BAB IV. Analisis Kedisiplinan dalam Belajar A-Qur an dan. Implementasinya Terhadap Penguasaan Membaca Al-Qur an di. Pondok Pesantren Modern.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. Analisis Kedisiplinan dalam Belajar A-Qur an dan. Implementasinya Terhadap Penguasaan Membaca Al-Qur an di. Pondok Pesantren Modern."

Transkripsi

1 BAB IV Analisis Kedisiplinan dalam Belajar A-Qur an dan Implementasinya Terhadap Penguasaan Membaca Al-Qur an di Pondok Pesantren Modern. A. Analisis Kedisiplinan Santri dalam Belajar Al-Qur an di Pondok Pesantren Modern Al-Qur an Buaran. Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok ataupun masyarakat berupa kepatuhan maupun berupa keta atan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma, kaidah yang berlaku. Diharapkan dengan disiplin yang ditanamkan kepada santri-santri di Pondok Pesantren Modern al-qur an Buaran Pekalongan dapat mendidik santri-santrinya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, baik disiplin waktu, disiplin pesarta didik maupun disiplin materi yang diajarkan di dalam Pondok Pesantren, dalam hal ini peneliti membagi menjadi tiga bagian disiplin antara lain: 1. Kedisiplinan Waktu, Dalam hal ini peneliti melihat aktifitas yang dilakukan santri-santri di Pondok Pesantren Modern al-qur an Buaran mulai dari sore hari sampai pagi hari, melakukan pengamatan santri-santri di dalam belajar mendalami al-qur an ketika pembelajaran berlangsung, sudahkan santri-santri mempunyai disiplin atau belum bisa disiplin. Ketika diniyah dimulai tepatnya di kelas Wustho B peneliti mengikuti dan mengamati santri-santri yang datang untuk melakukan pembelajaran Al-Qur an di 60

2 61 kelas wustho tersebut, santri-santri di Pondok al-qur an tersebut sebelum ustadznya memasuki ruangan kelas, santri-santri sudah menunggu ustadzya. Sebagaimana sifat yang harus dimiliki santri yaitu sikap ta dim dan patuh terhadap ustadznya. Meskipun ada santri yang datang nya terlambat untuk mengikuti pembelajaran, ustadz yang bersangkutan mengajar kelas tersebut mempersilakan santrinya untuk menyesuaiakan dengan yang lainya mengikuti pembelajaran, dengan menulis materi yang sudah dituliskan di papan tulis, sebelum ustadzya memberikan penjelasan santri-santri diharuskan catatan yang ditulisnya sudah selesai. Kedisiplinan ustadznya, di dalam kelas wustho ustadz yang sempat saya analisis yaitu ustadz muzani, santri-santri Pondok biasa menyebutkan simbah ujar kata santri-santri karena ustadz muzani merupakan santri alumni yang sudah lama nyantri di Pondok Modern kemudian sekarang mengajar di Pondok tersebut, itu alasanya santri-santri memangilnya dengan sebutan simbah. Ustadz muzani datang untuk mengajar dikelas wustho tepat waktu, sebelum jam yang ditentukan di jadwal beliau ustadz muzani sudah tiba di Ponpes, lebih awal tepatnya jam 16:35. di sebelasnya yaitu kelas Wustho A ustadz yang mengajar bernama ustadz Edy, beliau tiba di Ponpes jam 16:40 yang mana sebelum pembelajaran diniyah dimulai, santri-santri membaca Asmaul husna secara bersama-sama dan di kelas sebelah sebelum pembelajaran dimulai santrisantri di pimpin ketua kelas secara bersama-sama lalaran atau melafalkan

3 62 nadhoman kitab yang akan di pelajari dengan mengunakan lagu-lagu sesuai kesepakatan teman-teman satu kelasnya. Waktu pembelajaran fiqh di Ponpes Modern dilakukan pada waktu malam hari, ba da sholat isya lebih tepatnya jam 21:00, ustadz yang mengampu fiqh bernama ustadz muzani dengan kitab terjemahan kitab kuning yang sudah di artikan ke dalam bahasa Indonesia, jadi santri-santri mengalami kemudahan di dalam pembelajaranya, dengan judul buku bertemakan Panduan Ibadah yang berasal dari Ponpes termas Jawa timur. Beliau ustadz muzani datang tepat waktu, sebelum santri-santri berkumpul beliau sudah menyiapkan diri, sambil menunggu santri-santrinya kumpul semua di aula tengah. Ustadz muzani setelah sorenya mengajar diniyah di Ponpes beliau tidak pulang tetapi tetap di Pondok melanjutkan untuk mengajar fiqh malam harinya, jadi bisa diambil kesimpulan bahwa ustadz muzani memiliki disiplin waktu di dalam mengajar, sedangkan santrinya masih kurang disiplin karena bukan santri yang menunggu ustadnya tetapi ustadz yang menunggu santrinya untuk mengaji fiqh. 2. Kedisiplinan Materi Kedisiplinan materi dalam hal ini ustadz di dalam mengajarkan materi sesuai dengan materi yang di bahas ataukah melenceng dari materi yang di bahas, yang mana menjadikan salah satu wujud kedisiplinan di dalam pembelajaran. Di kelas wustha A pada waktu sore hari, peneliti mengamati dan menganalisis apakah pembelajaran sesuai dengan materi atau tidak, hasil dari analisis di dapat ustadz yang mengajar di wustho A memiliki disiplin materi apa yang di

4 63 sampaikan sesuai bahan ajar yang di pegang santri-santri, materi yang dibahas dalam bab mad wajib musyakhol kilmi dan mad wajib harfi musyakhol, Ustadz yang mengajar beliau melakukan pembelajaran dengan cara menuliskan materi yang dibahas di dalam papan tulis setelah itu santri-santri menuliskan di dalam bukunya apa yang sudah di tuliskan ustadz nya di papan tulis, setelah materi sudah selesai ditulis, santri-santri bersama ustadznya melafalkan apa yang tadi yang sudah ditulis di papan tulis dan dilagukan kurang lebih sebanyak dua kali samapai tiga kali, setelah itu ustadznya menjelaskan apa yang sudah dibaca dengan menggunakan bahasa Indonesia, apa maksud yang di tulis dan dilafalkan tadi sampai selesai, pada sesi akhir santri di beri kesempatan, apakah ada yang belum jelas atau ada yang perlu ditanyakan kepada ustadz yang bersangkutan terkait materi yang sudah di jelaskan. Malam harinya pembelajaran materi fiqh yang dilakukan pada waktu ba da isya yang mana kitab tersebut sudah diterjemahkan dalam bentuk buku dengan tema Panduan Ibadah, ustadz muzani membacakan dulu buku yang sedang di bahas kemudian setelah dibaca ustadz muzani memberikan contoh-contoh sesuai dengan materi yang sedang dibahas dalam bab tayamum, dan dijelaskan pula Implikasinya dalam hal yang terjadi sehari-hari di masyarakat semisal yang berikan gambaran semisal bagaimana cara bersuci jikalau tidak ada air, bagaimana dengan air yang sedikit kurang dari dua kulah bisa digunakan untuk bersuci. Dari analisis di atas peneliti menilai bahwa dalam aspek kedisiplinan materi ustadz di Ponpes Modern sudah memiliki kedisiplinan materi sesuai panduan buku dan kitab yang sedang di ajarkan kepada santri-santrinya.

5 64 3. Kedisiplinan Jumlah Peserta Didik Dalam aspek ini yang akan di amati yaitu kehadiran santri-santri di dalam belajar mengaji, apakah santri-santri itu hadir atau ijin, ini yang menjadi fokus peneliti untuk melihat bagaimana kedisiplinan jumlah peserta didik, sesuai atau belum memiliki kesadaran kedisiplinan yang baik. Peneliti memasuki kelas wustho untuk melihat jumlah peserta didik yang hadir pada waktu pembelajaran dan melihat pula santri-santri yang ijin tidak mengikuti pelajaran berapa anak. Di dapat data yang mana di sesuaikan dengan absensi yang di pegang oleh rois setiap kelasnya, peneliti mengambil sampling di kelas Wushto satu dengan hasil sebagai berikut. Pada tanggal 23 dengan jumlah santri 51 anak, santri yang pulang ada 12 anak, santri yang alpha ada 4 anak dan santri yang sakit ada 1 anak. Sedaangkan pada tanggal 25 bulan maret 2015 tertera dari jumlah santri 51 anak, santri yang ijin tidak ada, santri yang pulang 9 anak, santri yang absen ada 3 anak dan sanri yang sakit ada 1 anak. Pemberlakuan santri apabila tidak mengikuti kegiatan mengaji selama dua kali berturut-turut tanpa keterangan santri yang tidak disiplin tersebut, dari pengurus Pondok akan memberikan ta ziran berupa teguran untuk membaca al- Qur an sambil berdiri di depan Pondok Pesantren, apabila santri alpha selama lima kali tidak mengikuti pembelajaran Pondok maka santri tersebut akan mendapatkan ta ziran dari pengurus untuk berdiri di depan Pondok putri sambil membaca al-qur an dengan ketentuan waktu yang sudah di sepakati bersama sebelumnya.

6 65 Apabila santri alpha selama tujuh kali tidak mengikuti kegiatan mengaji dari pengurus Pondok akan memberi ta ziran berupa, santri yang tidak disiplin tersebut disuruh untuk menghadap pak yai/ pengasuh, setelah menghadap pengasuh santri disuruh membaca al-qur an sambil berdiri biasanya santri-santri akan sangat merasa malu kalo harus berhadapan dengan pak yai, karena kemalasanya. Dari data yang di dapat peneliti, peneliti bisa menganalisis bahwasanya santri-santri masih kurang kesadaran untuk disiplin mengikuti kegiatan pengajian di Pondok Pesantren itu terbukti dari data absensi di kelas wustho pada tanggal 23 dan pada tanggal 25 masih menunjukkan santri masih ada yang tidak mengikuti pangajian tanpa keterangan dari rois/ ketua kelasnya. B. Analisis Penguasaan Membaca Al-Qur an Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Qur an Buaran. Penguasaan di dalam membaca al-qur an di Pondok Pesantren Modern dalam hal ini fokul analisis yaitu santri baru dan santri yang sudah senior yang berada di Pondok Pesantren Modern al-qur an Buaran, pengajaran al-qur an dilakukan oleh pengurus Pondok, maupun ustadz yang sudah di berikan amanat untuk menyimak di dalam membeca al-qur an, Untuk santri-santri pemula atau baru mereka di suruh untuk mengaji Qiro ati dengan tujuan untuk melihat sejauh mana penguasaan di dalam membacanya sudah lancarkah atau masih ngrendet di dalam membacanya, dari hal itulah santri-santri akan dapat di pilah, mana-mana santri yang sudah mampu untuk melanjut ke jenjang berikutnya yaitu pada

7 66 tahapan membaca al-qur an dengan santri yang masih perlu menguasai pada tahapan Qiro ati. Pembelajaran al-qur an di Pondok Pesantren Modern al-qur an Buaran dilakukan pada waktu ba da magrib, dilakukan di masjid yang ada di Pondok baik itu santri putra maupun santri putri dan untuk pengajarnya dari santri senior yang sudah diberikan mandat oleh abah untuk mengajar, sehingga santri senior pun ada pembelajaran untuk mengamalkan apa yang sudah di dapatkan, adapun santrisantri yang sudah senior atau yang di beri amanah untuk mengajar, mereka mengaji al-qur an binador langsung dengan pak yai atau abah. Meski pembelajaran al-qur an di dalam jadwal dilakukan pada waktu ba da magrib akan tetapi praktiknya santri-santri untuk mendalami al-qur an mereka nderes setiap ba da sholat, peneliti pun sempat mengamati waktu malam hari jam 12 malam ada santri-santri yang sedang ngaos ngaji Qur an, sebangunya jam 3 pagi pun peneliti melihat beberapa santri ngaos Qur an, dari pengamatan tersebut peneliti menganalisis yang menjadi semangat santri-santri untuk ngaos Qur an setiap waktu diantaramya adalah peran abah yang memberikan motifasi kepada santri-santri nya diusahakan setiap hari santri-santri ngaos Qur an satu jus setiap harinya. Suatu motifasi yang baik ditanamkan oleh pengasuh Pondok Pesantern untuk memberikan semangat dan rasa nyaman ketika di Pondok, ujar salah satu santri ketika peneliti melakukan wawancara, saya merasa betah kalo di Pondok di banding dirumah, maksudnya ketika di Pondok banyak teman yang saling memberikan motifasi dan kegiatan-kegiatan sudah merasa nyaman, ketika

8 67 dirumah ada sesuatu yang kurang jadinya betah saja ujar salah satu santri yang sempat di wawancarai oleh peneliti, meskipun tetap ada rasa kangen dengan keluarga karena harus jauh hidup dengan keluarga, ada yang berasal dari luar jawa seperti Riau, Kalimantan dan banyak lainya yang berasal dari beragai derah akan tetapi dengan satu tujuan yaitu mencari ilmu dan ngurip-nguripi agama islam. Dari analisis yang dilakukan peneliti, hasil yang didapat yaitu penguasaan membaca al-qur an di Pondok Pesantren Modern al-qur an bagi santri-santri yang baru masuk mereka masih sangat kurang pemahaman tajwidnya, fashohahnya, panjang pendeknya, mahorijul hurufnya. Jadi mereka santri-santri pemula pembelajaran yang diajarkan adalah dengan Qiro ati yang dilakukan sampai benar-benar lancar memahami hukum-hukum tajwidnya maupun sifat-sifat hurufnya, dari situlah peran ustadz yang mengajari Qiro ati untuk memeberikan pemahaman yang mendalam terkait hukum-hukum tajwid maupun mahorijul hurufnya. Sedangkan analisis yang didapat bagi santri-santri senior untuk hukumhukum bacaan tajwidnya, panjang pendeknya, sudah mengerti dan memahami akan tetapi untuk mahorijul hurufnya masih perlu pendalaman karena pembelajaran mahorijul huruf dilakukan pada waktu pagi hari jam 9 pagi, sedangkan santri-santri pada jam tersebut sedang bersekolah di MTS maupun MA jadinya mereka tidak bisa mendalami pembelajaran mahorijul huruf, pembelajaran pada waktu jam 9 pagi itu di khususkan bagi santri-santri yang tidak bersekolah mereka mendapatkan pembelajaran lebih mendalam di bandingkan santri-santri yang menyantri sambil sekolah, meskipun begitu santri-santri yang tidak secara

9 68 langsung mendapatkan pembelajaran mahorijul huruf mereka belajar dari temanteman santri yang mendapatkan pembelajaran tersebut. C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Kedisiplinan Santri dalam Belajar Al-Qur an dan Implikasinya terhadap Penguasaan Membaca Al-Qur an di Pondok Pesantren Modern Al-Qur an Buaran Pekalongan. Faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat di Pondok Pesantren Modern Buaran Pekalongan diantaranya sebagai berikut : 1. Faktor faktor yang mendukung kedisiplinan santri a. Niat untuk nyantri berasal dari diri sendiri Dalam aspek ini menduduki kedudukan yang penting karena ketika suatu pekerjaan didasari dengan niat sendiri maka secara otomatis pekerjaan itu di lakukan dengan nyaman, dan tanpa ada tekanan dari luar. Seperti hanya agama islam sudah memberikan gambaran bahwasanya segala sesuatu berasal dari niat, jadi apabila niat itu baik maka pekerjaan itu baik pula akan tetapi jika niat itu tidak baik maka pekerjaan tersebut tidak baik pula hasilnya. Dari hal tersebut bisa diambil kesimpulan segala sesuatu baik itu hal yang baik atau sesuatu yang buruk itu tergantung pada niat. b. Motifasi kedua Orang tua. Motifasi kedua orang tua selain dapat memberikan semangat untuk belajar, kedua orang tua pun dalam hal ini bisa sebagai alat kontrol sampai dimana pembelajaran yang didapat selama ini, apakah ada kesulitan-kesulitan atau apakah ada permasalahan-permasahan di Pondok, yang biasanya ketika di Pondok kurang

10 69 semangat belajarnya akan termotifasi untuk belajar ketika kedua orang tua memberikan semangat supaya belajarnya yang serius dan jangan malas-malas ketika di Pondok. c. Motifasi dari teman sejawat. Teman-teman sejawat meski tidak secara langsung terlihat dampaknya, motifasi tersebut bisa memberikan dampak yang besar pula semisalkan temantemanya rajin ngaos Qur an maka secara langsung santri yang berada disebelahnya akan termotifasi juga untuk melakukan kegiatan yang sama meskipun pada awalnya tidak ada niatan untuk ngaos Qur an karena suasana di sekeliling ngaos Qur an, perasaan yang menggebu-ngebu untuk ngaos Qur an juga. d. Karena Peraturan Pondok Objek yang saya teliti adalah Pondok Pesantren yang memiliki ciri khusus yaitu pendalaman dalam bidaang al-qur an, maka secara langsung peraturan yang ada di Pesantren menitik beratkan kepada aktifitas santri untuk sering-sering membaca, menghafalkan, muroja ah, ziadah yang mana hal tersebut dilakukan santri setiap harinya secara terus menerus. e. Motifasi dari Abah/ Pengasuh Pondok Peran abah di Pondok Pesantren sangatlah besar meski santri yang didiknya banyak akan tetapi amanat tersebut tidak menyurutkan semangat untuk memberikan motifasi kepada santri-santri didiknya, meski statusnya sebagai pengasuh tapi tidak merasa enggan katika pagi-pagi abah membangunkan santri-

11 70 santrinya untuk bangun sholat subuh berjamaah di masjid, selain itu nasihatnasihatpun di sela-sela waktu mengaji disampaikan kepada santri-santrinya semisal, santri itu harus bisa wira i memakan makanan yang halal, tidak boleh mengambil barang yang bukan miliknya. f. Motifasi dari Ustadz Pondok Kang santri itu harus sregep jangan jadi santri yang sering tidur, perbanyak nderes, itu adalah ucapan ustadz muzani yang ada di Ponpes Modern yang mana bisa membangunkan motifasi untuk selalu nderes tiap waktu tiap saat ketika senggang. Semisal ketika ba da magrib di suruh membaca surat yasin, ba da subuh di suruh membaca waqiah, dan di usahan satu hari nderes satu jus untuk bisa dilanggengkan setiap harinya. g. Fasilitas yang memadai Pondok Pesantren Modern Buaran fasilitas yang ada merupakan suatu daya tarik tersendiri, menjadikan santri-santri merasa betah dan nyaman untuk berada di Pondok, fasilitas-fasilitas yang ada di Pondok antara lain, tersedianya masjid, berobar gratis di Rumah Sakit. yang berada di sebelah Pondok, gedung pertemuan yang bisa di gunakan santri untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti basil masail, tersedianya serambi mekah media pembelajarn terkait haji, bangunan Pondok yang baik, tersedianya tempat tidur dan tempat mandi yang memadai, alat-alat rebana dan masih banyak fasilitas-fasilitas lain yang menjadikan daya tarik tersendiri baik untuk santri sendiri maupun orang tua merasa mantap ketika menitipkan anak di Pondok Pesantren.

12 71 2. Faktor yang menghambat santri belajar al-qur an a. Suara Cedal Dalam hal ini merupakan sesuatu hal yang di berikan langsung oleh sang pencipta, meskipun begitu santri masih tetap bisa untuk melakukan aktifitas pembelajaran meskipun sedikit terganggu dengan suara santri yang cedal. b. Terlalu banyak kegiatan Di Pondok Pesantren Modern tak semua santri-santrinya hanya nyantri saja di Pondok, akan tetapi ada pula santri yang nyantri sekaligus bersekolah, sebenarnya baik dalam hal ini ada tambahan ilmu yang di dapat santri, tetapi disisi lain ada tugas-tugas, kegiatan yang menguras tenaga dan kurang fokus dengan kegiatan di Pondok menjadikan rasa capek, kelelahan sehingga akhirnya ketika kegiatan mengaji di Pondok kadang ada yang ketiduran. c. Masih kurang lancar/ ngrendet membacanya Biasanya terjadi pada santri-santri pemula yang latar belakangnya masih kurang pendalaman al-qur anya, menjadikan sering santri-santri pemula merasa ngrendet, tidak lancar ketika ngaos Qur an, tapi dengan berjalanya waktu dan kebiasaan untuk membaca al-qur an akan menjadikan santri-santri yang ngrendek bisa lancar di dalam membacanya, tergantung upaya dan usahanya santri supaya bisa lancar di dalam membaca al-qur an. d. Ejekan teman Teman kadang memberikan dampak positif di dalam belajar akan tetapi kadang teman pun memberikan dampak negatife ketika melakukan kegiatan yang

13 72 baik, kadang ada teman yang mengejek, menyindir. Kiyai sudah banyak kang ndak usah ngaya-ngaya sregep, biasa-biasa saja. e. Panjang Pendek Surat Di dalam al-qur an memang tak selamanya ayat itu pendek-pendek kadang ada pula ayat yang harus di baca panjang, itu adalah salah satu hambatan santri di dalam membaca al-qur an. Biasanya ini tarjadi sama santri pemula yang belum terbiasa sehingga sering terjadi tanafus atau terpatah-patah untuk membaca al-qur an. f. Masih kurangnya pemahaman tentang ilmu tajwid, Bagi santri pemula mungkin akan sedikit kesulitan di dalam membaca al- Qur an, masih sebatas membaca saja belum bisa menerapkan ilmu tajwid di dalam membaca al-qur an, meski begitu hai ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi yang sebelumnya jarang membaca al-qur an akan terlihat penerapan tajwid sudah benarkah atau sudah sesuai kaidah-kaidah ilmu tajwid belum, apabila belum masih sangat perlu santri-santri untuk sering-sering membaca dan pendalaman tajwid. g. Rasa Malas Malas merupakan hambatan yang perlu sekali untuk di tanggulangi supaya bisa istiqomah di dalam belajar al-qur an. Biasanya terjadi karena terlalu banyak aktifitas menjadikan belum bisa fokus untuk memperdalam al-qur an. Meski begiti rasa malas bisa di hilangkan dengan trik-trik khusus yang berbeda antara santri satu dengan yang lainya dalam mengatasi rasa malas tersebut.

14 73 h. Biaya Santri akan merasa terbebani ketika dihadapkan dengan persoalan biaya, semangat untuk mengaji kurang fokus karena terfikir dan menjadi beban mental, meskipun ketika kiriman uang telat atau pas ketika orang tua sedang tidak mempunyai uang masih bisa pinjam sama teman lainya. Sedangkan Implikasi kedisiplinan santri di dalam penguasaan membaca Al-Qur an di Pondok Pesantern Modern al-qur an, bahwasanya santri yang mmempunyai kesadaran disiplin tinggi memiliki hasil yang lebih baik, santri tersebut lebih mampu menguasai materi tajwid, fashohah dan ibtidaknya, sedangakan santri yang memiliki kesadaran kedisiplinan rendah pemahanya tajwid, fashohahnya dan ibtidaknya masuh dalam tahap kurang atau masih perlunya pemahaman di dalam pembelajaran, ini bisa dilihat dari tabel yang ada di atas pada bab 3..

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN. 1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Modern Al-Qur an Buaran.

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN. 1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Modern Al-Qur an Buaran. BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN A. Keadaan Pondok Pesaantren Modern Al-Qur an. 1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Modern Al-Qur an Buaran. Pondok Pesantren Modern Buaran pertama kali di dirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,

Lebih terperinci

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani Hari/tanggal : Senin, 09.11.2015 Jam : 16.30 Lokasi : mushola al-madani pengajar : ustad. Amin Sumber data : proses pembelajaran tahfidzul qur an

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan ta zir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok. Pesantren Ma hadul Ilmi wal Amal (MIA) Tulungagung.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan ta zir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok. Pesantren Ma hadul Ilmi wal Amal (MIA) Tulungagung. 112 BAB V PEMBAHASAN 1. Penerapan ta zir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Ma hadul Ilmi wal Amal (MIA) Tulungagung. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah-

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah- BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah- Syafi iyyah Wonokromo Gondang Tulungagung dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat melalui kegiatan pengajian kitab kuning Berdasarkan data yang telah didapat dari lokasi di desa Siyotobagus tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal BAB V PEMBAHASAN A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal Pogalan Trenggalek Segala sesuatu yang ditetapkan dalam lembaga pendidikan khususnya pada pondok pesantren, mulai dari tata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan lain: Berdasarkan hasil penelitian ini, maka simpulan yang dapat diambil antara 1. Bentuk-bentuk ta zir yang diterapkan di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini 113 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini penulis dapat menyimpulkan: 1. Dalam pola kepemimpinannya di Pondok Pesantren Al-Anwar KH. Maimoen

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Bab ini, penulis menyajikan data yang diperoleh dari lokasi

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Bab ini, penulis menyajikan data yang diperoleh dari lokasi BAB III PENYAJIAN DATA Dalam Bab ini, penulis menyajikan data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi, dan dokumentasi.wawancara dilakukan

Lebih terperinci

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PEMBELAJARAN ILMU TAJWID DALAM MENINGKATKAN KEFASIHAN SANTRI MEMBACA AL-QUR ĀN DI PONDOK PESANTREN NURUL ATHFAL ULUJAMI-PEMALANG A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu

Lebih terperinci

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita

Lebih terperinci

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi BAB IV ANALISIS PERAN TATA TERTIB PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MAMBAUL FALLAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan di pondok pesantren berbeda dengan kehidupan anak pada umumnya. Di pondok pesantren, santri atau peserta didik dituntut untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Identitas TPQ Raudlatul Muna a) Nama TPQ : TPQ Raudlatul Muna b) Alamat : JL. Sahara Kertonegoro c) No Unit : 354 d) Kecamatan : Jenggawah

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI 65 BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU AL QURAN HADITS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL QURAN PADA SISWA KELAS VI DI MI SALAFIYAH SIDOREJO WARUNGASEM BATANG A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan serta hasil analisis terhadap data yang diperoleh, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya manusia yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan atau ketertiban yang dibuat oleh suatu negara, organisasi, pendidikan, kelompok atau individu

Lebih terperinci

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR AN AISYIYAH PONOROGO Tempat : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur an Aisyiyah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru. Dengan penggunaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta)

EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta) EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta) A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci merupakan sumber utama dan pertama ajaran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan 97 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya tentang pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum lokasi penelitian 1. Sejarah Singkat PSBR Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, perlindungan anak termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN A. Analisis Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN. Pada Penelitian Tentang:

PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN. Pada Penelitian Tentang: Lampiran: PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN Pada Penelitian Tentang: METODE PEMBELAJARAN BANDONGAN TAHFIDZ QUR AN PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. PAPARAN DATA Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lakukan dan peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota

BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin Kabupaten Blitar sangat efektif sebagai upaya menanamkan nilai-nilai akhlak

Lebih terperinci

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran 2011-2012 A. Pondok Pesantren Istilah Pondok Pesantren merupakan dua istilah

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH a. Apa saja bentuk pembiasaan khususnya pembiasaan berakhlak yang dilakukan pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa? b. Bagaimana proses

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh dengan menganalisa hasil wawancara dan observasi dengan responden dan menganalisa dokumen yang terdapat di Panti Asuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN. (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di

BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN. (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di Pondok Pesantren Al-Hadi min Aswaja) Dalam bagian ini berisi mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel

Lebih terperinci

2. BAB II TINJAUAN UMUM

2. BAB II TINJAUAN UMUM 2. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pondok Pesantren 2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren Asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat, maka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang BAB I ANALISIS DATA Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yang mengamati perubahan perilaku yang terjadi pada diri konseli secara langsung. Teknik ini merupakan sebuah cara membandingkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan yang dilakukan oleh Pondok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Penurunan Minat Mengaji Al-Qur an Bagi Anak Pasca Sekolah Dasar Setiap manusia mulai sejak dini sampai akhir hayatnya harus belajar al-qur an dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT 34 BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT A. Syarat-Syarat Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN 77 BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Huda Bandung. Peneliti memfokuskan permasalahan pada peran guru

BAB IV HASIL PENELITIAN. Huda Bandung. Peneliti memfokuskan permasalahan pada peran guru BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian disajikan untuk mengetahui paparan data terkait hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE IQRO DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN DI TPA AISYIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE IQRO DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN DI TPA AISYIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE IQRO DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN DI TPA AISYIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Pembahasan mengenai analisis data, mengacu pada data-data sebelumnya. Dalam melakukan analisis data

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Ta zir di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin

BAB IV. A. Analisis Ta zir di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Ta zir di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin Tujuan didirikannya pondok pesantren adalah untuk membantu mewujudkan harapan para orang tua agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan mengenai motivasi belajar membaca Al-Qur an siswa, strategi guru Al-Qur an Hadits dalam menumbuhkan motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, yang menjabarkan tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima.mekanisme koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stressor sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota BAB III PENYAJIAN DATA Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan, penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Deskripsi Data 1. Penerapan Metode Usmani dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Al-Qur an pada Aspek Melafalkan Makhorijul Huruf Hijaiyah Santri Taman Ppendidikan Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid al-qur an yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal

Lebih terperinci

Pendidkan Tinggi Bersama

Pendidkan Tinggi Bersama Pendidkan Tinggi Bersama Pendahuluan STAIN Malang yang kini telah berubah menjadi UIN Malang sejak tahun 2000 telah mengambil kebijakan berupa mewajibkan bagi seluruh mahasiswa pada tahun pertama bertempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Roudlotul Qur an Jabalsari Dengan semakin bebasnya budaya luar yang masuk ditambah masuknya pergaulan di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data ini, mengemukakan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur an

Lebih terperinci

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP 2.01. Pondok Pesantren dan Tipologinya *) No. Provinsi PP Pontren Berdasarkan Tipe Salafiyah Khalafiyah Kombinasi 1.323 1.132 21 170 181 42 58 81 228 102 110 16 181 26 137 18 185 66 17 102 362 85 26 251

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL QUR'AN (TPQ) AL-ISHLAH DESA CANDI KEC. BANDAR KAB. BATANG. A. Analisis Tentang Motivasi Orang Tua

Lebih terperinci

BAB IV BENTUK REAKSI DAN RESPON ADANYA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM. A. Respon adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum

BAB IV BENTUK REAKSI DAN RESPON ADANYA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM. A. Respon adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum BAB IV BENTUK REAKSI DAN RESPON ADANYA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM A. Respon adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Respon adalah suatu reaksi baik positif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 86 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian di RA Al-Hidayah Gombang dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dapat didiskripsikan data dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan serta dari temuan-temuan data di lapangan dan analisis data yang peneliti lakukan di pondok pesantren modern Khafidul Qur an untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Rejotangan Tulungagung dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka dapat dipaparkan data sebagai

Lebih terperinci

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA A. Pendalaman Agama a. Aktivitas Kegiatan mengaji mulai dilakukan pada tanggal 4 Mei 2013. Kegiatan mengaji ini dibimbing oleh peneliti sendiri, namun terkadang

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN. Yang bertanda tangan di bawah ini : Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 2 Agustus 1989

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN. Yang bertanda tangan di bawah ini : Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 2 Agustus 1989 DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Maulana Syarif Hidayatullah Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 2 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Laki laki Agama : Islam Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Muhammadiyah Bangkinang melalui beberapa pertanyaan atau wawancara. Hasil wawancara

BAB III PENYAJIAN DATA. Muhammadiyah Bangkinang melalui beberapa pertanyaan atau wawancara. Hasil wawancara BAB III PENYAJIAN DATA Untuk mengetahui bagaimana pola bimbingan agama terhadap anak di Panti Asuhan penulis melakukan wawancara kepada lima orang pengasuh di panti asuhan Putera Muhammadiyah Bangkinang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH AL-ITTIHADUL UMMAT DESA PESALAKAN KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Analisis hasil dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MAS

Lebih terperinci

4. Dalam pemilihan ketua pondok apakah santri akan mendukung calon yang dekat dengannya? 5. Jika dalam ujian santri tidak bisa mengerjakan soal, apa

4. Dalam pemilihan ketua pondok apakah santri akan mendukung calon yang dekat dengannya? 5. Jika dalam ujian santri tidak bisa mengerjakan soal, apa DRAFT WAWANCARA Wawancara kepada Ustadz : 1. Apa program utama dalam pelaksanaan kegiatan di pondok pesantren? 2. Apa saja program-program bimbingan agama yang dilakukan di pondok pesantren ini? 3. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Sebagaimana diterangkan dalam teknik analisa data dalam penelitian, peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang diperoleh peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung. Metode merupakan sebuah cara yang akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Tentang Problematika Pembelajaran Al-Qur an Hadits Siswa SMP Islam Walisongo

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No Indikator Uraian Observasi 1. Profil a. Sejarah MTs Nurul Huda b. Susunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi data Sebelum peneliti melakukan penelitian di lapangan, peneliti melakukan pengajuan judul terkait masalah yang ada di lapangan, kemudian setelah judul di terima, peneliti

Lebih terperinci

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016 Lampiran 1. TRANSKRIP OBSERVASI Kode : 01 Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016 Jam : 06.45 Disusun jam Topik yang diobservasi : 19.30 WIB : Pembiasaan sholat dhuha Transkrip Observasi Setiap pagi sebelum

Lebih terperinci

A. Aktivitas belajar peserta didik kelas VIII di SMP PGRI 11 Palembang

A. Aktivitas belajar peserta didik kelas VIII di SMP PGRI 11 Palembang 48 BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI GURU PAI DALAM MENGOPTIMALKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP PGRI 11 PALEMBANG Strategi guru sebagaimana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan yang ada di

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data / Fakta 1. Letak Geografis dan Wilayah Desa Panca Karya adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam. Aktivitas Keagamaan di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam. Aktivitas Keagamaan di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Metode Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam Aktivitas Keagamaan di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Dalam pendidikan di pondok semua telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir. A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Srengat dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi, maka dapat dipaparkan data sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG 86 BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG SENI BACA AL-QUR AN SISWA DI MTs 45 WIRADESA KEC. WIRADESA KAB. PEKALONGAN A. Analisis Potret Minat

Lebih terperinci

POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH Yogi Setiawan F 1, Aceng Kosasih 2, Siti Komariah 3 1 SMA Sumatra 40 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi 3 Dosen Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PAPARAN DATA 1. Proses pembelajaran membaca Al-Quran di TPQ Baiturrahman Sambirobyong Sumbergempol Tulungagung Berdasarkan hasil wawancara, obsevasi, dan dokumentasi

Lebih terperinci

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis figur kepemimpinan kyai pondok pesantren dalam membentuk pribadi muslim yang seutuhnya.

Lebih terperinci

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani. DOKUMENTASI Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh Qur an Yatim Nurani Insani. Ket: Proses pelaksanaan hafalan Al-Qur an di Pesantren Tahfizh Qur an Yatim Nurani Insani. HASIL

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

BAB IV. observasi mengenai implementasi pembelajaran Murotal di TPQ Kelurahan. Pabean Pekalongan maka menghasilkan analisa sebagai berikut:

BAB IV. observasi mengenai implementasi pembelajaran Murotal di TPQ Kelurahan. Pabean Pekalongan maka menghasilkan analisa sebagai berikut: BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MUROTAL DI TPQ KELURAHAN PABEAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi mengenai implementasi pembelajaran Murotal di TPQ Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU A. Dampak Handphone Terhadap Perilaku Remaja Dusun Sidosari Dalam Pelaksanaan Ibadah Sholat Lima Waktu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah remaja sangatlah kompleks dari masalah-masalah yang kecil sampai permasalahan yang besar. Sebagaimana halnya dengan masyarakat secara umum remaja ada

Lebih terperinci