/S~ /A( /S~ / '" /S",

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "/S~ /A( /S~ / '" /S","

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Kerangka Zeolit Zeolit dengan silika yang tinggi, misalnya ZSM-5 dan klinoptilolit, mengandung proton (H1 yang dapat ditukar langsung dengan kation. Dyer (1988) menggambarkan protonisasi hidroksil pada suatu kerangka alumina tetrahedral akibat adanya muatan residual Si dan AI, seperti terlihat pada Gambar 1. Muatan negatif pada atom oksigen membentuk sisi Bronsted sebagai berikut: II" II" ~./~ /0",./~/O", /0 /S~ /A( /S~ / '" /S", Gambar 1 Posisi proton pada sisi Bronsted (Dyer, 1988). Struktur zeolit yang ditunjukkan pada Gambar 1 merupakan kondisi ideal. Makin banyak sisi Bronsted yang dimiliki suatu zeolit makin tinggi nilai KTKnya. Dryer (1988) juga menunjukkan bahwa proton mempunyai pergerakan yang baik ketika suhu 200 C, namun pada suhu 550 C proton hilang sebagai air yang menyebabkan terbentuknya sisi Lewis, seperti terllihat pada Gambar 2 sebagai berikut, Sisi Bronsted SisiLewis Gambar 2 Perusakan struktur zeolit akibat terbentuknya sisi Lewis (Dyer, 1988). Sisi Lewis berubah menjadi tidak stabil ditunjukkan oleh munculnya uap air secara terus-menerus. Proses pemanasan secara terkendali (annealing) dapat diharapkan untuk menstabilkan struktur sisi Lewis. Produk ini dinamakan sisi

2 8 Lewis yang sebenarnya dengan menambahkan komponen aluminium (Al) pada kerangka zeolit. Asam Bronsted mengandung proton re1atif banyak pada saat sebelum zeolit mengalami proses pemanasan atau penghilangan kadar airnya, sedangkan asam Lewis lebih banyak dalam zeolit setelah melalui proses annealing. Dengan struktur yang dimiliki, zeolit dapat melakukan penyerapan dan penukaran ion. Rozic et al. (2000) melaporkan bahwa proses penjerapan (adsorpsi) teijadi pada kerangka alumino silika, sedangkan proses penukaran ion teijadi di dalam kerangka alumino silika Arti Penting Proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi Denitrifikasi merupakan fenomena yang sangat menarik untuk diteliti karena berbagai alasan. Tiedje (1988) merinci alasan-alasan tersebut sebagai berikut: I Nitrogen adalah salah satu unsur hara pada tanaman yang paling penting dalam produktivitas. Kehilangan pupuk karena denitrifikasi pada umumnya berkisar antara 20 % sampai 30 %. 2 Denitrifikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengolahan limbah dimana teijadi penyisihan komponen yang mengandung nitrogen dari lingkungan lokal yang berarti menyempumakan daur nitrogen secara alamiah. 3 Efek N20 dalam kerusakan lapisan ozon telah diketahui dalam beberapa dasawarsa terakhir. Denitrifikasi berarti dapat berfungsi sebagai sumber sekaligus sebagai penyisihan N20 pada atmosfir. Dengan demikian pemahaman mengenai proses ini memegang peranan yang sangat penting dalam pengendalian komponen N20. 4 Rangkaian denitrifikasi menghasilkan zat antara beracun N02- dan NO yang sangat membahayakan. Nitrit juga bereaksi dengan amina sekunder untuk menghasilkan berbagai nitrosamina yang di antaranya bersifat karsinogenik. 5 Denitrifikasi menyeimbangkan daur nitrogen dalam planet bumi. Proses nitrifikasi dan denitrifikasi dapat berlangsung secara alamiah dengan bantuan mikro-organisme yang banyak tersebar di alam dan merupakan kemampuan alam dalam mempertahankan dirinya dari kerusakan. Mikroorganisme tersebut antara lain anggota dari genus: Clostridium, Pseudomonas,

3 9 Thiobacillus. Bich et al. (1999) memanfaatkan Chlorella vulgaris dan Eichornia crassipes dalam proses penyisihan nitrogen dari limbah karet. Namun perkembangan industri yang demikian pesatnya pada beberapa dekade terakhir mengharuskan pemanfaatan proses non-biologis yang dapat diharapkan beriangsung dengan lebih cepat. Dengan demikian penelitian yang berhubungan dengan transformasi nitrogen merupakan salah satu pemecahan dalarn rangka pengendalian lingkungan yang sangat luas, yaitu terpeliharanya daur nitrogen di alamo 2.3. Proses Fisik, Kimiawi dan Biologis dalam Proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi Reddy dan Lin (2000) melaporkan bahwa denitrifikasi dengan pemisahan membran memerlukan biaya yang paling mahal dibandingkan dengan kedua teknik lainnya. Meskipun denitrifikasi dengan penukar ion lebih murah dibandingkan kedua proses lainnya, teknik ini memproduksi Iimbah yang mengandung N0 3 -, sulfat, klorida atau bikarbonat pada saat regenerasi resin yang digunakan. Oleh sebab itu diperlukan suatu area untuk menarnpung unsur-unsur hara dengan konsentrasi yang relatif pekat. Hal ini dapat menguntungkan bila konsentrat hara ini dapat dimanfaatkan, misalnya untuk pupuk. Meskipun proses reduksi menggunakan katalis yang dilakukan Reddy dan Lin (2000) dapat beriangsung dengan baik, kedua ahli tersebut menekankan periunya pengkajian faktor ekonomi proses reduksi ini lebih dalam sebelum diterapkan. Kedua ahii tersebut juga melaporkan bahwa karena unsur N dapat berada pada berbagai bilangan oksidasi yang berbeda, maka potensial redoks (ORP) memainkan suatu peranan yang penting dalarn transformasi dan kestabilannya dalam air. Suatu pengembangan proses denitrifikasi secara kombinasi kimiawi dan fisik adalah melalui reduksi nitrat dengan menggunakan membran berpori yang mengandung katalis. Daub et al. (1999) melaporkan bai3wa membran berkatalis ini memberikan beberapa keuntungan. Meskipun demikian, dua hal di bawai3 ini merupakan kelemahan sistem yang dikembangkan. 1 Berbagai membran mengandung sejumlah logam aktif yang berbeda. Dengan demikian konversinya tidak sarna untuk seluruh percobaan yang dilakukan.

4 10 2 Terbentuknya produk samping amonium dan nitrit sesuai dengan reaksi hipotesis yang diberikan Hahnlein et az. (1997) di bawah ini: 2N H2 ~ 2NH/ + 40R +2H20 N03- + H2 ~ N02- + H20 (1) (2) Dibandingkan dengan reaksi yang seharusnya telj adi, (3) Terlihat bahwa pembentukan nitrit teljadi karena proses hidrogenasi yang kurang sempurna, yaitu bereaksi hanya dengan I mol H2 dibandingkan yang seharusnya yaitu 5 mol H2. Sebaliknya amonium terbentuk karena proses hidrogenasi lebih lanjut (8 mol H2) terhadap nitrat. Dengan demikian pengendalian aktivitas dan selektivitas katalis memegang peranan yang sangat penting. Informasi di atas menunjukkan bahwa penelitian denitrifikasi dengan memanfaatkan penukar ion memiliki pe1uang yang cukup luas. Faktor-faktor yang mengendalikan proses juga perlu diteliti, antara lain: kinetika reaksi (redoks) kimiawi, parameter perpindahan massa seperti difusi partikel dan difusi film. Berbagai resin dapat digunakan dan informasi teknis mengenai hal ini masih dalam tahap pencarian. Altematif lain adalah menggunakan zeolit yang sebelumnya perlu dilapisi permanganat agar dapat berfungsi sebagai pengoksidasi (pada proses oksidasi amonium) dan sebagai pereduksi (pada proses denitrifikasi). Zeolit merupakan salah satu batuan alam yang memiliki sifat khas antara lain kemampuannya untuk berfungsi sebagai tulang pungung (back bone) suatu matriks dimana gugus-gugus tertentu dapat melapisinya sehingga dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Kobayashi dan Ohkubo (1997) menemukan bahwa pada "sarang" zeolit, banyak gugus-gugus asam dan proton asam yang tidak dapat tersubstitusi oleh ion-ion logam. Bahkan Mavrodinova (1998) menegaskan bahwa hanya sekitar setengah dari proton bisa diganti dengan Na +. Dengan kondisi ini kedua ahii tersebut dapat menganggap bahwa gas NO dapat diserap gugus asam pada zeolit untuk kemudian dikeluarkan dengan atom H. Kajian pustaka menyeluruh mengenai hal ini menunjukkan bahwa bukti-bukti ko-adsorpsi gas NO sangat

5 11 sedikit. Meskipun demikian, telah ditunjukkan bahwa simulasi mekanisme reaksi antara NO dan lino lebih mudah terjadi (menghasilkan N20 dan OR) dibandingkan reaksi 2 molekul NO (menghasilkan N2 dan O2) karena rintangan pengaktifan. Momirlan dan Birjega (1997) menunjukkan bahwa proses pengaktifan zeolit (dengan logarn non mulia) dilakukan pada temperatur 500 DC dan tekanan 10-2 mmhg selarna 4 jam. Tekanan vakum tersebut diperlukan untuk menghilangkan kemungkinan adanya gas-gas di dalam zeolit yang digunakan untuk percobaan pada proses evolusi hidrogen dari air. Kedua peneliti tersebut mendefinisikan zeolit sebagai kerangka alumino silika yang di dasarkan pada jaringan 3 dimensi. Jaringan ini tidak terbatas dan berbentuk tetrahedral Al0 3 dan Si0 4 yang diikat satu sarna lain dengan menggunakan bersama atom oksigen yang sama. Lin dan Wu (1996) melakukan percobaan penyisihan komponen nitrogen dengan ozonasi dan penukar ion. Resin penukar ion yang digunakan adalah asam kuat sebagai penukar kation dan basa kuat sebagai penukar anion. Hasil percobaannya menunjukkan bahwa ph larutan mula-mula sangat berpengaruh pada penyisihan amonium. Sebaliknya, ph tidak berpengaruh terhadap penyisihan nitrit atau nitrat. Kondisi optimal untuk penyisihan amonium dengan ozonasi adalah ph > 8, sedangkan ph < 7 dibutuhkan untuk penyisihan amonium dengan penukar kation. Kedua peneliti tersebut juga mendapatkan bahwa proses ozonasi hanya mengeluarkan sebagian amonium, tetapi proses ozonasi marnpu mengkonversi seluruh nitrit menjadi nitrat. Untuk penyisihan nitrit, nitrat dan sisa amonium, resin penukar kation dan anion sangat c\iperlukan dan efisiensinya tinggi. Ozon yang tersisa dilaporkan tidak merusak resin sintetis yang digunakan. Oksigen merupakan inhibitor denitrifikasi. Bakteri memperoleh energi yang dikeluarkan ketika terjadi perpindahan elektron dari komponen organik ke O2, N02, atau N0 3. Jika ketiga elemen ini tersedia untuk menerima elektron, jelas bahwa penerimanya adalah elemen yang menghasilkan sejumlah energi per satuan zat organik teroksidasi yang lebih besar. Karena energi yang lebih besar dihasilkan oleh oksigen, dibandingkan dengan elemen lainnya, elektron ditransfer lebih ke arah oksigen.

6 12 DO 1ebih besar dari 0,5 mg L- l merupakan inhibitor denitrifikasi yang cukup kuat. Parameter lainnya adalah angka potensial redoks (ORP), dimana denitrifikasi terjadi pada nilai ORP lebih kecil dari 220 m V dengan ph sekitar 7-8,2. Bernet et al. (2000) mencatat bahwa denitrifikasi berlangsung baik pada -125 m V. Sifat alamiah dan konsentrasi sumber substrat karbon menentukan kinetika denitrifikasi. Bernet et al. (2000) juga melaporkan bahwa denitrifikasi dapat dilakukan dengan pengolahan lumpur kombinasi aerobik dan anaerobik pada limbah babi (piggery). Sistem sequential batch reactor (SBR) dapat memberikan suatu kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu kondisi periodik anoksik dan anaerobik untuk denitrifikasi dan produksi gas metan secara berurutan. Pertumbuhan biomassa pada suatu proses denitrifikasi mengikuti persamaan kinetika Monod, dan sampai saat ini masih merupakan acuan dalam menentukan kelayakan suatu bioproses. Upaya dalam menentukan nilai-nilai konstanta yang terkait dengan persamaan Monod terus dilakukan oleh berbagai peneliti. Dengan menggunakan inokulum yang berasal dari pilot plant pengolahan limbah perikanan, Soto et al. (2002) mempelajari kinetika denitrifikasi air limbah perikanan pada berbagai perbandingan nitratlbiomassa. Percobaan itu menunjukkan bahwa laju pertumbuhan spesifik maksimum populasi mikroba anoksik, Pm, dan konstanta Monod suatu proses denitrifikasi, K N, merupakan suatu tetapan dan nilainya tidak bergantung pada besarnya perbandingan substratlbiomassa awal (/fij0. Hasil percobaan yang dilakukan oleh Soto et al. menunjukkan bahwa nilai pm dan KN masing-masing adalah 0,045 ± 0,003 jam- l dan 0,46 ± 0,17 mg N-N0 3 -L- I. Soto et al. (2002) juga menyebutkan bahwa rn hanya bergantung pada Pm menurut persamaan rn = PmIYX/S. Koefisienyieldbiomassa YX1S proses denitrifikasi telah dipelajari oleh Thomas et al. (2002) dan memberikan nilai 38,4 g VSS morl fenol, atau (38,4/94) g VSS g-l fenol. Pada penelitian denitrifikasi dengan fenol sebagai substrat, Thomas et al. (2002) menggunakan kultur campuran spesies Alcaligenes faecalis dan Enterobacter sp.

7 Pemanfaatan Zeolit untuk Nitrifikasi Kimiawi dan Denitrifikasi Biologis Zeolit adalah suatu alumino silika terhidrasi. Dyer (1988) menunjukkan bahwa kerangka zeolit alam adalah dalam bentuk struktur 3 dimensi yang dibentuk oleh ikatan bersama koordinat polihedral [Si0 4 t dan [Al0 4 t. Karena oksigen pada tiap sudut tetrahedral digunakan bersama dengan Al 3 + dan atau Si 4 +, bergantung pada perbandingan Sit AI zeolit, suatu muatan negatif residual pada kerangka oksigen dikompensasikan dengan kation, seperti Na+, K+ dan Ca+. Kation-kation tersebut dapat saling dipertukarkan sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penukar kation yang stabil. Dengan demikian jelaslah bahwa secara teori, seperti dikatakan oleh Dyer (1988), perbandingan Sit AI mendekati 1 merupakan kondisi dimana kerangka zeolit mengandung muatan negatif maksimum, artinya kapasitas tukarnya maksimum. Meskipun demikian, kestabilan terhadap asam dan kapasitasnya ditemukan pada zeolit dengan perbandingan Sit AI yang lebih tinggi. Perlakuan zeolit dengan asam kuat menyebabkan dealuminasi, yaitu kondisi yang meningkatkan perbandingan SitAl. Dyer (1988) melaporkan bahwa zeolit dengan perbandingan SitAl sekitar 1~2 dengan mudah kehilangan aluminium dari kerangkanya pada lingkungan asam dengan konsekuensi kehilangan kapasitas dan kerusakan kerangka zeolit. Zeolit tersebut dapat bertahan pada ph sekitar 3 sampai 4. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa zeolit dengan perbandingan Sit AI yang lebih tinggi dapat diharapkan mempunyai sifat ketahanan terhadap asam yang lebih baik. Pengetahuan tentang proses pengaktifan dan deaktivasi zeolit merupakan faktor kunci dalam pemanfaatan zeolit. Deaktivasi zeolit disebabkan oleh fouling, seperti ditunjukkan oleh Hausladen dan Lund (2000). Fenomena ini berlangsung karena dealuminasi yang sangat parah yang pada akhirnya mengarah pada kerusakan struktural dan kehilangan aktivitas secara total. Kedua peneliti tersebut memperkirakan bahwa pembersihan dengan pelarut, misalnya toluen, dapat mengeluarkan material terakumulasi dan mengembalikan sebagian aktivitasnya sebagai katalis klorinasi. Pada bagian akhir tulisan tersebut dilaporkan bahwa pembakaran kotoran-kotoran tersebut tidak dapat mengembalikan aktivitasnya.

8 14 Salah satu dari karakteristik zeolit adalah sifat keasamannya yang dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan amonium fluorida, diikuti dengan proses pengaktifan pada temperatur tinggi, sekitar 450 C, seperti dilaporkan oleh Mao et al.(1999). Pengaktifan akhir yang dilakukan Mao et al.(1999) adalah penyerangan proton pada permukaan zeolit dengan pasangan-pasangan ion (If" F) Meskipun zeolit merupakan barang tambang "kelas C", komoditi ini ternyata dapat diperbaharui. Querol et al. (2000) berhasil melakukan sintesis zeolit dari abu yang dihasilkan dari 11 power plant berbahan bakar batu-bara di Spanyol. Percobaan laboratorium pada skala pilot plant telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, dengan kapasitas penukaran kation antara lain: 68 meq. 100 g-! untuk Nt, 95 meq. 100 g-! untuk Zn+, llo meq. 100 g-! untuk Fe 2 +. Nilai kapasitas penukaran kation untuk beberapa logam lainnya dapat dilihat pada penelitian tersebut Analisis Termodinamika Reaksi Redoks Nitrifikasi Kimiawi dan Denitrifikasi Biologis Dalam suatu sistem dengan pelarut air, amonium berada pada kondisi setimbang dalam bentuk, NH/!:+ NH3+II' (4) Kesetimbangan tersebut di atas menunjukkan ketergantungan amomum terhadap ph larutan. Lin dan Wu (1996) menunjukkan bahwa ph awal larutan merupakan faktor yang sangat penting dalam penyisihan amonium, dimana pertukaran kation sangat baik pada ph di bawah 7. Tetapi dapat diantisipasi bahwa pada ph rendah berarti konsentrasi II' lebih tinggi yang akhirnya teijadi kompetisi NH/ dan II' dalam proses penukaran kation. Fenomena ini mengakibatkan turunnya kapasitas tukar kation zeolit yang berfungsi sebagai penukar kation. Hal tersebut mungkin tidak teijadi pada zeolit yang dimodifikasi karena prosesnya mengikuti fenomena yang berbeda. Secara termodinamika, Stumm dan Morgan (1981) menunjukkan bahwa NH/, pada 25 C dapat teroksidasi menurut persamaan reaksi berikut ini: 2NH/ logk = logk=-4.68 (5) (6)

9 15 Kedua reaksi tersebut di atas menunjukkan bahwa ph berkurang ketika proses oksidasi sedang beriangsung. Periu dicatat bahwa konsentrasi maksimum N2 (aq) adalah 5xlO-4 M, sehubungan dengan tekanan parsial N2 sebesar 0,77 atmosfer. Mn02 dapat berfungsi sebagai oksidator dengan menerima e1ektron menurut persamaan reaksi berikut: ~ Mn02(s) + y, HC ~ W + e!+ ~ MnC03(S) + H20 (7) Sejauh ini, tidak tersedia informasi mengenai konstanta kesetimbangan, K ataupun energi bebas Gibbs,.1.G. Karena Mn02 secara termodinamika dapat mengoksidasi NH/, dapat diantisipasi bahwa proses oksidasi yang sama dengan di atas dapat dilakukan, bahkan lebih baik, oleh KMn04. Alasan tersebut adalah bahwa tingkat energi KMn04 lebih tinggi dari pada Mn02, karena pada kenyataannya bilangan oksidasi Mn pada KMn04 adalah +7 sedangkan bilangan oksidasi Mn pada Mn02 adalah +4. Selain itu, KMn04 teknis tersedia di pasar lokal, yang berarti mempunyai keuntungan ekonomis pada penerapan bahan kimia ini secara praktis. Eckenfelder (1989) menjelaskan reaksi denitrifikasi melalui proses biologis secara anoksik pada kondisi endogenous respiration. Biomassa menggunakan nitrat sebagai penerima (acceptor) elektron jika sumber enerji organik tersedia, menurut reaksi reduksi: N03-+ substrat -7 N2 + CO2 + H20 + Off + cells (8) Sebagai sumber enerji, substrat (biasanya diwakilkan oleh COD) berfungsi untuk memberi (donor) elektron ke nitrat. Bernet et al. (1996) menunjukkan bahwa perbandingan stoikiometri denitrifikasi heterotrop adalah 2,85 mg COD setiap turunnya 1 mg N-N03-, dimana nilai ini harus dikoreksi menjadi 3 karena sebagian karbon digunakan untuk sintesis biomassa. Namun percobaan yang dilakukan Zayed dan Winter (1998) memperlihatkan pengaruh perbandingan stoikiometri CODIN-N03- pada prosentase penyisihan nitrat secara batch. Pada perbandingan stoikiometri CODIN-N03- sebesar 2, 4 dan 6 memberikan penyisihan N-N03- berturut-turut 22% (masa inkubasi 5 hari), 60% (masa inkubasi 5 hari) dan 100% (denitrifikasi komplit, dengan masa inkubasi 3 hari). Larutan timan awal mengandung N-N03- sebesar 250 mg N-N03- L- 1.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum industri yang berbasis hasil pertanian mempunyai persoalan dengan limbahnya. Hal ini memaksa industriawan yang bergerak dalam agroindustri tersebut untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Pelepasan Nitrogen dari Pupuk UZA dan Pupuk Urea Pril Ditinjau dari Laju Konsentrasi Amonium dan Nitrat yang Terbentuk Perbandingan laju pelepasan nitrogen dari pupuk

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, aktivitas pengurangan amonium oleh bakteri nitrifikasi dan anamox diamati pada dua jenis sampel, yaitu air limbah industri dan lindi. A. Pengurangan amonium

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari bahan-bahan yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. Salah satu bahan tambang yang banyak fungsinya yaitu batu bara, misalnya untuk produksi besi

Lebih terperinci

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan

Lebih terperinci

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Reaksi Oksidasi-Reduksi Reaksi ksidasireduksi Reaksi yang melibatkan transfer Elektron disebut ksidasireduksi atau Reaksi Redoks ksidasi adalah hilangnya Elektron suatu reaktan Reduksi adalah penangkapan Elektron oleh reaktan

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan karena logam berat merupakan masalah yang sangat serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan di bidang

Lebih terperinci

Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Dalam Pengolahan Limbah

Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Dalam Pengolahan Limbah Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Dalam Pengolahan Limbah Salmah Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara BAB I 1.1 Nitrifikasi yang Menggunakan Proses Lumpur Aktif Dua

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, termasuk di Yogyakarta, selain membawa dampak positif juga menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya peningkatan jumlah limbah

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Manado September 2011 LEMBAR JAWAB. UjianTeori. Bidang Kimia. Waktu 210 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Manado September 2011 LEMBAR JAWAB. UjianTeori. Bidang Kimia. Waktu 210 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2011 Manado 11-16 September 2011 LEMBAR JAWAB UjianTeori Bidang Kimia Waktu 210 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok bagi setengah penduduk dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, tanaman padi banyak dibudidayakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh Contoh yang diambil dari alam merupakan contoh zeolit dengan bentuk bongkahan batuan yang berukuran besar, sehingga untuk dapat dimanfaatkan harus diubah ukurannya

Lebih terperinci

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan ION Exchange Softening Farida Norma Yulia 2314100011 M. Fareid Alwajdy 2314100016 Feby Listyo Ramadhani 2314100089 Fya Widya Irawan 2314100118 ION EXCHANGE Proses dimana satu bentuk ion dalam senyawa dipertukarkan

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber energi fosil yang semakin menipis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber energi fosil yang semakin menipis, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumber energi fosil yang semakin menipis, sedangkan kebutuhan energi semakin meningkat menyebabkan adanya pertumbuhan minat terhadap sumber energi alternatif.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. JENIS JENIS PROSES Ada 2 jenis 1,3-propandiol (PDO) menurut proses produksinya yaitu chemical PDO dan bio-pdo, dimana chemical PDO disintesis secara kimia dari bahan baku yaitu

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Keberadaan amonium di alam dapat berasal dari dekomposisi senyawa-senyawa protein. Senyawa ini perlu didegradasi menjadi gas nitrogen (N2) karena amonium menyebabkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah

Lebih terperinci

MANFAAT ZEOLIT DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN

MANFAAT ZEOLIT DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT MANFAAT ZEOLIT DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 30 JULI 2011 PADA KELOMPOK TERNAK TIRTA DOMBA DUSUN SANGUBANYU SUMBERRAHAYU MOYUDAN SLEMAN Oleh:

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s) Persamaan Redoks Dalam reaksi redoks, satu zat akan teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Proses ini terkadang mudah untuk dilihat; untuk contoh ketika balok logam tembaga ditempatkan dalam larutan perak

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS JENIS PROSES Terdapat dua jenis 1,3-propandiol (PDO) menurut proses produksinya yaitu chemical PDO dan bio-pdo, dimana chemical PDO disintesis secara kimia dari bahan baku

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah kepada era industrialisasi. Terdapat puluhan ribu industri beroperasi di Indonesia, dan dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur yang menyusun

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur yang menyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi lingkungan hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur yang menyusun lingkungan tetap terpelihara.

Lebih terperinci

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi Sumber isolat yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel tanah yang berada di sekitar kandang ternak dengan jenis ternak berupa sapi,

Lebih terperinci

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat!

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! Petunjuk : 1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! 2. Soal Teori ini terdiri dari dua bagian: A. 30 soal pilihan Ganda : 60 poin B. 5 Nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permanganometri Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI Definisi Reduksi Oksidasi menerima elektron melepas elektron Contoh : Mg Mg 2+ + 2e - (Oksidasi ) O 2 + 4e - 2O 2- (Reduksi) Senyawa pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan nilai ekonomi kandungan logam pada PCB (Yu dkk., 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan nilai ekonomi kandungan logam pada PCB (Yu dkk., 2009) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas telah muncul sebagai salah satu logam yang paling mahal dengan mencapai harga tinggi di pasar internasional. Kenaikan harga emas sebanding dengan peningkatan permintaan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pencemaran belakangan ini sangat menarik perhatian masyarakat banyak.perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan memiliki berbagai keistimewaan dibandingkan golongan logam lainnya dan sejak dulu emas telah digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut.

Lebih terperinci

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah DASAR ILMU TANAH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik

Lebih terperinci

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks) 97 Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. Materi pokok : Konsep Redoks Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peruraian anaerobik (anaerobic digestion) merupakan salah satu metode

BAB I PENDAHULUAN. Peruraian anaerobik (anaerobic digestion) merupakan salah satu metode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peruraian anaerobik (anaerobic digestion) merupakan salah satu metode pengolahan limbah secara biologis yang memiliki keunggulan berupa dihasilkannya energi lewat

Lebih terperinci

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi BAB II DASAR TEORI Pengujian reduksi langsung ini didasari oleh beberapa teori yang mendukungnya. Berikut ini adalah dasar-dasar teori mengenai reduksi langsung yang mendasari penelitian ini. 2.1. ADSORPSI

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh TINJAUAN PUSTAKA Penggenangan Tanah Penggenangan lahan kering dalam rangka pengembangan tanah sawah akan menyebabkan serangkaian perubahan kimia dan elektrokimia yang mempengaruhi kapasitas tanah dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

Kesetimbangan Kimia. Bab 4 Kesetimbangan Kimia Bab 4 Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri Kompetensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah DASAR ILMU TA AH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencernaan Nitrogen di Rumen Nitrogen merupakan senyawa yang penting bagi ternak ruminansia. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit Zeolit merupakan mineral hasil tambang yang kerangka dasarnya terdiri dari unit-unit tetrahedral alumina (AlO 4 ) dan silika (SiO 4 ) yang saling berhubungan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian, disertai dengan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini. Latar belakang menjelaskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Unsur kadmium dengan nomor atom 48, bobot atom 112,4 g/mol, dan densitas 8.65 g/cm 3 merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya, karena dalam jangka waktu panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI Tingkat PROVINSI. UjianTeori. Waktu 2,5 Jam. Departemen Pendidikan Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI Tingkat PROVINSI. UjianTeori. Waktu 2,5 Jam. Departemen Pendidikan Nasional OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2009 SELEKSI Tingkat PROVINSI UjianTeori Waktu 2,5 Jam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perlakuan nh 4 cl dan gelombang mikro terhadap karakter keasaman montmorillonit Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M.0304063 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempung merupakan materi yang unik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang sangat berperan dalam berbagai industri. Air pendingin dalam cooling tower system didistribusikan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) Yogyakarta Mei Lembar Jawab.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) Yogyakarta Mei Lembar Jawab. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2016 Yogyakarta 18-24 Mei 2015 Lembar Jawab Kimia TEORI Waktu: 240 menit KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Karakteristik Biologis Tanah

Karakteristik Biologis Tanah POLUSI TANAH DAN AIR TANAH Karakteristik Biologis Tanah Prof. Dr. Budi Indra Setiawan Dr. Satyanto Krido Saptomo, Allen Kurniawan ST., MT. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.

Lebih terperinci

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM) BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM) 90 5.1 Klasifikasi Proses Film Mikrobiologis (Biofilm) Proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm atau biofilter secara garis

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci