PEMBUATAN LEMBAR KERJA PADA MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN LEMBAR KERJA PADA MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET)"

Transkripsi

1 PEMBUATAN LEMBAR KERJA PADA MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET) The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet) SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Oleh : ETTY MARETNAWATI NIM I JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2 LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI PEMBUATAN LEMBAR KERJA PADA MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET) The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet) Disusun Oleh : ETTY MARETNAWATI NIM I Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Persetujuan Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Ir. Siti Qomariyah, M. Sc NIP Ir. Agus P. Saido, M. Sc NIP

3 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PEMBUATAN LEMBAR KERJA PADA MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET) The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet) Disusun Oleh : ETTY MARETNAWATI NIM I Telah dipertahankan di hadapan tim penguji pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Teknik. Pada hari : Kamis Tanggal : 04 Februari Ir. Siti Qomariyah, M. Sc NIP Ir. Agus P. Saido, M. Sc NIP Fajar S. Handayani, ST, MT NIP Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT NIP Mengetahui, a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Pembantu Dekan I ( ) ( ) ( ) ( ) Disahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP Ir. Bambang Santosa, MT NIP

4 ABSTRAK Etty Maretnawati Pembuatan Lembar Kerja pada Microsoft Excel 2007 untuk Analisis Kelayakan Investasi Proyek Apartemen (YSQ 3 Spreadsheet). Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Manajemen konstruksi sebagai pengendali dari setiap segmen dalam tubuh proyek konstruksi memegang peranan vital demi kesuksesan suatu proyek, termasuk pada proyek pembangunan apartemen. Perencanaan sebagai bagian dari manajemen konstruksi berperan sebagai kompas perjalanan proyek yang akan dikerjakan. Dalam prakteknya pekerjaan ini disebut pra-studi kelayakan yang dilengkapi dengan arus uang dan rencana pembayaran kembali kredit. Salah satu unsur esensial dalam menentukan kebijakan terhadap sebuah proyek konstruksi adalah perencanaan struktur dan ekonomi teknik yang menyertainya. Hal ini perlu diperhitungkan dengan cermat sehingga dalam implementasinya nanti berjalan lancar tanpa gangguan yang diakibatkan oleh kegagalan perencanaan. Salah satunya adalah dengan perencanaan ekonomi teknik yang dilakukan dengan analisis kelayakan investasi. Metode penilaian kelayakan investasi antara lain: Net Present Value (NPV), Revenue-Cost Ratio (RCR), Rate of Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax (RIb) dan Rate of Return on Investment After Tax (RIa), dan Rate of Return on Equity (RE). Setelah itu dilakukan analisis titik impas. Penelitian ini berupa pembuatan lembar kerja untuk menganalisis kelayakan investasi bangunan apartemen, yang selanjutnya disebut sebagai YSQ 3 Spreadsheet, dengan mengambil kasus pada proyek Apartemen Solo Paragon. Lembar kerja ini dirancang dengan membuat formulasi dalam lembar kerja Excel 2007 sesuai dengan rumusrumus analisis investasi yang sudah ada. Formulasi rumus-rumus tersebut dirancang menjadi urut-urutan proses analisis kelayakan investasi yang aplikatif. YSQ 3 Spreadsheet terdiri dari dua belas lembar yang dapat menampilkan hasil hitungan secara otomatis pada lembar output setelah pengisian data pada lembar input selesai dilakukan user. Penelitian menunjukkan bahwa hasil program YSQ 3 Spreadsheet tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan manual, sehingga penggunaan YSQ 3 Spreadsheet dapat mempercepat dan mempermudah dalam analisis kelayakan investasi apartemen. Dengan harga jual minimum, pihak pemasaran apartemen Solo Paragon dapat menentukan sendiri harga jual minimum untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut. Kata kunci: investasi, layak, lembar kerja ABSTRACT

5 Etty Maretnawati The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet). Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Construction management as controller of each segment in construction project body holds to play a part vital after fruitfulness a project, including on apartment development project. Planning as part of construction management projects tripping compass which will be worked. In practice it was called pre study feasibility, that proveded by cash flow and repayment schedule. One of essential element in determine policy to construction project is structured planning and economic tech one espouse it. It need carefully been taken into account so deep its implementation unmolested well-oiled following one begat by planning failing. One of it is with tech economic planning one did by investment analysis on the feasibility. Investment feasibility method for example: Net Present Value (NPV), Revenue Cost Ratio (RCR), Rate of Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax (RIb) and Rate of Return on Investment After Tax (RIa), and Rate of Return on Equity (RE). Afterwards done by break even point. This research as makings of spreadsheet for investment analysis on the feasibility of apartment project, one that hereinafter referred to as YSQ 3 Spreadsheet, with take case on Solo Paragon Apartment project. This spreadsheet designed by makes formulation in spreadsheet of Excel 2007 according to formula analysis existing investments. That formulation are designed as medley process for investment analysis on the feasibility. YSQ 3 Spreadsheet consisting of twelve sheet who can feature self acting calculation result on output sheet after data stuffing on input sheet all through is done user. Research points out that result programs YSQ 3 Spreadsheet not far in contrast to manual count result, so YSQ 3 Spreadsheet can hasten and watering down deep for investment analysis on the feasibility of apartment project. At the price minimum sell, the marketing of Solo Paragon apartment can own determine minimum sell price to get gain of that project. Key word: investment, feasibility, spreadsheet

6 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, petunjuk, dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Lembar Kerja pada Microsoft Excel 2007 untuk Analisis Kelayakan Investasi Proyek Apartemen (YSQ 3 Spreadsheet). Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat yang harus ditempuh guna meraih gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui penyusunan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis, sehingga dapat menjadi bekal di kemudian hari. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: Ir. Siti Qomariyah, M. Sc dan Ir. Agus P. Saido, M. Sc selaku dosen pembimbing I dan II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik; Ir. Sofa Marwoto selaku pembimbing akademis; Agustina Dian Saptorini selaku teman seperjuangan skripsi atas diskusi, ide, dan kerjasamanya; teman-teman Teknik Sipil 2005; dan semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penyusunan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya. Surakarta, Januari 2010 Penulis

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dasar Teori Pengertian Studi Kelayakan Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Aspek Studi Kelayakan Input Kelayakan Investasi Besaran-besaran Fisik Teknologis Besaran-besaran Tekno Ekonomi Analisis Ekonomi Teknik Pengertian Dasar... 15

8 Rumus atau Persamaan yang Digunakan dalam Analisis Ekonomi Proyek Nilai Sewa Minimum Bangunan Metode Penilaian Investasi Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) Metode Revenue-Cost Ratio (RCR) Metode Laju Pengembalian (Rate of Return) Tingkat Pengembalian Investasi (Rate of Return on Investment = RI) Tingkat Pengembalian Modal (Rate of Return on Equity = RE) Titik Impas (Break Even Point) YSQ 1 Spreadsheet BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. YSQ 3 Spreadsheet Studi Kasus Sumber Data Pembuatan YSQ 3 Spreadsheet BAB 4 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAM YSQ 3 SPREADSHEET 4.1. YSQ 3 Spreadsheet Rencana Lembar Kerja Formula Excel yang Digunakan dalam Lembar Kerja Pembuatan YSQ 3 Spreadsheet Lembar Menu Utama Lembar Input Pengisian Data Lembar KDB dan KLB Lembar Tekno Ekonomi Lembar Jual Minimum... 44

9 Lembar NPV, RCR, ROR, RIb dan RIa, dan RE Lembar NPV Lembar RCR Lembar ROR Lembar RIb dan RIa Lembar RE Lembar BEP Lembar Output BAB 5 IMPLEMENTASI YSQ 3 SPREADSHEET PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN SOLO PARAGON 5.1. Implementasi Program YSQ 3 Spreadsheet Lembar Menu Utama Lembar Input Lembar KDB dan KLB Lembar Tekno Ekonomi Lembar Jual Minimum Lembar NPV, RCR, ROR, RIb dan RIa, dan RE Lembar NPV Lembar RCR Lembar ROR Lembar RIb dan RIa Lembar RE Lembar BEP Lembar Output Pengujian Implementasi Program YSQ 3 Spreadsheet Data Apartemen Solo Paragon Implementasi pada YSQ 3 Spreadsheet Memulai Lembar Kerja Input KDB dan KLB Tekno Ekonomi... 88

10 A. Total Biaya Proyek B. Perhitungan Pendapatan dan Pengeluaran Tahunan C. Perhitungan Harga Jual Minimum D. Harga Jual Minimum yang Diinginkan (R) E. Rekapitulasi Pendapatan Tahunan dan Pengeluaran Tahunan Harga Jual Minimum Analisis Penilaian Kelayakan Investasi Proyek A. Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) B. Metode Hubungan Pendapatan-Biaya (Revenue Cost-Ratio) C. Metode Laju Pengembalian (Rate of Return) D. Tingkat Pengembalian Investasi Sebelum Pajak (RIb) dan Tingkat Pengembalian Investasi Setelah Pajak (RIa) E. Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (RE) Analisis Titik Impas (Break Even Point) Output BAB 6 UJI KEANDALAN DAN KELAYAKAN KASUS APARTEMEN SOLO PARAGON 6.1. Pengumpulan Data Luas Persil Harga Satuan Tanah Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Rencana Anggaran Biaya Tingkat Suku Bunga Uji Secara Manual Besaran-besaran Fisik Teknologis Gedung

11 Luas Lantai Kotor Luas Lantai Bersih Jumlah Lantai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Analisis Tekno Ekonomi Biaya Modal A. Biaya langsung B. Biaya tidak langsung C. Cadangan biaya D. Total biaya modal Perhitungan Pendapatan dan Pengeluaran Tahunan A. Data Pembiayaan Proyek B. Pendapatan Tahunan C. Biaya Tahunan D. Perhitungan Jual Minimum E. Harga Jual Minimum yang Diinginkan (R) Harga Jual Tiap Tipe Apartemen Analisis Penilaian Kelayakan Investasi Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) Metode Hubungan Pendapatan-Biaya (Revenue-Cost Ratio) Metode Rate of Return) (ROR) Tingkat Pengembalian Investasi (RI) A. Tingkat Pengembalian Investasi Sebelum Pajak (RIb) B. Tingkat Pengembalian Investasi Setelah Pajak (RIa) Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (RE) Analisis Titik Impas (Break Even Point) Hasil Perhitungan dengan Variasi Koefisien untuk Mendapatkan Harga Jual Minimum yang Diinginkan

12 6.4. Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dengan YSQ 3 Spreadsheet BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... xvii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Tampilan menu utama YSQ 1 Spreadsheet Gambar 3.1. Diagram alir penelitian Gambar 3.2. Diagram alir analisis investasi apartemen Solo Paragon Gambar 4.1. Tampilan lembar menu utama YSQ 3 Spreadsheet Gambar 4.2. Tampilan lembar input YSQ 3 Spreadsheet Gambar 4.3. Input of text procedure Gambar 4.4. Input of text values Gambar 4.5. Input of selection Gambar 4.6. Tampilan lembar KDB dan KLB YSQ 3 Spreadsheet Gambar 4.7. Tampilan lembar tekno ekonomi YSQ 3 Spreadsheet Gambar 4.8. Tampilan lembar jual minimum YSQ 3 Spreadsheet Gambar 4.9. Tampilan lembar NPV YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar RCR YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar ROR YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar RIb dan RIa YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar RE YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar BEP YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar output YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.1. Tampilan lembar menu utama YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.2. Tampilan lembar input YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar KDB dan KLB YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.4. Tampilan lembar tekno ekonomi YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.5. Tampilan lembar jual minimum YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.6. Tampilan lembar NPV YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.7. Tampilan lembar RCR YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.8. Tampilan lembar ROR YSQ 3 Spreadsheet Gambar 5.9. Tampilan lembar RIb dan RIa YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar RE YSQ 3 Spreadsheet Gambar Tampilan lembar BEP YSQ 3 Spreadsheet... 79

14 Gambar Tampilan lembar output YSQ 3 Spreadsheet Gambar Menu utama YSQ 3 Spreadsheet Gambar Input Gambar Perhitungan KDB dan KLB Gambar Perhitungan total biaya proyek Gambar Perhitungan pendapatan dan pengeluran proyek Gambar Perhitungan harga jual minimum Gambar Harga jual minimum yang diinginkan Gambar Rekapitulasi pendapatan tahunan dan pengeluaran tahunan Gambar Harga jual minimum Gambar Perhitungan Net Present Value (NPV) Gambar Perhitungan Revenue-Cost Ratio (RCR) Gambar Perhitungan Rate of Return (ROR) Gambar Perhitungan RIb dan RIa Gambar Perhitungan tingkat pengembalian modal sendiri (RE) Gambar Perhitungan Break Even Point (BEP) Gambar Output Gambar 6.1. Cash flow perkembangan modal pinjaman Gambar 6.2. Cash flow bunga modal pinjaman tahunan Gambar 6.3. Cash flow perkembangan modal sendiri Gambar 6.4. Cash flow bunga modal sendiri tahunan Gambar 6.5. Cash flow analisis Net Present Value Gambar 6.6. Cash flow analisis Revenue-Cost Ratio Gambar 6.7. Cash flow analisis Rate of Return

15 DAFTAR TABEL Tabel 5.1. Data apartemen beserta letaknya pada lembar input Tabel 5.1. Tipe dan luas unit apartemen beserta letaknya pada lembar input Tabel 6.1. Rekapitulasi pendapatan tahunan dan pengeluaran tahunan dengan perhitungan manual Tabel 6.2. Harga jual minimum tiap tipe apartemen Solo Paragon Tabel 6.3. Hasil perhitungan dengan variasi koefisien untuk mendapatkan harga jual minimum yang diinginkan Tabel 6.4. Perbandingan hasil perhitungan manual dengan YSQ 3 Spreadsheet

16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apartemen kini telah menjadi pilihan dari masyarakat modern di kota-kota besar. Tipikal masyarakat modern yang mengharapkan kepraktisan dan efisiensi waktu disertai dengan kultur kota besar yang serba cepat dapat terpenuhi dengan keberadaan hunian vertikal ini. Apartemen menjamur di pusat kota dan distrik yang berkembang menjadi investasi dan gaya hidup penghuninya. Manajemen konstruksi sebagai pengendali dari setiap segmen dalam tubuh proyek konstruksi memegang peranan vital demi kesuksesan suatu proyek, termasuk pada proyek pembangunan apartemen. Perencanaan sebagai bagian dari manajemen konstruksi berperan sebagai kompas perjalanan proyek yang akan dikerjakan. Dalam prakteknya pekerjaan ini disebut pre-feasibility planning (pra-studi kelayakan) yang dilengkapi dengan cash flow dan repayment schedule (arus uang dan rencana pembayaran kembali kredit). Salah satu unsur esensial dalam menentukan kebijakan terhadap sebuah proyek konstruksi adalah perencanaan struktur dan ekonomi teknik yang menyertainya. Hal ini perlu diperhitungkan dengan cermat sehingga dalam implementasinya nanti berjalan lancar tanpa gangguan yang diakibatkan oleh kegagalan perencanaan. Dengan meningkatnya kebutuhan perhitungan yang kompleks dalam menganalisis investasi suatu proyek konstruksi bangunan komersial diperlukan suatu sarana pendukung teknologi informasi yang memudahkan perencana menjelaskan kepada owner atau investor mengenai proyek yang akan mereka laksanakan. Kombinasi antara ilmu teknik sipil dengan pengetahuan populer lainnya berhasil melahirkan berbagai produk yang berguna bagi dunia teknik sipil sendiri maupun ilmu yang dikombinasikan dengannya. Program rekayasa komputer yang canggih telah memudahkan kerja para insinyur dalam menganalisis berbagai modal permasalahan

17 yang terjadi dalam dunia konstruksi. Meskipun demikian, aplikasi program tersebut mempunyai karakter yang berbeda dengan program bisnis pada umumnya. Insinyur pemakainya dituntut harus memahami apa saja yang dikerjakan komputer, batasanbatasan yang harus dipenuhi, dan bertanggung jawab penuh terhadap setiap keputusan yang diambil. Penilaian terhadap kelayakan investasi suatu proyek dapat menggunakan beberapa metode, antara lain: Net Present Value (NPV), Revenue Cost Ratio (RCR), Rate of Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax (RIb) dan Rate of Return on Investment After Tax (RIa), dan Rate of Return on Equity (RE),. Metode tersebut membutuhkan data dan beberapa tahap perhitungan, sehingga penilaian kelayakan investasi suatu proyek dapat dilaksanakan dengan baik. Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan spreadsheet. Spreadsheet merupakan suatu program pengolah data berbentuk tabular, dengan data yang disusun dalam baris dan kolom. Yang membedakan fitur spreadsheet seperti Excel adalah kemampuan untuk membuat rumus matematika formula dan melaksanakan fungsi. Masing-masing nilai dapat memiliki suatu hubungan yang telah terdefinisi dengan nilai yang lainnya. Jika salah satu nilai diubah, maka nilai yang lain juga perlu diubah. Aplikasi spreadsheet merupakan program komputer yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk membuat dan memanipulasi lembar kerja secara elektronik. Pada suatu spreadsheet, masing-masing nilai menempati suatu sel. Pengguna dapat mendefinisikan tipe data pada sel dan hubungannya dengan sel-sel yang lain. Selain itu pada spreadsheet juga terdapat beberapa perintah tambahan yang memudahkan dalam menyelesaikan persoalan. Penelitian ini berupa pembuatan lembar kerja untuk menganalisis kelayakan investasi proyek bangunan apartemen dengan menggunakan YSQ Spreadsheet. YSQ Spreadsheet merupakan sebuah program aplikasi penilaian kelayakan investasi suatu proyek dengan software Microsoft Excel Pada penelitian sebelumnya, YSQ 1 Spreadsheet telah dibuat untuk menganalisis kelayakan investasi proyek bangunan pasar, dengan studi kasus Pasar Tawangmangu Karanganyar (Yan Ardyansyah,

18 2009). Sedangkan dalam penelitian ini, akan dibuat program YSQ 3 Spreadsheet untuk menganalisis kelayakan investasi proyek bangunan apartemen. Pada saat yang bersamaan dengan pembuatan YSQ 3 Spreadsheet, YSQ 2 Spreadsheet dibuat untuk menganalisis kelayakan investasi proyek bangunan mal Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: a. Bagaimana membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menghitung nilai jual minimum apartemen per m²? b. Bagaimana membuat YSQ 3 Spreadsheet sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi apartemen dengan metode Net Present Value (NPV), Revenue Cost Ratio (RCR), Rate of Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax (RIb) dan Rate of Return on Investment After Tax (RIa), dan Rate of Return on Equity (RE)? c. Bagaimana membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menghitung berapa persen unit apartemen yang terjual sehingga terjadi titik impas (break even point) sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku? 1.3. Batasan Masalah a. Pemrograman menggunakan Microsoft Excel 2007 karena Microsoft Excel 2007 memiliki tambahan berbagai fasilitas sehingga lebih sempurna dibandingkan dengan versi sebelumnya. b. Kalibrasi YSQ 3 Spreadsheet menggunakan kasus pada proyek pembangunan Apartemen Solo Paragon di kota Surakarta. c. Analisis kelayakan ditinjau dari aspek finansial.

19 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat lembar kerja untuk menganalisis kelayakan investasi bangunan apartemen, yang selanjutnya diberi nama YSQ 3 Spreadsheet Manfaat Penlitian a. Bagi Penulis Untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh, khususnya mengenai rekayasa sipil dalam perencanaan proyek agar didapat hasil yang efektif dan efisien. b. Bagi Pihak Lain Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta bahan acuan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian mengenai masalah yang sama ataupun terkait dengan penelitian ini.

20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Apartemen merupakan sebuah model tempat tinggal yang hanya mengambil sebagian kecil ruang dari suatu bangunan. Suatu gedung apartemen dapat memiliki puluhan bahkan ratusan unit apartemen. Istilah apartemen digunakan secara luas di Amerika Utara, sementara istilah flat digunakan di Britania Raya dan negara-negara persemakmuran (Wikipedia Bahasa Indonesia). Menurut Salim Basalamah dkk (1994), proyek adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan sasaran program sebagai bagian dari usaha merealisasikan tujuan umum yang telah dicanangkan, kegiatan mana dijalankan dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi dengan kombinasi yang mematuhi norma kapasitas ekonomi yang optimal. Menurut Iman Soeharto (1997), kegiatan proyek adalah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk (deliverable) yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Menurut Iman Soeharto (1995), analisis kelayakan diperlukan sebagai bahan pengambil keputusan tentang sehat tidaknya suatu investasi dengan menyiapkan studi kelayakan sebelum implementasi membangun proyek. Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan bartahun-tahun dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan. Investasi sangat diperlukan oleh semua negara untuk memperluas kesempatan kerja dan peningkatan produk barang dan jasa. Menurut Salim Basalamah (1994), investasi

21 adalah kegiatan menarik dana kemudian menggunakannya untuk membeli barang modal pada saat sekarang ini, dan mengusahakan terwujudnya laba di masa mendatang. Karena investasi itu berhadapan dengan masa mendatang yang penuh ketidakpastian, maka sebelum melaksanakan investasi perlu dilakukan studi kelayakan guna menentukan apakah program investasi itu dapat dilaksanakan dengan menguntungkan Dasar Teori Pengertian Studi Kelayakan Menurut Salim Basalamah (1994), studi kelayakan proyek diartikan sebagai pengkajian menyeluruh dan teliti terhadap rencana pengeluaran modal guna menilai apakah rencana investasi tersebut memenuhi syarat untuk dilaksanakan atau tidak, yang didasarkan atas hasil perbandingan antara nilai biaya investasi yang bersangkutan dengan manfaat yang akan diperoleh investor tersebut. Arti kelayakan proyek pada kegiatan mengkaji suatu gagasan dikaitkan dengan tingkat keberhasilan tujuan yang hendak diraih. Menurut Iman Soeharto (1997), apabila kegiatan tersebut adalah investasi membangun proyek fasilitas berupa unit produksi baru, maka untuk menilai kelayakan perlu dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari mengembangkan, menganalisis, dan menyaring prakarsa atau gagasan yang timbul sampai kepada menelusuri berbagai aspek proyek serta unit usaha hasil proyek Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (1994), tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan Manfaat studi kelayakan menurut Salim Basalamah (1994) adalah: a. Memandu pemilik dana/investor untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimiliki.

22 b. Memperkecil resiko keputusan investasi, sekaligus memperbesar peluang keberhasilannya. c. Mengungkapkan alternatif investasi yang didukung oleh hasil kuantitas yang teruji kecermatannya, sehingga manajer mudah mengambil keputusan akurat. d. Mengungkap keseluruhan aspek proyek seutuhnya, sehingga keputusan menerima atau menolak sebuah usulan proyek tidak hanya dikhususkan atas finansial saja, melainkan atas seluruh aspek berpengaruh Aspek Studi Kelayakan Umumnya, suatu studi kelayakan proyek perlu membahas aspek-aspek: pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi negara. Hal-hal yang dikaji dari setiap aspek secara ringkas sebagai berikut: (Suad Husnan dan Suwarsono, 2000) a. Aspek pasar 1. Permintaan (demand) 2. Penawaran (supply) 3. Harga/biaya 4. Program pemasaran 5. Perkiraan penjualan b. Aspek teknis 1. Studi/pengujian pendahuluan (yang pernah dilakukan) 2. Optimasi skala produksi 3. Ketepatan proses produksi yang dipilih 4. Ketepatan pemilihan sarana produksi (mesin-mesin dan perlengkapan) 5. Perlengkapan dan pekerjaan tambahan 6. Penanganan limbah produksi 7. Ketepatan tata letak fasilitas produksi 8. Kesesuaian lokasi dan tapak produksi 9. Tata kala kerja 10. Kajian sosial terhadap teknologi yang dipakai c. Aspek keuangan 1. Dana yang diperlukan untuk investasi

23 2. Sumber-sumber anggaran 3. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba 4. Manfaat dan biaya 5. Proyeksi keuangan d. Aspek manajemen 1. Manajemen selama masa pembangunan proyek 2. Manajemen dalam masa pengoperasian (bentuk dan struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan, personalia, jumlah SDM) e. Aspek hukum 1. Bentuk badan hukum/badan usaha 2. Jaminan terhadap pinjaman 3. Surat-surat legal: akta, sertifikat, izin yang diperlukan f. Aspek ekonomi dan sosial; terutama kajian pengaruh proyek terhadap: 1. Penghasilan negara 2. Devisa (yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh) 3. Penambahan dan pemerataan kesempatan kerja 4. Industri lain terkait 5. Kondisi sosial masyarakat sekitar Menurut Salim Basalamah (1994), kegiatan ekonomi menyangkut pula aspek hukum. Pembelian tanah, pembelian gedung, penjualan saham, pemasangan mesin, pemasaran hasil produksi, pendirian agen penjualan, semuanya mempunyai aspek hukum. Penelitian aspek hukum sepantasnya dilakukan oleh ahli hukum termasuk seorang notaris. Banyak usaha pendirian proyek (swasta) terhenti atau gagal karena melupakan aspek hukum ini. Menurut Iman Soeharto (1997), aspek yang perlu dikaji dalam studi kelayakan investasi dari perusahaan swasta akan lebih menekankan pada aspek finansial, sedangkan proyek yang diselenggarakan oleh pemerintah (seperti: perbaikan perkampungan, jembatan, jalan, dan lain-lain) lebih menekankan pada aspek sosial ekonomi

24 2.3. Input Kelayakan Investasi Hartono Poerbo (1998) menggunakan besaran-besaran fisik teknologis dan besaranbesaran tekno ekonomi sebagai input dalam melakukan analisis kelayakan investasi Besaran-besaran Fisik Teknologis Menurut Hartono Poerbo (1998), besaran-besaran fisik teknologis antara lain: 1. Luas lantai kotor (gross floor area) Luas lantai kotor adalah luas seluruh lantai bangunan. Luas lantai bangunan tinggi sangat tergantung dari program bangunan yang tergantung pula pada jenis proyek. Lokasi dan bentuk tanah turut menentukan luas lantai yang dapat dibangun. Bentuk denah untuk suatu jenis proyek menentukan pula luas lantai yang dapat dicapai. 2. Luas lantai bersih (netto floor area) Luas lantai bersih adalah jumlah luas lantai yang dibatasi oleh dinding/kulit luar gedung yang beratap (covered-area), termasuk ruang-ruang dalam tanah (basement) dikurangi luas lantai untuk inti gedung. 3. Efisiensi lantai (floor efficiency) Efisiensi lantai adalah presentasi luas lantai yang disewakan terhadap luas lantai kotor. Makin besar efisiensi lantai, makin besar pula pendapatan gedung. 4. Jumlah lantai Sebenarnya yang membatasi jumlah lantai yang dapat dibangun pada suatu lokasi tidak dapat diputuskan hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tekno ekonomi saja. Daya dukung tanah juga membatasi tinggi bangunan yang dapat dibangun di samping peraturan-peraturan tata kota. Peraturan tata kota harus dibuat berdasarkan analisis tekno ekonomi, building engineering, dan kualitas lingkungan kota.

25 5. Koefisien dasar bangunan (KDB) atau kepadatan bangunan (building density) Koefisien Dasar Bangunan adalah perbandingan luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah bangunan atau luas persil. Koefisien dasar bangunan dibatasi oleh peraturan tata kota yang berlaku. Peraturan tata kota menentukan batas presentase luas tanah yang boleh dibangun karena semakin mahal harga tanah dan semakin sempit lahan yang tersedia maka semakin tinggi bangunan yang direncanakan. Batasan-batasan tersebut mempengaruhi efek finansial suatu proyek. Kepadatan bangunan tergantung dari lokasi tanah, negara, dan waktu. Luas lantai dasar bangunan KDB = 100% < Syarat KDB (2.1) Luas persil 6. Koefisien lantai bangunan (KLB) Koefisien lantai bangunan adalah perbandingan total luas lantai kotor bangunan terhadap luas tanah bangunan atau luas persil, disebut juga floor area ratio. Perbandingan ini sangat tergantung tinggi bangunan ekonomis atas pertimbanganpertimbangan makro perkotaan dan ekonomi perkotaan (urban economics). Luas lantai kotor KLB = 100% < Syarat KLB (2.2) Luas persil Besaran-besaran Tekno Ekonomi Menurut Hartono Poerbo (1998), besaran-besaran fisik teknologis antara lain: 1. Biaya modal (capital cost) Biaya modal adalah jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari pra studi sampai proyek selesai dibangun. Biaya modal dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Biaya langsung (direct cost) Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan suatu proyek. Biaya langsung pada proyek gedung misalnya biaya pembebasan lahan dan biaya konstruksi. Biaya tanah (land cost) berupa pengadaan tanah. Pendapatan dari suatu proyek biasa berasal dari sewa/sewa beli. Jika berasal dari sewa, maka bangunan berikut tanahnya tetap menjadi pemilik pengusaha bangunan. Jika berasal dari sewa beli, maka bangunan menjadi milik

26 penyewa dan tanah menjadi milik pengusaha bangunan atau keduanya menjadi milik penyewa setelah jangka waktu yang diperhitungkan. b. Biaya tidak langsung (indirect cost) Biaya ini mencakup tiga komponen, yaitu: 1) Kemungkinan/hal yang tak diduga (contingencies) dari biaya langsung Kemungkinan/hal yang tidak pasti ini apabila dikelompokkan dapat menjadi tiga, yaitu: a) Biaya/pengeluaran yang timbul tetapi tidak pasti b) Biaya yang timbul namun belum terlihat c) Biaya yang timbul akibat ditetapkannya harga pada waktu yang akan datang (misal kemungkinan adanya kenaikan harga) Biaya ini merupakan presentase dari biaya langsung, bisa 5%, 10%, 15% sesuai yang ditulis oleh Robert J. Kodoatie (1994). Hal ini tergantung dari pihak pemilik dan perencana. Semakin berpengalaman pemilik atau perencana, besarnya presentase semakin kecil. 2) Biaya teknik (engineering cost) Biaya teknik adalah biaya untuk pembuatan desain mulai dari studi awal sampai biaya perencanaan dan pengawasan selama masa konstruksi. Biaya ini dapat ditentukan berdasarkan presentase dari biaya langsung atau ditentukan berdasarkan harga yang pasti. 3) Bunga (interest) Bunga berpengaruh terhadap biaya langsung, biaya kemungkinan, dan biaya teknik, sehingga harus dipertimbangkan selama masa konstruksi. 2. Modal sendiri (equity) Modal sendiri adalah jumlah modal yang ditanam untuk suatu proyek untuk membiayai pekerjaan-pekerjaan pra konstruksi, seperti pengadaan tanah, perencanaan, penasehat, biaya-biaya hukum equity tersebut. 3. Modal pinjaman (borrowed capital loan) Modal pinjaman adalah pembiayaan proyek yang berasal dari: a. Kredit langsung dari bank atau institusi keuangan lainnya

27 b. Dana dari pasar uang dan modal (hasil penjualan saham-saham, obligasi, surat berharga, dan lain-lain. Untuk pemberian kredit orang mengharapkan bunga dan pembelian saham orang mendapat deviden. 4. Biaya tahunan (annual cost) Umur ekonomis proyek dimulai setelah proyek selesai dibangun atau setelah masa konstruksi selesai. Selama pemanfaatan proyek masih diperlukan biaya sampai umur proyek selesai dan merupakan beban yang masih harus dipikul oleh pihak investor. Biaya tahunan terdiri dari: a. Biaya operasi dan pemeliharaan Biaya operasi dan pemeliharaan diperlukan agar dapat memenuhi umur proyek sesuai yang direncanakan pada detail desain. Kelompok ini terdiri dari: 1) Biaya pemeliharaan gedung 2) Biaya listrik, telepon, dan AC 3) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 4) Asuransi gedung dan peralatan 5) Biaya personal dari badan pengelola gedung b. Biaya depresiasi Depresiasi adalah turunnya atau penyusutan suatu harga/nilai dari sebuah benda karena pemakaian dan kerusakan atau keusangan benda itu. Sedangkan menurut Hartono Poerbo (1998), depresiasi adalah nilai ganti rugi per tahun yang harus dikeluarkan atas beban pendapatan sebelum pajak yang besarnya tergantung dari umur ekonomis suatu gedung dan jenis gedung. Metode perhitungan depresiasi ada bermacam-macam. Metode penyusutan atau depresiasi berdasarkan waktu adalah sebagai berikut: 1) Metode garis lurus (straight line method) 2) Metode jumlah angka tahun (sum of years digit method) 3) Metode saldo menurun atau saldo menurun ganda (declining double declining balance method)

28 Tetapi untuk keperluan analisis pendahuluan, cukup digunakan sistem garis lurus (straight line method) (Hartono Poerbo, 1998). c. Pengembalian modal sendiri (return on quantity) berikut bunganya Setiap penanaman modal pasti mengharapkan modalnya kembali berikut keuntungannya yang presentasinya lebih tinggi daripada tingkat bunga di pasaran uang dan modal, sebab setiap investasi mengandung resiko (investment risk). Pada proyek pemerinmtah yang mayoritas bersifat nonprofit oriented, biaya return on equity berikut bunganya tidak diperhitungkan karena aspek keuntungan masa depan tidak terlalu diperhitungkan. Berbeda dengan mayoritas proyek swasta atau sebagian proyek pemerintah yang bersifat profit oriented, biaya return on equity berikut bunganya akan diperhitungkan sebagai komponen biaya tahunan yang dibebankan kepada pemakai inti atau fasilitas yang disediakan. Jangka waktu pengembalian modal sendiri dapat diperhitungkan selama umur ekonomis (economic life) suatu proyek. Menurut Hartono Poerbo (1998), pengembalian modal sendiri dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pengembalian modal sendiri = dengan: n = umur ekonomis proyek 1 F n F = besar modal sendiri yang akan datang (2.3) Bunga modal sendiri diperhitungkan dengan jangka waktu selama umur ekonomis proyek, dengan rumusan: BMS = MS (A/P,i,n) 1/n MS (2.4) dengan: BMS = bunga modal sendiri MS = modal sendiri d. Pengembalian modal pinjaman berikut bunganya Apabila pemilik proyek menggunakan modal pinjaman sebagai sumber pembiayaan proyek, biaya pengembalian modal berikut bunganya akan dibebankan kepada pemakai unit atau fasilitas yang disediakan. Dengan kata lain kewajiban berupa beban pengembalain pokok modal pinjaman berikut

29 bunganya akan dibebankan kepad user. Pengembalian modal pinjaman dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pengembalian modal pinjaman = dengan: n = umur ekonomis proyek 1 F n F = besar modal pinjaman yang akan datang (2.5) Bunga modal pinjaman diperhitungkan dengan jangka waktu selama umur ekonomis proyek, dengan rumusan: BMP = MP (A/P,i,n) 1/n MP (2.6) dengan: BMP = bunga modal pinjaman MP = modal pinjaman e. Biaya pajak Pajak penghasilan merupakan besarnya presentase pajak yang dibebankan terhadap laba kena pajak, besarnya tergantung peraturan suatu negara pada waktu tertentu. Laba kena pajak (taxible profit) adalah pendapatan tahunan dikurangi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya depresiasi, dan biaya bunga. 5. Suku bunga Bunga atas pinjaman adalah sejumlah uang sebagai imbalan atas jasa pemberian modal pinjaman yang dapat dinikmati oleh pemberi pinjaman. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan nilai uang terhadap waktu. Suku bunga dinyatakan dalam % pertahun. 6. Masa konstruksi Untuk proyek-proyek komersil yang dibiayai dengan modal pinjaman yang dikenakan bunga meskipun proyek belum menghasilkan pendapatan, masa konstruksi harus diusahakan sesingkat mungkin, agar beban bunga selama masa periode sekecil-kecilnya. Kreditur umumnya memberi keringanan berupa penangguhan pokok kredit dan bunganya selama masa konstruksi (grace period).

30 Ada juga yang memberikan penangguhan pembayaran pokok kreditnya saja dan bunganya harus dibayar. 7. Masa pelunasan kredit (pay out time) Masa pelunasan kredit adalah jangka waktu kredit dikurangi masa konstruksi. Panjang jangka waktu kredit tergantung situasi, kondisi, dan jenis proyek. 8. Sewa gedung (lease rate) Sewa gedung merupakan pendapatan gedung. Di Indonesia, nilai sewa umumnya diperhitungkan dengan harga per m² per bulan. Nilai sewa dapat diperhitungkan atas dasar luas lantai netto atau bruto. Bila satu lantai disewa seluruhnya oleh satu penyewa, maka diperhitungkan atas dasar luar lantai kotor, jadi sewanya lebih murah per meter perseginya. Bila satu lantai disewa oleh beberapa penyewa, maka sewa per meter persegi dihitung atas dasar luas lantai netto, jadi sewanya lebih tinggi sedikit. Dalam sewa gedung termasuk service charge dan pajak pertambahan nilai (PPN) Analisis Ekonomi Teknik Pengertian Dasar Menurut Robert J. Kodoatie (1994), ekonomi teknik adalah suatu obyek yang menarik karena ilmu ini merupakan perpaduan antara ilmu ekonomi dan ilmu teknik. Ekonomi teknik pada rekayasa pembangunan dipakai sebagai alat untuk menentukan kelayakan suatu proyek serta untuk mengevaluasi dalam pengambilan kebijakan pembangunan dari sudut pandang ekonomi. Prinsipnya merupakan suatu analisis tentang alternatif proyek yang diajukan sesudah melalui/bersamaan dengan analisis teknis, sosial dan lingkungan, dan lainnya, sehingga proyek dapat diketahui apakah layak atau tidak secara ekonomi.

31 Rumus atau Persamaan yang Digunakan dalam Analisis Ekonomi Proyek Menurut Donald G. Newnan (1988), beberapa rumus penting yang merupakan dasar analisis akonomi proyek yang berdasarkan/menggunakan bunga berganda (interest compound) dan metode penggandaan yang berperiode (discrete compounding): 1. Mencari nilai yang akan datang (F) apabila diketahui nilai sekarang (P) dengan tingkat suku bunga i dan periode n. F = P(1 + i) n atau F = P(F/P,i,n) (2.7) 2. Mencari nilai sekarang (P) apabila diketahui nilai yang akan datang (F) dengan tingkat suku bunga i dan periode n. F P= atau P = F(P/F,i,n) (2.8) n ( 1+ i) 3. Mencari nilai tahunan (A) apabila diketahui nilai yang akan datang (F) dengan tingkat suku bunga i dan periode n, disebut juga penanaman sejumlah uang (sinking found) Fi A = atau A = F(A/F,i,n) (2.9) n ( 1+ i) Mencari nilai tahunan (A) apabila diketahui nilai sekarang (P) dengan tingkat suku bunga i dan periode n, disebut juga pemasukan kembali modal (capital recovery). n Pi(1+ i) A = atau A = P(A/P,i,n) (2.10) n (1+ i) Mencari nilai yang akan datang (F) apabila diketahui nilai tahunan (A) dengan tingkat suku bunga i dan periode n. n A[( 1+ i) -1] F = atau F = A(F/A,i,n) (2.11) i 6. Mencari nilai sekarang (P) apabila diketahui nilai tahunan (A) dengan tingkat suku bunga i dan periode n. n A[(1+ i) -1] P= atau P = A(P/A,i,n) (2.12) n i(1+ i)

32 7. Mencari nilai tahunan (A) apabila diketahui tingkat kenaikan (G) dengan tingkat suku bunga i dan periode n. é1 n ù A = Gê - ú atau A = G(A/G,i,n) (2.13) n ëi (1+ i) -1û 2.5. Nilai Sewa Minimum Bangunan Investasi yang ditanamkan pada suatu proyek pada jangka waktu tertentu diharapkan akan kembali dengan mendapatkan keuntungan yang disesuaikan dengan suku bunga tertentu yang berlaku pada saat itu. Prinsip penentuan harga suatu barang atau jasa atau penetuan sewa minimal adalah: Pendapatan = Pengeluaran Apabila biaya sewa minimum yang didapat lebih rendah daripada nilai sewa pada suatu waktu, maka proyek layak dalam arti mudah dipasarkan dan menarik bagi investor. Menurut Hartono Poerbo (1998), apabila nilai sewa yang didapat dari perhitungan lebih tinggi dari nilai sewa di pasaran, maka dilakukan perhitungan ulang dengan perubahan-perubahan pada faktor: 1. Investasi total (kualitas bahan dan sistem struktur ditinjau kembali) dan lain-lain perubahan yang dapat menekan biaya. 2. Jangka waktu pembayaran kembali modal pinjaman dan modal sendiri diperpanjang. 3. Suku bunga dirundingkan kembali untuk diturunkan. 4. Jangka waktu konstruksi diperpendek dengan jalan mengubah bahan struktur dan atau teknik membangun. 5. Selama masa konstruksi diusahakan ada pandapatan bangunan yang masuk agar tidak terjadi bunga berbunga yang terlalu besar sehingga perkembangan kredit (loan built up) menjadi terlalu besar.

33 2.6. Metode Penilaian Investasi Suatu proyek dinilai layak dikerjakan apabila memenuhi syarat-syarat dasar penilaian kelayakan investasi, yang terdiri dari: 1. Net Present Value (NPV) > 0 2. Revenue Cost Ratio (RCR) > 1 3. Rate of Return (ROR) > MARR Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) Kriteria nilai sekarang netto didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka netto, maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatikan, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan (selisih) besar aliran kas masuk dan keluar. Dengan demikian sangat membantu pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan. NPV menunjukkan jumlah lumpsum yang dengan arus diskonto tertentu memberikan angka berapa besar nilai usaha (Rp) tersebut pada saat ini. NPV ( C) t (1+ i) ( Co) t (1+ i n n =å - t å - t t= 0 t= 0 ) dengan: NPV = nilai sekarang netto (C)t = aliran kas masuk tahun ke-t (C o )t = aliran kas keluar tahun ke-t n = umur unit usaha hasil investasi i = arus pengembalian (rate of return) t = waktu I = nilai investasi I (2.14) Jika NPV > 0, usulan investasi diterima Jika NPV < 0, usulan investasi ditolak

34 Jika NPV = 0, nilai investasi sama walaupun usulan investasi diterima maupun ditolak Metode Revenue Cost Ratio (RCR) Ukuran ini menggambarkan besarnya resiko proyek. Metode ini menganalisis suatu proyek dengan membandingkan revenue terhadap nilai cost. Menurut Hartono Poerbo (1998), ratio atau perbandingan ini harus lebih besar dari 1. Semakin besar selisinya terhadap 1, semakin kecil resiko proyek atau resiko investasi. RCR = t n å t= 0 n ( C) t t = 0 (1+ i) ( Co) t + I t (1+ i) å (2.15) dengan: RCR = perbandingan biaya-pendapatan (C)t = aliran kas masuk tahun ke-t (C o )t = aliran kas keluar tahun ke-t n = umur unit usaha hasil investasi i = arus pengembalian (rate of return) t = waktu I = investasi Ada tiga kemungkinan nilai R/C yang terjadi, yaitu: Bila nilai R/C < 1, proyek tidak dipilih (underisable) Bila nilai R/C = 1, proyek marginal (marginal project) Bila nilai R/C > 1, proyek diambil (justified) Metode Laju Pengembalian (Rate of Return) Robert J. Kodoatie (1994) mengemukakan bahwa laju pengembalian (Rate of Return) adalah besarnya tingkat bunga (discound interest rate) yang menjadikan biaya pengeluaran dan pemasukan sama besarnya. Menurut Husnan dan Suwarsono (1999), apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga yang relevan (atau

35 tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. ( C) t ( C ) t n n o å - t å t t= 0 (1+ ROR) t= 0 (1+ ROR) dengan: (C)t = aliran kas masuk tahun ke-t (C o )t = aliran kas keluar tahun ke-t n = umur unit usaha hasil investasi ROR = laju pengembalian t = waktu I = investasi = I (2.16) Apabila nilai ROR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka usulan investasi diterima/layak Tingkat Pengembalian Investasi (Rate of Return on Investment = RI) Menurut Hartono Poerbo (1998) ukuran ini menggambarkan daya tarik dan fasibilitas proyek. Ada dua macam analisis tingkat pengembalian investasi, yaitu: a. Tingkat pengembalian investasi sebelum pajak (RIb) adalah jumlah nilai sekarang dari keuntungan sebelum pajak dibagi nilai sekarang dari investasi total. ( laba sebelum pajak+ penyusu tan)( P / A, i, n1 ) RIb= (2.17) total biaya modal( F / P, i, n ) dengan: i = perubahan nilai uang terhadap waktu n 1 = masa pelunasan kredit n 2 = masa konstruksi 2 b. Tingkat pengembalian investasi setelah pajak (RIa) adalah jumlah nilai sekarang dari keuntungan setelah pajak dibagi nilai sekarang dari investasi total. ( laba setelah pajak+ penyusu tan)( P / A, i, n1 ) RIa = (2.18) total biaya modal( F / P, i, n ) 2

36 dengan: i = perubahan nilai uang terhadap waktu n 1 = masa pelunasan kredit n 2 = masa konstruksi Kedua perbandingan tersebut dihitung selama umur ekonomis proyek dan hasil baginya harus lebih besar dari 1 (satu) jika proyekya layak. Semakin tinggi nilai RIb dan RIa maka semakin menarik pula proyeknya bagi investor. Untuk gedung-gedung bertingkat banyak, kriteria ini digunakan untuk pertimbangan pemutusan jumlah lantai yang akan dibangun, di samping kriteria fisik teknologis yang lain Tingkat Pengembalian Modal (Rate of Return on Equity = RE) Menurut Hartono Poerbo (1998) ukuran ini menggambarkan profitabilitas penanaman modal atau penyertaan modal. Lebih lebih jika modal yang didapat berasal dari dana dana yang ada dalam masyarakat yang berasal dari penjualan saham saham di pasar uang dan modal. Tingkat pengembalian modal (RE) adalah jumlah nilai sekarang selama umur ekonomis proyek dari pembayaran-pembayaran pengembalian modal berikut keuntungannya, ditambah pemupukan modal setelah kredit lunas, dibagi jumlah nilai sekarang dari modal yang ditanam. ( laba setelah pajak+ penyusu tan)( P / A, i, n1) RE = (2.19) modal sendiri( F / P, i, n ) dengan: i = perubahan nilai uang terhadap waktu n 1 = masa pelunasan kredit n 2 = masa konstruksi 2 Ratio ini harus lebih dari 1 (satu) jika investasi menguntungkan.

37 Jangka waktu pengembalian modal sendiri diperhitungkan selama masa umur ekonomis suatu proyek, atau lebih pendek lagi jika diinginkan Titik Impas (Break Even Point) Setiap usaha mempunyai resiko dan ketidakpastian. Analisis titik impas dapat digunakan untuk mengetahui besarnya resiko, sehingga dapat dijadikan suatu alternatif cara dalam rangka proses pemutusan. Titik impas dicapai apabila keadaan usaha telah menghasilkan pendapatan yang dapat menutup semua pengeluaran. Jadi, pada suatu titik impas terdapat suatu kapasitas minimum yang harus tercapai agar usaha tidak rugi. Analisis ini dapat digunakan pula untuk mengatahui berapa persen ruangan harus tersewakan agar semua pengeluaran sudah dapat ditutup dari pendapatan gedung, yang disebut faktor okupansi. Makin rendah faktor okupansi impasnya makin kecil resiko investasi proyek. Analisis titik impas dilakukan apabila proyek benar-benar sudah diputuskan untuk dibangun YSQ 1 Spreadsheet YSQ 1 Spreadsheet adalah lembar kerja yang dirancang sebagai alat bantu analisis investasi dengan software Microsoft Excel Pembuatan program YSQ 1 Spreadsheet dilakukan dengan pembuatan formulasi dalam lembar kerja Excel 2007 sesuai dengan rumus-rumus analisis investasi yang sudah ada.

38 Gambar 2.1. Tampilan menu utama YSQ 1 Spreadsheet YSQ 1 Spreadsheet sebagai alat bantu kelayakan investasi dirancang terdiri dari sepuluh sheet, yaitu: a. Lembar pertama adalah halaman muka yang dinamakan lembar menu utama. b. Lembar kedua adalah lembar isian input dari data hitungan maupun data fisik proyek yang sudah ada. c. Lembar ketiga adalah lembar untuk mendapatkan nilai dari koefisien dasar bangunan dan koefisien luas bangunan, dan menampilkan apakah proyek memenuhi persyaratan minimum KDB dan KLB sesuai peraturan daerah tempat proyek berlangsung. d. Lembar keempat dirancang untuk mendapatkan besaran-besaran tekno ekonomi yang digunakan dalam proyek. e. Lembar kelima dirancang untuk mendapatkan rincian besaran nilai sewa/jual minimal dari unit-unit pendapatan. f. Lembar keenam untuk mengetahui pada tahun ke berapa terjadi titik impas dari penjualan unit-unit pendapatan yang didapat dari sheet sebelumnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Secara umum setiap proyek harus dianalisis dari berbagai aspek. Maksud dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi. Pemilihan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap bentuk usaha baik milik swasta maupun milik negara yang mempergunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap bentuk usaha baik milik swasta maupun milik negara yang mempergunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Hotel Peraturan menteri tenaga kerja Republik Indonesia no. per-02/men/1999 menyatakan bahwa usaha hotel, restoran dan usaha pariwisata lainnya adalah setiap bentuk usaha

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA Investment Feasibility Study Of The Coral Hotel At Surakarta Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN 1) Heppy Oktaria, 2) Siti Qomariyah, 3) Sugiyarto 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ABSTRACT STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA. Sugiyarto 1), Timotheus Ardya Pradipta Atyanta 2), Fajar Sri Handayani 3)

ABSTRACT STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA. Sugiyarto 1), Timotheus Ardya Pradipta Atyanta 2), Fajar Sri Handayani 3) STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA Sugiyarto 1), Timotheus Ardya Pradipta Atyanta 2), Fajar Sri Handayani 3) 1) Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret 2)

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR GADING KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR GADING KOTA SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR GADING KOTA SURAKARTA Analysis on the Investment of Pasar Gading Reconstruction in Surakarta City SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA

ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA (Studi Kasus pada Rusunawa Kerkof di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Surakarta) Rent Price and Investment Worthiness Analysis of Rusunawa (Case

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN SKRIPSI

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN SKRIPSI PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN (Redesign and Selling Price Analysis Each Unit House of Permata Biru Purbayan Landed House Project)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA CONDOTEL & RESIDENCE Sugiyarto 1),Rheo Ramadhan 2), Fajar Sri Handayani 3)

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA CONDOTEL & RESIDENCE Sugiyarto 1),Rheo Ramadhan 2), Fajar Sri Handayani 3) STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA CONDOTEL & RESIDENCE Sugiyarto 1),Rheo Ramadhan 2), Fajar Sri Handayani 3) 1) Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret 2) Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG SKRIPSI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG SKRIPSI STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG Feasibility Study Investement of Tower 5 Construction Project at Karawaci, Tangerang SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

Analisa Luasan Area Parkir

Analisa Luasan Area Parkir Analisa Luasan Area Parkir Manajemen Pengelolaan Kehadiran dan keberadaan manajemen properti diperlukan baik oleh sektor privat maupun sektor publik yang memiliki dan/atau menggunakan properti, baik dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI HOTEL: STUDI KASUS HOTEL X DI YOGYAKARTA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI HOTEL: STUDI KASUS HOTEL X DI YOGYAKARTA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI HOTEL: STUDI KASUS HOTEL X DI YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: ANDRE JACINTO

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI HOTEL ROYAL DARMO DI KOTA YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Oleh : YOHANES DEDY NPM :

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI HOTEL ROYAL DARMO DI KOTA YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Oleh : YOHANES DEDY NPM : ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI HOTEL ROYAL DARMO DI KOTA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Oleh : YOHANES DEDY NPM : 10 02 13609 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Lembar kerja MS. Exel 2007 sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi proyek hotel

Lembar kerja MS. Exel 2007 sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi proyek hotel digilib.uns.ac.id Lembar kerja MS. Exel 2007 sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi proyek hotel Di susun oleh : Pungky Setyo Wibowo NIM : I 0105014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA (Studi Kasus Pada Rusunawa Kerkof di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Surakarta)

ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA (Studi Kasus Pada Rusunawa Kerkof di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Surakarta) ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA (Studi Kasus Pada Rusunawa Kerkof di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Surakarta) Dimas Angga P. 1), Sugiyarto 2), Fajar Sri H 3) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE JL.PEMUDA SURABAYA

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE JL.PEMUDA SURABAYA TUGAS AKHIR PS 1380 ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE JL.PEMUDA SURABAYA NAZIFATUL FUADIYAH NRP 3107 100 522 Dosen Pembimbing : RETNO INDRYANI, Ir.

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN TAMAN SENTOSA TAHAP II BOYOLALI

PERENCANAAN DAN STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN TAMAN SENTOSA TAHAP II BOYOLALI PERENCANAAN DAN STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN TAMAN SENTOSA TAHAP II BOYOLALI (The Planning and Study of Investment Feasibility on the Taman Sentosa Tahap II Boyolali House Project) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH

PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Prance Abel Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Tel. 031-5939925, Fax 031-5939510

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata di Indonesia. Permintaan akan fasilitas yang memadai seperti tempat tinggal sementara atau hotel untuk para wisatawan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Lembar Motto... vi Lembar Persembahan... vii Daftar Isi... viii Daftar Notasi... xii Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar...

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR TURISARI KOTA SURAKARTA

ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR TURISARI KOTA SURAKARTA eissn 2354-8630 ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR TURISARI KOTA SURAKARTA Rokhmat Syaeful Akbar 1), Sugiyarto 2), Fajar Srihandayani 3) 1) Mahasiswa, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek LOGO LOGO Aspek Finansial & Pendanaan Proyek Pendahuluan Aspek finansial pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Daerah Sekitar Bangunan Cold Storage Kegiatan perikanan tangkap komersial skala besar dengan armada kapal motor berbasis di Pelabuhan Benoa. Pelabuhan Benoa disamping

Lebih terperinci

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba 1. Studi Kelayakan Proyek 2. Capital Budgeting 3. Analisis Biaya-Volume-Laba Pengertian: serangkaian penelitian utk mengevaluasi dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dg berhasil Tujuan: utk menghindari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA RESIDENCE & CONDOTEL SKRIPSI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA RESIDENCE & CONDOTEL SKRIPSI STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA RESIDENCE & CONDOTEL SKRIPSI Disusunoleh : RHEO RAMADHAN I 0109084 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 ABSTRAK RheoRamadhan,

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara 120 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 120-132, November 2012 Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara (Feasibility Study of

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN Shendi Anugerah Prananda )., Syahruddin 2)., Safaruddin M. Nuh 2) Abstrak Pembangunan booster yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menurut Mulyadi, R.A. Supriyono (2001, h.284) merupakan pengkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menurut Mulyadi, R.A. Supriyono (2001, h.284) merupakan pengkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi menurut Mulyadi, R.A. Supriyono (2001, h.284) merupakan pengkaitan seluruh sumber dana dalam jumlah besar dan menyangkut jangka waktu yang panjang (lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 44 BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Setelah dilakukannya analisis ataupun studi tentang produk, lingkungan eksternal, dan aspek-aspek bisnis lainnya, maka selanjutnya untuk memulai

Lebih terperinci