27 SIMULASI KEKERINGAN DENGAN POLIETILEN GLIKOL(PEG) PADA BENIH BAMBANG LANANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "27 SIMULASI KEKERINGAN DENGAN POLIETILEN GLIKOL(PEG) PADA BENIH BAMBANG LANANG"

Transkripsi

1 1 Makalah No. 27 SIMULASI KEKERINGAN DENGAN POLIETILEN GLIKOL(PEG) PADA BENIH BAMBANG LANANG (Michelia champaca ) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN HARA MAKRO BIBIT Drought simulation with Polyethylen Glycol( PEG) of Bambang lanang seed (Michelia champaca) to the seedling growth and macro nutrition coumpond Yulianti Bramasto, Kurniawati.P. Putri dan Evayusvita Rustam Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Jl. Pakuan Ciheuleut, Po Box. 105 Bogor Alamat E_mail : yuli_bramasto@yahoo.co.id ABSTRAKABSTRACT Kemampuan adaptasi tanaman terhadap lingkungan dan perubahan iklim seperti cekaman kekeringan merupakan faktor penting dalam keberhasilan tumbuh tanaman. Pengujian tingkat kepekaan benih terhadap cekaman kekeringan dapat dilakukan dengan cara simulasi kondisi kekeringan menggunakan Polyethylen Glycol (PEG). Bambang lanang adalah salah satu jenis tanaman yang membutuhkan tempat tumbuh dengan kondisi selalu lembab, tanah yang dalam dan subur. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh simulasi cekaman kekeringan pada benih bambang lanang melalui perendaman dalam larutan PEG terhadap viabilitas benih dan pertumbuhan bibit. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor yaitu Asal benih (Bogor; Lahat) dan konsentrasi PEG (Kontrol; 10 %; 20%,; 30 %; 40 %). Respon yang diamati adalah daya berkecambah, kecepatan berkecambah, tinggi bibit, diameter bibit, jumlah daun, biomassa, top root ratio, dan kandungan serapan hara makro (C,N,P dan K). Hasil pengamatan menunjukkan benih bambang lanang mempunyai kondisi kritis kekeringan pada tahap benih, hal ini ditunjukkan dari daya berkecambah dan kecepatan berkecambah benih. Daya berkecambah dan kecepatan berkecambah benih pada perlakuan kontrol lebih tinggi dari pada benih yang diberi perlakuan PEG. Namun setelah fase perkecambahan dilalui dan bibit diperlakukan pada kondisi lingkungan yang optimal, maka pertumbuhan diameter, jumlah daun, biomassa dan top ratio bibit tidak terganggu dengan perlakuan kekeringan pada tingkat benih, demikian pula dengan serapan C, P dan K pada bibit. Pemberian PEG pada benih berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi bibit, hal ini terlihat dari tinggi bibit terbesar adalah kontrol (45,92 cm) yang berbeda nyata dengan bibit yang diberi PEG 40 % (36,23 cm). Kandungan nitrogen (N) pada bibit dipengaruhi oleh interaksi antara asal benih dan perlakuan perendaman benih dalam PEG, benih asal Lahat dengan konsentrasi PEG 20% mempunyai kandungan N terbesar. Kata kunci : Cekaman kekeringan, Michelia champaca, Pertumbuhan bibit I. PENDAHULUAN Bambang Lanang (Michelia champaca) yang termasuk dalam famili Sapotaceae merupakan salah satu jenis andalan Sumatera Selatan (Kunarso dan Siahaan, 2008).Jenis ini telah lama digunakan sebagai bahan bangunan oleh masyarakat setempat karena kayunya yang kuat dan awet. Tanaman bambang lanang tumbuh pada kisaran antara m dpl, namun dapat dijumpai pula pada ketinggian yang lebih rendah, dengan suhu rata-rata tahunan berkisar antara C (Orwa, et al., 2009). Tanaman ini membutuhkan tempat tumbuh dengan kondisi selalu lembab, tanah yang dalam dan subur. Sebaran alami di India, dan menyebar di Asia Selatan hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Orwa, et al. 2009). Menurut Orwa et al. (2009) tanaman ini menyebar pada daerah primary lowland hingga montane rain forest, pada daerah ecological zone yang sama.tanaman 1

2 2 bambang lanang tumbuh pada zona iklim (Climatic zone) tropika, khususnya di daerah hutan hujan tropika (tropical rainforest). Adanya perubahan iklim yang saat ini mulai dirasakan dapat mempengaruhi keberhasilan penanaman suatu tanaman, sehingga perlu diketahui sifat-sifat tanaman yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan yang ekstrem (misalnya kekeringan), untuk mengurangi kerugian yang timbul akibat perubahan iklim tersebut. Oleh karena itu telah banyak dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan. Untuk mengetahui kemampuan adaptasi tanaman pada kondisi kekurangan air, maka dilakukan penelitian dengan metode simulasi cekaman kekeringan. Dalam metode simulasi ini digunakan berbagai larutan osmotikum yang dapat mengontrol potensial air pada tanaman. Terdapat tiga jenis bahan osmotikum yang sering digunakan, yaitu melibiose, mannitol, dan polyethylene glycol/peg (Effendi, 2009). Menurut Verslues et al. (2006), di antara ketiga bahan osmotikum tersebut ternyata PEG merupakan bahan yang terbaik untuk mengontrol potensial air dan tidak dapat diserap tanaman. Rahayu et al. (2005) menyatakan bahwa PEG merupakan senyawa yang dapat menurunkan potensial osmotik larutan melalui aktivitas matriks sub-unit etilena oksida yang mampu mengikat molekul air dengan ikatan hidrogen. Tekanan osmotik tinggi menyebabkan penurunan serapan air oleh benih yang menyebabkan rendahnya persentase daya berkecambah ( Meneses et al., 2011; Brevedan et al., 2012; Okcu et al., 2005). Menurut Verslues et al. (2006) dikatakan bahwa untuk mengetahui pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan padi, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan PEG dengan bobot molekul > Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan PEG 6000 dengan konsentrasi 25 % dapat menduga varietas padi yang toleran terhadap kekeringan (Afa et al., 2013). Pendugaan kemampuan benih beradaptasi dengan kondisi kekeringan dengan menggunakan simulasi perendaman dalam Polyetheline glycol (PEG) telah dilakukan pada berbagai benih tanaman, antara lain padi, kapas, kacang tanah, nilam ( Djazuli, 2010; Lestari, 2006; Song Ai Nio, et al., 2009; Balch, et al. 1996; Sulistyowati dan Sumartini 2009 ; Hemon, 2009). Pengujian benih terhadap cekaman kekeringan dapat dilakukan dengan cara simulasi kondisi kekeringan menggunakan Polyethylen Glycol (PEG), karena larutan PEG dapat mendeteksi dan membedakan respon tanaman terhadap cekaman kekeringan serta tidak bersifat racun bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh simulasi cekaman kekeringan pada benih bambang lanang melalui perendaman pada berbagai konsentrasi PEG terhadap viabilitas benih serta pertumbuhan bibit bambang lanang II. BAHAN DAN METODE A. Lokasi Penelitian Kegiatan pengujian dan pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor. 2

3 3 B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih bambang lanang yang berasal dari Bogor (Jawa Barat) serta Lahat ( Sumatera Selatan), PEG 6000, aquades, kertas Whatman No 1, sedangkan untuk pengujian perkecambahan digunakan media pasir, tanah dan bak kecambah. Adapun untuk pembibitan digunakan polybag yang telah berisi media tanah dan kompos. C. Prosedur Kerja Benih bambang lanang direndam dalam larutan PEG (BM 6000) pada berbagai perlakuan yaitu konsentrasi PEG 0 (kontrol), 10 %, 20%, 30% dan 40 % (Balch et al, 1996 dalam Lestari, 2006). Sebelum perendaman benih dari setiap populasi disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan pemutih komersial (yang berfungsi untuk mensterilkan benih) selama 20 menit. Setelah itu benih dibilas dan dicuci dengan menggunakan aquades (air destilasi). Benih yang telah disterilkan tersebut selanjutnya diletakkan di atas kertas Whatman No.I, yang telah dibasahi terlebih dahulu dengan larutan PEG 6000 dalam berbagai konsentrasi (0, 10, 20, 30 dan 40%). Benih yang telah direndam selanjutnya disemaikan di rumah Kaca. Untuk uji di rumah kaca, benih yang telah berkecambah ( umur ± 10 hari), disapih kedalam polybag ukuran 15 x 20 cm yang berisi campuran media tanah dan kompos (v:v/1:1). Pengamatan dilakukan sampai dengan bibit umur 4 bulan. D. Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan Pola Faktorial. Terdapat dua faktor yaitu Asal Benih (A) dan konsentrasi PEG (B). Faktor A terdiri dari A1 = benih asal Bogor dan A2 = Benih asal Lahat. Faktor B terdiri dari 4 tahap yaitu B0 = Kontrol (tanpa PEG), B1 = PEG 10 %, B2 = PEG 20%, B3= PEG 30 % dan B4 = PEG 40 %. Respon yang diamati adalah Daya Berkecambah (DB), Kecepatan Berkecambah (KCT), Tinggi Bibit, Diameter Bibit, Jumlah Daun, Biomassa (BKT), Top Root Ratio (TR), dan untuk mengetahui apakah bibit bambang lanang mengalami gangguan dalam penyerapan hara akibat dari perlakuan kekeringan pada benih, maka dilakukan analisis hara makro pada bibit diakhir penelitian, yaitu kandungan serapan hara makro (C,N,P dan K). Metode pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan standar pengukuran bibit. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (SAS 6.12, 1985), apabila ada keragaman maka dilanjutkan dengan Uji lanjut menggunakan Duncan s MultipleRange Test (DMRT) taraf uji 5%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil analisis ragam (Tabel 1) menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara perlakuan asal benih dan simulasi kekeringan terhadap daya berkecambah dan kecepatan berkecambah. antara asal benih dan simulasi kekeringan berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah dan 3

4 4 kecepatan berkecambah. Pada fase bibit, pertumbuhan tinggi total bibit bambang lanang memperlihatkan perbedaan nyata yang disebabkan oleh asal benih dan perlakuan simulasi kekeringan. Sedangkan untuk parameter diameter, jumlah daun, biomasa dan Top Root Ratio tidak menunjukkan perbedaan nyata diantara perlakuan asal benih dan simulasi kekeringan yang diberikan. Hasil uji Duncan daya berkecambah (DB), kecepatan berkecambah (KCT) dan tinggi bibit dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3. Tabel 1. Hasil analisis Ragam Daya berkecambah, kecepatan berkecambah benih serta beberapa variabel pertumbuhan bibit Respon Sumber Keragaman F hitung Daya Berkecambah (DB) Asal Benih ** ** 32.45** Kecepatan Berkecambah Asal Benih ** (KCT) ** 96.95** Tinggi Asal Benih 78.88** 3.05 * 1.59 ns Diameter Asal Benih 0.02 ns 2.57 ns 0.94 ns Jumlah Daun Asal Benih 2.02 ns 0.26 ns 0.28 ns Biomasa Asal Benih 0.65 ns 1.27 ns 3.15 ns Top Root Ratio Asal Benih 0.16 ns 0.35 ns 0.73 ns Biomassa tanaman mengandung beberapa unsur hara makro, yang terbesar adalah kandungan Karbon (C), selain itu terdapat Nitrogen (N),Fospor (P) serta Kalium (K). Hasil analisis ragam untuk kandungan hara makro (Tabel 2) menunjukkan bahwa kandungan karbon (C) dan Fospor (P) pada bibit umur 4 bulan tidak dipengaruhi oleh asal benih maupun perlakuan, sedangkan kandungan Nitrogen (N) dipengaruhi oleh perlakuan dan interaksi antara asal benih dan perlakuan, adapun kandungan kalium (K) dipengaruhi oleh asal benih. Hasil uji lanjut untuk kandungan N total dapat dilihat pada Gambar 4. Tabel 2. Kandungan hara makro pada bibit bambang lanang umur 4 bulan Kandungan Hara Makro Sumber keragaman F hitung C org Asal Benih 2.40 tn 0.98 tn 1.36 tn N total Asal Benih 3.27 tn 6.89** 13.41** P total Asal Benih 2.30 tn 4

5 5 K total B.Pembahasan Asal Benih 1.04 tn 0.42 tn 11.89** 0.71 tn 0.69 tn Hasil uji lanjut (Gambar 1 dan 2) menunjukkan bahwa benih asal lahat tanpa perendaman dalam larutan PEG (kontrol) menghasilkan daya berkecambah dan kecepatan berkecambah benih terbesar. antara asal benih dan perendaman (PEG) menyebabkan penurunan terhadap daya berkecambah dan kecepatan berkecambah benih bambang lanang. Hal ini berarti benih bambang lanang tidak dapat bertahan pada kondisi kekeringan, dan ini sesuai dengan karakter benih bambang lanang yang mempunyai kadar air tinggi (16,7-25%) atau termasuk benih rekalsitran (Yulianti, et al. 2013). Tingkat kepekaan benih terhadap cekaman kekeringan dapat dilihat dari hasil simulasi benih terhadap kekeringan dengan menggunakan perendaman benih dalam beberapa konsentrasi PEG. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara benih dengan perlakuan PEG dengan kontrol (Tabel 1), dalam hal daya berkecambah (DB) dan kecepatan berkecambah (KCT). Daya berkecambah benih asal Lahat dan Bogor masing-masing adalah 66,6 % dan 27,3 %. Hasil penelitian Sumartini et al. (2013) menyatakan bahwa rata rata daya berkecambah benih kapas yang diberi perlakuan PEG 6000 lebih rendah dibandingkan kontrol (penyiraman rutin), hal ini disebabkan tekanan osmotik yang tinggi persentase daya berkecambah. menurunkan serapan air oleh benih yang menyebabkan rendahnya Gambar 1. Hasil Uji Duncan DB Benih Bambang lanang pada berbagai konsentrasi PEG dan asal benih Gambar 2. Hasil Uji Duncan Kecepatan Berkecambah Benih bambang lanang pada berbagai konsentrasi PEG dan asal benih Keterangan Gambar : A1 = benih asal Bogor; A2 = Benih asal Lahat; B0 = Kontrol (tanpa PEG); B1 = PEG 10 %; B2 = PEG 20%; B3= PEG 30 % ;B4 = PEG 40 %. 5

6 6 Semakin tinggi konsentrasi PEG maka semakin banyak sub etilen mengikat air, akibatnya benih sulit menyerap air. Karena benih bambang lanang mempunyai kadar air yang tinggi ( 16,7-25 %), maka dengan perlakuan PEG kadar air benih akan menurun drastis dan air yang ada disekitar benih tidak mampu diserap oleh benih sehingga benih tidak mampu berkecambah. Selain DB dan KCT, pengamatan juga dilakukan terhadap pertumbuhan bibit, tinggi bibit dipengaruhi oleh asal benih dan perlakuan, akan tetapi variabel lainnya (diameter, biomassa, jumlah daun dan TR) tidak dipengaruhi oleh asal benih ataupun simulasi kekeringan pada benih. Hal ini menunjukkan kondisi kekeringan pada benih akan berpengaruh terhadap tingkat perkecambahan sedangkan setelah semai menjadi bibit, pertumbuhannya tidak terganggu pada kondisi lingkungan yang optimal, walaupun tetap pertumbuhan tertinggi pada kontrol ( Gambar 3). Hasil uji lanjut (Gambar 3) diketahui bahwa tinggi bibit bambang lanang umur 4 bulan yang benihnya berasal dari Lahat lebih besar ( cm) dibanding bibit asal benih Bogor (32,37 cm). Pertumbuhan ini menunjukkan vigor bibit yang berasal dari Lahat lebih baik dibandingkan dengan yang berasal dari Bogor. Hal ini pun terlihat dari rata-rata biomassa bibit yang berasal dari Lahat lebih besar dibandingkan dengan yang berasal dari Bogor ( Yulianti, et al. 2013) Gambar 3. Rata-rata tinggi bibit bambang lanang umur 4 bulan pada berbagai asal benih dan konsentrasi PEG Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan bibit bambang lanang, terlihat perlakuan kekeringan pada benih, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit. Hasil pengamatan menunjukkan jumlah daun tidak dipengaruhi oleh asal benih maupun perlakuan, demikian pula dengan biomassa dan TR (Tabel 1), Hal ini terlihat dari pertumbuhan bibit pada perlakuan kontrol dengan perendaman PEG tidak berbeda nyata. Hasil ini memperlihatkan bahwa benih yang telah mengalami kekeringan apabila mampu berkecambah, maka pada tahap selanjutnya yaitu bibit akan tetap tumbuh dengan baik. Hal ini berarti benih bambang lanang mempunyai kondisi kritis kekeringan pada tahap benih, namun apabila benih tersebut mampu melewati fase ini, maka pertumbuhan bibitnya akan tetap tumbuh dengan baik. Jumlah daun pada bibit dapat dijadikan indikator pertumbuhan, karena daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesa yaitu untuk cadangan makanan bagi pertumbuhan. Jumlah daun yang tidak berbeda antara kontrol dengan perlakuan perendaman dalam PEG, maka hal ini menunjukkan tidak ada gangguan dalam penyerapan hara. 6

7 7 Berdasarkan hasil analisis ragam, kandungan N total pada bibit bambang lambing dipengaruhi oleh asal benih dan perlakuan perendaman, oleh karena itu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui keragaman tersebut (Gambar 4). Gambar 4. Hasil Uji Lanjut Kandungan N Total pada bibit bambang lanang umur 4 bulan pada berbagai konsentrasi PEG dan asal benih Hasil uji lanjut menunjukkan kandungan N total tertinggi pada bibit yang benihnya berasal dari Lahat dan dilakukan perendaman pada PEG 20 %, sedangkan yang terendah juga pada benih asal lahat namun pada perendaman dengan konsentrasi PEG 40 %. Adapun unsur hara lainnya yang menunjukkan adanya keragaman adalah pada unsur K total, yaitu dipengaruhi oleh asal benih. Hasil Uji lanjut untuk K total disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Hasil Uji Lanjut Kandungan K total pada bibit bambang lanang umur 4 bulan Bibit bambang lanang yang benihnya berasal dari Lahat (Sumatera Selatan) mempunyai kemampuan penyerapan hara yang paling baik, hal ini terlihat dari dua unsur hara yang dilakukan uji lanjut yaitu kandungan hara N dan K, keduanya berperan penting dalam pertumbuhan, khususnya terhadap vigor bibit. Hasil ini pun sejalan dengan variabel pengamatan lainnya, yaitu daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan pertumbuhan tinggi, bahwa benih asal lahat mempunyai vigor dan pertumbuhan yang lebih baik walaupun diberi perlakuan cekaman pada tingkat benihnya, fase ini dapat dilalui maka bibit akan tumbuh normal. IV. KESIMPULAN Benih bambang lanang tidak toleran terhadap kekeringan, sehingga benih tidak mampu menyerap air dan kondisi ini sangat berpengaruh terhadap perkecambahan, namun secara umum pertumbuhan bibit bambang lanang tidak terpengaruh oleh adanya perlakuan kekeringan pada benih sehingga fase paling rawan adalah pada tahap perkecambahan, apabila fase ini dapat dilalui maka bibit akan tumbuh normal. 7

8 8 DAFTAR PUSTAKA Afa, LO., Bambang S. Purwoko, Ahmad Junaedi, Oteng Haridjaja dan Iswari S. Dewi Pendugaan Toleransi Padi Hibrida Terhadap Kekeringan dengan Polyetilen Glikol (PEG) Jurnal Agrivigor. 11(2) : Brevedan, R.E., M.G. Klich, E.E. Sanchez, and M.N. Fioretti Effects of water stress on germination and seedling growth of lovegrass species. Plant Physiology and Growth. Session 7. ID No. 774 (7): Djazuli, M Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Beberapa Karakter Morfo-fisiologis Tanaman Nilam. Buletin Littro. Vol 21, No. 1 : 8-17 Effendi, R Tanggap genotipe jagung toleran dan peka terhadap cekaman kekeringan pada fase perkecambahan. Prosiding Seminar Nasional Serealia. ISBN: Hemon, AF Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah Hasil Seleksi in Vitro pada Media Polietilina Glikol Terhadap Cekaman Larutan Polietilina Glikol.Crop. Agro Vol. 2 No. 1 : 1-7 Kunarso,A. dan Siahaan H Pemetaan Sebaran Pohon Induk Jenis Prioritas Sumatera Selatan. Info Hutan Vol. V. No. 1 : Lestari, EG Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somklon Padi Gajahmungkur, Towuti dan IR 64. Biodiversitas, Vol.7 No. 1: Meneses, C.H.S.G., R.L.A. Bruno, P.D. Fernandes, W.E. Pereira, L.H.G.M. Lima, M.M.A. Lima, And M.S. Vidal Germination Of Cotton Cultivar Seeds Under Water Stress Induced By Polyethyleneglycol Crop Science. 68(2): Okcu, G., M.D. Kaya, and M. Atak Effects of salt and drought stresses on germination and seedling growth of pea (Pisum sativum L.). Turk J. Agric. 29: Orwa C, Mutua A, Kindt R, Jamnadass R, Simons A Michelia champaca (Magnoliaceae). Agroforestree Database:a tree reference and selection guide version 4.0 Rahayu, E.S., E. Guhardja, S. Ilyas, dan Sudarsono Polietilena Glikol (Peg) Dalam Media In Vitro Menyebabkan Kondisi Cekaman Yang Menghambat Tunas Kacang Tanah (Arachis Hypogeal L). Berk. Penel. Hayati:11 (39-48). Song Ai Nio, Sri Maryati Tondais dan Regina ButarButar Evaluasi Indikator Toleransi Cekaman Kekeringan pada Fase Perkecambahan Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Biologi XIV, No. 2 : Sumartini, S., Emy Sulistyowati, Sri Mulyani, Abdurrakhman Skrining Galur Kapas (Gossypium hirsutum L.) Toleran Terhadap Kekeringan Dengan Peg-6000 Pada Fase Kecambah. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 19 (3) : Sulistyowati, E. dan S. Sumartini Kanesia 10-13: Empat Varietas Kapas Baru Berproduksi Tinggi. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 15(1): Verslues, P.E., M. Agrawal, K.S. Agrawal, and J. Zhu Methods and concepts in quantifying resistance to drought, salt and freezing, and abiotic streses that affect plant water status. The Plant Journal. 45: Yulianti, Eva YR, E. Pujiastuti, Dede JS, Suherman dan Abay Kajian Kajian Ekologi Dan Biologi Benih Dan Bibit Bambang Lanang (Michelia Champaca). Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan 8

SKRINING GALUR KAPAS (Gossypium hirsutum L.) TOLERAN TERHADAP KEKERINGAN DENGAN PEG-6000 PADA FASE KECAMBAH

SKRINING GALUR KAPAS (Gossypium hirsutum L.) TOLERAN TERHADAP KEKERINGAN DENGAN PEG-6000 PADA FASE KECAMBAH Jurnal Littri 19(3), September SIWI 2013. SUMARTINI Hlm 139 - et 146 al. : Skrining galur kapas (Gossypium hirsutum L.) toleran terhadap kekeringan ISSN 0853-8212 SKRINING GALUR KAPAS (Gossypium hirsutum

Lebih terperinci

Halimursyadah et al. (2013) J. Floratek 8: 73-79

Halimursyadah et al. (2013) J. Floratek 8: 73-79 Halimursyadah et al. (213) J. Floratek 8: 73-79 PENGGUNAAN POLYETHYLENE GLYCOLE SEBAGAI MEDIA SIMULASI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BEBERAPA VARIETAS BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogaea

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 13 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61) yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah satu tanaman buah tropis yang dapat tumbuh baik pada dataran tinggi dengan kisaran ketinggian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin bertambah pesat setiap tahunnya justru semakin memperparah permasalahan di bidang pertanian. Bukan hanya dari tingkat kebutuhan beras yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rangcangan Penelitian Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL) faktorial atau completely Rondom design pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum Tanaman kacang hijau termasuk famili Leguminosae yang banyak varietasnya. Secara morfologi tanaman kacang hijau tumbuh tegak. Batang kacang hijau berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) yang terdiri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan dengan tujuan mencari metode yang dapat membedakan antara genotipe toleran dan peka yang diamati secara visual menunjukkan bahwa dari 65

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth PERTUMBUHAN BIBIT MERSAWA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR SEMAI 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Degradasi hutan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dalam dekade terakhir. Degradasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Informasi umum mengenai kondisi awal benih sebelum digunakan dalam penelitian ini penting diketahui agar tidak terjadi kekeliruan dalam penarikan kesimpulan (misleading

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Al-Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al-Qur an jauh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sebagian besar petani menjadikan tanaman padi sebagai pilihan utama untuk dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

Pengujian Vigor Daya Simpan dan Vigor terhadap Kekeringan pada Benih Padi Gogo dan Padi Sawah

Pengujian Vigor Daya Simpan dan Vigor terhadap Kekeringan pada Benih Padi Gogo dan Padi Sawah Pengujian Vigor Daya Simpan dan Vigor terhadap Kekeringan pada Benih dan Padi Sawah Testing for Seed Storability and Vigor to drought on Upland and Lowland Rice Feni Shintarika, Faiza Chairani Suwarno

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : Lokasi biji

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium 2. Terdapat genotipe-genotipe padi yang toleran terhadap salinitas melalui pengujian metode yang terpilih. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan 13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2011 hingga bulan Februari 2012 di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado * korespondensi:

Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado * korespondensi: Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada padi lokal Superwin (Root-morphological characters as water-deficit indicators in local rice Superwin) Patricia Claudya Torey 1), Nio Song

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene Glycol)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang penapisan galur-galur padi (Oryza sativa L.) populasi RIL F7 hasil persilangan varietas IR64 dan Hawara Bunar terhadap cekaman besi ini dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan adalah air. Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup yang harus ada. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai 9 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai berikut : Regnum Divisio Sub Divisio Class Ordo Family Genus : Plantae

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL J. Agrotek Tropika. ISSN 27-4 24 Jurnal Agrotek Tropika 1():24-251, 21 Vol. 1, No. : 24 251, September 21 PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menggunakan 2 faktor 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic Acid) terhadap pertumbuhan vegetatif bibit tebu (Saccharum officinarum L.) G2 varietas

Lebih terperinci

VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN

VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN SEMAI MERBAU ( Intsia bijuga O. Kuntze) YANG TERINFEKSI CENDAWAN Fusarium sp. DAN Penicillium sp. Seed viability and growth seedling of merbau (Intsia bijuga O. Kuntze)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting di Indonesia. Hal ini karena padi merupakan tanaman penghasil beras. Beras adalah makanan pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium silvikultur Institut Pertanian Bogor serta laboratorium Balai Penelitian Teknologi

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 25 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilaksanakan di PPKS Marihat, Pematang Siantar, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan selama 5 bulan, dimulai tanggal 1 Maret hingga 24 Juli 2010.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada tanggal 27 Maret 2017-23 Mei

Lebih terperinci

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 97-101 (2002) Komunikasi (Communication) PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN Siti Saniah dan Muharyono Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga, Bogor untuk pengujian

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING The Utilization of Sludge From Paper Mill as the Germination

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, mulai bulan Maret sampai Mei

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Hortikultura dan rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT GMELINA ( Gmelina arborea Linn)

PENGARUH UKURAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT GMELINA ( Gmelina arborea Linn) PENGARUH UKURAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT GMELINA ( Gmelina arborea Linn) The Effect of Seed Size on Germination Seed and Growth of Gmelina s (Gmelina arborea Linn) Seedling

Lebih terperinci

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A24050113 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September PENGARUH UMUR SEMAI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN DI PERSEMAIAN 1) Oleh: Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Suren (Toona sureni Merr), merupakan jenis yang memiliki pertumbuhan cepat dan kegunaan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sangat penting, dan merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan nilai ekonomi

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L. Pengaruh Konsentrasi dan Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Mas Khoirud Darojat, Ruri Siti Resmisari, M.Si, Ach. Nasichuddin, M.A. Jurusan Biologi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 8 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2008 hingga Maret 2009 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, dimulai pada tanggal 10 April 200 1 sampai dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Februari 2012 sampai dengan Maret 2012. B. Alat dan Bahan Bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) merupakan tanaman penghasil serat yang berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng) pada Tempat Sapih Politub dan Polibag 1

Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng) pada Tempat Sapih Politub dan Polibag 1 Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.)H.Keng). Hanif Nurul Hidayah dan Arif Irawan Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng) pada Tempat Sapih Politub dan Polibag 1 Hanif

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor

Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor LAMPIRAN 147 148 Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor Sifat kimia Nomor ph(1:5) Hasil analisis dihitung berdasarkan contoh tanah kering

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 13 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan Oktober 2015 sampai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Produksi Tanaman, dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Viabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan tolok ukur persentase daya berkecambah yang tinggi mengindikasikan bahwa benih yang digunakan masih berkualitas baik. Benih kedelai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari Oktober 2010

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB Darmaga pada bulan Februari April 2012. Bahan dan Alat Bahan

Lebih terperinci

Metode dan Penentuan Karakter Seleksi Genotipe Jagung terhadap Cekaman Kekeringan pada Fase Awal Vegetatif

Metode dan Penentuan Karakter Seleksi Genotipe Jagung terhadap Cekaman Kekeringan pada Fase Awal Vegetatif Metode dan Penentuan Karakter Seleksi Genotipe Jagung terhadap Cekaman Kekeringan pada Fase Awal Vegetatif Roy Efendi, Suwardi dan Musdalifah Isnaini Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Padi berasal dari genus Oryza, famili Graminae, ada 25 spesies, dua diantaranya Oryza sativa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2011 di Laboratorium Agromikrobiologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 5x4. Faktor pertama adalah konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an yaitu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI 1 KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) Ferdi Asdriawan A.P (20110210016) Prodi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih TINJAUAN PUSTAKA Vigor Benih Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah (ISTA,

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999)

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999) Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : 77-85 (1999) Artikel (Article) STUDI KEMAMPUAN TUMBUH ANAKAN MANGROVE JENIS Rhizophora mucronata, Bruguiera gimnorrhiza DAN Avicennia marina PADA BERBAGAI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L.

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L. P R O S I D I N G 24 PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L.) Mokhtar Effendi Program Magister Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK EVALUASI TOLERANSI BERBAGAI VARIETAS PADI GOGO TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN DENGAN PENGGUNAAN PEG (POLYETILENE GLICOL) Laila Nazirah 1, Edison Purba 2, Chairani Hanum 2, Abdul Rauf 2 1 Mahasiswa (S3) Program

Lebih terperinci

Lampiran 2.Rataan persentasi perkecambahan (%)

Lampiran 2.Rataan persentasi perkecambahan (%) 51 Lampiran 1.Rataan umur perkecambahan (hari) P0 0 0 0 0 0 P1 16 0 0 16 5.33 P2 0 0 0 0 0 P3 19 0 19 38 12.66 P4 18 22.4 19.8 60.2 20.06 P5 19.18 18.16 17,167 54.51 18.17 P6 18 0 0 18 6 P7 17 19 18 54

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L) 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L) dengan osmoconditioning polyethilene glikol (PEG) 6000 termasuk jenis penelitian

Lebih terperinci

yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara

yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi

Lebih terperinci

Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Tanjung (Mimusops elengi L.)

Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Tanjung (Mimusops elengi L.) JMHT Vol. XIV (2): 41 46 April 2008 Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Tanjung (Mimusops elengi L.) The Effect of Seed Size on Seed Germination and Growth of Tanjung (Mimusops

Lebih terperinci

Adaptasi Kecambah Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang dan Ciliwung terhadap Defisit Air yang Diinduksi Dengan Polietilen Glikol 6000

Adaptasi Kecambah Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang dan Ciliwung terhadap Defisit Air yang Diinduksi Dengan Polietilen Glikol 6000 Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 215 ISBN 978-62-753-2-1 halaman 46-53 Adaptasi Kecambah Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas dan terhadap Defisit Air yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan perlakuan yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan.faktor pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67% III. Metode Penelitian A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2013 bertempat di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAMBANG LANANG ( Michelia champaca L.) TERHADAP CEKAMAN

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAMBANG LANANG ( Michelia champaca L.) TERHADAP CEKAMAN Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 12 No. 3, Desember 2015, 211-221 ISSN: 1829-6327; E-ISSN: 2442-8930 Terakreditasi No.: 677/AU3/P2MI-LIPI/07/2015 RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAMBANG LANANG ( Michelia

Lebih terperinci