peranan penting dalam kebijakan dan program pemerintah. Kondisi saat ini pengembangan infrastruktur dalam sektor transportasi pada akhirnya menimbulkan biaya tinggi. Kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan stándar perawatan dan pemeliharaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -29

44 Pemerintah Kabupaten prasarana dan sarana transportasi, terutama transportasi jalan. Begitu pula untuk pembangunan jaringan prasarana dan sarana transportasi yang baru ataupun peningkatan kapasitas dan kualitas prasarana transportasi yang ada. Kabupaten dilayani oleh bermacam jenis moda angkutan penumpang dan barang yang beroperasi. Pergerakan penumpang di dalam wilayah kabupaten saat ini didominasi oleh moda angkutan darat. Pengguna angkutan umum masih memiliki porsentase terbesar yaitu kurang dari dua pertiga total pergerakan, diikuti pengguna kendaraan pribadi hampir. Dari berbagai jenis angkutan umum yang digunakan oleh pelaku perjalanan, yang mendominasi adalah bus sedang, sedangkan untuk kendaraan pribadi dinominasi oleh pengguna mini bus/van. Apalagi menghubungkan antar provinsi Jambi dan Riau sehingga jalur yang dilewati oleh kendaraan yang lalu lalang diantara 3 provinsi tersebut. Selain moda transportasi, sarana transportasi terminal yang terdapat di Kabupaten hanya berupa terminal bayangan (tempat parkir sementara) seperti terdapat di Kecamatan Sungai Rumbai. Terminal ini melayani angkutan umum baik angkutan umum dalam kota maupun angkutan umum dalam propinsi. Selain jaringan transportasi darat, di Kabupaten juga terdapat sitem transportasi sungai. Sungai Batanghari merupakan salah satu sungai yang masih dimanfaatkan masyarakat setempat untuk transportasi disamping sungai sungai kecil yang lain. Jaringan transportasi angkutan sungai, darat dan penyeberangan (ASDP) merupakan salah satu bagian dari pada transportasi darat. Pengembangan jaringan transportasi sungai kemungkinan dapat dikembangkan karena di Kabupaten terdapat Sungai Batanghari yang melintas dari Barat ke Timur (Tenggara). Di Kabupaten terdapat beberapa dermaga angkutan sungai namun kurang terpelihara. Pengembangan angkutan sungai memiliki banyak permasalahan, seperti debit air, sedimentasi, lebar sungai, sehingga hanya dapat melayani antar desa saja. Penggunaan moda transportasi melalui sungai lainnya bersifat tanpa pengaturan. Melihat luasan dan kondisi yang ada sampai saat ini, aliran sungai kemungkinan besar masih dapat dimanfaatkan untuk angkutan sungai beberapa ruas di Kabupaten. Ponton atau rakit penyeberangan angkutan sungai di Kabupaten masih aktif melayani lintasan penyeberangan baik orang maupun barang di Sungai Batanghari. Alur Sungai Batanghari yang merupakan salah satu alur angkutan sungai yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat di Wilayah Kabupaten dalam menunjang mobilitas sosio ekonomi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -30

45 Pemerintah Kabupaten g. Lingkungan Hidup Kawasan Lindung yang terdapat di Kabupaten terdiri dari Taman Nasional, cagar alam, hutan suaka alam, hutan lindung dan cagar budaya. Luas Taman Nasional berdasarkan data WWF Indonesia dalah seluas 3.537,63 Ha sedangkan luas cagar alam seluas 1.853,73 Ha. Hutan Suaka Alam yang terdapat di 2 (dua) Kecamatan berdasarkan data Dinas Kehutanan memiliki luas 5.410,00 Ha dan hutan lindung yang terdapat di 5 (lima) Kecamatan berdasarkan data WWF Indonesia memiliki luas sebanyak ,24 Ha dan luas Cagar Budaya yang berada pada 3 (tiga) lokasi memiliki luas sebanyak 914,31 Ha. Sementara itu energi CO 2 yang dipakai selama tahun 2013 di Kabupaten adalah sebesar ,49 ton per tahun. Sektor yang menggunakan emisi CO 2 terbanyak adalah transportasi yaitu sebesar ,46 ton pertahun. Hal ini diakibatkan karena Kabupaten merupakan jalan lintas sumatera yang menghubungkan berbagai Propinsi sehingga banyak mobil-mobil yang melewati jalan lintas ini. Emisi CO 2 perkapita pada tahun 2013 adalah sebesar 15,76 persen pertahun. Untuk tingkat pencemaran tanah, pada tahun 2013 tercatat tanah seluas Ha telah tercemar. Sementara untuk pencemaran air tercatat seluas Ha telah tercemar seperti di Sungai Batang Hari, Batang Piruko, Batang Palangko, Batang Siat dan Batang Mimpi. Persampahan di Kabupaten belum dikelola sepenuhnya dan pengelolaan masih bersifat lokal. Sistem pengelolaan sampah menurut sumber sampah di Kabupaten yaitu sampah rumah tangga pada umumnya dikelola sendiri oleh penduduk dengan cara dibakar dan ditimbun pada lahanlahan kosong yang ada pada lingkungan rumah masing-masing, bahkan masih ada penduduk yang banyak membuang sampah langsung ke sungai-sungai yang dekat dengan lingkungan permukimannya. Sedangkan untuk sampah pasar dikelola oleh pengelola masing-masing pasar dan kemudian diangkut dengan truk sampah dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten. Saat ini Kabupaten memiliki 117 unit tempat pembuangan sampah meningkat dari tahun 2012 yang hanya memiliki 52 unit dengan daya tampung TPS sebesar 5,91 ton. Daerah pelayanan persampahan yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten yaitu baru dalam pengangkutan sampah pasar. Daerah pelayanan pengelolaan sampah saat ini di Kabupaten yaitu pasar Sungai Rumbai, pasar Koto Baru, pasar Sungai Dareh, pasar Pulau Punjung, areal rumah makan Umega dan sekitarnya, serta daerah pemukiman di Sitiung, sekitar Kantor Bupati, depan RSUD, Perumnas Sikabau, Perumnas Gung Sari, Gunung Medan, Perumnas ONP Sungai Dareh. Tingkat pelayanan persampahan di Kabupaten ini masih sangat rendah atau baru 5% dari produksi sampah penduduk. Sampah permukiman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -31

46 Pemerintah Kabupaten umumnya dikelola sendiri oleh masyarakat dengan cara dibakar, ditimbun bahkan ada yang membuang sampah ke sungai. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) terdapat pada area pasar dan perumahan. TPS terdapat pada 6 lokasi yaitu Koto Nan IV Dibawah, Kecamatan Pulau Punjung, Sitiung dan Koto Baru. Pengelolaan sampah oleh nagari dilakukan di Nagari Sungai Rumbai melayani kawasan pasar, pertokoan dan kawasan perumahan. Dengan fasilitas satu unit truk bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan 2 becak untuk menganggut sampah pasar dan sampah perumahan penduduk. Sampah pasar diangkut 2 kali dalam seminggu atau pada hari- hari pasar (Jumat dan Minggu) pada TPS yang berada di kawasan perdagangan dan sampah rumah tangga diangkut 4 kali dalam seminggu. Tempat pembuangan sampah terdapat di Jorong Sungai Kemuning. Tempat pembuangan ini masih bersifat sementara karena merupakan lahan penduduk yang berupa jurang. Tempat pembuangan akhir sampah di Kabupaten terdapat di Kecamatan Sitiung (Sitiung Limo Rambuso) seluas 5 ha. Saat ini TPA Sitiung Limo Rambuso baru menampung sampah-sampah yang bersumber dari sampah pasar yang ada di Kabupaten (Pasar Pulau Punjung, Pasar Sitiung, Pasar Koto Baru dan Pasar Sungai Rumbai) dan beberapa kawasan perumahan. Pengoperasian TPA ini dirancang dengan menggunakan metode sanitary landfill, tetapi pada pelaksanaannya saat ini masih menggunakan sistem open dumping. Peralatan yang ada di TPA saat ini berupa mini buldozer sebanyak 1 unit, tetapi saat ini tidak beroperasi karena kondisi rusak. TPA ini juga dilengkapi dengan timbangan sampah, dan workshop. Kondisi sarana dan prasarana TPA ini masih sangat kurang. TPA ini belum dilengkapi dengan jalan lingkungan di lokasi TPA, dan jalan masuk TPA masih berupa jalan tanah. Tabel 2.29 Kondisi Pelayanan Persampahan s/d Tahun 2013 No Uraian Satuan Kondisi Eksisting (Tahun 2013) 1 Jumlah penduduk (jiwa) Jumlah penduduk dilayani (jiwa) % penduduk terlayani (%) 17 4 Volume Sampah Kota Kecil (l/org/hari) 1,8 5 Volume sampah (m³/tahun) ,25 6 Volume Sampah Daerah Pelayanan (m³/tahun) 6.288,21 7 Pengolahan 3R Daerah Pelayanan % - 8 Pengurangan Sampah 3R (m³/tahun) - 9 Volume Sampah Terangkut (m³/tahun) 5.030,57 10 Volume Sampah Terangkut (m³/hari) 13,78 11 Pengumpulan Gerobak 1 m³ 0 12 Penampungan Sementara Bak Sampah 0.5 m³ 21 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -32

47 Pemerintah Kabupaten No Uraian Satuan Kondisi Eksisting (Tahun 2013) Transfer Depo 100 m³ 1 Kontainer 6 m³ 8 13 Pengangkutan Mini truk 2 m³ 0 Dump truk/truk 6 m³ 1 Arm roll truk 6 m³ 2 Buldozer 1 buah 1 Sumber: Perda No.10 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Tahun Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk untuk beberapa tahun mendatang cara pengelolaan diatas tidak memungkinkan lagi karena sudah tidak efektif dan tidak efisien lagi. Maka dari itu cara pembuangan sampah untuk masa yang akan datang diarahkan pengelolaan sampah domestik (rumah tangga, sekolah, kantor) sebaiknya diterapkan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat, dimana masyarakat mengelola sampah sendiri atau yang lebih dikenal saat ini dengan konsep 3R (reduce, reuse dan recycle), artinya mengurangi timbulan sampah, menggunakan kembali dan mendaur ulang. Sedangkan untuk sampah dari sarana kesehatan (RSU, Puskesmas dan Pustu) perlu dilakukan pemisahan sampah medis dengan sampah domestik. Adapun Tingkat pelayanan pengelolaan limbah hingga akhir tahun 2012 masih sangat rendah. Sesuai dengan data MDGs Kabupaten tahun 2012, masih ditemui rumah tangga yang menggunakan WC bersama sebesar 17%, menggunakan WC Umum sebesar 4,30%, dan terdapat 17,90% rumah tangga yang tidak memiliki WC. Selain itu Kondisi prasarana pengelolaan limbah juga masih sangat kurang. Dimana Kabupaten belum mempunyai unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan sistem penyaluran air limbah. Sementara itu, jumlah rumah yang memiliki septic tank baru sekitar KK, cubluk sekitar KK. Pada tahun 2007 sebenarnya telah dibangun pengelolaan air limbah terpusat di Nagari Koto Baru untuk sekitar 20 KK, namun sayangnya sampai saat ini tidak ada data yang pasti mengenai perkembangannya. Kondisi sarana dan prasarana permukiman hingga akhir tahun 2010 sudah memadai walau masih banyak yang harus diperhatikan. Berdasarkan data Susenas , pada tahun 2009 rumah tangga yang menggunakan sumber air minum yang berasal dari sumur terlindung adalah sebesar 62,4 %, sumur tak terlindung 13,3 %, dan rumah tangga yang mengkonsumsi air sungai sebesar 4,8%. Dilihat dari aspek air sehat, sebagian besar rumah tangga mempunyai jarak sumber air minum ketempat penampungan kotoran/tinja terdekat lebih dari 10 meter (68,90%) atau sesuai dengan syarat minimal untuk dikategorikan sebagai sumber air minum sehat. Namun masih ada 16,10%, suatu angka yang cukup Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -33

48 Pemerintah Kabupaten besar, yang jaraknya kurang dari 10 meter. Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum terlindung di Kabupaten masih sangat sedikit. Terlihat bahwa hanya 52,11 persen penduduk yang memiliki akses terhadap air minum terlindung. Angka ini naik dari tahun 2008 yang hanya sebesar 50,88 persen rumah tangga yang mengakses air minum terlindung. Kondisi ini memerlukan perhatian dan perbaikan dimasa akan datang. Upaya peningkatan kesehatan lingkungan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang bersih dan teratur, sementara itu kebersihan dan keteraturan lingkungan tidak terlepas dari ketersediaan fasilitas perumahan yang memadai, salah satunya adalah fasilitas sanitasi yang layak. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan rakyat dari aspek kesehatan. h. Pertanahan Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, gencarnya program nasional untuk mengeluarkan sertifikat tanah memiliki dampak yang cukup positif, hal ini terlihat dari bertambahnya sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten sebanyak sertifikat di tahun 2012, hal ini jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah sertifikat ang dikerluarkan tahun 2011 sebanyak sertifikat i. Kependudukan dan Catatan Sipil Jumlah akte kelahiran yang dikeluarkan di Kabupaten dalam beberapa tahun terakhir menunjukan fluktuasi terutama dari tahun 2011 sampai tahun 2013, dimana pada tahun 2011 akte kelahiran yang dikeluarkan berjumlah menjadi akte pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 turun menjadi akte. Dan proporsi penduduk yang pernah kawin tahun 2013 di Kabupaten tercatat sebanyak perempuan (BPS Kabupaten dalam DDA tahun 2014). j. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Angkatan kerja perempuan tahun 2013 berjumlah jiwa, yang bekerja sebanyak orang. Tingginya partsipasi kerja kaum perempuan tersebut sayangnya tidak dibarengi dengan tingkat pendidikan. Data yang ada menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja dengan ijazah SMA atau lebih tinggi hanya berjumlah orang. Berdasarkan lapangan usaha, mayoritas perempuan yang bekerja adalah di sektor pertanian yaitu berjumlah orang, selanjutnya di sektor perdagangan, hotel dan restoran berjumlah orang, sektor jasa-jasa berjumlah dan sisanya di sektor lainnya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -34

49 Pemerintah Kabupaten Uniknya, dari partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan, dari total jumlah pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten tahun 2013 sebanyak orang, orang diantaranya adalah perempuan. Dilihat dari tingkat pendidikannya, orang diantaranya adalah berpendidikan sarjana (D1 S3). Dari sisi perlindungan anak, ada permasalahan yang cukup menghawatirkan, yakni cukup tingginya perkawinan usia dini (<16 tahun), pada tahun 2013 sebanyak anak perempuan (BPS Kabupaten dalam DDA tahun 2014). k. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Sarana dan prasarana KB dan KS di Kabupaten sampai dengan tahun 2013 adalah 17 (tujuh belas) buah klinik keluarga berencana (KKB) dan 52 (lima puluh dua) pos pelayanan keluarga berencana desa (PPKBD). Realisasi KB berjumlah atau 78,96% dari jumlah pasangan usia subur (PUS) di Kabupaten. Tabel 2.30 Bananya peserta KB dan jenis alat kontrasepsi Kabupaten Tahun 2010 s/d 2013 Jenis Kontrasepsi IUD Implant MO Kondom Suntik Pil Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun Berdasarkan tabel di atas, alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik, selain itu juga banyak pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan pil KB l. Sosial Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang dimaksud dengan kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan, yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan istilah yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -35

50 Pemerintah Kabupaten dipakai untuk orang-orang yang memiliki masalah dalam pemenuhan kebutuhan material, spiritual dan sosial untuk hidup layak. Salah satu upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi PMKS, yaitu dengan mendirikan sarana sosial, sehingga PMKS dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak. Pada tahun 2012 penanganan PMKS fakir miskin di Kabupaten baru 0,35% dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 0,57%. Sementara jika dilihat dari data PMKS anak terlantar yang sudah tertangani pada tahun 2012 adalah 3,68% dan tahun 2013 hanya 1,05%. Untuk lebih jelasnya perkembangan penanganan PMKS di Kabupaten dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tahun Tabel 2.31 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin di Kabupaten Tahun Jumlah PMKS FM yang Tertangani Jumlah PMKS FM yang Ada Penanganan PMKS FM (%) , ,57 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tahun 2014 Tabel 2.32 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar di Kabupaten Tahun Tahun Jumlah PMKS Anak Terlantar yang Tertangani Jumlah PMKS Anak Terlantar yang Ada Penanganan PMKS Anak Terlantar (%) , ,05 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tahun 2014 m. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah - Koperasi Koperasi di Kabupaten cukup memiliki peran penting dalam perekonmian masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah masyarakat yang bergabung ke daam koperasi, terutama KUD yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Dengan adanya koperasi harga yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh tengkulak. Koperasi di Kabupaten juga telah mengukir berbagai prestasi baik provini maupun tingkat nasional. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -36

51 Pemerintah Kabupaten Sampai tahun 2013, koperasi di Kabupaten Dharasraya sudah tercatat sebanyak 183 unit, namun masih ada beberapa diantaranya tergolong pada koerasi tidak aktif. Dilihat dari jumlah, KUD di tahun 2012 sebanyak 49 unit dengan jumlah anggota lebih 20 ribu orang, sebagian besar KUD ini bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Tabel 2.33 Jenis Koperasi di Kabupaten Tahun 2008 s/d 2012 Jenis Koperasi KUD Jumlah Anggota Non KUD Jumlah Anggota Jumlah Koperasi total anggota Sumber : Dalam Angka Tahun UMKM Pembangunan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi menjadi isu sentral dalam program pemulihan ekonomi nasional. Ekonomi kerakyatan diartikan sebagai sistim perekonomian dimana kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi anggota masyarakat, hasilnya dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat dan penyelenggaraan kegiatan ekonominya juga berada dibawah pengendalian dan pengawasan anggota masyarakat. Berdasarkan pengertian ekonomi kerakyatan tersebut diatas, maka diharapkan adanya peningkatan peran dari usaha kecil, usaha menengah, koperasi dan individu wirausaha dalam kegiatan ekonomi. n. Penanaman Modal Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah investasi/penanaman modal. Kegiatan penanaman modal menghasilkan proyek investasi yang akan terus menambah stok modal (capital stock). Peningkatan stok modal ini akan meningkatkan produktivitas serta kapasitas dan kualitas produksi yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara untuk meningkatkan kegiatan penanaman modal adalah dengan memperbaiki iklim investasi. Peningkatan daya tarik investasi akan dipengaruhi oleh upaya perbaikan iklim investasi yang dilakukan oleh suatu daerah. Belum optimalnya kinerja investasi saat ini selain disebabkan oleh penurunan kegiatan ekonomi global juga karena masih adanya permasalahan iklim investasi yang belum bisa diatasi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -37

52 Pemerintah Kabupaten Dalam pembangunan investasi di Kabupaten diarahkan untuk tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemerataan pembangunan daerah. o. Kebudayaan Dengan penduduk yang multi etnis & heterogenitas masyarakat yang cukup tinggi serta keragaman seni & budaya memberi nilai lebih khsususnya di sektor wisata. Keragaman seni dan budaya ini apabila dikembangkan akan mampu maupun nilai jual di sektor wisata seperti pelaksanaan pentas budaya yang menampilkan seni budaya tradisional seperti Randai, Saluang, Rabab, Silat, Kuda Lumping, Wayang, ketoprak, Calung, Reog serta Angklung dan lain-lain. Saat ini banyak terdapat organisasi-organisasi Kesenian Tradisional, yang paling banyak adalah kesenian Talempong, pada tahun 2012 ini tercatat 38 organisasi. Selain itu terdapat pula kesenian Randai sebanyak 17 organisasi. Selain itu terdapat pula organisasi kesenian non Tradisional seperti Salawat dulang, Rebana, band, drama, tari, vokal grup dan lain-lainya. Pada tahun 2013 tercatat kesenian Salawat Dulang berjumlah 19 organisasi, Organisasi seni tari menempati peringkat kedua dengan jumlah 16 organisasi. p. Pemuda dan Olahraga Pembinaan dan pengembangan Pembangunan Bidang Kepemudaan di Kabupaten, mempunyai permasalahan yaitu kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat, masih banyaknya pengangguran, perilaku menyimpang dan kurangnya kesadaran sosial dikalangan Pemuda. Untuk itu perlu di tingkatkan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan Bidang Kepemudaan, memperkecil angka kemiskinan, pengangguran, penyimpangan perilaku dan meningkatkan kesadaran sosial dikalangan Pemuda dan Provinsi Sumatera Barat kedepan dapat menjadi rujukan bagi kabupaten lain dalam pembangunan bidang kepemudaan. Pembinaan dan pengembangan pembangunan Olahraga rekreasi, prestasi maupun Olahraga masyarakat pada saat ini diharapkan dapat lebih meningkat seiring dengan telah dibangunnya sarana olahraga yang memadai yaitu tempat pelaksanaan Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) tahun q. Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri Tahun 2015 adalah tahun politik, dimana Pemilu Kepala Daerah akan dilaksanakan untuk memilih Pemimpin Darah periode 5 tahun kedepan. Strategis dan saratnya tugas memelihara kesatuan dan persatuan yang diemban Badan Kesbangpol. Maka kapasitas dan peran Badan Kesbangpol harus terus menerus ditingkatkan dalam menghadapi situasi, kondisi, permasalahan dan resiko yang dihadapi dimasa mendatang. Menghadapi Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 2015, Badan Kesbangpol dan Linmas lebih cermat dalam mengantisipasi melalui pemantauan dan sosialisasi undang-undang politik kepada masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -38

53 Pemerintah Kabupaten Kesbangpol dan Linmas ditekankan dapat menjalin hubungan baik dengan mitra kerja secara berkesinambungan terutama kepada KPU dan aparat keamanan di daerah. r. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Pelayanan terhadap penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat dilaksanakan pemerintah bersama masyarakat melalui polisi pamong praja, Linmas dan pos siskamling. Perhatian pemerintah daerah dalam pelayanan publik sangat tinggi, terbukti dengan pelayanan perizinan dan pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara terpadu satu pintu pada institusi Badan Pelayanan Perizinan, Penanaman Modal dan Pengadaan Barang/Jasa (BP2MPBJ), untuk meningkatkan iklim investasi, saat ini Kabupaten juga telah memiliki sistem informasi yang disebut dengan SPIPISE. s. Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan masyarakat di suatu daerah sampai ketingkat perseorangan, baik dilihat dari segi jumlah maupun mutunya. Selain ketersediaan pangan, indikator ketahanan pangan yaitu mengenai regulasi ketahanan pangan. Pada tahun 2013, regulasi tentang ketahanan pangan ini belum ada. Hal ini disebabkan masih belum optimalnya tim SKPG (sistem kewaspadaan pangan dan gizi). Demikian juga halnya dengan tingkat ketersediaan cadangan pangan dan akses pangan pokok baru tercapai 14,88% dari target yang hendak dicapai. Selain itu realisasi ketersediaan pangan berdasarkan neraca bahan makanan (NBM) maka angka kecukupan protein (AKP) baru tercapai 20 persen. Dilihat berdasarkan cakupan P-LDPM (penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat) dari 52 nagari yang ditargetkan, baru terealisasi pada 6 nagari. t. Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari Membangun masyarakat dan desa salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat dan desa. Pemberdayaan masyarakat dan desa dilaksanakan melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Gerakan PKK yang merupakan organisasi kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dalam memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui keluarga. Hingga saat ini kepengurusan PKK sudah terbentuk dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat nagari. Program kegiatan PKK sudah menjadi tradisi setiap tahunnya, hal ini ditandai adannya kegiatan PKK setiap nagari maupun kecamatan yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan, sedangkan untuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -39

54 Pemerintah Kabupaten pelaksanaan jambore PKK ditingkat kabupaten dan provinsi sudah dilaksanakan setiap tahun. Pelayanan pemberdayaan masyarakat dan Nagari juga dapat ditinjau dari jumlah organisasi non pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang kondisinya mengalami peningkatan, yaitu dari 36 LSM pada tahun 2009 menjadi 40 LSM pada tahun 2010, namun di tahun 2013 hanya terdapat 5 LSM yang aktif. u. Statistik Pentingnya ketersediaan data dasar sebagai ukuran dalam pengambilan kebijakan serta sebagai alat dalam melakukan evaluasi pembangunan daerah sangatlah penting, baik dari segi ketersediaan data begitu juga dengan sisi akurasinya. Hingga saat ini terealisasi dalam bentuk kerjasama antara Bappeda dengan BPS Kabupaten dalam penyusunan Dalam Angka (DDA) dan penyusunan produk domestik bruto daerah (PDRB) setiap tahunnya, kedua dokumen tersebut tetap disusun oleh BPS, selain kedua dokumen tersebut juga disusun kecamatan dalam angka yang diharapkan dapat menyediakan data statistik secara menyeluruh untuk 11 (sebelas) kecamatan. v. Komunikasi dan Informasi Jaringan Telepon yang ada di Kabupaten dikelola oleh PT. Telkom. Saat ini terdapat 3 unit kantor Telkom yaitu Kantor Telkom Sungai Dareh, Kantor Telkom Gunung Medan dan Kantor Telkom Koto Baru. Yang saat ini kapasitas terpasangnya masih belum banyak terpakai. Jumlah Pelanggan Telepon di Kabupaten masih sedikit, karena belum seluruh kecamatan mendapat pelayanan jaringan telepon. Sarana Telekomunikasi lainnya di Kabupaten berupa warung telekomunikasi (wartel) dan jaringan telepon seluler. Saat ini sudah ada jaringan telepon kabel yang dikelola oleh PT. Telkom dan jaringan telepon cellular di Kabupaten. Karena sudah ada lembaga/institusi yang berwenang dalam pengelolaannya, maka sistem jaringan telepon yang dibuat didasarkan pada konsep ruang pengembangan yang direncanakan. Karena pada dasarnya kebutuhan akan jaringan telepon ini lebih didasarkan atas perkembangan atau permintaan konsumen dan berkaitan dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Saat ini terdapat jaringan transmisi Primer berupa jaringan fiber optik sepanjang jalur Lintas Sumatera. Stasiun Telepon Otomat terdapat di Sungai Dareh, Sitiung, Gunung Medan, Koto Baru, dan Sungai Rumbai. Saat ini terdapat rumah kabel sebanyak 6 unit. Untuk lebih jelasnya lokasi dan kapasitas rumah kabel dapat dilihat pada Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -40

55 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.34 Lokasi Dan Kapasitas Rumah Kabel No Kecamatan Lokasi Rumah Kabel Kapasitas Terpakai 1 Pulau Punjung - RK A Pulau Punjung 1000 SST 70% - RK B Sungai Dareh 2 Koto Baru - RK A Simpang Lapangan Koto Baru 400 SST 300 SST 70% 70% - RK B Sebrang Tiruko 3 Simpang Pulau Punjung - RK Simpang Pulau Punjung 4 Sungai Rumbai - RK Sungai Rumbai Sumber : Kantor Telkom Cabang Sungai Dareh. 400 SST 70% 1000 SST 65% 300 SST 70% Dimasa yang akan datang diperkirakan kebutuhan sambungan terrestrial masih dapat dipenuhi dari kondisi yang telah ada sehingga penambahan SST sangat tergantung dari kebutuhan masyarakat. Saat ini jaringan sekunder telah ada pada kiri-kanan jalur Lintas Sumatera sejauh 300m dari jalan Lintas tersebut. Permintaan saat ini untuk jaringan terrestrial akan dikembangkan sesuai dengan permintaan terutama pada kawasan-kawasan pemukiman baru. Jika sudah mencapai permintaan 50 pelanggan maka jaringan telekomunikasi dapat dibangun atau disalurkan ke kawasan tersebut. Jaringan nirkabel dilayani oleh beberapa provider yang telah mendirikan BTS- BTS yang umumnya berada pada jalan Lintas Sumatera. Jarak antar BTS minimum 15 km dan masa yang aklan datang perlu dilakukan pengoperasian BTS bersama antar provider. Adapun daerah yang belum mendapatkan jaringan telekomunikasi baik jaringan kabel maupun telepon celluler seperti daerah Lubuk Besar, Lubuk Labu, Aur Jaya dan lain-lain Fokus Layanan Urusan Pilihan a) Pertanian Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama di Wilayah Kabupaten, yang selalu mendapat prioritas utama dalam kegiatan pembangunan ekonomi saat ini, dimana kontribusi sektor pertanian paling besar terhadap PDRB Kabupaten. Komoditi pertanian yang terdapat di Kabupaten terdiri dari pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perternakan dan perikanan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -41

56 Pemerintah Kabupaten 1. Pertanian Tanaman Pangan Sektor pertanian tanaman pangan yang dominan di Kabupaten adalah tanaman padi. Produksi padi tahun 2013 yaitu ton yang terdiri dari padi sawah ton dan padi ladang 792 ton dengan total luas sawah ha dan luas panen ha. Produksi padi terbesar terdapat di Kecamatan Sitiung yaitu ton dengan produktivitas 4.34 ton/ha. Dilihat berdasarkan perkembangan produksi padi dari tahun menunjukkan pertambahan yang sangat berarti yaitu sebesar 13,07%. Sementara dilihat berdasarkan produktivitas padi di Kabupaten pada 5 tahun terakhir ( ) mengalami penurunan sebesar 0,28 ton/ha. Pada tahun 2013 produktifitas padi sebesar 4,33 ton/ha, sedangkan pada tahun 2009 hanya 4,60 ton/ha. Sementara luas sawah yang ada di Kabupaten tahun 2013 yaitu ha, sedangkan luas sawah tahun 2009 hanya ha. Secara umum jenis pengairan sawah di Kabupaten adalah irigasi teknis yang didukung dengan irigasi yang cukup besar yaitu Irigasi Batang Hari yang saat ini seluas ha. Sedangkan sumber pengairan lainnya yaitu irigasi non PU/desa, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana dan sawah tadah hujan. Meningkatnya produksi padi tidak terlepas dari adanya jaringan irigasi sebagai sumber pengairan sawah masyarakat. Untuk lebih jelasnya luas sawah, produksi dan jenis sawah serta perkembangan produksi dan peningkatan luas areal sawah di Kabupaten tahun dapat dilihat pada Tabel No Kecamatan Tabel 2.35 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di Kabupaten Tahun 2013 Luas Panen (Ha) Total Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton) 1 Sungai Rumbai Asam Jujuhan 54 4, Koto Besar 250 3, Koto Baru , Koto Salak , Padang Laweh 843 4, Tiumang 267 4, Sitiung 443 4, Timpeh 688 4, Pulau Punjung , IX Koto , Kab , Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -42

57 Pemerintah Kabupaten Dilihat berdasarkan perkembangan luas, produksi dan produktivitas padi di Kabupaten tahun mengalami fluktuatif meskipun 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.36 Perekembangan Produksi Komoditi Padi No Tahun Luas Sawah (Ha) Produksi Padi (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) , , , , ,32 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) 2. Tanaman Palawija Jenis palawija yang banyak ditanam adalah jagung dan ubi kayu. Pada tahun 2013 roduksi jagung terbesar terdapat di Kecamatan Koto Salak sebanyak 999 ton, dan tanaman ubi kayu sebanyak 1,676 ton yang terdapat di Kecamatan Tiumang. Sedangkan tanaman palawija yang belum dioptimalkan dalam pengusahaanya adalah tanaman kacang hijau, kacang panjang, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data tahun 2013, produksi dari tanaman palawijaya ini masih rendah. Jika dilihat dari perkembangan produksi tanaman palawija di Kabupaten tahun , secara umum terjadi fluktuatif Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -43

58 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.37 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditi Palawija di Kabupaten Tahun 2013 Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau No Kecamatan Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton 1 Sungai Rumbai Koto Besar Asam Jujuhan Koto Baru Koto Salak Tiumang Padang Laweh Sitiung Timpeh Pulau Punjung IX Koto , , , , , , , ,40 122,8 79 1,2 98,1 17 1,31 22, , , , , Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -44

59 Pemerintah Kabupaten Lanjutan Tabel 2.37 Kacang Panjang Ubi Kayu Ubi Jalar No Kecamatan Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) 1 Sungai Rumbai Koto Besar Asam Jujuhan Koto Baru Koto Salak Tiumang , Padang Laweh Sitiung Timpeh Pulau Punjung IX Koto , , , , , , , , ,5 358 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -45

60 Pemerintah Kabupaten 3. Tanaman Hortikultura Tanaman hortikultura yang terdapat di Kabupaten terdiri dari tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan. Tanaman sayuran yang diusahakan di Kabupaten antara lain cabe, terung dan ketimun. Diantara tanaman sayuran yang ada, cabe merupakan tanaman yang diusahakan hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten kecuali di Kecamatan Timpeh dan Kecamatan IX Koto. Berdasarkan data tahun Dilihat berdasarkan data tahun produksi masing-masing sayuran ini tidak tetap, ada yang mengalami penurunan dan ada juga yang mengalami peningkatan. Buah-buahan yang diusahakan di Kabupaten yaitu durian, jeruk, pisang, pepaya, duku, dan rambutan. Produksi buah-buahan yang terbesar tahun 2013 adalah durian yaitu 2326 ton dan pisang sebanyak 1006 ton. Untuk lebih jelasnya luas dan produksi tanaman sayuran dan buah-buahan yang terdapat di Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 2.38 dan Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -46

61 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.38 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Sayuran di Kabupaten Tahun 2013 Cabe Terung Ketimun No Kecamatan Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produks i (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produks i (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) 1 Sungai Rumbai Koto Besar Asam Jujuhan Koto Baru 1-5 Koto Salak Tiumang Padang Laweh 1-8 Sitiung Timpeh - 10 Pulau Punjung IX Koto ,49 179,4 26 3,7 96,2 7 4,5 31, , , ,5 45 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -47

62 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.39 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah-Buahan di Kabupaten Tahun 2010 Durian Jeruk Siam Pisang No Kecamatan Luas Panen (pohon) Produktivitas (kg) Produksi (ton) Luas Panen (pohon) Produktivitas (kg) Produksi (ton) Luas Panen (pohon) Produktivitas (kg) Produksi (ton) 1 Sungai Rumbai , Koto Besar Asam Jujuhan 5, , Koto Baru 5, , Koto Salak 5, , Tiumang 1, , Padang Laweh 1, , Sitiung , , Timpeh 2, Pulau Punjung 1, , , IX Koto , , , ,326 35, , , , ,289 41, , , , ,633 65, ,684 36, , ,00 1, , ,00 0, , ,00 0,16 672, ,00 1, , ,00 0,06 495, ,00 0,06 296,00 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -48

63 Pemerintah Kabupaten Lanjutan Tabel 2.39 Pepaya Duku Rambutan No Kecamatan Luas Panen (pohon) Produktivitas (kg) Produksi (ton) Luas Panen (pohon) Produktivitas (kg) Produksi (ton) Luas Panen (pohon) Produktivitas (kg) Produksi (ton) 1 Sungai Rumbai Koto Besar Asam Jujuhan 5, Koto Baru , Koto Salak , Tiumang , , Padang Laweh , Sitiung 8, Timpeh 2, Pulau Punjung 11, IX Koto 6, , , , , ,865 2, , , ,196 5, , , ,500 3, ,00 0,74 768, ,00 0,38 655,00 450,00 1,75 789, ,00 19,30 444,00 826,00 1,00 826, ,00 0,17 379,00 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -49

64 Pemerintah Kabupaten 4. Perkebunan Terdapat 3 komoditi utama perkebunan yang menjadi unggulan di Kabupaten, yaitu kelapa sawit, karet, dan kakao. Selain itu juga terdapat perkebunan rakyat berupa kelapa, kopi, pinang dan lada. Perkebunan kelapa sawit dikelola oleh perusahaan besar (inti) dan perkebunan rakyat pola PIR, serta swadaya murni masyarakat. Perkebunan karet dikelola oleh masyarakat yang dibangun melalui P3RSB dan TCSDP, sedangkan kakao banyak diusahakan oleh masyarakat dengan pola pekarangan. Salah satu potensi yang belum tergali dari sektor perkebunan adalah pembentukan pertanian multi-kultur yang dapat menopang ekonomi masyarakat apabila komoditi utamanya mengalami penurunan harga. Pola pertanian multikultur yang dapat dikembangkan salah satunya adalah intergrasi perkebunan dengan ternak besar (sapi, kerbau, dan domba), dengan memanfaatkan pakan hijau di bawah tanaman perkebunan (kelapa sawit dan karet). Produksi komoditi perkebunan setiap tahunnya cenderung meningkat terutama kelapa sawit, karet, coklat dan pinang. Keadaan ini didorong oleh investasi swasta dan semakin tingginya minat masyarakat terhadap pengembangan komoditas ini. Untuk perkebunan sawit dan karet terdiri dari perkebunan swasta nasional dan perkebunan rakyat. Komoditi perkebunan umumnya merupakan komoditi ekspor, sehingga peningkatan produksi mengakibatkan peningkatan ekspor. Berdasarkan data tahun 2013, dari 7 jenis tanaman perkebunan rakyat yang tercatat, komoditi yang mengalami peningkatan produksi yang cukup tinggi adalah kelapa sawit, dan karet. Saat ini terdapat 11 perusahaan swasta dan pabrik pengolahan sawit di Kabupaten. Untuk lebih jelasnya produksi komoditi perkebunan di Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 2.40, Tabel 2.41 dan Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -50

65 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.40 Luas dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit Perkebunan Besar di Kabupaten Tahun No Jenis Pengusahaan Luas (Ha) Produksi (Ton) 1 Swasta Murni - Tanaman Belum Menghasilkan 3,639 - Tanaman Menghasilkan 38, ,299 2 Realisasi Kebun Inti - Tanaman Belum Menghasilkan - Tanaman Menghasilkan 3 Ralisasi Plasma - Tanaman Menghasilkan 20, , , , ,375 1,039, ,375 1,098, Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -51

66 Pemerintah Kabupaten No Kecamatan Luas Produktif (Ha) Tabel 2.41 Perkembangan Komoditi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Tahun Luas Belum Produktif (Ha) 1 Sungai Rumbai Koto Besar 5, Asam Jujuhan 2, Koto Baru Koto Salak 1, Luas Tidak Produ ktif (Ha) Kelapa Sawit Total Luas (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Luas Produktif (Ha) Luas Belum Produktif (Ha) Karet Luas Tidak Produktif (Ha) Total Luas (Ha) Produksi (Ton) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Produktivitas (Ton/Ha) 6 Tiumang 1, , , Padang Laweh 2, , , Sitiung 2, , , , , , Timpeh 6, , , , , , Pulau Punjung 3, , , , , , , IX Koto , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,03 13, , , , , ,98 0, , , , ,00 15, , , , , ,00 1,16 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -52

67 Pemerintah Kabupaten Lanjutan Tabel 2.41 Perkembangan Komoditi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Tahun No Kecamatan Luas Produktif (Ha) Luas Belum Produktif (Ha) Kelapa Luas Tidak Produktif (Ha) Total Luas (Ha) Produk si (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Luas Produkti f (Ha) Luas Belum Produktif (Ha) - Luas Tidak Produktif (Ha) Cengkeh Total Luas (Ha) Produk si (Ton) - 1 Sungai Rumbai Koto Besar Asam Jujuhan Koto Baru Koto Salak Tiumang Padang Laweh Produktivitas (Ton/Ha) 8 Sitiung Timpeh Pulau Punjung IX Koto , , ,00 91,50 24,00 959,50 600,02 0,71 6,00 2,00 14,00 22,00 0,78 0, ,00 91,00 32,00 967,00 815,00 0,97 7,00 2,00 13,00 22,00 2,00 0,29 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -53

68 Pemerintah Kabupaten Lanjutan Tabel 2.41 Perkembangan Komoditi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Tahun Kopi Lada No Kecamatan Luas Produktif (Ha) Luas Belum Produktif (Ha) Luas Tidak Produktif (Ha) Total Luas (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Luas Produktif (Ha) Luas Belum Produktif (Ha) Luas Tidak Produktif (Ha) Total Luas (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Sungai Rumbai Koto Besar Asam Jujuhan Koto Baru Koto Salak Tiumang Padang Laweh Sitiung Timpeh Pulau Punjung IX Koto , , ,00 21,50 14,50 459,00 369,36 0,87 5,00 1,50 1,50 8,00 3,80 0, ,00 18,50 15,50 467,00 470,00 1,09 5,00 1,50 1,50 8,00 8,00 1,60 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -54

69 Pemerintah Kabupaten Lanjutan Tabel 2.41 Perkembangan Komoditi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Tahun Kakao Pinang No Kecamatan Luas Produktif (Ha) Luas Belum Produktif (Ha) Total Luas (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Luas Produktif (Ha) Luas Belum Produktif (Ha) Total Luas (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Sungai Rumbai Koto Besar Asam Jujuhan Koto Baru Koto Salak Tiumang Padang Laweh Sitiung Timpeh Pulau Punjung IX Koto , , , , , , , , , ,28 603,65 0,93 17,50 30,25 47,75 11,66 0, ,27 776, , ,00 3,43 14,50 22,50 37,00 9,00 0,00 Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -55

70 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.42 Luas Kebun Kelapa Sawit Perusahaan Swasta dan Pabrik Pengolahan Hasil Sawit di Kabupaten Luas Pabrik/Unit Pengolahan No Nama Perusahaan Inti (Ha) Plasma (Ha) Jumlah (Ha) Alamat Kapasitas Pabrik Pengolahan/ Bulan (Ton/Jam) Jenis Bahan Baku Jenis Produk Yang Dihasilkan 1 PT. TKA (Tidar Kerinci Agung) , , ,00 Batu Kangkung 60 TBS CPO 2 PT. Incasi Raya 7.000, ,00 Pangian 45 TBS CPO 3 PT. Tranco Pratama 399, , ,30 Sitiung IV 4 PT. SAK (Sumbar Andalan Kencana) 6.783, , ,44 SP V 60 TBS CPO 5 PT. SMP (Silago Makmur Plantation) 6.545, , ,80 Sitiung IV 80 TBS CPO 6 PT. SAK Sei. Aye 1.990, ,00 SP V 7 PT. Bina Pratama 650, , ,90 Sitiung IV 8 PT. AWB (Andalas Wahana Berjaya) 1.000, ,00 Gunung Medan 9 PT. Agro Palma 600,00 600,00 10 PT. Palma Abadi Sejahtera 1.560, ,00 45 TBS CPO 11 PT. DL ( Lestarindo) Koto Padang Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -56

71 Pemerintah Kabupaten Skala pemasaran komoditi perkebunan ini cukup luas, karena di Kabupaten ini belum terdapat tempat pengolahan karet. Karet yang telah disadap di bawa ke Padang dan diolah lebih lajut. Sedangkan untuk kelapa sawit lokasi dan skala pemasarannya cukup luas. Setelah kelapa sawit dipanen kemudian dibawa ke pabrik pengolahan setengah jadi yang ada kemudian diolah menjadi CPO. Sedangkan pemasaran karet pada umumnya dari petani dijual ke pedagang perantara kemudian dari pedagang perantara di jual pabrik dan dari petani ke tempat pelelangan baru dibawa ke pabrik. Dari perkembangan komoditi utama tersebut terlihat bahwa luas tanam perkebunan semakin meningkat dari tahun ke tahun baik yang dilakukan oleh perusahaan swasta maupun masyarakat. Dari satu sisi hal tersebut merupakan perkembangan investasi bidang perkebunan yang positif, tetapi disisi lain terjadi alih fungsi lahan terutama kawasan lindung dan sawah irigasi teknis. Oleh sebab itu perlu kehati-hatian dalam pengembangan komoditi tersebut agar tidak merugikan investasi besar yang telah ditanam (irigasi) dan keseimbangan ekologis (kawasan lindung). Perkembangan produksi komoditi utama akan membawa dampak ikutan (forward linkage) yaitu terpenuhinya skala produksi untuk pendirian pabrikpabrik pengolahan komoditi tersebut sehingga sektor pertanian dan industri akan mempunyai keterkaitan erat dalam pengembangan wilayah Kabupaten. 5. Peternakan Jenis peternakan yang banyak terdapat di Kabupaten adalah ternak besar (sapi dan kerbau), ternak kecil (kambing), dan unggas (ayam dan itik). Diantara jenis ternak besar yang terdapat di Kabupaten tahun 2013, yang banyak populasinya adalah sapi yaitu 26,759 ekor, sedangkan populasi kerbau hanya 3,476 ekor, dan kambing sebanyak 15,620 ekor. Jika dilihat dari data per kecamatan, populasi sapi paling banyak terdapat di Kecamatan Sitiung yaitu 5,574 ekor dan Kecamatan Koto Timpeh sebanyak 5,290 ekor, sedangkan populasi kerbau terbesar terdapat di Kecamatan IX Koto. Untuk kambing populasi terbesar terdapat di Kecamatan Pulau Punjung yaitu 3,488 ekor. Berdasarkan data perkembangan populasi ternak di Kabupaten tahun mengalami peningkatan, berbeda dengan populasi unggas (ayam) sangat menurun drastis dari tahun Hal ini merupakan salah satu dampak dari wabah flu burung sehingga banyak ternak ayam yang mati atau dimusnahkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -57

72 Pemerintah Kabupaten Populasi ayam buras terbesar terdapat di Kecamatan Timpeh yaitu 1,227 ekor. Untuk ayam petelur hanya terdapat di Kecamatan Sitiung dengan total populasi 4,613 ekor dan ayam pedaging banyak terdapat di Kecamatan Sitiung yaitu 5,574 ekor. Populasi itik terbesar terdapat di Kecamatan Pulau Punjung yaitu 820 ekor. Untuk lebih jelasnya produksi ternak di Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 2.43 dan Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -58

73 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.44 Populasi, Pemotongan dan Produksi Daging Ternak Besar dan Ternak Kecil di Kabupaten Tahun 2013 Sapi Kerbau Kambing N0 Kecamatan Populasi (Ekor) Pemotongan (Ekor) Produksi Daging (Kg) Populasi (Ekor) Pemotongan (Ekor) Produksi Daging (Kg) Populasi (Ekor) Pemotongan (Ekor) Produksi Daging (Kg) 1 Sungai Rumbai , ,394 2 Koto Besar 3, , , Asam Jujuhan , , ,546 4 Koto Baru 1, , ,706 1, ,586 5 Koto Salak 1, , ,011 1, ,453 6 Tiumang 2, , ,233 1, ,221 7 Padang Laweh 1, , Sitiung 5, , , Timpeh 5, , ,016 1, Pulau Punjung 3, , ,674 3, , IX Koto , ,679 1, , ,759 3, ,670 3, ,210 15,620 1,266 28, ,449 2, ,680 4, ,252 15,040 1,043 10, Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -59

74 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.45 Populasi dan Produksi Unggas di Kabupaten Tahun 2013 No Kecamatan Ayam Kampung Populasi (Ekor) Produksi Telor (Kg) Ayam Petelur Populasi (Ekor) Produksi Telor (Kg) Ayam Pedaging Populasi (Ekor) Populasi (Ekor) Itik Produksi Telor (Kg) 1 Sungai Rumbai Koto Besar ,595-3, Asam Jujuhan Koto Baru 202-1,203-1, Koto Salak ,636-1, Tiumang 363-1,707-2, Padang Laweh ,109-1, Sitiung 961-4,613-5, Timpeh 1,227-4,063-5, Pulau Punjung 1,010-2,767-3, IX Koto ,808 1,100 20,951 26,759 2, ,191 57,049 26, ,347 20, , Sumber : Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -60

75 Pemerintah Kabupaten b) Kehutanan Luas tutupan lahan hutan di Kabupaten Ha (58,29% dari luas wilayah). Kekritisan lahan di Kabupaten tidak terlalu besar. Lahan dengan kondisi kritis dan sangat kritis di Kabupaten seluas Ha (atau 1,98% dari luas wilayah). Lokasi lahan kritis pada kawasan perbukitan terdapat di Kecamatan Pulau Punjung, Silago, dan Koto Besar. Tabel 2.46 Lahan Kritis di Kabupaten No Lahan Kritis Luas (Ha) (%) 1 Tidak Kritis ,82 2 Potensial Kritis ,90 3 Agak Kritis ,72 4 Kritis ,34 5 Sangat Kritis ,63 6 Tubuh Air ,60 Luas Total ,00 Sumber : BPDAS Batanghari Jambi, 2011 dalam Laporan RTRW Kab. Tahun Kontribusi subsektor kehutanan terhadap PDRB mengalami sedikit penurunan dimana tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 2,74 persen sedangkan pada tahun 2013 sebesar 2,70 persen. c) Energi dan Sumber Daya Mineral Selain sektor perkebunan dan pertanian tanaman pangan potensi lain yang ada di Kabupaten adalah pertambangan. Sektor Pertambangan dan Penggalian memberikan kontribusi yang menurun dibanding tahun sebelumnya terhadap PDRB, tahun 2012 sumbangan yang diberikan sektor ini sebesar 6,34 persen dan tahun 2013 ini mencapai 6,06 persen. Selain itu jumlah produksi Batubara juga menurun pada tahun 2013 ini yaitu sebesar ,13 ton, sedangkan pada tahun 2012 mencapai ,44 ton. Bahan galian yang terdapat di Kabupaten terdiri dari batu bara, bitumen padat, emas sekunder, bijih besi, perak, batu gamping, pasir kuarsa, batu gunung, tanah urug, tanah liat, sirtukil, mangan, dan suseki. Sedangkan potensi tambang yang potensial dikembangkan dan sudah mulai dieksploitasi dalam jumlah besar adalah : Batu Bara yang sudah dieksploitasi di Kecamatan Asam Jujuhan (PT. TBN, PT. SLN, KUD Sinamar Sakato dan PT CBI) dengan Produksi Tahun 2009 : ,25 MT Batu Bara yang sudah dieksploitasi di Kecamatan Padang Laweh oleh PT PBA Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -61

76 Pemerintah Kabupaten Batu Bara dalam tahap eksplorasi yaitu di Kecamatan Asam Jujuhan oleh CV. X Dareh, PT BSA dan PT IMR, di Kecamatan Padang Laweh yaitu PT PBM dan PT IMR dan di Kecamatan Timpeh oleh PT DAA Bijih Besi yang sudah diekploitasi di Kecamatan Asam Jujuhan oleh PT TSS Mangan, masih dalam Proses Perijinan (Kec. Timpeh) Bitumen padat, masih dalam Proses Perijinan (Kec. Pd. Laweh) d) Pariwisata Dalam dunia kepariwisataan di, berdasarkan data dan informasi objek wisata yang ada sangat terbatas. Objek wisata alam yang terdapat di sebanyak 39 buah. Kabupaten memiliki situs cagar budaya yang terletak di 5 (lima) lokasi, benda cagar budaya sebanyak 5 buah, bangunan cagar budaya sebanyak 10 buah. Dalam hal fasilitas penunjang pariwisata di Kabupaten terdapat 9 hotel non bintang yang terdiri dari 186 kamar. Hotel tersebut tersebar di 4 (empat) Kecamatan di sepanjang jalan Lintas Sumatera. e) Kelautan dan Perikanan Perikanan yang banyak diusahakan masyarakat Kabupaten adalah perikanan budidaya melalui budidaya kolam, budidaya sawah dan budidaya keramba. Dilihat dari produksi, produksi ikan terbesar di Kabupaten adalah ikan budidaya kolam. Dilihat dari produksi ikan budidaya kolam dari tahun mengalami peningkatan, begitu juga produksi ikan budidaya sawah dan budidaya keramba/sungai. Kegiatan budidaya ikan terdiri dari kolam air tenang, kolam air deras, keramba, mina padi, jaring tancap dan keramba jaring apung. Budidaya ikan yang paling banyak diusahakan penduduk yaitu kolam air tenang dan keramba. Usaha perikanan kolam air tenang terdapat diseluruh kecamatan, dan usaha ikan keramba banyak terdapat di Kecamatan IX Koto. Usaha budidaya ikan karamba jaring apung banyak dikembangkan di Kecamatan Pulau Punjung. Kegiatan perikanan jaring tancap tangkap di Kabupaten banyak terdapat di Kecamatan Sitiung. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -62

77 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.47 Jenis Ikan dan Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Tahun 2013 No Jenis Ikan Total (Ton) 1 Ikan mas 4,347 2 Ikan Nila 6,624 3 Ikan Lele 3,019 4 Ikan Gurami Ikan Patin 3,391 6 Ikan Air Tawar Lainnya 80 Jumah 17,591 Sumber : Disnakan Kab. Tahun 2014 Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2012 sebesar 2,35 persen menjadi 2,32 persen pada tahun f) Perdagangan Kontribusi subsektor perdagangan besar dan eceran memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 12,18 persen pada tahun 2012 dan sebesar 12,31 persen pada tahun Nilai ekspor dihitung berdasarkan jumlah barang dan jasa yang keluar dari wilayah kabupaten. Dengan kata lain ekspor yang dimaksud adalah antar kabupaten, antar provinsi. Selama tahun , nilai ekspor selalu lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya sehingga menghasilkan ekspor neto yang positif. Saat ini pasar di berjumlah 28 buah, namun belum ada pasar yang representatif sebagai pasar kabupaten, namun pasar yang ada hanya pasar nagari, sehingga perlu ditingkatkan statusnya menjadi pasar yang representatif. Termasuk pasar agropolitan di Koto Padang yang belum beroperasi secara optimal hingga saat ini. g) Perindustrian Industri di Kabupaten terbagi menjadi industri atau kegiatan usaha skala besar/menengah dan industri atau kegiatan usaha skala kecil. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -63

78 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.48 Jumlah Industri atau Kegiatan Usaha Skala Menengah/Besar Kabupaten No Nama Industri Jenis Industri Kapasitas Produksi ( Ton/Jam ) Terpasang Senyatanya 1 PT. Incasi Raya Pangian Minyak Sawit PT. Kerinci Agung Minyak Sawit PT. Silago Makmur Plantation Minyak Sawit PT. Sumber Andalas Kencana Minyak Sawit PT. Lestarindo Minyak Sawit PT. Bina Pratama Sakato Jaya Minyak Sawit Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Tahun 2013 Tabel 2.49 Jumlah Industri atau Kegiatan Usaha Skala Kecil Kabupaten No Nama Industri Jenis Industri Kapasitas Industri Terpasang Senyatanya Keterangan 1 Furnitur dari kayu Perabot Buah 2 Batu bara dari Tanah Liat / Keramik Bata Buah 3 Industri Roti dan sejenisnya Roti Buah 4 Indutri Kerupuk dan sejenisnya Kerupuk Bungkus 5 Industri Tempe Tempe Bungkus 6 Industri Tahu Kedelai Tahu Papan 7 Pengolahan dan Pengawetan Daging Daging Bakso Kg 8 Industri Kontruksi Holobrik / Batako Buah 9 Industri Kontruksi Polongan Buah 10 Industri Wadah dari Kayu Bak Truk Buah 11 Industri Ayam-ayaman dari Rotan dan Bambu Ayaman Set 12 Industri Kapal / Perahu Perahu Buah 13 Industri Batik Batik Tanah Like Potong 14 Industri Pakaian jadi dari Tekstil Konveksi Helai 15 Industri Pengerjaan Logam pandai Besi Buah 16 Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-kacangan selain Kecap dan Tempe Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Keripik Tempe Buah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di Kabupaten pada tahun 2010 industri skala kecil lebih dominan dibanding industri skala kecil, hal ini terlihat jelas dari jumlah industri yang terdapat di Kabupaten pada tahun Jika dilihat dari nilai tambah yang dibentuk sektor industri pengolahan atas dasar harga berlaku naik dari 190,01 milyar rupiah pada tahun 2012 naik menjadi 214,73 milyar rupiah pada tahun Berdasarkan harga konstan 2000 nilai tambah sektor ini naik dari 84,94 milyar rupiah pada tahun 2012 menjadi 89,40 milyar rupiah pada tahun Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pada industri pengolahan menengah/besar lainnya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -64

79 Pemerintah Kabupaten Sektor industri pengolahan memberikan sumbangan terhadap PDRB menurun dari sisi persentase, kontribusi tahun 2013 sektor industri menyumbang sebesar 5,45 persen berbanding dengan tahun 2012 yaitu sebesar 5,51 persen Aspek Daya Saing Daerah Bagian ini diawali dengan pengantar analisis. Selanjutnya, pada bagian ini dijelaskan kondisi umum aspek daya saing daerah sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Berbagai indikator yang telah diolah pada tahap perumusan, sesuai lampiran I peraturan ini, dapat ditampilkan, khususnya indikator yang paling dapat menjelaskan kondisi dan perkembangan aspek daya saing daerah bersangkutan. Lebih lanjut dipaparkan tentang fokus kemampuan ekonomi daerah, fokus fasilitas wilayah/infrastuktur, fokus iklim berinvestasi, dan fokus sumber daya manusia Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga Pengeluaran rumah tangga merupakan pos pengeluaran terbesar dalam penyerapan nilai tambah. Selama tahun 2013 terjadi peningkatan yang cukup signifikan atau kenaikan sebesar Rp dibandingkan dengan tahun 2012, atau mengalami kenaikan sebesar 15,18 persen, persentase kenaikan ini leboh besar dibandingkan dengan persentase kenaikan tahun-tahun sebelumnya. Lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 2.50 dibawah. Tabel 2.50 PDRB Berdasarkan Penggunaan ADHB Kabupaten Tahun Urusan/ Indikator Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (juta) Sumber: PDRB Kabupaten tahun Tahun Jika dibandingkan terhadap struktur perekonomian secara keseluruhan, pengeluaran konsumsi rumah tangga masih merupakan komponen penggunaan PDRB yang paling dominan. Nilai konsumsi rumah tangga sebesar ,34 juta pada tahun 2013 menyerap 51,88 persen dari total nilai barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten, seperti ditunjukkan pada tabel berikut. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -65

80 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.51 Komposisi penggunaan PDRB ADHB Tahun 2011 s/d 2013 (Persen) Kabupaten No Jenis Pengeluaran/Konsumsi * 2013** 1 Konsumsi rumah tangga 53,31 51,49 51,88 2 Konsumsi lembaga swasta nirlaba 1,04 1,02 1,08 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12,19 12,38 12,51 4 Pembentuakan Modal Bruto 24,88 26,55 26,75 5 Perubahan stock -0,79-0,42-0,14 6 Net Ekspor Barang dan Jasa 9,36 8,98 7,95 PDRB 100,00 100,00 100,00 Sumber: PDRB Kabupaten Tahun a. Nilai Tukar Petani indeks nilai tukar petani (NTP) sebesar 101,02 persen pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kesejahteraan petani pada tahun 2013 menurun dibandingkan dengan tahun 2012 sebagai tahun dasar. Dari nilai NTP petani Kabupaten pada dasarnya sudah mampu mencukupi kebutuhan faktor produksi pertanian dan konsumsi sehari-hari dari hasil usaha petani. Tabel 2.52 Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten tahun No Uraian Indeks harga yang diterima petani (it) 105,11 103,52 2 Indeks harga yang dibayar petani (ib) 102,99 102,56 3 Nilai Tukar Petani (NTP) 101,95 101,02 Sumber : Nilai Tukar Petani Kabupaten Tahun 2014 Tabel diatas menunjukan bahwa Nilai Tukar Petani di Kabupaten tahun 2013 yaitu 101,02 persen, turun sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 101,95 persen atau memiliki selisih sebesar 0,91 persen Fasilitas Wilayah/Infrastruktur a. Perhubungan Pengelolaan jaringan jalan di Kabupaten terdiri dari jalan negara, jalan propinsi dan jalan kabupaten. Ruas jalan negara merupakan jaringan jalan primer, arteri dan kelas III yang pembinaannya dilakukan oleh pemerintah pusat (Kementerian Pekerjaan Umum yang dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanan Jalan Nasional Wilayah II). Ruas jalan negara di Kabupaten sepanjang 62,50 Km yaitu ruas jalan yang menghubungkan Kota Padang Kota Muaro Bungo dan kota-kota di wilayah bagian selatan Sumatera Barat. Sedangkan ruas jalan propinsi merupakan jaringan jalan kolektor primer dan kelas IIIA yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Ruas jalan Propinsi di Kabupaten Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -66

81 Pemerintah Kabupaten sepanjang 83,50 Km dengan kondisi sedang ruas jalan propinsi ini yaitu ruas Sikabau Simpang III Koto Baru, ruas Simpang III Koto Baru Tanjung Simalidu, Junction Koto Baru dan junction Batas Sangir. Jalan kabupaten merupakan jaringan jalan kolektor dan lokal primer, dan pada umumnya termasuk kelas IV yang pembinaannya oleh Pemerintah Daerah kabupaten. Panjang jalan Kabupaten ini sesuai Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor : 4 Tahun 2006, tentang Penetapan Status Jalan sebagai Jalan Kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Berdasarkan data saat ini panjang jalan kabupaten yaitu 1.035,72 Km yang terdiri dari kondisi baik sepanjang 622,23 Km, kondisi sedang sepanjang 148,38 Km, dan kondisi rusak sepanjang 156,91 Km serta rusak berat sepanjang 108,20 Km. Tabel 2.53 Ruas Jalan Nasional dan Provinsi di Kabupaten Tahun 2013 No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Panjang Ruas (KM) Lebar Tipe Permukaan Jalan Kondisi A. Jalan Nasional N.051 Batas Kab. Sijunjung Sungai Dareh 13,20 7 Aspal Baik N.052 Sungai dareh Junction 28,00 7 Aspal Baik N.053 Junction Batas Kota 21,30 7 Aspal Baik Total Jalan Nasional 62,50 B. Jalan Provinsi No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Panjang Ruas (KM) Lebar Tipe Permukaan Jalan Kondisi P.010 Sikabu Simp. II Koto Baru 29,00 3,50 Aspal Rusah P.011 Simp. III Koto Baru Tj. Simaladu 21,00 3,50 Aspal Baik P.021 Junction Koto Baru 5,20 3,50 Aspal Baik P.054 Junction Batas Sangir 28,30 3,50 Aspal Baik Total Jalan provinsi 83,50 Sumber : Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Tahun b. Fasilitas Bank dan Non Bank Ketersediaan fasilitas bank dan non bank sangat penting dalam rangka menunjang aspek daya saing daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut segala urusan berkaitan dengan jasa dan lalu lintas keuangan dapat berjalan dengan lancar. Indikator kinerja berkaitan dengan fasilitas bank dan non bank salah satunya dapat dilihat dari jenis dan jumlah bank serta cabangcabangnya. Seperti terlihat pada tabel : Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -67

82 Pemerintah Kabupaten Tabel 2.54 Jumlah dan Daftar Nama BANK Menurut Kecamatan Tahun 2012 Kabupaten No Kecamatan Nama BANK Jumlah (unit) Alamat BRI Unit Pulau Punjung 1 Pulau Punjung BRI Syariah Pulau Punjung 1 Pulau Punjung BANK Nagari Cabang Pl. Punjung 1 Pulau Punjung BANK Nagari Syariah 1 Pulau Punjung BANK Danamon Simpan Pinjam 1 Pulau Punjung 1 Pulau Punjung BANK Syariah Mandiri KCP Pl. Punjung 1 Pulau Punjung Bank Mega Cabang Pl. Punjung 1 Pulau Punjung BANK Mandiri Mitra Usaha 1 Pulau Punjung BANK Sampoerna Sahabat UKM KCP Pl. Punjung 1 Pulau Punjung BPR Pulau Punjung 1 Pulau Punjung BTPN KCP. Pulau Punjung 1 Pulau Punjung BMT Al Islah 1 Sikabau 2 Sitiung BRI Unit Koto Gadang 1 Koto Agung BANK Mandiri Mitra Usaha 1 Blok B BRI Unit Koto Baru 1 Koto Baru BRI Cabang 1 Koto Baru BNI 46 KCP. Koto Baru 1 Koto Baru BANK Danamon Simpan Pinjam 1 Koto Baru 3 Koto Baru BANK Nagari Cabang Koto Baru 1 Koto Baru BANK Sampoerna Sahabat UKMKCP. Koto Baru 1 Koto Baru BTPN KCP. Koto Baru 1 Koto Baru SWAMITRA BUKOPIN 1 Koto Baru BPR Dharma Nagari Koto Baru 1 Koto Baru BPR LPN Tarantang 1 Koto Baru BANK Nagari Capem Sei. Rumbai 1 Sungai Rumbai BRI Unit Sei. Rumbai 1 Sungai Rumbai 4 Sungai Rumbai BANK Mandiri Cab. Sei. Rumbai 1 Sungai Rumbai BPR LPN Sei. Rumbai 1 Sungai Rumbai BPR Gebu Minang Sei. Rumbai 1 Sungai Rumbai 5 Koto Besar BRI Unit Koto Gadang 1 Koto Besar 6 Koto Salak BRI Unit Ampalu Raya 1 Koto Salak BMT Al Islah 1 Pulau Mainan Jumlah 32 Sumber : Dinas Kopperindag dan UMKM kabupaten Tahun 2012 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 11 (sebelas) kecamatan yang terdapat di Kabupaten hanya 6 (enam) kecamatan yang memiliki bank, yaitu Kecamatan Pulau Punjung, Sitiung, Koto Baru, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -68

83 Pemerintah Kabupaten Sungai Rumbai, Koto Besar, Koto Salak. Dan dari 6 (enam) kecamatan tersebut Kecamatan Pulau Punjung merupakan kecamatan yang paling banyak memilki bank yaitu sebanyak 12 unit dan Bank yang paling banyak beroperasi adalah BRI. Hal ini menunjukkan tingginya permintaan jasa perbankan pada kawasankawasan perkotaan di Kabupaten. Dimasa yang akan datang fungsi perbankan diharapkan tidak hanya sebagai sarana ekonomi yang dibutuhkan masyarakat tetapi sebaliknya diharapkan kehadiran sarana perbankan pada kawasan- kawasan yang belum berkembang akan dapat memicu percepatan perkembangan kawasankawasan tersebut yang umumnya berada di Kecamatan IX Koto, Kecamatan Koto Besar, Kecamatan Asam Jujuhan, Kecamatan Tiumang, Kecamatan Padang Laweh, Kecamatan Timpeh dan Kecamatan Koto Salak EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD Mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2013 dan realisasi RPJMD yang bersumber dari telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun 2013 dan realisasi Renstra SKPD oleh masing-masing SKPD dan/atau dari laporan pertanggung jawaban APBD menurut tahun-tahun yang berkenaan. Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Tahun Evaluasi meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah per-skpd, menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD. Telaahan hasil evaluasi mencakup: 1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang direncanakan. 2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang direncanakan tahun Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau keluaran yang direncanakan 4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program atau kegiatan 5. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program RPJMD Kabupaten Tahun dan kinerja pembangunan daerah 6. Kebijakan atau tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut. Hasil evaluasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II -69

84 Tabel 2.55 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Perencanaan Daerah sampai dengan Tahun 2014 Kabupaten Kode 1 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) =(7/6) 9 10=(5+7+9)* 11=10/4 12 SKPD Penanggung Jawab Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Bidang Pendidikan Program Pemerataan, Sarana prasarana dan Mutu Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (Program Pendidikan Anak Usia Dini) Tingkat ketercapaian pemerataan pelayanan 15% 21% 22% 15 68% 44% 81% 75% Disdikpora APK PAUD Disdikpora APM PAUD Disdikpora Jumlah Lembaga PAUD Disdikpora jumlah tenaga pendidik PAUD yang berkualifikasi Disdikpora Jumlah PAUD Percontohan Disdikpora ProgramPemerataan dan Mutu pelayanan pendidikan wajib belajar sembilan tahun (Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun) Tingkat keterlaksanaan pemerataan dan pelayanan pendidikan 26% 24% 27% % 25% 22% Disdikpora APK SD/MI 107,2 101,21 101,82 113, , Disdikpora APM SD/MI 99,1 92,42 96,32 109, , Disdikpora Jumlah ruang kelas baru (RKB) SD/MI Disdikpora Jumlah Unit Sekolah Baru (USB) SD/MI Disdikpora jumlah pustaka Disdikpora Program Peningkatan Akses dan Mutu pendidikan menengah (Program Pendidikan Menengah) Disdikpora APK SMP/MTs , , Disdikpora APM SMP/MTs 78,4 61,79 65,4 81,96 70, Disdikpora APK SMA/MA/SMK 92 71,43 82,5 79,6 88, Disdikpora APM SMA/MA/SMK 70 47,78 55,15 61,08 65, Disdikpora Jumlah ruang kelas baru (RKB) SMP/MTs Disdikpora Jumlah unit sekolah SMP/MTs unit Disdikpora Jumlah unit sekolah SMA/MA/SMK unit Disdikpora Jumlah sekolah unggulan unit Disdikpora Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 70

85 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Program Peningkatan akses dan kualitas pendidikan formal dan informal (Program Pendidikan Non Formal/ Informal) Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Tingkat akses dan kualitas PNFI % Disdikpora Angka Buta Aksara % Disdikpora Jumlah Sarana PKBM buah Disdikpora Jumlah Kelompok Belajar Paket A, B dan C % Disdikpora Jumlah Tenaga Pendidik dan Pengelolah PNFI orang 107 orang 17% Disdikpora Program Peningkatan akses dan kualitas pendidikan luar biasa , Disdikpora Jumlah Sekolah SLB Unit 2 unit Disdikpora Jumlah Kekhususan Layanan Org 1 orang Disdikpora Jumlah Tenaga Pendidik SLB Org 4 orang Disdikpora Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan Disdikpora Jumlah Kelompok Guru buah 67 buah Disdikpora pelaksanaan sertifikasi pendidik Jumlah Tenaga Pendidik (guru) yang telah bersertifikat Pendidik Jumlah Tenaga Pendidik (guru) yang telah berkualifikasi Pendidikan SI 1 keg./ keg./ keg/947 org keg./ Disdikpora orang 1486 orang Disdikpora pemberdayaan guru komite sekolah*** Jumlah Guru Komite keg./ Org 938 org Disdikpora peningkatan kualifikasi pendidikan guru ke jenjang s1 Jumlah Kepala Sekolah yang Berkualifikasi SI dan Bersetifikat Pendidik Org 183 org Disdikpora Jumlah Sekolah yang Terakreditasi Buah 172 Buah Disdikpora Jumlah Pengawas yang Berkualifikasi S Org 7 org Disdikpora Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 71

86 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) Program Peningkatan Kualitas Manajemen Jumlah lembaga penyelenggara pendidikan Disdikpora pengelolaan pendidikan (Program manajemen pelayanan pendidikan) SKPD Penanggung Jawab Jumlah lembaga penyelenggara pendidikan Disdikpora Peningkatan Peran Serta Masyarakat Membangunan Pendidikan Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pendidikan (Pelaksanaan Pesantren Ramadhan) jumlah sekolah yang melaksanakan pesantren Ramadhan Disdikpora Peningkatan Kapasitas / Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidikan Menengah Pemberian beasiswa kepada keluarga miskin untuk jenjang pendidikan SD, SLTP dan SLTA jumlah siswa penerima bantuan beasiswa orang 3267 orang Disdikpora 1 18 BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA Program Pengembangan & Keserasian kebijakan Pemuda Disdikpora Jumlah kelompok usaha produktif Disdikpora Disdikpora jumlah pengurus OSIS Disdikpora Jumlah siswa peserta paskibraka Disdikpora Program Pengembangan kebijakan dan manajemen Olahraga Jumlah cabang olahraga yang dibina Disdikpora Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Disdikpora Jumlah lapangan olahraga sekolah Disdikpora Jumlah lapangan olahraga masyarakat Disdikpora Jumlah peralatan olahraga sekolah Disdikpora Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 72

87 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Jumlah peralatan olahraga masyarakat Disdikpora Program Pembangunan Kepemudaan Disdikpora jumlah pemuda produktif Disdikpora Program pembangunan olahraga dan kesehatan Disdikpora jumlah kegiatan olahraga siswa Disdikpora jumlah kegiatan olahraga masyarakat Disdikpora DINAS KESEHATAN 1 02 BIDANG KESEHATAN 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Persentase ketersediaan obat dan vaksin % 100 DinKes 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat DinKes 100% penduduk miskin mendapatkan 100% % 90 DinKes pelayanan kesehatan Jumlah unit kerja mendapat sertifikat ISO % 3 DinKes 9001:2008 Persentase puskesmas rawatan yang mampu % 10 DinKes PONED 100% 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan menurunnya resiko / efek samping penggunaan % 20 DinKes bahan kimia berbahaya 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Persentase balita ditimbang berat badannya % 85 DinKes (D/S) 21 Program Penyehatan Lingkungan (Program Peningkatan sanitasi dasar masyarakat 85 73, ,98 96% 83 DinKes Pengembangan Lingkungan Sehat) 33 Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak DinKes 34 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menurunnya angka kematian ibu (AKI) 100, , % 102 KH menurunnya angka kematian balita (AKABA) 1000 KH 32 26, % 32 % angka keberhasilan pengobatan TB (succes ,7 113% 85 DinKes Rate) % angka kesembuhan TB ,2 155% 85 DinKes Jumlah kasis TB per Pddk 70 51, ,2 146% 70 DinKes Prevelensi HIV/AIDS pada populasi dewasa < <0,2 0.2 % angka kesakitan diare 10 69, ,8 458% 10 DinKes % angka kesakitan pneomonia pada balita 60 15, ,8 23% 60 DinKes Angka kesakitan penderita DBD per % 93 DinKes Pddk angka kesakitan malaria per pddk 186 0, ,5 9% 184 DinKes Persentase bayi usia 0-11 bulan yang 95 86, ,2 95% 95 DinKes mendapat imunisasi dasar lengkap Persentase Jorong terkena kejadian luar biasa % 100 DinKes (KLB) yang ditangani <24 jam Persentase puskesmas yang melaksanakan pencegahan dan penanggulangan PTM (SE,deteksi dini, KIE dan tata laksana) % 71 DinKes persentase terlaksananya penanggulangan faktor resiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra % 95 DinKes Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 73

88 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) 35 Program Pengelolaan Promosi Kesehatan dan Persentase rumah tangga yang menerapkan Pemberdayaan Masyarakat prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) ,9 104% 70 DinKes SKPD Penanggung Jawab 36 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Persentase posyandu mandiri 60 62, ,8 156% 55 DinKes Persentase ketersediaan data profil kesehatan % 100 DinKes Jumlah unit kerja yang mengembangkan sistem informasi kesehatan Persentase penyelesaian administrasi kepegawaian tepat waktu Tersusunnya keuangan sesuai dengan prosedur Sistem Akuntansi Keuangan (SAI) % 14 DinKes % 85 DinKes % 100 DinKes 37 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Persentase pengelolaan barang milik daerah (BMD) setiap tahun anggaran sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Persentase pengelolaan pembayaran gaji PNS tepat waktu, jumlah dan sasaran Persentase tenaga kesehatan yang profesional dan memenuhi standar kompetensi Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM kesehatan sesuai standar % 100 DinKes % 100 DinKes DinKes % 75 DinKes % 75 DinKes RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KESEHATAN Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat Masyarakat sadar akan pentingnya hidup sehat Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Pelayanan rujukan pasien miskin dan tidak mampu Terlayaninya rujukan pasien miskin dan tidak mampu Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata 100% 99,9% 100% 100% 100% 100% 100% % Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, Meningkatnya jumlah pasien rawat inap VIP, Kelas I, II dan III) 0 1 unit 1 unit 100,0% 0 1 unit Pengadaan alat-alat rumah sakit Meningkatnya pelayanan RSUD 1 paket 1 paket 1 paket 100,0% 1 paket 1 paket Pengadaan obat-obatan rumah sakit Tersedianya obat-obat rumah sakit 100% 2 paket 1 paket 1 paket 100,0% 100% 1 paket Pengadaan mebeleur rumah sakit Tersedianya mebeluer di RS 2 paket 1 paket Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit Meningkatnya proses kesembuhan pasien 5 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 100,0% 1 tahun 4 tahun 80% Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit Terpeliharanya gedung RS 5 tahun 1 tahun 1 tahun 100,0% 100% 4 tahun 80% Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan Terjaminnya kualitas alat kesehatan 5 tahun 1 tahun 1 tahun 100,0% 100% 4 tahun 80% rumah sakit Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 74

89 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Progam Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Penyusunan sistem pelaporan dan dokumen rumah sakit BLUD Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Terlayaninya pengobatan bagi pasien rujukan Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) 5 tahun 12 tahun 12 tahun 100,0% 12 bulan 4 tahun 80% Tersusunnya pelaporan dan dokumen menuju RS BLUD (Tata kelola, SPM, RSB, ) 4 dok % % SKPD Penanggung Jawab BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEKERJAAN UMUM Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam fasilitasi pelaksanaan air minum 46 lokasi 17 lokasi 17 lokasi 100% 23 lokasi 23 lokasi 100% Pengelolaan Air (TKK PAMSIMAS) PENATAAN RUANG Program Perencanaan Tata Ruang Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan dok 1 dok 100% PERENCANAAN PEMBANGUNAN Program Perencanaan Pembangunan Daerah Penetapan RPJPD ditetapkannya perda RPJPD 0 1 perda perda Penyusunan RKPD tersusunnya dokumen RKPD 5 dok 2 dok 1 dok 1 dok 100% 1 dok 1 dok 100% Penyelenggaraan Musrenbang RKPD terlaksananya Musrenbang RKPD 5 paket 2 paket 1 paket 1 paket 100% 1paket 1 paket 100% Penetapan RKPD Peraturan Bupati tentang RKPD 5 Perbup 2 Perbup 1 Perbup 1 Perbup 100% 1 Perbup 1 Perbup 100% Penyusunan MP3ED Tersusunya dokumen MP3ED 1 dok 0 1 dok 1 dok 100% 0 1 dok 100% Midterm Review RPJMD Tersusunnya dokumen midterm review RPJMD 1 dok 0 1 dok 1 dok 100% 0 1 dok 100% Program Perencanaan Pengembangan Kotakota menengah dan besar Koordinasi Perencanaan Air Minum, Draenase dan Sanitasi Perkotaan tersusunnya dokumen perencanaan sanitasi 3 dok 0 2 dok 2 dok 100% 1 dok 3 dok 100% Koordinasi Perencanaan Penanganan Perumahan Fasilitasi pelaksanaan program perumahan 4435 unit 275 unit 250 unit 392 unit 15,04% 1053 unit 812 unit 33,35% Program Pengembangan Data/ Informasi Penyusunan Profil Kabupaten Tersusunya profil kabupaten 1 dok 0 1 dok 1 dok 100% 0 1 dok 100% Penyusunan dan Pengolahan Data Statistik Daerah Tersusunya DDA dan PDRB 10 dok 4 dok 2 dok 2 dok 100% 2 dok 2 dok 100% Penyusunan Renstra SAD tersusunnya dokumen renstra SAD dok 1 dok 100% OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan daerah Penyusunan Rancangan Kebijakan Pengelolaan Anggaran Daerah tersusunnya KUA/PPAS dan KUA/PPAS perubahan 20 dok 8 dok 4 dok 4 dok 100% 4 dok 4 dok 100% Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 75

90 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Dinas Perhubungan, Komonikasi, Informasi, Pariwisata dan Budaya 1 07 BIDANG PERHUBUNGAN 15 Program pembangunan Prasarana dan Fasilitas perhubungan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) - Sosialisasi Kebijakan dibidang Perhubungan SKPD Penanggung Jawab 16 Program Rehabilitasi, Pemeliharaan, dan pembangunan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan - Terminal Angkutan Darat 0 - Pengelolaan Terminal Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan - Kendaraan Angkutan Daerah Tertinggal % - Terminal angkutan Barang Parkir Terpadu % Optimalisasi Pelayanan Lalu Lintas - Rambu-rambu di jalan Kabupaten % 50 - POS TPR Terminal Barang Peningkatan pelayanan Angkutan - Penyuluhan Sopir Angkutan Pengendalian ddisiplin Pengoperasian angkutan Umum di Jalan Raya - Sosialisasi Penyuluhan Ketertiban lalu Lintas dan Angkutan di Jalan Raya - Pemilihan Sopir/Juru mudi awak angkutan umum teladan pembangunan sarana dan Prasarana perhubungan - Dermaga % DED SISI darat 0 1 DED SISI udara 0 1 AMDAL bandar Udara pengendalian dan pengamanan lalu lintas terkendalinya keamanan lalu lintas - rambu-rambu marka pagar pengaman jalan APILL (traffic light) terpelihara rambu-rambu lalu lintas dan traffic light - alat pengujian bermotor/pkb % Inspeksi dan audit keselamatan transportasi lalu lintas dan angkutan BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 15 Program pengembangan Komunikasi Informasi dan media massa - website berbasis database % % - pembinaan dan pengembangan nagari % 0 0 0% informasi/cyber - fasilitas penyempurnaan peraturan % 0 0 0% perundangan penyiaran dan KIMP - memudahkan masyarakat dalam mengakses komunikasi dan informatika % % Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 76

91 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan 17 Program Fasilitasi peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi 18 Program Kerja sama Informasi dan Media massa Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) - pelatihan SDM bidang infastruktur, komunikasi dan informasi - pelatihan SDM Infastruktur, komunikasi dan informasi bagi anak sekolah - sosialisasi dan penerapan open source software Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) % % % % % % - sosialisasi layanan pengaduan masyarakat % % SKPD Penanggung Jawab penyebarluasan Informasi bersifat pendidikan dan pemberdayaan bagi masyarakat % % 19 program peningkatan kualitas pelayanan komunikasi dan informasi publik - database Sistem Informasi % % - Pelayanan dan sistem informasi bagi % 5 0 0% masyarakat - penyediaan informasi pengolahan data dan % % publikasi informasi publik jaringan teknologi informasi dan komunikasi % % 1 25 PARIWISATA 15 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pelaksanaan pemilihan uda uni duta wisata % 1 0 0% Penyediaan Sarana dan Prasarana Promosi % 1 0 0% Pariwisata Dukungan Event Adventure Motor Bike % 0 0 0% Dukungan Event Tour de Singkarak % % Rencana Pembangunan Potensi Objek Wisata % 0 0 0% (RIPPOW) Dukungan Event Buru Babi se-sumbar % 0 0 0% Dukungan Event Off Road % 1 0 0% Dukungan Event Pacu Jalur Pulai % 0 0 0% Dukungan Event Reog dan Kuda Kepang % 0 0 0% (Subar, Riau, Jambi) Dukungan Event Randai se-sumbar % 0 0 0% Rehabilitasi Rumah Gadang di Tugu Koto Salak % 0 0% Pelaksanaan Promosi Pariwsata Nusantara % 1 0 0% 17 Program Pengembangan Kemitraan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Profesionalisme Bidang Pariwisata % 0% Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 77

92 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab 18 Program Pengembangan Destinas pariwisata Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA/RIPPARDA) Perencanaan Pengembangan Objek Wisata Unggulan Dan Rintisan Nagari Pengembangan Jenis dan Paket Wisata Unggulan % % % BADAN LINGKUNGAN HIDUP 1 8 LINGKUNGAN HIDUP 15 Program Pengembangan Kinerja Persampahan Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Program Perlindungan dan Konservasi SDA 28 Program Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Jumlah Kelompok Masyarakat Peduli Sampah % BLH Cakupan Pelayanan Sarana dan Prasarana Persampahan Cakupan Operasional Pengolahan Persampahan Cakupan Pelayanan Persampahan Cakupan Perusahaan yang telah memiliki sistem pengolahan limbah Cakupan Perusahaan yang melakukan pengelolaan pengendalian pencemaran udara % BLH 1 1 PU % % BLH % % BLH Cakupan kegiatan dan/atau usaha yang melakukan pengelolaan limbah B % % BLH Cakupan Pelayanan Sarana dan Prasarana Laboratorium untuk peningkatan kualitas % % BLH lingkungan Cakupan kegiatan/usaha yang memiliki izin lingkungan % % BLH Cakupan regulasi daerah bidang lingkungan hidup BLH Cakupan pemahaman stakesholder dalam pengelolaan lingkungan hidup 40% % % BLH Penetapan kelas air sungai BLH Cakupan sarana pengolah limbah B3 rumah sakit RSUD Cakupan penyelesaian pengaduan masyarakat terhadap kasus lingkungan hidup Cakupan pemulihan daerah berfungsi lindung (waduk, situ, rawa) Cakupan inventarisasi kerusakan sumber daya lahan untuk memproduksi Biomassa Cakupan data dan informasi kualitas lingkungan dan sumber daya alam 29 Program Peningkatan Pengendalian Polusi Cakupan kualitas emisi sumber tidak bergerak kegiatan dan atau usaha % % BLH BLH % % BLH % % BLH % % BLH PU Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 78

93 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan 30 Program Penataan Lingkungan Hidup Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) Cakupan sekolah yang berwawasan lingkungan % % BLH Cakupan penataan kota untuk pencapaian adipura SKPD Penanggung Jawab % % BLH Sinkronisasi pengelolaan DAS Batang Hari % % BLH Cakupan sosialisasi program dan kegiatan lingkungan hidup % % BLH Cakupan Fasilitasi Pembentukan KOMDA % % BLH Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan Cakupan penerbiatan KK,KTP, Akte 100 % untuk Telah dilaksnakan Kelahiran dan Akte Kematian KK dan KTP 100 % tahun 2015 dan 90 % Untuk akte kelahiran dan 70 % untuk Akte Kematian 2020 Pelatihan Pengfelola Tenaga SIAK Peningkatan kualitas SDM, terlatih 22 orang 23 orang 60 Sedang dalam proses Pengelola SIAK % dengan dengan Pusdiklat Depdagri 15 % Impelmentasi Sistim Administrasi Kependudukan (Membangun Ubdating dan Pemeliharaan). 10 ribu, KK, 1000 KTP, Akte Kelaharian Telah dan Buku Register 215 dilaksanakan 100 % 80 % Telah 100 % 70% 70% 100% 100% 100% 80% 70% 100% 70% 70% 70% 70% dilaksanakan 60% 100% 70% 70% 70% 70% Impelmentasi Sistim Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Kualitas Pelayanan dan Pemliharaan Telah berjalan Telah dilaksnakan 70 70% 70% 70% 70% 70% 70% Peralatan/Pelayanan Prima dan Pemeliharaan dan % perlatan.. pemesangan alat sesuai dengan rencana 70 % Penetapan KTP Berbasis NIK Peningkatan Pelayanan Sudah 100% 40% 100% 70% 70% 70% 70% dlaksnak 100 % 40 % Fasilitasi Sidang Pengadilan Negeri bagi Anak Umur 1 Tahan ke atas. Anak Umur atas 1 tahun/terlaksana sidang pengadilan Telah dilaksanakan 80 % dengan rensstra 60 % 100% 40% 80% 70% 70% 70% 70% Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 79

94 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan 1 13 DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BIDANG SOSIAL Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Kegiatan Peningkatan Kemampuan (capacity building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya Kegiatan Pelatihan Keterampilan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kegiatan Pengembangan Keluarga Binaan Sosial (KBS) Fakir Miskin Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Terlaksananya pemberian bantuan transport PSM dan TKSK Terlaksananya pengiriman peserta keterampilan ke panti Terlaksananya pembinaan keluarga sosial fakir miskin Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) 63 org 63 org 63 org 63 org org 63 org org 40 org 40 org 40 org org 40 org nag / 2 kec 1750 kk 1750 kk 1750 kk 100 SKPD Penanggung Jawab Kegiatan Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja bagi Anak Terlantar termasuk Anak Jalanan, Anak Cacat dan Anak Nakal Kegiatan Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa Kegiatan Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lansia Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Perawatan Para Penyandang Cacat dan Trauma Terlaksananya pelatihan keterampilan bagi anak terlantar, anak jalanan dan anak cacat Terlaksananya bantuan untuk orang/mayat terlantar dan korban bencana Terciptanya jaminan sosial bagi lanjut usia terlantar Terciptanya jaminan sosial bagi orang dengan kecacatan berat 30 org 30 org 15 org org 9 kasus 25 kejadian 98 kejadian kejadian 25 kejadian org 20 org org 20 org Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kegiatan peningkatan jejaring kerja sama pelakupelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat Terciptanya kerja sama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat 1 keg 1 keg 1 keg 100 BIDANG KETENAGAKERJAAN 1 14 ProgramPeningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan bagi pencari kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja ` Terlaksananya pelatihan keterampilan bagi calon tenaga kerja dan putus sekolah 8 pkt 32 org 48 org (3 pkt) 48 org (3 pkt) Kegiatan Penyaluran Penempatan Tenaga Kerja Terlaksananya penyaluran penempatan tenaga kerja 50 pencaker 1 keg 1 keg 1 keg org 35 org Kegiatan Penyusunan Informasi Bursa Tenaga Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan lembaga Ketenagakerjaan Kegiatan Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Tersedianya data informasi pasar kerja dan bursa kerja Terselenggaranya fasilitasi penyelesaian hubungan industrial 1 pkt 1 keg 1 keg 1 keg pencaker 500 pencaker kasus 1 pkt 1 pkt 1 pkt kasus 5 kasus 100 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 80

95 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Kegiatan Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kegiatan Persidangan /pertemuan (LKS Tripartite, Tim Dteksi Dini, Dewan Pengupahan) Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Terlaksananya kegiatan pengawasan dan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja Terlaksananya pertemuan antar LKS tripartit, tim deteksi dini dan pengupahan Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) 1 pkt 1 pkt 50 prsh 50 prsh prsh 35 prsh kali 1 pkt 1 pkt 100 SKPD Penanggung Jawab Kegiatan Pembentukan LKS Tripartit Terbentuknya tim LKS tripartit 1 pkt 1 pkt 1 pkt Program Perluasan Kesempatan dan Pengembangan Kesempatan Kerja Fasilitasi Penempatan Tenaga Kerja AKL dan AKAD 2 08 BIDANG TRANSMIGRASI Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi Kegiatan Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana sosial dan ekonomi di Kawasan Transmigrasi Terlaksananya penempatan tenaga kerja lokal dan antar kerja antar daerah Terpenuhinya sarana dan prasarana sosial ekonomi di kawasan transmigrasi Pembinaan Masyarakat Transmigrasi Terlaksananya pembinaan masyarakat transmigrasi Peningkatan kerjasama antar wilayah antar pelaku dan sektor dalam rangka pengembangan Wilayah Transmigrasi Terjalinnya kerjasama dalam pembinaan transmigrasi dengan daerah asal 40 org 25 org 16 org 65 2 upt 1 upt 1 upt 1 upt upt 1 upt upt 1 upt 1 upt 1 upt upt 1 upt mou 2 prop 2 upt 2 upt prop 2 prop Dinas Kopperindag & UMKM Koperasi dan UKM Program Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM Penyusunan kebijakan pengembangan UMKM Tingkat Iklim Usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM Jumlah Perda / Perbup tentang pembedayaan koperasi dan UMKM 2 dokumen/thn % Kopperindag Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pengembangan Koperasi Sosialisasi regulasi terkait pemberdayaan UMKM dan Koperasi Fasilitasi pengembangan Koperasi dan UMKM Fasilitasi kemudahan formalisasi Badan Usaha Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM Pelatihan manajemen pengelola koperasi/kud Pelatihan kewirausahaan Jumlah pengawas,pengurus dan pengelola koperasi terlatih Jumlah masyarakat dan pelaku UMKM memahami tentang perkoperasian dan kewirausahaan Jumlah usaha koperasi dan UMKM yang meningkat Jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang berbadan hukum Pengurus koperasi dan UMKM yang berdaya saing Cakupan kualitas manajemen pengelolaan kelembagaan dan usaha koperasi Jumlah UMKM yang memiliki semangat wirausaha, legalitas usaha dan tertib pembukuan UMKM 210 koperasi % Kopperindag 300 UMKM % Kopperindag 200 anggota koperasi % Kopperindag 400 UMKM % Kopperindag 110 koperasi % Kopperindag 500 UMKM % Kopperindag 0 Kopperindag 17 LKM % Kopperindag Kopperindag 206 koperasi % % Kopperindag 75 UMKM % Kopperindag Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 81

96 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Program Pengembangan sistem pendukung usaha koperasi dan UMKM Memfasilitasi Peningkatan kemitraan Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM yang mempunyai jaringan kerjasama Jumlah UMKM yang mendapatkan perkuatan modal dari BUMN/Swasta/ Perbankan Kopperindag 280 UMKM % % Kopperindag Program peningkatan kualitas Kelembagaan Koperasi dan kelembagaan UMKM lainnya Tingkat kualitas, kinerja manajemen koperasi dan pengembalian dana bergulir Kopperindag Penetapan dan penyelesaian administrasi pembubaran koperasi yang tidak aktif Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi yang berprestasi Pembinaan dan penilaian kesehatan KSP/USP Koperasi Jumlah koperasi tidak bisa aktif yang dapat 45 koperasi % % Kopperindag dibenahi/dibubarkan Jumlah koperasi berkualitas/ berprestasi 82 koperasi % % Kopperindag Jumlah koperasi yang sehat 75 koperasi % Melalui Dana Provinsi Monitoring, evaluasi dan pelaporan pembinaan Jumlah koperasi yang aktif 99 koperasi % Kopperindag kelembagaan koperasi Fasilitasi Pelaksanaan RAT Koperasi Sosialisasi prinsip-prinsip perkoperasian Jumlah anggota koperasi yang memahami 206 koperasi % Kopperindag perkoperasian Pengembangan dan pemberdayaan Dekopinda Cakupan peranan Dekopinda terhadap koperasi 30 koperasi % Kopperindag Pengembangan koperasi berbasis komoditi,jasa dan usaha warung serba ada (waserda) Jumlaha koperasi berbasis komoditi,jasa dan usaha warung serba ada (waserda) 6 koperasi % Kopperindag Pengelolaan dana bergulir bagi Koperasi dan UMKM Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan/ Peternakan Persentase pengembalian pinjaman 400 % 90, ,48 27,48% % Kopperindag Koperasi yang melakukan pemasaran Kopperindag Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Melalui Koperasi Jumlah koperasi yang melaksanakan pemasaran 2 koperasi % Kopperindag Bidang Industri Kopperindag Program Pengembangan Industri Kecil dan Pelaku Usaha Kerajinan Kopperindag Menengah (IKM) Pembinaan dan pelatihan pengrajin bordir dan sulaman Jumlah pelaku usaha kerajinan 31 IKM % % Kegiatan tidak jadi dilaksanakan karena terlambatnya DPA perubahan keluar Fasilitasi dan pelatihan dasar bagi pengrajin batik Jumlah pengrajin batik tanah liat 15 IKM 15-0% Kopperindag tanah liat Fasilitasi dan pelatihan lanjutan bagi pengrajin batik tanah liat Program Pengembangan Teknologi Tepat Pelaku IKM yang menggunakan teknologi Kopperindag Guna tepat guna Pembinaan kemampuan teknologi industri Cakupan Nilai tambah produk industri 65 IKM % 0 Kopperindag kerajinan Pelatihan dan praktek pengolahan pangan berbasis coklat Pengolahan pengembangan kemasan/packing produk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 82

97 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan bantuan mesin peralatan Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi Pengolahan industri makanan yang berbahan baku ikan Fasilitasi dan dukungan alih teknologi tepat guna pada produk Ikm Pengembangan teknologi tepat guna pada IKM Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Jumlah bantuan mesin peralatan 45 bh % % Kopperindag Jumlah IKM berbasis teknologi 55 IKM % Kopperindag Jumlah IKM yang menggunakan teknologi tepat guna 45 IKM % % Kopperindag Program Pengembangan klaster industri Pelaku IKM industri Unggulan Kopperindag unggulan Bimbingan dan pelatihan permodalan bagi Jumlah IKM yang mendapatkan bantuan 50 IKM 0 0 0% Kopperindag keluarga miskin dalam bidang IKM permodalan Dukungan dan fasilitasi akses permodalan bagi Cakupan Perluasan pasar produk IKM 85 IKM % Kopperindag IKM potensial Fasilitasi dan dukungan perluasan terhadap terhadap akses pasar untuk produk IKM Program Pengembangan sentra industri Jumlah sentra industri potensial Kopperindag potensial Pelatihan dan pembinaan industri hasil kerajinan cenderamata Jumlah IKM cenderamata 15 IKM % % Kopperindag Study Kelayakan Penetapan Kawasan Industri dan Cakupan kawasan sentra industri 3 unit/thn % Kopperindag Kajian Kompetensi Inti Daerah Penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat % Kopperindag Program Peningkatan Iklim Usaha Industri Tingkat usaha produk IKM Kopperindag Penyusunan Data based industri IKM dan besar Pembinaan dan operasional dewan kerajinan nasional daerah (Dekranasda) Jumlah Data base industri IKM dan besar 5 bh % % Kopperindag cakupan promosi produk daerah 13 keg % % Kopperindag Perdagangan Kopperindag Program Peningkatan efisiensi dan daya saing perdagangan pada internal wilayah maupun pada eksternal wilayah Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa Pelaksanaan Penyuluhan dan Pengawasan Dalam Rangka Tertib Ukur Alat - Alat UTTP Pengawasan Distributor Pupuk Bersubsidi dan Pengawasan Distributor Pupuk Pemantauan dan Pengendalian Sembako dan Barang Strategis Lainnya Penyempurnaan Perangkat, Kebijakan dan Pelaksanaan Operasional Peningkatan Sistem dan Jaringan Informasi Perdagangan ( Partisipasi Pameran Produk Daerah) Tingkat efisiensi barang beredar dan daya saing perdagangan Kopperindag Cakupan barang yang mempunyai nilai terjamin 11 kec % % Kopperindag Cakupan distributor pupuk bersubsidi sesuai dengan RDKK Cakupan pasar yang harga sembako dan barang strategis lainnya yang terkendali Kopperindag 11 kec % 11 0 Kopperindag 11 kec % % Hal ini disebabkan terlambatnya DPA perubahan tahun 2013 keluar CAkupan penerimaan dari retribusi pasar 100 % ,00% 0 Kopperindag Cakupan promosi produk daerah 18 keg % % Kopperindag Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 83

98 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Pemantauan dan Pelaporan Data Informasi Sarana Distribusi Perdagangan Penyelenggaraan Operasi Pasar Program Pengembangan komoditi perdagangan yang berbasis knowledge based product Fasilitasi Peningkatan Kualitas dan Mutu Komoditi Perdagangan di Tingkat Petani Produsen dan Pedagang Pengumpul untuk Komoditi Coklat Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Cakupan informasi sarana distribusi perdagangan 11 kec % 4 0 Kopperindag Cakupan masyarakat tidak mampu yang 10 kec % Kopperindag kebutuhan sembakonya dapat terpenuhi Petani dan pedagang komoditi coklat Kopperindag Jumlah petani dan pedagang komoditi coklat 20 org % Kopperindag Program Peningkatan sarana dan prasarana Kios dan los pasar yang permanen Kopperindag pasar Pengembangan Pasar Nagari dan Serikat Jumlah kios dan los pasar yang permanen 34 psr % % Kopperindag (Pendamping DAK) Program Peningkatan kualitas sumberdaya PKL yang tertib Kopperindag manusia (SDM) pelaku usaha perdagangan dan aparatur pemerintah Pendataan, Penertiban dan Pembinaan Kaki Lima Cakupan penertiban dan pembinaan PKL 4 kec % 4 4 Kopperindag Program peningkatan kompetensi SDM UMKM Pelaku UMKM terlatih Kopperindag dan aparatur Pembina UMKM Peningkatan kewirausahaan UMKM Jumlah UMKM terlatih 40 UMKM % Kopperindag Program peningkatan Peranan Koperasi dalam Koperasi berbasis komoditi Kopperindag perekonomian daerah Fasilitasi Pengembangan Koperasi berbasis Jumlah koperasi berbasis komoditi 1 koperasi % Kopperindag komoditi Program peningkatan kesejahteraan pelaku UMKM tertib manajemen Kopperindag usaha mikro dan kecil menengah Pelatihan Manajemen UMKM Jumlah UMKM yang tertib manajemen 40 UMKM % Kopperindag Kantor Satpol PP Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Peningkatan Kemampuan, Fisik dan Mental Personil Satpol PP 48% 29% 77% 29% Satpol PP Jumlah Personil Diksar % 4 15 Satpol PP Jumlah Personil Diklan % 4 5 Satpol PP Jumlah Personil PPNS % 2 2 Satpol PP Satpol PP Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Persentase Wilayah yang ditangani 29% Satpol PP Pelatihan personil Linmas % 0 0 Satpol PP Jumlah Personil THL Satpol PP Jumlah Patroli rutin % 24 2 Satpol PP Satpol PP Program pemeliharaan kantramtibmas dan pencegahan tindak kriminal Jumlah Kasus yang tertangani 18 Satpol PP Pelatihan Kesamaptaan Personil Satpol PP % 50 0 Satpol PP Jumlah THL Satpol PP Jumlah Personil PNS % Satpol PP Jumlah Kasus % 20 0 Satpol PP Satpol PP Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 84

99 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) Program pemberantasan penyakit masyarakat Persentase Penyelesaian Kasus Pekat 100 Satpol PP Jumlah Perda yang ditegakkan % 8 5 Satpol PP SKPD Penanggung Jawab Jumlah Operasi Pemberantasan Penyakit % 48 7 Satpol PP Masyarakat Jumlah Operasi Penertiban Pegawai dan % 48 2 Satpol PP Pelajar Jumlah Kasus Pekat % 5 0 Satpol PP Jumlah Kasus PSK % 0 Satpol PP Jumlah Kasus Pelanggaran Perda % 0 Satpol PP BPBD Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Pengendalian keamanan lingkungan Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Pelatihan Tenaga SAR PelatihanTenaga DAMKAR Pemetaan Daerah Rawan Bencana Gladi Posko dan Gladi Lapangan Pelatihan Tim Reaksi Cepat (TRC) Sosialisai Peran Serta Masyarkat Dalam Penanggulangan Bencana Tertanganinya Kejadian Kebakaran Secara Dini di Kabupaten Terbentuknya satu tim SAR yang andal dan tanggap darurat Terbentuknya satu tim DAMKAR yang andal dan tanggap darurat Tersedianya peta dan data kawasan resiko bencanakabupaten Meningkatnya Kerjasama dan Koordinasi antar SKPD yang terkait dalam penanggulangan bencana di Kabupaten. Terlatihnya 50 personil yang cepat, Tanggap, Tangkas, dan Tangguh dalam penanggulangan bencana yang berasal dari SKPD-SKPD terkait Dalam penanggulangan Bencana Di Kabupaten. Meningkatnya Kesadaran dan wawasan Masyarakat, serta meningkatnya kepedulian masyarakat dalam Penanggulangan Bencana BPBD 15500% 0% 100% 99% 99% 0% 99% 1% BPBD BPBD % , BPBD , BPBD ,375 BPBD 90% 0% 100% 77% 77% 90% 1,67 1, BPBD , BPBD ,2 BPBD Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah Fasilitasi dan Stimulasi Rehabilitasi Rumah Akibat Bencana Alam Bertambahnya Wawasan siswa/pelajar tentang kesiapsiagaan terhadap bencana di sekolah di Kabupaten. Terbantunya Perbaikan Rumah masyarakat yang rusak akibat bencana alam di Kabupaten. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan tanggap Darurat Terdapatnya informasi dan data - data dilapangan Peningkatan kapasitas Kelembagaan Terlaksananya kegiatan - kegiatan mitigasi Pengurungan Resiko Bencana bencana Simulasi/Pelatihan Penanggulangan Bencana bagi Bertambahannya wawasan masyarakat tentang Masyarakat di kabupaten informasi bencana alam Tsunami dan gempa ,2 BPBD , BPBD BPBD BPBD BPBD Pembentukan Desa Tangguh/Nagari Tangguh Terdapatnya Nagari-Nagari yang siap atau Tanggap bencana BPBD Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 85

100 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Operasional SATLAK PB Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Terlatihnya 50 personil yang cepat, Tanggap, Tangkas, dan Tangguh dalam penanggulangan bencana yang berasal dari SKPD-SKPD terkait Dalam penanggulangan Bencana Di Kabupaten. Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) % 87% 60 60,8691 1, BPBD SKPD Penanggung Jawab Program peningkatan mitigasi bencana dan pengelolaan pasca bencana Pengadaan sarana penanggulangan bencana alam Pengadaan sarana penanggulangan bencana kebakaran Pembangunan Bak Penampungan Air Pembangunan Infra Struktur Permukiman Rawan bencana Pengadaan Perlengkapan Evakuasi Pengadaan Perlengkapan komunikasi Radio Terlaksananya pengadaan Posko siaga bencana, water treatmen, perlengkapan selam Terlaksanannya pengadaan hidran - hidran air untuk penanggulangan kebakaran Terlaksananya pembangunan bak penampung air untuk pemadaman kebakaran Terlqaksananya perbaikan infra struktur permukiman rawan bencana Terlaksananya pengadaan perahu karet,tenda pleton, mobil rescuer, motor trail, tandu, tenda posko, tenda keluarga, tenda regu, ambulance lapangan, mobil perlengkapan SAR Telaksananya pengadaan Alat Komunikasi radio di setiap nagari dan kecamatan untuk informasi bencana BPBD 50% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 100% BPBD 60% 0% 0% 0% 0% 60% 60% 100% BPBD 50% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 100% BPBD 50% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 100% BPBD 65% 0% 0% 0% 0% 65% 65% 100% BPBD 85% 0% 0% 0% 0% 85% 85% 100% BPBD Sekretariat Daerah Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Program Koordinasi dan Fasilitasi Potensi Setda Daerah Koordinasi Bidang Perekonomian Rapat Koordinasi dan Pameran Rapat 40 Kali drapat 8 Kali dan PameRapat 8 Kali darapat 17 Kali d 120% Rapat 8 Kali darapat 8 Kali dan Pa 1 Setda Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Setda Penyusunan Analisa Standar Belanja Standar Belanja Aparatur 10 Dokumen 2 Dokumen/ Tahun 2 Dokumen/ Ta2 Dokumen/ Ta 100% 2 Dokumen/ Ta2 Dokumen/ Tahun 1 Setda Penyusunan Standar Satuan Harga Standar Satuan Harga 10 Dokumen 2 Dokumen/ Tahun 2 Dokumen/ Ta2 Dokumen/ Ta 100% 2 Dokumen/ Ta2 Dokumen/ Tahun 1 Setda Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Setda Daya Alam dan Lingkungan Hidup Koordinasi Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Rapat Koordinasi 50 Kali 10 Kali 5 Kali 5 Kali 100% 5 Kali 5 Kali 1 Setda Alam Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Rapat koordinasi 50 Kali 7 Kali 7 Kali Rapat 9 Kali 140% 7 Kali 7 Kali 1 Setda Program Pengembangan Penanaman Modal Setda pengawasan barang-barang bersubsidi Tim KP3 dan Rapat Koordinasi 5 Tim/ 30 kali R1 Tim, 6 Kali rapat 1 Tim, 6 Kali ra 1 Tim, 3 Kali ra 80% 1 Tim, 10 Kali r 1 Tim, 10 Kali rapat 1 Setda Program Pengembangan Data/Informasi Perencanaan Pembangunan pengumpulan up-dating dan analisa data capaian target kinerja program Rapat Koordinasi Evaluasi dan peninjauan lapangan 80 Kali rapat 16 kali Rapat 16 kali Rapat 21 kali Rapat, K 150% 16 kali Rapat 16 kali Rapat 1 Setda Setda Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 86

101 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa/Nagari Setda Pemberian stimulan pembangunan desa Pelaksanaan pembangunan nagari oleh OMS 1500 OMS 433 OMS Setda Monitoring dan Pelaporan Kegiatan Fisik dan Pembangunan Pelaksanaan pembangunan fisik di SKPD 50 Kali Rapat d- 10 Kali Rapat d10 Kali Rapat d 130% 10 Kali Rapat d10 Kali Rapat dan 1 1 Setda DPPKD Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Program Peningkatan dan Pengembangan DPPKD Pengelolaan Keuangan Daerah Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tersusunnya Perda tentang Pajak dan DPPKD Tentang pajak Daerah dan Retribusi Retribusi berdasarkan UU 28 Th 2009 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tersusunnya Perda APBD Tepat waktu DPPKD Tentang APBD Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tersusunnya Perda APBD Perubahan Tepat DPPKD tentang Perubahan APBD waktu Penyusunan Informasi Pengelolaan keuangan Terlaksanannya Sistem Informasi Pengelolaan 100% 30% 50% 50% 100% 20% 100% 100% DPPKD Daerah Keuangan Daerah Intensifikasi dan Ekstensifikasi Retribusi Daerah Tercapainya Target Retribusi 100% 100% 40% 20% 20% 100% 20% 80% 100% DPPKD Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Daerah Terlaksananya Pelayanan Keuangan SKPD 100% 40% 20% 20% 100% 20% 80% 100% DPPKD Sosialisasi Perpajakan, Retribusi dan PBB Pemahaman Masyarakat Tehadap 100% 20% 40% 30% 75% 20% 70% 100% DPPKD Pajak,Retribusi dan PBB Uji Petik Pos Pengelolaan Pajak dan Retribusi Data Pajak dan Retribusi Daerah 100% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% DPPKD Daerah. Penataan Ulang Objek Pajak PBB Terlaksanannya Penataan Ulang Objek Pajak 100% 30% 65% 65% 100% 0% 95% 100% DPPKD PBB Rapat Koordinasi dan Evaluasi PAD dan PBB Terlaksananya Rapat Koordinasi bulanan 100% 40% 20% 20% 100% 20% 80% 100% DPPKD Monitoring Pelaksanaan Belanja PPKD Terlaksanannya Pelayanan Belanja PPKD 100% 40% 20% 20% 100% 20% 80% 100% DPPKD Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Daerah tercapainya Target Pajak 100% 100% 40% 20% 20% 100% 20% 80% 100% DPPKD Intensifikasi dan Ekstensifikasi PBB Terealisasinya capainan PBB di atas 100% 100% 40% 20% 20% 100% 0% 60% 100% DPPKD Pengelolaan Administrasi Keuangan Gaji PNS Terlaksananya Pelayanan Pengelolaan Sistem 100% 40% 20% 20% 100% 20% 80% 100% DPPKD Gaji Persiapan Pengalihan PBB Menjadi Pajak Daerah Terlaksananya Pengalihan PBB jadi Pajak 100% 20% 80% 75% 94% 0% 95% 100% DPPKD Daerah Tahun 2014 Pengembangan Sistem Aplikasi PAD Terlaksananya Sistem Aplikasi Pajak Daerah 100% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 100% DPPKD Uji Petik PAD Tersedianya Data Intensif Retribusi Daerah 100% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 100% DPPKD Fasilitasi Tim Penyelesaian Kerugian Daerah Terlaksananya tindak lanjut penyelesaian 100% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 100% DPPKD kerugian daerah Program Peningkatan Pengembangan Sistem DPPKD Capaian Kinerja Dan Keuangan Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Tersusunnya Perbup DPPKD Daerah Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran Tersedianya Laporan Keuangan Semesteran % DPPKD Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 87

102 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun. Tersusunnya Lap. Keuangan Secara Cepat dan Tepat denngan SIPKD Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Penetapan Perbup Pertanggungjawaban APBD Daerah tentang Penjabaran Pertanggung jawaban Tepat waktu APBD Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Penetapan Perbup Pertanggungjawaban APBD Tepat waktu Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab % DPPKD % DPPKD % DPPKD Inspektorat Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Program Peningkatan Sistem Pengawasan Interna Tingkat penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan prosedur tertangani, pengendalian Internal Pemerintah di seluruh SKPD tercukupi, Tingkat penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat 100 LHP 100 LHP 100 LHP 90 LHP 0, LHP 100 LHP 1 Inspektorat Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala/pemeriksaan rutin Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah Tersedianya laporan hasil pengawasan 12 LHP 12 LHP 12 LHP 5 LHP 0,4167 0,5 10 LHP 83% Inspektorat Prosentase terselesaikannya kasus pengaduan dan kasus PNS di lingkungan pemerintah kabupaten 12 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali 1 12 Kali 12 Kali 1 Inspektorat Tindak lanjut temuan hasil pengawasan Tertindakalnjutinya temuan hasil pengawasan 3 Kali 3 Kali 3 Kali 3 Kali 1 3 Kali 3 Kali 1 Inspektorat Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif Pelaksanaan Rakorwas dan gelar pengawasan Inspektorat 5 Laporan 5 Laporan 5 Laporan 5 Laporan 1 5 Laporan 5 Laporan 1 Inspektorat Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan Tersedianya laporan triwulan dan tahunan 12 LHP 12 LHP 12 LHP 10 LHP 0, LHP 10 LHP 83% Inspektorat Pemeriksaan khusus dilingkungan pemerintah daerah Prosentase terselesaikannya kasus pengaduan dan kasus PNS di lingkungan pemerintah kabupaten Dokumen 1 Dokumen 1 1 Dokumen 1 1 Inspektorat Review laporan keuangan dan kinerja Tersedianya hasil Review Laporan Keuangan Dokumen Dokumen Dokumen 8 dokumen 50% Inspektorat Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 16 - Inspektorat Tersedianya LHE LAKIP SKPD Dokumen 10 Laporan 28 Laporan 2,8 10 Laporan 10 Dokumen 83% Inspektorat 12 Laporan 10 Laporan Inspektorat Monitoring program dan kegiatan SKPD Tersedianya laporan hasil monitoring Laporan Inspektorat 12 Laporan 10 Laporan 10 Laporan 10 Laporan 100% 10 Laporan 10 Laporan 83% Inspektorat Monitoring program dan kegiatan SKPD Terlaksananya monitoring program dan kegiatan SKPD Inspektorat Inspektorat Inspektorat Program Peningkatan Profesionaisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pemeriksa 1. Tingkat penngelolaan jabatan fungsional pemeriksa sesuai penjenjangan. Inspektorat 2. Tingkat profesionalisme Aparat Pengawasan Inspektorat Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pemeriksa Teraksananya peningkatan kuaitas SDM Pengawasan 25 Orang 24 Orang 24 Orang 20 Orang 83% 26 Orang 26 Orang 100% Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 88

103 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Inspektorat 100% 100% Inspektorat Penyusunan program kerja pemeriksaan tahunan Tersedianya dokuemn (PKPT) Dokumen Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 100% 1 Dokumen 100% 100% Inspektorat Kecamatan Sitiung Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian 1 03 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun desa Pelaksanaan Musrenbang Presentase usulan proyek yang akan dilaksanakan dan presentase peserta Murenbang 90% 82,67 90% 96,24 100% 80% Kecamatan Sitiung Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 90% 8,06 90% 74,73 100% 80% Penerapan Penunjang KTP Berbasis NIK Nasional (e-ktp) 90% 60, Kecamatan Koto Baru Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Inspektorat Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam 100% 87,50 87,50 87,50 100,00 87,50 87,50 87,50 Kecamatan Kot dalam Pembangunan Desa Pembangunan Kegiatan Musyawarah Pembangunan Desa Terlaksananya Musrembang Kecamatan 100% 75,00 75,00 75,00 100,00 75,00 75,00 75,00 Kecamatan Kot Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Meningkatnya Pengawasan dan Pembangunan 100% ,00 Kecamatan Kot Program optimalisasi pelayanan Publik Optimalisasi Pelayanan Administrasi terpadu 80% ,00 Kecamatan Kot Pelaksanaan /penyelengara Pelayanan Administrasi terpadu Kecamatan Sungai Rumbai Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Terlaksana Pelayanan Administrasi terpadu (PATEN) 80% ,00 Kecamatan Kot 1 Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan Penunjang Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional (e-ktp) Tersedianya Data Kependudukan Yang Baik 100% 95% 100% 100% 100% 100% 98% 98% Terekamnya data Penduduk Melalui e-ktp 100% 95% 100% 100% 100% 100% 98% 98% Kecamatan Sungai Rumbai Kecamatan Sungai Rumbai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 89

104 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) 100% 75% 91% 86% 94% 100% 87% 87% 1 Kegiatan Musyawarah Pembangunan Desa Terlaksananya Musrembang Kecamatan 100% 71% 82% 92% 112% 100% 88% 88% 2 Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Meningkatnya Pengawasan dan Pembangunan 100% 80% 100% 80% 80% 100% 87% 87% Kecamatan IX Koto Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian SKPD Penanggung Jawab Kecamatan Sungai Rumbai Kecamatan Sungai Rumbai Kecamatan Sungai Rumbai Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa. Jumlah Pelaksanaan Musrenbang Nagari ,8 Kec. IX Koto Jumlah Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan ,8 Kec. IX Koto Kecamatan Timpeh Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Jumlah Pelaksanaan Musrenbang Kabupaten ,8 Kec. IX Koto Jumlah Monitoring Pembangunan ,58 Kec. IX Koto Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Tersedianya SDM yang handal Kec Timpeh Aparatur Pendidikan dan Pelatihan Formal Terlaksananya pelatihan formal 2 org Kec Timpeh Penataan Administrasi Kependudukan Tersedianya Data Base kependudukan yang Kec Timpeh Akurat Perapan KTP Berbasis NIK Nasional (e-ktp) Terlaksanaya pendataan pendududk secara online Kec Timpeh Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kecamatan Koto Salak Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Meningkatnya Pastisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Terlaksananya Musyawarah pembangunan desa Terlaksananya monitoring, evaluasi, dan pelaporan Kec Timpeh 1 kegiatan 1 kegiatan kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan Kec Timpeh 4 Kegiatan 4 Kegiatan Kegiatan 4 Kegiatan 4 Kegiatan Kec Timpeh Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam 50% 50,00 33,33 35,42 35,42 100,00 40,83 36,53 Kecamatan Kot dalam Pembangunan Desa Pembangunan Kegiatan Musyawarah Pembangunan Desa Terlaksananya Musrembang Kecamatan 100% 100,00 66,67 70,83 70,83 100,00 81,67 73,06 Kecamatan Kot Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 90

105 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Kecamatan Asam Jujuhan Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Program Penataan Administrasi Kependudukan Meningkatakan Kualitas Layanan data Kependudukan yang lengkap dan akurat Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Mewujudkan Pembangunan yang adil dan Pembangunan Melalui Media Musrembang Merata serta berkelanjutan disetiap Nagari Terpenuhinya Quota Usulan Aspirsai Masyarakat Melalui Musrambang Tingkat Kecamatan tahun 2013 Terlaksananya Aspirasi Masyarakat yang telah diusulkan melalui Musrembang 100% 95% 64% 100% 156% 82% 100% 122% Kec. Asam Jujuhan Kec. Asam Jujuhan Kec. Asam Jujuhan Kec. Asam Jujuhan Kecamatan Koto Besar Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Program Penataan Administrasi Kependudukan Tersedianya Data Kependudukan Yang Baik 100% 95% 100% 100% 100% 100% 98% 98% Kegiatan Penunjang Penerapan KTP Berbasis NIK Terekamnya data Penduduk Melalui Nasional (e-ktp) e-ktp Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam dalam Pembangunan Desa Pembangunan 100% 95% 100% 100% 100% 100% 98% 98% 100% 75% 91% 90% 99% 100% 88% 88% Kegiatan Musyawarah Pembangunan Desa Terlaksananya Musrembang Kecamatan 100% 71% 82% 100% 122% 100% 90% 90% Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Meningkatnya Pengawasan dan Pembangunan 100% 80% 100% 80% 80% 100% 87% 87% Kec. Koto Besar Kec. Koto Besar Kec. Koto Besar Kec. Koto Besar Kec. Koto Besar Kecamatan Padang Laweh Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian BIDANG KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Program Penataan Administrasi Kependudukan 1 Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional 100% 100% 99,58% 100% BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa 1 Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa 100% 94% 100% 99,36% 99% 100% 100% 100% 2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 100% 14% 90% 68,05% 76% 100% 100% 100% Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 91

106 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pengelolaan Peningkatan kompetensi aparatur 65,1 13, ,66 82,00% 12,9 37,06 56,93% BKD Pendidikan dan Pelatihan prajabatan bagi CPNSD Jumlah CPNS yang mengikuti Diklat Prajabatan ,11% ,51% BKD Orientasi CPNS Pelamar umum Diklat teknis tugas dan fungsi PNS (diklat untuk camat dan seknag dll) Jumlah CPNS umum yang mengikuti orientasi Pra Tugas Terkirimnya jumlah PNS yang mengikuti Diklat Teknis/ Fungsional untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan ,20% ,83% BKD ,00% ,33% BKD BKD Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur ,5 49,4 40,5 81,98% 50,1 142,1 58,96% BKD Seleksi penerimaan calon PNS Jumlah PNS yang lulus seleksi rekruitmen untuk ,08% ,09% BKD memenuhi kebutuhan Penyusunan formasi PNS Jumlah formasi sesuai kebutuhan ,67% ,14% BKD Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS Jumlah Entry Data dan Update database pegawai dalam jaringan SAPK online dan kenaikan pangkat PNS ,82% ,39% BKD BKD Pembangunan/pengembangan sistem aplikasi pelayanan kepegawaian Penyusunan instrumen analisis jabatan PNS Jumlah PNS yang terdapat dapat dalam pengembangan dan pembangunan SAPK Online Jumlah PNS yang mengikuti sosialisasi peraturan kepegawaian dan hasil penyusunan dokumen analisis jabatan Pelaksanaan pengiriman ujian dinas dan ujian penyesuaian ijazah Jumlah PNS yang lulus mengikuti ujian dinas dan ujian penyesuaian ijazah Pelayanan pengurusan penerbitan karpeg/karis, Jumlah PNS yang mengurus administrasi karsu, KPE, NIP dan Taspen ASKES, Karis/ Karsu, taperum dan pemberian bantuan pensiun Pemberian penghargaan bagi PNS yang Jumlah PNS berprestasi yang memperoleh hak berprestasi dan penghargaan kenaikan pangkat dan gaji berkala Pemberian penghargaan bagi PNS yang Jumlah PNS yang mendapatkan piagam berprestasi penghargaan Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran Jumlah PNS yang diberi sanksi pelanggaran disiplin PNS disiplin Evaluasi kinerja pejabat struktural/fungsional Jumlah pejabat struktural/ fungsional yang dilantik dan pengambilan sumpah jabatan ,82% ,39% BKD BKD ,00% ,25% BKD BKD ,00% ,14% BKD ,00% ,34% BKD ,00% ,87% BKD ,00% ,58% BKD ,33% ,00% BKD ,43% ,73% BKD Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas Jumlah pegawai yang menerima bantuan tugas pelajar ikatan dinas program SI, S2, S ,50% ,38% BKD Pelayanan SKPP pengabdian dan SK Pensiun Jumlah pegawai yang mengurus SKPP ,67% ,37% BKD Pengabdian dan SK Pensiun Pelaksanaan Baperjakat Penyusunan rencana pembinaan karier PNSD ,00% ,00% BKD melalui pengangkatan jabatan Pelantikan sumpah dan janji PNS Jumlah PNS yang dilantik dan diambil sumpah ,82% ,33% BKD Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 92

107 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Pemberian bantuan penyelenggaraan penerimaan praja IPDN dan orientasi calon praja IPDN Program Pendidikan Kedinasan Diklat kepemimpinan tingkat II, III dan IV Pendidikan dan Pelatihan teknis Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Jumlah Pelamar calon praja IPDN yang mengikuti seleksi untuk direkrut menjadi praja IPDN Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) ,00% ,56% BKD BKD Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi 64,7 13,8 13, ,97% 12,8 37,6 58,11% BKD Aparatur Jumlah PNS yang mengikuti diklat PIM II, III dan ,50% ,75% BKD IV Jumlah PNS yang mengikuti pendidikan dan ,00% ,50% BKD pelatihan teknis Meningkatnya tertib administrasi sarana dan BKD prasarana kerja SKPD Penanggung Jawab Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah BIDANG KEARSIPAN PROGRAM PERBAIKAN SISTEM Sistem administrasi Kearsipan 20 SKPD 20 SKPD 20 SKPD ADMINISTRASI KEARSIPAN 1. Pembangunan data base informasi kearsipan Data base informasi kearsipan 10 SKPD 10 SKPD 10 SKPD 2. Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah Pengelolaan arsip SKPD 10 SKPD 10 SKPD 10 SKPD Terdata dan tertatanya dokumen/arsip daerah PROGRAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEARSIPAN 1.Kajian sistem administrasi Kearsipan pengelola kearsipan SKPD 52 OR 102 or 52 or Terlaksananya bimtek kearsipan bagi tenaga pengelola arsip SKPD 2.Pengadaan sarana pengolahan dan Depo arsip dan perpustakaan penyimpanan arsip 3.Penduplikatan dokumen arsip daerah dalam Dokumen Arsip penting 100 dok 75 dok 10 dok bentuk informatika Terlaksananya Penduplikatan arsip pejabat daerah dan arsip penting lainnya. BIDANG PERPUSTAKAAN PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN 1.Pemasyarakatan Minat dan Kebiasaan Layanan Perpustakaan Keliling 24 hr/bulan 24 hr/bulan 24 hr/bulan membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar Terlaksananya kunjungan mobil perpustakaan keliling terhadap pos layanan perpustakaan keliling 2.Pengembangan Minat dan Budaya Baca Minat dan Budaya Baca 146 or 259 or 80 or berkembangnya minat dan budaya baca di kalangan pelajar dan masyarakat 3.Suvervisi, pembinaan dan stimulasi pada Pengelola Perpustakaan 30 sekolah perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat 4.Perencanaan dan penyusunan program budaya Data Base Informasi Kepustakaan 10 dok baca 5.Pelaksanaan Kordinasi Pengembangan Forum Komunikasi lembaga/organisasi 225 or Kepustakaan Kepustakaan 6.Monitoring, Evaluasi, dan pelaporan Data Base Bahan Bacaan 22,000 eks Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 93

108 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Bidang Pertanian Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Petani/Perkebunan) Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (Dampingan Perluasan Areal dan Pengelolaan ,00% 1 4,00 80,00% Lahan Pertanian) Murenbang Tanaman Pangan ,00% 1 2,00 66,67% Pemanfaatan Pekarangan untuk pengembangan Tanaman Pangan ,00% ,00% Peningkatan mutu dan keamanan pangan ( DAK ) - Pembuatan JUT ,33% ,50% - Pembuatan Embung ,00% ,50% - Pengadaan mesin pencacah jerami ,00% ,00% Pendataan Ubinan Statistik Pertanian ,00% ,00% Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan (Dampingan Sarana dan Prasarana ,00% ,00% Pertanian/PSP/irigasi) Pengembangan Tanaman Pangan SLPTT Tanaman Pangan ,00% ,00% Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Pembinaan dan Koordinasi Antisipasi Serangan OPT ,00% ,00% Pengawasan peredaran pupuk dan pestisida ,00% ,00% SKPD Penanggung Jawab Pengadaan Sarana dan Prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pola Partisipatif Promosi atas hasil produksi pertanian (Penas Tani) ,00% ,50% ,00% ,00% Program Pengembangan Agribisnis Pertanian Pengembangan Jamur Tiram ,00% ,33% Pengembangan Agribisnis Holtikultura ,00% ,00% Kegiatan Lapangan Agribisnis Cabe ,00% ,00% Fasilitasi Pengembangan Buah-buahan ,00% ,00% Pengembangan Bawang Merah ,00% ,00% Dinas Peternakan dan Perikanan Bidang Pertanian Program penyediaan sarana dan prasarana serta infrastruktur pembangunan pertanian/ peternakan/ perkebunan Pembangunan Pos IB 11 / 11 5 / 11 5 / 11 0/11 0% 8 / 11 1 / 11 99, Pembangunan kandang Percontohan Pembangunan Rumah Kompos Pembangunan HPT Pembangunan Sumber-sumber Air (ITD, Embung dll) Pembangunan Pabrik Pakan Mini Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 94

109 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Pertanian/ Perkebunan/ Peternakan secara Berkelanjutan Penigkatan Mutu Genetik Ternak Pengadaan Bibit Ternak , Pengadaan Nitrogen Cair Pengadaan Sarana Prasarana IB dan TE Pengadaan Bahan Material Peternakaan Monitoring dan Evaluasi IB dan TE Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif Pembibitan Ternaak - Sapi bali/po Kambing Unggas Non Unggas (Puyuh) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dan Kesmavet Berkurangnya serangan penyakit hewan menular (PHM), Penyakit Hewan Menular Zoonosis (PHMZ) dan Cemaran pada BAH dan HBAH Pengadaan Obat-Obatan, Bahan Kimia dan Bahan Material Peternakan Vaksinasi PHM dan PHMZ - Rabies SE , Jembrana , Afian Influenza (AI) Desinfeksi Insektisida dan Deesinfektan Eliminasi HPR Survellance PHM dan PHMZ - Rabies , Jembrana Brucellosis Penyakit Parassit Gastrointestinal Penyaakit Surra Infectius Bovin Rhinitrachitis (IB) Penanggulangan penyakit Gangguaan Repoduksi Operasional Puskeswan Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskeswan Pembangunan Puskeswan Opersional Cek Point Peningkatan sarana dan Prasarana Cek Point Pengadaan /pembelian BAH dan HBAH Survellnce BAH dan HBAH Operasional Rumah Potong Hewan (RPH) Gunung Medan Peningkatan Sarana dan Prasarana RPH - Bangunan RPH Peralatan RPH Kendaraan Operasional Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 95

110 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian Program Peningkatan Pensejahteraan Petani Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan/Peternakan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) Kawasan Sapi Bali , Kawaasaan Sapi PO Kawasan Kerbau Kawasan Kambing Kawasan Unggas Lokal Peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak Peningkatan Pelayanan pemasaran produk peternakan unggulan daerah Pembangunan Pagar keliling pasar argopolitan SKPD Penanggung Jawab Pembangunan mess penjaga pasar Pembangunan Loss tambatan ternak Pembangunan tempat turun naik ternak Pembangunan tempat timbangan ternak Pembangunan rumah singgah pedagang pasar Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Pembangunan Palanta Pembangunan kios hasil peternakan pembangunan tempat penumpukan kotoran ternak Pembangunan saluran buang limbah ternak Terbentuknya kelompok organisasi peternakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pelaku Usaha Pertanian Pengembangan sistem agribisnis melalui penerapan pola usaha berbasis kelembagaan Program Peningkatan Pemamfaatan Potensi Pembangunan Pertanian dan Pengambangan Kemitraan Infestasi Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan Peningkatan investasi di sektor peternakan 80 milyar 20 milyar 20 milyar 20 milyar 133,4 40 milyar 35 milyar 87,5 Pengadaan peralatan pengolahan hasil produk , perikanan Pembangunan etalase hasil produk perikanan Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Program Peningkatan Promosi Infestasi Pembangunan bangsal pengolahan hasil perikanan Pembangunan dan rehabilitasi pasar ikan higienis Pengadaan sarana pemasaran produk perikanan berjalan Peningkatan dan pengembangan unit industri pengolahan berskala SKP (Sertifikasi Kelayakan Pengolahan) Peningkatan mutu olahan UKM berlabel (PIRT, IUP, Sertifikat HALAL, dll) Terlaksananya festival peternakan (Livestock expo) , , Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 96

111 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) Bidang Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan Budidaya Air Tawar Peningkatan Produksi ikan Konsumsi , , SKPD Penanggung Jawab Peningkatan luas kolam 23,37 25,56 25,56 22,945 89,77 35,5 25,56 72 Budidaya lele kolam Terpal Budidaya ikan Jaring apung Program Pengembangan Budidaya Perikanan Penignkatan Produksi Benih Ikan , , Peningkatan sarana balai benih ikan Tarantang Program Pemberdayaan Masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian Sumberdaya Perikanan DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BIDANG PERTANIAN Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Peningkatan Sarana Produksi UPR Pembangunan Unit Pelayanan Perikanan Pelestarian sumberdaya perairan Peningkatan teknologi penangkapan ikan Berkurangnya penangkapan secara ilegal Terpeliharanya kelestarian perairan umum Pembangunan KKP Adat Budidaya ikan saluran Irigasi Peningkatan kemampuan lembaga petani Jumlah kelompomk tani yang dibina 2 klp % % Pengawalan Revitalisasi Perkebunan Jumlah petani yang terkawal untuk direvitalisasi 5 paket % 100% Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku Jumlah petani yang terlatih 900 orang % agribisnis (Pengendalian OPT) 100% Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar Banyaknya sarana dan prasarana untuk pasar 1 unit % Produksi hasil Perkebunan. lelang 100% Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Operasional Pengelolaan Laboratorium Tanah Jumlah paket alat laboratorium yang terbeli 1 unit % dan Daun Fasilitasi kerjasama hasil produksi perkebunan Jumlah pelaksanaan rapat fasilitasi 30 kali % 100% Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Pemeliharaan Kebun Enteres Karet Luas kebun entres yang dipelihara 3 ha % Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Jumlah kegiatan yang didampingi 4 paket % (Pendamping Ditjenbun) 100% Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Jumlah kegiatan PSP yang didampingi 4 paket % (Pendamping PSP) 100% Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Luas jalan yang terbangun 80 km ,25% Pertanian/Perkebunan (Pola Partisipatif) 100% Pembinaan dan monitoring kebun biji karet blok Luas pembuatan kebun benih karet bermutu 20 ha % penghasil tinggi/ BPT (Biji Karet Bermutu) 100% Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 97

112 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Pendampingan kegiatan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen P2HP) Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Jumlah kegiatan yang didampingi 5 paket Tingkat Realisasi (%) 100% Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun % Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab BIDANG KEHUTANAN Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan Terpantaunya peredaran hasil hutan 11 Kecamatan Pengendalian dan Pengawasan Hasil Hutan pada Terlaksananya pembinaan terhadap industri IUPHHK kehutanan perusahaan Inventarisasi penggunaan kawasan hutan 11 Kecamatan Pengelolaan dan pengendaliah hasil hutan bukan Terlaksananya pengolahan dan pengendalian kayu. HHBK Pengendalian dan pengawasan industri Terlaksananya pembinaan terhadap industri pengolahan kayu lanjutan (IPKL) dan izin kehutanan penenaman kayu terdaftar (IPKT) 5 jenis perusahaan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan One Bilion Indonesian Tree (OBIT) Terlaksananya penanaman OBIT 5 Kecamatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengamanan dan Penyuluhan Kehutanan (DAK dan Pendamping DAK 2013) Tersedianya sapras pengamanan dan penyuluh kehutanan 3 paket % 100% 0% 0% 66,67% 100% % % 0 0 0% 0 0 0% % % % 100% Pendukung DAK Kehutanan 2013 dapat mendukung kegiatan DAK 3 paket % % Penyusunan Rancangan Teknis dan Pembuatan 50 ha % Hutan Tanaman Rakyat (DAK Tahun 2013) Penyusunan Rancangan dan Pembuatan Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UP-UPSA) DAK Kehutanan Tahun Penyusunan Rancangan Teknis dan Pembuatan Tanaman Turus Jalan (DAK Kehutanan Tahun 2013) Penyusunan Rancangan Teknis dan Pembuatan Sumur Resapan (DAK Kehutanan Tahun 2013) Penyusunan Rancangan Teknis dan Pembuatan Embung (DAK Kehutanan Tahun 2013) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan Penyuluhan Kesadaran Masyarakat mengenai dampak perusakan hutan Patroli pengamanan hutan dan kawasan hutan (sumber dana dari DBH) Jumlah dokumen Rantek yang disusun dan luas UPSA yang tertanam Jumlah buku rantek turus jalan yang dibuat dan luas turus jalan yang tertanam Jumlah dokumen rantek dan dan sumur resapan yang dibangun Jumlah dokumen rantek dan bangunan embung yang dibangun 2 dokumen batang buah unit Pantauan titik hotspot 11 Kecamatan Jumlah masyarakat yang mengikuti penyuluhan 15 kali cakupan operasi / patroli Pengamanan Hutan 11 Kecamatan % 100% 100% 100% 100% 100% 100% % % % % % % Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 98

113 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan DINAS ESDM BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Cakupan pengawasan dan penertiban PETI di Kab. Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Dinas ESDM Program Pembinaan dan pengembangan bidang kelistrikan PETI di Kab Dinas ESDM Jumlah titik PETI Dinas ESDM Jumlah penambang PETI lokal Dinas ESDM Jumlah penambang PETI luar Dinas ESDM Cakupan Pelayanan Kelistrikan Dinas ESDM Cakupan jaringan Listrik - Dinas ESDM a. Jaringan Listrik Tegangan menengah (JTM) > Dinas ESDM b. Gardu/Trafo Distribusi > Dinas ESDM c. Jaringan Listrik Tegangan Rendah(JTR) > Dinas ESDM Peningkatan jumlah Pembangkit Listrik Dinas ESDM Alternatif a. Solar Home System Dinas ESDM b. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat Dinas ESDM c. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Dinas ESDM Penyediaan Data Potensi Energi Daerah Dinas ESDM a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dinas ESDM b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Dinas ESDM c. Pembangkit Biogas Dinas ESDM Pelaksanaan Study Kelayakan Potensi Energi Dinas ESDM Daerah a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dinas ESDM b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Dinas ESDM c. Pembangkit Biogas Dinas ESDM Cakupan pemeliharaan dan Perawatan Dinas ESDM Penerangan Jalan Umum a. PJU Stang Dinas ESDM b. PJU Tiang Dinas ESDM c. Lampu Towert Dinas ESDM Cakupan operasional dan perawatan PLTS - - Dinas ESDM a. PLTS Tersebar Dinas ESDM b. PLTS Terpusat Dinas ESDM Pelaksanaan Perijinan Usaha Ketenagalistrikan > Dinas ESDM Program Pemetaan Wilayah Pertambangan Program pemetaan dan inventarisasi Geologi dan SDM cakupan wilayah pertambangan yang Dinas ESDM terpetakan Jumlah Bahan Galian Dinas ESDM Jumlah Potensi Tambang Dinas ESDM Lokasi Potensi Dinas ESDM Jumlah IUP Dinas ESDM Dinas ESDM Penyediaan data dan peta geologi dan SDM Dinas ESDM Data Geologi Dinas ESDM Data SDM Dinas ESDM Data Air Tanah Dinas ESDM Data Potensi Rawan Bencana Dinas ESDM Peta Geologi dan SDM Dinas ESDM Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 99

114 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Progam pengelolaan dan pengendalian usaha pertambangan Program Pemanfaatan dan Pengembangan Migas Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2015 Realisasi Kinerja Hasil Program Dan Keluaran Kegiatan s/d Dengan Tahun 2012 Target dan Realisasi Kinerja Program dan Target RKPD Tahun 2013 Realisasi RKPD 2013 Tingkat Realisasi (%) Target Program / Kegiatan RKPD Tahun 2014 Perkiraan Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Program Dan Kegiatan s/d Tahun 2014 Tingkat Capaian Realisasi Target s/d Tahun 2014 (%) SKPD Penanggung Jawab Peta Geohidrologi Dinas ESDM Peta Potensi Daerah Rawan Bencana Dinas ESDM Cakupan Pengelolaan dan pengendalian Dinas ESDM Usaha Pertambangan Jumlah pengawasan produksi, iuran Dinas ESDM tetap,royalti serta pajak pemilik IUP Operasi Produksi Jumlah pengawasan teknis pertambangan dan Dinas ESDM K3 lingkungan IUP ekplorasi dan IUP Operasi produksi Jumlah pengawasan kegiatan reklamasi IUP Dinas ESDM Operasi Produksi Cakupan Sosialisasi dan Pemantauan Dinas ESDM Pelaksanaan Pendistribusian Minyak dan Gas Bumi Cakupan Pemantauan Pelaksanaan Dinas ESDM Pendistribusian Minyak dan Gas Bumi a. SPBU Dinas ESDM b. APMS Dinas ESDM c. Agen Mita/Gas Dinas ESDM d. Pangkalan Mita/Depot Gas Dinas ESDM e. Industri Dinas ESDM f. Transportasi (pertambangan, perkebunan dan Dinas ESDM kehutanan) Cakupan Sosialisasi BBM, LPG dan bahan Dinas ESDM pelumas a. Aparatur (Camat, Wali Nagari) Dinas ESDM b. Pemuka masyarakat Dinas ESDM c. Pelaku usaha Dinas ESDM Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 100

115 Pemerintah Kabupaten 2.1. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah dan permasalahan lainnya yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi SKPD berdasarkan urusan wajib dan pilihan adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan a) Tingkat ketersediaan PAUD di Kabupaten sudah cukup besar namun secara kualitas lembaga yang memiliki tata kelola yang baik. b) Keterjangkauan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) masih rendah, dilihat dari APK dan APM lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi dan nasional, dan Angka Putus sekolah untuk jenjang pendidikan dasar relatif tinggi, dan Angka Melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi relatif rendah, baik melanjutkan ke jenjang SMP maupun ke jenjang SMA. c) Keterjangkauan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah masih rendah, ditunjukkan APK dan APM lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi dan nasional, dan angka putus sekolah relatif tinggi,. d) Rendahnya persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1, dan sedikitnya jumlah guru yang memperoleh sertifikasi profesi. 2. Kesehatan a. Masih tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan. Hal ini disebabkan masih kurangnya sarana prasarana Pelayanan Obstetric dan Neonatal Komprehensif (PONEK) dan Pelayanan Obstektri Neonatus Esensial Dasar (PONED) dalam penanganan persalinan; belum optimalnya sistem rujukan dari bidan ke PONED dan dari PONED ke PONEK dalam penanganan persalinan; kurangnya dokter umum dan dokter spesialis yang membantu proses persalinan yang mengalami kegawatdaruratan; pemahaman masyarakat tentang kesiapsiagaan persalinan masih kurang; masih banyak ibu hamil yang mengalami anemia sehingga memicu terjadinya kegawatdaruratan. b. Tingginya angka kematian bayi. Hal ini disebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana pelayanan dasar dan rujukan serta kemampuan petugas dalam penanganan neonatus komplikasi. c. Terdapatnya kasus HIV/AIDs, TB, DBD/cikungunya, Diare, dan Penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). Hal ini disebabkan oleh pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat populasi kunci/resiko tinggi masih kurang tentang HIV/AIDS, Perilaku masyarakat hidup bersih masih kurang, masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam hygiene dan sanitasi; Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) belum optimal oleh masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 101

116 Pemerintah Kabupaten d. Belum adanya regulasi tentang pelayanan kesehatan dalam rangka untuk penurunan AKI, AKB, pemberantasan penyakit menular seperti HIV/AIDS, TB, DBD, Diare serta penyakit PD3I. e. Meningkatnya jumlah penyakit tidak menular, dalam hal ini hipertensi, jantung, DM, stroke dan kanker hal ini disebabkan karena pola konsumsi masyarakat yang cenderung berubah dan masyarakat resiko tinggi masih kurang kesadarannya dalam pemeriksaan dini penyakit-penyakit tidak menular f. Masih kurangnya pelayanan pada balita. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya partisipasi orang tua untuk hadir ke posyandu dalam rangka deteksi tumbuh kembang anak dan monitoring tumbuh kembang anak. g. Masih terdapatnya kasus gizi buruk. Hal ini dikarenakan masih rendahnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI, masih kurangnya cakupan pemberian ASI eksklusif dan masih tingginya angka kemiskinan penduduk. 3. Pekerjaan Umum a. Berkurangnya jalan dalam kondisi baik dan banyak mengalami rusak ringan b. Kapasitas jalan yang kurang memadai akibat tinggi volume lalu lintas sehingga perlu peningkatan kapasitas jalan c. Masih banyaknya kondisi jembatan yang rusak dan masih adanya jembatan dengan konstruksi kayu d. Masih rendahnya saluran drainase dalam kondisi baik, sehingga menyebabkan terjadinya genangan. e. Masih rendahnya pengelolaan sampah. 4. Penataan Ruang a. Masih banyaknya kawasan strategis yang belum dilengkapi dokumen perencanaan tata ruang. b. Belum optimalnya pengelolaan perijinan pemanfaatan ruang dan pengaturan pemanfaatan ruang. c. Implementasi Perda Nomor 10 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten belum efektif. Hal ini terbukti meningkatnya alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. 5. Perumahan Rakyat a. Masih rendahnya penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat perumahan. b. Masih terdapat rumah tidak layak huni. c. Masih terdapatnya lingkungan permukiman kumuh. d. Belum kurangnya ketersediaan jaringan air bersih Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 102

117 Pemerintah Kabupaten 6. Perencanaan Pembangunan a. Belum optimalnya penyediaan data pendukung perencanaan pembangunan daerah baik data dari SKPD dan BPS. b. Masih terbatasnya kemampuan dan kapasitas para perencana di masingmasing SKPD dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. c. Belum semua dokumen perencanaan pembangunan daerah menjadi pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh SKPD. d. Belum semua dokumen perencanaan yang diwajibkan Pemerintah Pusat dapat dipenuhi, mencakup perencanaan pembangunan bidang sosial budaya, bidang ekonomi, prasarana wilayah dan sumberdaya alam, dan daerah rawan bencana. e. Perbedaan data perencanaan yang dikeluarkan oleh SKPD dengan data yang ada di BPS. 7. Perhubungan a. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana LLAJ untuk meningkatkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. b. Belum adanya sarana angkutan umum baik perkotaan maupun pernagarian. Hal ini ditandai belum semua wilayah tersedia jaringan transportasi umum, transportasi massal, terminal penumpang umum yang sesuai dengan standar pelayanan minimum. c. Rendahnya minat masyarakat menggunakan moda angkutan umum, sebagian besar disebabkan oleh kemudahan kredit kendaraan bermotor. d. Masih rendahnya tingkat keamanan, keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas, diikuti rendahnya kesadaran lalu lintas pengguna jalan. e. Belum optimalnya sarana dan prasarana kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor. 8. Lingkungan Hidup a. Terjadinya pencamaran air sungai akibat adanya aktifitas penambangan liar. b. Meningkatnya kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan, sebagian diantaranya belum dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). c. Rendahnya ketersediaan data dan informasi lingkungan hidup yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat. d. Kurangnya pemantauan rutin kualitas air sungai e. Masih rendahnya sosialisasi tentang peraturan terkait dengan lingkungan hidup f. Belum maksimalnya pengelolaan persampahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 103

118 Pemerintah Kabupaten 9. Pertanahan a. Sistem pendaftaran tanah dan pelayanan administrasi pertanahan belum optimal, dengan kualitas pelayanan yang masih rendah akibat kurangnya sosialisasi pengurusan akte tanah. b. Belum efektifnya penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, disebabkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai administrasi pertanahan. c. Masih adanya konflik-konflik sengketa pertanahan di masyarakat, disebabkan status tanah yang tidak jelas. d. Belum optimalnya sistem informasi pertanahan dalam penyebarluasan dan edukasi penyelesaian administrasi pertanahan. 10. Kependudukan dan Catatan Sipil a. Masih adanya masyarakat yang belum memiliki dokumen administrasi kependudukan dan catatan sipil. b. Masih rendahnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, disebabkan keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM. 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Masih kurangnya kebijakan dalam peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak, perumusan kebijakan masih dilakukan secara parsial yang semestinya sudah menyeluruh pada semua SKPD. b. Masih rendahnya keterlibatan perempuan dan anak dalam proses pembangunan. c. Belum optimalnya penanganan kekerasan dalam rumah tangga, hal ini dikarenakan belum tersedianya SOP, sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan perlindungan perempuan dan anak. 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Belum senergisnya kebijakan pengendalian jumlah penduduk dan belum optimalnya institusi-institusi masyarakat dalam pelaksanaan program KB. b. Masih tingginya PUS yang memiliki istri dengan usia dibawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi. c. Masih terbatasnya kelembagaan kelompok bina keluarga. d. Kurangnya optimalnya kelembagaan dalam tumbuh kembang balita e. Kurangnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) 13. Sosial a. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) belum terlaksana secara menyeluruh. b. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan rehabilitasi sosial, baik panti maupun diluar panti. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 104

119 Pemerintah Kabupaten c. Belum optimalnya penyediaan jaminan sosial dan pembinaan terhadap anak terlantar. d. Belum optimalnya penanganan dan pembinaan terhadap penyandang cacat. e. Belum optimalnya penananganan dan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba). f. Belum optimalnya peran lembaga sosial masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial. g. Masih rendah peran pemerintah dan lembaga swasta dalam pemberdayaan fakir miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya. 14. Ketenagakerjaan a. Masih banyaknya jumlah pengangguran b. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja disebabkan tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga kerja yang rendah, c. Masih rendahnya kesempatan kerja. d. Masih sedikitnya jumlah BLK. Tahun 2013 BLK milik pemerintah sebanyak 1 BLK dan milik swasta sebanyak 0 unit. 15. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah a. Iklim usaha yang mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah belum kondusif b. Rendahnya semangat kewirausahaan, dan rendahnya daya saing produk UMKM dalam hal kualitas produk yang rata-rata kurang bagus, dan harga yang kurang kompetitif, dan pemasaran produk masih sebatas local area, belum mampu melakukan pemasaran keluar daerah. c. Masih kurangnya ketersediaan penunjang usaha, terutama sarana pemasaran dan informasi pasar, ketersediaan bahan baku, dan sarana teknologi produksi. d. Masih lemahnya kelembagaan koperasi terutama menyangkut aspek legalitas usaha, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). e. Masih rendahnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola koperasi mengenai manajemen pengelolaan koperasi. f. Kurang berkembangnya usaha simpan pinjam pada koperasi untuk memenuhi kebutuhan anggota. 16. Penanaman Modal a. Belum optimalnya promosi terhadap potensi dan peluang investasi daerah, baik dalam penyediaan media promosi, kerjasama promosi, maupun strategi pemasaran investasi, serta belum terpadunya sistem informasi penanaman modal Kabupaten dengan pusat dan provinsi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 105

120 Pemerintah Kabupaten b. Masih rendahnya iklim investasi dan realisasi investasi, belum optimalnya pelayanan perijinan usaha melalui elektronik (SPIPISE). c. Terbatasnya sarana dan prasarana daerah penunjang investasi daerah untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di Kabupaten. 17. Kebudayaan a. Belum optimalnya pemeliharaan, pengelolaan dan perlindungan kekayaan budaya, terutama benda-benda cagar budaya. b. Belum optimalnya pengelolaan dan pelestarian keragaman budaya daerah, disebabkan keterbatasan sarana dan jumlah pertunjukan seni budaya. 18. Pemuda dan Olah Raga a. Belum sinergisnya kebijakan dalam pembinaan pemuda dan prestasi olahraga. b. Belum tumbuhnya jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda, disebabkan rendahnya kapasitas keterampilan usaha. c. Belum optimalnya pencegahan peredaran narkoba dan penanganan penyalahgunaan narkoba. d. Masih rendahnya peran organisasi olahraga dalam pembibitan dan pembinaan atlet muda berpotensi. e. Terbatasnya SDM dalam rangka pemasyarakatan olahraga, pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga. f. Terbatasnya sarana dan prasarana olahraga untuk menunjang aktivitas latihan dan pertandingan olahraga. 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri a. Belum optimalnya pendidikan politik kepada masyarakat yang berdampak pada rendahnya partisipasi politik dalam pemilu. b. Pengembangan wawasan kebangsaan di kelompok masyarakat masih belum optimal. c. Masih tingginya kejadian gangguan-gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat. d. Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam peningkatan keamanan, kenyamanan dan ketertiban lingkungan. e. Belum optimalnya pembinaan organisasi masyarakat sipil. f. Bertambahnya Penyakit Masyarakat (Pekat) yang mengganggu kenyamanan masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 106

121 Pemerintah Kabupaten 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian a. Belum optimalnya koordinasi masalah perencanaan dan penganggaran dengan DPRD seperti terlambatnya usulan pokok-pokok pikiran DPRD kedalam dokumen perencanaan b. Intensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, baik pajak maupun retribusi daerah belum optimal. c. Belum optimalnya pengawasan internal untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan masih kurangnya kapasitas tenaga pemeriksa dan aparat pengawasan. d. Terbatasnya sarana prasarana teknologi informasi di SKPD dan pemerintah nagari/kelurahan untuk menunjang kinerja pemerintah daerah dan peningkatan kualitas pelayanan publik. e. Belum optimalnya kerjasama antar pemerintah daerah dan kerjasama dalam daerah dalam rangka peningkatan penanaman modal, pelayanan publik dan pengelolaan sumberdaya alam. f. Belum tersusunnya beberapa regulasi daerah yang menjadi kebutuhan daerah dalam merespon perkembangan peraturan perundang-undangan yang baru, dan masih ditemuinya beberapa peraturan yang belum sinergis. g. Kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dalam mewujudkan pelayanan publik yang responsif dan akuntabel belum optimal, disebabkan keterbatasan peralatan kerja dan kapasitas SDM. 21. Ketahanan Pangan a. Masih rendahnya keragaman pangan yang menggunakan bahan biji berlemak/berminyak, b. Rendahnya ketersediaan bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, c. Kurang meratanya konsumsi bahan pangan utama, terutama bahanbahan pangan yang ketersediaannya tergantung pada lokasi geografis. 22. Pemberdayaan masyarakat a. Kemandirian dan keberdayaan masyarakat nagari belum terwujud secara optimal, hal ini dapat diketahui dari tindak lanjut kegiatan pasca program pemberdayaan masyarakat belum mampu untuk melestarikan dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan. b. Belum terwujudnya secara optimal pengembangan kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat nagari, hal ini dapat dilihat jumlah kelompok-kelomok usaha ekonomi produktif masih rendah dan kapasitas dalam pengembangan usaha ekonomi produktif masih rendah. c. Partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan belum berjalan secara optimal, hanya elit-elit nagari yang selalu berperan dalam setiap tahapan pembangunan serta peran dan akses peremuan dalam setiap tahapan pembangunan belum sesuai harapan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 107

122 Pemerintah Kabupaten d. Masih rendahnya kapasitas aparatur pemerintah nagari dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, pengelolaan administrasi nagari, dan pengelolaan keuangan dana alokasi nagari. e. Banyaknya masyarakat miskin dibnagarian yang masih tinggal pada rumah tidak layak huni dan lingkungan pemukiman yang tidak sehat. 23. Statistik a. Terbatasnya ketersediaan data statistik daerah, belum mampu mengakomodir kebutuhan data untuk kepentingan perencanaan maupun kepentingan lainnya. b. Belum optimalnya koordinasi antar SKPD dalam pengelolaan data statistik untuk mendukung perencanaan dan evaluasi kinerja pembangunan daerah. c. Masih kurangnya ketersediaan data dan masih rendahnya akurasi data 24. Kearsipan a. Pengelolaan arsip secara baku belum sepenuhnya diaplikasikan oleh SKPD, disebabkan sedikitnya cakupan SDM yang mendapatkan pelatihan kearsipan b. Masih rendahnya cakupan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah, disebabkan terbatasnya kuantitas arsiparis. c. Masih belum optimalnya pemanfaat media elektronik dalam rangka preservasi kearsipan, hal ini terlihat dari penyimpanan (pengalihmediaan) arsip dalam media elektronik masih belum dilakukan. 25. Komunikasi dan Informasi a. Belum optimalnya pemanfaatan website pemerintah daerah b. Terbatasnya jaringan komunikasi dan informatika di berbagai wilayah dalam menunjang akses masyarakat untuk memperoleh informasi melalui teknologi informasi. c. Belum meratanya ketersediaan SDM dalam bidang teknologi informasi 26. Perpustakaan a. Masih rendahnya minat baca masyarakat disebabkan belum terbentuknya budaya membaca di Kabupaten, b. Masih sedikitnya koleksi buku baru di perpustakaan. c. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan perpustakaan, yaitu masih belum diterapkannya Information and Communication Technology (ICT). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 108

123 Pemerintah Kabupaten d. Belum optimalnya penyelamatan dan pelestarian koleksi perpustakaan, disebabkan kesadaran masyarakat untuk menjaga koleksi perpustakaan dengan baik. B. Urusan Kewenangan Pilihan 1. Pertanian a. Terdapatnya alih fungsi lahan pertanian lahan basah b. Masih rendahnya tingkat pendapatan petani (NTP<100). c. Adanya pertumbuhan ekonomi negative pada subsector tanaman pangan d. Relatif rendahnya harga komoditi pertanian di tingkat petani khususnya komoditi perkebunan e. Lemahnya penguasaan teknologi pertanian dan peternakan dengan aspek-aspek sosial ekonominya, sehingga masih banyak petani dan peternak yang melaksanakan praktek usahanya secara tradisional f. Masih tingginya pelaku usaha peternakan ruminansia yang menempatkannya sebagai usaha sambilan atau tabungan, sehingga tidak banyak berperan baik dalam peningkatan perputaran ekonomi, pilihan berusaha, maupun dalam penyediaan bahan pangan bagi masyarakat. 2. Kehutanan a. Masih terdapatnya lahan kritis. b. Masih adanya kasus illegal logging c. Belum optimalnya operasional UPTD KPHP d. Pemanfaatan kawasan hutan produksi kurang optimal untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat nagari di sekitar hutan. e. Alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan 3. Energi dan Sumberdaya Mineral a. Masih terdapat pengelola usaha pertambangan dan penggalian bahan tambang yang kurang menyadari pentingnya upaya pelestarian lingkungan. b. Masih adanya usaha pertambangan tidak memiliki ijin usaha, yang berpotensi merusak lingkungan. c. Masih adanya keluarga yang belum dapat mengakses listrik d. Tingginya tingkat penggunaan energi listrik dan bahan bakar minyak disebabkan kesadaran yang rendah. 4. Pariwisata a. Belum adanya dokumen perencanaan pengembangan pariwisata b. Belum terdatanya jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten c. Kurangnya promosi dan penyebarluasan informasi pariwisata. d. Terbatasnya sarana prasarana di obyek wisata unggulan daerah, masih kalah dibandingkan obyek wisata di kabupaten/kota lain. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 109

124 Pemerintah Kabupaten e. Rendahnya keterlibatan masyarakat dan rendahnya kemitraan pemerintah daerah dengan dunia usaha dalam pengembangan pariwisata 5. Kelautan dan Perikanan a. Kurang optimalnya pemanfaatan sarana perikanan (cetak kolam baru) dan pasar ikan higienis b. Rendahnya daya saing produk perikanan, disebabkan penanganan dan pengolahan pasca panen yang masih sederhana. c. Belum optimalnya pengembangan kawasan perikanan menjadi sentrasentra produksi budidaya. d. Masih kurangnya konsumsi ikan perkapita, disebabkan keterbatasan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah dalam mengkonsumsi ikan, serta faktor tingginya angka kemiskinan yang mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap hasil perikanan. 6. Perdagangan a. Secara umum pasar yang ada belum representatif b. Daya saing produk lokal masih kurang. c. Belum terbangunnya sistem informasi perdagangan untuk mendukung distribusi barang kebutuhan masyarakat secara merata. d. Belum terdatanya jumlah pedagang kaki lima. e. Terbatasnya sarana dan prasarana pasar tradisional 7. Industri a. Masih banyaknya industri kecil dan menengah belum memiliki legalitas usaha, sehingga belum dapat mengembangkan kemitraan usaha. b. Daya saing produk industri kecil dan menengah masih rendah dibandingkan produk sejenis dari luar daerah yang disebabkan penggunaan teknologi industri dan standarisari mutu. c. Belum optimalnya perkembangan sentra-sentra industri potensial dalam rangka peningkatan efisiensi dan peningkatan produktivitas, termasuk industri-industri kreatif. 8. Ketransmigrasian a. Kurangnya sarana dan prasarana pada kawasan transmigrasi yang baru Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah yang menjadi Isu Strategis Pembangunan Daerah Pada tahun 2015 secara nasional, pemerintah masih dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan, untuk itu strategi pembangunan daerah disusun berdasarkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dan mengacu pada permasalahan-permasalahan yang menonjol sebagai isu strategis, baik Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk dapat menjawab atau menyelesaikan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 110

125 Pemerintah Kabupaten berbagai masalah dan tantangan yang masih banyak dihadapi oleh pemerintah maka diperlukan langkah identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintah daerah sebagai berikut: 1. Kenaikan harga BBM dan Gas Rencana kebijakan Pemerintah Pusat dalam menaikan harga BBM dan harga gas untuk mengurangi beban APBN yang berasal dari subsidi. 2. Angka kemiskinan Lambatnya penurunan angka kemiskinan di Kabupaten dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Masih adanya jumlah penduduk miskin di Kabupaten merupakan permasalahan lintas sektor yang memerlukan upaya penanganan secara terintegrasi dan berkelanjutan melalui berbagai program pembangunan. 3. Pengangguran Masih adanya pengangguran di Kabupaten. Pengurangan pengangguran menjadi upaya strategis dalam penanggulangan kemiskinan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Angka Usia Harapan Hidup penduduk Kabupaten pada tahun 2013 yaitu di atas 71 tahun, namun masih berada dibawah rata-rata Provinsi Sumatera Barat. 5. Kurikulum pendidikan Sulitnya mengaplikasikan kurikulum pendidikan 2013 di tingkat sekolah 6. Pemilihan kepala daerah Pada tahun 2015 akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah secara serentak (Provinsi dan kabupaten/kota). 7. Masa transisi RPJMD Provinsi dan Kabupaten Setelah dilakukan Pemilihan Kepala Daerah, akan diikuti dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) baik ditingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota. 8. Terbatasnya UKM/IKM dalam mengakses permodalan perbankan 9. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan Masih terdapatnya jalan-jalan kecamatan dan jalan lingkungan dengan kondisi jalan tanah dan tingginya volume jalan lintas Sumatera sehingga menyebabkan kerusakan jalan dalam yang relative singkat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 111

126 Pemerintah Kabupaten 10. Belum optimalnya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pelaksanaan ASN Tata kelola pemerintahan, tergambarkan dari status audit keuangan oleh BPK. Pada tahun 2013, Kabupaten memperoleh status audit keuangan BPK Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Beberapa permasalahan yang masih menjadi kendala dalam peningkatan status audit BPK ini adalah berkaitan dengan pengelolaan asset daerah, baik aset yang bersifat tetap maupun aset tidak tetap. Tata kelola pemerintahan juga menjadi prioritas nasional ke-1 yaitu Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola sebagaimana tertuang dalam RPJM Nasional tahun Amanat reformasi birokrasi di tingkat pemerintah daerah juga tertuang dalam Permen- PAN Nomor 18 tahun 2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi; dan Permen-PAN Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi ; serta Permen-PAN Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah. Secara jelas dalam Permen-PAN Nomor 20 Tahun 2010 disebutkan bahwa sasaran reformasi birokrasi yaitu: (1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; (2)Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan (3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. 11. Undang-undang Desa Telah diberlakukannya Undang-undang Desa yang akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah daerah terhadap pemerintah desa/nagari seperti wacana penganggaran untuk pemerintah desa/nagari 1 Milyar/desa. 12. Menurunnya kualitas lingkungan Penyebab pencemaran lingkungan di Kabupaten adalah banyaknya usaha yang berpotensi mencemari lingkungan. Kabupaten juga terkenal sebagai daerah yang memiliki tingkat penggunaan pestisida yang sangat tinggi dalam kegiatan produksi pertanian. Keadaan tersebut berdampak pada perubahan fisik lingkungan di wilayah aliran sungai. Kabupaten menjadi wilayah yang berpotensi terjadinya bencana, meliputi rawan bencana banjir yaitu di Kecamatan Timpeh, Kecamatan Padang Laweh. Isu lingkungan menjadi isu global dan nasional sebagaimana tertuang dalam Millenium Development Goals (MDG s) tujuan ke-7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan, sekaligus menjadi prioritas nasional ke-9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana. Berdasarkan permalasahan di atas, secara lengkap dapat ditabulasikan ke dalam tabel 2.56 sehingga dapat ditentukan juga faktor penentu keberhasilan dari tiap-tiap permasalahan yang sedang dihadapi sebagai berikut : Tabel 2.56 Permasalahan Pembangunan Daerah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 112

127 Pemerintah Kabupaten PERMASALAHAN/ KENDALA 1. Pendidikan a) Masih rendahnya angka rata-rata lama bersekolah (8,24 tahun ) Kabupaten b) Secara kuantitas ketersediaan PAUD di Kabupaten sudah mencukupi namun secara kualitas masih rendah c) Keterjangkauan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) masih rendah, dilihat dari APK dan APM lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi dan nasional, dan Angka Putus sekolah untuk jenjang pendidikan dasar relatif tinggi, dan Angka Melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi relatif rendah, baik melanjutkan ke jenjang SMP maupun ke jenjang SMA. STRATEGI/ FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN Sosialisasi pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan Melakukan supervisi Dinas Pendidikan perlu pelatihan manajemen PAUD, penambahan tenaga pengajar PAUD, dan meningkatkan kualitas guru perbaikan dan penambahan USB, RKB dan sosialisasi wajib belajar d) Pengawas sekolah belum maksimal melaksanakan fungsinya e) Masih kurangnya mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan Meningkatkan fungsi pengawas sekolah - pemberian beasiswa yang sesuai dengan jenjang akademiknya serta penambahan jumlah guru yang memiliki sertifikasi - Meningkatkan kapasitas guru melalui pelatihan dan meningkatkan fungsi MGMP - Peningkatan sarana/prasarana sekolah seperti : labor, pustaka, dll 2. Kesehatan a. Masih tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan - peningkatan kapasitas dan keterampilan tenaga kesehatan - Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil - Melatih tenaga di Puskesmas dan Pustu tentang PONED (Pelayanan Obstektri Neonatus Esensial Dasar) - Penambahan tenaga medis b. masih tingginya angka kematian bayi dan Balita - peningkatan kapasitas dan keterampilan tenaga kesehatan - Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak - Peningkatan peran Posyandu dan Dasawisma c) masih tingginya jumlah penyakit menular (HIV/AIDs, TB, DBD/cikungunya, Diare, dan Penyakit PD3I-Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). d.belum adanya regulasi tentang pelayanan kesehatan dalam rangka untuk penurunan AKI, AKB, pemberantasan penyakit menular seperti HIV/AIDS, TB, DBD, Diare serta penyakit PD3I. g.masih terdapatnya kasus gizi buruk h. Rendahnya partisipasi masyarakat di bidang kesehatan - Pencegahan narkoba - Sosialisasi PHBS - Meningkatkan UCI-universal child imunisation membuat regulasi tentang pelayanan kesehatan - percepatan penanganan kasus gizi buruk dan sosialisasi ASI Ekslusif, dan pemberian bantuan ransum bagi masyarakat miskin - pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah i. Masih belum optimalnya pengawasan kualitas air isi ulang Melakukan pemantauan secara rutin Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 113

128 Pemerintah Kabupaten STRATEGI/ FAKTOR PENENTU PERMASALAHAN/ KENDALA KEBERHASILAN 3. Pekerjaan Umum a. Belum optimalnya akses infrastruktur jalan ke nagari Pembukaan jalan baru dan peningkatan kelas jalan (pengaspalan) b. Berkurangnya jalan dalam kondisi baik perbaikan jalan secara berkala dan perlunya b. Masih terdapatnya jembatan dengan kondisi rusak dan masih adanya jembatan konstruksi kayu pengaturan tonase kendaraan perbaikan dan pembangunan jembatan c. Masih terdapatnya daerah rawan banjir Pembangunan dan perbaikan drainase dan sosialisasi tanggap bencana e. Masih rendahnya pengelolaan sampah Pembangunan dan perbaikan saranaprasarana persampahan a. masih kurangnya infrastruktur serta penataan Pembangunan dan perbaikan gedung kantor gedung pemerintah b. masih terdapatnya saluran irigasi yang mengalami Perbaikan dan pemeliharaan saluran irigasi kerusakan 4. Penataan Ruang a. kurangnya pemahaman stakeholders terhadap penataan ruang sosialisasi perda RTRW dan penyusunan dokumen turunannya Dkilat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang (PPNS) 5. Perumahan Rakyat a. Masih rendahnya penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat perumahan. penyediaan sarana dan prasarana lingkungan perumahan b. Masih terdapat rumah tidak layak huni. fasilitasi bantuan stimulan rumah swadaya c. Masih terdapatnya lingkungan permukiman kumuh. penanganan lingkungan kawasan kumuh melalui peningakatan kualitas drainase dan sanitasi d. Masih rendahnya cakupan layanan air bersih penambahan jaringan layanan air bersih 6. Perencanaan Pembangunan a. Belum optimalnya penyediaan data pendukung perencanaan pembangunan daerah b. Masih terbatasnya kemampuan dan kapasitas para perencana di masing-masing SKPD dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. c. Belum lengkapnya intsrumen perencanaan dan kurangnya konsistensi alur perencanaan sampai ke tingkat SKPD d. Belum optimalnya pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan perlunya komitmen SKPD dalam penyediaan data perencanaan secara akurat serta perlunya validasi data secara bersama Bimbingan teknis perencanaan pembangunan daerah Penetapan perda RPJPD Verifikasi, pengesahan dan penetapan Renstra dan renja SKPD Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan e. Kurangnya koordinasi lintas bidang dan lintas wilayah Penguatan koordinasi SKPD dan pihak terkait 7. Perhubungan a. Kurangnya ketersediaan prasarana dan fasilitas perhubungan Peningkatan ketersediaan prasarana dan fasilitas perhubungan b. Kurangnya layanan angkutan umum Peningkatan layanan angkutan umum c. Masih rendahnya tingkat keamanan, keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas, diikuti rendahnya kesadaran lalu lintas pengguna jalan. Sosialisasi keselamatan dan ketertiban berlalu lintas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 114

129 Pemerintah Kabupaten PERMASALAHAN/ KENDALA 8. Lingkungan Hidup a. masih terdapatnya pencemaran air sungai dan pencemaran lingkungan STRATEGI/ FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN - Penertiban, pengawasan serta pengendalian sumber pencemaran - Penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sosialisasi tentang status lingkungan hidup b. Rendahnya ketersediaan data dan informasi lingkungan hidup yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat. c. Kurangnya pemantauan rutin kualitas air sungai pemeriksaan rutin kualitas air secara berkala d. Belum maksimalnya pengelolaan persampahan optimalisasi dan penambahan bank sampah 9. Pertanahan a. Masih terdapatnya konflik pertanahan Fasilitasi penyelesaian konflik pertanahan b. Berlum optimalnya pendataan dan penataan aset tanah milik pemerintah daerah Pendataan dan penataan tanah milik pemerintah daerah c. Masih belum jelasnya bata batas wilayah, kecamatan dan Melakukan pemetaan nagari 10. Kependudukan dan Catatan Sipil a. Masih adanya masyarakat yang belum memiliki dokumen administrasi kependudukan dan catatan sipil b. Masih rendahnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, disebabkan keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Masih terdapatnya perilaku kekerasan dalam rumah tangga b. Masih rendahnya keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Terjadinya penyimpangan perilaku seks usia remaja Masih tingginya PUS dibawah usia 20 tahun melakukan pencatatan keliling sosialisasi pelayanan dan pencatatan kependudukan Fasilitasi pengembangan pelayanan terpadu terhadap kekerasan dalam rumah tangga Peningkatan peran serta perempuan dalam proses perempuan Peningkatan pemahaman bahaya seks bebas Sosialisasi kesehatan reproduksi 13. Sosial a. Belum optimalnya penanganan masalah sosial di masyarakat seperti : fakir miskin, anak terlantar, penyandang cacat, dan penyandang penyakit sosial b. Kurangnya pengetahuan petugas pendamping PMKS dalam pendataan masalah sosial Peningkatan penanganan masalah sosial seperti : pelatihan peningkatan keterampilan, bantuan modal usaha dan bantuan sosial lainnya Pelatihan petugas pendamping PMKS 14. Ketenagakerjaan a. Masih banyaknya jumlah pengangguran pelatihan padat karya pada bidang yang banyak menyerap tenaga kerja, fasilitasi pasar tenaga kerja b. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja disebabkan tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga kerja yang rendah, c. Masih rendahnya kesempatan kerja. d. Belum optimalnya fungsi BLK peningkatan fungsi BLK 15. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 115

130 Pemerintah Kabupaten PERMASALAHAN/ KENDALA Belum kundusifnya iklim usaha yang mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Masih lemahnya tata kelola kelembagaan koperasi 16. Penanaman Modal a. Belum optimalnya promosi terhadap potensi dan peluang investasi daerah c. Terbatasnya sarana dan prasarana daerah penunjang investasi daerah untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di Kabupaten. 17. Kebudayaan Belum optimalnya pemeliharaan, pengelolaan dan perlindungan kekayaan budaya serta pelestarian keragaman budaya daerah 18. Pemuda dan Olah Raga Masih rendahnya peran organisasi olahraga dalam pembibitan dan pembinaan atlet muda berpotensi Kurang aktifnya peran pemuda di dalam masyarakat 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri a. Belum optimalnya pendidikan politik kepada masyarakat b. belum optimalnya pengembangan wawasan kebangsaan di kelompok masyarakat c. Masih tingginya kejadian gangguan-gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat d. Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam peningkatan keamanan, kenyamanan dan ketertiban lingkungan. STRATEGI/ FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN sosialisasi dan fasilitasi permodalan UMKM pelatihan kewirausahaan dan fasilitasi pemasaran produk UMKM meningkatkan promosi hasil produk UMKM pelatihan pengurus koperasi dalam peningkatan manajemen usaha dan keuangan evaluasi koperasi tidak aktif pendataan investasi dan optimalisasi media promosi investasi daerah - peningkatan pemeliharaan serta pengelolaan benda cagar budaya - peningkatan pemahaman masyarakat terhadap budaya daerah optimalisasi peran KONI pemberian reward dan pembinaan terhadap atlit berprestasi - pelatihan kewirausahaan kapada pemuda - peningatan peran pemuda dalam pembangunan - pembinaan organisasi pemuda pendidikan politik kepada masyarakat seminar dan pelatihan wawasan kebangsaan optimalisasi peran Kominda revitalisasi Poskamling 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian a. Belum optimalnya koordinasi antar stakehoder dalam pemerintahan b. belum optimalnya penggalian sumber-sumber pendapatan daerah c. Belum optimalnya pengawasan internal untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan masih kurangnya kapasitas tenaga pemeriksa dan aparat pengawasan. d. Terbatasnya sarana prasarana teknologi informasi di SKPD dan pemerintah nagari/kelurahan untuk menunjang peningkatan komunikasi yang intensif antar stakeholders dalam pemerintah pendataan dan regulasi yang jelas terhadap sumber pendapatan Bimbingan teknis pengawasan dan peningakatan kapasitas fungsional pengawasan penyediaan akses informasi yang dapat diakses oleh masyarakat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 116

131 Pemerintah Kabupaten PERMASALAHAN/ KENDALA kinerja pemerintah daerah dan peningkatan kualitas pelayanan publik. STRATEGI/ FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN e. Belum tersusunnya beberapa regulasi daerah yang menjadi kebutuhan daerah dalam merespon perkembangan peraturan perundang-undangan yang baru, dan masih ditemuinya beberapa peraturan yang belum sinergis. f. Masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dalam mewujudkan pelayanan publik yang responsif dan akuntabel evaluasi kebijakan tentang perundangundangan daerah Diklat di setiap jenjang kepangkatan kepegawaian g. kurangnya jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) penambahan formasi 21. Ketahanan Pangan a. Rendahnya ketersediaan bahan pangan untuk mencukupi optimalisasi lembaga ketahanan pangan kebutuhan masyarakat, b. Masih kurangnya keragaman pangan Pengembangan keragaman pangan di masyarakat c. Masih lemahnya koordinasi SKPD lingkup Meningkatkan koordinasi SKPD lingkup ketahanan pangan d. Kurangnya peran penyuluh pertanian dalam pembinaan kelompok tani ketahanan pangan Meningkatkan peran penyuluh pertanian 22. Pemberdayaan masyarakat Belum optimalnya fungsi lembaga-lembaga nagari dan organisasi kemasyarakatan 23. Statistik Terbatasnya ketersediaan data statistik daerah Belum optimalnya koordinasi antar SKPD dalam pengelolaan data statistik untuk mendukung perencanaan dan evaluasi kinerja pembangunan daerah. Optimalisasi fungsi lembaga nagari dan organisasi kemasyarakatan pemetaan dan penyediaan data dasar pembangunan daerah meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara SKPD terkait dengan BPS sehingga persepsi penyusunan data dapat disamakan 24. Kearsipan Belum optimalnya pengelolaan arsip 25. Komunikasi dan Informasi Belum optimalnya pemanfaatan website pemerintah daerah kurangnya ketersediaan SDM dalam bidang teknologi informasi penertiban arsip daerah pelatihan dan pembinaan kearsipan Pembangunan depo arsip penyediaan website daerah/skpd pelatihan aparatur pengelola website 26. Perpustakaan a. Masih rendahnya minat baca masyarakat sosialisasi pentingnya membaca penataan perpustakaan daerah yang representatif b. Masih rendahnya koleksi buku baru di perpustakaan. penambahan jumlah dan jenis bahan bacaan c. Belum adanya teknologi informasi dalam pelayanan perpustakaan B. Urusan Kewenangan Pilihan 1. Pertanian Penyediaan teknologi informasi pelayanan kepustakaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 117

132 Pemerintah Kabupaten STRATEGI/ FAKTOR PENENTU PERMASALAHAN/ KENDALA KEBERHASILAN a. Terdapatnya alih fungsi lahan pertanian (lahan basah) sosialisasi Undang-undang 41/2009 dan sosialisasi tata ruang daerah penanggulangan alih fungsi lahan b. Masih rendahnya tingkat pendapatan petani (NTP<100). peningkatan peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan penyediaan bibit unggul c. rendahnya harga komoditi pertanian di tingkat petani khususnya komoditi perkebunan d. kurangnya pemahaman petani dalam penerapan teknologi pertanian optimalisasi peran pemerintah dan koperasi dalam pengendalian harga penerapan teknologi tepat guna secara intensif serta diversifikasi dan intensifikasi pertanian pelatihan manajemen usaha peternakan 2. Kehutanan a. Masih terdapatnya lahan kritis. Reboisasi b. Masih adanya kasus illegal logging penagakan hukum c. Belum optimalnya operasional UPTD KPHP Peningkatan fungsi UPTD KPHP d. Alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan penegakan hukum 3. Energi dan Sumberdaya Mineral a. Masih terdapat pengelola usaha pertambangan dan sosialisasi dan penegarasan aturan terkait penggalian bahan tambang yang kurang menyadari pentingnya upaya pelestarian lingkungan. b. Masih adanya usaha pertambangan tidak memiliki ijin usaha c. Masih adanya rumah tangga yang belum dapat penambahan jaringan mengakses listrik d. kurangnya kesadaran masyarakat akan hemat energi sosialisasi hemat energi 4. Pariwisata a. Belum adanya dokumen perencanaan pengembangan pariwisata b. Belum terdatanya jumlah kunjungan wisata c. Kurangnya promosi dan penyebarluasan informasi pariwisata d. Terbatasnya sarana prasarana di obyek wisata unggulan daerah, masih kalah dibandingkan obyek wisata di kabupaten/kota lain e. Rendahnya keterlibatan masyarakat dan rendahnya kemitraan pemerintah daerah dengan dunia usaha dalam pengembangan pariwisata penyusunan RIPDA dan pengembangan pariwisata daerah promosi potensi pariwisata pembangunan infrastruktur penunjang kepariwisataan komitmen bersama bidang kepariwisataan 5. Kelautan dan Perikanan a. Kurang optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana perikanan bantuan bibit dengan harga terjangkau serta bantuan pakan, pembangunan pasar ikan higienis b. Rendahnya daya saing produk perikanan pembinaan pasca panen peikanan c. Belum optimalnya pengembangan kawasan perikanan menjadi sentra-sentra produksi budidaya komitmen bersama sertapenyusunan masterplan tentang perikanan d. Masih kurangnya konsumsi ikan perkapita sosialisasi gemarikan (gemar makan ikan) 6. Perdagangan a. Masih adanya pasar yang ada belum representatif pembangunan pasar yang representatif b. Masih terdapatnya produk kadaluarsa yang beredar optimalisasi pengawasan pasar c. Belum terdatanya jumlah pedagang kaki lima. pendataan dan pembinaan pedagang kali lima d. Terbatasnya sarana dan prasarana pasar tradisional pembangunan los dan kios pada pasar tradisional e. Belum optimalnya pengelolaan pasar lelang karet dan pasar agropolitan yang ada Meningkatkan fungsi pasar lelang dan pasar agropolitan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 118

133 Pemerintah Kabupaten PERMASALAHAN/ KENDALA 7. Industri a. Masih banyaknya industri kecil dan menengah belum memiliki legalitas usaha b. Daya saing produk industri kecil dan menengah masih rendah dibandingkan produk sejenis dari luar daerah yang disebabkan penggunaan teknologi industri dan standarisari mutu. STRATEGI/ FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN sosialisasi peraturan perundang-undangan terntang perizinan usaha promosi dan peningkatan kualiats produk usaha 8. Ketransmigrasian (tidak ada kawasan binaan transmigrasi) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 II - 119

134 BAB III Pemerintah Kabupaten RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Kebijakan ekonomi daerah dirumuskan untuk menggambarkan hubungan yang jelas antara tujuan utama pembangunan daerah dengan capaian indikator makro ekonomi daerah dan bagaimana antarkomponen itu saling mempengaruhi. Kebijakan ekonomi daerah disatu sisi harus mampu menempatkan indikator makro ekonomi daerah sebagai tujuan yang harus dijaga asumsi-asumsinya dan di sisi lain memberikan panduan umum bagaimana tujuan ekonomi daerah harus dicapai sebagai salah satu capaian utama pembangunan daerah. Arah kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Tahun 2015 disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Tahun dan diserasikan dengan RKPD Provinsi Sumatera Barat 2015 dan juga RKP Tahun Sehingga arah pembangunan perekonomian Kabupaten sejalan dengan kebijakan ekonomi provinsi dan nasional. Arah pembangunan perekonomian diprioritaskan pada sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDDRB. Arah kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Bupati/Wakil Bupati, serta isu strategis daerah, sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun Evaluasi Hasil Perumusan Masalah Pembangunan Daerah Evaluasi hasil perumusan masalah pembangunan daerah merupakan input utama dalam membuat kerangka ekonomi daerah disamping data lain seperti hasil analisis ekonomi dan kerangka keuangan daerah serta evaluasi capaian prioritas kinerja RPJMD. Hasil perumusan masalah dievaluasi untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang kaitan indikator ekonomi makro dimasa lalu dengan tujuan pembangunan dan hubungannya dengan kerangka ekonomi makro dimasa datang. Berbagai faktor penghambat dan penunjang permasalahan pembangunan daerah dievaluasi serta dilihat hubungannya dengan capaian kinerja ekonomi daerah. 2. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Dengan gambaran permasalahan pembangunan daerah dan informasi kinerja pembangunan tahun lalu maka dapat dibuat gambaran kondisi ekonomi tahun lalu dan tahun berjalan. Suatu gambaran kondisi ekonomi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 III - 1

135 Nilai PDRB Pemerintah Kabupaten harus dapat menunjukkan kaitan yang rasional antar-indikator kinerja makro ekonomi seperti tingkat PDRB, inflasi, pengangguran, investasi, kemiskinan, dan lain-lain. Dengan penggambaran dalam suatu deskripsi yang baik maka dapat dilihat benang merah antara permalasahan yang melingkupi pencapaian tujuan pembangunan daerah dengan indikator makro ekonomi daerah yang diharapkan. Secara umum perkembangan indikator perkembangan perekonomian dari tahun 2010 s/d tahun 2013 memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi namun di tahun 2013 sedikit mengalami perlambatan, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah : Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tahun 2010 s/d ,65% 6,60% 6,55% 6,50% 6,45% Pertumbuhan Ekonomi 6,51% 6,54% 6,62% 6,55% Gambar 3.2 PDRB Kabupaten Tahun ADHB ADHK Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 III - 2

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2017 BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH RENCANA KERJA PEMBANGUNAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen perencanaan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses Perencanaan merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan pembangunan, dimana hasil dari proses perencanaan ini dapat dijadikan sebagai penentu arah dan tujuan

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA,

BUPATI DHARMASRAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA, BUPATI DHARMASRAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia Dan Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SINTANG Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perwujudan dari perencanaan pembangunan tahunan diwajibkan daerah untuk menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemekaran daerah atau desentralisasi merupakan sebuah aspirasi masyarakat untuk kemajuan daerahnya sendiri dimana daerah otonom baru mempunyai kewenangan sendiri untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DAFTAR ISI EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAU JO N PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 1.3. Hubungan Antar Dokumen...... 1.4. Sistematika Dokumen RKPD..... 1.5.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 18 TANGGAL : 20 MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN

Lebih terperinci

R K P D TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

R K P D TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah mengamanatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA KERJA PE EMERINTAH DAERAH KABUPATE EN SINTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BUPATI SINTANG PERATURAN BUPATI SINTANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN 20162021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab telah menjadi tuntutan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah memiliki hak dan kewenangan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016 2021 BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS Mesin Pemotong Rumput RENCANA KERJA 2015 iii KATA PENGANTAR Perubahan paradigma sistim perencanaan berimplikasi pada proses perencanaan yang cukup panjang,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam ketentuan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PROPINSI SUMATERA BARAT

BUPATI DHARMASRAYA PROPINSI SUMATERA BARAT SALINAN BUPATI DHARMASRAYA PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2005 2025 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci