BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Menurut Muhammad As ad Abidin, Rudy Soenoko, Djoko Sutikno [2], pada penelitiannya mengenai pengaruh besar sudut kelengkungan sudu terhadap unjuk kerja kincir air tipe sudu lengkung, menyatakan bahwa semakin besar sudut kelengkungan dan debit air maka daya poros semakin meningkat pula, semakin tinggi debit air maka semakin kecil nilai rasio U/Vs, semakin besar sudut kelengkungan sudu maka efisiensi juga semakin semakin meningkat. Menurut Ketut Suriantara, 1998 [3], pada penelitiannya tentang pengaruh bukaan katup throttle terhadap unjuk kerja turbin air reaksi aliran radial, menyatakan bahwa untuk mendapatkan efisiensi yang setinggi tingginya maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian antara kapasitas aliran dengan beban yang diberikan dan meminimalkan kerugian-kerugian yang ada. Menurut I Gusti Ngurah Sastra Santika, 2003 [4], pada penelitiannya tentang perancangan dan pengujian kincir pompa torak untuk irigasi dengan kapasitas 6 liter / menit dan head 6 meter menyatakan bahwa semakin tinggi jatuh air menyebabkan daya input air untuk memutar kincir menjadi lebih besar, maka putaran kincir untuk menggerakan poros pompa menjadi lebih cepat putaran kincir semakin menurun pada tinggi pemompaan yang semakin besar, hal ini dipengaruhi oleh tekanan hidrostatis zat cair akibat pengaruh ketinggian dan gravitasi. Menurut I Putu Adi Gunawan, 2010 [5], pada penelitiannya tentang pengaruh variasi tinggi jatuh air dan kapasitas terhadap unjuk kerja kincir air tipe cross flow menyatakan semakin besar tinggi jatuh air dan kapasitas secara rata-rata keseluruhan daya, torsi, dan efisiensi turbin semakin besar. Menurut I Dewa Putu Panji Krisnata Yuda, 2013 [6], pada penelitiannya tentang perancangan dan pengujian turbin air tipe pitchback sebagai penggerak pompa

2 5 torak menyatakan unjuk kerja terbaik turbin berada pada daya kincir air 23,35 Watt dengan efisiensi kincir air 35,91%. Demikian beberapa penelitian yang dapat penulis temukan mengenai kincir air, penulis memilih kincir air sebagai materi tugas akhir dengan judul Pengujian Kincir Air Sudu Lurus Sebagai Penggerak Pompa Torak. 2.2 Energi Potensial Benda yang diam pada kedudukannya memiliki energi potensial. Besarnya energi potensial ditentukan oleh tempat atau kedudukan benda tersebut. Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda akibat pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut [7]. Persamaan yang dipakai dalam energi potensial adalah : E p E p = m. g. h.(2.1) E p = m. g. ᵶ (2.2) m = Energi potensial ( joule). = Massa benda (kg). g = Percepatan gravitasi ( m/ ). h ᵶ = Ketinggian (m). = Beda ketinggian (m). 2.3 Energi Kinetik Dalam benda yang bergerak terdapat energi kinetik, energi kinetik dipengaruhi oleh faktor kecepatan dan masa benda tersebut. Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki akibat pengaruh pergerakannya [8]. Persamaan yang dipakai dalam energi kinetik adalah: E k = m...(2.3)

3 6 Keterangan: E k = Energi kinetik ( joule ). m = Massa benda (kg). v = Kecepatan (m/dt). 2.4 Hukum Kekekalan Energi Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, jadi perubahan bentuk energi terjadi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya, tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan [8]. Berikut adalah persamaan mekanik yang berhubungan dengan hukum kekekalan energi: E m = E p = E k.. (2.4) E m E p E k = Energi mekanik ( joule). = Energi potensial ( joule). = Energi kinetik ( joule). 2.5 Turbin Air Untuk dapat memanfaatkan energi air, maka energi air harus dikonversikan menjadi bentuk yang dibutuhkan yaitu dari energi potensial menjadi energi kinetis untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan menjadi energi mekanis, dalam hal ini adalah untuk daya penggerak pompa torak. Proses konversi energi ini memerlukan alat berupa turbin air. Turbin air adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin air. Bagian turbin yang berputar dinamakan roda turbin atau rotor, sedangkan bagian yang diam disebut stator. Pada turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir secara kontinyu. Pada roda turbin terdapat sudu dan fluida kerja yang mengalami kontak dan mengalir melalui ruang antara sudu tersebut. Kontak antara fluida dengan sudu sudu

4 7 menyebabkan timbulnya gaya karena terjadinya perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir diantara sudunya. Ada 2 jenis sudu berdasarkan pergerakannya,yaitu sudu gerak (runner) berupa sudu yang bergerak bersama sama roda turbin dan sudu tetap berupa sudu yang bersatu dengan rumah turbin. Dari segi perubahan momentum fluida kerjanya, turbin dibagi menjadi turbin impuls dan turbin reaksi. Sudu sudu turbin haruslah dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja tersebut. Bentuk sudu sudu turbin akan menentukan unjuk kerja turbin tersebut, khususnya pada turbin air bentuk sudu sudu turbin akan menentukan daerah kerja turbin, maksudnya kebutuhan head air agar dapat dikonversikan menjadi energi mekanis secara maksimal berbeda beda pada setiap jenis jenis bentuk sudu turbin Daya Turbin P T = ɳ T ɤ.. (kw)...(2.5) ɤ = Berat jenis air (N/ ) Q = Kapasitas air ( /dt) H ɳ T P T = Tinggi air jatuh ( hydraulic head,m) = Efisiensi turbin = Daya turbin ( kw) Daya turbin dipengaruhi paling besar oleh banyak serta tinggi air jatuh, dikarenakan nilai berat jenis air dan efisiensi turbin adalah konstan, jadi semakin besar nilai Q dan H, maka daya turbin akan semakin besar Efisiensi Turbin ɳ T = P T / P A (2.6) ɳ T = Efisiensi turbin P T = Daya kincir (kw) P A = Daya air (kw)

5 Jenis Turbin dan Putaran Spesifik Turbin air dibedakan menjadi 2 golongan utama jika ditinjau dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya yaitu: 1. Turbin impuls ( Pelton). 2. Turbin reaksi ( Francis, Kaplan,Propeler). Pada turbin dikenal adanya putaran spesifik ns, putaran spesifik adalah putaran yang mampu menghasilkan 1hp per head 1 ft [9]. n s = n ( ) rpm (basis daya) (2.7) n s = n ( ) rpm (basis kapasitas).(2.8) n = Kecepatan turbin sebenarnya pada efisiensi maksimum ( rpm). N = Daya turbin (kw). H = Tinggi air jatuh (m). Q = Kapasitas ( /dt). Untuk keadaan nilai H dan Q tertentu, berdasarkan nilai putaran spesifiknya maka dapat dipilih turbin yang sesuai agar dapat bekerja pada efisiensi maksimal. Berikut adalah jenis roda turbin air dan putaran spesifiknya : Tabel 2.1 Jenis Roda Turbin Air dan Putaran Spesifiknya [9]. Jenis turbin Putaran spesifik ns (rpm) Impuls (Pelton) Francis Propeler Efisiensi ɳT % Tinggi air jatuh H (ft)

6 9 Tabel diatas menunjukkan turbin pelton memiliki putaran spesfikik terendah dibandingkan dengan turbin francis dan propeller namun turbin pelton paling baik dioperasikan pada tinggi air jatung yang paling ringgi dibandingkan trubin francis dan propeller. Berdasarkan tinggi air jatuh dan putaran spesifiknya turbin dapat diklasifikasikan seperti tabel dibawah : Tabel 2.2 Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Tinggi Air Jatuh [9]. Tinggi air jatuh (ft) Jenis turbin Lebih rendah dari 100 ft Turbin dengan tinggi air jatuh rendah ft Turbin dengan tinggi air jatuh sedang 1000 ft ke atas Turbin dengan tinggi air jatuh tinggi Tabel 2.2 menunjukan klasifikasi turbin air berdasarkan tinggi air jatuh dimana tinggi air jatuh dibagi menjadi 3 yaitu tinggi air jatuh rendah, sedang, dan tinggi air jatuh tinggi. Tabel 2.3 Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Putaran Spesifiknya [9]. ns (rpm) Jenis turbin 2-12 Turbin dengan putaran spesifik rendah Turbin dengan putaran spesifik sedang Turbin dengan putaran spesifik tinggi Tabel 2.3 menunjukkan pengklasifikasian turbin air berdasarkan putaran spesifiknya, turbin berdasarkan putaran spesifiknya terdiri dari turbin putaran spesifik rendah, sedang, dan tinggi. Jumlah sudu turbin turut menentukan putaran turbin (N) dan putaran spesifik turbin (Ns) seperti yang dijelaskan pada tabel 2.4, semakin tinggi putaran kincir maka jumlah sudu yang dimiliki turbin akan lebih sedikit. Sebaliknya untuk jumlah putaran spesifik yang semakin tinggi, maka semakin banyak.

7 10 Tabel 2.4 Hubungan antara Putaran (N) dan Putaran Spesifik Turbin (Ns) dengan Jumlah Sudu [10] N (putaran kincir) Rpm Z (jumlah sudu) Buah N S (Ns putaran spesifik) Rpm ± ± ± Klasifikasi Kincir atau Turbin Air Berdasarkan System Aliran Air Pendorong: Turbin air dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem aliran air pendorong yaitu titik darimana air akan mendorong sudu kincir air. Berikut adalah klasifikasi turbin air berdasarkan titik penembak air pipa pesat. Undershot : Gambar 2.1 merupakan kincir air tipe undershot, tipe undershot adalah tipe kincir air yang aliran air pendorongnya menabrak sudu pada bagian bawah kincir. Berikut adalah kincir air tipe undershot : Gambar 2.1 Kincir Air Tipe Undershot [11].

8 11 Breastshot : Gambar 2.2 merupakan kincir air tipe breastshot Tipe breastshot adalah tipe kincir air yang aliran air pendorongnya menabrak sudu pada bagian tengah kincir. Berikut adalah kincir air tipe breastshot : Gambar 2.2 Kincir Air Tipe Breastshot [11]. Overshot : Gambar 2.1 merupakan kincir air tipe overshot, tipe overshot adalah tipe kincir air yang aliran air pendorongnya menabrak sudu pada bagian atas kincir. Berikut adalah kincir air tipe overshot : Gambar 2.3 Kincir Air Tipe Overshot [11].

9 12 Air yang melakukan kontak dengan sudu-sudu runner kincir air hanya mempunyai tekanan atmosfir, seperti gambar diatas ada 3 klasifikasi kincir yaitu overshoot, undershoot dan breastshoot. Rancangan pompa kincir ini direncanakan menggunakan tipe undershoot dimana air dari nossel penstok mendorong sudu dari bagian bawah kincir Daerah Kerja Efektif Turbin Berdasarkan ketersediaan tinggi air jatuh (h) dan debit air tersedia (Q) maka pemilihan jenis turbin air yang dipakai memiliki aturan untuk menjamin efisiensi turbin dapat diusahakan semaksimal mungkin dan didapat turbin yang paling ekonomis dan efisien. Gambar 2.4 merupakan pengaplikasian turbin menurut Head dan debit yang sesuai. Ketersediaan debit air dan tinggi air jatuh akan menentukan turbin yang paling efektif untuk digunakan, hal ini terkait dengan kecepatan spesifik masing-masing jenis turbin seperti pada tabel 2.1. Gambar 2.4 Pengaplikasian turbin menurut Head (m) dan debit ( ) yang sesuai [1]. Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu satuan head. Kecepatan spesifik tubin diberikan oleh perusahaan (de ngan penilaian yang lainnya) dan selalu dapat diartikan sebagai titik efisiensi maksimum. Perhitungan tepat

10 13 ini menghasilkan unjuk kerja turbin dalam jangkauan head dan debit tertentu. Kecepatan spesifik setiap turbin mempunyai kisaran (range) tertentu. Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang diubah skalanya dari desain yang sudah ada dengan unjuk kerja yang sudah diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air. Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin, maka perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah, bahkan dimensi dasar turbin dapat diestimasi (diperkirakan) [16]. 2.6 Komponen Komponen Turbin Air Nosel Nosel merupakan bagian dari turbin, didalam nosel tekanan air dirubah menjadi kecepatan. Nosel terdiri atas bagian selubung serupa hidung yang dipasang pada belokan pipa, dan jarum nosel yang bisa digerakkan didalam belokan pipa. Kerucut jarum dan selubung, yang cepat aus, dibuat dari bahan bermutu tinggi serta mudah untuk diganti [12]. Gambar 2.6 merupakan nosel yang dipakai dalam system pompa kincir di desa pucak sari. Nosel pada gambar 2.6 bertujuan untuk meningkatkan kecepatan air pipa pesat yang akan menumbuk sudu. Gambar 2.6 nosel sebuah penstok kincir air ( Dokumentasi pompa kincir pucak sari, 2014 ).

11 Runner ( sudu jalan) Runner pada turbin air berfungsi sebagai penerus gaya dari sudu untuk dirubah menjadi gerak putar untuk selanjutnya diteruskan ke poros turbin. Turbin air yang akan dipakai adalah turbin air reaksi dan untuk menentukan diameter luar dan dalam runnernya menggunakan rumus : D1 = Zair (2 x 0.1m)/2 (2.9) D2 =. 1 (2.10) Keterangan: Zair = Ketinggian air terjun (m) D1 = Diameter luar runner (m) D2 = Diameter dalam runner (m) Diameter rata-rata runner: Dr =.(2.11) Keterangan: Dr = Diameter rata rata (m) Sudu Turbin Sudu turbin merupakan bagian turbin yang menerima gaya dari air yang akan diteruskan ke poros turbin melalui runner. Ada 2 bentuk profil sudu dan masing-masing tipe profil memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dimana pemilihan tipe sudu disesuaikan dengan beban turbin. Profil Kelengkungan Sudu Profil Datar Profil sudu datar, gaya puntir yang diteruskan ke poros hanya didapatkan dari gaya dorong air pada nossel, jadi gaya puntir yang diteruskan ke poros akan sama

12 15 dengan gaya dorong air pada nossel. Profil sudu datar akan menimbulkan suara berisik saat terjadi tumbukan pada air dan sudunya sehingga ini akan memperpendek umur sudu. c1=c2 (kondisi steady state dan persamaan kontinyuitas). 2 = 90 dan 1 = 0 F = ṁ{(c1.cos 1 - c2. cos 1)} F = ṁ{(c1.1- c2.0)} F = ṁ{(c1 )} F = ṁ. c1 Gambar 2.7 Profil Sudu Datar [6]. Gambar 2.7 merupakan profil sudu datar, torsi yang dihasilkan relatif kecil tetapi tipe sudu ini mempunyai putaran dan power yang tinggi. Profil Sudu U Searah Aliran Profil sudu U memiliki torsi yang paling besar seperti yang terlihat pada gambar dibawah. Adanya momentum pada sisi sisi sudu akibat aliran air yang bergerak mengikuti kelengkungan sudu menyebabkan besarnya torsi pada profil sudu tipe ini. Air cenderung lebih lambat meninggalkan sudu akibat kelengkungan sudu menyebabkan tipe sudu ini mempunyai putaran dan power yang lebih kecil dari pada tipe datar. Tipe sudu U tidak menimbulkan reaksi berisik saat air menumbuk sudunya, air menumbuk sudu dengan lebih lembut jadi umur sudu dapat bertahan lebih lama. Gambar 2.8 Profil sudu U Searah Aliran [6]

13 16 Gambar 2.7 merupakan profil sudu lengkung searah aliran air, berikut adalah persamaan gaya yang terjadi pada sudu kincir saat kontak dengan air. c1=c2 (kondisi steady state dan persamaan kontinyuitas). 2 = 180 dan 1 = 0 Gaya Dorong (Fa) Pada Kincir F = ṁ{(c1.cos 1 - c2. cos 2)} F = ṁ{(c c2. -1)} F = ṁ{(c1+ c2)} F = 2.ṁ.c1 Adapun gaya dorong yang dimiliki oleh sudu kincir dapat dihitung menggunakan rumus berikut [13] : Fa = ṁ.c = Q.ρ.c = A.c.ρ.c = A. ρ. (2.12) Fa = gaya dorong sudu (N) ṁ = laju aliran massa ( ) Q = kapasitas fluida ( ) ρ = kerapatan fluida ( ) c = kecepatan fluida saat terjadi tumbukan dengan sudu ( ) A = luas penampang sudu ( ) [12] : Kecepatan fluida saat menumbuk sudu dapat diperoleh menggunakan rumus c = (2.13) c = kecepatan fluida saat terjadi tumbukan dengan sudu ( ) g = Grafitasi ( ) H = Energi terjunan air ( m )

14 17 Impuls dan Momentum Impuls dan momentum merupakan satu kesatuan karena merupakan dua besaran yang setara, dikatakan setara karena memiliki satu satuan sistem internasional (SI). Pengertian impuls dan momentum Impuls merupakan gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang singkat atau sesaat, sebagai contohnya adalah peristiwa gaya yang terjadi pada bola saat ditendang. I = F. t....(2.14) I = Impuls (N.dt) F = Gaya ( N ) t = selang waktu ( dt) Momentum merupakan hasil kali antara massa dan kecepatan jadi momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak. P = m. v....(2.15) P = Momentum (Kg m/dt) m = Massa ( Kg ) v = Kecepatan (m/dt) Apabila sebuah partikel bermassa (m) bekerja pada gaya (F) yang konstan, maka setelah waktu ( t) partikel tersebut bergerak dengan kecepatan Vt = V 0 + a. t, Seperti yang dibahas pada hukun Newton ke-2 dimana F = m. a, dengan mensubstitusi kedua persamaan tersebut maka diperoleh : I = F. t = m. v. t m.v.0

15 18 m. v. t = Momentum benda pada saat kecepatan v t. m.v.0 = Momentum benda pada saat kecepatan v Penstok atau Pipa Pesat Pipa pesat atau penstok merupakan komponen penyalur air dari bak penenang menuju sudu turbin, air dengan energi potensial pada bak penenang akan menjadi energi kinetis pada penstok selanjutnya air dengan energi kinetis akan menumbuk sudu turbin dan menciptakan energi mekanis pada poros turbin tersebut. Pada pipa pesat terdapat adanya Head loses karena pada pipa pesat penampang pipanya diperkecil secara bertahap hingga pada ujung penembaknya, Seperti yang dijelaskan pada persamaan kontinyuitas bahwa memperkecil penampang pipa akan meningkatkan kecepatan aliran airnya sehingga ini merupakan fungsi Head loses kecepatan, sebuah loses yang sengaja dibentuk dengan tujuan menciptakan tumbukan air dengan sudu turbin dengan kecepatan setinggi-tingginya. Berikut adalah kecepatan persamaan untuk menghitung kecepatan air yang menumbuk sudu turbin [12]: C 1 =φ 2...(2.15) C 1 : Kecepatan absolute fluida menabrak sudu turbin( ) φ : Koefisien gesek pipa penstok : Percepatan grafitasi( ) : Head(m)

16 19 Gambar 2.9 Nossel dan gate valve pada pipa penstock ( Dokumentasi pompa kincir pucak sari, 2014 ) Gambar 2.9 merupakan bagian gate valve dan nossel pada pipa penstok pada sistim pompa kincir ini seperti terlihat pada gambar bahwa gate valve terpasang pada bagian akhir pipa penstok juga memungkinkan gate valve berfungsi bukan hanya sebagai pengatur debit, tetapi juga memungkinkan gate valve ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan air keluar melalui nossel penstok. Sebuah gate valve sebagai pengatur debit umumnya dipasang pada bagian awal penstok. Gambar 2.10 Pipa penstok ( Dokumentasi pompa kincir pucak sari, 2014 ) Gambar 2.10 merupakan gambar pipa penstok pada sistim pompa kincir ini, pipa penstok ini dirancang dengan panjang total 24 meter yang direducer bertahap mulai dengan menggunakan pipa berdiameter 6 inch, 4 inch, 3 inch dan 2 inch.

17 Persamaan Dasar Aliran Fluida yaitu : Dalam perancangan turbin air ada 3 persamaan dasar aliran fluida yang dipakai Persamaan Bernoulli Persamaan Bernoulli menjelaskan bahwa untuk suatu aliran air di dalam pipa dengan selisih ketinggian ᵶ antara tinggi air bagian pipa atas dan bagian pipa bawah memiliki energi yang dapat dihitung dengan: P air = ṁ.g. ᵶ + ṁ. + ṁ. (Nm)..... (2.16) P air = Energi yang terdapat pada air (Nm). ṁ = laju aliran massa air ( kg/dt ). g = gaya gravitasi ( ). ᵶ = selisih ketinggian ( m ). ṁ. = energi tekan (watt). ṁ. = energi kinetis (watt). Gambar 2.11 Aliran energi pada air [13]

18 21 Untuk spesifik energi, ditentukan apabila pada aliran diatas diambil air sejumlah 1 kg untuk diperhitungkan, jadi persamaan diatas dibagi massa (m) menjadi [16] : w = g. z+ + (Nm/Kg) (2.17) Adapun persamaan untuk energi Head air dapat ditarik dari persamaan diatas yaitu dengan membaginya dengan percepatan gravitasi [13] : H = ᵶ+. + (m)...(2.18) ᵶ. = Beda ketinggian (m) = Head tekanan (m) = Head kecepatan (m) Persamaan Kontinyuitas Melalui prinsip kekekalan massa dimana untuk aliran mantap (steady) massa fluida yang melalui semua bagian dalam arus fluida persatuan waktu adalah sama, dari sinilah persamaan kontinyuitas dihasilkan. Jika dijabarkan akan menjadi : ρ.a 1.V 1 = ρ.a 2.V 2. (2.19) Sedangkan untuk aliran incompressible (tak termampatkan) dimana perubahan densiti selama aliran adalah nol, dan karena ρ1= ρ2, persamaan ini menjadi : A 1.V 1 = A 2.V 2 = Q. (2.20) Q = Kapasitas aliran (liter/detik) A = Luas penampang ( ) V = Kecepatan aliran Fluida (m/dt)

19 22 Gambar 2.12 Aliran fluida pada pipa berventuri [14]. Gambar 2.12 merupakan aliran fluida pada pipa berventuri, seperti dijelaskan pada persamaan kontinyuitas bahwa debit pada sisi A1 dan A2 adalah sama maka kecepatan air pada sisi A2 akan lebih tinggi daripada sisi A Persamaan Euler Terdapat hubungann antara tinggi air jatuh yang tersedia untuk memutar runner turbin dengan kelengkungan sudu runner itu sendiri untuk pemanfaatan energi air secara maksimal. Gambar 2.13 Hubungan tinggi air jatuh dengan bentuk sudu kincir air [13]. Gambar 2.13 merupakan hubungan tinggi air jatuh dengan bentuk sudu kincir, semakin kecil ketinggian jatuh air maka kelengkungan sudunya harus dibuat semakin lurus juga. H = ₁. ₁ᵤ ₂. ₂ᵤ. (m)....(2.21) = Kecepatan tangensial pada runner (m/dt) g = Percepatan grafitasi (m/ )

20 23 = Kecepatan relatif (m/dt) = Efisiensi kincir (%) 2.8 Perancangan Kincir Air Tinggi Air Jatuh Air yang mengalir memiliki energi yang dapat dipergunakan untuk memutar runner kincir air. Tinggi air jatuh atau Head merupakan hal penting dalam merancang sebuah kincir air. Nilai Head akan menentukan bentuk kincir air, dengan menggunakan rumus mekanika fluida, daya kincir air, luas penampang lintang saluran dan dimensi bagian bagian kincir air lainnya serta bentuk energi dari aliran airnya dapat ditentukan Daya Potensial Air Dari kapasitas perancangan air (Qd) dan tinggi air jatuh (h) maka dapat diperoleh daya potensial air dengan rumus : Pair = ρ. g. Q d. h..(2.22) Pair = daya air (Kw) Qd = kapasitas air dalam rancangan (. ) ρ = massa jenis air ( ) g = percepatan gravitasi ( ) h = tinggi air jatuh (m) Dynamometer Dynamometer atau dyno merupakan alat yang digunakan untuk mengukur torsi yang dihasilkan oleh sebuah mesin yang diukur melalui porosnya [6]. Dynamometer mengabsorsi tenaga yang dikeluarkan oleh kincir dengan cara pengereman bertahap sejak kincir tersebut dalam keadaan idle sampai pada Rpm maksimumnya.

21 24 Pada penelitian ini menggunakan alat torsi meter untuk mengukur torsinya dan alat Tachometer untuk mengetahui Rpm kincir. Berikut adalah persamaan untuk menghitung torsi yang dibangkitkan oleh kincir air : T = ( F 1 - F 2 ). R P = ( m ). g. R P..(2.23) m = m 1 m 2..(2.24) T = torsi terbangkitkan (Nm). F 1, F 2 = gaya-gaya pada belt alat torsi (N). R P m = jari-jari puli torsi meter (m). = perbedaan beban massa pada timbangan-timbangan alat torsi (kg). m 1, m 2 = massa beban pada timbangan-timbangan alat torsi (kg). g = percepatan gravitasi (m/dt 2.). Gambar 2.14 dynamometer

22 25 Gambar 2.14 merupakan gambar dynamometer yang dipakai dalam pengujian putaran berbeban dan tanpa beban. Unit dynamometer menggunakan 2 buah neraca pegas gantung dan v belt yang telah dipotong sebagai penghubung antara puli kincir dengan neraca pegas. 2.9 Pemilihan Unit Pompa Dengan data perencanaan unit kincir air tersebut diatas digunakan sebagai acuan dalam pemilihan unit pompa yang dipakai.pompa yang dipakai adalah pompa torak dengan spesifikasi sebagai berikut : Pressure max. = 35. Operation = RPM Capacity max. = 20 Required power = watt. Pompa ini adalah sebuah pompa torak dengan 3 silinder yang memiliki karakteristik Head yang besar. Pemilihan Head besar dikarenakan pompa akan mendorong air melalui elevansi yang tinggi dari titik pompa hingga bak pengumpul.

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Energi 2.1.1 Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut Rumus yang dipakai dalam energi

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Mikrohidro atau biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TURBIN AIR Turbin air termasuk dalam kelompok mesin-mesin fluida yaitu, mesin-mesin yang berfungsi untuk merubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetis air) menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pembangunan sebuah PLTMH harus memenuhi beberapa kriteria seperti, kapasitas air yang cukup baik dan tempat yang memadai untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TURBIN AIR Turbin air termasuk dalam kelompok mesin-mesin fluida yaitu, mesin-mesin yang berfungsi untuk merubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetis air) menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Tinjauan Umum Praktikan sangat membantu dalam mendapatkan gambaran yang nyata tentang alat/mesin yang telah dipelajari di bangku kuliah. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. engertian Dasar Tentang Turbin Air Kata turbin ditemukan oleh seorang insinyur yang bernama Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa latin dari

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012 PERCOBAAN TURBIN PELTON A. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari pelaksanaan percobaan ini adalah untuk mempelajari prinsip kerja dan karakteristik performance turbin air (pelton). Karakteristik performance turbin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TURBIN AIR Turbin air termasuk dalam kelompok mesin-mesin fluida yaitu, mesin-mesin yang berfungsi untuk merubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetis air) menjadi

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU Bona Halasan Nababan 1,Tekad Sitepu 2 1,2, Departemen Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU Bernardus Lumban Gaol 1,Tekad Sitepu 2 1,2, Departemen Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

Lebih terperinci

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar.

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar. Turbin Air 117 Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar. Contoh soal Sebuah turbin reaksi aliran keluar mempunyai diameter dalam dan diameter luar berturut-turut 1 meter dan 2 meter.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN AIR KINETIK (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan)

PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN AIR KINETIK (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan) TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi II. TINJAUAN PUSTAKA.1. Potensi Pemanfaatan Mikrohidro Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi kebutuhan yang mendasar saat ini, namun penyebarannya tidak merata terutama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam bidang

Lebih terperinci

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU DAN LAJU ALIRAN TERHADAP PERFORMA TURBIN KAPLAN Ari Rachmad Afandi 421204156

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON Ali Thobari, Mustaqim, Hadi Wibowo Faculty of Engineering, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera KM. 1 Kota Tegal 52122 Telp./Fax.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Dasar Teori Pompa Sentrifugal... Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal.

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK Perangkat elektro mekanik merupakan salah satu komponen utama yang diperlukan oleh suatu PLTMH untuk menghasilkan energi listrik Proses

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar Slamet Wahyudi, Dhimas Nur Cahyadi, Purnami Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Energi Secara global telah diketahui bersama bahwa sumber energi tak terbaharui semakin berkurang keberadaannya maka sudah selayaknya untuk dicari dan digalakan penemuan-penemuan

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous HYDRO POWER PLANT Prepared by: anonymous PRINSIP DASAR Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengambil air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Mikrohidro Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal sejak lama, mulai dengan teknologi sederhana seperti kincir air ( water wheel),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI UKURAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI KINCIR AIR SUDU DATAR

PENGARUH VARIASI UKURAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI KINCIR AIR SUDU DATAR PENGARUH VARIASI UKURAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI KINCIR AIR SUDU DATAR Hangga Putra Prabawa 1*, Dan Mugisidi 2, Moh. Yusuf D 3, Oktarina Heriyani 4 *1234 Program Studi Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini di peruntukan untuk tugas akhir dengan judul Studi Analisis Pengaruh Sudu Turbin Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.Penelitian ini mengacu

Lebih terperinci

TURBIN AIR. Turbin air mengubah energi kinetik. mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara. dan ketinggian.

TURBIN AIR. Turbin air mengubah energi kinetik. mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara. dan ketinggian. MESIN-MESIN FLUIDA TURBIN AIR TURBIN AIR Turbin air mengubah energi kinetik dan potensial dari air menjadi tenaga mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara energi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah... i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... i iv v viii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 2 C. Batasan Masalah... 2 D. Sistematika

Lebih terperinci

Turbin Reaksi Aliran Ke Luar

Turbin Reaksi Aliran Ke Luar Turbin Reaksi Aliran Ke Luar Turbin reaksi aliran keluar adalah turbin reaksi dimana air masuk di tengah roda dan kemudian mengalir ke arah luar melalui sudu (gambar 8). Gambar 8. Turbin reaksi aliran

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGUJIAN UNJUK KERJA KINCIR AIR SUDU LURUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA TORAK. Oleh : I WAYAN RAMA WIJAYA NIM :

SKRIPSI PENGUJIAN UNJUK KERJA KINCIR AIR SUDU LURUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA TORAK. Oleh : I WAYAN RAMA WIJAYA NIM : SKRIPSI PENGUJIAN UNJUK KERJA KINCIR AIR SUDU LURUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA TORAK Oleh : I WAYAN RAMA WIJAYA NIM :0919351031 PENGUJIAN KINCIR AIR SUDU LURUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA TORAK Oleh : I Wayan

Lebih terperinci

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Nama :... Kelas :... FLUIDA Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Kompetensi dasar : 8.. Menganalisis

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air BAB II 2 LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Air Turbin air atau pada mulanya kincir air adalah suatu alat yang sudah sejak lama digunakan untuk keperluan industri. Pada mulanya yang dipertimbangkan adalah ukuran

Lebih terperinci

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA SESSION 8 HYDRO POWER PLANT 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA 6. Kelebihan dan Kekurangan PLTA 1. POTENSI PLTA Teoritis Jumlah potensi tenaga air di permukaan

Lebih terperinci

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: USAHA DAN ENERGI 1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: Kata usaha dalam pengertian sehari-hari ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu angka atau ukuran dan tidak dapat pula dinyatakan

Lebih terperinci

TINJAUAN LITERATUR. padi dan sebagainya. Di daerah daerah terpencil, misalnya terbuat dari bambu

TINJAUAN LITERATUR. padi dan sebagainya. Di daerah daerah terpencil, misalnya terbuat dari bambu TINJAUAN LITERATUR Kincir Air Ribuan tahun yang lalu manusia telah memanfaatkan tenaga air untuk beberapa keperluan, misalnya untuk menaikkan air keperluan irigasi, menggiling padi dan sebagainya. Di daerah

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER

ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER Arief Muliawan 1, Ahmad Yani 2 1) Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Bontang Jalan Ir. H. Juanda No. 73 RT.36 Bontang

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2 DINAMIKA FLUIDA FLUIDA DINAMIS SIFAT UMUM GAS IDEAL Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (STEADY ) dan tak tunak (non STEADY) Aliran fluida dapat termanpatkan (compressibel) dan tak termanfatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ANDI SUSANTO NIM : D200 080

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P ANGGAPAN YANG DIGUNAKAN ZAT CAIR ADALAH IDEAL ZAT CAIR ADALAH HOMOGEN DAN TIDAK TERMAMPATKAN ALIRAN KONTINYU DAN SEPANJANG GARIS ARUS GAYA YANG BEKERJA HANYA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum PLTMH Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun Mikro

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump). BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Rancang Bangun Kincir Air Irigasi. Sebagai Pembangkit Listrik di Desa Talawaan

TUGAS AKHIR. Rancang Bangun Kincir Air Irigasi. Sebagai Pembangkit Listrik di Desa Talawaan TUGAS AKHIR Rancang Bangun Kincir Air Irigasi Sebagai Pembangkit Listrik di Desa Talawaan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Program Studi Teknik Listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga air merupakan sumber daya energi yang penting setelah tenaga uap atau panas. Hampir 30% dari seluruh kebutuhan tenaga di dunia dipenuhi oleh pusat pusat listrik tenaga air.

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Chen, dkk (2013) meneliti tentang Vertical Axis Water Turbine (VAWT) yang diaplikasikan untuk menggerakkan power generation untuk aliran air dalam pipa. Tujuannya

Lebih terperinci

PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA BUMI NABUNG TIMUR

PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA BUMI NABUNG TIMUR PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA BUMI NABUNG TIMUR Mafrudin 1), Dwi Irawan 2). 1, 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut: BAB IV TURBIN UAP Turbin uap adalah penggerak mula dimana gerak putar diperoleh dengan perubahan gradual dari momentum uap. Pada turbin uap, gaya dibangkitkan pada sudu (blade) karena kecepatan uap. Ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Air 3.1.2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Pengujian Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar 0,12 m. Penentuan besarnya diameter lubang buang merupakan hasil dari pengujian

Lebih terperinci

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM Zat cair yang bergerak dapat menimbulkan gaya. Gaya yang ditimbulkan oleh zat cair dapat dimanfaatkan untuk : - analisis perencanaan turbin - mesin-mesin hidraulis - saluran

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL

UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL Yudi Setiawan, Irfan Wahyudi, Erwin Nandes Jurusan Teknik Mesin, Universitas Bangka Belitung Jl.Merdeka no. 04 Pangkalpinang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran BAB II DASAR TEORI 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 UJI PERFORMANSI TURBIN VORTEX MENGGUNAKAN VARIASI DIMENSI SUDU 2 DAN 3 DAN LUAS SALURAN BUANG SERTA KETINGGIAN DARI DASAR CASING SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B 1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara

Lebih terperinci

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN SKS : 3 HIROLIKA Oleh : Acep Hidayat,ST,MT. Jurusan Teknik Perencanaan Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana Jakarta 2011 MODUL 12 HUKUM KONTINUITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrodinamika 2.1.1 Definisi Hidrodinamika Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar: LAMPIRAN Panduan Manual Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton 1. Bagian Bagian Alat Gambar 1.1 Bagian Alat Keterangan gambar: 1. Turbin Pelton 2. Rumah Turbin 3. Bagian Display 4. Pompa Air 5. Sensor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI (Test of Blade Number of Irrigation Water Power Plant Equipment) Amanda Buna Satria Siregar 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Sulastri Panggabean

Lebih terperinci

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

Makalah Pembangkit listrik tenaga air Makalah Pembangkit listrik tenaga air Di susun oleh : Muhamad Halfiz (2011110031) Robi Wijaya (2012110003) Alhadi (2012110093) Rari Ranjes Noviko (2013110004) Sulis Tiono (2013110008) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 RANCANGAN NOSEL DENGAN KATUP PENGATURAN DEBIT AIR PENGGERAK TURBIN OSSBEGER DAYA TURBIN = 2,6 KW HEAD = 12 METER SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana H E R D Y

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU PKMT-2-16-1 RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU Pamungkas Irwan N, Franciscus Asisi Injil P, Karwanto, Samodra Wasesa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisa. Dari hasil pengambilan data performasi turbin air dari modifikasi blower angin sentrifugal yang dilakukan di Belik (pemandian sumber air) yang beralamat

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR Ridwan Arief Subekti 1, Anjar Susatyo 2 1 Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik, LIPI, Bandung ridw001@lipi.go.id 2

Lebih terperinci

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM A. Menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan besaran-besaran terkait. 1. Sebuah meja massanya 10 kg mula-mula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tenaga Air Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air

Lebih terperinci

FIsika FLUIDA DINAMIK

FIsika FLUIDA DINAMIK KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI FLUIDA DINAMIK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi fluida dinamik.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci

58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses!

58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses! TURBIN AIR 1. Jelaskan secara singkat tentang sejarah diketemukannya turbin air sebagai tenaga penggerak mula? 2. Jelaskan perbedaan antara pembangkit tenaga listrik dengan tenaga air dan tenaga diesel?

Lebih terperinci

Pembuatan dan Pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Turbin Banki Daya 200 Watt

Pembuatan dan Pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Turbin Banki Daya 200 Watt Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. : Januari 0: 45-53 ISSN 086-3403 Pembuatan dan Pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Turbin Banki Daya 00 Watt Andi Ade Larasakti, Syukri Himran dan A. Syamsul Arifin

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN AIR HASIL MODIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN AIR HASIL MODIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO B.11. Kaji eksperimental kinerja turbin air hasil modifikasi... KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN AIR HASIL MODIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO Gatot Suwoto Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN SIMULATOR TURBIN AIR SKALA MIKRO

ANALISIS PENGUJIAN SIMULATOR TURBIN AIR SKALA MIKRO ANALISIS PENGUJIAN SIMULATOR TURBIN AIR SKALA MIKRO Oleh Bambang hermani bang2hermani@gmail.com. TM-Untag-Crb ABSTRAK Pengkajian rancang bangun simulator turbin air skala mikro dimaksudkan untuk penanding

Lebih terperinci

BAB 5 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd.

BAB 5 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB 5 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB 5 ENERGI, USAHA, DAN DAYA STANDAR KOMPETENSI : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik KOMPETENSI DASAR Setelah pembelajaran,

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut: B. TURBIN REAKSI Pada turbin reaksi, uap masuk ke roda dengan tekanan tertentu dan mengalir pada sudu. Uap ketika meluncur, memutar sudu dan membuatnya bergerak. Kenyataannya, runner turbin berotasi karena

Lebih terperinci

ENERGI DAN MOMENTUM. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

ENERGI DAN MOMENTUM. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB ENERGI DAN MOMENTUM Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB KONSEP KERJA-ENERGI Merupakan konsep alternatif untuk menyelesaikan persoalan gerak Dikembangkan dari konsep gaya dan gerak Merupakan

Lebih terperinci