ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo 1, Rudy Setiabudy 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok septyono.utomo@gmail.com ABSTRAK Perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk membuat konsumsi energi terus meningkat sehingga diperlukan penghematan. Salah satu cara melakukan penghematan tersebut adalah dengan penghematan konsumsi energi untuk penerangan. Seiring dengan kemajuan teknologi pun muncul Lampu LED (Light Emitting Diode). LED merupakan lampu dengan konsumsi daya yang rendah bila dibandingkan dengan lampu penerangan lainnya seperti misalnya lampu hemat energi. Lampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah. Karena itu lampu LED membutuhkan rangkaian untuk mengubah catu tegangan arus bolak-balik menjadi catu tegangan arus searah. Selain itu lampu LED harus memiliki distribusi cahaya yang baik agar dapat digunakan untuk penerangan. Karena itu dilakukan pengujian untuk melihat perbandingan panas serta pengujian untuk melihat bagaimana distribusi cahaya lampu LED bila dibandingkan dengan lampu hemat energi. Dan dari hasil yang didapat Lampu LED memiliki panas yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu hemat energi. Sementara lampu hemat energi memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan lampu LED. Kata Kunci: lampu LED, distribui panas, distribusi cahaya ANALYSIS OF HEAT DISTRIBUTION MEASUREMENT AND LIGHT DISTRIBUTION ON LED LAMPS ABSTRACT The development of technology and population growth make electrical energy consumption increased so that the savings needed to be made. One way to savings on energy consumption is savings energy consumption for illumination. Along with advances in technology arises LED lamps (Light Emitting Diode). LED (Light Emitting Diode) Lamps is a lamp with low power consumption when compared with other lamps, like energysaving lamp (LHE). LED lamps require direct current voltage supply. Therefore, the LED lights require electrical circuit to convert the alternating current voltage supply into direct current voltage supply. Futhermore LED lamps should have good light distribution to be used for illumination. Because of that testing of lamps was to compare the heat distribution and light distribution between LED lamps and energy-saving lamps. And from the result LED lamps have lower heat than enery saving lamps. While energy-saving lamps have better light distribution than LED lamps. Key Word : LED lamp, heat distribution, light distribution 1. PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan zaman energi listrik menjadi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kegiatan mulai dari kehidupan seharihari seperti kegiatan perumahan, industri, perkantoran, pendidikan berbagai kegiatan lainnya, semuanya tidak lepas dari kebutuhan akan energi listrik. Karena itu dapat dikatakan energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia saat ini.

2 Ketergantungan manusia akan energi listrik kian meningkat seiring dengan kemajuan teknologi saat ini dan juga peningkatan populasi manusia. Sementara itu pertumbuhan produksi energi listrik tidak secepat permintaan energi listrik tersebut. Perusahaan penyedia listrik membutuhkan sumber daya yang besar untuk memproduksi energi listrik yang besar. Sementara itu pembangkit listrik sendiri rata-rata masih menggunakan sumberdaya nonkonvensional dalam pengoperasiannya. Hal ini karena efektifitas dan efisiensi yang dimiliki pembangkit listrik nonkonvensional cukup besar dibanding dengan sumber daya yang lain. Sementara itu persediaan sumber daya ini terus menipis, sedangkan permintaan akan energi listrik tersebut terus bertambah. Oleh karena itu perlu adanya penghematan energi listrik untuk mengurangi konsumsi energi listrik tersebut. Penghematan energi listrik itu dapat dilakukan dengan cara pengurangan waktu konsumsi energi listrik atau dengan mengganti peralatan listrik kita dengan peralatan yang lebih hemat energi. Salah satu bentuk penghematan energi ini adalah penggantian lampu dengan lampu yang hemat energi. Hal ini dikarenakan penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar dari total konsumsi energi listrik dan terus meningkat setiap tahunnya. Lampu penerangan yang biasa digunakan 2 seperti lampu flourescent cukup bisa menggantikan lampu pijar, walaupun begitu perkembangan teknologi akan pencahayaan ini terus berkembang. Salah satunya adalah penggunaan lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai penerangan. Daya yang diserap oleh Lampu LED ini lebih rendah dibandingkan dengan lampu frourescent. Tetapi berbeda dengan lampu frourescent, lampu LED menggunakan sumber tegangan arus searah sebagai sumbernya. Karena itu dibutuhkan rangkaian sendiri untuk mengkonversi sumber tegangan arus bolak-balik menjadi sumber tegangan arus searah. Hal tersebut yang membuat lampu LED memiliki suhu yang cukup tinggi. Selain itu kita lihat pada lampu flourescent atau lampu hemat energi memiliki lux atau kuat penerangan yang cukup baik dan merata, apakah lampu LED juga memiliki lux yang sama baiknya atau lebih baik dibandingkan dengan lampu lemat energi? Dari sinilah akan dicoba untuk mengukur distribusi suhu pada lampu LED dan lampu hemat energi serta bagaimana lux yang dihasilkan oleh kedua jenis lampu tersebut. Pada Bagian ini berisi data hasil pengujian dan perbandingan dari masing-masing lampu. Untuk data suhu merupakan data hasil rata-rata dari tiga kali pengukuran pada kotak kubus untuk masing masing lampu. Sedangkan untuk tegangan, arus, daya, faktor daya dan Lux

3 merupakan hasil pengukuran dari rangkaian percobaan pada laboratorium tegangan tinggi dan pengukuran listrik. 2. Tinjauan Teoritis 2.1 Lampu LED Sebagai Penerangan Setelah ditemukannya lampu LED putih dan berdaya besar serta memiliki kuat cahaya yang lebih besar maka teknologipun terus berkembang. Muncullah Lampu LED yang digunakan sebagai penerangan. Dari awalnya penerangan menggunakan lampu pijar, kemudian berkembang ke lampu frourescent atau lampu hemat energi (LHE) yang menyerap daya lebih sedikit dibanding lampu pijar serta memiliki kuat cahaya yang lebih besar, kemudian muncul lampu LED yang menyerap daya lebih sedikit dibanding lampu LHE serta kuat cahaya yang lebih besar. Namun ampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah sebagai sumber energi listriknya. Karena itu dibutuhkan suatu rangkaian elektronik untuk mendapatkan catu yang dibutuhkan oleh lampu LED tersebut. Karena memiliki arus yang cukup besar dan juga rangkaian elektronik lampu LED memiliki panas yang cukup besar. Maka pada lampu LED dipasangkan heat sink untuk menjaga agar LED tidak mengalami panas yang berlebih. Untuk meninjau lampu sebagai penerangan kita dapat melihat dari beberapa karakteristiknya seperti kualitas pencahayaan dan kualitas dayanya Penerangan Illuminasi adalah intensitas flux cahaya yang diterima oleh suatu luas permukaan. Bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya ke suatu permukaan, maka kuat penerangan pada permukaan yang dikenai cahaya itu akan sebanding dengan banyaknya flux dan berbanding terbalik dengan luas permukaan tersebut. Hal tersebutlah yang didefinisikan sebagai kuat penerangan atau iluminasi., yakni Dengan, E = Kuat penerangan (Lux) Φ v = Kuat Intensitas Cahaya (Lumen) A = Luas Permukaan (m 2 )

4 2.1.2 Efikasi dan Efisiensi Efikasi merupakan perbandingan jumlah kuat intensitas cahaya (Lumen) dengan daya yang digunakan untuk memancarkan cahaya tersebut (watt). Ini berarti efikasi adalah tingkat efisiensi sebuah sumber cahaya untuk merubah listrik menjadi cahaya. semakin besasr nilai efikasi yang dihasilkan, maka berarti lampu yang anda pilih semakin hemat energi. Secara satuan efikasi dapat ditulis dengan lumens/watt (lm/w) Standar Pencahayaan Karena penggunaan ruangan yang berbeda-beda, maka IES( Illuminating Engineering Socierty) menentukan suatu standar tingkat iluminasi berdasarkan fungsi dan kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan tertentu. Tabel 1. Kuat Penerangan yang disarankan oleh IES[8] No Kerja Visual Illuminasi (lux) 1 Penglihatan biasa Kerja kasar dengan detail wajar Kerja umum dengan detail wajar Kerja yang lumayan dengan detail kecil 600 (studio,gambar,menjahit) 5 Kerja keras, lama,detail kecil 900 (perakitan barang halus, menjahit dengan tangan) 6 Kerja sangat keras, lama, detail sangat kecil (pemotongan batu mulia, tisik halus, mengukur benda sangat kecil) 7 Kerja luar biasa keras, detail sangat kecil (arloji dan pembuatan instrumen kecil) Kualitas Daya Listrik Kualitas daya listrik ( Power Quality) adalah syarat umum yang menggambarkan karakteristik parameter listrik seperti arus, tegangan dan frekuensi. Permasalahan kualitas daya listrik merupakan permasalahan

5 mengenai daya listrik yang mengalami penyimpangan baik tegangan, arus dan frekuensi sehinggi dapat menimbulkan kesalahan operasi. Kualitas daya listrik ini dapat berubah tergantung dengan penggunaan jenis beban. Karena itu pada lampu di perlukan pengukuran kualitas daya listriknya untuk mengetahui karakteristik daya pada lampu tersebut. Daya dalam dalam sistem arus bolak-balik ada tiga macam, yaitu daya aktif (P) dengan satuan watt, daya reaktif (Q) dengan satuan VAR dan daya Semu (S) dengan satuan VA. Daya Aktif merupakan daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan kerja berupa panas, cahaya maupun kerja mekanis, sedangkan daya reaktif merupakan daya yang diperlukan oleh peralatanperalatan yang bekerja dengan sistem elektromagnet. Kedua daya tersebut (daya aktif dan daya reaktif) membentuk suatu daya total yang disebut daya semu. Daya semu inilah yang dihasilkan oleh pembangkit. Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. Daya aktif digunakan untuk mengoperasikan beban sedangkan daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang ditransmisikan ke pelanggan listrik. Bertambahnya daya reaktif berarti menyebabkan turunnya faktor daya listrik. Hubungan antara ketiga daya tersebut dan juga faktor daya dapat di lihat pada gambar berikut. Gambar 1. Segitiga Daya

6 Tabel 2. Persamaan Segitiga Daya Nama Rumus Satuan Daya Aktif (P) P = V.I.Cos Watt Daya Reaktif (Q) Q = V.I.Sin VAR Daya Semu S = V.I VA Faktor Daya (PF) PF = Cos 3. Metode Pengujian 3.1 Identifikasi Masalah Lampu LED memiliki konsumsi daya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan lampu LHE tetapi dapat menghasilkan kuat cahaya yang sama. Dengan demikian penggantian lampu LHE menjadi Lampu LED tersebut akan membuat konsumsi listrik menjadi semakin rendah. Masalah utama dalam skripsi ini adalah lampu merupakan suatu sumber panas. karena itu pada lampu LED memiliki sirip sirip pada bagian sisinya untuk mengurangi panas. Dari sini dapat diindikasikan bahwa LED memiliki panas yang cukup tinggi dibanding lampu LHE. Oleh kanena itu akan dicoba diukur besar distribusi suhu dari lampu LED dan LHE untuk membandingkan panas yang dihasilkan pada ketua jenis lampu tersebut. Selain itu Lampu LED yang memiliki konsumsi daya lebih rendah dibandingkan LHE apakah memiliki illuminasi kuat penerangan yang sama dengan lampu LHE. 3.2 Metode pengujian distribusi panas lampu LED dan LHE Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimana radiasi suhu dari lampu LED dan LHE yang diuji. Tujuannya untuk melihat bagaimana lampu dapat menaikkan suhu yang ada di sekitar mereka, dan berapa tinggi suhu tersebut untuk lampu LED dan LHE. Disini akan dilihat bagaimana tinggi suhu dari radiasi lampu tersebut untuk jenis lampu dan daya yang berbeda dan juga jarak yang berbeda. Karena semakin dekat dengan sumber panas (lampu), maka suhu yang ada disekitarnya akan semakin tinggi. Dari sini akan terlihat bagaimana lampu dapat menaikkan suhu yang ada disekitarnya.

7 Pengujian dilakukan dengan menyalakan lampu di kotak kayu dengan menggunakan tegangan 220 V dan mengukur panasnya dengan menggunakan termometer digital pada sumbu x dan juga sumbu y dan diberikan variasi jarak sebesar 5 cm di setiap pengukurannya. (a) (b) Gambar 2 a dan b. Rangkaian Pengukuran Suhu Pada Lampu 3.3 Pengujian Lux Lampu LHE dan LED Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimana lux yang dihasilan oleh lampu LHE dan LED yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan luxmeter pada Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik dan dibandingkan besar lux yang

8 didapat pada 12 titik yang berbeda dari setiap lampu. Selain itu dicoba pengukuran dengan mengukur besar lux pada jarak 1 meter dari lampu dengan sudut yang berbeda-beda. (a) (b) Gambar 3 a dan b. Rangkaian Pengukuran lux yang dihasilkan lampu pada dasar ruangan.

9 Gambar 4. Rangkaian Pengukuran Lux yang dihasilkan lampu pada sudut tertentu. 4. Hasil Pengujian 4.1 Data Pengujian Lampu LED dan LHE Tabel 3. Data Pengujian lampu LED 5 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 33,63 32,53 32,33 31,70 33,20 31,97 31,63 31,23 30,70 30,40 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 12,2 Arus (ma) 47,75 PF 1 Lux pada ruang pengujian 30,195 Efikasi (lm/watt) 32,79

10 Tabel 4. Data Pengujian lampu LED 7 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 34, ,,27 31,63 34,93 33,40 32,60 32,03 31,43 31,13 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 14 Arus (Ampere) 58,8 PF 1 Lux pada ruang pengujian 52,33 Efikasi (lm/watt) 40 Tabel 5. Data Pengujian LHE 8 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 34,77 32,67 32,40 31,77 32,47 31,97 31,63 31,30 31,10 30,53 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 9,2 Arus (Ampere) 56,65 PF 1 Lux pada ruang pengujian 20,76 Efikasi (lm/watt) 39,13

11 Tabel 6. Data Pengujian lampu LHE 11 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 36,20 34,53 33,60 33,03 34,33 32,87 32,73 32,17 31,77 31,23 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 13,5 Arus (Ampere) 61,25 PF 1 Lux pada ruang pengujian 29,34 Efikasi (lm/watt) 39, Perbandingan Distribusi Panas pada lampu Perbandingan distribusi panas lampu pada sumbu x Gambar 5. Perbandingan Suhu Lampu LED 5 Watt dan LHE 8 Watt pada sumbu x

12 Gambar.6 Perbandingan Suhu Lampu LED 7 Watt dan LHE 11 Watt pada sumbu x Berdasarkan hasil pengujian panas lampu pada sumbu x didapat data pengukuran suhu pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 m, dan 20 cm dari lampu. Pada lampu LED 5 Watt di dapat pada jarak terdekat dari lampu, yaitu 5 cm didapat suhu sebesar 33,63 dan pada jarak terjauh dari lampu, yaitu 20 cm didapat suhu sebesar 31,70. Pada lampu LHE 8 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,77 dan pada jarak 20 cm sebesar 31,77. Pada lampu LED 7 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,27 dan pada jarak 20 cm sebesar 31,63. Sedangkan pada lampu LHE 11 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 36,20 dan pada jarak 20 cm sebesar 33,03 Berdasarkan grafik tersebut maka di dapat data bahwa panas yang dihasilkan lampu terhadap sumbu x oleh lampu hemat energi lebih tinggi dibandingkan pada lampu LED. Hal ini terlihat dari tinggi suhu maksimum dan juga penurunan suhu pada setiap kenaikan jarak. Terlihat bahwa perngukuran pada setiap jarak yang sama menghasilkan data bahwa lampu LHE memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan oleh lampu LED. Hal ini sepertinya dikarenakan pada sumber panas yang berbeda pada lampu. Pada lampu LED sumber panas terdapat pada selongsong besi atau heatsinknya, sedangkan lampu LEDnya sendiri tidak menghasilkan panas. Pada lampu LHE panas dihasilkan pada seluruh bagian lampu. Hal ini yang menyebabkan panas yang didistribusikan oleh lampu LHE pada sumbu x menjadi lebih tinggi.

13 4.2.2 Perbandingan distribusi panas lampu pada sumbu Y Gambar 7. Perbandingan Suhu Lampu LED 5 Watt dan LHE 8 Watt pada sumbu y Gambar 8. Perbandingan Suhu Lampu LED 7 Watt dan LHE 11 Watt pada sumbu y Berdasarkan hasil pengujian panas lampu pada sumbu y didapat data pengukuran suhu pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm dari lampu. Pada lampu LED 5 Watt di dapat pada jarak terdekat dari lampu, yaitu 5 cm didapat suhu sebesar 33,20 dan pada jarak terjauh dari lampu, yaitu 30 cm didapat suhu sebesar 30,40. Pada lampu LHE 8 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 32,47 dan pada jarak 30 cm sebesar 30,53. Pada lampu LED 7 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,93 dan pada jarak 30 cm sebesar 31,13. Sedangkan pada lampu LHE 11 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar dan pada jarak 30 cm sebesar 31,23.

14 Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa pada awalnya panas yang dihasilkan oleh lampu LED lebih tinggi dibandingkan dengan panas yang dihasilkan oleh lampu LHE. Kemudian seiring pertambahan variasi jarak suhu yang dihasilkan oleh lampu LHE menjadi lebih tinggi dibandingkan suhu yang dihasilkan oleh lampu LHE. Hal ini sepertinya dikarenakan oleh luas penampang lampu LED di sumbu y lebih luas dibandingkan dibandingkan lampu hemat energi. Sehingga walaupun panas pada LED memiliki suhu yang lebih rendah tetapi pengaruhnya lebih besar pada jarak yang dekat dengan sumbu y bila dibandingkan lampu hemat energi. Dari sini kita melihat bahwa secara keseluruhan pada sumbu y lampu LHE tetap menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan oleh panas yang dihasilkan oleh lampu LED. 4.3 Perbandingan Distribusi cahaya pada lampu Tabel 7. Pengukuran Lux Lampu LED 5 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 20, ,65 33,5 44,8 31,05 33,1 48,8 30,8 23,25 29,45 22,5 Tabel 8. Pengukuran Lux Lampu LED 7 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 30,7 41,45 31,4 55,8 78,1 48,4 62,25 80,6 54,95 39,55 47,1 35,5

15 Tabel 9. Pengukuran Lux Lampu LHE8 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 17,8 18,6 17,6 21,4 24,4 24,75 19, ,4 18,7 21,2 20,75 Tabel 10. Pengukuran Lux Lampu LHE 11 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux ,05 29,45 32,6 35,7 34,05 26,5 29,6 33,7 24,95 24,7 25,2 Tabel 11. Pengukuran Lux Lampu pada beberapa sudut yang berbeda LED 5 Watt LED 7 Watt Besar Sudut Besar Lux Besar Sudut Besar Lux 0 31, , , , , , , , , , , , , , , ,5

16 LUX LED 5 Watt Gambar 9. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LED 5 Watt berdasarkan sudut LUX LED 7 Watt Gambar 10. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LED 7 Watt berdasarkan sudut

17 Tabel 12. Pengukuran Lux Lampu LHE pada beberapa sudut yang berbeda LHE 8 Watt LHE 11 Watt Besar Sudut Besar Lux Besar Sudut Besar Lux 0 48, , , , , , , , , , , , , , , , , , LUX LHE 8 Watt Gambar 11. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LHE 8 Watt berdasarkan sudut

18 LUX LHE 11 Watt Gambar 12. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LHE 11 Watt berdasarkan sudut Dari hasil pengujian coba kita bandingkan lux yang dihasilkan oleh Lampu LED 5 Watt, Lampu LED 7 Watt, Lampu LHE 8 Watt, dan Lampu LHE 11 Watt. Hasilnya adalah pada Lampu LED 5 Watt didapat hasil seperti tabel dengan Lux tertinggi sebesar 48,8 lumen/m 2, lux terendah sebesar 19,65 lumen/m 2 dan lux rata-ratanya sebesar 30,195 lumen/m 2. Pada Lampu LED 7 Watt didapat hasil lux tertinggi sebesar 80,6 lumen/m 2, lux terendah sebesar 30,7 lumen/m 2, dan lux rataratanya sebesar 52,33 lumen/m 2. Sementara pada Lampu LHE 8 Watt didapat hasil seperti tabel dengan Lux tertinggi sebesar 24,4 lumen/m 2, lux terendah sebesar 17,8 lumen/m 2 dan lux rata2 sebesar 20,76 lumen/m 2. Pada lampu LHE 11 Watt didapat hasil lux tertinggi sebesar 35,7 lumen/m 2 dan lux rata-ratanya sebesar 29,34 lumen/m 2. Selain itu kita lihat pada tabel distribusi cahaya berdasarkan sudut. Pada lampu LED 5 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 31,34 kemudian terus naik seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 69,06, lalu turun kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 32,06. Pada lampu LED 7 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 47,4 kemudian terus naik seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar

19 lux menjadi sebesar 116,43, lalu turun kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 47,5. Sementara Pada lampu LHE 8 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 48,35 kemudian terus turun seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 26,09, lalu naik kembali kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 49,4. Pada lampu LHE 11 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 82,8 kemudian terus turun seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 35,32, lalu naik kembali kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 77,3. Dari hasil pengujian kita mendapatkan bahwa lux yang dihasilkan oleh lampu LED lebih besar dibandingkan dengan lampu hemat energi, tetapi kita dapat melihat bahwa penyebaran pada lampu hemat energi lebih baik daripada lampu LED. Hal ini dapat dilihat pada data dimana pada lampu hemat energi rata rata besar lux yang didapat pada keduabelas titik memiliki tingkat keterangan yang tidak berbeda jauh. Sedangkan pada lampu LED terlihat bahwa fokus cahaya berada pada daerah tepat dibawah lampu tersebut dan penyebarannya tidak terlalu merata. Selain itu, terlihat bahwa pada lampu LHE cahaya pada semakin terang seiring kenaikan sudut. Sementara pada lampu LED cahaya semakin redup seiring dengan kenaikan sudut. 4.4 Penggunaan Lampu LHE dan LED Dari hasil penelitian terhadap distribusi panasnya lampu LHE memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu LED. Sementara dari hasil penelitian terhadap distribusi cahayanya lampu LHE memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan dengan lampu LED. Walaupun Lampu LED memiliki Intensitas yang lebih baik dibandingkan LHE pada suatu titik. Berdasarkan data tersebut maka lampu LHE dan lampu LED memiliki keunggulan dalam hal yang berbeda. Karena itu lebih baik jika penggunaan lampu dipilih sesuai kebutuhkannya. Misalnya untuk penerangan pada ruang kamar kita membutuhkan cahaya yang merata, karena itu lebih baik jika menggunakan lampu LHE. Sementara pada lampu kendaraan yang butuh intensitas cahaya yang kuat lebih baik jika menggunakan lampu LED karena konsumsi daya yang lebih rendah dan tingkat intensitas yang lebih baik.

20 5. KESIMPULAN 1. Dari hasil pengukuran distribusi panasnya lampu LHE memiliki panas yang lebih tinggi dibandingkan lampu LED. 2. Dari hasil pengukuran distribusi cahayanya lampu LED memiliki Intensitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan lampu LHE, tetapi distribusi cahaya yang dihasilkan lampu LHE lebih baik dibandingkan lampu LED 3. Dari hasil penelitian tersebut maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya Lampu LHE dan LED digunakan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. REFERENSI [1]. Freeman, M.H Optics.London :Butterworths [2]. Philips Lighting Manual. Eindhoven:Philips Lighting [3]. Boylestad, Robert dan Nashelsky, Louis Electronic Devices And Circuit Theory. Upper Saddle River : Prentice Hall [4]. Kaufman, John E dan Christensen IES Lighting Handbook. New York: Illuminating Engineering Society [5]. Soedojo, Dr. Peter, B. Sc Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi [6]. Sukisno, Toto dan Nugroho, Yusuf Analisis Pengaruh Kombinasi Lampu Pijar, TL dan Lampu Hemat Energi Terhadap Kualitas Daya Listrik Di Rumah Tangga [7]. Philips LED Introduction diakses melalui lips_led_introduction.pdf

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Pebruari 2016, Vol. 01, No. 01, hal 53-60 KAJIAN TEKNIS LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN TL Puji Slamet 1, Gatut Budiono 2 1Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI Yadi Yunus 1, Suyamto 2, Indra Milyardi 1 1 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O. BOX 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS 1) Bima Brilliando Agam, 2) Yushardi, 2) Trapsilo Prihandono 1) Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Abdullah Iskandar 1), Agus Supriyadi 2) 1) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan 2) Program Studi Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL 16 Jurnal Program Studi Teknik Elektro JE-Unisla EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Suharijanto 1), Abdullah Iskandar 2), Agus Supriyadi 3) 11) Dosen Fakultas Teknik Prodi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : 115 122 ISSN 1978-2365 ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2 STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN SSN: 1693-6930 39 ANALSS UPAYA PENUUNAN BAYA PEMAKAAN ENEG LSTK PADA LAMPU PENEANGAN Slamet Suripto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Abstrak Keterbatasan sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR Oleh : Nisa Ridhayati NIM: 121331017 3A 2 Teknik Telekomunikasi Tanggal Percobaan : 14- Oktober- 2014 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

Bab 11 Standar Pencahayaan

Bab 11 Standar Pencahayaan Bab 11 Standar Pencahayaan Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 114 Kebutuhan Iluminansi berdasarkan aktivitas visual No Kerja Visual Iluminansi (lux) 1 Penglihatan biasa 100

Lebih terperinci

Energi dan Ketenagalistrikan

Energi dan Ketenagalistrikan ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK Martono Dwi Atmadja *, Harrij Mukti Kristiana, Farida Arinie Soelistianto Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data International Energy Agency World Resource Institute, pencahayaan dari lampu memberikan kontribusi 19% dari penggunaan energi dunia, sehingga semakin

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI KEBUTUHAN BEBAN PADA BEBERAPA JENIS LAMPU TERHADAP TAHAP PEMBELAJARAN

ANALISA EFISIENSI KEBUTUHAN BEBAN PADA BEBERAPA JENIS LAMPU TERHADAP TAHAP PEMBELAJARAN ANALISA EFISIENSI KEBUTUHAN BEBAN PADA BEBERAPA JENIS LAMPU TERHADAP TAHAP PEMBELAJARAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA

ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA Muhammad Bagus Indrajati, Eko Adhi Setiawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lampu Hemat Energi Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa jenis yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis LHE adalah lampu jenis Fluorescen atau lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ditemukan pada tahun 1800an oleh Michael Faraday atau yang sekarang mendapat gelar sebagai bapak listrik, listrik telah menjadi kebutuhan penting dan sangat fundamental

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 : Juni 2015

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 : Juni 2015 KONSUMSI BAHAN BAKAR LAMPU TABUNG DAN LAMPU LED PADA GENERATOR SET SKALA LABORATORIUM (Fuel Consumption of Tubular Lamp and Led Lamp in Generator Set On Laboratory Scale) Abid Mohamad Arif 1), Adi Susanto

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa yang menyebabkan pemanasan global atau global warming. Salah satu hal yang telah dipelajari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) Ullin Dwi Fajri A 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Rini Nur Hasanah,

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN

ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN Suroso *), Winasis, and Satria Ardhi Permana Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI 3.1 Gambaran Obyek Audit Energi Padma Hotel Bandung, berada di Jln. Ranca Bentang 56-58 Bandung. Bangunan Padma Hotel Bandung, berlantai 5, lantai dasar 1 dan menghadap

Lebih terperinci

PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT DAYA LISTRIK KONSUMSI PUBLIK

PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT DAYA LISTRIK KONSUMSI PUBLIK PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT DAYA LISTRIK KONSUMSI PUBLIK LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik semakin meningkat dan penggunaan daya listrik pada sebuah bangunan bergantung pada pemakaiannya. Seperti halnya penggunaan daya listrik

Lebih terperinci

ANALISIS ALAT PENGHEMAT LISTRIK TERHADAP INSTALASI ALAT RUMAH TANGGA

ANALISIS ALAT PENGHEMAT LISTRIK TERHADAP INSTALASI ALAT RUMAH TANGGA ANALISIS ALAT PENGHEMAT LISTRIK TERHADAP INSTALASI ALAT RUMAH TANGGA Bidayatul Armynah*, Syahir Mahmud *, Nur Aina * Jurusan Fisika, Fakultas Mipa, Universitas Hasanuddin Makassar ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 Moethia Faridha, M. Dahlan Yusuf Saputra Jurusan Teknik Elektro Uniska M A B Banjarmasin Jl. Adyaksa No2 Banjarmasin Kalimantan Selatan Email:bariethia@gmail.com

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kualitas hidup manusia menuntut peningkatan kebutuhan dari manusia itu sendiri, seperti kebutuhan akan daya listrik. Oleh karena itu, tujuan utama dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T.

KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T. KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA Oleh: Drs. S u n o m o, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY ABSTRAK Penggunaan IC TCA 785 dan trafo

Lebih terperinci

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Sejalan dengan berkembangnya teknologi elektronik digital dewasa ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting dalam menunjang

Lebih terperinci

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan LED Di Rumah Tangga Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Lebih terperinci

Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan

Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan Bambang Priyandono Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung Abstrak Dewasa ini konservasi energi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak penelitian yang dilakukan untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang tinggi dan tentunya

Lebih terperinci

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC Herlan Bidang Komputer Pusat Penelitian Informatika LIPI herlan@informatika.lipi.go.id Briliant Adhi Prabowo Bidang Komputer

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Energi Energi adalah suatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tapi dapat dirasakan keberadannya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan

Lebih terperinci

Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK

Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK ANALISIS SPESIFIKASI DAN PENENTUAN OPERASI TEGANGAN KERJA TERBAIK PADA LAMPU LED DAN LAMPU HEMAT ENERGI MELALUI PENGUJIAN PENUAAN DAN PEMELIHARAAN FLUKS CAHAYA ABSTRAK Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA

STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA Ir.Setia Gunawan, M.Sc 1 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta setiagunawan55@yahoo.com ABSTRAK Penerangan jalan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran

Lebih terperinci

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Rancang Bangun Lampu Penerangan Darurat ( Compact Emergency Lamp) Dengan Mengunakan Lampu Hemat Energi Deni Almanda 1 ; Budyanto 2 1&2 Teknik Elektro FT UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam sektor pencahayaan yang berfungsi untuk pencahayaan jalan perkotaan, industri, dan pencahayaan rumah. Banyak ilmuwan menciptakan

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi membantu memperjelas penglihatan kita diruang kerja saat sedang bekerja, tanpa sebuah alat bantu penerangan

Lebih terperinci

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL 10 Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL Syaifurrahman (1), Abang Razikin (1), Madduhir Siregar (1), Jamhir Islami (2) (1,2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Untan (3) PLP Ahli

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK Abstract PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK Oleh : Winasis, Azis Wisnu Widhi Nugraha Program Sarjana Teknik Unsoed Purwokerto The application of shunt capacitor

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS Muhammad Tola, Baharuddin M. Diah, Rahmat Santosa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps

Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps T E S L A VOL. 18 NO. 2 OKTOBER 2016 T E S L Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps Endah Setyaningsih 1, Hang Suharto 1 dan Christian 1 Abstract: Compact Fluorescent Lamps (CFL) are

Lebih terperinci

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana sotdag@yahoo.com

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KAPASITOR BANK UNTUK EFISIENSI DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI KECIL

RANCANG BANGUN KAPASITOR BANK UNTUK EFISIENSI DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI KECIL RANCANG BANGUN KAPASITOR BANK UNTUK EFISIENSI DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI KECIL Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: henryananta@gmail.com Abstrak. Penelitian ini

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik 30%. 1 Alat penghemat daya listrik bekerja dengan cara memperbaiki faktor daya Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik Alat penghemat daya listrik adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan spesifikasi sistem yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK

Lebih terperinci

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat.

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. CAHAYA Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan / dipancarkan pada suatu media oleh suatu

Lebih terperinci

ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN

ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik dan Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi FT-USU) Faya Efdika Yasseff,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED Henri Sukmajaya 2205 100 148 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta SISTEM PEMICU OPTIS IC 555-MOC 3 SEBAGAI PENGENDALI DAYA LISTRIK Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta herlambangpramono@yahoo.com Abstrak Pada rangkaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (generation), mudah dikirimkan (transmition), mudah dibagibagikan(distribution),

BAB I PENDAHULUAN. (generation), mudah dikirimkan (transmition), mudah dibagibagikan(distribution), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang mempunyai sifat- sifat yang banyak menguntungkan dibandingkan energi lain: mudah dibangkitkan (generation), mudah dikirimkan (transmition),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Tahun 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik

Lebih terperinci

Aplikasi Programable Logic Control (PLC) Pada Penerangan Jalan Umum yang Hemat Energi

Aplikasi Programable Logic Control (PLC) Pada Penerangan Jalan Umum yang Hemat Energi Aplikasi Programable Logic Control (PLC) Pada Penerangan Jalan Umum yang Hemat Energi Jefri Lianda 1, Johny Custer 2 Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin Alam, (0766)7008877 e-mail: jefri@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi utama yang digunakan hampir diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi listrik juga terus meningkat. Salah

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi

Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi Vandri Ahmad Isnaini 1) ; Rahmi Putri Wirman 2) ; Indrawata Wardhana 3) 1,2,3) Jurusan Pendidikan Fisika, FITK, IAIN

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Daya Listrik Sistem 1 Fasa menggunakan LabVIEW

Simulasi Pengukuran Daya Listrik Sistem 1 Fasa menggunakan LabVIEW Simulasi Pengukuran Daya Listrik Sistem Fasa menggunakan LabVIEW Eti Karuniawati dan Rudy Setiabudy Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia ABSTRAK Program yang

Lebih terperinci

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

POT IKLAN BERTENAGA SURYA POT IKLAN BERTENAGA SURYA Kiki Prawiroredjo * & Citra Laras ** (*) Dosen Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti (**) Alumni Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti Abstract The Solar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM Akhmad Dzakwan Jurusan Fisika FMIPA Unila Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, 35145 ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 68-73 PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 Supriyo, Ismin T. R. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu tumbuh terciptanya sarana dan prasarana insfrastuktur yang harus memadai untuk kegiatan

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

MODUL III INTENSITAS CAHAYA MODUL III INTENSITAS CAHAYA Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang

Lebih terperinci

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 51-58 51 Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA BERBAGAI JENIS LAMPU DAN KOMPUTER UNTUK ACUAN DALAM AUDIT ENERGI

ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA BERBAGAI JENIS LAMPU DAN KOMPUTER UNTUK ACUAN DALAM AUDIT ENERGI POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011 ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA BERBAGAI JENIS LAMPU DAN KOMPUTER UNTUK ACUAN DALAM AUDIT ENERGI Paulus Sukusno 1, Wasiati Sri Wardani 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil

Lebih terperinci

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN Jurnal Emitor Vol. 14 No. 02 ISSN 1411-8890 DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN Hasyim Asy ari, Muhammad, Aris Budiman Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26 Analisa Perbandingan Efisiensi Energi Dari Penempatan Rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor Induksi Kapasitor Running Satu Fasa, 220 Volt, 30 Watt, 1370 RPM, Yang Terhubung Pada Suplai Dengan Yang Terhubung

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu 46 Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu Ardy Willyanto Tanod (1), Ir. Hans Tumaliang, MT. (2), Lily S. Patras, ST., MT. (3) (1)Mahasiswa (2)Pembimbing 1 (3)Pembimbing 2 Jurusan Teknik Elektro-FT,

Lebih terperinci