ANALISA PERHITUNGAN DAYA DORONG ( THRUST POWER ) ENGINE P&W JT8D 217A PADA PESAWAT BOEING MD 82

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PERHITUNGAN DAYA DORONG ( THRUST POWER ) ENGINE P&W JT8D 217A PADA PESAWAT BOEING MD 82"

Transkripsi

1 ANALISA PERHITUNGAN DAYA DORONG ( THRUST POWER ) ENGINE P&W JT8D 7A PADA PESAWAT BOEING MD 8 Tugas Akhir/Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan studi pada jenjang Strata ( S ), guna memperoleh gelar Sarjana Teknik ( ST ), pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana Disusun oleh : Nama : Rosadi Saat Mondeng N.I.M. : Fakultas : Teknologi Industri Program Studi / Jurusan : Teknik Mesin UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 009 i

2 LEMBAR PENGESAHAN ANALISA PERHITUNGAN DAYA DORONG ( THRUST POWER ) ENGINE P&W JT8D-7A PADA PESAWAT BOEING MD 8 Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh : Koordinator Tugas Akhir Pembimbing Tugas Akhir ( DR. H. Abdul Hamid, M. Eng ) ( Ir. Nanang Ruhyat, MT ) ii

3 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN Saya, yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rosadi Saat Mondeng NIM : Fakultas : Teknologi Industri Jurusan/Program Studi : Teknik Mesin Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi/Tugas Akhir ini adalah asli, yang dibuat berdasarkan penelitian sesuai dengan Prosedur Ilmiah. Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menanggung akibatnya apabila pernyataan ini tidak benar. Jakarta, Agustus 009 Penulis ( Rosadi Saat Mondeng ) iii

4 ABSTRAKSI Engine Pratt & Whitney JT8D 7A, adalah salah satu aplikasi sistim gas turbin engine jenis turbofan. Turbofan merupakan jenis yang banyak digunakan sebagai sumber Tenaga pendorong pada pesawat Terbang. Engine ini memiliki beberapa tipe seri diantaranya JT8D-7,JT8D-7A, JT8D- 7C, JT8D 9,dimana masing-masing seri mempunyai thrust Force (Tenaga atau gaya dorong) yang berbeda. Dan dari setiap seri mempunyai performa (unjuk Kerja) yang berbeda pula. Dengan melakukan analisa dan perhitungan diatas dapat diketahui performance dari engine PW JT8D 7A pada pesawat Boeing MD 8, dengan maksud tersebut maka penulis melakukan analisa penelitian menggunakan rumus thermodinamika yang ada, referensi data teknik kinerja mesin JT8D-7A diketahui sebesar lbs max lbs, dan hasil analisa perhitungan yang kami dapatkan dengan menggunakan dasar teori rumus thermodinamika sebesar lbs, jadi tingkat akurasi yang kami dapatkan adalah sebesar 98.30%., sangat mendekati sekali dan sangat sesuai dengan data engine specificasi manufacture. iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (skripsi) ini. Adapun tujuan penulisan ini sebagai salah satu syarat untuk melengkapi kurikulum dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S-I) Teknik Mesin di Universitas Mercubuana Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih sangat banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, sehingga penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak dan instansi terkait. Untuk itu dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :. Bapak DR.H. Abdul Hamid, M.Eng, selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin, dan Koordinator Tugas Akhir.. Bapak Ir. Nanang Ruhyat, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin dan sekaligus sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bimbingannya dan kemudahan kemudahan kepada penulis. 3. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma Msc, sebagai Dosen Senior pada Fakultas Teknologi Industri,Teknik Mesin - Universitas Mercubuana jakarta. 4. Bapak Ir. Rulli Nutranta, M.Eng, sebagai Dosen Senior pada Fakultas Teknologi Industri,Teknik Mesin Universitas Mercubuana Jakarta. 5. Bapak DR Mardani Alisera Msc, sebagai Dosen Senior UMB Jakarta. v

6 6. Bapak Ir. Jack Zakaria, selaku pembimbing di PT. Lion Air yang banyak memberikan data-data dan buku-buku sebagai pedoman yang diperlukan oleh penulis. 7. Kepada bapak bapak,dan seluruh staff jurusan Teknik Mesin yang telah banyak membantu penulis dalam hal pengurusan administrasi. 8. Seluruh staff perpustakaan yang telah banyak membantu penulis dalam hal pemijaman buku sebagai bahan referensi penulis. 9. Kepada rekan-rekan mahasiswa satu angkatan Universitas Mercubuana atas waktu dan masukan-masukannya juga atas kesediannya membantu menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. 0. Ayahanda ( alm ) dan Ibunda tercinta, kakak,adik,serta istri dan anakanakku,yang telah berusaha keras memberikan support dan perhatian, baik moril maupun materil, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Demikian penulisan tugas akhir ini, semoga dapat memberikan manfaat khususnya menjadi tambahan ilmu serta wawasan yang baru bagi pembaca. Akhir kata semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Amiiinnn. Jakarta, Agustus 009 Penulis vi

7 DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... iii ABSTRAKSI... iv KATA PENGATAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GRAFIK... xii DAFTAR NOTASI... xiii BAB I PENDAHULUAN.... Latar Belakang Penulisan.... Pembatasan Masalah Tujuan Pembahasan Metode Penilitian Sistematika Penulisan... 4 BAB II LANDASAN TEORI Flow Chart Teori Mesin Turbine Gas (Gas Turbine Engine) Prinsip Kerja Mesin Turbin Gas Tipe Turbofan Fluida Kerja Gas Ideal... 0 vii

8 .5 Siklus Brayton Penyimpangan Penyimpangan Dari Gas Ideal Efisiensi Untuk Pembangkit Daya Turbin Gas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Performnce Engine... 6 BAB III PENGUMPULAN DATA ENGINE PW JT8D-7A Uraian Umum Tentang Engine JT8D 7A Komponen Utama Engine PW JT8D-7A Prinsip Kerja Mesin Turbin Gas Tipe Turbofan Data Spesifikasi Engine PW JT8D-7A Aerodinamic Station Numbre and Definitions... 4 BAB IV ANALISA PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN Performance Engine Proses Mekanik Pengujian Pada Engine Data Spesifikasi Engine P&W JT8D-7A Perhitungan Performance Dengan Rumus Termodinamika Tabel Data dan Grafik Kasus Dan Permasalahan Pada Engine... 6 BABV PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran gambar... - viii

9 DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN... BAB II LANDASAN TEORI Komponen Utama Mesin Turbin Skema Mesin Turbofan Grafik Siklus Brayton Pengaruh Hubungan Tekanan Udara Terhadap Thrust Pengaruh RAM Pressure Terhadap Thrust... 8 BAB III PENGUMPULAN DATA Potongan Mesin Turbofan Saluran Udara Masuk Kompresor Ruang Bakar Turbin Saluran Buang Gear Box Skema Mesin Turbofan Penomoran Batasan Area Mesin Skematik Diagram Engine JT8D BAB IV ANALISA PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN SkemAtic Engine JT8D Sekamtic Aerodynamic ix

10 BAB V PENUTUP x

11 DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN... BAB II LANDASAN TEORI... 6 BAB III PENGUMPULAN DATA Power Thrust Rating BAB IV ANALISA PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN Power Thrust Rating Berdasarkan Data Aktual Berdasarkan Perhitungan BAB V PENUTUP xi

12 DAFTAR GRAFIK BAB I PENDAHULUAN... BAB II LANDASAN TEORI... 6 BAB III PENGUMPULAN DATA BAB IV ANALISA PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN Pressure VS Station yang Berdasarkan data Actual Temperature VS Station yang Berdasarkan Actual Pressure VS Station Yang Berdasarkan Perhitungan Temperature VS Station Yang Berdasarkan Perhitungan BAB V PENUTUP xii

13 DAFTAR NOTASI Simbol keterangan satuan Cp Panas jenis udara pada tekanan tetap kj/kg.k Cv Panas jenis pada volume tetap kj/kg.k F Force/ Thrust ( gaya dorong ) N f Rasio bahan bakar - h Entalpi per unit massa kj/kg M Bilangan mach number - m Massa udara kg/s m D Massa udara dingin kg/s m P Massa udara Panas kg/s m f Massa bahan bakar kg/s C Laju aliran udara m/s P Tekanan udara kpa P 0 Tekanan udara luar ( Tekanan ambient) kpa P Tekanan masuk kompresor kpa P Tekanan keluar kompressor kpa P3 Tekanan di ruang bakar kpa P4 Tekanan keluar turbin kpa V Volume m 3 Q Kalor kj/kg Qin Kalor yang diserap (masuk) kj/kg Qout Kalor yang keluar kj/kg Q R Nilai pmbakaran bawah (LHV) kj/kg R Konstanta gas universal kj/kg.k T 0 Temperature absolut K T Temperatur absolut udara masuk kompresor K T Temperatur udara keluar dari kompressor K T 3 Temperatur diruang bakar K xiii

14 T 4 Temperatur udara keluar turbin K Ue Kecepatan udara keluar dari core engine m/s U fn Kecepatan udara keluar dari fan nozzle m/s W Kerja kj/kg Wc Kerja kompressor kj/kg Wt Kerja turbine kj/kg Wnet Kerja netto kj/kg γ Rasio Panas spesifik N/m 3 γ c Rasio Panas spesifik komprtessor N/m 3 γ f Rasio Panas spesifik fan N/m 3 γ t Rasio Panas spesifik turbin N/m 3 η c Effisiensi kompressor - η f Effisiensi fan - η m Effisiensi mekanis - η n Effisiensi nozzle - η Rb Effisiensi pembakaran - η t Effisiensi turbin - η th Effisiensi thermal - xiv

15 BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penulisan. Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin menunjukan kemajuaan yang sangat pesat. Teknologi penerbangan yang merupakan salah satu disiplin ilmu tersendiri yang memfokuskan pada sarana transportasi udara serta pengetahuan antariksa, telah mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Sebagai salah satu contoh adalah perkembangan, kemajuan serta penguasaan teknologi rekayasa rancang bangun mesin pesawat terbang (Aircraft Powerplant) yang digunakan sebagai tenaga pendorong sangatlah pesat dan modern, hal ini tentunya seiring dengan pesatnya perkembangan hasil rancang bangun struktur pesawat terbang. Adapun perkembangan teknologi tersebut meliputi besarnya tenaga dorong (Thrust Force) yang dihasilkan semakin tinggi, sistem dan komponen mesin yang modern, konsumsi bahan bakar yang semakin rendah atau lebih efisien serta sistem perawatan yang semakin terintegrasi dan relatif mudah. Telah kita ketahui bersama bahwa pada umumnya mesin pesawat terbang ini dibedakan atas dua jenis, yaitu pertama jenis mesin Piston (Piston Engine atau Reciprocating Engine) dan yang kedua adalah jenis mesin turbin gas (Gas Turbine Engine), dan untuk jenis yang kedua tersebut lebih khusus dibedakan lagi menjadi empat jenis, yaitu mesin turbojet, mesin turboprop, mesin turboshaft, dan mesin turbofan. Dari beberapa jenis mesin tersebut diatas, secara operasional dan kinerja maka mesin turbofan lah yang saat ini cukup baik untuk digunakan dan tingkat populasi penggunannya pada pesawat terbang pun cukup banyak. Secara sederhana dapat dijelaskan karena pada mesin turbofan, gaya dorong (thrust force) yang dihasilkan relative tinggi dengan tingkat pemakaian bahan bakar (fuel consumption) relatif rendah. Dengan demikian pada prakteknya mesin turbofan

16 ini cukup disenangi dan sangat banyak digunakan, baik untuk pesawat terbang niaga sipil maupun militer. Dengan kondisi ini telah banyak industri industri pembuat mesin pesawat terbang dari berbagai negara yang berlomba lomba untuk merancang bangun atau memproduksi mesin turbin gas khususnya mesin turbofan ini, diantaranya General Electric dan Allison dari Amerika Serikat, Rools Royce dari Ingrris, serta Pratt & Whitney dari Canada, dan lain lain. Mereka berlomba lomba guna memenuhi permintaan dari pabrik pembuat pesawat terbang (Aircraft Manufacture) dan juga perusahaan perusahaan pengguna pesawat terbang (Airline) sebagai alternatif mesin, dengan menampilkan keunggulan rancangan serta kinerja operasional masing masing. Tersedia berbagai produk mesin yang ditawarkan oleh setiap pabrik mesin pesawat terbang, tentunya akan memberikan kemudahaan kepada para pengguna pesawat terbang itu sendiri khususnya airline untuk dapat memilih mesin mana yang sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan operasional yang diinginkan. Namun demikian didalam proses pemilihan mesin tersebut tentunya dibatasi dengan berbagai pertimbangan, baik yang sifatnya teknis maupun non teknis. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guna mengetahui performa suatu mesin pesawat terbang, diantaranya adalah melalui studi perhitungan secara teoritis termodinamika atau siklus parametik, selain itu dapat juga dilakukan uji coba operasional di laboratarium (Ground Running Test Ceel) ataupun uji coba langsung di pesawat terbang ( Test Flight). Dari beberapa cara tersebut diatas tentunya masing masing memeliki keunggulan dan kekurangan dalam penerapannya, disesuaikan dengan kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mencoba mempelajari ataupun menelaah lebih dalam mengenai perhitungan performa mesin turbin gas khususnya turbofan. Dan sebagai obyek penelitian penulis memilih mesin turbofan jenis PW JT8D-7A yang digunakan pada pesawat terbang Boeing MD-8.

17 .. Pembatasan Masalah. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mencoba mengangkat wacana tersebut diatas kedalam bentuk tulisan karya ilmiah tugas akhir ini, penulis hanya mencoba membuktikan bahwa rumus thermodinamika yang ada ini dapat di referensikan sebagai dasar perhitungan spesifikasi performa mesin turbofan PW JT8D-7A sebagai tenaga pendorong, khususnya pada pesawat Boeing MD Tujuan Pembahasan. Tujuan pembahasan tugas akhir ini :. Memberikan penjelasan dan pengertian tentang proses proses dan kebutuhan yang dilakukan didalam pemilihan suatu mesin pesawat terbang.. Guna mengetahui teknik perhitungan performa suatu mesin turbin gas, khususnya mesin turbofan. 3. Menganalisa dan mengetahui seberapa besar effisiensi thermal dan gaya dorong (Thrust Force) yang dihasilkan engine tersebut. 4. Guna mengetahui secara spesifik kinerja (Performance) dari beberapa mesin turbofan yang dijadikan sebagai objek penelitian. 5. Memberikan informasi tambahan sebagai bahan pertimbangan khususnya kepada pengguna pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin gas..4. Metode Penelitian. Didalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yang biasa digunakan dan dilakukan didalam kegiatan penelitian atau penulisan ilmiah, yaitu : a. Metode studi pustaka, adalah metode pertama yang penulis lakukan guna mendapatkan atau mengetahui teori teori dasar penelitian. Metode pustaka ini penulis lakukan diperpustakaan di Universitas Mercubuana dan website. b. Metode studi obsevarsi atau studi lapangan, adalah metode selanjutnya yang dilakukan guna mendapatkan data objektif sebagai parameter awal didalam perhitungan. 3

18 c. Metode wawancara, adalah metode yang penulis lakukan guna mendapatkan masukan masukan dan pengarahan, dengan cara wawancara dengan para pihak yang berkompeten, dan juga dengan dosen pembimbing..5. Sistematika Penulisan. Dalam penyusunan penulisan tugas akhir atau skripsi ini, penulis jabarkan atas beberapa bagian atau bab dengan disesuaikan pada tata cara sistematika penulisan karya ilmiah yang baku, diantaranya adalah : BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini, penulis jelaskan tentang latar belakang penulisan, pembatasan penulisan, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, berisi tentang teori dasar mesin turbin gas, siklus Brayton, komponen utama mesin turbine gas, dan rumus-rumus teori perhitungan performa mesin turbin gas dengan referensi teori thermodinamika yang berkaitan untuk pembahasan penelitian. BAB III PENGUMPULAN DATA Pada bab ini, penulis mengumpulkan data spesifikasi tentang engine Pratt & Whitney tipe JT8D-7A dan bagian bagian komponen dan fungsinya. BAB IV ANALISA PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN Pada bab empat ini, penulis menjelaskan tentang analisa pembahasan perhitungan mengenai performa mesin turbine gas tersebut yang berkaitan dengan pengumpulan dan pengolahan data. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4

19 Pada bab ini, berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa dan perhitungan, analisa dan serta saran. 5

20 BAB II LANDASAN TEORI. Flow Chart Metodelogi penelitian yang digunakan selama penyusunan tugas akhir ini disajikan dalam flow chart berikut ini : Penetapan Judul Skripsi /TA Tujuan Penelitian Metode Penelitian Pengumpulan data Pengolahan Data Analisa Data Tidak Ya Kesimpulan dan Saran 6

21 .. Teori Mesin Turbin Gas ( Gas Turbine Engine ). Gas turbine engine merupakan salah satu jenis engine kalor yang dapat menghasilkan tenaga mekanis sehingga terjadi proses seperti perubahan energi kalor pada engine tersebut. Proses perubahan energi tersebut menggunakan media fluida kerja yang berupa gas, dimana gas tersebut merupakan hasil pembakaran dari campuran bahan bakar dengan udara. Proses untuk mengekspansikan fluida kerja tersebut melalui sudu - sudu turbine untuk menghasilkan tenaga mekanis maka fluida kerja tersebut perlu dikompresikan terlebih dahulu di dalam kompresor. Di dalam pengkompresan tersebut, fluida kerja diberikan suatu kerja atau usaha yang mengakibatkan kenaikan entalpi dari fluida kerja tersebut. Gunanya untuk mendapatkan daya untuk keluaran turbine yang memadai sehingga dapat memutarkan kompresor dan aksesorisnya. Maka untuk keperluan tersebut dilakukan dengan menaikkan entalpi dari fluida kerja tersebut agar lebih tinggi lagi sehingga dilakukan dengan cara menaikkan suhu dari fluida kerja dengan membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan di dalam ruang pembakaran. Dengan adanya proses pembakaran tersebut maka fluida kerja akan naik suhunya. Akibat dari kenaikan suhu maka fluida kerja akan mengembang dan terjadilah akselerasi dari fluida kerja tersebut yang menimbulkan energi kinetik, dimana besar kecilnya energi kinetik yang dihasilkan oleh fluida kerja tersebut dapat diatur dengan cara mengatur jumlah aliran bahan bakar yang masuk ke dalam ruang pembakaran. Proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang pembakaran berlangsung secara terus menerus sehingga proses perubahan tenaga kinetik menjadi tenaga mekanis berlangsung secara terus menerus pula sehingga dapat menghasilkan putaran turbin yang relative halus. Keadaan ini sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan engine penggerak lainnya seperti Piston Engine yang mempunyai tingkat getaran (vibration) cukup tinggi yang disebabkan karena adanya gerak bolak-balik dari piston. Suatu engine turbin gas pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pokok yaitu: kompresor, ruang pembakaran dan turbin. 7

22 Gambar.. Komponen Utama Mesin Turbin Gas Selain dari ketiga komponen utama tersebut sama seperti engine penggerak lainnya, gas turbin masih memerlukan komponen dan peralatan pembantu lainnya seperti: sistem starter, sistem listrik, sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem kendali/control dan lain-lainnya. Karena adanya perkembangan yang sangat pesat dalam perkembangan engine gas turbine, maka kemungkinan terdapat kelainan baik dalam jumlah, jenis ataupun ukuran dari komponen dan peralatan bantu dari suatu engine gas turbin yang satu dengan yang lainnya..3. Prinsip Kerja Mesin Turbin Gas tipe Turbofan. ( Gambar..Skema Mesin Turbofan.) 8

23 .3. Komponen utama Mesin turbin gas dan fungsinya adalah :. Compressor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan dan berkecepatan tinggi, dan diarahkan ke ruang pembakaran guna proses pembakaran.. Combustion Chamber (Ruang Bakar), berfungsi sebagai tempat proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Udara yang bertekanan tinggi dari kompresor memasuki ruang pembakaran, saat itu juga bahan bakar di semprotkan oleh fuel injector sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan gas panas yang bertekanan tinggi, Inilah yang dimanfaatkan oleh turbin untuk menghasilkan daya dorong ( Thrust power ). 3. Turbine, berfungsi merubah gas ekspansi dari ruang bakar yang bertekanan tinggi dari hasil pembakaran menjadi gerakan mekanis yang akan memutar bagian kompressor lewat poros. 4. Exhaust,berfungsi sebagai tempat saluran gas pembuangan ke udara luar, dari gas buang inilah sehingga bisa mengasilkan gaya dorong..3. Prinsip Kerja Mesin Turbin Gas Turbofan : Udara yang dihisap masuk lewat saluran pemasukan,dan dikompres oleh bagian kompressor, sehingga tekanan udaranya menjadi naik, kemudian diarahkan masuk kedalam ruang pembakaran. Udara didalam ruang pembakaran ini lalu disemprotkan bahan bakar oleh fuel nozle, dan dibakar oleh busi atau ignitor plug. Kemudian gas pembakaran tadi mengembang dan berekspansi ke bagian turbine, kemudian gas buang ini dipakai untuk memutar turbin. Putaran turbin ini lalu memutar bagian compressor melalui poros ( shaft ). Setelah melewati bagian turbin, Kemudian gas panas ini dilempar keluar oleh bagian turbin melalui saluran pembuangan, lalu gas panas ini melanjutkan ekspansinya dan memancar keluar sebagai gas buang dengan kecepatannya yang tinggi melalui saluran pembuangan (exhaust nozzle ). Gas buang yang memancar keluar dengan kecepatan yang tinggi ini melalui saluran pembuangan yang kemudian menghasilkan gaya dorong ( thrust power ). Inilah siklus kerja dari mesin turbin gas. 9

24 Masing-masing komponen mesin turbin gas ini bekerja bersama-sama untuk mengubah energi kimia bahan bakar menjadi energi mekanis pada turbin dan kompressor. Mesin Turbo fan,memiliki Fan dibagian depan kompresor. Semua mesin turbine gas yang digunakan untuk pesawat komersial masa kini adalah mesin turbofan. Mesin ini lebih banyak digunakan karena sangat effisien, menghasilkan gaya dorong yang besar, dan relatif menghasilkan tingkat kebisingan suara yang lebih rendah. Mesin turbin gas,banyak digunakan oleh pesawat terbang sebagai tenaga pendorong, dan Pembangkit tenaga listrik. Mesin Turbin gas digunakan karena memiliki banyak kelebihan, yaitu Daya yang dihasilkan turbin gas lebih besar dibandingkan dengan mesin siklus 4 atau tak dengan berat mesin yang sama. Artinya dengan berat yang sama daya yang dihasilkan turbin gas lebih besar, oleh karena itu mesin turbin gas banyak digunakan untuk alat transportasi udara..4. Fluida Kerja Siklus Gas Ideal Definisi gas ideal secara sederhana diberikan oleh hubungan sebagai berikut: pv = nrt... (3-) Dari definisi ini ternyata bahwa untuk gas ideal: energi dalam (u), entalpi (h), kalor spesifik pada volume konstan ( Cv) dan kalor spesifik pada tekanan konstan (Cp) yang semuannya merupakan sifat gas tersebut adalah hanya fungsi temperature, dengan kata lain sifat ini tidak dipengaruhi oleh tekanan. Dimana untuk mesin turbin gas menggunakan siklus terbuka yaitu udara sekitar dimasukkan ke dalam setiap siklus dan mengganti sebagian besar fluida kerja, akibat kriteria terhadap siklus jenis terbuka ini diukur melalui siklus udara standar. Siklus udara standar mempunyai fluida kerja untuk standarnya sebagai berikut: 0

25 Cp =,0035 Kj Kg K (0,40 Btu Lb R) g =,4 0 0 T = 88,5 k(5 C) P =, 0at = 4,696 psia =, N M Pada gas ideal terdapat empat macam perubahan keadaan istimewa yaitu antara lain :.4.. Perubahan Keadaan Dengan Proses Temperature Konstan Atau Isotermik Yaitu bila selama proses, temperatur tersebut konstan/tetap maka proses tersebut dinamakan isotermik. Untuk gas ideal, pv = nrt apabila T tetap maka pv = konstan. Kalau kita menggunakan skala yang sesuai untuk p terhadap v maka berbentuk suatu cabang hiperbola tegak. Karena untuk gas ideal U hanya bergantung pada temperatur maka proses isotermik inipun tetap, du = 0. Didapatlah dq = dw = pdv untuk proses ini. Misalkan gas ideal mula-mula bervolume V dan akhirnya V maka, V V nrt W = pdv = V dv... (3-) V V = nrt ln V V Demikian pula Q = W = nrt V ln... (3-3) V

26 Hubungan tekanan p dengan volume V melukiskan hukum Boyle- Mariotte, proses isotermal dapat terjadi penerapannya pada kompresor dan lain sebagainya..4.. Perubahan Keadaan Dengan Proses Volume Konstan/Isokorik. Dalam hal ini keadaan gas dirubah dari keadaan ke keadaan dengan cara memanaskan. Persamaan gas ideal dalam hal ini untuk volume = konstan, menjadi: P p =... (3-4) T T.4.3. Perubahan Keadaan Dengan Proses Tekanan Konstan/Isobarik Dalam hal ini keadaan gas dirubah dari keadaan V ke keadaan V dengan cara memanaskannya akan tetapi tekanan gas tetap konstan, maka persamaannya menjadi: W V V = pdv = p( V V)... (3-5) dq = du + dw = du + pdv Q = U U V + p( V ) Dalam hal ini dikenal dengan besaran Cp yang disebut kapasitas kalor pada tekanan tetap. Hubungan temperature melukiskan hukum Gay- Lussac.

27 .4.4. Perubahan Keadaan Dengan Proses Adiabatic. Pada proses adiabatic, gas tidak menerima dan tidak mengeluarkan panas terhadap daerah sekelilingnya. Kerja yang dilakukan gas hanya sebagai hasil perubahan energi dalam (internal Energy) sistem. Kerja pada proses adiabatic dapat diturunkan seperti di bawah ini untuk gas ideal, yaitu: W V V = pdv = p( V V)... (3-6) V = V p dv maka, γ p. V = p. V γ = konstan atau, γ p = p. V / V γ jadi, W V = V p V γ. / V γ. dv... (3-7) = ( p. V p. V γ ) Persamaan di atas adalah untuk proses ekspansi adiabatic, sedangkan untuk proses kompresi adiabatic adalah: W = ( p. V p. V )... (3-8) γ 3

28 .5. Siklus Brayton. Siklus Brayton atau yang disebut juga siklus joule atau siklus tekanan konstan adalah yang paling mudah diterapkan pada sistem yang memakai mesin pemampat dan ekspansi terpisah. Penggunaan siklus Brayton banyak dipakai pada pembangkit daya turbin gas untuk propulsi pesawat terbang. Variasi pada siklus Brayton menunjukkan proses pemampatan (compression) dan ekspansi yang terjadi pada komponen sistem yang terpisah. Pada siklus tertutup dan terbuka sederhana yang ditunjukkan yaitu kompresor dan beban semuanya mempunyai satu poros bersama yang dapat langsung digandeng dengan komponen-komponennya atau dihubungkan melalui roda gigi untuk mendapatkan kepesatan yang optimum. Keluaran kerja bersih siklus (net work) adalah perbedaan kerja motor turbin dan kerja lawan yang dibutuhkan oleh kompresor. Susunan turbin daya bebas yang tunjukkan sangat memungkinkan kerja bersih dan kerja lawan dipisahkan dengan pemakaian dua turbin secara mekanis dimana yang satu bebas terhadap yang lainnya, akan tetapi secara termodinamik adalah hubungan secara berderet. Akibat dari hubungan ini kepesatan kompresor dapat disesuaikan dengan kebutuhan laju aliran massa, sementara turbin daya bebas dikendalikan terhadap kepesatan yang diisyaratkan oleh beban. Penambahan kalor tekanan konstan ke fluida kerja dapat dicapai dengan pemisahan kalor. Adapun untuk lebih jelas, berikut ini disampaikan prinsip kerja engine turbin gas ideal yaitu sebagai berikut:. Proses kompresi dan ekspansi yang terjadi adalah merupakan proses yang saling berlawanan serta berlangsung secara terus-menerus.. Perubahan energi fluida kerja menjadi energi mekanis pada poros turbin ( shaft ). 3. Fluida kerja yang digunakan mempunyai komposisi yang sama pada setiap langkah dan merupakan gas sempurna yang mempunyai panas yang tetap. 4. Jumlah massa gas selama proses berlangsung adalah tetap. 5. Perubahan panas terhadap heat exchanger adalah lengkap. 4

29 6. Tidak terjadi kerugian tekanan di dalam ducting, ruang pembakaran, exhaust dan komponen penyambung. Dimana untuk melihat hubungan P-V dan T-S dapat dilihat pada gambar di bawah ini sebagai berikut: ( Gambar.3.. Grafik Siklus Brayton) 5

30 Siklus Brayton dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tekanan dan volume yang diakibatkan oleh udara yang digunakan pada mesin turbin gas. Pada gambar di atas menunjukkan kurva untuk siklus Brayton dalam diagram tekanan-volume. Dimana titik-0 adalah kondisi dari udara luar sebelum masuk ke dalam kompresor, dan titik- menunjukkan kondisi udara pada saluran masuk di compressor sebelum masuk ke dalam bagian pemasukan inlet. Titik- menunjukkan kondisi pada saluran masuk ke ruang pembakaran. Kurva dari sampai 3 menunjukkan apa yang terjadi di ruang pembakaran pada engine. Pada daerah ini campuran udara dan bahan bakar akan dibakar sehingga terjadi penambahan panas dari udara, hal ini mengakibatkan volume dan kecepatan naik dan tekanan menurun secara perlahan. Titik-3 sebenarnya tekanan mulai turun oleh pengembangan udara melalui turbin dan pada daerah ini terjadi perubahan energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar dan udara menjadi energi kinetik oleh turbin. Titik-4 adalah kondisi udara setelah melalui turbin, kurva dari 4 sampai 5 menunjukkan ekspansi yang kontinyu oleh aliran udara pada saluran keluar (nozzle). Titik-5 menunjukkan hubungan tekanan dan volume pada nozzle dimana kecepatan masa gas masih tinggi. Pada titik-6 udara telah meninggalkan mesin dan mulai sesuai dengan kondisi tekanan udara luar. Jarak dari titik-0 sampai titik-6 menunjukkan perbedaan volume di dalam dari udara sebagai akibat panas yang terjadi sehingga adanya penambahan yang disebabkan oleh proses pembakaran bahan bakar, udara dan penyalaan oleh igniter. Adapun proses-proses yang terjadi dapat dijabarkan dalam rumus sebagai berikut: Proses -: Proses kompresi isentropik dalam kompresor dimana dibutuhkan kerja kompresi untuk menaikkan tekanan Wc = ) W( = m h Cp( T T )... (3-9) dimana: 6

31 Wc h Cp T T : Kerja kompresi spesifik : Entalpi spesifik udara masuk ke kompresor : Panas spesifik pada tekanan konstan : Temperatur absolute udara masuk ke kompresor : Temperatur absolute keluar dari kompresor Proses -3: Proses Pemasukan Kalor pada tekanan konstan di dalam ruang pembakaran Q (-3) = (h 3 h )... (3-0) = Cp (T 3 T ) dimana: Q (-3) : laju pertambahan kalor h 3 T 3 : entalpi spesifik udara keluar dari ruang : Temperature absolute udara keluar dari ruang pembakaran Proses 3-4: Proses Ekspansi Isentropik di dalam turbin, untuk kerja pada proses turbin W( 3 4) = WT = ( h3 h4 )... (3-) = m. h. Cp( T 3 h4 ) dimana: Q (3-4) h 4 T 4 : laju pertambahan kalor : entalpi spesifik udara keluar dari turbin : Temperature absolute udara keluar dari turbin 7

32 Proses 4-: Proses Pembuangan Kalor pada tekanan tetap pada saluran pembuangan. Q ( ) ) = h4... (3-) ( 4 h = Cp( T ) 4 T Kerja Netto W netto = WT WC... (3-3) = ( h3 h4 ) ( h h ) = ( h h + h ) 4 3 h = ( T T + T ) 4 3 T Efisiensi Thermal Siklus Cp( T3 T4 ) Cp( T T ) η th =... (3-4) Cp( T T ) ( T = 3 3 T ) ( T4 T ) ( T T ) 3 dimana: ( T ( K ) K T ) ( P P ) =... (3-5) ( 3 T4 T T ) = ( T ) atau T T ) = ( T ) ( 4 3 T Sehingga: η th = ( T T )... (3-6) 8

33 = ( K ) K ( P P ) = [ r] ( K ) K Untuk r = perbandingan kompresi yaitu : (P /P ) = (P 3 /P 4 ).6. Penyimpangan - Penyimpangan dari Keadaan Ideal Siklus dari turbin gas pada keadaan sebenarnya menyimpang dari standar siklus yang ideal. Hal tersebut disebabkan karena proses kompresi dan ekspansi tidak pernah terjadi secara isentropic, sedangkan fluida kerja turbin gas yang sebenarnya bukanlah gas ideal dengan panas spesifik Cp dan Cv yang konstan. Dalam hal ini walaupun hal spesifik bertambah besar dengan naiknya temperature, tetapi K = Cp/Cv turun dengan naiknya temperature. Hal ini disebabkan karena laju kenaikan Cv lebih cepat dari kenaikan Cp yaitu dengan naiknya temperature. Sedangkan pada temperature yang sama, baik Cp maupun K bertambah besar dengan naiknya tekanan. Disamping itu ada juga sedikit perubahan komposisi fluida sebelum dan sesudah masuk ruang bakar tetapi tidak banyak pengaruhmya. Disamping itu penurunan tekanan dari fluida kerja yang mengalir melalui saluran tidak dapat dihindarkan berhubung adanya gesekan. Kerugian-kerugian gesekan fluida diantara siklus turbin gas dimana kecepatan yang tinggi melalui komponen-komponen pembangkit daya turbin gas. Kerugian - kerugian gesekan fluida pada pembangkit daya turbin gas membutuhkan kerja kompresor tambahan yang menyebabkan penurunan tekanan yang agak besar pada ruang pembakaran dan terjadi pengurangan keluaran kerja turbin tersebut. Pada diffuser atau saluran divergen sesudah kompresor, tidak mungkin untuk mengompersikan seluruh energi kinetik aliran menjadi tinggi tekanannya. Penurunan tekanan di dalam ruang pembakaran dengan aliran adalah tidak seluruhnya disebabkan oleh gesekan. Penurunan tekanan ini terjadi sebagian dari perbedaan tekanan yang perlu untuk menghasilkan percepatan yang terjadi dari 9

34 pertambahan volume spesifik yang besar pada proses pembakaran yang seolaholah tekanan konstan. Gas-gas buang harus meninggalkan dengan kecepatan tinggi. Energi kinetik banyak jumlahnya dan sudah pasti merupakan kerugian pada instalasi stasioner. Pada sistem propulsi, energi kenetik ini tidak merupakan kerugian apabila dipergunakan dengan semestinya. Terdapat satu faktor kompensasi pada gas turbin gas. Temperature siklus maksimum harus dibatasi oleh kekuatan material..7. Efisiensi Untuk Pembangkit Daya Turbin Gas. Laju aliran melalui kompresor, diffuser dan turbin suatu pembangkit daya turbin gas adalah tinggi untuk ukuran-ukuran komponen tersebut adalah sangat singkat. Walaupun perolehan atau kehilangan kalor dapat saja tinggi per satuan waktu, kalor yang dipindahkan dari fluida kerja per satuan massa adalah kecil sehingga dapat diabaikan. Oleh karenanya semua proses dianggap adiabatic kecuali proses pembakaraan dan perpindahan kalor yang disengaja. Sementara energi kinetik dari fluida kerja dapat saja agak besar tetapi energi ini pada dasarnya tidak perlu dievaluasi secara terpisah dan dapat digabungkan dengan sifat entalpi. Diagram temperature entropi dapat berguna untuk analisis siklus dan komponen akan tetapi karena semua energi yang dipentingkan akan diperoleh dari perbedaan entalpi..7.. Efisiensi Isentropik Kompresor Ideal kerja kompresor, Wc =... (3-7) ' h h ' = Cp ( T T ) ' Aktual kerja kompresor, Wc = h h... (3-8) = Cp (T T ) 0

35 sehingga Efisiensi kompresor adalah: Ideal ker ja kompresor η k =... (3-9) Aktual ker ja kompresor = h h ' h h T = T ' T T Sehingga temperature keluar kompresor sebenarnya adalah fungsi dari efisiensi kompresor. Faktor perbandimgam tekanan dan temperature sekelilingnya (ambient temperature). PR T = T +... (3-0) ηk dimana, PR = (P /P ) (K-)/K = r (K-)/K K = Cp/Cv T = Temperatur sebenarnya masuk ruang bakar R = Konstanta gas universal = 53,34 (lb.ft/lb. 0 R) untuk udara = 0,87 Kj/Kg.K untuk udara Besar efisiensi kompresor berkisar antara 0,89-0,9 dan untuk perhitungan harga Cp dan K diasumsikan berharga tetap dimana untuk udara, Cp =,005 Kj/Kg.K K =, Efisiensi Pembakaran. Kerugian tekanan melalui pembakaran dan atau penukar kalor akan menurunkan pengeluaran potensial turbin. Ini dapat dinyatakan sebagai koefisien

36 tekanan pembakaran atau sebagai persentase kerugian tekanan. Turunnya tekanan diantara sisi keluar kompresor dan sisi masuk turbin bila tidak regenerator maka perubahan stagnasi agaknya tidak sama dengan perubahan tekanan statik, kecepatannya hampir selalu naik dengan cukup besar karena luas aliran tidak selalu bertambah sebanding dengan perubahan volume spesifik. Koefisien tekanan dapat didefinisikan dengan baik dalam suku-suku tekanan stagnasi. Untuk konsistennya pendekatan yang dilakukan pada pembahasan ini maka dipakai tekanan stagnasi. Pemakaian tekanan statik agaknya beralasan tetapi nilai-nilai numerik koefisien tekanan akan berbeda. Efisiensi pembakaran di ruang pembakaran (Combustion Efficiency) agaknya berbeda dengan koefisien tekanan. Efisiensi ini menunjukkan beberapa bagian nilai pemanasan bahan bakar secara aktual dipindahkan ke fluida kerja. Baik nilai pemanasan tertinggi (HHV) maupun terendah (LHV) dapat dipakai. Perbedaan diantara keduannya adalah energi yang dibawa oleh air dalam gas buang yang terbentuk pada proses pembakaran, bila air tersebut bila tidak berkondensasi menjadi cairan sebagaimana yang terjadi pada penentuan nilai pemanasan calorimeter tertutup yaitu: LHV = HHV (030 x 9 x H) Btu/lb bahan bakar. = HHV (396 x 9 x H) Btu/lb bahan bakar. Dimana, H adalah fraksi massa bahan bakar yang berupa hidrogen. Nilai terendah pemanasan bahan bakar adalah yang biasa sebagai kriteria untuk penggunaan energi ideal pada ruang bakar turbin gas, karena kalor laten kondensasi air yang terbentuk dalam reaksi dianggap tidak ada semua untuk keperluan praktis. Jadi efisiensi pembakaran dapat didefinisikan, nilai aktual yang dipindahkan ke fluida ker ja η B =... (3-) nilai pemanasan terendan bbm yang dipakai niali pemanasan efektif = niali pemanasan terendah

37 bila massa bahan bakar dapat diabaikan dibandingkan dengan massa udara seperti sering terjadi untuk perhitungan tafsiran maka nilai pemanasan efektif secara sederhana adalah. EHV = Q B Pada setiap pembangkit daya turbin gas yang kalornya ditambahkan langsung dengan pembakaran pada fluida kerja, perbandingan bahan bakar dengan udara selalu sangat kecil karena temperatur pada sisi masuk turbin harus dibatasi. Kekuatan campuran yang secara kimia tepat untuk bahan bakar hidrokarbon dengan udara adalah 0,06-0,08 lb bahan bakar/pound udara. Sistem bahan bakar di pesawat terbang pertama-tama masuk ke dalam system aliran tekanan rendah, pada pompa ini tekanan aliaran bahan bakar dinaikkan dan diteruskan ke pompa tekanan tinggi. Hal ini dimaksudkan agar pompa tekanan tinggi selalu mendapatkan kiriman tekanan yang positif. Sebelum masuk ke dalam pompa tekanan tinggi aliaran bahan bakar dilewatkan dahulu ke pemanas dan fuel filter, maksudnya adalah untuk mencegah terjadinya kristal-kristal es pada aliran bahan bakar. Apabila temperatur dari bahan bakar ini menggunakan aliran oli mesin sehingga terjadi pertukaran panas di heat exchanger atau fuel oil cooler sehingga oli menjadi dingin sedangkan bahan bakar menjadi panas. Filter yang dimaksudkan adalah untuk menjamin adanya aliran bahan bakar yang terbebas dari kotoran-kotoran atau partikelpartikel kecil lainnya. Setelah melewati kedua komponen tersebut aliran bahan bakar masuk kedalam pompa tekanan tinggi yang gunanya untuk menaikkan tekanan bahan bakar sampai harga tertentu sehingga memungkinkan terjadinya semprotan yang berkabut pada fuel nozzle, tekanan bahan bakar yang keluar dari pompa tekanan tinggi ini juga dimanfaatkan untuk mengoperasikan komponen sistem aliran udara. Dari pompa tekanan tinggi bahan bakar, masuk pengatur aliran bahan bakar yang berfungsi mengatur aliran bahan bakar agar selalu sesuai dengan kondisi operasi engine tersebut. Dalam kenyataannya sukar terjadi pembakaran sempurna dan tidak dapat dicegah kerugian kalor pada ruang bakar yang tidak semua energi bahan bakar dapat dimanfaatkan untuk menaikan temperature fluida kerja. Efisiensi pembakaran dalam sistem turbin gas biasanya cukup tinggi yaitu sekitar 97% atau 3

38 lebih. Sedangkan efisiensi yang sebenarnya sangat sulit untuk diukur. Efisiensi ruang bakar didefinisikan sebagai: h h η b =... (3-) 3 f. Q net dimana, f Q net : /AFR : LHV (nilai kalor bawah bahan bakar). Disamping itu terdapat pula kerugian karena gesekan yang terjadi antara gas pembakaran dengan bagian dari ruang bakar yang mengakibatkan terjadinya sedikit penurunan tekanan Efisiensi Turbin Seperti kompresor maka turbin gas dapat berupa aliaran axial, aliran radial maupun aliran campuran. Satu tingkat aliran turbin axial sangat mirip dengan tingkat kompresor adalah gabungan barisan sudu stasioner atau nozzle atau barisan sudu putar pada cakram rotor. Karena gas sedang mengalir dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah di dalam turbin, pemisahan fluida dari permukaan sudu tidaklah merupakan masalah yang begitu serius seperti pada kompresor dimana gas dipaksa mengalir melawan perbedaan tekanan. Arah aliran dapat diubah melalui sudut yang lebih besar dan dengan demikian lebih banyak kerja persatuan massa gas dapat diperoleh dalam satu tingkat. Selanjutnya temperature gas dan dengan demikian kecepatan akustik akan lebih tinggi sehingga kecepatan relatif yang lebih tinggi dapat diijinkan untuk angka mach pembatas sama jadi satu tingkat turbin menghasilkan lebih banyak daya dari pada daya yang dapat diserap oleh beberapa tingkat kompresor dan penurunan tekanan pertingkat yang lebih besar memungkinkan. Tiga sudu stasioner yang menghasilkan dua nosel dan dua sudu rotor di tunjukan untuk satu tingkat turbin. Kecepatan gas mutlak dan relatif ditunjukan pada segitiga vector pada sisi keluar nosel dan pada sisi keluar rotor 3. Sekalian 4

39 dengan kenyataan bahwa baik arah maupun besar kecepatan gas berubah tidak ada kerja berguna yang dilakukan karena semua permukaan adalah stasioner. Sedangkan efisien Turbin dihitung dengan, Kerja aktual dari 3ke 4 ηt = Kerja isentropik 3ke 4... (3-3) = h h 3 3 h h 4 4 Besarnya efisiensi turbin tergantung dari pada jenis turbin, ukuran dan jumlah dari tingkatnya. Efisiensi turbin bertingkat ganda dapat mencapai 88% - 90%, dimana temperatur keluar turbin sebenarnya : T = T [ 3 h T ( / PR )]... (3-4) 4 T dimana, PR T Kp = (P 3 /P 4 ) (Kp-)/Kp = Cpg/(Cpg-R) =,333 Cpg = panas spesifik gas produk pembakaran pada tekanan konstan =,47 Kj/Kg.K Dalam hal ini temperature masuk turbin (T 3 ) dianggap sama dengan masuk temperature hasil pembakaran. Harga temperature masuk turbin dibatasi oleh kekuatan material sudu turbin sehingga didalam perhitungan temperature masuk turbin dianggap konstan. 5

40 .8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Performance Engine Engine bekerja berdasarkan pada keadaan airspeed dan altitude yang berubah-rubah maka hal tersebut sangat mempengaruhi suhu dan tekanan udara yang memasuki engine, mempengaruhi jumlah massa udara yang memasuki engine dan juga mempengaruhi exhaust gas velocity pada engine exhaust nozzle. Dengan demikian setiap menyetel throttle seperti maksimum thrust pada waktu take-off maka perubahan yang terjadi haruslah dimasukkan dalam perhitungan thrust dari engine. Factor-faktor yang sangat mempengaruhi performance engine dalam menghasilkan thrust antara lain:.8.. Pengaruh Suhu Udara Terhadap Thrust. Suatu faktor yang sangat mudah berubah yang mempengaruhi net thrust adalah perubahan aliran massa udara. Sedangkan factor yang mempengaruhi aliran masa udara yaitu pengaruh suhu dan tekanan udara. Perubahan suhu dan tekanan udara akan mengakibatkan perubahan langsung pada kerapatan udara, dan selanjutnya aliran massa udara pun akan berubah pada udara bebas, kenaikan suhu udara akan mengakibatkan udara tersebut mengembang sehingga kerapatan udaranya akan turun. Jadi bilamana suhu udara yang memasuki engine bertambah maka berat massa udara yang memasuki engine tersebut akan berkurang walaupun volume udara yang memasuki engine tersebut sama. Kesimpulannya apabila temperatur udara naik maka harga kerapatan udaranya akan turun, sebaliknya apabila temperature udara turun maka harga kerapatannya udaranya akan naik..8.. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Thrust. Pada udara apabila tekanan udara bertambah maka akan lebih banyak udara, maka akan lebih banyak ditentukan pada suatu ukuran volume tertentu. 6

41 Jika tekanan udara bertambah maka harga kerapatan udara akan naik, sebaliknya apabila tekanan berkurang maka harga kerapatan udara akan berkuraang. (Gambar.4. Pengaruh Hubungan Tekanan Udara Terhadap Thrust).8.3. Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Thrust. Dengan berubahnya kecepatan pesawat maka momentum hambatan akan bertambah dan daya dorong yang dihasilkan akan berkurang sampai efek dari kecepatan maju menghambat extra momentum hambatan masuk. Sehingga net thurstnya dapat kembali ke kondisi semula dengan penambahan kecepatan pesawat Pengaruh Ram Pressure tehadap thrust. Ram pressure adalah timbulnya tekanan di engine air inlet diakibatkan adanya gerakan pesawat terbang ke depan. Bertambahnya tekanan udara yang 7

42 memasuki engine air inlet akibat adanya ram Pressure, maka massa udara yang memasuki engine bertambah sehingga berakibat thrust akan bertambah besar. (Gambar.5. Pengaruh Ram Pressure Terhadap Thrust).8.5. Pengaruh engine RPM terhadap thrust. Kecepatan gerak putar tiap satuan menit (RPM) dari engine sangat memepengaruhi thrust yang dihasilkan oleh engine. Pada RPM yang rendah menghasilkan thrust kecil bilamana dibandingkan dengan thrust yang dihasilkan pada RPM yang tinggi. Berat udara yang dipompa oleh oleh compressor adalah berbanding lurus dengan engine RPM seperti pada rumus: Fn = (Wa/g)(Vj-Vi) Dengan bertambahnya berat udara yang dipompa oleh kompresor pada RPM yang tinggi maka nilai Wa/g akan betambah dan pada akhirnya akan menambah besarnya thrust (Fn). Akan kita ketahui nanti bahwa engine RPM tedak berubah terlalu banyak, bahkan diatur pada RPM tertentu yang sangat ketat 8

43 sekali. Karena akibat perubahan RPM yang besar dapat menyebabkan kompresor stall atau temperature gas turbin yang sangat tinggi. Bilamana hal ini terjadi dalam penerbangan maka engine tersebut harus dimatikan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. 9

44 BAB III PENGUMPULAN DATA ENGINE PW JT8D-7A 3.. Uraian Umum Tentang Engine JT8D - 7A (Gambar 3. Potongan Engine JT8D-7 Turbofan) Engine P & W JT8D 7A adalah merupakan mesin gas turbine engine tipe Axial- Flow, gas turbine turbo-fan engine. Mesin tipe inilah yang digunakan sebagai tenaga pendorong pesawat Boeing MD 80 series. Mesin (engine turbo-fan) ini adalah twin spool atau poros ganda. Mesin ini menggunakan fan tunggal yang dipasang di bagian depan ( a singlestage fan ), dan 6 susun/tingkat compressor tingkat rendah ( a six-stage low compressor ), yang di gerakan oleh sebuah turbin susun 3 ( a three-stage turbine ), dan sebuah compressor tinkat tinggi ( a seven-stage high compressor ) yang digerakan oleh sebuah turbin ( a single-stage turbine ) melalui poros ( shaft ). Ruang baker ( combustion chamber ) terdidri dari 9 buah tipe 30

45 can-annular. Dapat dikatakan engine turbofan merupakan penggabungan antara turbojet dan turboprop engine. E.P.R adalah sebagai indicator untuk Engine Thrust Power, dimana EPR adalah hasil kalkulasi dari perbandingan atau ratio antara Total tekanan udara gas buang yang keluar dari Turbin ( Pt7 ),dengan Total tekanan udara yang masuk compressor ( Pt ). jadi E.P.R. = Pt7 / Pt 3. Komponen Utama Engine PW JT8D-7A Terdiri Dari :. Inlet Duct Section ( Saluran Udara Masuk ) Berfungsi untuk menyalurkan udara yang besar yang dihisap masuk oleh bagian kompresor yang nantinya akan dibakar bersama bahan bakar didalam ruang bakar. (Gambar 3. Saluran Udara Masuk ) 3

46 . Compressor Section ( Kompresor ) Compressor adalah berfungsi untuk menghisap sejumlah udara yang cukup besar sesuai dengan kebutuhan untuk proses pembakaran didalam ruang baker. Kompresor ini harus menaikkan tekanan dari masa udara dan kemudian diteruskan keruang pembakaran. ` (Gambar 3.3 Kompresor) 3. Combustion Chamber ( Ruang Bakar ) Combustion chamber ini berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembakaran antara udara yang bertekanan dari kompersor dan dicampur dengan bahan bakar, sehingga gas hasil pembakaran tersebut berekspansi untuk memutar turbine yang satu poros dengan kompresor. 3

47 (Gambar 3.4 Ruang Bakar) 4. Turbine Section ( Turbin ). Turbin adalah komponen yang mengubah energi kinetk gas buang menjadi energi mekanik guna memutar kompresor dan perlengkapan lainya. 33

48 (Gambar 3.5 Turbin) 34

49 5. Exhaust Section ( Saluran Buang ) Saluran gas buang adalah untuk menyalurkan gas buang hasil dari proses pembakaran dengan kecepatan tinggi sehingga menghasilkan gaya dorong (thrust). (Gambar 3.6 Saluran Buang) 35

50 6. Accessories Gear Box.( Tempat Pemasangan Komponen Pembantu ) : (Gambar 3.7 Gear Box) a. Fuel Pump ( Pompa Fuel ). b. Oil Pump ( Pompa oli ). c. Hydraulic Pump ( Pompa hydrolik ) d. Engine Starter Unit ( Air Starter ) e. Constant Speed Drive & Generator, dll. 36

51 3.. Prinsip Kerja Mesin Turbin Gas Tipe Turbofan. Udara dihisap masuk lewat saluran pemasukan,dan dikompres oleh bagian kompressor, sehingga tekanan udaranya menjadi naik, kemudian diarahkan masuk kedalam ruang pembakaran. Udara didalam ruang pembakaran ini lalu disemprotkan bahan bakar oleh fuel nozle, dan dibakar oleh busi atau ignitor plug. Kemudian gas pembakaran tadi mengembang dan berekspansi ke bagian turbine, kemudian gas buang ini dipakai untuk memutar turbin. Putaran turbin ini lalu memutar bagian compressor melalui poros ( shaft ). Setelah melewati bagian turbin, Kemudian gas panas ini dilempar keluar oleh bagian turbin melalui saluran pembuangan, lalu gas panas ini melanjutkan ekspansinya dan memancar keluar sebagai gas buang dengan kecepatannya yang tinggi melalui saluran pembuangan (exhaust nozzle ). Gas buang yang memancar keluar dengan kecepatan yang tinggi ini melalui saluran pembuangan yang kemudian menghasilkan gaya dorong ( thrust power ). Inilah siklus kerja dari mesin turbin gas.masing-masing komponen mesin turbin gas ini bekerja bersama-sama untuk mengubah energi kimia bahan bakar menjadi energi mekanis pada turbin dan kompressor. 37

52 3.4. Data Spesifikasi Engine P&W JT8D -7A (Tabel.3.. Power thrust Rating ) Data yang ada pada engine P&W JT8D-7A adalah sebagai berikut Type Engine : Twin Spool Axial Flow Turbofan Normal/Max Take off thrust : 0.000/0.850 lbs ( 88964,4 N / 9745,4 N ) Normal/Max TO EGT : 590/65 0 C ( 863 K / 898 K ) 38

53 Max Continuous EGT : C ( 853 K ) Normal Idle EGT : C ( 753 K ) Max Ground/Flight start EGT : 475/590 0 C ( 748 K / 863 K ) L.P sistem (N indication) : terdiri dari stage fan blade, 6 stage compressor dan 3 stage turbine HP sistem (N indication) : terdiri dari 7 stage compressor dan stage turbine N RPM normal/max TO : 98.8 / 0.6 % RPM N RPM normal/max TO : 00.9 / 0.5 % RPM N Idle RPM : % RPM N Approach Idle RPM : % RPM N speed 00% : 89 RPM 8350 RPM (0,6 % ) N speed 00% : 45 RPM RPM (0.5 %) Fuel flow Idle / TO : 400 / 4490 kg/jam 39

54 TSFC : 0,73 By-pass ratio/core :,70 Compressor ratio Pt4/Pt : 9,5 Airflow total : 497 lb/sec = ( 5,435 kg/det ) Airflow fan : 34 lb/sec = ( 4,48 kg/det ) Airflow core primary : 83 lb/sec = ( 83,0074 kg/det ) Weight (dry QEC) : 5,960 lbs /.703 kg Total length : 7.0 meter Diameter :.8 meter Tekanan atmosfer, p0 = p : bar = ( 00 kpa ) Temperatur atmosfer, T 0 = T = T 8 : 5 C ( 88 K ) pt Perbandingan tekanan fan,, p t :,9 bar = ( 9 kpa ) Temperatur masuk turbin tekanan tinggi, T t 4 :.339 K 40

55 Efisiensi politropik untuk fan, kompresor dan turbin, η n, : 0,90 Efisiensi pembakaran, η RB, : 0,98 Efisiensi isentropic nosel, η = η = η, : 0,95 N Efisiensi mekanik setiap spul, η m : 0,99 NP ND.. Total aliran massa udara, m = m D + m p, : 0 kg/det. Oil Tank Usable quantity : 4.0 gall (3.33 imperial gall or 5.4 L ) 4

56 3.5. Aerodinamic Station numbre Dan Definition. (Gambar 3.9 Penomoran Batasan Area Mesin ) Batasan Area mesin : 0. Ambient ( udara luar atm ). Inlet ( area masuk ) F.5 Fan Discharge 3. Low Pressure Compressor Discharge 4. High Press Compressor Discharge. 5. High Press Turbin Inlet 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai engine atau mesin yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu CFM56 5A. Kita

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas hasil pembakaran bahan bakar di ruang bakarnya dengan temperatur tinggi sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE.

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE. ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE Skripsi Untuk memenuhi sebagaian persyaratan Mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine

Lebih terperinci

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ENGINE TURBOPROP ROLLS-ROYCE TP400-D6 PADA KONDISI CHOKED DAN UNCHOKED. Skripsi

ANALISIS KINERJA ENGINE TURBOPROP ROLLS-ROYCE TP400-D6 PADA KONDISI CHOKED DAN UNCHOKED. Skripsi ANALISIS KINERJA ENGINE TURBOPROP ROLLS-ROYCE TP400-D6 PADA KONDISI CHOKED DAN UNCHOKED Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana strata I SUGENG BUDIONO 02050033 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING 737-300 Sri Mulyani Jurusan Teknik PenerbanganSTT Adisutjipto Yogyakarta Jl. Janti Blok R- Lanud Adi-Yogyakarta Srimulyani042@gmail.com ABSTRAK Jenis mesin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat_nya penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini. Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI Oleh : ASKHA KUSUMA PUTRA 0404020134 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memproleh Gelar Sarjana Teknik IKHSAN

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TENAGA GAS

BAB II SISTEM TENAGA GAS BAB II SISTEM TENAGA GAS Pendahuluan Pada gambar. terlihat skema mesin pembakaran dalam bolak-balik dimana mesin tersebut terdiri dari piston/torak yang bergerak didalam silinder yang dilengkapi dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II INJAUAN PUSAKA 2.. Sistem Kerja dan Start urbin Gas Penggerak mula yang digunakan pada system ini adala motor diesel. Motor diesel ini diubungkan dengan accessory gear melalui torque converter dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A 3.1 Teori Dasar APU Auxiliary Power Unit (APU) merupakan mesin turbin gas yang berfungsi sebagai supporting engine pada pesawat. APU tergolong dalam jenis turboshaft,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR 9.1. PEMILIHAN ENGINE ENGINE Fungsi utama engine adalah memberikan gaya dorong. Aircraft engine dibagi menjadi dua tipe, yaitu piston engine dan jet engine. Keduanya mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING 737-300 Sri Mulyani Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto Yogyakarta srimulyani042@gmail.com

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN. Skripsi ini telah memenuhi persyaratan. dan siap untuk diujikan. Disetujui pada tanggal....desember 2008

LEMBAR PERSETUJUAN. Skripsi ini telah memenuhi persyaratan. dan siap untuk diujikan. Disetujui pada tanggal....desember 2008 LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan siap untuk diujikan Disetujui pada tanggal...desember 2008 Pembimbing utama Pembimbing pendamping Drs. Sukoco, MPd.,MT. Muhamad Ardi Cahyono,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Program Studi DIII Teknik Mesin Kelas Kerjasama PT PLN (PERSERO) Fakultas Teknologi Industri. OLEH : Ja far Shidiq Permana

Program Studi DIII Teknik Mesin Kelas Kerjasama PT PLN (PERSERO) Fakultas Teknologi Industri. OLEH : Ja far Shidiq Permana Program Studi DIII Teknik Mesin Kelas Kerjasama PT PLN (PERSERO) Fakultas Teknologi Industri ANALISIS TERMODINAMIKA PENGARUH OVERHAUL TURBINE INSPECTION TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN GAS, STUDI KASUS TURBIN

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas

Lebih terperinci

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3. 1 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian serta analisis hasil pengujian yang dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian terhadap

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengambilan data langsung di lapangan. Penulis juga menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Pengertian Perencanaan dan perhitungan diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin (Toyota Corolla 3K). apakah kemapuan kerja dari mesin tersebut masih

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros. BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sejarah turbin gas Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : kompresor, ruang bakar, dan turbin. Sistem dapat berfungsi sebagai pembangkit gas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON 4.1 Analisa Peningkatan Performa Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kamampuan mesin, yang meliputi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS 36750 RPM Arif Luqman Khafidhi 2016 100 109 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, MSc. Latar

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik M. HAFIZ

Lebih terperinci

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K.

Lebih terperinci

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori. Gambar 2. 1 Turbin Gas [12]

BAB II Dasar Teori. Gambar 2. 1 Turbin Gas [12] BAB II Dasar Teori 2.1 Turbin Gas Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: kompresor, ruang bakar, dan turbin (gambar 2.1). Sistem ini dapat berfungsi sebagai pembangkit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

LAPOR. Program JURUSA MEDAN

LAPOR. Program JURUSA MEDAN ANALISAA PERFORMANSI MOTOR BAKAR 4 LANGKAH PADA MOBIL KIJANG 1800 CC LAPOR RAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan n dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diplomaa III Program Studi

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN

PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN DISUSUN OLEH : NAMA : IRWANSYAH NIM : 16050032 KELAS : TP A SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUCIPTO TEKNIK PENERBANGAN 2017 A. PENGERTIAN MESIN TURBO FAN Mesin turbofan

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING 737-800 NEXT GENERATION Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar (P in ) = 18 kg/ cm² G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan

Lebih terperinci

Maka persamaan energi,

Maka persamaan energi, II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine)

2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine) 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine) Mesin turbin gas adalah suatu mesin thermal yang fluidanya adalah udara dan bahan bakar yang proses pembakaran fluidanya terjadi

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM OLEH ISKANDAR PERANGIN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies PEMBAHASAN 1. Mean Effective Pressure 2. Torque And Power 3. Dynamometers 4. Air-Fuel Ratio (AFR) and Fuel-Air Ratio (FAR) 5. Specific Fuel Consumption 6. Engine Effeciencies 7. Volumetric Efficiency 1.

Lebih terperinci

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALVI SYUKRI 090421064 PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARTHUR K.M. BINTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor bakar salah satu jenis mesin pembakaran dalam, yaitu mesin tenaga dengan ruang bakar yang terdapat di dalam mesin itu sendiri (internal combustion engine), sedangkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Analisa Karakteristik Mesin Diesel C 233, Daya 78 HP Dengan Menggunakan Dinamometer.

KATA PENGANTAR. Analisa Karakteristik Mesin Diesel C 233, Daya 78 HP Dengan Menggunakan Dinamometer. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN

ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor merupakan mesin fluida yang menambahkan energi ke fluida kompresibel yang berfungsi untuk menaikkan tekanan. Kompresor biasanya bekerja dengan perbedaan

Lebih terperinci