BAB I PENDAHULUAN. Kurang efektifnya jaringan komunikasi formal dalam memberikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Kurang efektifnya jaringan komunikasi formal dalam memberikan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya jaringan komunikasi informal didasari adanya hubungan yang menarik antara jaringan komunikasi formal dan informal. Komunikasi kebawah yang tidak efektif atau kurang lancar akan menciptakan kekosongan informasi dalam organisasi, kondisi vakum ini biasanya diisi oleh komunikasi informal seperti desas-desus (grapevine) yang berisi berita-berita angin yang belum tentu benar. Kurang efektifnya jaringan komunikasi formal dalam memberikan informasi yang relevan bagi anggota organisasi, maka karyawan makin tergantung kepada grapevine karena komunikasi formal tidak selamanya mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan informasi dari para karyawan. Adanya hubungan antar personal, interaksi komunikasi dengan frekuensi yang cukup tinggi baik disebabkan karena kedekatan fisik dan ruang maupun karena kesamaan pandangan antar karyawan akan menciptakan klik-klik pertemanan diluar struktur formal organisasi. Komunikasi informal berasal dari kepentingan sosial dan pribadi para pekerja dalam organisasi. Misalnya untuk membicarakan hal-hal yang sifatnya pribadi seperti ketidakpuasan pegawai terhadap gaji dan tunjangan, kekesalan pegawai terhadap bos atau atasannya, dan hal-hal yang sifatnya personal yang tidak mungkin disebarkan melalui jaringan komunikasi formal. 1

2 2 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tubbs dan rekan-rekannya (1973) seperti yang tertulis dalam bukunya yang mensurvei 600 karyawan otomotif yang dipilih secara acak untuk mengidentifikasikan sumber informasi mana yang paling sering digunakan, paling disukai dan paling dapat dipercaya diperoleh data bahwa selentingan atau desas-desus merupakan saluran alternatif kedua yang paling sering digunakan oleh karyawan sedangkan di urutan pertama adalah komunikasi atasan-bawahan. Dari segi tingkat kepercayaan dan yang paling dikehendaki oleh organisasi, selentingan menempati urutan kedua dari bawah dari total 22 saluran informasi yang ada. 1 Komunikasi informal merupakan hasil interaksi diantara individu tersebut mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diprediksi efeknya. Arni Muhammad menegaskan dalam jaringan komunikasi informal cenderung berisi informasi mengenai rahasia seseorang dan peristiwaperistiwa yang mengalir secara tidak resmi. Informasi yang diperoleh dari jaringan komunikasi informal itu berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan yang diumumkan oleh yang berkuasa. 2 Dari kutipan diatas, menjelaskan bahwa komunikasi informal mengalir diluar jalur komunikasi formal, dan sumbernya pun tidak diketahui dengan jelas. Jalur komunikasi ini muncul sebagai akibat interaksi interpersonal dalam organisasi diluar kelompok fungsional. Bentuk-bentuk komunikasi informal dapat berupa pertemuan yang tidak direncanakan seperti : bertemu dan ngobrol di kantin pada jam makan siang, saat bertemu di lift dan perbincangan di sela-sela 1 Stewart L Tubbs and Sylvia Moss, 2005, Human Communications Konteks-Konteks Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung Hal Arni Muhammad, 2000, Komunikasi Organisasi, Penerbit Bumi Aksara, Bandung. hal 125

3 3 pekerjaan. Sumber informasi informal ini pun beragam, bisa muncul dari obrolan office boy, satpam, staff atau karyawan lainnya. Tidak jarang kita jumpai dalam organisasi diluar hubungan struktural keorganisasian ada orang-orang yang hanya mau berkomunikasi dengan orang tertentu saja. Mereka memiliki kriteria tertentu dalam memilih siapa yang akan mereka ajak berkomunikasi walaupun hanya sekedar untuk makan siang, jalan bareng, memakai baju dengan identitas tertentu. Komunikasi informal seringkali dimanfaatkan sebagai media karyawan dalam menyuarakan hak-haknya, mengungkapkan keluhan tentang pekerjaan maupun diluar pekerjaan, kekecewaan terhadap atasan, keprihatinan terhadap kebijakan manajemen, maupun membicarakan isu-isu yang beredar dalam organisasi. Secara psikologis, karyawan lebih nyaman membicarakan hal-hal tersebut melalui selentingan, obrolan santai saat makan siang dan forum-forum non formal lainnya. Dengan kata lain, komunikasi informal mampu mengakomodir komunikasi yang tidak bisa diakomodir oleh saluran komunikasi formal. Komunikasi informal dapat berfungsi sebagai penyelesai masalah. Misalnya dalam situasi formal, seorang karyawan tidak memiliki keberanian atau malu untuk menyampaikan keluhan, hambatan-hambatan dalam pekerjaan, maka melalui saluran komunikasi informal, karyawan tersebut dapat dengan lebih leluasa mengungkapkan segala masalahnya tidak hanya sebatas dengan rekan satu divisi, dengan atasan langsung namun bisa melalui lintas divisi bahkan bukan

4 4 tidak mungkin dengan orang yang posisinya lebih tinggi tanpa rasa malu atau canggung. Komunikasi informal memiliki beberapa sisi negatif salah satunya disebabkan oleh aliran komunikasi informal yang biasanya menggunakan bahasa lisan dari mulut ke mulut,bersifat spontan, serta berlangsung secara off the record. Akibatnya jika ada isu negatif yang berkembang melalui komunikasi informal akan sulit untuk kendalikan dan sulit untuk dicari sumbernya karena tidak ada subjek untuk menyampaikan umpan balik atas informasi yang beredar tersebut bahkan bukan tidak mungkin jika isu tersebut bisa berkembang menjadi krisis jika tidak segera ditangani. Sisi negatif lainnya adalah disebabkan oleh komunikasi informal yang memuat banyak informasi bagi karyawan serta karakteristik dari komunikasi informal sebagai metode komunikasi tercepat dalam organisasi, hal ini akan sangat berbahaya jika ada pihak-pihak yang memprovokasi suatu tindakan yang membahayakan bagi organisasi seperti demonstrasi dan disebarkan melalui saluran komunikasi ini akan segera tersebar dengan cepat sedangkan dari segi ketepatan dan kecermatan dari informasi yang disampaikan masih belum teruji. Kelemahan lain dari komunikasi informal adalah dilihat dari proses perpindahan pesannya. Pesan yang disampaikan melalui saluran ini akan mengalami tiga jenis proses yaitu proses pengabaian beberapa detil informasi (perataan), pernyataan yang melebihkan desas-desus tertentu (penajaman), dan pengiriman pesan sesuai dengan cara pandang dirinya mengenai pesan itu

5 5 (asimilasi). Hal-hal inilah yang menyebabkan kecermatan dan ketepatan informasi dari komunikasi ini masih perlu diuji. Dalam jaringan komunikasi informal akan ditemukan orang-orang yang dalam struktur formal organisasi mungkin tidak memiliki kedudukan yang strategis, namun dalam jaringan informal bisa saja berperan sebagai pengambil keputusan (opinion leader). Ada juga orang yang bertipe penyendiri (isolate) dan cenderung menyembunyikan diri atau diasingkan oleh teman-temannya. Selain itu, muncul juga orang-orang yang memegang peran sebagai gate keepers yaitu orang yang mengontrol arus informasi (memutuskan informasi tertentu penting atau tidak penting). Hal ini sangat mungkin terjadi karena jaringan komunikasi informal muncul dari interaksi diluar kegiatan formal organisasi. Melihat begitu pentingnya peranan jaringan komunikasi informal bagi sebuah organisasi baik bagi penyebaran informasi, media komunikasi antar karyawan bahkan juga bisa berfungsi sebagai penyelesai masalah maka jaringan komunikasi informal ini tidak mungkin dapat dihentikan secara total dalam sebuah organisasi karena sifat selentingan ini yang berlangsung secara off the record serta bermanfaat dalam memenuhi banyak kebutuhan psikologis karyawan. Adanya jaringan komunikasi informal dalam tubuh organisasi menjadi penting untuk diperhatikan terutama ketika ada kebijakan-kebijakan perusahaan yang tidak didukung oleh karyawan sehingga menghambat pencapaian tujuan organisasi secara umum. Betapa banyak terjadi demo besar-besaran dari kalangan karyawan ketika ada kebijakan yang tidak didukung oleh karyawan dan disulut

6 6 melalui isu-isu yang disebarkan melalui jaringan komunikasi informal dari mulutke mulut. Jika jaringan komunikasi informal tidak bisa dihentikan, maka pihak perusahaan harus bisa memanfaatkan aliran komunikasi informal tersebut untuk menyampaikan hal-hal positif bagi organisasi atau paling tidak meningkatkan ketelitiannya. Pihak manajemen juga harus mampu mengendalikan isu-isu yang beredar dalam organisasi demi menjaga suasana kerja agar tetap kondusif. Selayaknya komunikasi informal ini dapat dimanfaatkan oleh pimpinan perusahaan untuk memperlancar aliran informasi formal dan bukan sebaliknya malah meresahkan karyawan. Kaitannya dengan program studi public relations adalah dari segi peran seorang PR sebagai communication facilitator antara karyawan dengan manajemen. Seorang PR dapat memanfaatkan adanya jaringan komunikasi informal dalam memfasilitasi komunikasi antara kedua belah pihak. Peneliti melakukan penelitian di PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang penyewaan kendaraan roda empat terbesar di Jakarta. Total unit rental yang dimiliki per Juni 2013 adalah sebanyak kendaraan dari berbagai merek kendaraan seperti : Toyota, Daihatsu, Nissan, Suzuki, Mitsubishi dan lain-lain. Jenis kendaraan yang disewakan terdiri dari berbagai type : Sport Utility Vehicle (SUV), Multi Purpose Vehicle (MPV), maupun (Completely Bulit Up) CBU Cars. Dalam perkembangannya perusahaan ini menunjukan kemajuan yang sangat pesat terutama dalam dua tahun terakhir ini

7 7 jumlah unit rental meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan awal tahun 2012 lalu. Berikut data jumlah kendaraan yang diambil dari data bulan Juni 2013 Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan per Juni No Jenis Kendaraan Jumlah Unit 1 Toyota 8,690 2 Nissan 2,025 3 Honda Suzuki Lain -Lain 288 Total 12,140 Sumber : Business Division PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Senin 10 Juni 2013) Peneliti memfokuskan penelitian ini dengan mengambil periodisasi dari April 2013 September 2013 dengan pertimbangan bahwa dalam kurun waktu 6 bulan sejak akuisisi dilaksanakan dan secara resmi nama perusahaan berubah dari PT Austindo Nusantara Jaya Rent menjadi PT Mitra Pinasthika Mustika Rent tersebut, jika dilihat dalam siklus kehidupan issue merupakan saat dimana issue mengalami tahap emerging. Dalam tahap tersebut terjadi proses mediasi dan penguatan suara hadir diantara para individu dan kelompok yang mungkin memiliki pandangan yang sama dan mungkin diharapkan untuk bereaksi dalam cara yang sama. Dalam hal ini terlihat para karyawan mulai bereaksi dengan munculnya berbagai selentingan tentang berbagai kebijakan baru yang akan diterapkan pasca akusisi.

8 8 Perusahaan ini berkantor pusat di Sunburst CBD Office Park Lot II No. 10 Bumi Serpong Damai Tangerang. Saat ini kantor memiliki 2 kantor cabang yaitu di Surabaya dan Balikpapan dengan didukung oleh 20 cabang Service Point yang tersebar diseluruh Indonesia dengan jumlah karyawan sebanyak 452 orang dan 3000 driver. Sebagai perusahaan jasa, PT MPM Rent memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa rental lainnya adalah dikarenakan perusahaan ini adalah perusahaan yang customer oriented dimana kepentingan dan keinginan customer sangat diutamakan diatas kepentingan lainnya. Perusahaan ini melayani jasa rental kendaraan roda empat untuk berbagai segmen, baik itu perorangan maupun perusahaan (corporate). Dan dari segmen corporate sendiri dibagi lagi menurut jenjang kepangkatan dalam menentukan jenis kendaraan yang akan dirental. Tabel 1.2. Data Segmentasi Kendaraan Rental No Jabatan Type Contoh 1 Direksi CBU Cars 2 Manajerial SUV Toyota Alphard, Lexus, Camry, Honda City, Honda Accord, Nissan Teana Toyota Fortuner, Daihatsu Terios, Toyota Rush, Honda CRV Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, 3 Staff MPV Nissan Grand Livina Sumber : Business Division PT Mitra Pinasthika Mustika Rent edisi Senin, 10 Juni 2013

9 9 Dalam struktur organisasi PT MPM Rent terdiri dari 6 divisi dengan perincian sebagai berikut : Business, Business Development, Operation, Human Resources & General Affair, Sales & Service, Finance & Accounting. 3 Tabel 1.3 Data Karyawan Masing-Masing Divisi No Divisi Jumlah Karyawan 1 Business Business Development 25 3 Human Resources & General Affair 15 4 Operational Sales & Service 58 6 Finance & Accounting 68 Total 452 Sumber : HRD PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, edisi 2 September 2013 PT MPM Rent semula bernama PT Austindo Nusantara Jaya Rent yang telah berdiri sejak tahun Secara resmi pada 21 Desember 2012, saham perusahaan di beli oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Group sehingga kepemilikan berpindah dari PT Austindo Nusantara Jaya kepada PT Mitra Pinasthika Mustika. Pada 1 April 2013 dengan resmi berganti nama menjadi PT Mitra Pinasthika Mustika Rent. Proses akuisisi pada Desember 2012 di perusahaan tersebut telah terjadi proses interaksi dan saling mempengaruhi secara terus menerus antara struktur formal dan struktur informal. Kebijakan dan prosedur formal disaring oleh jaringan-jaringan informal, sehingga memungkinkan anggotanya kreatif 3 HRD PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, edisi Senin 2 September 2013

10 10 menghadapi perubahan dan hal-hal yang baru dalam tubuh perusahaan baik dari segi kebijakan maupun standard operasional perusahaan. Akan tetapi, fakta di lapangan seringkali keputusan maupun kebijaksanaan manajemen dalam sebuah organisasi tidak disertai dengan keterbukaan informasi pada kalangan karyawan. Dengan adanya proses akuisisi tersebut, telah menimbulkan pro dan kontra dari pihak karyawan yang salah satunya disebabkan karena minimnya informasi mengenai proses akuisisi tersebut. Perusahaan tidak menyediakan informasi ataupun media yang memberikan informasi yang memadai untuk mengatasi keresahan dari karyawan akhirnya munculah berbagai opini-opini negatif dan berbagai kabar burung akibat ketidakpastian informasi tersebut. Karyawan hanya bisa bertanya-tanya dan menduga-duga tanpa tahu harus kemana mencari jawaban dari berbagai kekhawatiran dalam diri mereka. Isu-isu negatif di lingkungan organisasi menimbulkan keresahan dan ketidakpastian informasi di dalam tubuh organisasi itu sendiri. Kabar yang simpang siur tidak jelas sumbernya, berkembang tanpa kendali. Diantara isu-isu yang muncul seputar akuisisi diantaranya: pemutusan hubungan kerja, pemotongan gaji, pemotongan/berkurangnya fasilitas dan tunjangan. Untuk menghadapi isu-isu yang muncul tersebut, komunikasi yang terbuka dari pihak manajemen dalam memberikan informasi yang aktual akan sangat membantu menjawab pertayaan-pertanyaan dalam benak karyawan sehingga tentunya akan meminimalisir terjadinya miscommunication antara kedua belah pihak.

11 11 Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti jaringan komunikasi informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Pasca Akuisisi Tahun 2012 di Tangerang Selatan. Analisis jaringan komunikasi informal sangat berperan penting untuk mengetahui pemberitaan dan informasi apa saja yang sedang berkembang dalam lingkungan organisasi. Melalui penelitian ini juga diharapkan agar perusahaan mendapatkan gambaran umum tentang interaksi yang dilakukan para karyawan, arus informasi didalam jaringan komunikasi serta peran apa saja yang tercipta dalam klik-klik yang terbentuk. Fungsinya adalah untuk memetakan orang-orang yang menduduki peran sebagai: Anggota klik, Isolate (Penyendiri), Jembatan (Bridge), penjaga gawang (Gatekeeper), Opinion leader, penghubung (liason), dan cosmopolites. Manfaat lain yang bisa diambil dari analisis jaringan komunikasi informal ini diharapkan dapat memudahkan bagi perusahaan dalam mengolah informasi dan merupakan langkah dini dalam issue dan crisis management terutama ketika muncul isu-isu yang bertentangan dengan kebijakan organisasi. Dengan mengetahui peranan anggota dalam jaringan komunikasi akan memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi sumber-sumber penyebaran informasi serta dalam mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah sebelum isu melebar menjadi krisis. Bagi praktisi humas, dari analisis jaringan komunikasi ini diperoleh informasi untuk memanfaatkan jaringan komunikasi informal yang terbentuk dalam organisasi dalam penyebaran pesan dan informasi yang penting bagi perusahaan secara lebih cepat dan efektif. Analisis ini juga dapat memberikan peta

12 12 komunikasi yang ada dalam jaringan dan merupakan bagian dari strategi komunikasi internal untuk melancarkan arus informasi yang berkembang melalui relationship building antar karyawan dalam perusahaan. Maka dengan dasar pemikiran itulah, peneliti mengambil judul Analisis Jaringan Komunikasi Informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Pasca Akuisisi Tahun 2012 di Tangerang Selatan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang akan diteliti pada PT Mitra Pinasthika Mustika Rent adalah : Bagaimana jaringan komunikasi informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent pasca akuisisi tahun 2012 di Tangerang Selatan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang permasalahan dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana jaringan komunikasi informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent pasca akuisisi tahun 2012 di Tangerang Selatan. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Akademis Kegunaan akademis merupakan manfaat yang ingin dicapai dari sebuah penelitian yang diperuntukkan untuk kalangan akademis yaitu

13 13 sebagai bahan masukan dalam pengembangan dan pemahaman ilmu komunikasi khususnya bagi kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian tentang analisis jaringan komunikasi informal. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam Kegunaan Praktis Kegunaan secara praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan masukan bagi organisasi mengenai gambaran jaringan komunikasi informal, peran apa saja yang tercipta dalam klik yang terbentuk dalam organisasi tersebut. Dari hasil ini diharapkan agar perusahaan mampu menganalisa peta jaringan komunikasi informal serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memanfaatkannya dalam penyampaian informasi yang bernilai positif bagi perusahaan pada umumnya dan bagi karyawan pada khususnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan aktivitasnya. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam suatu organisasi karena di dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (PT MPM Rent) adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia pemasaran saat ini semakin ketat, perusahaan kecil

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia pemasaran saat ini semakin ketat, perusahaan kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia pemasaran saat ini semakin ketat, perusahaan kecil maupun besar mencari berbagai cara yang lebih tepat untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kondisi perekonomian di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan dengan negara lainnya di tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan semakin marak dengan semakin majunya perkembangan teknologi dan bertambahnya kompetitor dalam suatu bidang

Lebih terperinci

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA 2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA www.indoanalisis.co.id DAFTAR ISI I. KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA... 1.1. Pertumbuhan Produksi Mobil Indonesia... 1.2. Pertumbuhan Ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rp14, per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber

BAB I PENDAHULUAN. Rp14, per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin turun nya Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang mencapai Rp14,730.00 per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/referensi-jisdor/default.aspx.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan keberhasilan. Namun keberhasilan tidak diperoleh dengan sendirinya. Keberhasilan hanya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Berdasarkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman suatu negara saat ini melahirkan pemikiran dan keinginan yang tidak sederhana lagi, sehingga struktur perekonomian secara bertahap mengalami

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik produk mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. konsumen dalam keberadaannya dipengaruhi kepentingan masing-masing yang

PENDAHULUAN. konsumen dalam keberadaannya dipengaruhi kepentingan masing-masing yang 1 I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keterlibatan konsumen penting untuk pemilihan produk. Tingkat keterlibatan konsumen dalam keberadaannya dipengaruhi kepentingan masing-masing yang timbul dari kekuatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola aliran informasi yang terjadi dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Toyota Toyota Motor Corporation (TMC) adalah sebuah pabrikan mobil yang berasal dari Jepang yang didirikan bulan September 1933. Saat

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Peranan Jaringan dalam Komunikasi Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Peranan Jaringan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Menurut Sugiyono pengertian metodologi dalam penelitian adalah Merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini semakin ketat, dimana setiap perusahaan senantiasa selalu berusaha untuk meraih konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam menjalankan strategi komunikasi sangat tergantung dari faktor pendukung yang berada dibelakangnya, yaitu publik internal yang terdiri dari karyawan, pemegang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan didalam bisnis adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, tidak

I. PENDAHULUAN. Persaingan didalam bisnis adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan didalam bisnis adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, tidak ada produk atau jasa yang dipasarkan tanpa melewati suatu persaingan, secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi menjembatani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi membantu anggota anggota organisasi dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi membantu anggota anggota organisasi dalam mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi. Komunikasi membantu anggota anggota organisasi dalam mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai jenis dan merek mobil yang membanjiri Indonesia salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai jenis dan merek mobil yang membanjiri Indonesia salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Berbagai jenis dan merek mobil yang membanjiri Indonesia salah satunya mobil jenis Multi Purpose Vecicle atau yang biasa disebut MPV. Mobil jenis MPV ini yang paling

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service (penyedia jasa) merupakan dampak pertumbuhan ekonomi. Perubahan jaman dari waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang asing lagi di dalam dunia bisnis, dimana pihak yang satu selalu berusaha memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi yang menggunakan jaringan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Merek perusahaan dapat membedakan produk barang atau jasa nya dengan produk lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek kehidupan manusia. Tingginya tingkat mobilitas, baik manusia maupun barang, mutlak membutuhkan

Lebih terperinci

Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat)

Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat) Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat) 1 Wiranti Mustika Wardhani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, membuat manusia semakin mudah untuk berkomunikasi. Saat ini, komunikasi bukan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Efek Struktur Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Efek Struktur Organisasi Bagaimana informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis otomotif yang semakin pesat pada saat ini menimbulkan persaingan yang ketat diantara para produsen mobil di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi otomotif maka semakin pesat juga persaingan dalam bidang otomotif tersebut. Setiap merek saat ini telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan dari cara yang sederhana, hingga yang kompleks. Namun, karena perkembangan zaman yang semakin ekstensif saat ini, komunikasi menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.I Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.I Gambaran Umum Objek Penelitian DriverBDG adalah sebuah jasa dalam bidang transportasi yang menawarkan jasa driver dan penyewaan mobil. Jasa transportasi ini berdiri sejak 8 Juni 2011.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seringkali tidak sejalan dengan keadaan yang terjadi dilapangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seringkali tidak sejalan dengan keadaan yang terjadi dilapangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingginya keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan merupakan harapan dari setiap perusahaan, namun harapan perusahaan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan menjalin kegiatan customer relations yang baik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan menjalin kegiatan customer relations yang baik dalam upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang berorientasi kepada pelayanan berfokus kepada pelanggan, perusahaan harus senantiasa memperhatikan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemimpin memegang peran penting dalam eksistensi dan perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang pemimpin berperan menggerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan Toyota Avanza menjadi fenomena tersendiri bagi sejarah automotif nasional. Avanza tercatat sebagai paling sukses di industri otomotif Indonesia. Sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan membuat perusahaan sudah mulai berfikir bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Public Relations merupakan suatu bagian penting yang harus ada di dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena salah satu peranan seorang praktisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah membawa perubahan yang sangat pesat diberbagai bidang, baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalamannya dan menjadi pedoman tingkah lakunya. 1. J.P. Kotter and J.L. Hesket dalam bukunya Corporate Culture and

BAB I PENDAHULUAN. pengalamannya dan menjadi pedoman tingkah lakunya. 1. J.P. Kotter and J.L. Hesket dalam bukunya Corporate Culture and 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya berasal dari kata Sanksekerta budhayah, yaitu bentuk dari akal budi atau akal. Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti terbatas/sempit, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate) sebab setiap manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya dan membuat tingkat persaingannya semakin ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen

Lebih terperinci

Iklim Komunikasi Organisasi di Hotel Savana Malang

Iklim Komunikasi Organisasi di Hotel Savana Malang JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Iklim Komunikasi Organisasi di Hotel Savana Malang Andy Santoso, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah memberikan perubahan terhadap cara perusahaan untuk berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi lintas negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humas sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi, dan memiliki tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. otomotif membagi pasar menjadi dua, yaitu: emerging market dan matured

I. PENDAHULUAN. otomotif membagi pasar menjadi dua, yaitu: emerging market dan matured I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu pangsa terbesar otomotif dunia. Industri otomotif membagi pasar menjadi dua, yaitu: emerging market dan matured market. Emerging market

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut salah satunya terlihat dari total penjualan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mobilitas mereka. Untuk pasar Indonesia, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mobilitas mereka. Untuk pasar Indonesia, perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang mendorong perkembangan pada industri otomotif, membuat masyarakat diberikan pilihan yang hampir tidak terbatas dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mulyana (Ruliana, 2014:17) mengemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Autoraya (PT. SERA), yang didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1990

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Autoraya (PT. SERA), yang didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1990 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan TRAC ASTRA RENT A CAR berada di bawah badan hukum PT Serasi Autoraya (PT. SERA), yang didirikan di Jakarta pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia otomotif, globalisasi dan adanya perkembangan keinginan konsumen menimbulkan juga persaingan yang sangat ketat, khususnya terhadap produk mobil,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang signifikan tentu mempengaruhi pertumbuhan sektor bisnis lainnya. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi, apapun bentuknya selalu melibatkan komunikasi dalam upaya pertukaran dan penyebaran informasi. Thoha (2007:113) menyatakan Organisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang mereka hasilkan. Adapun faktor yang menjadi alasan suatu

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang mereka hasilkan. Adapun faktor yang menjadi alasan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dunia usaha semakin berkembang pesat saat ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Hal ini ditandai dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, bila manusia berada dalam keadaan sendiri atau hidup sendiri, yang akan terjadi adalah perasaan tidak berarti yang membuat hidup terasa sulit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah media komunikasi sebagai sarana komunikasi sehingga pesan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah media komunikasi sebagai sarana komunikasi sehingga pesan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Meningkatnya mobilitas dari masyarakat sehingga terciptalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia industri dewasa ini banyak mengalami kemajuan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia industri dewasa ini banyak mengalami kemajuan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia industri dewasa ini banyak mengalami kemajuan, hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah persaingan yang ketat diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat menciptakan produk yang mampu bersaing dengan produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan manajemen. Sebelum kita memfokuskan pandangan kita terhadap perusahaan ataupun organisasi ada baiknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif berperan penting di dalam perekonomian nasional. Selain menyediakan angkutan orang dan barang untuk transportasi, industri otomotif juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi disegala bidang. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi disegala bidang. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 krisis yang melanda Indonesia memberikan dampak yang tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi disegala bidang. Kondisi tersebut juga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 42 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Hasil penelitian mengenai konsep penelitian sebagaimana peneliti telah melakukan wawancara untuk mengumpulkan data yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan tersebut harus masuk bengkel untuk di service dan tidak bisa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan tersebut harus masuk bengkel untuk di service dan tidak bisa digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita ketahui bahwa harga dari sebuah mobil tidaklah murah, untuk memenuhi kebutuhan sebuah perusahaan akan operational transportation,khususnya mobil ada dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2013 :31-32) mengemukakan. penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2013 :31-32) mengemukakan. penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2013 :31-32) mengemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri saat ini berjalan dengan begitu pesat sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat, para pelaku bisnis pun dituntut untuk

Lebih terperinci

persaingan di industri otomotif ini ditandai dengan bermunculannya varianvarian

persaingan di industri otomotif ini ditandai dengan bermunculannya varianvarian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif saat ini semakin pesat. Berbagai Perusahaan berlomba-lomba menawarkan produk unggulannya, sehingga konsumen dihadapkan pada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Gaya komunikasi merupakan bagaimana cara berkomunikasi, model perilaku verbal dan non verbal meliputi cara memberi dan menerima informasi pada situasi tertentu.

Lebih terperinci

VERSI PUBLIK Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia I. LATAR BELAKANG

VERSI PUBLIK Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia I. LATAR BELAKANG Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 25/KPPU/PDPT/X/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT GRAHAMITRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (Pew, 2010), yang tergabung dalam sebuah kelompok generasi. Seiring

BAB I PENDAHULUAN (Pew, 2010), yang tergabung dalam sebuah kelompok generasi. Seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generasi-Y adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1977 sampai tahun 1992 (Pew, 2010), yang tergabung dalam sebuah kelompok generasi. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap perusahaan, diantaranya bertujuan untuk meningkatkan laba dan demi menaikkan nilai perusahaan. Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia kerja merupakan tempat bercampurnya budaya yang berbeda. Dimana keragaman budaya yang berbeda tersebut menyebabkan banyaknya keluhan ke manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata mengalami kemajuan pesat dilihat dari tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata mengalami kemajuan pesat dilihat dari tahun dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan yang semakin berkembang dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar salah satunya adalah perusahaan dibidang pariwisata. Industri pariwisata mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren positif (meningkat). Pesatnya pertumbuhan sektor industri otomotif nasional dan melonjaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat khususnya sepeda motor, timbulnya terobosan-terobosan dan inovasi baru secara umum merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2011 ini, perkembangan perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan. Hal ini ditandai dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi, tampaknya merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penduduk yang sangat tinggi sangat berdampak pada perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penduduk yang sangat tinggi sangat berdampak pada perkembangan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Penduduk yang sangat tinggi sangat berdampak pada perkembangan ekonomi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat hampir di seluruh negara. Humas atau. sekreatif mungkin karenanya ia harus dapat mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat hampir di seluruh negara. Humas atau. sekreatif mungkin karenanya ia harus dapat mengoptimalkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi Hubungan Masyarakat (Humas) atau sekarang yang lebih dikenal dengan Public Relations (PR), semakin dibutuhkan seiring dengan perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin maju memberikan pengaruh yang besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan pasar otomotif khususnya mobil di Asean terus meningkat.

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan pasar otomotif khususnya mobil di Asean terus meningkat. BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar otomotif khususnya mobil di Asean terus meningkat. Pasar otomotif di Asean dinilai cukup perspektif karena terjadi peningkatan pertumbuhan.

Lebih terperinci