ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL EQUATION MODELLING PARTIAL LEAST SQUARE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL EQUATION MODELLING PARTIAL LEAST SQUARE"

Transkripsi

1 Seminar Hasil Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL EQUATION MODELLING PARTIAL LEAST SQUARE 1 Dewi Rosiyana Umami dan 2 Sutikno 1 Mahasiswa S1 Statistika FMIPA ITS 2 Dosen Pembimbing, Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA ITS dhu_dhu_17035@yahoo.co.id, sutikno@statistika.its.ac.id ABSTRAK Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, perlu sebuah konsep pembangunan berkelan-jutan yang didefinisikan sebagai pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Indikator Pembangunan Berkelanjutan dapat diukur dengan beberapa konstruk (variabel laten) beserta indikatornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dan mengeta-hui pengaruh dari variabel tersebut terhadap proses pembangunan ber-kelanjutan di Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data SUSENAS 2007 dan Indikator Makro Ekonomi Jawa Timur tahun 2007 dengan yang terdiri atas 38 kabupaten/kota.metode yang digunakan adalah Stuctural Equation Modelling menggunakan Partial Least Square dengan metode bootstrap. Hasil analisis menunjukkan bahwa Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur untuk konstruk SDM adalah Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Sekolah dan tingkat pengang-guran terbuka. Indikator dari konstruk Ekonomi adalah garis kemiskinan, lantai tanah dan PDRB. Indikator dari konstruk kualitas hidup adalah air bersih, Angka Harapan Hidup, Prevelensi kurang gizi dan Sanitasi. Konstruk Sumber Daya Manusia terhadap Ekonomi terdapat pengaruh positif. Hal ini berarti semakin tinggi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jawa Timur semakin tinggi tingkat perekonomian. Pengaruh konstruk Sumber Daya Manusia dan Ekonomi terhadap Kualitas Hidup adalah pengaruh signifikan positif. Kata kunci: Indikator Pembangunan Berkelanjutan, konstruk, SEM-Partial Least Square, Bootstrap 1. Latar belakang Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dilain pihak, dengan memacu laju pembangunan akan menghasilkan dampak negatif berupa menurunnya kualitas Hidup lingkungan hidup yang selanjutnya dapat merugikan masyarakat yang terkena dampak tersebut. Pada tahun 1987, komisi WCED (World Commission on Environmental and Development/WCED) yang dibentuk oleh PBB telah berhasil menyelesaikan konsep pembangunan berkelanjutan yang didefinisikan sebagai pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Proses pembangunan tidak bisa diukur secara langsung. Oleh karena itu untuk dapat mengukur proses pembangunan berkelanjutan dibutuhkan suatu indikator pengukurnya. Indikator ini kemudian disebut sebagai Indikator Pembangunan Berkelanjutan. Indikator ini diharapkan mampu mengukur kemajuan yang dicapai dari program pembangunan berkelanjutan dan dapat memberikan peringatan dini jika muncul suatu masalah sebelum masalah tersebut memburuk, sehingga kerusakan ekonomi, sosial, dan lingkungan dapat dicegah (Hardi & Zdan,1997). Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan suatu penelitian tentang pola hubungan variabel-variabel laten yang berpengaruh terhadap Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi pembangunan berkelanjutan di Jawa Timur dan mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel terhadap proses 1

2 pembangunan berkelanjutan di daerah Jawa Timur dengan menggunakan metode SEM PLS. Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas IPB diantaranya: Purnomo (2002), BPS (2002). Purnomo (2002) melakukan identifikasi indikator-indikator pembangunan berkelanjutan daerah yang valid, handal, mudah diterapkan, dan dapat diperbaharui secara teratur serta mengkaji keterkaitan antar indikator pembangunan berkelanjutan daerah. Hasil dari penelitian ini adalah model hipotetik pembangunan berkelanjutan yang terdiri atas tiga pilar yaitu: Sumber Daya Manusia, Ekonomi, dan Kualitas Hidup Hidup. Metode yang digunakan dalam menyusun IPB adalah Structural Equation Modelling (SEM) dengan ruang lingkup studi 294 kabupaten/kota di Indonesia. Metode SEM baku seringkali digunakan untuk menyusun berbagai indikator. Metode ini cukup baik menjelaskan keterkaitan antar variabel laten. Namun demikian metode SEM baku mempunyai asumsi, diantaranya: (1) tidak terdapat multikolinieritas antar variabel laten, (2) hubungan antar variabel laten adalah linier, (3) jumlah obsservasi > 100 (Ferdinand (2002). Untuk mengatasi jumlah observasi < 100, maka seringkali digunakan metode SEM Partial Least Square (PLS). Salah satu penelitian yang menggunakan SEM PLS adalah Sumin (2009). Dalam penelitianya dikaji tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi guru pada Perguruan Islam Al-Azhar Pontianak. Untuk menyusun IPB di Jawa Timur, dengan jumlah observasi hanya 38 kabupaten/kota, maka akan digunakan SEM PLS dengan metode bootstrap. 2. Struktural Equation Models (Model Persamaan Struktural) Model Persamaan Struktural adalah teknik analisis statistika yang mengkombinasikan beberapa aspek yang terdapat pada path analysis dan analisis faktor konfirmatori untuk mengestimasi beberapa persamaan secara simultan. Tidak seperti multivariate biasa, SEM dapat menguji secara bersama-sama (Bollen,1989). Metode SEM itu sendiri bisa dilakukan dalam dua langkah yaitu model struktural (hubungan antara variabel konstruk independen dan dependen) dan model pengukuran (nilai loading) antara indikator dengan konstruk (variabel laten). 2.1 Model Pengukuran Permodelan yang ditujukan untuk mengukur dimensi-dimensi yang membentuk sebuah faktor disebut measurement model atau model pengukuran. Model pengukuran merepresentasikan dugaan hipotesis yang sudah ada sebelumnya yaitu hubungan antara indikator-indikator dengan faktornya yang dievaluasi dengan menggunakan teknik analisis faktor konfirmatori atau Confirmatori Factor Analysis (CFA) (Kline 2005). 2.2 Model Struktural Model Struktural adalah hubungan antara variabel laten (konstruk) independen dan dependen. Pola hubungan antar variabel laten dalam model struktural ini dianalisis dengan pendekatan Path Analysis yang identik dengan Analisis Regresi. Pada model struktural dapat diketahui besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.3 PLS (Partial Least Square) Partial Least Square pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold guru yang mengembangkan SEM (Structural Equation Models). Model ini dikembangkan sebagai alternatif apabila teori yang mendasari perancangan model lemah atau indikator yang tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. Kelebihan dan kekurangan Partial Least Square: a. Kelebihan: 1. Tidak memerlukan asumsi yang sangat ketat 2. Sampel tidak harus besar 3. Aplikasi metode lebihh ditekankan pada konfirmatori dan prediksi variabel respon. b. Kelemahan Distribusi data tidak diketahui sehingga tidak bias menilai signifikansi statistik. Kelemahan pada metode Partial Least Square ini bisa diatasi dengan menggunakan metode resampling (Bootstrap). Metode Bootstrap 2

3 Penggunaan metode statistik parametrik biasanya mensyaratkan informasi mengenai distribusi yang harus dipenuhi dan ini sulit untuk dipenuhi. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan metode-metode yang tidak memerlukan asumsi ketat, salah satunya metode Bootstrap. Evaluasi Model PLS Model Pengukuran Terdapat dua metode yang digunakan untuk mengevaluasi model pengukuran dengan indikator refleksif, yaitu validitas konvergen dari indikatornya dan reliabilitas komposit untuk indikator. 1. Validitas Konvergen Validitas konvergen adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui apakah 3ndicator dari suatu konstruk atau variabel laten memusat (Hair dkk., 2005). Melihat nilai validitas konvergen dari model pengukuran dengan indicator refleksif dinilai berdasarkan korelasi antara skor variabel dengan skor konstruk. Model telah memenuhi kriteria dari convergent validity jika nilai loading factor 0,50 atau T-Statistik 1,96. (Chin, 1998). 2. Reliabilitas Komposit Reliabilitas komposit atau reliabilitas konstruk adalah metode yang digunakan untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur konstruk teoritis tertentu yang diasumsikan atau dihipotesiskan sebelumnya terdiri dari 3ndicator-indikator yang heterogen tetapi memiliki kemiripan dan merupakan pembentuk konstruk. Ukuran ini dapat diterima kehandalannya apabila koefisien variabel laten > 0,70 (Chin, 1998). Reliabilitas komposit dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: c p [( i 1 Dimana λ i adalah loading faktor yang menghubungkan variabel laten ke indikator dan var error ( i )= 1 (λ i 2 ). Model Struktural Model struktural dievaluasi dengan melihat persentase varians yang dijelaskan dengan melihat R 2 (R-square) untuk variabel laten endogen dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Nilai R 2 diperoleh melalui rumus berikut: 2 H R ˆ cor( X, Y ) (2) h 1 p ( i 1 2 i ) i ) 2 ( p i 1 i )] jh jh j Keterangan: : Koefisien variabel endogen. Cor(X jh,y j ) : korelasi antara variabel eksogen dan endogen. 2.4 Indikator Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat saat ini tanpa merugikan kebutuhan generasi mendatang (WECD, 1987). Mewakili Indonesia, BPS telah menyusun pengembangan indikator berkelanjutan sebagaimana yang disarankan oleh Komisi Pembangunan Berkelanjutan PBB pada tahun Sehingga sejak tahun 2002, BPS telah menerbitkan publikasi Indikator Pembangunan Berkelanjutan setiap tahunnya berdasarkan indikator terpilih yang sudah disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan keberadaan data pembangunan berkelanjutan yang mengacu pada kerangka kerja di atas. Indikator pembangunan berkelanjutan tersebut terdiri atas aspek sosial, ekonomi, limgkungan dan kelembagaan. 3. Metodologi Penelitian 3.1 Sumber Data Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Jawa Timur tahun 2007, yang terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota. (1) 3

4 3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel-variabel dalam indikator pembangunan berkelan-jutan tidak semua bisa diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Variabel laten dan indikatornya masing-masing yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Sumber Daya Manusia (variabel eksogen) Faktor SDM dibentuk oleh indikator pendidikan (Angka melek huruf dan angka partisipasi sekolah) dan angka pengangguran terbuka. a. Angka Melek Huruf Angka melek huruf didefinisikan sebagai persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis naskah (script) latin atau naskah lainnya. b. Angka partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah didefinisikan sebagai persentase penduduk yang berusia tahun yang masih bersekolah. c. Angka Pengangguran Terbuka Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai persentase tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan. 2) Ekonomi (variabel endogen) Faktor laten Ekonomi dibentuk oleh indikator-indikator garis kemiskinan, PDRB, kondisi lantai dan laju pertumbuhan ekonomi. a. Garis kemiskinan Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan ditetapkan berdasarkan pengeluaran per-kapita per-bulan yang diperlukan untuk memenuhi standar konsumsi minimal makanan dan non makanan. b. PDRB Produk domestik regional bruto per-kapita atas dasar harga yang berlaku di provinsi Jawa Timur. c. Lantai Tanah Lantai disini didefinisikan sebagai persentase rumah tangga yang lantai rumahnya sebagian besar berupa tanah atau jenis lantai kotor lainnya (dirt floors). d. Laju Pertumbuhan Ekonomi laju kenaikan aktivitas ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB. 3) Kualitas Hidup Hidup (variabel endogen) Penamaan faktor laten Kualitas Hidup mengacu pada pencapaian kualitas Hidup hidup yang baik yang ditunjukkan oleh tingginya akses ke sanitasi (SANITASI), prevelensi kurang gizi, angka harapan hidup, dan penggunaan air bersih. a. Akses ke Sanitasi Akses ke sanitasi didefinikan sebagai Persentase rumah tangga yang memiliki jamban keluarga sendiri atau memiliki akses ke fasilitas jamban umum b. Prevelensi Kurang Gizi Persentase balita dibawah batas kurang gizi c. Angka Harapan Hidup Angka harapan hidup didefinisikan sebagai Rata-rata umur yang akan dicapai oleh bayi yang baru lahir jika pola kematian pada saat itu diberlakukan pada kehidupannya. d. Penggunaan Air Bersih Presentase jumlah masyarakat yang sudah menggunakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik untuk minum ataupun memasak. 3.3 Metode Analisis Data Analisis ini dilakukan berdasar.kan tujuan penelitian, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 4

5 1. Eksplorasi Data Eksplorasi data dilakukan dengan tujuan untuk mengecek data apakah data yang didapatkan benar-benar sesuai dengan skala data yang digunakan. 2. Analisis Model Persamaan Struktural (SEM) dengan menggunakan Partial Least Square, a) Mendapatkan model berbasis konsep dan teori yang dikembangkan yaitu merancang model struktural (hubungan antar variabel laten). b) Merancang model pengukurannya yaitu hubungan antara indikator-indikator dengan variabel laten. c) Membuat diagram path yang menjelaskan pola hubungan antara variabel laten dengan indikatornya. Gambar 1. Diagram Path Model d) Konversi Diagram Alur Kedalam Persamaan Ekonomi mxn SDM mx1 Kualitas Keterangan: B mxm Ekonomi mxn SDM mx1 Kualitas Hidup : variabel laten endogen Ekonomi : variabel laten endogen SDM : variadel laten eksogen e) Mengestimasi parameter yang terdiri atas estimasi koefisien jalur dan estimasi rata-rata kemudian estimasi bootstrap standar error. f) Langkah-langkah bootstrapping standar error adalah sebagai berikut: Menentukan B sampel independen bootstrap x* 1, x* 2,, x* n, dimana masing-masing sampel berisi n data yang berasal dari populasi x (data asli). Mengevaluasi replikasi yang ada pada masing-masing bootstrap dari ^ yang sesuai untuk tiap sampel bootstrap, yaitu: * ( b ) T n ( x b ), b=1,2, B Mengestimasi standard error berdasarkan point kedua. g) Mengevaluasi outer model atau model pengukuran dengan cara melihat hasil validitas dan reliabilitas. Jika model pengukuran valid dan reliabel maka dapat dilakukan tahap selanjutnya yaitu evaluasi model struktural. Jika tidak, maka harus kembali mengkonstruksi diagram jalur. h) Menginterpretasikan output yang diperoleh sesuai dengan model di atas dan diambil kesimpulan sesuai permasalahan. 4.Analisis Dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Indikator Pembangunan Berkelanjutan Konstruk Sumber Daya Manusia Konstruk (variabel laten) Sumber Daya Manusia dapat diukur oleh variabel manivest (indikator) yang terdiri atas variabel angka melek huruf, angka partisipasi sekolah dan tingkat pengangguran ^ * 5

6 (prsesentase) terbuka. Gambar 2 menyajikan penyebaran data dan identifikasi adanya nilai outlier dengan menggunakan boxplot Tingkat pengangguran Terbuka (a) Angka Partisipasi Sekolah (13-1 (b) Angka Melek Huruf (15-55) (c) Gambar 2. Boxplot konstruk SDM, (a). Tingkat pengangguran terbuka, (b). Angka Partisipasi sekolah, (c). Angka melek huruf. Gambar 2 menunjukkan bahwa pada data variabel tingkat pengangguran terbuka dan angka partisipasi sekolah tidak terdapat nilai outlier dengan nilai tengah (median) masing-masing sebesar 6,425 persen dan 89,545 persen. Variabel angka pengangguran terbuka menunjukkan bahwa sebagian besar daerah memiliki nilai di atas median. Variabel ini memiliki nilai penyebaran yang cukup merata di seluruh daerah dengan nilai rata-rata sebesar 7,2292 persen dan nilai keragaman sebesar 10,22 persen. Data variabel angka partisipasi sekolah sebagian besar daerah berada di bawah nilai tengah dan menyebar hampir di seluruh wilayah dengan nilai rata-rata 87,47 persen, nilai keragaman 59,211 persen dan nilai tengah (median) 89,545 persen. Variabel angka melek huruf menunjukkan bahwa terdapat satu nilai outlier yaitu angka melek huruf dari Kabupaten Sampang. Gambar 2 (c) juga menunjukkan bahwa sebagian besar nilai presentase dari data angka melek huruf berada di bawah nilai tengah yaitu sebesar 95,9 persen. Penyebaran data pada variabel angka melek huruf cukup menyebar di seluruh wilayah dengan nilai rata-rata sebesar 93,3555 persen dan nilai keragaman 44,077 persen. Penyebaran data angka melek huruf di wilayah Jawa Timur selengkapnya disajikan pada Gambar 3. < 68% 68%-76% 77%-84% > 84% Gambar 3. Persebaran Angka Melek Huruf di Jawa Timur Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa persebaran data angka melek huruf di Jawa Timur sudah merata sebagian besar daerahnya memiliki tingkat angka melek huruf yang tinggi. 6

7 (ribuan) (ribuan) Konstruk Ekonomi Konstruk (variabel laten) Ekonomi dapat diukur oleh variabel manivest (indikator) yang terdiri atas variabel lantai tanah, laju pertumbuhan ekonomi, garis kemiskinan dan Produk Domestik Regional Bruto. Gambar 4 menyajikan penyebaran data dan identifikasi adanya nilai outlier dengan menggunakan boxplot (a) Lantai tanah (b) laju pertumbuhan ekonomi (c) Garis kemiskinan Gambar 4. Boxplot konstruk Ekonomi, (a). Lantai tanah, (b). Laju pertumbuhan ekonomi, (c). Garis kemiskinan, (d). PDRB. Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa untuk data untuk variabel lantai tanah tidak terdapat nilai outlier dan sebagian besar daerah berada di atas nilai tengah (median) yaitu sebesar 15,105 persen. Nilai rata-rata pada variabel lantai tanah adalah 19,7749 persen dengan nilai keragaman sebesar 308,035 persen. Data variabel laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa terdapat satu daerah yang memiliki nilai yang outlier yaitu daerah Kabupaten Bojonegoro dengan nilai tengah variabel ini sebesar 5,9 persen. Gambar 4 (b) juga menunjukkan bahwa penyebaran data laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur tidak terlalu merata dengan nilai rata-rata 5,9113 persen dan nilai keragamannya sebesar 1,912 persen. Gambar 4 (d) menjelaskan bahwa penyebaran data variabel PDRB di Jawa Timur masih sempit dan kurang menyebar di seluruh wilayah. Penyebaran masyarakat yang masih menggunakan lantai tanah di wilayah Jawa Timur selengkapnya disajikan pada Gambar 5. (d) PDRB 1%-14% 15%-28% 29%-42% 43%-56% 57%-70% Gambar 5. Persebaran Lantai Tanah di Jawa Timur Gambar 5 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah Jawa Timur sudah tidak menggunakan lantai tanah sebagai alas dalam rumahnya, melainkan sudah menggunakan ubin atau keramik. 7

8 Konstruk Kualitas Hidup Konstruk (variabel laten) Kuaitas hidup dapat diukur oleh variabel manivest (indikator) yang terdiri dari variabel akses sanitasi, akses air bersih, prevelensi kurang gizi dan angka harapan hidup. Gambar 6 menyajikan penyebaran data dan identifikasi adanya nilai outlier dengan menggunakan boxplot (a) Sanitasi (b) Angka harapan Hidup (c) Air bersih Gambar 6. Boxplot konstruk Kualitas Hidup hidup, (a). Sanitasi, (b). Angka harapan hidup, (c). air bersih, (d). Prevelensi kurang gizi Gambar 6 (a) di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai outlier pada data variabel akses sanitasi dengan nilai tengah sebesar 48,925 persen, nilai rata-rata sebesar 48,8161 persen dan nilai keragaman sebesar 539,256 persen. Gambar tersebut juga menjelaskan bahwa penyebaran akses sanitasi di Jawa Timur sudah cukup merata di seluruh wilayah. Gambar 6 (c) menunjukkan bahwa terdapat 2 daerah yang nilainya outlier pada data variabel akses menggunakan air bersih yaitu Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan dengan nilai tengah 91,87 persen, nilai rata-rata sebesar 89,8092 persen dan nilai keragaman sebesar 95,469 persen. Data prevelensi kurang gizi menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai yang outlier dengan nilai tengah sebesar 15,95 persen, nilai rata-rata sebesar 16,2024 persen dan nilai keragaman sebesar 19,331 persen. Begitu juga pada data variabel angka harapan hidup. Variabel ini juga tidak menunjukkan adanya nilai outlier dengan nilai tengah sebesar 68,61 persen, nilai rata-rata sebesar 67,3371 persen dan nilai keragaman sebesar 10,754 persen. Penyebaran masyarakat yang menggunakan akses air bersih di wilayah Jawa Timur selengkapnya disajikan pada Gambar 7. (d) Prevelensi kurang gizi 1%-20% 21%-40% 41%-60% 61%-80% 81%-100% Gambar 7. Persebaran akses sanitasi di Jawa Timur 8

9 Gambar 7 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah Jawa Timur sudah menggunakan air bersih. 4.2 Analisis Model Persamaan Struktural Validitas Konvergen Hasil pengujian validitas konvergen untuk di Jawa Timur dapat dilihat pada outer model loadings seperti gambar di bawah ini. Berdasarkan gambar di bawah ini dapat diketahui bahwa: Gambar 8. Diagram jalur persamaan struktural terhadap indikator pada masing-masing variabel laten Tabel 1. Indikator variabel SDM Indikator Variabel Sumber Daya Manusia Loading Keterangan Angka Melek Huruf Valid Angka Partisipasi Sekolah Valid Tingkat pengangguran Terbuka Valid Tabel 1. menunjukkan bahwa untuk variabel angka melek huruf, angka partisipasi sekolah dan tingkat pengangguran terbuka dapat digunakan untuk mengukur variabel Sumber Daya Manusia karena nilai loadingnya > 0.5. Tabel 2. Indikator variabel Ekonomi Indikator Variabel Ekonomi Loading Keterangan Garis Kemiskinan Valid Lantai tanah Valid PDRB Valid Laju pertumbuhan ekonomi Tidak valid Tabel 2. menunjukkan bahwa untuk variabel Laju pertumbuhan ekonomi tidak valid dikarenakan nilai loading < 0.5. sedangkan untuk indikator garis kemiskinan, lantai tanah dan PDRB dapat digunakan untuk mengukur variabel Ekonomi. Tabel 3. Indikator variabel Kualitas Hidup Indikator Variabel Kualitas Hidup Loading Keterangan Air bersih valid Angka Harapan Hidup valid 9

10 Prevelensi kurang gizi valid sanitasi valid Tabel 3 menunjukkan bahwa semua variabel pada variabel laten Kualitas Hidup adalah valid dikarenakan nilai loading > 0.5. Hal ini berarti semua indikator dapat digunakan untuk mengukur variabel laten Kualitas Hidup. Validitas Konvergen Setelah Indikator Dibuang Pengujian ulang setelah indikator yang tidak valid dihilangkan di wilayah Kota dan Kabupaten Jawa Timur, diagram jalurnya sebagai berikut: Gambar 9. Diagram jalur setelah dilakukan seleksi terhadap indikator yang tidak valid Hasil pengujian ulang setelah indikator yang tidak valid dihilangkan dari konstruk hasilnya di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Uji Validitas Konvergen untuk konstruk SDM Indikator Variabel Sumber Daya Manusia Loading T- Statistik Keterangan Angka Melek Huruf Valid Angka Partisipasi Sekolah Valid Tingkat pengangguran Terbuka Valid Tabel 4. menunjukkan bahwa nilai loading (λ) dari semua variabel untuk konstruk SDM > 0.5 dengan nilai T-Statistik > 1.96, artinya semua variabel signifikan secara statistik dan valid dalam mengukur konstruk SDM. Tabel 5. Uji Validitas Konvergen untuk konstruk Ekonomi Indikator Variabel Ekonomi Loading T- Statistik Keterangan Garis Kemiskinan Valid Lantai tanah Valid PDRB Valid Tabel 5. menunjukkan nilai loading (λ) dari semua variabel untuk konstruk Ekonomi > 0.5 dengan nilai T-Statistik > 1.96, artinya semua variabel signifikan secara statistik dan valid dalam mengukur konstruk Ekonomi. 10

11 Tabel 6. Uji Validitas Konvergen untuk konstruk Kualitas Hidup Indikator Variabel Kualitas Hidup Loading T- Statistik Keterangan Air bersih Valid Angka Harapan Hidup Valid Prevelensi kurang gizi Valid Sanitasi Valid Tabel 6. menunjukkan bahwa nilai loading (λ) dari semua variabel untuk konstruk Kualitas Hidup > 0.5 dengan nilai T-Statistik > 1.96, artinya semua variabel signifikan secara statistik dan valid dalam mengukur konstruk Kualitas Hidup. Reliabilitas Komposit Hasil pengujian reliabilitas komposit di Jawa Timur adalah sebagai berikut: Tabel 7. Reliabilitas Komposit Variabel Composite Reliability Keterangan SDM Reliabel Ekonomi Reliabel Kualitas Hidup Reliabel Berdasarkan hasil uji reliabilitas komposit, untuk variabel laten Ekonomi memiliki nilai reliabilitas komposit sebesar 0.768, variabel Kualitas Hidup sebesar 0.836, dan variabel sumber daya manusia sebesar Semua variabel laten di atas memiliki nilai reliabilitas komposit 0.7 berarti indikator -indikator yang digunakan benar-benar dapat dipercaya (mampu) untuk mengukur konstruknya. Penilaian R 2 dan Koefisien Parameter Jalur Pada Partial Least Square, koefisien parameter jalur diperoleh melalui bobot inner model dengan terlebih dahulu dicari nilai T-statistik melalui prosedur bootstrap standard error. Hasil penilain R 2 dan koefisien parameter jalur di Jawa Timur adalah sebagai berikut. Tabel 8. Koefisien Parameter Jalur Koefisien Parameter Jalur Sample Mean Standard Error Variabel T-Statistik Ekonomi Kualitas Hidup SDM Ekonomi SDM Kualitas Hidup Tabel 9. R-square Jawa Timur Variabel R Square Ekonomi Kualitas Hidup Nilai R 2 (η1) untuk variabel Ekonomi sebesar 0.44 artinya variasi Ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel Sumber daya manusia sebesar 44% sedangkan sisanya sebesar 66% dipengaruhi oleh variabel 11

12 lain yang tidak terdapat di dalam model penelitian ini. Nilai R 2 (η2) untuk variabel kualitas Hidup sebesar , artinya variasi Kualitas Hidup dapat dijelaskan oleh variabel Sumber daya manusia sebesar 86,58% sedangkan sisanya sebesar 13,42% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam model. Berdasarkan hasil estimasi bootstrap dengan menggunakan kasus persampel 50 dengan sampel asli sebanyak 38, diperoleh nilai koefisien parameter untuk model struktural sebagai berikut. Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Ekonomi (γ 11 ) sebesar satuan dengan nilai T- statistik sebesar (> 1.96). H 0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan positif antara variabel Sumber Daya Manusia terhadap variabel Ekonomi. Hal ini berarti semakin tinggi Sumbar Daya Manusia di Jawa Timur semakin tinggi tingkat Ekonomi. Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Hidup (γ 21 ) sebesar satuan dengan nilai T-statistik sebesar (> 1.96). H 0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan positif antara variabel Sumber Daya Manusia terhadap variabel Kualitas Hidup. Pengaruh variabel Ekonomi terhadap Kualitas Hidup (β 21 ) sebesar satuan dengan nilai T- statistik sebesar (> 1.96). H 0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan positif antara variabel Sumber Daya Manusia terhadap variabel Kualitas Hidup. Selanjutnya koefisien parameter yang diperoleh dimasukkan ke dalam persamaan matematis sebagai berikut: Ekonomi = 0, SDM Kualitas Hidup = 0, Ekonomi + 0, SDM Artinya: Setiap kenaikan Sumber Daya Manusia sebesar satu satuan akan mengakibatkan kenaikan ekonomi sebesar satuan. Setiap kenaikan Ekonomi sebesar satu satuan dengan asumsi variabel Sumber Daya Manusia tetap akan mengakibatkan kenaikan Kualitas Hidup sebesar satuan. Setiap kenaikan Sumber Daya Manusia sebesar satu satuan dengan asumsi variabel Ekonomi tetap akan mengakibatkan naiknya Kualitas Hidup sebesar satuan. Setiap kenaikan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi sebesar satu satuan akan mengakibatkan naiknya Kualitas Hidup sebesar satuan. 5.Kesimpulan : Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur untuk konstruk SDM adalah Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Sekolah dan tingkat pengangguran terbuka. Indikator dari konstruk Ekonomi adalah jumlah masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, banyaknya masyarakat yang sebagian besar rumahnya masih berlantai tanah dan PDRB per-kapita. Indikator dari konstruk kualitas Hidup adalah akses air bersih, Angka Harapan Hidup, Prevelensi kurang gizi dan akses Sanitasi. 2. Terdapat pengaruh yang positif dan nyata (signifikan) antara konstruk Sumber Daya Manusia dan Ekonomi. Hal ini berarti semakin tinggi Sumber Daya Manusia di Jawa Timur semakin tinggi tingkat perekonomian. Pada model yang kedua, terdapat pengaruh yang positif dan nyata (signifikan) antara konstruk Sumber Daya Manusia dan Kualitas Hidup. Daftar Pustaka Bollen K.A Structural Equation with Laten Variabels, Departement of Sociology, John Wiley & Sons, New York. Budi, T. P SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi. Yogyakarta. BPS Statistik Lingkungan Hidup Indonesia Badan Pusat Statistik. Jakarta. 12

13 BPS, Bappenas, dan UNDP Indonesia Human Development Report Toward a New Consensus: Democracy and Human Development in Indonesia. Jakarta. BPS Indikator Pembangunan Berkelanjutan Badan Pusat Statistik. Jakarta. Chin, W.W The Partial Least Squares Approach for Structural Equation Modeling. Cleveland. Ohio. Ferdinand, A Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. Badan Penerbit UNDIP. Semarang. Geisser, S The Predictive Sample Reuse Method with Application. Journal of The American Statistical Association. Vol Ghozali I dan Fuad Struktural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Aplikasi Lisrel. Penerbit Universitas Diponogoro. Hair, J. F. JR., Anderson, R.E, Tatham, R.L. and Black, W.C Multivariate Data Analysis. Fifth Edition. Prentice Hall, International, Inc. Hardi, P. dan T. Zdan Assessing Sustainable Development: Principles in Practice. International Institute for Sustainable Development (IISD) Johnson RA and Wichern DW Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice Hall, Englewood Chiffs, New Jersey Purnomo, Arif Model Persamaan Struktural Pembangunan Berkelanjutan Daerah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sharma, S Applied Multivariate Techniques. John Wiley & Sons. Inc Sumin Pemodelan Persamaan Struktural Untuk Sampel Kecil Menggunakan Metode Bootstrap Pada Partial Least Square. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Tobias, R An Introduction to Partial Least Squares Regression. In Proceedings of the Twentieth Annual SAS Users Group International Coference, Cary, NC : SAS Insitute Inc., WCED Our Common Future. Oxford University Press, Oxford. Wold. S., Ruhe, A., Wold, H., and Dunn, W.J The Collinearity Problem in Linear Regression: The Partial Least Square (PLS) Approach to Generalized Inverses, SIAM Journal on Scientific and Statistical Computing, vol.5, no. 3: Wold, H Partial Least Square. Encylopedia of Statistical Sciencies. Vol Wonnacott, World Bank Indicators of Sustainable Development: Guidelines and Methodologies. Washington, WB. 13

Analisis Indikator-Indikator Pembangunan Berkelanjutan (IPB) di Jawa Timur Menggunakan Metode Struktural Equation Models-Partial Least Square

Analisis Indikator-Indikator Pembangunan Berkelanjutan (IPB) di Jawa Timur Menggunakan Metode Struktural Equation Models-Partial Least Square Analisis Indikator-Indikator Pembangunan Berkelanjutan (IPB) di Jawa Timur Menggunakan Metode Struktural Equation Models-Partial Least Square Presented by: Dewi Rosiyana Umami 1306 100 035 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING)

Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-89 Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating

Lebih terperinci

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Oleh : Renanthera Puspita N. Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. 1

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 161 STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) DENGAN MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 1) Mahasiswa Magister Jurusan Statistika ITS 2) Dosen Jurusan Statistika ITS Abstrak

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS SPSS for Windows A. PENILAIAN MODEL PENGUKURAN Penilaian model pengukuran dibagi menjadi 2 pengukuran yaitu pengukuran model reflektif dan pengukuran model formatif.

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE

PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE 1 Gangga Anuraga dan 2 Bambang Widjanarko Otok 1,2 Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa responden karyawan bersedia melakukan pemeriksaan kembali jika tidak dibayari perusahaan. Hal ini dikarenakan pemeriksaan memang harus dilakukan secara periodik, kinerja pelayanan Prodia cukup baik, dan

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL. Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2

STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL. Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 1) Mahasiswa Magister Jurusan Statistika ITS, 2) Dosen Jurusan Statistika ITS Abstrak Suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang 1 Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Renanthera Puspita Ningrum, danbambang Widjanarko Otok Jurusan Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE Alodya Ann Gita Alfa 1), Dewi Rachmatin 2), Fitriani Agustina 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 233-242 PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR 1 Nusar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 KOMITMEN MANAJEMEN DAN PARTISIPASI KARYAWAN MELALUI IMPLEMENTASI ISO 9001:2008 DALAM MENINGKATKAN INOVASI PROSES DAN INOVASI PRODUK YANG BERDAMPAK PADA KINERJA PERUSAHAAN Sutarmin 1) dan Zeplin Jiwa Husada

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 485-495 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5 8 BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari PT. MARS yaitu hasil survei konsumen terhadap produk-produk toilettris (keperluan mandi) pada tahun 005. Metode Secara garis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-78 Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada di Kabupaten Jombang Masnatul Laili dan Bambang Widanarko Otok Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis membutuhkan data-data yang relevan guna menunjang proses penelitian. Usaha untuk mengumpulkan data-data

Lebih terperinci

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN METODA KOMBINASI SERVQUAL DAN STRUCTURAL EQUATION MODELING, DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCCESS (Studi Kasus pada Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Gambar 3.1 Tahapan Penelitian. 3.2 Tahap Pendahuluan Pada tahap ini hal yag dilakukan terdiri atas 3 tahapan, yaitu melakukan studi literatur, melakukan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN UNTUK MERUMUSKAN KEBIJAKAN PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) SURABAYA Maria Ulfa 1) dan Indung Sudarso 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji dan membuktikan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 805-814 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga, Jakarta Pusat, tempat ini sengaja dipilih karena akses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran 54 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA)

PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA) PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA) (Studi Kasus Penentuan Struktur Model Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah) Oleh: Dewi Fenty Ekasari NRP. 1310 201 708

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data. 40 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai arah dan cara melaksanakan penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada responden yang tinggal di Jakarta Selatan dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan selama jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan penjelasan.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS Fuji Rahayu W. 1), Erwin Widodo 2) dan Bambang Syairudin 3) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta Barat Sejarah berdirinya kantor Keluarga Berencana dimulai dari pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bollen, K.A Structural Equation With Latent Variables. New York : John Wiley & Sons.

DAFTAR PUSTAKA. Bollen, K.A Structural Equation With Latent Variables. New York : John Wiley & Sons. 7 DAFTAR PUSTAKA Bollen, K.A. 989. Structural Equation With Latent Variables. New York : John Wiley & Sons. Chin, W.W., Marcolin, B.L. and Newsted, P.R, 996. A Partial Least Squares Latent Variable Modelling

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada sub bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

2 METODE. Kerangka Pemikiran

2 METODE. Kerangka Pemikiran 16 2 METODE Kerangka Pemikiran PTT padi merupakan suatu metode pendekatan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan efisiensi produksi. PTT menekankan pada prinsip

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

Sumber Data & Metode Pengambilan Sampel

Sumber Data & Metode Pengambilan Sampel BAB 3 Sumber Data & Metode Pengambilan Sampel n Z 2 Z 2 ( Np(1 p)) ( p(1 p) E 2 ( N 1)) n Jumlah sampel N Jumlah populasi (berjumlah 254orang) Z Tingkat kepercayaan (menggunakan 90%) E Ukuran kesalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Obyek / Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PUSKESMAS Mantrijeron, sebagai unit pelayanan jasa yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT (IPKM) DI JAWA TIMUR

STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT (IPKM) DI JAWA TIMUR STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT (IPKM) DI JAWA TIMUR Gangga Anuraga 1), Edy Sulistiyawan 2), Siti Munadhiroh 3) 1)2)3) Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. dari penelitian. Terdapat beberapa analisis statistika yang dilakukan pada penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. dari penelitian. Terdapat beberapa analisis statistika yang dilakukan pada penelitian BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis Statistika Analisis statistika dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian. Terdapat beberapa analisis statistika yang dilakukan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dari tahap awal sampai pada pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS V.1 PERANCANGAN MODEL BERBASIS METODE QFD (QFD TAHAP 1)

BAB V ANALISIS V.1 PERANCANGAN MODEL BERBASIS METODE QFD (QFD TAHAP 1) BAB V ANALISIS V.1 PERANCANGAN MODEL BERBASIS METODE QFD (QFD TAHAP 1) BAB V Analisis V.1 Perancangan Model berbasis Metode QFD (QFD tahap 1) Penyusunan VOC atau customer needs berupa kriteria persyaratan

Lebih terperinci

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling)

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Disusun oleh: ISTI APRILLIA (1312 105 015) Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena menggunakan analisis data kuantitatif, dimana merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Data Responden Untuk dapat memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden, peneliti menggunakan tabel distribusi sebaran untuk menunjukkan data responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 kabupaten dan 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi APBD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Structural Equation Modeling (SEM) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik dengan kombinasi dari analisis jalur (path) dan analisis regresi yang memungkinkan peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB V Analisis V.1 Perancangan Model berbasis Metode QFD (QFD tahap 1)

BAB V Analisis V.1 Perancangan Model berbasis Metode QFD (QFD tahap 1) BAB V Analisis V.1 Perancangan Model berbasis Metode QFD (QFD tahap 1) Penyusunan VOC atau customer needs berupa kriteria persyaratan akreditasi KAN untuk jasa pelayanan teknis khususnya jasa pengujian

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 34 43 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Periode Maret 06, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-7658-- Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesetiaan Konsumen Dengan Metode Covariance Based Structural Equation ing (Studi Kasus: Pengaruh Kesetiaan

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Awal Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya merupakan bagian dari unit layanan kepada masyarakat. Salah satu ruang lingkup tugas yang terdapat pada Dinas Koperasi dan UMKM

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan untuk menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif.

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 553-562 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini digunakan dalam meneliti para karyawan di PT. Wira Saka Abadi dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38) BAB III METODE PENELITIAN.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (01:8) bahwa Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 63 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak/pengaruh variabel (independent variable/variabel laten eksogen) terhadap variabel tertentu (dependent variabel/variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah rektor dan pimpinan di beberapa Universitas swasta di kota Dili-Timor Leste. Dalam penelitian ini, dipilih 4 dari 8

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Gamping yang merupakan salah satu instansi rumah sakit yang berada di Jl. Wates

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan

Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 63 Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan Kasmuri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuesioner sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu: 1) Variabel Kepemimpinan transformasional. Variabel ini dipilih karena Kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah BAB III METODE PENELITIAN Pada subbab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap

Lebih terperinci

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan dilakukan untuk penelitian,

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa SMA dalam Memilih Perguruan Tinggi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa SMA dalam Memilih Perguruan Tinggi Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri UK Petra 2014 ISBN 978-602-71225-1-2 Menuju Era Green Governance, Green Industry Surabaya, 8 November 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa SMA dalam Memilih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci