Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo"

Transkripsi

1 Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo Subdirektorat Instalasi Laboratorium Direktorat Preservasi - Arsip Nasional Republik Indonesia 2010

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAKSI... i ii iii iv I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 a. Waktu dan tempat Pelaksanaan... 2 b. Pelaksana... 3 c. Lingkup Kegiatan... 3 II PELAKSANAAN... 3 A. Jenis jenis Pengujian... 3 a. Pengukuran Kondisi Ruang Penyimpanan... 3 b. Identifikasi Kondisi Arsip Film... 3 B. Peralatan dan Contoh... 5 a. Peralatan... 5 b. Contoh Film... 5 C. Cara Kerja... 6 a. Pengujian Kondisi Ruang... 6 b. Pengujian Identifikasi Kondisi Arsip Film... 6 D. Hasil Pengujian... 7 a. Kondisi Ruang Penyimpanan... 7 b. Pengujian Identifikasi Kondisi Arsip Film... 9 III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran i

3 DAFTAR TABEL Tabel 1. Estimasi Waktu Kerusakan (tahun) Film Asetat Baru pada Suhu dan Kelembaban Tertentu... 4 Tabel 2. Estimasi Waktu Kerusakan (tahun) Film Asetat Yang Mulai Terdegradasi pada Suhu dan Kelembaban Tertentu... 5 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kondisi Penyimpanan Arsip Film... 8 Tabel 4. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Tabel 5. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Format Film Tabel 6. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Ruangan Penyimpanan ii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perubahan Warna Indikator ABC... 7 Gambar 2. Penempatan Label Indikator Pada Can Arsip Film... 9 Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Gambar 4. Kondisi Arsip Film Yang Rusak (vinegar syndrome dan silvering out) Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Format Film Gambar 6. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Ruang Penyimpanan iii

5 Abstraksi Koleksi arsip film yang tersimpan di Arsip Nasional RI pada tahun 2010 terdapat ± reel film dalam berbagai jenis copy dan format ukuran. Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap perubahan fisik film. Akibat suhu dan kelembaban ruang penyimpanan yang tidak konstan, menyebabkan beberapa koleksi film yang tersimpan di ANRI mengalami kerusakan. Ciri-ciri kerusakan ini ditandai dengan keluarnya lapisan perak nitrat pada film (silvering out), keluarnya bau asam yang khas seperti cuka dari film (vinegar syndrome), pengerasan pada gulungan film (blocking), sehingga mengakibatkan hilangnya informasi yang terdapat dalam arsip. Pada tahun 2010 Subdirektorat Instalasi Laboratorium menyelenggarakan kegiatan pengujian untuk mengetahui apakah kondisi ruangan sesuai dengan kondisi ruang penyimpanan arsip film yang dipersyaratkan juga mengetahui seberapa besar kondisi arsip film yang terdegradasi. Pengujian kondisi ruang penyimpanan film di lakukan selama kurun waktu 1 tahun pada gedung F lantai 2,3 dan 4 di tahun 2010, sedangkan pengujian identifikasi kondisi arsip film dilakukan terhadap reel koleksi arsip film yang berada di lantai 2 (± 10% dari koleksi arsip film di ANRI) yang mewakili kondisi koleksi arsip film lainnya. Hasil pengujian kondisi ruang penyimpanan film Arsip Nasional RI gedung F lantai 2,3 dan 4 tidak sesuai dengan standar ruang penyimpanan berdasarkan Keputusan Kepala ANRI Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip. Hasil pengujian identifikasi kondisi arsip film dengan indikator ABC menunjukan bahwa 78,2% reel film dalam kondisi baik (grade A) dan 21,8% dalam kondisi terdegradasi (Grade B dan C). Kondisi Arsip film berdasarkan jenis format film 16mm dan 35mm adalah 49,5% reel film 35mm dalam kondisi baik (grade A) dan 50,5% dalam kondisi terdegradasi (Grade B dan C); 94,3% reel film 16mm dalam kondisi baik (grade A) dan 5,7% dalam kondisi terdegradasi (Grade B dan C). Dengan suhu dan kelembaban rata rata yang dimiliki oleh ruang penyimpanan arsip gedung F yaitu sebesar C dan RH 70-80%, maka dikhawatirkan waktu simpan yang dimiliki oleh seluruh koleksi film ANRI (dengan grade A) hanya 15 s.d 37 tahun. Dan hanya dibutuhkan waktu 2 7 tahun bagi arsip film dengan grade B dan C untuk terdegradasi hingga meningkat keasamannya menjadi 2 kali lipat dari 0,5 menjadi 1,0 dan seterusnya sehingga kondisi film tidak dapat diselamatkan lagi. Film archive collections stored at the National Archives of Indonesia in 2010, there were ± reel films in various types of copies and format size. Environmental conditions especially temperature and humidity affect the physical changes in the film. Due to temperature and humidity storage space is not constant, causing some film collection stored in ANRI were damaged. The characteristics of this damage is marked by the release layer of silver nitrate on the film (silvering out), a typical discharge sour smell like vinegar from the film (vinegar syndrome), hardening of the roll of film (blocking), resulting in loss of information contained in the archive. In 2010 the Laboratories conducting testing to determine if the condition of the room in accordance with the conditions of storage space required film archive also know how big the film archives of degraded condition. Testing conditions of storage space in the film did during the one year period in 2010 on the F building floor 2,3 and 4, while the identification test are made to the film archive reel on the second floor (± 10% of the film archive collection in ANRI), which represents the condition of other film archive collections. Test results of storage conditions of National Archives films F building floor 2,3 and 4 is not in accordance with standard storage space based on the ANRI Standard of Physical Storage of Records. The ABC identification test results of the film archive condition shows that 78.2% iv

6 film reel in good condition (grade A) and 21.8% in degraded condition (Grade B and C). Condition Film Archive is based on the type of film format 35mm and 16mm is 49.5% the 35mm film in good condition (grade A) and 50.5% in degraded condition (Grade B and C); 94.3% the 16mm film in good condition (grade A) and 5.7% in degraded conditions (Grade B and C). With the temperature and average humidity of storage space owned by the archive building F in the amount of C and 70-80% RH, the saving time owned by all ANRI film collection (with grade A), only 15 to 37 years. And it only takes 2-7 years for the film archive with a grade B and C to be degraded until the acidity increased from 0.5 to 1.0 until the film could not be saved anymore. v

7 PENGUJIAN IDENTIFIKASI KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khasanah arsip film yang tersimpan di Arsip Nasional RI mempunyai peranan yang cukup signifikan. Hingga saat ini (tahun 2010) koleksi arsip film yang disimpan di ruang penyimpanan arsip film gedung F lantai 2, 3, 4 dan 8 Arsip Nasional RI terdapat ± reel film dalam berbagai jenis copy dan format ukuran. Mengingat media penciptaan film itu sendiri yang sangat mudah terdeteriorasi maka sangatlah mungkin kondisi arsip film yang disimpan menjadi sangat bervariasi baik kualitas fisiknya maupun informasinya. Keberadaan arsip film sebagai bahan pertanggungjawaban nasional menuntut tindakan pelestarian yang maksimal untuk menjaga kondisi arsip film selalu dalam keadaannya yang terbaik, baik kondisi fisik maupun informasinya. Koleksi Film yang disimpan oleh ANRI umumnya mempunyai bahan dasar /base asetat tidak terlepas dari proses dekomposisi dan deteriorasi baik yang diakibatkan oleh bahan penyusun film itu sendiri maupun oleh pengaruh lingkungan penyimpanannya. Proses dekomposisi dan deteriorasi pada dasarnya akan mengembalikan film kepada bahan dasarnya yaitu selulosa dan asetat. Deteriorasi yang menghasilkan asam asetat (asam cuka) inilah yang akan mempercepat proses kerusakan film lebih lanjut, proses ini umumnya dikenal dengan istilah vinegar syndrome. Mekanisme dekomposisi ini terjadi karena adanya group asetyl pada base film yang terlepas karena udara lembab, panas dan asam bergabung dengan uap air membentuk asam asetat (vinegar). Faktor penting yang dapat mempengaruhi preservasi arsip film adalah suhu, kelembaban, polutan dari udara serta bahaya yang berasal dari air, cahaya, jamur, serangga, serangan mikrobiologi, kontak dengan bahan kimia dalam bentuk padat, cair dan gas dan kerusakan akibat kontak fisik. Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap perubahan fisik film. Akibat suhu dan kelembaban ruang penyimpanan yang tidak konstan, menyebabkan beberapa koleksi film yang tersimpan di ANRI mengalami kerusakan. Ciri-ciri kerusakan ini ditandai dengan keluarnya lapisan perak nitrat pada film (silvering out) dan keluarnya bau asam yang khas seperti cuka dari film (vinegar syndrome). Proses lebih lanjut dari kerusakan ini adalah terjadinya pengerasan pada gulungan film (blocking), sehingga film menjadi lengket satu sama lain dan menyebabkan hilangnya image yang ada pada film. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya informasi yang terdapat dalam arsip. 1

8 Untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan musnahnya informasi dalam arsip film maka diperlukan proses identifikasi yang cepat dan tepat mengenai kondisi arsip film dan kondisi penyimpanannya sehingga dapat ditentukan langkah langkah penanganannya untuk menyelamatkan arsip film tersebut. Oleh karena itu maka pada tahun 2010 Subdit Instalasi Laboratorium menyelenggarakan kegiatan pengujian kadar asam pada arsip film untuk dapat mengidentifikasi kondisi keasaman pada arsip film yang disimpan di Arsip Nasional RI. B. Maksud dan Tujuan Maksud pengujian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi ruang penyimpanan dan kondisi arsip film di Arsip Nasional RI. Adapun tujuannya adalah untuk untuk mengetahui apakah kondisi ruangan sesuai dengan kondisi ruang penyimpanan arsip film yang dipersyaratkan juga mengetahui seberapa besar kondisi arsip film yang terdegradasi. C. Ruang Lingkup a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 1 tahun, dari bulan Januari hingga Desember Pengujian kondisi penyimpanan arsip film dan identifikasi terhadap contoh film dilakukan di tempat penyimpanan arsip film depo F Arsip Nasional RI lantai 2, 3 dan 4. Sedangkan pengujian kondisi arsip film hanya dibatasi pada koleksi arsip film yang terdapat diruangan penyimpanan Gedung F lantai 2. b. Pelaksana Pelaksana keanggotaan tim kerja pengujian adalah 1 orang koordinator dan 7 orang pelaksana yang terdiri dari 3 orang dari Subdit Instalasi laboratorium; 2 orang dari Subdit Penyimpanan Arsip Media Baru dan 2 orang dari Subdit Restorasi Arsip. c. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan ini meliputi : rapat koordinasi, sampling/pengumpulan contoh, pengujian laboratorium, pengolahan hasil pengujian dan pelaporan hasil pengujian. 2

9 Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ini berasal dari anggaran rutin Subdit Instalasi Laboratorium tahun anggaran 2010 sesuai Peraturan Kepala ANRI Nomor 04 A Tahun 2010 tentang Rencana Kinerja Tahunan Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun II PELAKSANAAN A. Jenis-jenis Pengujian a. Pengukuran Kondisi Ruang Penyimpanan Pengukuran kondisi ruang dilakukan secara periodik selama 1 tahun. Pengukuran dilakukan terhadap ruang penyimpanan lantai 2, 3, dan 4 baik ruang khusus (cold storage) maupun ruang penyimpanan biasa (normal storage). Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi ruangan sesuai dengan kondisi ruang penyimpanan arsip film yang dipersyaratkan. Pengukuran dilakukan pada titik tertentu yang dianggap mewakili keseluruhan ruang penyimpanan, hasilnya kemudian dirata-ratakan. b. Identifikasi Kondisi Arsip Film Identifikasi kondisi arsip film dilakukan hanya dibatasi pada koleksi arsip film yang terdapat diruang penyimpanan Gedung F lantai 2 yang dianggap mewakili keseluruhan koleksi film yang dimiliki ANRI. Jumlah sampel yang diuji sebanyak reel film 35mm dan reel film 16mm (± 10% dari koleksi arsip film) yang disimpan dalam ruang normal storage dan ruang cold storage. Sampel diuji dengan menggunakan indikator ABC. Penampakan warna indikator dibandingkan dengan tabel standar warna dan dicatat grade kondisi arsip film. Data kondisi arsip film diolah dengan menghitung prosentase kondisi arsip film antara reel film 35mm dan reel film 16mm. Hasil pengukuran kondisi ruangan penyimpanan dan kondisi arsip film kemudian dibandingkan dengan standar tabel estimasi waktu kerusakan (tahun) pada suhu dan kelembaban tertentu (Tabel 1 dan 2) sebagai berikut: 3

10 Tabel 1. Estimasi Waktu Kerusakan (Tahun) Film Asetat Baru Pada Suhu dan Kelembaban Tertentu RH 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Suhu Waktu (tahun) C C C C C C C C C C C C C C C C C C C Tabel 2. Estimasi Waktu Kerusakan (Tahun) Film Asetat Yang Mulai Terdegradasi Pada Suhu dan Kelembaban Tertentu NO RH 20% 50% 80% SUHU Waktu (tahun) C C C C C C C C C C C C C C C C 2 <1 < C 1 <1 < C 1 <1 < C 1 <1 <1 Sumber :, James M. Reilly, IPI Storage Guide For Acetate Film, Image Permanence Institute,

11 Hasil pengukuran suhu dan kelembaban kemudian dibandingkan dengan tabel diatas untuk menentukan estimasi waktu kerusakan pada arsip film yang disimpan. B. Peralatan dan Contoh Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Peralatan Peralatan yang digunakan untuk memeriksa kondisi lingkungan ruang penyimpanan dan mengetahui kondisi arsip film: 1. Thermohygrometer SWEMA AIR; 2. Thermohygrograph 3. DicksonWare (temperature and humidity logger) 4. Kertas indikator ABC b. Contoh Pengambilan contoh film (sampling) dilakukan terhadap arsip film yang disimpan di ruang penyimpanan gedung F. pengambilan contoh dilakukan hanya pada lantai 2 gedung F dengan pertimbangan lantai 2 tersebut dianggap mewakili koleksi arsip yang disimpan di lantai 3, 4 dan 8. C. Cara Kerja a. Pengujian Kondisi Ruangan Penyimpanan 1. Peralatan pengujian di kondisikan pada titik pengujian minimal selama 5 menit sebelum mengukur suhu dan kelembaban. 2. Nyalakan alat Termohygrometer/Dickson ware, baca hasil pengukuran dan simpan dengan hasil pengukuran. 3. Ulangi pengukuran pada point 1 dan 2, pada sepuluh titik diruang penyimpanan arsip. 4. Setelah sepuluh titik pengukuran, di hitung rata-rata hasil pengukuran. b. Pengujian Identifikasi Kondisi Arsip Film 1. Disiapkan indikator ABC baik dalam bentuk label maupun kertas indikator. 5

12 2. Pengujian dilakukan langsung diruang penyimpanan arsip film tanpa merubah urutan dan susunan penyimpanan arsip film 3. Penempatan Indikator ABC dilakukan berdasarkan urutan penyimpanan arsip film 4. Kertas indikator dimasukkan kedalam can film kemudian can ditutup kembali. Untuk label indikator ditempelkan pada bagian tutup can bagian dalam. 5. Setelah beberapa lama (±30 menit). Amati perubahan warna pada indikator, bandingkan kondisi grade arsip film dengan tabel warna dibawah ini. Jika warna indikator tetap biru maka film masih dalam kondisi baik, nilai keasaman (ph) > 5 (grade A), Jika berubah menjadi warna hijau maka arsip film mulai terdeteriorasi dan mengeluarkan asam sehingga mempunyai nilai ph 3 s.d 5 (grade B), Jika indikator berubah kuning maka arsip film mempunyai keasaman yang tinggi yaitu ph < 3 dan membutuhkan penanganan secepatnya (grade C). 6. Hasil perubahan warna/grade arsip film dicatat, dan pada bagian luar can arsip film diberi tanda warna yang sesuai untuk memudahkan petugas melakukan tindakan selanjutnya/restorasi pada catatan hasil pengujian juga dicatat nomor kode arsip film dan jenis arsip film (16mm atau 35mm) Gambar 1. Perubahan Warna Indikator ABC Kuning Hijau Biru Grade C Grade B Grade A ph < < ph< 5.4 ph > Perubahan warna pada label indikator pada arsip film sebaiknya diperiksa secara rutin 1 bulan sekali untuk menentukan kondisi keasaman arsip film. Label indikator yang sudah berubah warna menjadi hijau atau kuning sebaiknya di ganti setelah arsip film mendapat perlakuan restorasi. 6

13 D. Hasil Pengujian a. Kondisi Ruang Penyimpanan Pengukuran kondisi suhu dan kelembaban ruangan penyimpanan dilakukan secara rutin setiap bulan kurun waktu 10 bulan (Maret s/d Desember 2010). Pengukuran pada 10 titik yang berbeda pada setiap ruang penyimpanan baik untuk normal storage maupun cold storage. Nilai interval suhu dan kelembaban rata-rata pada ruangan penyimpanan arsip film depo F lantai 2, 3, dan 4 selama tahun 2010 ditunjukan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Kondisi Penyimpanan Arsip Film No Parameter Ruang Penyimpanan Film Standar* Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 1 Suhu (ºC) Normal storage Cold storage Kelembaban (%RH) Normal storage Cold storage Maks 18±2 35±5 Keterangan : * Berdasarkan Kepka ANRI Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip Data pada tabel 3 menunjukan bahwa kondisi suhu dan kelembaban di ruang penyimpanan arsip film dilantai 2, 3 dan 4 baik ruang penyimpanan normal storage dan cold storage, belum sesuai dengan standar. Suhu Lantai 2 baik ruang penyimpanan normal storage dan cold storage masih melebihi standar yang ditetapkan. Sedangkan kelembabannya masih sangat tinggi, jauh diatas standar yang ditetapkan yaitu 35±5% RH. Suhu Lantai 3 baik ruang penyimpanan normal storage dan cold storage masih melebihi standar yang ditetapkan, Bahkan fluktuasi nilai suhunya sangat tinggi yaitu hingga lebih dari 10 o C. Kelembabannya pun masih sangat tinggi, jauh diatas standar yang ditetapkan yaitu 35±5% RH. Suhu Lantai 4 ruang penyimpanan normal storage masih melebihi standar yang ditetapkan, Ruang penyimpanan cold storage mempunyai nilai suhu yang rendah (< 18 o C) dengan fluktuasi kurang dari 2 o C. Kelembabannya pun masih sangat tinggi, jauh diatas standar yang ditetapkan yaitu 35±5% RH. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa suhu ruang penyimpanan arsip yang ideal hanya dimiliki ruang penyimpanan arsip film 7

14 cold storage lantai 4, akan tetapi tenyata suhu rendah juga mempunyai kendala lain dimana nilai kelembaban pada ruang cold storage sangat tinggi hingga 92%. Nilai kelembaban ini melebihi kelembaban diruang penyimpanan lainnya. Kelembaban yang tinggi terutama lebih dari 60% merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan jamur, serta akan mempercepat proses kerusakan pada arsip film. Kondisi kelembaban diatas 60% untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan emulsi gelatin pada film, serta menyebabkan pertumbuhan jamur yang akan mengakibatkan emulsi film menjadi lunak dan lengket. Kelembaban tinggi juga dapat menyebabkan perubahan pada emulsi perak dan warna pada film. Kelembaban diatas 90% dapat menyebabkan degradasi pada base film. b. Identifikasi Kondisi Arsip Film Pengujian identifikasi kondisi arsip film dilakukan terhadap buah sampel atau sebanyak kira-kira 10% dari keseluruh koleksi arsip film ( reel film) yang dimiliki Arsip Nasional RI. Semua sampel berasal dari ruang penyimpanan arsip film Gedung F lantai 2. Sampel terdiri dari film negatif, master, copy dan released copy dengan ukuran film 35mm dan 16mm. Pengujian dilakukan dengan menempatkan label indikator ABC didalam can film (gambar. 2), kemudian perubahan warna indikator atau grade pada arsip film dicatat. Arsip film yang termasuk kedalam grade C diberi tanda stiker untuk memudahkan petugas depo memindahkannya untuk perlakuan restorasi. Gambar 2. Penempatan Label Indikator Pada Can Arsip Film Hasil pengujian kondisi arsip film dengan menggunakan indikator ABC di ruang penyimpanan arsip film Gedung F lantai 2 ditunjukan pada tabel dan gambar berikut. 8

15 Tabel 4. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film No Grade Range Jumlah film % Keterangan PH 1 A >5, ,2 Kondisi baik B 3,8-5, ,3 Mulai terdegradasi C <3, ,5 Terdegradasi, kondisi asam Jumlah Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Rekapitulasi Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film di Depo F Lantai 2 ANRI 4.3% 17.5% 78.2% Grade A Grade B Grade C Keterangan : * jumlah contoh sebanyak 5665 buah diuji dengan menggunakan kertas indikator ABC Berdasarkan hasil pengujian (tabel 4 dan gambar 3) dapat terlihat bahwa arsip film yang mempunyai kondisi baik (grade A) adalah sejumlah buah atau 78,2% dari keseluruhan populasi sampel yang diuji, sedangkan arsip film yang dalam kondisi terdegradasi (grade C) dan mulai terdegradasi (Grade B) adalah sejumlah buah atau 21,8% keseluruhan populasi sampel yang diuji. 9

16 Kondisi arsip film yang terdegradasi atau berada pada grade C selain mempunyai kondisi keasaman yang tinggi (ph < 3,8), juga pada umumnya menunjukan tanda tanda kerusakan seperti keluarnya lapisan emulsi pada film (vinegar syndrome), emulsi film mengkerut dan mengeluarkan endapan putih perak (silvering out). Kondisi arsip film seperti ini pada umumnya sudah sulit untuk diperbaiki karena kerusakan yang terjadi jika sudah pada tahap ini bersifat irreversible atau tidak dapat dikembalikan pada kondisi semula. Sehingga tindakan restorasi apapun tidak akan dapat mengembalikan kondisi arsip film menjadi baik seperti sebelum terjadinya kerusakan. Kondisi keasaman pada arsip film yang rusak selain dapat memicu reaksi deteriorasi lebih lanjut pada arsip film itu sendiri yang memicu reaksi degradasinya menjadi lebih cepat, juga lebih lanjut dapat menularkan keasamannya pada arsip film lain yang berada dalam kondisi baik. Sehingga apabila film yang rusak berada dalam satu ruangan dengan film yang baik maka dikhawatirkan kondisi arsip film yang baik tersebut akan ikut terdegradasi dan menjadi ikut rusak. Gambar 4. Kondisi Arsip Film yang rusak (vinegar syndrome dan silvering out) b. Vinegar Syndrome a. Silvering out Untuk melihat gambaran lebih lanjut mengenai kondisi arsip film yang terdapat di ruang penyimpanan film lantai 2 gedung F Arsip Nasional RI, maka berikut ini disajikan data kondisi arsip film berdasarkan jenis format arsip dan lokasi ruang penyimpanan. 10

17 Tabel 5. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Format Film No Jenis Grade Jumlah % Keterangan Film 1 16mm A ,3% Kondisi baik B 82 2,3% Mulai terdegradasi C 123 3,4% Terdegradasi, kondisi asam 2 35mm A ,4% Kondisi baik B 159 7,8% Mulai terdegradasi C ,7% Terdegradasi, kondisi asam Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Format Film Hasil Rekapitulasi Kondisi Keasaman Arsip Film di Ruang Penyimpanan Arsip Film Depo F Lantai 2 -ANRI Berdasarkan Jenis Format Film 2.3% 3.4% 16 mm 94.3% 35 mm 49.5% 7.8% 42.7% Grade A (baik ph > 5.4) Grade B (mulai terdeteriorasi, ph 3.8 > ph > 5.4 Grade C (rusak, ph < 3.8) 11

18 Tabel 6. Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Ruangan Penyimpanan No Jenis Ruangan 1 Ruang biasa (Normal storage) Grade 16mm % 35mm % Jumlah % A ,9% ,9% ,6% B 36 1,7% 147 7,9% 183 4,6% C 94 4,4% ,2% ,6% Jumlah % % % 2 Ruang A ,0% 92 55,8% ,1% khusus (cold B 46 3,1% 12 7,3% 58 3,5% storage) C 29 1,9% 61 37,0% 90 5,4% Jumlah % % % Gambar 6. Grafik Hasil Pengujian Kondisi Arsip Film Berdasarkan Jenis Ruangan Penyimpanan Hasil Rekapitulasi Kondisi Keasaman Arsip Film di Ruang Penyimpanan Arsip Film Depo F Lantai 2 -ANRI Berdasarkan Jenis Ruangan R. Khusus, 16 mm R. Biasa, 16 mm 95.0% 93.9% 3.1% 1.9% 1.7% 4.4% R. Khusus, 35 mm 55.8% 7.3% 37.0% R. Biasa, 35 mm 48.9% 7.9% 43.2% Grade A (baik ph > 5.4) Grade B (mulai terdeteriorasi, ph 3.8 > ph > 5.4 Grade C (rusak, ph < 3.8) Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sampel film 16mm umumnya berada dalam kondisi baik/grade A (94,3%). Lain halnya dengan kondisi sampel arsip film 35mm, hasil pengujian menunjukan bahwa hanya 49% arsip film yang berada dalam kondisi baik sedangkan sedangkan sisanya mulai terdegradasi dan mengeluarkan asam. 12

19 Hasil pengujian arsip film untuk kedua jenis ruangan normal storage dan cold storage pada arsip film 16mm dan 35mm menunjukan hasil yang hampir sama yaitu 93.9% dan 95% untuk film 16mm dan 48,9% dan 55,8% untuk film 35mm. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa arsip film yang disimpan baik diruang penyimpanan normal storage maupun cold storage mempunyai kondisi keasaman yang tidak berbeda nyata. Kondisi arsip film 35mm yang disimpan di ruang penyimpanan Arsip Nasional RI dikhawatirkan sudah mencapai fase autokatalisis (proses percepatan reaksi kimia dengan sendirinya atau dengan zat katalis yang dihasilkan oleh senyawa itu sendiri) dimana sebagian besar film telah terdeteriorasi mengeluarkan asam yang dapat menjadi katalis yang mempercepat terjadinya reaksi kerusakan yang berlanjut pada film. Hal ini dapat ditunjukan oleh hasil pengujian dimana ±50% sampel arsip film mempunyai grade B dan C, dengan kondisi ph yang kurang dari 5. hal ini ditambah lagi dengan kondisi suhu dan kelembaban yang fluktuatif dan tidak sesuai dengan standar, maka dikhawatirkan tingkat kerusakan film dapat menjadi lebih besar. Jika kita asumsikan bahwa arsip film yang disimpan di Ruang Penyimpanan film ANRI dalam kondisi baik (grade A), maka menurut standar IPI, dengan kondisi suhu dan kelembaban ruang penyimpanan gedung F lantai 2,3, dan 4 sebesar C dan RH 70-80%, maka film akan mulai terdegradasi vinegar syndrome (keasaman film mencapai 0,5) pada umur penyimpanan antara kira-kira 13 s/d 30 tahun (tabel 1), dan 2-7 tahun kemudian seluruh koleksi arsip film akan rusak. Jadi dengan suhu dan kelembaban rata rata yang dimiliki oleh ruang penyimpanan arsip gedung F yaitu sebesar C dan RH 70-80%, maka dikhawatirkan waktu simpan yang dimiliki oleh seluruh koleksi film ANRI (dengan grade A) hanya 16 s.d 37 tahun. Dan hanya dibutuhkan waktu 2 7 tahun bagi arsip film dengan grade B dan C untuk terdegradasi hingga meningkat keasamannya menjadi 2 kali lipat dari 0,5 menjadi 1,0 dan seterusnya sehingga kondisi film tidak dapat diselamatkan lagi. 13

20 III. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data-data hasil pengujian yang diperoleh, dapat disimpulkan sebagai berikut : Kondisi suhu dan kelembaban ruang penyimpanan arsip film di lantai 2, 3, dan 4, tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan menurut Keputusan Kepala ANRI Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip. Kondisi Arsip film di lantai 2 Gedung F adalah 78,2% dalam kondisi baik (grade A) dan 21,8% dalam kondisi mulai terdegradasi (Grade B) dan terdegradasi (grade C). Kondisi Arsip film 35mm di lantai 2 Gedung F adalah 49,5% dalam kondisi baik (grade A) dan 50,5% dalam kondisi mulai terdegradasi (Grade B)dan terdegradasi (grade C). Kondisi Arsip film 16mm di lantai 2 Gedung F adalah 94,3% dalam kondisi baik (grade A) dan 5,7% dalam kondisi mulai terdegradasi (Grade B) dan terdegradasi (grade C). Kondisi arsip film diruang penyimpanan normal storage dan cold storage lantai 2 Gedung F tidak jauh berbeda. B. Saran 1. Sebaiknya kegiatan monitoring ruangan penyimpanan arsip film dilakukan secara rutin setiap hari terutama pemeriksaan setting AC dan dehumidifier agar kondisi ruangan penyimpanan yang ideal dapat dicapai. Karena dengan kondisi ruang penyimpanan yang ada sekarang dikhawatirkan arsip film akan naik kondisi ph-nya menjadi 2 kali lipat pada 2 7 tahun kedepan sehingga sulit untuk diselamatkan. 2. Perlunya dipasang air cleaner diruangan penyimpanan arsip film untuk menjamin sirkulasi udara yang baik dan menyerap bau asam dari arsip film terutama diruang cold storage, karena diruang tersebut tersimpan negatif dan stock shoot film sebagai master arsip. 3. Perlunya dipasang alat pengukur suhu dan kelembaban yang baru (thermohygrometer) karena hasil pengukuran alat yang terpasang sekarang sudah tidak valid. 14

21 4. Perlunya dilakukan langkah sesegera mungkin untuk menyelamatkan fisik arsip film yaitu diantaranya dengan memisahkan fisik arsip film yang sudah terdeteriorasi (grade B dan C) dari film yang kondisinya baik (grade A) untuk menghindarkan kontak asam dari udara ruangan penyimpanan, merestorasi kondisi arsip film yang berada dalam grade B dan C serta sesegera mungkin melakukan alih media ke bentuk arsip lainnya untuk menyelamatkan informasi arsip. 5. Pengujian perlu dilanjutkan untuk tahun anggaran berikutnya dengan parameter pengujian yang berbeda untuk mendapatkan data yang lengkap terutama dalam usaha menurunkan keasaman arsip film. 6. Sebaiknya dilakukan kegiatan pendidikan, studi banding, praktek atau magang mengenai pengujian kontrol kualitas arsip film dan penyimpanan arsip film di Lembaga kearsipan lainnya. Jakarta, Desember 2010 Penguji 1. Roby Syafurjaya 2. Aris Widodo 15

22 DAFTAR PUSTAKA 1. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip; 2. Elise Calvi, Preserving Access to Research Materials on Cellulose-Acetate Base Microfilm in the University of Delaware Library, Preservation Department, University of Delaware Library, July James Reilly, IPI Storage Guide for Acetate Film. Rochester, NY: Image Permanence Institute, Robley, Les-Paul Vinegar Syndrome Articles, American Sinematographer June 1996 Edition. 16

LAPORAN PENGUJIAN HASIL ALIHMEDIA/REPRODUKSI ARSIP. Disusun oleh : Subdit Instalasi Laboratorium

LAPORAN PENGUJIAN HASIL ALIHMEDIA/REPRODUKSI ARSIP. Disusun oleh : Subdit Instalasi Laboratorium LAPORAN PENGUJIAN HASIL ALIHMEDIA/REPRODUKSI ARSIP Disusun oleh : Subdit Instalasi Laboratorium ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi telah saya setujui. Disetujui di Jakarta Pada tanggal September

Lebih terperinci

Perawatan Arsip Film. Machmoed Effendhie

Perawatan Arsip Film. Machmoed Effendhie Perawatan Arsip Film Machmoed Effendhie DASAR DAN EMULSI Film gambar bergerak memiliki struktur fisik inti yang sama yakni Dasar dan Emulsi Dasar: (1)Nitrate (2)Acetate (3)Polyester Emulsi: lapis tipis

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. L a t a r b e l a k a n g Arsip kertas yang berbahan dasar selulosa tidak luput dari serangan mikrobiologi yang dapat merusak arsip

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perpustakaan BPHN merupakan perpustakaan khusus dalam bidang hukum. Namun, keberadaannya sebagai sebuah lembaga pembinaan hukum nasional dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGUJIAN METHYLENE BLUE TEST PADA ARSIP MIKROFILM

PENGUJIAN METHYLENE BLUE TEST PADA ARSIP MIKROFILM PENGUJIAN METHYLENE BLUE TEST PADA ARSIP MIKROFILM I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mendukung preservasi dan pelayanan arsip terhadap publik, dilakukan salah satunya proses alih media arsip

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT VINEGAR SYNDROME FILM ASETAT BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI SINEMATEK INDONESIA SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT VINEGAR SYNDROME FILM ASETAT BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI SINEMATEK INDONESIA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT VINEGAR SYNDROME FILM ASETAT BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI SINEMATEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora FRISKA

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerusakan material akibat jamur pada ruang penyimpanan arsip merupakan masalah serius yang

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUJIAN IDENTIFIKASI HASIL RESTORASI ARSIP (Sampling Arsip VOC dan Hoge Regering)

LAPORAN PENGUJIAN IDENTIFIKASI HASIL RESTORASI ARSIP (Sampling Arsip VOC dan Hoge Regering) LAPORAN PENGUJIAN IDENTIFIKASI HASIL RESTORASI ARSIP (Sampling Arsip VOC dan Hoge Regering) Disusun oleh: Subdit Instalasi Laboratorium dan Peserta Magang dari Universitas Pajajaran Bandung DIREKTORAT

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengamanan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN Kevin Chandra 1, Percy Tambran 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Penggunaan Campuran Aspal Emulsi Dingin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp. dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester. ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester )

TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp. dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester. ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester ) TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester ) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Pucuk teh sangat menentukan

Lebih terperinci

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi I. PENDAHULUAN Arsip sangat penting sehingga dikatakan sebagai minyak pelumas organisasi. Pada saat dinamis arsip adalah salah satu data yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kandungan Tanin Dalam Daun Teh yang Berasal dari Nglinggo Ektraksi daun teh dengan cara perendaman, penambahan dextrin dan tween 80 serta dilanjutkan pengovenan dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350 PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350 Aditya Sanjaya Putra aditya.2012ts001@civitas.ukrida.ac.id

Lebih terperinci

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu) PENGASAPAN PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu) Tujuan Pengasapan: Pengawetan (Antibakteri, Antioksidan) Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan. Arsip dapat dikatakan mutlak diperlukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan. Arsip dapat dikatakan mutlak diperlukan oleh setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Setiap kegiatan yang dilakukan disebuah instansi akan selalu menghasilkan sebuah arsip berupa catatan atau rekaman dari sebuah kejadian pada kegiatan

Lebih terperinci

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari \ Menentukan koefisien transfer massa optimum aweiica BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Proses pengeringan adalah perpindahan masa dari suatu bahan yang terjadi karena perbedaan konsentrasi.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR PENYIMPANAN FISIK ARSIP

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR PENYIMPANAN FISIK ARSIP KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR PENYIMPANAN FISIK ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI KEPUTUSAN

Lebih terperinci

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI DI DESA KAWANGKOAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2015 Wildan Akbar*, Jootje M.L. Umboh *, Paul A.T. Kawatu*

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik HDPE ( High Density Polyethylene ). Gambar 4.1 Reaktor Pengolahan Limbah Plastik 42 Alat ini melebur plastik dengan suhu 50 300

Lebih terperinci

I Putu Gde Suhartana Kajian Proses Fermentasi Sludge

I Putu Gde Suhartana Kajian Proses Fermentasi Sludge I Putu Gde Suhartana. 1111305030. Kajian Proses Fermentasi Sludge Kotoran Sapi. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP, sebagai pembimbing I dan Dr. Ir. I Wayan Widia, MSIE, sebagai pembimbing II.

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : composite micrihybrid, composite nanofilled, coffee

ABSTRACT. Key words : composite micrihybrid, composite nanofilled, coffee ABSTRAK Komposit dental merupakan bahan kedokteran gigi estetik yang digunakan untuk merestorasi struktur gigi dan fungsinya. Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisinya komposit yang banyak digunakan

Lebih terperinci

POLA RESPIRASI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) YANG DI-COATING DENGAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera barbadensis Miller) SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI

POLA RESPIRASI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) YANG DI-COATING DENGAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera barbadensis Miller) SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI POLA RESPIRASI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) YANG DI-COATING DENGAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera barbadensis Miller) SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI OLEH: FELANY SUTANTO NRP 6103013025 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH GLISEROL SEBAGAI PLASTICIZER TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK EDIBLE FILM BERBASIS KARAGENAN DARI ALGA MERAH (Eucheuma cottonii)

PENGARUH GLISEROL SEBAGAI PLASTICIZER TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK EDIBLE FILM BERBASIS KARAGENAN DARI ALGA MERAH (Eucheuma cottonii) PENGARUH GLISEROL SEBAGAI PLASTICIZER TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK EDIBLE FILM BERBASIS KARAGENAN DARI ALGA MERAH (Eucheuma cottonii) THE EFFECT OF GLYCEROL AS PLASTICIZER ON PHYSICAL CHARACTERISTIC OF

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Trainer Sistem Kelistrikan AC Mobil Daihatsu Zebra REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Wildan Fahmi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan

Lebih terperinci

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR Candra Tri Kurnianingsih Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI

PENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI PENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN ANALIS KESEHATAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan

Lebih terperinci

CV. ARMOYO KREASI MANDIRI

CV. ARMOYO KREASI MANDIRI CV. ARMOYO KREASI MANDIRI KATALOG DATA LOGGER SUHU, KELEMBABAN DAN KARBONDIOKSIDA Edy Sucipto 085289616255 / 083805110880 (Telp & SMS) edy@armoyo.id sales@alatuji.id Data Logger Suhu, Kelembaban dan Suhu,

Lebih terperinci

PADA DEGRADASI SAMPAH KOTA SECARA ANAEROBIK AKIBAT PENGARUH KELEMBABAN DAN UMUR SAMPAH TES1S MAGISTER. Oleh. Tina Mulya Gantina

PADA DEGRADASI SAMPAH KOTA SECARA ANAEROBIK AKIBAT PENGARUH KELEMBABAN DAN UMUR SAMPAH TES1S MAGISTER. Oleh. Tina Mulya Gantina No. Urut : 102/S2-TL/TPL/1998 KINETIKA PRODUK51 CH 4 PADA DEGRADASI SAMPAH KOTA SECARA ANAEROBIK AKIBAT PENGARUH KELEMBABAN DAN UMUR SAMPAH TES1S MAGISTER Oleh Tina Mulya Gantina 253 95 013 Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN KETEBALAN TERHADAP KADAR AIR DAN LAJU PENGERINGAN LABU KUNING (Cucurbita Moschata) DENGAN PENGERING OVEN ELEKTRIK

PENGARUH SUHU DAN KETEBALAN TERHADAP KADAR AIR DAN LAJU PENGERINGAN LABU KUNING (Cucurbita Moschata) DENGAN PENGERING OVEN ELEKTRIK TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU DAN KETEBALAN TERHADAP KADAR AIR DAN LAJU PENGERINGAN LABU KUNING (Cucurbita Moschata) DENGAN PENGERING OVEN ELEKTRIK (Effect Of Temperature and Thickness On Moisture Ratio And

Lebih terperinci

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS Indonesia sebagai negara tropis, oleh karena itu kelembaban udara nya sangat tinggi yaitu sekitar 70 90% (tergantung lokasi - lokasi nya). Sedangkan, menurut

Lebih terperinci

Mahasiswa mengetahui perubahan fisiko kimia telur Mahasiswa mengetahui kerusakan selama penyimpanan Mahasiswa mengetahui cara penanganan telur

Mahasiswa mengetahui perubahan fisiko kimia telur Mahasiswa mengetahui kerusakan selama penyimpanan Mahasiswa mengetahui cara penanganan telur Titis Sari Kusuma 1 Mahasiswa mengetahui perubahan fisiko kimia telur Mahasiswa mengetahui kerusakan selama penyimpanan Mahasiswa mengetahui cara penanganan telur 2 Normal >>> setelah ditelurkan mempunyai

Lebih terperinci

ABSTRACT. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Air conditioning (AC) have been necessity for controlling the office room temperature which is inclined closed. How ever the position of AC very often based on only feeling. The relationship between

Lebih terperinci

UJI KUALITAS AIR MINUM lsi ULANG (AMIU) YANG DIPASARKAN Dl DAERAH SALATIGA DAN SEKITARNYA QUALITY TEST OF REFILLED DRINKING WATER WHICH SOLD IN

UJI KUALITAS AIR MINUM lsi ULANG (AMIU) YANG DIPASARKAN Dl DAERAH SALATIGA DAN SEKITARNYA QUALITY TEST OF REFILLED DRINKING WATER WHICH SOLD IN Laporan Penelitian UJI KUALITAS AIR MINUM lsi ULANG (AMIU) YANG DIPASARKAN Dl DAERAH SALATIGA DAN SEKITARNYA QUALITY TEST OF REFILLED DRINKING WATER WHICH SOLD IN SALATIGA AREA AND ITS VICINITY Oleh: Dra.

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Kertas tisu toilet ICS 85.080.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1

Lebih terperinci

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Karton dupleks ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol

Lebih terperinci

PENGARUH AIR TERHADAP DURABILITAS BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI TESIS MAGISTER. Oleh : CAKRA NAGARA NIM :

PENGARUH AIR TERHADAP DURABILITAS BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI TESIS MAGISTER. Oleh : CAKRA NAGARA NIM : PENGARUH AIR TERHADAP DURABILITAS BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI TESIS MAGISTER Oleh : CAKRA NAGARA NIM : 250 00 060 PENGUTAMAAN REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM

Lebih terperinci

EDO ADIWIJAYA NIM :

EDO ADIWIJAYA NIM : PENGARUH WAKTU DAN KONDISI FERMENTASI SERTA WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI TAWAR THE EFFECT OF TIME AND CONDITION OF FERMENTATION AND STORAGE TIME TOWARDS PHYSICAL CHARACTERISTICS OF BREAD

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pelayanan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Tahapan Proses Pembuatan Papan Serat 1. Pembuatan Matras a. Pemotongan serat Serat kenaf memiliki ukuran panjang rata-rata 40-60 cm (Gambar 18), untuk mempermudah proses pembuatan

Lebih terperinci

NIASTr~ PRESERV ASI ARSIP ST A TIS INSTRUKSI KERJA UNIVERSITAS AIRLANGGA. Dr. M. Hadi Sl'(ubhan, SH.,M.H.,CN SISTEM MANAJEMEN MUTU

NIASTr~ PRESERV ASI ARSIP ST A TIS INSTRUKSI KERJA UNIVERSITAS AIRLANGGA. Dr. M. Hadi Sl'(ubhan, SH.,M.H.,CN SISTEM MANAJEMEN MUTU NIASTr~ I;..kl..... :..., r 002 INSTRUKSI KERJA PRESERV ASI ARSIP ST A TIS SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRATED MANA GEMENT SYSTEM (AIMS) UNIVERSITAS AIRLANGGA Revisi ke 0 Tanggal Revisi - Tanggal

Lebih terperinci

KINERJA PROPERTI SEMARBUT ASPAL TIPE I (EKSTRAKSI ASBUTON EMULSI SEBAGAI MODIFIKASI BITUMEN)

KINERJA PROPERTI SEMARBUT ASPAL TIPE I (EKSTRAKSI ASBUTON EMULSI SEBAGAI MODIFIKASI BITUMEN) KINERJA PROPERTI SEMARBUT ASPAL TIPE I (EKSTRAKSI ASBUTON EMULSI SEBAGAI MODIFIKASI BITUMEN) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU, KEMASAN, DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, SENSORIS DAN MIKROBIOLOGIS MINUMAN SARI BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn) THE EFFECTS OF RAW MATERIAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

UJI NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERUBAHAN SUHU DAN PENGADUKAN MENGGUNAKAN METODE KALORIMETER BOM

UJI NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERUBAHAN SUHU DAN PENGADUKAN MENGGUNAKAN METODE KALORIMETER BOM TUGAS AKHIR UJI NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERUBAHAN SUHU DAN PENGADUKAN MENGGUNAKAN METODE KALORIMETER BOM (The Experiment Of Diesel Fuel Calorie Toward Change The Temperature And Stirring

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Metode Pengusangan APC IPB 77-1 MM Alat Pengusangan Cepat (APC) IPB 77-1 MM ini dirancang untuk dapat melakukan pengusangan cepat secara fisik maupun kimia. Prosedur

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Muh. Ishak Jumarang 1), Lyra Andromeda 2) dan Bintoro Siswo Nugroho 3) 1,3) Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS KADAR PARASETAMOL DALAM LARUTAN UJI SAMPEL OBAT BATUK DAN PILEK TUGAS AKHIR

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS KADAR PARASETAMOL DALAM LARUTAN UJI SAMPEL OBAT BATUK DAN PILEK TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS KADAR PARASETAMOL DALAM LARUTAN UJI SAMPEL OBAT BATUK DAN PILEK The effect of temperature on the stability test solutions of paracetamol in cough and cold medicines TUGAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMELIHARAAN PERKERASAN SISI UDARA PADA LAPANGAN TERBANG (Studi Kasus : Bandara Supadio Pontianak) TESIS MAGISTER

PENGEMBANGAN SISTEM PEMELIHARAAN PERKERASAN SISI UDARA PADA LAPANGAN TERBANG (Studi Kasus : Bandara Supadio Pontianak) TESIS MAGISTER PENGEMBANGAN SISTEM PEMELIHARAAN PERKERASAN SISI UDARA PADA LAPANGAN TERBANG (Studi Kasus : Bandara Supadio Pontianak) TESIS MAGISTER Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pasca Sarjana Pada

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN (STUDI PADA PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TIMUR) OLEH: CYNTHYA PRAMUDITA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN (STUDI PADA PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TIMUR) OLEH: CYNTHYA PRAMUDITA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN (STUDI PADA PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TIMUR) OLEH: CYNTHYA PRAMUDITA 3203007315 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell

Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Desember 2015 Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell TIARA GAVIRARIESA¹, SILVIA

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK SUHU DAN JANGKA WAKTU PEMANASAN TERHADAP KADAR PROTEIN YANG TERKANDUNG DALAM SARANGBURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuciphagus)

ABSTRAK EFEK SUHU DAN JANGKA WAKTU PEMANASAN TERHADAP KADAR PROTEIN YANG TERKANDUNG DALAM SARANGBURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuciphagus) ABSTRAK EFEK SUHU DAN JANGKA WAKTU PEMANASAN TERHADAP KADAR PROTEIN YANG TERKANDUNG DALAM SARANGBURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuciphagus) Yani Elviani, 2013 Pembimbing I :dr.sri Nadya J.S., M.Kes. Pembimbing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Penyimpanan adalah salah satu tindakan pengamanan yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas produk. Penyimpanan pakan dalam industri

Lebih terperinci

Epoxy Floor Coating :

Epoxy Floor Coating : PT PUTRA MATARAM COATING INTERNATONAL Epoxy Floor Coating : Aplikasi dan masalahnya Volume 2 Desember 2015 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi polimer epoksi sebagai

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR Disusun Oleh: Siswo Sutisna 24040211060014 PROGRAM STUDI D3 INSTRUMENTASI

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. memerlukan penyimpanan dan pemeliharaan secara terpusat seperti Records Center.

BAB IV PENUTUP. memerlukan penyimpanan dan pemeliharaan secara terpusat seperti Records Center. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Arsip dinamis inaktif merupakan arsip yang frekuensi penggunaannya bagi penyelenggaraan organisasi sudah menurun. Arsip tersebut sudah tidak lagi disimpan pada masing- masing

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK Lisa Engla Kade Cita 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: kadecitalisaengla@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Substitusi Tepung Keluwih (Artocarpus camansi)

Lebih terperinci

INTISARI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN PENYIMPANAN OBAT DI UPT INSTALASI FARMASI KABUPATEN BANJAR

INTISARI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN PENYIMPANAN OBAT DI UPT INSTALASI FARMASI KABUPATEN BANJAR INTISARI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN PENYIMPANAN OBAT DI UPT INSTALASI FARMASI KABUPATEN BANJAR Afriatul Husna¹; M.Maulidie Alfiannor Saputera² ; Achmad Sarbini³ Obat adalah Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi silang pada salah satu huruf di lembar jawab! 1. Di Indonesia, pengaturan lingkungan

Lebih terperinci

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Deddy Yong Lianto / 0122016 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri 65, Bandung 40164,

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3. Label Bahan Baku PT. Infar Arispharma DITOLAK Nama Bahan/Produk : Nama Pabrik/Pemasok : No. Laporan Penerimaan : Jumlah : No. Sertifikat Analisis : KARANTINA Nama Bahan/Produk

Lebih terperinci

PENGUJIAN STABILITAS ZAT WARNA KULIT MANGGIS (Gracinia mangostana L) DENGAN SPEKTROFOTOMETER

PENGUJIAN STABILITAS ZAT WARNA KULIT MANGGIS (Gracinia mangostana L) DENGAN SPEKTROFOTOMETER LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUJIAN STABILITAS ZAT WARNA KULIT MANGGIS (Gracinia mangostana L) DENGAN SPEKTROFOTOMETER (Color Stability Testing of Mangosteen Skin (Gracinia mangostana L) Using Spectrophotometer

Lebih terperinci

Pengendalian Iklim Pasif di Museum Sebagai Antisipasi Perubahan Iklim

Pengendalian Iklim Pasif di Museum Sebagai Antisipasi Perubahan Iklim Pengendalian Iklim Pasif di Museum Sebagai Antisipasi Perubahan Iklim Ita Yulita Museum Nasional Jakarta Email : itayulitas@gmail.com Abstrak: Perubahan iklim (climate change) akhir-akhir ini menjadi banyak

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR AIR PADA SUKADE DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN SENYAWA SIKLAMAT TUGAS AKHIR OLEH: ANJANU SYAFRISAL NIM

PENETAPAN KADAR AIR PADA SUKADE DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN SENYAWA SIKLAMAT TUGAS AKHIR OLEH: ANJANU SYAFRISAL NIM PENETAPAN KADAR AIR PADA SUKADE DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN SENYAWA SIKLAMAT TUGAS AKHIR OLEH: ANJANU SYAFRISAL NIM 102410068 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

Lebih terperinci

FENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER

FENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER FENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER Felicia Anggraini Mandala, Prof. Dr. I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

KUALITAS FISIK TELUR PUYUH YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN GELATIN TULANG KAKI AYAM DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

KUALITAS FISIK TELUR PUYUH YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN GELATIN TULANG KAKI AYAM DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA SKRIPSI KUALITAS FISIK TELUR PUYUH YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN GELATIN TULANG KAKI AYAM DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA Oleh : Indra Joni 11181103547 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Di dalam sebuah organisasi, arsip sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Di dalam sebuah organisasi, arsip sangatlah penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsip dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah organisasi. Arsip tercipta secara terus menerus selama organisasi itu masih hidup dan dapat menjadi acuan untuk

Lebih terperinci

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat

Lebih terperinci

Revisi BAB I PENDAHULUAN

Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penyaringan B. Tujuan Percobaan 1. Melatih kemampuan agar dapat menggunakan kertas saring untuk menyaring endapan hasil reaksi kimia. 2. Mengenal metode pemisahan secara

Lebih terperinci

PEMBUATAN GEL FUEL BERBAHAN DASAR ALKOHOL DENGAN GELLING AGENT ASAM STEARAT DAN METIL SELULOSA

PEMBUATAN GEL FUEL BERBAHAN DASAR ALKOHOL DENGAN GELLING AGENT ASAM STEARAT DAN METIL SELULOSA LABORATORIUM TEKNOLOGI PROSES KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PEMBUATAN GEL FUEL BERBAHAN DASAR ALKOHOL DENGAN GELLING AGENT ASAM STEARAT DAN METIL SELULOSA DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 2 (2) (2013) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel ANALISIS PANAS PADA KNALPOT BERBASIS SPONGE STEEL Defyta Denny Meriyanto Hadromi, Suratno Margo

Lebih terperinci

PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN

PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Handout PENENTUAN KADALUWARSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Doso Sarwanto 1) dan Eko Hendarto 2) ABSTRAK Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air yang dikonsumsinya.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN Andita Yulli Puspita Dewi dita_mommyarkhan@yahoo.co.id Setyawan Purnama igiwan@ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, hasil pengolahan data untuk analisis jaringan pipa bawah laut yang terkena korosi internal akan dibahas lebih lanjut. Pengaruh operasional pipa terhadap laju korosi dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae. Pertambahan bobot (gram) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae. Pengambilan data pertambahan biomassa cacing tanah dilakukan

Lebih terperinci