BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perbandingan Struktur Neraca

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perbandingan Struktur Neraca"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perbandingan Struktur Neraca Struktur neraca Bumi, PTBA, dan Antam memiliki perbedaan dengan struktur neraca rata-rata industri tambang Indonesia. Perbedaan tersebut terjadi pada struktur aktiva dan struktur kewajiban dalam neraca. Struktur aktiva yang paling mendekati struktur aktiva rata-rata industri tambang Indonesia adalah struktur aktiva Bumi. Struktur kewajiban yang paling mendekati struktur kewajiban rata-rata industri tambang Indonesia adalah struktur kewajiban Antam. Struktur aktiva dan struktur kewajiban PTBA memiliki perbedaan yang signifikan terhadap struktur aktiva dan struktur kewajiban rata-rata industri tambang Indonesia. Total aktiva pada setiap perusahaan selalu meningkat. Karenanya kewajiban ikut meningkat. Namun peningkatan struktur aktiva maupun struktur kewajiban pada setiap perusahaan berbeda. Secara umum seluruh komponen dalam neraca mengalami peningkatan jumlah, tetapi tidak dengan peningkatan persentase dalam struktur neraca. Disini akan dibahas komponen yang secara persentase meningkat dalam struktur neraca pada setiap periode. Karena keterbatasan data laporan tahunan perusahaan, maka yang dibahas adalah antara 2003 sampai Penyebab peningkatan tersebut terdapat dalam akun-akun didalamnya. IV 1

2 4.1.1 Struktur Neraca Bumi Secara umum, struktur aktiva rata-rata Bumi mendekati rata-rata industri tambang Indonesia. Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada struktur kewajiban. Pada struktur kewajiban, kewajiban atau hutang rata-rata Bumi mencapai 90%, jauh lebih besar dibandingkan hutang rata-rata industri tambang Indonesia sebesar 49,5%, yang berdampak pada peningkatan kewajiban lancar Bumi hingga rata-rata mencapai 39%. Hal tersebut mempengaruhi likuiditas Bumi karena aktiva lancar Bumi rata-rata hanya 28,6% yang tidak jauh berbeda dengan aktiva lancar rata-rata industri tambang Indonesia sebesar 23,7% Peningkatan Persentase Komponen Dalam Struktur Neraca Bumi Peningkatan persentase komponen dalam struktur aktiva Bumi lebih banyak terjadi pada peningkatan aktiva lancar. Sedangkan peningkatan persentase komponen dalam struktur kewajiban Bumi banyak terjadi pada kewajiban tak lancar dan modal ekuitas. Tabel 4.1 Peningkatan Struktur Neraca Bumi Current assets PT. Bumi Resources Tbk Kas dan setara kas Rekening yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha Persediaan Tagihan PPN Current liabilities dan Equity Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak IV 2

3 Saldo laba Current assets Piutang usaha Persediaan Tagihan PPN Pajak dibayar dimuka Equity Saldo laba Current assets Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Piutang lain-lain Persediaan Biaya dibayar dimuka dan jaminan Pajak dibayar dimuka Non-current liabilities dan Equity Hutang pihak hubungan istimewa Pinjaman jangka panjang Hutang sewa guna usaha Saldo laba Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Kas dan setara kas Kas meningkat pada beberapa bank, diantaranya peningkatan rekening Rupiah pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan peningkatan rekening Dollar Amerika Serikat pada Standard Chartered Bank dan Credit Suisse First Boston Limited. IV 3

4 Rekening yang dibatasi penggunaannya Peningkatan rekening yang dibatasi penggunaannya terjadi diantaranya pada PT Bank Mandiri Tbk dan UFJ Bank Limited sehubungan dengan fasilitas kredit yang diperoleh. Piutang usaha Secara persentase jumlah piutang usaha yang berasal dari pelanggan dalam negeri meningkat lebih pesat dibandingkan luar negeri. Tetapi secara jumlah piutang usaha pelanggan luar negeri jauh lebih besar daripada pelanggan dalam negeri. Persediaan Persediaan dalam bentuk batubara, suku cadang, bahan pembantu dan bahan bakar mengalami peningkatan yang berarti terdapat pula peningkatan jaminan atas hutang jangka panjang pada bank dan lembaga keuangan. Tagihan PPN Tagihan PPN kepada pemerintah meningkat seiring dengan pengembalian wilayah yang tidak komersial kepada pemerintah. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah kewajiban lancar dan modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Hutang usaha Hutang usaha meningkat cukup tinggi diantaranya kepada PT Thiess Contractor Indonesia dan PT Cipta Kridatama Mining. IV 4

5 Hutang lain-lain Hutang lain-lain berupa hutang pada Pemerintah Indonesia meningkat sehubungan dengan meningkatnya bagian Pemerintah Indonesia atas penjualan batubara anak perusahaan. Biaya yang masih harus dibayar Biaya yang masih harus dibayar seperti beban pemeliharaan dan beban jasa meningkat. Hutang pajak Peningkatan hutang pajak yaitu pada Pajak Penghasilan. Sedangkan pada hutang pada Pajak Pertambahan Nilai mengalami penurunan Saldo laba Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan. Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Piutang usaha Piutang usaha meningkat baik dari dalam dan luar negeri dengan jumlah piutang usaha dari pelanggan luar negeri yang jauh lebih banyak dari pelanggan dalam negeri. Persediaan Persediaan meningkat, baik persediaan suku cadang, bahan pembantu, dan bahan bakar serta persediaan batubara. IV 5

6 Tagihan PPN Tagihan PPN kepada pemerintah meningkat seiring dengan pengembalian wilayah yang tidak komersial kepada pemerintah. Pajak dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka diadakan untuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan. sedangkan dari tahun kemarin tidak ada pembayaran pajak dimuka. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Saldo laba Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Perseroan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Credit Suisse First Boston ( CSFB ) Singapura dalam rangka pinjaman baru yang diterima oleh Perseroan. Pinjaman tersebut digunakan untuk menambah modal kerja Perseroan dan pembiayaan kembali sebagian hutang Perseroan. Pinjaman tersebut didepositokan sehubungan dengan perjanjian fasilitas hutang yang tergolong dalam rekening bank yang dibatasi penggunaannya IV 6

7 Piutang lain-lain Sehubungan dengan pembelian kembali saham, perusahaan telah menunjuk Danatama untuk melaksanakan pembelian dan memberikan uang muka kepada Danatama. Dengan demikian transaksi ini mempengaruhi peningkatan piutang lain-lain. Persediaan Peningkatan persediaan batubara pada tahun 2006 meningkat hampir dua kali lipat dari tahun Persediaan suku cadang dan bahan bakar meningkat pula walaupun tidak sebesar kenaikan batubara. Biaya dibayar dimuka dan jaminan Biaya dibayar dimuka dan setoran jaminan merupakan dana untuk penjaminan kewajiban bea cukai/pib (import taxes), Performance Bonds dan pembayaran sewa kantor untuk Jakarta dan Balikpapan. Biaya ini mengalami peningkatan sebagai kepastian atas kelangsungan usaha yang dijalankan oleh perusahaan di masa mendatang. Pajak dibayar dimuka Pajak yang telah dibayar dimuka adalah pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai yang nilainya lebih besar dari tahun sebelumnya. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah kewajiban tak lancar dan modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Hutang pihak hubungan istimewa Hutang kepada Enercorp merupakan tagihan Enercorp atas penggantian biaya yang dibayar Enercorp untuk kepentingan perusahaan yaitu jasa pemasaran. IV 7

8 Pinjaman jangka panjang Pinjaman jangka panjang oleh IndoCoal Exports (Cayman) Ltd dari Credit Suisse diambil untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu pengiriman batubara di masa yang akan datang oleh pihak penjual (KPC dan Arutmin) berdasarkan perjanjian pengadaan jangka panjang. Selain itu pinjaman ini juga diperuntukkan untuk menutup hutang terdahulu. Hutang sewa guna usaha Pembayaran minimum atas sewa guna usaha di masa datang dan nilai sekarang atas pembayaran minimum sewa guna usaha mengalami peningkatan hampir 500% dikarenakan banyaknya pembayaran minimal atas aktiva sewa guna usaha yang akan jatuh tempo pada tahun-tahun berikut. Saldo laba Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan Struktur Neraca Bumi Rata-rata Tahun Struktur aktiva tetap Bumi selalu turun mencapai rata-rata 71,4%, walaupun Bumi sebenarnya mengalami kenaikan jumlah aktiva tetap seperti peningkatan kapasitas belt conveyor dan peningkatan infrastruktur yang berkaitan dengan pengangkutan batubara pada KPC dan Arutmin. Namun kenaikan aktiva lancar seperti peningkatan persediaan, piutang usaha, kas dan setara kas lebih besar sehingga peningkatan aktiva lancar rata-rata Bumi pertahun mencapai 6,3%. Strategi Bumi untuk memperbesar struktur aktiva lancar adalah guna mengamankan modal kerja. Bumi juga sudah memiliki aktiva tetap yang cukup besar mendekati rata-rata industri tambang Indonesia yaitu besarnya nilai aktiva mesin, peralatan, dan sewa guna usaha baik pada anak perusahaan pertambangan, minyak, dan gas bumi. IV 8

9 Gambar 4.1 Indonesia Struktur Neraca Bumi Rata-rata Terhadap Rata-rata Industri Tambang CA 28.57% FA 71.43% CL 39.02% NCL 50.98% CA 23.65% FA 76.35% CL 15.74% NCL 33.77% E 50.49% E 10.00% Rata-rata Bumi Rata-rata Industri Tambang Indonesia Bumi dengan struktur hutang yang sangat besar disebabkan besarnya kepercayaan para kreditur dalam memberikan pinjaman karena keberhasilan operasi yang berhasil dicapai Bumi. Hal tersebut tercermin dari peningkatan penjualan rata-rata Bumi paling besar yaitu mencapai 74,5% pertahun dibandingkan dengan peningkatan penjualan rata-rata PTBA dan Antam yang hanya 13,1% dan 36,4% pertahun. Hal tersebut membuat Bumi tidak mengalami kesulitan dalam melunasi hutang dan memperoleh pinjaman baru diantaranya perolehan pinjaman dari Credit Suisse First Boston. Bumi sebenarnya sedang memperbesar modal ekuitasnya dengan cara meningkatkan jumlah laba yang dimasukkan kembali dalam kegiatan usaha setiap tahunnya. Sehingga pada tahun 2006 modal ekuitas Bumi mencapai 14,3% sebagai upaya memperkecil resiko kegagalan melunasi hutang apabila terjadi inflasi. IV 9

10 4.1.2 Struktur Neraca PTBA Struktur neraca PTBA memiliki perbedaan terhadap struktur neraca rata-rata industri tambang Indonesia baik pada struktur aktiva maupun struktur kewajibannya. Aktiva lancar rata-rata PTBA mencapai 68,7% dibandingkan dengan aktiva lancar rata-rata industri tambang Indonesia yang hanya 23,65%. Modal ekuitas PTBA rata-rata mencapai 70,8% sedangkan modal ekuitas rata-rata industri tambang Indonesia hanya 50,5%. Hanya kewajiban lancar rata-rata PTBA yaitu 17,9% yang paling mendekati kewajiban lancar rata-rata industri tambang Indonesia yaitu 15,7% Peningkatan Persentase Komponen Dalam Struktur Neraca PTBA Peningkatan persentase komponen dalam struktur aktiva PTBA lebih banyak terjadi pada peningkatan aktiva lancar. Sedangkan peningkatan persentase komponen dalam struktur kewajiban Bumi banyak terjadi pada kewajiban tak lancar dan modal ekuitas. Tabel 4.2 Peningkatan Struktur Neraca PTBA Current assets PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Kas dan setara kas Piutang usaha Current assets lain-lain Current liabilities dan Equity Hutang pajak Penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Penyisihan untuk penutupan tambang Ombilin Penyisihan untuk program restrukturisasi karyawan Saldo laba IV 10

11 Current assets Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan Non-current liabilities dan Equity Penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup Penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Saldo laba Tambahan modal disetor Current assets Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan Non-current liabilities dan Equity Penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup Penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Saldo laba Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Kas dan setara kas Kas pada rekening dan deposito pada PT Bank Mandiri Tbk mengalami peningkatan baik pada mata uang Rupiah maupun Dolar Amerika Serikat. Selain itu terjadi peningkatan pada rekening bank lain seperti pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. IV 11

12 Piutang usaha Piutang usaha yang meningkat adalah piutang usaha dari pelanggan luar negeri seperti pada Taiwan Power Company dan FDK Resources Sdn. Bhd. Sedangkan piutang usaha dari pelanggan dalam negeri relatif turun. Current assets lain-lain Current assets lainnya yang meningkat adalah biaya, jaminan, dan pajak yang dibayar dimuka. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah kewajiban lancar dan modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Hutang pajak Hutang pajak, baik pajak penghasilan karyawan dan pajak pendapatan perusahaan meningkat. Peningkatan utama terjadi pada peningkatan jumlah pajak pendapat perusahaan. Penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Porsi penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup membesar karena meningkatnya biaya pengelolaan lingkungan hidup yang akan jatuh tempo. Penyisihan untuk penutupan tambang Ombilin Ongkos penutupan tambang Ombilin mengalami peningkatan yang merupakan hasil koreksi dari tahun sebelumnya. Penyisihan untuk program restrukturisasi karyawan Program ini diadakan untuk restrukturisasi sekitar 100 orang karyawan tambang terbuka, antara lain di Ombilin. IV 12

13 Saldo laba Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan. Saldo laba yang meningkat lebih tinggi adalah laba yang belum ditentukan penggunaannya. Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Kas dan setara kas Kas dan setara kas meningkat karena adanya peningkatan pendapatan perusahaan. Sebagian dari peningkatan kas dan setara kas tahun 2005 yaitu sebesar Rp 114,6 niliar berasal dari pelaksanaan konversi waran seri 1 yang diberikan kepada pemegang saham. Piutang usaha Peningkatan ekspor cukup besar sehingga banyak Letter of Credit yang belum cair dan adanya keterlambatan pelunasan piutang dari PT Indonesia Power mengakibatkan meningkatnya jumlah piutang usaha perusahaan. Persediaan Peningkatan persediaan terjadi baik pada persediaan batubara, perlengkapan, dan suku cadang. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah kewajiban tak lancar dan modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: IV 13

14 Penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup Estimasi manajemen atas jumlah biaya restorasi, rehabilitasi, dan biaya penutupan tambang lainnya meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 11,9 miliar. Penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Perusahaan mengadakan beberapa program seperti imbalan kesehatan pensiunan dan imbalan kerja jangka panjang lainnya untuk menjamin manfaat bagi karyawan, pensiunan, dan tanggungannya yang mengalami peningkatan sebesar Rp 48,3 milyar. Tambahan modal disetor Tambahan modal disetor sebesar Rp 114,6 miliar berasal dari pelaksanaan eksekusi waran. Saldo laba Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan. Saldo laba yang meningkat lebih tinggi adalah laba yang telah ditentukan penggunaannya sebesar 201,5 miliar. Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Kas dan setara kas Kas pada PT Bank Mandiri Tbk meningkat baik untuk rekening Rupiah maupun Dolar Amerika Serikat. Kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp 65,74 miliar diperoleh dari hasil usaha tahun IV 14

15 Piutang usaha Piutang usaha secara umum meningkat walaupun piutang usaha dari pelanggan luar negeri sebenarnya turun. Peningkatan terjadi karena peningkatan jumlah piutang usaha dari pelanggan dalam negeri yang merupakan pihak yang memiliki hubungan istimewa, yaitu PT Indonesia Power. Persediaan Persediaan yang meningkat adalah persediaan batubara, sedangkan persediaan perlengkapan dan suku cadang relatif tetap. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah kewajiban tak lancar dan modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup Estimasi manajemen atas jumlah biaya restorasi, rehabilitasi, dan biaya penutupan tambang lainnya meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 18,56 miliar. Penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Perusahaan mengadakan beberapa program seperti imbalan kesehatan pensiunan dan imbalan kerja jangka panjang lainnya untuk menjamin manfaat bagi karyawan, pensiunan, dan tanggungannya yang mengalami peningkatan. Selain itu terjadi pula peningkatan pada aktiva Dana Pensiun Bukit Asam seperti deposito berjangka dan surat berharga. Seluruh penyisihan tersebut naik sebesar 35,84 milyar. IV 15

16 Saldo laba Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan. Saldo laba yang meningkat lebih tinggi adalah laba yang telah ditentukan penggunaannya sebesar 224,19 miliar Struktur Neraca PTBA Rata-rata Tahun PTBA tidak bisa berbuat banyak dalam hal peningkatan aktiva tetap yang besarnya rata-rata hanya 31,3% jauh dibawah rata-rata industri tambang Indonesia sebesar 76,4% karena kurangnya pengembangan usaha. Kebijakan manajemen untuk mengutamakan peningkatan aktiva lancar hingga aktiva lancar rata-rata mencapai 68,7% yaitu dengan meningkatan persediaan, piutang usaha serta kas dan setara kas untuk menjamin kelangsungan pendapatan jangka pendek. Walaupun sebenarnya ada beberapa proyek yang sedang dikembangkan PTBA untuk memperbesar aktiva tetap seperti pengembangkan kapasitas produksi briket menjadi sebesar 1,5 juta ton/tahun dan peningkatan bisnis dengan mengembangkan liquefaction dan undeground gasification tetapi masih dalam proses pengembangan. Banyaknya kendala yang dihadapi seperti keterbatasan daya angkut kereta api serta seringnya kendala angkutan kereta api seperti kerusakan lokomotif dan terjadinya anjlokan menyebabkan kesulitan dalam meningkatkan penjualan dan keuntungan. Hal tersebut berdampak pada kesulitan dalam memperoleh investasi dan peningkatan aktiva tetap. IV 16

17 Gambar 4.2 Struktur Neraca PTBA Rata-rata Terhadap Rata-rata Industri Tambang Indonesia CA 68.69% FA CL 17.86% NCL 11.3% E 70.84% CA 23.65% FA 76.35% CL 15.74% NCL 33.77% E 31.31% 50.49% Rata-rata PTBA Rata-rata Industri Tambang Indonesia Hutang rata-rata PTBA yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan lebih tergantung pada modal ekuitas daripada hutang. Tidak banyak pinjaman baru baik jangka pendek dan jangka panjang yang dapat dilakukan atau diperoleh PTBA. Kemampuan PTBA dalam mengkonversi aktiva lancar terutama kas untuk diinvestasikan menjadi aktiva tetap yang berguna bagi operasi perusahaan jangka panjang dinilai kurang oleh para kreditur. Hal tersebut diperlihatkan dengan terus meningkatkan aktiva lancar setiap tahunnya. Pada sisi lain, PTBA memiliki kemungkinan yang lebih kecil terhadap kekurangan kas jangka pendek atau kebutuhan pendanaan perusahaan jangka pendek lainnya karena aktiva lancar rata-rata PTBA sebesar 68,7% berada jauh diatas rata-rata industri tambang Indonesia yang hanya 23,7% sehingga PTBA tidak bermasalah dalam likuiditas. Hal tersebut juga ditunjang oleh kewajiban lancar rata-rata PTBA sebesar 17,9% yang mendekati kewajiban lancar rata-rata industri tambang Indonesia yaitu 15,7%. IV 17

18 4.1.3 Struktur Neraca Antam Struktur kewajiban Antam mendekati struktur kewajiban rata-rata industri tambang Indonesia. Tetapi struktur aktiva Antam memiliki perbedaan terhadap struktur aktiva rata-rata industri tambang Indonesia. Aktiva lancar rata-rata Antam mencapai 47,2%. Nilai tersebut berada di tengah Bumi dan PTBA dengan aktiva lancar rata-rata 28,2% dan 68,7% tetapi berada diatas aktiva lancar rata-rata industri tambang Indonesia yaitu 23,7%. Struktur kewajiban Antam sangat dekat dengan struktur kewajiban ratarata industri tambang Indonesia. Modal ekuitas rata-rata Antam sebesar 50,9% mendekati modal ekuitas rata-rata industri tambang Indonesia yaitu 50,5% Peningkatan Persentase Komponen Dalam Struktur Neraca Antam Peningkatan persentase komponen dalam struktur aktiva Bumi lebih banyak terjadi pada peningkatan aktiva tetap. Sedangkan peningkatan persentase komponen dalam struktur kewajiban Bumi banyak terjadi pada kewajiban tak lancar. Tabel 4.3 Peningkatan Struktur Neraca Antam Fixed assets PT. Aneka Tambang Tbk Aktiva tetap Aktiva pajak tangguhan Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan Current liabilities Hutang usaha Beban yang masih harus dibayar Hutang pajak Hutang deviden Fixed assets Pinjaman ke perusahaan kontrak karya Aktiva tetap IV 18

19 2005 Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan Equity Saldo laba Current assets Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan Current liabilities dan Equity Hutang pajak Penyisihan kewajiban pengelolaan lingkungan dan reklamasi hidup Pinjaman investasi Saldo laba Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva tetap. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Aktiva tetap Aktiva tetap mengalami penambahan seperti penambahan prasarana, bangunan, pabrik, mesin, peralatan, kendaraaan, dan peralatan kantor. Penambahan ini terkait dengan proyek FeNi III yang sedang dikembangkan. Aktiva pajak tangguhan Aktiva pajak tangguhan yang mengalami peningkatan seperti biaya penyisihan untuk penutupan tambang dan penyisihan piutang ragu-ragu dan persediaan usang. IV 19

20 Biaya ekspolrasi dan pengembangan tangguhan Biaya untuk tahap eksplorasi yang meningkat yaitu eksplorasi Tayan, Kendari, dan Mornopo. Sedangkan untuk tahap pengembangan/produksi, yaitu Tanjung Buli dan Kijang. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah kewajiban lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Hutang usaha Hutang usaha yang meningkat, diantaranya kepada Pasific Showa, PT Sumber Setia Budi, dan PT Pertamina UPMS VII. Beban yang masih harus dibayar Peningkatan beban yang masih harus dibayar cukup tinggi. Beban yang masih harus dibayar seperti pembangunan FeNi III, penutupan tambang, penyisihan pemutusan hubungan kerja, dan jasa penambangan dan pengangkutan. Hutang pajak Hutang pajak berasal dari peningkatan Pajak Pertambahan Nilai dan terutama dari Peningkatan Pajak Penghasilan. Hutang deviden Sebagian dari deviden yang menjadi bagian pemerintah RI telah dibayarkan. Namun sebagian lagi masih menjadi hutang yang belum dibayarkan. Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva tetap. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: IV 20

21 Pinjaman ke perusahaan kontrak karya Pinjaman diberikan kepada PT Nusa Halmahera Minerals untuk mendukung kegiatan pertambangan di perusahaan tesebut. Aktiva tetap Peningkatan aktiva tetap terutama terjadi pada peningkatan pabrik, mesin, dan peralatan serta peningkatan peralatan kantor. Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan Biaya untuk tahap eksplorasi yang meningkat yaitu eksplorasi Tayan, Sangaji, dan Kendari. Sedangkan untuk tahap pengembangan/produksi, yaitu Tanjung Buli, Kijang, dan Mornopo. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Laba ditahan Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan. Laba yang mengalami peningkatan tertinggi adalah laba dicadangkan. Artinya investasi atas laba yang dihasilkan sudah ditentukan sebelumnya. Periode Komponen pada struktur aktiva yang meningkat lebih tinggi adalah aktiva lancar. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Kas dan setara kas Peningkatan kas terjadi pada rekening Rupiah seperti pada PT Bank Danamon Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk. Sedangkan pada rekening IV 21

22 Dolar Amerika Serikat yaitu pada Citibank N.A. dan Deutsche Bank Mauritius. Piutang usaha Piutang usaha yang meningkat sebagian besar berasal dari pelanggan luar negeri. Pelanggan tersebut seperti Avarus AG, Raznoimport Limited, Nisshin Steel Co. Ltd., dan Marubeni Corporation. Persediaan Persediaan meningkat untuk produk-produk seperti Feronikel, Bijih Nikel, Emas, dan Perak. Persediaan juga meningkat untuk barang dalam proses, suku cadang dan perlengkapan. Komponen pada struktur kewajiban yang meningkat lebih tinggi adalah kewajiban lancar dan modal ekuitas. Akun pada bagian tersebut yang mengalami peningkatan signifikan adalah: Hutang pajak Hutang pajak meningkat, terutama pada Pajak Penghasilan. Hutang pajak lainnya yang meningkat adalah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Bumi dan Bangunan. Penyisihan kewajiban pengelolaan lingkungan dan reklamasi hidup Penyisihan jangka pendek ini ditingkatkan dari tahun sebelumnya untuk mengurangi penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup jangka panjang. Pinjaman investasi Pinjaman Investasi yang berasal dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk ditingkatkan untuk mendanai Proyek FeNi III di Pomalaa dan untuk pembiayaan kembali obligasi yang telah diterbitkan perusahaan. IV 22

23 Laba ditahan Jumlah laba ditahan meningkat, artinya terjadi peningkatan pada jumlah laba yang dipilih untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan. Laba yang mengalami peningkatan tertinggi adalah laba belum dicadangkan. Artinya investasi atas laba yang dihasilkan belum ditentukan Struktur Neraca Antam Rata-rata Tahun Terjadi kenaikan aktiva tetap Antam pada tahun 2004 dan 2005 sehingga aktiva tetap menjadi 50,7% dan 67,4% setelah sebelumnya turun karena Antam sedang membangun Proyek FeNi III guna meningkatkan produksi Feronikel. Tetapi aktiva tetap Antam kembali turun tahun 2006 menjadi 54,5% sehingga rata-rata aktiva tetap Antam turun menjadi 52,8% yang berada dibawah rata-rata industri tambang Indonesia yaitu 76.4%. Penurunan aktiva tetap dilakukan dengan meningkatkan persediaan, piutang usaha, kas dan setara kas sehingga aktiva lancar meningkat menjadi rata-rata 47,2%. Hal ini merupakan kebijakan manajemen perusahaan untuk memiliki struktur keuangan baik struktur aktiva dan struktur kewajiban yang menengah. Gambar 4.3 Struktur Neraca Antam Rata-rata Terhadap Rata-rata Industri Tambang Indonesia CA 47.21% FA 52.79% CL 14.16% NCL 34.98% E 50.86% CA 23.65% FA 76.35% CL 15.74% NCL 33.77% E 50.49% Rata-rata Antam Rata-rata Industri Tambang Indonesia IV 23

24 Antam maupun rata-rata Industri tambang Indonesia memiliki modal ekuitas berimbang dengan hutang yaitu pada kisaran 50% modal ekuitas dan 50% hutang. Struktur kewajiban ini dipertahankan dengan menyeimbangkan proporsi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang serta proporsional dalam menyertakan laba ditahan dalam kegiatan usaha. Apabila dibandingkan dengan Bumi maupun PTBA, Antam memiliki perbedaan nilai pengembalian terhadap pemilik atau pemegangg saham yang menguntungkan namun pengembalian tersebut tetap stabil jika terjadi kenaikan suku bunga pinjaman. Antam dapat memperoleh pinjaman lebih banyak karena keberhasilan operasinya, tetapi perlu dipertimbangkan resiko akan pelunasann hutang jika jumlah hutang terlalu besar Perbandingan Strukturr Neraca Menyeluruh Berikut ini grafik perbandingan struktur aktiva setiap perusahaan dan grafik struktur aktiva rata-rata industri tambang Indonesia tahun Grafik 4.1 Perbandingan Current Assets 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% PT Bumi Resourcess Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk IV 24

25 Grafik 4.2 Perbandingan Fixed Assets 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% PT Bumi Resourcess Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Struktur aktiva lancar atau aktiva tetap dalam strukturr neraca perusahaan tergantung pada sifat bisnis itu sendiri. Pada industri bidang perdagangann rasio aktiva tetap terhadap total aktivaa lebih kecil daripadaa industri manufaktur (Annual Statement Studies, Philadelphia, PA, 1998). Sedangkan rasio yang dimiliki oleh industri manufaktur lebih kecil dari industri tambang. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki banyak aktiva seperti perusahaan tambang cenderung memiliki porsi aktiva tetap yang besar. Margin labaa bersih yang dimiliki lebih besar dari perputaran aktivanya, maksudnya pendapatan dari penjualan yang didapatkan relatif lebih kecil jika dilihat dari total aktiva yang dimiliki. Tetapi keuntungan yang didapat relatif lebih besar jika dilihat dari penjualannya. Struktur aktiva tetap yang lebih besar dari aktiva lancar juga menunjukkann bahwa perusahaan tersebut memiliki lebih banyak aktiva yang manfaat ekonominya baru akan dirasakan lebih dari satu tahun (Fraser, Ormiston, 2004) atau beberapaa periode ke depan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki komitmen terhadap usaha jangka panjang. Sebelumnya perlu kita ketahui urutan jumlah total aktiva masing-masing perusahaan dari tahun ke tahun yaitu: PT. Bumi Resources Tbk > PT. Aneka Tambang Tbk > PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk IV 25

26 PTBA memiliki total aktiva yang paling rendah dibandingkan dengan Bumi dan Antam, demikian pula memilikii rasio aktiva tetap terhadap total aktiva yang rendah yaitu 31.3%. Antam dengan total aktiva yang berada di tengah Bumi dan PTBA memiliki aktiva tetap rata-rata sebesar 52. 8% mengungguli aktiva lancar semenjak tahun 2004 hingga sekarang. Bumi dengann total aktiva tertinggi memiliki struktur aktiva tetap mendekati rata-rata industri tambang Indonesia yaitu 71.4%, paling besar dibandingkan Antam dan PTBA. Perlu diperhatikan juga bahwa dengan meningkatnya aktivaa tetap maka akan mengurangi aktiva lancar. Apabila aktiva lancar tidak dijaga dengan baik nilainya maka dapat membawa perusahaan pada masalah likuiditas yaitu berkurangnya modal kerja perusahaan. Terdapat kecenderungan rata-rata industri tambang Indonesia memiliki aktiva tetap yang menurun. Hal tersebut sebenarnya tidak menguntungkan bagi kelangsungan usaha di masa depan. Artinya, proyek yang sedang dikembangkan atau eksplorasi yang dilakukan tidak banyak (PriceWaterhouseCoopers). Perusahaan hanya meneruskan kegiatan yang sudah dimulai, tidak memulai suatu pekerjaan baru. Berikut ini grafik perbandingann struktur kewajiban setiap perusahaan dan grafik struktur kewajiban rata-rata industri tambang Indonesia tahun Grafik 4.3 Perbandingan Current Liabilities 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% PT Bumi Resources Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk IV 26

27 Grafik 4.4 Perbandingan Non-current Liabilities 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% PT Bumi Resources Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Grafik 4.5 Perbandingan Equity 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% PT Bumi Resourcess Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Antam memiliki struktur kewajiban mendekati rata-rata industri tambang Indonesia yaitu kewajiban lancar 14.2%, kewajiban tidak lancar 35%, dan modal ekuitas 50.9%. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan manajemen untuk memiliki struktur keuangan yang menengah baik pada struktur aktiva dan strukturr kewajiban. PTBA memiliki modal ekuitas sebesar 70.8% diatas rata-rata industri tambang Indonesia sebesar 50.5%. Kewajiban lancar dan tak lancar perusahaan cukup kecil yaitu 17.9% dan 11.3% %. Sebaliknya, Bumi memiliki modal ekuitas hanya 10% sedangkan kewajiban lancar dan tak lancar sebesar 39% dan 51%. IV 27

28 Secara umum struktur hutang yang lebih tinggi dari struktur modal ekuitas maka semakin besar beban bunga tetap dan pembayaran kembali hutang serta semakin besar kemungkinan gagal membayar hutang pada periode penurunan laba atau masa sulit (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Bumi adalah perusahaan dengan struktur hutang lebih besar dari modal ekuitas, sedangkan PTBA sebaliknya. Motivasi utama perusahaaan memperoleh pendanaan usaha melalui hutang adalah potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, hutang lebih murah dibandingkan dengan pendanaan ekuitas paling tidak karena dua alasan (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005), yaitu: 1. Bunga sebagian besar hutang jumlah tetap dan jika bunga lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan hutang, selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. 2. Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan deviden tidak. Gambaran struktur neraca untuk ketiga perusahaan tersebut dibuat dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Karakteristik Struktur Neraca PT. Bumi Resources PT. Tambang PT Aneka Tambang Tbk Batubara Bukit Tbk Asam Tbk Karakteristik Fixed assets > Current assets > Fixed assets > Assets Current assets Fixed assets Current Assets Karakteristik Non-current Equity > Equity > Liabilities & liabilities > Current Current liabilities > Non-current Equity liabilities > Equity Non-current liabilities > liabilities Current liabilities IV 28

29 Dalam menganalisis suatu struktur neraca sesungguhnya dibutuhkan suatu rasio yang menbandingkan antara suatu komponen dengan komponen lainnya. Pembahasan mengenai rasio yang digunakan akan dijelaskan selanjutnya. 4.2 Analisis Terminologi Neraca Analisis terminologi neraca dibuat dalam bentuk grafik berdasarkan perusahaan masing-masing. Grafik 4.6 Terminologi Neraca PT. Bumi Resources Tbk 3,000,000,000 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 1,000,000, ,000,000 Total Assets Capital Employed Net Worth Working Capital 0 500,000, Grafik 4.7 Terminologi Neraca PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, , Total Assets Capital Employed Net Worth Working Capital IV 29

30 Grafik 4.8 Terminologi Neraca PT. Aneka Tambang Tbk 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000, Total Assets Capital Employed Net Worth Working Capital Total Assets Dari tahun ke tahun nilai total aktiva pada ketiga perusahaan selalu mengalami peningkatan. Artinya tejadi pula peningkatan pada jumlah kewajiban dan modal ekuitas untuk menyeimbangkan. Pada dasarnya peningkatan jumlah aktiva perusahaan adalah untuk meningkatkan pendapatan berupa penjualan bagi perusahaan. Dari penjualan ini didapatkan keuntungan. Peningkatan aktiva lancar dilakukan dengan meningkatkan persediaan (Walsh, 2006) dalam hal ini peningkatan produksi. Dengan meningkatnya persediaan maka terjadi pula peningkatan pada piutang usaha yang akan meningkatkan kas dan setara kas pada perusahaan. Jumlah dana tunai yang dipegang perusahaan biasanya tidak terlalu besar karena dana tersebut lebih baik diinvestasikan sehingga menghasilkan keuntungan (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Salah satu caranya ialah dengan menginvestasikannya ke dalam aktiva tetap agar bisnis perusahaan di masa depan dapat tetap berjalan. Dengan demikian terjadi pula peningkatan pada aktiva tetap. Baik aktiva lancar maupun aktiva tetap keduanya berperan dalam peningkatan total aktiva secara keseluruhan. IV 30

31 Tabel 4.5 Peningkatan Total Aktiva Perusahaan Bumi % 14.22% 12.86% 45.98% PTBA 4.81% 14.64% 19.06% 9.44% Antam 71.36% 39.65% 5.96% 13.87% Peningkatan total aktiva Bumi secara rata-rata paling besar diantara lainnya. Sedangkan yang peningkatannya paling rendah adalah PTBA. Peningkatan total aktiva merupakan hasil dari peningkatan hutang dan modal ekuitas. Bumi memperbesar aktiva terkait akuisisi dan pengembangan anak perusahaannya, terutama KPC. Antam juga meningkatkan aktiva terkait proyek FeNi III. Sedangkan PTBA usahanya tersendat oleh kendala transportasi sehingga peningkatan aktiva tidak terlau besar. Analisis selanjutnya yang akan dilakukan yaitu mengetahui apakah peningkatan total aktiva ini berdampak pada kenaikan keuntungan pada perusahaan akan dibahas selanjutnya Capital Employed Nilai capital employed naik seiring dengan kenaikan total aktiva. Trend kenaikan antar keduanya menunjukkan hubungan yang selaras ditunjukkan dengan bentuk kurva yang serupa. Hal ini berarti fondasi pendanaan jangka panjang pada ketiga perusahaan mengikuti kenaikan total aktiva. Meskipun begitu, struktur capital employed setiap perusahaan terhada total aktiva berbeda-beda. Pada grafik, gap antara total aktiva dengan capital employed menunjukkan selisih antar keduanya. Selisih tersebut adalah kewajiban lancar atau hutang jangka pendek yang digunakan untuk mendanai aktiva. Antam dengan capital employed sebesar 85.8% adalah yang terbesar dibanding Bumi dan PTBA menunjukkan capital employed perusahaan tersebut mendominasi IV 31

32 dibandingkan kewajiban lancar. PTBA dengan capital employed sebesar 82.1% terpaut tipis terhadap Antam menunjukkan kondisi yang hampir serupa, hanya saja hutang jangka pendek PTBA sedikit lebih banyak. Bumi memiliki capital employed terkecil sebesar 60.98% berarti pendanaan menggunakan hutang jangka pendek Bumi lebih banyak dari perusahaan lainnya Net Worth Nilai Net Worth atau modal ekuitas mengalami kenaikan sama halnya seperti kedua terminologi neraca sebelumnya. Trend kenaikan pada ketiga perusahaan berbeda, telihat pada grafik terminologi neraca masing-masing perusahaan. Pada Bumi kenaikan Capital Employed lebih cepat daripada Net Worth yang berarti kewajiban jangka panjang rata-rata naik lebih cepat yaitu 1.87% daripada modal ekuitas ratarata sebesar 1.09%. Pada PTBA kenaikan berlangsung hampir sama yaitu kewajiban jangka panjang rata-rata naik 1% dan modal ekuitas rata-rata naik 1.4%. Pada Antam rata-rata penurunan modal ekuitas adalah -1.96%, sedangkan rata-rata kenaikan kewajiban jangka panjang Antam adalah 2.07%. 4.3 Analisis Performa Perusahaan Perbedaan utama dari ROA dan ROE yaitu ROA melihat efisiensi dari operasi perusahaan terhadap seluruh modal, sedangkan ROE lebih menfokuskan pada efisiensi dari operasi yang dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Dengan kata lain perbedaan keduanya hanya terletak pada komponen apa yang dikeluarkan dari investasi modal. ROE tidak memasukkan aktiva yang didanai oleh kreditur. Kreditur biasanya memperoleh pengembalian yang tetap atas dana yang mereka berikan. Namun pemegang saham tidak dijanjikan memeproleh pengembalian yang tetap. Pemegang saham memiliki klaim terhadap laba perusahaan yang tersisa (residual) hanya setelah sumber pendanaan lain telah dilunasi. IV 32

33 Analisis pertama akan dilakukan pada ROA karena ROA akan mempengaruhi ROE (Walsh, 2006). ROE dipengaruhi oleh net sales margin dan total assets turnover. Untuk memperbesar ROA, komponen net profit margin atau total assets turnover harus diperbesar. Sesuai dengan persamaannya: dapat diketahui bahwa penjualan akan saling menghilangkan pada kedua komponen tersebut. Untuk memperbesar net profit margin maka laba bersih terhadap penjualan harus ditingkatkan, sedangkan untuk memperbesar total assets turnover maka penjualan terhadap total aktiva harus ditingkatkan. Untuk mencapai performa perusahaan yang tepat maka setiap rasio harus diberi target. Cara lain untuk memperbesar total assets turnover adalah dengan memperkecil total aktiva dengan cara memperkecil aktiva tetap, persediaan atau piutang usaha (Walsh, 2006) Return on Assets Diantara ketiga perusahaan, PTBA memiliki nilai ROA tertinggi namun turun pada tahun 2006 menjadi 15.63% mendekati ROA rata-rata industri global yaitu 14,75%. Antam yang semula di bawah PTBA menyusul pada tahun 2006 menjadi 21.30%. Sedangkan Bumi selalu berada pada level dibawah rata-rata industri tambang global. Prestasi ROA Bumi terbaik di tahun 2004 ketika posisinya naik menjadi 7.83% dan hampir menyentuh rata-rata industri tambang global yang saat itu 8.83%. Berikut ini grafik perbandingan ROA antar perusahaan. IV 33

34 Grafik 4.9 Return on Asset Perusahaan 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 5.00% 10.00% PT Bumi Resources Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Rasio Pembanding Hal yang perlu diperhatikan pada analisis ini adalah nilai total net profit margin dan ROA. Nilai margin laba bersih yang tinggi mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki banyak aktiva tetap (Walsh, 2006). Nilai net profit margin pada Antam rata-rata yaitu 20.56% lebih tinggi dibandingkan ROAnya yaitu 12.02%. Pada Bumi, selisih perbedaannya serupa namun lebih kecil yaitu net profit margin rata-rata 4.56% dengan ROA rata-rata 3.87%. Pada mulanya, nilai ROA Bumi lebih tinggi dari nilai net profit margin misalnya tahun 2005 ROA Bumi 7.16% dengan net profit margin 7.04%. Sedangkan PTBA sebaliknya, nilai ROA rata-rata lebih besar yaitu 13.75% dibanding net profit margin rata-rata 12.56%. Antam memang sedang mengembangkan aktiva tetapnya sehingga margin laba bersih yang diperoleh cukup tinggi sedangkan perputaran aktiva menjadi rendah. Hal tersebut merupakan sifat perusahaan tambang. Bumi mirip dengan Antam, yang membedakan adalah selisihnya tidak terlalu besar karena bumi sedang mengurangi aktiva tetapnya. Yang paling berbeda adalah PTBA yang memiliki karakter berbeda dengan perusahaan tambang. Karakteristik seperti PTBA dengan ROA yang lebih besar dari net profit margin dapat kita dapatkan pada perusahaan distributor (Walsh, 2006). Berikut ini grafik net sales margin dan total asset turnover. IV 34

35 Grafik 4.10 Net Profit Margin Perusahaan 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 5.00% 10.00% PT Bumi Resources Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Rasio Pembanding Grafik 4.11 Total Assets Turnover Perusahaan PT Bumi Resources Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Rasio Pembanding Pada rasio total assets turnover, PTBA bernilai rata-rata 1.10 menunjukkan konsistensinya dengan selalu berada di atas rasio rata-rata industri tambang global sebesar Bumi awalnya berada di bawah rasio rata-rata industri tambang global kemudian naik pada tahun 2005 menjadi 1.02 lalu turun di tahun 2006 menjadi Antam relatif setara dengan rasio rata-rata industri tambang global dengan posisi di tahun 2004 dan 2005 sedikit di bawah kemudian naik di tahun Penjualan PTBA yang lebih mengutamakan pasar dalam negeri yaitu 78% adalah penyebabnya. Keuntungan yang diperoleh PTBA lebih kecil dari Bumi dan Antam. Orientasi pasar dalam negeri akan memudahkan penjualan namun harga jual akan lebih rendah. IV 35

36 Antam dan Bumi memiliki pasar yang besar di luar negeri sehingga keuntungan yang didapatkan akan lebih besar namun karena penjualan ke luar negeri lebih lambat dari penjualan dalam negeri dikarenakan prosedur yang lebih sulit dan transportasi yang lebih lama sehingga perputaran aktiva menjadi lebih lambat. Terdapat kecenderungan untuk melihat margin keuntungan sebagai kualitas laba yang tinggi. Namun perlu ditekankan bahwa pengembalian atas investasi modal (ROI) atau ROA sebagai pengujian profitabilitas yang utama (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Dengan melihat secara keseluruhan terhadap nilai ROA, dapat diketahui bahwa ROA Bumi adalah yang paling rendah yaitu rata-rata 3.87%. Perbaikan nilai ROA Bumi dapat dilakukan dengan peningkatan margin laba bersih agar mendekati rasio rata-rata industri tambang global sebesar 18.64%. Caranya yaitu dengan mengefisienkan peralatan, metode produksi, mengurangi beban penjualan dan adminitrasi sehingga meningkatkan laba bersih dari setiap penjulan yang dilakukan. Perlu dipertimbangkan juga bahwa industri padat modal seperti industri tambang memiliki investasi aktiva yang tinggi dan perputaran aktiva yang rendah sehingga harus memperoleh margin laba yang tinggi agar dapat berhasil (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005) Return on Equity ROE sangat dipengaruhi oleh ROA dan financial leverage (perbandingan hutang terhadap struktur kewajiban) (Fraser, Ormiston, 2004). Dari grafik dapat diketahui bahwa PTBA dan Antam memiliki nilai ROE yang hampir setara dengan rasio ratarata industri tambang global yaitu rata-rata Sedangkan ROE Bumi dari yang semula pada tahun 2002 dan 2003 rendah yaitu % dan % mengalami kenaikan pesat tahun 2004 menjadi %. Kemudian turun tahun 2005 namun penurunan tersebut tetap berada di atas level rasio rata-rata industri tambang global. Mekipun ROA Bumi lebih rendah dari perusahaan lain, tetapi nilai ROE lebih tinggi. Hal ini merupakan pengaruh dari financial leverage. Bumi pada tahun 2004 mendapatkan laba yang besar dari keuntungan yang dihasilkan KPC dan Arutmin karena kenaikan harga batubara sehingga ROE meningkat pesat. Modal ekuitas pada IV 36

37 bumi memang kecil sehingga jika perusahaan mendapatkan laba maka pemegang saham akan sangat merasakan manfaatkannya. Kreditur tidak mendapatkan keuntungan dari kenaikan laba ini karena kreditur hanya mendapatkan bunga pinjaman yang jumlahnya tetap. Berikut ini grafik ROE ketiga perusahaan beserta rata-rata industri tambang global. Grafik 4.12 Retrun on Equity Perusahaan % % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% PT Bumi Resources Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Rasio Pembanding 4.4 Analisis Likuiditas dan Solvabilitas Perusahaan Analisis Likuiditas Analisis likuiditas meliputi analisis rasio lancar (Current Ratio), rasio cepat (Quick Ratio), dan modal kerja (Working Capital) Current Ratio Berikut ini grafik Current Ratio ketiga perusahaan yang dibandingkan dengan rasio rata-rata industri tambang global. IV 37

38 Grafik 4.13 Current Ratio Perusahaan PT Bumi Resources Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Aneka Tambang Tbk Rasio Pembanding Dengan meningkatnya current ratio maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar semakin meningkat. Semakin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar akan dibayar. Penyangga kerugian semakin besar karena semakin besar penyangga, semakin kecil resikonya. Current ratio menunjukkan bahwa tingkat keamanan yang tersedia cukup untuk menutup penurunan nilai aktiva lancar pada saat aktiva tersebut dilepas atau dilikuidasi. Cadangan dana lancar tersedia sehingga tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan seperti adanya pemogokan dan kerugian secara tiba-tiba dapat ditangani sementara (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Aturan yang biasa dipakai untuk meninjau perusahaan secara umum adalah jika rasio lancar sebesar 2,00 atau lebih baik lagi, maka perusahaan secara finansial cukup baik (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Sementara rasio dibawah 2,00 menunjukkan peningkatan risiko likuiditas. Angka ini jika dipandang dari sudut lain memiliki arti bahwa nilai aktiva lancar pada likuidasi dapat turun hampir sebesar 50% namun perusahaan masih dapat melunasi kewajiban lancar. Namun rasio lancar yang jauh lebih tinggi dibandingkan 2,00 yang menunjukkan penutupan likuiditas lancar yang lebih unggul memiliki kelemahan yaitu memperlihatkan bahwa penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan penurunan pada tingkat pengembalian. IV 38

39 PTBA dalam rasio ini memiliki nilai tertinggi yaitu rata-rata 4.00 yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar dengan rasio rata-rata industri tambang global sebesar Dapat dilihat bahwa peningkatan rasio lancar pada PTBA tidak selalu diikuti dengan peningkatan kewajiban lancar seperti pada periode , sedangkan aktiva lancar selalu meningkat. Hal tersebut menunjukkan peningkatan likuiditas yang mengabaikan efisiensi penggunaan sumberdaya yaitu peningkatan persediaan, piutang usaha, kas dan setara kas pembiayaannya berasal dari sumber jangka panjang (capital emlpoyed) dan bukan berasal dari sumber jangka pendek (hutang jangka pendek). Antam menunjukkan kenaikan rasio lancar secara pesat pada tahun 2003 menjadi 5.68 tetapi menurun pada tahun 2004 dan 2005 menjadi 3.26 dan Penurunan ini dilakukan untuk menjaga posisi likuiditas yang rata-rata sebesar 3.47 agar tidak lebih jauh lagi dari rata-rata industri tambang global. Cara yang dilakukan yaitu dengan peningkatan aktiva tetap seperti peningkatan biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan dan pemberian pinjaman kepada perusahaan kontrak karya. Bumi memiliki rasio lancar terendah yaitu sebesar 0.76 dengan posisi di bawah rasio ratarata perusahaan tambang global dan kurang dari Hal yang dilakukan Bumi adalah peningkatan aktiva lancar yang rata-rata pertahunnya sebesar 6.28% dengan cara membayar pajak dan biaya dimuka serta tagihan PPN kepada pemerintah. Cara lain yaitu mengurangi kewajiban lancar yang rata-rata pertahunnya sebesar -2.94% dengan memperbesar hutang jangka panjang daripada hutang jangka pendek serta memperbesar laba ditahan yaitu laba yang dimasukkan kembali untuk pendanaan usaha. IV 39

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat kita lihat melalui laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi keuangan pada periode tertentu. Salah satu laporan keuangan adalah neraca yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 27 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 2003-2006 Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian dari rasio finansial dan fungsinya didalam mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI

PERKEMBANGAN TERKINI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. PERKEMBANGAN TERKINI KINERJA OPERASIONAL PERSEROAN Perbandingan Periode Sembilan bulan yang Berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 30 September 2012 Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari Husada Tbk dengan menggunakan analisis rasio, analisis horizontal dan vertikal. Analisis horizontal dan vertikal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS A. Inventory Turnover Periode Tahun Harga Pokok Penjualan 3.722.189 1.437.527 4.289.118 1.451.990 Persediaan Rata-rata 208.299 123.812 199.601 111.474 Inventory

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

TBK, Oleh. Disusun

TBK, Oleh. Disusun ANALISIS STRUKTUR NERACAA PT. BUMI RESOURCES TBK, PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM TBK, DAN PT. ANEKA TAMBANG TBK PERIODE 2002-2006 Tugas Akhir Disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi di mana keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih berada dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan atau Financial Statement adalah merupakan ikhtisar yang menggambarkan suatu keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Informasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Teori Umum Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang

Lebih terperinci

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Rasio Profitabilitas 2.1. Pengertian dan Unsur-unsur Laporan Keuangan Pada umumnya, setiap perusahaan membuat laporan keuangan sebagai bentuk

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci