A 66 YEARS OLD MAN WITH ACUTE PRIMARY ANGLE CLOSURE GLAUCOMA
|
|
- Liana Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup M Novsandri Syuhar Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Glaukoma merupakan kegawatdaruratan dalam bidang mata. Sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaaan dikarenakan glaukoma. Laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan pada mata kiri secara tiba-tiba sejak 1 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan mata merah, nyeri pada mata kiri, nyeri kepala dan mual muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, composmentis, TD 120/80 mmhg, nadi 80 x/menit, RR 16 x/menit, T 36,5 o C. Pemeriksaan oftalmologi oculi sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi, kornea udem, camera oculi anterior kedalaman dangkal, gambaran iris baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig N+2. Diagnosis Glaukoma akut primer sudut tertutup OS. Pasien diberikan terapi Timolol maleate 0,5 % ED 2x1 tetes ODS/hari, Cxytrol 3x1 tetes OS/hari, Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari, Asetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet. Kata Kunci: glaukoma akut primer sudut tertututp, tensio oculi A 66 YEARS OLD MAN WITH ACUTE PRIMARY ANGLE CLOSURE GLAUCOMA Abstract Glaucoma is an emergency in ophtalmology. 3.2 million people suffered blindness due to glaucoma. Male. A 66 years old man with complain suddenly decreased vision in the left eye since one week before entering hospital. Furthermore, patient had a red eyes and pain in the left eye. He also complaint headach, nausea and vomiting. On physical examination found moderate sick in general condition, composmentis, BP 120/80 mm Hg, pulse 80 x/min, RR 16 x/min, T 36,5 o C. On ophtalmology examination in the left eyes found Visus 3/60, conjunctival injection of conjunctiva bulbi, corneal edema, shallow on camera oculi anterior, normal iris, middilatation of pupil, tensio oculi Tono dig N + 2. Diagnosis acute primary angle closure glaucoma OS. Patients received timolol maleate 0.5% ED 2x1 drops ODS/day,Cytrol 3x1 drops OS/day,Carpin 1% 2x1 drops OS/day Acetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet. Keyword : acute primary angle closure, tensio oculi Korespondensi: M Novsandri Syuhar, alamat Jl. Kamboja II No. 3 Labuhan Dalam Merta Sari Kecamatan Tanjung Senang, HP , novsandrisyuhar@yahoo.com Pendahuluan Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang. 1-3 Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak. Berbeda dengan katarak, kebutuaan akibat glaukoma bersifat permanen atau tidak dapat diperbaiki (irreversibel). 4,5 Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2 juta orang pada usia 40 tahun dan yang lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000 adalah buta disebabkan penyakit ini. Tiap tahun, ada lebih dari 300,000 kasus glaukoma yang baru dan kira-kira 5400 orang-orang menderita kebutaan Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010 diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat glaukoma. Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali lebih menyebabkan kebutaan dibandingkan orang kulit putih. 6 Kasus Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan secara tibatiba pada mata kiri sejak 1 minggu Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS). Pasien megeluhkan bahwa pada saat melihat jauh hanya dapat melihat seperti bayangan. Selain itu pasien mengeluh mata kiri merah dan nyeri. Nyeri dirasakan terus menerus dan menghilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh sakit kepala terus-menerus dan disertai mual muntah. Riwayat trauma dan penggunaan obat-obatan tetes mata yang lama sebelumnya disangkal. Riwayat menggunakan kaca mata, hipertensi, diabetes mellitus, trauma pada kedua bola tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80 x/menit, RR 16 x/menit, T 36,5 o C. Pada status generalis didapatkan sistem kardiovaskular, sistem J Medula Unila Volume 4 Nomor 3 Januari
2 Muhammad Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup respirasi, kulit dan ekstremitas dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologi oculi sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi, kornea udem, camera oculi anterior kedalaman dangkal, gambaran iris baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig N+2. Pada oculi dextra VOD 6/60, palpebra dan konjungtiva tenang, kornea jernih, camera oculi anterior dalam, gambaran iris baik, pupil miosis dengan reflek, lensa jernih, tensio oculi Tono dig N. Gambar 1. Status Oftalmologi Pasien dididagnosis glaukoma akut primer sudut tertutup OS. Pasien diberikan terapi Timolol maleate 0,5 % ED 2x1 tetes ODS/hari, Cxytrol 3x1 tetes OS/hari, Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari, Asetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet. Pembahasan Pada kasus ini, pasien didiagnosis glaukoma akut primer sudut tertutup OS. Penegakkan diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis ditemukan mata kiri mendadak buram sejak 1 minggu lalu, mata kiri merah, nyeri kiri yang timbul mendadak, nyeri kepala, mual muntah. Pada pemeriksaan oftalmologi oculi sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi, kornea udem, camera oculi anterior kedalaman dangkal, gambaran iris baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig N+2. Dari riwayat anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosis banding glaukoma akut sudut tertutup, iritis, konjungtivitis, dan keratitis. Diagnosis banding ini berdasarkan keluhan yang sama yaitu mata merah, tapi pada iritis, konjungtivitis dan keratitis tidak didapatkan penurunan ketajaman penglihatan dan peningkatan tekanan intraokuler. Sehingga dengan disingkirkan diagnosis banding yang lain, maka pada pasien ini didiagnosis dengan glaukoma akut sudut tertutup.1,3,8 J Medula Unila Volume 4 Nomor 3 Januari Pada glaukoma akut sudut tertutup glaukoma sudut tertutup akut primer merupakan penyakit mata dengan gangguan integritas struktur dan fungsi yang mendadak sebagai akibat peningkatan tekanan intraokuler (TIO) yang sangat tinggi karena sudut bilik mata depan mendadak tertutup akibat blok pupil.3 Mata dengan segmen anterior yang kecil dengan meningkatnya usia akan mengalami perubahan-perubahan (lensa lebih tebal, lebih ke depan, pupil miosis) dan bila pada suatu saat mengalami cetusan berupa dilatasi ringan dari pupil (karena emosi, sinar yang remang-remang, obatobatan) maka mendadak terjadi blok pupil.9 Humor akuous terbendung di bilik mata belakang yang akan mendorong iris perifer ke depan sampai menempel pada jaringan trabekula sehingga sudut bilik mata depan tertutup akibat TIO meningkat secara mendadak pula.3,9 Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor akueus mengalir ke saluran schlemm.3,10 Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang
3 sehingga sel-sel sarafnya mati. 1,11,12 Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan. 13 Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin. 15,16 Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus diduga disebabkan oleh gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi berkas serabut saraf pada papil saraf optik (gangguan terjadi pada cabang-cabang sirkulus Zinn- Haller), diduga gangguan ini disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler. 14,17 Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi cekungan pada papil saraf optik. 14 Gambar 2. Mekanisme kerusakan Mata Akibat Glaukoma 14 Pasien diberikan terapi Timolol maleate 0,5 % ED 2x1 tetes ODS/hari, Cxytrol 3x1 tetes OS/hari, Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari, Asetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet. Adapun Prinsip tatalaksana pada glaukoma akut sudut tertutup adalah sebagai berikut: 1,3,17 1. Menurunkan TIO segera 2. membuka sudut yang tertutup 3. memberi suportif 4. mencegah sudut tertutup berulang 5. mencegah sudut tertutup pada mata jiran (fellow eye). Pada pasien ini diberikan terapi sebagai berikut: 1. Menurunkan TIO segera. Pada pasien diberikan asetazolamide yang merupakan golongan carbonic anhidrase inhibitor yang berfungsi menekan produksi akuos. Yaitu Asetazolamide 3x250 mg. Pemberian KSR digunakan untuk mencegah hipokalemia yang merupakan efek samping pemeberian asetazolamide Pada pasien juga diberikan Timolol maleate 0,5 % yang merupakan golongan beta bloker yang berfungsi untuk menurunkan produksi akuos humor Pemberian carpin 1% 2x1 tetes OS/hari merupakan obat golongan miotika yang berkerja untuk mengkontriksikan pupil. Penggunaan obat ini akan menyebabkan iris tertarik dan menjauh dari trabekula sehingga sudut terbuka. 8,20 4. Pemberian cytrol yang berisikan kortikosteroid topikal dengan antibiotik digunakan untuk mengurangi inflamasi dan kerusakan saraf optic. 3,21 Pada pasien ini dilakukan pengamatan keberhasilan terapi selama 2-3 hari. Apabila J Medula Unila Volume 4 Nomor 3 Januari
4 tidak terjadi penurunan TIO direncanakan dilakukan tindakan operatif. Adapun tindakan operatif yang dilakukan adalah Iridektomi dan iridotomi perifer. 23,24 Iridektomi dan iridotomi perifer adalah teknik bedah dimana membentuk komunikasi langsung antara kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan diantara keduanya menghilang. 22 Apabila iridektomi dan iridotomi perifer tidak berhasil dapat dilanjutkan dengan bedah drainase glaukoma melalui teknik trabekulektomi. Trabekulektomi merupakan tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal, sehingga terbentuk akses langsung humor aquous dari kamera anterior ke jaringan subkonjungtiva atau orbita dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase. Trabekulotomi telah menggantikan tindakan-tindakan drainase full-thickness (misalnya sklerotomi bibir posterior, sklerostomi termal, trefin). Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan epikslera. Hal ini lebih mudah terjadi pada pasien berusia muda, berkulit hitam dan pasien yang pernah menjalani bedah drainase glaukoma atau tindakan bedah lain yang melibatkan jaringan episklera. Terapi ajuvan dengan antimetabolit misalnya fluorourasil dan mitomisin berguna untuk memperkecil risiko kegagalan bleb. 24 Gambar 4. Bleb Yang Terbentuk Setelah Trabekulotomi 26 Pada pasien ini prognosis quo ad vitam adalah bonam, quo ad fungtionam dan sanationam adalah dubia ad bonam. Hal ini dikarenakan glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera ditangani dalam jam. Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan penglihatan progresif. Tetapi bila terlambat ditangani dapat mengakibatkan buta permanen. Simpulan Pada kasus ini penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sudah sesuai. Penatalaksaan pada pasien ini juga sudah cukup sesuai dengan kepustakan. Kasus glaukoma akut adalah kegawatdarurtan di bidang mata yang harus ditangani dalam jam dengan pengobatan medikamentosa. Apabila medikamentosa tidak berhasil menurunakan TIO maka dilakukan tindakan operatif. Hal ini dikarenakan apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kebutaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook. Edisi ke-2. Stuttgart: Thieme; Eva PR, Emmet T, Cunningham JR. Vaughan & Asbury`s General Ophtalmology. 4. Edisi ke-8. United States of America: Mc Graw Hill; Pan Y, Varma R. Natural history of glaucoma. Indian J Ophthalmol. 2011;59: J Medula Unila Volume 4 Nomor 3 Januari
5 6. Pascolini D, Mariotti SP. Global estimates of visual impairment Br J Ophthalmol. 2011;96: Quigley HA, Broman AT. The number of people with glaucoma worldwide in 2010 and Br J Ophthalmol. 2006;90: American Academy of Ophtalmology. Acute Primary Angle Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course, section 10. USA: AAP; Gondowihardjo T, Simanjuntak G, editor. Glaukoma akut dalam panduan manajemen klinis perdami. Jakarta: PP Perdami; James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi ke-9. Jakarta: EMS; Lang, GK. Glaucoma In Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas. Edisi ke-2. Germany: Stuttgart-New York; Kulkarni KM, Mayer JR, Lorenzana LL, Myers JS, Spaeth GL. Visual field staging systems in glaucoma and the activities of daily living. Am J Ophthalmol. 2012; 154: Lin JC, Yang MC. Correlation of visual function with health-related quality of life in glaucoma patients. J Eval Clin Pract. 2010;16: Tochel CM, Morton JS, Jay JL, et al. Relationship between visual field loss and contrast threshold elevation in glaucoma. BMC Ophthalmol. 2005;13: Spaeth GL, Lopes JF, Junk AK, Grigorian AP, Henderer J. Systems for staging the amount of optic nerve damage in glaucoma: a critical review and new material. Surv Ophthalmol. 2006;51: Richman J, Lorenzana LL, Lankaranian D. Importance of visual acuity and contrast sensitivity in patients with glaucoma. Arch Ophthalmol. 2010;128: Affandi ES, Pudjiastuti I. Terapi glaukoma primer sudut tertutup akut dengan iridoplasti dan iridotomi laser. Majalah Kedokteran Nusantara. 2006;39(3): Robert EM, Jess TW. Management of glaucoma: Focus on pharmacological therapy. Drugs Aging. 2005;22: Aptel F, Cucherat M, Denis P. Efficacy and tolerability of prostaglandin-timolol fixed combinations: a meta-analysis of randomized clinical trials. Eur J Ophthalmol. 2012;22: Higginbotham EJ. Considerations in glaucoma therapy: fixed combinations versus their component medications. Clin Ophthalmol. 2010;4: Sambhara D, Aref AA. Glaucoma management: relative value and place in therapy of available drug treatments.ther Adv Chronic Dis. 2014;5: Dietlein TS, Hermann MM, Jordan JF. The medical and surgical treatment of glaucoma. Dtsch Arztebl Int. 2009;106: Rubin B, Taglienti A, Rothman RF, Marcus CH, Serle JB. The effect of selective laser trabeculoplasty on intraocular pressure in patients with intravitreal steroid-induced elevated intraocular pressure. J Glaucoma. 2008;17: Gedde SJ, Schiffman JC, Feuer WJ, Herndon LW, Brandt JD, Budenz DL. Treatment outcomes in the tube versus trabeculectomy study after one year of follow-up. Am J Ophthalmol. 2007;143: Babighian S, Caretti L, Tavolato M, Cian R, Galan A. Excimer laser trabeculotomy vs 180 degrees selective laser trabeculoplasty in primary openangle glaucoma. A 2-year randomized, controlled trial. Eye Lond : J Medula Unila Volume 4 Nomor 3 Januari
GLAUKOMA ABSOLUT POST TRABEKULEKTOMI DAN GLAUKOMA POST PERIFER IRIDEKTOMI
LaporanKasus GLAUKOMA ABSOLUT POST TRABEKULEKTOMI DAN GLAUKOMA POST PERIFER IRIDEKTOMI Pembimbing : dr. Djoko Heru, sp.m Disusunoleh : Irene Dwiyanti 406117046 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Lebih terperinciLAPORAN KASUS GLAUKOMA KRONIK
LAPORAN KASUS GLAUKOMA KRONIK NAMA PEMBIMBING : dr. BAMBANG RIANTO, Sp.M DISUSUN OLEH Linda Ayu Permatasari (1102008139) BAGIAN KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG SUBANG 2014
Lebih terperinciANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari:
Lebih terperinciGLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA
GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. 1 Terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hilangnya serat saraf optik (Olver dan Cassidy, 2005). Pada glaukoma akan terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma adalah suatu neuropati optik multifaktorial dengan karakteristik hilangnya serat saraf optik (Olver dan Cassidy, 2005). Pada glaukoma akan terdapat kelemahan
Lebih terperinciACUTE GLAUCOMA ON RIGHT EYE
[ LAPORAN KASUS ] ACUTE GLAUCOMA ON RIGHT EYE Laras Maranatha Tobing Faculty of Medicine, Universitas Lampung Abstract Acute glaucoma or primary angle closure glaucoma is a medical emergency case that
Lebih terperinciGlaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?
Glaukoma Glaukoma dikenal sebagai "Pencuri Penglihatan" karena tidak ada gejala yang jelas pada tahap awal terjadinya penyakit ini. Penyakit ini mencuri penglihatan Anda secara diam-diam sebelum Anda menyadarinya.
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Universitas Lampung
CONGENITAL GLAUCOMA Shitrai Eunice 1) 1) Medical Faculty University of Lampung Abstract Background. Primary congenital glaucoma is a common congenital glaucoma and eye disorder that accounts for 0.01 to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Dorland, 2010). Dalam keadaan normal, tekanan intraokular rata rata sekitar 15 mm
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam mata terdapat tekanan, yang disebut dengan tekanan intraokular (Dorland, 2010). Dalam keadaan normal, tekanan intraokular rata rata sekitar 15 mm
Lebih terperinciAnita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani
Glaukoma Penyakit glaukoma disebabkan oleh saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan kemudian menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA LASER IRIDOTOMI DENGAN POWER KURANG DARI 700mW DAN LEBIH DARI 700mW
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA LASER IRIDOTOMI DENGAN POWER KURANG DARI 700mW DAN LEBIH DARI 700mW Jurnal Media Medika Muda Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciPERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER PASCA OPERASI IRIDEKTOMI PERIFER DAN LASER IRIDOTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT PERIODE 1 JANUARI 2004
PERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER PASCA OPERASI IRIDEKTOMI PERIFER DAN LASER IRIDOTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT PERIODE 1 JANUARI 2004 31 DESEMBER 2007 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG ARTIKEL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutaan baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut World Health. (10,2%), age-macular degeneration (AMD) (8,7%), trakhoma (3,6%),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Mata merupakan salah satu indera manusia yang berfungsi untuk memberikan informasi visual ke otak. Apabila terjadi glaukoma pada mata, maka informasi visual ke otak
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA LASER IRIDOTOMI DENGAN POWER KURANG DARI 700mW DAN LEBIH DARI 700mW
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA LASER IRIDOTOMI DENGAN POWER KURANG DARI 700mW DAN LEBIH DARI 700mW MF Ayu Maharani 1, Fifin Luthfia Rahmi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut data Riskesdas 2013, katarak atau kekeruhan lensa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut data Riskesdas 2013, katarak atau kekeruhan lensa kristalin mata merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak di indonesia maupun di dunia. Perkiraan
Lebih terperinciDiagnosa banding MATA MERAH
Diagnosa banding MATA MERAH Konjungtivitis Keratitis Uveitis Anterior Glaukoma Kongestif Akut Visus Normal Tergantung letak infiltrat Menurun perlahan, tergantung Menurun ak letak radang Hiperemi konjungtiva
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Glaukoma adalah suatu neuropati kronik di dapat yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Glaukoma adalah suatu neuropati kronik di dapat yang ditandai oleh pencengkungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang biasanya disertai dengan peningkatan
Lebih terperinciGLAUKOMA DEFINISI, KLASIFIKASI, EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI, DAN FAKTOR RISIKO
GLAUKOMA DEFINISI, KLASIFIKASI, EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI, DAN FAKTOR RISIKO LTM Pemicu 2 Modul Penginderaan Komang Shary Karismaputri NPM 1206238633 Kelompok Diskusi 16 Outline Pendahuluan Definisi Kesimpulan
Lebih terperinciTerapi Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut dengan Iridoplasti dan Iridotomi Laser
KARANGAN ASLI Terapi Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut dengan Iridoplasti dan Iridotomi Laser Edi S. Affandi, Indriani Pudjiastuti Departemen Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Leber Hereditary Optic Neuropathy (LHON) merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1..1Latar Belakang Leber Hereditary Optic Neuropathy (LHON) merupakan penyakit diturunkan secara maternal yang menyebabkan penderitanya mengalami degenerasi pada serabut saraf retina
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA TERAPI TIMOLOL MALEAT DAN DORSOLAMID PASIEN GLAUKOMA. Jurnal Media Medika Muda
PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA TERAPI TIMOLOL MALEAT DAN DORSOLAMID PASIEN GLAUKOMA Jurnal Media Medika Muda Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Glaukoma 2.1.1. Definisi Glaukoma Glaukoma adalah suatu penyakit neuropati optik kronik yang ditandai oleh pencekungan diskus optikus dan penyempitan lapang pandang dengan
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Putu Giani Anabella Bestari Putri 1, I Wayan Eka Sutyawan 2, AA Mas Putrawati Triningrat 2
E-JURNAL Putu MEDIKA, Giani VOL. Anabella 7 NO. Bestari 1, JANUARI, Putri, 2018 I Wayan : 16 Eka - 21Sutyawan, AA Mas Putrawati Triningrat (Karakteristik penderita glaukoma...) ISSN: 2303-1395 Karakteristik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempati ruang anterior dan posterior dalam mata. Humor akuos
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Humor Akuos a. Anatomi Fungsional Humor Akuos Humor akuos merupakan cairan jernih bersifat alkaline yang menempati ruang anterior dan posterior dalam mata.
Lebih terperinciSOP KATARAK. Halaman 1 dari 7. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon SMF. Ditetapkan Oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon.
SPO Tanggal Terbit 1 dari 7 Ditetapkan Oleh Direktur PENGERTIAN ANAMNENIS Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes Nip. 19591104 198511 1 001 Pemeriksaan gangguan penglihatan yang disebabkan perubahan lensa mata
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012 31 DESEMBER 2012 Jason Alim Sanjaya, 2014, Pembimbing I : July Ivone, dr.,m.k.k.,mpd.ked.
Lebih terperinciGlaukoma. Apakah GLAUKOMA itu?
Apakah GLAUKOMA itu? adalah kerusakan penglihatan yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anatomi Mata Gambar 1. Penampang bola mata Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensibilitas Kornea 2.1.1 Kornea Kornea merupakan suatu jaringan yang tidak berwarna, transparan, dan avaskuler. Secara histologis kornea memiliki 5 lapisan, dari anterior
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam kandungan dan faktor keturunan(ilyas, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata adalah organ tubuh yang menentukan kualitas hidup. seseorang, walaupun kerusakan pada mata tidak langsung berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata adalah organ tubuh yang menentukan kualitas hidup seseorang, walaupun kerusakan pada mata tidak langsung berhubungan dengan kematian akan tetapi tanpa penglihatan
Lebih terperinciObat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius
Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius Konsumsi Obat Diabetes Melitus Memperingan Resiko Komplikasi Mata Anda mungkin pernah mendengar bahwa diabetes menyebabkan masalah mata dan
Lebih terperinciGLAUCOMA. Glukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996)
GLAUCOMA A. DEFINISI Glukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.(sidarta Ilyas,2000).
Lebih terperinciAgia Dwi Nugraha Pembimbing : dr. H. Agam Gambiro Sp.M. KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RSUD Cianjur FK UMJ
Agia Dwi Nugraha 2007730005 Pembimbing : dr. H. Agam Gambiro Sp.M KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RSUD Cianjur FK UMJ Fisiologi lensa : Fungsi utama memfokuskan berkas cahaya ke retina. Kerjasama
Lebih terperinciBAB I LAPORAN KASUS. ANAMNESIS Keluhan utama : Pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri buram sejak 4 hari lalu.
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Nama Umur Jenis kelamin Bangsa Agama Pekerjaan Alamat : Tn. S : 45 tahun : Laki-laki : Indonesia : Islam : Buruh : Teluk Betung II. ANAMNESIS Keluhan utama : Pasien mengeluh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diabetes retinopati (1%), penyebab lain (18%). Untuk di negara kita, Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan penglihatan masih menjadi sebuah masalah di dunia. Angka kejadian gangguan penglihatan di dunia cukup tinggi yakni mencakup 4,25 % dari penduduk dunia atau
Lebih terperinci24 years old Male with Corneal Ulcer and Iris Prolapse Occuli Dextra
Laki laki 24 Tahun dengan Ulkus Kornea dan Prolaps Iris Oculi Dextra Ririn Rahayu MS, Anggraeni Janar Wulan Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea
Lebih terperinciPerbandingan Komplikasi Glaukoma Sekunder antara Pasien Post Operasi Tunggal dan Kombinasi Vitrektomi - Sklera Bukle
ARTIKEL PENELITIAN Wowo Masthuro Mahfud, Perbandingan Komplikasi Glaukoma Sekunder... Mutiara Medika Vol. 14 No. 1: 46-50, Januari 2014 Perbandingan Komplikasi Glaukoma Sekunder antara Pasien Post Operasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei sampai bulan Agustus 2015 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit
Lebih terperinciPENDAHULUAN. beristirahat (tanpa akomodasi), semua sinar sejajar yang datang dari benda-benda
PENDAHULUAN Hipermetropi merupakan kelainan refraksi, dimana dalam keadaan mata beristirahat (tanpa akomodasi), semua sinar sejajar yang datang dari benda-benda pada jarak tak terhingga, dibiaskan dibelakang
Lebih terperinciPengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal Dibandingkan dengan Mata Penderita Miop sebagai Faktor Risiko Glaukoma
ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Vol. 11 No. 3: 189-194, September 2011 Pengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal Dibandingkan dengan Mata Penderita Miop sebagai Faktor Risiko Glaukoma Measurement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik optik neuropati yang berhubungan dengan menyempitnya lapang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma merupakan suatu kumpulan gejala yang mempunyai suatu karakteristik optik neuropati yang berhubungan dengan menyempitnya lapang pandangan, walaupun kenaikan
Lebih terperinciMuhammadiyah Yogyakarta, 2 Departemen Mata, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT
Perbandingan Peningkatan Tekanan Intraokular pada Pasien Post Operasi Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular dibandingkan dengan Fakoemulsifikasi di AMC Yogyakarta pada Tahun 2011-2012 The Comparison of Intraocular
Lebih terperinciPROFIL GLAUKOMA SEKUNDER AKIBAT KATARAK SENILIS PRE OPERASI DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011
PROFIL GLAUKOMA SEKUNDER AKIBAT KATARAK SENILIS PRE OPERASI DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 011 DESEMBER 011 1 Dwi Ananda Thayeb J.S.M Saerang Laya M. Rares 1Kandidat SKRIPSI Fakultas
Lebih terperinciTATALAKSANA TRAUMA PADA MATA No.Dokumen No. Revisi 00
Puskesmas Buleleng II TATALAKSANA TRAUMA PADA MATA No.Dokumen No. Revisi 00 Halaman 1/6 SOP/Protap Trauma Mata Tgl. Terbit 10 Pebruari 2016 Ditetapkan dr. Ni Luh Sustemy NIP.197205042007012023 Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. total kebutaan di dunia, disebabkan oleh glaukoma. 1 Sedangkan di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Glaukoma merupakan penyakit mata dimana terjadi kerusakan saraf optik (neuropati optik) diikuti oleh kelainan lapangan pandang dengan kenaikan tekanan intraokuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Katarak adalah kekeruhan lensa mata yang dapat menghambat cahaya masuk ke mata. Menurut WHO, kebanyakan katarak terkait dengan masalah penuaan, meskipun kadang-kadang
Lebih terperinciPerbandingan keberhasilan monoterapi dengan multiterapi pada pasien glaukoma di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2013
Perbandingan keberhasilan monoterapi dengan multiterapi pada pasien glaukoma di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2013 Ranum Anggun Nastiti 1, Yunani Setyandriana 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciLakukan pemeriksaan visus, refraksi terbaik dan segmen anterior.anamnesis
Skenario klinik: 1. Seorang laki-laki 36 tahun datang dengan keluhan mata mudah berair, mata pegal dan kabur bila melihat jauh. Lakukan pemeriksaan visus, refraksi terbaik dan segmen anterior. - Keluhan
Lebih terperinciAlat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda
Alat optik Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda lain dengan lebih jelas. Beberapa jenis yang termasuk
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN GLAUKOMA AKUT
PENATALAKSANAAN GLAUKOMA AKUT OLEH : ARYANI ATIYATUL AMRA NIP. 131 996 177 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 PENATALAKSANAAN GLAUKOMA AKUT PENDAHULUAN Glaukoma akut merupakan salah
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA I. Pengertian Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 KERANGKA TEORI II.1.1 DEFINISI Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan
Lebih terperinciAuthor : Aulia Rahman, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.
Author : Aulia Rahman, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENDAHULUAN Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan tanda karakteristik berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan tanda karakteristik berupa adanya neuropati optik glaukomatosa bersamaan dengan defek atau gangguan penyempitan lapang pandangan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal. dari sel-sel ganglion retina menuju chiasma nervus
1 BAB I Pendahuluan I.1 Latar belakang Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal dari sel-sel ganglion retina menuju chiasma nervus optikus dan berakhir di korpus genikulatum (Hartono, 1999). Neuropati
Lebih terperinciMODUL SISTEM INDRA KHUSUS
MODUL SISTEM INDRA KHUSUS - Modul Gangguan Penglihatan - Modul Mata Merah Diberikan Pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin SHORT OBJECTIVE ORAL CASE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki efek yang kuat dalam menurunkan tekanan intraokular (TIO)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latanoprost merupakan salah satu obat anti glaukoma terkait prostaglandin yang memiliki efek yang kuat dalam menurunkan tekanan intraokular (TIO) dengan meningkatkan
Lebih terperinciWanita 65 Tahun Dengan Glaukoma Sekunder et Causa Katarak Senilis Hipermatur
Wanita 65 Tahun Dengan Glaukoma Sekunder et Causa Katarak Senilis Hipermatur Monica Lauretta, Adityo Wibowo Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Menurut World Health Organization (WHO) pada
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GLAUKOMA
LAPORAN PENDAHULUAN GLAUKOMA 1. KONSEP DASAR A. Pengertian Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Universitas Lampung
ENTROPION SENILIS OCULI DEKSTRA, ENTROPION SIKATRIKS OCULI SINISTRA DAN KATARAK SENILIS IMATUR OCULI DEKSTRA SINISTRA PADA WANITA 75 TAHUN Erdian DN 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Lebih terperinci[ LAPORAN KASUS ] [ LRA MANAGEMENT OF SECONDARY GLAUCOMA DUE TO SENILE CATARACT IN 56 YEARS OLD MAN. Arnia Faculty of Medicine, Universitas Lampung
[ LAPORAN KASUS ] [ LRA MANAGEMENT OF SECONDARY GLAUCOMA DUE TO SENILE CATARACT IN 56 YEARS OLD MAN Arnia Faculty of Medicine, Universitas Lampung Abstract Glaucoma is the second leading major cause of
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dikumpulkan melalui indera penglihatan dan pendengaran.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma adalah suatu neuropati optik multifaktorial dengan karakteristik hilangnya serat saraf optik. Pada glaukoma akan terdapat kelemahan fungsi mata dengan terjadinya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencekungan cupping diskus optikus dan penyempitan lapang pandang yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. GLAUKOMA Glaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan cupping diskus optikus dan penyempitan lapang pandang yang disertai dengan peningkatan tekanan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. World Health Organization. GLOBAL DATA ON VISUAL IMPAIRMENTS :3.
DAFTAR PUSTAKA. World Health Organization. GLOBAL DATA ON VISUAL IMPAIRMENTS 2. 2:3. 2. Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN : Situasi Gangguan Penglihatan Dan Kebutaan. Jakarta; 24:4. 3. Kementrian Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama kebutaan yang tidak dapat disembuhkan. Glaukoma umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan setelah katarak di dunia. Penyakit ini mengenai hampir 90 juta populasi dunia dan merupakan penyebab utama kebutaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kornea merupakan jaringan transparan avaskular yang berada di dinding depan bola mata. Kornea mempunyai fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kornea merupakan jaringan transparan avaskular yang berada di dinding depan bola mata. Kornea mempunyai fungsi sebagai lapisan pelindung bola mata dan media refraksi
Lebih terperinciSILABUS BLOK MATA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014
SILABUS BLOK MATA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Mata (Blok 18) Bobot : 4 (empat) SKS Semester : 5 (lima)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. staff, 2010). Berdasarkan survey kesehatan mata yang dilakukan oleh. penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia (Depkes, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glaukoma adalah kelainan optik neuropati disertai kelainan lapang pandang yang karakteristik dan peningkatan tekanan intraokular (TIO) merupakan faktor resiko
Lebih terperinciAbstrak Kata kunci: Retinopati Diabetik, Laser Fotokoagulasi, Injeksi Intravitreal Anti VEGF.
Kemajuan Visus Penderita Retinopati Diabetik yang Diterapi dengan Laser Fotokoagulasi dan atau Injeksi Intravitreal di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang Mulyati 1, Ramzi Amin 2, dan Budi Santoso 3
Lebih terperinciENTROPION PADA KUCING
ENTROPION PADA KUCING (16 Nov 2017) ENTROPION PADA KUCING Apa yang Dimaksud Dengan Entropion Entropion adalah kondisi dimana kelopak mata (palpebra) bagian bawah berbalik ke dalam. Entropion juga dapat
Lebih terperinciKebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Artikel Penelitian Kebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Blindness among Primary Glaucoma Patients in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta Fetty
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mata 2.1.1 Anatomi mata Gambar. 1 Anatomi mata 54 Mata mempunyai 3 lapisan dinding yaitu sklera, koroid, dan retina. Sklera berfungsi untuk melindung bola mata dari gangguan.
Lebih terperinciO P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
O P T I K dan REFRAKSI SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER SINAR MATA (Organ Penglihatan) KORNEA + 43 D B M D Media optik PUPIL LENSA + 20 D MEDIA REFRAKSI BADAN
Lebih terperinci1 Andrea Lalita 2 Yamin Tongku 2 J. S. M. Saerang. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Pencapaian tekanan intraokular pasca pemberian timolol maleat 0,5% pada glaukoma sudut terbuka primer di Poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2012 2014 1 Andrea Lalita 2 Yamin Tongku
Lebih terperinciGambar 2.1. Struktur interna dari mata manusia (Junqueria, 2007)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aqeuous Humour 2.1.1. Anatomi dan Histologi Struktur dasar mata yang berhubungan dengan aqueous humour adalah korpus siliriaris, sudut kamera okuli anterior dan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata dan menjadi penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata dan menjadi penyebab kebutaan utama di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pembedahan masih merupakan satu-satunya
Lebih terperinciFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA DI RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh : HENNY MAHRANI HSB NIM. 041000127 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 KARAKTERISTIK
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal. dari sel-sel ganglion retina menuju khiasma nervus
BAB I Pendahuluan I.1 Latar belakang Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal dari sel-sel ganglion retina menuju khiasma nervus optikus dan berakhir di korpus genikulatum lateral (Hartono, 1994).
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN NUR ASICHA I
NASKAH PUBLIKASI KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 2009-2010 NUR ASICHA I11107066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata Kuliah : KBK 502 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup, suatu sistem antara tubuh, pikiran, dan jiwa. 2. kota besar tersebut. Yoga menjadi menu latihan di sanggar-sanggar senam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Olahraga yang teratur merupakan suatu pilihan gaya hidup yang sehat. Aktivitas fisik yang teratur dan berkesinambungan dapat meningkatkan kesehatan. 1 Salah satu olahraga
Lebih terperinciBerdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi dalam(ilyas,2014).:
MIOPIA A. Definisi Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang memasuki m ata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan retina. Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA TERAPI TIMOLOL MALEAT DAN DORSOLAMID PASIEN GLAUKOMA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA TERAPI TIMOLOL MALEAT DAN DORSOLAMID PASIEN GLAUKOMA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 50 juta orang buta di dunia saat ini dan hampir 90%-nya berada di negara berkembang,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN : Situasi Gangguan Penglihatan dan
DAFTAR PUSTAKA. Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN : Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Jakarta; 24:4. 2. Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN : Situasi dan Analisis Glaukoma. Jakarta; 25:3. 3.
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUTAAN PADA PASIEN BARU DENGAN GLAUKOMA PRIMER DI POLIKLINIK PENYAKIT MATA RSUPN DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA JANUARI 2007 - OKTOBER 2009
Lebih terperinciUPDATE MATERI PENATALAKSANAAN CORPUS ALIENUM PADA MATA
UPDATE MATERI PENATALAKSANAAN CORPUS ALIENUM PADA MATA Oleh : Titania Yuliska HET 17-XXVIII-400 Syihabbudin Hasan HET 17-XXVIII-409 Farina Angelia HET 17-XXVIII-410 Telah disetujui oleh pembimbing update
Lebih terperinciNama Jurnal : European Journal of Ophthalmology / Vol. 19 no. 1, 2009 / pp. 1-9
Judul Jurnal : Efektifitas Penggunaan Levofloxacin Yang di Berikan Tiga Kali Sehari Untuk Pengobatan Konjungtivitis Bakterial Ditinjau Secara Klinis dan Mikrobiologis Nama Jurnal : European Journal of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terminologi kebutaan didefenisikan berbeda beda di setiap negara seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Terminologi kebutaan didefenisikan berbeda beda di setiap negara seperti kebutaan total, kebutaan ekonomi, kebutaan hukum dan kebutaan Sosial. Publikasi WHO pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderitadiabetes mellitus (DM) baru di seluruh dunia meningkat secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderitadiabetes mellitus (DM) baru di seluruh dunia meningkat secara drastis, dari 150 juta penderita pada tahun 2009 dan diperkirakan mencapai 300 juta penderita
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Universitas Lampung
ULCUS CORNEA MARGINAL OCULI DEXTRA Pramono HS 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Pendahuluan. Pembentukan parut akibat ulserasi kornea merupakan penyebab utama kebutaan dan
Lebih terperinciHilman Mahyuddin, Lutfi Hendriansyah Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo
Efek Terapi Bedah terhadap Reversibilitas Gangguan Penglihatan pada Penderita Tumor Intrakranial Studi Retrospektif di Departemen Bedah Saraf RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2000 2005 Hilman Mahyuddin,
Lebih terperinciMATA visus 6/9 injeksi siliar keratic presipitate dan tyndall effect d. Iridosiklitis uveitis anterior e. segera
MATA 1. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata kanan merah. Pada pemeriksaan anamnesis pada mata kanan didapatkan keluhan silau, tidak keluar kotoran mata dan pandangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Intraokuler 2.1.1 Definisi Peningkatan tekanan intraokuler merupakan salah satu faktor resiko penting dalam berkembangnya kerusakan saraf optik pada penyakit glaukoma.
Lebih terperinciPengkajian Sistem Penglihatan Mula Tarigan, SKp. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Pengkajian Sistem Penglihatan Mula Tarigan, SKp. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Apa yang dikaji? RIWAYAT KESEHATAN PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1Anatomi Mata Gambar 2.1. Anatomi Mata Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan
Lebih terperinciMODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS
MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS - Modul Gangguan Penglihatan - Modul Mata Merah Diberikan Pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian seminar hasil karya tulis mahasiswa program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Katarak menurut American Academy of Ophtamology (AAO) adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa sehingga cahaya tidak bisa difokuskan dengan tepat kepada retina.
Lebih terperinci