LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI"

Transkripsi

1 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PERWAKILAN RI LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI 1. Nama Organisasi 2. Tugas 3. Fungsi KBRI Stockholm Mewakill negara Republik Indonesia dalam pelaksanaan diplomas kebijakan poilfik luar negeri RI dalam rangka memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara, dan pemerntah Republik Indonesia serta mefindungi Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di Kerajaan Sweda dan Republik Latvia. KBRI Stockholm juga bertugas untuk mewakii Indonesia pada International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA). a. Peningkatan dan pengembangan kerjasama polilik dan keamanan, ekonom, sosai dan budaya dengan negara penerma dan/atau organisasi internasional; b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri; c. Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan fisik kepada WNI dan BHI, dalam hal terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di negara penerma, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional, hukum internasional dan kebasaan internasional; d. Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai situasi dan kondisi di negara penerima; e. Pelayanan Konsuler dan Fasilitasi Protokol; f. Peningkatan hubungan perekonoman, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan; g. Perbuatan hukum untuk dan atas nama negara dan pemerntah RI dengan negara penerma; h. Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan internal perwakilan, komunikasi dan persandan. 4. Indikator Kinerja Utama

2 No Sasaran Strategis Indik ator Kinerja Utama Kemlu a. Menguatnya diplomasi maritim dan perbatasan untuk kedaulatan nasional dan kesejahteraan rakyat. b. Menguatnya kepem im pinan Indonesia di ASEAN, forum regional dan interregional lainnya. C. Meningkatnya peran Indonesia di dunia internasional Formulasi Pengukuran/Sumber Data Program/Kegiatan Penanggurj Jawab KBRI Stockholm: a. Menguatnya dukungan Persentase rekomendasi hasil Formulasi Pengukuran: - Melakukan Fungsi PoHtik Swedia dan Latvia atas kajian komprehensif (Jumlah Rekomendasi yang konsultasi/pertemuan dengan KBRI Stockholm keutuhan Negara Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders/ mitra dan stakeholders di Kesatuan Republik ditindaklanjuti Stakeholders Jumlah Rekomendasi yang Swedia dan Latvia guna Indonesia sebagai disampaikan selama satu mengadakan pendekatan negara kepulauan - Adanya Rekomendasi tahun) X 100% (lobby) terkait dengan terbesar di dunia. kepada Pemri untuk penyusunan rekomendasi melakukan kerjasama Catatan: Rekomendasi yang tentang; (I) kerjasama bilateral b. Meningkatnya dan bilateral dengan Swedia ditindaklanjuti balk oleh Kemlu dengan Swedia dan Latvia meluasnya partisipasi dan Latvia untuk kegiatan ataupun di luar Kemlu tetap untuk kegiatan yang Swedia dan Latvia dalam yang mendukung dihitung sebagai satu mendukung penguatan membangun infrastruktur penguatan kesatuan dan rekomendasi yang kesatuan dan kedaulatan kemaritiman Indonesia kedaulatan Negara ditindaklanjuti Negara Kesatuan Republik guna mendukung Kesatuan Republik Indonesia, sebagai negara penguatan posisi Indonesia, sebagai negara Sumber Data: kepulauan yang diakui Indonesia sebagai poros kepulauan yang diakui berdasarkan United Nations maritim dunia. berdasarkan United - Brafaks/surat yang Convention on Law of the Sea Nations Convention on Law disampaikan Perwakilan (UNCLOS); (ii) kerjasama c. Menguatnya kerjasama of the Sea (UNCLOS). bilateral antara Indonesia dan

3 Indonesia dengan Swedia - Tersedianya kajian - Brafaks/surat tindak lanjut Swedia/Latvia dalam serta Latvia dalam komprehensif mengenai dari stakeholders penyelesaian berbagai isu penyelesaian berbagai isu kerjasama bilateral dengan global yang dibahas di berbagai global di berbagai forum Swedia clan Latvia untuk forum internasional; (iii) intemasional. kegiatan yang mendukung kerjasama bilateral antara penguatan kesatuan clan Indonesia clan Swedia/Latvia d. Meningkatkan berbagai kedaulatan Negara dalam penyelesaian berbagai upaya untuk mendorong Kesatuan Republik isu global yang dibahas di Swedia clan Latvia Indonesia, sebagai negara berbagai forum internasional; senantiasa meningkatkan kepulauan yang diakui clan (iv) memperkuat keasamanya dengan berdasarkan United kepercayaan Swedia clan Latvia Indonesia baik untuk Nations Convention on Law untuk menjalin kerjasama keriasama bilateral of the Sea (UNCLOS). bilateral dengan Indonesia di maupun keriasama berbagai bidang clan kerjasama penyelesaian isu-isu - Terdapatnya tindak lanjut bilateral untuk isu-isu global global. oleh seluruh stakeholders yang dibahas di berbagai forum terhadap rekomendasi kepada Pemri untuk melakukan kerjasama - Mengembangkan jejaring kerja bilateral dengan Swedia (networkings) untuk mendukung clan Latvia untuk kegiatan penyusunan rekmendasi yang mendukung tentang; (i) kerjasama bilateral penguatan kesatuan clan dengan Swedia clan Latvia kedaulatan Negara untuk kegiatan yang Kesatuan Republik mendukung penguatan Indonesia, sebagai negara kesatuan clan kedaulatan kepulauan yang diakui Negara Kesatuan Republik berdasarkan United Indonesia, sebagai negara Nations Convention on Law kepulauan yang diakui of the Sea (UNCLOS). berdasarkan United Nations - Adanya rekomendasi untuk Convention on Law of the Sea (UNCLOS); (ii) kerjasama menngkatkan keterlibatan stakeholders Swedia clan Latvia dalam peningkatan clan pengembangan infrastruktur kemaritiman di Indonesia (baik dalam bentuk kerjasama capacity bilateral antara Indonesia clan Swedia/Latvia dalam penyelesaian berbagai isu global yang dibahas di berbagai forum internasional; (iii) kerjasama bilateral antara Indonesia clan Swedia/Latvia

4 building maupun partisipasi dalam penyelesaian berbagai investasi). isu global yang dibahas di IDEA dan berbagai forum - Adanya kajian internasional lainnya; dan (iv) komprehensif tentang memperkuat kepercayaan peningkatan keterlibatan Swedia dan Latvia untuk stakeholders Swedia dan menjalin kerjasama bilateral Latvia dalam peningkatan dengan Indonesia di berbagai dan pengembangan bidang dan kerjasama bilateral infrastruktur kemaritiman di untuk isu-isu global yang Indonesia (balk dalam dibahas di berbagai forum bentuk kerjasama capacity building maupun partisipasi investasi). - Menyusun rekomendasi kepada Pemri untuk melakukan - Terwujudnya tindak lanjut kerjasama bilateral dengan terhadap rekomendasi Swedia dan Latvia untuk untuk meningkatkan kegiatan yang mendukung keterlibatan stakeholders penguatan kesatuan dan Swedia dan Latvia dalam kedaulatan Negara Kesatuan peningkatan dan Republik Indonesia, sebagai pengembangan negara kepulauan yang diakui infrastruktur kemaritiman di berdasarkan United Nations Indonesia (baik dalam Convention on Law of the Sea bentuk kerjasama capacity building maupun partisipasi investasi). (UNCLOS). - Menyusun rekomendasi untuk meningkatkan keterlibatan - Adanya rekomendasi untuk stakeholders Swedia dan Latvia melanjutkan dan memperluas kerjasama bilateral antara Indonesia dan Swedia/Latvia dalam penyelesaian berbagai isu global yang dibahas di berbagai forum dalam peningkatan dan pengembangan infrastruktur kemaritiman di Indonesia (baik dalam bentuk kerjasama capacity building maupun partisipasi investasi). - Menyusun rekomendasi untuk melanjutkan dan memperluas - Adanya kajian kerjasama bilateral antara

5 komprehensif tentang Indonesia dan Swedia/Latvia upaya untuk melanjutkan dalam penyelesaian berbagai dan memperluas isu global yang dibahas di IDEA kerjasama bilateral antara dan berbagai forum Indonesia dan Swedia/Latvia dalam penyelesaian berbagai isu - Menyusun rekomendasi untuk global yang dibahas di memperkuat kepercayaan International Institute for Swedia dan Latvia untuk Democracy and Electoral menjalin kerjasama bilateral Assistance (IDEA) dan dengan Indonesia di berbagai berbagai forum bidang dan kerjasama bilateral internasional lainnya. untuk isu-isu global yang - Adanya tindak lajut dari dibahas di berbagai forum stakehokders atas rekomendasi untuk - Menyusun laporan/kajian hasil melanjutkan dan kunjungan pejabat memperluas kerjasama tinggi/menteri bilateral antara Indonesia dan Swedia/Latvia dalam - Menyampaikan usulan/prakarsa penyelesaian berbagai isu di bidang Polhukam, Ekubang, global yang dibahas di dan Sosial Budaya untuk posisi IDEA dan berbagai forum Indonesia dalam internasional lainnya. negosiasi/perundingan bilateral - Adanya rekomendasi untuk dengan Swedia dan Latvia. memperkuat kepercayaan Swedia dan Latvia untuk menjalin kerjasama bilateral dengan Indonesia di berbagai bidang dan kerjasama bilateral untuk isu-isu global yang dibahas di berbagai forum - Adanya kajian-kajian yang komprehensif tentang

6 upaya untuk memperkuat kepercayaan Swedia dan Latvia untuk menjalin kerjasama bilateral dengan Indonesia di berbagai bidang dan kerjasama bilateral untuk isu-isu global yang dibahas di berbagai forum - Adaya tindak lanjut atas rekomendasi untuk memperkuat kepercayaan Swedia dan Latvia untuk menjalin kerjasama bilateral dengan Indonesia di berbagai bidang dan kerjasama bilateral untuk isu-isu global yang dibahas di berbagai forum 2. Kemlu: Meningkatnya peran Indonesia di dunia intemasional KBRI Stockholm: - Menyusun rencana aksi untuk Peningkatan peran KBRI Persentase realisasi rencana Formulasi Pengukuran: membentuk perjanjian bidang Stockholm dalam mendukung aksi sebagai implementasi dan (Jumlah rencana aksi yang pertahanan antara Indonesia dan peningkatan perjanjian/kesepakatan. direalisasikan sebagai Swedia, sebagai tindak lanjut pengaruh Indonesia di negara implementasi kesepakatan bilateral antara akreditasi Penjelasan: perjanjian/kesepakatan I Jumlah Presiden RI dengan PM Swedia rencana aksi yang disusun) X untuk memajukan dan - Rencana aksi: Terbentuknya 100% memodernisasi hubungan bilateral Perjanjian bidang pertahanan kedua negara. antara Indonesia dan Swedia, sebagai _tindak _lanjut Fungsi Politik KBRI Stockholm

7 kesepakatan bilateral antara - Menyusun rencana aksi untuk Presiden RI dengan PM Sumber Data: mewujudkan tetap adanya Swedia untuk memajukan komitmen dari berbagai clan memodernisasi - Dokumen reatisasi rencana stakeholders di Swedia clan Latvia hubungan bilateral kedua aksi sebagai imptementasi untuk mendukung kedautatan negara. perjanjianlkesepakatan. NKRI. - Dokumen rencana aksi - Rencana Aksi: Terwujudnya sebagai implementasi - Mereatisasikan rencana aksi untuk adanya komitmen yang perjanjian/kesepakatan. membentuk perjanjian bidang berketanjutan dari berbagai pertahanan antara Indonesia clan stakeholders di Swedia clan Swedia, sebagai tindak tanjut Latvia untuk mendukung kesepakatan bilateral antara kedaulatan NKRI, khususnya Presiden RI dengan PM Swedia pernyataan tidak mengakui untuk memajukan clan gerakan separatis/anti memodernisasi hubungan bilateral Indonesia. kedua negara. - Rencana Aksi: Perolehan - Merealisasikan rencana aksi untuk dukungan dari Swedia/Latvia mewujudkan tetap adanya bagi pencatonan Indonesia komitmen clad berbagai datam berbagai badan stakeholders di Swedia clan Latvia internasional untuk mendukung kedautatan NKRI. - tmplementasi: Terwujudnya perundingan antara - Melaksanakan rencana aksi untuk Pemerintah Indonesia clan memperoleh dukungan dad Swedia untuk membahas Swedia/Latvia bagi pencalonan rancangan peijanjian Indonesia datam berbagai badan pertahanan antara Indonesia dengan Swedia. - Melakukan perundingan untuk - Imptementasi: Teilaksananya mewujudkan terbentuknya berbagai pertemuan dengan peranjian bidang pertahanan para stakeholders untuk antara Indonesia clan Swedia, memperoteh komitmen sebagai tindak tanjut kesepakatan dukungan atas keutuhan bilateral antara Presiden RI kedautatan NKRI. dengan PM Swedia untuk memajukan clan memodernisasi - Imptementasi : Terlaksananya hubungan bilateral kedua negara. kegiatan perdekatan clan konsultasi dengan mitra di Swedia clan Latvia guna

8 memperoleh dukungan dan Swedia/Latvia bagi pencalonan Indonesia dalam berbagai badan intenasional - Peijanjian: Terwujudnya NKRI. Naskah Peijanian Pertahanan antara Indonesia dengan - Melakukan pertemuan untuk konsultasi dan berunding dengan berbagai stakeholders di Swedia dan Latvia untuk memperoleh dukungan keutuhan kedaulatan - Melakukan pertemuan untuk Swedia. pendekatan dan konsultasi guna - Kesepakatan: Diperolehnya memperoleh dukungan dan Swedia/Latvia bagi pencalonan kesepakatan dukungan atas keutuhan kedaulatan NKRI. Indonesia dalam berbagai badan 3. Kemlu: Meningkatnya nilai manfaat ekonomi, keuangan, dan pembangunan dan pelaksanaan kebijakan luar negerl - Kesepakatan: Diperolehnya dukungan dad Swedia/Latvia bagi pencalonan Indonesia di berbagai _badan _intemasional. KBRI Stockholm: Persentase peningkatan Formulasi Pengukuran: - Memfasilitasi kunjungan Peningkatan peran trade, tourism, and investment Persentase peningkatan Menteri/pejabat tinggi yang tericait KBRI Stockholm dalam (1) perdagangan + Persentase dengan isu ekonomi serta untuk menciptakan nilai manfaat peningkatan tourism + peningkatan keijasama III. ekonomi, dan Persentase peningkatan Penjelasan: pembangunan bagi investasi /3 - Mengupayakan peningkatan - Peningkatan: nilai kesejahteraan rakyat kunjungan misi dagang/pengusaha tambah/kenaikan Indonesia. dibandingkan baseline. Catatan: dan negara akreditasi dan 1. Persentase peningkatan sebaliknya. perdagangan: Nilai - Baseline: tahun dasar yang perdagangan tahun beijalan,, - Menindakianjuti kesepakatan dijadikan acuan perhitungan baseline nilai perdagangan ekonomi yang dihasilkan dalam satu periode Perencanaan Pembangunan 2. Persentase peningkatan (kesepakatan ekonomi dapat benupa penandatanganan Jangka Menengah (RPJMN), tourism: Jumlah wisatawan dan negara setempat yang MoU/peranjian, komitmen Fungsi Ekonomi KBRI Stockholm

9 4. Kemlu: Menguatnya soft power sebagai instrumen peningkatan pengaruh misal tahun 2014 untuk berkunjung ke Indonesia I investasi dan perdagangan). perencanaan baseline jumlah wisatawan dengan asumsi kondisi tahun 3. Persentase peningkatan - Memfasilitasi penyelesaian 2014 tidak terdapat fluktuasi investasi: Nilai Investasi tahun sengketalkasus bisnis yang teriadi. data yang signifikan berjalan/baseline jumlah dan dibandingkan tahun-tahun nilai investasi. - Memfasilitasi business sebelumnya 4. Perwakilan dapat matchmaking. *tatan: sekiranya pada tahun memilih/menyesuaikan 2014 terdapatfluktuasi data komponen UI sesuai dengan - Menyusun data economic yang signifikan maka dapat kondisi di negara akreditasi intellegence untuk kepentingan menggunakan pertumbuhan (dapat ketiganyaldualsatu) stakeholders. rata-rata 5 tahun terakhir Menindaklanjuti inquiiy bisnis Sumber data: (perdagangan). - Statistik Neraca Perdagangan - Trade: transaksi ekspor-impor Bilateral dan atau nilai - Menindakianjuti mnat investasi produk dan komoditi serta kesepakatan transaksi bisnis barang modal komersial antara antara Indonesia dengan Indonesia dengan Swedia dan Swedia dan Latvia. Latvia. - Statistik kunjungan wisatawan dari Swedia dan Latvia ke Indonesia dan atau jumlah - Tourism: jumlah wisatawan visa yang dikeluarkan oleh dan Swedia dan Latvia yang KBRI Stockholm berkunjung ke Indonesia, yang Statistik PMA dan atau nilai diukur dengan data kunjungan - investasi /jumlah perusahaan wisatawan pada instansi di Indonesia atau perusahaan Indonesia, data pengeluaran Swedia dan Latvia yang visa KBRI Stockholm dan data difasilitasi KBRI Stockholm instansi di Swedia dan Latvia. untuk melakukan kegiatan dan keijasama investasi dengan - Investment: jumlah investor Indonesia. dan nilai investasi Swedia/Latvia dalam bentuk Catatan: KBRI Stockholm juga penanaman modal Iangsung menggunakan sumber data lain di Indonesia dan atau yang tersedia sebagai dasar sebaliknya nilai investasi perhitungan. Indonesia di Swedia dan Latvia pengusaha di negara akreditasi dan sebaliknya. - Mengupayakan kunjungan wisatawan dan negara akreditasi ke Indonesia. - Mengembangkan jejaring keija dalam mendukung peningkatan UI. - Melakukan survei dan riset pasar dalam rangka promosi UI Indonesia di Swedia dan Latvia.

10 Indonesia. KBRI Stockholm: Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI di Swedia dan Latvia Persentase publik di Swedia dan Latvia yang berpandangan positif terhadap Indonesia Penjelasan: - Publik: masyarakat (WNI dan WNA), yang tinggal di Swedia dan Latvia, balk yang bersifat perorangan maupun organisasi. - Pandangan Positif: Pandangan masyarakat yang memberikan pandangan yang baik/mendukung terhadap Indonesia Formuasi Pengukuran: (Jumlah pandangan positif I jumlah kuesioner yang diterima) X 100% Sumber Data: Tabuasi data survei pandangan publik di Swedia dan Latvia. Catatan: Komponen yang akan disurvei adalah yang terkait dengan penguatan soft power diplomacy pada saat diangsungkannya kegiatan oeh KBRI Stockholm. - Membina dan memberdayakan masyarakat Indonesia di negara Swedia dan Latvia. - Meningkatkan kualitas pengeoaan website atau portal KBRI Stockholm untuk menarik minat pengunjung mengakses informasi tentang Indonesia. - Memberdayakan keberadaan para peserta program beasiswalpelatihan di Swedia dan Latvia daam mend ukung keg iatan KBRI Stockholm. - Mengupayakan/memfasilltasi kunjungan jumalls/famuip untuk meningkatkan citra Indonesia di Swedia dan Latvia. Fungs Pensosbud KBRI Stockholm - Membangun networking untuk mendukung penguatan soft power diplomacy di Swedia dan Latvia. - Mendorong dan memfasilitasi kunjungan Menteri/pejabat tinggi yang terkait dengan isu Pensosbud/soft power diplomacy ke Swedia dan Latvia. - Mengupayakan tindak lanjut kesepakatanlkerjasama di bidang penerangan, sosial dan budaya. 10

11 - Menyelenggarakan Misi Kesenian/Kebudayaan untuk pertunjukan dan pameran budaya dan seni Indonesia di Swedia dan Latvia. IV 5. Kemlu: Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, serta pemberdayaan diaspora. - Memfasilitasi aktivitas/p rakarsa/prog ram diaspora Indonesia KBRI Stockholm: Meningkatnya pelayanan Persentase Permasalahan Formulasi Pengukuran: - Menyelesaikan Permasalahan Perwakilan dan perlindungan WNI/BHI WNI dan BHI di Luar Negeri (Jumlah permasalahan WNI WNI dan BHI yang terjadi di Diplomatik serta pemberdayaan yang diselesaikan dan BHI yang diselesaikan / Swedia dan Latvia. Bilateral dan Jumlah permasalahan WNI diaspora di Swedia dan Fungsi Protkons Penjelasan: dan BHI yang terjadi selama - Mengupayakan ketersediaan Latvia. KBRI Stockholm satu tahun) X 100% pengacara untuk penyelesaian Permasalahan: kasus-kasus kasus hukum WNI/BHI di WNI/BHI yang terjadi di Sumber Data: Swedia dan Latvia. Perwakilan yang mencakup - Brafaks/surat yang kasus pidana, kasus perdata, disampaikan KBRI - Mengoptimalkan penggunaan kasus ketenagakerjaan, kasus keimigrasian, dan kasus-kasus Stockholm fasilitas KBRI Stockholm untuk khusus (high profile cases) - Brafaks/surat tindak lanjut menampung WNI/BHI dari stakeholders bermasalah. Diselesaikan: menindaklanjuti kasus yang terjadi hingga hak - Memfasilitasi pembentukan hukum WNI/BHI terpenuhi atau Perjanjian/Kesepakatan/MoU di ada keputusan pengadilan bidang perlindungan WNI/BHI yang merniliki kekuatan hukum dengan Swedia dan Latvia. tetap - Memfasilitasi implementasi Perjanjian/Kesepakatan/MoU di bidang_ perlindungan _WNI/BHI 11

12 dengan Swedia dan Latvia. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran Formulasi Pengukuran: (Jumlah pernyataan puas I jumlah kuesioner yang diterima)x 100% - Memberdayakan masyarakat Indonesia di luar negeri bagi penanganan WNI bermasalah. - Melakukan survei kepuasan pelayanan kekonsuleran. Fungsi Protkons KBRI Stockholm. 7 Meningkatnya kapasitas organisasi, tata kelola, dan kompetensi SDM Kemlu berbasis teknologi iriformasi Sumber Data: Tabulasi data survey kepuasan (sebaiknya dalam bentuk elektronik' Administratif KBRI Stockholm: Meningkatnya dukungan manajemen kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan Perwakilan RI yang akuntabel dalam rangka pelaksanaan diplomasi RI dengan Kerajaan Swedia dan Republik Latvia. - Nilal hasil evaluasi Akuntabilitas Kinetia Instansi Pemerintah (AKIP) KBRI Stockholm yang dilakukan ltjen dan BPO Persentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap Alokasi DIPA KBRI Stockholm Sumber Data: Laporan Hasil Evaluasi Akuntabflitas Kinerja instansi Pemerintah (AKIP) Perwakilan dari ltjen dan BPO Formulasi Pengukuran: (Realisasi Anggaran (SP2D) I Alokasi DIPA Perwakilan) x 100% Mengimplementasikan sistem AKIP sesuai pedoman Merealisasikan kegiatan sesuai perencanaan kinerja dan anggaran Semua Fungsi + BPKRT KBRI Stockholm Semua Fungsi + BPKRT KBRI Stockholm Sumber Data: SP2D dari KPPN DIPA Perwakilan 12

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri;

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri; LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN RI NOMOR: SK. 020/SK/KEPPRI/VII/2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KBRI OSLO TAHUN 2015-2019 1. Nama Organisasi : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo 2. Tugas

Lebih terperinci

Manual IKU Perwakilan RI Harare

Manual IKU Perwakilan RI Harare Manual IKU Perwakilan RI Harare No. Sasaran Strategi Indikator Kinerja Utama Formulasi 1 Menguatnya dukungan negara Persentase rekomendasi hasil terhadap kedaulatan kajian komprehensif Perwakilan RI NKRI/

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN Lampiran Surat Keputusan Kepala Perwakilan RI di Berlin Nomor 391/RO/V/2015/07 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN 1. Nama Perwakilan RI : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin 2. Tugas : Mewakili

Lebih terperinci

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016 Matriks Rencana Aksi Perjanjian Perwakilan RI di Houston 016 No (Akumulatif) I (1) () () () () (6) (7) (8) (9) (10) (11) (1) 1. Peningkatan peran KJRI Houston dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 VISI: "Terwujudnya diplomasi total, melalui peningkatan peran KBRI Rabat sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di Maroko

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA 2015-2019 SK KEPPRI TENTANG RENCANA STRATEGIS KEPPRI ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya, kami dapat menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Hubungan Indonesia Norwegia Hubungan RI Norwegia saat ini berada dalam kondisi sangat baik sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan diplomatik

Lebih terperinci

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Peningkatan peran Memperkuat postur Meningkatkan hubungan pengaruh Indonesia diplomasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KBRI HARARE KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA HARARE KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 011/OT/V/2015 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015

Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015 Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015 DAFTAR ISI KATAPENGANTAR...ii DAFTARISI...iii RINGKASANEKSEKUTIF...iv BABIPENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA...3 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...... 11 A.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN 2015-2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KJRI Penang tahun 2015-2019

Lebih terperinci

I Perbandingan capaian kinerja. ki) / dari persepsi masyarakot domestik don internasional. Realisasi Anggaran 2014I[j Rp

I Perbandingan capaian kinerja. ki) / dari persepsi masyarakot domestik don internasional. Realisasi Anggaran 2014I[j Rp SS-1 : Meningkatnya peran don kepemimpinan Indonesia dalam pembentukari Komunitas ASEAN di bidang politik dun keamanan, ekonomi, don sosial budaya IKU 1: Indeks peran don kepemimpinan Indonesia dalam Masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Zagreb, Januari Agus Sardjana Duta Besar LBBP RI

KATA PENGANTAR. Zagreb, Januari Agus Sardjana Duta Besar LBBP RI KATA PENGANTAR Laporan Kinerja KBRI Zagreb tahun 2015 ini merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban yang berisi uraian keberhasilan/kegagalan KBRI Zagreb dalam mencapai sasaran strategis yang telah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN 2015 2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KBRI London tahun 2015-2019

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG JalanAmpera Raya. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, email: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perubahan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perubahan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003

RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003 RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003 ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Dalam sejarah perkembangan Kementerian luar negeri dapat dijelaskan bahwa: 16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Dalam sejarah perkembangan Kementerian luar negeri dapat dijelaskan bahwa: 16 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI A. Sejarah Perkembangan Kementerian Luar Negeri Dalam sejarah perkembangan Kementerian luar negeri dapat dijelaskan bahwa: 16 Tahun 1945-1950 Tugas

Lebih terperinci

KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI *51380 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 108 TAHUN 2003 (108/2003) TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA WINDHOEK - NAMIBIA 1 R E N S T R A K B R I W I N D H O E K DAFTAR ISI SK KEPALA PERWAKILAN RI 3 KATA PENGANTAR 5 BAB I KONDISI UMUM

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/87/M.PAN/8/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DIPLOMAT DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/87/M.PAN/8/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DIPLOMAT DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/87/M.PAN/8/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DIPLOMAT DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Lebih terperinci

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA 2016 DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL "PERSENTASE POSISI INDONESIA YANG DITERIMA DALAM FORUM MULTILATERAL"

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA 2016 DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL PERSENTASE POSISI INDONESIA YANG DITERIMA DALAM FORUM MULTILATERAL DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL "PERSENTASE POSISI INDONESIA YANG DITERIMA DALAM FORUM MULTILATERAL" Deskripsi Sasaran Strategis: Internal Business Process Peningkatan peran Indonesia di forum multilateral

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN 2015 2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON 2015 0 KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA HOUSTON - TEXAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK & FUNGSI PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

TUGAS POKOK & FUNGSI PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI TUGAS POKOK & FUNGSI PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2012 Kedudukan Perwakilan Diplomatik berkedudukan di Ibu Kota Negara Penerima atau di tempat kedudukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL AMERIKA DAN EROPA KEMENTERIAN LUAR

Lebih terperinci

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang Jombang, Agustus 2017 RPJMD 2014-2018 5 MISI 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Sosial dan Beragama 2. Mewujudkan Layanan Dasar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN TAHUN 2015 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja disusun dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT

RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BEIRUT LEBANON 2015 SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA BEIRUT NOMOR: KEP/00404/RO/05/2015/DB TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan bidang ekonomi harus diarahkan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT I.1 Kondisi Umum I.1.1 Politik a. Capaian Hubungan diplomatik antara Indonesia Yunani telah terjalin cukup lama. Awalnya Yunani dirangkap oleh KBRI Beograd, Yugoslavia.

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI NINIEK K. NARYATIE STAF AHLI SOSIAL BUDAYA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI (PMILN) KEMENTERIAN LUAR NEGERI Daftar Isi 01 Kondisi Global

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG PENANAMAN MODAL ANTARA PEMERINTAH DAN PENANAM MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP 2011

MATRIKS BUKU I RKP 2011 MATRIKS BUKU I RKP PRIORITAS LAINNYA BIDANG PEREKONOMIAN Tema Prioritas - Penanggung Jawab Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bekerjasama dengan - NO I PROGRAM PENINGKATAN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN LUAR NEGERI 1. Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui Kerjasama ASEAN Meningkatnya peran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LUAR NEGERI DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

KEMENTERIAN LUAR NEGERI DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2012 KEMENTERIAN LUAR NEGERI DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Sekilas Tentang Direktorat Jenderal Hukum Tugas dan Fungsi Departemen Luar Negeri Struktur Organisasi Departemen

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK.02/B/KP/IV/2013/01 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Sasaran Program Program/Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan Indikator Target 2017 (Output ) SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

BIDANG PEREKONOMIAN Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

BIDANG PEREKONOMIAN Menteri Koordinator Bidang Perekonomian LAINNYA PENANGGUNGJAWAB BIDANG PEREKONOMIAN Menteri Koordinator Bidang Perekonomian NO. Pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AGREEMENT. Pengesahan. RI - Republik Singapura. Timur Selat Singapura. Wilayah. Laut. Garis Batas. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), disusun berdasarkan Instruksi Presiden R.I. Nomor 7 Tahun 1999, disajikan dengan menggunakan standar penyusunan laporan

Lebih terperinci

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2013 TENAGA KERJA. Penempatan. Luar Negeri. Pelaksanaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5389) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a b c d e f bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI Agenda Prioritas mempunyai agenda prioritas yang dibagi 3 (tiga) fase yang masing-masing berlangsung selama 12 (dua belas) bulan. Untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi

Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi A. Tim Evaluasi T im Evaluasi ditetapkan dengan Keputusan Deputi Menteri Sekretaris Negara Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAFTAR PUBLIK KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI PEJABAT PENGELOLA DAN DOKUMENTASI Jl. Taman Pejambon No. 6, Gedung Utama Lantai 10, Jakarta Pusat 10110 Telp: 021.3441508

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

Konsulat Jenderal Republik Indonesia Melbourne

Konsulat Jenderal Republik Indonesia Melbourne Konsulat Jenderal Republik Indonesia Melbourne Laporan Kinerja TAHUN 2016 72 Queens Road, Melbourne, VIC 3004 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi... Kata Pengantar... Executive Summary Halaman

Lebih terperinci

Disusun oleh : Biro Perencanaan dan Organisasi Sekretariat Jenderal. Kementerian Luar Negeri

Disusun oleh : Biro Perencanaan dan Organisasi Sekretariat Jenderal. Kementerian Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN 2013 Disusun oleh : Biro Perencanaan dan Organisasi Sekretariat Jenderal

Lebih terperinci

MEMPERKUAT MEKANISME KOORDINASI DALAM PENANGANAN ABK DAN KAPAL IKAN ASING

MEMPERKUAT MEKANISME KOORDINASI DALAM PENANGANAN ABK DAN KAPAL IKAN ASING MEMPERKUAT MEKANISME KOORDINASI DALAM PENANGANAN ABK DAN KAPAL IKAN ASING Andri Hadi Plt. Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Laut Teritorial: KEWENANGAN NEGARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang ekonomi diarahkan

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan upaya membangun sistem manajemen

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG URAIAN TUGAS PUSAT PROMOSI PERDAGANGAN INDONESIA (INDONESIAN TRADE PROMOTION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam satuan moneter yang mengestimasikan mengenai apa yang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam satuan moneter yang mengestimasikan mengenai apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perencanaan pada organisasi sektor publik terbagi menjadi beberapa tahapan, salah satunya penganggaran. Penganggaran merupakan proses untuk menyiapakan anggaran,

Lebih terperinci

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi dan tujuan yang pencapaiannya diukur dari pencapaian sasaran strategis, sasaran program

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK SINGAPURA TENTANG PENETAPAN GARIS BATAS LAUT WILAYAH KEDUA NEGARA DI BAGIAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2006-2010 Sambutan Ketua BPK Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : SK.06/A/OT/VI/2004/01 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : SK.06/A/OT/VI/2004/01 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : SK.06/A/OT/VI/2004/01 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

No b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis

No b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4925 WILAYAH NEGARA. NUSANTARA. Kedaulatan. Ruang Lingkup. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177 ) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 01 Meningkatnya Pelaksanaan 01 Persentase Pencapaian Sistem Akuntabilitas Kegiatan Kementerian Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj)

Laporan Kinerja (LKj) Laporan Kinerja (LKj) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON 2015 BAB I PENDAHULUAN Sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 tahun 2003, tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Landasan hukum yang mengatur tata kerja, tugas pokok, dan fungsi Perwakilan Rl diluar negeri, antara lain:

BABI PENDAHULUAN. Landasan hukum yang mengatur tata kerja, tugas pokok, dan fungsi Perwakilan Rl diluar negeri, antara lain: KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LKj) KBRI Bucharest tahun 2015 1n1 disusun sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada

Lebih terperinci

Seksi Ekspor Impor Pasal 18

Seksi Ekspor Impor Pasal 18 Seksi Ekspor Impor Pasal 18 (1) Seksi Ekspor Impor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (2) Kepala Seksi Ekspor Impor mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perdagangan Regional dan Luar

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci