BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Definisi Produktivitas Definisi dari produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay yang berasal dari Perancis. Menurut Walter Aigner dalam Motivation and Awareness, filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (Will) dan upaya (Effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas didalam segala bidang. Produktivitas sebagai konsep yang menyatakan bagaimana keluaran akan berubah apabila masukan berubah, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo pada tahun pada tahun 1883, Littre mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan yaitu kemampuan untuk memproduksi. Produktivitas menggambarkan hubungan antara keluaran dan alat atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Keluaran atau hasil produksi tersebut diperoleh dari suatu proses kegiatan, bentuk keluaran tersebut dapat berupa produk nyata atau jasa. Untuk menghasilkan keluaran diperlukan masukkan atau sumber-sumber utama dapat berupa tenaga kerja, modal, bahan baku, dan energi.

2 16 Jika membicarakan masalah produktivitas muncullah satu situasi yang paradoksial (bertentangan) karena belum ada kesepakatan umum tentang maksud pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk produktivitas. Dan tak ada konsepsi, metode penerapan maupun cara pengukuran yang bebas dari kritik. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input. Masukkan sering dibatasi dengan masukkan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa: produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas adalah peningkatan proses produksi. Peningkatan produksi berarti perbandingan yang membaik jumlah sumber daya yang dipergunakan (input) dengan jumlah barangbarang dan jasa-jasa yang diproduksikan (output). Pengurangan dalam input dengan output tetap atau kenaikan output sedang input tetap merupakan peningkatan dalam produktivitas.

3 17 Adapun definisi-definisi lain akan produktivitas dengan perkembangannya dikemukakan oleh beberapa pakar atau ahli, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pada tahun 1950 Organization for European Economic Coorporation (OEEC) mengemukakan definisi produktivitas yang lebih formal sebagai berikut : Produktivitas adalah rasio yang didapatkan dengan membagi keluaran dengan salah satu faktor produksi. 2. Menurut Paul Mali (1998, p18) produktivitas adalah ukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan bersama didalam organisasi untuk memperoleh dan menyelesaikan sekumpulan hasil. 3. Menurut Gomes F. Cardoso (1997, p159) menyatakan bahwa : produktivitas ditunjukkan sebagai rasio output terhadap input, input dapat mencakup biaya produksi dan biaya peralatan, sedangkan output bisa terdiri dari penjualan, pendapatan dan kerusakan. Produktivitas dan efisiensi sering dianggap sinonim, dimana pengukuran efisiensi menghendaki penentuan outcome, dan penentuan jumlah sumberdaya yang dipakai untuk menghasilkan outcome tersebut. 4. Menurut Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) produktivitas adalah output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan.

4 18 5. Menurut European Productivity Agency (EPA) produktivitas adalah tingkatan efektivitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas. 6. Menurut International Labour Organization (ILO) menyatakan perbandingan antara elemen-elemen produktivitas dengan yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas. 7. Menurut Husein Umar (1998, p9) Produktivitas adalah sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 8. Menurut L. Greenberg (2005, p12) produktivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukkan selama periode tersebut. 9. Menurut Dewan Produktivitas Nasional Produktivitas didefinisikan dari berbagai macam segi atau sudut yaitu : a. Secara Filosofis / Psikologis Produktivitas merupakan sikap mental untuk selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental dan cara pandang hari esok. Sikap mental dan cara pandang yang tidak produktif menurut hidayat adalah :

5 19 - Menganggap bahwa tanpa bekerja keras kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga. - Ketakutan mengambil keputusan karena ada unsur resiko - Merasa puas dengan hasil yang cukup, walaupun belum sempurna - Mempunyai budaya konsumtif yang tinggi - Tidak mengoreksi kesalahan saat ini, melainkan menunda sampai esok. b. Secara Ekonomis ( Finansial ) Produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan sumber daya yang sekecil-kecilnya. produktivitas secara finansial adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang dikuantifikasi. c. Secara Teknis Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengertian efisiensi produksi terutama dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Produktivitas diformulasikan sebagai rasio output terhadap input ( output / input ). Jadi produktivitas merupakan pembagian nilai dari output produksi terhadap biaya input produksi. Produktivitas = Output Input

6 20 Rendahnya output karena banyaknya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan mengakibatkan produktivitas menjadi rendah. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan input dan meningkatkan output. Peningkatan produktivitas yang terbaik adalah meningkatnya output jauh lebih besar dibandingkan meningkatnya output Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Berikut ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas menurut Sinungan (2005, p18) yaitu : 1) Investasi Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus ditambah dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional, ditingkat mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan usaha atau perusahaan. Besar kecilnya investasi ini akan menentukan modal usaha dan hal ini akan berpengaruh terhadap promosi produk, market share atau penggunaan kapasitas. 2) Manajemen Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orangorang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. Hal-

7 21 hal yang kita hadapi dalam manjemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalm bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran, dan lain-lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat maka harus diimbangi dengan proses yang terus-menerus melalui pengembangan sumber daya manusia, yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, latihan dan pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang menguasai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek manajerial. Aspek-aspek tersebut yaitu : 1. Technical Skill teknis. Tenaga kerja yang mempunyai standarisasi tertentu, terampil dan ahli dibidang 2. Managerial Skill Kemampuan dan keterampilan dalam bidang manajemen tertentu, mampu mengadakan atau melakukan kegiatan-kegiatan analisa kuantitatif dan kualitatif dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi organisasi. 3) Tenaga Kerja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor tenaga kerja ini ialah : Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja Produktivitas dan masa depannya.

8 22 Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan. Meskipun ada sejumlah perbedaan mengenai definisi produktivitas yang tergantung pada keadaan yang nyata dan tujuan-tujuan yang ada pendekatan umum (bukan definisi) bagi menyusun pola dari model produktivitas adalah mengidentifikasikan output dan komponen-komponen input yang benar dan sesuai dengan tujuan jangka panjang, menengah dan pendek perusahaan. Menurut Sinungan (2005, p56) produktivitas tenaga atau alat, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah sebagai berikut : 1. Kondisi pekerjaan dan lingkungan 2. Keterampilan tenaga kerja / kapasitas alat 3. Motivasi tenaga kerja / operator 4. Cara kerja ( Metode ) 5. Manajemen ( Sumber Daya Manusia dan Alat ) Konsep Dasar Sistem Produktivitas Sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional, seperti modal, bahan baku (material), prosedur, mesin, sumber daya manusia, informasi dan lain-lain. Menurut Gaspersz (2000, p17) sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

9 23 1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu. 2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. 3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. 4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya berupa optimasi pengalokasian sumber daya. produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu : sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output. Pada dasarnya produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian, produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran berikut :

10 24 Output yang dihasilkan Produktivitas = = Input yang dipergunakan Pencapaian tujuan Penggunaan sumber-sumber daya = Efektivitas Efisiensi Berdasarkan dari hasil uraian produktivitas di atas, sehingga sistem produktivitas produksi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 2.1 dan berikut alur penjelasannya (Gaspersz (2000, p19)). LINGKUNGAN INPUT PROSES OUTPUT PRODUKTIVITAS Tenaga Kerja Modal Material Energi Tanah Informasi Manajerial Proses Transformasi nilai tambah Produk (Barang atau Jasa) Produktivitas Sistem Produksi (Output / Input) Umpan balik untuk pengendalian sistem produksi agar meningkatkan Produktivitas terusmenerus Gambar 2.1 Sistem Produktivitas Produksi

11 25 Lingkungan Terdapat dua area utama dari lingkungan yang bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam analisis sistem produksi, yaitu kondisi ekonomi dan keadaan teknologi. Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi biaya dari input dan nilai output yang akan dipasarkan, sehingga analisis terhadap sistem produksi itu perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi itu. Keadaan teknologi juga sangat mempengaruhi perilaku sistem produksi, dimana apabila terjadi perubahaan maka akan mengubah proses dan meningkatkan produk rata-rata (Average Product) dari input yang digunakan dalam sistem produksi itu, sehingga produktivitas dari input maupun produktivitas total dari sistem akan meningkat. Elemen input dalam Sistem Produksi Pada dasarnya input dalam sistem produksi dapat diklarifikasikan ke dalam dua jenis yaitu: input tetap (fixed input) dan input variabel (variable input). Input tetap didefinisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat penggunaan input itu tidak bergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Sedangkan input variabel didefinisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat penggunaan input itu tergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Dalam sistem produksi terdapat beberapa input baik variabel maupun tetap, yaitu Tenaga kerja, modal, material, energi, tanah, informasi, dan manajerial.

12 26 Elemen proses dalam Sistem Produksi Suatu proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja dan mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang dikaitan melalui suatu aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai input ke dalam output yang bermanfaat atau bernilai tambah tinggi (Gaspersz, 1997, p10). Suatu proses memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk menyimpan material (yang diubah menjadi barang setengah jadi) dan informasi selama transformasi berlangsung. Berikut ini beberapa karakteristik proses yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem produksi adalah : Kapasitas adalah tingkatan output maksimum dari suatu proses. Karakteristik ini diukur sebagai output per unit waktu (Gaspersz, 1997, p12). Pengukuran kapasitas produksi yang dipergunakan dalam perencanaan produksi adalah kapasitas aktual atau kapasitas efektif (Actual Capacity or effective capacity). Biasanya diukur dengan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal. Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana baiknya sumbersumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output (Gaspersz, 1997, p14). Efisiensi merupakan karakteristik dari proses yang

13 27 mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar yang ditetapkan. Peningkatan efisiensi dalam proses produksi akan menurunkan biaya per unit output. Sebagai ukuran efisiensi, produktivitas merupakan indikator seberapa efisien pemakaian input. Efisiensi dapat dimengerti sebagai kegiatan penghematan penggunaan sumber-sumber daya dalam kegiatan produksi atau kegiatan organisasi seperti penghematan pemakaian bahan, tenaga listrik, uang, waktu, air dan sebagainya. Efektivitas merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat pencapaian output dari sistem produksi (Gaspersz, 1997, p14). Efektivitas diukur berdasarkan rasio output aktual terhadap output yang direncanakan. Pengukuran efektivitas membutuhkan beberapa rencana atau standar yang telah ditetapkan sebelum proses dimulai untuk menghasilkan output. Fleksibilitas merupakan karakteristik dari proses yang mengukur berapa lama (waktu) perubahan proses untuk menghasilkan output yang berbeda atau dengan menggunakan sekumpulan input yang berbeda (Gaspersz, 1997, p14). Karakteristik fleksibilitas proses dalam sistem produksi modern (JIT) mencakup hal-hal yang berkaitan dengan : fleksibilitas model dan produk (product-mix fleksibility), fleksibilitas volume total, fleksibilitas tenaga kerja, fleksibilitas perubahan rekayasa (reengineering), dan fleksibilitas produk baru.

14 28 Elemen output dalam Sistem Produksi Pengukuran karakteristik output seyogianya mengacu kepada kebutuhan atau keinginan pelanggan dalam pasar yang sangat kompetitif sekarang ini. Pengukuran output yang paling mudah dan bersifat klasik adalah unit output yang diproduksikan oleh sistem itu. Dalam era persaingan bebas sekarang ini, pengukuran sistem produksi yang hanya mengacu pada kuantitas output semata akan dapat menyesatkan, karena pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu: kapasitas, efisiensi, efektivitas dan fleksibilitas. Banyak perusahaan telah mengukur performansi proses dalam sistem produksi menggunakan indikator produktivitas total. Menurut Gaspersz (1997, p20) pada dasarnya konsep siklus produktivitas (Productivity Cycle) yang dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari empat tahap utama, yaitu : 1. Pengukuran Produktivitas 2. Evaluasi Produktivitas 3. Perencanaan Produktivitas 4. Peningkatan Produktivitas Berdasarkan konsep siklus produktivitas, secara formal program peningkatan produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem industri itu sendiri, Sehingga konsep siklus produktivitas (Productivity Cycle) dapat ditunjukkan pada gambar 2.2 dibawah ini :

15 29

16 30 2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productiviy gap) yang ada diantara tingkat produktivitas yang direncanakan (produktivitas ekspektasi) dan tingkat produktivitas yang diukur (produktivitas aktual). Dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasikan masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil. 6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.

17 31 7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu. 8. Pengukuran produktivitas akan menciptaka tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus (Continuous Productivity Improvement). 9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu. 11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh mereka. 12. Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar-menawar) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasioanl, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.

18 Prasyarat Kondisional dalam Pengukuran Produktivitas Karena hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses bisnis. Kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran produktivitas yang valid. Beberapa kondisi itu adalah : 1. Pengukuran harus dimulai dari permulaan program perbaikan produktivitas. 2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada sistem industri itu. 3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan individu yang terlibat dalam proses industri itu. 4. Pengukuran produktivitas yang menghasilkan informasi-informasi utama seharusnya dicatat tanpa distorsi 5. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya 6. Program-program pengukuran dan perbaikan produktivitas seharusnya dapat dipecahkan-pecahkan Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Model Mundel Marvin E. Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan dua bentuk pengukuran, yaitu : IP = {(AOPM / RIMP) / (AOBP / RIBP)} x 100 IP = {(AOMP / AOBP) / (RIMP / RIBP)} x 100

19 33 Dimana : IP = Indeks Produktivitas AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur AOBP = Output agregat untuk periode dasar RIMP = Input-input untuk periode yang diukur RIBP = Input-input untuk periode dasar Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada periode pengukuran dan indeks performansi pada periode dasar, sedangkan bentuk pengukuran kedua merupakan rasio antara indeks output dan indeks input. Dengan demikian kedua bentuk pengukuran diatas dapat pula dinyatakan sebagai berikut : IP = {(AOPM / RIMP) / (AOBP / RIBP)} x 100 = (Indeks Performansi Periode Pengukuran / Indeks Performansi Periode Dasar) x 100 IP = {(AOMP / AOBP) / (RIMP / RIBP)} x 100 = (Indeks Output / Indeks Input) x Menetapkan Sistem Pengukuran Produktivitas Salah satu langkah penting adalah menetapkan sistem pengukuran produktivitas dalam perusahaan sistem pengukurannya sendiri dalam prakteknya menimbulkan peningkatan kesadaran pekerja terhadap pengertian produktivitas. Dalam suatu penelitian terhadap lebih dari 400 pabrik, Mitchell berkesimpulan, bahwa pada saat pabrik-pabrik mengadakan pengukuran kerja, produktivitasnya naik

20 34 rata-rata 14,6 %. Masalah-masalah utama dalam organisasi yang harus dipecahkan dan ditanggulangi dalam kaitannya dengan peningkatan sistem pengukuran produktivitas adalah : 1. Tentukan unsur-unsur organisasi yang paling harus diperhatikan / diawasi. 2. Lakukanlah penelitian untuk menentukan jenis-jenis ukuran yang dikembangkan melalui aktivitas sejenis. 3. Pilihlah konsep-konsep yang dikehendaki dan unit-unit pengukuran output dan input perusahaan maupun aktivitas sub (bagian) yang kritis lainnya. 4. Hubungi pekerja-pekerja dan bagian-bagian lain untuk menggunakan ukuranukuran tersebut bagi penilaiannya dan cara menerapkan ukuran-ukuran tersebut pada pelaksanaannya. 5. Yakinkan tersedianya data dan buatkan beberapa kompromi yang perlu. 6. Pilihlah bobot yang sesuai, gabungkan formula-formula dan metode penomoran indeks. 7. Pilihlah aktivitas, percontohan seksi atau kelompok percobaan untuk mengetes sistem pengukuran. 8. Ujilah sistemnya pada aktivitas percobaan terpilih itu dan dapatkan umpan berkala pada hasil-hasilnya. 9. Sesudah melalui tenggang waktu yang cukup, evaluasilah nilai sistemnya, buatkan beberapa modifikasi dan perlebar ruang lingkupnya atau adakanlah aktivitas percontohan baru jika modifikasinya benar-benar mengubah rancangan sistem yang pertama kali.

21 35 Suatu sistem pengukuran harus mempertimbangkan efektivitas biaya, batas pengukuran produktivitas dan perlu / tidaknya pengukuran faktor total ; dengan perkataan lain tentukan kedalaman dan masalah tugas sistem pengukurannya. Sistem pengukurannya haruslah mudah dipraktekkan dan dapat mengetahui sebab-sebab perubahan organisasi. Dalam menentukan sistem pengukuran produktivitas menurut sinungan (2005, p82) itu ada 4 pertimbangan khusus manajemen perusahaan yaitu : 1. Sebuah perusahaan tidak harus meniru / mengikuti sistem pengukuran produktivitas ditempat lain namun juga harus mengetahui ukuran-ukuran yang memenuhi kebutuhan khususnya. 2. Sekali sistem pernah diterapkan, maka usaha memperkirakan / memperhitungkan secara mekanis masalah yang lebih jauh harus dicegah. 3. Pengukuran output haruslah sekonkrit dan sesuai mungkin selagi dapat dilihat membantu memotivisir. 4. Apa saja ukuran yang dikenalkan harus terlihat adanya peningkatan konstan, sebab untuk peningkatan secara statistika itu berkaitan dengan peningkatan output perjamnya itu sendiri. Realisasi dari pola pengukuran organisasi semacam itu membantu kesiapan sistem manajemen dalam melaksanakan program produktivitasnya. Pendahuluan atas pola peningkatan produktivitasnya adalah tidaklah mungkin penentuan atau peningkatan sistem informasi manajemen yang sedikitnya melindungi atau menutupi

22 36 bidang-bidang seperti pembiayaan, pemanfaatan produksi, perencanaan produksi, pemeliharaan dan kerusakan, shift kerja dan sebagainya Bagaimana Mengukur Produktivitas Produktivitas adalah konsep yang menghubungkan output dan input. Menurut Sinungan (2005, p43) dalam pengukuran produktivitas dikenal dua pendekatan yaitu : 1. Pendekatan produktivitas total atau faktor ganda yaitu output dihadapkan dengan seluruh input yang dipakai (5M + E + I), dan 2. Pendekatan partial atau faktor tunggal yaitu output dihadapkan dengan satu input saja (seperti produktivitas tenaga kerja atau produktivitas modal). Dilingkungan perusahaan yang dipakai adalah pendekatan produktivitas partial maka dapat diukur rasio atau indeks produktivitas tenaga kerja, modal, organisasi, penjualan, produksi, dan produk. Karena produktivitas menyatakan rasio antara output dan input maka dalam pekerjaan pengukuran produktivitas terlebih dahulu harus disusun definisi kerja dan kemudian cara mengukur baik output maupun input. Dalam kenyataan, ada dua jenis perusahaan yaitu penghasil barang dan penghasil jasa. Dalam kasus perusahaan penghasil barang, mengukur output relatif lebih mudah dibandingkan dengan mengukur input. Hal ini disebabkan karena jenis input yang dipakai relatif banyak jenisnya. Sebaliknya dalam kasus perusahaan penghasil jasa, output lebih sulit diukur dibandingkan dengan input.

23 Evaluasi Sistem Produktivitas Masalah produktivitas dapat didefinisikan sebagai deviasi atau penyimpangan yang terjadi antara aktual (hasil aktual) dan sasaran produktivitas yang direncanakan atau diharapkan (rencana mencapai sasaran produktivitas tertentu), atau dapat pula didefinisikan sebagai perubahan produktivitas menunjukkan kecenderungan menurun atau tetap sepanjang periode waktu tertentu (Gaspersz, 1997, p67). Apabila masalah produktivitas telah dapat diidentifikasi, seperti produktivitas input tenaga kerja, material, energi, dan modal menurun, atau tidak mencapai sasaran produktivitas yang diharapkan, maka berbagai informasi penting yang berkaitan dengan masalah itu perlu dikumpulkan. Dengan demikian manajemen dalam praktek bisnis global yang ingin meningkatkan produktivitas perusahaan terus-menerus harus berpikir melalui masalah-masalah produktivitas bisnis (Think Through the Businnes Productivity Problem) dan membicarakan masalah itu berdasarkan fakta atau data produktivitas bisnis (Speak with Businnes Productivity Data) Faktor-faktor Penyebab Penurunan Produktivitas Perusahaan Menurut Dewan Produktivitas Nasional terdapat sejumlah faktor penyebab penurunan produktivitas perusahaan, antara lain : 1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi dan mengelola produktivitas perusahaan

24 38 2. Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengakuan dan penghargaan yang diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung jawab dari karyawan itu. 3. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan memenuhi jadwal yang ditetapkan sehingga mengecewakan pelanggan. 4. Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi dan pemasaran. 5. Pemborosan penggunaan sumber daya material, tenaga kerja, energi, modal, waktu dan informasi. 6. Terdapat konfli-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerjasama yang tidak terpecahkan sehingga menimbulkan ketidakefektifan dalam bekerjasama dan partisipasi total dari karyawan. 7. Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan. 8. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan tingkat peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan Perencanaan peningkatan produktivitas perusahaan harus bersifat SMART (Specific, Measureable, Achieveable, Result Oriented, and Time Related), yang artinya sasaran peningkatan produktivitas harus bersifat spesifik, dapat diukur secara

25 39 kuantitatif, hasil-hasil yang diinginkan dapat dicapai, dapat diambil tindakan, dan memiliki jadwal waktu spesifik untuk implementasi program peningkatan produktivitas itu. Menurut Gaspersz(1997, p55) terdapat Lima Strategi Peningkatan Sistem Produktivitas bagi Perusahaan. Karena produktivitas merupakan rasio output terhadap penggunaan input, maka strategi peningkatan sistem produktivitas perusahaan dapat dilakukan dengan lima cara, berikut ini yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan antara lain yaitu : Menerapkan Program Reduksi Biaya Melaksanakan program reduksi biaya tidak berarti semua komponen biaya dikurangi secara pukul rata. Program reduksi biaya mengacu pada yang dikeluarkan untuk aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada produk. Mengelola Pertumbuhan Peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan akan efektif apabila permintaan pasar sedang meningkat, sehingga output yang diproduksi perlu ditambah. Dalam situasi ini, peningkatan produktivitas dicapai melalui peningkatan output dalam kuantitas yang lebih besar sesuai permintaan pasar dengan meningkatkan penggunaan kuantitas input yang lebih kecil.

26 40 Bekerja Lebih Tangkas Peningkatan arus perputaran inventori ( Inventory Turnover Ratio ) dan perbaikan desain produk merupakan aktivitas aktual dari bekerja lebih tangkas. Karena anda tidak perlu menyuruh atau memerintah orang agar bekerja lebih keras, karena mereka telah bekerja keras, tetapi suruhlah mereka bekerja lebih tangkas. Bekerja Lebih Efektif Dalam bekerja lebih efektif, kita memperoleh output dalam jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Mengurangi Aktivitas Dalam situasi perekonomian yang menurun, seperti dalam kondisi resesi ekonomi, tingkat inflasi tinggi, dan lain-lain, strategi peningkatan produktivitas kembali asset yang tidak produktif. Jadi produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan melalui pengurangan sedikit output sesuai permintaan pasar dan mengurangi banyaknya input yang tidak perlu Langkah-langkah Program Peningkatan Sistem Produktivitas Sebuah perusahaan atau sistem produksi lainnya menerapkan kombinasi kebijakan, rencana sumber-sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan khususnya. Kombinasi kebijakan-kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan

27 41 bantuan faktor-faktor produktivitas internal dan eksternal. Pada tingkat perusahaan, faktor-faktor tersebut hampir seluruhnya direfleksikan dalam sumber pokok, yaitu manusia dan bahan-bahan atau melalui tenaga kerja, manajemen dan organisasi, modal pokok, bahan mentah. Jadi peningkatan produktivitas didalam perusahaan terutama berkaitan dengan modal, tenaga kerja dan manajemen dan organisasi. Menurut Dewan Produktivitas Nasional program peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut yaitu : Memilih dan menetapkan program peningkatan produktivitas Mengemukakan alasan mengapa memilih program itu Melakukan analisis situasi melalui pengamatan situasional Melakukan pengumpulan data selama beberapa waktu Melakukan analisis data Menetapkan rencana perbaikan melalui penetapan sasaran peningkatan produktivitas Melaksanakan program peningkatan produktivitas selama beberapa waktu tertentu Melakukan studi penilaian terhadap program peningkatan produktivitas itu Mengambil tindakan berupa tindakan korektif atas penyimpangan yang terjadi atau standarisasi terhadap aktivitas yang sesuai

28

29 43 misalnya: buruh harian yang pembayaran upahnya berdasarkan kuantitas produksi yang dihasilkan setiap hari. 2. Material Agar sistem produksi dapat menghasilkan produk manufaktur, diperlukan material atau bahan baku. Dalam hal ini, material diklasifikasikan sebagai input variabel. 3. Energi Mesin-mesin produksi dan aktivitas pabrik lainnya membutuhkan energi untuk menjalankan aktivitasnya. input energi ini dianggap sebagai input tetap. Proses Suatu proses memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk menyimpan material (yang diubah menjadi barang setengah jadi) dan informasi selama transformasi berlangsung. Dalam melakukan penelitian, proses yang terjadi adalah : 1. Melakukan pengumpulan data dengan mencari bahan dari buku, jurnal dan lain sebagainya yang berkaitan dengan model pengukuran produktivitas. 2. Membandingkan teori yang diperoleh dengan variabel yang akan diteliti. 3. Melakukan tahap perhitungan pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode perhitungan pengukuran produktivitas berupa bahan baku (material), energi, dan tenaga kerja.

30 44 Output Pengukuran karakteristik output seyogianya mengacu kepada kebutuhan atau keinginan pelanggan dalam pasar yang sangat kompetitif sekarang ini. Pengukuran output yang paling mudah dan bersifat klasik adalah unit output yang diproduksikan oleh sistem itu. Dalam era persaingan bebas sekarang ini, pengukuran sistem produksi yang hanya mengacu pada kuantitas output semata akan dapat menyesatkan, karena pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu: kapasitas, efisiensi, efektivitas dan fleksibilitas. Banyak perusahaan telah mengukur performansi proses dalam sistem produksi menggunakan indikator produktivitas total. Produktivitas Dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan, Produktivitas mutlak harus dilakukan agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Produktivitas yang diterapkan sehari-hari pada hakekatnya adalah bagaimana perusahaan dapat mendayagunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Membahas masalah perbedaan tingkat produktivitas setiap bulan perusahaan yang disebabkan oleh besar kecilnya input baik biaya maupun kewajiban yang bersifat tetap maupun variabel dibandingkan dengan output atau hasil produksi dan penyajian data-data perusahaan yang telah diolah, baik data input maupun data output. Perhitungan produktifitas penjualan pada PT. Jupiter Mitra Setia mengukur indeks produktivitas baik tenaga kerja, biaya total langsung, energi, dan material.

31 45 Produktivitas itu didapat dari jumlah agregat output parsial yakni output yang dihasilkan di bagi dengan input yang digunakan sebagai contoh penggunaan sumber daya. Proses pemecahan masalah dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan mencari data yang dapat memberikan gambaran yang jelas dan akurat mengenai fakta atau sesuatu yang sedang berlangsung, dalam hal ini adalah kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Jupiter Mitra Setia dalam meningkatkan produktivitas produksi pembuatan mesin astor, penentuan masalah yang jelas mengenai penerapan sistem produktivitas yang dilakukan oleh PT. Jupiter Mitra Setia yang mana pada akhirnya dapat meningkatkan laba dan kualitas dari perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay

BAB II LANDASAN TEORI dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Produktivitas Definisi dari produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay yang berasal dari Perancis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas 1 Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Proses Dalam Operations Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, Chase, Jacobs, Aquilano (2004, pp 102) memberikan pengertian bahwa proses adalah bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara hasil keluaran dan masukan (output dan input). Adapun berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara hasil keluaran dan masukan (output dan input). Adapun berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Definisi produktivitas secara umum diartikan sebagai suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan (output dan input). Adapun berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). Menurut Dewan Produktivitas Nasional

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang sangat

Lebih terperinci

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya Sutiyono FTI-UPN Veteran Jawa Timur Abstraksi Pengukuran produktivitas itu penting

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com

Lebih terperinci

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN BAB I KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN MERTODE KUANTITATIF EKONOMI MANAJERIAL TEORI EKONOMI MIKRO Gambar 1.1. Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial A. EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMIC) Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang terjadi saat ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan besar, persaingan yang tajam, dan teknologi yang canggih. Secara

Lebih terperinci

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam BABH TELAAH PUSTAKA Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Penggunaan sumber daya manusia dan modal secara ekstensif telah banyak ditinggalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO Ronny Walangitan ABSTRAK Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN

TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat mengerti bentuk-bentuk perusahaan, pengertian produksi, bentuk-bentuk produksi dan jangka waktu produksi TIK:

Lebih terperinci

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal 1 PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN A. Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab pada sub-unit organisasi yang mencerminkan strategi organisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balanced Scorecard 2.1.1 Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan (Harvard Business

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS MANAJEMEN PRODUKTIVITAS Oleh : Nurmayetti, SH Fungsional Mediator Hubungan Industrial Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov Sumbar I. PENDAHULUAN Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN BAB IV ANALISA PERMASALAHAN 4.1. Konsep dan Teori Menurut Ilmu Perkuliahan 4.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh BAB II Activity-Based Management 2.1. Definisi Activity Based Management Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen

Lebih terperinci

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SUMMANTH & OBJECTIVE MATRIX (OMAX) GUNA MENUNJANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL PRIBADIYONO Simposium Riset Ekonomi II TEKNIK

Lebih terperinci

Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **)

Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **) Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **) Abstrak Pengelolaan dan pembenahan manajemen sumber daya manusia menempati posisi yang strategis. Walupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas secara konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja (bentuk nyata) dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 14 Nomor 2-2015 ISSN 123.456.7890 PENGUKURAN DAN PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI WOODEN CARPET DI CV NATURAL PALEMBANG Iunike

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University,

Lebih terperinci

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI TUGAS AKHIR Program Studi Teknik Industri S-1 Nama : Lince Yuniati NIM : 01602-025 FAKULTAS

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) II YULIATI, SE, MM PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT ) 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Produktivitas Sejak awal perkembangan hingga kini, pengertian produktivitas sangat beragam disampaikan dan didefinisikan oleh para ahli, namun pada dasarnya produktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Target Costing Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat

Lebih terperinci

Operation Management Analisis Produktivitas Perusahaan Pada UD. Karya Jaya

Operation Management Analisis Produktivitas Perusahaan Pada UD. Karya Jaya Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 22-27 ISSN 2302 934X Operation Management Analisis Perusahaan Pada UD. Karya Jaya Syarifuddin * dan Lisa Yani Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Menurut Gasperz V (2000), produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan evaluasi untuk meninjau tingkat produktifitas perusahaan dengan menggunakan metode APC dimana metode ini sangat pas digunakan dalam

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini suatu perusahaan dituntut untuk memiliki kekuatan dalam menghadapi persaingan yang tidak dapat dihindari lagi karena terbukanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian literatur induktif dan deduktif. Kajian induktif adalah kajian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari penelitian - penelitian

Lebih terperinci

JURNAL AKUNTANSI. PENGARUH MODAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PERUSAHAAN (Studi Kasus di Konveksi Daniel Setiadi)

JURNAL AKUNTANSI. PENGARUH MODAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PERUSAHAAN (Studi Kasus di Konveksi Daniel Setiadi) JURNAL AKUNTANSI PENGARUH MODAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PERUSAHAAN (Studi Kasus di Konveksi Daniel Setiadi) Oleh, AGUS IRYANTO 08340306 (Alumni Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Kerja dalam Kaitannya dengan Upaya Peningkatan Produktivitas Produktivitas secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara output per input-nya. Dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah Untuk mengatur agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia agar memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha dan untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era perdagangan bebas (globalisasi), persaingan antar perusahaan baik lokal maupun internasional semakin meningkat, sehingga diperlukan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persaingan. Perusahaan atau organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persaingan. Perusahaan atau organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kompensasi 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Sumber daya manusia merupakan komponen terpenting di dalam suatu perusahaan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Manajemen Program Kesehatan

Manajemen Program Kesehatan Manajemen Program Kesehatan Pengertian Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek-proyek di bidang kesehatan baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. Tidak sedikit pihak yang merancukan antara

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Sistem Produksi

Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Sistem Produksi Modul 1 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Sistem Produksi Drs. Agus Hermani DS., M.M. Bulan Prabawani, S.Sos., M.M. D PENDAHULUAN engan berkembangnya usaha-usaha untuk mengolah bahan-bahan/ barang-barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas lebih dalam mengenai manajemen produksi dan operasi, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Mutu Pelayanan Kesehatan a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Produktivitas merupakan perbadingan antara output dibagi dengan input,

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Produktivitas merupakan perbadingan antara output dibagi dengan input, BAB II A. Produktivitas TINJUAN PUSTAKA Produktivitas merupakan perbadingan antara output dibagi dengan input, tingkat ukur produktivitas sangat beragam bergantung pada kepentingan terkait (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang di segala bidang, baik industri barang maupun jasa, sehingga

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Konsep Dasar Produktivitas Jika ukuran keberhasilan produksi dipandang hanya dari segi output saja, maka ukuran produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. Istilah produktivitas mempunyai arti yang berbeda-beda untuk setiap orang yang berbeda,

BAB II STUDI PUSTAKA. Istilah produktivitas mempunyai arti yang berbeda-beda untuk setiap orang yang berbeda, 5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Pengertian produktivitas. Istilah produktivitas mempunyai arti yang berbeda-beda untuk setiap orang yang berbeda, dan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya.

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN Tri Hernawati trihernawati@ymail.com Staf Pengajar Kopertis Wilayah I dpk.fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera UItara Abstrak Kata produktivitas telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Produksi 2.1.1 Fungsi Produksi Efisiensi berhubungan erat dengan proses produksi karena dalam produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya), yaitu sebuah perusahan yang bergerak

Lebih terperinci

Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang Selatan 70

Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang Selatan 70 Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang Selatan 70 Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi, disintesakan (dirangkum), dibatasi, dan ditetapkan menjadi tiga pokok permasalahan (faktor),

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel Berikut ini akan disajikan data yang diperlukan dalam pengolahan data dengan menggunakan

Lebih terperinci

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Definisi Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah Pengantar Sistem Produksi Lanjut BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah Definisi Sistem Sekelompok entitas atau komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu mengembangkan daya saingnya. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai suatu produktivitas yang tinggi.

Lebih terperinci

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT Haryadi Sarjono 1 ABSTRACT Objective of this research is to find model which measure productivity. That measuring uses a ratio

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. manusia, modal, dan teknologi secara ekstensiftelah banyak ditinggalkan.sebaliknya,

I. TINJAUAN PUSTAKA. manusia, modal, dan teknologi secara ekstensiftelah banyak ditinggalkan.sebaliknya, I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Produktivitas Sumber daya manusia, modal, dan teknologi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa.penggunaan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

Pemilihan Teknologi. Pemilihan Lokasi

Pemilihan Teknologi. Pemilihan Lokasi 1 Pemilihan Teknologi Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai dan dievaluasi: kesesuaian teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk dengan kebutuhan pasar produk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Maka dari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada tahap awal perencanaan proyek, para kontraktor selalu dihadapkan akan masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar untuk tender tidaklah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha peningkatan Produktivitas harus selalu diperhatikan sebagai upaya mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna)

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt 1. Apa Itu Lean? Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt Lean adalah suatu upaya terus-menerus (continuous improvement efforts) untuk: menghilangkan pemborosan

Lebih terperinci

SUBSISTEM INPUT SISTEM INFORMASI KEUANGAN

SUBSISTEM INPUT SISTEM INFORMASI KEUANGAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN System Informasi Akuntansi Subsistem Pemakaian Sumber Internal Pemakai Sumber Subsistem Audit Internal Data Base Subsistem Manajemen Dana rttyreytryrty Lingkungan Subsistem Intelegen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, hal ini mengakibatkan sebuah perusahaan diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan

Lebih terperinci

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator Persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DI PT GFI SIDOARJO

ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DI PT GFI SIDOARJO ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DI PT GFI SIDOARJO Sutiyono Fak.Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture

BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan produktivitas telah banyak dilakukan sebelumnya, baik yang berhubungan dengan produktivitas total,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS

MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id dan syahza@telkom.net Tujuan Memahami konsep manajemen produksi agribisnis. Memahami ruang lingkup manajemen

Lebih terperinci