BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam suatu organisasi karena unsur manusia dalam organisasi dapat membantu dalam menyusun sasaran, strategi, dan inovasi untuk mencapai tujuan organisasi (Rachmawati, 2008). Menurut Sulistiyani & Rosidah (2009) sumber daya manusia dalam suatu organisasi meliputi semua orang yang memiliki status sebagai anggota dalam organisasi dengan memiliki peran dan fungsi masing-masing. Pengertian lain tentang sumber daya manusia dinyatakan oleh Nawawi (2005) yang dapat dibagi menjadi tiga pengertian yaitu : a. Sumber daya manusia merupakan suatu aset bagi perusahaan yang dapat dikuantifikasi jumlahnya seperti aset perusahaan yang lainnya. b. Sumber daya manusia merupakan investasi bagi perusahaan karena potensi dan keahlian yang dimiliki oleh setiap manusia yang berperan sebagai penggerak suatu perusahaan berbeda satu sama lainnya sehingga penghargaan finansial yang diberikan kepada masing-masing sumber daya manusia juga akan berbeda. Semakin tinggi keahlian yang dimiliki seorang karyawan maka semakin tinggi pula investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. c. Sumber daya manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan sehingga dalam memperlakukan manusia sebagai sumber 10

2 11 daya harus dibedakan dengan sumber daya lain yang dimiliki perusahaan karena selain memiliki keahlian dan keterampilan, seorang manusia juga memiliki harga diri dan motivasi yang harus diperhatikan suatu perusahaan. 2.2 Perencanaan Sumber Daya Manusia Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu proses manajemen dalam menentukan suatu pergerakan sumber daya manusia organisasi dengan menggunakan data-data yang telah terkumpul sebelumya sebagai pedoman perencanaan pada masa mendatang (Anggraini et al. 2014). Perencanaan SDM harus mampu memberikan pedoman mengenai persyaratan dalam pengadaan dan pengembangan SDM yang seharusnya dipekerjakan di dalam suatu organisasi (Nawawi, 2005). Dengan perencanaan SDM yang baik maka dapat diketahui jumlah SDM yang dibutuhkan dibandingkan dengan jumlah SDM yang telah tersedia saat ini (Hendrayanti, 2011). Menurut Widajanti (2007) manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan perencanaan sumber daya manusia di suatu organisasi dapat digambarkan dalam tiga jangka waktu, yaitu : 1. Perencanaan Jangka Pendek Perencanaan jangka pendek berlangsung sampai satu tahun dan sering disebut dengan strategi sumber daya manusia, meliputi : a. Meramalkan permintaan dan penawaran yang dapat diprediksi dengan pasti. b. Menetapkan tujuan yang mudah untuk dikuantifikasi. c. Merancang dan mengimplementasi program-program jangka pendek terkait perencanaan sumber daya manusia. d. Melakukan evaluasi jangka pendek.

3 12 2. Perencanaan Jangka Menengah Perencanaan jangka menengah dapat berlangsung selama dua sampai tiga tahun, meliputi : a. Meramalkan permintaan jangka menengah seperti memprediksi output organisasi. b. Menawarkan penawaran jangka menengah yang bersumber dari informasi eksternal dan internal organisasi. c. Menetapkan tujuan jangka menengah dengan menyesuaikan praktik-praktik SDM dengan perubahan kebutuhan karyawan. d. Merancang dan mengimplementasikan program-program jangka menengah yang dapat membantu karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di dalam organisasi. e. Melakukan evaluasi jangka menengah. 3. Perencanaan Jangka Panjang Perencanaan jangka panjang berlangsung lebih dari tiga tahun, meliputi : a. Meramalkan permintaan dan penawaran yang berhubungan dengan tantangan untuk menjaga keberlangsungan suatu perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. b. Mengembangkan kemampuan karyawan yang memiliki potensi untuk meningkatkan inovasi dan perubahan yang lebih baik bagi perusahaan. c. Melakukan evaluasi jangka panjang. Dalam melaksanakan perencanaan SDM, yang sangat dibutuhkan adalah tersedianya data yang akurat terkait kebutuhan SDM dalam kurun waktu tertentu

4 13 secara kuantitas maupun kualitas (Sunarta, 2010). Menurut Nawawi (2005) secara sederhana skema proses perencanaan SDM dapat digambarkan sebagai berikut. Analisis Pekerjaan (Deskripsi/Spesifikasi Pekerjaan) Perencanaan SDM (Perbandingan antara SDM yang dimiliki dan yang dibutuhkan) Kebutuhan dan Persediaan Seimbang Kekurangan Sumber Daya Manusia Kelebihan Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM Internal Rekrutmen dan Seleksi Perencanaan Perampingan SDM Mempertahankan dan Mengembangkan SDM Sumber : Dimodifikasi dari Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit yang Kompetitif (Nawawi, 2005) Gambar Error! No text of specified style in document..1 Skema Proses Perencanaan SDM 2.3 Workload Indicators of Staffing Need Workload Indicators of Staffing Need merupakan metode perhitungan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini seringkali digunakan di rumah sakit, puskesmas, dan dinas kesehatan.

5 14 Kelebihan daripada metode WISN adalah mudah dioperasikan, digunakan, diterapkan, komprehensif dan realistis (Depkes, 2004). Menurut WHO (2010) WISN dapat membantu dalam meningkatkan keadilan dalam pembagian tugas kepada staf, memberikan cara terbaik dalam mengalokasikan tugas baru kepada kategori tenaga kesehatan yang berbeda, mengetahui jumlah staf yang dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan, dan merencanakan kebutuhan staf di masa mendatang. Adapun langkah-langkah dalam melakukan perhitungan dengan metode WISN yang dikutip dari WHO (2010) adalah sebagai berikut : 1) Menentukan Prioritas Jenis Tenaga Kesehatan dan Unit Kerja di Fasilitas Kesehatan Pertama perlu dilakukan identifikasi terhadap seluruh jenis fasilitas kesehatan, unit kerja yang ada, dan kategori SDM yang bekerja pada fasilitas kesehatan tersebut. Kemudian tentukan kategori SDM yang memiliki masalah pada saat ini dan masa mendatang. Dari hasil identifikasi permasalahan kategori SDM yang telah dilakukan, dapat ditentukan suatu prioritas permasalahan yang nantinya akan diselesaikan dengan menggunakan metode WISN. 2) Memperkirakan Waktu Kerja yang Tersedia/ Available Working Time (AWT) Available Working Time adalah waktu yang tersedia untuk tenaga kesehatan dalam satu tahun untuk melakukan pekerjaan dengan memperhitungkan absensi resmi dan tidak resmi. Available Working Time (AWT) dapat dinyatakan dalam hari/tahun atau jam/tahun. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan AWT yaitu :

6 15 a. Hitung jumlah hari kerja dalam setahun dengan mengalikan jumlah hari kerja dalam satu minggu dengan jumlah minggu dalam satu tahun (52). b. Hitung jumlah hari tidak bekerja seorang tenaga kesehatan dalam setahun. Jumlah hari tidak bekerja yang dimiliki dapat terdiri dari cuti sakit, cuti tahunan, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional, dan cuti bekerja tanpa alasan pemberitahuan. Apabila mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan karena sulit memperoleh data yang akurat terkait absensi, yang dapat dilakukan adalah : a. Mengumpulkan laporan administrasi dari kategori staf pada fasilitas kesehatan atau unit kerja. b. Menghitung jumlah absensi dari kategori staf yang telah ditentukan. c. Membagi total jumlah absensi dari suatu kategori staf dengan jumlah staf pada kategori tersebut sehingga akan diperoleh rata-rata jumlah absensi karena suatu alasan. Untuk menghitung waktu yang tersedia untuk bekerja (AWT) dapat digunakan rumus sebagai berikut : AWT = {A (B+C+D+E) X F} Keterangan : A : jumlah hari kerja dalam setahun B : jumlah absensi karena hari libur nasional dalam setahun C : jumlah absensi karena cuti tahunan dalam setahun D : jumlah absensi karena cuti sakit dalam setahun E : jumlah absensi karena cuti dengan berbagai alasan lainnya dalam setahun seperti cuti mengikuti pelatihan.

7 16 F : jumlah waktu kerja dalam satu hari. 3) Mendefinisikan Komponen Beban Kerja Komponen beban kerja merupakan aktivitas terpenting yang dilakukan tenaga kesehatan dalam jadwal harian bekerja. Komponen beban kerja terdiri dari : a. Aktivitas utama pelayanan kesehatan Aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori staf dan pada aktivitas ini terdapat pencatatan yang rutin. b. Aktivitas penunjang Aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori staf namun tidak dilakukan pencatatan rutin. c. Aktivitas tambahan Aktivitas yang tidak dilakukan oleh seluruh staf dan pada aktivitas ini tidak diperlukan suatu pencatatan yang rutin. 4) Menentukan Standar Aktivitas Standar aktivitas adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja terlatih, terampil, dan mempunyai motivasi untuk melakukan aktivitas sesuai dengan standar profesional pada lingkungan kerja setempat. Standar aktivitas terdiri dari standar layanan dan standar kelonggaran. Standar layanan adalah standar aktivitas pada aktivitas utama pelayanan kesehatan yang dapat dinyatakan dalam dua indikator yaitu sebagai unit time atau rata-rata waktu yang diperlukan seorang tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dan rate of working atau rata-rata jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan standar kelonggaran adalah standar aktivitas pada aktivitas penunjang dan tambahan yang terdiri dari dua jenis yaitu Category Allowance Standard (CAS)

8 17 dan Individual Allowance Standard (IAS). CAS digunakan untuk menghitung waktu dari aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori yang dinyatakan dalam persentase waktu kerja sedangkan IAS digunakan untuk menghitung waktu dari aktivitas yang tidak dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori dan dinyatakan dalam waktu kerja aktual. 5) Menghitung Beban Kerja Standar/ Standard Workload Beban kerja standar adalah jumlah aktivitas dalam suatu komponen beban kerja pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan dalam satu tahun. Perhitungan beban kerja standar suatu pelayanan kesehatan tergantung dari waktu standar layanan tersebut dinyatakan dalam bentuk unit time atau rate of working. 6) Menghitung Faktor Kelonggaran/ Allowance Factor Faktor kelonggaran terdiri dari Category Allowance Factor (CAF) dan Individual Allowance Factor (IAF). Kedua faktor ini dihitung secara terpisah. CAF merupakan faktor pengali yang diperlukan untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas pelayanan kesehatan dan penunjang sedangkan IAF merupakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tambahan. Dalam perhitungan CAF menggunakan hasil dari Category Allowance Standard yang telah dihitung pada langkah sebelumnya dengan rumus : CAF = 1/{1-(Total CAS/100)} Namun dalam perhitungan IAF menggunakan hasil dari Individual Allowance Standard dan Available Working Time yaitu dengan rumus : IAF = IAS/AWT

9 18 7) Menentukan Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Berdasarkan WISN Dalam langkah terakhir perhitungan menggunakan WISN dilakukan tiga kegiatan perhitungan yang berbeda, yaitu : a. Aktivitas utama pelayanan kesehatan (A) Jumlah beban kerja dalam satu tahun yang diperoleh melalui perhitungan statistik dibagi dengan standar beban kerja yang bersangkutan sehingga akan diperoleh jumlah tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut. Dengan menjumlahkan seluruh kebutuhan pada setiap kegiatan maka akan diperoleh jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas utama pelayanan kesehatan. b. Aktivitas penunjang (B) Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada aktivitas utama pelayanan kesehatan dikalikan dengan Category Allowance Factor sehingga akan diperoleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk melakukan aktivitas utama pelayanan kesehatan dan penunjang. c. Aktivitas tambahan (C) Jumlah kebutuhan staf yang telah diperoleh melalui perhitungan dengan dua langkah diatas kemudian dijumlahkan dengan Individual Allowance Factor sehingga akan diperoleh jumlah total tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk melakukan ketiga jenis aktivitas. Berdasarkan langkah-langkah diatas maka dapat digunakan rumus terakhir yaitu : Total Kebutuhan Tenaga Kerja yang dibutuhkan = A X B + C Seringkali hasil yang diperoleh melalui perhitungan bukan merupakan bilangan bulat sehingga perlu dilakukan pembulatan. Rekomendasi pembulatan yang

10 19 diberikan yaitu dengan membulatkan bilangan ke atas apabila bilangan di belakang koma lebih dari bilangan di depan koma dan sebaliknya membulatkan ke bawah apabila bilangan di belakang koma adalah bilangan kurang dari atau sama dengan bilangan di depan koma. 8) Menganalisis dan Menginterpretasi Hasil dari Perhitungan WISN Dalam menganalisis dan menginterpretasi hasil dilakukan dengan menggunakan dua indikator yaitu difference dan ratio. Difference merupakan indikator dengan membandingkan perbedaan antara jumlah staf yang tersedia saat ini dengan jumlah staf yang dibutuhkan sehingga dapat diketahui apakah terjadi kondisi kelebihan atau kekurangan staf pada suatu fasilitas kesehatan. Ratio merupakan indikator dengan menilai beban kerja yang dialami oleh tenaga kesehatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari pada suatu fasilitas kesehatan. Ratio diperoleh dengan membagi jumlah staf yang tersedia saat ini dengan jumlah staf yang dibutuhkan. Apabila rasio yang diperoleh nilainya adalah satu maka tidak terjadi kelebihan atau kekurangan staf pada fasilitas kesehatan tersebut. Apabila rasio yang diperoleh nilainya lebih dari satu maka terjadi kelebihan staf pada fasilitas kesehatan tersebut, begitu pula sebaliknya bila rasio yang diperoleh nilainya kurang dari satu maka kondisi yang terjadi adalah kekurangan staf pada fasilitas kesehatan tersebut. Semakin kecil rasio yang diperoleh maka semakin besar beban kerja yang dialami oleh tenaga kesehatan. 2.4 Definisi Tenaga Perawat Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 menetapkan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui pemerintah sesuai ketentuan undang-undang. Menurut PPNI

11 20 (2005) perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui pemerintah, teregistrasi, dan diberi kewenangan untuk melakukan praktik keperawatan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar keperawatan tanpa melihat dimana seorang perawat bekerja dan spesialisasi yang dimiliki (Nursalam, 2001). 2.5 Uraian Tugas Tenaga Perawat Rawat Inap Dalam menjalankan tugasnya seorang perawat memiliki tanggung jawab, wewenang, dan uraian tugas yang wajib untuk dilaksanakan. Berdasarkan Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit dari Depkes (1999), uraian tugas tenaga perawat rawat inap yaitu : 1) memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya, 2) menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, 3) memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam kondisi siap pakai, 4) melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosis keperawatan sesuai batas kewenangannya, 5) menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya, 6) melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya, 7) melatih dan membantu pasien untuk melakukan latihan gerak, 8) melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai prosedur tetap yang berlaku kemudian melaporkan tindakan yang telah dilakukan ke dokter jaga/dokter ruang rawat, 9) melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya, 10) mengobservasi kondisi pasien kemudian melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi sesuai batas kemampuannya, 11)

12 21 berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan, 12) melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas, 13) mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat, 14) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, 15) melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar sesuai dengan standar asuhan keperawatan, 16) melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tertulis, 17) memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien, 18) melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, 19) melatih pasien untuk melakukan tindakan keperawatan di rumah, dan 20) mempersiapkan kepulangan pasien. 2.6 Metode Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat dari Beberapa Penelitian Berdasarkan penelitian yang berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat dengan Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN) di Instalasi Rawat Inap Bagian Interna RSD Dr. Soebandi Jember yang disusun oleh Purwanto (2011) terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat. Metode-metode perhitungan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Metode Need Metode need adalah suatu metode dengan menghitung kebutuhan tenaga perawat menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri sehingga memenuhi standar profesi. Dalam metode ini diperlukan deskripsi tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien dan kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayanan sehingga pelayanan dapat berlangsung dengan baik. Menurut

13 22 Minetti dan Hutchhinson rata-rata waktu perawatan pasien rawat inap adalah empat jam per hari dengan standar waktu untu setiap kategori pasien yaitu sebagai berikut : a. Self care : setengah kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan. b. Partial care : tiga perempat kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan. c. Total care : satu setengah kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan. d. Intensive care : dua kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan. Sedangkan menurut Howard and Beatrice waktu perawatan langsung yang diperlukan setiap pasien per hari adalah : a. Self care : 2,8 jam b. Partial care : 4,3 jam c. Total care : 5,8 jam Setelah mengetahui rata-rata standar waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayanan setiap pasien, maka beban kerja dari tenaga kesehatan dapat diketahui dengan memprediksi jumlah seluruh pasien per hari. 2. Metode Demand Metode demand adalah metode perhitungan waktu pelayanan per pasien berdasarkan hasil penelitian. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada suatu rumah sakit di Filipina memperoleh data rata-rata jam perawatan per pasien per hari sebagai berikut : 1. Penyakit dalam : 3,4 jam 2. Bedah : 3,5 jam 3. Bedah + Non Bedah : 3,5 jam

14 23 4. PostPartum (Normal) : 3,0 jam 5. Bayi baru lahir : 2,5 jam Setelah diketahui waktu asuhan keperawatan pada setiap jenis pasien, maka dikonversikan ke kebutuhan tenaga seperti metode Need. Selain metode yang telah disebutkan di atas, metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga adalah sebagai berikut : a. Formula Lokakarya Keperawatan : A 52 7 TT BOR 41 minggu 40 jam +25% Keterangan : A TT BOR = rata-rata jumlah jam perawatan yang diterima pasien selama 24 jam = jumlah tempat tidur = rata-rata tempat tidur yang digunakan pasien Formula Lokakarya Keperawatan memperhitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu dalam setahun dan jam kerja efektif yaitu 40 jam dalam seminggu. Tambahan 25% adalah untuk menyesuaikan dan mengantisipasi bila terdapat tenaga perawat yang tidak bekerja karena cuti, sakit, dan alasan lainnya. b. Formula Gillies : A B hari libur x jam kerja/hari Keterangan : A = rata-rata jam perawatan per hari B = rata-rata sensus harian/rata-rata jumlah pasien per hari c. Formula Nina

15 24 Pada formula Nina terdapat lima tahapan untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat yaitu : 1) Tahap I : dihitung A, yaitu jumlah rata-rata jam perawatan pasien selama 24 jam. 2) Tahap II : dihitung B, yaitu jumlah rata-rata jam perawatan pasien seluruh rumah sakit. B = A x TT (tempat tidur) 3) Tahap III : dihitung C, yaitu jumlah rata-rata jam perawatan pasien seluruh rumah sakit dalam setahun. C = B x 365 4) Tahap IV : dihitung D, yaitu perkiraan rata-rata jam perawatan seluruh pasien rumah sakit selama setahun dengan dihubungkan dengan BOR. D = C X BOR/80 5) Tahap V : diperoleh E, yaitu jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E = D/1878 Angka 1878 merupakan hasil pengalian hari kerja efektif per tahun (365-52=313 hari) dengan jam kerja efektif per hari (8 jam-2 jam = 6 jam per hari). Pada penelitian ini, Purwanto (2011) memiliki tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui jumlah optimal kebutuhan perawat di unit rawat inap bagian interna RSD

16 25 Dr. Soebandi Jember berdasarkan beban kerja dengan menggunakan metode WISN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif dengan metode work sampling. Sampel penelitian adalah kegiatan perawat pada saat pengamatan yaitu kegiatan perawat setiap sepuluh menit selama 24 jam selama enam hari. Hasil dari penelitian ini adalah waktu produktif yang digunakan dari seluruh waktu kerja tersedia sebesar 76,5% dengan rincian kegiatan produktif langsung sebesar 26,16%, produktif tidak langsung sebesar 37,19%, dan non-fungsional sebesar 13,12%. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di instalasi rawat inap bagian interna RSD Dr. Soebandi Jember adalah 25 orang perawat. Penelitian dengan metode WISN juga dilakukan oleh Pranata (2014) dalam penelitian yang berjudul Analisis Kebutuhan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar Tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga perawat pada ruang rawat inap Nakula dan Sahadewa RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan time and motion study. Sampel penelitian yang digunakan yaitu sebanyak 16 orang perawat yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada ruang rawat inap Nakula sebanyak 20 perawat sedangkan pada ruang rawat inap Sahadewa jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 24 orang. Kondisi ini menunjukkan terjadi kekurangan tenaga perawat sebanyak 5 perawat di ruang rawat inap Nakula dan 9 perawat di ruang rawat inap Sahadewa. Rasio yang diperoleh dari perhitungan WISN menunjukkan rasio di ruang rawat inap Nakula adalah 0,8 dan di ruang rawat inap Sahadewa adalah 0,6 sehingga

17 26 dapat dinyatakan bahwa beban kerja yang dialami perawat pada ruang rawat inap Nakula dan Sahadewa termasuk beban kerja yang tinggi. Selain kedua penelitian tersebut, penelitian terkait perhitungan kebutuhan tenaga perawat juga terdapat di luar negeri. Penelitian tersebut memiliki judul Nursing Personnel Planning for Rural Hospitals in Burdwan District, West Bengal, India, Using Workload Indicators of Staffing Needs yang dilakukan oleh Shivam et al. (2014) dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat pada rumah sakit di daerah rural yang terletak di Burdwan District, West Bengal, India. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional deskriptif dengan sampel yang digunakan adalah perawat yang bekerja di masing-masing rumah sakit di daerah rural yang menjadi tempat dilakukannya penelitian. Terdapat 6 rumah sakit yang perawatnya menjadi sampel penelitian yaitu Manker, Bhatar, Ballavpur, Singhat, Srirampur, dan Memari. Dengan metode WISN, hasil penelitian menunjukkan pada 6 rumah sakit di daerah rural tersebut masih mengalami kekurangan tenaga perawat sebanyak 21 orang di Manker, 30 orang di Bhatar, 18 orang di Srirampur, 21 orang di Singhat, 10 orang di Ballavpur, dan 32 orang di Memari. Beban kerja yang dirasakan perawat yang bekerja di 6 rumah sakit tersebut termasuk beban kerja tinggi terlihat dari rasio yang dihasilkan melalui perhitungan WISN yaitu sebanyak 0,3 di Manker, 0,36 di Bhatar, 0,28 di Srirampur, 0,25 di Singhat, 0,58 di Ballavpur, dan 0,36 di Memari. Penelitian lain yang menggunakan metode WISN adalah penelitian milik Prihadini (2012) dengan judul Analisis Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap Cattleya B Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan beban kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan

18 27 kualitatif dengan melakukan observasi terhadap aktivitas perawat menurut metode work sampling dan indepth interview. Hasil penelitian menyatakan beban kerja perawat pada kategori produktif (80%), dengan hanya 33,98% yang merupakan aktivitas keperawatan langsung dan aktivitas keperawatan tidak langsung sebesar 47,4%. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan terhadap beberapa metode perhitungan seperti formula Gillies, PPNI, Ilyas, dan WISN. Namun formula selain metode WISN tidak menunjukkan beban kerja secara nyata sebaliknya metode WISN menunjukkan jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 25 perawat. Penelitian milik Amini (2015) dengan judul Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Tenaga Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2014 juga menggunakan metode WISN dalam perhitungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis jumlah optimal SDM keperawatan pada rawat inap Rumah Sakit Bangkatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode WISN dengan sampel sebanyak 64 perawat dan bidan pelaksana di unit rawat inap. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadi kekurangan perawat sebanyak 10 perawat dan kelebihan bidan pelaksana sebanyak 2 bidan.

Tin Herniyani, SE, MM

Tin Herniyani, SE, MM Karya Ilmiah ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Sari Mutiara) Oleh : Tin Herniyani, SE, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode work sampling untuk mendapatkan data primer yaitu pola kegiatan staf di Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

Tin Herniyani, SE, MM

Tin Herniyani, SE, MM Karya Ilmiah ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Sari Mutiara) Oleh : Tin Herniyani, SE, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

b. Teknik time and motion study atau penelitian waktu dan gerak.

b. Teknik time and motion study atau penelitian waktu dan gerak. 1.1 Metode Penghitungan Beban Kerja Perawat Perhitungan beban kerja dapat dilakukan melalui observasi langsung terhadap pekerjaan yang dilakukan. Simamora (2004) teknik analisis beban kerja (workload analysis)i

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Pengertian puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan (Sudayat, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan (Sudayat, 2009). 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan suatu proses untuk menumbuhkan atau meningkatkan suatu potensi fisik dan psikis manusia untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan

Lebih terperinci

Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/ Kebutuhan SDM kesehatan Berdasarkan

Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/ Kebutuhan SDM kesehatan Berdasarkan Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/ Kebutuhan SDM kesehatan Berdasarkan Indikator Beban Kerja) Metode perhitungan kebutuhan SDM

Lebih terperinci

BEBAN KERJA OBYEKTIF TENAGA PERAWAT DI PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT OBJECTIVE WORKLOAD OF NURSES IN THE INPATIENT SERVICES AT THE HOSPITAL

BEBAN KERJA OBYEKTIF TENAGA PERAWAT DI PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT OBJECTIVE WORKLOAD OF NURSES IN THE INPATIENT SERVICES AT THE HOSPITAL 57 BEBAN KERJA OBYEKTIF TENAGA PERAWAT DI PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT OBJECTIVE WORKLOAD OF NURSES IN THE INPATIENT SERVICES AT THE HOSPITAL Rohmat Dwi Romadhoni, Widodo J. Pudjirahardjo Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya manusia menurut M. Manulang (2008) dalam Puspita (2011), menyebutkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah seni dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit Menurut Iskandar (2008), WHO mendeskripsikan rumah sakit sebagai sebuah usaha yang memberikan layanan penginapan dan medis dalam jangka pendek dan panjang, terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL TAHUN

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL TAHUN UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL TAHUN 2015 IDA AYU ADNANTHARI FARIYANA PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu rumah sakit dipengaruhi oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan. Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan Rumah Sakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia merupakan salah satu

Lebih terperinci

Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat

Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat Oleh : Richa Noprianty Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung 1. Metode Douglas 2. Metode Rasio 3. Metode Gillies 4. Metode PPNI 5. Metode Depkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional bertujuan untuk menyehatkan masyarakat sehingga derajat kesehatan yang lebih baik dapat tercapai secara optimal (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 46 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Kerja 2.1.1 Pengertian Beban Kerja Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan seharihari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang disajikan sesuai dengan tahapan yang ada dalam kerangka konsep, dari karakteristik tenaga, hari dan waktu kerja, dan penggunaan waktu untuk aktivitas produktif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang

Lebih terperinci

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan sumberdaya manusia. Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN KATEGORI PASIEN DI IRNA PENYAKIT DALAM RSU TUGUREJO SEMARANG

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN KATEGORI PASIEN DI IRNA PENYAKIT DALAM RSU TUGUREJO SEMARANG ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN KATEGORI PASIEN DI IRNA PENYAKIT DALAM RSU TUGUREJO SEMARANG TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di

Lebih terperinci

KEBUTUHAN RIIL TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN)

KEBUTUHAN RIIL TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) KEBUTUHAN RIIL TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) (The Real Need of Nurses Based on Workload Indicator Staff Need (WISN)) Ni Luh Ade Kusuma Ernawati*, Nursalam**, Lilik Djuari***

Lebih terperinci

Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan DASAR Health Need Method (Keperluan Upaya Kesehatan th x) Health Services Demand Method FTE Health Service Targets Method (sesuai kemampuan SDM) Ratio Method

Lebih terperinci

A. Pengertian Staffing

A. Pengertian Staffing A. Pengertian Staffing Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015 Analisa perkiraan jumlah rekam medik di unit filing dengan metode WISN (Woarl Load Indicator Staff Need) di RSUD Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 (Analysis of estimated amount of human resources in the medical

Lebih terperinci

MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED

MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED SNASTI 2009-298 Mike Proboningrum Diar Siwi 1) I Gede Arya Utama 2) 1) S1/Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN X,

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN X, ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUN DAERAH (RSUD) KOTA KENDARI TAHUN 2016 Sitti Nurjanah 1, Ambo Sakka 2, Paridah 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Perawat lebih banyak berinteraksi dengan pasien dibandingkan tenaga

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Terdapat beberapa pengertian sumber daya manusia menurut para ahli, antara lain: 1. Ike Kusdyah Rachmawati (2008:1) Sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit pasal 1 adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik

Lebih terperinci

Kebutuhan Riil Tenaga Perawat (Ni Luh Ade Kusuma Ernawati)

Kebutuhan Riil Tenaga Perawat (Ni Luh Ade Kusuma Ernawati) Kebutuhan Riil Tenaga Perawat (Ni Luh Ade Kusuma Ernawati) KEBUTUHAN RIIL TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) (The Real Need of Nurses Based on Workload Indicator Staff Need

Lebih terperinci

PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN

PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN BIDAN PELAKSANA Petugas yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengendalikan kegiatan Pelayanan keperawatan di Kamar Bersalin. URAIAN TUGAS

Lebih terperinci

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Rekam Medis

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Rekam Medis Perhitungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Rekam Medis 11:25 AM Work Load Indikator Staff Need (WISN) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana berdasarkan beban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat memiliki tanggung jawab untuk memonitor pasien setiap hari dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat memiliki tanggung jawab untuk memonitor pasien setiap hari dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit, di mana perawat memiliki tanggung jawab untuk memonitor pasien setiap hari dan manajemen pelayanan bagi pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsional terdepan sesuai dengan keputusan MENKES No. 128/ MENKES/ SK/ II/ 2004/ tanggal 10 Februari 2004 tentang kebijakan dasar

BAB I PENDAHULUAN. fungsional terdepan sesuai dengan keputusan MENKES No. 128/ MENKES/ SK/ II/ 2004/ tanggal 10 Februari 2004 tentang kebijakan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskemas sebagai salah satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional terdepan sesuai dengan keputusan MENKES No. 128/ MENKES/ SK/ II/ 2004/ tanggal 10 Februari 2004

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI. Oleh: ROHMAT DWI ROMADHONI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2015

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI. Oleh: ROHMAT DWI ROMADHONI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2015 SKRIPSI ANALISIS KELEMAHAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DALAM PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PELAKSANA KEPERAWATAN (Studi di Instalasi Perawatan Intensif dan Instalasi Rawat Inap Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Menkes RI (2010), rumah sakit adalah suatu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Ozcan (1999) di England tentang Determining Hospital Workforce

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Ozcan (1999) di England tentang Determining Hospital Workforce BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan penelitian ini dikutip sebagaimana uraian berikut: Penelitian Ozcan (1999) di England tentang

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016 1 ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016 Viviene Pitaloka Sari Dewi *), Maryani Setyowati *) *) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT I. Tanggung jawab Secara administrasi bertanggung

Lebih terperinci

BEBAN KERJA, KAPASITAS KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA. Oleh: ENI MAHAWATI, SKM, M.KES

BEBAN KERJA, KAPASITAS KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA. Oleh: ENI MAHAWATI, SKM, M.KES BEBAN KERJA, KAPASITAS KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA Oleh: ENI MAHAWATI, SKM, M.KES 1. Pengenalan lingkungan kerja. / RECOGNITION Pengenalan linkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satu diantara pelayanan rumah sakit yang baik dapat dilihat dari cara pengelolaan berkas rekam medis pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Rekam medis merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 NI LUH ODELLIA PITAYUSA

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 NI LUH ODELLIA PITAYUSA UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 NI LUH ODELLIA PITAYUSA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

Menghitung Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja

Menghitung Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja Menghitung Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja Komponen kunci dari perencanaan SDM adalah penentuan tipe SDM yang diperlukan. Perencanaan SDM bertujuan untuk mencocokkan SDM dengan kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. ABSTRAK Yolanda Alim.. Hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) perawat di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA REKAM MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA REKAM MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA REKAM MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA Oleh : Novita Yuliani, Umu Habibah APIKES Citra Medika Surakarta E-mail: yuliani_novita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002).

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai perawat profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih sayang, perhatian dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DIPUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DIPUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DIPUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA Nuryati 1, Angga Eko Pramono 2, Anita Wijayanti 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang setiap saat terdapat kasus

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG Eni Nur Rahmawati APIKES Citra Medika Surakarta, eni_nurrahmawati@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja perawat Kinerja adalah keberhasilan dalam menyelsaikan tugas atau memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

Lebih terperinci

BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT

BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT 141 BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT Razvi Yudatama, Setya Haksama Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HARAPAN BUNDA DENPASAR TAHUN 2015

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HARAPAN BUNDA DENPASAR TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HARAPAN BUNDA DENPASAR TAHUN 2015 NI PUTU SRI SUMARTINI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan Sumber daya manusia merupakan aset RS yang penting dan merupakan sumber daya memiiki peran besar dalam pelayanan RS (Subarguna & Sumarni 2004).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai jenis keahlian. Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TIME MOTION STUDY ANTARA RUANG AL-KAUTSAR DAN AL-FAJR PADA PASIEN MODERAT CARE DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN TIME MOTION STUDY ANTARA RUANG AL-KAUTSAR DAN AL-FAJR PADA PASIEN MODERAT CARE DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI PERBEDAAN TIME MOTION STUDY ANTARA RUANG AL-KAUTSAR DAN AL-FAJR PADA PASIEN MODERAT CARE DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

KELEMAHAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED SEBAGAI METODE PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

KELEMAHAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED SEBAGAI METODE PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS 89 KELEMAHAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED SEBAGAI METODE PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS WEAKNESS OF WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED IN CALCULATING THE NUMBER OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya dalam pembangunan nasional dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan ANALISIS JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PEKARYA DENGAN WORK SAMPLING DI UNIT LAYANAN GIZI PELAYANAN KESEHATAN

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan ANALISIS JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PEKARYA DENGAN WORK SAMPLING DI UNIT LAYANAN GIZI PELAYANAN KESEHATAN VOLUME 9 No. 2 Juni l 26 Halaman 72-79 M. Waseso Suharyono, Wiku B.B Adisasmito: Analisis Jumlah Kebutuhan Tenaga Pekarya Artikel Penelitian ANALISIS JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PEKARYA DENGAN WORK SAMPLING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan sistem produksinya, PT Mayora Indah perlu mengatur serta menganalisa beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini didorong karena semakin besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masuknya era globalisasi akan sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan, termasuk diantaranya adalah sektor pelayanan kesehatan, dalam hal ini rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut American Hospital Association, Wolper dan Pena, Association of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa pengertian

Lebih terperinci

Petunjuk Pengisian : Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut

Petunjuk Pengisian : Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ANALISIS KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA TENAGA KEPERAWATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT BANGKATAN BINJAI TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA Nuryati Program Diploma Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM nur3yati@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Rumah Sakit belakangan ini telah berkembang kearah bisnis yang cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan masyarakat telah

Lebih terperinci

5.5.4 Rekapitulasi Hari Kerja di Unit Perawatan Rekapitulasi Hari Kerja di Unit Perawatan Rekapitulasi Hari Kerja di

5.5.4 Rekapitulasi Hari Kerja di Unit Perawatan Rekapitulasi Hari Kerja di Unit Perawatan Rekapitulasi Hari Kerja di ABSTRAK Rumah Sakit Kebonjati berlokasi di Jalan Kebonjati no. 152, Bandung. Dalam rangka menata kembali jadwal kerja shift bagi para perawatnya agar sesuai dengan Peraturan Kepegawaian yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan yang tujuan utamanya adalah preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 2016.

Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 2016. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 206. Distyan Ruth N M, Antik Pujihastuti 2 Mahasiswa APIKES

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Untuk itu pemerintah memiliki upaya upaya peningkatan kualitas

1 BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Untuk itu pemerintah memiliki upaya upaya peningkatan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang, dimana Indonesia memiliki prioritas dan arah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit 1. Pengertian Penyelenggaraan Makanan Menurut Sjahmien Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyedikan makanan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA PEMASAK DI INSTALASI GIZI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA PEMASAK DI INSTALASI GIZI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA PEMASAK DI INSTALASI GIZI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Gizi

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 3. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 3. Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WISN (STUDI KASUS RSIA PRIMA HUSADA) Agus Cahyono 1) Pantjawati Sudarmaningtyas 2) Vivine Nurcahyawati 2) S1/Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA FARMASI BERDASARKAN BEBAN KERJA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI TAHUN 2015

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA FARMASI BERDASARKAN BEBAN KERJA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA HMAN JUDUL ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA FARMASI BERDASARKAN BEBAN KERJA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI TAHUN 2015 RUSIANA IRVANTI MILASARI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir atau bertindak dalam pembangunan

Lebih terperinci

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU 2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU A. DESAIN STRUKTUR ORGANISIASI Struktur organisasi RSUD Indrasari Rengat adalah Organisasi Staf B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI 1) Direktur Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DOKTER UMUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEEDS

ANALISIS KEBUTUHAN DOKTER UMUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEEDS ANALISIS KEBUTUHAN DOKTER UMUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEEDS (WISN) DI POLI UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2016 Sitti Nurrahmah 1 La Dupai 2 Fifi Nirmala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan medis dan pelayanan sosial, yang berfungsi untuk melayani masyarakat umum dalam pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Rumah Sakit menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tentang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Rumah Sakit menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tentang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Pengertian Rumah Sakit menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit Tahun 2009, yang di maksud Rumah Sakit adalah institusi

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP A. IDENTITAS 1. Nama : 2. Unit Kerja : 3. Jabatan : 4. Kualifikasi : B. PENGERTIAN Seorang tenaga perawat yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT NOTULEN RAPAT : Evaluasi Kinerja RSUD Kanjuruhan Kepanjen Triwulan IV 2015 dan Evaluasi 5 (lima) Tahunan (2011 2015) Hari/Tanggal : Rabu / 6 Januari 2016 Waktu Panggilan : 08.00 Wib Waktu Rapat : 08.30

Lebih terperinci

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 3, NO. 1, JANUARI 2016:

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 3, NO. 1, JANUARI 2016: JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 3, NO. 1, JANUARI 2016: 347-353 Analisis Kebutuhan Psikiater Berdasarkan Beban Kerja dengan Menggunakan MetodeWorkload Indicator Staffing Needs (WISN) di Unit Rawat

Lebih terperinci