Arsip Nasional Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Arsip Nasional Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi telah saya setujui. Disetujui di Jakarta Pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI IRAWAN

2 Arsip Nasional Republik Indonesia PROSEDUR TETAP NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI BAB I PENDAHULUAN A. Umum Arsip merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan terutama terhadap informasi yang terkandung di dalamnya sehingga dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat. Di dalam arsip akan tercermin dinamika kegiatan pemerintah dan pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara nyata, lengkap dan benar. Seiring dengan bertambahnya waktu, semua jenis arsip akan mengalami kerusakan selama dalam penyimpanan tidak terkecuali arsip statis yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kerusakan yang terjadi pada fisik arsip statis akan berbeda-beda tergantung dari jenis arsip, kondisi arsip sebelumnya dan kondisi lingkungan tempat penyimpanan arsip dengan faktor-faktor perusak yang mempercepat kerusakan arsip. Agar fisik arsip statis serta informasi yang melekat pada fisik arsip tersebut tidak mudah rusak atau hilang karena berbagai macam faktor perusak maka harus diupayakan perawatan arsip statis. Perawatan arsip statis diantaranya dilakukan melalui kegiatan restorasi terhadap kondisi fisik arsip statis yang mengalami kerusakan. Sedangkan untuk kepentingan penyelamatan arsip statis dilakukan dengan membuat duplikat arsip statis dan/atau mengalihbentukan arsip statis ke dalam bentuk media yang lain atau disebut reproduksi. Mengingat jumlah khasanah arsip statis yang tersimpan di ANRI begitu banyak, maka tidak mungkin untuk melakukan restorasi maupun reproduksi untuk semua khasanah yang tersimpan tetapi dilakukan berdasarkan prioritas. Salah satu prioritas yang diberlakukan adalah berdasarkan tingkat kerusakan arsip, karena keterlambatan penanganan kerusakan arsip statis akan memperparah kerusakan fisik arsip sehingga kemungkinan tidak bisa diselamatkan.

3 - 2 - Secara umum, berdasarkan media penyusunnya arsip dibagi dua yaitu arsip kertas yang disebut arsip konvensional, dan arsip non kertas atau yang disebut arsip media baru. Arsip media baru lebih rentan terhadap kerusakan daripada arsip kertas. Akibat dari proses dekomposisi dan deteriorasi yang diakibatkan baik oleh bahan penyusunnya itu sendiri maupun karena berbagai kondisi penyimpanan yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada arsip statis. Jenis kerusakan pada arsip konvensional ditandai dengan perubahan warna kertas menjadi kecoklatan, rapuh, dimakan serangga dan lain sebagainya. Dan yang terjadi pada arsip media baru seperti kerusakan pada arsip film biasanya ditandai dengan pengerasan pada gulungan film, bau asam akibat vinegar syndrome atau keluarnya lapisan endapan putih perak (silvering out) pada film yang berbahaya baik bagi arsip film itu sendiri maupun bagi pengelola atau petugas arsip. Dalam rangka penyelamatan dan pelestarian arsip statis yang tersimpan di ANRI, dan untuk mengetahui tingkat kerusakan arsip statis sehingga diketahui penyebab kerusakan dan tindakannya untuk segera direstorasi atau direproduksi agar preservasi arsip dapat berjalan optimal, maka perlu dilakukan pengujian arsip dengan cara mengidentifikasi fisik arsip berdasarkan parameter pengujian yang tidak merusak terhadap fisik arsip statisnya sesuai dengan kaidah kearsipan. B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi adalah untuk memberikan petunjuk dan acuan dalam melaksanakan salah satu kegiatan pengujian yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip. Tujuannya adalah untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip, baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan. C. Ruang Lingkup Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini berlaku dan digunakan oleh Unit Subdirektorat (Subdit) Instalasi Laboratorium dan seluruh unit kerja yang terkait di Lingkungan Direktorat Preservasi. Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi yang dimaksud merupakan pengujian arsip konvensional dan media baru yang akan direstorasi dan atau direproduksi karena kondisi fisik arsip mengalami kerusakan sehingga perlu dilestarikan baik fisik maupun informasinya.

4 - 3 - Materi dari Prosedur Tetap Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini meliputi Pengujian Arsip Kertas yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi dan Pengujian Arsip Media Baru yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi. D. Dasar 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143); 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah; 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas; 5. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010; 6. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. E. Pengertian Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan: 1. Pengujian adalah kegiatan teknis, terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisma, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Metode adalah proses atau cara keilmuan atau tersistem untuk memperoleh pengetahuan atau mencapai tujuan yang dikehendaki secara sistematis berdasarkan bukti fisis. 3. Sampling/pengambilan contoh adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.

5 Parameter uji adalah ukuran atau patokan dari pengujian atau penelitian yang harus diperkirakan dalam setiap contoh. 5. Restorasi Arsip adalah suatu tindakan dan prosedur yang dilalui dalam proses merehabilitasi atau memperkuat kondisi fisik arsip/dokumen yang mengalami kerusakan (deteriorate) atau mengalami penurunan kualitas secara fisik. 6. Reproduksi Arsip adalah suatu penggandaan isi dokumen tapi tidak selalu dalam bentuk dan penampilan yang sama dengan sumber asalnya. 7. Arsip Konvensional atau arsip kertas adalah arsip yang isi informasinya berupa teks, gambar atau grafik dan terekam dalam media kertas. 8. Arsip Media Baru adalah arsip yang isi informasi dan bentuk fisiknya direkam dalam media magnetik menggunakan perangkat elektronik. Termasuk kategori arsip media baru adalah: arsip elekronik dan arsip jenis lain yang tidak berbasis kertas.

6 - 5 - BAB II PROSEDUR PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI Prosedur Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1. a. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dengan Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional dan Kasubdit Penyimpanan Arsip Media Baru. b. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima daftar arsip untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dan menganalisis bahan-bahan dan datadata arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi. 2. Kasubdit Instalasi Laboratorium menginstruksikan analis laboratorium, pejabat fungsional arsiparis dan peneliti untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi. 3. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti menerima daftar arsip dan mencatat kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi. 4. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan sampling dan mengidentifikasi arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan. 5. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dengan menggunakan metode: a. Pengujian Arsip Kertas yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi yang terdiri atas 6 (enam) parameter cara uji yaitu: 1) Cara Uji Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas, 2) Cara Uji Ketebalan Arsip Kertas, 3) Cara Uji Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas dalam Bentuk Lembaran, 4) Cara Uji Ukuran dan Berat Arsip Kertas dalam Bentuk Bundel/Jilidan, 5) Cara Uji ph Permukaan Arsip Kertas, 6) Cara Uji Iron Gall Ink pada Arsip Kertas. b. Pengujian Arsip Media Baru yang Perlu Direstorasi dan Direproduksi dengan parameter Cara Uji Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm. 6. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.

7 Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian. 8. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti membuat laporan hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dan menyerahkan kepada Kasubdit Instalasi Laboratorium untuk dikoreksi. 9. Kasubdit Instalasi Laboratorium mengoreksi laporan hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi. 10. Kasubdit Instalasi Laboratorium menyampaikan hasil pengujian kepada Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional dan Kasubdit Penyimpanan Arsip Media Baru. 11. Kasubdit Instalasi Laoratorium melaporkan hasil kegiatan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi kepada Direktur Preservasi.

8 - 7 - BAB III PENUTUP Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini dapat menjadi petunjuk dan acuan dalam melaksanakan pengujian laboratorium yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan. Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI IRAWAN

9 Arsip Nasional Republik Indonesia LAMPIRAN PROSEDUR TETAP NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI

10 - 1 - DAFTAR LAMPIRAN PROSEDUR TETAP TENTANG PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI LAMPIRAN 1 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI LAMPIRAN 2 BAGAN PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI LAMPIRAN 3 TABEL STANDAR ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI LAMPIRAN 4 CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ARSIP KERTAS YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 8 LAMPIRAN 9 LAMPIRAN 10 CARA UJI IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS CARA UJI KETEBALAN ARSIP KERTAS CARA UJI UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN CARA UJI UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN CARA UJI PH PERMUKAAN ARSIP KERTAS CARA UJI IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS LAMPIRAN 11 CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI LAMPIRAN 12 CARA UJI KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM

11 - 2 - Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti Kasubdit Instalasi Laboratorium Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvnsional/ Media Baru Direktur Preservasi 1 a. Melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian arsip yang akan direstorasi atau direproduksi b. Menerima daftar arsip untuk pelaksanaan kegiatan pengujian dan menganalisis bahanbahan 2 Menginstruksikan untuk pelaksanaan kegiatan pengujian 3 Menerima daftar arsip dan mencatat kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian 4 Melakukan sampling dan mengidentifikasi arsip dengan metode dan parameter yang telah ditentukan 5 Melakukan pengujian dengan menggunakan metode dan parameter yang telah ditentukan

12 - 3 - Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti Kasubdit Instalasi Laboratorium Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvnsional/ Media Baru Direktur Preservasi 6 Mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi 7 Mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian 8 Membuat dan menyerahkan laporan hasil pengujian untuk dikoreksi 9 Mengoreksi laporan hasil pengujian 10 Menyampaikan hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi 11 Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengujian arsip Norma Waktu: 1. Pengujian arsip konvensional yang perlu direstorasi atau direproduksi membutuhkan waktu 90 menit untuk setiap satu sampel arsip. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 20 hari kerja. 2. Pengujian arsip media baru yang perlu direstorasi atau direproduksi membutuhkan waktu 60 menit untuk setiap satu sampel arsip. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 20 hari kerja. DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI IRAWAN

13 - 4 - Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 BAGAN PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI Persiapan Pelaksanaan Pelaporan

14 - 5 - Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 TABEL STANDAR ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI No Jenis Bahan / Objek Uji Parameter Uji Standar Referensi 1 Arsip Konvensional Arsip kertas Arsip peta atau kartografik Gambar teknik Grafik atau diagram Identifikasi kerusakan - Ringan : tidak ada informasi arsip yang rusak atau hilang. - Sedang : kerusakan berpotensi menyebabkan hilangnya informasi arsip - Berat : kerusakan menyebabkan hilangnya sebagian informasi arsip. Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage. Ketebalan Sesuai dengan jenis kertas Ukuran dan gramatur (lembaran) Sesuai dengan jenis kertas Ukuran dan berat (bundel/jilidan) Sesuai bundel/jilidan 2 Arsip Media Baru Arsip Film Arsip Mikrofilm ph permukaan 5 Pelestarian bahan pustaka Iron gall ink Positif equipment.com Rekomendasi : Ringan reproduksi Sedang restorasi dan reproduksi Berat secepatnya restorasi dan reproduksi Kondisi keasaman Grade A ph film > 5 Grade B ph film 3 s.d 5 mulai terdeteriorasi Grade C ph film < 3, Terdeteriorasi IPI Storage Guide for Acetate Films, 1993 Rekomendasi : Grade A reproduksi Grade B restorasi dan reproduksi Grade C secepatnya restorasi dan reproduksi

15 - 6 - Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN ARSIP KERTAS YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. HASIL PENGUJIAN ARSIP KERTAS YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = No Arsip = - Tahun = Asal/lokasi = - Jumlah = Jenis jilidan = Soft cover / hard cover - Warna kertas = 2. Kondisi ruangan = 1. Pengujian Identifikasi kerusakan Beri tanda pada kerusakan Ringan Sedang Berat Keterangan Jilidan 1 Perubahan bentuk/ melengkung 2 Punggung 3 Jahitan 4 Permukaan Kimia 1 Api 2 Foxing (noda) 3 Korosi Tinta 4 Korosi Tembaga 5 Selotape 6 Karat 7 Perbaikan sebelumnya Mekanik 1 Penggunaan 2 Kekerasan Serangga dan Tikus Air 1 Noda 2 Rapuh 3 Jamur 4 Lengket 2. Pengujian bundle/jilidan arsip Uraian Hasil uji Keterangan 1 Ketebalan (cm) Ukuran (cm 3 ) p = l = P x l = 3 Bobot (g)

16 Pengujian lembaran arsip 1 Ketebalan (mm) 2 Ukuran (p x l) mm 2 p = l = P x l = 3 Gramatur (gram/m 2 ) 4 ph Permukaan Jenis kertas 6 Tanda khusus/watermark 7 Iron Gall Ink II. KESIMPULAN Jakarta,... Mengetahui Penanggung jawab Penguji (...) (...)

17 - 8 - Lampiran 5 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CARA UJI IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 12) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan hasil uji identifikasi kerusakan pada arsip kertas. Cara uji identifikasi kerusakan pada arsip kertas dilakukan berdasarkan jenis kerusakan dan tingkatan kerusakan berpedoman pada Archives Damage Atlas. B. Definisi 1. Identifikasi kerusakan arsip kertas adalah penentuan kondisi kerusakan berdasarkan tingkatan kerusakan ringan, sedang dan berat serta jenis penyebab kerusakan berdasarkan Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage. 2. Watermark/tanda air adalah tanda pada kertas yang hanya bisa dilihat dengan menerawang bagian kertas pada sumber cahaya, atau dengan menggunakan bantuan lampu UV. 3. UV Mark adalah tanda pada kertas yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan bantuan lampu UV. C. Peralatan dan Bahan 1. Kamera Digital; 2. Senter/lampu tampak; 3. Lampu UV; 4. Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage; 5. Arsip kertas yang akan diuji. D. Cara Uji 1. Catat identifikasi arsip yang diuji (asal arsip, koleksi, nomor boks, lokasi, nomor arsip). 2. Amati kondisi fisik arsip, dan catat jenis kerusakan yang terjadi pada fisik arsip berdasarkan jenis dan tingkatan kerusakan. Identifikasi kerusakan dilakukan baik terhadap jilidan/bendel maupun terhadap lembaran arsip. 3. Identifikasi dilakukan berdasarkan Archives Damage Atlas dan dituangkan dalam formulir pengujian identifikasi kondisi arsip kertas. 4. Jika diperlukan kerusakan yang terjadi dapat didokumentasikan dengan menggunakan kamera.

18 Jika pada arsip kertas yang diuji terdapat tanda air (watermark) atau tanda khusus lainnya maka gambar tanda air didokumentasikan dengan bantuan UV lamp. E. Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Pengujian Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas seperti contoh berikut:

19 Contoh Formulir Pengujian Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. I. PELAKSANAAN PENGUJIAN HASIL PENGUJIAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS 1. Contoh uji - Nama Khasanah = No Arsip = - Tahun = Asal/lokasi = - Jumlah = Jenis jilidan = Soft cover / hard cover - Warna Kertas = 2. Metode Restorasi = 3. Kondisi ruangan = Beri tanda pada kerusakan Ringan Sedang Berat Keterangan Jilidan 1 Perubahan bentuk/ melengkung 2 Punggung 3 Jahitan 4 Permukaan Kimia 1 Api 2 Foxing (noda) 3 Korosi Tinta 4 Korosi Tembaga 5 Selotape 6 Karat 7 Perbaikan sebelumnya Mekanik 1 Penggunaan 2 Kekerasan Serangga dan Tikus 1 Serangga 2 Tikus Air 1 Noda 2 Rapuh 3 Jamur 4 Lengket II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

20 Lampiran 6 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CARA UJI KETEBALAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 13) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ketebalan arsip kertas. B. Definisi Tebal kertas atau karton adalah jarak tegak lurus antara dua permukaan kertas atau karton pada kondisi standar. C. Peralatan dan Bahan 1. Alat pengukur ketebalan: a. Jangka sorong, untuk mengukur ketebalan arsip yang sudah berbentuk jilidan atau bundel; b. Mikrometer, untuk mengukur ketebalan lembaran kertas atau arsip kertas. 2. Arsip kertas yang akan diuji. D. Cara Uji 1. Persiapan contoh Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu. 2. Pengujian a. Sebelum dilakukan pengukuran ketebalan lembaran kertas dan arsip kertas, permukaan landasan dan kaki penekan pada mikrometer dibersihkan terlebih dahulu, sehingga pada saat kaki penekan menyentuh landasan skala menunjukan nol. b. Tempatkan contoh uji pada permukaan landasan secara tegak lurus dengan arah kaki penekan (gambar 1). Tuas kaki penekan Display pengukuran Kaki penekan Contoh uji landasan Gambar 1. Penempatan Contoh Uji Pada Mikrometer

21 c. Turunkan kaki penekan secara perlahan-lahan keatas permukaan contoh uji sehingga kaki penekan dalam posisi bebas menekan landasan, diamkan selama 2-5 detik. d. Catat pembacaan skala pada skala mikrometer. e. Pengukuran dilakukan pada suatu garis ke arah panjang contoh uji, minimal pada 5 tempat yang berbeda. f. Pengukuran ketebalan untuk arsip kertas dilakukan dengan menggunakan jangka sorong sama seperti langkah e. 3. Perhitungan Ketebalan arsip kertas dilaporkan sebagai nilai rata-rata dan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan nilai maksimum dan minimum. Satuan ketebalan adalah milimeter (mm). E. Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Pengujian Ketebalan Arsip Kertas seperti contoh berikut:

22 Contoh Formulir Hasil Pengujian Ketebalan Arsip Kertas PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. HASIL PENGUJIAN KETEBALAN ARSIP KERTAS I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = - Tahun = - Asal/lokasi = - Jumlah = 2. Kondisi ruangan = No dst Jenis Kertas No berkas/ arsip Hasil Uji Rerata Keterangan II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

23 Lampiran 7 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CARA UJI UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN (Cara Uji Nomor 14) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan gramatur arsip kertas dalam bentuk lembaran. B. Definisi 1. Ukuran adalah panjang dan lebar kertas diukur dengan satuan milimeter dalam kondisi standar. 2. Gramatur adalah massa lembaran kertas atau karton dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar. C. Peralatan dan Bahan 1. Penggaris; 2. Neraca analitik dengan kepekaan 0,01 gram; 3. Arsip kertas yang akan diuji. D. Cara Uji 1. Persiapan contoh Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu. 2. Pengujian a. Bagian lembaran kertas diukur panjang dan lebarnya dengan menggunakan penggaris hingga satuan millimeter. Pastikan posisi kertas lurus mendatar, tidak ada yang terlipat. b. Lembaran arsip ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan kepekaan alat 0,01 g. c. Tunggu hasil pembacaan neraca stabil. Catat hasil berat arsip. d. Catat hasil pengukuran. 3. Perhitungan Lembaran arsip dihitung nilai gramaturnya dengan cara perhitungan sebagai berikut:, dimana :

24 G = gramatur lembaran g/m2 A = berat lembaran yang diuji, gram a = luas lembaran yang diuji, m 2 E. Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Pengujian Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas Dalam Bentuk Lembaran seperti contoh berikut: Contoh Formulir Pengujian Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas Dalam Bentuk Lembaran PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = - Tahun = - Asal/lokasi = - Jumlah = 2. Kondisi ruangan = No dst Jenis Kertas No berkas/ arsip Berat (A gram) Panjang (p cm) Lebar (l cm) Luas ((P x l)cm /100) a m2 Gramatur (A/a) gram/m 2 Keterangan II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

25 Lampiran 8 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CARA UJI UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN (Cara Uji Nomor 15) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan berat arsip kertas dalam bentuk bundel/jilidan. B. Definisi 1. Ukuran adalah panjang, lebar dan tebal bundel arsip kertas diukur dengan satuan centimeter dalam kondisi standar. 2. Berat adalah massa bundel atau jilidan arsip dalam gram diukur pada kondisi standar. C. Peralatan dan Bahan 1. Penggaris; 2. Neraca portable dengan kepekaan 1 gram (maks 10 kg) untuk arsip yang berbentuk bendel atau neraca analitik dengan kepekaan 0,01 gram untuk arsip lembaran; 3. Jangka sorong/mikrometer; 4. Arsip kertas yang akan diuji. D. Cara Uji 1. Persiapan contoh Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu. 2. Pengujian a. Bagian lembaran kertas diukur panjang (p cm) dan lebarnya (l cm) dengan menggunakan penggaris hingga satuan milimeter. Pastikan posisi kertas lurus mendatar, tidak ada yang terlipat. b. Ketebalan bundel diukur dengan menggunakan jangka sorong (t cm). c. Bundel arsip ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan kepekaan alat 1 gram. d. Tunggu hasil pembacaan neraca stabil. Catat hasil berat arsip (A gram). e. Catat hasil pengukuran.

26 Perhitungan Hasil pengukuran dicatat langsung sesuai pembacaan pada skala neraca (gram) dan jangka sorong (cm). E. Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Pengujian Ukuran dan Berat Arsip Kertas Dalam Bentuk Bundel/Jilidan seperti contoh berikut: Contoh Formulir Pengujian Ukuran dan Berat Arsip Kertas Dalam Bentuk Bundel/Jilidan PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DI RESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = - Tahun = - Asal/lokasi = - Jumlah = 2. Kondisi ruangan = No Jenis Kertas No berkas/ arsip Jenis Jilidan Panjang (p cm) Lebar (l cm) Tebal (cm) Berat ( A gram) Keterangan dst II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

27 Lampiran 9 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CARA UJI PH PERMUKAAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 5) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ph (keasaman) permukaan arsip kertas. B. Definisi ph permukaan kertas atau keasaman kertas adalah konsentrasi ion hidrogen pada air dipermukaan kertas atau arsip kertas. C. Peralatan dan Bahan 1. ph meter Horiba atau ph meter lain yang dilengkapi dengan elektroda khusus untuk mengukur ph pada permukaan kertas; 2. Gelas piala 100 cc; 3. Plastik mylar ; 4. Labu semprot; 5. Aquadest; 6. Larutan buffer ph 4 dan ph 7; 7. Kertas saring; 8. Etanol 70%; 9. Arsip kertas yang akan diuji. D. Cara Uji 1. Persiapan Contoh Uji Disiapkan contoh uji kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu. Untuk Arsip kertas yang akan diuji keasamannya, dipilih sebisa mungkin pada bagian yang tidak ada informasinya (tidak terkena tinta). 2. Pengujian a. ph meter dikalibrasikan dengan larutan Buffer ph 4 dan ph 7. b. Kertas atau arsip kertas yang akan ditentukan phnya dialasi dengan plastik mylar kemudian ditetesi dengan satu atau dua tetes air suling. c. Pada tetesan air tersebut ditempelkan elektroda ph meter, kemudian diukur nilai phnya. d. Tunggu beberapa saat pembacaan skala ph pada ph meter stabil.

28 e. Catat skala ph yang terukur, kemudian keringkan sisa air pada kertas atau arsip kertas dengan menggunakan kertas saring. Untuk memudahkan proses pengeringan dapat disemprot dengan alkohol 70%. f. Lakukan pengujian dua kali (duplo) untuk contoh yang sama pada tempat yang berbeda. 3. Perhitungan Membaca langsung nilai keasaman arsip kertas pada skala ph meter. E. Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Pengujian ph Permukaan Arsip Kertas seperti contoh berikut: Contoh Formulir Pengujian ph Permukaan Arsip Kertas PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. I. PELAKSANAAN PENGUJIAN HASIL PENGUJIAN ph PERMUKAAN ARSIP KERTAS 1. Contoh uji - Nama Khasanah = - Tahun = - Asal/lokasi = - Jumlah = 2. Kondisi ruangan = No Jenis Kertas No berkas/ arsip dst Hasil Uji 1 2 Rerata Keterangan II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

29 Lampiran 10 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CARA UJI IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 16) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji iron gall ink pada arsip kertas. B. Definisi 1. Iron Gall Ink adalah tinta yang mengandung logam besi (Fe II), biasa digunakan sebagai tinta tahan air. Logam besi pada tinta ini umumnya bersifat asam dan akan merusak kertas. 2. Cara uji Fe pada tinta adalah pengujian untuk menentukan ada tidaknya kandungan logam besi- II pada tulisan yang terdapat pada arsip kertas. C. Perlatan dan Bahan 1. Pipet tetes; 2. Kertas saring; 3. Asam asetat 5%; 4. Potassium Ferrocyanida 1 % atau potassium sulfocyanida 1% atau NaOH 4 %; 5. Plastik mylar; 6. Ethanol 75%; 7. Arsip kertas yang akan diuji. D. Cara Uji 1. Dipilih bagian tulisan yang berada di tepi lembaran pada arsip yang akan diuji. 2. Bagian belakang tulisan yang akan diuji dialasi dengan plastik mylar. 3. Teteskan satu tetes asam asetat 5% ke dalam ujung tulisan tersebut, setelah beberapa saat diserap dengan menggunakan kertas saring. 4. Teteskan satu tetes potassium ferricyanida 1 % pada noda basah di kertas saring. Jika terdapat besi pada tinta maka kertas saring akan berubah warna menjadi warna biru. 5. Atau teteskan satu tetes NaOH 4 % pada tulisan, serap kelebihan pelarut dengan blotter, jika ada besi menunjukkan warna coklat kemerahan. E. Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Pengujian Iron Gall Ink pada Arsip Kertas seperti contoh berikut:

30 Contoh Formulir Pengujian Iron Gall Ink pada Arsip Kertas PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. I. PELAKSANAAN PENGUJIAN HASIL PENGUJIAN IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS 1. Contoh uji - Nama Khasanah = - Tahun = - Asal/lokasi = - Jumlah = 2. Kondisi ruangan = No Contoh Hasil Uji (positif/negative) Keterangan dst II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

31 Lampiran 11 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. HASIL PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI Nama sampel/arsip : Nomor : Tahun : Lokasi sampel/arsip : Lantai : Rak : Keterangan contoh : Film/mikrofilm : Jumlah : Kondisi Ruangan : Suhu : o C RH : % Jenis Base : Metode uji : No. Nama Arsip Reel (mm) Feet Kondisi Keasaman Grade A Grade B Grade C Penampakan fisik contoh II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

32 Lampiran 12 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CARA UJI KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM (Cara Uji Nomor 17) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan hasil pengujian kondisi keasaman pada film dan mikrofilm. B. Definisi Kondisi keasaman adalah kondisi memburuknya (deteriorasi) pada arsip film dan mikrofilm yang dapat diamati dengan perubahan warna pada indikator bromocresol green yang diakibatkan oleh adanya perubahan ph pada udara dalam can/wadah arsip. C. Peralatan dan Bahan 1. Label Indikator ABC (Asam Bromo Cresol); 2. Senter; 3. Label bulat dengan warna kuning, hijau dan biru; 4. Arsip film dan mikrofilm yang akan diuji. D. Cara Uji 1. Persiapan Disiapkan indikator ABC baik dalam bentuk label maupun kertas indikator. 2. Pengujian a. Pengujian dilakukan langsung diruang penyimpanan arsip film/mikrofilm tanpa merubah urutan dan susunan penyimpanan arsip film. b. Pengujian dilakukan berdasarkan urutan penyimpanan arsip film/mikrofilm. c. Kertas indikator dimasukkan kedalam can film/ kotak mikrofilm kemudian ditutup kembali. Untuk label indikator ditempelkan pada bagian tutup bagian dalam. d. Setelah beberapa lama (30 menit), diamati perubahan warna pada indikator, kemudian dibandingkan kondisi grade arsip film dengan tabel warna dibawah ini: Jika warna kertas indikator tetap biru maka film masih dalam kondisi baik, nilai keasaman (ph) > 5 (grade A). Jika berubah menjadi warna hijau maka arsip film mulai terdeteriorasi dan mengeluarkan asam sehingga mempunyai nilai ph 3 s.d 5 (grade B).

33 Jika kertas indikator berubah kuning maka arsip film mempunyai keasaman yang tinggi yaitu ph < 3 dan membutuhkan penanganan secepatnya (grade C). e. Hasil perubahan warna/grade arsip film dicatat, dan pada bagian luar can/wadah arsip film diberi tanda/label bulat dengan warna yang sesuai dengan perubahan warna indikator untuk menandai arsip yang sudah dilakukan pengujian dan untuk memudahkan petugas arsip melakukan pemindahan dan pengambilan untuk kegiatan restorasi atau reproduksi arsip film atau mikrofilm. Pada catatan hasil pengujian juga dicatat nomor kode arsip film dan jenis arsip film (16 mm atau 35 mm). Grade C Kuning Grade B Hijau Grade A Biru ph < < ph< 5.4 ph > 5.4 Perubahan Warna Indikator f. Perubahan warna pada label indikator pada arsip film sebaiknya diperiksa secara rutin 1 bulan sekali dan diganti minimal setahun sekali untuk menentukan kondisi keasaman arsip film. Label indikator yang sudah berubah warna menjadi hijau atau kuning sebaiknya di ganti setelah arsip film mendapat perlakuan restorasi. E. Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Pengujian Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm seperti contoh berikut:

34 Contoh Formulir Hasil Pengujian Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No. HASIL PENGUJIAN KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM Nama sampel/arsip : Nomor : Tahun : Lokasi sampel/arsip : Lantai : Rak : Keterangan contoh : Film/mikrofilm : Jumlah : Kondisi Ruangan : Suhu : o C RH : % No. Nama Arsip Reel (mm) Feet Kondisi Keasaman Grade A Grade B Grade C Penampakan fisik contoh II. KESIMPULAN Mengetahui Penanggung jawab Jakarta,... Penguji (...) (...)

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Hasil Restorasi dan Reproduksi Arsip telah saya Disetujui di Jakarta Pada tanggal September 2011

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Kartografik telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Februari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI IRAWAN

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengamanan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Layanan Pengembalian Arsip Statis telah saya Disetujui di Jakarta pada tanggal Januari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pelayanan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, MUSTARI

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penataan Fisik Arsip Media Baru telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2011 DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Layanan Penggandaan Statis telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Januari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI

Lebih terperinci

Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo

Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo Oleh : Roby Syafurjaya Aris Widodo Subdirektorat Instalasi Laboratorium Direktorat Preservasi - Arsip Nasional Republik Indonesia 2010 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi dan Bahan Reproduksi Arsip telah saya setujui. Disetujui di Jakarta Pada

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Rewinding Arsip Rekaman Suara Menggunakan Tape Player telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Februari

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip telah saya setujui. Disetujui di Jakarta Pada tanggal September 2011

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Guide Arsip Konvensional Setelah Tahun 1945 telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni 2009

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Guide telah saya Disetujui di Jakarta pada tanggal Agustus 2009 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM Verifikasi Pipet Volumetri 10 ml Disusun oleh : Kelompok 4/E 2 Luthfia Nurul Anwar 116 Muhammad Rizky Prasetyo 116165 Sakina Fidyastuti 116231 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Daftar Arsip Konvensional Setelah Tahun 1945 telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Guide Arsip Konvensional Sebelum telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Mei 2009 Plt. DEPUTI

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Konvensional telah saya Disetujui di Jakarta pada tanggal Februari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Daftar telah saya Disetujui di Jakarta pada tanggal Agustus 2009 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KEPUTUSAN KEPALA ANRI

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Peminjaman Statis telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Januari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 03 TAHUN 2003 TENTANG PENYEMPURNAAN ORGANISASI

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Inventaris Arsip Konvensional Setelah Tahun 1945 telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Guide Kartografik dan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juli 2009 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI

Lebih terperinci

PENGUJIAN IDENTIFIKASI KONDISI FISIK ARSIP BURGERLIJKE OPENBARE WERKEN (TAHUN )

PENGUJIAN IDENTIFIKASI KONDISI FISIK ARSIP BURGERLIJKE OPENBARE WERKEN (TAHUN ) PENGUJIAN IDENTIFIKASI KONDISI FISIK ARSIP BURGERLIJKE OPENBARE WERKEN (TAHUN 1914-1942) I. P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Arsip kertas atau arsip konvensional merupakan arsip yang berbahan dasar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyerahan Arsip Statis telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal November 2011 SEKRETARIS UTAMA, GINA

Lebih terperinci

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Kertas tisu toilet ICS 85.080.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1

Lebih terperinci

PENGUJIAN METHYLENE BLUE TEST PADA ARSIP MIKROFILM

PENGUJIAN METHYLENE BLUE TEST PADA ARSIP MIKROFILM PENGUJIAN METHYLENE BLUE TEST PADA ARSIP MIKROFILM I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mendukung preservasi dan pelayanan arsip terhadap publik, dilakukan salah satunya proses alih media arsip

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Inventaris Kartografik dan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juli 2009 Plt. DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Daftar telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Mei 2009 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP, TULKHAH

Lebih terperinci

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA 1 PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA MODUL 5 DAN 6 BY YUNI NURJANAH 1. Pengertian dan tujuan 2. Mengenal bahan jilidan 3. Menyiapkan penjilidan 4. Jenis-jenis penjilidan

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Konsultasi Penyusunan Sistem Pengelolaan Arsip Lembaga Negara dan Lembaga Tingkat Pusat Lainnya telah saya setujui.

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN saya setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Inventaris telah Disetujui di Jakarta pada tanggal Agustus 2009 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Bimbingan dan Supervisi Penerapan Sistem Lembaga Negara dan Lembaga Tingkat Pusat lainnya telah saya setujui. Disetujui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Inventaris Arsip Konvensional telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Mei 2009 Plt. DEPUTI

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perpustakaan BPHN merupakan perpustakaan khusus dalam bidang hukum. Namun, keberadaannya sebagai sebuah lembaga pembinaan hukum nasional dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA 1.1. Cara Kerja Pengujian Total Padatan Terlarut 1. Ujung depan refraktometer diarahkan ke sumber cahaya. Fokus pembacaan skala diatur sehingga diperoleh pembacaan

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Daftar Kartografik dan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juli 2009 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI

Lebih terperinci

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD.

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD. PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD. Mengapa perlatan perlu digunakan dalam manajemen kearsipan? KRITERIA PEMILIHAN PERALATAN (1) (1) BENTUK ALAMI ARSIP YANG AKAN DISIMPAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGUNAAN KERTAS UNTUK ARSIP BERNILAIGUNA TINGGI

PEDOMAN PENGGUNAAN KERTAS UNTUK ARSIP BERNILAIGUNA TINGGI KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN KERTAS UNTUK ARSIP BERNILAIGUNA TINGGI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 KEPUTUSAN KEPALA ARSIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. L a t a r b e l a k a n g Arsip kertas yang berbahan dasar selulosa tidak luput dari serangan mikrobiologi yang dapat merusak arsip

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Metode ini terdiri dari dua penelitian yaitu penelitian lapangan dan penelitian laboratorium. Penelitian lapangan dilakukan untuk melakukan observasi data pendukung dari kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pemberian Konsultasi dan Pertimbangan Persetujuan Jadwal Retensi Arsip Lembaga Negara, BUMN dan Perguruan Tinggi Negeri

Lebih terperinci

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Tutorial ke : 1 Kode / Nama Mata Kuliah : PUST2137 SKS : 3 SKS Nama Tutor : Yuni Nurjanah, S.S. Kompetensi Umum Kompetensi Khusus : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Kertas koran ICS 85.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Karton dupleks ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Layanan Perpustakaan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Januari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG KONSERVASI

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

KATA PENGANTAR. Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia KATA PENGANTAR Tujuan kearsipan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan Pasal 3 adalah menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pemusnahan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal November 2011 SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH HUSNI Nasional

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUJIAN HASIL ALIHMEDIA/REPRODUKSI ARSIP. Disusun oleh : Subdit Instalasi Laboratorium

LAPORAN PENGUJIAN HASIL ALIHMEDIA/REPRODUKSI ARSIP. Disusun oleh : Subdit Instalasi Laboratorium LAPORAN PENGUJIAN HASIL ALIHMEDIA/REPRODUKSI ARSIP Disusun oleh : Subdit Instalasi Laboratorium ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Layanan Penggandaan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal November 2011 SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

A. Latar Belakang dan Permasalahan

A. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Informasi telah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun swasta. Keseluruhan aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerusakan material akibat jamur pada ruang penyimpanan arsip merupakan masalah serius yang

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 TUJUAN Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan mikroskpis sediaan darah malaria sesuai standar : Melakukan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR SALINAN Menimbang Mengingat BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, : a. bahwa

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49

Lebih terperinci

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum A Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI A. Pendahuluan Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat penting dan wajib dimiliki oleh semua perguruan tinggi untuk mendorong proses

Lebih terperinci

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb Standar Nasional Indonesia Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Juwita (127008003) Herviani Sari (127008008) Tanggal Praktikum: 4 Oktober 2012 Tujuan Praktikum: 1. Memahami prinsip dasar larutan buffer

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang kedelai, kacang tanah, oat, dan wortel yang diperoleh dari daerah Bogor. Bahan kimia yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Spektrofotometer UV-visibel (Genesys 10), cawan conway dengan penutupnya, pipet ukur, termometer, neraca analitik elektrik C-200D (Inaba Susakusho),

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.235, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan Arsip. Kartografi. Kearsitekturan. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

: Kirana patrolina sihombing

: Kirana patrolina sihombing Laporan Praktikum Biomedik BM 506 Tema : ph Meter, Buffer dan Pengenceran Hari/Tanggal Praktikum : Selasa/10 Maret 2015 Jam Nama Praktikan Tujuan Praktikum : 10.00 WIB 14.00 WIB : Melya Susanti : Kirana

Lebih terperinci

NIASTr~ PRESERV ASI ARSIP ST A TIS INSTRUKSI KERJA UNIVERSITAS AIRLANGGA. Dr. M. Hadi Sl'(ubhan, SH.,M.H.,CN SISTEM MANAJEMEN MUTU

NIASTr~ PRESERV ASI ARSIP ST A TIS INSTRUKSI KERJA UNIVERSITAS AIRLANGGA. Dr. M. Hadi Sl'(ubhan, SH.,M.H.,CN SISTEM MANAJEMEN MUTU NIASTr~ I;..kl..... :..., r 002 INSTRUKSI KERJA PRESERV ASI ARSIP ST A TIS SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRATED MANA GEMENT SYSTEM (AIMS) UNIVERSITAS AIRLANGGA Revisi ke 0 Tanggal Revisi - Tanggal

Lebih terperinci

Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9. By Yuni Nurjanah

Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9. By Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah 2010 Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL digilib.uns.ac.id BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL Hasil uji coba/eksperimen dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenisnya yaitu tentang

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum B Waktu: 120 menit

Lebih terperinci