ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA"

Transkripsi

1 ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya manajemen Industri Disusun Oleh : RIAN ADI WICAKSONO F PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 ii

2 iii

3 iv

4 v

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Kekurangan dan Kelebihan Seseorang akan Tampak jika Kita Terus menerus Mengoreksi diri Sendiri. Jangan Lihat Masa Lampau dengan Penyesalan, Jangan Pula Lihat Masa Depan dengan Ketakutan, tapi Lihatlah Sekitar Anda dengan Penuh Kesadaran. Pandanglah Hari ini, Kemarin Sudah Menjadi Mimpi, dan Esok Hari Hanyalah sebuah Visi, tetapi Hari yang Sungguh Nyata Menjadikan Kemarin Sebagai Mimpi Kebahagiaan dan Setiap Hari Esok Sebagai Visi Harapan. Keinginan dan Keyakinan dapat tercapai jika ada usaha yang kuat untuk meraihnya. Penulis Persembahkan Kepada : 1. Bapak dan Ibu Tercinta 2. Seluruh keluargaku 3. Bagi yang membutuhkan dan mengembangkan ilmu 4. Rekan rekan MI Almamaterku vi

6 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,serta karunia-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF ARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYA SURAKARTA Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Sebagai seorang individu tentunya tidak bisa lepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial, sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir penulis memerlukan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr.Bambang Sutopo,M.Com.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sinto Sunaryo,SE,Msi selaku Ketua program studi Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. vii

7 3. Intan Novela QA, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan bimbingan dalam penyusunan Tugas akhir ini. 4. Bapak dan Ibu Muhammad Hanafi Sucipto selaku pimpinan Perusahaan Batik Pelangi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang dan penelitian. 5. Semua pihak yang telah membantu,mendukung dan memberi motivasi. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu,saran serta nasihat senantiasa penulis harapkan dari pembaca. Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Januari 2012 Penulis viii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Metode Penelitian... 6 F. Metode Pengumpulan Data... 7 G. Teknik Pembahasan... 8 H. Kerangka Pemikiran ix

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Proses Produksi B. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi C. Pengertian Manajemen Proyek D. Pengertian Penjadwalan (Scheduling) E. Pengertian Analisis Network F. Metode Analisis Network PERT Analisis CPM BAB III DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya Perusahaan Lokasi Perusahaan Struktur Organisasi Aspek SDM Aspek Produksi Hasil Produksi Aspek Pemasaran B. Laporan Magang Kerja C. Pembahasan Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sebelum menggunakan network Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sesudah menggunakan network Perbandingan sebelum menggunakan analisis network dan sesudah menggunakan analisis network x

10 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

11 DAFTAR TABEL Tabel Halaman iii.1 Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian batik kombinasi iii.2 Urutan pekerjaan atau kegiatan proses produksi batik kombinasi iii.3 Perkiraan waktu proses produksi batik kombinasi iii.4 Waktu penyelesaian yang diharapkan proses produksi batik kombinasi iii.5 Identifikasi kegiatan kritis atau bukan kritis xii

12 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman i.1 Kerangka Pemikiran iii.1 Struktur organisasi iii.2 Alur proses produksi batik kombinasi iii.3 Diagram network iii.4 Diagram network dengan waktu penyelesaian xiii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat pernyataan Lampiran 2 Surat keterangan magang kerja Lampiran 3 Lembar penilaian magang kerja Lampiran 4 Foto Proses Produksi Batik Kombinasi xiv

14 ABSTRAK ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA RIAN ADI WICAKSONO F Tujuan penelitian ini adalah mengetahui urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun pada Perusahaan Batik Pelangi, mengetahui waktu pada masing masing kegiatan dan hubungan masing masing kegiatan dalan proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun pada Perusahaan Batik Pelangi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis network dengan metode PERT. Hasil penelitian yang diperoleh, proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun yaitu: tahap pemotongan ( A ), pengecapan ( B ), pemilihan warna ( C ), pewarnaan I ( D ), nglorod I ( E ), penjemuran I ( F ), pembatikan I ( G ), pewarnaan II ( H ), penjemuran II ( I ), pembatikan II ( J ), pewarnaan III ( K ), nglorod II ( L ), penjemuran III ( M ). dengan waktu yang dijadwalkan perusahaan selama 693 menit. Dengan menggunakan metode PERT diperoleh hasil jalur kritis dari proses produksi yaitu: A B E F G H I J K L M dengan waktu yang diharapkan 671,3 menit. Dengan demikian selisih waktu yang ditentukan perusahaan dan dengan metode PERT adalah 21,7 menit. Dari hasil network tersebut, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan produksi batik kombinasi motif parang jenis katun sudah baik. Tetapi agar efisien waktu dapat tercapai sebaiknya perusahaan mencoba menggunakan analisis Network untuk pelaksanaan proses produksi selanjutnya. Kata Kunci : Batik, Motif Parang, Katun, Perusahaan Batik Pelangi Surakarta

15 ABSTRAK ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA RIAN ADI WICAKSONO F The purpose of this study was to determine the sequence of production processes and network batik combination motif parang kinds of cotton on the Batik Pelangi Company, know the time on each activity and the relationship of each activity role in the production process batik combination motif parang kinds of cotton on the Batik Pelangi Company. The method used in this study is the analysis of the network by method of PERT. The result obtained, the production process batik combination motif parang kinds of cotton are : pemotongan, ( A), pengecapan ( B ), pemilihan warna ( C ), pewarnaan I ( D ), nglorod I ( E ), penjemuran I ( F ), pembatikan I ( G ), pewarnaan II ( H ), penjemuran II ( I ), pembatikan II ( J ), pewarnaan III ( K ), nglorod II ( L ), penjemuran III ( M ), with the company during the scheduled time 693 minutes. By using PERT critical path result obtained from the production process, namely: A B E F G H I J K L M with the expended of 671,3 minutes. Thus the difference in the time specified by the company and the PERT method was 21,7 minutes. From the results of the network, it can be seen in the company s ability to complete the production of batik combination motif parang kinds of cotton is good. But that can be achieved efficiently when the company should try to use network analysis to further the implementation the production process. Keyword ; Batik, Motif Paarang, cotton, Batik Pelangi company, Surakarta

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterpurukan ekonomi sejak tahun 1997 silam, banyak perusahaan atau unit usaha yang mengalami kemunduran bahkan tidak jarang yang mengalami penutupan usaha. Ditambah lagi dengan adanya era perdagangan bebas membuat perusahaan-perusahaan yang ada harus bekerja ekstra keras untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Tidak bisa dipungkiri persaingan dan perkembangan teknologi dalam dunia usaha semakin ketat, yang ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang menghasilkan produk sejenis dan inovatif. Hal ini menjadi pemicu bagi setiap perusahaan untuk menunjukkan kompetensinya, sehingga para pengusaha dituntut untuk lebih agresif didalam setiap kesempatan agar mampu menghasilkan produk yang maksimal. Dalam menghadapi persaingan salah satu usaha yang ditempuh perusahaan untuk dapat bersaing adalah dengan melaksanakan proses produksi secara terarah dan sesuai dengan perencanaan, pengendalian serta pengawasan produksi yang matang. Proses produksi merupakan metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk dengan mengoptimalkan sumberdaya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana) yang ada (Nasution, 1

17 2003:3). Pada perusahaan manufaktur proses produksi memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil produksi, dimana setiap proses produksi dibantu oleh mesin-mesin canggih yang penggunaannya sangat praktis dan pengerjaannya hanya membutuhkan waktu yang singkat. Selain itu pelaksanaan proses produksi juga ditangani oleh para tenaga kerja yang terampil sesuai dengan bidangnya masing-masing. Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi kepada perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin, atau terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau produksi pesanan (Gitosudarmo, 2002:297). Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk merencakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan, dengan menggunakan network sebagai alat perencanaan dapatlah disusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan realokasi tenaga kerja. Adapun keuntungan menggunakan analisis network adalah sebagai berikut : 1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis. 2. Penentuan urutan pekerjaan. 3. Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara 2

18 keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya. 4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian secara keseluruhan. 5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal. 6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di sub-kontrak-kan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen. Masalah perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek menjadi hal yang sangat penting, karena dengan perencanaan dan pengendalian yang baik maka perusahaan dapat meminimumkan waktu yang dibutuhkan menyelesaikan seluruh proses produksi. Sehingga akan berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan itu sendiri. Perusahaan Batik Pelangi merupakan perusahaan tekstil yang bergerak di bidang pembuatan batik dalam berbagai proses, yaitu proses tulis dan proses cap. Perusahaan tersebut menggunakan ribuan macam motif dengan jenis macam kain antara lain, jenis katun, syphone, primissima, 3

19 santung, paris dan sutra. Selama ini Perusahaan Batik Pelangi masih menggunakan teknik pekiraan untuk menentukan jangka waktu penyelesaian proyek. Perusahaan berpedoman pada jumlah permintaan atau order dalam menghasilkan produk, sehingga perusahaan tersebut belum mampu untuk mencapai efisiensi waktu, biaya dan tenaga kerja. Dengan demikian metode analisis network sangat berguna untuk mengatasi pemasalahan perusahaan dalam menentukan efisiensi jangka waktu penyelesaian suatu produksi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dalam menyusun tugas akhir mengambil judul ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA. B. Rumusan Masalah Masalah-masalah pokok yang mendorong penelitian tentang penerapan analisis network pada Perusahaan Batik Pelangi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan sebelum menggunakan metode analisis network? 2. Bagaimana urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun agar dapat diselesaikan tepat waktu? 4

20 3. Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agar mendapatkan waktu yang diharapkan dengan metode PERT? 4. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi bila dilakukan secara normal dan jika menggunakan analisis diagram network? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yang berkaitan dengan penggunaan analisis network pada Perusahaan Batik Pelangi adalah : 1. Mengetahui perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan setelah menggunakan metode analisis network 2. Mengetahui urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun agar dapat diselesaikan tepat waktu. 3. Mengetahui waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agar mendapatkan waktu yang diharapkan dengan metode PERT. 4. Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi bila dilakukan secara normal dan jika menggunakan analisis diagram network. 5

21 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Memberi masukan dan gambaran kepada pemilik perusahaan bahwa dengan menerapkan penggunaan analisis network dapat memperkirakan waktu penyelesaian produksi secara efisien dan pentingnya perencanaan dan pengawasan produksi dalam memperoleh efektivitas waktu dan biaya pembuatan produk yang dihasilkan, 2. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan tentang penerapan dan penggunaan metode analisis network pada proses produksi. b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu dan teori yang didapat dari perkuliahan dalam dunia kerja nyata. 3. Bagi Pihak lain Sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. E. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Untuk mengetahui data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka dibutuhkan obyek penelitian. Dalam hal ini 6

22 obyek penelitian dilaksanakan BATIK PELANGI yang berlokasi di Karang Turi 1A Pajang Solo Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original ( Kuncoro, 2003:127). Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan karyawan produksi tentang urutan proses produksi dan waktu penyelesaian tiap tahap, jam kerja kerja karyawan, alat dan bahan baku yang digunakan dan jenis produk yang dihasilkan, struktur organisasi. b. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data ( Kuncoro, 2003:127). Data sekunder dalam penelitian ini berupa : a) Data sejarah Perusahaan Batik Pelangi b) Data struktur organisasi Perusahaan Batik Pelangi c) Proses produksi Perusahaan Batik Pelangi. 7

23 F. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Pengumpulan data dengan melakukan komunikasi secara langsung berupa tanya jawab dengan pimpinan perusahaan maupun karyawan yang bersangkutan di dalam perusahaan mengenai proses produksi dan waktu pengerjaan 2. Observasi ( Pengamatan ) Pengumpulan data secara langsung di lapangan atau tempat dimana melakukan penelitian yaitu berupa magang kerja atau pengamatan langsung dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung proses produksi atau kegiatan lainnya di perusahaan. 3. Study pustaka Yaitu metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari referensi buku-buku panduan dan literaturliteratur lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian. G. Teknik Pembahasan 1. Sebelum menggunakan metode analisis network : a) Mengidentifikasi tahap-tahap dalam proses pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun b) Menentukan waktu normal tiap-tiap tahap proses produksi 8

24 c) Memperkirakan waktu normal penyelesaian dalam pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun 2. Sesudah menggunakan metode analisis network : a) Mengidentifikasi semua pekerjaan atau kegiatan dalam proses pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun dan waktu normal penyelesaian kegiatan tersebut. b) Menentukan urutan atau routing penyelesaian kegiatan yang logis, yaitu kegiatan atau pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai. c) Menentukan perkiraan waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang diharapkan dengan menggunakan metode PERT, dengan rumus : ET = ( m) a+ 4 + b 6 Dimana : ET = waktu kegiatan yang diharapkan a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan dengan baik tanpa hambatan. m = waktu realistik, waktu kegiatan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal. b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya. 9

25 d) Menyusun Diagram Network 1) Setiap kegiatan untuk menyelesaikan proses produksi secara keseluruhan ditulis dalam bentuk simbol. 2) Menggambarkan diagram network keterangan : : anak panah penuh, sebagai simbol kegiatan. : lingkaran, sebagai simbol kejadian atau peristiwa. : anak panah terputus-putus, sebagai simbol kegiatan semu. 3) Menentukan jalur penyelesaian pekerjaan yang terlihat pada diagram network, kemudian dihitung jumlah waktu yang dipergunakan dalam setiap jalur. Dengan langkah tersebut dapat ditemukan jalur yang paling panjang ( paling lama ) yang disebut jalur kritis ( Critical Path ). 10

26 e) Mengidentifikasi jalur kritis penyelesaian pekerjaan Dengan diagram network maka dapat diidentifikasi jalur kritisnya, pekerjaan keseluruhan ( ES, LS, EF,LF dan Slack kegiatan ). a) ES = Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal. b) LS = Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir. c) EF = Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal. d) LF = Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir. e) S = Waktu Slack atau waktu mundur aktivitas. Untuk menghitung ES, LS dan S dengan rumus sebagi berikut : EF = ES + t LF = LS + t S = LS ES atau S = LF EF 11

27 H. Kerangka Pemikiran Sebelum Mengidentifikasi tahaptahap proses produksi Sesudah Mengidentifikasi semua pekerjaan Menentukan waktu normal tiap-tiap tahap proses produksi Menentukan urutan atau routing penyelesaian kegiatan yang logis Menghitung jumlah total waktu penyelesaian proses produksi Metode Network PERT Menyusun Diagram Network Menentukan Jalur Kritis Penyelesaian Pekerjaan Perbandingan Keputusan GAMBAR I.1 KERANGKA PEMIKIRAN 12

28 Keterangan : 1. Sebelum ada analisis network : Perusahaan Batik Pelangi dalam menentukan berapa lama kira-kira waktu yang cepat untuk menyelesaikan produksi masih menggunakan metode perkiraan. Dimana untuk mendapatkan waktu penyelesaian suatu produksi perusahaan mengidentifikasi tahap-tahap dalam pembuatan batik tersebut. Setelah iitu perusahaan menentukan waktu normal tiap-tiap tahap proses produksi. Dengan adanya data tersebut dan tahap-tahapan pembuatan dalam waktu normal maka perusahaan dapat memperkirakan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produksi dengan menjumlahkan waktu-waktu normal pada setiap proses produksi. 2. Sesudah ada analisis network : Pada Perusahaan Batik Pelangi masih berpedoman pada jumlah permintaan atau order dalam menghasilkan produk. Selama ini perusahaan Batik Pelangi masih menggunakan perkiraan sebagai pedoman untuk menentukan berapa lama kira kira waktu yang cepat dalam penyelesaian proyek, maka perusahaan tersebut memerlukan suatu metode kerja untuk menganalisanya yang disebut network atau jaringan kerja. Dimana untuk menganalisa metode kerja dengan network maka langkah yang dilakukan perusahaan adalah mengidentifikasi semua pekerjaan atau kegiatan dalam proses pembuatan batik cap motif parang dan waktu normal penyelesaian kegiatan tersebut. Dari hasil data tersebut 13

29 maka perusahaan dapat menentukan kegiatan atau pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai. Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang diharapkan dengan menggunkan metode PERT. Dengan data waktu penyelesaian setiap pekerjaan yang dihasilkan dengan metode PERT maka perusahaan dapat menyusun diagram network. Dari hasil diagram netwok tersebut maka dapat dihitung jumlah waktu yang dipergunakan dalam setiap jalur produksi. Dengan langkah tersebut dapat ditemukan jalur yang paling panjang ( paling lama ) yang disebut jalur kritis ( Critical Path ). Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk penyelesaian jalur kritis adalah sama dengan waktu untuk menyelesaikan proyek secara keseluruhan. 3. Perbandingan sebelum menggunakan analisis network dan sesudah menggunakan analisis network Perusahaan Batik Pelangi dalam menentukan berapa lama kira-kira waktu yang cepat untuk menyelesaikan produksi tanpa metode analisis network hanya dapat memperkirakan waktu normal saja dalam penyelesaiaan proses produksi. Di lain sisi bila Perusahaan Batik Pelangi menggunakan analisis network, perusahaan dapat menentukan waktu yang diharapkan ( expected time ) 14

30 4. Keputusan perusahaan Dengan perbandingan tersebut maka perusahaan tentunya dapat mengambil keputusan untuk menggunakan metode analisis network atau tetap menggunakan metode manual dalam menentukan waktu yang cepat untuk menyelesaikan proses produksi. 15

31 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Proses Produksi Menurut Subagyo (2000:8 10) Proses produksi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya proses produksi dibagi dua macam yang sifatnya ekstrim, yaitu proses produksi continous atau terus menerus dan proses produksi intermittent atau terputus putus. 1. Proses Produksi Terus menerus Proses produksi terus menerus atau continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan pada produk atau product focus dan biasa digunakan untuk membuat barang yang macammya relatif sama dan jumlah yang dihasilkan banyak sekali. 2. Proses Produksi Terputus putus Proses produksi terputus putus atau intermittent digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam macam, dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. 16

32 Proses produksi terputus putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokuskan pada proses atau process focus. Dalam process focus banyak digunakan pada proses pembuatan barang yang bermacam karena macam produknya berganti ganti. Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis dan lain lain. Proses produksi ini terdiri atas beberapa subproses produksi, misalkan proses pengolahan bahan baku menjadi komponen, proses perakitan komponen menjadi sub assembly dan proses perakitan sub assembly menjadi produk jadi (Baroto, 2002:13 14). B. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Menurut Nasution (2003:13) Perencanaan dan pengendalian produksi dapat disebut juga dengan PPC ( Planning Production Control ). PPC dapat didefinisikan sebagai proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masak, mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi minmum. 17

33 Menurut Baroto (2002:14) Perencanaan dan Pengendalian Produksi adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. Perencanaan dan Pengendalian Produk merupakan tindakan manajemen yang sifatnya abstrak (tidak dapat dilihat secara nyata). 1. Perencanaan produksi Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen, dimana perencanaan tersebut menentukan usaha atau tindakan untuk suatu kegiatan yang diputuskan olah pimpinan. Perencanaan mempunyai arti penting bagi seluruh kegiatan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Karena perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Oleh karena itu, perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diterapkan dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus di evaluasi secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian ( Nasution, 2003:13). 18

34 2. Pengendalian Produksi Rencana produksi yang telah disusun tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pengendalian terhadap pelaksanaan rencana tertsebut. Pengendalian yang dimaksud disini adalah pengawasan yang sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan. Pengendalian adalah suatu usaha untuk mengamati dan mengevaluasi suatu kegiatankegiatan yang dilakukan, supaya sesuai rencana, serta mencatat semua penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan mencari solusinya. Menurut Nasution (2003:20) Pengendalian dapat di definisikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu, pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminir penyimpangan tersebut. 3. Pengawasan Sedangkan pengawasan merupakan suatu usaha untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Apabila terjadi penyimpangan akan diketahui mana letak penyimpangannya, juga untuk mengetahui 19

35 seberapa tingkat pencapaian atau penyelesaian kegiatan yang ditentukan. Menurut Reksohadiprojo dan Gitosudarmo (2000:127) dalam tahap pengawasan produksi terdapat empat fungsi utama yang terdiri dari : a) Routing Usaha untuk menentukan urutan operasi yang akan dilalui, nilai bahan sampai proses produksi selesai. b) Scheduling Menentukan rencana waktu kapan pekerjaan itu akan dikerjakan dan bilamana pekerjaan-pekerjaan dapat dialokasikan pada waktu yang telah ditentukan. c) Dispatching Perintah pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan scheduling. d) Follow - up Merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi. Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan pengendalian produksi merupakan usaha-usaha manajemen untuk merencanakan dasar-dasar daripada proses produksi dan aliran bahan, sehingga menghasilkan produk yang dibutuhkan pada 20

36 waktunya dengan biaya yang seminim mungkin dan mengatur serta menganalisa mengenai pengorganisasian dan pengkoordinasian bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan, tenaga manusia dan tindakan-tindakan lain yang dibutuhkan (Nasution, 2003:14). C. Pengertian Manajemen Proyek Manajemen merupakan proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan serta pengendalian. Jadi manajemen bagi suatu proyek sangat penting untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dituju. Proyek merupakan proses penciptaan suatu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan keutuhan sumberdaya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian (Nasution, 2003:11). Sehingga dapat diartikan sebagai kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan di masukkan untuk melaksanakan tugas dan sasarannya yang telah digariskan dengan jelas. Jadi yang dimaksud dengan manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan dan waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu. 21

37 Menurut Heizer dan Render (2005:75) Manajemen proyek meliputi tiga fase yaitu : 1. Perencanaan, fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang, uang dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan yang lainnya. 3. Pengendalian, disini perusahaan mengawasi sumberdaya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumberdaya agar dapat memenuhi kebutuhan dan biaya. D. Pengertian Penjadwalan ( Scheduling ) Untuk memudahkan penyelesaian proyek yang rumit dan kompleks memerlukan perencanaan yang baik. Oleh karena itu perencanaan harus dilengkapi dengan scheduling. Scheduling adalah penjadwalan kegiatan, suatu kegiatan dijadwal kapan memulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhir kapan selesainya. Scheduling merupakan bagian dari perencanaan, yaitu perencanaan mengenai waktu melaksanakan kegiatan ( Subagyo, 2000:165). 22

38 Penjadwalan merupakan kegiatan yang penting dalam penentuan waktu dan urutan dalam kagiatan produksi, dengan penjadwalan perusahaan akan memperoleh gambaran tentang kegiatan produksi yang akan dilaksanakan, sehingga perusahaan dapat memperkirakan waktu dan biaya. Heizer dan Render (2001:506) Dengan adanya scheduling atau penjadwalan produksi yang dilakukan oleh perusahaan, maka fungsi pengawasan produksi akan mudah dilaksanakan, karena akan diketahui penyimpangan dan efisiensi waktu yang telah direncanakan dengan waktu yang sesungguhnya dalam proses produksi perusahaan. Scheduling membantu meningkatkan kegunaan sumber daya manusia, uang dan material dengan identifikasi hambatan kritis dalam proyek, mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan. E. Pengertian Analisis Network Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi kepada perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin, atau 23

39 terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau produksi pesanan (Gitosudarmo, 2002:297). Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan atau proyek terutama proyek atau pekerjaan yang terdiri atas berbagai macam pekerjaan, dengan menggunakan analisis network sebagai alat perencanaan maka dapat disusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan realokasi tenaga kerja atau karyawan. Menurut Gitosudarmo (2002: ) Diagram network merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan-kegiatan serta kejadian-kejadian didalam melaksanakan proses produksi, dan dalam penggambarannya menggunakan simbol-simbol. Dalam hal ini terdapat beberapa simbol yang dipergunakan, yaitu : a. : simbol anak panah, menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud kegiatan disini adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian atau penggunaan sejumlah material, tenaga kerja serta peralatan ( resource ) yang ada. b. : simbol lingkaran, menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir atau selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain. Jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol 24

40 lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah kejadian. c. : simbol anak panah terputus-putus, menunjukkan kegiatan semu ( dummy activity ). F. Pengertian Metode Analisis Network Ada dua metode analisis network yang paling terkenal dan digunakan dalam penjadwalan dan pengawasan, yaitu : 1. PERT ( Program Evaluation and Review Technique ) PERT merupakan suatu metode analitis yang dirancang untuk membantu dalam scheduling dan pengawasan yang kompleks, yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu, dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan lain. PERT mengguanakan tiga estimasi waktu yaitu waktu optimistik, waktu realistik dan waktu pesimistik untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan ( expected time ) dengan rumus : ( m) a+ 4 + b ET= 6 Dimana : ET = waktu kegiatan yang diharapkan 25

41 a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa hambatan-hambatan atau penundaanpemundaan. m = waktu realistik, waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima. b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya. 2. Analisis CPM ( Critical Path Method ) Jalur kritis merupakan jalur-jalur didalam diagram network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian yang terpanjang dari jumlah waktu penyelesaian pada jalur-jalur yang lain. Jumlah waktu penyelesaian yang terbesar itu berarti merupakan minimum waktu yang dibutuhkan oleh keseluruhan proses produksi itu. (Gitosudarmo, 2002:298). Adapun sifat-sifat jalur kritis 1. Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi itu. 26

42 2. Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara waktu selesainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses produksi itu. Menurut Heizer dan Render (2001:513), sasaran analisis jalur kritis adalah untuk menentukan kuantitas masing-masing aktivitas berikut ini : 1. ES = Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang mendahuluinya harus diselesaikan sebelun suatu aktivitas bisa dimulai. 2. LS = Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir. Semua aktivitas berikut harus diselesaikan tanpa menunda keseluruhan proyek. 3. EF = Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal 4. LF = Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir 5. S = waktu slack atau waktu mundur aktivitas,yang sama dengan (LS ES ) atau ( LF EF ) Jadi analisis PERT dan CPM sangat penting bagi suatu proyek, yang digunakan untuk menentukan aktivitas yang akan diselesaikan tepat waktu sehingga akan menjamin penyelesaian keseluruhan proyek sesuai jadwal. 27

43 BAB III DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan Batik Pelangi didirikan oleh Bapak Muhammad Hanafi Sucipto pada tahun Beliau lahir di Yogyakarta 11 Juni Awal mulanya sebelum mendirikan sebuah perusahaan batik, Bapak Hanafi bekerja sebagai buruh di Perusahaan Batik Danar Hadi yang sampai sekarang ini menjadi salah satu perusahaan batik yang terkenal di Kota Surakarta. Beliau bekerja sekitar tahun 1976 sampai dengan tahun 1980, tetapi beliau bekerja di Perusahaan Batik Danar Hadi hanya sebentar, setelah itu Bapak Hanafi membantu orangtuanya yang juga sebagai seorang pengusaha batik. Saat itu lokasi perusahaan yang dijalani beliau dengan orangtuanya berada di daerah Kabangan Laweyan Surakarta, yang merupakan lokasi pertama beliau dalam memulai bisnisnya sebagai pengusaha batik. Dari situlah Bapak Hanafi memiliki kemampuan dalam mengelola dan memanajemeni di bidang batik, serta mempunyai keinginan untuk mendirikan sebuah perusahaan batik sendiri. Alasan lain beliau ingin mendirikan perusahaan batik adalah 28

44 karena pada waktu itu beliau tidak mempunyai pekerjaan tetap selain membantu orangtuanya dan juga dikarenakan belum ada perusahaan batik didaerah sekitar pada saat itu, sehingga belum banyak pesaing. Dengan keinginannya yang kuat, akhirnya secara perlahan-lahan beliau mampu mendirikan perusahaan batik sendiri dengan dibantu istrinya, perusahaan tersebut berlokasi di Pajang, tepatnya di Jalan Karangturi 1A yang sampai sekarang ini masih menjadi tempat usahanya. Dengan mempekerjakan kurang lebih seratus orang karyawan, perusahaan batik milik Bapak Hanafi bisa berkembang dan mengalami kemajuan hingga saat ini, yang mampu menghasilkan bermacam-macam batik, baik berupa produk jadi maupun lembaran kain batik. Adapun jenis produknya adalah batik tulis dan batik cap dengan jenis kain katun, primissima, santung, paris dan sutra. Selain itu perusahaan juga memproduksi batik kombinasi, yaitu perpaduan antara batik tulis dan batik cap ( dalam prosesnya). Sekarang ini Perusahaan Batik Pelangi masih memproduksi ketiga jenis produk tersebut, tetapi untuk batik tulis sendiri mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena batik tulis yang diproduksi perusahaan Bapak Hanafi kalah bersaing di pasaran dengan perusahaan-perusahaan batik lainnya yang sudah 29

45 mempunyai nama khususya di Kota Surakarta misalnya, batik Danar Hadi. Jadi untuk saat ini Perusahaan Batik Pelangi lebih banyak memproduksi batik cap dan batik kombinasi yang menjadi produk unggulannya. Perusahaan Batik Pelangi merupakan perusahaan home industry yang bersifat perseorangan. Dikerenakan perusahaan ini didirikan, dipimpin dan dikelola oleh Bapak Hanafi sendiri dengan dibantu istrinya. Produk yang dihasilkan Perusahaan Batik Pelangi adalah berupa lembaran kain batik dan produk jadi, misalnya kemeja pria, pakaian wanita seperti busana muslim yang memanjang ( abaya ), pakaian anak-anak, sprei dan sarung bantal. Dan untuk sistem produksinya berdasarkan permintaan konsumen atau pesanan (order). Adapun tujuan dari pendirian Perusahaan Batik Pelangi adalah sebagai berikut : a. Melestarikan budaya bangsa yang bersifat tradisional agar tetap eksis dan lestari pada masyarakat globalisasi sekarang ini. b. Memperoleh keuntungan. c. Membuka lapangan pekerjaan, terutama masyarakat sekiitar perusahaan. d. Mensejahterakan karyawan. e. Mencukupi kebutuhan sandang bagi masyarakat 30

46 2. Lokasi Perusahaan Lokasi Perusahaan Batik Pelangi berada di Jalan Karangturi 1A Pajang, Laweyan Surakarta. Dengan letaknya yang strategis sehingga mudah untuk dijangkau. Sejak berdiri sampai sekarang lokasi perusahaan belum pernah berpindah tempat. Perusahaan ini mempunyai dua bangunan yang mempunyai fungsi berbeda, yaitu bangunan depan digunakan untuk tempat pemasaran dan rumah batik atau showroom. Sedangkan bangunan yang terletak di bagian belakang digunakan sebagai tempat berlangsungnya proses produksi pembuatan batik. 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi Perusahaan Batik Pelangi alurnya bersifat langsung, yaitu dari pemimpin perusahaan kepada para karyawan yang langsung menjalankan proses produksi tanpa melalui manajer atau supervisor terlebih dahulu. Hal ini disebabkan Perusahaan Batik Pelangi merupakan perusahaan home industri yang sifatnya perseorangan. Adapun bagan struktur organisasi Perusahaan Batik Pelangi adalah sebagai berikut : 31

47 Pemimpin Perusahaan Bagian Administrasi Keuangaan Bagian Produksi Bagian Pemasaran Karyawan Sumber : Perusahaan Batik Pelangi GAMBAR III.2 STRUKTUR ORGANISASI Tugas dan wewenang a. Pemimpin Perusahaan Pemimpin perusahaan merupakan pemilik dari perusahaan itu sendiri, yang bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hidup perusahaan, sehingga mempunyai wewenang untuk merencanakan semua kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditentukan, mengkoordinir karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan melakukan pengawasan langsung terhadap pekerjaan para 32

48 karyawan. Selain itu pemimpin perusahaan memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan perusahaan. b. Bagian Administrasi Keuangan Bertugas menangani masalah administratif yaitu melakukan pencatatan secara periode, misalnya penggajian karyawan, pemesanan, pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Bagian administrasi dan keuangan juga bertanggung jawab atas pelaksanaan dan kelancaran administrasi perusahaan. Bagian administrasi keuangan perusahaan ini dipegang oleh pemimpin perusahaan sendiri. c. Bagian Produksi Tugas dan wewenang kepala bagian produksi yaitu mengamati dan mengawasi jalannya proses produksi, memberi perintah langsung kepada karyawan untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan proses produksi. d. Bagian Pemasaran Pemimpin perusahaan turut ambil bagian dalam bidang pemasaran, terutama dalam kebijakan penjualan dan penentuan harga. Untuk bagian pemasaran sendiri mempunyai tugas menangani masalah yang berkaitan dengan promosi dan penjualan, yaitu melayani konsumen yang akan melakukan 33

49 transaksi dengan perusahaan serta mengadakan hubungan baik dengan penyalur. e. Karyawan Bertugas menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya atas beban yang diberikan serta bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukan tersebut. 4. Aspek SDM Untuk saat ini Perusahaan Batik Pelangi mempekerjakan tenaga atau karyawan sebanyak 112 secara keseluruhan. Adapun rinciannya sebagai berikut : a. Bagian pemotongan : 4 orang b. Bagian pengecapan : 15 orang c. Bagian pewarnaan : 15 orang d. Bagian pembatikan : 50 orang e. Bagian menjahit : 25 orang f. Bagian pemasaran : 3 orang Berikut jam kerja kayawan di Perusahaan Batik Pelangi adalah : Hari kerja : Senin Sabtu Hari libur : Minggu Jam kerja : Pukul , jam istirahat pukul

50 Di Perusahaan Batik Pelangi tenaga kerjanya bersifat borongan. Jadi untuk upah yang diperoleh masing-masing karyawan berdasarkan banyak sedikitnya hasil pekerjaan, penghitungan upah ditentukan persatuan produk yang dihasilkan dan tergantung pada jenis kain yang digunakan serta tingkat kesulitan pengerjaannya. Untuk tunjangan yang diberikan karyawan dari perusahaan hanya Tunjangan Hari Raya ( THR ), yang berupa uang tunai dan barang, biasanya batik jadi atau lembaran kain batik yang diproduksi sendiri. Besarnya tunjangan yang dberikan berdasarkan kemampuan perusahaan atau tergantung masa kerja karyawan. 5. Aspek Produksi a. Jenis produk Produk yang dihasilkan oleh Perusahaan Batik Pelangi adalah batik tulis dan batik cap. Jenis kain yang digunakan bermacam-macam antara lain, katun, primissima, santung, paris dan sutra. Selain itu perusahaan ini juga memproduksi batik kombinasi yaitu perpaduan proses batik tulis dan proses batik cap, yang sekarang ini menjadi produk unggulan. b. Alat-alat yang digunakan untuk proses produksi batik kombinasi, terdiri dari : 1) Canting ( alat untuk membatik ) 35

51 2) Wajan, berukuran besar dan kecil untuk mencairkan lilin 3) Kompor ( ukuran kecil dan besar ) 4) Alat cap dengan berbagai motif 5) Gawangan ( alat untuk penyangga kain saat membatik ) 6) Meja yang dilapisi busa, digunakan untuk mengecap 7) Bak atau ember pewarnaan dan pencucian c. Bahan Baku Terdiri dari : 1) Kain mori berwarna putih bersih 2) Malam atau lilin 3) Obat pewarna kain d. Proses Produksi Untuk proses produksi batik kombinasi melalui beberapa tahap. Dalam pembahasan akan dibahas proses produksi batik kombinasi secara rinci, adapun alur kegiatan proses produksi pada Perusahaan Batik Pelangi sebagai berikut : 36

52 Pemotongan kain Pengecapan Pemilihan warna Pewarnaan I Nglorod I Penjemuran I Pembatikan I Pewarnaan II Penjemuran II Pembatikan II Pewarnaan III Nglorod II Penjemuran III Sumber : Perusahaan Batik Pelangi GAMBAR III.3 ALUR PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI 37

53 6. Hasil Produksi Produk-produk yang dihasilkan Perusahaan Batik Pelangi berupa produk atau kain jadi, seperti kemeja pria, pakaian wanita, busana muslim wanita,pakaian anak, sprei dan sarung bantal. Selain itu produk yang dihasilkan berupa lembaran kain batik. 7. Aspek Pemasaran Untuk daerah pemasaran batik di Perusahaan Batik Pelangi hanya dalam lingkup domestik, yaitu meliputi daerah Surakarta, Yogyakarta dan Jakarta serta ditambah dengan pesanan atau order yang jumlahnya tidak menentu setiap waktunya. Selain itu perusahaan memiliki tempat pemasaran sendiri yang disebut showroom, yang letaknnya masih satu tempat dengan perusahaan. B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai penunjang perkuliahan diluar kampus dengan berorientasi pada dunia nyata yang merupakan aplikasi teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan. Sebelum melaksanakan magang kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dalam berbagai pengetahuaan praktis. Selain itu magang kerja sebagai syarat dalam penulisan tugas akhir yang harus dan wajib 38

54 dilaksanakan oleh mahasiswa jenjang diploma tiga Manajemen Industri. 2. Manfaat Magang Kerja Agar Mahasiswa dapat menerapkan materi-materi selama perkuliahan khususnya dalam bidang industri. Selain itu mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan pegetahuan tentang berbagai aktivitas dalam dunia usaha. 3. Pelaksanaan Magang Kerja Magang kerja dilakukan di Perusahaan Batik Pelangi, yang beralamat di jalan Karangturi 1a Pajang, Laweyan Surakarta. Pelaksanaannya selama satu bulan lebih, yaitu mulai tanggal 1 Februari Maret Mahasiswa magang kerja masuk satu minggu tiga kali, dari pukul Dikarenakan pelaksanaan magang kerja tidak ditentukan atau ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Adapun rincian kegiatan yang dilakukan mahasiswa saat magang kerja adalah sebagai berikut : a. Minggu pertama 1) Melakukan pengenalan pada lingkungan kerja dan melakukan perkenalan dengan pemilik perusahaan, para karyawan di bagian produksi serta melakukan wawancara 39

55 langsung dengan pemilik perusahaan tentang sejarah perusahaan. 2) Mengamati langsung proses produksi pembuatan batik secara singkat. b. Minggu kedua Melakukan observasi dan wawancara langsung dengan karyawan bagian produksi termasuk bagian pembatikan, bagaimana cara kerjannya mulai dari pemotongan kain, pengecapan, proses pewarnaan dan pembatikan serta menanyakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing pekerjaan dan bagaimana tata letak ( layout ) Perusahaan Batik Pelangi. c. Minggu ketiga Observasi dan wawancara langsung dengan karyawan bagian konveksi, mulai dari bagaimana pembuatan pola, pemotongan kain dan tahap-tahap menjahit. d. Minggu keempat Mengamati proses finishing dan sistem pemasaran barang. 40

56 C. Pembahasan 1. Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sebelum menggunakan network. Kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun pada Perusahaan Batik Pelangi, meliputi : a. Tahap Pemotongan Memotong kain mori sesuai ukuran yang telah ditentukan. b. Tahap Pengecapan ( ngecap ) Memberi motif pada kain mori dengan lilin atau malam yang dipanaskan dalam wajan besar ( grengseng ). Kain dicap diatas meja yang dilapisi busa. c. Pemilihan warna Memilih warna sesuai motif kain yang telah dicap. d. Tahap pewarnaan ( ngelir ) I Pada tahap ini ada dua proses, pertama yaitu kain yang sudah dicap dicelupkan ke dalam bak pewarnaan yang berisi naptol. Proses selanjutnya,kain dicelupkan ke dalam bak berisi air dan garam ( tujuannya untuk memperkuat warna pada kain ). e. Tahap Nglorod I 41

57 Menghilangkan lilin atau malam pada kain yang sudah dicap dan diwarnai dengan cara direbus dalam bak besar. f. Tahap penjemuran I Kain dijemur di tempat yang panas hingga kain kering. g. Tahap Pembatikan ( sungging ) I Memberi malam pada kain menurut pola dan sesuai coraknya dibagian tepi motif dengan menggunakan canting. h. Tahap pewarnaan ( ngelir ) II Memberi pewarnaan kembali pada kain setelah disungging (proses sama dengan tahap pewanaan II ). i. Tahap penjemuran II Pada tahap penjemuran II, kain dijemur di tempat teduh atau dalam ruangan. Tujuannya agar kain yang telah di sungging malamnya tidak meleleh. j. Tahap pembatikan ( sungging ) II Kain disungging kembali untuk kedua kalinya pada bagian dalam motif. k. Tahap pewarnaan ( ngelir ) III Proses sama dengan pewarnaan tahap I dan II. Tujuannya adalah untuk memperkuat warna. l. Tahap nglorod II 42

58 Menghilangkan lilin atau malam pada kain setelah proses sungging dan ngelir. Proses sama dengan nglorod tahap I. m. Tahap penjemuran III Setelah proses nglorod kain dijemur hingga kering ditempat yang panas. Untuk mempermudah, semua kegiatan di atas dapat dilihat di tabel berikut ini : Tabel III.1 Urutan pekerjaan proses produksi batik kombinasi dan waktu penyelesaian ( dalam satuan menit ) No Kegiatan Simbol Waktu 1. Pemotongan Kain A 6 2. Pengecapan B Pemilihan warna C 5 4. Pewarnaan I D 5 5. Nglorod I E 5 6. Penjemuran I F Pembatikan I G Pewarnaan II H 5 9. Penjemuran II I Pembatikan II J Pewarnaan III K Nglorod II L Penjemuran III M 45 Total 693 Sumber : Perusahaan Batik Pelangi 43

59 Perkiraan waktu penyelesaian proses produksi didapatkan dengan menjumlahkan waktu normal dalam setiap proses produksi. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : A + B + C + D + E + F + G + H + I + J + K + L + M = 693 Menit. Jadi sebelum perusahaan menggunakan analisis Netwok waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses produksi pembuatan batik motif parang jenis katun adalah 693 Menit. 2. Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sesudah menggunakan network. a. Menentukan urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun agar dapat diselesaikan tepat waktu Kegiatan-kegiatan dalam suatu proyek diurutkan sesuai dengan pekerjaan, sehingga dapat diketahui kegiatan atau pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum suatu kegiatan lain dapat dimulai, agar data diketahui hubungan ketergantungan yang logis antar kegiatan. Adapun hubungan ketergantungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : 44

60 Tabel III.2 Urutan pekerjaan atau kegiatan proses produksi batik kombinasi No. Kegiatan Simbol Kegiatan yang mendahului 1. Pemotongan kain A - 2. Pengecapan B A 3. Pemilihan warna C - 4. Pewarnaan I D C 5. Nglorod I E B,D 6. Penjemuran I F E 7. Pembatikan I G F 8. Pewanaan II H G 9. Penjemuran II I H 10. Pembatikan II J I 11. Pewarnaaan II K J 12. Nglorod II L K 13. Penjemuran III M L Sumber : Perusahaan Batik Pelangi b. Menentukan perkiraan waktu-waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agar mendapatkan waktu yang diharapkan dengan metode PERT. Dalam penentuan waktu kegiatan yang diperkirakan untuk tiap-tiap kegiatan atau pekerjaan tidaklah mudah. Maka untuk menentukan waktu kegiatan digunakan metode PERT yang didasarkan pada tiga macam perkiraan waktu, yaitu waktu optimistik, waktu realistik dan waktu optimistik. Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing elemen pekerjaan adalah sebagai berikut : 45

PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR

PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

ANALISIS SCHEDULING DENGAN METODE PERT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI BATIK ADI BUSANA SKRIPSI

ANALISIS SCHEDULING DENGAN METODE PERT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI BATIK ADI BUSANA SKRIPSI ANALISIS SCHEDULING DENGAN METODE PERT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI BATIK ADI BUSANA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 TEKNIK PENJADWLAN PRODUKSI GRAPPLE FOR EXCAVATOR D313 PART ATTACMENT FOR TRAKINDO DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Selma Intan Praditya Sari Himawan 1), Niken Parwati

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI ROTI KECIK PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI ROTI KECIK PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI ROTI KECIK PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh : NURUL YUNITA MITAYANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material yang melakukan proses didalamnya untuk menghasilkan produk tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI BUKU GLOBAL ENGLISH SD 1 PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI BUKU GLOBAL ENGLISH SD 1 PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PRODUKSI BUKU GLOBAL ENGLISH SD 1 PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ)

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) FEBRIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No.

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian 1. Menganalisis cara untuk mempersingkat waktu pada proses pembuatan mesin grafika. 2. Menentukan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang tepat

Lebih terperinci

Bab 8 Analisis Jaringan

Bab 8 Analisis Jaringan Bab 8 Analisis Jaringan Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Masalahmasalah yang dimaksud antara

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN BAJU BATIK BLUS DAN KEMEJA PADA BATIK PELANGI SURAKARTA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN BAJU BATIK BLUS DAN KEMEJA PADA BATIK PELANGI SURAKARTA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN BAJU BATIK BLUS DAN KEMEJA PADA BATIK PELANGI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya Progam

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE II KARANGANYAR OLEH : TUGAS AKHIR

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE II KARANGANYAR OLEH : TUGAS AKHIR ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE II KARANGANYAR OLEH : TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Industri Oleh:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK IT

PERENCANAAN PROYEK IT PERENCANAAN PROYEK IT INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI (DIAMBIL DARI MCLEOD AND SMITH, MANAGING IT PROJECTS CH 9) DR. R. RIZAL ISNANTO, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi)

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Bahan Kuliah Manajemen Operasi & Produksi Bab 9 : Manajemen Proyek (Bagian : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA Dosen : Dr. Muchdie, PhD in Economics

Lebih terperinci

2.2. Work Breakdown Structure

2.2. Work Breakdown Structure 2.2. Work reakdown Structure Pada prinsipnya Work reakdown Structure (WS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan perlunya WS adalah : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 6] Studi Kelayakan Sistem Informasi Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Jogiyanto[1993], Studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT (Program Evaluation and Review Technique) TANPA DUMMY Objektif: 1. Mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah 2. Membuat Jaringan Kerja 3. Menghitung Probabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS Nama : Adinda Ridwan NPM : 10212201 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ary Natalina S.sos, MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Proyek

Pengertian Manajemen Proyek MANAJEMEN PROYEK Pengertian Manajemen Proyek Suatu manajemen yang menangani proyek secara menyeluruh, dimulai dari pengembangan ide atau gagasan awal, perencanaan pembiayaan proyek, serta perencanaan kualitas

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI KAIN PRINTING INDO ABADI DALAM USAHA EFEKTIFITAS PRODUK PADA PT. SARI WARNA ASLI I TEKSTIL INDUSTRI TUGAS AKHIR

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI KAIN PRINTING INDO ABADI DALAM USAHA EFEKTIFITAS PRODUK PADA PT. SARI WARNA ASLI I TEKSTIL INDUSTRI TUGAS AKHIR PENJADWALAN PROSES PRODUKSI KAIN PRINTING INDO ABADI DALAM USAHA EFEKTIFITAS PRODUK PADA PT. SARI WARNA ASLI I TEKSTIL INDUSTRI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGADAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA DIVISI EKSPOR PT BATIK DANAR HADI

PERENCANAAN PENGADAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA DIVISI EKSPOR PT BATIK DANAR HADI PERENCANAAN PENGADAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA DIVISI EKSPOR PT BATIK DANAR HADI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

STRATEGI TATA LETAK RUANG UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ALUR BARANG DI PABRIK ADITEX BANGUN CIPTA KLATEN

STRATEGI TATA LETAK RUANG UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ALUR BARANG DI PABRIK ADITEX BANGUN CIPTA KLATEN STRATEGI TATA LETAK RUANG UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ALUR BARANG DI PABRIK ADITEX BANGUN CIPTA KLATEN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN PUSTK 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Menurut Yamit (1996: 296), proyek adalah setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) ABSTRAK

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) ABSTRAK PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) FEBRIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No.

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus

Lebih terperinci

Lusiana Prastiwi, Kristina Yuventa FKIP, Universitas Dr. Soetomo

Lusiana Prastiwi, Kristina Yuventa FKIP, Universitas Dr. Soetomo PENERAPAN METODE JALUR KRITIS ATAU CRITICAL PATH METHOD (CPM) PENENTUAN WAKTU OPTIMAL DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN TENUN IKAT TRADISIONAL KUPANG NTT Lusiana Prastiwi, Kristina Yuventa FKIP, Universitas

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 31 Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : Jenis Data Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2004, p.146) data primer merupakan sumber data penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Pendahuluan Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PERBANDINGAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN LIFT BARANG DUA LANTAI DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : CV. Prisma Tehnik Gemilang Gresik) Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PENGERTIAN suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan dikembangkan dari informasi yang diperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

JARINGAN KERJA PROSES PEMBUATAN BENANG PADA DEPARTEMEN SPINNING PT KUSUMAPUTRA SANTOSA JATEN KARANGANYAR

JARINGAN KERJA PROSES PEMBUATAN BENANG PADA DEPARTEMEN SPINNING PT KUSUMAPUTRA SANTOSA JATEN KARANGANYAR JARINGAN KERJA PROSES PEMBUATAN BENANG PADA DEPARTEMEN SPINNING PT KUSUMAPUTRA SANTOSA JATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan. Tujuan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan operasinya. Proses

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK PADA GEDUNG JAVA DESIGN CENTRE SEMARANG

PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK PADA GEDUNG JAVA DESIGN CENTRE SEMARANG PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK PADA GEDUNG JAVA DESIGN CENTRE SEMARANG Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat menjadi sebuah proyek ketika terjadi perkembangan tugas dengan kompleks dan pada akhirnya tidak dapat ditangani

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PLANNING DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) DALAM USAHA EFISIENSI WAKTU PRODUKSI PAKAIAN BATIK PADA BUTIK OMAHKOE BATIK DI SAMARINDA

ANALISIS NETWORK PLANNING DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) DALAM USAHA EFISIENSI WAKTU PRODUKSI PAKAIAN BATIK PADA BUTIK OMAHKOE BATIK DI SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 1002-1015 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS NETWORK PLANNING DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) DALAM USAHA EFISIENSI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN 3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kerja yang merupakan rangkaian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT. DAN LIRIS

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT. DAN LIRIS EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT. DAN LIRIS TUGAS AKHIR Disusun untuk memnuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Oleh : FEBY HENDRATMOKO

Lebih terperinci

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) Fungsi & metode Untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek (jalur kritis) Dengan menggambarkan Arrow Diagram / Network diagram

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA DIVISI EKSPOR SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA DIVISI EKSPOR SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN TUGAS AKHIR PENERAPAN STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA DIVISI EKSPOR SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

NETWORK PLANNING. Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT

NETWORK PLANNING. Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT NETWORK PLANNING Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT Kuliah Manajemen Tambang Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta 2015

Lebih terperinci

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Halaman Motto dan Persembahan... iii Intisari... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci