MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE
|
|
- Sri Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE 2.1. Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan : a. Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas kerja. b. Dapat mengetahui dan menentukan besar beban kerja agar tidak melebihi kapasitas fisik pekerja. c. Mampu menghitung waktu istirahat yang dibutuhkan setelah melakukan aktivitas kerja. d. Mampu menentukan konsumsi oksigen dan konsumsi energi berdasarkan denyut nadi tiap menit secara interpolasi Peralatan Praktikum 1. Ergocycle (sepeda ergonomi) 2. Treadmills 3. Stopwatch 4. Observation Sheet 5. Timbangan Badan 6. ECG (electrocardiogram)
2 2.3. Prosedur Praktikum Dalam pelaksanaan praktikum Fisiologi kerja, alat yang digunakan adalah Ergocycle dan Treadmill, setiap kelompok akan melakukan percobaan menggunakan ergocycle dan treadmill dengan operator yang sama dengan langkah sebagai berikut: 1. Ergocycle a. Siapkan satu orang operator, satu orang pengamat sekaligus pencatat waktu. Operator bertindak sebagai orang yang melakukan percobaan, pengamat bertugas mencatat kecepatan denyut jantung operator dan memberi aba-aba kepada operator untuk memulai dan mengakhiri aktivitas. b. Ukur dan catat berat badan operator. c. Ukur dan catat denyut jantung awal. d. Operator melakukan operasi mengayuh ergocycle pada tingkat beban kecepatan (20 rpm) e. Operator mengayuh ergocycle selama 4 menit dengan kecepatan 20 rpm. f. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan denyut jantung operator setiap 15 detik selama 4 menit. g. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali kecepatan denyut jantung operator setiap 15 detik sampai denyut jantung kembali normal. h. Setelah denyut jantung kembali normal berarti operator sudah recovery. 2. Treadmill a. Siapkan satu orang operator, satu orang pengamat sekaligus pencatat waktu. Operator bertindak sebagai orang yang melakukan percobaan, pengamat bertugas mencatat kecepatan denyut jantung operator dan memberi aba-aba kepada operator untuk memulai dan mengakhiri aktivitas. b. Ukur dan catat berat badan operator. c. Ukur dan catat denyut jantung awal. d. Operator melakukan operasi berlari diatas treadmill pada tingkat beban kecepatan (4,0 kmps)
3 e. Operator berlari diatas treadmill selama 4 menit dengan kecepatan 4,0 kmps. f. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan denyut jantung operator setiap 15 detik selama 4 menit. g. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali kecepatan denyut jantung operator setiap 15 detik sampai denyut jantung kembali normal. h. Setelah denyut jantung kembali normal berarti operator sudah recovery. 2.4 Landasan Teori Landasan Teori yang diperlukan dalam pelaksanaan praktikum modul ini adalah : Konsep Fisiologi kerja Tayyari dan Smith (1997) memberikan pengertian fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang dipengaruhi oleh adanya ketegangan pada otot selama aktivitas kerja. Setiap aktivitas fisik manusia selalu menyertakan peran otot. Pergerakan pada anggota tubuh manusia terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada otot. Secara umum, kerja manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: beban kerja fisik dan beban kerja mental. Kerja fisik akan memerlukan pengerahan energi yang lebih besar daripada kerja mental. Aktivitas kerja fisik akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahanperubahan energi yang dikeluarkan, konsumsi oksigen, denyut nadi, temperatur tubuh, dan tekanan darah.
4 2.4.2 Metabolisme Kerja dan Beban Kerja Ketersediaan energi merupakan kebutuhan mendasar bagi tubuh manusia untuk menjaga fungsi-fungsi dasar kehidupannya. Meskipun tidak ada aktivitas yang dilakukan, ketersediaan energi tetap diperlukan. Energi terendah yang diperlukan untuk menjaga fungsi-fungsi dasar kehidupan ini disebut metabolisme basal (basal metabolism) (Bridger, 2003; Wickens et al., 2004). Setiap individu memiliki basal metabolic rate yang berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor, di antaranya: jenis kelamin, usia, dan berat badan. Basal metabolic rate diukur dalam lingkungan yang tenang dengan temperatur terkendali untuk seseorang yang tanpa aktivitas setelah menjalani diet yang ketat selama beberapa hari dan tidak makan selama 12 jam (Wickens et al., 2004). Saat melakukan aktivitas yang sangat ringan atau dalam keadaan bersantai sekalipun tubuh manusia tetap memerlukan energi yang lebih besar dari kebutuhan basal metabolic-nya. Energi yang diperlukan pada kondisi ini disebut sebagai resting metabolism. Kroemer et al. (1994) memperkirakan resting metabolism yang diukur pada awal kerja pagi lebih tinggi % daripada basal metabolism (Wickens et al., 2004). Pada saat melakukan kerja tubuh manusia akan meningkatkan metabolismenya untuk memenuhi kebutuhan energi yang juga meningkat. Peningkatan metabolisme dari keadaan istirahat ke keadaan kerja ini disebut sebagai metabolisme kerja (working metabolism). Penjumlahan antara basal metabolism dan working metabolism inilah energi yang dikeluarkan tubuh untuk aktivitas kerja fisik (Bridger, 2003). Beban kerja fisik dapat diklasifikasikan menurut energi yang dikeluarkan.beberapa penelitian fisiologi kerja menunjukkan adanya hubungan linier antara energi yang dikeluarkan untuk kerja dengan konsumsi oksigen dan denyut jantung (Wickens et al., 2004). Tabel 3.1 menunjukkan klasifikasi beban kerja fisik berdasarkan energi yang dikeluarkan untuk kerja.
5 Tabel 2.1 Klasifikasi Beban Kerja Fisik Berdasarkan Konsumsi Oksigen dan Energi yang dikeluarkan (Tayyari dan Smith, 1997) Pengukuran beban kerja fisik Pengukuran beban kerja fisik dapat ditentukan dengan cara-cara objektif dan subjektif. Secara objektif pengukuran dapat dilakukan berdasarkan konsumsi oksigen, denyut jantung, tekanan darah, dan volume udara pernafasan yang dikeluarkan per menit. Sedangkan secara subjektif pengukuran dapat dilakukan dengan skala yang diajukan oleh Borg yang dikenal sebagai Borg Rating of Perceived Exertion (RPE) scale (Bridger, 2003; Wickens et al., 2004) atau dengan kuesioner NASA-TLX (Wickens et al., 2004). Dari beberapa cara pengukuran tersebut, konsumsi oksigen dan denyut jantung adalah cara yang paling banyak digunakan. Konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan mengukur udara yang dikeluarkan per satuan waktu dan perbedaan antara fraksi oksigen yang dikeluarkan dan yang dihirup. Pengukuran konsumsi oksigen selama kerja hanya dapat menentukan metabolisme aerobik.untuk memperkirakan metabolisme anaerobik dalam kerja diperlukan pengukuran konsumsi oksigen selama periode pemulihan (recovery). Selain itu, konsumsi oksigen hanya dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan energi untuk kerja dinamis, seperti: berjalan dan berlari (Wickens et al., 2004). Secara umum denyut jantung seseorang dalam kondisi normal dipengaruhi oleh faktor-faktor: usia, jenis kelamin, kesehatan, dan kebugaran. Akan tetapi menurut Wickens et al. (2004) faktor utama yang memengaruhi
6 denyut jantung adalah usia. Astrand dan Rodahl (1986) dalam Wickens et al. (2004) memberikan rumusan untuk menentukan denyut jantung maksimum sebagai fungsi usia: Denyut jantung maksimum = 220 usia (1) Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan peralatan yang sudah banyak dijual secara bebas di pasaran. Pengukuran dapat juga dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan menghitung denyut pada pembuluh arteri di pergelangan tangan atau pada pembuluh arteri yang terdapat pada leher di dekat rahang (Wickens et al., 2004; Kroemer et al., 1997) Waktu recovery Waktu recovery adalah waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke kondisi normal. Waktu istirahat merupakan salah satu hal yang penting dalam penjadwalan kerja. Pemberian waktu istirahat tidak hanya penting untuk pekerjaan-pekerjaan manual yang mengandalkan kekuatan otot, tetapi juga untuk pekerjaan-pekerjaan yang mengandalkan kerja sistem saraf (Grandjean, 1986). Istirahat di tengah kerja sangat berguna dalam mengurangi terjadinya kelelahan (fatigue). Adanya waktu istirahat akan memberikan kesempatan untuk proses pemulihan (recovery) baik bagi fisik maupun mental pekerja. Untuk itu lama waktu istirahat harus cukup untuk mengembalikan kebugaran (fitness) pekerja (Wickens et al., 2004). Penjadwalan waktu istirahat dapat dilakukan berdasarkan tingkat kelelahan mental dan fisik yang dialami pekerja. Tingkat kelelahan ini akan memengaruhi ketahanan pekerja dalam melaksanakan aktivitas kerjanya. Lama waktu seorang pekerja dapat menjalankan pekerjaannya sampai mengalami kelelahan ini disebut sebagai batas waktu ketahanan (endurance time limit) (Tayyari dan Smith, 1997).
7 Wickens et al. (2004) berpendapat bahwa dalam merumuskan lama istirahat perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut: 1. Jenis kelamin Kapasitas kerja fisik yang berbeda antara laki-laki dan perempuan menyebabkan lama waktu pemulihan yang diperlukan juga berbeda. 2. Klasifikasi beban kerja Energi yang diperlukan untuk masing-masing pekerjaan berbeda sesuai dengan beban kerja fisik maupun psikis. 3. Iklim Adanya stres karena lingkungan kerja yang panas dan kelembaban udara akan memengaruhi frekuensi dan durasi istirahat yang diperlukan pekerja. Jika lingkungan kerja panas, maka pekerja memerlukan lebih sering istirahat meskipun energi yang dikeluarkan saat kerja tidak tinggi. Selain ketiga faktor tersebut, Wickens et al. (2004) juga menyatakan pentingnya faktor-faktor psikologis, seperti motivasi dan ketertarikan terhadap pekerjaan. Motivasi dan pekerjaan yang dianggap menarik akan mengurangi tingkat kelelahan yang dirasakan oleh pekerja. Tiwari dan Gite (2006) menambahkan bahwa beban kerja postural dan ketertarikan pekerja terhadap pekerjaan juga perlu dipertimbangkan dalan penjadwalan kerja-istirahat. Pekerja dengan beban kerja sedang tetapi dengan beban postural yang tinggi akan juga memerlukan lama istirahat yang relatif panjang. Akan tetapi, faktorfaktor psikologis tersebut sulit diukur secara langsung Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan Kelelahan mengandung 3 pengertian yaitu terdapatnya penurunan hasil kerja secara fisiologi, adanya perasaan lelah dan merasa bosan bekerja. Lelah adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Riyadina, 2000).
8 Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain: 1. Perasaan lesu, ngantuk dan pusing. 2. Kurang mampu berkonsentrasi 3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan. 4. Persepsi yang buruk dan lambat. 5. Berkurangnya gairah untuk bekerja. 6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani. Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu: 1. Kelelahan sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual). 2. Kelelahan fisik umum. 3. Kelelahan syaraf. 4. Kelelahan oleh lingkungan yang monoton. 5. Kelelahan oleh lingkungan yang kronis terus menrus sebagai factor secara menetap.
9 DAFTAR PUSTAKA Bridger, R. S., 2003, Introduction to Ergonomics, Ed. 2, London: Taylor & Francis. Croarkin, C. dan Tobias, P., 2003, NIST/SEMATECH e-handbook of Statistical Methods, (online, diakses 27 Januari 2011). Grandjean, E., 1986, Fitting the Task to the Man: An Ergonomic Approach, London: Taylor & Francis, Ltd. Montgomery, D. C., 2001, Design and Analysis of Experiments, Ed. ke-5, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Nurmianto, E., 2004, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Ed. ke-2, Surabaya: Guna Widya. Tayyari, F. dan Smith, J. L., 1997, Occupational Ergonomic: Principal and Applications, Ed. 1, London: Chapman and Hall. Tiwari, P. S. dan Gite, L. P., 2006, Evaluation of Work-Rest Schedules During Operation of a Rotary Power Tiller, International Journal of Industrial Ergonomics, Vol. 36, Hlm Wickens, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., dan Becker, S. E.G., 2004, An Introduction to Human Factors Engineering, Edisi ke-2, New Jersey: Pearson Prentice Hall. Wignjosoebroto, S., 2003, Ergonomi: Studi Gerak dan Waktu, Surabaya: Guna Widya.
10 FORMAT PENULISAN LAPORAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Subjek Penelitian 2.3 Prosedur Praktikum 2.4 Flowchart Praktikum BAB III PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Data Ergocycle Data Treadmills 3.2 Data sample Data sample ergocycle Data Jenis Kelamin Pria
11 Data Jenis Kelamin Wanita Data sample treadmills Data Jenis Kelamin Pria Data Jenis Kelamin Wanita 3.3 Pengolahan Data Working Pulse dan Work Pulse dan tinjauan pustaka + sumber Working Pulse dan Work Pulse Pria saat penggunaan ergocycle Working Pulsedan Work Pulse Wanita saat penggunaan ergocycle Working Pulse dan Work Pulse Pria saat penggunaan treadmills Working Pulse dan Work Pulse Wanita saat penggunaan treadmills Konsumsi Energi (Energy Expenditure), Oksigen dan Kategori Beban Kerja Konsumsi Energi (Energy Expenditure), Oksigen dan Kategori Beban Kerja operator pria saat penggunaan ergocycle Konsumsi Energi (Energy Expenditure), Oksigen dan Kategori Beban Kerja operator wanita saat penggunaan ergocycle Konsumsi Energi (Energy Expenditure), Oksigen dan Kategori Beban Kerja operator pria saat penggunaan treadmills Konsumsi Energi (Energy Expenditure), Oksigen dan Kategori Beban Kerja operator wanita saat penggunaan treadmills Waktu Recovery +TINJAUAUAN PUSTAKA!!!! Waktu recovery percobaan Waktu recovery percobaan pria saat menggunakan ergocycle Waktu recovery percobaan wanita saat menggunakan ergocycle
12 Waktu recovery percobaan pria saat menggunakan treadmills Waktu recovery percobaan wanita saat menggunakan treadmills Waktu recovery teoritis Waktu recovery teoritis pria saat menggunakan ergocycle Waktu recovery teoritis wanita saat menggunakan ergocycle Waktu recovery teoritis pria saat menggunakan treadmills Waktu recovery teoritis wanita saat menggunakan treadmills Analisa perbandingan recovery percobaan dan recovery teoritis Analisa perbandingan recovery percobaan dan recovery teoritis pada pembebanan 20 rpm Analisa perbandingan recovery percobaan dan recovery teoritis pada pembebanan 4 Kmps Penilaian Beban Kerja Penilaian beban kerja pada tingkat pembebanan 20 rpm (pria dan wanita) Penilaian beban kerja pada tingkat pembebanan 4 Kmps BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI
ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang
Lebih terperinciKegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar
Kegiatan Belajar -6 Modul 4: Konsumsi Energi Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-4, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-4, data M Arief Latar 2 Pengantar Jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 3 BEBAN KERJA FISIK Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com BEBAN KERJA FISIK Beban
Lebih terperinciKonsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur
Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai dasar peningkatan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: a. Tingkat beban
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut
Lebih terperinciPengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin
ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal
Lebih terperinciMODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA
MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA 1. Prosedur Praktikum Dalam menjalankan kegiatan praktikum ini, terdapat beberapa prosedur berikut: a. Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan. b. Sebelum memulai
Lebih terperinciC. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi
Nama mata kuliah Kode/SKS Status : Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) : TPI 2503/2 SKS : Wajib A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah: Teknik Tata Cari Kerja merupakan mata kuliah yang mempelajari interaksi manusia
Lebih terperinciANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT Andriyanto 1 dan Choirul
Lebih terperincitenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.
1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja
Lebih terperinciFISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015
FISIOLOGI KERJA (II) hanna.udinus@gmail.com Teknik industri 2015 Proses Metabolisme Proses metabolisme menghasilkan panas & energi untuk kerja lewat sistem otot manusia. Unit/satuan yang digunakan : 1
Lebih terperinciMODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA
MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum ini, praktikan diharapkan: 1. Mampu memahami dan mengetahui kekuatan otot anggota tubuh manusia 2. Mampu memahami
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dimana melakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja dinamis. Pengukuran dilakukan seluruh anggota badan seperti pergerakan anggota
Lebih terperinciPengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)
Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGATURAN SISTEM SHIFT KERJA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGATURAN SISTEM SHIFT KERJA Rachmad Hidayat Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Unijoyo Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal Email: rachmad_h@ymail.com
Lebih terperinciPERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING
PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING Ratih Setyaningrum Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak
ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah
Lebih terperinci-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas
-THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo
Lebih terperinciKONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciPengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)
Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator
Lebih terperinciFaal Kerja (Fisiologis) Nurjannah
Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya
Lebih terperinciPengaruh Jeda-Istirahat terhadap Performansi pada Pekerjaan Pengolahan Kata (Word Processing) Menggunakan Komputer
Pengaruh Jeda-Istirahat terhadap Performansi pada Pekerjaan Pengolahan Kata (Word Processing) Menggunakan Komputer Mahrus Khoirul Umami Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan
Lebih terperinci. II. TINJAUAN PUSTAKA
. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga memudahkan akar
Lebih terperinciSimposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN
ASSESSMENT KEBOSANAN KERJA KARYAWAN SEBAGAI DASAR EVALUASI KINERJA ASPEK TASK, ORGANISASI DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN; STUDI KASUS DI KAWASAN INDUSTRI TANGERANG-BANTEN Wahyu Susihono 1,2 1 Konsentrasi Egonomi
Lebih terperinciHubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test
Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Titin Isna Oesman 1 dan Risma Adelina Simanjuntak 2 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ti_oesman@yahoo.com,risma_stak@yahoo.com
Lebih terperinciAntropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
Lebih terperinci2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tubuh ideal dan sehat menjadi dambaan bagi semua orang karena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan serta tampil sehat dalam setiap kesempatan.
Lebih terperinciRekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura
Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura Mahrus Khoirul Umami Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo
Lebih terperinciPENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS
PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA LOGO Pengukuran konsumsi energi Kemampuan manusia utk melaksanakan kegiatan tergantung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Tinjauan Pustaka Pengukuran beban kerja psikososial diukur menggunakan metode COPSOQ. Kuisioner COPSOQ membahas mengenai banyak hal yang berhubungan dengan kondisi
Lebih terperinciE = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kcal/menit). (E-5,0) = Habisnya cadangan energi (kcal/menit). Tw = Waktu kerja (menit).
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kelelahan (Fatigue) Kelelahan merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan mendatangkan ketegangan yang dialami oleh manusia. Kelelahan dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri pada masa kini telah berada pada masa perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya perusahaan ataupun industri-industri
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS
TUGAS AKHIR ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS DITINJAU DARI ASPEK BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI (Studi Kasus di PT. Bahama Lasakka, Batur, Ceper, Klaten) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciUnisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ABSTRAK... i PEDOMAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv AYAT AL-QURAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciMODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET
MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranya adalah faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan pengeluaran energi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat
Lebih terperinciERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG
ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG Ade Supriatna, Atik Kurnianto Teknik Industri Fakultas Teknik adesupriatna@yahoo.com, ades74.as@gmail.com ABSTRAK Proses yang dikerjakan dengan cara
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK OPERATOR PRODUKSI PANEL LISTRIK DIVISI METAL WORK DI PT. HIMALAYA TRANSMEKA Diajukan Sebagai Salah
Lebih terperinciErgonomics. Human. Machine. Work Environment
ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,
Lebih terperinciSEJARAH & PERKEMBANGAN
Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) memerlukan tingkat kebugaran jasmani lebih tinggi dibandingkan orang biasa karena beratnya tugas yang diemban. Kebugaran jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung
Lebih terperinciPenilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load
hal II - 81 Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan Cardiovasculair Load Risma Adelina Simanjuntak 1 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA AN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI Font 16, bol, center isusun Oleh: Font 12, bold, center Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelas : Kelompok : (Romawi)
Lebih terperinciOrganisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:
Organisasi Kerja Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Organisasi Kerja Organisasi kerja terutama menyangkut waktu kerja; waktu istirahat;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi Kerja Terlepas dari pesatnya kemajuan teknologi yang banyak membantu manusia menyelesaikan pekerjaannya, sejumlah pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik masih dapat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA Disusun oleh: 1. Rizki Akbar Rismawan (3333110483) 2. Gina Andini (3333110951) 3. Alfian Kello (3333111444) 4. Puput Puspitasari (3333111700)
Lebih terperinciDEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG.
DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG. @! debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com!! Academic Background 2011 to Jul 2013 Master Degree of Mechanical System Engineering Dept., Kumamoto University, Japan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
78 IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Syamsul Gultom 1) 1) Ilmu Keolahragaan, FIK UNIMED. Email: syamsulgultom@gamail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KELELAHAN 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
Lebih terperincisekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c.
BAB 6 KESIMPULAN Bab ini merupakan penutup dari seluruh laporan yang ada. Bab ini terdiri dari 2 bagian yaitu kesimpulan dari seluruh hasil analisis yang sudah dilakukan dan saran yang dapat diajukan.
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISA PENENTUAN WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh: Chalos Vem Pangela (08173001) Angkatan 2008 Endo Febriy (11173038) Angkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja statis. Pengukuran ini dilakukan pada anggota badan yaitu tangan dan kaki yang diberi
Lebih terperinciBAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan
BAHAN AJAR Mata Kuliah : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309 Materi : Latihan A. Prinsip-prinsip latihan 1. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting dalam aspek fisiologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi modern memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai hal sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam masyarakat, dikenal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu industri dalam melaksanakan proses produksi dan mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI
PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI Agung Kristanto 1, Slamet Cahyo Widodo 2 Abstract: Salah satu tahapan dalam proses panen
Lebih terperinciPENENTUAN KRITERIA FISIK PEKERJA YANG SESUAI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA STASIUN BLOW MOULDING
PENENTUAN KRITERIA FISIK PEKERJA YANG SESUAI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA STASIUN BLOW MOULDING DENGAN PENDEKATAN FISIOLOGI KERJA (Studi Kasus PT X Indonesia) Nora Azmi Staf Pengajar pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa getah karet akan
Lebih terperinciMETODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto
METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA Subagyo Irianto A. PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting dalam aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Oleh karena akan mendukung
Lebih terperinciADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.
ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan
III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di lahan kering Leuwikopo, Bogor. Pengambilan data penelitian dimulai tanggal 29 April 2009 sampai 10 Juni 2009. B. Peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja (Maulidi, 2012). Kelelahan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini
Lebih terperinciPENGARUH PREFERENSI LAGU TERHADAP PERFORMA KERJA FISIK
PENGARUH PREFERENSI LAGU TERHADAP PERFORMA KERJA FISIK Herry Christian Palit 1) dan Debora Anne Yang Aysia 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya,
Lebih terperinciEPSIKER LABORATORY 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum 1.2.1 Tujuan Umum 1.2.2 Tujuan Khusus FORMAT LAPORAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Dengan Metode Sampling Kerja (Work Sampling)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang penyebab utamanya adalah mata (kelelahan visual), kelelahan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS
1 Pendahuluan A. Definisi B. Sejarah 1. Definisi psikologi rekayasaan (ergonomi) C. Dasar ilmuan dari Psikologi 2. Sejarah psikologi rekayasaan (ergonomi) Kerekayasaan D. Studi tentang sistem rja secara
Lebih terperinciNIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc
Modul-2 NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -2 Pekerjaan Penanganan Material Secara Manual Katakanlah: Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan yaitu : 1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari human error yang terjadi pada target produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,
Lebih terperinciLATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Latihan endurance (endurance training) merupakan model latihan yang biasa digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu ergonomi dilakukan melalui pendekatan hubungan antara manusia, alat bantu kerja, dan sistem di lingkungan kerja, yang bertujuan dalam meningkatkan tingkat
Lebih terperinciPengukuran Lingkungan Kerja Fisik dan Operator Untuk Menentukan Waktu Istirahat Kerja
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ISSN: 1412-6869 e-issn: 2480-4038 journal homepage: http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/index doi: 10.23917/jiti.v16i2.3379 Pengukuran Lingkungan Kerja Fisik dan Operator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperincidirencanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lari interval merupakan lari berdasarkan pada perubahan yang direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari yang diselingi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan
Lebih terperinciSARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI
1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri
Lebih terperinciPERBANDINGAN VO 2Max PADA AMPUTEE MENGGUNAKAN PROSTHETIC TRANSFEMORAL ENERGI STORE MEKANISME 2 BAR DENGAN BUKAN AMPUTEE
PERBANDINGAN VO 2Max PADA AMPUTEE MENGGUNAKAN PROSTHETIC TRANSFEMORAL ENERGI STORE MEKANISME 2 BAR DENGAN BUKAN AMPUTEE Lobes Herdiman 1, Retno Wulan Damayanti 1 dan Rezki Kurnia Santi 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciFitria Dwi Andriyani, M.Or.
Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban
Lebih terperinciGENERAL FITNESS TRAINING
GENERAL FITNESS TRAINING Fitness atau kebugaran didefinisikan sebagai keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan tekanan fisik dan mental yang ditemui dalam hidupnya. Latihan fitness secara umum didefiniskan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : ERGONOMI DASAR KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS
TIU : Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dalam psikologi kognitif dan menyadari adanya proses-proses kognitif manusia untuk selanjutnya dapat menerapkan dalam meningkatkan fungsi kognitif pribadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Organisasi atau perusahaan merupakan sebuah tempat dimana pekerja merupakan salah satu bagian penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Bekerja adalah penggunaan tenaga
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : ERGONOMI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS
TIU : Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dalam psikologi kognitif dan menyadari adanya proses-proses kognitif manusia untuk selanjutnya dapat menerapkan dalam meningkatkan fungsi kognitif pribadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan
Lebih terperinci