Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.
|
|
- Widyawati Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 ABSTRAK Yolanda Alim.. Hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) perawat di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Sunarto Kadir, M.Kes, Pembimbing 2 Ns. Vik Salamanja, S.Kep, M.Kes. Pelaksanaan timbang terima seringkali masih menjadi permasalahan di setiap rumah sakit. Operan shif penting untuk menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah pengarahan kepala ruangan berhubungan dengan pelaksanaan timbang terima perawat di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) perawat. Penelitian ini menggunakan desain observasional melalui pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana sebanyak 88 orang perawat dengan jumlah sampel sebesar 58 orang dengan teknik purposive sampling. Data dikumpul menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan uji chi square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 96,6% pengarahan kepala ruangan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango berada pada kategori baik dan 94,8% pelaksanaan timbang terima (overran) berada pada kategori baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Overan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan nilai p value sebesar 0,002. Disarankan kepada bidang keperawatan agar melakukan supervisi secara berkala terhadap pelaksanaan timbang terima pada saat dilaksanakan timbang terima/pergantian shift dengan memanfaatkan pertemuan rutin kepala ruangan maupun perawat pelaksana yang dilakukan setiap minggu. Kata kunci : Pengarahan kepala ruangan, timbang terima Daftar Pustaka : 20 ( )
4
5 HUBUNGAN PENGARAHAN KEPALA RUANGAN DENGAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA (OPERAN) PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Yolanda Alim 1, Dr. Sunarto Kadir, M.Kes 2, Ns. Vik Salamanja, S.Kep, M.Kes 2 1.Mahasiswa Jurusan Keperawatan UNG 2.Dosen Jurusan Keperawatan UNG Abstrak Pelaksanaan timbang terima seringkali masih menjadi permasalahan di setiap rumah sakit. Operan shif penting untuk menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah pengarahan kepala ruangan berhubungan dengan pelaksanaan timbang terima perawat di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) perawat. Penelitian ini menggunakan desain observasional melalui pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana sebanyak 88 orang perawat dengan jumlah sampel sebesar 58 orang dengan teknik purposive sampling. Data dikumpul menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan uji chi square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 96,6% pengarahan kepala ruangan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango berada pada kategori baik dan 94,8% pelaksanaan timbang terima (overran) berada pada kategori baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Overan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan nilai p value sebesar 0,002. Disarankan kepada bidang keperawatan agar melakukan supervisi secara berkala terhadap pelaksanaan timbang terima pada saat dilaksanakan timbang terima/pergantian shift dengan memanfaatkan pertemuan rutin kepala ruangan maupun perawat pelaksana yang dilakukan setiap minggu. Kata kunci : Pengarahan kepala ruangan, timbang terima Daftar Pustaka : 20 ( )
6 PENDAHULUAN Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien yang pada akhirnya penerapan proses keperawatan akan meningkatkan kualitas perawatan kepada klien (Asmadi, 2013) 1. Pada saat perawat melakukan tugasnya, harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan. Seorang perawat harus menjunjukkan sikap profesionalismenya dalam menjalankan pekerjaan. Salah satu tugas yang menuntut sikap profesionalisme seorang perawat adalah bagaimana membangun komunikasi antar perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan pada pasien melalui timbang terima atau operan pasien antar pergantian shift jaga perawat (Rifiani, 2013) 2. Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan atau timbang terima adalah, suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien, bertujuan menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum pasien, menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2013) 3. Operan atau timbang terima merupakan sistim kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif penting untuk menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam. Operan pada setiap pergantian shift merupakan periode persiapan perawat yang telah selesai berdinas, perawat yang telah selesai berdinas dan perawat yang akan berdinas pada shift berikutnya saling berkomunikasi untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan dinas dan mencocokkan informasi (Lardner dalam Keliat, 2013). Sebagai seorang pemimpin, kepala ruangan harus mengetahui bagaimana mengatur bawahannya dan mampu mempertahankan kualitas kerja. Pengarahan bisa mencakup penugasan, perintah atau instruksi yang mudah dimengerti dan diikiuti oleh bawahannya agar tujuan organisasi khususnya asuhan keperawatan dapat tercapai dengan baik. Khusus pada pelaksanaan timbang terima, dengan adanya pengarahan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam menjalin komunikasi antar perawat dan pemahaman tentang pentingnya timbang terima akan semakin baik (Kurniadi, 2013). Survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 April melalui observasi di salah satu ruang rawat inap RSUD Toto Kabila, prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian shift jaga, namun cara penyampaian isi timbang terima belum terungkap secara komprehensif, meliputi: isi timbang terima (masalah keperawatan pasien lebih focus pada diagnosis medis), dilakukan secara lisan tanpa ada pendokumentasian, sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan, dan hal-hal penting masih ada yang terlewati untuk disampaikan pada shift berikutnya. Hasil observasi ini juga sejalan dengan ungkapan oleh salah seorang perawat ruangan yang mengatakan bahwa timbang terima saat ini hanya dilaksanakan berdasarkan diagnose medis tanpa adanya penjelasan diagnosa keperawatan dan tindak lanjut implementasi keperawatan. 6 dari 10 1 Asmadi Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC 2 Rifiani Prinsip-Prinsip dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas 3 Nursallam Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
7 perawat juga mengungkapkan pengarahan yang diberikan oleh kepala ruangan belum sepenuhnya dilaksanakan misalnya kepala ruangan belum mengidentifikasi tanggung jawab pekerjaan terhadap staf perawat, kepala ruangan belum sepenuhnya melakukan kooordinasi dan efisiensi dengan unit kerja lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima perawat di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango pada 25 Juni sampai dengan 2 Juli. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perawat pelaksana sebanyak 88 orang perawat dan sampel yang digunakan sebanyak 58 perawat dengan teknik purpusive sampling. Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi Square. HASIL PENELITIAN 1. Pengarahan Kepala Ruangan Tabel 1. Distribusi Pengarahan Kepala Ruangan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango No Pengarahan Jumlah Kepala Ruangan % 1 2 Baik Kurang ,6 3,4 Jumlah Sumber: Data Primer, Tabel 1 diketahui bahwa distribusi pengarahan kepala ruangan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango menunjukan bahwa 96,6% pengarahan kepala ruangan berada pada kategori baik 2. Timbang terima (Operan) Tabel 2 Distribusi Timbang Terima (Operan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango No Timbang Terima Jumlah (Operan) % 1 2 Baik Kurang ,8 5,2 Jumlah Sumber: Data Primer, Tabel 2 distribusi pelaksanaan timbang terima (Operan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango menunjukan bahwa 94,8% berada pada kategori baik.
8 3. Hubungan Insentif dengan Peningkatan Kinerja Perawat di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tabel 3 Analisis Hubungan Insentif dengan Peningkatan Kinerja Perawat di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Timbang Terima (Operan) Pengarahan Kepala Ruangan Kurang Baik Total n % n % n % Kurang 2 3, ,5 Baik 1 1, , ,5 Jumlah 3 5, , Sumber ; data primer ρ Value 0,002 Tabel 3 hasil analisis uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai ρ Value = 0,002 (α< 0,05) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Overan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. 1. Pengarahan Kepala Ruangan PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa 96,6% pengarahan kepala ruangan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango berada pada kategori baik dan hanya 3,4% yang berada pada kategori kurang. Peneliti berasumsi bahwa baiknya pengarahan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat karena selama ini pengarahan oleh kepala ruangan seperti diantaranya memberikan arahan jelas, ringkas dan konsisten serta memastikan apa yang diperlukan sesuai dengan situasi, memberikan prioritas masalah untuk setiap hal yang penting dan memberi contoh penerapan praktik keperawatan yang professional telah dilaksanakan sehingga perawat menganggap pengarahan kepala ruangan telah berjalan dengan baik. Sejalan dengan penelitian ini, secara teori menurut Keliat (2013) 4, pengarahan adalah cara menumbuhkan semangat tinggi atau keinginan kuat dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah ditentukan melalui upaya komunikasi bersama perawat, memotivasi mereka untuk bekerja keras dan menjaga hubungan interpersonal. Kurniadi (2013) 5 juga menjelaskan bahwa pengarahan (directing) adalah proses pemberian tugas, perintah-perintah, instruksi yang membuat staf bisa memahami keinginan pimpinan organisasi yang membuat staf dapat berkontribusi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian ini juga memiliki persamaan dengan penelitian Astuti (2011) yang menemukan fungsi pengarahan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana, mayoritas berada pada kategori baik yaitu 79 perawat (54,1%). Hal yang sama ditemukan oleh Parmin (2010) 6 yang menemukan 50,3% fungsi pengarahan kepala ruangan berada pada kategori baik. Dalam penelitian juga terdapat 3,4% perawat mempersepsikan pengarahan kepala ruangan berada pada kategori kurang. Menurut peneliti, perawat yang mempersepsikan kurang tersebut menilai tugas pengarahan kepala ruangan tersebut seperti diantaranya komunikasi yang diberikan 4 Keliat A. B Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah Sakit. Jakarta: EGC 5 Kurniadi, A Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya, Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta : FKUI 6 Astuti Hubungan Pelaksanaan Fungsi Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Haji Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia. Jakart
9 kepala ruangan dilakukan secara verbal atau non verbal, kepala ruangan menggunakan alat komunikasi seperti handphone, internet untuk memantau kegiatan harian bawahan, kepala ruangan mengidentifikasi setiap pekerjaan agar dengan benar dan adil serta kepala ruangan memfasilitasi perawat untuk memahami materi supervisi yang akan dilakukan, kadang-kadang dilaksanakan oleh kepala ruangan sehingga perawat mempersepsikan pengarahan kurang baik. Factor lain yang turut berpengaruh adalah lama kerja dimana hasil penelitian menemukan perawat yang mempersepsikan kurang pengarahan kepala ruangan memiliki lama kerja kurang 5 tahun. Namun persepsi kurang yang dikemukakan oleh perawat tersebut tidak sejalan dengan mayoritas perawat lainnya sehingga peneliti berkesimpulan ini dapat terjadi karena penilaian individu terkadang masih bersifat subyektif dan tidak didasarkan pada obyektivitas dilapangan. 2. Timbang Terima (Overan) Pelaksanaan timbang terima (Operan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango menunjukan bahwa 94,8% berada pada kategori baik dan hanya 5,2% berada pada kategori kurang. Menurut asumsi peneliti, baiknya pelaksanaan timbang terima perawat disebabkan perawat selalu melaksanakan prosedur timbang terima yang telah menjadi acuan ruangan rawat inap sebagaimana jawaban hasil kuisioner dan hasil observasi peneliti antara lain ketua tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi setiap pasiennya berdasarkan dokumentasi perawatan, ketua tim/penanggung jawab shif dan perawat pelaksana dalam tim mencatat informasi terperinci mengenai pasien yang akan dirawat pada catatan hariannya, timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift serta penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat. Sejalan dengan asumsi peneliti, Nursalam (2013) menjelaskan bahwa pelaksanaan operan diawali dengan komunikasi verbal dan tertulis kondisi setiap pasiennya berdasarkan dokumentasi keperawatan, yang kemudian di catat oleh ketua tim dan perawat pada shift berikutnya. Tahapan selanjutnya adalah penjelasan tentang pasien sesuai dengan tempat tidur pasien, yang kemudian diakhiri dengan tahapan validasi data pasien. Cahyono (2008) 7 juga berpendapat bahwa Tujuan utama komunikasi timbang terima adalah untuk memberikan informasi yang akurat mengenai keperawatan, pengobatan, pelayanan, kondisi terkini pasien, perubahan yang sedang terjadi, dan perubahan yang dapat diantisipasi. Informasi harus dijamin akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian pelayanan bagi pasien. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Mayasari (2011) 8 yang menemukan pelaksanakan timbang terima (operan) yang dilakukan di Ruang Kelas I IRNA Non Bedah ( Penyakit Dalam ) RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011, dilakukan oleh perawat yang melaksanakan timbang terima (operan) pada setiap pergantian shift didapatkan hasil bahwa 65.4% rata rata timbang terima yang dilakukan pada tiga kali observasi pergantian shift. Dalam penelitian ini masih terdapat 5,2% pelaksanaan timbang terima berada pada kategori kurang. Peneliti berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh menurut mereka belum semua prosedur telah dilaksanakan dengan baik seperti operan kadang-kadang dipimpin oleh kepala ruang, kadang-kadang berdiskusi di nurse station untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan dan kadang-kadang timbang terima melakukan klarifikasi tanya jawab terhadap hal-hal yang ditimbang-terimakan dan menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas. 7 Cahyono Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek kedokteran. Yogyakarta: Kanisius. 8 Mayasari, F Gambaran Keefektifan Timbang Terima (Operan) Di Ruang Kelas I Irna Non Bedah (Penyakit Dalam) RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun Jurnal Vol. 1 No
10 Factor lain menurut peneliti yang mempengaruhi kurangnya timbang terima yang dipersepsikan perawat tersebut adalah tingkat pendidikan. Asumsi peneliti ini sejalan dengan pendapat Notoadmojo (2010) 9 yang menyatakan bahwa konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti perubahan ke arah yang lebih dewasa. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pengetahuan. masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih mudah menerima informasi tentang organisasi yang didapatkan selama pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berkesimpulan bahwa pelaksanaan timbang terima (overan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango secara umum telah dilaksanakan dengan baik walaupun masih ada sedikit perbedaan persepsi yang mengatakan timbang terima masih kurang. 3. Hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Hasil analisis uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai ρ Value = 0,002 (α< 0,05) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan antara pengarahan kepala ruangan dengan timbang terima karena dalam setiap melaksanakan, kepala ruangan berfungsi mengarahkan perawat terutama dalam pelaksanaan timbang terima sehingga perawat akan melaksanakan timbang terima sesuai dengan arahan kepala ruangan dan ketentuan yang berlaku di ruangan mengenai pelaksanaan timbang terima. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil observasi yang didapatkan peneliti, kepala ruangan pada saat pergantian shif mendampingi perawat yang akan bertugas selanjutnya dalam melaksanakan timbang terima serta pelaksanaan timbang terima dilaksanakan langsung ke pasien disertai dengan catatan atau laporan kondisi pasien saat itu. Sejalan dengan pendapat peneliti, Riani (2011) 10 menjelaskan bahwa dalam timbang terima pasien diperlukan pengarahan yang diberikan oleh manajer ruangan dalam bentuk bimbingan kepada perawat. Hal ditujukan agar perawat mampu melaksanakan timbang terima secara optimal sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki serta dukungan sumber daya yang tersedia, untuk mencapai kesinambungan pelayanan keperawatan pada pasien maupun antar perawat setiap pergantian shift. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Suyanto (2009) 11 bahwa fungsi pengarahan dalam timbang terima pasien diperlukan dalam bentuk bimbingan kepada perawat. Bimbingan berfungsi agar perawat mampu melaksanakan timbang terima secara optimal sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki serta dukungan sumber daya yang tersedia, untuk mencapai kesinambungan pelayanan keperawatan pada pasien maupun antar perawat setiap pergantian shift. Namun dalam penelitian ini, terdapat 1 orang perawat yang mempersepsikan pengarahan kepala ruangan baik tetapi mempersepsikan pelaksanaan timbang terima kurang baik. Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan perawat dalam melaksanakan timbang terima belum sejalan dengan apa yang diarahkan kepala ruangan atau belum sepenuhnya mengetahui bagaimana prosedur timbang terima yang baik sehingga hal ini berdampak pada persepsi perawat itu sendiri terhadap pelaksanaan timbang terima di ruangan misalnya perawat tersebut menganggap bahwa timbang terima harus dijelaskan dengan jelas dan panjang lebar padahal timbar terima harus dilakukan secara singkat dan jelas serta tidak ada komunikasi yang baku dalam pelaksanaan timbang terima. Hasil penelitian memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnnya sehingga belum ada data penelitian pembanding. Untuk itu diharapkan hasil penelitian memiliki implikasi yang baik dalam pelaksanaan manajemen keperawatan khususnya pelaksanaan timbang terima. 9 Notoatmodjo, S, Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta 10 Riani, L. A. (2011). Budaya organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu 11 Saryono, M Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta : Nuha Medika
11 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti berkesimpulan bahwa: 1. Pengarahan kepala ruangan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango menunjukan bahwa 96,6% berada pada kategori baik Pelaksanaan timbang terima (Overan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango menunjukan bahwa 94,8% berada pada kategori baik. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Overan) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan nilai p value sebesar 0,002. SARAN Hasil kesimpulan penelitian tersebut maka peneliti menyarankan kepada Rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dengan menetapkan kebijakan tentang tatalaksana timbang terima pasien dalam bentuk standar dan prosedur timbang terima yang diaplikasikan di instalasi rawat inap serta Perlunya sosialisasi yang dilakukan oleh bidang keperawatan terkait tatalaksana timbang terima pasien pada perawat pelaksana dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perawat dalam melaksanakan timbang terima serta melakukan supervisi secara berkala terhadap pelaksanaan timbang terima secara langsung pada saat dilaksanakan timbang terima/pergantian shift maupun secara tidak langsung dengan memanfaatkan pertemuan rutin kepala ruangan maupun perawat pelaksana yang dilakukan setiap minggu. DAFTAR PUSTAKA Astuti Hubungan Pelaksanaan Fungsi Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Haji Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta. Asmadi Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC Budiman, Penelitian Kesehatan. Jakarta : Refika Aditama Cahyono Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek kedokteran. Yogyakarta: Kanisius. Cherie Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Imperium DepKes. RI Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety). Edisi Ke-2. Jakarta. Dewi, M Tesis. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Pelaksanaan Timbang Terima Dan Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Husada Jakarta tahun Jakarta: Universitas Indonesia. Hidayat, A Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
12 Keliat A. B Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah Sakit. Jakarta: EGC Kurniadi, A Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya, Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta : FKUI Mayasari, F Gambaran Keefektifan Timbang Terima (Operan) Di Ruang Kelas I Irna Non Bedah (Penyakit Dalam) RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun Jurnal Vol. 1 No Marquis dan Houston Kepemimpinan dan manajemen keperawatan : teori dan aplikasi. Alih Bahasa. Edisi ke-4. Jakarta: EGC. Nursallam Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S, Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta Potter dan Perry Fundamental Of Nursing. Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Pratiknya, A Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Rajawali Press. Riani, L. A. (2011). Budaya organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Rifiani Prinsip-Prinsip dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas. Saryono, M Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta : Nuha Medika Sitorus, R Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sulistiyani & Rosidah. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Graha Ilm u
BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai perawat profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih sayang, perhatian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktek keperawatan di indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisme yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan global dan lokal. Masalah yang sering
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN
Lebih terperinciPromotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan menjadi faktor penentu keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan merupakan tulang punggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan suatu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat. Melihat begitu luas dan kompleksnya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan pusat layanan kesehatan yang terdiri dari berbagai profesi yang membentuk suatu kesatuan dan saling berpengaruh satu sama lain. Rumah sakit dalam
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 Oleh : Rokhyati dan Sakdiyah Abstrak Salah satu upaya peningkatan mutu keperawatan di rumah sakit dengan
Lebih terperincidalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas
PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas B+ Pendidikan dengan kapasitas 800 Tempat Tidur dan 14 unit pelayanan medis dan 8 unit pelayanan penunjang. Jumlah tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan derajat kesehatan secara optimal menuntut profesi keperawatan mengembangkan mutu pelayanan yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat di era
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA Emanuel Agung Wirawan*, Dwi Novitasari**, Fiki Wijayanti*** 1. Mahasiswa PSIK STIKES
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Rahayu Nento 1. Ns. Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns.
Lebih terperinciKINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT
PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT Dewi Andriani* *Akademi Keperawatan Adi Husada, Jl. Kapasari No. 95 Surabaya. Email : andridewi64@gmail.com. ABSTRAK Pendahuluan:
Lebih terperinciGAMBARAN KEEFEKTIFAN TIMBANG TERIMA (OPERAN) DI RUANG KELAS I IRNA NON BEDAH (PENYAKIT DALAM) RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2011
GAMBARAN KEEFEKTIFAN TIMBANG TERIMA (OPERAN) DI RUANG KELAS I IRNA NON BEDAH (PENYAKIT DALAM) RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2011 Elmiyasna K*, Fitri Mayasari ABSTRAK Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DEWI NURAZIZAH NIM : 09.0387.S DEWI SYARIFATUL ISNAENI NIM
Lebih terperinciJST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN
JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : 90 96 ISSN 2252-5416 HUBUNGAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN The Correlation between the Extrinsic Motivation
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi yang Berjudul Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Identifikasi Patient Safety Di Instalasi Rawat Darurat RSUD Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
Lebih terperinciHubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Hamka F Daaliuwa, Zuhriana K Yusuf, Andi Mursyidah Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT
HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita
Lebih terperinci: Komunikasi Terapeutik, Perawat
GAMBARAN TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PASIEN RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 Siti Setiowati Aida Rusmariana, MAN, Zulfa Atabaki, Skep. Ns
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 203 Paulinus Masa Sato, Adriani Kadir 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perkembangan keperawatan berubah seiring dengan perubahan zaman. Pada zaman dahulu keperawatan masih menggunakan naluri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan rumah sakit tidak lepas dari pelayanan keperawatan yang mempunyai peran dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien. Salah satu peran perawat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC. Badeni. 2013. Kepemimpinan dan perilaku organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan
Lebih terperinciPENGALAMAN PERAWAT TERHADAP OPERAN JAGA RAWAT INAP RSUD KARANGANYARR ARTIKEL
PENGALAMAN PERAWAT TERHADAP OPERAN JAGA DIRUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYARR ARTIKEL Oleh : SETYORINI HANDAYAWATI NIM : S T 1 4 2 0 5 3 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM
PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM I. Pendahuluan Manajemen adalah proses bekerja melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen keperawatan merupakan suatu
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan keamanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Keselamatan juga merupakan hal yang sangat penting dalam setiap pelayanan kesehatan, sehingga dapat dikatakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Martyarini BS 1), Pramesti Dewi 2), Irwanto 3) 1 Program Studi S1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Era moderen ini perkembangan profesi keperawatan di Indonesia menuju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era moderen ini perkembangan profesi keperawatan di Indonesia menuju keperawatan profesional telah terjadi restrukturisasi yang mendasar tentang keyakinan dan pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia keperawatan sejak zaman Florence Nightingale telah menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek profesional keperawatan. Florence Nightingale
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama rumah
Lebih terperinciA Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan
A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan Teguh Irawan 1 ; Siwi Sri Widhowati 2 1 Prodi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas atau sarana vital bagi masyarakat. Peran organisasi (rumah sakit) sebagai media atau fasilitas sosial yang mencakup pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas tentang latar belg penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi konseptual riset dan variabel riset dan masalah penelitian. 1.1 Latar Belg Rumah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciSummary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak
Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Abstrak I. Pendahuluan Tenaga perawat yang merupakan The caring ρrofession mempunyai kedudukan penting
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Work Motivation Relationship with Nurse Satisfaction in Inpatient Units of Majene General Hospital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan rumah sakit menyebabkan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pelayanan rumah sakit menyebabkan masyarakat semakin selektif untuk memilih rumah sakit yang mampu menyediakan kualitas pelayanan yang terbaik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sosial ekonomi masyarakat, maka tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga semakin meningkat. Masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Juli tahun 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama di mana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciPERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 169 174 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN
Lebih terperinciJurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika
S E K O L A H T I NG G I I L M U SY EDZ N A SA I K E S E H AT A N T I K A Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika http://syedzasaintika.ac.id/jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN JENIS KELAMIN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE Sutrisno Aswad Mulyadi Jiil J. S. Lolong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS
HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciMAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Hal ini terjadi karena adanya publikasi WHO pada tahun 2004 tentang penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri atas berbagai macam suku yang memiliki ciri khas yang berbeda satu sama lain. Bidang kesehatan merupakan suatu
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013 RELATIONSHIP BETWEEN SUPERVISION OF LOW MANAGER WITH PERFORMANCE CLINICAL
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN POSTCONFERENCE PERAWAT DI RUANG CENDANA IRNA I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN POSTCONFERENCE PERAWAT DI RUANG CENDANA IRNA I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: MARYANTI 201310201172 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah (problem solving) (Keliat dkk, 2005). Proses keperawatan ditujukan untuk memenuhi tujuan asuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 adalah upaya peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan melalui pengembangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.
SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan Jiwa E Z
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat memiliki tanggung jawab untuk memastikan dan memberikan obat dengan benar. Selain sebagai pelaksana dalam pemberian obat, perawat juga merupakan tenaga kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014
HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014 Yessi Fadriyanti, Nova Yanti, Sila Dewi Angreni (Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, serta menuntut dan semakin kritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan mengalami perubahan mendasar pada abad ke 21. Perubahan tersebut merupakan dampak dari perubahan kependudukan
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUPERVISOR TENTANG FUNGSI PENGARAHAN DENGAN KINERJA SUPERVISOR MENURUT PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR
PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR Sarlota Y Momay 1, Chaeruddin 2, Adriani Kadir 3 1 STIKES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU dilengkapi dengan staf dan
Lebih terperinciFUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian Di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON
HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON RELATIONSHIP WITH PERFORMANCE COMPETENCE HEAD ROOM NURSE TO PERFORM (MPKP) INSTALLATION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan berkualitas merupakan harapan dari pasien, keluarga dan masyarakat. Salah satu faktor yang mendukung terhadap keberhasilan tersebut adalah pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN Yulianto Program Studi Ners, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com ABSTRAK Keperawatan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai profesi dan
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA Ike Prafita Sari Dosen Program Studi Ners Stikes Majapahit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciMOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN
MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN Isra Wahyuni*, Diah Arruum ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat penting bahkan dapat dikatakan salah satu faktor penentu dalam pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian (Hartono, 2010). Menurut Farjam di institusi Rumah Sakit, tenaga paramedis perawatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang munculnya topik penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan menguraikan satu-persatu bagian
Lebih terperinci