KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2006 Direktur Jenderal Cipta Karya. Ir. Agoes Widjanarko, MIP. Pedoman PAKET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2006 Direktur Jenderal Cipta Karya. Ir. Agoes Widjanarko, MIP. Pedoman PAKET"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Dalam rangka penanggulangan kemiskinan khususnya di wilayah perkotaan, melalui P2KP telah dilakukan proses pemberdayaan masyarakat yang ditujukan kepada seluruh komponen masyarakat di kelurahan sasaran, sebagai upaya meningkatkan kemampuan mereka dan menumbuhkan kebersamaan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Tahap 1 proses pemberdayaan masyarakat dalam P2KP untuk 2 (dua) tahun pertama, dilakukan dalam bentuk rembug masyarakat, pembentukan lembaga komunitas (BKM), penyiapan PJM Pronangkis, dan penyaluran bantuan langsung masyarakat (BLM) untuk membiayai kegiatan sosial kemasyarakatan, pendayagunaan dan pengembangan prasarana dan sarana lingkungan, serta pengembangan ekonomi lokal sesuai konsep Tridaya. Dengan selesainya tahap I, masyarakat telah mempunyai modal sosial dalam bentuk kelembagaan (BKM) yang kredibel untuk dapat mengakses berbagai sumber dana dan program masyarakat (PJM Pronangkis) yang siap ditawarkan kepada berbagai pihak untuk pembiayaannya, dalam rangka membangun kemitraan sinergis dengan berbagai pihak yang mempunyai kepedulian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk keberlanjutan program penanggulangan kemiskinan pada tahap 2 kegiatan P2KP yang dilaksanakan pada 2 (dua) tahun kedua dikembangkan upaya menumbuhkembangkan kemitraan (channeling) dengan berbagai pihak seperti Pemerintah Daerah (Pemda), pengusaha, perguruan tinggi, LSM, swasta dan kelompok peduli lainnya untuk merealisasikan PJM Pronangkis yang di buat oleh masyarakat. Pemerintah kota/kabupaten diharapkan dapat menggalang kebersamaan berbagai pihak untuk melakukan upaya penanggulangan kemiskinan secara bersinergi dan dukungan Pemerintah Pusat akan diberikan dalam bentuk kontribusi melalui program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) atau Poverty Alleviation Partnership Grant (PAPG) melalui P2KP. PAKET akan lebih diarahkan untuk kegiatan pengembangan prasarana dan sarana lingkungan yang dapat mendukung upaya penanggulangan kemiskinan sebagaimana tercermin dalam PJM Pronangkis Kota/Kabupaten termasuk pelatihan berbagai pelaku di tingkat daerah untuk meningkatkan kemampuan mereka melakukan kemitraan (channeling) untuk mengakses berbagai sumberdaya yang telah tersedia di wilayah tersebut. Melalui program PAKET tersebut diharapkan mampu menyiapkan masyarakat yang mandiri dalam merencanakan dan melaksanakan pengembangan lingkungan permukimannya sesuai konsep Tridaya serta mewujudkan Gerakan Bersama para pelaku penanggulangan kemiskinan di tingkat lokal dan daerah yang berkelanjutan, menuju kehidupan dan penghidupan yang lebih baik guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera. Jakarta, Januari 2006 Direktur Jenderal Cipta Karya Pedoman PAKET Ir. Agoes Widjanarko, MIP i

2 DAFTAR ISI Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Singkatan... iii Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Pengertian PAKET Tujuan Pelaksanaan PAKET Keterlibatan Tiga Unsur dalam Pelaksanaan PAKET... 2 Bab 2. Ketentuan Umum Pemilihan kota/kabupaten Lokasi Sasaran Kelompok Sasaran Pemanfaatan Dana PAKET Mekanisme Pemanfaatan Dana PAKET... 6 Bab 3. Tahapan Pelaksanaan PAKET Persiapan Daerah Perencanaan Penetapan proposal kegiatan/subproyek Pelaksanaan Kegiatan PAKET Pelaporan dan Evaluasi Bab 4. Organisasi Pelaksana Pemerintah Panitia Kemitraan Lampiran 1. Tata Cara Pengajuan dan Penilaian PAKET Lampiran 2. Format Penilaian SPKD dan PJM Pronangkis Lampiran 3. Format Berita Acara Penetapan Lokasi Pelaksana PAKET Lampiran 4. Format Berita Acara Pembentukan Pokja PAKET Lampiran 5. Format Proposal Panitia Kemitraan Lampiran 6. Daftar Kegiatan yang Layak Dilaksanakan dengan PAKET Lampiran 7. Alur Pencairan Dana PAKET Lampiran 8. SPPB PAKET Lampiran 9. Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan PAKET (BAPPUK) PAKET Lampiran 10. Surat Pernyataan Kesanggupan Memanfaatkan Bantuan PAKET (SPKMB PAKET) Lampiran 11. Berita Acara Penarikan/Penggunaan Dana PAKET (BAPPD PAKET) Lampiran 12. Surat Pernyataan Kemajuan Pekerjaan PAKET (SPKP PAKET) Lampiran 13. Permohonan Pembayaran Dana PAKET (PP PAKET) Lampiran 14. Kuitansi Lampiran 15. Nota Kesepakatan Pedoman PAKET ii

3 DAFTAR SINGKATAN APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BAPPD : Berita AcaraPenarikan/Penggunaan PAKET BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BI : Bank Indonesia BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat BLM : Bantuan Langsung Masyarakat BOP : Biaya Operasional Pekerjaan BPS : Biro Pusat Statistik DEPDAGRI : Departemen Dalam Negeri DEPKEU : Departemen Keuangan DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DJPBN : Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara DLN : Direktorat Luar Negeri, Departemen Keuangan DPHLN : Direktorat Pengelolaan Hutang Luar Negeri FGD : Focussed Group Discussion FMR : Financial Management Report IBRD : International Bank Reconstruction Development IDA : Int ernatioan Development Assistance KBP : Komunitas Belajar Perkotaan KMP : Konsultan Manajemen Pusat KMW : Konsultan Manajemen Wilayah KPKD/TKPKD : Komite Penanggulangan Kemiskinan Daerah KPPN : Kantor Pusat Perbendaharaan Negara LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MoU : Memorandum of Understanding (Nota Kesepahaman) P2KP : Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan PAKET : Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu PAPG : Poverty Alleviation Partnership Grant PJM : Perencanaan Jangka Menengah PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan POKJA PAKET : Kelompok Kerja PAKET Pronangkis : Program penanggulangan kemiskinan PU : Pekerjaan Umum PSD : Prasarana dan Sarana Dasar Satker PBL : Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan SKS : Satuan Kerja Sementara SNVT : Satuan kerja Non Vertikal Tertentu SPKD : Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKMB : Surat Pernyataan Kesanggupan Memanfaatkan Bantuan SPKP : Surat Pernyataan Kemajuan Pekerjaan SPM : Surat Perintah Membayar SPP : Surat Permintaan Pembayaran SPPB : Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana TKPKD : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah UKM : Usaha Kecil Mikro UPK : Unit Pengelola Keuangan UPL : Unit Pengelola Lingkungan UPS : Unit Pengelola Kegiatan Sosial Pedoman PAKET iii

4 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Program Penanggulangan kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dimulai sejak Tahun 1998 merupakan upaya membangun gerakan masyarakat untuk menanggulangi masalah kemiskinan di wilayahnya secara mandiri. Upaya ini telah menghasilkan perkembangan yang positif, terutama dalam membangun lembaga masyarakat warga di tingkat Kelurahan yang cukup mengakar, representatif, dan kepemimpinan kolektif yang disebut Badan Keswadayaan Masyarakat, disingkat BKM. Keberadaan BKM inilah yang diharapkan mampu menjadi pondasi yang kokoh bagi terbangunnya tatanan masyarakat berdaya. Meskipun demikian, harus diakui bahwa tatanan masyarakat berdaya tersebut perlu terus menerus difasilitasi sehingga mampu transformasi ke tatanan masyarakat mandiri. Pada tatanan masyarakat mandiri inilah yang akan mampu mendorong tumbuhnya gerakan kemitraan yang sinergis antara masyarakat dengan pemerintah daerah (kota/kabupaten) dan kelompok peduli setempat (LSM, perguruan tinggi dll), sehingga upaya penanggulangan kemiskinan akan menjadi gerakan bersama yang dibangun atas dasar sifat inklusif, kemitraan dan kesetaraan dari ketiga pilar utama pembangunan tersebut. Perkuatan pendekatan penanggulangan kemiskinan sebagaimana digambarkan tersebut di atas selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk penambahan komponen proyek P2KP, yakni Penanggulangan Kemiskinan Terpadu di Perkotaan, disingkat PAKET, yang diharapkan mampu melandasi pengembangan upaya dan aktivitas penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan bersama oleh dan dari masyarakat, pemerintah serta kelompok peduli setempat. Melalui berbagai penyempurnaan upaya-upaya dalam P2KP tersebut, diharapkan pada masa-masa mendatang upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan Pemerintah Daerah yang didukung oleh masyarakatnya secara mandiri dan berkelanjutan Pengertian PAKET PAKET adalah suatu komponen program P2KP untuk mendorong dan memperkuat kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah daerah serta kelompok peduli sehingga upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan serta melembaganya proses pembangunan yang bersifat partisipatif di tingkat kota. Melalui Komponen PAKET diharapkan juga dapat terbangun dan melembaga proses konsultatif antara ketiga pilar pembangunan (pemerintah, masyarakat, swasta/kelompok peduli) di tingkat kota/kabupaten dalam penanggulangan kemiskinan. Hal ini berarti bahwa PAKET hanya dapat berjalan sesuai dengan tujuannya apabila di antara masingmasing pelaku pembangunan di atas memiliki kepentingan dan kebutuhan yang sama untuk saling koordinasi, kooperasi dan kolaborasi satu terhadap yang lain sehingga terjadi kemitraan. PAKET hanya sekedar stimulan untuk membantu dan mempercepat proses kemitraan yang mulai ditumbuhkan oleh mereka sendiri. Bagi masyarakat, terutama BKM, Komponen PAKET juga dimaksudkan sebagai proses pembelajaran untuk mengakses dan menggalang berbagai sumber daya maupun sumber dana yang dimiliki oleh pemerintah kota/kabupaten atau kelompok peduli setempat

5 (channeling), sehingga diharapkan dapat lebih mengoptimalkan kemandirian dan keberlanjutan upaya penanggulangan kemiskinan. Agar BKM/masyarakat mampu bermitra dengan pemerintah kota/kabupaten dan kelompok peduli setempat, maka prasyarat utama adalah bahwa BKM-BKM memiliki kredibilitas yang menjamin kepercayaan dari berbagai pihak tersebut. Hal ini berarti bahwa hanya BKM-BKM yang telah menunjukkan kinerja sebagai BKM Berdaya yang memiliki perluang untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses channeling dari program-program yang ada, khususnya melalui PAKET. Komponen Program PAKET harus ditempatkan sebagai sarana pembelajaran kemitaran antara masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Dengan demikian, Indikator pelaksanaan dan capaian PAKET dapat dilihat pada tumbuhnya kebutuhan rasa kebersamaan dan kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli, baik dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan maupun sumber dana terhadap kegiatan pembangunan 1.3. Tujuan Pelaksanaan PAKET Maksud Pelaksanaan kegiatan PAKET P2KP adalah agar terjadi proses pembelajaran kemitraan dan gerakan bersama oleh seluruh pelaku di tingkat kabupaten/kota sehingga terjalin sinergi upaya-upaya penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan PAKET adalah melembagakan kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah dan kelompok peduli untuk membangun wilayahnya dalam rangka menciptakan lingkungan permukiman yang layak huni, nyaman, produktif dan berjati-diri. Sedangkan tujuan khusus pelaksanaan PAKET adalah: 1. Melembagakan pola-pola pembangunan partisipatif yang dilaksanakan di kota/kabupaten lokasi PAKET. 2. Menciptakan nuansa kerja sama yang nyata antara pemerintah kota/kabupaten dengan kelompok masyarakat peduli serta masyarakat sasaran. 3. Meningkatkan kepedulian, partisipasi dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap fasilitas dan/atau program yang dilaksanakan bersama antara pemerintah kota/kabupaten dengan masyarakat. 4. Membuka Akses masyarakat miskin kepada sumber daya kunci (dana, keahlian, informasi, teknologi dan lain-lain) yang dimiliki pemerintah kota/kabupaten, yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan penanggulangan kemiskinan makin terbuka. 5. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota/kabupaten untuk menciptakan kebijakankebijakan dan program-program yang memihak kaum miskin (pro poor) 6. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi program pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat (Demand Driven) Keterlibatan tiga unsur dalam pelaksanaan PAKET Dalam pelaksanaan PAKET melibatkan 3 (tiga) unsur utama, yaitu: 1. Pemerintah Kota/Kabupaten, melalui Dinas-Dinas 2. Masyarakat, melalui BKM atau Organisasi masyarakat lainnya 3. Kelompok PEDULI: LSM, Universitas, Tokoh Masyarakat, Dunia usaha swasta, dll. Pedoman PAKET 2

6 Ketiga unsur dimaksud akan belajar bermitra mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi kegiatan PAKET, baik melalui Panitia Kemitraan maupun KPK-D dan KBP. PERENCANAAN KEGIATAN & PENGAJUAN PROPOSAL PAKET PERSETUJUAN KEGIATAN PAKET & PENETAPAN JUMLAH DANA BANTUAN PAKET PELAKSANAAN KEGIATAN PAKET BAGI PROPOSAL YANG TELAH DISETUJUI EVALUASI KEGIATAN PAKET YANG DILAKSANAKAN DAN AUDIT PANITIA KEMITRAAN KPKD PANITIA KEMITRAAN KPKD BKM Berdaya Klmpk Peduli DINAS Klmpk. Peduli Forum BKM Pemda BKM Berdaya Klmpk Peduli DINAS Forum BKM Klmpk. Peduli Pemda Pedoman PAKET 3

7 BAB II KETENTUAN UMUM Komponen PAKET P2KP akan mengalokasikan dana stimulan yang dapat digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan yang direncanakan secara partisipatif serta diusulkan oleh BKM Berdaya bekerjasama dengan dinas pemerintah kota/kabupaten dan kelompok peduli setempat atau sebaliknya. Dengan kata lain, kegiatan yang diusulkan PAKET adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh masyarakat, pemerintah kota/kabupaten dan kelompok peduli setempat sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan pemeliharaan sebagai sarana pembelajaran untuk membangun dan melembagakan kemitraan sinergis serta gerakan bersama dalam rangka terwujudnya sinergi upaya penanggulangan kemiskinan. Khusus program dinas/instansi kota/kabupaten yang dapat didukung oleh bantuan PAKET adalah program atau kegiatan pokok dinas kota/kabupaten bersangkutan, dan bukan merupakan program baru yang diusulkan semata-mata untuk memperoleh bantuan PAKET. Komponen PAKET tidak dilaksanakan di seluruh kota/kabupaten sasaran P2KP, namun hanya akan dilaksanakan di sebagian kota/kabupaten saja yang menyatakan minat dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan P2KP Pemilihan kota/kabupaten Pemilihan kota/kabupaten penerima dana PAKET akan dilakukan oleh SKS P2KP (dibantu Tim Penilai Inter Departemen) berdasarkan usulan yang disampaikan oleh kabupaten/kota yang ingin menjadi pelaksana PAKET yang telah memenuhi persyaratan sebagai calon pelaksaan PAKET, sebagai berikut: 1. Terbentuk Komite Penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD)/Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) 2. KPKD/TKPKD telah menggerakkan Komunitas Belajar Perkotaan 1 (KBP) sehingga telah aktif melaksanakan kegiatannya 3. Memiliki dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) dan Perencanaan Jangka Menengah (PJM) Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) kota/kabupaten, yang disusun oleh KPKD/TKPKD secara partisipatif dengan melibatkan unsur pemerintah (dinas-dinas), masyarakat dan kelompok peduli, melalui kegiatan KBP 4. Mengalokasikan dana APBD kota/kabupaten (program dinas) sebagai kontribusi untuk pelaksanaan kegiatan PAKET. Tata cara Pengajuan dan Penilaian Usulan Lokasi PAKET dapat dilihat pada Lampiran Lokasi Sasaran Lokasi sasaran penerima bantuan PAKET adalah Kota/Kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan P2KP. Bantuan PAKET P2KP diperuntukkan bagi: 1 Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) adalah nama generik yang merupakan kumpulan individu (masyarakat peduli) dalam suatu forum untuk belajar, berbagi pemikiran dan pengalaman, serta melakukan kajian-kajian pembangunan (terkait dengan pelaksanaan P2KP terutama persoalan kemiskinan) yang dilandasi prinsipprinsip good governance. Pedoman PAKET 4

8 1. Kelurahan/desa lokasi sasaran P2KP, yang telah memiliki kinerja BKM Berdaya 2. Kelurahan/desa yang bukan lokasi P2KP dapat menerima dana PAKET jika melakukan kerja sama dengan kelurahan/desa lokasi P2KP yang memiliki kinerja BKM Berdaya untuk melaksanakan proyek bersama yang merupakan kebutuhan prioritas untuk penanggulangan kemiskinan di lokasi-lokasi yang bersangkutan Kelompok Sasaran Bantuan PAKET P2KP dilaksanakan melalui Panitia Kemitraan, yang dibentuk atas dasar kesepakatan dan gabungan dari lembaga masyarakat yang mengakar dan representatif (BKM) dengan dinas kota/kabupaten dan kelompok peduli sebagai pengusul kegiatan bersama. Pembentukan Panitia Kemitraan merupakan ikatan pemersatu adanya kesamaan kepentingan (kesesuaian atau keselarasan) rencana program yang dimiliki dinas terkait dengan rencana program penanggulangan kemiskinan (Pronangkis) yang telah disusun masyarakat Pemanfaatan Dana PAKET Sesuai sifat dana PAKET sebagai stimulan untuk memperkuat dan melembagakan mekanisme kemitraan antara masyarakat, dinas pemerintah kota/kabupaten dan kelompok peduli setempat dalam penanggulangan kemiskinan, maka proposal kegiatan/subproyek harus mencerminkan upaya penanggulangan kemiskinan dalam konteks keseimbangan TRIDAYA, antara lain yang terkait dengan: 1. Lingkungan & kesehatan seperti: pembangunan rumah kumuh, prasarana permukiman, pembangunan jaringan air bersih/limbah, rehabilitasi jalan setapak, fasilitas kesehatan, vaksinasi, abatisasi, dsb 2. Ekonomi seperti: pembangunan pasar rakyat, TPI (Tempat Pelelangan Ikan), pengembangan produk unggulan, pembibitan, irigasi, dsb 3. Sosial seperti: perbaikan sarana pendidikan, khitanan masal, penyuluhan, pelatihan keterampilan, dsb. Tridaya merupakan konsep yang dilaksanakan oleh Departemen PU (khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya) dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagai penyedia prasarana dan sarana dasar (PSD) permukiman. Tridaya dilaksanakan sebagai kesatuan upaya, yang dapat diterjemahkan menjadi: Pemberdayaan sosial kemasyarakatan, masyarakat disiapkan untuk beralih peran sebagai pelaku pembangunan, yang diwujudkan dengan pemantapan kelembagaan di tingkat akar rumput Pemberdayaan usaha ekonomi lokal bertumpu pada usaha keluarga/ kelompok, yang dilakukan melalui penyediaan fasilitas ekonomi yang mendukung Pendayagunaan prasarana dan sarana dasar yang mendukung, melalui: Penyediaan fasilitas sosial, fasilitas umum, dan fasilitas ekonomi Rehabilitasi rumah tidak layak Rehabilitasi/peningkatan PSD, dll Dana PAKET dapat digunakan dengan berpedoman kepada PJM Pronangkis yang disusun masyarakat dan Pronangkis Kota/Kabupaten yang disusun oleh KPKD/TKPKD (melalui proses KBP), sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat langsung dalam mendukung gerakan masyarakat mengurangi kemiskinan di wilayahnya. Meskipun demikian ada beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai dengan dana PAKET ini, adalah: Pedoman PAKET 5

9 Kegiatan perkreditan atau dana bergulir Pengadaan senjata api dan sejenisnya Pembiayaan kegiatan yang berkaitan dengan politik (kampanye dll) Pembelian atau usaha narkoba Deposito atau yang berkaitan dengan upaya memupuk bunga bank Pembebasan lahan dan/atau pemukiman kembali secara paksa Pembangunan rumah ibadah Pembangunan gedung kantor pemerintah/forum BKM atau gaji pegawai pemerintah/ Pokja PAKET/Forum BKM Produk-produk yang merugikan lingkungan Usaha perjudian dan usaha yang bertentangan dengan susila serta moral dan nilainilai agama Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan kelestarian budaya lokal Kegiatan yang bertentangan dengan hukum dan kemanusiaan serta tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran P2KP Kegiatan bukan merupakan kegiatan pokok dari dinas/instansi pengusul; dan Jangka waktu pelaksanaan kegiatanyang diperkirakan lebih dari satu tahun Mekanisme Pemanfaatan Dana PAKET Alokasi dana PAKET P2KP kepada pemerintah kota/kabupaten terpilih akan dilakukan melalui mekanisme penganggaran yang biasa dilakukan pemerintah pusat kepada pemerintah kota/kabupaten. Untuk kepentingan ini, pemerintah kota/kabupaten akan menunjuk PJOK (Penanggung jawab Operasional Kegiatan) di tingkat kota/kabupaten yang bertanggungjawab dalam mengadministrasikan alokasi dana PAKET tersebut. Untuk kota/kabupaten yang terpilih sebagai lokasi PAKET, maka akan menerima stimulan dana PAKET sebesar antara Rp 4,5 sampai dengan Rp 7,5 milyar per kota/kabupaten (sesuai dengan kriteria jumlah BKM), yang akan dialokasikan dalam tiga tahap, sebagai berikut: Alokasi Dana PAKET per Kota/Kabupaten Ukuran Kota/Kab. Kecil Sedang Besar Jumlah BKM < 15 BKM BKM > 25 BKM Alokasi PAKET Tahap 1 1 milyar 1,5 milyar 2 milyar per tahapan Tahap 2 1,5 milyar 2 milyar 2,5 milyar (milyar Rp) Tahap 3 2 milyar 2,5 milyar 3 milyar Total 4,5 milyar 6 milyar 7,5 milyar Plafon Usulan per proyek/ sub proyek PAKET per Panitia kemitraan Minimal Rp 30 juta dan Maksimal Rp 200 juta. Kurang daripada Rp 30 juta diharapkan dapat dipenuhi dengan swadaya masyarakat atau stimulan dana BLM, sedangkan lebih dari Rp 200 juta dapat didukung oleh APBD setempat maupun channeling program dengan pihak terkait lainnya Catatan: Ketentuan dan Alokasi Dana PAKET di atas adalah bersifat sementara dan dapat disesuaikan berdasarkan keputusan SKS P2KP. Pemerintah Kota/Kabupaten pemenang PAKET akan mendapatkan dana PAKET dalam tiga tahapan, sehingga diharapkan akan terjadi pelembagaan proses pembangunan partisipatif di tingkat kota/kabupaten secara bertahap. Pedoman PAKET 6

10 Untuk menerima dan melaksanakan PAKET, baik pemerintah daerah maupun masyarakat harus menyediakan dana pendamping, yang meliputi: Biaya Operasional Pelaksanaan (BOP) BOP adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten penerima (menjadi lokasi) program PAKET dari sumber APBD, yang digunakan untuk kegiatan operasional pendukung PAKET yang dilakukan oleh pemerintah kota/kabupaten melalui Sekretariat PAKET di Bappeda. Penyediaan BOP oleh pemerintah Kota/Kabupaten merupakan salah satu persyaratan mendapatkan dana PAKET. BOP besarnya minimal 5% dari alokasi dana PAKET untuk periode tahapan yang bersangkutan, selama masa pelaksanaan PAKET di wilayahnya, yang digunakan untuk: 1. Biaya sosialisasi dan pemasyarakatan PAKET, pelatihan-pelatihan, monitoring dan kegiatan pendukung lainnya 2. Kegiatan maupun operasional Pokja PAKET: rapat koordinasi, peninjauan lapangan dan kesekretariatan, biaya cetak dan penyiaran, dsb. 3. Biaya operasional PJOK PAKET. Sebagai contoh: Kota A merupakan kota sedang yang akan memperoleh dana PAKET total senilai Rp. 6 milyar, maka pada pelaksanaan tahap pertama menyediakan dana senilai Rp 100 juta (6,67% x Rp. 1,5 milyard) untuk BOP PAKET. Selajutnya Rp. 150 juta (7,5%) untuk pelaksanaan tahap ke dua, dan Rp. 200 juta (8%) untuk pelaksanaan tahap ke tiga. BOP ini tidak untuk membayar gaji atau honor anggota Pokja, karena anggota Pokja PAKET adalah relawan. Alokasi dana BOP untuk PJOK dipergunakan untuk membiayai kegiatan maupun operasional, antara lain untuk keperluan rapat (termasuk rapat koordinasi), peninjauan lapangan dan kesekretariatan Dana Pendamping Panitia Kemitraan Dana pendamping adalah dana swadaya dari pihak pengusul atau panitia kemitraan (BKM, Dinas dan Kelompok Peduli) yang dialokasikan sebagai pendamping dana PAKET (matching fund) dari keseluruhan dana yang diusulkan oleh pihak panitia kemitraan. Dana pendamping ini bersumber dari dana Dinas untuk kegiatan terkait bersama-sama dengan dana masyarakat (BKM) dan kelompok peduli, baik dalam bentuk tunai/cash maupun dapat dalam bentuk lainnya/in kind (natura, tenaga sukarela, penyerahan lahan sukarela, peminjaman alat, material, dsb). Sebagai contoh: Dinas PU atau Kimpraswil memiliki program perbaikan rumah kumuh sebesar Rp 50 juta untuk 10 KK Miskin di Kelurahan X. Sedangkan masyarakat kelurahan X, sesuai hasil PJM PRONANGKIS, memiliki kebutuhan untuk pembangunan 30 rumah kumuh bagi 30 KK Miskin dengan perkiraan biaya sebesar Rp 150 juta. Untuk itu, BKM dan Dinas Kimpraswil dapat bermitra untuk mengusulkan kegiatan PAKET pembangunan rumah kumuh bagi 30 KK miskin, dengan sumber dana yang diajukan, misalnya, Rp 50 juta bersumber dari dinas Kimpraswil, Rp 25 juta bersumber dari masyarakat/bkm (In Kind) serta usulan dana PAKET sebesar Rp 75 juta. Proporsi minimal dari keseluruhan usulan dana yang diajukan oleh Panitia Kemitraan adalah 50% sampai 70% dana swadaya dan 30% sampai 50% dana PAKET. Pedoman PAKET 7

11 Akan lebih baik dan lebih diprioritaskan dalam seleksi usulan kegiatan PAKET, apabila dalam usulan kegiatan/subproyek panitia kemitraan yang diajukan: 1. Persentase dana swadaya (Dinas, masyarakat) lebih besar dari dana PAKET 2. Dalam komponen dana swadaya mencakup sumber dana dari pihak lain, selain dana Dinas dan dana dari masyarakat sasaran proyek Pedoman PAKET 8

12 BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN PAKET Setelah suatu kabupaten/kota ditetapkan untuk melaksanakan PAKET, secara garis besar seluruh kegiatan PAKET terdiri atas 5 siklus kegiatan yang akan berulang setiap tahapan, selama tiga tahap (kecuali seleksi kota yang hanya dilakukan satu kali di setiap kota.), yaitu: Persiapan daerah Penyusunan rencana pelaksanaan pelaksanaan proyek PAKET oleh Panitia Kemitraan Penetapan proposal penerima PAKET Pelaksanaan proyek/subproyek Pelaporan dan evaluasi Siklus pelaksanaan PAKET selama tiga tahap dapat dilihat pada bagan 1. Dari setiap 5 siklus utama tersebut, akan dilakukan sub-sub kegiatan, secara terinci dapat dilihat pada bagan 2 serta tabel Proses Pelaksanaan PAKET Persiapan Daerah Tahapan ini merupakan langkah penyiapan pelaksanaan PAKET di kota/kabupaten penerima, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, meliputi kegiatan-kegiatan: Kampanye melalui media massa Pelaksanaan kegiatan ini merupakan tanggung jawab KPKD/TKPKD, yang bertujuan untuk menyebarluaskan konsep PAKET (termasuk pengumuman calon proyek kemitraan yang akan diajukan memperoleh dana PAKET) agar masyarakat sadar akan adanya peluang kerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Kampanye dapat dilakukan melalui media cetak lokal, radio, televisi, spanduk dan poster, serta media massa lain yang memungkinkan. KPK-D/TKPKD dalam hal ini akan dibantu penuh oleh Pokja PAKET yang berada dalam struktur dan koordinasi KPK-D/TKPKD, serta beranggotakan relawan-relawan terpilih melalui proses KBP Pedoman PAKET 9

13 Bagan 2. Siklus Per Tahap Pelaksanaan PAKET P2KP LOKASI PAKET Evaluasi Kinerja PAKET & Audit Kampanye Kampanye kelurahan Pembentukan Pokja PAKET Pelaporan Tahunan Evaluasi Kota Tidak Selesai Ya Tahap ke-2 Pembentukan panitia kemitraan Pelaporan Perencanaan Proposal Merintis Kerjasama Kegiatan BKM dengan Dinas Pelaksanaan Pembuatan Detail Desain Penyaluran Dana Penilaian Kelayakan Proposal Penetapan Proyek PAKET Lokakarya Manajemen Penandataganan SPPB Tahapan Pelaksanaan PAKET-P2KP TAHAPAN KEGIATAN PELAKU LOKASI Di Tingkat Nasional I Penetapan kabupaten/ kota PAKET Di Propinsi II Persiapan Daerah 1 Diseminasi PAKET Ke Pemda kab/kota sasaran P2KP serta pengumuman Tata Cara Pengajuan dan Penilaian calon lokasi PAKET 2 Penetapan Kota Seleksi kota/kab. peserta PAKET P2KP Di Tingkat Kabupaten/Kota 3 Kampanye Media Penyebarluasan konsep PAKET Pelaksana: Tim Koord. Nasional Peserta: Bappeda Kota/kab. lokasi P2KP SKS P2KP Pusat & Tim Penilai Interdep Nasional KPKD/TKPKD 4 Lokakarya I. Perumusan Pokja PAKET FGD KBP perumusan tugas, keanggotaan, dan mekanisme kerja Pokja PAKET. KPKD/TKPKD 5 Pembentukan Pojka PAKET Pelaksana: KPKD/TKPKD Di Pusat Di Kota/Kab Di Kota/Kab Di Kota/Kab. 6 Kampanye Kelurahan Pelaksana: Pokja Di Kel. Pedoman PAKET 10

14 TAHAPAN KEGIATAN PELAKU LOKASI PAKET Sasaran III Perencanaan 7 Pembentukan Panitia Kemitraan Masyarakat/BKM dan dinas terkait 8 Lokakarya II. Pendalaman Konsep Pokja PAKET dan dan Mekanisme PAKET Panitia Kemitraan 9 Perencanaan Proyek/Sub Proyek Pelaksana: a. Penyusunan proposal Panitia bersama Kemitraan b. Pengajuan Proposal ke Fasilitator: Pokja Pokja PAKET IVPenetapan Proposal V Pelaksanaan VI Pelaporan Evaluasi & 10 Penilaian Proyek/Subproyek Penilaian kelayakan proposal oleh Pokja PAKET 11 Penetapan Proyek Penerima PAKET Pengumuman proy/subproy yg disetujui melalui media massa dan diajukan ke PJOK (diproses) 12 Lokakarya III. Manajemen pelaksanaan Membahas manajemen proyek, prosedur administrasi & pendanaan, persyaratan teknis pelaksanaan proyek/subproyek 13 Pelaksanaan Kegiatan Secara Swadaya Pelaksanaan kegiatan menggunakan sumberdaya/dana Dinas dan masyarakat 14 Penyaluran Dana Penandatanganan SPPB PAKET (PJOK PAKET dan Panitia Kemitraan), Pencairan dana PAKET ke rekening Pan. Kemitraan 15 Pelaksanaan Kegiatan dengan Dana PAKET 16 Penyusunan laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan proyek 17 Evaluasi Kota Evaluasi & penilaian proy/subproy terbaik Pelaksana: Pokja PAKET Fasilitator:KMW Pelaksana: Pokja PAKET Fasilitator: KMW Pelaksana: Panitia Kemitraan Fasilitator: Pokja PAKET Pelaksana: Masingmasing Pan.Kemitraan Fasilitator: KMW Pelaksana: PJOK PAKET, Panitia Kemitraan, KPKN Di Kota/Kab. Di Kota/Kab Di Kelurahan peserta Kota/Kab Di Kota/Kab Di Kota/Kab Di Kota/Kab Di Kelurahan peserta Di Kelurahan peserta (sesuai ketentuan) Panitia Kemitraan Di Lokasi sasaran Masing 2 Panitia Kemitraan Pokja PAKET/KPKD/TK PKD Di Kota/Kab 18 Pelaporan Tahunan Pokja PAKET Penyusunan laporan tahunan pelaksanaan PAKET di tingkat Kota/Kab Pelaksanaan PAKET putaran ke-dua (Tahap Ke-dua) Di Kota/Kab Pedoman PAKET 11

15 Pembentukan Pokja PAKET Pembentukan pokja PAKET tingkat kabupaten/kota akan dilakukan oleh KPKD/TKPKD secara partisipatif bersama relawan-relawan KBP. Proses pembentukan Pokja PAKET akan dilakukan melalui dua tahapan, yaitu, pertama, diskusi kelompok terarah (Focused Group Discussion/FGD) dalam KBP untuk merumuskan: Kesepakatan tugas pokok Pokja PAKET Keanggotaan dan mekanisme pemilihan anggota Pokja PAKET Mekanisme kerja. Langkah ke dua adalah pemilihan anggota Pokja PAKET berdasarkan tata cara dan kriteria yang telah disepakati dalam hasil FGD sebelumnya. Jumlah anggota Pokja PAKET adalah 11 orang atau lebih, dengan catatan ganjil untuk memudahkan proses pengambilan keputusan. Anggota Pokja PAKET merupakan relawan-relawan kemiskinan kabupaten/kota (yang tagabung dalam KBP) yang mencerminkan sifat-sifat universal kemanusiaan (dipercaya, ikhlas, jujur, peduli, adil), bukan mewakili kewilayahan, kelompok, atau golongan tertentu. Semua anggota Pokja PAKET bekerja atas dasar sukarela, serta tidak diperkenankan digaji atau menerima imbalan honor secara rutin 3.2. Perencanaan BKM dapat mengajukan usulan kegiatan untuk mendapatkan dana PAKET berdasarkan PJM Pronangkis (baik di tingkat kelurahan/desa maupun tingkat kabupaten/kota) untuk pekerjaan yang harus berkolaborasi dengan dinas terkait dan/atau kelompok peduli setempat yang berlandaskan kemitraan dan kesetaraan tercermin pada seluruh proses kegiatan, sesuai prinsip dan nilai P2KP, dalam suatu Panitia Kemitraan Pembentukan Panitia Kemitraan Dilakukan melalui proses kesepakatan bersama BKM dengan dinas dan/atau kelompok peduli sesuai kegiatan/program yang telah diusulkan untuk memperoleh PAKET. BKM diperkenankan berkolaborasi dengan beberapa dinas terkait yang berbeda untuk mengusulkan beberapa proposal sub proyek yang berbeda. Keberadaan Panitia Kemitraan diverifikasi KMW dan Pokja PAKET. Beberapa pertimbangan pendekatan Panitia Kemitraan, adalah sbb: Melembagakan kemitraan dan pembangunan partisipatif, khususnya dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan antara masyarakat, pemerintah kota/kabupaten, kelompok peduli/kelompok ahli. Menumbuhkembangkan transparansi & akuntabilitas dalam tata kepemerintahan melalui mekanisme komunikasi timbal balik. Mendorong proses alih pengetahuan, sumberdaya, teknologi, informasi dan lain-lain dari dinas/instansi terkait serta kelompok ahli kepada masyarakat Mendorong dinas/intansi tingkat kota/kabupaten serta kelompok peduli setempat lebih memahami kultur, dinamika dan kebutuhan riil masyarakat. Mengoptimalkan keterpaduan potensi masyarakat dengan sumber daya dan potensi yang dimiliki dinas/instansi terkait serta kelompok ahli lokal Membangun saling kepercayaan dan kerjasama sinergis antara masyarakat dengan dinas/instansi terkait atau dengan kelompok ahli lokal. Pedoman PAKET 12

16 Penyusunan Proposal kegiatan proyek/subproyek Penyusunan proposal (bila diperlukan, dilengkapi dengan disain terinci) kegiatankegiatan kemitraan yang telah terpilih untuk diajukan memperoleh dana PAKET, dengan persyaratan sebagai berikut: a. Persyaratan administrasi 1. Satu proposal kegiatan/subproyek hanya terdiri dari satu jenis kegiatan, tetapi BKM dapat mengusulkan 2 atau lebih proposal kegiatan bekerja sama dengan dinas/instansi yang berbeda dan/atau kelompok peduli yang berbeda 2. Kegiatan/subproyek yang diusulkan adalah kegiatan yang tercantum pada PJM dan Rencana Tahunan Pronangkis Kelurahan serta PJM Pronangkis Kabupaten/Kota, bukan kegiatan baru bagi dinas/instansi yang akan berkolaborasi dengan masyarakat/bkm b. Kriteria proposal kegiatan proyek/subproyek 1. Sesuai dengan PJM Pronangkis kota/kabupaten yang bersangkutan 2. Efektif mendukung pencapaian tujuan penanggulangan kemiskinan 3. Dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat miskin, perempuan dan kelompok masyarakat rentan lainnya, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pemanfaatan hasil kegiatan 4. Cakupan wilayah atau penerima manfaat kegiatan diutamakan meliputi lebih dari satu kelurahan. Jika hanya meliputi satu wilayah kelurahan, maka hanya boleh untuk skala kegiatan yang tidak dimungkinkan untuk dibiayai oleh sumber dana BLM 5. Kontribusi keswadayaan dari pengusul (BKM bersama Dinas) minimal 50% sampai dengan 70% (in kind) dari jumlah total kebutuhan biaya 6. Kriteria-kriteria lain (setempat) yang ditetapkan oleh Pokja PAKET secara partisipatif, demokratis, transparan dan akuntabel Penetapan proposal kegiatan/subproyek Proposal-proposal/subproyek kegiatan akan disetujui jika telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan PAKET. Proposal-proposal kegiatan/subproyek akan dikompetisikan secara sehat sesuai dengan kriteria untuk mendapatkan dana PAKET, serta kriteria yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan Pokja PAKET dengan berpedoman pada visi, misi, tujuan, nilai-nilai serta ketentuan P2KP. Kriteria yang telah ditetapkan harus diumumkan melalui media massa, minimal satu kali melalui koran setempat Penilaian Proposal Pokja PAKET, difasilitasi KMW, memverifikasi proposal/subproyek kegiatan yang diajukan panitia-panitia kemitraan, agar memenuhi kelayakan pelaksanaan kegiatan, antara lain sbb: 1. Tingkat kemitraan yang diukur dari proses kebersamaan dan kerjasama sinergi antara BKM dengan dinas pemerintah kota/kabupaten dan atau kelompok peduli yang tercermin dalam proses pengajuan usulan tersebut (mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan pelestarian kegiatan). 2. Efektifitas terhadap pencapaian tujuan penanggulangan kemiskinan (hasil yang diharapkan dari usulan kegiatan tersebut berkaitan langsung dengan pencapaian Pedoman PAKET 13

17 tujuan penanggulangan kemiskinan), serta cakupan pemanfaat kegiatan/ proyek/subproyek 3. Tingkat kontribusi keswadayaan pihak pengusul (Dana Pendamping Panitia Kemitraan) dalam usulan kegiatan yang diajukan sesuai ketentuan PAKET (minimal 50% sampai dengan 70% dari jumlah dana yang diusulkan). Apabila masyarakat yang bekerjasama dengan dinas pemerintah kota/ kabupaten memutuskan untuk memilih kegiatan yang mungkin menimbulkan dampak lingkungan atau memerlukan pembebasan lahan, maka harus melaksanakan ketentuan Pedoman Lingkungan dan Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan serta Pemukiman Kembali/Penampungan, sebagaimana dijelaskan pada Buku Pedoman Umum P2KP Seleksi/penetapan proposal kegiatan/proyek/subproyek Pemilihan usulan kegiatan PAKET, akan ditentukan berdasarkan kriteria prioritas yang telah disepakati bersama dan ditetapkan oleh Pokja PAKET. Suatu kegiatan/proyek/subproyek akan diprioritaskan apabila dalam usulan kegiatan/ subproyek yang diajukan persentase dana swadaya lebih besar dari dana PAKET, dan melibatkan sumberdana lain (selain dana Dinas dan dana masyarakat sasaran) Pelaksanaan Kegiatan PAKET Sesuai dengan organisasi pelaksanaan PAKET P2KP, maka pelaksana proyek/sub proyek adalah Panitia Kemitraan. BKM bersama Dinas yang membentuk Panitia Kemitraan yang akan melaksanakan kegiatan (setelah terpilih oleh Pokja PAKET) harus menyepakati perjanjian bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut akan didasarkan pada prinsip kemitraan dalam kesetaraan antara kedua belah pihak, sebagai aktivitas yang dikelola secara partisipatif. Bantuan dana PAKET akan dicairkan setelah pelaksanaan sub proyek dengan dana pendamping selesai dilaksanakan. Setelah dinilai oleh Pokja PAKET bahwa proses pelaksanaannya sesuai ketentuan PAKET (transparan dan akuntabel), selanjutnya dicairkan dana PAKET untuk pelaksanaan proyek selanjutnya. Bantuan PAKET disalurkan langsung dari pemerintah pusat ke rekening Panitia Kemitraan. Penyaluran Dana PAKET dilakukan dalam 2 tahap, sebesar 50% dan 50%. Pencairan dana tahap berikutnya mengikuti tata cara pencairan tahap pertama, ditambah dengan persyaratan audit dari auditor independen. Pelaksanaan PAKET tahap berikutnya dapat dibatalkan bila: 1. Terjadi penyalahgunaan dana PAKET tahap sebelumnya 2. Tidak dilakukan audit oleh auditor independen 3. Visi, misi, tujuan, prinsip dan nilai P2KP tidak dilaksanakan secara konsisten. Dana PAKET dapat dicairkan jika Sistem Informasi Manajemen (SIM) P2KP di tingkat kota/kabupaten yang dikelola oleh pemerintah kota/kabupaten telah berjalan (dapat menyajikan informasi) tentang perkembangan pelaksanaan P2KP Ketentuan-ketentuan lain untuk pencairan dana dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8 tentang pedoman pencairan dana PAKET. Pedoman PAKET 14

18 3.5. Monitoring Sesuai dengan dasar pelaksanaan proyek PAKET, yaitu kemitraan antara Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Kelompok Peduli, kegiatan monitoring akan dilakukan oleh seluruh pelaku P2KP sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, yaitu: a. Pemerintah, baik pusat maupun daerah (provinsi dan kota/kabupaten) b. Masyarakat dan Kelompok Peduli di tingkat kota/kabupaten. Pelaku di tingkat kota/kabupaten (baik pemerintah, masyarakat, maupun kelompok peduli) berkewajiban memantau kegiatan Pokja PAKET dan Panitia Kemitraan, meliputi: a. Penetapan kriteria pemilihan proposal yang dapat memperoleh dana stimulan PAKET (oleh Pokja PAKET) b. Pembentukan Panitia Kemitraan dan penyusunan proposal c. Pengajuan proposal d. Penetapan proposal calon penerima dana stimulan PAKET e. Persiapan pelaksanaan proyek PAKET f. Pengelolaan dan pemanfaatan dana PAKET g. Pelaporan pelaksanaan proyek PAKET h. Rencana pemanfaatan hasil proyek (jika ada). Pelaku di tingkat Provinsi/Pusat bertugas memantau kegiatan PAKET di tingkat kotakabupaten, meliputi: a. Persiapan pelaksanaan PAKET, meliputi: Pembentukan Pokja PAKET termasuk proses perumusan tugas, keanggotaan, dan mekanisme kerja Pokja PAKET Kampanye kelurahan Pelatihan/lokakarya pelaksanaan PAKET, meliputi Pendalaman Konsep dan Mekanisme PAKET, serta Manajemen Pelaksanaan PAKET b. Pelaksanaan PAKET di tingkat kota/kabupaten. Pembentukan Panitia Kemitraan dengan anggota dari Dinas dan masyarakat (BKM)/Kelompok Peduli Jenis kegiatan yang diusulkan untuk memperoleh dana stimulan PAKET sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Pelaksanaan PAKET Pemanfaatan dana Dinas dan swadaya masyarakat sebagai prasyarat pencairan dana PAKET Pemanfaatan dana PAKET Penyusunan laporan kegiatan oleh Pokja PAKET Penyusunan Best Practices pelaksanaan PAKET. Untuk menjamin transparansi kegiatan PAKET agar dapat dipantau oleh seluruh masyarakat, pelaku PAKET wajib menyajikan hasil kegiatannya ke dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) P2KP di tingkat kota/kabupaten, meliputi data: 1. Daftar dan alamat kontak anggota Pokja PAKET 2. Daftar Proyek/kegiatan yang telah ditetapkan untuk memperoleh dana stimulan PAKET, dilengkapi dengan volume proyek, rencana anggaran biaya (dinas, masyarakat, dan PAKET), jumlah penerima manfaat orang miskin dan non miskin 3. Memasukkan hasil kemajuan kerja pelaksanaan proyek PAKET yang mencakup data biaya yang telah dikeluarkan beserta sumber pendanaan serta volume pekerjaan yang telah dihasilkan, minimal 3 kali, yaitu: a. Setelah menyelesaikan pekerjaan dengan dana dinas dan dana masyarakat b. Setelah menyelesaikan pekerjaan dengan dana PAKET 50% pertama c. Setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan Pedoman PAKET 15

19 3.6. Pelaporan dan Evaluasi Laporan Pelaksanaan Proyek Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan proyek dilaksanakan oleh Panitia Kemitraan Pelaksana proyek. Laporan akan diserahkan kepada Pokja PAKET, yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan PAKET di kota/kabupaten Evaluasi Kota KPKD/TKPKD (melalui Pokja PAKET) akan melakukan penilaian terhadap seluruh proyek yang dilaksanakan oleh Panitia Kemitraan untuk mengevaluasi pelaksanaan PAKET di kota/kabupaten bersangkutan Laporan Akhir Tahapan Laporan akhir tahapan diperlukan sebagai evaluasi apakah (pendanaan) PAKET dapat dilanjutkan pada tahapan berikutnya. Pokja PAKET bertanggungjawab untuk menyusun laporan ini. Pedoman PAKET 16

20 BAB IV ORGANISASI PELAKSANA Struktur organisasi untuk pelaksanaan PAKET P2KP adalah sama dengan struktur organisasi P2KP secara keseluruhan, dengan beberapa penambahan struktur dan personil yang dibutuhkan bagi pelaksanaan PAKET. untuk menetapkan Kota/Kab. Penerima dana/pelaksana PAKET dibentuk Tim Penilai Inter Departemen di tingkat pusat. Pada tingkat kota, Pemkot/kabupaten menunjuk KPK-D sebagai pelaksana PAKET, yang dalam pelaksanaan tugasnya akan berkoordinasi sehari-hari dengan Bappekot/kab. Pemerintah Daerah juga mengangkat PJOK PAKET yang merupakan staf pemerintah daerah yang ditugaskan di Bappeda setempat. Sebagai salah satu persyaratan PAKET, KPKD/TKPKD membentuk Pokja PAKET sesuai proses yang ditetapkan P2KP untuk melaksanakan PAKET. Struktur organisasi untuk pelaksanaan PAKET dapat dilihat pada pada Bagan Pemerintah Peran aktif pemerintah yang diharapkan dalam pelaksanaan P2KP adalah: (a) menumbuhkan iklim untuk mendukung upaya pemberdayaan masyarakat. khususnya masyarakat miskin, dan (b) melembagakan mekanisme yang menjamin terwujudnya komunikasi, koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Bagan 3. Struktur Organisasi Pelaksana PAKET P2KP Tim Penilai PAKET dan Replikasi P2KP Inter Departemen DEPARTEMEN P.U Dirjen Cipta Karya Tim Pengarah Inter Departemen Pusat Kepala SKS P2KP Direktur PBI Tim Pelaksana Inter Departemen Tim Kelompok Kerja Nasional K A KMP K E Propinsi KMW Pimpro PBI Propinsi Bappeda Propinsi Kepala Dinas PU/ Perumahan/Kimpraswil Propinsi KPK Propinsi Forum BKM Propinsi Bappeda Kota/Kab. Kabupaten Kota Koord. Kota/Kab Forum BKM Kabupaten/Kota Kepala Dinas PU/ Perumahan /Kimpraswil Kota/Kab. PJOK PAKET KPK Kota/Kab. Pokja Paket Tim Fasilitator PJOK Kemitraan Tingkat kecamatan Tingkat Kelurahan Relawan/kader BKM Dinas Klpk Peduli KSM Garis Pengendalian Garis fasilitasi Garis koordinasi Garis Pelaporan/informasi Pedoman PAKET 17

21 4.1.1 Pemerintah Pusat Lembaga penyelenggara (executing agency) proyek P2KP di tingkat nasional adalah Departemen Pekerjaan Umum (PU), yang untuk kelancaran tugas membentuk Satuan Kerja Sementara (SKS) Departemen PU di bawah arahan Tim Pengarah Inter Departemen, yang terdiri atas unsur-unsur terkait, yaitu: Bappenas, Dept PU, Depdagri, DepKeu, Kantor Menko Kesra, BPS, Deperindag serta Departemen Koperasi dan UKM. Tim Pengarah Inter Departemen (Inter Dept.) akan didukung Tim Pelaksana Inter departemen, yang beranggotakan unsur-unsur terkait yang sama Tim Pengarah Inter Departemen Tugas-tugas dari Tim Inter Departemen sesuai Surat Keputusan Menteri Negara dan Kepala Bappenas No.300/M.PPN/10/2002, adalah: 1. Menetapkan dan memberikan dasar-dasar kebijakan, perencanaan, koordinasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan P2KP 2. Melakukan sinkronisasi pelaksanaan P2KP dengan program lainnya dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan secara menyeluruh 3. Memberikan laporan perkembangan kerja secara triwulanan dan laporan hasil kerja kepada Menteri Negara/Kepala Bappenas Tim Penilai Inter Departemen Tim penilai Inter Departemen dibentuk sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 44/KPTS/DC/2005 tertanggal 19 Desember 2005 untuk menilai usulan kegiatan PAKET dan Replikasi Program P2KP oleh Pemerintah Propinsi/Kota/ Kabupaten. Tugas dan tanggungjawab Tim penilai adalah sbb: 1. Menyusun instrument yang akan digunakan dalam verifikasi lapangan. 2. Melakukan verifikasi di lapangan untuk melihat kesesuaian kondisi yang ada dengan persyaratan dan ketentuan pelaksanaan PAKET dan Replikasi Program P2KP. 3. Membuat berita acara verifikasi lapangan. 4. Menyusun rekomendasi hasil penilaian terhadap usulan kegiatan PAKET dan Replikasi Program P2KP dan bentuk kerjasama yang diperlukan. 5. Membuat laboran mengenai proses dan hasil penilaian lepada Direktur Jendral Cipta Karya untuk mendapatkan penetapan oleh Direktur Jendral CIpta Karya yang selanjutnya sebagai dasar pembuatan Nota Kesepahaman (MOU) antara Direktur Jendral Cipta Karya dengan Bupati/Walikota yang bersangkutan Tim Pelaksana Inter Departemen Tim Pelaksana Inter Departemen bertugas untuk: 1. Menyusun kebijakan umum dan pedoman-pedoman umum P2KP. 2. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada kebijakan yang telah ditentukan 3. Memberikan masukan kepada Tim Pengarah untuk penyempurnaan pelaksanaan program 4. Melaporkan hasil pelaksanaan P2KP kepada Tim Pengarah Pedoman PAKET 18

22 Untuk memperlancar koordinasi, sinkronisasi dan komunikasi antara executing agency dengan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Inter Departemen, Dirjen Cipta Karya Departemen PU menetapkan Surat Keputusan tentang Pokja P2KP Nasional, yang beranggotakan eselon III dari departemen-departemen terkait Kepala SKS Penaggulangan Kemiskinan Departemen PU Kepala SKS Penanggulangan Kemiskinan Departemen PU berperan sebagai penanggungjawab umum pelaksanaan P2KP dan berkedudukan di pusat. Tanggungjawab dan tugas pokok Kepala SKS adalah: 1. Bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan teknis proyek P2KP 2. Menetapkan jumlah dan nama kelurahan sasaran 3. Menyiapkan Pedoman-pedoman pelaksanaan P2KP 4. Mengarahkan, memantau, dan minilai kinerja konsultan pelaksana 5. Melaksanakan sosialisasi secara nasional 6. Bertanggungjawab terhadap replenishment IDA Credit No IND dan IBRD Loan No Untuk pelaksanaan substansi proyek, termasuk sebagian tanggung jawab kualitas pelaksanaan P2KP, Ketua SKS menugaskan KMP (Konsultan Manajemen Pusat) yang bertindak untuk atas nama SKS di lapangan -sesuai dengan batasan kewenangan yang diberikan- dan bertanggungjawab langsung ke Kepala SKS dan Pejabat Pemegang Komitment P2KP Pejabat Pembuat Komitment P2KP Pejabat Pembuat Komitment P2KP adalah penyelenggara dan sekaligus mewakili Departemen PU sebagai instansi pelaksana dan bertindak atas nama proyek di tingkat pusat (executing agency), dengan tugas pokok sebagai berikut: 1. Bertanggungjawab atas kelancaran administrasi proyek P2KP 2. Menetapkan Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference) konsultan pelaksana 3. Menyiapkan Dokumen pelaksanaan P2KP 4. Memantau, dan minilai kinerja konsultan pelaksana 5. Melaksanakan dan bertanggungjawab terhadap replenishment IDA Credit No IND dan IBRD Loan No Melakukan proses pengadaan dan pembayaran konsultan pelaksana Di Tingkat Propinsi Pemerintah Propinsi berperan memberikan dukungan dan jaminan atas kelancaran pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya. Untuk kelancaran tugasnya dapat menunjuk KPK/TKPK Propinsi sebagai Tim Koordinasi PAKET di tingkat propinsi, yang disyahkan dengan Surat Keputusan Gubernur. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Pemasyarakatan PAKET P2KP ke instansi pemerintah di tingkat propinsi dan kepada pemerintah Kabupaten/Kota di wilayahnya 2. Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan PAKET P2KP di wilayahnya 3. Memantau pelaksanaan PAKET P2KP dan menerima laporan akhir tahapan dari Pemerintah Kabupaten/Kota Pedoman PAKET 19

23 4. Mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menumbuhkembangkan pola pembangunan partisipatif dengan cara membangun sinergi dan memadukan program yang disusun masyarakat dengan program pembangunan pemerintah dan tercermin dalam APBD Kabupaten/Kota 5. Mengalokasikan BOP PAKET P2KP yang diperlukan untuk tingkat propinsi 6. Memperkuat peran dan fungsi KPKD/TKPKD Propinsi dalam merumuskan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Propinsi, dan KPKD/TKPKD sebagai pusat pembelajaran pengkajian masalah-masalah kemiskinan di wilayahnya berdasarkan masukan-masukan dan aspirasi masyarakat, untuk disampaikan kepada Pemerintah Propinsi sebagai bahan pengambilan kebijakan serta program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan propinsi 7. Mendorong keberlanjutan pelaksanaan P2KP di wilayahnya Di Tingkat Kota/Kabupaten Pemerintah Kabupaten/Kota Perangkat pemerintah daerah akan beralih peran dari pelaksana menjadi pemampu, dari peran birokrasi menjadi fasilitator atau pendamping warga, dan selalu beorientasi pada pengembangan masyarakat dengan mengedepankan prakarsa masyarakat. Secara khusus perangkat pemerintah berperan sebagai katalis pembangunan dalam rangka mendorong terjadinya proses transformasi dan bukan transplantasi. Bappeda/Bappeko sebagai penanggung jawab pelaksanaan P2KP di tingkat kota/kabupaten. Pemerintah Kota/Kabupaten berperan menjamin kelancaran pelaksanaan PAKET P2KP di wilayah kerjanya, yang untuk kelancaran tugasnya dapat menunjuk KPK/TKPK tingkat kota/kabupaten sebagai Pelaksana PAKET P2KP, melalui Surat Keputusan Walikota/Bupati. Secara umum pemerintah kota/kabupaten melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut: 1. Mengangkat PJOK di tingkat kota/kabupaten untuk membantu adminsitrasi pencairan dana PAKET 2. Memfasilitasi KPKD/TKPKD membentuk Pokja PAKET dan membentuk sekretariat PAKET untuk memfasilitasi koordinasi PJOK PAKET dan Pokja PAKET 3. Mendukung koordinasi dan kerjasama antar para pelaksana P2KP, baik pelaksana dari instansi pemerintah, konsultan maupun masyarakat 4. Mengalokasikan BOP secara tepat waktu dan tepat kebutuhan, maupun biaya-biaya lain yang terkait dengan pelaksanaan PAKET P2KP yang tidak disediakan oleh APBN, APBD Propinsi, dan pinjaman Bank Dunia 5. Mensosialisasikan PAKET P2KP kepada instansi pemerintah di tingkat kota/kabupaten termasuk kecamatan dan kelurahan di wilayahnya 6. Mendorong pelibatan masyarakat, BKM dan Forum BKM dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif, mulai dari tingkat kelurahan/desa, kecamatan hingga kota/kabupaten 7. Memadukan kebutuhan, rencana, dan program penanggulangan kemiskinan masyarakat (PJM Pronangkis) melalui penetapan kebijakan program pemerintah kota/kabupaten, khususnya yang dibiayai APBD Kota/Kabupaten 8. Memfasilitasi pelatihan/lokakarya untuk Pelaksanaan PAKET 9. Memfasilitasi pembentukan dan kegiatan Panitia Kemitraan 10. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan PAKET P2KP serta menerima serta mengevaluasi laporan kegiatan PJOK PAKET Pedoman PAKET 20

PAKET. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu. Pengertian dan Tata Cara DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PERKOTAAN MANDIRI

PAKET. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu. Pengertian dan Tata Cara DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN PAKET Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu Pengertian dan Tata Cara Daftar

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPING PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum terus berupaya agar keterlibatan pemerintah provinsi dalam PNPM Mandiri Perkotaan meningkat dari waktu

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat

Lebih terperinci

Replikasi Program KATA PENGANTAR

Replikasi Program KATA PENGANTAR Replikasi Program KATA PENGANTAR Salah satu prioritas pembangunan saat ini adalah penanggulangan kemiskinan dengan target pada tahun 2009, jumlah penduduk miskin diharapkan menjadi 8,2 %. Kemiskinan di

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) - II

PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) - II PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) - II Bab 1. Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Masalah kemiskinan di Indonesia saat ini dirasakan sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN I BERITA ACARA PEMBENTUKAN KELOMPOK DAN PENGURUS POKMAS & PENETAPAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN REHABILITASI/REKONSTRUKSI RUMAH ( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kecamatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

Seleksi pemilihan lokasi sasaran adalah sebagai berikut:

Seleksi pemilihan lokasi sasaran adalah sebagai berikut: 2.1. PENETAPAN LOKASI SASARAN Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan 2008 meliputi 8.813 kelurahan/desa di 955 Kecamatan perkotaan yang tersebar di 245 kota/kabupaten di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.57, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Peningkatan. Pengawasan. Pengendalian. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor: 01/PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Salah satu prioritas pembangunan saat ini adalah penanggulangan kemiskinan dengan target pada tahun 2009,

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

PE T U N J U K T EKNIS

PE T U N J U K T EKNIS PE T U N J U K T EKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN & PEMANFAATAN DANA BLM BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) TEGAK DESA TEGAK, KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT BKM TEGAK DESA TEGAK KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

No KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN

No KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN Langkah-langkah pelaksanaan pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan di berbagai tataran; pusat, daerah dan masyarakat, yang dapat bersifat urutan (sekuensial), bersamaan (paralel) atau menerus,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131,2012 PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH (KMW)

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH (KMW) ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH (KMW) PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) ini dimaksudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara

PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara LAMPIRAN 111 PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara Nama Responden : Jabatan : Tanggal : Pertanyaan Mengenai Peranan Bappeda 1. Bagaimana kemiskinan di kabupaten Banjarnegara? 2. Bagaimana pemerintah

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI TERMINASI PROYEK (Exit Strategy)

BAB VI STRATEGI TERMINASI PROYEK (Exit Strategy) BAB VI STRATEGI TERMINASI PROYEK (Exit Strategy) 6.1. Dasar Pemikiran Pendampingan yang diberikan KMW ataupun fasilitator kepada masyarakat serta stakeholders lokal hanya akan berlangsung selama 24 bulan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan KATA PENGANTAR

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Pekerjaan Umum, telah melakukan berbagai upaya penanggulangan kemiskinan. Salah satu diantaranya adalah Program (P2KP) yang telah dilaksanakan sejak

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai factor yang saling berkaitan antara lain tingkat Pendapatan, kesehatan, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013 Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl APA..??? Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Nasional Penanganan Kumuh (PNPK) Program Nasional Peningkatan Kualitas Permukiman (PNPKP) Program Pemberdayaan Masyarakat Kumuh (PPMK) Program

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum Pd T-05-2005-C Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (P BM) 1. Pedoman umum 1 Ruang lingkup Pedoman ini meliputi ketentuan umum dalam penyelenggaraan, kelembagaan, pembiayaan, pembangunan prasarana

Lebih terperinci

PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP)

PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) PETUNJUK PELAKSANAAN MEKANISME PENDANAAN DAN PELAPORAN PEMBUATAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (SPK-D) KABUPATEN/KOTA PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) I. UMUM Program Strategi

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan

Program Penanggulangan Kemiskinan BOOKLET PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MANDIRI PERKOTAAN Review Partisipatif Program Penanggulangan Kemiskinan * Review Program

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG POLA KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial.

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA Logical Framework PERAN PEMERINTAH DAERAH PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana koordinasi antara berbagai badan pemerintah dengan KBP dapat diperkuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007 Karo, 02 Juni 2007 HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara Kemiskinan. Kata yang sangat sederhana, namun mengandung arti yang sangat dalam.

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Desember 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08 : KMW-2 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-2 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 1 TIM, Kel. ) 9 () Quick Status P2KP Status

Lebih terperinci

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan Bagaimana Kegiatan Dilaksanakan? Siswa-siswi SDN Kwangsan 02 di Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah melakukan demo PHBS dalam rangkaian program Pamsimas. Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM PP1: Bagaimanan koordinasi antara berbagai badan pemerintah, Komite Belajar Perkotaan (KBP)

Lebih terperinci

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Pendekatan Kultural Pendekatan Struktural Model Pendekatan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan 1. Pendekatan Kultural adalah program

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III OPERASIONAL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) DI DESA KEDUNGTURI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III OPERASIONAL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) DI DESA KEDUNGTURI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO BAB III OPERASIONAL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) DI DESA KEDUNGTURI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) 1.

Lebih terperinci