PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 BUKU 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 BUKU 1"

Transkripsi

1 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 BUKU 1 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, ,756 3,097 3,078 2,892 2,928 2,556 2, Negeri Swasta KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN TAHUN 2013

2 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 BUKU 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN TAHUN 2013

3 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 Pengarah: Yul Yunazwin Nazaruddin Nara Sumber: Siti Sofiah Penulis: Ida Kintamani Pengolah Data: Wahono Penyunting: Siti Sofiah ii

4 KATA PENGANTAR Buku Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 ini merupakan salah satu publikasi Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Buku ini terdiri dari dua jenis, yaitu 1) Buku 1 memberikan gambaran dan analisis secara menyeluruh mengenai perkembangan pendidikan tinggi pada 13 tahun data atau perkembangan selama 12 tahun pada tingkat nasional dan 2) Buku 2 merupakan perkembangan data dan indikator pendidikan tinggi pada tahun yang sama di tingkat provinsi. Sumber data yang digunakan untuk menyusun kedua buku ini adalah Statistik Perguruan Tinggi Negeri dan Statistik Perguruan Tinggi Swasta, Tahun 1999/2000 sampai Tahun 2011/2012. Buku ini adalah Buku 1 yang menyajikan perkembangan data yang terdiri dari lima variabel pokok, yaitu lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. Selain perkembangan data pendidikan tinggi, disajikan pula perkembangan indikator pendidikan tinggi. Indikator pendidikan tinggi disusun dengan mendasarkan pada Rencana Strategis Pendidikan , yaitu Misi 5K namun hanya digunakan Misi K-1 dan K-3 tentang peningkatan layanan pendidikan dan peningkatan mutu dan relevansi layanan pendidikan Selain itu, disajikan pula indikator penunjang. Misi K-1 menggunakan lima jenis indikator, yaitu Angka Partisipasi Kasar, Rasio Mahasiswa per Lembaga, Rasio Mahasiswa per Dosen, Angka Melanjutkan, dan Persentase Mahasiswa Baru. Misi K-3 menggunakan tiga jenis indikator, yaitu Persentase Dosen Layak, Angka Lulusan, dan Rasio Dosen per Lembaga. Indikator penunjang dimaksud ada tiga jenis, yaitu persentase mahasiswa baru, mahasiswa, dan lulusan menurut program studi. Akhirnya, PDSP mengucapkan terima kasih kepada tim seperti penulis, pengolah data, dan penyunting sehingga buku ini dapat dihasilkan dan dipublikasikan ke semua pihak termasuk pemerhati pendidikan. Kritik, saran, dan tanggapan untuk sempurnanya materi buku ini sangat kami harapkan. Plt. Kepala, Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Dr. -Ing.Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin, M.Sc., DIC iii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK iii iv vi vii BAB I : PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Permasalahan 2 C. Tujuan 2 D. Ruang Lingkup 2 E. Sistematika Penyajian 3 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 4 A. Pendidikan 4 B. Pendayagunaan dan Pelayanan Data 5 C. Misi Pendidikan 5K 5 BAB III : METODOLOGI 7 A. Sumber Data 7 B. Variabel Data 7 C. Rumus yang Digunakan 10 D. Metode Analisis 16 BAB IV : HASIL DAN BAHASAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TINGGI 17 A. Perkembangan Data Statistik PT 17 B. Perkembangan Indikator dan Parameter Pendidikan Tinggi 27 iv

6 Halaman BAB V : PENUTUP 41 A. Simpulan 41 B. Saran 45 DAFTAR KEPUSTAKAAN 46 LAMPIRAN v

7 DAFTAR TABEL Halaman BAB III Tabel 3.1 : Variabel Data Pendidikan Tinggi Tiap Tahun 8 Tabel 3.2 : Variabel Mahasiswa Baru/Mahasiswa/Lulusan menurut Program dan Dosen menurut Ijazah Tiap Tahun 8 Tabel 3.3 : Indikator dan Parameter Pendidikan menurut Jenis Tiap Tahun 10 BAB IV Tabel 4.1 : Perkembangan Lembaga PT menurut Jenis Lembaga PT 18 Tabel 4.2 : Perkembangan Mahasiswa Baru menurut Program dan Jenis Lembaga PT 19 Tabel 4.3 : Perkembangan Mahasiswa menurut Program dan Jenis Lembaga PT serta Penduduk tahun 22 Tabel 4.4 : Perkembangan Lulusan menurut Program dan Jenis Lembaga PT 24 Tabel 4.5 : Perkembangan Dosen menurut Program dan Ijazah Tertinggi PT 26 Tabel 4.6 : Perkembangan Indikator Misi K-1 Ketersediaan Layanan Pendidikan menurut Jenis Lembaga PT 28 Tabel 4.7 : Perkembangan Indikator Misi K-2 Keterjangkauan Layanan Pendidikan menurut Jenis Lembaga PT 29 Tabel 4.8 : Perkembangan Indikator Misi K-3 Kualitas Layanan Pendidikan menurut Program/Jenis Lembaga PT 31 Tabel 4.9 : Perkembangan Indikator Misi K-4 Kesetaraan Layanan Pendidikan PT 36 Tabel 4.10 : Perkembangan Indikator Misi K-5 Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan menurut Program PT 38 BAB V Tabel 5.1 : Rangkuman Data PT dan Penduduk Usia Tahun 42 Tabel 5.2 : Rangkuman Indikator PT Berdasarkan Misi Pendidikan 5K 44 vi

8 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1 : Perkembangan Lembaga PT menurut Jenis Lembaga PT 18 Grafik 4.2 : Perkembangan Mahasiswa Baru menurut Program PT 20 Grafik 4.3 : Perkembangan Mahasiswa Baru menurut Jenis Lembaga PT 21 Grafik 4.4 : Perkembangan Mahasiswa menurut Program PT 23 Grafik 4.5 : Perkembangan Lulusan menurut Program PT 24 Grafik 4.6 : Perkembangan Lulusan menurut Jenis Lembaga PT 25 Grafik 4.7 : Perkembangan Dosen menurut Jenis Lembaga PT 26 Grafik 4.8 : Perkembangan Dosen menurut Ijazah Tertinggi PT 27 Grafik 4.9 : Perkembangan Rasio Mahasiswa per Lembaga PT 29 Grafik 4.10 : Perkembangan Daerah Terjangkau PT 30 Grafik 4.11 : Perkembangan Rasio Mahasiswa per Dosen PT 32 Grafik 4.12: Perkembangan Rasio Dosen per Lembaga PT 33 Grafik 4.13: Perkembangan Angka Produktivitas PT 34 Grafik 4.14: Perkembangan Dosen Layak Mengajar PT 35 Grafik 4.15: Perkembangan Perbedaan Gender dan Indeks Paritas Gender PT 36 Grafik 4.16: Perkembangan Persentase Mahasiswa Swasta terhadap Mahasiswa PT 37 Grafik 4.17: Perkembangan Angka Partisipasi Kasar PT 38 Grafik 4.18: Perkembangan Angka Melanjutkan PT 39 Grafik 4.19: Perkembangan Persentase Mahasiswa Baru PT 40 vii

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya data dan informasi yang berkualitas, dalam arti data yang lengkap, sahih (valid), dapat dipercaya (reliabel), relevan, akurat, dan tepat waktu termasuk dalam pelaksanaan program pembangunan pendidikan tinggi. Data dan informasi pendidikan tinggi yang berkualitas sangat diperlukan agar dapat dihasilkan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan pendidikan tinggi sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran. Selain itu, dapat digunakan untuk penyusunan rencana, pengelolaan, serta monitoring dan evaluasi pendidikan. Dalam rangka kepentingan untuk pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan pada pendidikan tinggi maka Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjalankan tugas dan fungsinya yang salah satunya adalah pendayagunaan dan pelayanan data dan informasi pendidikan termasuk pendidikan tinggi. Pendayagunaan data dilakukan melalui analisis terhadap data statistik yang diterbitkan. Pelayanan data dilakukan terutama dalam bentuk statistik pendidikan dan publikasi statistik lainnya termasuk pendidikan tinggi. Pelayanan data tersebut digunakan untuk para pimpinan dari berbagai unit kerja di dalam maupun di luar Kemdikbud, stakeholder pendidikan, dan lembaga internasional seperti UNESCO, OECD, KERIS, dan SEAMEO. Penyediaan data dan informasi yang lengkap, sahih, dapat dipercaya, relevan, akurat, dan tepat waktu masih perlu dikembangkan. Hal ini dimaksudkan agar makin mendekatkan pada kebutuhan akan data yang sebenarnya dari para pengguna, pemerhati, dan stakeholder pendidikan khususnya pendidikan tinggi. Upaya ini juga difokuskan untuk memberikan solusi dari para pengguna, pemerhati, dan stakeholder yang mendapatkan data pendidikan yang sama namun dengan format yang berbeda. Berdasarkan pada banyaknya permintaan data tentang perkembangan data pendidikan tinggi maka perlu disusun dokumen dalam bentuk publikasi perkembangan data pendidikan tiap provinsi dan nasional. Dengan demikian, diharapkan para pengguna, pemerhati, dan stakeholder pendidikan dapat memahami penyajian data pendidikan tinggi dalam publikasi ini dan dapat memenuhi permintaan data tentang perkembangan data pendidikan tinggi dari pengguna lainnya. Publikasi seperti ini telah dilakukan mulai tahun 2009/2010. Untuk publikasi tahun ini tetap dipertahankan sistematikanya dengan memberikan perkembangan data selama 12 tahun dan diberikan tambahan 1 bab tentang tinjauan pustaka. Data yang disajikan dalam perkembangan data ini terdiri dari dua variabel, yaitu perkembangan data statistik PT dan perkembangan indikator dan parameter pendidikan tinggi. 1

10 B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Para pengguna data tidak hanya memerlukan data pada suatu saat melainkan juga data perkembangan pendidikan tinggi selama 12 tahun pada tingkat nasional maupun provinsi. 2. Data perkembangan pendidikan tinggi perlu dipublikasikan oleh PDSP dalam rangka pendayagunaan data pendidikan yang berguna untuk pengambilan keputusan, perumusan kebijakan, penyusunan rencana, pengelolaan, serta monitoring dan evaluasi pendidikan pada tingkat nasional maupun provinsi. 3. Data indikator dan parameter pendidikan tinggi perlu dipublikasikan oleh PDSP dalam rangka pelayanan data pendidikan yang diperlukan oleh Kemdikbud, luar Kemdikbud, stakeholder pendidikan, bahkan lembaga pendidikan internasional seperti UNESCO, OECD, KERIS, dan SEAMEO. C. Tujuan Dengan adanya permasalahan yang dijelaskan di atas maka tujuan disajikannya dokumentasi ini ada dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum disusunnya Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 ini adalah dapat disajikannya data Perkembangan Pendidikan Tinggi mulai tahun 1999/2000 sampai tahun 2011/2012 atau data selama 13 tahun sehingga dapat memberikan gambaran secara rinci dan menyeluruh mengenai kondisi dan perkembangan pendidikan selama 12 tahun baik pada tingkat nasional maupun tingkat provinsi. Data perkembangan pendidikan dalam publikasi ini dilihat dari lima variabel pendidikan, yaitu 1) lembaga, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Secara keseluruhan, publikasi ini menyajikan informasi berbagai aspek dalam pendidikan tinggi yang sangat bermanfaat sebagai bahan pengambilan keputusan, perumusan kebijakan, penyusunan rencana, pengelolaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi pembangunan pendidikan tinggi. Tujuan khusus penyusunan Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 ini adalah untuk memberikan gambaran tentang dua variabel, yaitu 1. Perkembangan data pendidikan tinggi selama 13 tahun data dan sesuai dengan lima variabel pendidikan pada tingkat nasional dan provinsi. 2. Perkembangan indikator dan parameter pendidikan tinggi berdasarkan Rencana Strategi Pendidikan pada tingkat nasional dan provinsi. D. Ruang Lingkup Cakupan publikasi data Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 adalah data, indikator, dan parameter pendidikan tinggi pada tingkat nasional dan tingkat provinsi. Perkembangan data pendidikan tinggi yang disajikan mengacu pada variabel data yang ada pada 2

11 statistik perguruan tinggi sedangkan indikator dan parameter pendidikan tinggi mengacu pada Rencana Strategi Pendidikan Tahun , yang terdiri dari tiga pilar kebijakan pendidikan yang dijabarkan dalam misi pendidikan 5K, yaitu 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Misi K-1 digunakan satu jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per lembaga (R-M/Lbg). Misi K-2 digunakan satu jenis indikator, yaitu daerah terjangkau (DT). Misi K-3 digunakan empat jenis indikator dan parameter, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-G/Lbg), 3) angka produktivitas (Aproduk), dan 4) persentase dosen layak mengajar (%DL). Misi K-4 digunakan tiga jenis indikator, yaitu 1) perbedaan gender APK (PG APK), 2) indeks paritas gender APK (IPG APK), dan 3) persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Misi K-5 digunakan tiga jenisi ndikator dan parameter, yaitu 1) angka partisipasi kasar (APK), 2) angka melanjutkan (AM), dan persentase mahasiswa baru terhadap mahasiswa (%MB). Dalam penulisan ini, data tingkat provinsi tidak dilakukan analisis dan hanya disajikan perkembangan data serta perkembangan indikator dan parameter pendidikan pada lampiran. E. Sistematika Penyajian Dokumen Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 secara sistematis disajikan dalam lima bab. Uraian secara rinci ini disusun pada masing-masing bab. Pada Bab I Pendahuluan, disajikan tentang lima hal, yaitu latar belakang, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penyajian. Pada Bab II Tinjauan Pustaka berisi tentang tiga materi, yaitu pendidikan, pendayagunaan dan pelayanan data, serta misi pendidikan 5K. Pada Bab III Metodologi berisi tentang metode yang digunakan dalam penyusunan dokumen ini yang mencakup empat hal, yaitu sumber data, variabel data, rumus yang digunakan, dan metode analisis. Pada Bab IV Hasil dan Bahasan Pembangunan Pendidikan Tinggi secara berturut-turut menyajikan tentang dua hal, yaitu perkembangan data statistik pendidikan tinggi dan 2) perkembangan indikator dan parameter pendidikan tinggi berdasarkan misi K-1, misi K-2, misi K-3, misi K-4, dan misi K-5 pembangunan pendidikan tinggi. Pada Bab V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran terhadap data dan indikator pendidikan tinggi yang disajikan. 3

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Pendidikan yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU 20/2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. 4

13 Dengan demikian, data pendidikan tinggi yang disajikan dalam publikasi ini adalah sesuai dengan UU 20/2003, mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor serta berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. B. Pendayagunaan dan Pelayanan Data Pendayagunaan dan pelayanan data merupakan suatu cara untuk melakukan eksplorasi terhadap hasil produksi data berdasarkan pada perkembangan pembangunan pendidikan, kebutuhan pimpinan, atau permintaan data. Pendayagunaan dan pelayanan data pada pokoknya terdiri dari dua kegiatan, yaitu a) pendayagunaan dan b) pelayanan data. Pendayagunaan data adalah kegiatan yang bersifat aktif dalam melakukan eksplorasi data. Untuk melakukan eksplorasi dituntut adanya kreativitas dan kepekaan yang tinggi dari para personilnya sehingga dapat selalu memberikan informasi yang relevan kepada pimpinan maupun masyarakat berkenaan dengan pengenalan arah dan permasalahan dunia pendidikan. Untuk dapat mendayagunakan data yang ada diperlukan kemampuan baik dalam melakukan analisis, sintesis data maupun interpretasi data. Kemampuan tersebut harus dimiliki oleh semua personil di lingkungan unit kerja yang menangani pendataan. Analisis adalah kemampuan dalam mencari keterkaitan antarvariabel data pendidikan sehingga dapat tercipta informasi-informasi baru yang relevan dengan tujuan pembinaan, penyelenggaraan, dan program pembangunan pendidikan. Sintesis data adalah kemampuan dalam mencari keterkaitan antara variabel data pendidikan dengan data nonpendidikan. Pelayanan data adalah kegiatan yang lebih bersifat pasif karena menunggu adanya permintaan akan data dan informasi pendidikan. Permintaan data ini dapat berasal dari pimpinan, unit kerja vertikal atau horizontal maupun institusi pendidikan, atau stakeholder pendidikan yang akan menggunakan data. Pelayanan data dapat berupa analisis data, dokumen melalui perpustakaan/bank data, melalui sistem jaringan komunikasi data (internet), melalui presentasi dengan menggunakan multimedia dan lain-lain sejenisnya. Dengan demikian, pendayagunaan data yang dimaksud di sini bersifat aktif dengan melakukan analisis terhadap perkembangan data pendidikan tinggi selama 13 tahun, sedangkan pelayanan data pendidikan lebih bersifat pasif karena menunggu permintaan tentang data dari pimpinan, unit kerja vertikal, unit kerja horinzontal, institusi pendidikan, dan stakeholder pendidikan. C. Misi Pendidikan 5K Sejalan dengan Rencana Strategi (Renstra) Pendidikan, Tahun disebutkan tentang bagaimana mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan dengan visi pendidikan nasional, Kemdiknas mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). Yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, artinya cerdas secara spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. 5

14 Sejalan dengan fokus tersebut maka visi Kemdiknas 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan cerdas komprehensif. Yang dimaksud layanan prima pendidikan nasional adalah layanan pendidikan yang tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Selain itu, layanan ini setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial budaya, ekonomi, geografi, gender, dan sebagainya. Layanan ini juga menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Visi Kemdiknas 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Renstra Pendidikan dalam rangka pembangunan pendidikan yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) Misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) Misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) Misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) Misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) Misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Dalam analisis perkembangan data ini disesuaikan dengan renstra pendidikan dan misi pendidikan 5K menggunakan misi K-1, K-2, K-3, K-4, dan K-5 sesuai dengan data yang tersedia setiap tahunnya. 6

15 BAB III METODOLOGI A. Sumber Data Sumber data utama yang digunakan sebagai dasar penyusunan Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 adalah data perguruan tinggi yang bersumber dari Statistik Perguruan Tinggi Negeri dan Statistik Perguruan Tinggi Swasta Tahun 1999/2000, dan Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2000/2001 sampai 2011/2012 yang dipublikasikan oleh PDSP, Kemdikbud setiap tahun. Perkembangan data yang disusun disesuaikan dengan data yang tersedia dalam statistik setiap tahunnya. Data yang terdapat pada publikasi Statistik Perguruan Tinggi menyangkut lima jenis data pokok, yaitu 1) lembaga, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Data lembaga dirinci menurut lima jenis PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi, 4) akademi, dan 5) politeknik. Data mahasiswa baru, mahasiswa, dan lulusan selain dirinci menurut jenis PT juga dirinci menurut jenis program, yaitu 1) program S0, 2) program S1, 3) program S2, dan 4) program S3. Data dosen dirinci menurut jenis PT dan menurut ijazah tertinggi yang dimiliki, yaitu S0, S1, S2 dan S3. B. Variabel Data Data pendidikan tinggi dengan sumber data Statistik Perguruan Tinggi setiap tahun yang disebutkan di atas memiliki variabel data yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, tidak semua data yang ada dari Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2011/2012 juga tersedia pada tahun-tahun sebelumnya. Sejalan dengan perbedaan variabel data yang dimiliki pada tahun-tahun statistik maka indikator dan parameter pendidikan yang dihasilkan tidak semua dapat terisi. Jenis variabel data yang ada dalam statistik tahunan PT disajikan pada Tabel 2.1 dan 2.2 sedangkan indikator dan parameter pendidikan yang dihasilkan disajikan pada Tabel 2.3. Berdasarkan Tabel 2.1 terlihat bahwa variabel data pada setiap tahun tidaklah sama. Untuk lembaga menurut jenis, datanya lengkap setiap tahun tersedia selama 13 tahun data, tetapi untuk data mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen yang tersedia mulai tahun 2001/2002 atau selama 11 tahun data. Perbedaan variabel ini akibat adanya perbedaan instrumen yang dikumpulkan, perbedaan item data, perbedaan program pendidikan, perbedaan data yang diolah, perbedaan dalam statistik yang dipublikasikan, dan perbedaan dalam kebijakan pendidikan tinggi. 7

16 Tabel 3.1 Variabel Data Pendidikan Tinggi Tiap Tahun Tahun Lembaga Mhs Baru Mahasiswa Lulusan Dosen 1999/ / / / / / / / / / / / / Jumlah Tabel 3.2 Variabel Mahasiswa Baru/Mahasiswa/Lulusan menurut Program dan Dosen menurut Ijazah Tiap Tahun Tahun Mahasiswa Baru/Mahasiswa/Lulusan Dosen me- S0 S1 S2 S3 nurut Ijazah 1999/ / / / / / / / / / / / / Jumlah

17 Berdasarkan Tabel 2.2 juga terlihat bahwa variabel data mahasiswa baru, mahasiswa, dan lulusan menurut program setiap tahun tidaklah sama. Untuk program S0 dan S1 datanya tersedia lengkap selama 13 tahun data. Namun, untuk program S2 dan S3 data yang tersedia mulai tahun 2006/2007 atau selama 6 tahun data. Data dosen menurut ijazah tertinggi yang tersedia mulai tahun 2003/2004 atau selama 9 tahun data. Berdasarkan Tabel 2.3 dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terlihat bahwa indikator dan parameter pendidikan yang dihasilkan dari data pendidikan tinggi ini dirinci berdasarkan Rencana Strategi Pendidikan, Tahun menurut misi pendidikan 5K, yaitu misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan, misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, misi K-4 mewujudkan kesetaraan memperoleh layanan pendidikan, dan misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan yang tercermin dalam misi K-1 digunakan indikator rasio mahasiswa per lembaga (R-M/Lbg). Untuk memperluas keterjangkauan layanan pendidikan yang tercermin dalam misi K-2 digunakan indikator daerah terjangkau (DT). Untuk meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan yang tercermin dalam misi K-3 digunakan empat indikator dan parameter pendidikan, yaitu rasio mahasiwa per dosen (R-M/D), rasio dosen per lembaga (R-D/Lbg), angka produktivitas (Aproduk), dan persentase dosen layak mengajar (%DL). Untuk mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan yang tercermin dalam misi K-4 digunakan tiga indikator, yaitu perbedaan gender APK (PG APK), indeks paritas gender APK (IPG APK), dan persentase mahasiswa swasta (%MSwt). Untuk menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan yang tercermin dalam misi K-5 digunakan tiga indikator dan parameter pendidikan, yaitu angka partisipasi kasar (APK), angka melanjutkan (AM), dan persentase mahasiswa baru (%MB). Berdasarkan Tabel 2.3 dapat diketahui jenis indikator dan parameter yang dapat dihasilkan dalam analisis data perkembangan pendidikan tinggi. Indikator dan parameter pendidikan pada setiap misi pendidikan tidak dapat diperoleh setiap tahun selama 13 tahun karena adanya variabel data yang berbeda selama 13 tahun data. Indikator misi K-1 dapat dihasilkan mulai tahun 2001/2002 sampai 2011/2012 atau selama 11 tahun. Indikator misi K-2 dapat dihasilkan mulai tahun 2000/2001 atau selama 12 tahun. Indikator misi K-3, yaitu R-M/D, R-D/Lbg, dan %DL dapat dihasilkan mulai tahun 2001/2002 sampai 2011/2012 atau selama 11 tahun, Aproduk dapat dihasilkan mulai tahun 1999/2000 sampai 2011/2012 atau selama 13 tahun. Indikator misi K-4, yaitu PG APK dan IPG APK dapat dihasilkan mulai tahun 2007/2008 sampai 2011/2012 atau selama 4 tahun, sedangkan %Mhs Swt dapat dihasilkan mulai tahun 1999/2000 sampai 2011/2012 atau selama 13 tahun. Indikator misi K-5, yaitu APK, AM, dan %MB dapat dihasilkan mulai tahun 1999/ /2012 atau selama 13 tahun. 9

18 Tabel 3.3 Indikator dan Parameter Pendidikan menurut Jenis Tiap Tahun Tahun Misi K-1 Misi K-2 Misi K-3 Misi K-4 Misi K-5 R-M/Lbg DT R-M/D R-D/Lbg Aproduk %DL PG APK IPG APK %MhsSwt APK AM %MB 1999/ / / / / / / / / / / / / Jumlah C. Rumus yang Digunakan Selain data Statistik Perguruan Tinggi yang disajikan dalam publikasi data Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 yang terdiri dari lima variabel data maka juga disajikan indikator dan parameter pendidikan yang berasal dari Rencana Strategi Pendidikan, Tahun yang menyangkut indikator misi pendidikan 5K, yaitu Misi K-1 sampai Misi K-5. Indikator Misi K-1 adalah meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, misi K-3 adalah meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, misi K-4 adalah mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan misi K-5 adalah menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. 1. Pembangunan pendidikan yang diukur dari Misi K-1 menggunakan satu jenis indikator dengan definisi dan rumusan sebagai berikut. Rasio Mahasiswa per Lembaga (R-M/Lbg) Definisi: Perbandingan antara jumlah mahasiswa menurut jenis lembaga dengan jumlah lembaga menurut jenis lembaga PT. 10

19 Rumus: R-M/Lbg PT jl = Catatan: jl adalah jenis lembaga, yaitu universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik. Untuk universitas adalah jumlah mahasiswa universitas dibagi dengan jumlah lembaga universitas, untuk institut adalah jumlah mahasiswa institut dibagi dengan lembaga institut, untuk sekolah tinggi adalah jumlah mahasiswa sekolah tinggi dibagi dengan jumlah lembaga sekolah tinggi, untuk akademi adalah jumlah mahasiswa akademi dibagi dengan jumlah lembaga akademi, untuk politeknik adalah jumlah mahasiswa politeknik dibagi dengan lembaga politeknik. Kriteria: Makin tinggi nilai rasionya makin padat atau makin kurang jumlah lembaga yang ada. 2. Pembangunan pendidikan yang diukur dari Misi K-2 menggunakan satu jenis indikator dengan definisi dan rumusan sebagai berikut. Daerah Terjangkau (DT) Mahasiswa PT jl Lembaga PT jl Definisi: DT PT adalah perbandingan antara daerah terjangkau mahasiswa (DT Mahasiswa) dengan daerah terjangkau lembaga PT (DT Lembaga). DT Mahasiswa dihitung dari perkalian antara jari-jari lingkaran dan jarak yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dengan kepadatan penduduk usia sekolah (KPUS). DT Lembaga dihitung dari perkalian antara jari-jari lingkaran dan jarak yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dengan kepadatan lembaga PT (KLbg). KPUS dihitung dari perbandingan antara penduduk usia sekolah (19-23 tahun) dibagi dengan luas wilayah. KLbg dihitung dari perbandingan antara jumlah lembaga PT dibagi dengan luas wilayah. Jarak yang bisa dijangkau mahasiswa PT diasumsikan 30 km. Rumus: DT Mahasiswa PT DT PT = DT Lembaga PT DT Mhs PT DT Lbg PT KPUS PT = = 22/7 x 30^2 x KPUS 19-23th = 22/7 x 30^2 x KLbg PT Penduduk US PT Luas Wilayah 11

20 Lembaga PT KLbg PT = Luas Wilayah Kriteria: Makin tinggi nilainya makin luas jangkauannya. 3. Pembangunan pendidikan yang diukur dari Misi K-3 menggunakan empat jenis indikator dengan definisi dan rumusan sebagai berikut. a. Rasio Mahasiswa per Dosen (R-M/D) Definisi: Rumus: R-M/D PT jl = Perbandingan antara jumlah mahasiswa menurut jenis lembaga dengan jumlah dosen menurut jenis lembaga PT. Catatan: jl adalah jenis lembaga, yaitu universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik. Untuk universitas adalah jumlah mahasiswa universitas dibagi dengan jumlah dosen universitas, untuk institut adalah jumlah mahasiswa institut dibagi dengan dosen institut, untuk sekolah tinggi adalah jumlah mahasiswa sekolah tinggi dibagi dengan jumlah dosen sekolah tinggi, untuk akademi adalah jumlah mahasiswa akademi dibagi dengan jumlah dosen akademi, untuk politeknik adalah jumlah mahasiswa politeknik dibagi dengan dosen politeknik. Kriteria: Makin tinggi nilainya makin banyak dosen melayani mahasiswanya. b. Rasio Dosen per Lembaga (R-D/Lbg) Definisi: Rumus: R-D/Lbg PT jl = Catatan: Mahasiswa PT jl Dosen PT jl Perbandingan antara jumlah dosen PT dengan jumlah lembaga PT. Dosen PT jl Lembaga PT jl jl adalah jenis lembaga, yaitu universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik. Untuk universitas adalah jumlah dosen universitas dibagi dengan jumlah lembaga universitas, untuk institut adalah jumlah dosen institut dibagi dengan lembaga institut, untuk sekolah tinggi adalah jumlah dosen sekolah tinggi dibagi dengan jumlah lembaga sekolah tinggi, untuk akademi adalah jumlah lulusan akademi dibagi dengan jumlah lembaga akademi, untuk politeknik adalah jumlah lulusan politeknik dibagi dengan lembaga politeknik. 12

21 Kriteria: Makin tinggi nilainya makin banyak dosen yang ada di lembaga PT. c. Angka Produktivitas (AProduk) Definisi: Perbandingan antara jumlah lulusan PT dengan jumlah mahasiswa PT dan dinyatakan dalam persentase. Rumus: Aproduk PT = Lulusan PT jp Mahasiswa PT jp X 100 Catatan: jl adalah jenis lembaga, yaitu universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik. Untuk program S0 adalah jumlah lulusan program S0 dengan jumlah mahasiswa S0, untuk program S1 adalah jumlah lulusan program S1 dengan jumlah mahasiswa S1, untuk program S2 adalah jumlah lulusan program S2 dengan jumlah mahasiswa S2, untuk program S3 adalah jumlah lulusan program S3 dengan jumlah mahasiswa S3. Kriteria: Makin tinggi nilainya makin banyak mahasiswa yang lulus pada lembaga PT. d. Persentase Dosen Layak (%DL) Definisi: Perbandingan antara jumlah dosen PT layak mengajar dikaitkan dengan ijazah magister dan lebih tinggi yang dimiliki dengan jumlah dosen PT seluruhnya dan dinyatakan dalam persentase. Dosen layak mengajar pada perguruan tinggi khusus program sarjana dan Diploma adalah dosen yang memiliki ijazah magister dan yang lebih tinggi sedangkan khusus program pascasarjana adalah dosen yang memiliki ijazah doktor. Rumus: Dosen Layak PT %DL PT = X 100 Dosen seluruh PT Catatan: Oleh karena keterbatasan data yang tersedia maka dosen layak yang digunakan semuanya adalah magister dan yang lebih tinggi. Kriteria: Makin tinggi nilainya makin banyak dosen yang layak mengajar dengan nilai ideal 100%. 4. Pembangunan pendidikan yang diukur dari Misi K-4 menggunakan tiga jenis indikator dengan definisi dan rumusan sebagai berikut. a. Perbedaan Gender (PG) APK Definisi: Selisih antara APK laki-laki dengan APK perempuan pada jenjang pendidikan PT yang dinyatakan dalam persentase. 13

22 Rumus: PG APK = APK Laki2--APK Perempuan Catatan: Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0, nilai positif berarti laki-laki lebih besar daripada perempuan, nilai negatif berarti perempuan lebih besar daripa laki-laki Kriteria: Nilai idealnya 0%. b. Indek Paritas Gender (IPG) APK Definisi: Perbandingan antara APK perempuan dengan APK laki-laki pada PT. Rumus: APK Perempuan IPG APK = APK Laki-laki Catatan: Ada keseimbangan gender bila nilainya 1, nilai kurang dari 1 berarti laki-laki lebih besar daripada perempuan, nilai lebih dari 1 berarti perempuan lebih besar daripa laki-laki Kriteria: Nilai idealnya 1. c. Persentase Mahasiswa Swasta terhadap Mahasiswa Seluruhnya (%SSwt) Definisi: Perbandingan antara jumlah mahasiswa di lembaga swasta dengan jumlah mahasiswa seluruhnya PT dinyatakan dalam persentase. Rumus: Mahasiswa Swasta %M-Swt = X 100 Mahasiswa seluruhnya Kriteria: Makin tinggi nilainya berarti makin besar partisipasi swasta. 5. Pembangunan pendidikan yang diukur dari Misi K-5 menggunakan tiga jenis indikator dengan definisi dan rumusan sebagai berikut. a. Angka Partisipasi Kasar (APK) Definisi: Perbandingan antara jumlah mahasiswa PT dengan penduduk kelompok usia tahun dan dinyatakan dalam persentase. 14

23 Rumus: APK PT = Mahasiswa PT Penduduk tahun X 100 Catatan: hanya PT di lingkungan Kemdikbud Kriteria: Makin tinggi nilainya berarti makin besar partisipasi mahasiswa bersekolah. b. Angka Melanjutkan (AM) Definisi: Perbandingan antara jumlah mahasiswa baru PT dengan jumlah lulusan tingkat SM tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Rumus: AM PT jp = Mahasiswa Baru PT jp Lulusan SM t-1 X 100 Catatan: jp adalah jenis program, yaitu program S0 dan S1. Untuk program S0 adalah jumlah mahasiswa baru program SO dengan jumlah lulusan tingkat SM tahun sebelumnya sedangkan untuk program S1 adalah jumlah mahasiswa baru program S1 dengan jumlah lulusan tingkat SM tahun sebelumnya. Kriteria: Nilai idealnya 100%. c. Persentase Mahasiswa Baru terhadap Mahasiswa (%MB) Definisi: Perbandingan antara jumlah mahasiswa baru dengan jumlah mahasiswa dan dinyatakan dalam persentase. Rumus: %MB PT jp = Mahasiswa Baru PT jp Mahasiswa PT jp X 100 Catatan: jp adalah jenis program, yaitu program S0, S1, S2, dan S3. Untuk program S0 adalah jumlah mahasiswa baru program S0 dengan jumlah mahasiswa S0, untuk program S1 adalah jumlah mahasiswa baru program S1 dengan jumlah mahasiswa S1, untuk program S2 adalah jumlah mahasiswa baru program S2 dengan jumlah mahasiswa S2, untuk program S3 adalah jumlah mahasiswa baru program S3 dengan jumlah mahasiswa S3. Kriteria: Makin tinggi nilainya berarti makin banyak mahasiswa baru yang masuk. 15

24 D. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam data Perkembangan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999/ /2012 adalah analisis deskriptif dengan sajian data dalam bentuk tabel sederhana dan berupa grafik sehingga memudahkan bagi pembaca untuk memahami sajian. Kajian ini lebih banyak menggunakan grafik garis karena merupakan perkembangan data selama 13 tahun dan tahun lainnya tergantung data yang tersedia. Selain itu, analisis hanya dilakukan menggunakan data nasional sedangkan untuk tingkat provinsi disajikan data dan indikator pendidikan dalam buku tersendiri. Analisis perkembangan PT di tingkat provinsi dapat dilakukan sama dengan analisis tingkat nasional. Perkembangan Pendidikan Tinggi dalam statistik dan indikator yang disajikan dalam analisis ini secara keseluruhan mencakup statistik, indikator, dan paremeter pendidikan yang dihasilkan dari Rencana Strategi Pendidikan, Tahun berdasarkan misi pendidikan 5K, yaitu meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, meningkatkan kualitas layanan pendidikan, mewujudkan kesetaraan memperoleh layanan pendidikan, dan menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, indikator misi K-1 terdiri dari satu jenis indikator, misi K-2 terdiri dari satu jenis indikator, misi K-3 terdiri dari empat jenis indikator dan parameter, misi K-4 terdiri dari tiga jenis indikator, dan misi K-5 terdiri dari tiga jenis indikator dan parameter. 16

25 BAB IV HASIL DAN BAHASAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TINGGI Hasil-hasil pembangunan pendidikan tinggi dapat dilihat dari dua variabel, yaitu 1) perkembangan data statistik dan 2) perkembangan indikator dan parameter pendidikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perkembangan data statistik mencakup lima variabel, yaitu 1) lembaga, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Beberapa data dirinci menurut jenis lembaga, yaitu universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik. Data lainnya dirinci menurut program, yaitu program S0, S1, S2, dan S3. Perkembangan indikator dan parameter pendidikan diukur menggunakan Misi 5K sesuai dengan ketersediaan data dalam statistik. Misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan menggunakan satu jenis indikator, yaitu rasio M/L. Misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan menggunakan satu jenis indikator, yaitu DT. Misi K-3 meningkatkan kualitas layanan pendidikan menggunakan empat jenis indikator, 1) R-M/D, 2) R-D/Lbg, 3) Aproduk, dan 4) % DL. Misi K-4 mewujudkan kesetaraan layanan pendidikan menggunakan tiga jenis indikator yaitu 1) PG APK, 2) IPG APK, dan 3) %Mhs-Swt. Misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan menggunakan dua jenis indikator yaitu 1) APK dan 2) AM. A. Perkembangan Data Statistik PT 1. Lembaga Berdasarkan data pada tahun 1999/2000 sampai tahun 2011/2012 yang terdapat pada Tabel 4.1 ternyata jumlah lembaga PT dari tahun 1999/2000 sebesar meningkat menjadi pada tahun 2011/2012 selama 13 tahun atau meningkat sebesar 5,68% per tahun walaupun pernah menurun pada tahun 2006/2007 namun kemudian meningkat sampai tahun 2011/2012. Hal ini menunjukkan bahwa program pemerintah dalam meningkatkan partisipasi anak usia tahun yang bersekolah di PT telah menyediakan prasarana dengan baik terlihat dari makin meningkatnya lembaga PT yang ada. Dari kelima jenis lembaga PT dapat diketahui bahwa selama 13 tahun telah terjadi perkembangan yang cukup besar karena lebih dari 5%. Namun, perkembangan lembaga terbesar adalah Politeknik dari 47 menjadi 175 atau meningkat sebesar 11,58% per tahun. Perkembangan lembaga terkecil pada Institut dari 57 tetap menjadi 57 atau tidak mengalami perubahan. Perkembangan ST dan Akademi juga meningkat masing-masing dari 720 menjadi atau meningkat 5,48% per tahun dan dari 496 menjadi atau meningkat 6,81% per tahun. Perkembangan lembaga tersebut menunjukkan bahwa Politeknik yang menghasilkan tenaga siap pakai masih menjadi prioritas mahasiswa bersekolah sehingga meningkat sangat tajam jika dibandingkan dengan jenis lembaga PT lainnya sedangkan institut bukan menjadi prioritas mahasiswa bersekolah. 17

26 Tabel 4.1 Perkembangan Lembaga menurut Jenis Lembaga PT Tahun 1999/ /2012 Variabel 1999/ / / / / / / / / / / / /2012 AP Jumlah ,68 Universitas ,59 Institut ,00 Sekolah Tinggi ,48 Akademi ,81 Politeknik ,58 Grafik 4.1 Perkembangan Lembaga PT menurut Jenis Lembaga PT Tahun 1999/ / Universitas Institut Sekolah Tinggi Akademi Politeknik Jumlah 18

27 2. Mahasiswa Baru Berdasarkan data pada tahun 1999/2000 sampai tahun 2011/2012 yang terdapat pada Tabel 4.2 jumlah mahasiswa baru PT dari tahun 1999/2000 sebesar meningkat menjadi tahun 2011/2012 selama 13 tahun atau meningkat sebesar 5,11% per tahun walaupun pernah menurun drastis pada tahun 2004/2005, 2005/2006, dan 2008/2009. Hal ini menunjukkan bahwa program pemerintah dalam memberikan akses pendidikan pada perguruan tinggi telah terlaksana dengan baik yang ditandai dengan makin meningkatnya mahasiswa baru PT yang ada. Tabel 4.2 Perkembangan Mahasiswa Baru menurut Program dan Jenis Lembaga PT Tahun 1999/ /2012 Variabel 1999/ / / / / / / / / / / / /2012 AP Menurut Program ,11 Program S ,71 Program S ,42 Program S ,92 Program S ,29 Menurut Jenis Lembaga ,11 Universitas ,19 Institut ,28 Sekolah Tinggi ,53 Akademi ,70 Politeknik ,87 Bila dilihat dari jenis program yang ada, yaitu program S0, S1, S2, dan S3 maka mahasiswa baru program S2 dan S3 yang tersedia datanya mulai tahun 2006/2007 sampai 2011/2012 atau selama 6 tahun. Berdasarkan data tersebut maka mahasiswa baru program S2 terjadi pertumbuhan cukup besar sebesar 20,92% per tahun dari menjadi Demikian juga pada mahasiswa baru program S3 meningkat cukup besar namun tahun 2009/2010 menurun menjadi dari atau meningkat sebesar 20,29% per tahun menjadi pada tahun 2011/2012. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pendidikan pascasarjana semakin meningkat walaupun tahun 2009/2010 menurun. Untuk mahasiswa baru program S0 terjadi fluktuasi dari menjadi atau selama 13 tahun menurun 0,71% per tahun. Sebaliknya, mahasiswa baru program S1 makin meningkat dari menjadi atau meningkat 5,42% per tahun. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin besar minat mahasiswa untuk mendapatkan gelar sehingga mahasiswa baru program S1 meningkat cukup besar lebih dari 5% sedangkan mahasiswa baru program S0 menurun walaupun kecil karena tidak mendapatkan gelar. 19

28 Dari kelima jenis lembaga PT dapat diketahui bahwa selama 11 tahun dari tahun 2001/2002 sampai 2011/2012 telah terjadi perkembangan mahasiswa baru yang cukup besar antara 2,70% di akademi sampai 8,87% di politeknik sedangkan penurunan sebesar 0,53% per tahun terjadi pada sekolah tinggi. Perkembangan mahasiswa baru terbesar adalah Politeknik dari menjadi atau meningkat sebesar 8,87% per tahun. Perkembangan mahasiswa baru terkecil pada akademi dari menjadi atau meningkat 2,70% per tahun. Perkembangan mahasiswa baru di Universitas dan Institut juga masih meningkat masing-masing dari menjadi atau meningkat 5,19% per tahun dan dari menjadi atau meningkat 5,28% per tahun. Sebaliknya, sekolah tinggi menurun dari menjadi atau menurun 0,53% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa untuk semua jenis lembaga PT masih banyak peminatnya kecuali sekolah tinggi. Grafik 4.2 Perkembangan Mahasiswa Baru menurut Program PT Tahun 1999/ / Program S0 Program S1 Program S2 Program S3 Jumlah 20

29 Grafik 4.3 Perkembangan Mahasiswa Baru menurut Jenis Lembaga PT Tahun 1999/ / Universitas Institut Sekolah Tinggi Akademi Politeknik 3. Mahasiswa Berdasarkan data pada tahun 1999/2000 sampai tahun 2011/2012 yang terdapat pada Tabel 4.3 ternyata jumlah mahasiswa PT dari tahun 1999/2000 sebesar meningkat menjadi tahun 2011/2012 selama 13 tahun atau meningkat sebesar 7,40% per tahun walaupun pernah menurun pada tahun 2004/2005 sampai 2006/2007. Hal ini menunjukkan bahwa program pemerintah dalam meningkatkan partisipasi PT telah dilaksanakan dengan baik ditandai dengan makin meningkatnya mahasiswa PT. Bila dilihat dari jenis program yang ada, yaitu program S0, S1, S2, dan S3 maka mahasiswa program S2 dan S3 yang tersedia datanya mulai tahun 2006/2007 sampai 2011/2012 selama 6 tahun data. Berdasarkan data tersebut maka mahasiswa program S2 terjadi pertumbuhan sangat besar dari menjadi atau meningkat sebesar 16,38% per tahun. Demikian juga program S3 meningkat sangat besar dari menjadi atau sebesar 14,77% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pendidikan yang lebih tinggi semakin meningkat. Untuk mahasiswa program S0 terjadi fluktuasi dari menjadi atau meningkat 6,77% per tahun walaupun pernah menurun pada tahun 2004/2005 sampai 2006/2007. Peningkatan mahasiswa program S0 yang cukup besar karena adanya kecenderungan untuk segera mendapatkan pekerjaan. Mahasiswa program S1 juga makin meningkat dari menjadi atau meningkat 6,87% per tahun walaupun pernah menurun pada tahun 2004/2005 sampai 2006/2007. Seperti halnya program S0 maka dapat dikatakan bahwa makin besar minat mahasiswa untuk mendapatkan gelar sehingga mahasiswa program S1 meningkat cukup besar. 21

30 Tabel 4.3 Perkembangan Mahasiswa menurut Program dan Jenis Lembaga PT serta Penduduk tahun Tahun 1999/ /2012 Variabel 1999/ / / / / / / / / / / / /2012 AP Menurut Program ,40 Program S ,77 Program S ,87 Program S ,38 Program S ,77 Menurut Jenis Lembaga ,40 Universitas ,95 Institut ,16 Sekolah Tinggi ,25 Akademi ,02 Politeknik ,96 Penduduk th*) ,58 Catatan : Mulai tahun 2010/2011 menggunakan kelompok usia tahun Dari kelima jenis lembaga PT dapat diketahui bahwa selama 11 tahun dari tahun 2001/2002 sampai 2011/2012 telah terjadi perkembangan per tahun yang bervariasi antara 5,16% yang terkecil di Institut sampai 12,96% yang terbesar di Politeknik. Perkembangan terkecil mahasiswa institut dari menjadi atau meningkat 5,16% per tahun sedangkan terbesar mahasiswa politeknik dari menjadi atau meningkat sebesar 12,96% per tahun. Perkembangan mahasiswa di Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi juga masih meningkat masing-masing dari menjadi atau meningkat 5,95% per tahun, dari menjadi atau meningkat 9,25% per tahun, dan dari menjadi atau meningkat 7,02% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada semua jenis lembaga PT masih banyak peminatnya dan menunjukkan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah penduduk usia tahun (mulai tahun 2010/2011 menggunakan kelompok usia tahun) merupakan usia mahasiswa PT. Berdasarkan Tabel 4.3 maka selama 13 tahun dari tahun 1999/2000 sampai 2011/2012 terjadi penurunan walaupun kecil sebesar 1,58% per tahun. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010/2011 dan 2011/2012 menggunakan kelompok usia tahun. Selain itu, pada tahun 2006/2007 pernah menurun kemudian meningkat sangat kecil. 22

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU I)

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU I) i PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU I) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, 2013 KATALOG DALAM TERBITAN Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU II)

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU II) 1 PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU II) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, 2013 KATALOG DALAM TERBITAN Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU III)

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU III) 1 PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU III) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, 2013 KATALOG DALAM TERBITAN Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

INFOGRAFI PENDIDIKAN Tahun 2011/2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN TAHUN 2013

INFOGRAFI PENDIDIKAN Tahun 2011/2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN TAHUN 2013 INFOGRAFI PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Buku Infografi Pendidikan ini merupakan salah satu bentuk pendayagunaan data pendidikan

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman Oleh: Pipin Piniman MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret 2015 1 A. KONSEP PROFIL PENDIDIKAN B. VISI KEMDIKNAS 2014 C. MISI PENDIDIKAN 5K D. INDIKATOR PENDIDIKAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014 1 A. KONSEP PROFIL PENDIDIKAN B. VISI KEMDIKNAS 2014 C. MISI PENDIDIKAN 5K D. INDIKATOR PENDIDIKAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TAHUN 2011/2012

KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TAHUN 2011/2012 KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TAHUN 2011/2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TAHUN 2011/2012 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM 1 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM A. PENDAHULUAN Profil Pendidikan Dasar dan Menengah (Profil Dikdasmen) disusun bersumber pada isian instrumen Profil Dikdasmen

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 1 (12 KAB/KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pada bab VI tentang jalur jenjang dan jenis pendidikan, pasal 13 ayat ( 1 ) dinyatakan bahwa proses

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 3 (13 KAB/KOTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA TUGAS MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GALUH Nama : Gretta Novianti (NIM: 82321314073) Kokom Komariah (NIM: 823213140) Pipin Piniman (NIM: 82321314086) Kelas

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 2 (14 KAB/KOTA

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 3.1 Visi dan Misi Kementerian Pendidikan Nasional Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan dengan visi

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 5 (10 KAB/KOTA

Lebih terperinci

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6 DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI...

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... LOGO KANTOR PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:lambang_kabupaten_dan_kota_di_indonesia PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA...

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI ACEH

ANALISIS KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI ACEH ANALISIS KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI ACEH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATALOG DALAM TERBITAN Sudarwati Analisis KInerja Pendidikan Sudarwati.

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH   

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH    PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH    DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 4 BAB I. PENDAHULUAN... 6 Tabel 1.1. Standar untuk Menentukan Nilai Masing-masing Indikator...

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

STATISTIK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN BERWAWASAN GENDER TAHUN 2011/2012

STATISTIK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN BERWAWASAN GENDER TAHUN 2011/2012 STATISTIK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN BERWAWASAN GENDER TAHUN 2011/2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 STATISTIK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN BERWAWASAN GENDER

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KMNTRIAN PNDIDIKAN NASIONAL 3.1 Visi dan Misi Kementerian Pendidikan Nasional Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan dengan visi pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021 PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013--2020/2021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 KATALOG DALAM TERBITAN

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003 PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003 Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA PAUD DAN NONFORMAL

SUMBER DAYA MANUSIA PAUD DAN NONFORMAL SUMBER DAYA MANUSIA PAUD DAN NONFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 3.1 Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN DAN KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA PUSAT DAN DATA STATISTIK DAN PENDIDIKAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2015/2016

KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2015/2016 KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2015/2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 PEMBAHASAN 1 Konsep Profil Pendidikan 2 3 4 5 6 Visi

Lebih terperinci

PROYEKSI SISWA TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012/ /2021

PROYEKSI SISWA TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012/ /2021 PROYEKSI SISWA TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012/2013 2020/2021 SD SMP SM PT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 PROYEKSI SISWA TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012/2013-2020/2021

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN SISTEM PENDIDIKAN DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Menimbang : a. DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 1 : Pulau Jawa)

PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 1 : Pulau Jawa) PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 1 : Pulau Jawa) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU 1 12 KABUPATEN/KOTA DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG -23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan 0 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR52TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN BEASISWA BAGI SISWA, SANTRI DAN MAHASISWA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, 1 PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

Lebih terperinci

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi Ada Daftar Pustakanya

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi Ada Daftar Pustakanya Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi Ada Daftar Pustakanya Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Bagi kalian yang memang sedang mencari pengertian pendidikan untuk digunakan sebagai landasan teori atau

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 3 : Pulau Sumatera dan Maluku)

PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 3 : Pulau Sumatera dan Maluku) PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 3 : Pulau Sumatera dan Maluku) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU 3 14 KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.112, 2010 PENDIDIKAN. Sistem Pendidikan Nasional. Pengelolaan. Penyelenggaraan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157)

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data 50 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode 2001-2012. Data

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 `` BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua)

PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua) PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU 5 14 KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan memiliki peran sebagai wahana belajar untuk mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2016 2021 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2016 Rencana Strategis Dinas Kab. Kendal Tahun 2016-2021 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Dinas Kabupaten Kendal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG KRITERIA JASA PENDIDIKAN YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 217 217 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 216/217 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II.

Lebih terperinci

KINERJA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL BERDASARKAN MISI PENDIDIKAN

KINERJA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL BERDASARKAN MISI PENDIDIKAN Ida Kintamani Dewi Hermawan, Kinerja Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Nonformal Berdasarkan Misi Pendidikan KINERJA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL BERDASARKAN MISI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelatihan dalam kaitannya dengan upaya pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tuntutan pemenuhan kebutuhan dan perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2013

ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Visi adalah gambaran atau pandangan tentang masa depan yang diinginkan. Dalam konteks perencanaan, visi merupakan rumusan umum mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dewasa ini lebih berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan jaminan pencapaian hak dalam masyarakat, sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi peningkatan kualitas kehidupan dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Pemerintah. Pemerintah Daerah. Swasta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

ANALISIS DATA PENDIDIKAN UNTUK LEMBAGA INTERNASIONAL (ANALISIS KEUANGAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014 DAN 2015)

ANALISIS DATA PENDIDIKAN UNTUK LEMBAGA INTERNASIONAL (ANALISIS KEUANGAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014 DAN 2015) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 ANALISIS DATA PENDIDIKAN UNTUK LEMBAGA INTERNASIONAL (ANALISIS KEUANGAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014 DAN 2015)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2016 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IKHTISAR DATA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013

IKHTISAR DATA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 IKHTISAR DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 KATA PENGANTAR Buku Saku Ikhtisar Data Pendidikan Tingkat Nasional ini disusun oleh Pusat Data dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA Renova Marpaung Abstrak Implementasi manajemen mutu dalam pembangunan pendidikan di Provinsi Sumatera Utara menyangkut perencanaan,

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan beberapa hal penting sebagai dasar dalam penelitian. Bab ini membahas latar belakang mengenai topik atau isu yang diangkat dalam penelitian, rumusan masalah

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II. KEADAAN UMUM...

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

KOMPILASI DATA PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN

KOMPILASI DATA PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN versi 01 KOMPILASI DATA PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH JAWA TENGAH PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN JAKARTA, JUNI 2014 DATA NONPENDIDIKAN JAWA TENGAH No. Variabel Jumlah No. Variabel Jumlah 1 Administrasi

Lebih terperinci

Bab 3. Dasar Kebijakan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

Bab 3. Dasar Kebijakan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Bab 3. Dasar Kebijakan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Bab III Dasar Kebijakan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung 3.1.1 Visi dan Misi Kementerian Pendidikan Nasional Dalam

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci