BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi dan biasanya bergabung
|
|
- Sudirman Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kadmium Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi dan biasanya bergabung dengan seng. Kadmium dapat berasal dari pelapukan batu yang larut dalam air sungai juga kebakaran hutan dan letusan gunung berapi yang dilepaskan ke udara. Selain itu kadmium juga berasal dari berbagai industri. Kadmium banyak digunakan dalam industri pembuatan plat, batere dan plastik. Unsur ini lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan salah satu dari the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang diperbolehkan bagi manusia adalah µg per orang atau 7 µg per kg berat badan. Meningkatnya kadar kadmium dalam tubuh manusia banyak disebabkan oleh makanan yang kaya kadmium. Hati, jamur, bubuk coklat dan rumput laut kering merupakan makanan yang kaya kadmium. Selain karena makanan, hal ini juga disebabkan karena merokok. Rokok meningkatkan kadar kadmium dalam tubuh lewat paru-paru lalu disebarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Kadar kadmium juga dapat meningkat jika kita tinggal di daerah pabrik atau tempat pembuangan limbah berbahaya. Jika kadmium terhisap dapat merusak paru-paru. 7
2 Berlebihnya kadar kadmium dalam tubuh sangat berbahaya bagi kesehatan. Beberapa penyakit yang ditimbulkan yaitu kerusakan ginjal, diare, kemandulan, kerusakan tulang, kerusakan sistem kekebalan tubuh, kerusakan DNA bahkan kanker. 2.2 Seng Seng adalah salah satu unsur yang banyak terdapat di kerak bumi. Unsur ini dapat ditemukan di udara, tanah, air bahkan hampir pada setiap makanan. Seng merupakan unsur yang penting bagi kesehatan manusia bila dalam jumlah sedikit dan dalam batas normal, kekurangan atau kelebihan unsur ini tidak baik untuk kesehatan. Unsur ini berperan penting dalam pertumbuhan sel dan metabolisme. Jika kekurangan unsur ini maka dapat menyebabkan nafsu makan berkurang, berkurangnya fungsi indera perasa, kerusakan kulit, gizi buruk, terganggunya pertumbuhan janin dan berkurangnya kesuburan (fertilitas). Kelebihan unsur ini pun dapat menyebabkan kram perut, muntah-muntah, anemia hingga kerusakan pankreas. Kadar seng yang diperbolehkan yaitu 12 mg/hari untuk wanita dewasa dan 15 mg/hari untuk pria dewasa (International Zinc Association, 1997). Seng banyak digunakan dalam industri, seperti industri keramik, cat putih, karet, obat-obatan, sampo anti ketombe dan deodorant. Banyaknya penggunaan seng dalam industri menyebabkan kadarnya berlimpah di alam. Selain akibat perindustrian, meningkatnya kadar seng di alam juga disebabkan oleh penambangan, pemurnian seng, produksi baja, pembakaran batubara dan 8
3 pembakaran sampah. Meskipun demikian hujan dan salju membantu menguranginya dengan membawanya kealiran sungai yang kemudian mengendap di dasar sungai. 2.3 Elektroda Pasta Karbon Elektroda Pasta Karbon (EPK) merupakan suatu elektroda yang dapat dimodifikasi dengan zat/senyawa tertentu, yang berguna untuk mendeteksi kation logam dalam suatu sampel. Hal ini disebabkan karena karbon memiliki sifat sebagai adsorben yang bisa dimanfaatkan untuk menangkap logam seperti kadmium dan seng. Elektroda ini biasanya dibuat dengan mencampurkan serbuk karbon dengan cairan pemasta seperti paraffin. EPK ini sangat mudah untuk dibuat dan menawarkan solusi yang menarik bagi pertukaran ion pada permukaannya. Selain itu EPK dapat digunakan sebagai alternatif elektroda kerja dalam sel elektrokimia. Secara umum EPK sangat terkenal karena serbuk karbonnya yang mudah didapat juga murah. Setelah dimodifikasi dengan material yang tepat, maka elektroda jenis ini akan sangat efektif untuk diterapkan dalam pengukuran bidang kimia organik maupun anorganik. Elektroda Pasta Karbon dimodifikasi bentonit digunakan sebagai elektroda kerja pada metode sel voltametri yang kemudian disebut Elektroda Pasta Karbon Termodifikasi Bentonit (EPKTB). 9
4 2.4 Bentonit Pada umumnya orang mengenal lempung sebagai benda yang tidak bernilai. Padahal lempung memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah sebagai adsorben. Dengan kemampuannya tersebut lempung dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan limbah, terutama logam berat (Sunarso, 2007). Bentonit merupakan mineral yang digunakan para ilmuwan untuk mencegah pergerakan polutan logam di alam (Marchal et. Al, 1998). Bentonit sebagian besar tersusun atas mineral montmorilonit. Kemurnian bentonit didasarkan pada kandungan montmorillonit. Menurut Pramono, selain montmorillonit, kandungan mineral lain dalam bentonit yaitu kaolit, illit, kuarsa, plagioklas, kristobalit dan lain sebagainya (Deni, 2007). Lempung bentonit terdiri dari dua tipe, yaitu tipe Na-bentonit (bentonit yang dapat mengembang) dan Ca-bentonit (bentonit yang tidak mengembang). Na-bentonit terdiri dari satu lapis dan memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau krem, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai ph: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion natrium Na(I). Sedangkan tipe Cabentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi 10
5 koloidal memiliki ph: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ionion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit ini dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu. Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler) lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap Struktur Bentonit Struktur mineral bentonit atau montmorillonit yang dapat diterima saat ini adalah yang disarankan pertama kali oleh Hofmann, Endel, dan Wilm (1933), dimodifikasi kemudian oleh Marshall (1935), Maegdefrau dan Hoffmann (1937) dan Hendricks (1942). Menurut konsep ini, montmorillonit terdiri atas unit yang disusun oleh dua lapis tetrahedral silika dengan pusatnya lapisan oktahedral alumina (2:1). 11
6 Gambar 2.1 Sketsa diagmatis struktur montmorillonit menurut Hofmann, Endell dan Wilm (1933); Marshal (1935); Hendicks (1942) Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bentonit antara lain : SiO 2, Al 2 O 3, CaO, MgO, Na 2 O, Fe 2 O 3, H 2 O dan lain-lain. Rumus teoritis untuk montmorillonit adalah (OH) 4 Si 8 Al 4 O 20n (interlayer)h 2 O dengan komposisi teoritis tanpa material interlayer adalah 66,% SiO 2 ; 28,3% Al 2 O 3 ; 5% H 2 O. Rumus montmorillonit selalu berbeda dengan rumus teoritis di atas karena terjadi substitusi logam dalam kisi-kisi kristalnya. Menurut Ross dan Hendricks, rumus montmorillonit adalah (OH) 4 Si 8 (Al 3,34 Mg 0,66 )O 20 atau Mg diganti dengan Na 0,66. Hampir serupa, Pironcov, Soev et. al. (1991) menyatakan bahwa rumus kimia montmorillonit yang ideal adalah [Si(Al 3,34 Mg 0,66 )O 20 (OH) 4 ]M 0,66n H 2 O, dimana ion M dapat berupa Na, Ca dan Mg. 12
7 2.4.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Satu gram montmorillonit memiliki luas permukaan 750 m 2 /g. Dalam keadaan kering bentonit memiliki sifat fisik sebagai berikut : warna bervariasi dari krem sampai kuning kehijauan, memiliki berat jenis 2,2-2,8 g/l, indeks bias 1,547-1,557 dan titik lebur C. Partikel bentonit bermuatan negatif yang diimbangi dengan kation yang dapat dipertukarkan. Hal ini memungkinkan bentonit memisahkan logam berat dari air dan memisahkan senyawa organik kationik melalui mekanisme pertukaran ion. 2.5 Sel Elektrolisis Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi redoks secara tak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Contohnya adalah elektrolisis larutan CdSO 4. Larutan CdSO 4 ditempatkan dalam rangkaian sel seperti ditunjukkan gambar dengan menggunakan elektroda karbon (EK) dan elektroda kalomel jenuh (EKJ) sebagai elektroda pembanding. 13
8 Gambar 2.2. Rangkaian sel elektrolisis larutan CdSO 4 dengan EK dan EKJ Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah akan menjadi kutub negatif sel dan elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif sumber arus searah akan menjadi kutub positif dari sel. ion-ion Cd 2+ akan bergerak menuju kutub negatif dan pada elektroda tersebut terjadi reaksi Cd 2+ (aq) + 2e - Cd(s) (reduksi) E o sel = -0,430 volt Ion-ion SO 4 2- bergerak menuju elektroda positif dan pada elektroda kalomel jenuh terjadi reaksi 2Hg 2+ (l) + 2Cl - (aq) Hg 2 Cl 2 (s) + 2e - (oksidasi) E o sel = volt Jadi reaksi keseluruhannya yaitu : Cd 2+ (aq) + 2Hg 2+ (l) + 2Cl - (aq) Cd(s) + Hg 2 Cl 2 (s) 14
9 Karena pada elektroda negatif terjadi reaksi reduksi maka elektroda tersebut merupakan katoda. Pada elektroda positif terjadi reaksi oksidasi. Oleh karena itu elektroda tersebut merupakan anoda. Menurut Anderson dalam Ariea (2009), kelebihan dari teknik ini adalah memiliki sensitifitas yang tinggi, menjangkau penentuan logam dalam batas konsentrasi yang rendah dan dapat digunakan untuk melakukan deteksi beberapa unsur secara serentak. 2.6 Voltametri Stripping Pada metode voltametri, penentuan konsentrasi ion yang terdapat dalam larutan didasarkan kepada hubungan antara aliran arus listrik sebagai fungsi dari beda potensial pada saat terjadi polarisasi ion di sekitar elektroda. Beda potensial ini digunakan untuk melakukan transfer muatan listrik kemudian dilakukan pengukuran terhadap arus yang dihasilkan, mirip dengan pengukuran panjang gelombang pada metode spektrofotometri. Kelebihan metode ini diantaranya hasil analisa dengan sensitifitas yang tinggi untuk unsur yang elektroaktif, biaya pembuatan instrumen relatif murah, dapat digunakan untuk melakukan pengukuran banyak unsur dan dapat digunakan untuk analisa di tempat. Pada umumnya metode pengujian dan perangkat yang digunakan adalah Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), Mass Spectrophotometry (MS), dan Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectrophotometry 15
10 (ICP-AES). Meskipun memiliki kelebihan seperti sensitivitas sangat tinggi, selektivitasnya baik dan memiliki rentang linieritas yang lebar namun metodemetode ini memiliki kekurangan seperti waktu analisa yang panjang dan harga alat yang sangat mahal. Selain itu metode-metode tersebut tidak dapat dilakukan untuk pengujian di tempat (di lapangan). Salah satu metode dalam voltametri adalah voltametri stripping. Metode ini dikembangkan dari metode voltametri yang didasarkan pada hubungan arus (I) dan potensial (E) dengan jumlah dan jenis komponen dalam analit. Teknik ini meliputi dua tahap, Pertama. Tahap analit dipekatkan pada elektroda (tahap prekonsentrasi). Dengan menggunakan sel elektrolisis, analit mula-mula diendapkan pada katoda (reduksi) dengan diberi beda potensial tertentu selama jangka waktu tertentu. M n+ + ne - M Untuk menghitung konsentrasi logam dapat digunakan hukum Faraday : i L t d C M = nfv Hg di mana : i L t d F V Hg : Batas arus yang diperlukan untuk mengendapkan logam : Faraday : Volume Elektroda Raksa : Waktu pengendapan Untuk endapan logam yang tidak bereaksi dengan elektroda (inert), maka jumlah deposit logam (M) pada permukaan elektroda adalah : 16
11 i L t d M = nf M : Jumlah deposit logam dalam satuan mol Kedua. Tahap stripping dengan mengaplikasikan potensial sweep (linier atau denyut). Kemudian analit dioksidasi secara selektif (stripped) selama potensial yang diberikan dalam arah anoda. M M n+ + ne - diukur sebagai arus puncak (I p ) Arus puncak stripping (dan muatan) sebanding dengan konsentrasi logam dalam larutan model (yang diuji). Puncak potensial menunjukkan jenis ion logam dalam larutan. n 2 F 2 y 1/2 AlC A I p = kc A = 2,7 RT di mana : A l C A Y I p k : Area : Ketebalan : Konsentrasi : Laju scan : Arus Puncak : Konstanta, k = n 2 F 2 y 1/2 Al 2,7 RT Susunan alat voltametri stripping rakitan yang digunakan terdiri atas sel voltametri, IC-Regulator dan multimeter. Bagian sel voltametri terdiri dari 17
12 elektroda pembanding, yaitu elektroda kalomel jenuh, serta elektroda kerja, yaitu elektroda pasta karbon. Gambar 2.3 Rangkaian alat voltametri stripping rakitan Hasil analisis dari pengukuran menggunakan rangkaian alat ini berupa kurva hubungan antara arus dan potensial sweep, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah ini: Gambar 2.4. Kurva hubungan arus dan potensial sweep pada voltametri stripping (a) menggunakan EPK dan (b) menggunakan EPKTB 18
13 2.7 Sensor Kimia Menurut Stetter et.al dalam Zainussalam (2006) sensor kimia adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu informasi mengenai zat kimia, baik kualitatif maupun kuantitatif, menjadi sinyal-sinyal analitis, sebagai hasil dari interaksi kimia. Sensor kimia telah digunakan dalam berbagai aplikasi seperti dalam proses-proses kimia, industri makanan, pengawasan lingkungan dan aplikasi biomedis. Sensor amperometrik dan sensor potensiometrik termasuk dalam sensor elektrokimia, yaitu sensor yang prinsip kerjanya didasarkan pada reaksi elektrokimia. Sensor amperometrik mengukur arus yang dihasilkan dari reaksi elektrokimia yang melibatkan analit, arus yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi analit. Sedangkan sensor potensiometrik mengukur konsentrasi analit dengan cara mengukur potensial analit yang dihasilkan dari reaksi yang sama. Perbedaan rangkaian sensor amperometrik dan voltametri stripping dipresentasikan dalam gambar 2.5. (a) 19
14 (b) Gambar 2.5 Diagram blok komponen (a) sensor amperometrik (b) sensor potensiometrik 2.8 Adsorpsi Adsorpsi pertama kali digunakan oleh Lowitz pada tahun 1785 dan segera setelah itu diaplikasikan untuk menghilangkan warna pada proses pemurnian gula (Hassler, 1974). Kemudian pada pertengahan abad 19, penyaring arang kayu (charcoal) digunakan pada instalansi pengolahan air di Amerika Serikat (Croes, 1983). Selama perang dunia I, karbon aktif granuler (GAC) diproduksi dalam skala besar untuk keperluan pembuatan pelindung gas (Gas Mask). Karbon aktif serbuk (PAC) digunakan di Chicago, AS pada tahun 1920-an untuk mengendalikan rasa dan menghilangkan bau pada cadangan air yang terkontaminasi klorofenol (Zainussalam, 2006). Selama pertengahan tahun 1970-an, proses adsorbsi untuk menghilangkan zat-zat organik dari air minum masyarakat semakin menjadi perhatian yang serius, karena sumber air yang terkontaminasi oleh limbah industri, bahan-bahan pertanian, dan pembuangan kotoran. adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat 20
15 (adsorbat) pada permukaan suatu bahan penyerap (adsorben). Berdasarkan mekanismenya, adsorpsi dibagi 2 jenis, yaitu : a. Adsorpsi secara fisika Interaksi antara adsorben dengan adsorbat pada prinsipnya adalah gaya elektrostatik, termasuk interaksi dipol-dipol, interaksi dispersi dan ikatan hidrogen. adsorbat dapat diserap karena adanya gaya tarik menarik yang relatif lemah dengan permukaan asorben. Adsorbat tidak tertarik secara kuat sehingga adsorbat dapat bergerak dari suatu bagian permukaan ke bagian permukaan lain. Adsorpsi ini berlangsung cepat, reversibel, dan kalor adsorpsinya rendah. b. Adsorpsi secara kimia Pada adsorpsi secara kimia pendekatannya adalah atraksi antara adsorben dengan adsorbat ikatan kimia kovalen atau elektrostatik antara atom-atom yang memiliki ikatan yang lebih pendek dengan ikatan yang berenergi lebih tinggi. Adsorpsi secara kimia tidak reversibel, terjadi pada suhu tinggi, dan kalor adsorpsinya juga tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan adalah: 1. Pengadukan Laju penyerapan dikendalikan oleh difusi film atau difusi pori tergantung pada pengadukan. Pada pengadukan yang relatif tidak lama, partikel dari larutan akan mengelilingi permukaan film adsorben dan kemungkinan besar jika batasan lajunya terpenuhi akan terjadi difusi film. Jika pengadukan memadai, laju difusi film akan meningkat dan terjadi difusi pori pada batasan laju yang cukup. 21
16 Menurut Weber, pada umumnya batasan laju penyerapan difusi pori pada pengadukan yang tinggi. 2. Karakteristik adsorben (sifat fisika dan kimia) Luas permukaan, ukuran pori-pori, dan komposisi kimia dari adsorben mempengaruhi penyerapan. Seperti karbon aktif, karbon dalam bentuk serbuk lebih cepat laju penyerapannya daripada karbon dalam bentuk granular. 3. Kelarutan adsorbat Senyawa-senyawa terlarut yang mempunyai afinitas tinggi dengan pelarutnya akan lebih sulit untuk diserap. Mekanisme terserapnya adsorbat pada adsorben terjadi melaui 4 tahap, yaitu : 1. Berpindahnya solid dari larutan menuju lapisan sekitar adsorben (bulk transport) 2. Solut terdifusi melalui lapisan tipis (film diffusion) 3. Difusi solut melalui pori atau kapiler menuju sisi adsorben (diffussion pore) 4. Penyerapan solut pada permukaan adsorben 22
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah membawa manusia ke era baru
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan kerja untuk masing-masing
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan kerja untuk masing-masing zat yang digunakan, yaitu : 1. Tahap awal, yaitu preparasi ulang Elektroda Pasta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri digunakan untuk menganalisis analit berdasarkan pengukuran arus sebagai fungsi potensial. Hubungan antara arus terhadap potensial divisualisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas
Lebih terperinciElektrokimia. Sel Volta
TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang
Lebih terperinci*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /
*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â Okki Novian / 5203011009 Michael Wongso / 5203011016 Jindrayani Nyoo / 5203011021 Chemical Engineering Department of Widya Mandala Catholic University Surabaya All start is difficult Perbedaan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining
BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri adalah salah satu teknik analisis yang sering digunakan di bidang kimia analitik. Pada teknik ini, arus dari elektroda kerja diukur sebagai fungsi
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Arang Aktif Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan
Lebih terperinci3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)
3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciPEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM
PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM Fe(II) DENGAN ION PENGGANGGU Zn(II) DAN Cd(II) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MANUFACTURE OF ZEOLITE MODIFIED CARBON PASTE
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciNama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.
Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Lebih terperinciMengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif
TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik analisis yang didasarkan pada pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial. Timbulnya arus disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi
Lebih terperinciRedoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP
Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis
Lebih terperinciBAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8
BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA
Lebih terperinciMODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan
MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit
Lebih terperinciHand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.
Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya. Namun dalam pemanfaatannya, manusia cenderung melakukan
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a
Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,
Lebih terperinciBAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN
BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan
Lebih terperinciKegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis
1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang
Lebih terperinciSel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr
Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle
PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen
Lebih terperinciPenyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK
Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.
Lebih terperinciREDOKS dan ELEKTROKIMIA
REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan
Lebih terperinciAPLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4
APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo
BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain
Lebih terperinciTES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)
TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan dan juga merupakan salah satu jenis bahan pencemar yang dapat membahayakan kesehatan manusia, ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa lain. namun air yang tersedia
Lebih terperinciKIMIA ELEKTROLISIS
KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan adalah kromium (Cr). Krom adalah kontaminan yang banyak ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Logam berat merupakan salah satu pencemar yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, sebab toksisitasnya dapat mengancam kehidupan mahluk hidup. Salah satu
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciVOLTAMETRI. Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7.
VOLTAMETRI Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Definisi Pengembangan metode Polarografi Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran arus sebagai
Lebih terperinciberat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan
BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola
Lebih terperinciKISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK
PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan
Lebih terperinciPRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI
PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih tentunya sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Permasalahan air bersih memang permasalahan yang sangat kompleks untuk saat ini, dengan padatnya
Lebih terperinciKIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciPOLAROGRAFI. Pertemuan Ke 5 & 6 Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia.
POLAROGRAFI Pertemuan Ke 5 & 6 Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia siti_marwati@uny.ac.id Definisi Polarografi Polarografi adalah metode analisis yang didasarkan pada kurva arus tegangan yang diperoleh
Lebih terperinciANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI
ANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI ANALYSIS OF Fe(II) IN THE RIVER WATER SAMPLES X WITH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus
Lebih terperinciDisusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Perlakuan nh 4 cl dan gelombang mikro terhadap karakter keasaman montmorillonit Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M.0304063 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempung merupakan materi yang unik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Untuk menentukan distribusi As dalam tanur anoda, dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap komposisi kimia dari tembaga hasil proses
Lebih terperinciSel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH
PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2016 Soal diketik ulang oleh urip rukim (www.urip.info)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah lempung mempunyai cadangan yang cukup besar di hampir seluruh wilayah Indonesia namum pemanfaatannya masih belum optimal. Tanah lempung merupakan bahan alam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh kesetimbangan dinamik dan interaksi fisika-kimia. Logam berat dalam perairan antara lain
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: 1. Rahma Tia (1113016200044) 2. Diana Rafita. S (1113016200051) 3. Agus Sulistiono (1113016200052) 4. Siti Fazriah (1113016200062) Kelompok 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah
Lebih terperinciBab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA 17 September 2016 1. TUJUAN Membuat baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik 2. LANDASAN TEORI Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah kepada era industrialisasi. Terdapat puluhan ribu industri beroperasi di Indonesia, dan dari tahun
Lebih terperinciImobilisasi Enzim Lipase pada Ca-Bentonit serta Aplikasinya pada Produksi Asam Lemak Omega-3 dari Limbah Minyak Ikan Ruth Chrisnasari 1)*, Restu Kartiko Widi 2), Billy Adrian Halim 1), Maria Goretti Marianti
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Elektroda di Larutan Elektrolit Pendukung Elektroda pasta karbon lapis tipis bismut yang dimodifikasi dengan silika dikarakterisasi di larutan elektrolit pendukung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)
Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan
Lebih terperinciElektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolisis Apabila dalam suatu larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka terjadi peristiwa elektrolisis yaitu gejala dekomposisi elektrolit,
Lebih terperinciD. 3 dan 4 E. 1 dan 5
1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20 elektron dan 20 netron 2. 10 elektron dan 12 netron 3. 15 proton dan 16 netron 4. 20 netron dan 19 proton 5. 12 proton dan 12 netron Yang memiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.
Lebih terperinciPEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan
PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era industrialisasi di Indonesia, kebutuhan arang aktif semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang dibangun, baik industri pangan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.
5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Pentanahan Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciKLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S
ANALISIS KADAR ABU ABU Residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari bahan menunjukkan : Kadar mineral Kemurnian Kebersihan suatu bahan yang dihasilkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Penelitian ini menggunakan campuran kaolin dan limbah padat tapioka yang kemudian dimodifikasi menggunakan surfaktan kationik dan nonionik. Mula-mula kaolin dan
Lebih terperinci