Manajemen Program Kesehatan
|
|
- Sudomo Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Manajemen Program Kesehatan Pengertian Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek-proyek di bidang kesehatan baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. Tidak sedikit pihak yang merancukan antara proyek dan program. Namun berdasarkan sumber dari PMI (Project Management Institute), proyek merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh lembaga bisnis atau pemerintah atau lembaga non-profit. Namun demikian, konsep-konsep dasar pengelolaan program yang baik tetaplah sama dengan konsep-konsep untuk pengelolaan suatu proyek. Konsep-konsep pengelolaan proyek secara baik dikembangkan oleh para akademisi, praktisi, dan lembaga (PMI) dalam istilah project management. Gambar 1. Hubungan Rencana Program kesehatan, Program, dan Proyek 1
2 Pada umumnya, suatu program kesehatan diadakan sebagai realisasi dari rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan memberikan dampak pada peningkatan derajad kesehatan suatu masyarakat. Oleh karena itu, suatu program dapat dipastikan memiliki hulu, yaitu rencana program kesehatan. Banyak rogram-program kesehatan yang dilaksanakan bersamaan dengan program-program lain, misal program-program di bidang ekonomi atau pendidikan, atau program-program lainnya dengan tujuan umum yang sama, yaitu meningkatkan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, program-program kesehatan perlu diawasi oleh pengawas baik dari institusi pemerintah maupun dari kalangan politisi dan juga dari lembaga independent. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa program kesehatan dapat dijalankan sesuai dengan rencana yang sudah disepakati di awal. Ukuran Keberhasilan Program Keberhasilan suatu program kesehatan akan dilihat dari tiga perspektif dasar, yaitu perspektif budget, perspektif spesifikasi, dan perspektif waktu. Ketiga perspektif ini akan dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan program tersebut untuk memberikan penilaian sukses tidaknya suatu program kesehatan. Program yang sukses adalah program yang memenuhi tiga kriteria, yaitu on budget, on time, dan on specs/scope. 2
3 Gambar 2. Kriteria Keberhasilan Program Perspektif budget menitikberatkan pada kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan dengan anggaran yang direncakan. Beberapa program mengalami kondisi yang tidak on budget. Artinya, dana yang diserap untuk program kesehatan tidak sesuai dengan yang dianggarkan. Gap yang terjadi dapat berupa Gap positif ataupun Gap negatif. Gap positif terjadi pada saat dana yang dikeluarkan lebih sedikit dari yang dianggarkan, sedangkan gap negatif terjadi apabila dana yang dikeluarkan untuk program kesehatan lebih besar daripada dana yang dianggarkan. Konsep program manajemen melihat bahwa setiap gap yang terjadi, apakah itu gap positif atau negatif, tetaplah suatu bentuk penyimpangan dan harus diketahui hal-hal apa saja yang memberikan kontribusi pada terjadinya gap tersebut. Perspektif waktu menilai suatu program berdasarkan kemampuan program tersebut untuk dapat diselesaikan sesuai dengan rencana waktu yang telah dibuat. Suatu program yang selesai terlalu cepat atau terlalu lama dari waktu yang direncanakan tetap saja dikatakan sebagai program yang tidak 3
4 sukses. Tidak sedikit program yang dapat dilaksanakan secara on time namun tidak dengan dana yang lebih besar dari yang dianggarkan dan hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah direncanakan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengapa pelaksanaan program dapat berjalan lebih cepat atau lebih lambat. Perspektif spesifikasi menentukan keberhasilan suatu program berdasarkan kesesuaian hasil program dengan spesifikasi yang telah direncanakan. Banyak program kesehatan yang dilaksanakan on budget, on time, namun tidak on specs. Apabila terjadi hal seperti itu, tetap saja program tidak bisa dikatakan berhasil atau sukses. Program kesehatan yang on budget belum dapat dikatakan berhasil. Untuk dapat dikatakan berhasil apabila juga memenuhi kriteria on time dan on specs. Misal, suatu program KIA di sebuah daerah dilaksanakan dan memenuhi criteria on budget. Namun tetap saja kejadian ibu/bayi meninggal pada proses melahirkan tetap meningkat. Demikian pula kita tidak dapat mengatakan suatu program itu sukses hanya karena on time atau on specs. Untuk dapat dikatakan sukses, sebuah program harus memenuhi ketika kriteria tersebut. Pengendalian Program Faktor penting yang menjadi salah satu kunci yang menentukan keberhasilan suatu program kesehatan adalah pengendalian. Pengendalian ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa segala sesuatu yang sedang dijalankan sesuai dengan batasan-batasan internal dan eksternal yang diharapkan oleh organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan pengendalian meliputi kegiatan penentuan asumsi, pengumpulan data, analisis data, dan penyesuaian asumsi serta kegiatan. Beberapa hal yang akan dijawab dalam proses pengendalian program kesehatan adalah: 4
5 Apakah program bergerak ke arah yang benar? Apakah ada hal - hal penting yang menyimpang? Apakah asumsi yang digunakan dalam program kesehatan masih relevan dengan kondisi lingkungan? Apakah program kesehatan mengerjakan hal - hal penting yang memang perlu dikerjakan? Perlukah program kesehatan menyesuaikan atau membatalkan proyek-proyek atau kegiatan yang telah dipilih? Bagaimana kinerja program kesehatan yang sedang dijalankan? Apakah sasaran dan jadual pelaksanaan tercapai? Apakah biaya, scope/spesifikasi, dan waktu sesuai dengan proyeksi? Apakah manajer program perlu melakukan perubahan - perubahan operasional? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu diperlukan suatu pengendalian yang sistematis. Namun demikian, pengendalian program kesehatan tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pengendalian program kesehatan adalah proses yang dilakukan oleh manajer untuk memonitor aktivitas program yang sedang berlangsung dan mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan secara efektif & efisien dan untuk mengambil tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja apabila diperlukan. Pengendalian program kesehatan tidak hanya bersifat reaktif terhadap suatu aktivitas setelah aktivitas itu dilaksanakan tetapi juga bersifat preventif dengan mengusahakan agar aktivitas-aktivitas yang dilakukan selalu on the track. Dengan demikian, pengendalian program kesehatan tidak hanya sekedar melakukan pemonitoran sejauh mana suatu program kesehatan mencapai tujuannya. Lebih dari itu, pengendalian program kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk memotivasi, memfokuskan pada problem penting yang dihadapi saat ini dan di masa mendatang terkait dengan program kesehatan yang dilaksanakan, dan bekerja secara bersama-sama untuk mendapatkan pemecahan terbaik atas problem-problem masa ini atau mendatang. 5
6 Arti Pentingnya Pengendalian program kesehatan Untuk dapat memahami betapa pentingnya pengendalian program kesehatan, dapat dijelaskan melalui perubahan kinerja sebagai efek dari pengendalian program kesehatan. Perubahan kinerja atau peningkatan kinerja program kesehatan dapat berupa peningkatan efisiensi (kesesuaian budget), peningkatan kualitas output dari program kesehatan (kesesuaian specs/scope) dan peningkatan kesesuaian waktu/time. Control dan On Budget Untuk menentukan sejauh mana suatu program kesehatan dapat memanfaatkan dana sesuai dengan rencananya, manajer program harus dapat mengukur secara akurat berapa unit input yang digunakan untuk menghasilkan output. Di samping itu juga perlu diketahui berapa jumlah output yang telah dihasilkan. Sistem kontrol atau pengendalian berisi ukuran-ukuran yang memungkinkan manajer program kesehatan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan untuk progam kesehatan dengan dana yang direncanakan untuk program kesehatan tersebut.. Selain itu, dalam situasi di mana manajer menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan program kesehatan yang dipandang lebih efisien, ukuran-ukuran ini akan menginformasikan kepada manajer program kesehatan seberapa sukses manajer tersebut menjalankan sistem yang baru. Informasi yang demikian itu tidak akan dapat diperoleh manajer program kesehatan apabila dalam program kesehatan tersebut tidak ada suatu sistem kontrol. Oleh karena itu, pengembangan sistem kontrol untuk program kesehatan menjadi semakin penting dalam era yang semakin mengarah ke good governance ini. Control dan On Scope/Specs Pengendalian atau kontrol untuk program kesehatan diperlukan untuk menentukan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu sistem kontrol itu akan memberikan umpan balik kepada manajer tentang sejuah mana pencapaian kualitas barang dan jasa yang dihasilkan oleh program kesehatan 6
7 tersebut. Apabila sebuah program kesehatan menghasilkan output yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah ditentukan dalam rencana awal, maka hal tersebut dapat menggambarkan sejauh mana kualitas program kesehatan yang telah dilaksanakan. Manajer program kesehatan seharusnya menciptakan suatu sistem kontrol yang secara konsisten dan berkesinambungan mampu memonitor kualitas barang dan jasa sehingga continuous improvement dapat dilakukan yang akan mengarahkan program kesehatan yang menjadi tanggung-jawabnya dapat berhasil atau sukses. Control dan On Time Pengendalian program kesehatan dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan tingkat on time suatu program kesehatan. Manajer program kesehatan tidak akan mampu mengetahui apakah program yang menjadi tanggung-jawabnya telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Berbagai program kesehatan mengalami kegagalan karena tidak memenuhi tengat waktu yang sudah direcanakan atau hilangnya peluang untuk dapat meningkatkan mutu kesehatatan masyarakat karena program-program kesehatan yang dijalankan tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Lingkup Pengendalian program kesehatan Pengendalian terhadap suatu program kesehatan dapat dikatakan merupakan suatu bentuk dari pengendalian kemudi ( steering control ). Biasanya, ada selisih waktu cukup signifikan antara implementasi awal suatu program kesehatan dengan pencapaian hasil yang diinginkan. Selama kurun waktu itu, sejumlah proyek dan tindakan dilaksanakan untuk mengimplentasikan program tersebut. Demikian juga, selama waktu itu terjadi perubahan - perubahan baik secara eksternal maupun internal. Pengendalian program kesehatan diperlukan untuk mengendalikan proyek-proyek, dan aktivitas-aktivitas 7
8 pelaksanaan program kesehatan dan pencapaian tujuan dari program kesehatan tersebut. Manajer program kesehatan harus mempersiapkan dasar dan informasi yang memadai untuk melakukan penyesuaian di berbagai aspek dari program kesehatan tersebut di tengah - tengah perkembangan dan perubahan yang terjadi. Banyak program-program kesehatan yang direncanakan dengan sangat bagus, namun berakhir dengan kegagalan karena kelemahan dalam proses pengendalian. Manajer program kesehatan sudah seharusnya memahami konsep pengendalian dengan berbagai jenis pengendalian yang ada. Menurut Pierce dan Robinson (2004), terdapat berbagai macam jenis pengendalian seperti yang digambarkan sebagai berikut: 1. Pengendalian asumsi (Premise control). 2. Pengendalian implementasi (Implementation control) 3. Pengawasan Program kesehatan (Program kesehatan surveillance) 4. Pengendalian peringatan khusus (Special alert control) Gambar 3. Jenis-Jenis Pengendalian Program 8
9 1. Pengendalian Asumsi (Premise Control) Setiap program kesehatan didasarkan pada landasan - landasan pemikiran (premise) tertentu: asumsi atau prediksi. Pengendalian asumsi dirancang untuk mengevaluasi secara sistematik dan berkesinambungan apakah asumsi yang mendasari pemilihan dan penentuan program kesehatan masih berlaku. Jika asumsi yang vital tidak lagi berlaku (valid), program kesehatan mungkin harus diubah. Makin cepat asumsi yang tidak berlaku lagi dapat diketahui dan ditolak, makin besar kesempatan menyiapkan perubahan program kesehatan. Asumsi Apa yang Perlu Dipantau? Asumsi-asumsi yang perlu dievaluasi kembali secara periodik adalah asumsi-asumsi yang terkait dengan faktor - faktor lingkungan. Faktor-faktor Lingkungan. Meskipun manajer program kesehatan kurang atau tidak dapat mengendalikan faktor-faktor lingkungan, faktor - faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi program kesehatannya, dan program kesehatan biasanya didasarkan pada asumsi-asumsi pokok tentang lingkungan. Pola penyakit, budaya teknologi, regulasi, dan perubahan-perubahan demografi/sosial adalah contoh faktor-faktor ini. Program kesehatan seringkali didasarkan pada sejumlah asumsi, ada yang penting dan ada yang tidak terlalu penting, yang terkait dengan variabel-variabel lingkungan. Mengevaluasi semua asumsi akan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu manajer program kesehatan dalam mengevaluasi faktor-faktor ini harus memilih asumsi - asumsi yang perubahannya (a) mungkin terjadi dan (b) akan sangat mempengaruhi keberhasilan program kesehatannya. 9
10 Bagaimana Pengendalian Asumsi Dilakukan? Asumsi - asumsi kunci dalam pemilihan program kesehatan harus diidentifikasi dan dicatat selama proses perencanaan. Tanggung jawab untuk memantau asumsi - asumsi ini harus dibebankan kepada orang atau departemen yang merupakan sumber informasi yang memenuhi syarat. Sebagai gambaran, anggota account manager atau armada penjualan dapat ditugasi untuk memantau kebijakan harga para pesaing utama dan bagian keuangan dapat ditugasi untuk memantau kecenderungan suku bunga. Sejauhmana usaha pemantauan perlu dilakukan dapat berbeda -beda untuk asumsi yang berbeda pula; untuk menghindari terlalu banyaknya informasi, hanya asumsi-asumsi kunci sajalah yang perlu dipantau. Asumsi - asumsi ini perlu diperbarui ( dan usaha untuk melakukan prediksi ulang harus dilakukan) berdasarkan informasi yang terkini. Akhirnya, bidang-bidang kunci atau aspek-aspek kunci program kesehatan yang akan sangat dipengaruhi oleh perubahan pada asumsi tertentu, harus dikenali sebelumnya sehingga penyesuaian yang diperlukan karena adanya revisi asumsi ini dapat ditentukan dan dilakukan. Sebagai contoh, direktur utama sebuah rumahsakit harus diberitahu mengenai perbahan kebijakan penetapan harga pesaing untuk jenis pelayanan kesehatan tertentu, sehingga eksekutif ini dapat menentukan apakah perubahan harga, pemosisian kembali produk, atau penyesuaian program kesehatan lain diperlukan. 2. Pengendalian Implementasi (Implementation Control) Implementasi program kesehatan berlangsung dalam bentuk serangkaian proyek, dan tindakan-tindakan yang terjadi sepanjang waktu tertentu. Bidangbidang fungsional memulai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program kesehatan dan Sumberdaya dimobilisasi. Dengan kata lain, para manajer mengimplementasikan program kesehatan dengan mengubah rencana-rencana umum menjadi tindakan - tindakan dan hasil - hasil konkrit dan bertahap dari setiap rencana kerjanya (proyek-proyek atau kegiatan-kegiatan). 10
11 Pengendalian implementasi adalah bentuk pengendalian program kesehatan yang harus dilakukan ketika suatu peristiwa berlangsung. Pengendalian implementasi dirancang untuk menilai apakah program kesehatan keseluruhan perlu diubah dengan melihat hasil-hasil dari berbagai tindakan pengimplementasian program kesehatan secara total. Ada dua jenis pengendalian implementasi, yaitu (1) pemantauan tindak program kesehatan (program kesehatan thrusts) dan (2) pemeriksaan ukuran antara (milestone reviews). 1. Pemantauan Tindak Program kesehatan ( Program kesehatan Thrusts). Sebagai alat untuk mengimplementasikan program kesehatan, manajer program kesehatan dapat menggunakan suatu kegiatan sebagai pilot projectnya. Pilot project ini merupakan bagian dari apa yang perlu dilakukan agar program kesehatan keseluruhan dapat terlaksana. Tindak program kesehatan (program kesehatan thrusts) ini memberikan informasi kepada manajer-manajer program kesehatan untuk menentukan apakah program kesehatan secara keseluruhan dapat berjalan sesuai rencana atau perlu disesuaikan. Meskipun manfaat tindak program kesehatan tidak perlu diragukan lagi, tetapi tidaklah selalu mudah menggunakannya untuk kepentingan pengendalian.. Salah satu ancangan yang dapat dilakukan adalah menyepakati terlebih dahulu dalam proses perencanaan tindak-tindak program kesehatan mana saja yang merupakan faktor kritis dalam keberhasilan suatu program kesehatan. Manajer program kesehatan yang bertanggung jawab atas pengendalian implementasi akan memilih kegiatankegiatan ini dan mengamati mereka lebih sering. Ancangan lain adalah menggunakan penilaian stop/jalan (stop/go assesment) yang dikaitkan dengan serangkaian ambang batas yang bermakna (biaya, waktu, riset dan pengembangan, sukses, dan sebagainya) yang berhubungan dengan tindak program kesehatan tertentu. 2. Pemeriksaan Ukuran Antara (Milestone Reviews). Manajer program kesehatan seringkali berusaha mengidentifikasi ukuran-ukuran (hasil-hasil 11
12 antara, atau milestone) yang akan dicapai selama implementasi program kesehatan berjalan. Ukuran-ukuran ini dapat berupa peristiwa (event) penting, alokasi sumber daya utama, atau pemanfaatan waktu tertentu. 3. Pengendalian Lingkunag Umum Program Kesehatan (Strategic Surveillance Control) Berdasarkan sifatnya, pengendalian asumsi dan pengendalian implementasi adalah pengendalian terfokus; sedangkan pengawasan program kesehatan bersifat tak terfokus. Pengawasan program kesehatan dirancang untuk memantau beragam peristiwa didalam dan di luar perusahaan yang mungkin sekali mempengaruhi jalannya program kesehatan perusahaan. Pemikiran pokok dibalik pengawasan program kesehatan adalah bahwa informasi penting tetapi tak terduga mungkin dapat ditemukan melalui pemantauan umum terhadap berbagai sumber informasi. Pengawasan program kesehatan harus dijaga sedapat mungkin tak terfokus. Pengawasan ini haruslah berupa kegiatan pengamatan lingkungan (environmentalk scanning ) yang longgar. Majalah bisnis, konferensi bisnis, percakapan, dan observasi sengaja maupun tidak, merupakan sasaran dari pengawasan program kesehatan. Meskipun bersifat longgar, pengawasan program kesehatan memungkinkan sikap waspada di semua kegiatan sehari-hari yang dapat mengungkapkan informasi yang relevan bagi program kesehatan perusahaan. 4. Pengendalian Peringatan Khusus (Special Alert Control) Jenis lain dari pengendalian program kesehatan yang sesungguhnya merupakan bagian dari ketiga jenis pengendalian terdahulu adalah pengendalian peringatan khusus. Pengendalian peringatan khusus adalah pemikiran kembali terhadap program kesehatan perusahaan secara mendalam, dan seringkali cepat, sebagai akibat dari adanya kejadian tak terduga yang mendadak atau perubahan lingkungan bisnis yang mendadak. Misal krisis moneter 1997 di Indonesia. Kejadian mendadak semacam ini dapat secara drastik mengubah program kesehatan perusahaan dan memicu penilaian kembali program kesehatan perusahaan serta situasi program kesehatan yang ada secara cepat dan besar-besaran. Di banyak perusahaan tim krisis menangani reaksi awal perusahaan terhadap kejadian tak terduga yang mungkin berdampak atas program kesehatannya. 12
MANAJEMEN STRATEGI dan KINERJA BISNIS FO312. Chapter 13 PENGENDALIAN EVALUASI STRATEGI
MANAJEMEN STRATEGI dan KINERJA BISNIS FO312 Chapter 13 PENGENDALIAN EVALUASI STRATEGI Pengertian Evaluasi Strategi adalah proses manajemen strategi dimana manajer puncak berusaha memastikan bahwa strategi
Lebih terperinciPENGENDALIAN STRATEGIS
PENGENDALIAN STRATEGIS Pengendalian strategis merupakan usaha manajemen untuk melacak suatu strategi saat dilaksanakan, mendeteksi masalah masalah atau perubahan perubahan dalam asumsi dasarnya, dan membuat
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK
BAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para
Lebih terperinciBAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI
BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu
Lebih terperinciMANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2
MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2 DEFINISI PROYEK Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan tertentu (Schwalbe K, 2002). DEFINISI MANAJEMEN PROYEK
Lebih terperinciInformasi. A. Hakekat informasi
Informasi Informasi bukanlah hanya sekadar berita yang dapat beragam, mulai dari informasi yang keliru sampai ke informasi yang tidak berguna sampai ke informasi yang bermanfaat. Untuk kebanyakan kepentingan
Lebih terperinciBAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Pengertian anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu rencana jangka pendek
Lebih terperinciBAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai
BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
Lebih terperinciBab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi
Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan
Lebih terperinciCV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development
Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga
Lebih terperinciRekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008
Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya
Lebih terperinciPenentuan Efektivitas Manfaat melalui Analisa Gap
EKOJI999 Nomor 251, 17 Mei 2013 Penentuan Efektivitas Manfaat melalui Analisa Gap oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perusahaan-perusahaan dituntut tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga berusaha memberikan nilai tambah (value added)
Lebih terperinciModel Sistem. Tujuan Pembahasan
Model Sistem N. Tri Suswanto Saptadi 1 sim/nts/ftiuajm Tujuan Pembahasan Mengetahui apa yang disebut model, jenis dan penggunaannya. Mengetahui konsep perusahaan sebagai suatu jaringan arus sumberdaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciSumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)
Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO
Lebih terperinciPROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang
PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik
Lebih terperinciPROYEK. Dr. Ir. Erizal, MAgr.
MONITORING & PENGENDALIAN PROYEK Dr. Ir. Erizal, MAgr. PENGANTAR Ketika jadwal kerja telah dipublikasi dan proyek mulai berjalan, perhatian harus difokuskan pada kemajuan progress Hal diatas membutuhkan
Lebih terperinciPENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI
9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi
Lebih terperinciStoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa
FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id FUNGSI PERENCANAAN Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang
Lebih terperinciBAB 4. SIMPULAN DAN SARAN
BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan, yaitu: a. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi e-procurement di PT. Pos Indonesia berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD Menurut SK LAN No. 239/IX/6/8/2003 tahun 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompleks ini, bank tumbuh dan berkembang seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan akan jasa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif
Lebih terperinciBab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level
Lebih terperinciMakalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Makalah Akuntasi Sektor Publik Akuntansi Manajemen Sektor Publik Disusun oleh: Sinta Okta Irma (14043022) Suci Ardiryanti (14043024) UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS EKONOMI 2015 BAB I PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciKUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANYAAN UMUM
KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANAAN UMUM Petunjuk pengisian: Petunjuk untuk menjawab pertanyaan di bawah ini adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciLima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik
Lima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik Seringkali kesulitan meyakinkan para pemegang keputusan di organisasi tempat bekerja untuk menyetujui proposal anggaran yang Anda ajukan? Tujuan utama dari
Lebih terperinciPENGANGGARAN PERUSAHAAN
PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :
BAB II URAIAN TEORITIS A. Akuntansi Biaya. 1. Defenisi Akuntansi Biaya. Istilah akuntansi biaya bukanlah suatu istilah yang baru. Pengertian akuntansi biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu
Lebih terperinciPIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL
PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi
Lebih terperinciPERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan
PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan
Lebih terperincidapat mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan, sehingga tidak dapat di pungkiri, hanya sedikit perusahaan yang mampu bertahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang di lakukan oleh suatu negara selalu di ikuti oleh perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan rumit, baik itu perusahaan besar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.
Lebih terperinciStruktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang
134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk
Lebih terperinciBAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.
10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus
Lebih terperinciMANAJEMEN DALAM KOPERASI
MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciPENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE Arison Nainggolan Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Methodist Indonesia arison86_nainggolan@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinci1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT
1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami
Lebih terperinciPRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN
PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan
Lebih terperinciStoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa
FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id FUNGSI PERENCANAAN Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang
Lebih terperinciPERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO
PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
Lebih terperinciKONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH
Buku : Glenn A. Welsch : Budgeting, Profit Planning and Control M. Munandar : Budgeting, Perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kerja. Gunawan Adisaputro : Anggaran Perusahaan Materi : 1. Konsep
Lebih terperinciPROYEK. Dr. Ir. Erizal, MAgr.
MONITORING & PENGENDALIAN PROYEK Dr. Ir. Erizal, MAgr. PENGANTAR Ketika jadwal kerja telah dipublikasi dan proyek mulai berjalan, perhatian harus difokuskan pada kemajuan progress Hal diatas membutuhkan
Lebih terperinciPengawasan dan Evaluasi Proses
Sesi Kedua Pengawasan dan Evaluasi Proses B l j Handout PENGAWASAN DAN EVALUASI (M&E) M&E adalah sebuah proses yang harus terjadi sebelum, selama dan setelah aktifitas tertentu untuk mengukur efek aktifitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi
Lebih terperinciUraian Pekerjaan dan Jabatan
KEPALA DIVISI LITIGASI 1. IDENTIFIKASI PEKERJAAN Nama Posisi : Kepala Divisi Litigasi Tanggal Berlaku : 2012 Direktorat/Divisi : Pangkat : Hukum dan Peraturan / Litigasi Vice President Senior Vice President
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
Lebih terperinciPENGAWASAN DALAM ORGANISASI
PENGAWASAN DALAM ORGANISASI http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/ di akses Kamis, 12 Juli 2012 pk 17:59 wib Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.
Lebih terperinciManajemen Strategik dalam Pendidikan
Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN ASPEK ANGGARAN ASPEK DAN MANFAAT ANGGARAN 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai 2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang mungkin dipilih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi pada DPPKAD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat
Lebih terperinciMENGENAL APLIKASI PROJECT PORTFOLIO MANAGEMENT DARI HEWLETT PACKARD
MENGENAL APLIKASI PROJECT PORTFOLIO MANAGEMENT DARI HEWLETT PACKARD Bima Adisetya Bima4u@gmail.com http://bimadisetya.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,
Lebih terperinciMAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA
MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA Dosen Pengampu: Dra.Hj.Machmuroh., M.S. Disusun oleh : Asfani Erviyanto (K2514011) PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan
Lebih terperinciPentingnya Informasi. 1. Mendukung pengambilan keputusan manajemen 2. mengurangi ketidakpastian
Sistem Informasi Akuntansi Data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga lebih berarti, mempunyai nilai kegunaan relevan dengan pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian tentang beberapa keadaan atau
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciMATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS
MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) David M. Walean R.J.M. Mandagi., J. Tjakra, G.Y. Malingkas Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai. Umumnya tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan yang didirikan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan industri selalu mempunyai tujuan utama yang ingin dicapai. Umumnya tujuan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK.:: Nofiyati, S.Kom, M.Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi ::.
INFORMATIKA & BISNIS INDONESIA 1 Proyek Menurut Burrill, Claude W. & Leon W Ellsworth Proyek adalah usaha formal yang ditetapkan dalam suatu waktu tertentu. Menurut Kepner Tregoe Proyek adalah tugas yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan waktu hampir seluruh perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain
Lebih terperinciTINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, Drs., M.Pd. Hakekat pembelajaran sebenarnya menunjuk pada fungsi pendidikan sebagai wahana untuk menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan mempunyai banyak kebutuhan pokok yang vital. Salah satu dari
Lebih terperinciISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan
PENYUSUNAN ANGGARAN Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi
Lebih terperinciQ # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI
BAB III MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI 3.1. Konsep Manajemen Proyek Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada potensi sumber daya alam yang mendukung dan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja sering digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu hasil yang dicapai terhadap sesuatu. Sehingga kesuksesan suatu perusahaan dapat diukur dari kinerja
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi. Anggaran merupakan rencana pendanaan kegiatan di masa depan dan dinyatakan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era krisis moneter banyak sekali perusahaan mengalami penurunan penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk akibat naiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Akuntabilitas Kinerja Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat
Lebih terperinci