Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2015

2 Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... i ii iv v BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... Dasar Hukum... Hubungan Antar Dokumen... Sistematika Dokumen RKPD... Maksud dan Tujuan... I I I I I BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN... II Gambaran Umum Kondisi Daerah... Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD... Permasalahan Pembangunan Daerah... II II II BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH... III Arah Kebijakan Ekonomi Daerah... Arah Kebijakan Keuangan Daerah... BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN IV Tujuan dan Sasaran Pembangunan... Prioritas Pembangunan... III III IV IV BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN V - 1 BAB VI PENUTUP... VI - 1 LAMPIRAN : Program dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 i

3 Daftar Tabel DAFTAR TABEL Halaman 2.1. Luas Wilayah, Jumlah Desa di Kabupaten Sintang... II Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Jenis Kelamin... II Kepadatan Penduduk Kabupaten Sintang... II Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sintang Menurut Sektor Tahun (Persen)... II PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Penduduk Pertengahan Tahun Kabupaten Sintang Tahun II Struktur Perekonomian Kabupaten Sintang Tahun (Persen)... II Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Sintang Tahun II Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sintang Tahun II Penduduk, Usia Sekolah, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Usia Sekolah Kabupaten Sintang Tahun II Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar di Kabupaten Sintang Tahun II Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten Sintang Tahun 2013/ II PDRB Atas Dasar Harga Konstan... II Realisasi Belanja Langsung pada Setiap SKPD Tahun II Sasaran RPJMD Kabupaten Sintang Tahun II Realisasi RPJMD Kabupaten Sintang Tahun II Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sintang Menurut Tahun (Persen)... III Struktur Perekonomian Kabupaten Sintang Tahun (Persen)... III Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sintang Tahun III Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun III Indeks LQ Kabupaten Sintang Terhadap Provinsi Kalimantan Barat Tahun III Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 s/d 2016 III Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Tahun 2011 s/d III Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD Tahun 2011 s/d III Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terhadap PAD Tahun 2011 s/d III Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terhadap PAD Tahun 2011 s/d III Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 s/d III Kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Dana Perimbangan Tahun 2011 s/d III - 11 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 ii

4 Daftar Tabel Kontribusi Dana Alokasi Umum terhadap Dana Perimbangan Tahun 2011 s/d III Kontribusi Dana Alokasi Khusus terhadap Dana Perimbangan Tahun 2011 s/d III Kontribusi Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 s/d III Kontribusi Bagi Hasil Pajak Provinsi terhadap Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun 2011 s/d III Kontribusi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terhadap Lainlain Pendapatan Yang Sah Tahun 2011 s/d III Realisasi, Target dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2011 s/d III Realisasi, Target dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2011 s/d III Realisasi, Target dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2011 s/d III Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan... IV Penjelasan Program Pembangunan Daerah... IV - 4 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 iii

5 Daftar Gambar DAFTAR GAMBAR Halaman 1.1. Hubungan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional, Daerah dan SKPD... I Bagan Alir Tahapan dan Tatacara Penyusunan RKPD Kabupaten Sintang... I - 8 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 iv

6 Daftar Grafik DAFTAR GRAFIK Halaman 2.1. Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun II Kepadatan Penduduk dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Sintang Tahun II Angka Kematian Bayi Per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Sintang Tahun II Angka Kematian Balita Per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Sintang Tahun II Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Sintang Tahun II - 13 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 v

7 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping itu, dalam efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspekaspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antar daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara;. Dalam rangka menjalankan amanat penyelenggaraan otonomi, Pemerintah Daerah dibekali dengan pedoman perencanaan pembangunan nasional melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai bagian intergral yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan daerah, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, mulai dari perencanaan jangka panjang untuk kurun waktu 20 tahun yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), perencanaan jangka menengah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan perencanaan tahunan yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Sintang Tahun yang habis masa berlakunya pada tahun 2015 bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Sintang periode tahun Oleh karena itu, dengan belum disusunnya perencanaan pembangunan jangka menengah tahun , maka berpengaruh terhadap penyusunan rencana pembangunan tahunan di Kabupaten Sintang tahun 2016, dimana Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 1

8 Pendahuluan merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dalam rangka menjembatani habisnya masa berlaku RPJMD Kabupaten Sintang tahun dan belum disusunnya RPJMD tahun untuk periode masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati baru terpilih, maka dasar hukum penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sintang tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dalam penjelasan pasal 40 huruf j menyebutkan bahwa pada masa transisi, untuk menghindari kekosongan, seperti peralihan periode kepemimpinan maka RPJMD lama yang akan berakhir menjadi pedoman sementara bagi pemerintahan kepala daerah baru terpilih selama belum ada RPJMD baru. Dengan berpedoman pada aturan perundangan tersebut, maka proses penyusunan RKPD tahun 2016 masih tetap mengacu pada penetapan visi, misi, tujuan, sasaran dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam RPJMD tahun dan mengacu pula pada arah pembangunan tahap ketiga RPJPD Kabupaten Sintang tahun Oleh karena itu, proses penyusunan RKPD tahun 2016 tetap berpedoman pada hasil evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan tahun Disamping itu, juga tetap memperhatikan prioritas nasional, sehingga strategi pencapaian tujuan daerah akan dapat mendukung pencapaian tujuan nasional. Pada pasal 5 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dijelaskan bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan penyusunannya mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 2

9 Pendahuluan Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah. Sebagai dokumen rencana tahunan daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat beberapa hal sebagai berikut: 1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan penerjemahan dan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kedalam program dan kegiatan pembangunan tahunan daerah. 2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja- SKPD). 3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD dan penentuan prioritas serta pagu anggaran sementara yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD ini dapat diketahui sampai sejauh mana capaian kinerja RPJMD sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun berkenaan. Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka perhatian yang besar pantas diberikan sejak awal tahapan penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas. Berkualitas dalam hal ini adalah telah memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, antara lain: 1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya. 2. Program prioritas dalam RKPD harus sesuai dengan program prioritas sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD pada tahun berkenaan. 3. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus konsisten dengan program dan kegiatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum Musrenbang. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 3

10 Pendahuluan 4. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus dilengkapi dengan indikator kinerja hasil (outcome) untuk program dan indikator kinerja keluaran (output) untuk kegiatan, yang bersifat realistis dan terukur. 5. Program dan kegiatan dalam RKPD harus dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju. RKPD yang telah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD guna memastikan APBD telah disusun berlandaskan RKPD. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 4

11 Pendahuluan 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah; 16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 17. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Sintang; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sintang; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sintang Tahun ; 23. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sintang Tahun ; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sintang; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2015; 26. Peraturan Bupati Sintang Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun Anggaran RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 5

12 Pendahuluan 1.3 Hubungan antar Dokumen Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, yang terdiri atas RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Perencanaan pembangunan daerah juga mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah. RPJPN RTRWN PEDOMAN RPJM NASIONAL DIJABARKAN RKP DIACU DIPERHATIKAN DIACU/DISERASIKAN RPJPD RTRWD PEDOMAN RPJPM DAERAH DIJABARKAN RKPD PEDOMAN DIACU RENSTRA SKPD PEDOMAN RENJA SKPD Gambar 1.1 Hubungan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional, Daerah dan SKPD Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, selain itu juga dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Sintang tahun 2016 yang juga terdiri dari Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 1.4 Sistematika Dokumen RKPD Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 adalah sebagai berikut: RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 6

13 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud dan Tujuan BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.2. Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah BAB 4 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Tujuan dan Sasaran Pembangunan 4.2. Prioritas Pembangunan BAB 5 RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH BAB 6 PENUTUP 1.5 Maksud dan Tujuan RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang disusun dengan maksud untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki guna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia dalam kurun waktu 1 (satu) tahun kedepan. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 7

14 Pendahuluan Tujuan Penyusunan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 adalah : 1. Terwujudnya sinkronisasi pembangunan daerah dengan pembangunan di tingkat Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional Tahun 2016 berdasarkan kewenangan penyelenggaran urusan pemerintahan; 2. Terintegrasikannya program/kegiatan dalam dokumen Rencana Kerja SKPD dengan prioritas pembangunan daerah tahun 2016; 3. Terwujudnya efisiensi dan efektivitas sumber daya dalam rangka pembangunan daerah. Persiapan Penyusunan RKPD SE Penyusunan Renja-SKPD Pengolahan Data & Informasi Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Analisis Ekonomi & Keuda Evaluasi Kinerja RKPD Tahun Lalu Telaahan Kebijakan Nasional Perumusan prioritas & sasaran pembangunan berserta pagu Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Perumusan Kerangka Ekonomi & Kebijakan Keuda Pokok-pokok Pikiran DPRD Kabupaten Perumusan Program Prioritas Daerah Berserta pagu indikatif Rancangan Awal RKPD Rancangan RKPD Musrenbang RKPD Kabupaten Penyusunan Rancangan Renja-SKPD Kabupaten VERIFIKASI Penetapan PERBUP Tentang RKPD BA Musrenbang Kecamatan RPJMD Dokumen RKPD tahun berjalan Forum Konsultasi Publik Penyelarasan Rencana Program Prioritas Daerah Berserta pagu Indikatif Rancangan Akhir RKPD Penyusunan KUA & PPAS Penyusunan APBD Gambar 1.2 Bagan Alir Tahapan dan Tatacara Penyusunan RKPD Kabupaten Sintang RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 I - 8

15 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Kondisi umum daerah Kabupaten Sintang dapat dilihat dari aspek Geografi dan Demografi, aspek kesejahteraan masyarakat dan aspek daya saing daerah. Gambaran kondisi masing-masing aspek pencapaian pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Aspek Geografi dan Demografi Analisis pada aspek geografi di Kabupaten Sintang perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok waktu tertentu di Kabupaten Sintang Aspek Geografis Gambaran umum pada aspek geografis akan menjelaskan tentang luas dan batas wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi di Kabupaten Sintang. a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Sintang memiliki luas wilayah km². Secara geografis Kabupaten Sintang di bagian Utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur, dan Kabupaten Kapuas Hulu. Bagian Selatan berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kabupaten Melawi serta Kabupaten Ketapang. Untuk bagian Timur berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kapuas Hulu dan pada bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Sanggau dan Sekadau. Secara administrasi Kabupaten Sintang terbagi atas 14 Kecamatan, secara rinci luas masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa di Kabupaten Sintang No. Kecamatan Jumlah Luas Area Desa (Km²) 1. Serawai ,50 2. Ambalau ,40 3. Kayan Hulu ,50 4. Sepauk ,70 5. Tempunak ,00 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 1

16 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Kecamatan Jumlah Luas Area Desa (Km²) 6. Sungai Tebelian ,50 7. Sintang ,05 8. Dedai ,10 9. Kayan Hilir , Kelam Permai , Binjai Hulu , Ketungau Hilir , Ketungau Tengah ,40 14 Ketungau Hulu ,20 TOTAL ,00 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2014 b. Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten bagian timur di Provinsi Kalimantan Barat yang dilalui oleh garis Khatulistiwa dengan Ibu kotanya Sintang, terletak di antara 1 o 05 Lintang Utara dan 0 o 46 Lintang Selatan serta 110 o 50 sampai 113 o 20 Bujur Timur. Kabupaten Sintang dilalui oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Selain sungai juga terdapat empat bukit yang cukup tinggi, yaitu: Bukit Raya (tinggi m) di Kecamatan Serawai, Bukit Maherabut (tinggi m), Bukit Beturan (tinggi m), dan Bukit Sambung (tinggi m) di Kecamatan Ambalau. Selain itu itu juga karena, memiliki arti yang strategis dengan wilayah perbatasan, maka Kabupaten Sintang juga telah diwacanakan untuk dimekarkan kembali sehingga wacana persiapan Kabupaten Ketungau telah mulai dipersiapkan. Karena rentang kendali Propinsi Kalimantan Barat yang cukup luas yaitu mencakup 14 kabupaten/kota, maka Kalimantan Barat diwacanakan untuk dimekarkan menjadi 1 Propinsi Baru di wilayah Timur yaitu Propinsi Kapuas Raya. Selain itu Kabupaten Sintang juga memiliki arti yang strategis dalam pengembangan kawasan di wilayah timur Kalimantan Barat. Karena letaknya yang sangat strategis yaitu berada di tengah 5 (lima) Kabupaten di wilayah timur, juga berbatasan langsung dengan negara Malaysia yaitu Malaysia Timur. Kabupaten Sintang juga diwacanakan sebagai ibukota Propinsi Kapuas Raya apabila nantinya Provinsi Kalimantan Barat dimekarkan menjadi Propinsi Baru. c. Topografi Dilihat dari tekstur tanahnya, sebagian besar daerah Kabupaten Sintang terdiri dari tanah latasol meliputi areal seluas 1,02 juta hektar atau sekitar 46,99 persen dari luas daerah yaitu 2,16 juta, selanjutnya tanah podsolit sekitar 0,93 juta RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 2

17 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan hektar atau 42,89 persen yang terhampar hampir di seluruh kecamatan sedangkan jenis tanah yang paling sedikit ditemui di Kabupaten Sintang yaitu jenis tanah organosol hanya sekitar 0,05 juta hektar atau sebesar 2,08 persen. Kabupaten Sintang memiliki potensi alam yang dapat dijadikan objek wisata, potensi alam tersebut berupa air terjun sebanyak 19 air terjun yang tersebar di 5 Kecamatan, yaitu Sepauk, Kayan Hulu, Ambalau, Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu. Kabupaten Sintang juga memiliki 4 gunung yang terdapat di Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ambalau Aspek Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Sintang berdasarkan Kabupaten Sintang Dalam Angka (KDA 2014) pada tahun 2013 sebanyak jiwa atau rata-rata jumlah penduduk per desa/kelurahan sebanyak 945 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,66 persen selama kurun waktu Penduduk ini tersebar di empat belas kecamatan, namun persebarannya tidak merata. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sintang ( jiwa). Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan (sex ratio 106) dan kondisi ini terdapat di semua kecamatan. Tabel 2.2 Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Jenis Kelamin No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan (jiwa) 1. Serawai Ambalau Kayan Hulu Sepauk Tempunak Sungai Tebelian Sintang Dedai Kayan Hilir Kelam Permai Binjai Hulu Ketungau Hilir Ketungau Tengah Ketungau Hulu Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 3

18 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Grafik. 2.1 Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Tahun Perempuan Laki-Laki Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2014 Kabupaten Sintang dapat dikategorikan pada berpenduduk jarang karena kepadatan penduduknya baru mencapai 18 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sintang (238 jiwa/km 2 ) dan terendah berada di kecamatan Ambalau (2 jiwa/km 2 ). Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Sintang No. Kecamatan Kepadatan Luas Penduduk Area Desa Penduduk Per Per (Km²) Km² Desa 1. Serawai 2.127, Ambalau 6.386, Kayan Hulu 937, Sepauk 1.825, Tempunak 1.027, Sungai Tebelian 526, Sintang 277, Dedai 694, Kayan Hilir 1.136, Kelam Permai 523, Binjai Hulu 307, Ketungau Hilir 1.544, Ketungau Tengah 2.182, Ketungau Hulu 2.138, Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 4

19 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada daya saing daerah. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dapat dilihat dari indikator-indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan indeks gini serta rasio penduduk miskin. Kinerja sampai dengan Tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sintang mencapai 6,34 persen pada tahun 2013, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 5,82 persen. Dengan pertumbuhan yang cukup tinggi ini, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang hampir mendekati pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai 6,08 persen. Selama tahun 2013, semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB Kabupaten Sintang mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor Bangunan yang meningkat cukup besar yaitu sebesar 11,49 persen, kemudian sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,45 persen, disusul sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 8,22 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah dihasilkan sektor Pertanian sebesar 4,48 persen. No. Tabel 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sintang Menurut Sektor Tahun (Persen) Sektor Pertumbuhan Ekonomi *) 2013**) 1. Pertanian 3,44 3,42 4,48 2. Pertambangan Dan Penggalian 5,10 5,99 6,12 3. Industri Pengolahan 3,92 4,93 5,04 4. Listrik, Gas Dan Air Bersih 4,85 5,88 7,42 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 5

20 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Sektor Pertumbuhan Ekonomi *) 2013**) 5. Bangunan 9,08 11,24 11,49 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6,87 7,06 7,05 7. Pengangkutan Dan Komunikasi 9,33 10,34 10,45 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa 7,42 7,66 8,22 Perusahaan 9. Jasa-Jasa 6,68 6,35 6,40 PDRB 5,45 5,82 6,34 Sumber : Neraca Wilayah Kabupaten Sintang Tahun 2014 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduknya (penduduk pertengahan tahun) pertumbuhan ekonomi masih lebih tinggi yaitu 6,34 persen dibandingkan 1,66 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara riil perekonomian Kabupaten Sintang masih menunjukkan peningkatan. Tabel 2.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Penduduk Pertengahan Tahun Kabupaten Sintang Tahun PDRB Atas Dasar Harga Penduduk Pertengahan Tahun Konstan 2000 Tahun Nilai Pertumbuhan Jumlah Pertumbuhan (Rp.) (%) (Jiwa) (%) ,85 5, , ,43 5, , ,20 5, , *) ,83 5, , ** ,92 6, ,66 Sumber : Neraca Wilayah Kabupaten Sintang Tahun 2014 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara b. Struktur Perekonomian Pertumbuhan ekonomi secara riil yang diikuti dengan perubahan harga yang cepat pada setiap sektor ekonomi mengakibatkan struktur perekonomian mengalami perubahan. Pada tahun 2013 didominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan yang menggantikan sektor jasa. Ketiga sektor tersebut peranannya mencapai 70,61 persen. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar yaitu 33,85 persen, kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27,13 persen, serta sektor industri pengolahan sebesar 9,65 persen. Sektor yang RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 6

21 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan paling kecil sumbangannya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,33 persen. No. Tabel 2.6 Struktur Perekonomian Kabupaten Sintang Tahun (Persen) Sektor Pertumbuhan Ekonomi *) 2013**) 1. Pertanian 37,81 35,53 33,85 2. Pertambangan Dan Penggalian 3,46 3,52 3,57 3. Industri Pengolahan 9,27 9,51 9,65 4. Listrik, Gas Dan Air Bersih 0,34 0,33 0,33 5. Bangunan 7,34 8,04 8,49 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 25,67 26,46 27,13 7. Pengangkutan Dan Komunikasi 3,49 3,70 3,90 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa 3,29 3,41 3,46 Perusahaan 9. Jasa-Jasa 9,32 9,49 9,61 PDRB Sumber : Neraca Wilayah Kabupaten Sintang Tahun 2014 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara c. Laju Inflasi Inflasi menjadi salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu daerah, karena dapat menggambarkan naik turunnya harga. Keadaan ekonomi yang makin stabil ditunjukkan oleh perkembangan laju inflasi yang kecil. Suatu daerah dikatakan memiliki kondisi ekonomi yang lebih stabil jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah lain dalam suatu kurun waktu tertentu. Laju inflasi yang menggambarkan besarnya perubahan harga yang terjadi pada produsen dapat ditunjukkan oleh harga implisit PDRB. Laju inflasi atas dasar harga produsen Kabupaten Sintang Tahun 2013 sebesar 6,97 persen, dibandingkan tahun sebelumnya laju inflasi melambat, dimana pada tahun 2012 mencapai 6,49 persen. Laju inflasi Kabupaten Sintang tahun 2013 ini lebih rendah dibandingkan angka inflasi Provinsi Kalimantan Barat yang tercatat 9,48 persen, ini berarti Kabupaten Sintang lebih stabil tingkat harganya dibandingkan Provinsi Kalimantan Barat. Untuk lebih jelas inflasi Kabupaten Sintang selama 5 tahun belakang dapat dilihat pada tabel berikut. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 7

22 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel 2.7 Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Sintang Tahun No. Uraian Pertumbuhan Ekonomi 5,38 5,19 5,45 5,82 6,34 2. Laju Inflasi 6,41 6,84 6,80 6,48 6,97 Sumber : Neraca Wilayah Kabupaten Sintang Tahun 2014 d. PDRB per Kapita Jumlah PDRB per Kapita (atas dasar harga berlaku) pada tahun 2013 PDRB per Kapita Kabupaten Sintang adalah sebesar Rp ,00 yang berarti ratarata pendapatan satu orang penduduk Kabupaten Sintang selama setahun adalah sebesar Rp ,00 atau sebesar Rp per bulan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, angka PDRB per Kapita meningkat sebesar Rp ,00 atau 11,93 persen. Tabel 2.8 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sintang Tahun Tahun PDRB Per Kapita Nilai (Rp.) Pertumbuhan (%) , , * , *) , **) ,93 Sumber : Neraca Wilayah Kabupaten Sintang Tahun 2014 *) Angka Sementera **) Angka Sangat Sementara Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan dan angkatan kerja. Kondisi pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2014 pada masing-masing indikator adalah: RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 8

23 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan a. Pendidikan Penduduk usia sekolah Pendidikan Dasar dan Menengah adalah usia 6-7 tahun sampai usia tahun. Jumlah penduduk usia masuk SD usia 6-7 tahun sebesar anak dengan kepadatan penduduk usia masuk SD sebesar 1,14 orang per km2. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebesar anak dengan rincian laki-laki sebesar anak lebih besar daripada perempuan sebesar anak sehingga kepadatan penduduk usia 7-12 tahun sebesar 2,28 orang per km2. Jumlah penduduk usia tahun sebesar orang dengan rincian lakilaki sebesar orang lebih besar daripada perempuan sebesar orang, sehingga kepadatan usia tahun sebesar 0,99 per km2. Jumlah penduduk usia tahun sebesar orang dengan rincian laki-laki sebesar orang lebih besar daripada perempuan sebesar orang, sehingga kepadatan usia tahun sebesar 0,98 orang per km2. Tabel 2.9 Penduduk, Usia Sekolah, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Usia Sekolah Kabupaten Sintang Tahun 2014 No. Variabel Jumlah % Kepadatan 1 Penduduk ,77 2 Penduduk 6-7 tahun ,42 1,14 3 Penduduk 7-12 tahun ,85 2,28 a. Laki-laki ,96 b. Perempuan ,04 4 Penduduk tahun ,58 0,99 a. Laki-laki ,47 b. Perempuan ,53 5 Penduduk tahun ,54 0,98 a. Laki-laki ,91 b. Perempuan ,09 6 Luas Wilayah (Km2) Sumber : Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2014/2015 Kab. Sintang RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 9

24 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Sintang Tahun , ,14 2,28 0,99 0,98 0 Kepadatan Penduduk Usia 6-7 tahun Usia 7-12 tahun Usia tahun Usia tahun Sumber : Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2014/2015 Kab. Sintang Perbandingan guru dan murid di Kabupaten Sintang dalam 5 tahun terakhir ( ) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini : Tabel 2.10 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar di Kabupaten Sintang Tahun No. Jenjang Pendidikan SD/MI 1.1. Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio 18,43 18,83 19,48 18,59 18,78 2 SMP/MTs 2.1. Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio 17,05 14,15 14,76 16,64 17,43 3 SMA/MA 3.1. Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio 20,34 12,56 14,83 15,42 24,03 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 10

25 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan NO Kecamatan Tabel 2.11 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten Sintang Tahun 2013/2014 Jumlah Guru SD/MI SMP/MTs SMA/MA Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Rasio Rasio Murid Guru Murid Guru Murid Rasio (1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7) (9) (10) (11=9/10) 1 Sintang , , ,70 2 Kelam Permai , , ,87 3 Dedai , , ,22 4 Binjai Hulu , , ,08 5 Kayan Hilir , , ,54 6 Kayan Hulu , , ,71 7 Serawai , , ,40 8 Ambalau , , ,22 9 Sei Tebelian , , ,50 10 Tempunak , , ,89 11 Sepauk , , ,21 12 Ketungau Hilir , , ,33 13 Ketungau Hulu , , ,87 14 Ketungau Tengah , , ,68 JUMLAH , , ,03 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2014 b. Kesehatan Jumlah kematian bayi yang tercatat pada institusi pelayanan kesehatan tahun 2013 adalah 72 bayi (9,79/1.000 kelahiran hidup), angka ini lebih rendah dari tahun 2012 yaitu 15 bayi (1,96/1.000 kelahiran hidup) dan jauh lebih kecil dibandingkan Angka Kematian Bayi (AKB) Nasional sebesar 35/1.000 kelahiran hidup maupun AKB Kalimantan Barat 44,12/1000 kelahiran hidup. Grafik 2.3 Angka Kematian Bayi Per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Sintang Tahun ,79 6,9 7,5 2,9 1, Sumber : Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2014/2015 Kab. Sintang RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 11

26 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Dari grafik 2.2, dapat dilihat trend dari kematian bayi tahun 2009 sebesar 6,9 per kelahiran hidup naik menjadi 7,5 per kelahiran hidup pada tahun 2010, turun drastis ditahun 2011 menjadi 2,9 per kelahiran hidup, lalu turun lagi pada tahun 2012 sebesar 1,96 per kelahiran hidup dan naik kembali pada tahun 2013 menjadi 9,79 per kelahiran hidup. Data kematian bayi ini hanya didapat dari fasilitas based yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit Ade Mohammad Djoen di Kabupaten Sintang, jadi tidak merupakan angka kematian bayi yang sebenarnya. Grafik 2.4 Angka Kematian Balita Per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Sintang Tahun ,18 1,25 0,97 0,8 10, Sumber : Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2014/2015 Kab. Sintang Dari grafik 2.3, diatas terlihat bahwa angka kematian balita per kelahiran hidup dari tahun 2009 sebesar 1,18 per kelahiran hidup mengalami kenaikan menjadi 1,25 per kelahiran hidup pada tahun 2010, mengalami penurunan kembali menjadi 0,97 per kelahiran hidup di tahun 2011, turun kembali menjadi 0,80 per kelahiran hidup pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup tinggi menjadi 10,34 per kelahiran hidup. Angka kematian balita ini belum bisa menggambarkan angka kematian balita yang sebenarnya karena data ini hanya didapat dari fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 12

27 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Grafik 2.5 Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Sintang Tahun , ,98 106,7 95,7 81, Sumber : Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2014/2015 Kab. Sintang Dari grafik 2.4, diatas pada tahun 2013 jumlah kematian ibu melahirkan sebesar 81,61/1.000 kelahiran hidup lebih rendah dari tahun 2012 yaitu sebesar 217,58/1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ini belum bisa menggambarkan angka kematian ibu yang sebenarnya karena data ini hanya didapat dari fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Di Kabupaten Sintang penyakit Malaria tidak termasuk kategori 10 penyakit terbanyak, tahun 2013 tidak ada kasus malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah (malaria klinis) semua kasus malaria dengan pemeriksaan sediaan darah (malaria positif) sebesar kasus (20,83/1.000 penduduk), menurun dari tahun 2012 yaitu kasus (28,27/1.000 penduduk). Ini menggambarkan bahwa penyakit malaria masih merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan khususnya di pedesaan. Kasus penyakit Tuberkulosis (TB) Paru pada tahun 2013 dengan BTA (+) berjumlah 426 kasus, hasil evaluasi sampai akhir 2012 dari 423 BTA (+) yang selesai diobati ada 392 (92,67%) dinyatakan sembuh dengan angka kesuksesan sebesar 93,85%. Sedangkan hasil evaluasi tahun 2012 adalah 92,67% dinyatakan sembuh. Persentase kesembuhan ini sudah mencapai target tahun 2013 yaitu 85%. c. Angkatan Kerja Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kantor Departemen Tenaga Kerja terjadi peningkatan pada jumlah pencari kerja, pada tahun 2012 sebanyak orang meningkat dari tahun 2011 yaitu 515 jiwa. Dari seluruh tenaga kerja yang terdaftar pada tahun 2012 disalurkan sebanyak 200 orang, ini berarti mengalami peningkatan dengan jumlah yang disalurkan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 170 orang. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 13

28 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Aspek Daya Saing Daerah Daya saing merupakan kemampuan sebuah daerah untuk menghasilkan barang dan jasa untuk mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat. Daya saing daerah di Kabupaten Sintang dapat dilihat dari aspek kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur dan iklim berinvestasi Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi suatu daerah antara lain dapat dilihat dari perkembangan produktivitas sektor-sektor pembentuk PDRB. Kemampuan ekonomi Kabupaten Sintang di dua tahun terakhir dapat dilihat dari kontribusi tertinggi pada PRDB yaitu sektor pertanian pada tahun 2012 sebesar Rp ,85 atau 36,69% sedangkan pada tahun 2013 sekitar Rp ,80 atau 36,05%. Disusul dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran Tahun 2012 sebesar Rp ,11 atau 24,31% dan tahun 2013 sebesar Rp ,46 atau 24,47% selanjutnya sektor jasa tahun 2012 sebesar Rp ,29 atau 10,60% dan pada tahun 2013 sebesar Rp ,75 atau 10,61%. Tabel 2.12 PDRB Atas Dasar Harga Konstan No. Lapangan Usaha 2012 % 2013 % 1. Pertanian ,85 36, ,80 36,05 2. Pertambangan dan ,16 3, ,16 3,18 Penggalian 3. Industri Pengolahan ,07 9, ,07 9,49 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6.353,08 0, ,08 0,28 5. Bangunan ,37 7, ,37 8,25 6. Perdagangan, Hotel dan ,11 24, ,46 24,47 Restoran 7. Pengangkutan dan ,41 3, ,54 3,90 Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan ,48 3, ,31 3,46 Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa ,29 9, ,75 9,61 PDRB , , Sumber : Neraca Wilayah Kabupaten Sintang, Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur Pada tahun 2013 panjang jalan di wilayah Kabupaten Sintang sepanjang 4.508,01 Kilometer, dimana permukaan jalan 15,95 persen jalan beraspal, 3,33 persen jalan kerikil, 80,47 persen jalan tanah dan 0,32 persen lainnya. Ditinjau dari kondisinya 17,21 persen baik, 30,42 persen sedang, 25,27 persen rusak dan 27,10 persen rusak berat. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 14

29 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Akhir tahun 2013, jumlah penambahan kendaraan bermotor yang tercatat pada Polres Sintang sebanyak unit dengan jumlah terbesar sepeda motor sebanyak unit atau 95,26 persen. Hal ini cukup beralasan mengingat masih kurangnya sarana transportasi umum, disamping itu juga sepeda motor banyak digunakan oleh sebagian warga untuk berbagai keperluan. Bandar Udara Susilo Sintang yang dapat melayani penumpang domestik pada tahun 2013 jumlah kedatangan penumpang mencapai orang meningkat dari tahun 2012 sebanyak penumpang, sedangkan dari keberangkatan pada tahun 2013 mencapai penumpang meningkat dari tahun 2012 sebanyak penumpang Fokus Iklim Berinvestasi Kegiatan penanaman modal (investasi) adalah kegiatan sentral perekonomian, karena PMDN dan PMA dapat mempengaruhi produksi nasional maupun regional. Pada tahun 2013, rencana dan realisasi proyek PMDN berada di sektor Perkebunan, Kehutanan dan sektor Pertambangan, dibandingkan tahun 2012 rencana proyek PMDN mengalami peningkatan, untuk realisasi proyek PMDN maupun nilai investasi juga berada di sektor Perkebunan, Kehutanan dan Pertambangan mengalami peningkatan. Sedangkan rencana proyek PMA di Kabupaten Sintang berada di sektor Perkebunan, Kehutanan dan sektor Pertambangan, dimana jumlah proyek mengalami penurunan tetapi nilai investasi mengalami peningkatan, untuk realisasi jumlah proyek maupun nilai investasi proyek PMA dan tenaga kerja mengalami peningkatan EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN REALISASI RPJMD Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2014 Jumlah Belanja Daerah yang ditetapkan dalam APBD Tahun Anggaran 2014 yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung mencapai Rp ,95 dengan realisasi mencapai Rp ,23 atau 88,89%. Jumlah Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014 mencapai Rp ,88 dengan realisasi mencapai Rp ,00 atau 90,49% dan Jumlah Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2014 mencapai Rp ,07 dengan realisai mencapai Rp ,23 atau 87,36%. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 15

30 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Secara umum pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2014 dapat terlaksana dengan baik, hal ini dapat dilihat pada realisasi anggaran belanja langsung pada setiap SKPD sampai dengan akhir Desember Realisasi belanja langsung SKPD Kabupaten Sintang Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Realisasi Belanja Langsung pada setiap SKPD Tahun 2014 No. SKPD Jumlah Realisasi Rp. % 1. Dinas Pendidikan , ,00 89,67 2. Dinas Kesehatan , ,00 87,11 3. Rumah Sakit Umum Daerah , ,48 83,59 Ade M. Djoen 4. Dinas Pekerjaan Umum , ,00 75,14 5. Badan Perencanaan , ,00 97,38 Pembangunan Daerah 6. Dinas Perhubungan , ,00 98,32 7. Badan Lingkungan Hidup , ,75 97,70 8. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran , ,00 98,10 9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil , ,00 98, Badan Keluarga Berencana , ,00 91,29 dan Pemberdayaan Perempuan 11. Dinas Sosial, Tenaga Kerja , ,00 96,94 dan Transmigrasi 12. Badan Penanggulangan , ,00 97,38 Bencana Daerah 13. Dinas Kebudayaan Dan , ,00 95,90 Pariwisata 14. Badan Kesatuan Bangsa, , ,00 95,31 Politik dan Perlindungan Masyarakat 15. Satuan Polisi Pamong Praja , ,00 96, Sekretariat Daerah , ,00 93, Sekretariat DPRD , ,00 85, Badan Pengelolaan Keuangan , ,00 92,13 dan Aset Daerah 19. Inspektorat Kabupaten , ,00 96, Badan Kepegawaian Daerah , ,00 89, Kantor Kecamatan Sungai , ,00 96,77 Tebelian 22. Kantor Kecamatan Kelam , ,00 88,82 Permai 23. Kantor Kecamatan Binjai , ,00 99,75 Hulu 24. Kantor Kecamatan , ,00 84,34 Tempunak 25. Kantor Kecamatan Dedai , ,00 96, Kantor Kecamatan Sepauk , ,00 94, Kantor Kecamatan Ketungau Hilir , ,00 95,04 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 16

31 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 28. Kantor Kecamatan Ketungau , ,00 94,44 Tengah 29. Kantor Kecamatan Ketungau , ,00 81,17 Hulu 30. Kantor Kecamatan Kayan , ,00 94,46 Hilir 31. Kantor Kecamatan Kayan , ,00 95,40 Hulu 32. Kantor Kecamatan Serawai , ,00 98, Kantor Kecamatan Ambalau , ,00 89, Kantor Kecamatan Sintang , ,00 94, Kantor Pelayanan Terpadu , ,00 98,81 Satu Pintu 36. Kantor Kelurahan Tanjung , ,00 80,93 Puri 37. Kantor Kelurahan Kapuas Kiri , ,00 96,00 Hulu 38. Kantor Kelurahan Kapuas Kiri , ,00 97,04 Hilir 39. Kantor Kelurahan Kapuas , ,00 92,97 Kanan Hilir 40. Kantor Kelurahan Ladang , ,00 83, Kantor Kelurahan Kapuas , ,00 53,85 Kanan Hulu 42. Kantor Kelurahan Akcaya , ,00 91, Kantor Kelurahan Alai , ,00 95, Kantor Kelurahan Rawa , ,00 95,29 Mambok 45. Kantor Kelurahan Sengkuang , ,00 84, Kantor Kelurahan Mengkurai , ,00 98, Kantor Kelurahan Kedabang , ,00 75, Kantor Kelurahan Mekar , ,00 94,47 Jaya 49. Kantor Kelurahan Batu , ,00 99,74 Lalau 50. Kantor Kelurahan , ,00 94,96 Menyumbung Tengah 51. Kantor Kelurahan Ulak Jaya , ,00 92, Badan Pengelola Perbatasan , ,00 93, Dinas Pendapatan Daerah , ,00 91, Kantor Pemberdayaan , ,00 98,42 Masyarakat Dan Pemerintahan Desa 55. Kantor Arsip dan , ,00 99,04 Perpustakaan Daerah 56. Dinas Pertanian, , ,00 98,08 Perternakan Dan Perikanan 57. Badan Pelaksana Penyuluhan , ,00 96,00 Pertanian, Perikanan, Kehutanan Dan Ketahanan Pangan 58. Dinas Kehutanan Dan , ,00 68,62 Perkebunan 59. Dinas Pertambangan dan , ,00 98,27 Energi 60. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM , ,00 97,25 Total , ,23 87,36 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 17

32 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Realisasi RPJMD Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sintang Tahun , adapun target capaian RPJMD Kabupaten Sintang Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 2.14 Sasaran RPJMD Kabupaten Sintang Tahun NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN SASARAN CAPAIAN KINERJA Tahun Tahun Pertumbuhan Ekonomi % 5,38 6,69 2. PDRB Per Kapita Rp , ,40 3. Kebutuhan Investasi Milyar 475, ,86 4. Inflasi % 6,85 5,42 5. Tingkat Pengangguran % 3,12 3,40 6. Tingkat Kemiskinan % 11,50 7,92 7. IPM Angka Sumber : RPJMD Kabupaten Sintang Tahun Tabel 2.15 Realisasi RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2013 NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN SASARAN CAPAIAN KINERJA Target Realisasi Pertumbuhan Ekonomi % 6,33 6,34 2. PDRB Per Kapita Rp , ,04 3. Kebutuhan Investasi Milyar 1.023, ,00 4. Inflasi % 5,93 6,97 5. Tingkat Pengangguran % 3,60 6. Tingkat Kemiskinan % 8 10,09 7. IPM angka 69,40 69, PERMASALAHAN PELAKSANAAN RKPD 2014 KABUPATEN SINTANG Permasalahan yang paling menonjol dalam implementasi pembangunan di Kabupaten Sintang Tahun 2014 adalah terlambatnya waktu pelaksanaan kegiatan (keterlambatan dalam memulai kegiatan), sehingga hal ini mempengaruhi capaian prestasi pekerjaan. Demikian pula dalam hal penyerapan dana, dimana penyerapan dana terbesar terjadi pada bulan-bulan terakhir bahkan pada bulan Desember menjelang tutup tahun anggaran. Kejadian seperti ini hampir rutin terjadi setiap tahun, oleh sebab itu hal ini perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan di Tahun 2015 maupun pada tahun 2016 dan seterusnya. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 18

33 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 2.3. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan daerah Kabupaten Sintang masih dihadapkan pada permasalahan pokok sebagai berikut : a. Rendahnya kualitas infrastruktur dasar khususnya jalan dan jembatan, yang dapat menghambat pengembangan usaha produktif, peningkatan investasi dan pelayanan publik; b. Tidak seimbangnya pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan kesempatan kerja sehingga menyebabkan meningkatnya pengangguran; c. Belum meratanya sebaran tenaga pendidikan dan kesehatan serta rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan akibat terbatasnya fasilitas yang ada; d. Masih rendahnya produktivitas pertanian yang menyebabkan lemahnya ketahanan pangan; e. Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam membuka peluang usaha dan dunia kerja; f. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 II - 19

34 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang mengarah pada desentralisasi, maka proses pembangunan di daerah hendaknya disesuaikan dengan potensi, kondisi dan kemampuan masing-masing daerah, disamping tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi nasional dan dinamika ekonomi internasional. Potensi, kondisi dan kemampuan ekonomi regional/daerah untuk perencanaan pembangunan dapat dipetakan melalui analisis kondisi makro ekonomi dan proyeksinya dimasa datang. Telaah/analisis terhadap aspek makro ekonomi dapat menunjukkan seberapa jauh keberhasilan pembangunan ekonomi disuatu daerah. Beberapa indikator yang digunakan dalam analisis antara lain pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik dari sisi produksi maupun pengeluaran, struktur ekonomi daerah dan perkembangan nilai investasinya. Disamping itu untuk mengetahui kondisi stabilitas perekonomian daerah digunakan perkembangan laju inflasi Kondisi Makro Perekonomian Daerah Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang pada tahun 2013 mencapai 6,34 persen, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 5,82 persen. Selama tahun 2013, hampir semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB Kabupaten Sintang mengalami petumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor bangunan yang meningkat cukup besar yaitu sebesar 11,49 persen, kemudian sektor pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,45 persen, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 8,22 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah dihasilkan sektor pertanian sebesar 4,48 persen. Secara lebih rinci sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang menurut sektor dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 1

35 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sintang Menurut Sektor Tahun (Persen) Pertumbuhan Ekonomi No. Sektor *) 2013**) 1. Pertanian 4,89 3,54 3,44 3,42 4,48 2. PertambangandanPenggalian 4,55 5,04 5,10 5,99 6,12 3. IndustriPengolahan 4,81 3,09 3,92 4,93 5,04 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,94 3,48 4,85 5,88 7,42 5. Bangunan 7,32 8,33 9,08 11,24 11,49 6. Perdagangan, Hotel 5,50 6,63 6,87 7,06 7,05 danrestoran 7. PengangkutandanKomunikasi 8,20 9,15 9,33 10,34 10,45 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 7,07 6,75 7,42 7,66 8,22 Perusahaan 9. Jasa jasa 5,05 6,40 6,68 6,35 6,40 PDRB 5,38 5,19 5,45 5,82 6,34 Sumber : PDRB Kabupaten Sintang, 2014 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Struktur Perekonomian Struktur perekonomian Kabupaten Sintang di tahun 2013 mengalami sedikit perubahan, dimana di tahun 2013 di dominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan yang menggantikan peranan sektor jasa. Pada tahun 2013, ketiga sektor tersebut peranannya mencapai 70,61 persen. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar yaitu 33,85 persen, kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27,13 persen, serta sektor industri pengolahan sebesar 9,65 persen. Sektor yang paling kecil sumbangannya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,33 persen. Secara lebih rinci Struktur Perkonomian Kabupaten Sintang dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut in RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 2

36 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel 3.2 Struktur Perekonomian Kabupaten Sintang Tahun (Persen) Struktur Ekonomi No. Sektor *) 2013**) 1. Pertanian 40,33 39,08 37,80 35,53 33,85 2. PertambangandanPenggalian 3,43 3,45 3,46 3,52 3,57 3. IndustriPengolahan 9,58 9,44 9,26 9,51 9,65 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,35 0,34 0,34 0,33 0,33 5. Bangunan 6,70 6,99 7,34 8,04 8,49 6. Perdagangan, Hotel danrestoran 24,24 25,97 25,66 26,46 27,13 7. PengangkutandanKomunikasi 3,24 3,38 3,54 3,70 3,90 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,17 3,23 3,29 3,41 3,46 9. Jasa jasa 8,95 9,12 9,32 9,49 9,61 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : PDRB Kabupaten Sintang, 2014 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB Per Kapita Pada tahun 2013 PDRB per kapita Kabupaten Sintang sebesar Rp ,00 yang berarti rata-rata pendapatan satu orang penduduk Kabupaten Sintang selama setahun adalah sebesar Rp atau sebesar Rp ,00 per bulan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya angka PDRB per kapita meningkat sebesar Rp ,00 atau 11,93 persen. Tabel 3.3 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sintang Tahun PRDB Per Kapita Tahun Nilai (Rp.) Pertumbuhan (%) , , , *) , **) ,39 Sumber : PDRB Kabupaten Sintang, 2014 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 3

37 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Inflasi Laju inflasi yang menggambarkan besarnya perubahan harga yang terjadi pada produsen dapat ditunjukkan oleh indeks harga implisit PDRB. Laju inflasi atas dasar harga produsen Kabupaten Sintang tahun 2013 sebesar 6,97 persen, dibandingkan tahun sebelumnya laju inflasi meningkat, di mana pada tahun 2012 mencapai 6,48 persen. Laju inflasi Kabupaten Sintang tahun 2013 ini lebih rendah dibandingkan angka inflasi Provinsi Kalimantan Barat yang tercatat sebesar 9,48 persen, ini berarti Kabupaten Sintang masih lebih stabil tingkat harga produsennya dibandingkan Provinsi Kalimantan Barat. Tabel 3.4 Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun Sintang Kalimantan Barat Tahun Indeks Laju Inflasi Indeks Laju Inflasi Harga ADH Harga ADH Implisit Produsen Produsen Implisit (%) (%) ,64 6,41 188,61 5, ,65 6,84 199,64 5, ,41 6,80 208,03 4, *) 213,41 6,48 220,58 5, **) 228,28 6,97 160,18 9,48 Sumber : PDRB Kabupaten Sintang, 2014 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Perbandingan dengan Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Sintang terhadap Provinsi Kalimantan Barat, sektor-sektor yang memiliki indeks LQ lebih dari 1 (satu) yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini berarti bahwa ketiga sektor tersebut merupakan sektor-sektor yang diharapkan dapat menjadi tumpuan/spesialisasi untuk dikembangkan, bahkan untuk sektor pertambangan dan penggalian mampu untuk menjadi komoditi ekspor Kabupaten Sintang. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 4

38 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel 3.5 Indeks LQ Kabupaten Sintang Terhadap Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 Peran Sektoral *) No. Sektor L Q Kal-Bar Sintang 1. Pertanian 24,48 36,05 1,47 2. PertambangandanPenggalian 1,76 3,18 1,81 3. IndustriPengolahan 15,62 9,49 0,61 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,42 0,28 0,66 5. Bangunan 9,01 8,25 0,92 6. Perdagangan, Hotel danrestoran 21,22 24,47 1,15 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,85 3,70 0,38 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 5,69 3,97 0,70 Perusahaan 9. Jasa jasa 11,96 10,61 0,89 Keterangan : *) Atas Dasar Harga Konstan Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 Pada dasarnya, tantangan dan prospek perekonomian Kabupaten Sintang tidak lepas dari kondisi faktor internal dan eksternal baik pada level nasional maupun internasional. Dalam konteks sistem perekonomian terbuka, dimana Indonesia termasuk negara yang menganut dan aktif dalam globalisasi, kinerja makro ekonomi nasional dan daerah cukup rentan dengan gejolak eksternal. Namun signifikan tidaknya efek dari gejolak eksternal tersebut tergantung pada karakteristik ekonomi dan kekuatan faktor internal daerah Kabupaten Sintang Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2016 Tantangan utama perekonomian Kabupaten Sintang pada tahun 2016 secara internal antara lain adalah : 1) Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas Kebijakan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di Kabupaten Sintang masih dihadapkan pada permasalahan yang merupakan tantangan antara lain masih terbatasnya infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi, keterbatasan modal usaha, pengelolaan hasil produksi yang belum berjalan sehingga nilai tambah produk relatif rendah, serta mekanisme pasar yang belum memihak pada kepentingan masyarakat (petani). Percepatan pertumbuhan ekonomi perlu terus dipacu dengan mengembangkan pertumbuhan yang lebih berimbang, yang bertumpu pada peran investasi dan ekspor non migas. Pertumbuhan ekonomi dengan percepatan yang RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 5

39 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah lebih tinggi, terjaganya stabilitas ekonomi makro dan dengan pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil, diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. 2) Produktivitas dan akses UMKM serta koperasi kepada sumber daya produktif Masih rendahnya produktivitas UMKM dapat mengakibatkan produk yang dihasilkan kurang memiliki daya saing dan kualitas yang baik dalam memenuhi permintaan pasar domestik dan pasar internasional. Masalah daya saing dan produktifitas ini disebabkan antara lain oleh rendahnya kualitas dan kompetensi kewirausahaan sumber daya manusia. Dengan demikian tantangan ke depan adalah bagaimana menumbuhkan wirausaha yang berbasis iptek, industri kreatif, dan inovasi. Di sisi lain skala usaha mikro dan kecil dengan keterbatasan modal dan penguasaan teknologi sangat sulit untuk meningkatkan nilai tambah usahanya. Hal ini menyebabkan pendapatan yang diperoleh masih rendah. Oleh karena itu, tantangan usaha mikro dan kecil dalam meningkatkan nilai tambahnya adalah melalui penyediaan fasilitas pembiayaan dan penyediaan teknologi serta perbaikan kinerja wadah kelembagaan usahanya melalui koperasi. Kinerja lembaga seperti koperasi diharapkan dapat berperan sebagai wadah gerakan ekonomi rakyat dan menunjukkan perbaikan kualitas berkoperasi yang signifikan. Terkait dengan koperasi, kinerja lembaga juga belum menunjukkan perbaikan berkoperasi yang berarti. Masih banyak UMKM yang kurang memahami prinsip dan praktek yang benar dalam berkoperasi. Oleh karena itu, tantangan ke depan terkait dengan masalah koperasi adalah melakukan revitalisasi kelembagaan koperasi melalui peningkatan pembinaan dan penyediaan tenaga penyuluh perkoperasian. 3) Produktivitas dan kompetensi tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja dan kompetensi yang rendah sangat mempengaruhi daya saing baik di tingkat lokal, regional maupun nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja adalah melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi. Selain itu untuk menciptakan lapangan kerja yang besar dan sekaligus mengentaskan kemiskinan, alternatif yang dapat dipilih adalah pengembangan agroibisnis dan agroindustri secara terpadu dan optimalisasi dalam RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 6

40 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah mendayagunakan angkatan kerja lokal yang diharapkan peluang kerja yang berkembang. mampu mengakses 4) Penanggulangan kemiskinan Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, sehingga target pencapaian belum secara tuntas diselesaikan. Beberapa tantangan pokok yang masih dihadapi antara lain penduduk miskin yang terkonsentrasi di perdesaan, lemahnya kelembagaan ekonomi perdesaan dalam mendukung sektor pertanian sebagai penggerak utama ekonomi, serta pelaksanaan program penanggulangan miskin yang belum dilaksanakan secara terintegrasi Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 Kondisi perekonomian di Kabupaten Sintang pada tahun 2016 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan Kabupaten Sintang memiliki beberapa faktor ekonomi: 1) Pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, air bersih termasuk infrastruktur perdesaan telah ikut mendorong kelancaran arus barang dan jasa dari pusatpusat produksi ke pasar, dan telah mengefisienkan sebaran distribusi barang konsumsi masyarakat sehingga menahan laju inflasi. 2) Sektor UMKM dan koperasi sebagai pilar penting dalam perekonomian yang tahan krisis berperan penting dalam berbagai bidang usaha, khususnya pada usaha yang memerlukan teknologi sederhana/tepat guna dan tidak memerlukan permodalan yang besar sebagai alternatif penciptaan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan masyarakat. 3) Kondisi iklim investasi yang semakin membaik dan optimisme akan hadirnya investor pada sektor-sektor potensial dan unggulan yang memerlukan teknologi tinggi dan modal yang besar. 4) Transformasi struktural sektor primer ke sekunder dan tersier menunjukkan trend positif yang dapat akan memacu perolehan nilai tambah produksi yang cukup signifikan bagi masyarakat lokal atau semakin terpacunya pertumbuhan PDRB. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 7

41 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Proses awal pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten Sintang dimulai dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Renja SKPD. Tahapan dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang adalah sebagai berikut: Penyusunan dan Penetapan APBD Pelaksanaan APBD Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Proyeksi Keungan Daerah dan Kerangka Pendanaan Pendapatan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Sintang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. PAD merupakan cerminan kemampuan dan potensi daerah, sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi daerah yang menuntut ketergantungan dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat semakin berkurang. Pada tahun 2015, kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah diproyeksikan sebesar 6,51%. Angka kontribusi tersebut lebih tinggi dari tahun 2014, yaitu sebesar 6,14%. Sedangkan pada tahun 2016, kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah diproyeksikan sebesar 5,97%, sebagaimana terlihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Kontribusi 1 Realisasi ,78% 2 Realisasi ,35% 3 Realisasi ,74% 4 Realisasi ,14% 5 Target ,265,830,959, ,51% 6 Proyeksi ,97% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 sebagai berikut: Rincian obyek PAD berdasarkan kontribusi obyek pendapatan adalah 1. Kontribusi pajak daerah terhadap PAD pada tahun 2016 diproyeksikan menurun sebesar 25,02% (tabel 3.7). RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 8

42 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel 3.7 Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Kontribusi 1 Realisasi ,10% 2 Realisasi ,61% 3 Realisasi ,83% 4 Realisasi ,09% 4 Target ,85% 5 Proyeksi ,02% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi Kontribusi retribusi daerah terhadap PAD pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat menjadi 5,44% (tabel 3.8). Tabel 3.8 Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Pendapatan Asli Daerah Retribusi Daerah Kontribusi 1 Realisasi ,78% 2 Realisasi ,53% 3 Realisasi ,42% 4 Realisasi ,53% 5 Target ,59% 6 Proyeksi ,44% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi Kontribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap PAD No pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat menjadi 5,04% dari tahun 2015 (tabel 3.9). Tabel 3.9 Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terhadap PAD Tahun 2011 s/d 2016 Tahun Pendapatan Asli Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kontribusi 1 Realisasi ,83% 2 Realisasi ,67% 3 Realisasi ,42% 4 Realisasi ,74% 5 Target ,25% 6 Proyeksi ,04% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 9

43 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah 4. Kontribusi lain-lain PAD yang sah terhadap total PAD pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat menjadi 64,49% dari tahun 2015 (tabel 3.10). No Tabel 3.10 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terhadap PAD Tahun 2011 s/d 2016 Tahun Pendapatan Asli Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Kontribusi 1 Realisasi ,30% 2 Realisasi ,20% 3 Realisasi ,33% 4 Realisasi ,64% 5 Target ,32% 6 Proyeksi ,49% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Pada tahun 2015, kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan daerah ditargetkan sebesar 79,52%. Angka kontribusi tersebut lebih rendah dari tahun 2014, yaitu sebesar 84,45%. Sedangkan pada tahun 2016, kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan daerah diproyeksikan sebesar 91,21%, sebagaimana terlihat pada tabel Tabel 3.11 Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Pendapatan Daerah Dana Perimbangan Kontribusi 1 Realisasi ,09% 2 Realisasi ,92% 3 Realisasi ,61% 4 Realisasi ,45% 5 Target ,265,830,959, ,52% 6 Proyeksi ,21% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 Adapun gambaran dana perimbangan berdasarkan kontribusi obyek pendapatannya diuraikan sebagai berikut: 1. Kontribusi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak terhadap dana perimbangan pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat menjadi 2,89% (tabel 3.12). RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 10

44 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel 3.12 Kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Dana Perimbangan Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Kontribusi Bukan Pajak 1 Realisasi ,41% 2 Realisasi ,62% 3 Realisasi ,88% 4 Realisasi ,34% 5 Target ,64% 6 Proyeksi ,89% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi Kontribusi Dana Alokasi Umum terhadap dana perimbangan pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat menjadi 86,56% (tabel 3.13). Tabel 3.13 Kontribusi Dana Alokasi Umum terhadap Dana Perimbangan Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Dana Perimbangan Dana Alokasi Umum Kontribusi 1 Realisasi ,84% 2 Realisasi ,23% 3 Realisasi ,55% 4 Realisasi ,73% 5 Target ,24% 6 Proyeksi ,56% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi Kontribusi Dana Alokasi Khusus terhadap dana perimbangan pada tahun 2016 diproyeksikan menurun menjadi 10,55% (tabel 3.14). Tabel 3.14 Kontribusi Dana Alokasi Khusus terhadap Dana Perimbangan Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus Kontribusi 1 Realisasi ,75% 2 Realisasi ,15% 3 Realisasi ,58% 4 Realisasi ,92% 5 Target ,12% 6 Proyeksi ,55% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 11

45 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Lain-lain pendapatan yang sah terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Dana Bagi Hasil Lainnya serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pada tahun 2015, kontribusi lain-lain pendapatan yang sah terhadap pendapatan daerah ditargetkan sebesar 13,97%. Angka kontribusi tersebut lebih tinggi dari tahun 2014, yaitu sebesar 3,42%. Sedangkan pada tahun 2016, kontribusi lain-lain pendapatan yang sah terhadap pendapat daerah diproyeksikan sebesar 2,82%, sebagaimana terlihat pada tabel Tabel 3.15 Kontribusi Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 s/d 2016 No Tahun Pendapatan Daerah Lain-lain Pendapatan yang Kontribusi Sah 1 Realisasi ,13% 2 Realisasi ,73% 3 Realisasi ,65% 4 Realisasi ,42% 5 Target ,265,830,959, ,97% 6 Proyeksi ,82% Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 Adapun gambaran lain-lain pendapatan daerah yang sah berdasarkan kontribusi objek pendapatannya diuraikan sebagai berikut: 1. Kontribusi dana bagi hasil pajak provinsi terhadap lain-lain pendapatan yang No sah pada tahun 2016 diproyeksikan menurun menjadi 15,84%. Tahun Tabel 3.16 Kontribusi Bagi Hasil Pajak Provinsi terhadap Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun 2011 s/d 2016 Lain-lain Pendapatan yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi Kontribusi 1 Realisasi ,69% 2 Realisasi % 3 Realisasi % 4 Realisasi % 5 Target ,84% 6 Proyeksi % Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 12

46 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah 2. Kontribusi dana penyesuaian dan otonomi khusus terhadap lain-lain No pendapatan yang sah pada tahun 2016 diproyeksikan 0%, sebagaimana terlihat pada tabel Tabel 3.17 Kontribusi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terhadap Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun 2011 s/d 2016 Tahun Lain-lain Pendapatan yang Sah Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Kontribusi 1 Realisasi ,31% 2 Realisasi Realisasi Realisasi Target ,16% 6 Proyeksi Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 Berdasarkan hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah yang kemudian dituangkan ke dalam tabel Tabel 3.18 Realisasi, Target dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2012 s/d 2016 No Uraian Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Target 2015 Proyeksi PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Insentif Daerah Lain-lain Pendapatan Yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 13

47 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah No Uraian Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Target 2015 Proyeksi Dana Penyesuaian Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi JUMLAH PENDAPATAN Sumber : BPKAD, 2014, diolah dan Realisasi Belanja Daerah Belanja daerah Kabupaten Sintang terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun 2016, belanja daerah diproyeksikan sebesar Rp ,11 atau menurun sebesar Rp ,89 (16,04%) dari tahun 2015, dengan rincian: 1. Belanja tidak langsung sebesar Rp ,11 2. Belanja langsung sebesar Rp ,00 Adapun realisasi belanja daerah tahun dan target belanja daerah tahun 2015 serta proyeksi belanja daerah tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.19 Realisasi, Target dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2012 s/d 2016 No Uraian Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Target 2015 Proyeksi BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupa ten/kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupa ten/kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga , RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 14

48 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah No Uraian Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Target 2015 Proyeksi Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal JUMLAH BELANJA Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Sintang difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan daerah, dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1) Mengoptimalkan pendapatan asli daerah dengan cara peningkatan peran serta masyarakat dan swasta. 2) Intensifikasi pendapatan asli daerah: Melakukan pemutakhiran data objek pungutan (pajak dan retribusi) daerah. Memperbaiki dan mengembangkan sistem informasi dan manajemen pendapatan (retribusi dan pajak) daerah. Mengembangkan sistem insentif pengelolaan pendapatan daerah. 3) Ekstensifikasi pendapatan asli daerah, dengan mengidentifikasi sumbersumber pendapatan baru (retribusi dan pajak) tanpa menciptakan ekonomi biaya tinggi. 4) Optimalisasi asset daerah: Memperbaiki sistem informasi dan pengelolaan asset daerah. Mendorong pendirian Badan Usaha Daerah. Meningkatkan kerjasama dengan pihak lain/swasta dalam pengelolaan asset daerah. 5) Mengoptimalkan perolehan Dana Perimbangan, melalui: Updating data dan informasi. Mengoptimalkan penyerapan dan pengelolaan dana. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 15

49 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Arah Kebijakan Belanja Daerah Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengeluaran daerah, maka arah kebijakan pengelolaan belanja daerah Kabupaten Sintang sebagai berikut: Mendukung kebijakan dan prioritas pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi serta mencapai tujuan dan sasaran seperti yang tercantum dalam RPJMD Tahun Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengadaan barang dan jasa yang digunakan untuk pelaksanaan pelayanan publik. Mendorong pengelolaan belanja secara transparan dan akuntabel melalui publikasi dan pertanggungjawaban anggaran setiap SKPD. Mendukung penyediaan sarana dan prasarana untuk percepatan pertumbuhan ekonomi. Mendukung pengembangan kawasan strategis dan sektor unggulan daerah. Mendukung peningkatan jumlah, mutu dan jangkauan pelayanan publik, pengurangan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja dan pemerataan Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan pembiayaan daerah Kabupaten Sintang diorientasikan untuk memperkuat struktur anggaran daerah, dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1) Pinjaman daerah dimungkinkan untuk hal-hal berikut: Pinjaman Jangka Pendek dipergunakan hanya untuk menutup kekurangan arus kas. Pinjaman Jangka Menengah dipergunakan untuk membiayai penyediaan layanan umum yang tidak menghasilkan penerimaan. Pinjaman jangka Panjang dipergunakan untuk membiayai proyek investasi yang menghasilkan penerimaan (cost recovery). 2) Mendorong investasi swasta: Menyederhanakan prosedur perijinan. Melakukan sinkronisasi peraturan/kebijakan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, dan antarsektor. Meningkatkan kepastian hukum terhadap pelaku usaha. Mengembangkan iklim ketenagakerjaan yang kondusif. Meniadakan tumpang tindih pemungutan. Meningkatkan infrastruktur pendukung. Mengembangkan promosi investasi dan kerjasama investasi. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 16

50 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya pada tahun 2016, diproyeksikan sebesar Rp ,00 atau menurun sebesar Rp ,00 dari target tahun Di samping penerimaan pembiayaan, terdapat pula pengeluaran pembiayaan daerah, yang pada tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp ,00. Adapun realisasi pembiayaan daerah tahun serta target tahun 2015 dan proyeksi tahun 2016 dapat dilihat pada tabel Tabel 3.20 Realisasi, Target dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2012 s/d 2016 No Uraian Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Target 2015 Proyeksi PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (Silpa) Angsuran Pokok Pinjaman Dana Bergulir Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Daerah Penyertaan Modal (Investasi) PDAM Penyertaan Modal (Investasi) Bank Kalbar Investasi untuk dana bergulir Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Pembiayaan Neto SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) Sumber : BPKAD, 2015, diolah dan Realisasi 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 III - 17

51 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2016 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perencanaan pembangunan tahun 2016 merupakan bagian dari tahapan ketiga pembangunan jangka panjang di Kabupaten Sintang, yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, penjelasan pasal 40 huruf j tentang Sistematika Rencana Pembangunan Daerah dinyatakan bahwa pada masa transisi, untuk menghindari kekosongan, seperti peralihan periode kepemimpinan maka RPJMD lama yang akan berakhir menjadi pedoman sementara bagi pemerintahan kepala daerah baru terpilih selama belum ada RPJMD baru. Berdasarkan hal tersebut, maka penyusunan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 masih mengacu pada RPJMD tahun dan berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok yang telah ditetapkan dalam RPJPD tahun Adapun Visi Pemerintah Kabupaten Sintang berdasarkan RPJMD tahun adalah : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sintang Yang Produktif, Berkualitas, Sejahtera, dan Demokratis MELALUI GERBANG EMAS JAKARTA SELATAN Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Sintang tersebut, misi pembangunan Kabupaten Sintang adalah sebagai berikut: 1) Memberdayakan potensi usaha ekonomi kerakyatan yang mengarah pada kemampuan produksi dan pemasaran. 2) Meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan dan usaha produktif. 3) Melaksanakan pembangunan daerah yang serasi dan seimbang memacu pertumbuhan ekonomi dan didukung dengan percepatan pembangunan insfrastruktur. 4) Meningkatkan pembangunan insfrastruktur transportasi secara terpadu dan menyeluruh. 5) Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup, serta pembinaan generasi muda, seni budaya dan kegiatan keagamaan. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2015 IV - 1

52 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun ) Meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan tuntutan dan dinamika masyarakat dalam suasana demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi daerah. 7) Menerapkan asas, prinsip, standar dan pola penyelenggaraan pelayanan publik, serta menegakkan supremasi hukum dan HAM. Adapun hubungan antara visi/misi dan tujuan/sasaran dalam RPJMD Kabupaten Sintang Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan Visi Misi Tujuan Sasaran Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sintang yang Produktif Memberdayakan potensi usaha ekonomi kerakyatan yang mengarah pada kemampuan produksi dan pemasaran Terwujudnya pemberdayaan potensi usaha ekonomi kerakyatan yang mengarah pada kemampuan produksi dan pemasaran 1. Meningkatnya produksi pertanian dan perkebunan 2. Meningkatnya akses petani terhadap sumber daya produktif dan pasar 3. Meningkatnya kemampuan kelembagaan petani Meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan dan usaha produktif Meningkatnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan dan usaha produktif 1. Meningkatnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan 2. Meningkatnya peluang usaha produktif Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sintang yang berkualitas Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup, serta pembinaan generasi muda, seni budaya dan kegiatan keagamaan Meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup, serta pembinaan generasi muda, seni budaya dan kegiatan keagamaan 1. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan 2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 3. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 4. Meningkatnya kualitas pembinaan generasi muda, seni budaya dan kegiatan keagamaan Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sintang yang sejahtera Melaksanakan pembangunan daerah yang serasi dan seimbang dengan memacu pertumbuhan ekonomi dan didukung dengan percepatan Terwujudnya pembangunan daerah yang serasi dan seimbang dengan memacu pertumbuhan ekonomi dan didukung dengan 1. Terlaksananya konsep pembangunan daerah yang serasi dan seimbang 2. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi 3. Optimalnya percepatan pembangunan infrastruktur RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2015 IV - 2

53 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2016 pembangunan infrastruktur percepatan pembangunan infrastruktur Meningkatkan pembangunan isfrastruktur transportasi secara terpadu dan menyeluruh Meningkatnya pembangunan insfrastruktur transportasi secara terpadu dan menyeluruh 1. Meningkatnya pembangunan transportasi darat 2. Meningkatnya pembangunan transportasi sungai 3. Meningkatnya pembangunan transportasi udara Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sintang yang demokratis Meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan tuntutan dan dinamika masyarakat dalam suasana demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi daerah Meningkatnya pelayanan publik sehingga sesuai tuntutan dan dinamika masyarakat dalam suasana demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi daerah 1. Optimalnya pelayanan publik 2. Terwujudnya pemerintahan yang berdasarkan otonomi daerah 3. Meningkatnya kualitas aparatur pemerintah daerah 4. Terciptanya manajemen pemerintahan daerah yang profesional dan akuntabel Menerapkan asas, prinsip, standar dan pola penyelenggaraan pelayanan publik serta menegakkan supremasi hukum dan HAM Terlaksananya asas, prinsip, standar dan pola penyelenggaraan pelayanan publik;menegakk an supremasi hukum dan HAM 1. Tersusunnya asas, prinsip, standar dan pola penyelenggaraan pelayanan publik 2. Terwujudnya penegakan supremasi hukum dan HAM 4.2. Prioritas Pembangunan Penetapan prioritas pembangunan daerah tahun 2016 masih mengacu pada visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun Disamping itu, sebagai bagian dari tahapan ketiga pembangunan jangka panjang daerah, prioritas pembangunan daerah tahun 2016 juga berpedoman pada arah, tahapan dan prioritas RPJPD tahun Berdasarkan isi dokumen perencanaan jangka menengah dan jangka panjang tersebut, maka tema pembangunan tahunan daerah kabupaten Sintang tahun 2016 adalah : Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2015 IV - 3

54 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2016 Berdasarkan tema pembangunan tahun 2016 diatas, guna lebih mempertajam penyelenggaraan pembangunan daerah, ditetapkan prioritas utama pembangunan daerah Kabupaten Sintang Tahun 2016 yang mengacu pada RPJMD tahun , untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Penjelasan Program Pembangunan Daerah No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan SKPD 1. Peningkatan Infrastruktur Dasar Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program pengembangan perumahan Program pengembagan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Pengembangan Kinerja Persampahan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Pembangunan Pembangkit Listrk Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Pengembangan Wilayah Perbatasan 1. Dinas Pekerjaan Umum 2. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran 3. Dinas Pertambangan dan Energi 4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 5. Badan Pengelola Perbatasan 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Dinas Pendidkan dan Kebudayaan 3. Peningkatan Kualitas Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 1. Dinas Kesehatan 2. RSUD Ade M. Djoen RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2015 IV - 4

55 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Peningkatan Sumber Daya Manusia 5. Peningkatan Ketahanan Pangan Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS Peningkatan Kesempatan Kerja Pelayanan dan Rehabilitas Kesejahteraan Sosial Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan 2. BP4KP 3. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 6. Peningkatan Pelayanan Publik Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Semua SKPD RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2015 IV - 5

56 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2016 merupakan hasil rangkaian proses perencanaan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan perencanaan baik teknokratik, partisipatif, top-down dan bottom-up. Rencana program dan kegiatan tahun 2016 memuat uraian seluruh urusan wajib dan pilihan yang disertai dengan indikator-indikator dan target capaian kinerja yang mengacu pada RMPJD tahun Adapun rencana program dan kegiatan pembangunan tahun 2016 beserta target capaian kinerja dan pagu indikatif Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diuraikan sebagaimana terlampir. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 V - 1

57 Penutup BAB VI PENUTUP Sebagai dokumen perencanaan tahunan, RKPD Tahun 2016 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen-dokumen perencanaan yang lain, baik perencanaan tingkat Pusat, Provinsi maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Oleh karena itu, dalam penyusunannya telah disinkronisasikan dengan dokumen yang ada pada tingkatan tersebut. Penyusunan RKPD juga telah mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, sehingga pendanaannya selain melalui APBD Kabupaten Sintang Tahun 2016, juga ada yang diusulkan untuk dapat didanai dari APBD Provinsi maupun APBN, melalui DAK dan Bantuan Keuangan. Keberhasilan pelaksanaan RKPD dalam menjawab tantangan dan permasalahan tidak hanya ditentukan oleh jajaran pemerintah, namun sangat membutuhkan dukungan masyarakat untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, upaya mendorong partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaransasaran pembangunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016, SKPD dan Pemerintah Desa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Pelaksanaan kegiatan dalam kerangka regulasi maupun dalam kerangka anggaran pemerintah dan pelayanan umum, mensyaratkan keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan dalam satu program maupun kegiatan antar program, dalam satu instansi dan antar instansi, dengan tetap memperhatikan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada masing-masing SKPD serta pembagian urusan antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, serta Pemerintah Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2016 VI - 1

58 BUPATI SINTANG PERATURAN BUPATI SINTANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. b. c. d. e. bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional ; bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf d, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dinyatakan bahwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja pemerintah; bahwa sehubungan dengan maksud dalam huruf a dan b tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Sintang telah melaksanakan musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2016 dengan melibatkan unsur-unsur penyelenggara pemerintahan; bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dinyatakan bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah; bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d tersebut diatas, maka perlu membentuk Peraturan Bupati Sintang tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2016; Mengingat...

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia Dan Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA KERJA PE EMERINTAH DAERAH KABUPATE EN SINTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BUPATI SINTANG PERATURAN BUPATI SINTANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA

Lebih terperinci

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SINTANG Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii BAB 1 PENDAHULUAN A. B. C. D. E. Latar

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Malinau 2016-2021 yang memuat strategi dan arah kebijakan perwujudan

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013

RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013 BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN A. Gambaran Umum Kondisi Daerah 1. Aspek Geografi dan Demografi Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Sintang Tahun 2013 I. PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Sintang Tahun 2013 I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Maksud dan tujuan a. Maksud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan dokumen yang berisi gambaran perwujudan AKIP yang disusun dan disampaikan secara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Penutup

Sekapur Sirih. Penutup Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk merupakan hajatan besar bangsa yang dilaksanakan tiap 10 tahun sekali dengan melibatkan petugas yang banyak dan anggaran yang cukup besar. Pembangunan yang melalui

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dari sistem perencanaan pembangunan nasional dan provinsi yang disusun dengan memperhitungkan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, rencana pembangunan tahunan memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai penjabaran dari rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015 Menimbang :a. bahwa sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses Perencanaan merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan pembangunan, dimana hasil dari proses perencanaan ini dapat dijadikan sebagai penentu arah dan tujuan

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Proses perumusan perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 44 Tahun 2016 Tanggal : 25 Oktober 2016. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA LAMPIRAN II.1 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.470, 2014 KEMENDAGRI. Rencana Kerja Pembangunan Daerah. 2015. Evaluasi. Pengendalian. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN - wm WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SURABAYA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SURABAYA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 18 TANGGAL : 20 MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 213-218 PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 214 Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci