BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Teori Umum Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan (Prastowo, Juliaty, 2002). Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam neraca. Di dalam neraca dan laporan laba rugi, penyajian berbagai unsur tersebut memerlukan proses subklasifikasi. Laporan keuangan disertai catatan atas laporan keuangan mengandung informasi yang berguna tentang posisi keuangan suatu perusahaan, sukses operasi perusahaan, kebijakan dan strategi manajemen, dan pandangan atas kinerja masa depan perusahaan. Diperlukan pendekatan untuk menggunkaan informasi yang tertuang dalam laporan keuangan tahunan suatu perusahaan secar efektif. Laporan keuangan tahunan meliputi 4 (empat) laporan keuangan dasar (Fraser, Ormiston, 2004), yaitu: 1. Neraca Menunjukkan posisi keuangan yaitu aktiva, kewajiban, dan kekayaan pemegang saham suatu perusahaan pada saat tertentu, seperti pada akhir kuartal atau akhir tahun tertentu. 2. Laporan perhitungan laba rugi Menyajikan hasil usaha perusahaan, beban dan laba rugi bersih untuk periode akuntansi tertentu. II 1

2 3. Laporan ekuitas pemegang saham Merekonsiliasikan saldo awal dan akhir laba ditahan dalam neraca. Beberapa perusahaan menyajikan laporan laba ditahan digabung dengan laporan laba rugi yang merekonsiliasikan saldo awal dan akhir laba ditahan. Laporan ini biasa disebut juga laporan perubahan ekuitas. 4. Laporan arus kas Memberikan informasi arus kas masuk dan kas keluar dari kegiatan operasi, investasi, pendanaan dalam periode yang dicakup. Terdapat pula catatan laporan keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan yang pertama memberikan ikhtisar kebijakan akuntansi. Jika terjadi perubahan kebijaksanaan akuntansi dalam periode pelaporan, perubahan-perubahan itu hendaknya dijelaskan dan dampaknya disebutkan secara kuantitatif Neraca Neraca adalah sebuah laporan keuangan yang berisikan kekayaan yang dikenal dengan aktiva dan hutang serta modal perusahaan. Bentuk neraca yaitu aktiva terletak pada sisi kiri lalu kewajiban dan modal ekuitas disebelah kanan. Neraca memperlihatkan kekayaan, hutang dan modal pada saat waktu tertentu. Terdapat sebuah persamaan umum dalam neraca yang selalu dipakai yaitu : Asset (Aktiva) = Liability (Kewajiban)+ Owners Equity (Modal Ekuitas) Persamaan ini akan selalu seimbang, jika tidak, maka pasti terdapat kesalahan dalam penyusunannya, atau terdapat asset yang hilang atau tidak tercatat. II 2

3 Gambar 2.1 Struktur Neraca CA CL Keterangan: CA = Current assets CL = Current liabilities FA NCL E FA = Fixed assets NCL = Non-current liabilities E = Equity Pada kondisi umum terdapat dua sumber pendanaan untuk bisnis, yaitu Liabilities (Pinjaman / hutang) dan Owners Equity (modal pemilik/ekuitas). Di dalam penelitian ini tidak akan dijelaskan secara mendetail mengenai konsep akuntansi dari neraca, melainkan hanya konsep utama dari neraca itu sendiri. Dalam menilai apakah suatu komponen memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau ekuitas tersebut, perhatian perlu ditujukan pada substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Neraca merupakan objek utama pada penelitian ini sehingga komponen-komponen neraca akan dijelaskan untuk memperjelas analisis. Masing-masing unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan tersebut didefinisikan sebagai berikut: a) Aktiva (Assets) Aktiva adalah sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan (Prastowo, Juliaty, 2002). Manfaat ekonomi di masa depan akan terwujud dalam aktiva tetap karena potensi aktiva tersebut dapat memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas (dan setara kas) kepada perusahaan. Potensi ini dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional. Selain itu dapat juga berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas (dan setara kas) atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas. Manfaat ekonomi di masa depan dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan cara digunakan dalam produksi barang dan jasa, dipertukarkan dengan aktiva lain, II 3

4 digunakan untuk menyelesaikan kewajiban atau dibagikan kepada para pemilik perusahaan. Banyak aktiva yang memiliki substansi fisik (misalnya aktiva tetap) atau dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik (misalnya piutang dan properti). Bentuk fisik dan hak milik tidaklah esensial untuk menetukan eksistensi aktiva. Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu, transaksi atau peristiwa yang diharapkan terjadi di masa depan tidak dengan sendirinya memunculkan aktiva. Di samping itu, ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan timbulnya aktiva, namun kedua peristiwa ini tidak perlu harus bersamaan untuk menetukan timbulnya suatu aktiva. Penjabaran dari komponen aktiva adalah sebagai berikut: Aktiva lancar (Current assets) yaitu uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). Yang termasuk dalam aktiva lancar yaitu: 1. Kas, uang tunai untuk membiayai operasi perusahaan. 2. Investasi jangka pendek, investasi yang sifatnya sementara hanya untuk memanfaatkan uang yang belum dibutuhkan dalam operasi. 3. Piutang wessel, tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. 4. Piutang dagang, tagihan kepada pihak lain sebagi akibat penjualan barang dagangan secara kredit. 5. Persediaan, baik persediaan bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi. 6. Piutang penghasilan, penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pembayarannya. II 4

5 7. Biaya dibayar di muka, pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang, melainkan pada periode berikutnya. Aktiva tetap (Fixed assets), yaitu aktiva yang memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun yang meliputi: 1. Investasi jangka panjang, investasi ini dilakukan jika perusahaan mempunyai kekayaan lebih dari yang dibutuhkan. Aktiva ini tidak ada hubungannya dengan operasi. 2. Aktiva tetap, yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak, dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen. Aktiva tetap juga mempunyai umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan. 3. Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. 4. Beban yang ditangguhkan, yaitu transaksi yang menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang. 5. Aktiva lain-lain, aktiva ini menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasiklasifikasi yang telah diuraikan sebelumnya. b) Kewajiban (Liabilities) Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumberdaya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi (Prastowo, Juliaty, 2002). Karakteristik essensial kewajiban adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban masa kini, yaitu suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau II 5

6 melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum, sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan atau timbul dari praktik bisnis yang lazim, yaitu kebiasaan atau keinginan untuk memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil. Kewajiban suatu perusahaan dapat diselesaikan dengan cara melakukan pembayaran kas, menyerahkan aktiva lain, memberikan jasa, mengganti kewajiban dengan kewajiban lain, mengkonversi kewajiban menjadi ekuitas atau dengan cara dihapuskan. Seperti halnya aktiva, kewajiban juga timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Perlu juga dibedakan antara kewajiban sekarang dan komitmen di masa depan. Keputusan manajemen untuk membeli aktiva di masa depan (komitmen) tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban sekarang. Perusahaan dapat mengakui jumlah rabat yang akan diberikan di masa depan sebagai kewajiban yang timbul sebagai akibat penjualan di masa lalu. Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur dengan menggunakan estimasi dalam derajat yang substansial. Penjabaran dari komponen kewajiban yaitu: Kewajiban lancar (Current liabilities) yaitu kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). Akun yang termasuk dalam kewajiban lancar meliputi: 1. Hutang dagang, yaitu hutang yang timbul karena adanya pembelian barang secara kredit 2. Hutang wessel, yaitu hutang yang disertai janji tertulis 3. Hutang pajak, yaitu pajak yang belum disetorkan ke kas negara. 4. Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang sudah diakui, tetapi belum dilakukan pembayarannya. 5. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, yaitu sebagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo pembayarannya sudah dekat. II 6

7 6. Pendapatan diterima di muka, yaitu penerimaan uang untuk penjualan barang yang belum direalisasikan. Kewajiban jangka panjang (Non-currrent liabilities) adalah kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun yang meliputi: 1. Hutang pajak tangguhan, yaitu konsekuensi pajak periode mendatang. 2. Hutang obligasi, biasanya kewajiban imbalan kerja karyawan seperti imbalan kesehatan pasca kerja. 3. Taksiran kewajiban restorasi dan rehabilitasi, yang terkait dengan kebijakan mengenai lingkungan hidup dengan melaksankan tindakan yang secara teknis dan ekonomis layak diterapkan. 4. Pinjaman jangka panjang yaitu hutang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode yang akan datang. c) Modal Ekuitas (Equity) Modal ekuitas adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahan. Ekuitas berupa hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban (Prastowo, Juliaty, 2002). Meskipun demikian, di dalam neraca ekuitas dapat disubklasifikasikan. Dalam perusahaan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham, saldo laba ditahan, penyisihan saldo laba dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal dapat disajikan secara terpisah. Penyajian seperti ini berguna untuk mengidentifikasikan pembatasan hukum dan pembatasan lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas serta merefleksikan fakta bahwa berbagai pihak mempunyai hak yang berbeda. Jumlah ekuitas yang disajikan pada neraca bergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. Pembentukan suatu cadangan kadang-kadang diharuskan oleh suatu II 7

8 peraturan perundangan yang berlaku untuk memberikan perlindungan tambahan baik kepada perusahaan maupun kreditor. Eksistensi dan besarnya cadangan ini merupakan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Macam-macam dari modal ekuitas yaitu: 1. Saham biasa Beberapa perusahaan selain memiliki saham biasa juga memiliki saham istimewa yang memberikan deviden tahunan tetapi tidak memiliki hak suara. Pemegang saham biasa tidak menerima pendapatan tetap tetapi mempunyai hak istimewa sebanding dengan saham yang dimiliki (deviden saham tergantung pada keputusan direksi). Pemegang saham biasa juga dapat menkmati keuntungan atas kenaikan harga saham. 2. Modal setoran tambahan Perkiraan modal setoran tambahan ini menunjukkan jumlah dimana harga jual perdana saham biasa melebihi harga nominal sehingga kelebihan harga tersebut menjadi modal tambahan. 3. Laba ditahan Perkiraan ini adalah penjumlahan laba yang diperoleh perusahaan semenjak perusahaan didirikan, dikurangi dengan deviden tunai yang dibayar atau deviden saham. Laba ini merupakan dana yang dipilih untuk diinvestasikan kembali kedalam kegiatan perusahaan daripada dibayar kepada pemegang saham sebagai deviden. 4. Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Transaksi ini berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham, atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya antara pihak-pihak (perorangan, perusahaan, atau bentuk entitas lainnya) yang secara langsung atau tidak langsung (melalui satu atau lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau di bawah pengendalian yang sama. II 8

9 2.1.2 Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menyajikan pendapatan, beban, laba bersih, dan laba per lembar saham untuk satu periode akuntansi (Prastowo, Juliaty, 2002). Laporan laba rugi adalah suatu bagian dari paket laporan keuangan, dan seperti bagian lainnya, laba rugi pada dasarnya merupakan hasil dari berbagai pilihan akuntansi, estimasi, dan pertimbangan yang mempengaruhi hasil yang dilaporkan, seperti halnya kebijaksanaan bisnis, kondisi ekonomis dan banyak variabel yang lain mempengaruhi hasil yang dilaporkan. Langkah dari penyusunan laporan laba rugi yaitu: Penjualan bersih Harga pokok penjualan - Laba kotor Beban usaha Depresiasi dan amortisasi - Laba usaha Pendapatan (beban) lain-lain + Laba sebelum pajak Pajak - Laba bersih Penjelasan beberapa komponen laporan laba rugi yang digunakan dalam penelitian, yaitu: Penjualan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang telah dipotong dengan retur dan diskon. Retur penjualan adalah pembatalan penjualan, dan diskon penjualan adalah potongan dari harga faktur asli. II 9

10 Laba bersih adalah laba perusahaan sesudah memperhitungkan semua pendapatan dan beban yang dilaporkan semasa periode akuntansi. 2.2 Analisis Struktur Neraca Neraca dapat dilihat sebagai mesin yang dapat memanfaatkan energi tertentu yang dapat menghasilkan kekuatan dalam bentuk keuntungan (Walsh, 2006). Mengenai bagaimana sebuah neraca dapat mengubah energi dalam hal ini yaitu aktiva dalam jumlah yang minimum namun dapat menghasilkan keuntungan yang maksimum, maka hal-hal yang harus dianalisis adalah: Perbandingan struktur neraca Terminologi neraca Performa perusahaan Likuiditas dan solvabilitas perusahaan Strategi dana jangka pendek dan jangka panjang Perbandingan Struktur Neraca Struktur neraca setiap perusahaan dibandingkan satu sama lain untuk melihat persentase komponennya. Bagian sebelah kiri neraca dibandingkan struktur aktivanya, yaitu porsi aktiva lancar dan aktiva tetap. Sedangkan bagian kanan neraca dibandingkan struktur kewajibannya, yaitu dengan melihat struktur hutang baik jangka pendek dan jangka panjang dan modal ekuitas. Struktur neraca dilihat pertahun dan rata-ratanya pada masing-masing perusahaan untuk dibandingkan dengan rata-rata industri tambang Indonesia. Struktur neraca rata-rata industri tambang di Indonesia merupakan gabungan perusahaan tambang batubara dan mineral sehingga jika dibandingkan dengan struktur neraca Bumi dan PTBA sebagai perusahaan tambang batubara dan Antam sebagai perusahaan tambang mineral merupakan hal yang kurang ideal. Perbandingan struktur neraca yang utama adalah dengan menganalisis komposisi dari neraca itu sendiri. II 10

11 2.2.2 Terminologi Neraca Menurut Walsh, 2006 terdapat empat terminologi yang digunakan dalam neraca, yaitu: a) Total Assets CA FA CL NCL E TA = FA + CA TA = E +NCL + CL Total assets dapat dihitung baik dari penjumlahan komponen aktiva maupun penjumlahan komponen kewajiban. Total aktiva secara sederhana menjumlahkan seluruh komponen dalam neraca dari atas ke bawah. b) Capital Employed CA FA CL NCL E CE = FA + CA - CL CE = E + NCL Capital employed dapat digunakan dengan luas. Perbedaan yang jelas antara total assets dengan capital employed yaitu bahwa seluruh kewajiban jangka pendek dihilangkan dalam capital employed. Capital employed merepresentasikan fondasi keuangan jangka panjang dari suatu perusahaan baik pendanaan yang berasal dari pemilik maupun dari luar. Fondasi keuangan tersebut dapat dijaga dengan baik selama perusahaan dapat memastikan kelancaran keuntungan yang didapatkan. Nilai capital employed perusahaaan, baik dengan penambahan equity dan non-current liabilities maupun pengurangan total assets dengan current liabilities menghasilkan angka yang sama. II 11

12 c) Net Worth CA FA CL NCL E NW = TA CL NCL NW = FA + CA CL NCL Neth worth atau dapat juga disebot owners fund (OF) atau biasa disebut equity dapat juga dihitung dengan cara lain, yaitu dengan menjumlahkan seluruh komponen aktiva kemudian dikurangi dengan seluruh pinjaman dari luar baik jangka pendek maupun jangka panjang. d) Working capital CA FA CL NCL E WC = CA CL WC = E + NCL FA Working capital menyatakan ukuran dari likuiditas perusahaan. Likuiditas adalah indikator dari ketersediaan dana tunai pada perusahaan. Poin penting yang harus diperhatikan adalah aktiva yang dimiliki tidak dapat diubah dengan cepat menjadi dana tunai, walaupun perusahaan tersebut memiliki aktiva yang besar. Perusahaan dapat saja saja memiliki banyak aktiva atau makmur namun tidak likuid karena mengalami kesulitan dalam menyediakan dana tunai. Ketika usaha dijalankan, pendanaan jangka panjang dari pemilik maupun dari sumber lainnya diberikan. Dana sejumlah tersebut digunakan untuk mengakuisisi aktiva tetap, tetapi perlu diperhatikan bahwa perlu dipersiapkan pula sejumlah dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja jangka pendek atau digunakan untuk membiayai aktiva lancar. II 12

13 2.2.3 Performa Perusahaan Kinerja perusahaaan dilakukan dengan mengukur efisiensi menyeluruh perusahaan dalam mengelola total investasi dan menghasilkan pengembalian (return) bagi para pemegang saham (Fraser, Omiston, 2004). Digunakan dua rasio untuk pengukurannya yaitu: Return On Asset (ROA) Return On Equity (ROE) Yang keduanya dapat memberikan indikasi jumlah laba yang diperoleh dihubungkan dengan tingkat investasi di total aktiva. a) Return On Asset (ROA) Analisis kinerja perusahaan membutuhkan analisis bersama yang dapat menilai suatu ukuran relatif terhadap ukuran lainnya. Hubungan antara laba dengan investasi modal yang disebut pengembalian atas investasi modal (Return on Investment--ROI) atau biasa disebut juga dengan Return on Asset (ROA), merupakan ukuran kinerja perusahaaan yang diakui secara luas. Analisis ini menentukan kemampuan perusahaan untuk meraih keberhasilan, memperoleh pendanaan, membayar kreditur, dan memberikan imbalan kepada pemilik. Persamaan rasio ROA yaitu: Adapun komponen dari ROA yaitu: Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih, yaitu mengukur laba setelah mempertimbangkan seluruh pendapatan dan beban, termasuk beban bunga, beban non-operasi dan pajak penghasilan. Persamaannya yaitu: II 13

14 Total Assets Turnover atau Perputaran Aktiva, yaitu mengukur efisiensi dalam mengelola seluruh aktiva. Persamaannya yaitu: b) Return On Equity (ROE) Salah satu alasan utama dalam mengoperasikan perusahaan yaitu untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran keberhasilan dalam pencapaian alasan ini adalah Return on Equity (ROE). ROE mengukur imbalan bagi pemegang saham biasa. Rasio Return on Equity ini dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Likuiditas dan Solvabilitas Perusahaan Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumberdaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Risiko likuiditas perusahaan jangka pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis likuiditas diarahkan pada aktivitas operasi perusahaaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk, dan persyaratan serta ukuran modal kerja. Analisis likuiditas yang dilakukan yaitu dengan menghitung rasio sebagai berikut: Current Ratio atau Rasio Lancar, untuk mengukur likuiditas jangka pendek kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai seketika. Persamaannya yaitu: II 14

15 Quick Ratio atau Rasio Cepat, untuk mengukur likuiditas jangka pendek lebih serius dengan membuang persediaan karena persediaan merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid. Persamaannya yaitu: Working Capital atau Modal Kerja, merupakan ukuran aktiva lancar yang penting untuk mengukur cadangan likuiditas yang tersedia untuk memenuhi kontingensi dan ketidakpastian yang dapat terjadi. Persamaannya yaitu: Solvabilitas mengacu pada kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). Seluruh aktivitas usaha pada perusahaan baik itu pendanaan, investasi, dan operasi akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Analisis ini mencakup analisis struktur kewajiban suatu perusahaan yang mengacu pada sumber pendanaan perusahaan dan atribut ekonominya. Adapun rasio yang digunakan dalam analisis ini meliputi: Long-term Debt to Total Capitalization Ratio, untuk mengukur seberapa jauh hutang jangka panjang digunakan untuk pembelanjaan pembantu. Persamaannya yaitu: Longterm Debt to Total Capitalization Ratio Debt to Equity Ratio, untuk mengukur hutang dihubungkan dengan basis modal ekuitas. Persamaannya yaitu: Debt to Equity Ratio II 15

16 Debt to Assets Ratio, untuk mengggambarkan porsi semua aktiva yang dibiayai dengan hutang. Persamaannya yaitu: Debt to Asset Ratio Strategi Dana Jangka Panjang dan Jangka Pendek Strategi dana jangka panjang dan jangka pendek berguna dalam menilai penggunaan dana jangka pendek dan dana jangka panjang pada perusahaan. Cara melihat strategi ini adalah dengan menghitung perbedaan jumlah setiap struktur antar periode yang kemudian dikelompokkan menjadi sumber dan penggunaan (Walsh, 2006). Pada komponen aktiva, bila terjadi kenaikan berarti selisih kenaikan tersebut dimasukkan dalam penggunaan. Namun jika terjadi penurunan maka nilai penurunan tersebut dimasukkan dalam sumber. Jika terjadi peningkatan pada komponen kewajiban, maka selisih peningkatan tersebut dimasukkan dalam sumber. Namun jika terjadi penurunan maka nilai penurunan tersebut dimasukkan dalam penggunaan. Komponen yang masuk dalam kategori jangka pendek adalah Current Assets dan Current liabilities. Sedangkan komponen yang masuk dalam kategori jangka panjang adalah Fixed Assets, Non-current Liabilities, dan Equity. Contohnya adalah sebagai berikut: Pertama, mencari selisih setiap komponen pada neraca Tabel 2.1 Contoh Selisih Komponen Neraca Tahun 1 Selisih Tahun 2 ASSETS Current assets 67,311, ,574, ,885,537 Fixed assets 317,165, ,637,160 1,058,802,707 Total assets 384,476, ,211,264 1,335,688,244 II 16

17 LIALIBILITES Current Lialibilities 167,595, ,371, ,967,713 Non-current lialibilities 176,321, ,595, ,917,002 Minority interest 15,273,816 8,409,407 23,683,223 Total lialibilities 343,917, ,967,404 1,300,884,715 Equity 25,285,853-14,165,547 11,120,306 Total lialibilities & Equity 384,476, ,211,264 1,335,688,244 Kemudian selisih tersebut dimasukkan dalam sumber atau penggunaan Tabel 2.2 Contoh Sumber Dan Penggunaan Selisih Komponen Neraca Tahun 1-Tahun 2 Sumber Penggunaan Current assets 209,574,104 Fixed assets 741,637,160 Current liabilities 340,371,917 Non-current Liabilities 616,595,487 Equity 5,756,140 Total 956,967, ,967,404 Setelah itu, dikelompokkan berdasarkan kategori jangka pendek atau jangka panjangnya sehingga dapat diketahui strategi jangka panjang dan jangka pendek suatu perusahaan. II 17

18 Tabel 2.3 Contoh Strategi Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Tahun 1-Tahun 2 Sumber Penggunaan Jangka panjang 616,595, ,393,300 Jangka pendek 340,371, ,574,104 Pada kasus diatas diketahui bahwa sumber jangka pendek digunakan sebagian untuk penggunaan jangka panjang. Pola ideal yang seharusnya terjadi adalah sumber dana jangka pendek digunakan untuk penggunaan jangka pendek, demikian sebaliknya. Pola lain yang baik adalah sumber jangka panjang digunakan untuk penggunaan jangka pendek (Walsh, 2006). 2.3 Tinjauan Umum PT. Bumi Resources Tbk Operasional pertambangan batubara Perusahaan dilakukan melalui dua anak perusahaan utamanya, yaitu KPC dan Arutmin, berlokasi masing-masing di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Bersama-sama, keduanya merupakan produsen batubara terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 33% dan salah satu dari tiga besar perusahaan pengekspor batubara di pasar internasional dengan produksi kotor di tahun 2006 mencapai 50,7 juta ton. Melalui KPC dan Arutmin, Perusahaan memiliki konsesi pertambangan yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia di dalam Kontrak Karya Pertambangan Batubara generasi pertama dan telah berjalan selama 15 tahun. II 18

19 2.3.1 Tinjauan Umum PT. Kaltim Prima Coal (KPC) PT. Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia dengan mengoperasikan lebih dari 500 alat berat. KPC pada awalnya adalah perusahaan patungan antara Rio Tinto dan BP, kemudian pada Oktober 2003 dijual kepada Perusahaan. Wilayah konsesi KPC mencapai hektar dengan 60% diantaranya belum tereksplorasi. KPC berada di cekungan Kutai yang berasal dari era geologi Mioscene. Wilayah konsesi KPC meliputi Lembak sinklin. Selama tahun 2006, penjualan batubara KPC mencapai 35,4 juta ton, meningkat dibandingkan 28,2 juta ton di tahun Formasi, Cadangan dan Sumber Daya Batubara Formasi batubara KPC tersebar di sembilan lapisan utama yang terletak di wilayah barat Pinang Dome dan di empat lapisan utama di sebelah selatan. Lebih dari 10 juta tahun yang lalu, batubara disini terbentuk dengan kondisi geologis yang sempurna, sehingga menghasilkan formasi tidak terkontaminasi yang tebal, bersih dengan kadar abu yang sangat rendah. Berdasarkan Laporan Cadangan Batubara Tambang Terbuka dari MineConsult pada Desember 2005, KPC memiliki cadangan batubara terbukti dan terkira sekitar 815 juta ton, yaitu terdiri dari Sangatta 650 juta ton dan Bengalon 265 juta ton Produksi Pada tahun 2006, produksi batubara KPC sebesar 38,2 juta ton, meningkat 35% dari 28,3 juta ton di tahun Batubara yang diangkut ke pelabuhan meningkat menjadi 35,3 juta ton di tahun 2006 dari 28,2 ton di tahun 2005, atau meningkat 25%. Produksi ini diperoleh dari sepuluh tambang terbuka, sembilan di Sangatta dan satu di Bengalon. II 19

20 Pemasaran Volume penjualan KPC di tahun 2006 sebesar 34,9 juta ton, meningkat 27% dibandingkan tahun 2005 sebesar 27,5 juta ton. Rekor penjualan bulanan tertinggi di tahun 2006 adalah 3,5 juta ton yang dicapai pada bulan Desember Jumlah batubara siap jual yang diangkut ke pelabuhan dengan ban berjalan maupun truk pengangkut mencapai 35,3 juta ton di tahun 2006, meningkat sebesar 25% dibandingkan tahun Sebagian besar batubara KPC diekspor ke berbagai perusahaan pembangkit tenaga listrik di Asia dan Eropa. Sebagian digunakan untuk pasar domestik. Volume penjualan batubara KPC pada tahun 2006 sebesar 34,9 juta ton, 4% dijual di pasar domestic sedangkan 96% di ekspor ke negara Asia dan Eropa. Pasar ekspor utama KPC di Asia adalah Taiwan (24%), Jepang (22%), Korea (6%) dan China (4%) Tinjauan Umum PT. Arutmin Arutmin adalah salah satu produsen batubara terbesar di Indonesia dengan produksi sebanyak 15,3 juta ton, menyumbangkan sekitar 15% dari total produksi batubara Indonesia di tahun Tambang utama Arutmin adalah Senakin, Satui, Batulicin, dan Mulia Asam-asam di Kalimantan Selatan. Lokasi tambang Arutmin strategis karena dekat dengan fasilitas pelabuhan milik Perusahaan di NPLCT di pantai utara Pulau Laut. Aktivitas eksplorasi PT Arutmin Indonesia di tahun 2006 difokuskan pada pemboran infill di wilayah tambang Senakin, Satui, dan Mulia Asam-asam. Sedangkan, aktivitas pemboran hidrologi dan geo-teknikal dilakukan di Satui untuk menjaga kestabilan dari lereng tambang. Aktivitas pada tambang Senakin dilakukan untuk membangun rencana pertambangan bawah tanah. Usaha pemerintah untuk mengatasi aktivitas penambangan liar di tahun 2005 telah memberikan hasil penurunan penambangan liar yang signifikan di tahun II 20

21 Formasi, Cadangan dan Sumber Daya Batubara Batubara Tambang Arutmin merupakan tambang terbuka dengan gradien tanah yang halus yang memungkinkan akses dengan rasio pengupasan rendah hingga menengah. Arutmin memiliki cadangan batubara jenis bitumen dan sub-bitumen yang sangat besar. Ketebalan lapisan batubara Arutmin berkisar antara 3,0 6,3 meter. Berdasarkan Laporan Cadangan Tambang Terbuka oleh MineConsult pada Desember 2005, Arutmin diperkirakan memiliki total cadangan batubara terbukti sekitar 303 juta ton, yang berasal dari tambang Senakin 26 juta ton, Satui 54 juta ton, Batulicin 17 juta ton, dan Mulia Asam-asam 204 juta ton. Selain itu, cadangan batubara terukur dan terindikasi diperkirakan mencapai juta ton. Batubara Arutmin yang berasal dari Senakin, Satui dan Batulicin memiliki kandungan kalori tinggi antara kkal/kg and kkal/kg ADB, sedangkan batubara yang berasal dari Mulia Asamasam memiliki kandungan kalori yang lebih rendah berkisar pada kkal/kg ADB Produksi Batubara Pemrosesan batubara terdiri atas penghancuran batubara sesuai dengan ukuran yang dapat diterima oleh pasar, yaitu sekitar 50 mm, serta proses pencucian. Pencucian batubara akan meningkatkan kualitas batubara dengan mengurangi kandungan abu dari 25% menjadi 15% Pemasaran Arutmin menjual 15,1 juta ton batubara di tahun 2006, 45% nya dari tambang Satui, diikuti oleh tambang Senakin 30%, dan sisanya merupakan kontribusi tambang Asam-asam dan Batulicin. Penjualan batubara Arutmin tahun 2006 masih didominasi oleh Jepang dan Hong Kong, sebagian besar digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. II 21

22 2.4 Tinjauan Umum PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk adalah perusahaan milik negara yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA yang berdiri sejak 2 Maret 1981 termasuk dalam daftar enam besar produsen batubara di Indonesia. Dan hampir seperempat produksinya (22%) diekspor ke pasar internasional termasuk Jepang, Taiwan, Malaysia, Pakistan, Spanyol, Perancis dan Jerman. Dengan sumber daya batubara sekitar 7,3 miliar ton atau 17% dari total sumber daya batubara yang dimiliki Indonesia, PTBA berupaya menjadi perusahaan energi yang kompetitif. Visi ini sudah mulai diwujudkan dengan telah terbentuknya PT. Bukit Pembangkit Innovatif yang merupakan salah satu anak perusahaan PTBA untuk mengoperasikan PLTU mulut tambang berkapasitas 2x100 MW di Banjarsari. Sejak 23 Desember 2002, PTBA menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pemilik saham Perusahaan per 31 Desember 2006 adalah Negara RI 65,02% dan masyarakat 34,98%. Struktur kepemilikan saham masyarakat terdiri dari 17,12% investor institusi, 7,03% investor perorangan, 10,83% investor asing (institusi dan perorangan). Diantara investor institusi terdapat kepemilikan saham Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim sebanyak 1,23%. Segmen usaha yang digeluti perusahaan adalah industri tambang batubara dan pengusahaan briket. Industri tambang batubara merupakan bisnis inti perusahaan yang menghasilkan pendapatan lebih dari 99 % dari total pendapatan usaha Operasi Penambangan Perusahaan memiliki 2 (dua) unit pertambangan, yaitu Unit Pertambangan Tanjung Enim yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan yang dioperasikan dengan sistem penambangan terbuka (open pit mining), dan Unit Pertambangan Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat yang dioperasikan dengan sistem tambang bawah tanah (underground mining). II 22

23 Produksi batubara Unit Pertambangan Tanjung Enim, selain dipasarkan di Tanjung Enim, juga diangkut dengan kereta api ke Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung dan Dermaga Kertapati, Palembang. Pelabuhan Tarahan mempunyai luas 42,5 hektar dengan kemampulaluan 12 juta ton/tahun, dapat disandari kapal maksimum DWT. sedangkan Dermaga Kertapati, Palembang mempunyai luas 1,5 hektar dengan kemampulaluan 2,5 juta ton/tahun dan dapat disandari tongkang dengan bobot maksimum DWT. Dari Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati tersebut batubara dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri serta diekspor ke beberapa negara Asia dan Eropa. Produksi batubara Unit Pertambangan Ombilin dipasarkan seluruhnya ke PLTU Sijantang, Ombilin. Perusahaan juga mempunyai dermaga khusus batubara di Teluk Bayur, Padang dengan luas 2,8 hektar dengan kemampulaluan 2,5 juta ton / tahun dan dapat disandari kapal maksimum DWT Produksi Perusahaan memiliki 2 (dua) unit Pertambangan yaitu: Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) dan Unit Pertambangan Ombilin (UPO), yang menghasilkan batubara dengan berbagai market brand yang diklasifikasikan berdasarkan nilai kalori yang terkandung yaitu BA-58, BA-59, BA-63, BA-67, BA-70 dan ANS. Selain batubara yang diproduksi oleh UPT dan UPO, Perusahaan juga melakukan pembelian batubara dari Kalimantan dan Jambi. Batubara yang dibeli dari Kalimantan dan Jambi sebesar ton yang memiliki nilai kalori kurang dari Kcal/kg, sehingga harus dicampur (blending) dengan batubara dari UPT untuk menghasilkan market brand BA-59. Adapun produksi batubara UPO di tahun 2006 menurun 85,83% dari ton di tahun 2005 menjadi 1683 ton di tahun 2006 disebabkan adanya swabakar di Tambang Ombilin. II 23

24 2.4.3 Pemasaran Perusahaan menjual batubaranya ke pasar domestik maupun internasional/ekspor. Untuk pasar domestik, pasar terbesar Perusahaan di tahun 2006 masih didominasi oleh Pembangkit Listrik yang mencapai 90% dari total penjualan domestik, selebihnya adalah untuk memenuhi kebutuhan industri semen dan berbagai indusri kecil lainnya. Pasar ekspor Perusahaan terbesar di tahun 2006 adalah India, diikuti oleh Eropa (Italia dan Jerman), Jepang, Malaysia, Thailand dan Taiwan. Realisasi penjualan tahun 2006 mencapai 9,915 juta ton, naik 2% dibandingkan tahun 2005 sebesar 9,67 juta ton. Penjualan tersebut terdiri dari penjualan di pasar domestik sebanyak ton, turun 6% dari pencapaian tahun 2005 sebanyak ton dan ekspor mengalami kenaikan 27% dari ton pada 2005 menjadi ton di tahun Pada tahun 2006, penjualan perusahaan terdiri atas 68% untuk penjualan domestik dan 32% untuk ekspor. Penurunan penjualan di pasar domestik terutama disebabkan halangan transportasi laut yang mengangkut pasokan ke PLTU Suralaya disamping upaya Perusahaan untuk mengoptimalkan penjualan ekspor. Peningkatan ekspor yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan sehingga perusahaan dapat mempertahankan kinerja tahun 2006 meskipun terjadi kenaikan ongkos angkut kereta api yang tinggi. Volume penjualan batubara relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan selama periode II 24

25 2.5 Tinjauan Umum PT. Aneka Tambang Tbk PT. Aneka Tambang Tbk yang biasa disebut Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 sebagai penggabungan dari beberapa perusahaan negara yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan ini sesuai dengan namanya Aneka Tambang (Antam) memiliki beragam aktivitas penambangan, tetapi secara umum perusahaan ini memfokuskan operasinya pada penambangan bijih. Antam menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Jakarta ketika pemerintah menjual 35% sahamnya kepada publik di tahun Pada tahun 1999, Antam mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Australia sebagai foreign exempt listing dan kemudian menjadi anggota penuh Bursa Efek Australia pada tahun Saham publik sebesar 35% secara aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan sebagian besar dimiliki oleh lebih dari 100 investor institusi dari Inggris dan Amerika Serikat Anak Perusahaan Antam Antam mempunyai tiga anak perusahaan yang tergabung dalam Group Antam yaitu Antam Finance Ltd (Mauritius), Antam Europe Bv (Belanda) dan PT. Antam Resourceindo. Antam Finance Ltd dan Antam Europe Bv menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan yang digunakan untuk penerbitan obligasi di tahun Sedangkan PT.Antam Resourceindo menjalankan bisnis pasir besi dan tambang emas Antam yang telah hampir habis yaitu di Cikotok, Jawa Barat Kegiatan Perusahaan Cakupan usaha Antam adalah mulai dari sektor hulu sampai hilir yaitu mulai kegiatan eksplorasi, eksploitasi, proses manufaktur, pemasaran hingga bidang jasa. Produk-produknya antara lain bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan pasir besi. Akan tetapi untuk tahun 2006 Antam lebih terkonsentrasi di bidang nikel dalam II 25

26 hal pendapatan dan laba. Untuk bidang jasa Antam menyediakan layanan berupa jasa geologi dan pemurnian logam mulia. Karena itu Antam dibagi menjadi beberapa unit strategis yang berfungsi sebagai pusat keuntungan bisnis yaitu Unit Bina Pertambangan (UBP) Nikel, UBP Emas, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia,UBP bauksit dan Unit Eksplorasi Geomin. Dengan berkantor pusat di Jakarta, Antam menjalankan satu tambang nikel dan tiga smelter nikel di Sulawesi Tenggara, tiga tambang nikel di Maluku Utara, satu tambang emas dan satu smelter emas di Jawa Barat, satu tambang bauksit di Riau dan satu pabrik pemurnian logam mulia di Jakarta. Untuk wilayah operasinya, Antam mempunyai daerah operasi hampir diseluruh Indonesia dan juga memiliki cadangan bijih yang besar, bahkan untuk nikel dan bauksit, cadangan yang dimiliki Antam termasuk cadangan yang terbesar di Indonesia. wilayah eksplorasi yang dimiliki Antam juga cukup luas dan tersebar hampir di seluruh Indonesia, ini menunjukkan bahwa Antam sangat konsisten untuk mempertahankan keberlangsungan dan keberlanjutan perusahaannya. Antam selain tetap fokus pada produksi bijih juga mulai mengarahkan kegiatannya di sektor hilir yaitu kegiatan pemrosesan misal proyek pabrik FeNi III, proyek pabrik smelter grade alumina dan proyek nikel hydromet. Pengembangan Antam ke sektor hilir ini karena memberikan revenue yang lebih tinggi bagi Antam. Antam juga mulai melakukan kegiatan akuisisi terutama untuk aset-aset emas karena jumlah cadangan yang dimiliki Antam diperkirakan tidak lebih dari 10 tahun lagi sedangkan Antam masih ingin menjadikan emas sebagai salah satu sumber pendapatan utama sehingga perlu untuk menambah jumlah cadangan emasnya. Disamping itu Antam juga mulai mempertimbangkan untuk menjalin usaha patungan dengan perusahaan pertambangan lain yang diharapkan bisa memberikan kontribusi yang terukur pada pemasukan Antam. II 26

27 2.5.3 Pemasaran Untuk masalah pemasaran produknya Antam selalu berorientasi ekspor ditunjukkan dengan pelanggannya yang sudah mempunyai hubungan jangka panjang, puas dan loyal antara lain Cina dan Jepang. Di kedua negara ini Antam biasanya mengekspor bijih nikel dan bauksit, sedangkan untuk feronikel biasanya dijual ke perusahaanperusahaan di Eropa dan Asia Timur.sebagai bahan pembuatan stainless steel. Hasil produksi lainnya misal emas dan perak dijual ke pengusaha-pengusaha perhiasan baik didalam maupun di luar negeri. Di Indonesia hanya Antam yang mengoperasikan satu-satunya perusahaan pemurnian logam mulia. II 27

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PT. BUKIT ASAM

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PT. BUKIT ASAM BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PT. BUKIT ASAM Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar teori mengenai model finansial, neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan penjelasan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat kita lihat melalui laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi keuangan pada periode tertentu. Salah satu laporan keuangan adalah neraca yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perbandingan Struktur Neraca

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perbandingan Struktur Neraca BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perbandingan Struktur Neraca Struktur neraca Bumi, PTBA, dan Antam memiliki perbedaan dengan struktur neraca rata-rata industri tambang Indonesia. Perbedaan tersebut terjadi pada

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE

BAB II DASAR TEORI RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 7 BAB II DASAR TEORI RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 2003-2006 Rasio Finansial merupakan salah satu alat yang dipakai untuk menilai kinerja atau pretasi yang dicapai perusahaan. Rasio finanasial

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek Penelitian 1. Lokasi Perusahaan PT Aneka Tambang, tbk berlokasi di Jakarta tepatnya di Gedung Aneka Tambang Jalan Letjen TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmum Perusahaan Profil dan Sejarah Perusahaan ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

INFO MEMO FY11 RESULTS

INFO MEMO FY11 RESULTS INFO MEMO FY11 RESULTS Hananto Budi Laksono, Corporate Secretary Telp : +62 21 5254014 Ext. 2231 Fax : +62 21 5254002 Email : hblaksono@bukitasam.co.id Situs : http://www.ptba.co.id Disclaimer: Dokumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mecapai tujuannya yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia setiap tahun semakin menjadi-jadi, dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 27 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 2003-2006 Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian dari rasio finansial dan fungsinya didalam mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Kegiatan yang berkaitan dengan keuangan merupakan hal yang penting untuk menjalankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemunduran perekonomian dunia selama beberapa tahun mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Kemunduran perekonomian dunia selama beberapa tahun mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemunduran perekonomian dunia selama beberapa tahun mengakibatkan perusahaan mengalami permasalahan keuangan, sehingga perusahaan sulit untuk memenuhi hutang dan kewajibannya.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global yang masih diwarnai krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan Kawasan Eropa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2012;5), Akuntansi adalah seni daripada pencatatan penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor perusahaan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan dan berkembang serta mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan harus bersaing

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTUS Prospektus merupakan informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum, baik saham maupun obligasi. Dalam prospektus terdapat banyak informasi

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan baik yang skala kecil maupun skala besar mempunyai tujuan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan baik yang skala kecil maupun skala besar mempunyai tujuan yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia semakin banyak jumlah perusahaan yang berkembang pesat saat ini, baik yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan, dan jasa. Setiap perusahaan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor VIII.G.2 LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk diawali pada tahun 197 dengan rampungnya pendirian pabrik Indocement yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS A. Inventory Turnover Periode Tahun Harga Pokok Penjualan 3.722.189 1.437.527 4.289.118 1.451.990 Persediaan Rata-rata 208.299 123.812 199.601 111.474 Inventory

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara LAMPIRAN 80 81 LAMPIRAN A WAWANCARA EVALUASI KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM SEBAGAI DASAR PENGUNGKAPAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT Jasa

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I

LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2017-2018 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - teori 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan. Dana pada perusahaan berasal dari sumber

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division corporate.secretary@adaro.com; investor.relations@adaro.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci