ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Riska Hapsari Satyaningtyas NIM F PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 ii

3 iii

4 HALAMAN MOTTO Dan katakanlah Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan (Q.S. Thaahaa:114) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan,kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (QS. Alam Nasyrah: 6-7) Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar ( Khalifah Umar ) Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu ( Frederick Smith ) iv

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada : 1. Kedua orang tuaku yang tercinta. 2. Adik-adikku yang tersayang. 3. Teman-teman dan sahabatku. v

6 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yg telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulisan Tugas Akhir dengan judul: ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Ahli Madya pada program Diploma III Program Studi Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut berperan dalam penulisan Tugas Akhir ini, yaitu: 1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Intan Novela QA, SE., M. Si. selaku ketua Prodi DIII Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir. 3. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis dapat menjadi berkah dan bermanfaat untuk hidup dan masa depan. 4. Kepada seluruh karyawan dan staff Universitas Negeri Sebelas Maret yang turut membantu memberi informasi kepada penulis. vi

7 5. Kepada Bp.Iskak dan Ibu.Yanti selaku karyawan di PT. Primissima Yogyakarta yang turut membantu dalam penulisan tugas akhir ini. 6. Kepada Alan Madjid, Dini, Etrik dan Yulia terima kasih atas dukungannya terhadap penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 7. Kepada seluruh teman-teman dan sahabatku terimakasih atas dukungan dan doa nya selama ini. 8. Teman-temanku D3 Manajemen Industri angkatan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu namun turut berjasa pada penulis dalam penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan.harapan penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Surakarta, Februari 2011 Penulis vii

8 DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i ABSTRAK ii HALAMAN PERSETUJUAN. iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO. v PERSEMBAHAN. vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI. ix DAFTAR TABEL. xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN. xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 B. RUMUSAN MASALAH 5 C. TUJUAN PENELITIAN 5 D. MANFAAT PENELITIAN 6 E. METODE PENELITIAN.. 6 F. KERANGKA PEMIKIRAN.. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 12 A. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI 12 B. MANAJEMEN PROYEK.. 13 C. PERENCANAAN, PENJADWALAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 14 D. ANALISIS NETWORK. 17 viii

9 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.. 23 A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN B. LAPORAN MAGANG KERJA 58 C. PEMBAHASAN MASALAH 60 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 78 A. KESIMPULAN.. 78 B. SARAN.. 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman III.1 Data Tenaga Kerja dan Golongannya III.2 Data Jumlah Tenaga Kerja III.3 Urutan Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey III.4 Waktu Penyelesaian Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey III.5 Urutan Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey III.6 Waktu Penyelesaian Masing-Masing Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey III.7 Waktu Penyelesaian Proses Produksi Kain Grey yang Diharapkan III.8 Identifikasi Aktifitas Kritis/Bukan Kritis x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman I.1 Kerangka Pemikiran III.1 Struktur Organisasi PT.Primissima III.2 Skema Proses Produksi Departemen Spinning III.3 Skema Proses Produksi Departemen Weaving III.4 Diagram Jaringan Kerja Proses Produksi Kain Grey III.5 Diagram Network Proses Produksi Kain Grey III.6 Diagram Network Jalur Kritis Proses Produksi Kain Grey PT.Primissima xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Pernyataan Lampiran 2. Surat Penerimaan Magang Kerja Lampiran 3. Nilai Magang Kerja Lampiran 4. POM for Windows Lampiran 5. Gambar PT. Primissima xii

13 ABSTRAKSI ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA Riska Hapsari Satyaningtyas F Dalam pelaksanaan sebuah proses produksi diperlukan perencanaan dan pengendalian yang baik agar setiap kegiatan dalam proses produksi tersebut dapat diselesaikan tepat waktu. Tujuan perencanaan tersebut adalah untuk dapat menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan demi kelancaran proses produksi. Salah satu metode untuk mengetahui apakah sebuah proses produksi sudah efisien atau belum adalah analisis network. Penelitian dengan metode analisis network dilakukan di PT. Primissima Yogyakarta pada produk kain grey. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan kegiatan proses produksi kain grey di PT. Primissima Yogyakarta, sekaligus mengetahui waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan dan mengetahui jaringan kerja pada PT. Primissima Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis network dengan metode PERT (Program Evaluation Review Technic) dan CPM (Critical Path Method). Dari analisis data diperoleh bahwa proses produksi kain grey yaitu meliputi : persiapan benang (A), penghanian (B), pengkanjian (C), pencucukan (D), palet (E), tenun (F), inspecting (G), foding (H) dengan waktu yang dijadwalkan perusahaan selama menit dari proses produksi kain grey yaitu : A - B - C - D E- F - G H dan dengan jalur kritis dari proses produksi kain grey yaitu A B C D F G H dengan waktu menit. Dari hasil analisis network tersebut, maka dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan produksi kain grey sesuai waktu yang dijadwalkan sudah baik, tetapi agar efisiensi waktu proses produksi dapat tercapai maka sebaiknya perusahaan menggunakan analisis network. Kata Kunci : Analisis Network, Metode PERT, Metode CPM, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Jalur Kritis

14 ABSTRACT NETWORK ANALYSIS IN GREY FABRIC WEAVING DEPARTMENT AT PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA Riska Hapsari Satyaningtyas F The implementation of a production process required good planning and control for each activity in the production process to be can be completed on time. The purpose of planning is to be able to determine the actions to be undertaken for smooth production process. One method to determine if a production process is efficient or not is a network analysis. Research with network analysis methods conducted at PT. Primissima Yogyakarta on grey cloth products. The purpose of this study was to determine the sequence of grey fabric production process in PT. Primissima Yogyakarta, as well as knowing the time required for each activity and find networks of PT. Primissima Yogyakarta. In this research, writer use method of network analysis with the method of PERT (Program Evaluation Review Technic) and CPM (Critical Path Method). Based on data analysis that gray fabric production process wich includes : preparation of yarn (A), warping (B), sizing (C), reaching (D), palette (E), weaving (F), inspecting (G), folding (H) with a scheduled time by company s is 14,430 minutes of gray fabric production process, from path namely A B C D E F G H and the critical path of the gray fabric production process is A B C D E F G H with time minutes. From the results of network analysis, it can be seen that the ability of the company in completing production of gray cloth according to the scheduled time has been good, but for the time efficiency of the production process can be achieved then the company should use network analysis. Keywords : Network Analysis Method, PERT, CPM, Production Planning and Control, The Critical Path

15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada saat ini pertumbuhan industri berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya industri yang berkembang baik yang berskala besar maupun kecil di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga terjadi persaingan di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini menuntut para pengusaha agar lebih tanggap dan cepat dalam menanggapi setiap kesempatan ataupun peluang bisnis di pasar agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Sehingga diperlukan strategi atau metode yang tepat untuk mengembangkan usahanya dan tetap dapat bersaing dengan pesaingnya di dunia bisnis. Kemampuan seorang manajer untuk memimpin perusahaan, membaca peluang dan kemudian memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik mungkin sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu perusahaan dengan cara mengkombinasikan semua faktor produksi secara efektif dan efisien maka akan didapatkan hasil yang baik. Namun pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidaklah mudah, dibutuhkan ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola semua faktor yang ada agar hasil yang didapat maksimal. Karena dalam setiap kegiatannya pasti akan muncul kendala baik secara internal maupun eksternal. 1

16 Setiap perusahaan akan selalu melakukan langkah-langkah yang baru untuk berinovasi dalam setiap produk yang dihasilkan. Terlebih lagi bagi perusahaan manufaktur yang kegiatan produksinya adalah memproses bahan baku menjadi barang jadi yang siap dipasarkan kepada konsumennya. Proses produksi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran (Subagyo, 2000: 8). Proses produksi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan dengan aliran proses mengubah input menjadi output perusahaan, sehingga perlu adanya perencanaan, pengkoordinasian serta pengawasan secara terus menerus. Karena pengawasan yang bersifat sementara saja akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses produksi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan dengan aliran proses mengubah input menjadi output perusahaan, sehingga perlu adanya perencanaan, pengkoordinasian, serta pengawasan yang terus-menerus. Pengawasan tidak dilakukan secara sesaat saja, karena hal ini mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Untuk dapat mengadakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan produksi dalam perusahaan tersebut dengan baik, maka sudah seharusnya perusahaan melakukan manajemen yang sebaik-baiknya dalam bidang produksi. 2

17 Manajemen yang baik sangat penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan karena itu pemimpin perusahaan dituntut untuk mengambil kebijakan dan keputusan yang tepat terhadap sasaransasaran perusahaan agar mampu membawa keberhasilan bagi perusahaan. Di samping itu peran aktif seluruh jajaran staf dan karyawan sangat dibutuhkan untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Salah fungsi manajemen adalah dalam produksi, dimana berperan penting dalam merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi proses produksi. Dengan demikian akan dihasilkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai jual tinggi. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah daya guna suatu barang atau jasa (Assauri, 2004: 67). Sedangkan proses produksi merupakan suatu cara, metode, maupun teknik pembagian kegiatan penciptaan atau penambahan faedah baru terhadap suatu barang tersebut. Proses produksi menyangkut hal-hal yang meliputi: cara produksi, urutan produksi, mesin dan peralatan, bahan baku serta tenaga kerja yang digunakan. Dalam proses produksi perlu adanya perencanaan dan pengawasan. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiata dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (Handoko, 2003: 77). 3

18 Ketidaktepatan dan keterlambatan dalam proses produksi akan mengakibatkan terjadinya penambahan waktu dan biaya. Salah satu metode untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan penyelesaian kegiatan proses produksi adalah dengan metode analisis network. PT. Primissima merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kain grey yang berbahan baku kapas. Seperti halnya perusahaan-perusahaan lain, dalam melaksanakan proses produksinya PT. Primissima memerlukan perencanaan dan pengawasan produksi. Salah satu perencanaan produksi adalah dengan menjadwal jaringan kerja agar waktu penyelesaian produksi dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Jaringan kerja dalam proses produksi di PT. Primissima sudah terjadwal dengan baik tetapi belum optimal. Untuk mengetahui jaringan kerja yang tepat bagi perusahaan maka perusahaan perlu menerapkan metode analisis network. Metode analisis network dapat menggambarkan suatu urutan penyelesaian kegiatan serta waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan maupun secara keseluruhan, sehingga dapat diketahui jaringan kerja yang optimal bagi perusahaan. 4

19 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis mengambil judul penelitian ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana urutan kegiatan dalam proses pembuatan kain grey pada departemen weaving di PT. Primissima? 2. Bagaimana menentukan jaringan kerja (network) dalam perencanaan proses produksi kain grey pada departemen weaving di PT. Primissima? 3. Bagaimana menentukan jalur kritis dalam proses pembuatan kain grey agar diketahui waktu penyelesaian produksi yang paling efisien? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui urutan kegiatan dalam proses pembuatan kain grey di PT. Primissima, Medari Sleman. 5

20 2. Untuk mengetahui jaringan kerja (network) dalam perencanaan proses produksi kain grey pada departemen weaving di PT. Primissima. 3. Untuk mengetahui jalur kritis dalam proses pembuatan kain grey pada departemen weaving agar diketahui waktu penyelesaian yang paling efisien. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi perusahaan Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai penggunaan analisis network dalam proses produksinya agar dapat memperkirakan waktu penyelesaian produksi secara efisien. 2. Bagi Penulis Diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat pada kegiatan perkuliahan kedalam kenyataan kerja di perusahaan. 3. Bagi pihak lain Dapat dijadikan pembanding atau referensi untuk melakukan penelitian pada bidang kajian yang sama. E. METODE PENELITIAN 1. Obyek Penelitian Penulis mengadakan penelitian di PT. Primissima yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. 6

21 2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah: a. Data sekunder Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung memberikan informasi kepada pengumpul data, misalkan melalui dokumen atau arsip. Adapun data yang diperoleh adalah : 1) Urutan kegiatan kerja proses produksi kain grey di PT. Primissima. 2) Waktu penyelesaian tiap aktifitas proses produksi kain grey di PT. Primissima. 3) Rincian kegiatan proses produksi kain grey di PT. Primissima. 4) Gambaran umum tentang PT. Primissima, Yogyakarta. 5) Struktur organisasi PT.Primissima, Yogyakarta. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa cara, yaitu : a. Observasi Observasi dilakukan penulis dengan melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan. 7

22 b. Wawancara ( Interview ) Wawancara merupakan komunikasi atau pembicaraan dua arah yang dilakukan oleh pewawancara dan responden untuk menggali informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Penulis melakukan wawancara dengan pihak perusahaan guna memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk penulisan tugas akhir ini. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan metode jaringan kerja (analisis network). Untuk melakukan analisis dengan metode analisis network diperlukan data-data dan informasi yang berkaitan dengan metode tersebut. Langkah-langkah dalam melakukan analisis network yaitu sebagai berikut: a. Mengidentifikasi aktivitas Aktivitas-aktivitas apa saja yang diperlukan dalam proses produksi kain grey. b. Routing proses produksi Semua kegiatan atau aktifitas apa saja yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai. 8

23 c. Menentukan perkiraan waktu penyelesaian setiap pekerjaan,untuk mendapatkan waktu yang diharapkan digunakan metode PERT, dengan rumus : ET = a + 4( m) + b 6 Dimana : ET : waktu yang kegiatan yang diharapkan a : waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua kegiatan berjalan dengan baik tanpa hambatan. m : waktu realistik, waktu kegiatan apabila dilaksanakan dalam kondisi normal. b : waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan dalam proses produksi 5. Menyusun Diagram Network a. Setiap kegiatan untuk menyelesaikan suatu proses produksi secara keseluruhan yang ditulis dalam bentuk simbol. b. Menggambarkan diagram Network c. Menentukan jalur penyelesaian pekerjaan pada diagram Network. Kemudian jumlah waktu yang digunakan dalam setiap jalur dihitung. Dengan langkah tersebut akan ditemukan jalur yang paling lama yang disebut sebagai jalur kritis (critical path). 9

24 6. Mengidentifikasi jalur kritis penyelesaian pekerjaan. Dengan diagram Network jalur kritis dari suatu penyelesaian pekerjaan akan dapat diidentifikasi,begitu juga dengan ES, LS, EF, LF, dan slack dari suatu kegiatan. a. ES : Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal. b. LS : Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir. c. EF : Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal. d. LF : Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir. e. S : Slack, waktu mundur suatu aktivitas. Untuk menghitung ES, LS dan S digunakan rumus sebagai berikut: EF = ES + t LF = LS + t S = LS ES atau S = LF EF F. KERANGKA PEMIKIRAN Untuk mempermudah dalam memahami permasalahan yang akan dibahas, maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut : Rescheduling Scheduling Rencana Produksi Network PERT Gambar I.1 Kerangka Pemikiran 10

25 Pada skema di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum perusahaan membuat atau menetapkan penjadwalan, perusahaan tersebut harus menetapkan suatu rencana produksi terlebih dahulu. Rencana produksi merupakan rencana dalam organisasi mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa pada suatu periode tertentu di masa depan yang diperkirakan atau diramalkan. Dalam melaksanakan rencana produksi, terlebih dahulu dilakukan scheduling. Scheduling adalah pembuatan jadwal untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan untuk membantu kegiatan scheduling maka digunakan metode analisis network, CPM dan PERT sebagai alat analisisnya. Dari analisis network ini akan diperoleh scheduling baru yang berorientasi pada tercapainya efisiensi waktu penyelesaian pekerjaan. 11

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI Proses produksi merupakan cara,metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan bahan baku,dana yang ada (Nasution, 2003: 3). Menurut Subagyo (2008: 8-9), proses produksi atau proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya, proses produksi dibagi menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim, yaitu: 1. Proses Produksi Terus-Menerus Yang dimaksud proses produksi terus-menerus atau continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan pada product focus. Proses produksi yang termasuk product focus biasanya digunakan untuk membuat barang yang jumlahnya relatif sama dan jumlah yang dihasilkan banyak. Hasil produksi dapat distandarisasikan dan dalam jangka panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatakan sebagai line flow. 12

27 2. Proses Produksi Terputus-Putus Proses produksi terputus-putus atau intermitted digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam-macam. Macam barang selalu berganti-ganti sehingga selalu dilakukan persiapan produksi dan penyetelan mesin kembali setiap macam barang yang dibuat berganti. Proses produksi terputus-putus biasanya juga disebut sebagai proses atau process focus. Dalam process focus perhatian banyak dicurahkan pada proses pembuatan barang yang bermacam-macam karena macam produksinya berganti-ganti. Arus barang pada proses ini bersifat beraneka ragam atau jumbled flow karena setiap macam barang memiliki urutan proses produksi yang berbeda-beda. B. MANAJEMEN PROYEK Menurut Santosa (2003: 3) yang dimaksudkan manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Proyek merupakan proses penciptaan suatu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan keutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian (Nasution, 2003: 11). Dengan demikian suatu proyek dapat diartikan sebagai kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu 13

28 terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu sebagai masukan untuk melaksanakan tugas dan sasarannya yang telah digariskan dengan jelas. Menurut Heizer & Render (2005: 75) manajemen proyek meliputi tiga fase, yaitu: 1. Perencanaan, fase ini mencakup penetapan sasaran,mendifinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang,uang dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan lainnya. 3. Pengendalian, disini perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan dan biaya. C. PERENCANAAN, PENJADWALAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 1. Perencanaan Proyek Proyek biasanya di definisikan sebagai ringkasan tugastugas yang berkaitan yang diarahkan menuju output yang besar. Suatu bentuk organisasi yang baru dibuat untuk meyakinkan program yang telah ada terus berjalan mulus atau lancar atas dasar hari ke hari sementara proyek yang baru diselesaikan secara lengkap. Menurut Heizer & Render (2001: 505) ini disebut dengan organisasi proyek. 14

29 Organisasi proyek adalah cara yang efektif untuk mengumpulkan orang dan sumber daya fisik yang diperlukan untuk waktu yang terbatas untuk menyelesaikan proyek tertentu atau tujuan. Biasanya adalah struktur organisasi temporer yang dirancang untuk mencapai hasil dengan menggunakan ahli dari luar perusahaan. Organisasi proyek berfungsi dengan baik pada saat: a. Pekerjaan bisa didefinisikan dengan tujuan tertentu dan tanggal batas waktunya. b. Pekerjaan yang unik,atau sesuatu yang tidak lazim atas organisasi yang sudah ada. c. Pekerjaan itu memuat tugas saling berkaitan yang kompleks yang membutuhkan keahlian tertentu. d. Proyek bersifat temporer tapi sangat penting atau kritis terhadap perusahaan. 2. Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan. Bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan dalam setiap tahapan produksi dihitung dalam fase ini. Juga ditentukan waktu yang diperlukan oleh setiap aktifitas. Penjadwalan yang terpisah untuk kebutuhan personalia berdasarkan jenis kemampuannya (manajemen, teknik atau pengaliran yang tepat, misalnya dibuat dalam diagram). Diagram juga dapat dikembangkan untuk menjadwalkan bahan baku. 15

30 Menurut Heizer & Render (2001: 506), beberapa kegunaan penjadwalan dan pendekatan yang dipergunakan dalam manajemen proyek: a. Menunjukkan hubungan tiap aktifitas kepada yang lainnya dan kepada seluruh proyek. b. Menunjukkan hubungan utama diantara kegiatan kegiatan. c. Mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan. d. Membantu meningkatkan kegunaan sumber daya manusia, uang dan material dengan identifikasi kritis dalam proyek. 3. Pengendalian proyek Pengendalian terhadap proyek besar, seperti pengendalian segala jenis sistem manajemen, melibatkan pengawasan seksama terhadap sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan atau tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan apabila ada penyimpangan dalam proses-produksi. Laporan dan diagram PERT atau CPM sekarang ini banyak tersedia untuk komputer Harvard, primavera, proyek, macproject, pertmaster, visischedule dan time line. Menurut Heizer & Render (2001: 507), program ini menghasilkan variasi laporan yang luas termasuk: 16

31 d. Perincian biaya secara detail untuk masing masing pekerjaan. e. Kurva karyawan pekerjaan total. f. Tabel distribusi biaya dan fungsional dan ringkasan jam kerja. g. Bahan baku dan peramalan biaya. h. Laporan selisih. i. Laporan analisis waktu dan laporan status pekerjaan. D. ANALISIS NETWORK 1. Pengertian analisis network Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi pada perusahaan dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk mengendalikan kegiatan kegiatan yang tidak bersifat rutin atau terutama pada tiap proses produksi yang intermitted atau produksi pesanan (Gitosudarmo, 2002: 297). Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan atau proyek terutama pekerjaan atau proyek yang terdiri atas berbagai macam pekerjaan. Dengan menggunakan analisis network sebagai alat perencanaan, maka dapat disusun perencanaan dengan baik serta dapat dilakukan relokasi tenaga kerja atau karyawan. 17

32 Menurut Gitosudarmo (2002: ) diagaram network merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan kegiatan serta kejadian kejadian di dalam melaksanakan proses produksi dan dalam penggambarannya menggunakan simbol-simbol. Dalam hal ini terdapat beberapa simbol yang diperlukan yaitu: a. Simbol anak panah ( ) Menunjukkan kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud kegiatan di sini adalah segala tindakan yang memakan waktu dalam pemakaian atau penggunaan sejumlah materia, tenaga kerja serta peralatan. b. Simbol lingkaran ( ) Suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir atau selesainya kejadian suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain. Jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol lingkaran itu sekaligus menunjukan dua buah kejadian. c. Simbol anak panah putus-putus ( ) Melambangkan kegiatan semu (dummy). Dalam diagram network, kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat lebih dari suatu kegiatan. 18

33 Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan analisis network menurut Heizer & Render (2004: 79) yaitu: 1. Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik. 2. Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan. 3. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya. 4. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus di sub kontrakkan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen. 2. Metode Analisis Network Ada dua metode analisis network yang paling terkenal dan digunakan dalam penjadwalan dan pengawasan, yaitu : a. PERT (Program Evaluation and Review Technique) PERT merupakan suatu metode analitik yang dirancang untuk membantu dalam schedulling dan pengawasan yang kompleks, yang memerlukan kegiatankegiatan tertentu itu mungkin tergantung pada kegiatankegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatankegiatan lain. 19

34 PERT menggunakan tiga estimasi waktu yaitu waktu optimistik, waktu realistik, dan waktu pesimistik untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus: Keterangan : Et = α + 4(m) + b 6 Et = waktu kegiatan yang diharapkan a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa ada hambatan-hambatan atau penundaanpenundaan. m = waktu realistik, waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima. b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya. b. Analisis CPM (Critical Path Method) Jalur kritis merupakan jalur-jalur didalam diagram network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian pada jalur-jalur yang lain. Jumlah waktu penyelesaian yang terbesar itu berarti merupakan minimum waktu yang dibutuhkan oleh keseluruhan proses produksi itu (Gitosudarmo 2002: 298). 20

35 Adapun sifat-sifat jalur kritis: 1) Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi itu. 2) Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu selesainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses produksi itu. Menurut Heizer & Render (2001: 513), sasaran analisis jalur kritis adalah untuk menentukan kuantitas masing-masing aktivitas berikut ini: 1) ES = Earliest Start Waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang mendahuluinya harus diselesaikan sebelum suatu aktivitas bisa dimulai. 2) LS = Latest Start Waktu mulai aktivitas paling akhir. Semua aktivitas berikut harus diselesaikan tanpa menunda keseluruhan proyek. 3) EF = Earliest Finish Waktu penyelesaian aktivitas paling awal. 4) LF = Latest Finish Waktu penyelesaian aktivitas paling akhir. 5) S = Slack Waktu mundur aktivitas yang sama dengan (LS-ES) dan (LF-EF) 21

36 Jadi, analisis PERT dan CPM sangat penting bagi suatu proyek yang digunakan untuk menentukan aktivitas yang akan diselesaikan tepat waktu sehingga akan menjamin penyelesaian keseluruhan proyek sesuai jadwal. 22

37 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Berdirinya PT. Primissima PT. Pabrik Cambrics Primissima (disingkat PT. Primssima) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara pengusaha swasta nasional yang tergabung dalam GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) dengan pemerintah Indonesia PT. Primissima didirikan tanggal 22 Juni 1971 dengan tujuan semula untuk memenuhi kebutuhan bahan baku batik halus berupa kain mori yang sebelumnya diimpor dari RRC, India dan Jepang. Modal PT. Primissima terdiri atas bantuan kerajaan Belanda kepada Pemerintah Indonesia dalam bentuk mesin, yang nilai mesin tersebut merupakan saham Pemerintah Indonesia (Departemen Keuangan RI), sedangkan harga tanah dan bangunan merupakan saham GKBI. Pembangunannya berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 54/1970 ditetapkan bahwa modal dasar sebesar Rp ,00 yang terdiri atas nama saham negara Republik Indonesia dari GKBI sebesar Rp ,00 sehingga perbandingan saham saat didirikan sebagai berikut: 23

38 Pemerintah Republik Indonesia : 59,35 % Gabungan Koperasi Batik Indonesi : 40,65 % Komposisi saham Pemerintah Republik Indonesia dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia pada awal tahun 1990 adalah: Pemerintah RI : 52,79 % GKBI : 47,21 % Karena saham Pemerintah Republik Indonesia lebih dari 50% maka PT. Primissima berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Primissima memiliki tiga pabrik produksi. Pabrik I, mulai berjalan dan diresmikan pada 2 Februari 1972 oleh Menko Ekuin Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sampai saat ini Primissima sudah dua kali melakukan perluasan pabrik dan satu kali renovasi pabrik, yaitu perluasan pertama (pabrik II) pada awal Maret 1974 dan selesai tanggal 7 Agustus Kemudian perluasan kedua pabrik (pabrik III) dibangun pada bulan Juni 1981 dan selesai pada 29 Maret Renovasi pabrik I dimulai April 1994 yaitu penggantian 180 mesin Loom dengan 60 mesin jet 100 m (AJL) dan memulai berproduksi pada bulan Oktober Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi adalah sekumpulan entitas (mesin, orang) yang bekerjasama dalam suatu acara yang terstruktur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Bagi perusahaan sendiri struktur organisasi 24

39 mempunyai peranan penting untuk memudahkan pembagian wewenang serta tanggung jawab dan tugas setiap anggota organisasi guna mencapai tujuan bersama tersebut. Setiap perusahaan mempunyai bentuk dan modal struktur organisasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi tersebut tersusun atas departemen memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan antara departemen tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan departemen yang lainnya. Organisasi PT. Primissima oleh Dewan Direksi. Dewan Direksi dipimpin oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dikukuhkan melalui surat keterangan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Dewan Direksi PT. Primissima terdiri atas: a. Direktur Utama b. Direktur Produksi c. Direktur Administrasi dan Keuangan d. Direktur komersial Unit-unit yang ada didalam organisasi menjalankan tugas dan wewenang yang telah telah ditetapkan dalam garis besar fungsional. Adanya struktur organisasi yang jelas, satuan-satuan organisasi lebih terkoordinasi dan terjalin kerja sama yang bertanggung jawab, sehingga kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi berjalan dengan baik. 25

40 Struktur organisasi PT. Primissima berdasar pada struktur organisasi garis bercabang. Tanggung jawab, wewenang dan perintah dilakukan pimpinan perusahaan paling atas turun menurun sampai bagian paling bawah. Tiap bagian wajib mempertanggungjawabkan pekerjaan pada atasan yang memberi perintah. Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi di PT. Primissima. Direktur utama menetapkan kebijakan umum perusahaan, mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat serta mengendalikan semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur Utama meliputi: a. Menetapkan kebijakan umum perusahaan dalam menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan yang disahkan oleh RUPS. Mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat dalam melaksanakan tugas dan wewenang pokoknya masing-masing dalam pencapaian tujuan produktif. b. Bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya mengendalikan kegiatan perusahaan. c. Menetapkan kebijakan umum dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pemerintah di bidang tekstil. d. Bertindak sebagai penanggung jawab utama untuk mencapai tujuan perusahaan. 26

41 Untuk membantu tugas Direktur Utama telah disusun pengelompokan tugas setiap bidang kerja organisasi sebagai berikut: a. Direksi Produksi 1) Memimpin dan mengawasi bidang produksi dengan segala sangkut pautnya. 2) Melaksanakan pembelian bahan baku kapas. 3) Mengawasi teknik riset pasar dan penjualan hasil produksi. b. Direktur Komersial 1) Mengawasi atau memimpin bidang logistik, pemasaran atau penyimpanan. 2) Membantu tugas direktur utama di bidang pemasaran. 3) Meneliti/mengawasi seluruh biaya dengan berpegang teguh pada anggaran perusahaan. c. Direktur Administrasi dan Keuangan 1) Membantu tugas Direktur Komersial. 2) Melakukan pengawasan di segala bidang khususnya di bidang akuntansi dan keuangan serta tata tertib akuntansinya. 3) Memimpin bidang kepegawaian dan bidang umum lainnya. d. Departeman Personalia 1) Mengkoordinir bagian kepegawaian dan kesejahteraan. 27

42 2) Menjalankan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direksi. 3) Membantu direksi dalam menyusun dan melaksanakan Anggaran Tenaga Kerja Perusahaan. 4) Mengawasi penyelenggaraan administrasi, prosentase penerimaan pegawai, pemberhentian, peraturan personalia, pembinaan personalia. e. Departemen Keuangan 1) Mengkoordinir pelaksanaan tugas di departemen keuangan sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh direksi. 2) Membantu Direksi dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan, sehingga diperoleh bahan-bahan untuk menyusun kebijaksanaan guna mencapai tujuan perusahaan. f. Departemen Komersial 1) Mengkoordinir pelaksanaan tugas di departemen komersial sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh Direksi. 2) Bertanggung jawab terhadap Direktur Komersial. 3) Menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi. g. Departemen Spinning (Pemintalan) 1) Melaksanakan dan mengamankan kebijaksanaan umum perusahaan dalam memproduksi secara efektif dan efisien. 28

43 2) Mengusahakan untuk memajukan produksi khususnya dibagian pemintalan. 3) Mengawasi perawatan peralatan. 4) Mengadakan hubungan dengan kepala departeman lainnya dalam lingkungan perusahaan. h. Departemen Weaving (Pertenunan) 1) Menyelenggarakan pengawasan terhadap perawatan dan pemakaian bahan baku. 2) Membantu pengadaan kebutuhan bahan baku, mesin-mesin dan alat produksi. 3) Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya dalam lingkungan perusahaan. i. Departemen Teknik Umum 1) Mengawasi kegiatan mesin-mesin dan listrik untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. 2) Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya dalam lingkungan perusahaan. 3) Menyediakan spare part dan alat-alat produksi. 29

44 STRUKTUR ORGANISASI PT. PRIMISSIMA Sumber Data : PT. Primissima Gambar III.1 Struktur Organisasi PT. Primissima 3. Aspek Sumber Daya Manusia a. Jumlah karyawan Dalam perekrutan tenaga kerja, PT. Primissima merekrut karyawan dengan pendidikan minimal D3 untuk staf kantor, minimal SMK untuk bagian mesin, dan minimal SMA untuk bagian selain yang di atas. Saat ini PT. Primissima mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak orang karyawan. Berikut ini adalah rincian karyawan menurut bagian masing-masing: 1) Bagian Spinning = 416 orang 2) Bagian Weaving = 586 orang 30

45 3) Bagian Teknik Umum = 86 orang 4) Bagian PPK = 16 orang 5) Bagian Personalia = 37 orang 6) Bagian Sekretariat = 54 orang 7) Bagian Keuangan = 11 orang 8) Bagian Komersial = 42 orang 9) Bagian SPI = 8 orang Sumber : Departemen HRD PT. Primissima Ditambah dengan direksi yang berjumlah 4 orang dan komisaris berjumlah 5 orang sehingga seluruhnya ada orang. b. Hari dan Jam Kerja Perusahaan membagi waktu kerja dalam kegiatan proses produksinya menjadi: 1) Karyawan kantor/staff Masuk kerja seperti biasa yaitu hari biasa (seninjumat) jam WIB, istirahat dari jam WIB. Dimana karyawan meliputi : a) Kepala Departemen b) Kepala Bagian Pabrik I, II dan III c) Kepala Bagian Maintenance Pabrik I, II dan III d) Kepala Bagian Grey Finishing e) Trainer f) Bagian Administrasi 31

46 2) Karyawan bagian produksi Kegiatan produksi dilakukan selama 24 jam setiap harinya kecuali hari Jumat 22,5 jam. Sedangkan untuk hari besar/libur tidak ada kegiatan produksi. Sistem kerja terdiri dari 3 shift dan 4 group khusus untuk dibagian produksi dan satpam. Dibagi dalam 3 kelompok jam kerja (shift) secara bergantian dalam seminggunya, yaitu: a) Shift I : Pukul WIB dengan waktu istirahat 60 menit. b) Shift II :Pukul WIB dengan waktu istirahat 30 menit. c) Shift III:Pukul WIB dengan waktu istirahat 60 menit. PT. Primissima memiliki tenaga kerja sebanyak 1269 orang. Karyawan PT. Primissima dibedakan menjadi tuju golongan yaitu golongan I-VII. Penggolongan ini didasarkan pada tingkat pendidikan karyawan atau menurut ijazah. Adapun penggolongan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1: 32

47 Tabel III.1 Data Tenaga Kerja Menurut Golongan, Tingkat Pendidikan serta Jabatannya Golongan Pendidikan Keterangan I SD Pelayan/Kebersihan II SLTP Operator/Pembantu II III STM Montir/Pembantu I IV SLTA Kepala Regu/Pembantu V Sarjana Muda Utama VI Sarjana/SM Kepala Urusan/Pengawas VII Ahli Biro/Vivisi Sumber : PT. Primissima Tabel III.2 Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Primissima dengan Klasifikasinya Departemen Jumlah Spinning 376 Weaving 484 Grey Finishing 89 Teknik Umum 79 PPK 24 Personalia 31 Sekretariat 46 Keuangan 12 Komersial 40 SPI 3 PUKK 2 Total Pihak perusahaan juga telah menetapkan kebijakan yang baik tentang perlu atau tidaknya pergantian tenaga kerja, hal ini dilakukan agar tercipta efisiensi tenaga kerja yang keluar dari perusahaan baik karena pensiun atau 33

48 sebab-sebab yang lain. Perusahaan juga dalam melakukan penerimaan tenaga kerja yang harus dilakukan secara selektif dengan tujuan tenaga yang masuk ke perusahaan adalah yang berkualitas sehingga dapat mengganti tenagatenaga yang telah keluar dan dapat memajukan perusahaan dangan meningkatkan produktifitas. 3) Sistem Pengupahan Tenaga Kerja Sistem penggajian pada PT. Primissima berdasarkan golongan atau jabatan karyawan yang bersangkutan untuk meningkatkan kualitas kerja mereka. Karyawan PT. Primissima dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut: a) Karyawan bulanan tetap Merupakan karyawan yang termasuk dalam golongan III dan IV. Pemberian gaji bersifat bulanan, jika karyawan tidak masuk kerja maka gaji akan di potong berdasarkan ketentuan: (1) Opname : 2% dari gaji pokok (2) Sakit : 3% dari gaji pokok (3) Mangkir : 4% dari gaji pokok b) Karyawan Harian Tetap Merupakan karyawan dari golongan I dan II walaupun perhitungan gaji dilakukan secara harian namun 34

49 pemberiannya dilakukan sebulan sekali. Untuk karyawan ini jika tidak masuk kerja akan dipotong gajinya dengan perhitungan hari dimana karyawan yang bersangkutan tidak masuk kerja. Pemotongan gaji juga berlaku jika karyawan terlambat atau pulang mendahului waktu sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan perusahaan. 4) Kesejahteraan Sosial Karyawan Pihak perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang baik dalam bekerja maupun fasilitas-fasilitas yang berupa jaminan sosial kesejahteraan. Hal ini dimaksudkan agar para karyawan dapat bekerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan produktifitas. Fasilitas berupa jaminan sosial kesejahteraan karyawan yang diberikan perusahaan dalam bentuk: a) Fasilitas pada saat kerja 1. Pemberian pakaian kerja. 2. Disediakan sarana keselamatan kerja dan kesehatan misalnya dengan pemberian masker, kacamata, sepatu, pelindung telinga dan obat-obatan P3K, alat pemadam kebakaran. 3. Penyediaan tempat parkir karyawan. 4. Adanya tempat ibadah dan MCK. 35

50 5. Koperasi karyawan. b) Pemberian cuti 1. Adanya cuti tahunan selama 12 hari. Cuti hamil diberikan selama 3 bulan (1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan). 2. Cuti masa menstruasi bagi karyawan wanita. c) Pemberian tunjangan 1. Tunjangan Hari Raya sebesar 1 bulan gaji ditambah dengan kebijakan perusuhan. 2. Tunjangan beras. 3. Tunjangan kematian bagi keluarga karyawan (keluarga garis vertikal). 4. Tunjangan prestasi kerja, bonus produksi. 5. Tunjangan kelahiran anak (3 anak) d) Pemberian pesangon 1. PHK tanpa kesalahan = 2 kali masa kerja + 1 kali jasa + 15% (masa kerja + jasa). 2. Dikeluarkan karena melanggar peringatan sampai 3 kali = (1 kali masa kerja + 1 kali ketentuan jasa) x 15% 3. Dikeluarkan karena kesalahan berat = 15% x masa kerja x jasa. 36

51 e) Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. 1. Pemberian asuransi kesehatan untuk karyawan dan keluarganya. 2. Penanggungan biaya rumah sakit akibat kecelakaan kerja. 3. Adanya pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk karyawan. 4. Aspek Produk a. Jenis Produk Produksi PT. Primissima dapat dikelompokan menjadi lima produk utama, yaitu: 1) Gamelan Serimpi 2) Kereta Kencana 3) Violissima 4) Adiprima 5) Berkolissima Konstruksi masing-masing jenis produk berbeda tergantung kebutuhan pasar. Hasil produksi yang di ekspor kebanyakan berupa grey dengan kode PS 115, PS 214, PS 217, PS 219, dan PS 310 yang di packing berdasarkan Eksport Standart Packing, barang dikirim memakai container dengan kapasitas yang berbeda. 37

52 b. Bahan Baku dan Bahan Pembantu 1) Bahan baku Bahan baku utamanya adalah berupa kapas yang di gunakan oleh unit spinning (pemintalan). Kebutuhan bahan baku kapas ± per tahun yang sebagian besar diimpor dari Amerika dan Australia. 2) Bahan Pembantu Dengan bahan pembantu berupa tapioca, emcee, elvanol, sunsize, digowak, fungisida dan kentek. c. Mesin-mesin Produksi 1) Departemen Unit Pemintalan (Spinning). a) Mesin Bale Opener Fungsinya untuk membuka dan membersihkan kapas pada tingkat pertama terhadap kotoran dan debu. Disini kotoran yang besar akan jatuh dan yang halus akan terhisap oleh fan. Sedangkan kotoran yang berwujud metal akan dihisap oleh magnet. b) Mesin Waste Opener Fungsinya sama dengan bale opener, hanya yang dimasukan ke mesin ini berupa sisa kapas yang terbuang dari mesin Carding, Drowing, dan Silver Lap yang masih dapt dipakai atau diproses lagi (panjang serat kapas masih memenuhi syarat). 38

53 c) Mesin Monocylinder Cleaner Pada mesin ini untuk kedua kalinya kapas mengalami pembersihan dari kotoran-kotoran yang tertinggal. Bagian utama mesin ini adalah silinder berpaku yang diputar oleh motor. d) Mesin Automixer Mesin ini mencampur kapas agar kualitasnya benang dapat lebih merata. Kapas dari Monocylinder dihisap oleh fan, kemudian masuk ke mesin ini. e) Mesin ERM Cleaner Berfungsi membersihkan kotoran dan memisahkan sebelum diproses dimesin carding. Kapas dikirim dengan jalan penghisapan. f) Mesin Flock Feeder Mesin ini adalah bagian terakhir dari proses blowing membersihkan kapas dengan silinder yang berpaku. g) Mesin Carding Adalah mesin pengurai kapas, fungsinya antara lain: 1. Membersihkan kapas yang terakhir dam memisahkan serat-serat pendek 2. Mengurai bekas kapas kedalam bentuk individu kepada bentuk-bentuk jaringan serat-serat panjang 39

54 3. Distribusi serat-serat menjadi sumbu panjang (Draftable Silver) h) Mesin Pre Drawing Adalah mesin untuk mensejajarkan dan meratakan dengan tarikan-tarikan rol. i) Mesin Sliver Lap Berfungsi membuat lap atau jajaran sliver untuk memberikan umpan pada mesin comber. j) Mesin Ribbon Lap Hasil dari sliver dirangkap agar kualitas bahan baku pemintalan benang lebih merata k) Mesin Comber Berfungsi menyisir dan memisahkan serat yang panjang dan pendek, juga berfungsi menghilangkan kotoran. Di sini dikeluarkan serat-serat kapas yang pensek dan tidak terpakai. l) Mesin Kelos (Cone Winder) Berfungsi menggulung benang dari beberapa bobbin (gulungan benang dari ring spinning) menjadi sebuah kelos yang panjangnya yard dengan berat netto 1 kg. m) Mesin Doubling (Fadis) Berfungsi untuk merangkap benang dua helai atau lebih. 40

55 n) Mesin pembakar dan pengintiran (Volkmann) Berfungsi untuk membakar bulu benang dan pengintiran benang. 2) Departemen Pertenunan (Weaving) a) Mesin Prin Winder (palet) Berfungsi mengubah benang kelos menjadi benang yang disebut benang palet, sebuah gulungan benang kelos menjadi 70 buah gulungan palet. b) Mesin Warper (Hani) Berfungsi untuk mengubah benang kelos menjadi benang lusi yang digulung dalam sebuah boom. c) Mesin Sizing (Kanji) Benang perlu kanji untuk menambah kekuatan, tahan gesekan sewaktu ditenun dan bulu-bulu pada benang tidak mudah keluar. Disini dilakukan perangkapan beberapa boom menjadi sebuah boom yang sekaligus dikanji (menjadi boom kanji). d) Mesin Reaching (Cucuk) Berfungsi memasukkan benang lusi kedalam yang disebut dropper gun dan sisir. 41

56 e) Mesin Cukur (Shearing) Berfungsi mencukur bulu-bulu pada grey dan menghasilkan grey agar mudah diadakan pemeriksaan. f) Mesin Periksa dan Lipat (Inspecting Folding) Berfungsi untuk memeriksa grey bila ada cacat, memperbaikinya dan sekaligus melipatnya. g) Mesin Infecting dan mesin Folding Berfungsi memeriksa kain yang cacat seperti beang rangkap, benang tidak rata, sobek, kotor dan sebagainya. Dalam pemeriksaan perusahaan telah menetapkan standar kelas grey yaitu berdasarkan jumlah atau point cacat dialami grey. 42

57 d. Proses Produksi KAPAS BLOWING FLOCK CARDING SLIVER LAP COMBERD RIBON LAP CARDED COMBER DRAW DRAW FLYER RING WINDING DOUBLING TWISTING Sumber: PT. Primissima Gambar III.2 Proses Produksi Departemen Spinning 43

58 1) Proses Produksi Unit Spinning (Pemintalan) Spinning merupakan satu departemen yang membawahi bagian persiapan (pre spinning) dan pemintalan kapas menjadi benang cone (kelos). Sebelum dilakukan prosesan bahan baku kapas menjadi benang, kapas dari gumpalan pres antara jam, agar kapas dapat mengembang dan menyesuaikan kelembaban udara di sekitarnya, kemudian dilakukan pencampuran (mixing) kapas. a. Bagian persiapan (pre-spinning) Proses ini mempersiapkan kapas untuk dipintal, bagian ini mempunyai 5 proses, yaitu: 1) Proses Blowing Proses blowing adalah membuka gumpalan kapas pres untuk dikembalikan ke bentuk semula, mencampur kertas, serta membersihkan kotorankotoran terutama dari benda-benda asing. Pada proses ini terdapat tiga kegiatan pokok, yaitu: a) Opening : Membuka kapas yang masih berbentuk padat agar mudah diurai. b) Mixing : Proses pencampuran berbagai jenis kapas. 44

59 c) Cleaning : Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada kapas. 2) Proses carding Proses carding adalah pemisahan dan pembersihan serat serta membentuk serat menjadi sliver. Silver adalah gulungan kapas yang seratnya sudah diatur satu per satu. Proses carding merupakan bagian penting dari proses pemintalan karena bagian ini menentukan mutu benang yang di hasilkan. Proses: Serat dibentuk menjadi sumbu yang panjang kemudian digulung di dalam can (drum besar) sampai penuh dengan ditandai lampu pada mesin menyala. Serat-serat tersebut berasal dari kapas pada mesin ERM 2 yang termasuk ke kitcher melalui 2 rol sisir dan feed roller yang di kontrol oleh regular flap yang mengatur pemasukan kapas ke heater. jumlah aliran kapas dalam saluran di kontrol oleh flock meter. 3) Proses combing Proses ini berfungsi untuk membuat kapas menjadi bentuk sliver dan membersihkan kotoran serta seleksi terhadap serat pendek. 45

tahapan DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve, dan Control) untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan cacat pada suatu produk.

tahapan DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve, dan Control) untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan cacat pada suatu produk. BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang baik, kondisi ini mendorong suatu industri di Indonesia mulai tumbuh. Seiring dengan ketatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan di era global perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. anggota dihargai sebesar Rp1,00 per yard. Adapun simpanan anggota-anggota. dimulai dengan kemampuan kapasitas :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. anggota dihargai sebesar Rp1,00 per yard. Adapun simpanan anggota-anggota. dimulai dengan kemampuan kapasitas : BAB III METODOLOGI PENELITIAN H. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT GKBI berdiri pada tanggal 1 Juli 1957 dengan modal pembangunan diperoleh dari simpanan wajib anggota Gabungan

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR

PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE II KARANGANYAR OLEH : TUGAS AKHIR

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE II KARANGANYAR OLEH : TUGAS AKHIR ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE II KARANGANYAR OLEH : TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Industri Oleh:

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI BUKU GLOBAL ENGLISH SD 1 PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI BUKU GLOBAL ENGLISH SD 1 PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI BUKU GLOBAL ENGLISH SD 1 PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

2.2. Work Breakdown Structure

2.2. Work Breakdown Structure 2.2. Work reakdown Structure Pada prinsipnya Work reakdown Structure (WS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan perlunya WS adalah : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI KAIN GREY DEPARTEMEN WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

PENERAPAN NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI KAIN GREY DEPARTEMEN WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PENERAPAN NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI KAIN GREY DEPARTEMEN WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Human error dalam research, desain, konstruksi, instalasi, operasi, perawatan, manufaktur, inspeksi, manajemen dan lain sebagainya seringkali menjadi penyebab sebagian

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsep kualitas, kerjasama tim, produktivitas serta kepuasan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsep kualitas, kerjasama tim, produktivitas serta kepuasan pelanggan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah entitas bisnis yang bergerak di bidang manufaktur, pengelolaan manajemen kualitas sangatlah diperlukan. Perpaduan antara fungsi dari perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS SCHEDULING DENGAN METODE PERT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI BATIK ADI BUSANA SKRIPSI

ANALISIS SCHEDULING DENGAN METODE PERT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI BATIK ADI BUSANA SKRIPSI ANALISIS SCHEDULING DENGAN METODE PERT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI BATIK ADI BUSANA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

JARINGAN KERJA PROSES PEMBUATAN BENANG PADA DEPARTEMEN SPINNING PT KUSUMAPUTRA SANTOSA JATEN KARANGANYAR

JARINGAN KERJA PROSES PEMBUATAN BENANG PADA DEPARTEMEN SPINNING PT KUSUMAPUTRA SANTOSA JATEN KARANGANYAR JARINGAN KERJA PROSES PEMBUATAN BENANG PADA DEPARTEMEN SPINNING PT KUSUMAPUTRA SANTOSA JATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE KARANGANYAR

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE KARANGANYAR ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Proyek

Pengertian Manajemen Proyek MANAJEMEN PROYEK Pengertian Manajemen Proyek Suatu manajemen yang menangani proyek secara menyeluruh, dimulai dari pengembangan ide atau gagasan awal, perencanaan pembiayaan proyek, serta perencanaan kualitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 2 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING-MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ)

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) FEBRIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU BAB 5 PERENCANAAN WAKTU 5.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Memahami pentingnya perencanaan waktu pada proyek b) Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu c) Mampu membuat

Lebih terperinci

INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Industri Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN PUSTK 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Menurut Yamit (1996: 296), proyek adalah setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI ROTI KECIK PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI ROTI KECIK PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI ROTI KECIK PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh : NURUL YUNITA MITAYANINGTYAS

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini dengan adanya ASEAN Economic Community (AEC) 2015 negaranegara ASEAN akan memiliki jangkauan pasar yang lebih luas. Keterbukaan pasar ini akan membawa

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

STRATEGI TATA LETAK RUANG UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ALUR BARANG DI PABRIK ADITEX BANGUN CIPTA KLATEN

STRATEGI TATA LETAK RUANG UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ALUR BARANG DI PABRIK ADITEX BANGUN CIPTA KLATEN STRATEGI TATA LETAK RUANG UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ALUR BARANG DI PABRIK ADITEX BANGUN CIPTA KLATEN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Berjalan Penjadwalan produksi yang diterapkan pada PT. SURYA JAYA MANDIRI adalah metode penjadwalan berdasarkan FCFS (First Come First Serve), di mana

Lebih terperinci

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 128 BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi)

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Bahan Kuliah Manajemen Operasi & Produksi Bab 9 : Manajemen Proyek (Bagian : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA Dosen : Dr. Muchdie, PhD in Economics

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK IT

PERENCANAAN PROYEK IT PERENCANAAN PROYEK IT INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI (DIAMBIL DARI MCLEOD AND SMITH, MANAGING IT PROJECTS CH 9) DR. R. RIZAL ISNANTO, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2 LNDSN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2012:4) Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan

Lebih terperinci

ANALISA SALURAN DISTRIBUSI PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR. (Studi Pada Divisi Pemasaran I) TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR

ANALISA SALURAN DISTRIBUSI PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR. (Studi Pada Divisi Pemasaran I) TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR ANALISA SALURAN DISTRIBUSI PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR (Studi Pada Divisi Pemasaran I) TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi Tugas - tugas dan Memenuhi Syarat - syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

DAFTARISI. Halaman Judul. Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir Perancangan Pabrik. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji

DAFTARISI. Halaman Judul. Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir Perancangan Pabrik. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji DAFTARISI Halaman Judul Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir Perancangan Pabrik Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji Kata Pengantar Lembar Persembahan Daftar Isi Daftar Tabel

Lebih terperinci

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan dan efisiensi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemeliharaan (maintenance) merupakan salah satu faktor penting yang menunjang berjalannya suatu aktivitas. Jika suatu sistem memiliki pemeliharaan yang baik,

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN ASPEK ANGGARAN ASPEK DAN MANFAAT ANGGARAN 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai 2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang mungkin dipilih

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 TEKNIK PENJADWLAN PRODUKSI GRAPPLE FOR EXCAVATOR D313 PART ATTACMENT FOR TRAKINDO DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Selma Intan Praditya Sari Himawan 1), Niken Parwati

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang dengan ditandai banyaknya pembangunan. Dalam bidang konstruksi, penjadwalan sangat penting

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 66 BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Bentuk perusahaan yang direncanakan pada Perancangan Pabrik Isobutil Palmitat ini adalah Perseroan Terbatas. Perseroan Terbatas merupakan bentuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian 1. Menganalisis cara untuk mempersingkat waktu pada proses pembuatan mesin grafika. 2. Menentukan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profile Responden 4.1.1. Profile Perusahaan PT Inti Gunawantex merupakan industri textil yang tepatnya berada di kota Bandung,Jawa Barat, Indonesia. Perusahaan ini berdiri

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Industri Oleh

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bandar Bunder berada di Jl. Batubara No. 19 Tebing Tinggi. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi alat-alat rumah tangga berupa sendok dan

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran kerja dalam suatu perusahaan adalah sistem manajemen organisasi dalam perusahaan tersebut. Sistem manajemen organisasi yang kompak,

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN Parasian Sihombing NRP : 0221071 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam kerja praktek, dan manfaat yang dapat diberikan kepada perusahaan dari kerja praktek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material yang melakukan proses didalamnya untuk menghasilkan produk tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : /

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : / 26 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Nama dan Alamat Perusahaan Nama : PT. Kewalram Indonesia Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana Kecamatan Cimanggung Kabupaten

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN No.124 yang berlokasi di Jalan Moh. Toha No.147 Km 6,1 Bandung,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN No.124 yang berlokasi di Jalan Moh. Toha No.147 Km 6,1 Bandung, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah singkat PT ALENATEX PT ALENATEX didirikan pada tahun 1982 dengan akta notaris tgl 29 Mei 1979 No.124 yang berlokasi di Jalan Moh. Toha No.147 Km 6,1 Bandung,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat menjadi sebuah proyek ketika terjadi perkembangan tugas dengan kompleks dan pada akhirnya tidak dapat ditangani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci