TINJAUAN PUSTAKA. Latosol

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Latosol"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Latosol Menurut Hardjowigeno (2007) Latosol merupakan tanah muda yang umumnya mempunyai horizon kambik, belum berkembang lanjut sehingga kebanyakan tanah ini cukup subur. Dudal dan Soepraptohardjo (1957) menambahkan Latosol merupakan tanah dengan pelapukan lanjut karena sangat tercuci, batas-batas horison baur, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, ph rendah (4,5-5,5), konsistensi remah, stabilitas agregat tinggi, dan terjadi akumulasi seskuioksida akibat pencucian silika. Warna tanah merah, coklat kemerahan, coklat, coklat kekuningan, atau kuning, tergantung dari bahan induk, umur, iklim, dan ketinggian. Di Indonesia, umumnya, Latosol berasal dari bahan induk volkanik, baik berupa tufa ataupun batuan beku. Latosol umumnya berada di daerah iklim tropika basah dengan curah hujan antara 2500 mm mm. Buringh (1979) menambahkan Latosol mempunyai kadar unsur hara rendah, kejenuhan basanya rendah (kurang 35%) dan KTK rendah (15-25 me/100g). Wiranegara (1975) mengolongkan Latosol Coklat Kemerahan Darmaga (Bogor) kedalam Humitropept Tipik atau Humitropept Fluventik.Latosol Darmagaterdapat pada fisiografi menengah, dengan relief makro berombak dan kemiringan landai. Latosol Darmaga rata-rata memiliki solum dalam dengan horison B tebal. Batas antar horisongradual atau berangsur dimanalebar peralihan antara 6,5-12,5 cm dan batas horison berombak dan tidak teratur, rata-rata tiap horizon berwarna coklat kemerahan (Hue antara 5 YR 7,5 YR dan value antara 3-4). Horizon A rata-rata bertekstur lempung berdebu hingga liat berdebu, dan horizon B bertekstur liat atau debu. Struktur tanah berbentuk granular (semakin ke bawah berbentuk subangular blocky), dan konsitensinya lebih teguh dan lekat. Ketebalan top soil Latosol Darmaga antara 0-30 cm(lestari, 2010).Hasibuan (1993) menambahkan Latosol Darmaga memiliki kapasitas tukar kation (KTK) kurang dari 25 me/100g. Ginting (1990) menambahkan Latosol Darmaga mempunyai kapasitas tukar kation 15,20 me/100g. Podsolik

2 Menurut Hardjowigeno (2007) Podsolik merupakan tanah-tanah dimana terjadi penimbunan liat di horison bawah (horizon argilik), bersifat masam, kejenuhan basa kurang dari 35%. Dudal dan Soepraptohardjo (1957) menambahkan Podsolik merupakan tanah yang sangat tercuci,terdapat akumulasi liat hingga tekstur relatif berat (kadar liat tinggi), permeabilitas rendah, stabilitas agregat rendah, dan peka terhadap erosi. Podsolik umumnya memiliki sifat-sifat kimia sebagai berikut : ph H 2 O berkisar 3.5 dan 5, C/N rasio >12, bahan organik maksimum pada horison A (<10%), bersifat masam, kejenuhan basa rendah (<35%), kadar unsur hara rendah terutama N, P, K, Ca, dan Mg. Kadar bahan organik dan KTK tanah umumnya rendah, sering disertai Al dan Mn yang tinggi dan mempunyai daya fiksasi P yang tinggi (Adiningsih dan Rochayati, 1987). Prihartono (1990) menambahkan Podsolik Gajrug mempunyai ph H 2 O, Ntotal, Ptersedia, dan KTK secara berturut-turut adalah 4,51, 0,25%, 0,33 ppm, dan 32,65 me/100g. Setijawan (1990) menambahkan bahwa Podsolik Jasinga mempunyai ph H 2 O, Ntotal, Ptersedia, dan KTK secara berturut-turut adalah 4,12, 0,23%, 1,036 ppm, dan 32,62 me/100g. Regosol Regosol merupakan jenis tanah yang baru terbentuk, ditandai dengan masih banyaknya kandungan batu dan kerikil yang belum melapuk secara sempurna. Selain itu, tanah Regosol belum menampakkan horizon-horison tanah. Hardjowigeno (2007) menambahkan Regosol merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu baru pada tingkat permulaan perkembangan. Tidak ada horizon penciri lain kecuali epipedon okrik atau histik bila tanah sangat lembek. Regosol berasal dari bahan lepas, bukan berupa bahan alluvial, dengan tingkat perkembangan profil lemah atau tanpa perkembangan profil. Rendahnya perkembangan profil dapat disebabkan oleh erosi atau oleh bahan induk yang masih muda.tanah ini ditemukan pada bahan induk abu volkan, mergel, dan bukit pasir pantai, pada iklim dan ketinggian yang beraneka ragam (Dudal dan Soepraptohardjo, 1957).

3 Sinaga (1993) menyatakan bahwa Regosol Darmaga mempunyai empat horison, yaitu horison Ap (kedalaman 0-10 cm), horison Bw (kedalaman cm), horison C1 (kedalaman cm), horison C2 (kedalaman cm). Warna tanah ini coklat gelap sampai coklat gelap kekuningan (10 YR 4/3-3/4) yang cenderung mendominasi semua horison. Perbedaan warna antar horison cukup jelas, sedangkan batas antar horison cenderung rata. Regosol tergolong bersifat agak masam. Hal ini terlihat pada ph tanah rata-rata pada setiap horison yang berkisar antara 5,8-6,4. Horison Ap memiliki kadar C-organik dan N-total pada horison ini paling tinggi dibandingkan horison dibawahnya. Kadar C-organik dan N-total ini berasal dari bahan organik tanah, dari vegetasi yang terdapat pada permukaan tanah. Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada horison pertama ini tergolong rendah (6,32 me/100g), sebaliknya Kejenuhan Basa-nya sangat tinggi (100%). Hal ini disebabkan kadar basa-basanya lebih tinggi dibandingkan dengan KTK tanah. Unsur Mg terdapat paling banyak dibanding unsur makro lainnya. Hal ini diduga Mg berasal dari mineral hipersten yang sudah melapuk. Bobot Isi (BI) Regosol rata-rata pada lapisan atas (kedalaman 0-20 cm) sebesar 1,36 g/cm 3, sedangkan pada lapisan bawah lebih besar yaitu sebesar 1,51 g/cm 3. Pada umumnya, tanah-tanah di permukaan dengan tekstur kasar mempunyai kisaran BI sekitar 1,3 g/cm 3 sampai 1,8 g/cm 3. Adanya kandungan pasir yang relatif tinggi (> 72%) menyebabkan Ruang Pori Total (RPT) tanah rata-rata lapisan atas dan lapisan bawah relatif rendah (45,95%). Tekstur setiap horison agak bervariasi, yaitu dari pasir berlempung sampai lempung berpasir. Regosol Darmaga mempunyai epipedon Okrik, yang dicirikan oleh value dan kroma > 3, lapisan yang terlalu tipis, kadar C-organik tergolong rendah sampai sangat rendah (< 1%), dan Kejenuhan Basa (NH 4 OAc) > 50%, sehingga tanah ini menurut taksonomi USDA digolongkan sebagai Entisol. Pada kategori suborder, tanah ini dapat diklasifikasikan sebagai Orthent, dan pada kategori great group, tanah ini diklasifikasikan sebagai Udorthent. Pada kategori subgroup, tanah ini diklasifikasikan sebagai Udorthent Tipik. Regim suhu yang berlaku di daerah darmaga adalah isohipertermik, sehingga pada kategori famili, Regosol ini

4 diklasifikasikan sebagai Udorthent Tipik, berpasir, campuran, tidak masam, isohipertermik (Sinaga, 2003). Limbah Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada saat tertentu tidak dikehendaki oleh lingkungan karena menurunkan kualitas lingkungan. Putra (2004) menambahkan, limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga, dan kotoran manusia.limbah cair rumah tangga terdiri dari 2 tipe, yaitu Blackwater dan Greywater. Blackwater merupakan limbah cair yang berasal dari toilet dan hasil pembuangan industri. Blackwater harus diolah terlebih dahulu dengan cara biologi atau kimiawi maupun dengan disinfektan sebelum digunakan kembali. Limbah ini biasanya diolah dan didaur ulang di luar ruangan. Greywater adalah limbah cair bukan hasil buangan toilet, contohnya seperti sisa detergen, sisa mandi maupun sisa hasil wastafel rumah tangga. Pencemaran air limbah dibatasi dengan standar kualitas (baku mutu) air limbah. Menurut BAPPENAS (2003), baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air suatu usaha atau kegiatan. Baku mutu air limbah non kakus menurut Laboratorium Teknik Lingkungan ITB ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Air Limbah Non Kakus No Parameter Satuan Konsentrasi 1 ph - 8,5 2 Temperatur o C 24 3 Amonium mg/l 10 4 Nitrat mg/l 0 5 Nitrit mg/l 0,05 6 Sulfat mg/l Phospat mg/l 6,7 Tabel 1. (Lanjutan)

5 No Parameter Satuan Konsentrasi 8 CO 2 mg/l 44 9 HCO 3 mg/l DO mg/l 4,01 11 BOD mg/l COD mg/l Khlorida mg/l Zat Organik mg/l KMnO Detergen mg/l 2,7 16 Minyak mg/l <0,05 Sumber: Laboratorium TL ITB tahun 1994 Pencemaran yang disebabkan oleh limbah cair yang berasal dari kamar mandi dikenal sebagai pencemaran kurang nampak. Karena kurang nampak dan efeknya baru terasa setelah waktu yang lama, pencemaran ini kurang mendapat perhatian.limbah kamar mandi akan meresap ke dalam tanah atau dibuang melalui selokan ke sungai, danau atau laut. Di badan air efek pencemarannya dapat dicirikan oleh naiknya populasi bakteri dan tingkat kesuburan badan air penerima limbah. Naiknya populasi bakteri akan membahayakan kesehatan pengguna air tersbut (Soemarwoto, 1997). Hasil survai pada tahun 1991 terhadap 581 industri di enam propinsi menunjukkan sebanyak 156 industri (27%) memiliki instalasi pengolahan limbah dengan kategori baik, 211 industri (36%) memiliki instalasi kurang baik, sedangkan sisanya sebanyak 216 industri (37%) belum memiliki instalasi pengolahan air limbah.keadaan tersebut menunjukkan belum banyak industri yang melengkapi sarana pembersihan air.pemanfaatan sumber daya air secara intensif dan sekaligus produksi limbah yang meningkat, mengakibatkan penurunan kualitas air tanah. Pengambilan air tanah secara besar-besaran juga mengakibatkan penurunan permukaan air tanah secara drastis. (Dewan Riset Nasional, 1994). Karakteristik Fisik Tanah

6 Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang bertanggung jawab atas peredaran udara, panas, air, dan zat mineral yang terlarut di dalam tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produktivitas lahan. Sifat fisik beragam untuk setiap jenis tanah. Beberapa sifat fisik dapat berubah melalui berbagai cara pengolahan tanah (Sanchez, 1992). Bobot Isi Bobot isi atau Bulk Density adalah bobot kering suatu unit volume tanah dalam keadaan utuh yang dinyatakan dalam satuan gram per centimeter kubik. Unit volume ini merupakan total volume bahan padat dan volume ruangan antara partikel-partikel tanah (Soepardi, 1983). Sudharto, Barus dan Suwardjo (1989) menyatakan bahwa bobot isi tergantung kepada kepadatan tanah. Tanah yang mengalami pemadatan mempunyai bobot isi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang gembur. Bobot isi akan berpengaruh pula terhadap ruang pori total, pori aerasi, dan air tersedia. Buckman dan Brady(1969) menambahkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bobot isi tanah adalah (1) jumlah ruang pori dan padatan tanah, (2) struktur tanah, (3) kandungan liat dan kadar air tanah, dan (4) sifat mengembang dan mengerut tanah. Permeabilitas Menurut Sinukaban (1986), permeabilitas adalah kecepatan bergeraknya suatu cairan pada suatu media berpori dalam keadaan jenuh, yang dinyatakan dalam cm/jam. Dalam hal ini sebagaicairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. Kalpage (1974) menyatakan bahwa permeabilitas tanah dipengaruhi oleh kondisi porositas tanah. Tanah yang banyak ronggamempunyai porositas yang lebih baik dibandingkan dengan tanah yang padat, sehingga akan mempunyai ruangan yang ditempati air dan udara yang lebih banyak. Tingkat permeabilitas untuk tiap jenis tanah berbeda. Permeabilitas tanah akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman lapisan tanah dan meningkatkan

7 kadar air dalam tanah. Permeabilitas juga bergantung pada tekstur, struktur, bobot isi, dan ion terlarut, kestabilan agregat dan pengelolaan tanah (Baver, 1959). Distribusi Ukuran Pori dan Air Tersedia Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara atau air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara (Hardjowigeno, 2007). Jumlah pori-pori di dalam tanah menempati kurang lebih 50% dari volume tanah, sehingga jumlah air dan udara di dalam tanah dapat berubah-ubah, karena itu distribusi pori-pori menjadi sangat penting artinya bagi tata air dan udara dalam tanah (Hardjowigeno, 1993). Sitorus, Haridjaja, Brata (1983) menyatakan bahwa pori makro (pori drainase) dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu : (1) pori drainase sangat cepat; berdiameter >300 mikron, akan kosong pada pf1, (2) pori drainase cepat; berdiameter antara mikron, pori ini akan kosong pada pf1-2, dan (3) pori drainase lambat; berdiameter antara 30-9 mikron yang akan kosong pada pf Soepardi (1983) menambahkan faktor yang mempengaruhi jumlah ruang pori adalah (1) cara penyusunan partikel, (2) tekstur, (3) kandungan bahan organik, dan (4) cara pengolahan tanah. Stabilitas Agregat Stabilitas agregat menunjukkan ukuran ketahanan tanah terhadap pengaruh perusakan. Perusakan dapat terjadi oleh pengaruh air dan manipulasi mekanik. Air menyebabkan memburuknya agregat melalui 2 cara, yaitu (1) pengaruh hidrasi pada air menyebabkan gangguan pada agregat melalui proses pengeluaran udara yang terjebak, (2) kerusakan struktur tanah melalui tumbukan air hujan yang jatuh ke permukaan. Kedua hal ini akan menyebabkan terdispersinya agregat-agregat tanah sehingga akan meningkatkan kepadatan tanah dan menurunkan porositas.

8 Manipulasi mekanik berhubungan dengan pengolahan tanah, bila hal ini dilakukan kandungan air yang tidak tepat akan menghancurkan agregat tanah (Baver, 1959). Pengolahan tanah yang tepat biasanya dilakukan pada keadaan kelembaban tanah yang optimal karena dapat menciptakan keadaan tanah yang baik untuk permulaan pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran dan stabilitas agregat meliputi : tekstur, jenis ion pada komlpleks pertukaran kation, tipe liat, kandungan bahan organik, dan bahan penyemen selain liat (Soepardi, 1983). Liat dapat berfungsi langsung sebagai agen pengikat dalam pembentukan agregat tanah. Semakin kecil diameter liat maka semakin efektif membentuk agregat. Dalam hubungannya dengan liat sebagai agen pengikat maka ada 3 kondisi yang penting untuk pembentukan stabilitas agregat yaitu : Diameter partikel liat berukuran kurang dari 1 mikron, (2) KTK liat yang tinggi, dan (3) molekul cairan pendispersi bermuatan dipole (Wantini, 1988). Parit Infiltrasi (Infiltration Trench) Parit infiltrasi adalah suatu parit yang digali serta diisi dengan kerikil yang digunakan untuk menangkap dan memungkinkan meresapnya aliran permukaan hujan ke dalam tanah melalui bagian bawah dan sisi parit.dengan mengalihkan aliran permukaan hujan ke tanah, parit infiltrasi tidak hanya menjaga kualitas air, tetapi juga menjaga keseimbangan alam air di satu tempat dan dapat menambah persediaan air tanah serta mempertahankan aliran air bawah tanah. Oleh karena itu,aplikasi parit infiltrasi terbataspada daerah dengan tanah yang sangat berpori serta pembuatannya harus tepat sehingga menghindari resiko pencemaran air tanah. Parit infiltrasi tidak digunakan untuk menangkap sedimen dan dalam aplikasinya selalu harus dirancang dengan adanya bak penampung sedimen dan saluran rumput (strip filter), atau langkah-langkah perlakuan pendahuluan lainnya yang diperlukan untuk mencegah penyumbatan dan kegagalan. Karena parit infiltrasi berpotensi tinggi untuk gagalmaka rancangannya harus dipertimbangkan

9 untuk satu tempat. Petunjuk untuk pertimbangan perancangan utama parit infiltrasi adalah sebagai berikut: Laju infiltrasi tanah rata-rata 0,5 meter/jam atau lebih. Penggalian parit (3-8 kaki), diisi dengan media batu (diameter 1,5-2,5 cm), batu kerikil, dan pasir. Sebuah bak penampung sedimen dan saluran rumput atau perlakuan pendahuluan harus disediakan. Pengamatan terhadap perkolasi tanah yang baik. Ukuran dari area drainase. Keuntungan : Menyediakan cadangan air bawah tanah. Baik untuk tempat yang sempit dengan tanah berongga kecil Kerugian : Air bawah tanah berpotensi tercemar Berpotensi tinggi tersumbat; tidak boleh digunakan pada satu tempat dengan tanah yang berpartikel halus (liat atau debu) di daerah drainase. Signifikan mengalami penurunan fungsi. Tidak boleh di daerah kapur. Memerlukan tes geoteknik, dua lubang per fasilitas. Persyaratan Pemeliharaan : Pemeriksaan terhadap penyumbatan. Memindahkan sedimen dari bak penampung. Mengganti kerikil jika diperlukan. Sebuah parit infiltrasi dianggap mampu memindahkan 90% dari total padatan tersuspensi dalam aliran permukaan perkotaan berdasarkan ukuran, desain, konstruksi dan pemeliharaan yang sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan. Kinerja total padatan tersuspensi akan berkurang pada parit berukuran kecil, kesalahan rancangan, atau tidak terawatnya parit infiltrasi.

10 Parit infiltrasi yang baik memiliki manfaat pengurangan polutan lain, selain padatan tersuspensi (misalnya fosfor, nitrogen,koliform tinja, dan logam berat), dengan baik. Dalam situasi dimana pengurangan tidak signifikan, maka digunakan kontrol untuk justifikasi. Berikut ini adalah pengurangan polutan oleh parit infiltrasi (Knox County, 1984) : TSS (Total Suspended Solid) : 90% Total Fosfor : 60% Total Nitrogen: 60% Bakteri pathogen: 90% Logam berat : 90% Parit infiltrasi umumnya cocok digunakan pada perumahan yang padat, dimana tanah dibawahnya cukup permeabeluntuk infiltrasi sehinggaterjadinya aliran permukaanyang sedikit serta dapat mengurangi kemungkinan kontaminasi. Penerapan ini diutamakan pada area yang tidak memiliki partikel halus, yang tinggi pada aliran permukaannya, dan hanya dipertimbangkan pada situs yang memiliki kandungan sedimen yang rendah. Parit infiltrasi dapat digunakan untuk menangkap aliran air dari daerah drainase atau berfungsi sebagai perangkat yang berdiri sendiri (offline). Karena berukuran kecil, parit infiltrasi dapat diadaptasikan untuk berbagai tempat dan bisa diaplikasikan untuk kondisi perbaikan. Tidak seperti struktur penyerapan air hujan lainnya, parit infiltrasi dapat dengan mudah disesuaikan pada daerah dan area pengembangan situs. Untuk melindungi air tanah dari kemungkinan kontaminasi, parit infiltrasi sebaiknyatidak digunakan untuk aliran permukaanyang membutuhkan perlakuan khusus. Selain itu, parit ini tidak bisa digunakan pada daerah yang memiliki tanah yang terkena polusi atau tempat padat aktivitas. Sebagai contoh, parit infiltrasi tidak diaplikasikan pada daerah industri, dimana kemungkinan polusi logam berat dan polutan yang larut air sangat tinggi, atau di daerah yang memiliki air yang terkontaminasi pestisida.

11 Kelayakan umum Cocok untuk digunakan di perumahan perkotaan Cocok untuk digunakan dalam kepadatan tinggi/ultra-perkotaan Tidak cocok untuktempat yang miring atau dilakukan lebih dari satu tempat. Fisik Kelayakan serta Kendala di Proyek Fisik Situs Luas wilayah - 5 hektar maksimum Kebutuhan ruang - akan bervariasi, tergantung pada kedalaman fasilitas Kemiringan Lereng - Tidak lebih dari 6% kemiringan (untuk pra-fasilitas konstruksi di lokasi)(knox County, 1984). Deskripsi dari parit infiltrasi adalah parit yang panjang dan sempit, berisi batu dan tanpa outlet yang menampung aliran permukaan air hujan. Aliran permukaan disimpan pada ruang kosong diantara batu dan menginfiltrasi ke bawah dan masuk ke dalam matriks tanah. Parit infiltrasi dapat mengurangi sedimen dan beberapa polutan. Pra-perlakuan dengan menggunakan bak penampung sangat penting untuk membatasi sedimen kasar yang masuk ke dalam parit yang dapat menyumbat dan membuat parit tidak efektif. Keuntungan Mampu memuat seluruh air aliran permukaan Meningkatkan infiltrasi air hujan ke dalam tanah secara signifikan. Bila volume air berada pada porsi tertentu, parit infiltrasi dapat mengurangi erosi dan frekuensi banjir. Parit ini tidak mengganggu estetika lingkungan, karena berada di bawah tanah Kelemahan/Batasan Tingkat kegagalan yang tinggi bila tanah dan kondisi permukaan di bawah tanah tidak sesuai. Tidak cocok untuk lokasi industri atau lokasi dimana tumpahan dapat terjadi.

12 Luasan maksimum area yang diinfiltrasi harus dibawah 5 hektar. Batas laju infiltrasi adalah 2.4 meter/jam, untuk menjaga kualitas air tanah. Tidak cocok untuk daerah yang memiliki kemiringan curam. Area drainase di aliran hulu harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dikonstruksi. Sulit untuk mengembalikan fungsi parit infiltrasi ketika tersumbat. Panduan Desain dan Ukuran Diperlukan perlakuan pendahuluan untuk mengurangi kandungan sedimen. Perlakuan pendahuluan adalah tahap pengolahan yang melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan adatan tersuspensi dalam aliran air limbah. Perlakuan pendahuluan penting untuk semua pengaturan air hujan, tetapi menjadi sangat penting pada parit infiltrasi. Perlakuan pendahuluan akan benar-benar efektif bila ditambahkan filter atau bak penampungan secara seri. Batuan yang digunakan pada parit berdiameter 1.5 hingga 2.5 cm. Volume parit ditentukan oleh asumsi volume air yang akan mengisi ruang kosong berdasarkan perhitungan porositas pada matriks batuan (sekitar 35%) Kinerja Parit infiltrasi dapat mengurangi buruknya kualitas air di permukaan dan secara konsekuen dapat menghilangkan hingga 100% polutan yang terkandung dalam air tersebut. Parit infiltrasi dapat menghilangkan 90 persen sedimen, logam, koliform, dan materi organik, dan menghilangkan 60 persen fosfor dan nitrogen pada proses infiltrasi aliran air (Schueler, 1987). BOD yang berkurang mencapai persen. Jumlah bahan lain yang berkurang dalam jumlah sedikit adalah nitrat, klorid, dan logam terlarut, terutama pada tanah berpasir. Efisiensi pengurangan polutan dapat ditingkatkan dengan proses pencucian dan penambahan bahan organik dan lempung pada tanah dibawahnya. Batu harus dicuci untuk menghilangkan kotoran sebelum diletakkan pada parit. Penambahan

13 bahan organik dan lempung akan meningkatkan penghilangan logam dengan proses absorpsi (California Stromwater Quality Association, 2003).

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik II. TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Hantaran Hidrolik Hantaran hidrolik adalah salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan dan pengelolaan tanah. Hantaran hidrolik berperan penting

Lebih terperinci

No. Parameter Sifat Fisik Metode Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur

No. Parameter Sifat Fisik Metode Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur No. Parameter Sifat Fisik Metode 1. 2. 3. 4. 5. Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur Gravimetri Gravimetri pf Pengayakan Kering dan Basah Bouyoucus (Hidrometer) 6.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 11 profil tanah yang diamati dari lahan reklamasi berumur 0, 5, 9, 13 tahun dan lahan hutan. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lahan hutan, masingmasing hanya dibuat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar dan tersebar di Kalimantan, Sumatera, Maluku, Papua, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya negara Brazil.

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik (Effluent Sapi) Pemakaian pupuk buatan (anorganik) yang berlebihan dan dilakukan secara terus menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Latosol Darmaga 2.2. Peranan Pupuk Kandang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Latosol Darmaga 2.2. Peranan Pupuk Kandang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Latosol Darmaga Latosol Darmaga terbentuk dari bahan volkanik yang bersusunan andesit yang berkembang di bawah iklim tropika basah. Dalam sistem Taksonomi Tanah (USDA,

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN V HSIL DN PEMHSN 5.1 Sebaran entuk Lahan erdasarkan pengamatan di lokasi penelitian dan pengkelasan lereng berdasarkan peta kontur, bentuk lahan di lokasi penelitian sangat bervariasi. entuk lahan diklasifikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA Klasifikasi Tanah Indonesia KLASIFIKASI TANAH INDONESIA (Dudal dan Supraptoharjo 1957, 1961 dan Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor 1982) Sistem klasifikasi tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang 21 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Kegiatan penambangan menyebabkan perubahan sifat morfologi tanah seperti tekstur, konsistensi, struktur, batas antar lapisan

Lebih terperinci

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pergerakan Air Dalam Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pergerakan Air Dalam Tanah 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pergerakan Air Dalam Tanah Salah satu sifat tanah yang penting adalah kemampuan tanah untuk melalukan air yang mengalir melalui ruang pori yang disebabkan oleh gaya gravitasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36, TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pabrik Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) menjadi minyak sawit mentah (MSM) dihasilkan sisa produksi berupa limbah. Limbah padat dengan bahan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Air Secara Umum Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari bahan padat, cair dan gas. Tanah yang ideal terdiri dari sekitar 50% padatan, 25% cairan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah masam yang terbentuk dari bahan bahan induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Profil

Lampiran 1. Deskripsi Profil Lampiran 1. Deskripsi Profil A. Profil pertama Lokasi : Desa Sinaman kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Simbol : P1 Koordinat : 03 0 03 36,4 LU dan 98 0 33 24,3 BT Kemiringan : 5 % Fisiografi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet 57 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet Sektor pekebunan dan pertanian menjadi salah satu pilihan mata pencarian masyarakat yang bermukim

Lebih terperinci

II. PEMBENTUKAN TANAH

II. PEMBENTUKAN TANAH Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal LAMPIRAN 45 46 Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal No Sifat Kimia Tanah Nilai Keterangan 1 ph (H 2 O) 4,59 Masam 2 Bahan Organik C-Organik (%) 1,22 Rendah

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit. Pemadatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk organik cair (effluent sapi) ialah cairan hasil pemisahan oleh separator pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk organik cair (effluent sapi) ialah cairan hasil pemisahan oleh separator pada 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik (Effluent sapi) Pupuk organik cair (effluent sapi) ialah cairan hasil pemisahan oleh separator pada bak penampung yang di dalamnya terdapat campuran kotoran padat,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol 27 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol tergolong tanah yang subur. Tanah Latosol merupakan tanah yang umum terbentuk di daerah tropika basah sehingga dapat digunakan untuk pertanian

Lebih terperinci

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^ m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol adalah tipe tanah yang terbentuk melalui proses latosolisasi. Proses latosolisasi memiliki tiga proses utama, yaitu (1) pelapukan intensif yang

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas Comosus) Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1.200 meter diatas permukaan laut (dpl). Di daerah tropis Indonesia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol Latosol adalah kelompok tanah yang mengalami proses pencucian dan pelapukan lanjut, batas horizon baur, dengan kandungan mineral primer dan hara rendah,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang diukur dan dianalisa dari kawasan penambangan pasir (galian C) selain tekstur dan struktur tanahnya antara lain adalah kerapatan limbak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat 1 II. TINJAUAN PUSTAKA Top of Form A. Klasifikasi Tanah Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, cocok ditanam di wilayah bersuhu tinggi. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Dr. Ir. Budiarto, MP. Program Studi Agribisnis UPN Veteran Yogyakarta 1 TANAH PERTANIAN Pertanian berasal dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4.1. Karakteristik Fisik Tanah di Sekitar Lubang Resapan Biopori 4.1.1. Bobot Isi Tanah Hantaran hidrolik merupakan parameter sifat fisik tanah yang berperan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat Tanah Sifat Morfologi dan Fisika Tanah Pedon Berbahan Induk Batuliat Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil berbahan induk batuliat disajikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok dibudidayakan didaerah tropis. Tanaman ini berasal dari amerika selatan ( Brazilia). Tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan bagian yang paling luas dari total keseluruhan lahan kering di Indonesia. Penyebaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus dan Neraca Nitrogen (N) Menurut Hanafiah (2005 :275) menjelaskan bahwa siklus N dimulai dari fiksasi N 2 -atmosfir secara fisik/kimiawi yang meyuplai tanah bersama

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Februari hingga Mei 2017 di Kecamatan Playen yang terletak di Kabupaten Gunungkidul serta Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

IV. SIFAT FISIKA TANAH

IV. SIFAT FISIKA TANAH Company LOGO IV. SIFAT FISIKA TANAH Bagian 2 Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS SIFAT SIFAT FISIKA TANAH A. Tekstur Tanah B. Struktur Tanah C. Konsistensi Tanah D. Porositas Tanah E. Tata Udara Tanah F. Suhu

Lebih terperinci

Deskripsi Pedon Tanah (lanjutan)

Deskripsi Pedon Tanah (lanjutan) Deskripsi Pedon KB 61 (SPT7) Seri Pucungsatu, Typic Melanudands, berabu di atas berlempung, isotermik Kode Profil : KB 61 Lokasi : 4 km Utara Desa Bulukerto Koordinat : 671496mE; 9137140 mn Klasifikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

Gambar 1. Lahan pertanian intensif 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting sebagai penghasil gula. Lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah sebagai media tumbuh tanaman Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik.

Lebih terperinci

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian 14 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Tanah Deskripsi profil dan hasil analisis tekstur tiap kedalaman horison disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis Daerah penelitian terletak pada 15 7 55.5 BT - 15 8 2.4 dan 5 17 1.6 LS - 5 17 27.6 LS. Secara administratif lokasi penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara = V U Massa Padatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vermikompos Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang melibatkan cacing tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan organiknya. Walaupun sebagian

Lebih terperinci

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 278 Jurnal Agrotek Tropika 3(2):278-282, 2015 Vol. 3, No. 2: 278-282, Mei 2015 KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT

Lebih terperinci

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal. GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah kering sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan liat tebal. Dalam Legend of Soil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena 17 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Survei Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 22 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Geomorfik Proses geomorfik secara bersamaan peranannya berupa iklim mengubah bahan induk dibawah pengaruh topografi dalam kurun waktu tertentu menghasilkan suatu lahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel tanah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaan lahannya (Hardjowigeno et

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01 Klasifikasi Tanah USDA 1975 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang Bayu Prasetiyo 125 080 500 111 045 B-01 Klasifikasi Tanah USDA 1975 Dr. Ir. Abdul Madjid, MS Salah satu sistem

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH Iklim Faktor Lain Topogr afi Tanah Waktu Bahan Induk Organi sme Konsep Pembentukan Tanah Model proses terbuka Tanah merupakan sistem yang terbuka

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Data curah hujan (mm) Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jan 237 131 163 79 152 162 208

Lebih terperinci