Manajemen Program Kesehatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Manajemen Program Kesehatan"

Transkripsi

1 Manajemen Program Kesehatan Pengertian Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek-proyek di bidang kesehatan baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. Tidak sedikit pihak yang merancukan antara proyek dan program. Namun berdasarkan sumber dari PMI (Project Management Institute), proyek merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh lembaga bisnis atau pemerintah atau lembaga non-profit. Namun demikian, konsep-konsep dasar pengelolaan program yang baik tetaplah sama dengan konsep-konsep untuk pengelolaan suatu proyek. Konsep-konsep pengelolaan proyek secara baik dikembangkan oleh para akademisi, praktisi, dan lembaga (PMI) dalam istilah project management. Gambar 1. Hubungan Rencana Program kesehatan, Program, dan Proyek 1

2 Pada umumnya, suatu program kesehatan diadakan sebagai realisasi dari rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan memberikan dampak pada peningkatan derajad kesehatan suatu masyarakat. Oleh karena itu, suatu program dapat dipastikan memiliki hulu, yaitu rencana program kesehatan. Banyak rogram-program kesehatan yang dilaksanakan bersamaan dengan program-program lain, misal program-program di bidang ekonomi atau pendidikan, atau program-program lainnya dengan tujuan umum yang sama, yaitu meningkatkan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, program-program kesehatan perlu diawasi oleh pengawas baik dari institusi pemerintah maupun dari kalangan politisi dan juga dari lembaga independent. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa program kesehatan dapat dijalankan sesuai dengan rencana yang sudah disepakati di awal. Ukuran Keberhasilan Program Keberhasilan suatu program kesehatan akan dilihat dari tiga perspektif dasar, yaitu perspektif budget, perspektif spesifikasi, dan perspektif waktu. Ketiga perspektif ini akan dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan program tersebut untuk memberikan penilaian sukses tidaknya suatu program kesehatan. Program yang sukses adalah program yang memenuhi tiga kriteria, yaitu on budget, on time, dan on specs/scope. 2

3 Gambar 2. Kriteria Keberhasilan Program Perspektif budget menitikberatkan pada kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan dengan anggaran yang direncakan. Beberapa program mengalami kondisi yang tidak on budget. Artinya, dana yang diserap untuk program kesehatan tidak sesuai dengan yang dianggarkan. Gap yang terjadi dapat berupa Gap positif ataupun Gap negatif. Gap positif terjadi pada saat dana yang dikeluarkan lebih sedikit dari yang dianggarkan, sedangkan gap negatif terjadi apabila dana yang dikeluarkan untuk program kesehatan lebih besar daripada dana yang dianggarkan. Konsep program manajemen melihat bahwa setiap gap yang terjadi, apakah itu gap positif atau negatif, tetaplah suatu bentuk penyimpangan dan harus diketahui hal-hal apa saja yang memberikan kontribusi pada terjadinya gap tersebut. Perspektif waktu menilai suatu program berdasarkan kemampuan program tersebut untuk dapat diselesaikan sesuai dengan rencana waktu yang telah dibuat. Suatu program yang selesai terlalu cepat atau terlalu lama dari waktu yang direncanakan tetap saja dikatakan sebagai program yang tidak 3

4 sukses. Tidak sedikit program yang dapat dilaksanakan secara on time namun tidak dengan dana yang lebih besar dari yang dianggarkan dan hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah direncanakan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengapa pelaksanaan program dapat berjalan lebih cepat atau lebih lambat. Perspektif spesifikasi menentukan keberhasilan suatu program berdasarkan kesesuaian hasil program dengan spesifikasi yang telah direncanakan. Banyak program kesehatan yang dilaksanakan on budget, on time, namun tidak on specs. Apabila terjadi hal seperti itu, tetap saja program tidak bisa dikatakan berhasil atau sukses. Program kesehatan yang on budget belum dapat dikatakan berhasil. Untuk dapat dikatakan berhasil apabila juga memenuhi kriteria on time dan on specs. Misal, suatu program KIA di sebuah daerah dilaksanakan dan memenuhi criteria on budget. Namun tetap saja kejadian ibu/bayi meninggal pada proses melahirkan tetap meningkat. Demikian pula kita tidak dapat mengatakan suatu program itu sukses hanya karena on time atau on specs. Untuk dapat dikatakan sukses, sebuah program harus memenuhi ketika kriteria tersebut. Pengendalian Program Faktor penting yang menjadi salah satu kunci yang menentukan keberhasilan suatu program kesehatan adalah pengendalian. Pengendalian ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa segala sesuatu yang sedang dijalankan sesuai dengan batasan-batasan internal dan eksternal yang diharapkan oleh organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan pengendalian meliputi kegiatan penentuan asumsi, pengumpulan data, analisis data, dan penyesuaian asumsi serta kegiatan. Beberapa hal yang akan dijawab dalam proses pengendalian program kesehatan adalah: 4

5 Apakah program bergerak ke arah yang benar? Apakah ada hal - hal penting yang menyimpang? Apakah asumsi yang digunakan dalam program kesehatan masih relevan dengan kondisi lingkungan? Apakah program kesehatan mengerjakan hal - hal penting yang memang perlu dikerjakan? Perlukah program kesehatan menyesuaikan atau membatalkan proyek-proyek atau kegiatan yang telah dipilih? Bagaimana kinerja program kesehatan yang sedang dijalankan? Apakah sasaran dan jadual pelaksanaan tercapai? Apakah biaya, scope/spesifikasi, dan waktu sesuai dengan proyeksi? Apakah manajer program perlu melakukan perubahan - perubahan operasional? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu diperlukan suatu pengendalian yang sistematis. Namun demikian, pengendalian program kesehatan tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pengendalian program kesehatan adalah proses yang dilakukan oleh manajer untuk memonitor aktivitas program yang sedang berlangsung dan mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan secara efektif & efisien dan untuk mengambil tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja apabila diperlukan. Pengendalian program kesehatan tidak hanya bersifat reaktif terhadap suatu aktivitas setelah aktivitas itu dilaksanakan tetapi juga bersifat preventif dengan mengusahakan agar aktivitas-aktivitas yang dilakukan selalu on the track. Dengan demikian, pengendalian program kesehatan tidak hanya sekedar melakukan pemonitoran sejauh mana suatu program kesehatan mencapai tujuannya. Lebih dari itu, pengendalian program kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk memotivasi, memfokuskan pada problem penting yang dihadapi saat ini dan di masa mendatang terkait dengan program kesehatan yang dilaksanakan, dan bekerja secara bersama-sama untuk mendapatkan pemecahan terbaik atas problem-problem masa ini atau mendatang. 5

6 Arti Pentingnya Pengendalian program kesehatan Untuk dapat memahami betapa pentingnya pengendalian program kesehatan, dapat dijelaskan melalui perubahan kinerja sebagai efek dari pengendalian program kesehatan. Perubahan kinerja atau peningkatan kinerja program kesehatan dapat berupa peningkatan efisiensi (kesesuaian budget), peningkatan kualitas output dari program kesehatan (kesesuaian specs/scope) dan peningkatan kesesuaian waktu/time. Control dan On Budget Untuk menentukan sejauh mana suatu program kesehatan dapat memanfaatkan dana sesuai dengan rencananya, manajer program harus dapat mengukur secara akurat berapa unit input yang digunakan untuk menghasilkan output. Di samping itu juga perlu diketahui berapa jumlah output yang telah dihasilkan. Sistem kontrol atau pengendalian berisi ukuran-ukuran yang memungkinkan manajer program kesehatan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan untuk progam kesehatan dengan dana yang direncanakan untuk program kesehatan tersebut.. Selain itu, dalam situasi di mana manajer menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan program kesehatan yang dipandang lebih efisien, ukuran-ukuran ini akan menginformasikan kepada manajer program kesehatan seberapa sukses manajer tersebut menjalankan sistem yang baru. Informasi yang demikian itu tidak akan dapat diperoleh manajer program kesehatan apabila dalam program kesehatan tersebut tidak ada suatu sistem kontrol. Oleh karena itu, pengembangan sistem kontrol untuk program kesehatan menjadi semakin penting dalam era yang semakin mengarah ke good governance ini. Control dan On Scope/Specs Pengendalian atau kontrol untuk program kesehatan diperlukan untuk menentukan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu sistem kontrol itu akan memberikan umpan balik kepada manajer tentang sejuah mana pencapaian kualitas barang dan jasa yang dihasilkan oleh program kesehatan 6

7 tersebut. Apabila sebuah program kesehatan menghasilkan output yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah ditentukan dalam rencana awal, maka hal tersebut dapat menggambarkan sejauh mana kualitas program kesehatan yang telah dilaksanakan. Manajer program kesehatan seharusnya menciptakan suatu sistem kontrol yang secara konsisten dan berkesinambungan mampu memonitor kualitas barang dan jasa sehingga continuous improvement dapat dilakukan yang akan mengarahkan program kesehatan yang menjadi tanggung-jawabnya dapat berhasil atau sukses. Control dan On Time Pengendalian program kesehatan dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan tingkat on time suatu program kesehatan. Manajer program kesehatan tidak akan mampu mengetahui apakah program yang menjadi tanggung-jawabnya telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Berbagai program kesehatan mengalami kegagalan karena tidak memenuhi tengat waktu yang sudah direcanakan atau hilangnya peluang untuk dapat meningkatkan mutu kesehatatan masyarakat karena program-program kesehatan yang dijalankan tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Lingkup Pengendalian program kesehatan Pengendalian terhadap suatu program kesehatan dapat dikatakan merupakan suatu bentuk dari pengendalian kemudi ( steering control ). Biasanya, ada selisih waktu cukup signifikan antara implementasi awal suatu program kesehatan dengan pencapaian hasil yang diinginkan. Selama kurun waktu itu, sejumlah proyek dan tindakan dilaksanakan untuk mengimplentasikan program tersebut. Demikian juga, selama waktu itu terjadi perubahan - perubahan baik secara eksternal maupun internal. Pengendalian program kesehatan diperlukan untuk mengendalikan proyek-proyek, dan aktivitas-aktivitas 7

8 pelaksanaan program kesehatan dan pencapaian tujuan dari program kesehatan tersebut. Manajer program kesehatan harus mempersiapkan dasar dan informasi yang memadai untuk melakukan penyesuaian di berbagai aspek dari program kesehatan tersebut di tengah - tengah perkembangan dan perubahan yang terjadi. Banyak program-program kesehatan yang direncanakan dengan sangat bagus, namun berakhir dengan kegagalan karena kelemahan dalam proses pengendalian. Manajer program kesehatan sudah seharusnya memahami konsep pengendalian dengan berbagai jenis pengendalian yang ada. Menurut Pierce dan Robinson (2004), terdapat berbagai macam jenis pengendalian seperti yang digambarkan sebagai berikut: 1. Pengendalian asumsi (Premise control). 2. Pengendalian implementasi (Implementation control) 3. Pengawasan Program kesehatan (Program kesehatan surveillance) 4. Pengendalian peringatan khusus (Special alert control) Gambar 3. Jenis-Jenis Pengendalian Program 8

9 1. Pengendalian Asumsi (Premise Control) Setiap program kesehatan didasarkan pada landasan - landasan pemikiran (premise) tertentu: asumsi atau prediksi. Pengendalian asumsi dirancang untuk mengevaluasi secara sistematik dan berkesinambungan apakah asumsi yang mendasari pemilihan dan penentuan program kesehatan masih berlaku. Jika asumsi yang vital tidak lagi berlaku (valid), program kesehatan mungkin harus diubah. Makin cepat asumsi yang tidak berlaku lagi dapat diketahui dan ditolak, makin besar kesempatan menyiapkan perubahan program kesehatan. Asumsi Apa yang Perlu Dipantau? Asumsi-asumsi yang perlu dievaluasi kembali secara periodik adalah asumsi-asumsi yang terkait dengan faktor - faktor lingkungan. Faktor-faktor Lingkungan. Meskipun manajer program kesehatan kurang atau tidak dapat mengendalikan faktor-faktor lingkungan, faktor - faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi program kesehatannya, dan program kesehatan biasanya didasarkan pada asumsi-asumsi pokok tentang lingkungan. Pola penyakit, budaya teknologi, regulasi, dan perubahan-perubahan demografi/sosial adalah contoh faktor-faktor ini. Program kesehatan seringkali didasarkan pada sejumlah asumsi, ada yang penting dan ada yang tidak terlalu penting, yang terkait dengan variabel-variabel lingkungan. Mengevaluasi semua asumsi akan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu manajer program kesehatan dalam mengevaluasi faktor-faktor ini harus memilih asumsi - asumsi yang perubahannya (a) mungkin terjadi dan (b) akan sangat mempengaruhi keberhasilan program kesehatannya. 9

10 Bagaimana Pengendalian Asumsi Dilakukan? Asumsi - asumsi kunci dalam pemilihan program kesehatan harus diidentifikasi dan dicatat selama proses perencanaan. Tanggung jawab untuk memantau asumsi - asumsi ini harus dibebankan kepada orang atau departemen yang merupakan sumber informasi yang memenuhi syarat. Sebagai gambaran, anggota account manager atau armada penjualan dapat ditugasi untuk memantau kebijakan harga para pesaing utama dan bagian keuangan dapat ditugasi untuk memantau kecenderungan suku bunga. Sejauhmana usaha pemantauan perlu dilakukan dapat berbeda -beda untuk asumsi yang berbeda pula; untuk menghindari terlalu banyaknya informasi, hanya asumsi-asumsi kunci sajalah yang perlu dipantau. Asumsi - asumsi ini perlu diperbarui ( dan usaha untuk melakukan prediksi ulang harus dilakukan) berdasarkan informasi yang terkini. Akhirnya, bidang-bidang kunci atau aspek-aspek kunci program kesehatan yang akan sangat dipengaruhi oleh perubahan pada asumsi tertentu, harus dikenali sebelumnya sehingga penyesuaian yang diperlukan karena adanya revisi asumsi ini dapat ditentukan dan dilakukan. Sebagai contoh, direktur utama sebuah rumahsakit harus diberitahu mengenai perbahan kebijakan penetapan harga pesaing untuk jenis pelayanan kesehatan tertentu, sehingga eksekutif ini dapat menentukan apakah perubahan harga, pemosisian kembali produk, atau penyesuaian program kesehatan lain diperlukan. 2. Pengendalian Implementasi (Implementation Control) Implementasi program kesehatan berlangsung dalam bentuk serangkaian proyek, dan tindakan-tindakan yang terjadi sepanjang waktu tertentu. Bidangbidang fungsional memulai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program kesehatan dan Sumberdaya dimobilisasi. Dengan kata lain, para manajer mengimplementasikan program kesehatan dengan mengubah rencana-rencana umum menjadi tindakan - tindakan dan hasil - hasil konkrit dan bertahap dari setiap rencana kerjanya (proyek-proyek atau kegiatan-kegiatan). 10

11 Pengendalian implementasi adalah bentuk pengendalian program kesehatan yang harus dilakukan ketika suatu peristiwa berlangsung. Pengendalian implementasi dirancang untuk menilai apakah program kesehatan keseluruhan perlu diubah dengan melihat hasil-hasil dari berbagai tindakan pengimplementasian program kesehatan secara total. Ada dua jenis pengendalian implementasi, yaitu (1) pemantauan tindak program kesehatan (program kesehatan thrusts) dan (2) pemeriksaan ukuran antara (milestone reviews). 1. Pemantauan Tindak Program kesehatan ( Program kesehatan Thrusts). Sebagai alat untuk mengimplementasikan program kesehatan, manajer program kesehatan dapat menggunakan suatu kegiatan sebagai pilot projectnya. Pilot project ini merupakan bagian dari apa yang perlu dilakukan agar program kesehatan keseluruhan dapat terlaksana. Tindak program kesehatan (program kesehatan thrusts) ini memberikan informasi kepada manajer-manajer program kesehatan untuk menentukan apakah program kesehatan secara keseluruhan dapat berjalan sesuai rencana atau perlu disesuaikan. Meskipun manfaat tindak program kesehatan tidak perlu diragukan lagi, tetapi tidaklah selalu mudah menggunakannya untuk kepentingan pengendalian.. Salah satu ancangan yang dapat dilakukan adalah menyepakati terlebih dahulu dalam proses perencanaan tindak-tindak program kesehatan mana saja yang merupakan faktor kritis dalam keberhasilan suatu program kesehatan. Manajer program kesehatan yang bertanggung jawab atas pengendalian implementasi akan memilih kegiatankegiatan ini dan mengamati mereka lebih sering. Ancangan lain adalah menggunakan penilaian stop/jalan (stop/go assesment) yang dikaitkan dengan serangkaian ambang batas yang bermakna (biaya, waktu, riset dan pengembangan, sukses, dan sebagainya) yang berhubungan dengan tindak program kesehatan tertentu. 2. Pemeriksaan Ukuran Antara (Milestone Reviews). Manajer program kesehatan seringkali berusaha mengidentifikasi ukuran-ukuran (hasil-hasil 11

12 antara, atau milestone) yang akan dicapai selama implementasi program kesehatan berjalan. Ukuran-ukuran ini dapat berupa peristiwa (event) penting, alokasi sumber daya utama, atau pemanfaatan waktu tertentu. 3. Pengendalian Lingkunag Umum Program Kesehatan (Strategic Surveillance Control) Berdasarkan sifatnya, pengendalian asumsi dan pengendalian implementasi adalah pengendalian terfokus; sedangkan pengawasan program kesehatan bersifat tak terfokus. Pengawasan program kesehatan dirancang untuk memantau beragam peristiwa didalam dan di luar perusahaan yang mungkin sekali mempengaruhi jalannya program kesehatan perusahaan. Pemikiran pokok dibalik pengawasan program kesehatan adalah bahwa informasi penting tetapi tak terduga mungkin dapat ditemukan melalui pemantauan umum terhadap berbagai sumber informasi. Pengawasan program kesehatan harus dijaga sedapat mungkin tak terfokus. Pengawasan ini haruslah berupa kegiatan pengamatan lingkungan (environmentalk scanning ) yang longgar. Majalah bisnis, konferensi bisnis, percakapan, dan observasi sengaja maupun tidak, merupakan sasaran dari pengawasan program kesehatan. Meskipun bersifat longgar, pengawasan program kesehatan memungkinkan sikap waspada di semua kegiatan sehari-hari yang dapat mengungkapkan informasi yang relevan bagi program kesehatan perusahaan. 4. Pengendalian Peringatan Khusus (Special Alert Control) Jenis lain dari pengendalian program kesehatan yang sesungguhnya merupakan bagian dari ketiga jenis pengendalian terdahulu adalah pengendalian peringatan khusus. Pengendalian peringatan khusus adalah pemikiran kembali terhadap program kesehatan perusahaan secara mendalam, dan seringkali cepat, sebagai akibat dari adanya kejadian tak terduga yang mendadak atau perubahan lingkungan bisnis yang mendadak. Misal krisis moneter 1997 di Indonesia. Kejadian mendadak semacam ini dapat secara drastik mengubah program kesehatan perusahaan dan memicu penilaian kembali program kesehatan perusahaan serta situasi program kesehatan yang ada secara cepat dan besar-besaran. Di banyak perusahaan tim krisis menangani reaksi awal perusahaan terhadap kejadian tak terduga yang mungkin berdampak atas program kesehatannya. 12

MANAJEMEN STRATEGI dan KINERJA BISNIS FO312. Chapter 13 PENGENDALIAN EVALUASI STRATEGI

MANAJEMEN STRATEGI dan KINERJA BISNIS FO312. Chapter 13 PENGENDALIAN EVALUASI STRATEGI MANAJEMEN STRATEGI dan KINERJA BISNIS FO312 Chapter 13 PENGENDALIAN EVALUASI STRATEGI Pengertian Evaluasi Strategi adalah proses manajemen strategi dimana manajer puncak berusaha memastikan bahwa strategi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN STRATEGIS

PENGENDALIAN STRATEGIS PENGENDALIAN STRATEGIS Pengendalian strategis merupakan usaha manajemen untuk melacak suatu strategi saat dilaksanakan, mendeteksi masalah masalah atau perubahan perubahan dalam asumsi dasarnya, dan membuat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK BAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2 DEFINISI PROYEK Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan tertentu (Schwalbe K, 2002). DEFINISI MANAJEMEN PROYEK

Lebih terperinci

Informasi. A. Hakekat informasi

Informasi. A. Hakekat informasi Informasi Informasi bukanlah hanya sekadar berita yang dapat beragam, mulai dari informasi yang keliru sampai ke informasi yang tidak berguna sampai ke informasi yang bermanfaat. Untuk kebanyakan kepentingan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Pengertian anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu rencana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

Penentuan Efektivitas Manfaat melalui Analisa Gap

Penentuan Efektivitas Manfaat melalui Analisa Gap EKOJI999 Nomor 251, 17 Mei 2013 Penentuan Efektivitas Manfaat melalui Analisa Gap oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perusahaan-perusahaan dituntut tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga berusaha memberikan nilai tambah (value added)

Lebih terperinci

Model Sistem. Tujuan Pembahasan

Model Sistem. Tujuan Pembahasan Model Sistem N. Tri Suswanto Saptadi 1 sim/nts/ftiuajm Tujuan Pembahasan Mengetahui apa yang disebut model, jenis dan penggunaannya. Mengetahui konsep perusahaan sebagai suatu jaringan arus sumberdaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

PROYEK. Dr. Ir. Erizal, MAgr.

PROYEK. Dr. Ir. Erizal, MAgr. MONITORING & PENGENDALIAN PROYEK Dr. Ir. Erizal, MAgr. PENGANTAR Ketika jadwal kerja telah dipublikasi dan proyek mulai berjalan, perhatian harus difokuskan pada kemajuan progress Hal diatas membutuhkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI 9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id FUNGSI PERENCANAAN Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan, yaitu: a. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi e-procurement di PT. Pos Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD Menurut SK LAN No. 239/IX/6/8/2003 tahun 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompleks ini, bank tumbuh dan berkembang seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan akan jasa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik Makalah Akuntasi Sektor Publik Akuntansi Manajemen Sektor Publik Disusun oleh: Sinta Okta Irma (14043022) Suci Ardiryanti (14043024) UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS EKONOMI 2015 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANYAAN UMUM

KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANYAAN UMUM KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANAAN UMUM Petunjuk pengisian: Petunjuk untuk menjawab pertanyaan di bawah ini adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Lima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik

Lima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik Lima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik Seringkali kesulitan meyakinkan para pemegang keputusan di organisasi tempat bekerja untuk menyetujui proposal anggaran yang Anda ajukan? Tujuan utama dari

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) : BAB II URAIAN TEORITIS A. Akuntansi Biaya. 1. Defenisi Akuntansi Biaya. Istilah akuntansi biaya bukanlah suatu istilah yang baru. Pengertian akuntansi biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

dapat mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan, sehingga tidak dapat di pungkiri, hanya sedikit perusahaan yang mampu bertahan.

dapat mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan, sehingga tidak dapat di pungkiri, hanya sedikit perusahaan yang mampu bertahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang di lakukan oleh suatu negara selalu di ikuti oleh perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan rumit, baik itu perusahaan besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

MANAJEMEN DALAM KOPERASI MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE Arison Nainggolan Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Methodist Indonesia arison86_nainggolan@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id FUNGSI PERENCANAAN Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH Buku : Glenn A. Welsch : Budgeting, Profit Planning and Control M. Munandar : Budgeting, Perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kerja. Gunawan Adisaputro : Anggaran Perusahaan Materi : 1. Konsep

Lebih terperinci

PROYEK. Dr. Ir. Erizal, MAgr.

PROYEK. Dr. Ir. Erizal, MAgr. MONITORING & PENGENDALIAN PROYEK Dr. Ir. Erizal, MAgr. PENGANTAR Ketika jadwal kerja telah dipublikasi dan proyek mulai berjalan, perhatian harus difokuskan pada kemajuan progress Hal diatas membutuhkan

Lebih terperinci

Pengawasan dan Evaluasi Proses

Pengawasan dan Evaluasi Proses Sesi Kedua Pengawasan dan Evaluasi Proses B l j Handout PENGAWASAN DAN EVALUASI (M&E) M&E adalah sebuah proses yang harus terjadi sebelum, selama dan setelah aktifitas tertentu untuk mengukur efek aktifitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

Uraian Pekerjaan dan Jabatan

Uraian Pekerjaan dan Jabatan KEPALA DIVISI LITIGASI 1. IDENTIFIKASI PEKERJAAN Nama Posisi : Kepala Divisi Litigasi Tanggal Berlaku : 2012 Direktorat/Divisi : Pangkat : Hukum dan Peraturan / Litigasi Vice President Senior Vice President

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

PENGAWASAN DALAM ORGANISASI

PENGAWASAN DALAM ORGANISASI PENGAWASAN DALAM ORGANISASI http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/ di akses Kamis, 12 Juli 2012 pk 17:59 wib Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN ASPEK ANGGARAN ASPEK DAN MANFAAT ANGGARAN 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai 2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang mungkin dipilih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi pada DPPKAD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

MENGENAL APLIKASI PROJECT PORTFOLIO MANAGEMENT DARI HEWLETT PACKARD

MENGENAL APLIKASI PROJECT PORTFOLIO MANAGEMENT DARI HEWLETT PACKARD MENGENAL APLIKASI PROJECT PORTFOLIO MANAGEMENT DARI HEWLETT PACKARD Bima Adisetya Bima4u@gmail.com http://bimadisetya.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA

MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA Dosen Pengampu: Dra.Hj.Machmuroh., M.S. Disusun oleh : Asfani Erviyanto (K2514011) PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

Pentingnya Informasi. 1. Mendukung pengambilan keputusan manajemen 2. mengurangi ketidakpastian

Pentingnya Informasi. 1. Mendukung pengambilan keputusan manajemen 2. mengurangi ketidakpastian Sistem Informasi Akuntansi Data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga lebih berarti, mempunyai nilai kegunaan relevan dengan pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian tentang beberapa keadaan atau

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) David M. Walean R.J.M. Mandagi., J. Tjakra, G.Y. Malingkas Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Umumnya tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Umumnya tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan yang didirikan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan industri selalu mempunyai tujuan utama yang ingin dicapai. Umumnya tujuan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK.:: Nofiyati, S.Kom, M.Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi ::.

FAKULTAS TEKNIK.:: Nofiyati, S.Kom, M.Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi ::. INFORMATIKA & BISNIS INDONESIA 1 Proyek Menurut Burrill, Claude W. & Leon W Ellsworth Proyek adalah usaha formal yang ditetapkan dalam suatu waktu tertentu. Menurut Kepner Tregoe Proyek adalah tugas yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan waktu hampir seluruh perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain

Lebih terperinci

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, Drs., M.Pd. Hakekat pembelajaran sebenarnya menunjuk pada fungsi pendidikan sebagai wahana untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan mempunyai banyak kebutuhan pokok yang vital. Salah satu dari

Lebih terperinci

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan PENYUSUNAN ANGGARAN Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

BAB III MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI BAB III MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI 3.1. Konsep Manajemen Proyek Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada potensi sumber daya alam yang mendukung dan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja sering digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu hasil yang dicapai terhadap sesuatu. Sehingga kesuksesan suatu perusahaan dapat diukur dari kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi. Anggaran merupakan rencana pendanaan kegiatan di masa depan dan dinyatakan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era krisis moneter banyak sekali perusahaan mengalami penurunan penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk akibat naiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Akuntabilitas Kinerja Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat

Lebih terperinci