STRUKTUR SISTEM DAN SUB-SISTEM SISTEM MLTM BAB IV. 4.1 Struktur Sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRUKTUR SISTEM DAN SUB-SISTEM SISTEM MLTM BAB IV. 4.1 Struktur Sistem"

Transkripsi

1 BAB IV STRUKTUR SISTEM DAN SUB-SISTEM SISTEM MLTM 4.1 Struktur Sistem B erdasarkan masukkan dari analisis lebih lanjut keperluan sistem, struktur sistem dibagi atas lima sub-sistem, yaitu MLTM, MPKPO, POSR, Peta dan Browser dengan kawalan sistem disebut Oil Spill (lihat gambar 4.1). Peta dan Browser adalah subsistem yang mendukung ketiga sub-sistem lain dan melayani keperluan lain pemakai. Struktur ini diawali dengan Display Sign-On Screen untuk menjalankan sistem, kemudian diikuti oleh MLTM, MPKPO, POSR, Peta dan Browser. Oil Spill menerima masukkan dari MLTM, MPKPO dan POSR. Masukkan ini oleh Oil Spill dilanjutkan ke Peta dan Browser. Oil Spill memberikan masukkan lintasan ke Peta dan alamat rujukan ke Browser. Selain itu, Peta juga memberi masukkan ke Oil Spill berupa alamat rujukan untuk diteruskan ke Browser. Dikaitkan dengan rancangan input data, output dan antarmuka sistem (lihat bab sebelumnya), kelima sub-sistem ini berhubungan secara langsung dengan bagian-bagian yang ada. MLTM terkait erat dengan bagian data dan integrasi MLTM. MPKPO terkait erat dengan bagian penyokong OSR. POSR terkait erat dengan bagian pemantau OSR, tempat domino dan menu domino. Peta terkait erat dengan bagian menu peta, tempat peta, plot lokasi minyak dan kawalan layer 65

2 peta. Browser terkait erat dengan bagian menu browser dan tempat browser. Hubungan-hubungan itu dapat dilihat pada gambar 5.2. Oil Spill Alamat rujukan Display Sign-On Screen Lintasan Lintasan Lintasan Lintasan Gambar 4.1 : Struktur sistem Alamat rujukan MLTM MPKPO POSR Peta Browser MLTM MPKPO POSR Peta Browser Gambar 4.2 : Hubungan struktur sistem dengan rancangan 66

3 4.2 Sub-Sistem MLTM Struktur Sub-sistem MLTM dibagi atas tiga bagian, yaitu (i) Data Tumpahan Minyak, (ii) Lintasan dan (iii) Pantai (lihat gambar 4.3). Sub-sistem MLTM bekerja setelah menerima masukkan dari Data Tumpahan Minyak berupa parameter MLTM dan data keadaan minyak. Kemudian oleh MLTM, data ini diberikan ke bagian LINTASAN untuk diproses. Hasil pemprosesannya (lintasan dan alamat rujukan) oleh bagian LINTASAN dikembalikan lagi ke MLTM untuk diteruskan ke Oil Spill. Hasil ini dilanjutkan oleh Oil Spill ke subsistem Peta dan ke sub-sistem Browser untuk dipaparkan sesuai dengan fungsinya masing-masing, misalnya untuk pemaparan lintasan lapisan minyak dan pantai yang terancam. Untuk memudahkan pemakai memaparkan lagi pantai yang terancam, satu bagian subsistem MLTM telah dibentuk, yaitu bagian Pantai. Bagian Pantai ini memberikan data ke MLTM berupa permintaan untuk mengaktifkan (highlight) lagi garis pantai yang terancam. Selanjutnya MLTM melakukan operasi spatial antara lintasan lapisan minyak dan lapisan garis pantai untuk menemukan garis pantai yang terancam dan memberikannya ke bagian Peta untuk dipaparkan. MLTM Parameter MLTM Lintasan Data keadaan minyak Alamat rujukan Parameter MLTM Data keadaan minyak Pantai Data Tumpahan Minyak LINTASAN Pantai Gambar 4.3 : Struktur sub-sistem MLTM Data Objek Pergerakan Lapisan Minyak Beberapa objek yang diturunkan dari kelas-kelas yang ada di komponen GIS disiapkan untuk memaparkan pergerakan lapisan minyak. Penyiapan data objek tersebut merupakan langkah kedua untuk mewujudkan apa yang dikatakan oleh Mark (2000) dan Radke 67

4 et. al. (2000). Langkah ketiganya adalah pemaparan data objek pergerakan lapisan minyak. Kedua langkah ini diuraikan pada sub-bab berikut Penyiapan Data Objek Objek-objek untuk pergerakan lapisan minyak itu meliputi objek : point, points, line, rectangle dan ellipse. Pt dan pt1 adalah nama variabel objek point. Pts dan crossings adalah nama variabel objek points. Ln dan ln1 adalah nama variabel objek line. Kotak dan kotak1 adalah nama variabel objek rectangle. Untuk objek ellipse sebanyak 40 variabel digunakan, yaitu sebar sampai dengan sebar39. Variabel variabel objek tersebut dinyatakan sebagai variabel global. Pembentukan variabel-variabel objek ini dapat dilihat pada gambar 4.4. Global pt, pt1 As New MapObjects.Point Global pts, crossings As New MapObjects.Points Global ln, ln1 As New MapObjects.Line Global kotak, kotaks As New MapObjects.Rectangle Global sebar,, sebar39 As New MapObjects.Ellipse Gambar 4.4 : Pembentukan variabel objek pergerakan lapisan minyak Pemaparan Data Objek Setelah data objek pergerakan lapisan minyak dibentuk dan diatur posisinya sesuai dengan pergerakan lapisan minyak, data objek ini dipaparkan di layar monitor. Untuk memaparkan data objek ini digunakan kejadian AfterTrackingLayerDraw yang diaktifkan dengan perintah TrackingLayer.Refresh True. Di dalam kejadian ini, objek ln1, sebar,... sebar39 dipaparkan (lihat gambar 4.5). Untuk mengendalikan pemaparan pergerakan horizontal lapisan minyak digunakan variabel jumsebaran. Dengan variabel ini pemaparan objek sebar... sebar39 hanya dilakukan apabila objek itu telah ada dan tidak mencapai daratan. Nilai variabel jumsebaran menyatakan objek sebar yang akan dipaparkan dan nilainya bertambah satu apabila satu objek sebar dibentuk. Selain itu, ada juga variabel keluar yang berguna untuk menghentikan pergerakan lapisan minyak. 68

5 Dim sym1 As New MapObjects.Symbol Dim sym3 As New MapObjects.Symbol sym1.symboltype = molinesymbol sym1.style = mosolidline sym1.size = 2 sym1.color = mowhite If Not ln1 Is Nothing Then Map1.DrawShape ln1, sym1 sym3.symboltype = mofillsymbol sym3.style = molightgrayfill sym3.color = moblue sym3.size = 1 If Not sebar Is Nothing Then If Jumsebaran = 1 Then Set recs3 = Map1.Layers(17).SearchShape(kotak, moareaintersect, "") If recs3.eof Then Map1.DrawShape sebar, sym3 Else: keluar = 1 Else: Map1.DrawShape sebar, sym3 Gambar 4.5 : Perintah yang dibuat pada kejadian AfterTrackingLayerDraw Langkah-Langkah dalam Menggerakkan Lapisan Minyak Setelah objek-objek pergerakan lapisan minyak dibentuk, dilakukan pemberian nilai awal untuk beberapa data lain. Data tersebut menyangkut: (i) lokasi tumpahan minyak, (ii) waktu terjadinya tumpahan minyak, (iii) selang waktu pergerakan lapisan minyak, (iv) besar parameter angin dan arus, (v) volume minyak tertumpah, (vi) perbandingan selisih berat jenis air laut dan minyak dengan berat jenis minyak, (vii) pemberian nilai properti x dan y dari satu objek Pt untuk pembentukan lokasi awal tumpahan minyak dan (viii) pemberian nilai properti right, left, top dan bottom dari satu objek rectangle untuk pemaparan awal pergerakan horizontal minyak: 69

6 Kotak1.right = Pt.X + 200; Kotak1.left = Pt.X 200; Kotak1.top = Pt.Y + 200; Kotak1.bottom = PtY 200. Dengan pembentukan beberapa objek dan pemberian nilai awal data, proses pemaparan pergerakan lapisan minyak yang dinamik untuk sub-sistem MLTM siap dimulai. Langkah pertama yang dilakukan adalah penentuan keberadaan lokasi tumpahan minyak. Apakah lokasi tumpahan minyak itu berada di luar Daratan? Jika berada di luar Daratan, maka diperiksa pula : apakah lokasi tumpahan minyak itu berada di dalam Grid? Lihat gambar 4.6 dan 4.7 interaksinya dengan objek-objek yang ada pada komponen GIS. Dotted line yang ada pada gambar 4.6, 4.7, 4.8 dan 4.9 menunjukkan adanya pembentukan objek yang berasal dari komponen GIS. Selanjutnya jika lokasi tumpahan minyak berada di dalam Grid, maka diambil selang waktu untuk pergerakan lapisan minyak. Selagi lokasi lapisan minyak berada di dalam Grid dan keluar = 0, dilakukan hal-hal sebagai berikut: (i) Penentuan arus dan angin di lokasi lapisan minyak berdasarkan waktu. (ii) Perkiraan lokasi lapisan minyak selanjutnya. (iii) Pemberian nilai properti x dan y dari objek Pt1 untuk pembentukan lokasi lapisan minyak selanjutnya dan memasukkan nilai titik ini ke dalam garis Ln. (iv) Pemeriksaan apakah garis lintasan yang terbentuk itu bersilang dengan kotak di dalam Grid? Jika bersilang, maka garis yang berada di luar kotak Grid yang pertama dibuang. Garis lintasan lapisan minyak yang benar adalah garis sebelumnya disambung sampai dengan titik silang tersebut. Titik silang menjadi lokasi lapisan minyak selanjutnya (lihat gambar 4.8). (v) Pemeriksaan apakah titik lokasi lapisan minyak selanjutnya berada di dalam Daratan? Jika berada di dalam Daratan, maka dicari titik persilangan antara garis lintasan dengan Daratan. Garis yang benar adalah garis yang terbentuk dengan titik silang Daratan. Kemudian dilakukan pemberian nilai properti dari objek Ellipse untuk memaparkan gerakan horizontal lapisan minyak dan kegiatan selanjutnya dihentikan. Lihat gambar 4.9 interaksinya dengan objek-objek pada komponen GIS. Jika titik lokasi lapisan minyak tidak berada di dalam Daratan, maka dilakukan penghitungan waktu yang telah digunakan. Jika selang waktu dikurangi waktu yang telah dipakai lebih kecil 70

7 atau sama dengan 0, maka dilakukan penghitungan kembali posisi lokasi lapisan minyak selanjutnya dan pemaparan gerakan horizontal lapisan minyak. (vi) Jika terjadi perpindahan lokasi lapisan minyak dari satu kotak ke kotak selanjutnya di dalam Grid yang ditandai dengan masih adanya waktu untuk pergerakan lapisan minyak, maka dilakukan pengaturan posisi lokasi lapisan minyak ke dalam kotak selanjutnya dengan menggunakan aturan berikut : Pt.X = Pt1.X * deltax Pt.Y = Pt1.Y * deltay. Dimana deltax adalah besarnya pergerakan lapisan minyak setiap jam di dalam kotak terdahulu dengan arah sumbu X. DeltaY adalah besarnya pergerakan lapisan minyak setiap jam di dalam kotak terdahulu dengan arah sumbu Y. Map Control komponen GIS Map1 Point Lapisan daratan Layer Collection Search Shape Pt Object mocontained By Pt X Y Pemakai Gambar 4.6 : Pemeriksaan lokasi lapisan minyak di dalam Daratan 71

8 Map Control komponen GIS Map1 Point Lapisan Grid Layer Collection Search Shape Pt Object mocontained By Pt X Y Pemakai Gambar 4.7 : Pemeriksaan lokasi lapisan minyak di dalam GRID komponen GIS Line Map1 Map Control Point Points Layer Collection Ln 1 Ln Parts Lapisan Grid Remove Grid Object GetCrossing Parts Collection Add SearchShape Pt Object mocontained By Pt Pt 1 X Y X Y Pt1 Object MLTM Add pts Gambar 4.8 : Pemeriksaan garis lintasan bersilangan dengan kotakkotak di dalam Grid 72

9 komponen MapObjects GIS Line Map Control Map1 Layer Collection Ellipse Point Points Ln 1 Ln Lapisan daratan Remove daratan Object GetCrossing Parts Collection Part Add SearchShape Pt Object mocontained By Sebar Pt 1 Pt X Y X Y Pt1 Object Right, left, top, bottom MLTM R Add pts Gambar 4.9 : Pemeriksaan lokasi lapisan minyak selanjutnya berada di dalam daratan dan pembentukan objek ellipse Algoritma Langkah awal untuk mengimplementasikan sub-sistem MLTM di dalam lingkungan Visual Basic/Delphi/Cbuilder adalah mewujudkan rancangan input data, output dan antarmuka pemakai ke dalam satu form Visual Basic/Delphi/Cbuilder. Pewujudan ini melibatkan juga beberapa objek seperti MapObjects, HTML, FlexGrid, Menu, Text, CheckRadio, Toolbar dan botton. Langkah selanjutnya adalah mengisi properti dan metode dari satu objek dengan data dan program Visual Basic/Delphi/Cbuilder yang sesuai dengan langkah-langkah dalam menggerakkan lapisan minyak. 73

10 Ada dua fungsi dari sub-sistem MLTM yang perlu diisikan ke dalam metode dari objek botton, yaitu fungsi Lintasan dan Pantai. Fungsi Lintasan mengeluarkan informasi lintasan minyak, sedangkan fungsi Pantai mengeluarkan informasi pantai yang terancam oleh tumpahan minyak dan alamat rujukan dokumen untuk membersihkan pantai tersebut. Algoritma fungsi Lintasan dan Pantai dapat dilihat pada gambar 4.10 dan Implementasi algoritma fungsi Lintasan ini diletakkan di dalam metode dari botton Command1_Click(), sedangkan implementasi algoritma fungsi Pantai diletakkan di dalam metode dari botton Command3_Click(). Gambar 4.10 menunjukkan bahwa algoritma fungsi Lintasan MLTM itu terdiri dari banyak modul kecil. Modul-modul kecil ini dibuat supaya kerangka dari algoritma fungsi Lintasan MLTM mudah difahami. Penjelasan fungsi masing-masing modul dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2. Selanjutnya tabel 4.3 menunjukkan hubungan antara algoritma fungsi Lintasan dengan langkah-langkah dalam menggerakkan lapisan minyak. Dalam mengembangkan algoritma dari fungsi Lintasan dan Pantai, ada tiga hal yang dijadikan rujukan utama, yaitu (i) aturanaturan umum dalam memprogram MLTM pada modul sebelumnya, (ii) penyiapan dan pemaparan data objek pergerakan lapisan minyak dan (iii) langkah-langkah dalam menggerakkan lapisan minyak. Ketiga rujukan ini disesuaikan dengan kemampuan integrasi Visual Basic/Delphi/Cbuilder dengan komponen GIS untuk memungkinkan pemaparan lintasan lapisan minyak secara langsung dengan menggunakan rumus (3), (4) dan (5) di dalam lingkungan Multimedia GIS, terutamanya tentang pemakaian objek point, points, line, rectangle dan ellipse. Listing 1 adalah hasil pemograman dari algoritma fungsi Lintasan MLTM. 74

11 INISIAL_OBJEK; BACA_DATA_TUMPAHAN_MINYAK DISPLAY_POSISI_MINYAK Set recs1=map1.layers(17).searchshape(pt,mocontainedby, ) If recs1.eof Then INISIAL_WAKTU Set recs = Map1.Layers(18).SearchShape(pt,moContainedBy, ) If Not recs.eof Then Keluar=0 While Not recs.eof and Keluar = 0 AMBIL_ISI_GRID TENTUKAN_KEBENARAN_POSISI_MINYAK_BERIKUT PEMBUATAN_GARIS_BARU; Set recs1= Map1.layers(17).SearchShape(pt1,moContainedBy, ) If Not recs1.eof then TENTUKAN_TITIK_POTONG_WAKTU_TERPAKAI DISPLAY_PENYEBARAN_MINYAK; Keluar = 1 Else TENTUKAN_WAKTU_TERPAKAI; Xinterval2 = Xinterval2-waktu If Xinterval2 <= 0 then TENTUKAN_POSISI_MINYAK DISPLAY_PENYEBARAN_MINYAK; Xinterval = Xinterval2 TENTUKAN_WAKTU; Waktuke = Waktuke+1 Xinterval2 = Interval; Pt.X = pt1.x; Pt.Y = pt1.y Else Xinterval = Waktu; TENTUKAN_WAKTU Ln1.Parts.Add pts Pt.X = pt1.x + ( * deltax) Pt.Y = pt1.y + ( * deltay) End if Map1.TrackingLayer.Refresh True; Set recs = Map1.Layers(18).SearchShape (pt,mocontainedby, ) End if End While End if End if Gambar 4.10 : Algoritma fungsi Lintasan sub-sistem MLTM 75

12 If Not Kotak is Nothing then Set recs3 = Map1.Layers(12).SearchShape (Kotak, moareaintersect, ) If Not recs3.eof then Set shp = recs3( shape ).Value Map1.FlashShape shp, 5 End if End if Gambar 4.11 : Algoritma fungsi Pantai Tabel 4.1 : Modul-modul pemberi nilai awal Modul-Modul INISIAL_OBJEK BACA_DATA_TUMPAHAN_ MINYAK DISPLAY_POSISI_MINYAK INISIAL_WAKTU Fungsi 1. Destroy objek line dan ellipse. 2. Mengatur kembali pengaktifan lapisan-lapisan yang ada. 3. Mengaktifkan Map1.TrackingLayer.Refresh Membaca data tumpahan minyak, seperti lokasi, waktu terjadi, selang waktu, volume minyak tertumpah, besar parameter angin dan arus, serta perbandingan selisih berat jenis air laut dan minyak dengan berat jenis minyak. 1. Mengatur kembali properti X dan Y dari satu objek point untuk lokasi minyak yang tertumpah. 2. Mengatur kembali objek rectangle yang menggambarkan lokasi minyak yang tertumpah. 1. Mengatur variabel Xinterval2 dengan selang waktu. 2. Mengatur variabel waktuke untuk pengulangan Xinterval2. 76

13 Tabel 4.2 : Modul-modul proses Modul-Modul AMBIL_ISI_GRID TENTUKAN_POS ISI_MINYAK_BE RIKUT KEBENARAN_PO SISI_MINYAK_BE RIKUT PEMBUATAN_G ARIS_BARU TENTUKAN_TITI K_POTONG_DG N_DARATAN TENTUKAN_WA KTU_TERPAKAI DISPLAY_PENYE BARAN_MINYAK TENTUKAN_POS ISI_MINYAK TENTUKAN_WA KTU Fungsi Mengatur deltax dan deltay dari data atribut angin dan arus berdasarkan waktu. 1. Mengatur objek point selanjutnya berdasarkan : Pt1.X = pt.x + deltax * interval Pt1.Y = pt.y + deltay * interval. 2. Mengatur objek line dengan menambahkan titik selanjutnya yang dibuat oleh fungsi (1). Mencari titik silang dari garis lintasan lapisan minyak dan Grid. Titik silang yang pertama yang diambil, jika ada titik silang. Memperbaiki kembali garis lintasan lapisan minyak berdasarkan persilangan dengan Grid. Mencari titik silang dari garis lintasan lapisan minyak dan Daratan sebagai pembatas gerakan lapisan minyak. 1. Mengatur properti X, Y dari pt1, jika terjadi persilangan garis dengan Daratan. 2. Menghitung waktu yang terpakai dengan memperhatikan pt, pt1, waktuke, interval dan Xinterval2. 1. Menghitung jari-jari lapisan minyak. 2. Menyiapkan objek kotak untuk paparan lapisan minyak. 3. Mengaktifkan Map1.TrackingLayer.Refresh. 1. Mengatur kembali Xinterval2 dengan menjumlahkannya dengan waktu. 2. Mengatur objek point selanjutnya : Pt1.X = pt.x + deltax * interval Pt1.Y = pt.y + deltay * interval. 3. Mengatur objek line ln, ln1 berdasarkan titik selanjutnya yang dibuat oleh fungsi (2). Menentukan jam, menit, saat pergerakan lapisan minyak. 77

14 Tabel 4.3 : Hubungan antara langkah-langkah dalam menggerakkan lapisan minyak dengan algoritma fungsi Lintasan Langkah-langkah dalam menggerakkan lapisan minyak Setelah objek-objek dari komponen GIS dibentuk, dilakukan pemberian nilai awal Apakah lokasi tumpahan minyak itu berada di luar Daratan? Apakah lokasi tumpahan minyak itu berada di dalam Grid? Selagi lokasi lapisan minyak berada di dalam Grid dan keluar = 0, dilakukan hal-hal sebagai berikut : (i) Penentuan arus dan angin di lokasi lapisan minyak berdasarkan waktu. (ii) Perkiraan lokasi lapisan minyak selanjutnya. (iii) Pengubahan nilai properti x dan y dari objek Pt1 untuk pembentukan lokasi lapisan minyak selanjutnya dan memasukkan nilai titik ini ke dalam garis Ln. (iv) Pemeriksaan apakah garis lintasan yang terbentuk itu bersilang dengan kotak-kotak di dalam Grid? (v) Pemeriksaan apakah titik lokasi lapisan minyak selanjutnya berada di dalam Daratan?... Jika benar... Jika tidak... (vi) Jika terjadi perpindahan lokasi lapisan minyak dari satu kotak ke kotak selanjutnya di dalam Grid yang ditandai dengan masih adanya waktu untuk pergerakan lapisan minyak,... Algoritma fungsi lintasan INISIAL_OBJEK BACA_DATA_TUMPAHA N_MINYAK If pertama If kedua While AMBIL_ISI_GRID TENTUKAN_ KEBENARAN_POSISI_MI NYAK_BERIKUT If ketiga TENTUKAN_TITIK_POTO NG_DGN_DARATAN Else ketiga, Else keempat TENTUKAN_WAKTU 78

15 Listing 1 : Pemograman fungsi Lintasan MLTM Inisialisasi objek GarisBersihkan InisialSebaran NormalkanMap Map1.TrackingLayer.Refresh True Pembacaan data tumpahan minyak lokasix = Val(Text3.Text) lokasiy = Val(Text4.Text) hari = CDate(Text1.Text) jam = CDate(Text2.Text) Ujam = Val(Mid(Text2.Text, 1, 2)) Umenit = Val(Mid(Text2.Text, 4, 2)) Udetik = Val(Mid(Text2.Text, 7, 2)) interval = CDbl(Text11.Text) / 60 f_angin = CDbl(Text7.Text) f_pasang = CDbl(Text8.Text) volum = CDbl(Text10.Text) deltarho = CDbl(Text9.Text) pt.x = lokasix pt.y = lokasiy kotak1.right = pt.x kotak1.left = pt.x kotak1.top = pt.y kotak1.bottom = pt.y 200 Titik tumpahan berada di dalam layer daratan? Set recs1 = Map1.Layers(17).SearchShape (pt, mocontainedby, "") If recs1.eof Then Inisialisasi waktu waktuke = 0 xinterval2 = interval keluar = 0 ' Titik tumpahan berada di dalam layer grid? Set recs = Map1.Layers(18).SearchShape (pt, mocontainedby, "") 79

16 Lanjutan listing 1 If Not recs.eof Then Set shp = recs("shape").value While Not recs.eof And keluar = 0 AmbilIsiGrid Tentukan posisi minyak berikut pt1.x = pt.x + deltax pt1.y = pt.y + deltay pts.add pt pts.add pt1 ln.parts.add pts pts.remove 0 pts.remove 0 Cek kebenaran posisi minyak berikut Set crossings = ln.getcrossings(shp) If crossings.count >= 1 Then pt1.x = crossings.item(0).x pt1.y = crossings.item(0).y If pt.x = pt1.x Then MsgBox Str(pt.X) + " " + Str(pt1.X) Else ' MsgBox " tidak berpotongan" Pembuatan garis lintasn tumpahan minyak ln.parts.remove 0 pts.add pt pts.add pt1 ln.parts.add pts ' Titik minyak berikutnya berada di dalam layer daratan? Set recs1 = Map1.Layers(17).SearchShape (pt1, mocontainedby, "") If Not recs1.eof Then Tentukan titik potong dengan layar daratan pts.remove 0 80

17 Lanjutan listing 1 pts.remove 0 Set shp1 = recs1("shape").value Set crossings = ln.getcrossings(shp1) If crossings.count >= 1 Then pt1.x = crossings.item(0).x pt1.y = crossings.item(0).y ln.parts.remove 0 pts.add pt pts.add pt1 ln.parts.add pts ln1.parts.add pts Tentukan waktu terpakai If deltax <> 0 Then waktu = Abs((pt1.X - pt.x) / deltax) Else waktu = Abs((pt1.Y - pt.y) / deltay) xinterval2 = xinterval2 - waktu waktu = (waktuke + 1) * interval * 60 - xinterval2 Paparan lintasan dan sebaran minyak angin = Sqr((deltaX * deltax + deltay * deltay)) / 360 luas = 2.27*(deltarho^0.6667)*(volum^0.6667)* (waktu^0.5) luas = luas + 40 * (deltarho ^ ) * (volum ^ 0.333) * (angin ^ ) * waktu jari = Sqr(luas / 3.14) kotak.right = pt1.x + jari kotak.left = pt1.x - jari kotak.top = pt1.y + jari kotak.bottom = pt1.y - jari SetSebaran Map1.TrackingLayer.Refresh True pts.remove 0 pts.remove 0 keluar = 1 Else 81

18 Lanjutan listing 1 Tentukan waktu terpakai If deltax <> 0 Then waktu = Abs((pt1.X - pt.x) / deltax) Else If deltay <> 0 Then waktu = Abs((pt1.Y - pt.y) / deltay) xinterval2 = xinterval2 - waktu If xinterval2 <= 0 Then Tentukan posisi minyak xinterval2 = xinterval2 + waktu pts.remove 0 pts.remove 0 ln.parts.remove 0 pt1.x = pt.x + (xinterval2 * deltax) pt1.y = pt.y + (xinterval2 * deltay) pts.add pt pts.add pt1 ln.parts.add pts ln1.parts.add pts Paparan lintasan dan sebaran minyak angin = Sqr((deltaX * deltax + deltay * deltay)) / 360 luas = 2.27 * (deltarho ^ ) * (volum ^ ) * (((waktuke + 1) * interval * 60) ^ 0.5) luas = luas + 40 * (deltarho ^ ) * (volum ^ 0.333) * (angin ^ ) * ((waktuke + 1)* interval * 60) jari = Sqr(luas / 3.14) kotak.right = pt1.x + jari kotak.left = pt1.x - jari kotak.top = pt1.y + jari kotak.bottom = pt1.y - jari SetSebaran xinterval = xinterval2 TentukanWaktu waktuke = waktuke

19 Lanjutan listing 1 xinterval2 = interval Else xinterval = waktu TentukanWaktu ln1.parts.add pts pts.remove 0 pts.remove 0 ln.parts.remove 0 If xinterval2 = interval Then pt.x = pt1.x pt.y = pt1.y Else pt.x = pt1.x + ( * deltax) pt.y = pt1.y + ( * deltay) Map1.TrackingLayer.Refresh True ' Tumpahan minyak berada di dalam layer grid? Set recs = Map1.Layers(18).SearchShape (pt, mocontainedby, "") If Not recs.eof Then Set shp = recs("shape").value PauseTime = 0.2 ' Set duration. Start = Timer ' Set start time. Do While Timer < Start + PauseTime Loop Wend Tampilan dokumen pantai terancam tumpahan minyak Set recs3 = Map1.Layers(12).SearchShape (kotak, moareaintersect, "") If Not recs3.eof Then Set shp = recs3("shape").value If Len(recs3("htm").Value) > 0 Then WebBrowser1.Navigate2 recs3("htm").value 83

20 Lanjutan listing 1 Else WebBrowser1.Navigate2 ("f:\oilspill\data\htm\sorry.htm") Map1.FlashShape shp, akhir listing

21 4.3 Sub-sistem Peta Struktur Sub-sistem Peta merupakan satu kelompok fungsi yang ditujukan untuk mengendalikan peta atau data spatial. Sub-sistem ini menampung fungsi-fungsi yang melakukan operasi spatial analisis untuk melayani keperluan lain pemakai. Ada sebelas fungsi yang berada di bawah sub-sistem ini (lihat gambar 4.12). Kesebelas fungsi itu adalah (i) Display, (ii) Normalize, (iii) Plot, (iv) Minimize, (v) Print, (vi) Zoom, (vii) Grab, (viii) HyperMap, (ix) Oil Location, (x) Info dan (xi) FullExtent. Peta Lapisan Lapisan X,Y Lapisan print Display Normalize Plot Minimize Print X2,Y2 X1,Y1 X,Y X,Y X,Y X,Y Full extent Zoom Grab HyperMap Oil Location Info Full Extent Gambar 4.12 : Struktur sub-sistem Peta Fungsi Display, Normalize, Minimize dan Print adalah fungsi yang terletak pada bagian kawalan layer peta. Kelompok fungsi ini menjawab keperluan pemakai yang diungkapkan oleh NOAA (2000), yaitu (i) mengenal pasti makhluk hidup atau sumber yang terancam secara on-the-fly, (ii) pertanyaan biologi dan (iii) menghasilkan peta. Fungsi Display memberikan masukkan ke Peta berupa data lapisan yang dapat dipaparkan. Fungsi Normalize memberikan masukkan ke Peta berupa data semua lapisan dapat dipaparkan. Fungsi Minimize memberikan masukkan berupa data lapisan : Daratan, Grid dan Garis Pantai yang dapat dipaparkan. Fungsi Print adalah untuk mencetak peta yang ada di dalam bagian tempat peta. 85

22 Fungsi Zoom, Grab, HyperMap, Oil Location, Info dan FullExtent adalah fungsi yang berada pada bagian menu peta. Fungsi HyperMap dan Info menjawab keperluan pemakai rujukan dokumen. Fungsi Oil Location menjawab keperluan pemakai penentuan lokasi tumpahan. Fungsi Plot adalah fungsi yang terletak pada bagian plot lokasi minyak. Fungsi ini bersama fungsi Oil Location menjawab keperluan pemakai penentuan lokasi tumpahan minyak dan manajemen kejadian. Keperluan pemakai lain berupa manajemen kejadian juga dilakukan oleh bagian Data Tumpahan Minyak yang ada pada subsistem MLTM, MPKPO dan POSR. Data Tumpahan Minyak ini terletak pada bagian data dan integrasi MLTM Fungsi Fungsi Display Peta yang dapat dipaparkan adalah fungsi dari objek CheckBox. Jika CheckBox bernilai 1 atau true, maka peta yang berhubungan dengan CheckBox tersebut akan dipaparkan. Pemaparan ini merupakan pemberian nilai 1 atau true pada properti visible dari lapisan di mana peta itu diletakkan. Sebagai contoh : jika Checkbox1 yang berhubungan dengan lapisan pertama bernilai 1, maka Map1.layers(0).visible bernilai True atau sebaliknya Map1.layers(0).visible bernilai False. Dengan perintah Map1.Refresh, lapisan pertama akan dipaparkan atau dipadamkan tergantung kepada nilai dari Map1.layers(0).visible. Untuk mewujudkan fungsi ini, tiga belas CheckBox telah dibuat (lihat bab sebelumnya). Fungsi Display ini dilaksanakan di dalam metode dari botton Command7_ Click() Fungsi Normalize Fungsi Normalize adalah fungsi untuk memaparkan semua lapisan kecuali lapisan Hidrografi. Perintah-perintah yang digunakan adalah semua lapisan, mulai lapisan = 0 sampai dengan lapisan = 18 diberi nilai true : Map1. Layers(layer).visible true, khusus untuk lapisan = 14 diberi nilai false : Map1.Layers(14).visible false, sedangkan CheckBox yang terkait dengan masing-masing lapisan diberi nilai 1. Implementasi fungsi ini diletakkan di dalam metode dari botton Command6_Click(). 86

23 Fungsi Minimize Fungsi Minimize adalah fungsi untuk memaparkan peta Negeri Perak yang tidak dilengkapi dengan sumber-sumber yang ada di lingkungan pantai. Lapisan yang diberi nilai satu properti visible-nya adalah lapisan 11,13,15,16 dan 17 (lihat gambar 4.13). Lapisan lain properti visible-nya diberi nilai 0, sedangkan CheckBox yang terkait dengan masing-masing lapisan 11,13,15,16 dan 17 diberi nilai 1. Implementasi fungsi ini diletakkan di dalam metode dari botton Command4_Click(). Map1.Layers(11).visible = true Map1.Layers(13).visible = true Map1.Layers(15).visible = true Map1.Layers(16).visible = true Map1.Layers(17).visible = true Gambar 4.13 : Pemberian nilai properti visible lapisan 11, Fungsi Print Fungsi Print adalah fungsi untuk mencetak apa yang dipaparkan di tempat peta. Apa yang dipaparkan di tempat peta adalah lapisan-lapisan yang properti visible-nya bernilai satu. Dengan perintah berupa : Map1.PrintMap MyMap,, True sebuah peta yang terdiri dari lapisan yang properti visible-nya bernilai satu akan dicetak. Implementasi fungsi ini diletakkan di dalam metode dari botton Command8_Click() Fungsi-Fungsi pada Menu Peta Ada enam fungsi yang ada pada menu Peta. Keenam fungsi ini diimplementasikan di dalam satu objek ToolBar. ToolBar yang pertama digunakan untuk implementasi fungsi Zoom. ToolBar yang kedua digunakan untuk implementasi fungsi Grab. ToolBar yang ketiga digunakan untuk implementasi fungsi HyperMap. ToolBar yang keempat digunakan untuk implementasi fungsi OilLocation. ToolBar yang kelima digunakan untuk implementasi fungsi Info. ToolBar yang keenam digunakan untuk implementasi fungsi FullExtent. Pengaktifan 87

24 fungsi-fungsi ini dilakukan dengan menggunakan metode MouseDown dari Map1. Jika mouse ditekan, dilakukan pemeriksaan nilai dari masing-masing botton yang ada pada ToolBar. Jika botton tersebut bernilai satu, maka perintah yang ada di dalam botton tersebut dijalankan. Lihat gambar 4.14 enam fungsi pada menu peta. If ToolBar1.Button(1).value = 1 then Map1.Extent = Map1.TrackingRectangle Else If ToolBar1.Button(2).value = 1 then Map1.Pan If ToolBar1.Button(3).value = 1 then HyperMap Else If ToolBar1.Button(4).value = 1 then Set pt = Map1.ToMapPoint (X,Y) Text3.Text = pt.x Text4.Text = pt.y Map1.TrackingLayer.Refresh True Else If ToolBar1.Button(5).value = 1 then Info Else If ToolBar1.Button(6).value = 1 then Map1.Extent = Map1.FullExtent Gambar 4.14 : Enam fungsi pada menu Peta Fungsi HyperMap adalah fungsi untuk mengaktifkan objek yang dipilih oleh pemakai dan memaparkan rujukan dokumennya. Fungsi ini dilaksanakan dengan menggunakan algoritma berikut: 1. Pembentukan titik dari objek yang akan dicari. Set p = Map1.ToMapPoint (X,Y). 2. Penentuan lapisan aktif, tempat mencari objek yang diinginkan oleh pemakai. Untuk menentukan lapisan yang aktif dilakukan pemeriksaan nilai=1 dari objek OptionBox masing-masing lapisan yang ada pada bagian kawalan layer peta. Kemudian dilakukan pencarian objek di dalam lapisan yang aktif tersebut. 3. Jika ditemukan objek yang diinginkan oleh pemakai, rujukan dokumen dari objek itu dipaparkan dengan menggunakan objek HTML. WebBrowser1.Navigate2 recs( htm ).value. Kemudian objek yang diinginkan oleh pemakai diaktifkan. Map1.FlashShape shp,7. 88

25 Fungsi Info adalah fungsi untuk menampilkan isi medan name dari atribut satu lapisan yang aktif. Fungsi ini menggunakan algoritma yang hampir sama dengan algoritma fungsi HyperMap. Perbedaan kedua algoritma ini terletak pada langkah ketiga. Fungsi HyperMap menggunakan objek HTML untuk menampilkan rujukan dokumen. Fungsi Info dapat menggunakan perintah MSGBOX recs( name ). value, jika mengunakan VB Fungsi Plot Fungsi plot adalah fungsi untuk menentukan lokasi minyak yang tertumpah. Data lokasi minyak yang tertumpah itu dimasukkan oleh pemakai. Kemudian fungsi ini akan membuat satu objek titik di peta. Adapun algoritma fungsi ini dapat dilihat pada gambar Bentuk lengkap fungsi ini dimasukkan ke dalam metode dari botton Command10_Click(). LokasiX = Val(Text6.text) LokasiY = Val (Text12.text) Pt1.X = lokasix Pt1.Y = lokasiy Map1.TarckingLayer.Refresh True Gambar 4.15 : Algoritma fungsi Plot 4.4 Sub-Sistem Browser Struktur Sub-sistem Browser adalah sub-sistem yang berfungsi untuk memaparkan rujukan dokumen. Sub-sistem ini terdiri dari lima bagian, yaitu (i) Enter, (ii) Next, (iii) Previous, (iv) Home dan (v) Search (lihat gambar 4.16). Bagian ini adalah fungsi-fungsi dasar dari satu penjelajah laman web. Fungsi Enter berguna untuk pergi ke alamat dokumen. Fungsi Next berguna untuk pergi ke lembaran selanjutnya. Fungsi Previous berguna untuk kembali ke lembaran terdahulu. Fungsi Home berguna untuk kembali ke lembaran awal Browser. Fungsi Search berguna untuk mencari rujukan dokumen di Internet. Fungsifungsi ini semua terletak pada bagian rancangan input data, output dan antarmuka sistem : menu browser. 89

26 Browser Enter Next Previous Home Search Enter Next Previous Home Search Gambar 4.16 : Struktur sub-sistem Browser Fungsi Sub-sistem Browser yang dibuat menggunakan librari HTML. Beberapa fungsi dasar dari satu browser Internet diambil. Fungsi yang diambil itu meliputi Enter, Next, Previous, Home dan Search. Dengan kemampuan yang ada pada librari HTML, satu lingkungan Multimedia didapatkan. Kemampuan yang didapati itu meliputi (i) manajemen HTML dan (ii) manajemen ActiveX meliputi perangkat lunak Ms PowerPoint, PDF, Macromedia Flash dan lain-lain. Dengan kemampuan ini, keperluan rujukan dokumen sistem sudah terpenuhi. Beberapa perintah dari librari HTML ini digunakan. Perintah WebBrowser1.Navigate2 (Text13.Text) digunakan untuk implementasi fungsi Enter. Perintah : WebBrowser1. GoBack digunakan untuk implementasi fungsi Previous. Perintah: WebBrowser1.GoForward digunakan untuk implementasi fungsi Next. Perintah: WebBrowser1.GoHome digunakan untuk implementasi fungsi Home. Perintah: WebBrowser1.GoSearch digunakan untuk implementasi fungsi Search. Masing-masing perintah tersebut dimasukkan ke dalam metode dari botton Command13_Click(), Command14_Click(),, dan Command17_Click(). 90

Gambar 3.20 : Output lintasan lapisan minyak & pilihan OSR

Gambar 3.20 : Output lintasan lapisan minyak & pilihan OSR Gambar 3.19 : Output lintasan lapisan minyak mencapai pantai Gambar 3.20 : Output lintasan lapisan minyak & pilihan OSR 53 Gambar 3.21 : Output lintasan lapisan minyak & kawasan Wildlife Bagian data dan

Lebih terperinci

KEPERLUAN SISTEM ANALISIS STEM BAB II. 2.1 Penentuan Keperluan Sistem

KEPERLUAN SISTEM ANALISIS STEM BAB II. 2.1 Penentuan Keperluan Sistem BAB II ANALISIS KEPERLUAN SISTEM STEM 2.1 Penentuan Keperluan Sistem Perangkat lunak perespon tumpahan minyak dikembangkan karena tumpahan minyak merupakan hal yang serius bagi negaranegara di sekitar

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA DAN ANTARAMUKA BAB III. 3.1 Model Data Sistem

PERANCANGAN DATA DAN ANTARAMUKA BAB III. 3.1 Model Data Sistem BAB III PERANCANGAN DATA DAN ANTARAMUKA 3.1 Model Data Sistem B erdasarkan keperluan sistem dari ketiga sub-sistem yang telah dianalisis, dibuat satu model data sistem (gambar 3.1). Model data ini menunjukkan

Lebih terperinci

Input Data Skenario Tumpahan Minyak

Input Data Skenario Tumpahan Minyak 6.3.4.2 Input Data Skenario Tumpahan Minyak Langkah awal untuk mensimulasikan skenario ini adalah memasukkan data yang telah ditentukan oleh skenario ke dalam sistem. Input data ini dilakukan pada bagian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak. Perangkat lunak yang dibangun dikembangkan dengan menggunakan pemrograman visual basic

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 STRUKTUR PERULANGAN (menggunakan Loop dan Timer)

PERTEMUAN KE-6 STRUKTUR PERULANGAN (menggunakan Loop dan Timer) PERTEMUAN KE-6 STRUKTUR PERULANGAN (menggunakan Loop dan Timer) Tujuan: 1. Menggunakan loop For...Next untuk menjalankan pernytaan selama beberapa kali. 2. Menampilkan keluaran pada form menggunakan metode

Lebih terperinci

STRUKTUR KENDALI PERULANGAN

STRUKTUR KENDALI PERULANGAN STRUKTUR KENDALI PERULANGAN Tujuan Instruksi Khusus : 1. Mengetahui dan memahami tentang perulangan (iterasi) 2. Mengerti perbedaan jenis struktur kendali perulangan Visual Basic 3. Dapat membuat program

Lebih terperinci

Penggunaan Struktur Kontrol Pengulangan. Adi Rachmanto,S.Kom Prodi Akuntansi - UNIKOM

Penggunaan Struktur Kontrol Pengulangan. Adi Rachmanto,S.Kom Prodi Akuntansi - UNIKOM Penggunaan Struktur Kontrol Pengulangan Adi Rachmanto,S.Kom Prodi Akuntansi - UNIKOM Struktur kontrol di dalam bahasa pemrograman adalah perintah dengan bentuk (struktur) tertentu yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL V PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL V PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL V PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL V MICROSOFT VISUAL BASIC

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : : Friska Rosalina NIM :

DISUSUN OLEH : : Friska Rosalina NIM : DISUSUN OLEH : Nama : Friska Rosalina NIM : 061130500419 2013 PROGRAM BILLING WARNET MICROSOFT VISUAL BASIC Program billing merupakan sistem yang membantu para usahawan untuk mengatur dan mencatat segala

Lebih terperinci

Mengerti dan memahami pemrograman berbasis object Mengerti dan memahami pembuatan visualisasi untuk interface

Mengerti dan memahami pemrograman berbasis object Mengerti dan memahami pembuatan visualisasi untuk interface PERCOBAAN 9 Dasar Pemograman Visual A. Tujuan Mengerti dan memahami pemrograman berbasis object Mengerti dan memahami pembuatan visualisasi untuk interface B. Teori 1. Mengenal Visual Basic Visual Basic

Lebih terperinci

Sesi/Perkuliahan ke: VII

Sesi/Perkuliahan ke: VII Sesi/Perkuliahan ke: VII Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mengerti dan memahami struktur kontrol For 2. Mahasiswa mengerti dan memahami struktur kontrol Do 3. Mahasiswa mengerti dan memahami

Lebih terperinci

MENGENAL VISUAL BASIC

MENGENAL VISUAL BASIC 1 MENGENAL VISUAL BASIC 1.1.Mengenal Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Program aplikasi pengaturan lampu lalu lintas dirancang untuk dapat berjalan pada jaringan computer berbasis Windows XP, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN MENU dengan MENU EDITOR

PEMBUATAN MENU dengan MENU EDITOR PEMBUATAN MENU dengan MENU EDITOR Objektif : 1. Mengetahui dan memahami Menu editor dalam VB 2. Mengerti dan memahami MDI (Multiple Documemt Interface) Form 3. Mampu membuat Menu Pada Visual Basic P6.1.

Lebih terperinci

BAB III. Pengenalan Struktur Kontrol : Penyeleksian dan Perulangan

BAB III. Pengenalan Struktur Kontrol : Penyeleksian dan Perulangan BAB III Pengenalan Struktur Kontrol : Penyeleksian dan Perulangan I. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa memahami pemakaian struktur kontrol penyeleksian dan perulangan untuk mengendalikan jalannya program.

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT

Lebih terperinci

MENGELOLA FILE. - Untuk menampilkan file, perlu membuka direktori penyimpanannya.

MENGELOLA FILE. - Untuk menampilkan file, perlu membuka direktori penyimpanannya. MENGELOLA FILE Menampilkan File - Untuk menampilkan file, perlu membuka direktori penyimpanannya. - File disimpan pada susunan bertingkat-tingkat dan akan lebih mudah apabila organisasi file menggunakan

Lebih terperinci

Sesi/Perkuliahan ke: XII

Sesi/Perkuliahan ke: XII Sesi/Perkuliahan ke: XII Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mengerti dan memahami penggunaan Database dalam Visual Basic 2. Mahasiswa mengerti cara menampilkan file 3. Mahasiswa mengerti cara menyaring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pemrograman Perangkat lunak yang baik dibangun secara terstruktur dan modular. Modular dapat diartikan sebagai bagian bagian yang terpisah pisah dari badan program namun

Lebih terperinci

MODUL-MODUL PRAKTIKUM VB.

MODUL-MODUL PRAKTIKUM VB. MODUL-MODUL PRAKTIKUM VB. Net Oleh : CHALIFA CHAZAR MODUL 4 LOOP Tujuan : Mahasiswa bisa mendefinisikan dan menggunakan penggunaan LOOP dalam membuat aplikasi VB.NET Pustaka : Wibowo HR, Enterprise J,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA dan PEMROGRAMAN 2 Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2012 Tim Penyusun 1. Diana Ikasari ST., MMSI 2. Widiastuti Skom.,MMSI. 3.Titik Ermawati 4. Georgi A Laboratorium Sistem Informasi

Lebih terperinci

Krisna D. Octovhiana. 1.1 Mengenal Struktur Kontrol.

Krisna D. Octovhiana. 1.1 Mengenal Struktur Kontrol. Cepat Mahir Visual Basic 6.0 mail4krisna@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

BAB PERULANGAN (LOOPING)

BAB PERULANGAN (LOOPING) 9 BAB PERULANGAN (LOOPING) Pada bab ini, akan membahas struktur Perulangan (looping) diantaranya :. FOR. NEXT, WHILE terdiri dari : -DO WHILE LOOP dan -DO.. LOOP WHILE serta UNTIL terdiri dari : -DO UNTIL.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Program aplikasi adalah program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau menyelesaikam masalah masalah khusus, seperti penggajian. 1 2.2 Pengertian Visualisasi

Lebih terperinci

STRUKTUR KENDALI PERCABANGAN

STRUKTUR KENDALI PERCABANGAN STRUKTUR KENDALI PERCABANGAN Tujuan Instruksi Khusus : 1. Mengetahui dan memahami tentang percabangan (seleksi) 2. Mengerti dan memahami perbedaan jenis struktur kendali percabangan Visual Basic 3. Mampu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN z KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE DAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. algoritma djikstra, beberapa kebutuhan yang diperlukan meliputi : f. Menyimpan data titik, garis dan gambar

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. algoritma djikstra, beberapa kebutuhan yang diperlukan meliputi : f. Menyimpan data titik, garis dan gambar BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Kebutuhan Aplikasi Untuk membangun aplikasi lintasan terpendek dengan menggunakan algoritma djikstra, beberapa kebutuhan yang diperlukan meliputi : a.

Lebih terperinci

BAB IX. Ringkasan Modul:

BAB IX. Ringkasan Modul: BAB IX LAYOUT DAN PENCETAKAN PETA Ringkasan Modul: Menampilkan/Mengatur Peta Mengatur Proyeksi Mengatur Halaman Layout Langkah-langkah untuk Menambahkan Koordinat Peta Langkah-langkah untuk Menambahkan

Lebih terperinci

Basic Programing Visual Basic

Basic Programing Visual Basic Basic Programing Visual Basic Oleh : Aririk Japik, 1 Mengenal Visual Basic Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintahperintah yang dimengerti oleh komputer

Lebih terperinci

MODUL 2 Variabel, Val, If tunggal dan If bersarang + case

MODUL 2 Variabel, Val, If tunggal dan If bersarang + case MODUL 2 Variabel, Val, If tunggal dan If bersarang + case 1. variabel suatu tempat dalam memori yang diberi nama (sebagai pengenal) dan dialokasikan untuk menampung data. Sintax : Dim_namavariabel_As_typedata

Lebih terperinci

Cara Membuat Web Browser Sendiri dengan VB 6.0

Cara Membuat Web Browser Sendiri dengan VB 6.0 Cara Membuat Web Browser Sendiri dengan VB 6.0 Ian An Azhari Azhari.ian@gmail.com Abstrak Visual basic merupakan bahasa pemrograman yang diciptakan oleh Microsoft dan termasuk kedalam bahasa pemrograman

Lebih terperinci

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL 3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL Berikut adalah cara untuk memulai akses terhadap website Pemetaan Aset SPAM Khusus dan Regional: 1. Dengan menggunakan computer yang terhubung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lampu Lalu Lintas 2.1.1 Pengertian Lampu Lalu Lintas Menurut Penjelasan UU Lalu Lintas No. 14 tahun 1992 pasal 8 ayat 1 huruf c menyebutkan bahwa Pengertian alat pemberi isyarat

Lebih terperinci

MODUL V REPETITIVE. Modul Praktikum Bahasa Pemrograman Visual (BPV)

MODUL V REPETITIVE. Modul Praktikum Bahasa Pemrograman Visual (BPV) MODUL V REPETITIVE A. TUJUAN 1. Memahami algoritma struktur For-Next 2. Dapat menggunakan algoritma For-Next 3. Memahami algoritma Do While Loop dan Do Until Loop 4. Dapat memahami Do While dan Do Loop

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi yang akan dibangun, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian. Untuk mengimplementasikan

Lebih terperinci

Struktur Data II. Bekerja Dengan Form.

Struktur Data II. Bekerja Dengan Form. Struktur Data II dengan Visual Basic Bekerja Dengan Form ptputraastawa@gmail.com Ptputraastawa.wordpress.com @2011 Data dan Variabel Penggunaan Data dan Variabel Informasi yang disimpan atau diolah oleh

Lebih terperinci

MODUL IV PERULANGAN ( LOOPING )

MODUL IV PERULANGAN ( LOOPING ) MODUL IV PERULANGAN ( LOOPING ) beberapa jenis perulangan dalam pemrograman Visual Basic pada umumnya tidak jauh berbeda dengan bahasa pemrograman lainnya, berikut ialah beberapa jenis looping ( perulangan

Lebih terperinci

MODUL VI Penggunaan Struktur Kontrol Pengulangan

MODUL VI Penggunaan Struktur Kontrol Pengulangan MODUL VI Penggunaan Struktur Kontrol Pengulangan 6.1 Mengenal Struktur Kontrol Struktur kontrol di dalam bahasa pemrograman adalah perintah dengan bentuk (struktur) tertentu yang digunakan untuk mengatur

Lebih terperinci

BAB 4 : USER INTERFACE

BAB 4 : USER INTERFACE BAB 4 : USER INTERFACE Setelah selesai pembahasan pada bab ini, diharapkan Anda dapat : Mengenal bentuk form yang dapat digunakan dalam VB Mengenal properti yang berkaitan dengan fasilitas menu Dapat membuat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan aplikasi Traffic Light Control System berbasis jaringan dan pengawasan traffic dengan kamera berdasarkan jam kantor sampai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

Lebih terperinci

Bab 7 Komponen Dasar Visual Basic 29 BAB VII KOMPONEN DASAR VISUAL BASIC TUJUAN PRAKTIKUM

Bab 7 Komponen Dasar Visual Basic 29 BAB VII KOMPONEN DASAR VISUAL BASIC TUJUAN PRAKTIKUM Bab 7 Komponen Dasar Visual Basic 29 BAB VII KOMPONEN DASAR VISUAL BASIC TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengerti tipe-tipe data yang dimiliki oleh Visual Basic 2. Memahami berbagai struktur kondisi yang terdapat

Lebih terperinci

Tujuan / Sasaran :Mahasiswa dapat mempraktekkan penggunaan repatition/ perulangan

Tujuan / Sasaran :Mahasiswa dapat mempraktekkan penggunaan repatition/ perulangan Praktikum : Pemrograman II Modul Praktikum ke : 05 Judul Materi : Looping Tujuan / Sasaran :Mahasiswa dapat mempraktekkan penggunaan repatition/ perulangan Waktu (lama) : 3 Jam Aplikasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 TOOLBAR CUSTOMIZE DAN CONTROL TOOLBOX

BAB 3 TOOLBAR CUSTOMIZE DAN CONTROL TOOLBOX Objektif : BAB 3 TOOLBAR CUSTOMIZE DAN CONTROL TOOLBOX - Dapat Mengetahui Toolbar pada Excel makro - Dapat Membuat Menu pada Excel makro - Dapat Membuat Objek Combo Box dan List Box - Dapat Objek Check

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat sejak permulaannya.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat sejak permulaannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tes psikometrik telah ada sejak awal abad ke 20 dalam 25-30 tahun terakhir ini, tes psikometrik ini banyak digunakan secara luas dikalangan industri karena

Lebih terperinci

VISUAL BASIC 6.0 SETYO BUDI, M.KOM.

VISUAL BASIC 6.0 SETYO BUDI, M.KOM. VISUAL BASIC 6.0 SETYO BUDI, M.KOM 1 Pendahuluan Program adalah suatu proses yang saling menyambung. Untuk mencapai tujuan program harus melalui tahap-tahap tertentu, sehingga dibutuhkan alur program yang

Lebih terperinci

BAB V Pengenalan Komponen-Komponen (object) pada VB

BAB V Pengenalan Komponen-Komponen (object) pada VB BAB V Pengenalan Komponen-Komponen (object) pada VB I. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa memahami komponen-komponen yang ada di VB 2. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen-komponen yang ada di VB serta pengaturan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Ke-1

Modul Praktikum Ke-1 Bahasa Pemrograman Dasar Fathurrohman 1 Modul Praktikum Ke-1 (Tampilan VB, Event, Property, Objek Kontrol : form, text, label, command) Mengenal Visual Basic (VB) Visual Basic adalah salah satu perangkat

Lebih terperinci

BAB II. Ringkasan Modul:

BAB II. Ringkasan Modul: BAB II PENGENALAN ArcMAP Ringkasan Modul: Membuka Data Spasial atau Peta yang Telah Ada dengan ArcMap Melihat Data Atribut Sebuah Layer Menggunakan Map Tips Penyusunan Layer Mengaktifkan dan Menonaktifkan

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Usulan Prosedur yang Baru Pada saat ini proses mendapatkan lokasi investasi di Kotamadya Jakarta Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

Lebih terperinci

Pengenalan Visual Basic

Pengenalan Visual Basic Pengenalan Visual Basic KETERANGAN : 1. Baris Menu, digunakan untuk memilih tugas-tugas tertentu seperti menyimpan project, membuka project, dll. 2. Main Toolbar, digunakan untuk melakukan tugastugas tertentu

Lebih terperinci

Struktur kontrol terbagi dalam dua jenis yaitu : Struktur pengambilan keputusan Struktur pengulangan (Loooping)

Struktur kontrol terbagi dalam dua jenis yaitu : Struktur pengambilan keputusan Struktur pengulangan (Loooping) BAB III STRUKTUR KONTROL Struktur kontrol yang dimiliki oleh visual basic hampir sama dengan bahasa pemograman lainnya. Struktur kontrol merupakan pengaturan aliran program, berbentuk rangkaian perintah

Lebih terperinci

Pertemuan ke-7. MDI Form, dan Menu

Pertemuan ke-7. MDI Form, dan Menu Pertemuan ke-7 MDI Form, dan Menu Tujuan: 1. Menambahkan form baru pda program 2. Mengirimkan output ke printer 3. Memproses runtime error A. Menambah Form Baru ke Program Membuat sebuah form baru dapat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rancangan Layar Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone dibutuhkan sebuah aplikasi yang memiliki user interface agar mudah digunakan. Rancangan

Lebih terperinci

Excel Sebagai Output VB 3.1 Excel Sebagai Output VB

Excel Sebagai Output VB 3.1 Excel Sebagai Output VB Excel Sebagai Output VB 3.1 Excel Sebagai Output VB Sebagaimana kita ketahui, VB dapat memproses data dari berbagai sumber atau format data, misalnya data dbase, Access, SQL Server, MySQL, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 95 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini dengan baik adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini penulis akan menganalisa kebutuhan kebutuhan dalam membuat aplikasi ini. Setelah semua kebutuhan selesai dianalisa, maka penulis akan melanjutkan ke tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft Visual Basic merupakan salah satu aplikasi pemrograman visual yang memiliki bahasa pemrograman yang cukup popular dan mudah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB IV. Ringkasan Modul:

BAB IV. Ringkasan Modul: BAB IV REKTIFIKASI Ringkasan Modul: Pengertian Rektifikasi Menampilkan Data Raster Proses Rektifikasi Menyiapkan Semua Layer Data Spasial Menyiapkan Layer Image Menambahkan Titik Kontrol Rektifikasi Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi Perangkat Keras minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai

Lebih terperinci

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3 INSTRUKSI KERJA PROGRAM ArcGIS 9.3 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 i Instruksi Kerja PROGRAM ArcGIS 9.3 Laboratorium Pedologi & Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL 3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL Berikut adalah cara untuk memulai akses terhadap website Pemetaan Aset SPAM Khusus dan Regional: 1. Dengan menggunakan computer yang terhubung

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 63 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi adalah tahapan yang dilakukan oleh penulis setelah perancangan, implementasi merupakan pengkodean dari hasil perancangan. aplikasi Bantu untuk mengukur

Lebih terperinci

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3.1 Pengertian Digitasi Peta Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM. perancangan dan pembuatan program ini meliputi : dengan konversi notasi infix, prefix, dan postfix.

BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM. perancangan dan pembuatan program ini meliputi : dengan konversi notasi infix, prefix, dan postfix. 21 BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM 3.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan untuk mendukung penyelesaian perancangan dan pembuatan program ini meliputi : 1. Studi literatur

Lebih terperinci

Private Sub cmdprint_click() WebBrowser1.ExecWB OLECMDID_PRINT,OLECMDEXECOPT_DODEFAULT End Sub

Private Sub cmdprint_click() WebBrowser1.ExecWB OLECMDID_PRINT,OLECMDEXECOPT_DODEFAULT End Sub Lampiran 1 Form Utama Aplikasi Web Browser Dim counter As Integer Private Sub cmdback_click() WebBrowser1.GoBack Private Sub cmdbuka_click() CommonDialog1.CancelError = True On Error GoTo Cancel CommonDialog1.Filter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi telah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kegiatan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Kemajuan teknologi informasi yang ada sekarang,

Lebih terperinci

For variabel = nilai_awal To nilai_akhir [Step langkah] <Proses dalam pengulangan> Next variable

For variabel = nilai_awal To nilai_akhir [Step langkah] <Proses dalam pengulangan> Next variable 5 PENGULANGAN 5.1. Pengulangan Dengan For Next Pengulangan proses menggunakan For Next adalah bentuk pengulangan terkendali dengan variabel kendali yang terus berjalan maju atau mundur. Format penulisan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

BAB III PEMBAHASAN MASALAH BAB III PEMBAHASAN MASALAH Aplikasi yang dibuat oleh penulis adalah aplikasi yang dapat menjalankan atau memainkan file file multimedia khusus bereksientensi *.mp3, *.mpg, dan *.avi, karena itu penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM Suatu sistem perlu dianalisa guna menemukan kelemahan-kelemahan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi kedalam bagian

Lebih terperinci

Krisna D. Octovhiana. 1.1 Mengenal Struktur Kontrol.

Krisna D. Octovhiana. 1.1 Mengenal Struktur Kontrol. Cepat Mahir Visual Basic 6.0 mail4krisna@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

Pertemuan I Pengenalan MapInfo

Pertemuan I Pengenalan MapInfo Praktikum Sistem Informasi Geografi I-1 Pertemuan I Pengenalan MapInfo 1.1 Tujuan 1. Mahasiswa memahami pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) dan konsep dasar SIG. 2. Mahasiswa mengenal dan memahami

Lebih terperinci

DASAR PEMROGRAMAN VISUAL BASIC

DASAR PEMROGRAMAN VISUAL BASIC BAHAN BELAJAR 1 DASAR PEMROGRAMAN VISUAL BASIC Sasaran : Setelah mempelajari bahan belajar ini, diharapkan mahasiswa dapat : a. Mengenal dan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic b. Mengenal dan

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN VISUAL BASIC.NET

MODUL I PENGENALAN VISUAL BASIC.NET MODUL I PENGENALAN VISUAL BASIC.NET A. TUJUAN Memahami platform Microsoft.NET. Mengenal Integrated Development Environment (IDE) Visual Basic.NET. Memahami struktur project Visual Basic.NET. Memahami jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

VARIABEL, OPERATOR DAN EKSPRESI

VARIABEL, OPERATOR DAN EKSPRESI 3 VARIABEL, OPERATOR DAN EKSPRESI 3.1. Variabel Variabel adalah suatu tempat untuk menampung suatu nilai pada memory komputer. Untuk lebih mudah diakses, variabel diberi nama. Nama inilah yang akan menjadi

Lebih terperinci

E-Trick Visual Basic 6.0

E-Trick Visual Basic 6.0 DISCLAIMER Seluruh dokumen E-Trik di dalam CD ini dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk tujuan belajar bukan komersial (non-profit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis

Lebih terperinci

BAB 2 STATEMENT-STATEMENT PADA VBA EXCEL

BAB 2 STATEMENT-STATEMENT PADA VBA EXCEL Objektif : BAB 2 STATEMENT-STATEMENT PADA VBA EXCEL - Mengetahui Statement Bersyarat pada VB Excel - Mengetahui Jenis Jenis Statement Bersyarat - Mengetahui Statement Pengulangan - Mengetahui Jenis Jenis

Lebih terperinci

Pertemuan ke-9 Gambar dan Efek Khusus

Pertemuan ke-9 Gambar dan Efek Khusus Pertemuan ke-9 Gambar dan Efek Khusus Tujuan: Menggunakan kontrol Line dan Shape untuk menambahkan gambar ke dalam form Menggunakan kontrol Image untuk membuat tombol perinth bergambar Membuat fasilitas

Lebih terperinci

PENGENALAN VISUAL FOXPRO

PENGENALAN VISUAL FOXPRO PENGENALAN VISUAL FOXPRO BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL FOXPRO Microsoft Visual FoxPro atau sering disingkat dengan FoxPro merupakan suatu bahasa pemrograman visual yang berorientasi pada database. Microsoft

Lebih terperinci

TABEL DATABASE TABEL - KODE BARANG TOKO INFOMART BARANG - NAMA BARANG - HARGA

TABEL DATABASE TABEL - KODE BARANG TOKO INFOMART BARANG - NAMA BARANG - HARGA TABEL Dalam pembuatan database, data yang pertama dibuat adalah tabel. Tabel merupakan kumpulan data yang tersusun menurut aturan tertentu dan merupakan komponen utama pada database. Table disusun dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) 78 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB II Unit Control pada Visual Basic

BAB II Unit Control pada Visual Basic BAB II Unit Control pada Visual Basic Control merupakan objek hubungan dengan pemakai (user Interface Object). Objekobjek ini tujuannya untuk interaksi antara pemakai program dengan program. Objek ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema. Ditinjau dari sudut katanya sistem berarti sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu kesatuan

Lebih terperinci

Gambar 3. Jendela yang keluar jika memilih 2 unsur dan Statistiknya saja

Gambar 3. Jendela yang keluar jika memilih 2 unsur dan Statistiknya saja LAMPIRAN Lampiran 1. Manual penggunaan perangkat lunak 1. Buka program dengan Double klik pada P-stat.exe lalu akan muncul tampilan awal dari P-stat Tampilan awal program P-Stat ketika pertama kali diaktifkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM VB.NET STMIK-IM BANDUNG MODUL-MODUL PRAKTIKUM. VB. Net. Oleh : CHALIFA CHAZAR S T M I K - I M B A N D U N G

MODUL PRAKTIKUM VB.NET STMIK-IM BANDUNG MODUL-MODUL PRAKTIKUM. VB. Net. Oleh : CHALIFA CHAZAR S T M I K - I M B A N D U N G MODUL-MODUL PRAKTIKUM VB. Net Oleh : CHALIFA CHAZAR MODUL 3 CONDITIONAL STATEMENT Tujuan : Mahasiswa bisa mendefinisikan dan menggunakan penggunaan struktur kondisi IF dan SELECT Pustaka : Wibowo HR, Enterprise

Lebih terperinci

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga LAMPIRAN Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga 20 Lampiran 3 Input Proses Output Id Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses Proses

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi Sistem Informasi Geografi Prediksi Banjir ini

Lebih terperinci

Visual Basic 6.0 For Beginners

Visual Basic 6.0 For Beginners Visual Basic 6.0 For Beginners Febryan Hari Purwanto fharipurwanto@gmail.com Chapter 6 Alur Program Kondisi Percabangan Sebuah aplikasi harus memiliki alur program yang baik sehingga tidak akan terjadi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Langkah selanjutnya dalam membangun aplikasi kearsipan ini adalah mengimplementasikan diagram-diagram UML serta hasil rancangan antarmuka pengguna yang sudah dibuat sebelumnya

Lebih terperinci

MODUL 2 SELECTION & LOOPING PADA FORM

MODUL 2 SELECTION & LOOPING PADA FORM MODUL 2 SELECTION & LOOPING PADA FORM TUJUAN : Mahasiswa mampu menguasai dan memahami penggunaan logika selection dan looping di Visual Basic.Net dengan implementasi pada Form dan object. Materi : Selection

Lebih terperinci

BAB I. 1 P e m r o g r a m a n V i s u a l B a s i c - J a t i L e s t a r i

BAB I. 1 P e m r o g r a m a n V i s u a l B a s i c - J a t i L e s t a r i BAB I Konsep Visual Basic: Penerapan di dunia Usaha, Instalasi serta Pengenalan IDE (Integrated Development Environment) VB dan konsep pemrograman visual I. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mengenal VB, penerapan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci