BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian adalah PPK-SKPD pada Pemkab Tabanan yang sudah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian adalah PPK-SKPD pada Pemkab Tabanan yang sudah"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Penelitian Responden penelitian adalah PPK-SKPD pada Pemkab Tabanan yang sudah melaksanakan tugas sebagai PPK-SKPD diatas 1 tahun dan sudah pernah menyusun laporan keuangan daerah/skpd sejumlah 39 orang. Data diperoleh melalui teknik kuesioner yang diantar dan diambil sendiri oleh peneliti. Pengiriman kuesioner diantar langsung kepada responden dengan waktu pengiriman kuesioner adalah 5 hari dan rentang waktu pengisian kuesioner 14 hari kerja dengan pertimbangan adanya kecukupan waktu bagi responden untuk mempelajari dan memahami pernyataan kuesioner yang lumayan banyak (85 butir pernyataan), sehingga hasilnya bisa memadai untuk dianalisis. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap responden yang diambil secara acak terkait variabel penelitian yang ada di satuan kerja responden untuk mengkonfirmasi jawaban responden. Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner penelitian ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah Persentase Kuesioner yang disebar % Kuesioner yang kembali % Kuesioner yang tidak kembali 0 0% Kuesioner yang digunakan % Kuesioner yang tidak digunakan 0 0 Sumber : data diolah, 2015 Tabel 5.1 menunjukan bahwa respon rate dari kuesioner yang disebar sangat baik yaitu sebesar 100%. Hasil kuesioner yang terhimpun secara keseluruhan dapat 65

2 66 dipergunakan kembali, mengingat data yang disampaikan oleh responden cukup lengkap. Profil responden yang meliputi golongan ruang, jenis kelamin dan pendidikan terakhir disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Profil Responden Keterangan Jumlah Persentase Golongan Ruang III 6 15,38 IV 33 84,62 Jumlah ,00 Jenis Kelamin Pria 36 92,31 Wanita 03 07, ,00 Tingkat Pendidikan D-3 0 0,00 D ,69 S ,28 S ,03 S-3 0 0, ,00 Latar Belakang Pendidikan Ekonomi 9 23,08 Administrasi Negara 16 41,03 Lain-Lain 14 35,90 Sumber: data diolah, ,00 1) Golongan ruang responden Golongan ruang responden berkaitan dengan pangkat seseorang yang menunjukkan tingkat PNS berdasarkan jabatan dalam rangkaian susunan kepegawaian. Penggunaan golongan ruang dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keterlibatan jabatan responden dalam penyusunan laporan keuangan. Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 39 responden, terdiri dari golongan III sebanyak 6 reponden (15,38%) dan golongan IV sebanyak 33 responden (84,62%), sehingga dapat disimpulkan bahwa komposisi

3 67 responden penelitian ini sebagian besar didominasi oleh golongan IV. Hasil ini menggambarkan bahwa PPK-SKPD merupakan posisi yang strategis bagi SKPD dan memerlukan tanggungjawab yang besar untuk mengembannya, sehingga diperlukan seseorang yang memiliki kompetensi, prestasi kerja dan jenjang pangkat yang tinggi untuk menduduki posisi sebagai PPK-SKPD. 2) Jenis kelamin responden Jenis kelamin responden digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keterlibatan gender dari responden. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat reponden pria sebanyak 36 orang (92,31%) dan responden wanita hanya sebanyak 3 orang (7,69%). Kondisi ini menunjukkan bahwa pria lebih mendominasi proporsi sampel PPK-SKPD yang disebabkan pria lebih banyak menduduki posisi sebagai sekretaris SKPD yang pada umumnya ditunjuk sebagai PPK-SKPD. 3) Tingkat pendidikan responden Indikator untuk mengetahui kompetensi responden dapat dilihat melalui tingkat pendidikan responden yang sangat mempengaruhi kemampuan, wawasan dan tingkat kepercayaan diri responden. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan diploma (D4) sebanyak 3 orang (7,69%), sarjana (S1) sebanyak 20 orang (51,28%) dan magister (S2) sebanyak 16 responden (41,03%). Gambaran ini menunjukkan bahwa responden yang menyusun laporan keuangan SKPD pada Pemkab Tabanan didominasi oleh responden dengan pendidikan sarjana (S1) dan magister (S2) yang memungkinkan responden lebih mudah dalam memahami dan mengerti kondisi tuntutan tugas dan tanggung jawabnya sebagai PPK-SKPD. 4) Latar belakang pendidikan responden Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi sebanyak 9 orang (23,08%), administrasi negara

4 68 sebanyak 16 orang (41,03%) dan lain-lain (teknik, pertanian, peternakan, sosial politik, tari) sebanyak 14 responden (35,90%). Gambaran ini menunjukkan bahwa responden yang menyusun laporan keuangan SKPD di lingkungan Pemkab Tabanan berasal dari latar belakang pendidikan yang bervariasi dan didominasi oleh responden dengan latar belakang administrasi negara. 5.2 Deskripsi Variabel Penelitian Deskripsi variabel penelitian ditunjukkan dari hasil yang diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap masing-masing indikator pengukur variabel. Variabelvariabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini terdiri dari kualitas LKPD, kompetensi SDM, penerapan SPIP dan SAP. Masing-masing variabel dinilai berdasarkan skor rerata yang diperoleh dari perhitungan total skor responden dibagi dengan jumlah responden (Furqon, 2009:24). Kecenderungan dan variasi dari variabel-variabel bebas dapat ditentukan berdasarkan distribusi frekwensi dan dilihat melalui nilai intervalnya (Lampiran 3). Nilai interval dari distribusi frekwensi diperoleh dari formulasi (Furqon, 2009:25) sebagai berikut: Interval = Skor untuk masing-masing alternatif jawaban dari variabel penelitian telah ditentukan dengan nilai minimal 1 dan maksimal 5, maka interval dapat dihitung sebagai berikut: Interval = = 0,8 Kriteria yang digunakan untuk mengetahui kondisi variabel-variabel penelitian secara menyeluruh dapat dilihat melalui skor rerata sebagai berikut: 1,00 1,80 = sangat tidak baik 1,80 2,60 = tidak baik

5 69 2,60 3,40 = cukup baik 3,40 4,20 = baik 4,20 5,00 = sangat baik Distribusi frekwensi jawaban responden disajikan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Distribusi frekwensi jawaban responden No Variabel Indikator Simbol Jumlah Skor Pernyataan rerata 1 Kualitas LKPD (Y) 1. Relevan. 2. Andal. 3. Dapat dibandingkan. 4. Dapat dipahami LK 1 LK 2 LK 3 LK 4 5 butir 5 butir 3 butir 3 butir 4,19 4,34 4,21 4,26 Skor rerata kualitas laporan LKPD 4,25 2 Kompetensi SDM (X 1 ) 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Perilaku SD 1 SD 2 SD 3 7 butir 7 butir 6 butir 4,05 4,08 4,29 Skor rerata kompetensi SDM SDM 4,14 3 Penerapan SPIP (X 2 ) 1. Lingkungan Pengendalian. 2. Penilaian Risiko. 3. Kegiatan/aktivitas Pengendalian. 4. Informasi dan Komunikasi. 5. Pemantauan. SP 1 SP 2 SP 3 7 butir 2 butir 7 butir 4,19 4,12 4,25 SP 4 SP 5 3 butir 3 butir 4,28 4,28 Skor rerata Penerapan SPIP SPIP 4,22 4 Penerapan SAP (X 3 ) Sumber : Lampiran 4, 2015 PSAP tentang: 1. Penyajian laporan keuangann 2. LRA. 3. LAK. 4. CaLK. 5. Akuntansi persediaan. 6. Akuntansi investasi. 7. Akuntansi aset tetap. 8. Akuntansi konstruksi dalam pengerjaan. 9. Akuntansi kewajiban. 10. Koreksi kesalahan. 11. Laporan keuangan konsolidasi SA 1 SA 2 SA 3 SA 4 SA 5 SA 6 SA 7 SA 8 SA 9 SA 10 SA 11 3 butir 4 butir 2 butir 2 butir 2 butir 4 butir 2 butir 2 butir 2 butir 2 butir 2 butir 4,11 4,15 4,24 4,31 4,28 4,13 4,35 4,33 4,44 4,44 4,35 Skor rerata Penerapan SAP SAP 4,28

6 70 Rincian dari distribusi frekuensi jawaban responden sebagai berikut : 1) Variabel kualitas LKPD diwakili oleh 4 indikator dengan 16 butir pernyataan dan setiap pernyataan diukur dengan skala 1-5. Penilaian jawaban responden terhadap kualitas LKPD tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari total skor rerata indikator pada variabel kualitas LKPD sebesar 4,25. Rincian penilaian jawaban atas indikator kualitas LKPD yaitu: indikator relevan memiliki skor rerata 4,19 yang berarti bahwa penilaian jawaban responden terhadap indikator relevan tergolong baik. Kriteria ini mengindikasikan bahwa informasi yang terkandung dalam LKPD Pemkab Tabanan sudah cukup baik namun belum optimal dalam menyediakan informasi yang relevan guna pengambilan keputusan bagi pengguna LKPD. Indikator andal yang memiliki skor rerata 4,34 dan termasuk dalam kategori sangat baik, mengindikasikan bahwa kualitas informasi dalam LKPD Pemkab Tabanan sudah andal. Indikator dapat dibandingkan memiliki skor rerata 4,21, tergolong kategori sangat baik dan menggambarkan bahwa kualitas informasi dalam LKPD Pemkab Tabanan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya baik secara internal maupun eksternal. Indikator dapat dipahami memiliki skor rerata 4,26 dan tergolong kategori sangat baik. Hal ini menggambarkan informasi dalam LKPD Pemkab Tabanan sudah disajikan dengan baik sehingga dapat dipahami oleh pengguna LKPD. 2) Variabel kompetensi SDM diwakili oleh 3 indikator dengan 17 butir pernyataan dan setiap pernyataan diukur dengan skala 1-5. Total skor rerata indikator pada variabel kompetensi SDM menunjukkan 4,14, yang berarti bahwa penilaian responden terhadap kompetensi SDM tergolong baik. Rincian penilaian jawaban atas indikator kompetensi SDM yaitu indikator pengetahuan memiliki skor rerata 4,05 sehingga termasuk dalam kategori baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa

7 71 pengetahuan PPK-SKPD mengenai tugas dan tanggungjawabnya sudah baik walaupun masih perlu ditingkatkan. Indikator kedua yaitu keahlian memiliki skor rerata sebesar 4,08 dan termasuk kategori baik, artinya keahlian PPK-SKPD dalam menyusun LKPD berdasarkan SAP sudah memadai meskipun harus ditingkatkan. Indikator ketiga yaitu perilaku memiliki skor rerata 4,29 dengan kategori sangat baik. Kriteria ini mengindikasikan bahwa perilaku PPK-SKPD dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan keuangan sudah berjalan sesuai norma dan etika yang berlaku sehingga kecil kemungkinan terjadi penyimpangan dan kecurangan. 3) Variabel penerapan SPIP diwakili oleh 5 indikator dengan 22 butir pernyataan dan setiap pernyataan diukur dengan skala 1-5. Penilaian jawaban responden terhadap penerapan SPIP tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari total skor rerata indikator pada variabel penerapan SPIP sebesar 4,22. Rincian penilaian jawaban atas indikator penerapan SPIP yaitu indikator lingkungan pengendalian memiliki skor rerata 4,19 dengan kategori baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa lingkungan pengendalian pada Pemkab Tabanan sudah baik, namun belum optimal pelaksanaannya. Indikator penilaian resiko memiliki skor rerata 4,12 dengan kategori baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa penilaian resiko pada Pemkab Tabanan dalam penerapannya sudah baik. Indikator aktivitas pengendalian memiliki skor rerata 4,25 dengan kategori sangat baik, artinya penerapan aktivitas pengendalian pada Pemkab Tabanan sudah memadai, namun masih perlu ditingkatkan terutama pada pengendalian aset tetap yang dimiliki oleh Pemkab Tabanan. Indikator informasi dan komunikasi memiliki skor rerata 4,28 dengan kategori sangat baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa penerapan komunikasi dan informasi sudah dapat memberikan keyakinan yang memadai dan informasi

8 72 yang disediakan oleh SKPD telah memungkinkan untuk melakukan tindakan korektif secara tepat. Tugas yang dibebankan pada pegawai telah dikomunikasikan dengan jelas dan dimengerti pengendalian internnya. Indikator kelima yaitu pengawasan memiliki skor rerata 4,28 dengan kategori sangat baik. Artinya SKPD telah melakukan tindakan pengawasan yang memadai dalam pelaksanaan kegiatan. SKPD telah melakukan reviu dan evaluasi berkala terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan serta menindaklanjuti hasil temuan dan saran yang diberikan BPK maupun Inspektorat. 4) Variabel penerapan SAP diwakili oleh 11 indikator dengan 27 butir pernyataan dan setiap pernyataan diukur dengan skala 1-5. Total skor rerata indikator pada variabel penerapan SAP menunjukkan 4,28, artinya penilaian responden terhadap penerapan SAP tergolong sangat baik. Rincian penilaian jawaban atas indikator penerapan yaitu indikator PSAP No. 1 tentang penyajian laporan memiliki skor rerata 4,11 dengan kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa SKPD pada lingkungan Pemkab Tabanan telah menerapkan PSAP No. 1 tentang penyajian LKPD dengan baik namun masih belum optimal. Indikator PSAP No. 2 tentang laporan realisasi anggaran memiliki skor rerata sebesar 4,15 dengan kategori baik, artinya SKPD pada lingkungan Pemkab Tabanan telah melakukan penyusunan laporan realisasi anggaran dengan baik, namun masih belum optimal. Indikator PSAP No. 3 tentang laporan arus kas memiliki skor rerata sebesar 4,24 dengan kategori sangat baik, artinya SKPD pada lingkungan Pemkab Tabanan telah menyusun laporan arus kas dengan baik. Skor rerata indikator PSAP No. 4 tentang CaLK sebesar 4,31 termasuk kategori sangat baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa CaLK telah disusun oleh PPK-SKPD dengan baik dan sesuai dengan PSAP No. 4.

9 73 Indikator PSAP No. 5 tentang akuntansi persediaan memiliki skor rerata sebesar 4,28 dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan akuntansi persediaan pada SKPD di lingkungan Pemkab Tabanan telah sesuai PSAP No. 5. Skor rerata indikator PSAP No. 6 tentang akuntansi investasi sebesar 4,13 termasuk kategori baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa SKPD telah melaksanakan akuntansi investasi dengan baik, namun belum optimal. Indikator PSAP No. 7 tentang akuntansi aset tetap memiliki skor rerata sebesar 4,35 berada pada kriteria sangat baik, artinya aset tetap telah dicatat dan dilaporkan berdasarkan PSAP No. 7. Indikator PSAP No. 8 tentang akuntansi kontruksi dalam pengerjaan memiliki skor rerata sebesar 4,33 termasuk kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa kontruksi dalam pengerjaan pada pada SKPD di lingkungan Pemkab Tabanan telah dilaksanakan sesuai PSAP No. 8. Indikator PSAP No. 9 tentang akuntansi kewajiban memiliki skor rerata sebesar 4,44 dengan kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa kewajiban pada SKPD di lingkungan Pemkab Tabanan telah disajikan dengan baik dan sesuai PSAP No. 9. Skor rerata indikator PSAP No. 10 tentang koreksi kesalahan sebesar 4,44 dengan kategori sangat baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa SKPD telah melaksanakan koreksi kesalahan dengan baik dan sesuai PSAP No. 10. Indikator PSAP No. 11 tentang laporan keuangan konsolidasi memiliki skor rerata sebesar 4,35 berada pada kriteria sangat baik, artinya SKPD telah melakukan konsolidasi laporan keuangan dengan baik. 5.3 Hasil Uji PLS Uji PLS pada penelitian ini menggunakan evaluasi outer model dengan model reflektif dan evaluasi inner model dengan tingkat signifikansi 5 %. Secara umum hasil uji PLS dapat dilihat pada Lampiran 5.

10 Model Pengukuran/Outer Model Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas kontruk dan reliabilitas instrumen. Hasil uji outer model dijelaskan sebagai berikut : 1) Uji convergent validity Uji convergent validity digunakan untuk menggambarkan korelasi antara konstruk dengan indikatornya. Semakin besar nilai korelasinya semakin baik hubungan antara konstruk dengan indikatornya. Korelasi dinyatakan valid dengan nilai loading faktor berkisar diatas 0,70. Nilai loading faktor masingmasing indikator dari uji convergent validity, dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Hasil uji convergent validity LKPD SDM SPIP SAP LK1 0,943 LK2 0,985 LK3 0,958 LK4 0,974 SD1 0,954 SD2 0,963 SD3 0,952 SP1 0,961 SP2 0,973 SP3 0,969 SP4 0,969 SP5 0,950 SA1 0,957 SA2 0,951 SA3 0,947 SA4 0,958 SA5 0,943 SA6 0,880 SA7 0,932 SA8 0,917 SA9 0,931 SA10 0,933 SA11 0,873 Sumber: Lampiran 6, 2015

11 75 Berdasarkan Tabel 5.4, uji convergent validity menunjukkan nilai loading indikator kualitas LKPD seperti relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami, masing-masing memiliki nilai loading faktor terhadap variabel latennya 0,943; 0,985; 0,958 dan 0,974, sehingga dinyatakan valid. Seluruh indikator kompetensi SDM dinyatakan valid, yang dapat dilihat dari hasil uji convergent validity menunjukkan nilai loading indikator kompetensi SDM seperti pengetahuan, keterampilan dan perilaku, masing-masing memiliki nilai loading faktor terhadap variabel latennya sebesar 0,954; 0,963 dan 0,952. Seluruh indikator penerapan SPIP seperti lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan juga dinyatakan valid, dapat dilihat dari nilai loading dari uji convergent validity sebesar 0,961; 0,973; 0,969; 0,969 dan 0,950. Uji convergent validity menunjukkan nilai loading indikator penerapan SAP seperti penyajian laporan keuangan, LRA, LAK, CaLK, akuntansi persediaan, akuntansi investasi, akuntansi aset tetap, akuntansi konstruksi dalam pengerjaan, akuntansi kewajiban, koreksi kesalahan dan laporan keuangan konsolidasi, masing-masing memiliki nilai loading faktor terhadap variabel latennya 0,957; 0,951; 0,947; 0,958; 0,943; 0,880; 0,932; 0,917; 0,931; 0,933 dan 0,873 lebih besar dari nilai loading faktor 0,70 sehingga seluruh indikator penerapan SAP dinyatakan valid. 2) Uji discriminant validity Uji discriminant validity digunakan untuk menggambarkan korelasi antara variabel yang seharusnya tidak berhubungan. Korelasi dinyatakan valid dengan nilai korelasi cross loading indikator lebih besar dari nilai korelasi variabel laten yang lainnya. Nilai loading faktor masing-masing indikator dari uji discriminant validity, dapat dilihat pada Tabel 5.5.

12 76 Tabel 5.5 Hasil uji discriminant validity LKPD SDM SPIP SAP LK1 0,943 0,761 0,801 0,772 LK2 0,985 0,823 0,814 0,845 LK3 0,958 0,869 0,748 0,861 LK4 0,974 0,871 0,794 0,883 SD1 0,841 0,954 0,699 0,829 SD2 0,754 0,963 0,614 0,810 SD3 0,883 0,952 0,691 0,762 SP1 0,772 0,642 0,961 0,751 SP2 0,808 0,714 0,973 0,771 SP3 0,560 0,489 0,969 0,506 SP4 0,804 0,669 0,969 0,724 SP5 0,766 0,652 0,950 0,653 SA1 0,871 0,787 0,724 0,954 SA2 0,836 0,742 0,753 0,957 SA3 0,816 0,761 0,720 0,951 SA4 0,867 0,796 0,735 0,947 SA5 0,838 0,750 0,723 0,958 SA6 0,623 0,673 0,553 0,943 SA7 0,794 0,743 0,696 0,880 SA8 0,585 0,693 0,445 0,932 SA9 0, ,693 0,917 SA10 0,880 0,818 0,802 0,931 SA11 0,787 0, ,933 Sumber: Lampiran 6, 2015 Berdasarkan Tabel 5.5 uji discriminant validity menunjukkan nilai korelasi loading kualitas LKPD terhadap variabel latennya 0,943; 0,985; 0,958 dan 0,974. Nilai ini lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya, maka seluruh indikator kualitas LKPD dinyatakan valid. Seluruh indikator kompetensi SDM dinyatakan valid, dilihat dari hasil uji discriminant validity yang menunjukkan nilai korelasi loading kompetensi SDM terhadap variabel latennya sebesar 0,954; 0,963 dan 0,952 lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya.

13 77 Nilai korelasi loading penerapan SPIP terhadap variabel latennya pada uji discriminant validity menunjukkan 0,961; 0,973; 0,969; 0,969 dan 0,950. Nilai ini lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya, maka seluruh indikator penerapan SPIP dinyatakan valid. Uji discriminant validity menunjukkan nilai korelasi loading penerapan SAP terhadap variabel latennya 0,957; 0,951; 0,947; 0,958; 0,943; 0,880; 0,932; 0,917; 0,931; 0,933 dan 0,873. Nilai ini lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya, maka seluruh indikator penerapan SAP dinyatakan valid. 3) Average variance extracted (AVE) Nilai AVE seluruh variabel dinyatakan valid apabila nilai AVE berkisar diatas 0,50. Nilai AVE masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Hasil uji AVE Variabel AVE Keterangan Kualitas LKPD 0,931 Valid Kompetensi SDM 0,914 Valid Penerapan SPIP 0,934 Valid Penerapan SAP 0,864 Valid Sumber: Lampiran 6, 2015 Berdasarkan Tabel 5.6 hasil AVE menunjukkan nilai kualitas LKPD sebesar 0,931, kompetensi SDM sebesar 0,914, penerapan SPIP sebesar 0,934, dan penerapan SAP sebesar 0,864 yang berarti seluruh variabel dinyatakan valid. 4) Composite reliability Composite reliability menggambarkan konsistensi peryataan dalam instrumen dan melihat reliable indikator. Uji composite reliability seluruh

14 78 variabel dinyatakan reliabel apabila nilai loading-nya diatas 0,7. Nilai composite reliability masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Hasil uji composite reliability Variabel Composite Reliability Keterangan Kualitas LKPD 0,982 Reliabel Kompetensi SDM 0,970 Reliabel Penerapan SPIP 0,986 Reliabel Penerapan SAP 0,986 Reliabel Sumber: Lampiran 6, 2015 Berdasarkan Tabel 5.7 hasil composite reliability menunjukkan nilai kualitas LKPD sebesar 0,982, kompetensi SDM sebesar 0,970, penerapan SPIP sebesar 0,986 dan penerapan SAP sebesar 0,986 yang berarti seluruh variabel dinyatakan reliabel. 5) Cronbachs alpha Cronbachs alpha menggambarkan konsistensi pernyataan dalam instrumen. Instrumen dikatakan andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji cronbachs alpha seluruh variabel dinyatakan reliabel apabila nilai loading-nya diatas 0,7. Nilai cronbachs alpha masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Hasil uji cronbachs alpha Variabel Cronbachs alpha Keterangan Kualitas LKPD 0,975 Reliabel Kompetensi SDM 0,953 Reliabel Penerapan SPIP 0,982 Reliabel Penerapan SAP 0,984 Reliabel Sumber: Lampiran 6, 2015 Hasil cronbachs alpha pada Tabel 5.8 menunjukkan nilai kualitas LKPD sebesar 0,975, kompetensi SDM sebesar 0,953, penerapan SPIP sebesar

15 , dan penerapan SAP sebesar yang berarti seluruh variabel dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil uji pengukuran model di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel, sehingga pengujian dapat dilanjutkan Model Struktural/Inner Model Inner model menunjukkan hubungan variabel laten dengan variabel yang diteliti lainnya. Evaluasi inner model dengan uji bootstrapping menghasilkan koefisien determinasi R-square, Q-square, path coefficients dan latent variable correlations. Hasil evaluasi inner model dijelaskan sebagai berikut: 1) Koefisien determinasi R-square (R 2 ) R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Model dianggap memberikan pengaruh apabila R 2 lebih besar dari 0 (nol). Hasil R 2 sebesar 0,67; 0,33 dan 0,19 mengindikasikan bahwa model baik, moderat, dan lemah. Hasil koefisien determinasi R 2 dari model dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Koefisien Determinasi R 2 Variabel R 2 Kualitas LKPD 0,866 Penerapan SPIP 0,474 Penerapan SAP 0,703 Sumber: Lampiran 6, 2015 Koefisien determinasi R 2 pada Tabel 5.9 sebesar 0,866 menunjukkan bahwa model memiliki tingkat goodness of fit yang baik, artinya variabilitas kualitas LKPD yang dapat dijelaskan oleh kompetensi SDM, penerapan SPIP

16 80 dan SAP sebesar 86,6%, sedangkan sisanya 13,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam model. R 2 penerapan SPIP sebesar 0,474 memiliki arti bahwa variasi dari penerapan SPIP mampu dijelaskan oleh kompetensi SDM sebesar 47,4% dan sisanya sebesar 52,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Nilai R 2 penerapan SAP sebesar 0,703 menunjukkan bahwa variasi penerapan SAP mampu dijelaskan oleh kompetensi SDM sebesar 70,3% dan sisanya sebesar 39,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model. Koefisien determinasi R 2 dari model penelitian ini memiliki nilai 0,866, lebih besar dari model pengaruh langsung kompetensi SDM terhadap kualitas LKPD tanpa melalui variabel pemediasi penerapan SPIP dan SAP yaitu sebesar 0,733 (lihat lampiran 5). Hal ini mengindikasikan bahwa model dengan memasukkan penerapan SPIP dan SAP sebagai variabel pemediasi antara hubungan kompetensi SDM pada kualitas LKPD dalam penelitian ini lebih baik dari model yang hanya meneliti pengaruh langsung kompetensi SDM pada kualitas LKPD. 2) Q-square (Q 2 ) Q 2 mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap mempunyai nilai predictive yang relevan jika nilai Q 2 lebih besar dari 0 (nol). Besaran Q 2 memiliki nilai dengan rentang 0< Q 2 < 1, model semakin baik jika nilai Q 2 mendekati 1. Nilai predictive relevance diperoleh dari : Q 2 = 1- (1-R 2 1 )(1-R 2 2 ) (1-R 2 3 ) Q 2 = 1- (1-0,866 2 )(1-0,474 2 ) )(1-0,703 2 ) Q 2 = 0,902

17 81 Hasil perhitungan Q 2 pada penelitian ini 0,902 yang berarti bahwa 90% variabel independen dan pemediasi dalam penelitian ini layak untuk menjelaskan variabel dependen yaitu kualitas LKPD. Dengan demikian model penelitian yang digunakan layak dan pembuktian hipotesis dapat dilanjutkan Pengujian Hipotesis 1) Uji Pengaruh Langsung Variabel independen pada tingkat signifikansi 5% dengan uji satu sisi dinyatakan signifikan pada variabel dependennya apabila hasil t-statistik lebih besar dari t-tabel 1,680. Signifikansi variabel juga dapat dilihat dari nilai p-value yang lebih kecil dari tingkat alpha yang telah ditetapkan (α=0,05). Hasil uji pengaruh langsung masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel Tabel 5.10 Pengaruh Langsung Variabel Laten Original Sample (O) Standard Error (STERR) t statistics (ǀ O/STERR ǀ ) P Value SDM SPIP 0,688 0,117 5,873 0,000 SDM SAP 0,838 0,062 13,569 0,000 SDM LKPD 0,318 0,157 13,979 0,021 SPIP LKPD 0,330 0,187 1,765 0,039 SAP LKPD ,366 1,778 0,038 Sumber: Lampiran 7, 2015 a) Pengaruh kompetensi SDM pada penerapan SPIP Tabel 5.10 menunjukkan bahwa kompetensi SDM memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,688, nilai t-statistik sebesar 5,873 dan tingkat signifikansi 0,000. Gambaran ini menjelaskan bahwa kompetensi SDM berpengaruh positif pada penerapan SPIP yang berarti semakin tinggi kompetensi SDM yang dimiliki PPK maka penerapan SPIP yang dihasilkan PPK cenderung semakin baik. Hasil tersebut menyatakan bahwa hipotesis pertama (H 1 ) yang merumuskan bahwa

18 82 terdapat pengaruh positif kompetensi SDM pada penerapan SPIP di Pemkab Tabanan, tidak dapat ditolak. b) Pengaruh kompetensi SDM pada penerapan SAP Hasil koefisien menunjukkan nilai kompetensi SDM pada penerapan SAP memiliki nilai positif 0,838, nilai t-statistik sebesar 13,569 dan taraf signifikansi 0,000. Tingkat signifikasi ini yang lebih kecil dari tingkat alpha yang ditetapkan (α-0,05), hal ini berarti kompetensi SDM berpengaruh positif dan signifikan pada penerapan SAP. Semakin tinggi kompetensi SDM yang dimiliki PPK maka ada kecendrungan semakin baik terciptanya penerapan SAP. Hasil tersebut menyatakan bahwa hipotesis kedua (H 2 ) yang merumuskan bahwa terdapat pengaruh positif kompetensi SDM pada penerapan SAP di Pemkab Tabanan, tidak dapat ditolak. c) Pengaruh kompetensi SDM pada kualitas LKPD Tabel 5.10 menunjukkan nilai koefisien kompetensi SDM pada kualitas LKPD sebesar 0,318 dengan taraf signifikansi 0,021 serta nilai t-statistik 13,979 lebih besar dari t-tabel 1,680. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan pada kualitas LKPD, artinya semakin tinggi kompetensi SDM yang dimiliki PPK-SKPD maka kualitas LKPD yang dihasilkan PPK-SKPD cenderung semakin baik. Gambaran ini menyatakan bahwa hipotesis ketiga (H 3 ) yang merumuskan bahwa terdapat pengaruh positif kompetensi SDM pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan, tidak dapat ditolak. d) Pengaruh penerapan SPIP pada kualitas LKPD Hipotesis keempat (H 4 ) yang merumuskan bahwa terdapat pengaruh positif penerapan SPIP pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan, tidak dapat ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik penerapan SPIP pada kualitas LKPD sebesar 1,765 dengan nilai koefisien sebesar 0,330 dan taraf signifikansi 0,039.

19 83 Gambaran ini menyatakan bahwa semakin tinggi penerapan SPIP yang dilaksanakan, maka kecendungan kualitas LKPD yang dihasilkan PPK akan semakin baik. e) Pengaruh penerapan SAP pada kualitas LKPD Hasil koefisien menunjukkan nilai penerapan SAP pada kualitas LKPD memiliki nilai positif 0,367, nilai t-statistik sebesar 1,778 dan taraf signifikansi 0,038. Nilai t-statistik yang lebih besar dari t-tabel (1,680) berarti penerapan SAP berpengaruh positif pada kualitas LKPD. Gambaran ini menyatakan bahwa semakin tinggi penerapan SAP yang dilaksanakan, maka kualitas LKPD yang dihasilkan PPK cenderung semakin baik. Hasil mendukung hipotesis kelima (H 5 ) yang merumuskan bahwa terdapat pengaruh positif penerapan SAP pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan. 2) Uji Pengaruh tidak langsung Hasil uji pengaruh tidak langsung variabel laten yang dianalisis melalui SmartPLS versi m3, dapat dilihat pada Tabel 5.11 Tabel 5.11 Pengaruh Tidak Langsung Variabel Laten Original Sample (O) Standard Error (STERR) t-statistics (ǀ O/STERRǀ ) P Value SDM SPIP SDM SAP SDM LKPD 0,535 0,134 3,997 0,000 SPIP LKPD SAP LKPD Sumber: Lampiran 7, 2015 Tabel 5.11 menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi SDM pada kualitas LKPD juga memiliki pengaruh tidak langsung positif dengan nilai koefisien sebesar 0,535 dengan taraf signifikansi p-value sebesar 0,000. Nilai t-statistik pengaruh tidak langsung ini sebesar 3,997 lebih besar dari nilai t-tabel

20 84 1,680, artinya kompetensi SDM memiliki pengaruh tidak langsung atau melalui variabel perantara yang positif dan signifikan pada kualitas LKPD. Nilai koefisien pengaruh tidak langsung kompetensi SDM pada kualitas LKPD berdasarkan hasil pengujian pada SmartPLS versi m3 adalah sebesar 0,535 merupakan total pengaruh tidak langsung melalui penerapan SPIP dan SAP. Nilai koefisien pengaruh tidak langsung kompetensi SDM pada kualitas LKPD melalui penerapan SPIP diperoleh dengan mengalikan koefisien jalur kompetensi SDM pada penerapan SPIP dengan koefisien hubungan penerapan SPIP pada kualitas LKPD (Sholikin, 2014:82) yaitu 0,688 x 0,330 sehingga diperoleh hasil 0,227. Pengaruh tidak langsung kompetensi SDM pada kualitas LKPD melalui penerapan SPIP diperoleh dengan mengalikan koefisien hubungan kompetensi SDM pada penerapan SAP dengan koefisien hubungan penerapan SAP pada kualitas LKPD yaitu 0,838 x 0,367 dan diperoleh hasil 0,308. Hasil penjumlahan koefisien pengaruh tidak langsung kompetensi SDM pada kualitas laporan keuangan melalui penerapan SPIP dan SAP sebesar 0,535 identik dengan hasil yang dikeluarkan oleh SmartPLS versi m3. 3) Uji Efek mediasi Efek mediasi menunjukkan hubungan antara variabel independen dan dependen melalui variabel penghubung atau mediasi. Berdasarkan hasil uji PLS dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan SPIP maupun SAP merupakan pemediasi parsial, yang tercermin dari nilai koefisien pengaruh langsung kompetensi SDM pada kualitas LKPD sebelum dimasukkannya variabel pemediasi maupun setelah dimasukkannya penerapan SPIP dan SAP sebagai variabel pemediasi tetap signifikan walaupun nilainya turun dari 0,856 menjadi 0,318 (Baron dan Kenny, 1986; Hair et al., 2011; Kock, 2011, 2013 dalam Sholihin, 2014:57). Pengujian penerapan SPIP dan SAP sebagai pemediasi dapat

21 85 dilihat dari nilai VAF masing-masing variabel pemediasi. Jika nilai VAF diatas 80%, maka menujukkan peran variabel penerapan SPIP maupun SAP sebagai pemediasi penuh (full mediation). Variabel penerapan SPIP dan SAP dikategorikan sebagai pemediasi parsial apabila nilai VAF berkisar antara 20% sampai dengan 80%, namun jika nilai VAF kurang dari 20% dapat disimpulkan bahwa hampir tidak ada efek mediasi. Perhitungan VAF dilakukan dengan formula sebagai berikut: Nilai VAF untuk pengujian efek mediasi penerapan SPIP pada hubungan kompetensi SDM dan kualitas LKPD dapat dihitung dalam tabel Tabel 5.12 Uji Efek mediasi penerapan SPIP pada hubungan kompetensi SDM dan kualitas LKPD Pengaruh tidak langsung 0,688 * 0,330 0,227 (SDM SPIP = 0,688; SPIP LKPD = 0,330) Pengaruh langsung sebelum dimasukkan variabel pemediasi 0,856 (SDM LKPD = 0,856) Pengaruh total 1,083 VAF = pengaruh tidak langsung/pengaruh total = 0,227/1,083 0,210 Sumber: data diolah, 2015 Hasil perhitungan VAF penerapan SPIP sebagai pemediasi hubungan antara kompetensi SDM dan kualitas LKPD diperoleh nilai 0,210 atau 21% dan menunjukkan bahwa penerapan SPIP sebagai pemediasi parsial. Bentuk pemediasi parsial ini menjelaskan bahwa SPIP bukan satu-satunya pemediasi hubungan kompetensi SDM pada kualitas LKPD Kabupaten Tabanan namun terdapat faktor pemediasi lain (Baron dan Kenny, 1986 dalam Sholihin, 2014:59). Hasil ini menggambarkan bahwa hipotesis keenam (H 6 ) yang

22 86 merumuskan bahwa terdapat pengaruh positif kompetensi SDM pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan melalui penerapan SPIP, tidak dapat ditolak. Nilai VAF untuk pengujian efek mediasi penerapan SAP pada hubungan kompetensi SDM dan kualitas LKPD dapat dihitung dalam tabel Tabel 5.13 Uji Efek mediasi penerapan SAP pada hubungan kompetensi SDM dan kualitas LKPD Pengaruh tidak langsung 0,838 * 0,367 0,308 (SDM SAP = 0,838; SAP LKPD = 0,367) Pengaruh langsung sebelum dimasukan variabel pemediasi 0,856 (SDM LKPD = 0,856) Pengaruh total 1,164 VAF = pengaruh tidak langsung/pengaruh total = 0,308/1,164 0,265 Sumber: data diolah, 2015 Tabel 5.13 menunjukkan hasil perhitungan VAF penerapan SAP sebagai pemediasi hubungan kompetensi SDM pada kualitas LKPD adalah 0,265 atau 26,5%. Hasil ini menggambarkan bahwa penerapan SAP hanya memediasi parsial hubungan antara kompetensi SDM dan kualitas LKPD dan menunjukkan bahwa SAP merupakan salah satu dari beberapa faktor yang menjadi pemediasi hubungan kompetensi SDM pada kualitas LKPD Kabupaten Tabanan. Berdasarkan hasil uji efek mediasi ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketujuh (H 7 ) yang merumuskan bahwa terdapat pengaruh positif kompetensi SDM pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan melalui penerapan SAP, tidak dapat ditolak. 4) Part coefficient Ringkasan hasil perhitungan pengaruh langsung, tidak langsung dan total pengaruh dari variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel Pengaruh langsung kompetensi SDM pada penerapan SPIP pada Tabel 5.14 menunjukkan nilai sebesar 0,688 dengan taraf signifikansi 0,000. Pengaruh

23 87 tidak langsung kompetensi pada penerapan SPIP tidak ada (nol), karena hubungan jalurnya tidak ada, dengan demikian pengaruh totalnya tetap sebesar 0,688. Pengaruh langsung kompetensi SDM pada penerapan SAP sebesar 0,838 dengan taraf signifikansi 0,000. Pengaruh tidak langsung kompetensi pada penerapan SAP tidak ada (nol), karena hubungan jalurnya tidak ada, dengan demikian pengaruh totalnya tetap sebesar 0,838. Pengaruh langsung penerapan SPIP pada kualitas LKPD sebesar 0,330 dengan taraf signifikansi 0,039. Pengaruh tidak langsung penerapan SPIP pada kualitas LKPD tidak ada (nol), dengan demikian pengaruh totalnya tetap sebesar 0,330. Pengaruh langsung penerapan SAP pada kualitas LKPD sebesar 0,367 dengan taraf signifikansi 0,038. Pengaruh tidak langsung penerapan SPIP pada kualitas LKPD tidak ada (nol), karena hubungan jalurnya tidak ada, dengan demikian pengaruh totalnya tetap sebesar 0,367. Pengaruh langsung kompetensi SDM pada kualitas LKPD sebesar 0,318 disertai pengaruh tidak langsung sebesar 0,535 sehingga meningkatkan total effect sebesar 0,854 dengan taraf signifikansi 0,000. Tabel 5.14 Hasil part coefficients Part coefficients Indirect effect Total Effect P-Value SDM SPIP 0,688 0,688 0,000 SDM SAP 0,838 0,838 0,000 SDM LKPD 0,318 0,535 0,854 0,000 SPIP LKPD 0,330 0, SAP LKPD 0,367 0,367 0,038 Sumber: Lampiran 7, 2015

24 88 5) Latent variable correlation Berdasarkan Tabel 5.15 dapat diketahui koefisien korelasi antar variabel. Korelasi kualitas LKPD sebagai variabel dependen dengan kompetensi SDM, penerapan SPIP dan SAP sebagai variabel independen memiliki korelasi kuat yaitu sebesar 0,854; 0,822 dan 0,879. Gambaran ini menyatakan kompetensi yang dimiliki seorang PPK dengan melalui SPIP dan SAP yang baik akan cenderung menghasilkan kualitas LKPD yang semakin baik. Tabel 5.15 Koefisien korelasi antar variabel Kualitas LKPD Kompetensi SDM Penerapan SPIP Penerapan SAP Kualitas LKPD 1 Kompetensi SDM 0,854 1 Penerapan SPIP 0,822 0,688 1 Penerapan SAP 0,879 0,838 0,741 1 Sumber: Lampiran 7, Pembahasan Pengaruh kompetensi SDM pada penerapan SPIP Variabel kompetensi SDM berpengaruh positif pada penerapan SPIP. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan penerapan SPIP dibutuhkan kompetensi SDM yang baik pula. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki PPK-SKPD maka ada kecendrungan semakin baik penerapan SPIP yang dihasilkan PPK-SKPD. Apabila PPK-SKPD dalam melaksanakan tugasnya menggunakan keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya dengan baik serta didukung dengan perilaku yang mengedepankan etika, maka pengendalian intern cenderung akan berjalan dengan efektif. Nilai skor rerata penilaian jawaban responden terhadap perilaku SDM sebesar 4,29 dengan kategori sangat baik dan mengindikasikan bahwa perilaku PPK-SKPD dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan keuangan sudah

25 89 berjalan sesuai norma dan etika yang berlaku sehingga kecil kemungkinan terjadi penyimpangan dan kecurangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Setiawati dan Sari (2014), yang meneliti kualitas pelaporan keuangan pemerintah ditinjau dari SDM, pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi dan pemahaman akuntansi pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di wilayah eks Keresidenan Surakarta. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Irwan (2011), Zuliarti (2012), Sari (2012), Susilawati dan Riana (2014) Pengaruh kompetensi SDM pada penerapan SAP Kompetensi SDM berpengaruh positif pada penerapan SAP. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk meningkatkan penerapan SAP cenderung dibutuhkan kompetensi PPK-SKPD yang baik pula. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki PPK-SKPD maka ada kecendrungan semakin baik terciptanya penerapan SAP. Penerapan SAP yang baik membutuhkan SDM yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan, pengakuan belanja, prinsipprinsip penyusunan laporan konsolidasi, investasi, pengakuan dan penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud, kontrak konstruksi, kebijakan kapitalisasi pengeluaran, kemitraan dengan pihak ketiga, biaya penelitian dan pengembangan, perhitungan persediaan dan dana cadangan serta prinsip lainnya yang tercantum dalam PP no. 71 tahun Tanpa adanya kompetensi yang baik, maka penerapan SAP cenderung tidak akan berjalan dengan baik. Hasil ini konsisten dengan penelitian Nugraheni (2008) yang meneliti pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan pada Inspektorat Jendral Departemen Pendidikan Nasional. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Syarif dan Aldiani (2009), Suhardjo (2013) Setiawati dan Sari (2014).

26 Pengaruh kompetensi SDM pada kualitas LKPD Nilai koefisien pengaruh langsung kompetensi SDM pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan sebesar 0,318 dengan taraf signifikansi 0,021, menggambarkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan kompetensi SDM berpengaruh positif pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan, tidak dapat ditolak. Hasil ini dapat diartikan bahwa untuk meningkatkan kualitas LKPD dibutuhkan kompetensi SDM yang baik pula. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki PPK-SKPD, ada kecendrungan semakin baik pula kualitas keuangan yang dihasilkan PPK-SKPD. Nilai total skor rerata penilaian jawaban responden terhadap kompetensi SDM sebesar 4,14 termasuk dalam kategori baik namun belum optimal, salah satu penyebabnya walaupun 51,28% tingkat pendidikan PPK-SKPD adalah sarjana dan 41,03% merupakan lulusan pasca sarjana, namun sebagian besar dengan latar belakang yang tidak berhubungan dengan ekonomi yaitu sebesar 76,92%. Pemerintah daerah perlu meningkatkan kompetensi PPK-SKPD terutama pengetahuan dan keahlian dalam penyusunan LKPD untuk menghasilkan LKPD yang berkualitas khususnya meningkatkan relevansi LKPD dalam menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk mengoreksi keputusan pengguna di masa lalu dan memprediksi kejadian dimasa yang akan datang. Hasil ini konsisten dengan penelitian Xu et al. (2003), yang meneliti faktor kunci dari kualitas informasi akuntansi studi kasus di Australia. Hasil penelitiannya menyatakan SDM, sistem, organisasi dan faktor eksternal merupakan faktor krisis menentukan kualitas informasi akuntansi. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Alimbudiono dan Fidelis (2004); Choirunisah (2008); Winidyaningrum dan Rahmawati (2010); Roviyanti (2011) serta Indriasih (2014).

27 Pengaruh penerapan SPIP pada kualitas LKPD Penerapan SPIP berpengaruh positif pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan. Pengaruh yang positif ini dapat diartikan bahwa penerapan SPIP yang baik akan cenderung menghasilkan LKPD yang baik pula. Semakin tinggi penerapan SPIP yang dilaksanakan, maka kualitas LKPD yang dihasilkan PPK- SKPD cenderung semakin baik. Nilai skor rerata penerapan SPIP sebesar 4,22 menggambarkan bahwa penerapan SPIP di lingkungan Pemkab Tabanan sudah sangat baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dapat dilihat dari nilai skor rerata lingkungan pengendalian dan penilaian resiko masing-masing sebesar 4,19 dan 4,12 yang berarti sudah baik namun masih belum optimal. Lingkungan pengendalian yang efektif dapat diciptakan melalui penerapan standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam instansi. Pimpinan mesti mengambil tindakan yang tegas atas pelanggaran kebijakan, prosedur ataupun aturan perilaku serta rutin melakukan penilaian terhadap kualitas pengendalian intern SKPD. Penilaian resiko menjadi hal yang penting dilakukan oleh pimpinan SKPD secara lengkap dan menyeluruh terhadap kemungkinan timbulnya pelanggaran terhadap sistem akuntansi yang diterapkan. Pelanggaran terhadap sistem akuntansi akan membuat LKPD tidak berkualitas sehingga pimpinan dituntut memiliki rencana pengelolaan atau mengurangi risiko pelanggaran terhadap sistem dan prosedur akuntansi yang dilaksanakan di instansinya. Hasil ini konsisten dengan penelitian Sukmaningrum (2011) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi LKPD pemerintah pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang, dengan hasil sistem pengendalian intern yang diproksikan dengan integritas data, ketepatan input, prosedur otorisasi, penyimpanan dokumen sumber data, pemberian wewenang, penentuan kebijakan

28 92 dan standar akuntansi, pelaksanaan kebijakan berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi LKPD. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Boynton et al. (2001), Granof (2001), Lobo dan Zhou (2006), Arens et a.l (2008), Cohen et al. (2008), Bartov dan Cohen (2009), Chambers dan Payne (2009), Sari (2012) serta Susilawati dan Riana (2013) Pengaruh penerapan SAP pada kualitas LKPD Nilai koefisien pengaruh langsung penerapan SAP pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan sebesar 0,367 dan serta t-statistik 1,778 yang lebih besar 1,680 memberi arti bahwa hipotesis kelima yang menyatakan penerapan SAP berpengaruh positif pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan tidak dapat ditolak. Hasil ini menggambarkan bahwa penerapan SAP yang baik akan cenderung menghasilkan kualitas LKPD yang baik pula. Semakin tinggi penerapan SAP yang dilaksanakan dalam proses penyusunan LKPD, maka ada kecendrungan semakin baik kualitas LKPD yang dihasilkan PPK-SKPD. Pelaksanaan SAP secara konsisten sesuai aturan yang berlaku cenderung menghasilkan LKPD yang berkualitas. Nilai skor rerata penerapan SAP sebesar 4,28 menggambarkan bahwa penerapan SAP di lingkungan Pemkab Tabanan sudah sangat baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dapat dilihat dari nilai skor rerata penerapan PSAP No. 01 tentang penyajian laporan keuangan, PSAP No. 02 tentang laporan realisasi anggaran dan PSAP No. 6 tentang akuntansi investasi, masing-masing sebesar 4,11; 4,15 dan 4,13 yang berarti sudah baik namun masih belum optimal. Hasil ini konsisten dengan penelitian Susilawati dan Riana (2014) yang meneliti SAP dan SPI sebagai antaseden kualitas LKPD pada Pemerintah Daerah Kota Bandung serta sejalan dengan temuan Zeyn (2011) bahwa penggunaan SAP mutlak dilakukan agar laporan keuangan yang dihasilkan berkualitas. Hasil penelitian

29 93 ini juga mendukung temuan Nurdiawan, 2009; Adhi dan Suhardjo, 2013; Rahayu et al., Pengaruh kompetensi SDM pada kualitas LKPD melalui Penerapan SPIP Perhitungan VAF efek mediasi penerapan SPIP pada hubungan kompetensi SDM dengan kualitas LKPD adalah sebesar 41,7% dan menunjukkan bahwa penerapan SPIP merupakan pemediasi parsial hubungan antara kompetensi SDM dengan kualitas LKPD. Kompetensi SDM masih memiliki pengaruh langsung pada kualitas LKPD, meskipun terdapat pengaruh tidak langsung dari kompetensi SDM pada kualitas LKPD melalui penerapan SPIP. Gambaran ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki PPK-SKPD melalui peningkatan penerapan SPIP ada kecendrungan berdampak pada meningkatnya kualitas LKPD Pemkab Tabanan. SDM yang memiliki kompetensi yang baik disamping dapat mempengaruhi kualitas LKPD secara langsung, juga dapat meningkatkan penerapan SPIP pada instansinya yang berimplikasi pula pada peningkatan kualitas laporan keuangan SKPD. SPIP yang dijalankan oleh PPK-SKPD yang memiliki kompetensi mampu menghasilkan LKPD yang memenuhi karakteristik relevan, andal, dapat diperbandingkan dan dapat dipahami. Hasil ini konsisten dengan penelitian Indriasih (2014) yang meneliti pengaruh kompetensi aparatur pemerintah dan efektifitas pengendalian intern pemerintah menuju pelaporan keuangan pemerintah keuangan yang berkualitas pada Pemerintah Daerah Kota Tegal, Jawa Tengah. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Agami (2006), Doyle et al. (2007), Arens et al. (2008:250) serta Chambers, et al. (2010).

30 Pengaruh Kompetensi SDM pada Kualitas LKPD melalui Penerapan SAP Variabel penerapan SAP merupakan pemediasi parsial hubungan kompetensi SDM pada kualitas LKPD yang dapat dilihat dari nilai VAF sebesar 49,2%, sehingga mendukung hipotesis ketujuh yang menyatakan kompetensi SDM berpengaruh positif pada kualitas LKPD Pemkab Tabanan melalui penerapan SAP. Hasil ini mengandung arti bahwa semakin tinggi kompetensi PPK-SKPD melalui peningkatan penerapan SAP berdampak pada kecendrungan meningkatnya kualitas LKPD. PPK-SKPD yang memiliki kompetensi yang baik disamping dapat mempengaruhi kualitas LKPD secara langsung, juga dapat meningkatkan penerapan SAP pada instansinya yang berimplikasi pula pada peningkatan kualitas laporan keuangan SKPD. Penyusunan LKPD yang berkualitas memerlukan keahlian SDM yang berkaitan dengan penerapan SAP. Kegagalan SDM dalam memahami dan menerapkan standar akuntansi yang ditetapkan pemerintah akan berdampak pada rendahnya kualitas LKPD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Suhardjo dan Adhi (2013) yang menunjukkan bahwa penerapan SAP dan kualitas aparatur pemerintah daerah, baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota Tual. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Tausikal (2007), Warren et al. (2005) serta Irwan (2011).

BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Rerangka berpikir merupakan sintesa hubungan variabel yang disusun dari

BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Rerangka berpikir merupakan sintesa hubungan variabel yang disusun dari BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Rerangka Berpikir Rerangka berpikir merupakan sintesa hubungan variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini akan mengukur dan menganalisis pengaruh kompetensi SDM, penerapan SPIP, dan SAP terhadap kualitas LKPD, sehingga peneliti menetapkan jenis

Lebih terperinci

Ni Made Sudiarianti I Gusti Ketut Agung Ulupui I G.A. Budiasih Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia ABSTRACT

Ni Made Sudiarianti I Gusti Ketut Agung Ulupui I G.A. Budiasih Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia ABSTRACT PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH SERTA IMPLIKASINYA PADA KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Ni Made

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 48 SKPD. Dari populasi ditarik sejumlah sampel,

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal (sebab akibat) dan statistik deskriptif dengan metode penelitian Kuantitatif (Quantitative Research).

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI Jl. Lingkar Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55183

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI Jl. Lingkar Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55183 LAMPIRAN 1: KUESIONER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI Jl. Lingkar Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55183 Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Responden di tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Awal Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya merupakan bagian dari unit layanan kepada masyarakat. Salah satu ruang lingkup tugas yang terdapat pada Dinas Koperasi dan UMKM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dari tahap awal sampai pada pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian 45 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian mengenai Pengaruh Kepuasan Pengguna terhadap Efektivitas Sistem Informasi E-procurement di Organisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Gagasan pertama berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta, bermula dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang bernafaskan islam.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional.

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional. 65 D. Statistik Deskriptif Statistik deskritif menunjukkan gambaran umum kecenderungan sampel yang diobservasi. Jawaban dari responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada Tabel 5 berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Gamping yang merupakan salah satu instansi rumah sakit yang berada di Jl. Wates

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000 berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian 26 Obyek penelitian ini adalah manajer menengah yang bekerja di perusahaan perhotelan bintang satu sampai bintang lima yang berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Demografi Pemerintah Kabupaten Tabanan

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Demografi Pemerintah Kabupaten Tabanan BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Demografi Pemerintah Kabupaten Tabanan Kabupaten Tabanan merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kota di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta Barat Sejarah berdirinya kantor Keluarga Berencana dimulai dari pembentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS SPSS for Windows A. PENILAIAN MODEL PENGUKURAN Penilaian model pengukuran dibagi menjadi 2 pengukuran yaitu pengukuran model reflektif dan pengukuran model formatif.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas produk, harga produk dan distribusi terhadap kepuasan customer serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Metodologi Penelitian Pada gambar dibawah ini adalah alur proses dari tahapan metodologi penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap Awal 1. Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Program Pascasarjana Universitas Udayana PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI www.pps.unud.ac.id Unggul, Mandiri, Berbudaya Perihal :

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos

BAB III. Metode Penelitian. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos 26 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos (mail survey) dan contact person dengan kuesioner yang diperuntukan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah karyawan tingkat kepala bagian di lima rumah sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Lampiran 1. Kuisioner Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1 Kuisioner Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual 76 Kuisioner Mengenai Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Kuisioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data. 40 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai arah dan cara melaksanakan penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. A. Deskripsi Objek Penelitian. melibatkan beberapa variabel dependen yaitu Value Added Capital Employed

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. A. Deskripsi Objek Penelitian. melibatkan beberapa variabel dependen yaitu Value Added Capital Employed BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Deskripsi Objek Penelitian Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini melibatkan beberapa variabel dependen yaitu Value Added Capital Employed (VACA),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak. BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai pengaruh perilaku oportunistik, etika dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan teori yang dipaparkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah BAB V ANALISA HASIL 5.1 Langkah langkah Pengujian 5.1.1 Convergent Validity (Uji Validitas) Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji apakah model sudah memenuhi convergent validity yaitu apakah loading

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 kabupaten dan 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi APBD

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang terdiri dari broad scope, aggregation, integration, timeliness, terhadap kinerja Manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab V akan membahas statistik deskriptif data, gambaran umum responden, uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, gambaran umum responden,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja Pengelola Daerah (SKPD) Kota Bandarlampung. Sampel diambil dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Responden Kuesioner disebarkan kepada para pengguna SIMKARI 2 baik para pengguna langsung maupun penguna tak langsung sejak Juli 2008 dengan batas pengembalian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Penelitian pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Wilayah Priangan Jawa Barat) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN. diawali dengan penjelasan data demografi dari responden penelitian. Kemudian

BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN. diawali dengan penjelasan data demografi dari responden penelitian. Kemudian BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dari analisis data yang telah dilakukan berdasarkan metode penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pembahasan bab ini diawali

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory, III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data dikumpulkan secara khusus dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Obyek / Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PUSKESMAS Mantrijeron, sebagai unit pelayanan jasa yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data Dan Pembahasan. Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian,

BAB IV. Analisis Data Dan Pembahasan. Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian, 54 BAB IV Analisis Data Dan Pembahasan Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian, menjelaskan hasil pengumpulan data, hasil penelitian serta pembuktian hipotesis dan jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelakasanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan gambaran untuk menunjukkan waktu dalam pengambilan data yang akan diteliti, terdapat pula jenis penelitian dan unit analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak 216 set pada mahasiswa pascasarjana STIEPARI Semarang yang berstatus sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau memilih subjek penelitian a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan vaiabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN 46 BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah penelitian kausal (Sebab akibat) dan statistik deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk 23 3.2.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk menggambarkan kinerja aparat pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1) Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Pemahaman Standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Profil BLP Sistem informasi Blended Learning Poltekba mulai digunakan sejak tahun 2012. BLP adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang hanya dapat diakses melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi empiris, yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada responden yang tinggal di Jakarta Selatan dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN KATA PENGANTAR... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. VAHU, STVA, dan VACA untuk periode pengamatan tahun 2013 sampai. Tabel 4.1.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. VAHU, STVA, dan VACA untuk periode pengamatan tahun 2013 sampai. Tabel 4.1. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Tabel dibawah ini menunjukkan statistic descriptive dari variabel independen VAIC TM dan indikator indikator yang membentuknya, yaitu VAHU, STVA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner digilib.uns.ac.id 46 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Data primer didapat dengan menyebar kuesioner kepada para pejabat di Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Kantor Pusat Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini digunakan dalam meneliti para karyawan di PT. Wira Saka Abadi dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah data. Dengan statistik deskriptif data mentah diubah menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kotawaringin Barat. Sampel yang akan diteliti adalah sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset pemasaran. Desain penelitian merupakan rincian prosedur dalam memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menurut tingkat penjelasannya bermaksud menjelaskan kedudukan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan dan termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan subyek penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada sub bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif atau BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif atau analisis data statistik. Desain penelitian merupakan rincian prosedur dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan 4 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Aplikasi Brilian Brilian adalah aplikasi hybrid learning Stikom Surabaya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran,

Lebih terperinci