STUDI APLIKASI FLYWHEEL ENERGY STORAGE UNTUK MENINGKATKAN DAN MENJAGA KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI APLIKASI FLYWHEEL ENERGY STORAGE UNTUK MENINGKATKAN DAN MENJAGA KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)"

Transkripsi

1 STUDI APLIKASI FLYWHEEL ENERGY STORAGE UNTUK MENINGKATKAN DAN MENJAGA KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) Moh. Syaikhu Aminudin, Ir. Sarwono, MM, Ridho Hantoro, ST. MT. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya ABSTRAK Akibat kebutuhan akan penggunaan energi yang efisien dan Seiring makin dirasakannya krisis sumber daya energi alat penyimpan energi menjadi kian penting. energi yang berlebih dari pembangkit listrik tenaga air seperti mikrohidro harus disimpan dalam bentuk tertentu atau energi tersebut akan terbuang percuma. Salah satu cara yang dilakukan untuk menyimpan energi yang berlebih kemudian menggunakannya kembali saat diperlukan (power on demand) adalah menggunakan roda gaya (flywheel).flywheel memiliki kepadatan energi yang tinggi serta dapat menyimpan dan melepaskan energi dengan lebih cepat. Dari studi tugas akhir ini dengan metode pengujian menggunakan miniplant pembangkit listrik tenaga mikrohidro, didapat bahwa sepuluh buah flywheel berbentuk cakram pejal bermassa sama yang diaplikasikan pada shaft turbin miniplant mikrohidro tersebut ternyata energi kinetik rotasi dan torsinya meningkat,85 sampai 6,1 joule dan,9 sampai,45 kg.m /s seiring dengan peningkatan variasi jari-jari,55 sampai,15 m selama flywheel tersebut berputar dengan kecepatan sudut yang sama. Kata kunci: Mikrohidro, Flywheel, Energi Kinetik Rotasi, Torsi, Massa, Jari-jari, Kecepatan Sudut. I. PENDAHULUAN Seiring makin dirasakannya krisis sumber daya energi maka peran dari sebuah alat penyimpan energi menjadi sangat penting akibat kebutuhan akan penggunaan energi yang efisien. Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat potensial yang kita miliki, energi yang berlebih dari suatu pembangkit listrik tenaga air harus disimpan dalam bentuk tertentu atau energi tersebut akan terbuang percuma. Dari sekian banyak media penyimpan energi yang ada salah satu media yang dapat menyimpan energi yang berlebih kemudian menggunakannya kembali saat diperlukan adalah menggunakan flywheel (roda gaya). Flywheel atau sering juga disebut roda gaya seperti yang kita ketahui adalah sebuah komponen yang terdapat pada semua kendaraan roda empat, merupakan sebuah piringan yang karena beratnya dapat menahan perubahan kecepatan yang drastis sehingga gerak putaran poros mesin menjadi lebih halus. Yang jarang diketahui adalah Flywheel memiliki kepadatan energi hingga ratusan kali lebih banyak dibandingkan dengan baterai yang ada saat ini serta dapat menyimpan dan melepaskan energi dengan lebih cepat. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro menggunakan tenaga air untuk memutar turbin kemudian turbin menggerakan generator untuk menghasilkan listrik. Dalam kenyataannya air yang digunakan sebagai sumber tenaga mengalami debit yang tidak konstan sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan putaran dan torsi pada turbin, hal ini akan mempengaruhi kualitas listrik yang dihasilkan oleh generator. Selain itu pemakaian listrik yang melebihi beban secara mendadak dari kemampuan generator juga akan menurunkan putaran dari generator tersebut sehingga bisa mengakibatkan padamnya listrik. Perubahan putaran yang terjadi juga bisa merusak turbin dan juga generator karena mendapat tekanan yang tidak stabil, untuk itu diperlukan suatu alat penyimpan energi pada pembangkit yang akan memberikan tambahan energi jika diperlukan sewaktu untuk mempertahankan putaran turbin maupun generator dan meningkatkan torsinya, Flywheel dapat memperbaiki kualitas daya listrik yang dihasilkan sehingga mencegah terjadinya pemadaman listrik (black out) akibat beban puncak tidak dapat dipenuhi. II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka akan timbul permasalahan yang akan di cari solusinya yaitu: 1

2 Bagaimana mengetahui kinerja dari sebuah flywheel? Bagaimana desain model flywheel dan mekanisme kinerja penyimpanan energinya yang diaplikasikan pada miniplant pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH)? Keuntungan apa yang diperoleh dari aplikasi flywheel energi storage pada miniplant PLTMH? III. BATASAN MASALAH Untuk mempermudah dalam pengerjaan tugas akhir ini dan menghindari timbulnya serta melebarnya permasalahan yang tidak diinginkana maka pada tugas akhir ini hanya dibatasi pada: Dalam tugas akhir ini hanya mempelajari tentang flywheel energi storage yang akan diaplikasikan pada sebuah miniplant PLTMH untuk meningkatkan kinerjanya. Desain dan model flywheel energi storage mengikuti teori yang telah ada, hanya dilakukan modifikasi pada jari-jari. Variabel dari desain dan model flywheel diambil bebas mengikuti miniplant PLTMH. Pengukuran dan pengujian flywheel menggunakan miniplant PLTMH. Miniplant PLTMH hanya digunakan sebagai media aplikasi dan tidak dibahas secara mendalam. Data yang akan dianalisa adalah hasil pengukuran perubahan torsi dan energi yang tersimpan dari flywheel. IV. TUJUAN Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah study mempelajari kinerja suatu flywheel energi storage sehingga bisa diaplikasikan pada suatu pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) untuk meningkatkan torsi putaran turbin mikrohidro tersebut dan penyimpanan energinya dalam bentuk energi kinetik rotasi. Gambar 1.1 Flowchart penelitian tugas akhir VI. LANDASAN TEORI Beberapa teori yang dapat menunjang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 6.1. Penyimpanan Energi Dengan Flywheel / Roda Gaya Energi yang berlebih dari pembangkit listrik tenaga air harus disimpan dalam bentuk tertentu atau energi tersebut akan terbuang percuma. Salah satu cara yang dilakukan untuk menyimpan energi yang berlebih kemudian menggunakannya kembali saat diperlukan (power on demand) adalah menggunakan flywheel (roda gaya). flywheel atau sering juga disebut roda gila seperti yang kita ketahui adalah sebuah komponen yang terdapat pada semua kendaraan roda empat, merupakan sebuah piringan yang karena beratnya dapat menahan perubahan kecepatan yang drastis sehingga gerak putaran poros mesin menjadi lebih halus. Yang jarang diketahui adalah flywheel memiliki kepadatan energi hingga ratusan kali lebih banyak dibandingkan dengan baterai yang ada saat ini serta dapat menyimpan dan melepaskan energi dengan lebih cepat. V. METODOLOGI PENELITIAN Segala bentuk kegiatan yang dilakukan dalam menyelesaikan dan mencapai tujuan dari tugas akhir ini disusun dalam serangkaian diagram alur metodologi penelitian Tugas Akhir yang dapat ditunjukkan dalam gambar 1.1: Gambar.1. Flywheel / roda gaya Energi disimpan secara mekanik di flywheel dengan memutar porosnya sementara pada baterai biasa energi disimpan secara

3 kimiawi. Flywheel dapat menyimpan energi dengan cara memutarnya pada suatu tempat di mana gesekan yang terjadi relatif kecil. Untuk dapat menyimpan energi yang bermanfaat, poros flywheel harus berputar sangat cepat. Jika energi yang tersimpan di flywheel akan digunakan, sebuah generator dapat mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi listrik. Sistem penyimpanan dengan flywheel beroperasi pada kecepatan sampai 6. putaran tiap menitnya. Berfungsi seperti layaknya baterai, flywheel dapat diisi (charged) selama waktu beban listrik rendah dan melepaskan energi tersebut saat beban puncak. Dengan fungsi tersebut, flywheel dapat menghemat biaya energi bagi pemiliknya. Penggunaan flywheel pada perkantoran atau perumahan dapat menghindari keharusan membangun pembangkit listrik baru untuk memenuhi kebutuhan akan energi yang terus meningkat. Sebuah unit flywheel dapat berukuran kecil dan berbobot ringan untuk ditempatkan di lingkungan perumahan. Sebuah unit berkapasitas 5 kilowatt-hour (kwh) yang dapat memberikan daya listrik sebesar 1 kw, suatu daya yang lebih dari cukup untuk sebuah rumah, hanya berukuran sebesar teko air. Perkembangan teknologi terbaru telah memungkinkan dirancangnya flywheel yang ekonomis, yaitu biaya murah, kontrol elektronik yang ringkas sehingga memperkecil ukuran komponen, serta mengurangi gesekan yang terjadi. Pada penerapannya di daerah komersial dan industri, pemasangan sistem flywheel dilakukan di bawah tanah atau di atas lantai suatu bangunan. Flywheel berumur sepuluh kali lebih lama dibandingkan dengan baterai konvensional. Tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya, dapat beroperasi pada suhu lingkungan yang ekstrem dan mudah dalam perawatan. Umur flywheel dapat mencapai hingga 4 tahun. 6.. Mekanisme Penyimpanan Energi Pada Flywheel Flywheel merupakan sebuah benda dengan berbagai macam bentuk yang berputar terhadap titik pusat massa. Pada umumnya flywheel berbentuk silinder pejal atau cakram yang memiliki massa dan jari-jari tertentu. Mekanisme penyimpanan energinya menggunakan prinsip gerak rotasi, energi disimpan dalam bentuk energi kinetik rotasi. Besarnya energi yang tersimpan pada flywheel tergantung pada momen inersia dan kecepatannya saat berputar, flywheel akan menyimpan energi saat berputar karena dikenai gaya dalam bentuk energi kinetik rotasi dan akan melepaskan energi tersebut saat gaya yang mengenainya berkurang atau dihilangkan. Sebuah flywheel bisa berputar sampai puluhan ribu RPM tergantung dari material yang menyusunnya, semakin padat dan keras material suatu flywheel semakin bagus karena dengan volume yang kecil massanya semakin besar dan selain itu juga akan semakin tahan jika diputar dengan kecepatan tinggi. 6.. Momen Inersia Momen inersia adalah ukuran resistansi/ kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Berbeda dengan massa benda yang hanya tergantung pada jumlah kandungan zat didalam benda tersebut, momen inersia disamping tergantung pada jumlah kandungan zat (masa benda) juga tergantung bagaimana zat-zat atau massa ini terdistribusi. Semakin jauh distribusi massa dari pusat putaran semakin besar momen inersinya. Momen inersia I suatu benda titik (partikel) terhadap suatu sumbu putar didefinisikan sebagai perkalian massa partikel, m dengan kuadrat jarak partikel r dari sumbu putar. 1 I = mr (.1) Dimana I = momen inersia m = massa partikel r = jarak partikel dari sumbu putar Momen inersia dari sistem beberapa partikel dapat dihitung dengan menjumlahkan momen inersia tiap-tiap partikel. I m r i i (.) = i Momen inersia benda tegar terhadap suatu sumbu putar didefinisikan sebagai jumlah momen inersia setiap partikel dalam benda itu. I = m r mr + mr + m4r4 m5r5 I = m r i i i (.) Karena benda tegar mempunyai struktur kontinu (atom-atom sangat berdekatan sehingga dapat dikatakan saling ber-sambungan) maka rumus jumlah itu boleh diganti dengan rumus integral. I = r dm (.4) Dengan dm menyatakan elemen kecil dari benda yang terletak pada jarak r dari sumbu puatar.

4 6.4. Gaya, Torsi dan Energi Kinetik Kalau dalam gerak lurus, gerakan benda dipengaruhi oleh gaya, maka dalam gerak rotasi, gerakan benda dipengaruhi oleh torsi. Semakin besar torsi, semakin cepat benda berotasi. Sebaliknya semakin kecil torsi, semakin lambat benda berotasi. misalnya mula-mula benda diam (kecepatan sudut = ). Jika pada benda itu dikerjakan torsi, benda itu berotasi dengan kecepatan sudut tertentu. Dalam hal ini benda mengalami perubahan kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi). Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut Semakin besar torsi, semakin besar percepatan sudut. sebaliknya semakin kecil torsi, semakin kecil percepatan sudut. Dengan kata lain, torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan sudut. secara matematis, hubungan antara torsi dan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan : a τ keterangan: a = percepatan sudut τ = momen gaya/torsi pada gerak translasi, bagaimana dengan I? I mempunyai peran seperti massa, semakin besar I semakin besar benda berputar (mirip dengan gerak translasi). Benda bermassa besar sukar digerakkan/dipercepat. kita peroleh rumus energi kinetik partikel ini 1 Ek = mv (.1) 1 = mr ω (.11) 1 Iω Ek = (.1) Keterangan: E k = energi kinetic rotasi I = momen inersia ω = kecepatan sudut Dalam kasus ini partikel hanya bergerak melingkar saja, sehingga rumus energi diatas adalah rumus energi kinetik untuk gerak rotasi. Satuan energi kinetik rotasi adalah joule. Rumus diatas dapat diperluas untuk suatu benda tegar. Pada waktu benda tegar diputar dengan kecepatan sudut maka seluruh partikel yang menyusun benda itu bergerak dengan kecepatan sudut. Energi kinetic rotasi benda tegar merupakan penjumlahan energi kinetik tiap partikel Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Gambar.9. Momen inersia flywheel yang berputar Gambar melukiskan partikel bermassa m yang diberi gaya F gaya tegak lurus jari-jari menurut hukum Newton benda akan di percepat dengan percepatan searah dengan gaya percepatan. Percepatan ini dinamakan hubungan gaya dan percepatan ini adalah: F = ma (.5) F = mar (.6) τ = rf (.7) Untuk memperoleh hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut rf = rm(ar) τ = mr a (.8) Karena momen inersia partikel adalah : I = mr τ = Ia (.9) Keterangan: τ = torsi I = momen inersia a = percepatan sudut Rumus diatas mirip dengan Newton II. Disini torsi berperan seperti gerak translasi dan percepatan sudut berperan sebagai percepatan Gambar.11. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam, prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro, 4

5 pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Minihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah, sekitar 1 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 1 sampai 5 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan clan ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi air tersebut akan menumbuk turbin dimana turbm' sendin, dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Darl generator akan dthaslikan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadt energi listrik. VII. FABRIKASI FLYWHEEL 7.1. Fabrikasi Flywheel Flywheel yang dibuat merupakan piringan cakram dengan massa, jari-jari dan ketebalan tertentu yang disesuaikan dengan ukuran miniplant. Dalam sebuah literature disebutkan bahwa: Kinetic energy is roughly equal to mass times velocity squared. So doubling mass doubles energy storage, but doubling the rotational speed quadruples energy storage. Hal ini sesuai dengan persamaan.1 dan.1: 1 Ek = Iω 1 I = mr Keterangan: E k = energi kinetik rotasi I = momen inersia ω = kecepatan sudut I = momen inersia m = massa partikel r = jarak partikel dari sumbu putar Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa momen inersia tidak hanya sebanding lurus dengan massa tapi juga sebanding dengan kuadrat jari-jari dari flywheel. Maka dari itu, dalam tugas akhir ini akan dilakukan uji coba dengan membuat beberapa flywheel dengan massa yang tetap tetapi jari-jarinya dibuat bervariasi. Dengan pertimbangan jika massa yang dibuat bervariasi maka massa yang semakin besar akan semakin membebani putaran dari mikrohidro, termasuk komponennya seperti shaft dan bearing. Dengan variasi jari-jari pada flywheel diharapkan sesuai persamaan.1 dan.1 kinerja flywheel akan semakin baik khususnya dalm hal penyimpanan energi kinetik rotasinya dan diharapkan juga torsi dari mikrohidro akan meningkat. Untuk membuat beberapa flywheel dengan massa yang sama tetapi jari-jari bervariasi maka dapat dengan menggunakan persamaan volume silinder yaitu: V = ρ. π. r. t (.1) Keterangan: V = volume silinder ρ = massa jenis bahan r = jari-jari silinder t = ketebalan silinder Flywheel yang dibuat memakai bahan yang terbuat dari besi biasa dengan pertimbangan besi itu mudah didapat, memiliki kepadatan dan kekerasan yang cukup baik serta mudah dalam proses pembentukan flywheelnya. Ukuran flywheel yang dibuat dimulai dengan jari-jari 5,5 cm dan tebal 1,5 cm kemudian untuk variasinya dibuat sebanyak 1 buah flywheel dengan ukuran jari-jari yang terus membesar sebesar 1 cm yaitu: No flywheel Jari-jari (cm) Tabel.1 variasi ukuran jari-jari flywheel Dengan menggunakan persamaan.1 maka bisa diulis: V = ρ.. r. t = ρ (,14)(5,5 cm) (1,5 cm) 1 π = ρ (,14)(,5 cm )(1,5 cm) = ρ (141, cm ) = 141, ρ cm 5

6 Nilai volume yang telah didapat tadi kemudian dibuat sebagai patokan untuk menentukan nilai ketebalan flywheel yang lain. Dari table.1 untuk flywheel berikutnya flywheel yaitu dengan jari-jari 6 cm maka dengan memasukkan nilai volume flywheel 1 pada perhitungan sebelumnya didapat nilai ketebalan untuk flywheel adalah: V = 141, ρ cm = ρ. π. r. t 1 V 141,cm = π. r. t 141,cm = (,14)(6,5 cm) 141,cm = (,14)(4.5 cm ) t 141,cm = (1,665cm ) t 141,cm t = 1,665cm t = 1, 1cm Jadi dengan flywheel 1 yang berjari-jari 5,5 cm dan ketebalan 1,5 cm supaya volumenya sama maka flywheel yang berjari-jari 6,5 cm harus memiliki ketebalan 1,1 cm. dengan catatan bahan yang digunakan adalah bahan yang sama, sedangkan untuk nilai massa jenis bahan sengaja tidak dimasukkan dengan pertimbangan massa jenis bahan besi dari literature belum tentu sama persis dengan bahan besi yang digunakan dimana nantinya hal ini akan sangat mempengaruhi hasil perhitungan. Untuk mencari massa dapat dengan langsung melakukan penimbangan menggunakan timbangan biasa. Dengan perhitungan yang sama maka didapatkan ketebalan dari flywheel yang lainnya yaitu: No Flywheel Jari-jari(cm) Ketebalan (cm) Tabel. variasi flywheel dengan massa yang sama t Gambar.1. variasi ukuran flywheel Teknik pembuatan flywheel dalam tugas akhir ini yaitu dengan melakukan pembubutan dari besi, tentu saja tidak hanya bisa dilakukan dengan teknik ini saja, tp bisa dilakukan dengan teknik-teknik yang lain jika lebih baik. 7.. Fabrikasi Miniplant Mikrohidro Miniplant mikrohidro yang akan dijadikan sebagai media uji adalah sebuah miniplant dengan perbandingan :1, maksudnya miniplant tersebut berukuran setengah kali dari plant yang sebenarnya. Miniplant mikrohidro ini bertipe crossflow. pertimbangan ini diambil karena mikrohidro tipe ini sudah banyak terdapat di indonesia yang salah satunya terdapat di daerah seloliman kabupaten mojokerto, Sebagaimana kami telah mengadakan studi lapangan terlebih dahulu di sana. Gambar.. desain aplikasi flywheel pada turbin mikrohidro Karena miniplant mikrohidro ini hanya sebagai media aplikasi saja, jadi tidak akan dibahas secara mendalam dalam penelitian ini seperti yang telah disebutkan pada bab 1 mengenai batasan masalah sebelumnya. Gambar.. komponen turbin miniplant mikrohidro 6

7 Gambar.4. komponen rumah miniplant mikrohidro Gambar.9. pengujian mengukur kecepatan rotasi flywheel pada miniplant mikrohidro Gambar.5. miniplant mikrohidro Gambar.1. pengukuran kecepatan rotasi flywheel pada miniplant mikrohidro Cara kerja stroboscobe yaitu dengan cara menyamakan frekuensi dari kedipan lampu dari stroboscobe terhadap tanda yang ada pada poros mikrohidro. Jika tanda yang ikut berputar tersebut sudah kelihatan seolah-olah berhenti maka frekuensi kedipan lampu dari stroboscobe sudah tepat yang nilainya dapat dilihat pada indikator angka digital. 7.. Penimbangan Massa flywheel Untuk mengetahui massa dari masingmasing flywheel yang telah dibuat dapat dilakukan dengan menimbangnya. 8.. Pengukuran Energi Store/Energi Sisa Pengukuran ini untuk mengetahui besarnya energi yang terkandung atau yang tersimpan dalam flywheel yang dapat diindikasikan dengan lamanya flywheel untuk berhenti dari kecepatan stabil setelah gaya inputan dihilangkan. Semakin lama waktu untuk berhenti semakin baik karena semakin besar energi yang tersimpan. Gambar.6. penimbangan massa flywheel VIII. UJI PERFORMANSI FLYWHEEL Uji performansi dari flywheel yang akan dilakukan meliputi pengukuran energi store atau energi sisa dan torsi dari masing-masing flywheel 8.1. pengukuran kecepatan rotasi (RPM) Pengukuran ini untuk mengetahui berapa kecepatan rotasi dari masing-masing flywheel dengan perubahan terhadap jari-jari. Alat ukur yang dipakai adalah stroboscobe yang merupakan alat ukur kecepatan rotasi permenit. 8.. Pengukuran Torsi bagaimana pengaruh perubahan jari-jari pada flywheel terhadap torsi yang dihasilkan Perlu diketahui torsi yang dimaksud adalah torsi saat turbin yang diberi flywheel berputar pada kecepatan stabil. Metode yang dilakukan yaitu dengan memberikan beban secara tiba-tiba pada shaft turbin saat sedang berputar. dari situ dapat diketahui percepatan beban yang bergerak mengikuti shaft. Gambar.8. stroboscobe 7

8 Gambar.11. metode pengukuran torsi flywheel pada miniplant mikrohidro Dengan menggunakan hukum newton II: m = m m 1 (.) a = (.) t S F = ma (.4) τ = Fr (.5) Dimana: m = massa beban (kg) a = percepatan beban (m/s ) S = jarak yang beban selama waktu t (cm) t = waktu yang dibutuhkan beban untuk menempuh jarak sejauh S (detik) F = gaya yang menarik beban (kg.cm/s ) r = jari-jari shaft (cm) τ = torsi yang terjadi pada shaft (kg.cm /s ) m1 =. 5kg m a =. 5kg m b =. 7kg S =. 7m r pulley =. 5m Gambar.1. pengukuran uji torsi flywheel pada miniplant XI. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN HASIL UJI PERFORMANSI 9.1. Analisa Hasil Penimbangan massa Flywheel Setelah dilakukan penimbangan massa dari masing-masing flywheel didapat hasil sebagai berikut: No Massa (kg) Rata-rata 1.9 Tabel 4.1 Hasil penimbangan massa flywheel Massa yang diharapkan dari setiap flywheel itu adalah sama tetapi dari hasil penimbangan didapatkan massa dari setiap flywheel berkisar kg. hal ini diakibatkan karena faktor fabrikasi khususnya pembubutan pada flywheel yang kurang tepat dan presisi yang benar-benar diluar perkiraan sewaktu proses perancangan. Akan tetapi, karena selisih massanya sangat kecil maka semua dianggap sama jadi untuk untuk perhitungan-perhitungan hasil pengujian menggunakan massa rata-rata. 9.. Analisa Hasil Uji Kecepatan Rotasi Flywheel ini diujikan pada miniplant mikrohidro yang diletakkan pada shaft-nya turbin. pengujian dilakukan dengan cara setelah sistem dijalankan kemudian dibiarkan beberapa saat sampai berputar pada kecepatan yang stabil baru dilakukan pengukuran. dari hasil uji performansi untuk pengukuran kecepatan rotasi dari masing-masing flywheel pada miniplant mikrohidro didapat hasil sebagai berikut: No Jari-jari Kecepatan Rotasi Flywheel (m) (RPM) 1 tanpa flywheel Tabel 4.. Hasil pengukuran kecepatan rotasi flywheel dari Pengujian 8

9 Kecepatan Rotasi (RPM) TF Grafik 4.1. Perubahan kecepatan Rotasi terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Catatan: - TF adalah singkatan dari Tanpa Flywheel Dari pengujian kecepatan rotasi diatas dapat diketahui hasilnya kecepatan rotasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, dapat dilihat dari nilai flywheel dengan jari-jari paling kecil sampai flywheel dengan jari-jari paling besar Penurunan dan kenaikan grafik kecepatan rotasinya intervalnya hanya 1,9 RPM hal ini tentulah sangat kecil jika dibandingkan dengan hasil pengukuran yang nilai maksimumnya mencapai 4,5 RPM. Bisa diartiakan bahwa pengaplikasian flywheel pada miniplant mikrohidro tidak menimbulakn dampak yang merugikan bagi putaran turbin mikrohidro tersebut. Hasil pengukuran yang diharapkan adalah kecepatan rotasi miniplant mikrohidro yang konstan antara sebelum dan sesudah diberi flywheel dengan variasi jari-jari yang berbeda. akan tetapi, Penjelasan kenapa dalam grafik diatas hasilnya naik-turun atau fluktuatif salah satunya adalah dimungkinkan karena fabrikasi atau proses pembuatan yang kurang tepat dan presisi yang benar-benar diluar perkiraan sewaktu proses perancangan, ataupun bisa juga disebabkan oleh karakteristik dari miniplant mikrohidro itu sendiri yang tidak dibahas dalam penelitian ini sesuai batasan masalah pada bab 1 pendahuluan. 9.. Analisa Hasil Uji Energi Kinetik Jika dikenakan gaya maka flywheel akan menyimpan energi dalam bentuk energi kinetik rotasi dan flywheel tersebut akan melepaskan energi yang tersimpan saat gaya yang mengenainya dihilangkan, gaya yang dimaksud adalah gaya dorong debit air pada turbin dari miniplant mikrohidro. Untuk mengetahui energi kinetik rotasi dari flywheel dapat dilakukan melalui perhitungan dengan memakai data yang telah didapat dari pengujian kecepatan rotasi sebelumnya Hasil perhitungan energi kinetik rotasi dari hasil pengujian dengan menggunakan persamaan.1. dapat dilihat pada tabel berikut: 4.1 No Jari-jari Flywheel Energi kinetik (m) (Joule) Tabel 4.. Hasil perhitungan energi kinetik terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Catatan: Proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran Energi Kinetik Rotasi (joule) Grafik 4.. Perubahan energi kinetik terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Dari tabel 4.. dan grafik 4.. diatas dapat diketahui bahwa energi kinetik dari pengujian flywheel hasilnya adalah energi kinetik terus berubah semakin besar seiring dengan bertambahnya jari-jari pada flywheel. Hasil pengujian ini akan di bandingkan dengan perhitungan secara teoritis dari persamaan.1. dengan mengasumsikan kecepatan rotasi dari flywheel adalah konstan pada 4,5 RPM perhitungannya didapat: No Jari-jari Flywheel Energi kinetik (m) (Joule) Tabel 4.4. Hasil perhitungan energi kinetik terhadap perubahan jari-jari flywheel secara teoritis dengan kecepatan konstan 6.1 9

10 Catatan: Proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran Energi Kinetik Rotasi (joule) Grafik 4.. Perubahan energi kinetik terhadap perubahan jari-jari flywheel secara teoritis dengan kecepatan konstan Antara grafik 4.. yang merupakan perhitungan dari hasil pengujian dan grafik 4.. yang merupakan perhitungan secara teoritis memiliki karakteristik yang sama yaitu energi kinetiknya sama-sama meningkat seiring bertambahnya ukuran jari-jari dari flywheel, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut: Energi Kinetik Rotasi Dari Pengujian (joule) Energi kinetik rotasi dari pengujian Energi Kinetik Rotasi secara teoritis Energi Kinetik Rotasi Secara Teoritis (joule) Grafik 4.4. Perbandingan perubahan energi kinetik rotasi terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian dan perhitungan secara teoritis Catatan: yang dilihat dalam perbandingan ini adalah perubahan garis grafiknya bukan nilainya. Dari grafik 4.4. diatas dapat diartikan bahwa putaran turbin dari miniplant mikrohidro yang diberi flywheel kinerjanya menunjukan peningkatan yaitu pada energi kinetik yang disimpan saat berputar. Dengan meningkatnya energi kinetik maka putaran turbin miniplant mikrohidro akan lebih terjaga dari gangguangangguan yang menyebabkan gaya putar turbin menurun karena saat gaya putar turbin menurun maka energi kinetik yang tersimpan akan dilepaskan untuk menggantikan penurunan gaya putar tersebut sehingga gaya putar akan tetap terjaga. digunakan oleh turbin miniplant mikrohidro setelah gaya untuk memutar turbin dihentikan. di indikasikan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh flywheel untuk berhenti berputar. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada table berikut: No Jari-jari Lama Waktu Flywheel (m) Untuk Berhenti (s) 1 tanpa flywheel Tabel 4.5. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berhenti berputar terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Waktu untuk berhenti (s) TF Grafik 4.5. Perubahan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berhenti berputar terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Dari tabel 4.5. dan grafik 4.5. diatas didapat nilai dari waktu yang dibutuhkan oleh flywheel untuk berhenti dari berputar semakin besar seiring semakin besarnya jari-jari. Pada pengujian ini selain dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama energi yang tersimpan dalam flywheel dapat digunakan oleh turbin miniplant mikrohidro setelah gaya untuk memutar turbin dihentikan. Juga untuk membuktikan bahwa semakin lama waktunya berarti semakin besar energi kinetik rotasinya. Sehingga antara grafik 4.. dan grafik 4.5. jika diplotkan dalam satu grafik diperoleh: 9.4. Analisa Hasil Uji Energi Sisa Seperti dijelaskan pada bab, uji energi sisa ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama energi yang tersimpan dalam flywheel dapat 1

11 Waktu Untuk Berhenti (s) TF Waktu Untuk Berhenti (s) Energi Kinetik (joule) Grafik 4.6. Perbandingan perubahan energi kinetik rotasi dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berhenti terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Catatan: - TF singkatan dari tanpa flywheel - Yang dilihat dalam perbandingan ini adalah perubahan garis grafiknya bukan nilainya. Dari grafik 4.6. diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara perubahan energi kinetik rotasi dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berhenti adalah sama-sama cenderung naik seiring dengan bertambahnya ukuran jari-jari flywheel. Jadi terbukti bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh flywheel untuk berhenti berarti semakin besar energi kinetik rotasinya Analisa Hasil Uji Torsi Pada bab telah dibahas bagaimana metode pengujian torsi yang dilakukan. torsi yang yang dimaksud adalah torsi dari aplikasi flywheel pada miniplant mikrohidro. dimana, karakteristik torsi dari flywheel itu sendiri adalah saat sedang berputar pada kecepatan maksimumnya. Jadi torsi yang diukur tersebut adalah torsi saat sistem dari miniplant mikrohidro yang diberi flywheel sudah berputar. hasil perhitungan dari pengujian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: No Jari-jari Flywheel (m) Torsi (kg.m /s ) 1 tanpa flywheel Tabel 4.6. Hasil perhitungan torsi terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Energi Kinetik (joule) Catatan: Proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran Torsi (kg.m/s) TF Grafik 4.7. Perubahan torsi terhadap perubahan jari-jari flywheel dari pengujian Dari tabel 4.6. dan grafik 4.7. diatas dapat diketahui bahwa torsi dari pengujian flywheel pada miniplant mikrohidro hasilnya adalah torsi terus berubah semakin besar seiring dengan bertambahnya jari-jari pada flywheel. Hasil diatas akan di bandingkan dengan perhitungan secara teoritis dari persamaan.9. dengan mengasumsikan percepatan rotasi dari flywheel adalah konstan yang nilainya diambil 5 rad/s. Hasil perhitungan teoritisnya didapat: No Jari-jari Flywheel (m) Torsi (kg.m /s ) Tabel 4.7. Hasil perhitungan torsi terhadap perubahan jari-jari flywheel secara teoritis dengan percepatan konstan Catatan: Proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran Torsi (kg.m/s) Grafik 4.8. Perubahan torsi terhadap perubahan jari-jari flywheel secara teoritis dengan percepatan konstan Perbandingan antara grafik 4.7. yang merupakan perhitungan dari pengujian dan grafik 4.8. yang merupakan perhitungan secara 11

12 teoritis memiliki karakteristik yang sama yaitu torsinya sama-sama meningkat seiring bertambahnya ukuran jari-jari dari flywheel, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut: Torsi Hasil Pengujian (kg.m/s) TF Torsi Hasil Pengujian (kg.m/s) Torsi Secara Teoritis (kg.m/s) Torsi Secara Teoritis (kg.m/s) Grafik 4.9. Perbandingan perubahan torsi dari pengujian dan secara teoritis terhadap perubahan jari-jari flywheel Catatan: - TF adalah singkatan dari tanpa flywheel - Yang dilihat dalam perbandingan ini adalah perubahan garis grafiknya bukan nilainya. Dari grafik 4.9. diatas dapat diartikan bahwa putaran turbin dari miniplant mikrohidro yang diberi flywheel kinerjanya menunjukan peningkatan yaitu pada torsi saat berputar. keuntungannya dengan torsi yang besar maka penurunan dan fluktuasi kecepatan rotasi turbin miniplant mikrohidro akibat gangguan akan semakin kecil dan dengan torsi yang besar pula suatu turbin miniplant mikrohidro tidak akan mudah down ketika mendapat beban berlebih. Atau bahkan bisa memutar generator dengan kapasitas yang lebih besar sehingga daya listrik yang dihasilkan juga semakin besar. X. KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Setelah serangkaian penelitian tugas akhir yang telah dilakukan mulai awal sampai akhir, dapat disimpulkan beberapa hal yang sangat bermanfaat bagi perkembangan flywheel energy storage antara lain yaitu: Penggunaan flywheel energy storage yang berbentk cakram/silinder pejal dapat meningkat energi kinetik rotasi serta torsi putaran turbin dari miniplant mikrohidro. Energi kinetik rotasi dan torsi dari turbin miniplant mikrohidro terus meningkat,85 sampai 6,1 joule dan,9 sampai,45 kg.m /s seiring dengan peningkatan variasi jari-jari,55 sampai,15 m selama flywheel tersebut massanya sama dan berputar dengan kecepatan sudut yang sama. Flywheel energy storage dapat diaplikasikan pada suatu miniplant mikrohidro sehingga dapat dipastikan bisa diaplikasikan juga pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan skala yang sebenarnya. 1. Saran Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian tugas akhir ini untuk kelanjutan pengembangannya ini antara lain: Jika memungkinkan, untuk meningkatkan kinerja flywheel energy storage yang berbentuk cakram/silinder pejal sebaiknya dilakukan modifikasi pada jari-jari karena jika dilakukan modifikasi pada massa dikuwatirkan hal ini dapat menambah beban putaran turbin karena shaft-nya juga harus diperbesar untuk mengimbangi pertambahan beban dari flywheel tersebut sehingga pengaruh koefisien gesek akan lebih besar lagi akibat beban yang bertambah dari flywheel dan juga shaft. Dalam fabrikasi atau pembuatan suatu flywheel harus dilakukan dengan teliti dan tepat karena jika tidak dapat menimbulkan vibrasi atau gerakan putaran flywheel jadi oleng. Hal ini justru akan membahayakan sistem yang diberi flywheel tersebut. Untuk pengujian kinerja flywheel energy storage pada suatu miniplant mikrohidro sebaiknya debit air dari mikrohidro tersebut dibuat sesuai dengan kondisi idealnya sehingga pengujian bisa dilakukan lebih mudah serta hasil pengujian juga akan lebih baik lagi. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat dibuat suatu alat ukur yang berintegrasikan komputer sehingga lebih mudah untuk memonitoring kinerja dari flywheel energy storage pada miniplant mikrohidro. 1

13 DAFTAR PUSTAKA [1] Dosen-dosen Fisika. 6. Fisika I Kinematika Dinamika Getaran Panas. Surabaya: Yanasika. [] Sutrisno Fisika Dasar Mekanika. Bandung : ITB Bandung. [] Tipler, Paul A Fisika untuk Sains dan Teknik, jilid 1. Jakarta: Erlangga. [4] Giancoli. 1. Fisika, edisi ke lima, jilid 1. Jakarta: Erlangga [5] Pasaman Saiyo, Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Pasaman Sumatra Barat Pembangkit Listrik tenaga Microhydro, Copyright 7-8 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat Indonesia [6] <URL: (federal energy management program) [7] <URL: flywheel> [8] <URL: flywheel_ energy_ storage> [9] Jaja Kustija, M.Sc. FISIKA DASAR I Modul XII dan XIV Fisika Mekanika dan Momen Inersia, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB [1] <URL: Understanding Flywheel Energy Storage: Does High-Speed Really Imply a Better Design? TM 8 Active Power, Inc. All rights reserved. [11] <URL: PT. Bekade Prima Energi> [1] <URL: energi_alternatif _dunia_bagian_1_.htm> BIODATA PENULIS Nama : Moh. Syaikhu Aminudin TTL : Mojokerto, 7 Agustus 1986 Alamat : Dsn. Kedung Bendo Ds. Gemekan Kec. Sooko Kab. Mojokerto Prov. Jawa Timur Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Fisika (NRP: ) Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 1

Studi Aplikasi Flywheel Energy Storage Untuk Meningkatkan Dan Menjaga Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Studi Aplikasi Flywheel Energy Storage Untuk Meningkatkan Dan Menjaga Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Studi Aplikasi Flywheel Energy Storage Untuk Meningkatkan Dan Menjaga Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Oleh : Moh. Syaikhu Aminudin Pembimbing: Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST. MT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK i iii v vii ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik dari waktu ke waktu semakin bertambah. Sampai saat

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik dari waktu ke waktu semakin bertambah. Sampai saat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik dari waktu ke waktu semakin bertambah. Sampai saat ini pembangkit listrik dengan tenaga air merupakan pembangkit yang ramah lingkungan, sehingga

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s². Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel

Lebih terperinci

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan BAB 13 MOMEN INERSIA 13.1. Pendahuluan Pada pembahasan mengenai Torsi, gurumuda sudah menjelaskan pengaruh torsi terhadap gerakan benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O 1 1. Empat buah partikel dihubungkan dengan batang kaku yang ringan dan massanya dapat diabaikan seperti pada gambar berikut: Jika jarak antar partikel sama yaitu 40 cm, hitunglah momen inersia sistem

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR Sri Jumini 1, Lilis Muhlisoh 2 1,2) Prodi Pendidikan Fisika, FITK UNSIQ Wonosobo jawa Tengah Email : umyfadhil@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring POSDNG SKF 16 Mengukur Kebenaran Konsep Momen nersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring aja Muda 1,a), Triati Dewi Kencana Wungu,b) Lilik Hendrajaya 3,c) 1 Magister Pengajaran Fisika Fakultas

Lebih terperinci

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 10 soal - soal fisika Dinamika Rotasi SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 1. Momentum Sudut Seorang anak dengan kedua lengan berada dalam pangkuan sedang berputar pada suatu kursi putar dengan 1,00 putaran/s.

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2013 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Gerak Translasi dan Rotasi A. Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o Asroful Anam Jurusan Teknik Mesin S-1 FTI ITN Malang, Jl. Raya Karanglo KM 02 Malang E-mail:

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Aplikasi Flywheel Pada Pembangkit Listrik Untuk Daerah Terpencil

Studi Eksperimen Aplikasi Flywheel Pada Pembangkit Listrik Untuk Daerah Terpencil Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Studi Eksperimen Aplikasi Flywheel Pada Pembangkit Listrik Untuk Daerah Terpencil Fakhrizal Akbar Ilmiawan* a), Joke

Lebih terperinci

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D 9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran

Lebih terperinci

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: USAHA DAN ENERGI 1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: Kata usaha dalam pengertian sehari-hari ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu angka atau ukuran dan tidak dapat pula dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut; BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA a. Judul: Pembelajaran Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Berbasis Koop untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA b. Kompetensi Dasar Setelah berpartisipasi

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2014 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERLINTASAN PORTAL AREA PARKIR

PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERLINTASAN PORTAL AREA PARKIR PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME AAT PEMBANGKIT ISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERINTASAN PORTA AREA PARKIR Anthony Nugroho 1) Joni Dewanto 2) Program Otomotif Program Studi Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat dalam 3 buku SMA kelas XI yang diteliti yaitu

Lebih terperinci

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Mata Pelajaran Hari / tanggal Waktu SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Petunjuk : a. Pilihan jawaban yang paling benar diantaraa huruf A, B, C, D dan E A. Soal

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Keseimbangan dan Dinamika Rotasi Doc Name: K13AR11FIS060 Version : 014-08 halaman 1 01. Perhatikan gambar berikut ini! MA= kg; MB=3kg; MC=4kg; r1=8m; r=6m PQ sejajar r1 dan memotong

Lebih terperinci

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR MEKANIKA BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri dari sistem-sistem benda titik yang tak hingga banyaknya dan jika ada benda yang bekerja padanya jarak antara

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

PAPER FISIKA DASAR MODUL 7 MOMEN INERSIA

PAPER FISIKA DASAR MODUL 7 MOMEN INERSIA PAPER FISIKA DASAR MODUL 7 MOMEN INERSIA Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 18 November 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS Muhammad Burhanuddin dan Harus Laksana Guntur Teknik

Lebih terperinci

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/36 FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) BENDA TEGAR Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Rotasi Benda Tegar Benda tegar adalah sistem partikel yang

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 80 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya dengan jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIRMD KLAS 11 FISIKA Persiapan UAS 1 Fisika Doc. Name: AR11FIS01UAS Version : 016-08 halaman 1 01. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r = 5t + 1, maka kecepatan rata-rata antara t

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA ntiremed Kelas 11 FISIK Usaha dan Energi - Latihan Soal Doc Name: R11FIS0501 Version : 2012-07 halaman 1 01. Grafik berikut adalah gaya yang diberikan pada suatu benda terhadap jarak yang ditempuh benda

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI BIDANG FISIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Mekanik

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Mekanik Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Matematik Sistem Mekanik Gerak Translasi Gerak Rotasi 2 Pada bagian ini akan dibahas mengenai pembuatan model matematika dari sistem mekanika baik dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pembangkit listrik surya termal yang menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan mesin stirling jenis

Lebih terperinci

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω = v adalah kecepatan bola A: v = ωr. ω adalah kecepatan sudut bola A terhadap sumbunya (sebenarnya v dapat juga ditulis sebagai v = d θ dt ( + r), tetapi hubungan ini tidak akan kita gunakan). Hukum kekekalan

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA MAKALAH MOMEN INERSIA A. Latar belakang Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm A. 2, 507 ± 0,01 B. 2,507 ± 0,005 C. 2, 570 ± 0,01 D. 2, 570 ± 0,005 E. 2,700 ±

Lebih terperinci

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut: Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Momen gaya merupakan hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pembangunan sebuah PLTMH harus memenuhi beberapa kriteria seperti, kapasitas air yang cukup baik dan tempat yang memadai untuk

Lebih terperinci

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1 . Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda egar - Dinamika Rotasi Doc Name: ARFIS070 Version : 0-07 halaman Perhatikan gambar berikut ini! m B Q r m A r 3 r P m C m A = kg; m B = 3kg;

Lebih terperinci

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri 1. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari lengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di muka cermin sejauh : A. 60 cm B. 30 cm C. 20 cm Kunci

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources)

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 85 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya di mana jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N Alamat : Komplek perkantoran Pemda Muaro Jambi Bukit Cinto Kenang, Sengeti UJIAN SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN M. Samsul Ma arif Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi) Gerak Rotasi Momen Inersia Terdapat perbedaan yang penting antara masa inersia dan momen inersia Massa inersia adalah ukuran kemalasan suatu benda untuk mengubah keadaan gerak translasi nya (karena pengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M D III TEKNIK MESIN FTI-ITS Oleh: TRISNA MANGGALA Y 2107030056 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. HERU

Lebih terperinci

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e. SOAL : 1. Empat buah gaya masing-masing : F 1 = 100 N F 2 = 50 N F 3 = 25 N F 4 = 10 N bekerja pada benda yang memiliki poros putar di titik P. Jika ABCD adalah persegi dengan sisi 4 meter, dan tan 53

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Bab VI Dinamika Rotasi

Bab VI Dinamika Rotasi Bab VI Dinamika Rotasi Sumber : Internet : www.trade center.com Adanya gaya merupakan faktor penyebab terjadinya gerak translasi. Bianglala yang berputar terjadi karena kecenderungan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI Artikel Skripsi PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI odul Gerak Kegiatan Belajar A. LANDASAN TEOI PESAWAT ATWOOD Dalam gerak translasi murni, sifat benda tegar mempertahankan keadaan geraknya disebut sebagai sifat kelembaman atau inersial. Sifat kelembaman

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran

Lebih terperinci

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut Gerak rotasi Benda tegar Adalah kumpulan benda titik dengan bentuk yang tetap (jarak antar titik dalam benda tersebut tidak berubah) Gerak benda tegar dapat dipandang sebagai gerak suatu titik tertentu

Lebih terperinci