SENI MENULIS BAB PENDAHULUAN DI DALAM PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SENI MENULIS BAB PENDAHULUAN DI DALAM PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN 1"

Transkripsi

1 SENI MENULIS BAB PENDAHULUAN DI DALAM PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN 1 Azuar Juliandi Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, Indonesia azuarumsu@gmail.com Bab pendahuluan adalah bab pertama di dalam sebuah proposal atau laporan penelitian. Bab pendahuluan berisi mengenai apa, mengapa dan bagaimana penelitian dilakukan. Bab pendahuluan ini umumnya mengemukakan permasalahan-permasalahan yang sudah diidentifikasi penulis. Permasalahan-permasalahan tersebut dituangkan di dalam subbab-subbab seperti latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Kata kunci: Pendahuluan, masalah utama, isu utama, gejala masalah, faktor, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah (background) adalah bahagian awal di dalam proposal penelitian. Bahagian ini adalah tempat dimana peneliti mengemukakan alasanalasan penting mengapa isu atau masalah tertentu yang dipilih peneliti untuk dikaji. Dasar alasan-alasan yang dikemukakan harus merujuk kepada referensi ilmiah, data-data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Bahagian ini pula menjadi tempat bagi peneliti untuk menggambarkan apa sebenarnya yang hendak dikajinya. Tidak ada aturan baku bagaimana menulis latar belakang masalah. Namun demikian peneliti hendaknya mampu mendeskripsikan latar belakang masalah dengan pola pikir sistematis. 1 Tulisan ini diperbolehkan untuk dikutip atau digunakan untuk keperluan ilmiah hanya jika sudah mendaftarkan diri untuk mengunduh tulisan. Silahkan daftarkan diri di website Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 1

2 Bagaimana menyusun latar belakang masalah dengan sistematis? Caranya adalah dengan mengemukakan: 1) Pendahuluan/pengantar. 2) Apa masalah atau isu utama penelitian? Bagaimana pentingnya masalah atau isu tersebut bagi pihak-pihak tertentu, menurut referensi? Apa gejala-gejala atau fenomena-fenomena di lapangan yang muncul sehingga masalah atau isu tersebut menjadi perhatian peneliti, menurut fakta-fakta di lapangan? 3) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi masalah atau isu utama tersebut, menurut referensi? 4) Apa saja faktor yang dipilih/dibatasi untuk diteliti dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi masalah atau isu utama tersebut? Bagaimana hubungan faktor-faktor yang dipilih terhadap masalah atau isu utama, menurut referensi? 5) Penutup/kesimpulan. Pentingnya masalah/ isu utama Pendahuluan Masalah/ isu utama Gejala/fenomena/indikasi masalah/isu utama Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah/isu Utama Hubungan faktor ke-1 dengan masalah/isu utama Pembatasan faktor masalah/ Penutup Hubungan faktor ke-n dengan masalah/isu utama Ilustrasi Latar Belakang Masalah Pendahuluan/pengantar. Bagian awal dari latar belakang masalah adalah pendahuluan atau pengantar yang dikemukakan penulis untuk mengantarkan tulisan di latar belakang masalah. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 2

3 Masalah utama atau isu utama penelitian. Masalah atau isu utama penelitian adalah sesuatu hal di dalam bidang ilmu peneliti yang dianggap menarik oleh peneliti untuk dikaji. Masalah utama tersebut umumnya akan berperan menjadi variabel terikat penelitian. Sebagai contoh masalah atau isu utama penelitian adalah minat membeli ulang produk X. Peneliti perlu menjelaskan apa makna minat membeli ulang dari berbagai sumber referensi. Agar referensi dapat ditelusuri oleh orang lain yang membaca proposal penelitian peneliti, maka peneliti wajib mencantumkan sumber referensi dengan ringkas, yakni, siapa penulisnya, tahun berapa referensi diterbitkan dan halaman berapa referensi tersebut dikutip. Pentingnya masalah utama atau isu utama. Bahagian ini peneliti dapat mengemukakan bagaimana peran penting, tujuan, atau kemanfaatan dari masalah/isu utama yang dipilih bagi pihak-pihak tertentu, misalnya bagi karyawan, perusahaan, konsumen atau pihak lain, bahkan pentingnya bagi ilmu pengetahuan. Peran penting tersebut dirujuk dari berbagai sumber referensi, seperti jurnal, buku teks atau sumber referensi ilmiah lainnya. Dengan mengetahui peran penting seperti itu maka dapat menjadi dasar bagi peneliti bahwa masalah atau isu utama tersebut memang benar-benar perlu untuk diteli. Pentingnya masalah atau isu utama bisa terlihat di dalam contoh berikut ini. Dari hasil membaca referensi terlihat bahwa minat beli ulang cukup penting bagi perusahaan karena jika pembeli tidak melakukan pembelian ulang maka dapat berdampak terhadap penurunan volume penjualan perusahaan (referensi A,B). Pembelian ulang akan membuat perusahaan terus bertahan hidup dan memperoleh laba berkelanjutan (referensi C, D, E). Pembelian ulang menunjukkan loyalitas konsumen yang tinggi terhadap produk karena produknya memuaskan mereka (referensi F,G) dan seterusnya. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 3

4 Gejala-gejala, fenomena-fenomena, indikasi masalah utama atau isu utama. Gejala, fenomena, atau indikasi masalah adalah segala hal yang menjadi penanda atau tanda-tanda bahwa masalah/isu utama yang diamati penulis adalah sesuatu yang memang bermasalah sehingga perlu dipecahkan melalui penelitian. Gejala-gejala masalah dirujuk dari hasil prariset peneliti, misalnya dari hasil wawancara, melihat catatan dokumen, menyebar kuisioner sederhana atau dengan pengamatan langsung. Contoh tentang gejala atau indikasi bahwa masalah/isu utama utama yakni minat beli memang mengandung masalah terlihat seperti contoh bawah ini. Gejalagejala di dalam contoh berikut diperoleh pada saat peneliti melakukan penelitian pendahuluan. Peneliti mengadakan wawancara dengan para pengguna produk X, menganalisis dokumen yang berkaitan dengan produk X dan melakukan pengamatan terhadap produk X. Hasilnya adalah sebagai berikut: a) Konsumen mulai mengurangi konsumsi produk X karena harga naik dibanding masa-masa sebelumnya. Harga produk X sebelum kenaikan harga dalah Rp per unit, setelah kenaikan harga harga meningkat menjadi Rp per unit. Kenaikan harga sebesar 100% tersebut cukup memberatkan bagi konsumen; b) Konsumen mulai merasa bahwa kualitas produk X tidak lagi seperti tahuntahun awal produk dipasarkan. Dari 30 orang konsumen yang diwancarai seluruhnya menyatakan bahwa kualitas produk X sudah mulai menurun kualitasnya, terutama dalam hal rasa dan kemasan produk. c) Konsumen banyak beralih ke merek lain yang berkualitas lebih baik dan harganya lebih miring; Pada satu tahun belakangan muncul tiga produk sejenis dengan merek berbeda dari produsen yang berbeda pula, yakni merek A,M dan Z. Karena dalam masa promosi, produsen berani menetapkan harga yang lebih rendah dibanding produk merek X. Merek A menetapkan harga Rp per unit, Merek M menetapkan harga Rp per unit dan Merek Z menetapkan harga Rp per unit. Dengan demikian harga rata-rata 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 4

5 ketiga merek baru tersebut adalah sebesar Rp Selisih harga inilah yang mempengaruhi minat konsumen untuk beralih dari merek A. Selain harga, konsumen juga berpersepsi bahwa kualitas produk pesaing tidak berbeda dengan merek X. Dari 25 orang responden yang diwawancarai mayoritas merasa puas dengan produk baru yang mereka konsumsi. d) Ada konsumen yang berhenti sama sekali untuk menggunakan produk X karena merasa bahwa produsen sesuka hatinya menaikkan harga setelah produk mereka laku di pasaran. Dari hasil wawancara dengan 30 orang bekas konsumen produk X, mereka kini benar-benar tidak lagi pernah membeli produk X. Mereka berpersepsi produsen tidak lagi memperhatikan daya beli mereka, hanya berorientasi kepada keuntungan produsen semata. e) Sebahagian konsumen memilih produk lain karena produk lain terdistribusi secara luas, mudah didapat di segala tempat. Dari pengamatan penulis, produk baru yang bermerek A, M dan Z lebih mudah didapat dibanding merek X. Umumnya toko pengecer menyediakan produk di etalase penjualan mereka. Menurut pengecer, mereka lebih suka menyediakan produk yang banyak dicari oleh konsumen. f) Konsumen menganggap merek lain lebih terjamin kualitasnya karena memberikan garansi terhadap produk yang dipasarkan. Pengamatan peneliti memang produk X tidak memberikan garansi pengembalian produk, sementara mereka lain yakni merek A, B dan C tertera garansi pengembalian produk di dalam kemasannya. Gejala-gejala tersebut di atas mengindikasikan bahwa memang minat konsumen untuk membeli ulang produk X mulai menurun (bermasalah). Karena memang bermasalah, maka perlulah minat beli ulang diteliti agar masalah bisa terpecahkan. Selain dari wawancara seperti di atas, gejala/indikasi masalah juga dapat diperoleh dari pengamatan, hasil menyebar angket yang dilakukan oleh peneliti, mengamati dokumen tertulis seperti dokumen perusahaan, dokumen 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 5

6 terpercaya dari media massa, bahkan hasil penelitian-penelitian orang sebelumnya dari jurnal ilmiah. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah utama atau isu utama. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah utama adalah segala sesuatu yang menjadi penyebab tinggi rendahnya, baik-buruknya masalah atau isu utama penelitian. Faktor-faktor inilah sebenarnya yang dapat menjadi penyebab atau akar dari masalah yang terjadi. Seluruh faktor perlu dikemukakan dari berbagai sumber referensi, baik faktor yang diteliti maupun faktor yang tidak diteliti. Sebagai contoh, peneliti merasa penasaran mengapa minat beli ulang bisa menurun?. Dengan kata lain faktor apakah sebenarnya yang bisa menyebabkan tinggi rendahnya minat beli?. Peneliti lalu mengidentifikasi berbagai referensi relevan. Peneliti memperoleh petunjuk bahwa ternyata faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang adalah: - Kualitas produk, harga (referensi A,B,C). Kualitas produk merupakan ukuran mengenai baik-buruknya produk yang dihasilkan oleh produsen. Sedangkan harga merupakan sejumlah uang yang perlu dibayar oleh konsumen berdasarkan jumlah yang ditetapkan oleh produsen atau penjual. Konsumen sangat memberikan perhatian terhadap kualitas, jika produk bermutu, konsumen akan mencari produk untuk dibeli. Demikian juga dengan harga, umumnya konsumen mencari harga yang lebih murah dari merek lain dengan kualitas produk yang sama (referensi D, E, F); - Promosi, distribusi (referensi B,C,D). Promosi berhubungan dengan upaya memperkenalkan produk kepada konsumen. Promosi yang kerap dilakukan akan mempengaruhi persepsi seseorang dan menimbulkan minat untuk membeli produk (referensi E,F,G,H). Demikian juga dengan distribusi, produk yang mudah didapat di segala tempat lebih dipilih konsumen. Hal ini disebabkan konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk menuju 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 6

7 kepada tempat yang lebih jauh hanya untuk membeli produk yang dibutuhkannya (referensi, G,H,I,J); - Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis (referensi C,D). Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis merupakan faktor perilaku konsumen. Umumnya konsumen berniat untuk membeli produk atas dasar kultur, subkultur dan kelas sosial; faktor sosial kelompok referensi, keluarga; faktor pribadi seperti usia, penghasilan, kepribadian; dan faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, sikap (referensi K, L, M). Hasil identifikasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang adalah faktor pemasaran (kualitas produk, harga, promosi dan distribusi) dan faktor perilaku konsumen (budaya, sosial, pribadi dan psikologis). Walaupun tidak semua faktor akan diteliti, namun identifikasi seluruh faktor yang mungkin mempengaruhi minat beli ulang perlu untuk dikemukakan oleh peneliti. Batasan faktor yang mempengaruhi masalah utama atau isu utama. Bahagian ini penulis mulai membuat batasan faktor mana yang hendak difokuskan untuk diteliti. Barangkali peneliti tidak akan sanggup untuk meneliti seluruh faktor yang ada. Maka peneliti bisa saja memilih satu, dua atau beberapa faktor yang telah diidentifikasi. Pemilihan faktor harus didasari oleh alasan yang logis, misalnya karena diasumsikan bahwa faktor tersebut yang benar-benar dominan dalam mempengaruhi masalah utama baik dari sudut pandang teori maupun sudut pandang praktis atau fakta di lapangan. Faktor-faktor yang dibatasi tersebut selanjutnya akan berperan menjadi variabel bebas penelitian. Berikut ini contoh mengenai batasan masalah. Peneliti melihat bahwa cukup banyak faktor penyebab minat membeli ulang. Peneliti mengalami kebingungan, faktor manakah yang sebenarnya paling dominan dalam mempengaruhi minat beli dari sekian banyak faktor yang ada? Ia perlu membatasi faktor tersebut agar masalah benar-benar terpecahkan. Peneliti akhirnya kembali menelaah gejala- 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 7

8 gejala yang ia identifikasi sebelumnya. Dari sekian banyak gejala ternyata masalah yang paling menentukan minat membeli ulang produk adalah faktor harga dan kualitas. Mengapa demikian? Ya, karena dari sekian banyak gejala, dia menangkap informasi bahwa gejala yang terbanyak/dominan adalah harga dan kualitas. Lihat kembali gejala-gejala tersebut: (a). konsumen mulai mengurangi konsumsi produk X karena harga naik dibanding masa-masa sebelumnya; (b). Konsumen mulai merasa bahwa kualitas produk X tidak lagi seperti tahuntahun awal produk dipasarkan; (c). Konsumen banyak beralih ke merek lain yang berkualitas lebih baik dan harganya lebih miring; (d). Ada konsumen yang berhenti sama sekali untuk menggunakan produk X karena merasa bahwa produsen sesuka hatinya menaikkan harga setelah produk mereka laku di pasaran; (e). Sebahagian konsumen memilih produk lain karena produk lain terdistribusi secara luas, mudah didapat di segala tempat; (f). Konsumen menganggap merek lain lebih terjamin kualitasnya karena memberikan garansi terhadap produk yang dipasarkan. Lihat contoh kata yang bertanda petik ( ) di atas. Di dalam gejala-gejala masalah tersebut sebenarnya ada tiga kelompok gejala masalah, yakni : harga (poin a,c,d); kualitas produk (poin b,c,f), dan distribusi (poin e). Gejala mana yang paling banyak? Gejala harga dan kualitaslah yang paling banyak terindikasi. Maka peneliti membatasi faktor yang mempengaruhi minat beli ulang hanya pada faktor harga dan kualitas, bukan yang lainnya. Tetapi jika peneliti memiliki kesanggupan, alangkah baiknya seluruh faktor yang ada ikut dijadikan sebagai bahagian yang diteliti. Hubungan faktor-faktor yang dipilih terhadap masalah atau isu utama. Jika faktor sudah dibatasi maka peneliti perlu mengemukakan bagaimana hubungan masing-masing faktor yang telah dipilih dengan masalah atau isu utama penelitian. Agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, hubunganhubungan yang dikemukakan harus dirujuk dari sumber-sumber referensi ilmiah. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 8

9 Contoh bagaimana hubungan-hubungan faktor yang telah dibatasi dengan masalah atau isu utama terlihat dalam ilustrasi berikut ini. Peneliti membaca berbagai referensi ilmiah, ternyata harga mempengaruhi minat beli ulang (referensi A, B,C,D). Demikian juga kualitas produk dapat mempengaruhi minat beli ulang (referensi A, C, F,G). Penutup/kesimpulan. Pada bahagian akhir latar belakang masalah peneliti perlu menarik kesimpulan dari hasil identifikasi terhadap permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakannya. Banyak ditemui di dalam skripsi atau tesis bahagian penutup atau kesimpulan seperti di atas dijadikan sebagai tempat menuliskan judul penelitian. Misalnya, dari uraian-uraian sebelumnya maka penelitian ini bermaksud mengkaji pengaruh harga dan kualitas terhadap minat beli produk X. Benarkah begitu? Sebenarnya tidak ada ketentuan baku, peneliti dapat mengemukakan kalimat-kalimat penutup lain yang lebih kreatif tanpa harus mengemukakan kalimat judul seperti contoh di atas. Setelah melihat penjelasan-penjelasan di atas maka intisarinya latar belakang masalah hanya bersifat menangkap gambaran permasalahan awal. Jika peneliti ada memperoleh data-data yang bermasalah mengenai masalah utama, maka itu hanya merupakan gejala/indikasi, belum tentu masalah yang sebenarnya adalah begitu, sehingga perlu dilakukan penelitian. Jika peneliti ada memperoleh informasi mengenai faktor dan dampak dari masalah utama dari referensi, dan kemudian memilih faktor tertentu sebagai faktor yang mempengaruhi masalah utama, itu juga baru merupakan gambaran awal dari gejala yang teridentifikasi, belum tentu ia adalah faktor yang benar-benar mempengaruhi masalah utama. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Itulah gunanya dilakukan penelitian, karena ada keraguan, ada kebimbangan. Informasi awal yang diperoleh mungkin benar mungkin salah, mungkin ya mungkin tidak. Jika di dalam latar belakang masalah sudah terjawab dengan jelas masalah yang sebenarnya dan jawaban sudah ditemukan, maka apa guna penelitian dilakukan 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 9

10 lebih lanjut? Cukup di latar belakang masalah saja, maka penelitian sudah selesai dilakukan?. Identifikasi Masalah Sebahagian program studi khususnya ilmu-ilmu bisnis menjadikan identifikasi masalah sebagai subbab di Bab I (Pendahuluan). Sebahagian lagi tidak membuat subbab tersendiri, karena identifikasi masalah pada hakikatnya telah tergambar di latar belakang masalah. Jika memang menjadi subbab, maka seni dalam menulis identifikasi masalah, persis seperti latar belakang masalah. Perbedaannya adalah terletak pada keluasan penulisan. Subbab latar belakang masalah berisi identifikasi yang lebih luas, didukung dengan berbagai referensi, setiap item yang diidentifikasi seperti gejala, faktor dan dampak dijelaskan satu persatu. Sementara subbab identifikasi masalah berisi ringkasan hal-hal yang telah diidentifikasi di subbab latar belakang masalah. Tulisan ini memperjelas perbedaan identifikasi di subbab latar belakang masalah dan subbab identifikasi masalah. Perbedaan disajikan dalam contoh nyata untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai permasalahan ini. Di dalam subbab latar belakang masalah disarankan untuk mengidentifikasi halhal seperti: masalah atau isu utama, peran penting masalah atau isu utama, gejala/indikasi masalah atau isu utama, faktor-faktor yang mempengaruhi masalah atau isu utama dan pembatasan faktor yang mempengaruhi masalah atau isu utama. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 10

11 Di dalam subbab identifikasi masalah, hal-hal yang diidentifikasi tidak perlu seluas latar belakang masalah, tetapi dapat lebih diringkaskan lagi, yakni mengemukakan tentang: masalah atau isu utama & gejala/indikasinya dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah atau isu utama. Lihat ilustrasi di bawah ini untuk membedakan gejala/indikasi masalah utama di subbab latar belakang masalah dan gejala/indikasi masalah utama di subbab identifikasi masalah: Ilustrasi Gejala Masalah di Subbab Latar Belakang Masalah dan di Subbab Identifikasi Masalah Latar belakang masalah Identifikasi masalah Konsumen mulai mengurangi konsumsi produk X karena harga Konsumen mulai naik dibanding masa-masa sebelumnya. Harga produk X sebelum mengurangi konsumsi kenaikan harga dalah Rp per unit, setelah kenaikan harga harga meningkat menjadi Rp per unit. Kenaikan harga produk X karena masalah harga; sebesar 100% tersebut cukup memberatkan bagi konsumen; Konsumen mulai merasa bahwa kualitas produk X tidak lagi seperti tahun-tahun awal produk dipasarkan. Dari 30 orang konsumen yang diwancarai seluruhnya menyatakan bahwa kualitas produk X sudah mulai menurun kualitasnya, terutama dalam hal rasa dan kemasan produk. Konsumen banyak beralih ke merek lain yang berkualitas lebih baik dan harganya lebih miring; Pada satu tahun belakangan muncul tiga produk sejenis dengan merek berbeda dari produsen yang berbeda pula, yakni merek A,M dan Z. Karena dalam masa promosi, produsen berani menetapkan harga yang lebih rendah dibanding produk merek X. Merek A menetapkan harga Rp per unit, Merek M menetapkan harga Rp per unit dan Merek Z menetapkan harga Rp per unit. Dengan demikian harga rata-rata ketiga merek baru tersebut adalah sebesar Rp Selisih harga inilah yang mempengaruhi minat konsumen untuk beralih dari merek A. Selain harga, konsumen juga berpersepsi bahwa kualitas produk pesaing tidak berbeda dengan merek X. Dari 25 orang responden yang diwawancarai mayoritas merasa puas dengan produk baru yang mereka konsumsi. Ada konsumen yang berhenti sama sekali untuk menggunakan produk X karena merasa bahwa produsen sesuka hatinya menaikkan harga setelah produk mereka laku di pasaran. Dari hasil wawancara dengan 30 orang bekas konsumen produk X, mereka kini benar-benar tidak lagi pernah membeli produk X. Mereka berpersepsi produsen tidak lagi memperhatikan daya beli mereka, hanya berorientasi kepada keuntungan produsen semata. Sebahagian konsumen memilih produk lain karena produk lain terdistribusi secara luas, mudah didapat di segala tempat. Dari pengamatan penulis, produk baru yang bermerek A, M dan Z lebih Konsumen mulai merasa bahwa kualitas produk X mulai menurun; Konsumen banyak beralih ke merek lain yang berkualitas sama dan harganya lebih murah; Ada konsumen tidak lagi menggunakan menggunakan produk X karena harganya naik; Sebahagian konsumen memilih produk yang mudah didapat di segala 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 11

12 Latar belakang masalah mudah didapat dibanding merek X. Umumnya toko pengecer menyediakan produk di etalase penjualan mereka. Menurut pengecer, mereka lebih suka menyediakan produk yang banyak dicari oleh konsumen. Konsumen menganggap merek lain lebih terjamin kualitasnya karena memberikan garansi terhadap produk yang dipasarkan. Pengamatan peneliti memang produk X tidak memberikan garansi pengembalian produk, sementara mereka lain yakni merek A, B dan C tertera garansi pengembalian produk di dalam kemasannya. Identifikasi masalah tempat; Konsumen menganggap merek lain lebih terjamin kualitasnya. Contoh subbab latar belakang masalah yang berisi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi masalah utama (minat beli). Ilustrasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masalah Utama di Subbab Latar Belakang Masalah dan di Identifikasi Masalah Latar belakang masalah Identifikasi masalah Kualitas produk, harga (referensi A). Kualitas produk merupakan ukuran mengenai baik-buruknya produk yang dihasilkan oleh produsen. Sedangkan - kualitas produk harga merupakan sejumlah uang yang perlu dibayar oleh konsumen - harga berdasarkan jumlah yang ditetapkan oleh produsen atau penjual. Konsumen - promosi sangat memberikan perhatian terhadap kualitas, jika produk bermutu, konsumen akan mencari produk untuk dibeli. Demikian juga dengan harga, - faktor budaya umumnya konsumen mencari harga yang lebih murah dari merek lain - sosial dengan kualitas produk yang sama (referensi D, E, F). - pribadi Promosi, distribusi (referensi B). Promosi berhubungan dengan upaya memperkenalkan produk kepada konsumen. Promosi yang kerap dilakukan akan mempengaruhi persepsi seseorang dan menimbulkan minat untuk membeli produk (referensi G, H). Demikian juga dengan distribusi, produk yang mudah didapat di segala tempat lebih dipilih konsumen. Hal ini disebabkan konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk menuju kepada tempat yang lebih jauh hanya untuk membeli produk yang dibutuhkannya (referensi, I, J). Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis (referensi C). Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis merupakan faktor perilaku konsumen. Umumnya konsumen berniat untuk membeli produk atas dasar kultur, subkultur dan kelas sosial; faktor sosial kelompok referensi, keluarga; faktor pribadi seperti usia, penghasilan, kepribadian; dan faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, sikap (referensi K, L, M). - psikologis Seluruh contoh di atas memperjelas apa yang harus dikemukakan di dalam subbab identifikasi masalah dan bagaimana seni menyajikannya. Intinya, subbab identifikasi masalah adalah ringkasan dari subbab latar belakang masalah. Jika di dalam latar belakang, masalah diidentifikasi dengan cara yang lebih luas, maka di dalam identifikasi masalah ditulis lebih sederhana lagi. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 12

13 Batasan Masalah Bahagian batasan masalah adalah bahagian dimana peneliti mengemukakan luasnya masalah yang hendak dikaji. Batasan masalah berkaitan dengan identifikasi masalah, khususnya terhadap banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi masalah atau isu utama. Apakah semua faktor tersebut ingin diteliti atau hanya sebahagian faktor saja yang ingin dipilih peneliti. Selain membatasi faktor, maka peneliti boleh juga membatasi hal-hal lain, seperti membatasi objek penelitian, membatasi lokasi penelitian, atau membatasi halhal lain yang dianggap penting oleh peneliti. Pertama, membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah utama. Jika identifikasi masalah merupakan proses mengemukakan seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi masalah utama maka batasan masalah adalah memilih sebahagian atau bahkan seluruh faktor yang ada untuk diteliti. Biasanya peneliti tidak memilih seluruh faktor, peneliti umumnya membatasi satu atau beberapa faktor saja dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi masalah utama. Contoh sebelumnya di bahagian identifikasi masalah, terlihat ada beberapa faktor yang mempengaruhi masalah utama (minat beli), antara lain: kualitas produk, harga, promosi, budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Apakah peneliti ingin mengkaji semua faktor yang mempengaruhi minat beli seperti di atas? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Jika peneliti mengkaji seluruh faktor yang ada maka peneliti harus banyak mengeluarkan pengorbanan untuk menelitinya. Karena alasan tersebut maka peneliti melakukan pembatasanyakni memilih satu, dua atau beberapa faktor yang mempengaruhi masalah minat beli ulang. Ilustrasi di bawah ini memberi contoh bahwa faktor yang dibatasi hanya dua yakni harga dan kualitas produk. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 13

14 Kualitas produk Harga Promosi Budaya Sosial Pribadi Psikologis Minat Beli Ulang Kualitas produk Harga Minat Beli Ulang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Ilustrasi Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah Kedua, membatasi hal-hal lain. Ada kalanya peneliti tidak hanya membatasi faktor-faktor masalah utama saja, tetapi juga bermaksud membatasi hal-hal di luar faktor-faktor masalah utama. Misalnya membatasi objek penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan sebagainya. Sebagai contoh jika peneliti meneliti karyawan suatu perusahaan, karyawan di perusahaan tentunya memiliki banyak jenis, apakah karyawan tetap atau karyawan honorer, karyawan kantor pusat atau karyawan cabang, karyawan tingkat manajerial atau operasional dan sebagainya. Penelitian kepada konsumen suatu produk sebagai objek penelitian, peneliti boleh membatasi konsumen pada suatu tempat yang diinginkannya, seperti di perkotaan atau pedesaan, atau konsumen segemen usia anak-anak atau dewasa, konsumen yang sudah loyal atau sesekali mengkonsumsi saja dan sebagainya. Penelitian perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek, peneliti dapat membatasi apakah perusahaan yang dipilih untuk diteliti adalah perusahaan manufaktur, perbankan atau yang lainnya. Peneliti boleh menentukan pembatasan seperti di atas berdasarkan kepentingan atau tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Walaupun sebenarnya 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 14

15 pembatasan-pembatasan lain seperti di atas bukanlah kewajiban mutlak harus ada pada bahagian batasan masalah. Ada tempat khusus di subbab lain seperti di dalam subbab teknik sampling yang lebih sesuai untuk mengemukakan pembatasan-pembatasan seperti contoh-contoh di atas. Ada subbab tempat penelitian jika peneliti ingin membatasi lokasi penelitiannya. Berikut ini contoh kalimat dalam pembatasan masalah. Identifikasi masalah sebelumnya memperlihatkan bahwa cukup banyak faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli. Penelitian ini hanya menitikberatkan dua faktor saja yakni faktor sosial dan psikologis. Kedua faktor inilah yang dapat menentukan tinggi rendahnya minat konsumen untuk membeli produk X. Peneliti hendaknya menghindari penulisan kalimat batasan masalah seolah-olah seperti mengemukan judul, sehingga tidak terlihat apa yang dibatasi dari hal-hal apa. Misalnya kalimat yang kurang tepat seperti itu adalah: Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh sosial dan psikologis terhadap minat konsumen membeli produk X. Walaupun tidak ada yang salah, hanya saja dalam contoh kedua tersebut peneliti tidak mampu mengungkapkan pembatasan apa dari apa. Rumusan Masalah Batasan masalah pada bahagian sebelumnya adalah membatasi ruang lingkup apa yang hendak diteliti. Jika masalah sudah ditetapkan batasannya, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah penelitian. Permasalahan-permasalahan yang dirumuskan tidak boleh di luar permasalahanpermasalahan yang sudah dibatasi. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 15

16 Kualitas produk Harga Minat Beli Ulang Kualitas produk Harga Minat Beli Ulang Minat Beli Ulang?? Harga dan Kualitas Produk Minat Beli Ulang? Batasan Masalah Rumusan Masalah Ilustrasi Batasan Masalah dan Rumusan Masalah Misalnya peneliti sudah membatasi dua faktor yang mempengaruhi minat beli ulang yakni harga dan kualitas produk, maka peneliti dapat merumuskan semua hal tersebut, misalnya: 1. Apakah harga berpengaruh terhadap minat konsumen membeli ulang produk X?; 2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat konsumen membeli ulang produk X?; 3. Apakah harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap minat konsumen membeli ulang produk X?. Intinya rumusan masalah berperan sebagai penunjuk arah bagi peneliti apa yang sebenarnya ingin dicari tahu dari penelitian yang dilakukannya. Jika peneliti mampu membuat pertanyaan-pertanyaan di awal maka akan mudah bagi peneliti untuk mencari data-data apa yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tanpa rumusan pertanyaan yang jelas maka peneliti akan sulit mendapatkan data di lapangan. Isi pertanyaan di dalam rumusan masalah juga harus diperhatikan oleh peneliti. Jangan sampai pertanyaan tersebut tidak bisa terjawab karena ketika peneliti mengumpulkaan data ternyata data tersebut sulit atau bahkan sam sakali tidak bisa diperoleh oleh peneliti. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 16

17 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada hakikatnya sejalan dengan rumusan masalah. Jika rumusan masalah adalah merupakan pertanyaan maka tujuan penelitian adalah berisi mengenai hal-hal yang akan dituju atau dicapai dari segala hal yang dipertanyakan di dalam rumusan masalah. Oleh karena rumusan masalah dan tujuan penelitian pada dasarnya ada dua hal yang sama, pada beberapa perguruan tinggi ada yang hanya menggunakan subbab rumusan masalah ada pula yang menggunakan subbab tujuan penelitian saja. Namun demikian, jika keduanya memang digunakan sebagai subbab yang terpisah, isi keduanya yakni antara rumusan masalah dan tujuan penelitian haruslah mengandung dua hal yang sama. Kualitas produk Minat Beli Ulang? Kualitas produk Minat Beli Ulang Harga Minat Beli Ulang? Harga Minat Beli Ulang Harga dan Kualitas Produk Minat Beli Ulang? Harga dan Kualitas Produk Minat Beli Ulang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Contoh tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hal-hal di bawah ini: 1. Menganalisis pengaruh harga terhadap minat konsumen membeli ulang produk X; 2. Menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap minat konsumen membeli ulang produk X; 3. Menganalisis pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat konsumen membeli ulang produk X. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 17

18 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah berbicara mengenai kegunaan yang dapat diperoleh jika tujuan penelitian tercapai. Manfaat penelitian utamanya dapat diarahkan kepada dua hal, yakni: - Manfaat teoritis; - Manfaat praktis. Manfaat teoritis berhubungan dengan kemanfaatan hasil penelitian untuk masalah-masalah ilmiah, ilmu pengetahuan di bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti. Manfaat praktis ini bisa berguna bagi diri peneliti sendiri maupun bagi peneliti lain atau pihak lain yang membutuhkan informasi ilmiah dari para peneliti. Manfaat teoritis ini umumnya dijumpai pada jenis penelitian dasar (basic research, fundamental research). Manfaat praktis berhubungan dengan kemanfaatan untuk tujuan pemecahan masalah dalam kehidupan manusia, khususnya permasalahan praktis yang relevan dengan bidang ilmu peneliti. Manfaat praktis umumnya ditujukan untuk lembaga tempat penelitian dilakukan atau pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi dari saran-saran yang diberikan peneliti setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat praktis ini umumnya dijumpai pada jenis penelitian terapan (applied research). Manfaat mana yang perlu dikemukakan peneliti di dalam subbab manfaat penelitian? Bisa saja hanya satu buah yakni manfaat teoritis saja atau manfaat praktis saja. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan kedua manfaat tersebut dikemukakan oleh peneliti. Hanya saja peneliti perlu menyadari kemampuannya, jika memang penelitiannya hanya bisa memberikan manfaat untuk pengetahuan (penelitian dasar) dan belum mampu untuk memberikan manfaat memecahkan masalah (penelitian 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 18

19 terapan), maka manfaat teoritislah sebenarnya yang sesuai untuk dikemukakan, bukan manfaat praktis. Sebaiknya peneliti tidak perlu terlalu berlebihan dalam mengemukakan manfaat penelitiannya. Bahan Bacaan Lanjutan Adams, J.; & Khan, H.T.A.; Raeside, Robert & White, David (2007). Research methods for graduate business and social science students. New Delhi: Response Book. Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bernad, H.R. (2000). Social research methods: Qualitative and quantitative approach. California-London-Newdelhi: Sage Puclications. Bryman, A. (2005). Research methods and organization studies. USA and Canada: Routledge. Charmaz, K. (2006). Consructing grounded theory: A practical guide through qualitative analysis. London: Sage Publications Ltd. Cohen, L.; Manion, L.; & Morrison, K. (2000). Research methods in education. London: Routledge Falmer. Cooper, H. (1998). Synthesizing research: A guide for literature reviews. USA: Sage Publications Ltd. Creswell, J.W. (1994). Research design: Qualitative & quantitative approach. California: Sage Publications. Greener, S. (2008). Business research methods. USA: Ventus. Kaufman, A.S. & Kaufman, N.L. (2005). Essentials of behavioral science series. New Jersey: John Wiley & Sons. Kerlinger, F.N. (2000). Asas-asas penelitian behavioural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. McAdams, D.P.; Pals, J.L. (2007). The Role of Theory in Personality Research. Dalam Robins, R.W.; Fraley, R.C.; Krueger, R.F. (2007). Handbook of research methods in personality psychology. New York: The Guilford Press. Panneerselvam, R. (2006). Research methodology. New Delhi: Prentice Hall of India Limited. Sekaran, U. (2003). Research methods for business. Newyork: John Willey & Sons Inc. Suariasumantri, J.S. (2010). Pedoman penulisan tesis dan disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. 4 Oktober Dilarang mengutip tanpa seizin penulis 19

MENGIDENTIFIKASI ISU-MASALAH & MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN 1

MENGIDENTIFIKASI ISU-MASALAH & MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN 1 MENGIDENTIFIKASI ISU-MASALAH & MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN 1 Azuar Juliandi Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, Indonesia email: azuarumsu@gmail.com Langkah awal dalam meneliti

Lebih terperinci

APLIKASI MASALAH DALAM PENELITIAN (PROPOSAL & SKRIPSI) MASALAH & JUDUL PENELITIAN

APLIKASI MASALAH DALAM PENELITIAN (PROPOSAL & SKRIPSI) MASALAH & JUDUL PENELITIAN APLIKASI MASALAH DALAM PENELITIAN (PROPOSAL & SKRIPSI) AZUAR JULIANDI 1 MASALAH & JUDUL PENELITIAN MASALAH JUDUL IDENTIFIKASI MASALAH Dari prariset diketahui bahwa ada masalah tentang kinerja di perusahaan

Lebih terperinci

SEMINAR PEMBEKALAN SKRIPSI S1-TEKNIK INFORMATIKA

SEMINAR PEMBEKALAN SKRIPSI S1-TEKNIK INFORMATIKA SEMINAR PEMBEKALAN SKRIPSI S1-TEKNIK INFORMATIKA Medan, Sabtu / 10 April 2010 Oleh : Sinar Sinurat SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER BUDIDARMA MEDAN BAGAIMANA MENULIS PROPOSAL YANG BAIK? Tiga

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Azuar Juliandi KNOWLEDGE ARCHIVES

Azuar Juliandi KNOWLEDGE ARCHIVES 2013 Azuar Juliandi KNOWLEDGE ARCHIVES [SENI MENYUSUN BAB METODE PENELITIAN DALAM PROPOSAL SKRIPSI] Tulisan ini adalah makalah yang disajikan dalam pelatihan penyusunan proposal skripsi mahasiswa Program

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN DR. SITI KOMARIAH HILDAYANTI, S.TP. M.M. s.k.hildayanti@gmail.com Referensi: Business Research Method, 2003 by Zikmund Business Risearch Methods, 2005, Donal R. Cooper & Pamela S.

Lebih terperinci

MASALAH PENELITIAN. Wiley & Sons, Inc., New York, USA, hal

MASALAH PENELITIAN. Wiley & Sons, Inc., New York, USA, hal 1 MASALAH PENELITIAN A. Pentingnya Masalah Penelitian Penelitian dapat dilihat sebagai suatu proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 12 POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF

BAB 12 POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF BAB 12 POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF A. Definisi Populasi dan Sampel Ada perbedaan yang fundamental berkaitan dengan definisi populasi dan sampel baik dalam penelitian kuantitatif maupun

Lebih terperinci

Artikel untuk Critical Appraisal:

Artikel untuk Critical Appraisal: Artikel untuk Critical Appraisal: 1. Arnetz JE, Hoglund AT, Arnetz BB et al. (2008). Development and evaluation of questionnaire for measuring patient views of involvement in myocardial infarction care.

Lebih terperinci

SAT MPB EKMA 5104 Tutorial Ke 4 Page 2 of 5

SAT MPB EKMA 5104 Tutorial Ke 4 Page 2 of 5 Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA5104/ Metode Penelitian Bisnis Semester : 1 SKS : 3 SKS Nama Pengembang : Ake Wihadanto, SE., MT. Deskripsi Matakuliah : Matakuliah ini menguraikan tentang penggunaan berbagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1.Brand salience smartphone Xiaomi baik karena brand tidak hanya sekedar diketahui oleh para responden,tetapi lebih dari itu responden dapat mengidentifikasi smartphone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas sehari-hari masyarakat perkotaan pada umumnya. Kendaraan bermotor pun sudah dianggap sebagai

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan Masalah Penelitian Perumusan Masalah Penelitian Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pentingnya Masalah Masalah penelitian adalah alasan utama mengapa penelitian

Lebih terperinci

[TANYA JAWAB PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI]

[TANYA JAWAB PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI] 2007 Azuar Juliandi KNOWLEDGE ARCHIVES [TANYA JAWAB PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI] Tulisan ini merupakan sebagian materi pelengkap dalam pembelajaran metodologi penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan saat ini mereka hanya tinggal memilih dan membeli berbagai. bias dilihat dari segi kemasan, isi maupun rasanya.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan saat ini mereka hanya tinggal memilih dan membeli berbagai. bias dilihat dari segi kemasan, isi maupun rasanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu orang telah mengenal rokok tetapi dengan kemasan yang sangat berbeda dari kemasan saat ini. Rokok pada zaman dahulu lebih rumit dibandingkan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas, mengenai hubungan antara contingent pay dengan konflik interpersonal karyawan sales dan marketing staff PT. General Shoe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. - Y=f(X1,X2,X3,X4, Xi) = Faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen/ terikat

BAB I PENDAHULUAN. - Y=f(X1,X2,X3,X4, Xi) = Faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen/ terikat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pikiran pokok dalam latar belakang masalah, setidaknya memuat hal-hal seperti contoh berikut ini (catatan: hubungan yang ada pada judul adalah pengaruh X1

Lebih terperinci

FAKTOR PRODUK DAN HARGA DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI HANDPHONE SAMSUNG

FAKTOR PRODUK DAN HARGA DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI HANDPHONE SAMSUNG WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 FAKTOR PRODUK DAN HARGA DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI HANDPHONE SAMSUNG Syafrizal Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran Rumah Makan Bakso Salatiga Bandung terhadap loyalitas konsumen Bakso Salatiga,

Lebih terperinci

TEORI & HIPOTESIS PENGERTIAN TEORI

TEORI & HIPOTESIS PENGERTIAN TEORI TEORI & HIPOTESIS Azuar Juliandi PENGERTIAN TEORI Teori adalah suatu set dari hubungan antar konstruk, konsep, definisi/batasan, dan preposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena

Lebih terperinci

1 KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HlPOTESlS DALAM PENELlTl AN MAKALAH

1 KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HlPOTESlS DALAM PENELlTl AN MAKALAH 1 KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HlPOTESlS DALAM PENELlTl AN MAKALAH Disampaikan Pada Semiloka Penyusunan Program PLSP Pamong Belajar dan Staf Administrasi Balai Pengembangan Kelompok Belajar Sumatera

Lebih terperinci

Rumah Impian Mahasiswa

Rumah Impian Mahasiswa TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Definisi Penelitian. Tujuan Penelitian Peran Riset bagi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN Definisi Penelitian. Tujuan Penelitian Peran Riset bagi Manajemen. BAB I PENDAHULUAN Definisi Penelitian. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang mengandung unsur unsur ilmiah atau keilmuan di dalam aktivitasnya. Ostle pada Nazir (1999), menyatakan penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan kemampuan untuk menerima teknologi

Lebih terperinci

1. Judul Laporan Akhir : Pengaruh Harga Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Produk Ayam Bakar Soponyono Perumnas Sako Palembang 2.

1. Judul Laporan Akhir : Pengaruh Harga Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Produk Ayam Bakar Soponyono Perumnas Sako Palembang 2. 1. Judul Laporan Akhir : Pengaruh Harga Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Produk Ayam Bakar Soponyono Perumnas Sako Palembang 2. Jenis Laporan Akhir : Studi Kasus 3. Bidang Ilmu : Manajemen Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang baik. Salah satu jenis sepatu olah raga yang banyak diminati

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang baik. Salah satu jenis sepatu olah raga yang banyak diminati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa yang semakin kompleks. Semakin

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi konsumen terhadap Experiential Marketing Street Gourmet

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi konsumen terhadap Experiential Marketing Street Gourmet BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Experiential Marketing Street Gourmet terhadap niat beli ulang konsumen Street Gourmet, dan dapat ditarik beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan konsumen saja, tetapi juga harus dapat. memuaskan konsumen. Dengan adanya persaingan yang kompetitif ini

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan konsumen saja, tetapi juga harus dapat. memuaskan konsumen. Dengan adanya persaingan yang kompetitif ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran saat ini telah terjadi perubahan besar, dimana orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Globalisasi telah menyebabkan berbagai jenis perusahaan baru yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha, baik produksi maupun jasa selalu dihadapkan dengan persaingan. Untuk mengatasi persaingan, perusahaan menempuh berbagai cara dan strategi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat

Lebih terperinci

SILBAUS MATA KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN III

SILBAUS MATA KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN III SILBAUS MATA KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN III Program Pascasarjana ISI Surakarta Program Studi : S-2, Penciptaan dan Pengkajian Seni Semester : 3 SKS : 3 Waktu : menit Dosen : Dr. Guntur, M.Hum I. DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, maka penulis menarik beberapa kesimpulan atas masalah yang telah diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan eceran (retailing) adalah perpenjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau keluarga. Salah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti menggunakan empat tahap audit manajemen yaitu tahap perencanaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan subyek atau obyek yang akan diteliti. Populasi dapat diartikan sebagai jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen belajar dari pengalaman masa lalunya dan perilaku di masa akan datang diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning) didefinisikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SKRIPSI

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SKRIPSI HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA (Pada Anggota TNI AU Abdulrachaman Saleh Malang) SKRIPSI Disusun Oleh : Friska Mayasari 08810146 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

Lebih terperinci

MODUL A. DESKRIPSI MODUL B. KEGIATAN BELAJAR SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL A. DESKRIPSI MODUL B. KEGIATAN BELAJAR SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PERILAKU KONSUMEN : Pandangan Kognitif dan Pendekatan Perilaku Dr. Ir. Rini Dwiastuti, MS Ir Agustina Shinta,MP Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang dengan pesat. memungkinkan terjadinya persaingan di segala bidang. Semua industri jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang dengan pesat. memungkinkan terjadinya persaingan di segala bidang. Semua industri jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang dengan pesat memungkinkan terjadinya persaingan di segala bidang. Semua industri jasa maupun manufaktur dituntut

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini kebutuhan manusia akan suatu produk semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini kebutuhan manusia akan suatu produk semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini kebutuhan manusia akan suatu produk semakin meningkat dari produk yang bersifat primer, sekunder, hingga tersier yang jauh dari kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok untuk dijadikan daya tariknya. Selain kemasan. hal yang penting dalam pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok untuk dijadikan daya tariknya. Selain kemasan. hal yang penting dalam pemasaran produk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap produk berkeinginan mempunyai kemasan yang beragam dan bisa menarik perhatian calon konsumennya, hal ini terjadi pada produkproduk yang beredar di pasaran

Lebih terperinci

TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI : TINJAUAN UMUM. DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI : TINJAUAN UMUM. DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI : TINJAUAN UMUM DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Pengertian dan ManfaatTeori Struktur dan Logika Teori Teori dan Ilmu Pengetahuan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir, selera, keinginan dan kebutuhan konsumen. konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui periklanan.

BAB I PENDAHULUAN. pikir, selera, keinginan dan kebutuhan konsumen. konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui periklanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan senantiasa terjadi terus menerus dalam proses perkembangan suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa: BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Prosedur yang diterapkan dalam siklus pendapatan sudah cukup baik.

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat yang pernah mereka hadapi, karena mereka beralih dari filosofi produk (produk masal)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dan untuk kriteria respondennya adalah konsumen lembaga pendidikan GO di Kota

BAB V PENUTUP. Dan untuk kriteria respondennya adalah konsumen lembaga pendidikan GO di Kota BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini direplikasi berdasarkan model dari penelitian sebelumnya yang menggunakan enam item kesadaran merek, lima item asosiasi merek, lima item persepsi kualitas, enam

Lebih terperinci

Bagian II MENGUKUR KUALITAS PENELITIAN KUALITATIF. Written by Mudjia Rahardjo Tuesday, 08 April :32 - Last Updated Friday, 26 June :17

Bagian II MENGUKUR KUALITAS PENELITIAN KUALITATIF. Written by Mudjia Rahardjo Tuesday, 08 April :32 - Last Updated Friday, 26 June :17 Bagian II 2. Credibility (kebermaknaan, dan temuan disajikan secara baik). Salah satu tujuan penelitian ialah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memasarkan produknya untuk mencari cara yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memasarkan produknya untuk mencari cara yang baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan cepat yang sering terjadi di dunia bisnis memaksa setiap perusahaan dalam memasarkan produknya untuk mencari cara yang baru, kreatif dan fleksibel dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir ini tergolong cepat. Salah satu alasannya adalah keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2..1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-empiris ( applied

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-empiris ( applied 34 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-empiris ( applied normative law), yaitu penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik, dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik, dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui persaingan bisnis saat ini semakin ketat dan penuh dengan ketidakpastian sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena untuk hidup makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia sangat membutuhkan air. Jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di segala bidang adalah tujuan utama yang akan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan yang dilakukan akan lebih dititikberatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : Persepsi konsumen terhadap harga sangat baik. Konsumen merasa harga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana brand equity laptop Apple di Kota Bandung, bagaimana loyalitas pelanggan pengguna

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA DALAM BUKU AJAR. Hj. Marlia Muklim (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

BAHASA INDONESIA DALAM BUKU AJAR. Hj. Marlia Muklim (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP) BAHASA INDONESIA DALAM BUKU AJAR Hj. Marlia Muklim (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pemakaian bahasa Indonesia yang baku

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN

KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Mutu utama layanan kesehatan adalah salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari para pelaku bisnis. Semua menuntut keahlian dan kemampuan dari masingmasing para pelaku bisnis. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bukan lagi sebatas kegiatan menjual suatu produk kepada para konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bukan lagi sebatas kegiatan menjual suatu produk kepada para konsumen. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pemasaran Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan pasar, pemasaran bukan lagi sebatas kegiatan menjual suatu produk kepada para konsumen. Seorang pemasar seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen atau pelanggan sepertinya akan menjadi suatu trendsetter

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen atau pelanggan sepertinya akan menjadi suatu trendsetter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Konsep pemasaran yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen atau pelanggan sepertinya akan menjadi suatu trendsetter pada era persaingan

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PPPPTK SENI DAN BUDAYA

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PPPPTK SENI DAN BUDAYA SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PPPPTK SENI DAN BUDAYA Sistematika penyusunan proposal penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian pengembangan mengacu pada sistematika berikut ini: A.

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN LUWES DI PATI JAWA TENGAH

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN LUWES DI PATI JAWA TENGAH PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN LUWES DI PATI JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

2. apakah litertur yang diajukan sudah cukup dianalisis dan diuraikan secara jelas?

2. apakah litertur yang diajukan sudah cukup dianalisis dan diuraikan secara jelas? Istilah lain yang sering digunakan selain kajian pustaka adalah landasan teoritik, kerangka teoritik, atau bahasan literature. Dalam acuan penulisan skripsi biasanya digunakan istilah tinjauan pustaka.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Usaha ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir ini. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bermunculan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 28 Agustus 2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 28 Agustus 2017 Issue/Revisi : A0 Tanggal : 28 Agustus 2017 Mata Kuliah : Seminar Proposal (Kapita Selekta) Kode MK : PSY 407 Rumpun MK : Mata Kuliah Wajib Semester : 7 Dosen Pengampu : Clara Moningka (sks) : 2 sks Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. 1 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi tantangan dari banyaknya produsen yang menawarkan berbagai jenis produk baru dengan inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan merupakan hal yang niscaya dalam kehidupan manusia.demikian pula orientasi pendidikan yang semula bertumpu pada asumsi ilmu untuk ilmu mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, keberadaan bisnis ritel atau bisnis eceran di tengahtengah masyarakat kota Surabaya menjadi semakin marak, dinamis, dan kompetitif. Hal ini tidak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis eceran, perusahaan harus dapat menerapkan suatu strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan Industri Jasa Restoran di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan Industri Jasa Restoran di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Persaingan Industri Jasa Restoran di Jakarta Perkembangan ekonomi Indonesia beberapa tahun belakangan, mendorong perubahan tingkat daya beli masyarakat, terutama

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan dan Perancangan Studi Penelitian

Bab II Perencanaan dan Perancangan Studi Penelitian Bab II Perencanaan dan Perancangan Studi Penelitian Suci Dwijayanti, 10/305626/PTK/06812 Suatmo, 10/305626/PTK/06812 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Ikut berperan serta dalam

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM.

ANDRI HELMI M, SE., MM. ANDRI HELMI M, SE., MM. Bagi dunia perbankan sistem informasi pemasaran dan riset pemasaran sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan pemasaran bank. Dengan adanya sistem informasi yang baik akan memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era perdagangan bebas dewasa ini perusahaan dituntut untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mamapu secara profesional meretensi para pelanggannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha akhir-akhir ini sangat berkembang dengan pesat, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha akhir-akhir ini sangat berkembang dengan pesat, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha akhir-akhir ini sangat berkembang dengan pesat, karena banyaknya bermunculan ide-ide kreatif dan inovatif di lingkungan kita. Seiring dengan tumbuhnya

Lebih terperinci

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan Penelitian Kuantitatif

Satuan Acara Perkuliahan Penelitian Kuantitatif Satuan Acara Perkuliahan Penelitian Kuantitatif Tim Dosen 1. Ni Wayan Supriliyani,S. Sos, M.AP PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA 2014 1 Satuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif yang berusaha menjelaskan persepsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif yang berusaha menjelaskan persepsi 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yang berusaha menjelaskan persepsi mahasiswa terhadap iklan Blackbery. Menurut Ndraha yang dikutip Widodo dan Mukhtar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menitik beratkan terhadap pengulasan suatu fenomena dan permasalahan secara

BAB III METODE PENELITIAN. menitik beratkan terhadap pengulasan suatu fenomena dan permasalahan secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif lebih menitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Sumber Data 1. Jenis Penelitian Dalam bidang penelitian pada umumnya dikenalkan adanya dua jenis penelitian, jenis pertama mencakup setiap penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TUNJUNG ANGGRAINI A

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TUNJUNG ANGGRAINI A FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK PAKAIAN JADI BERMOTIF BATIK PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN TAHUN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, berikut kesimpulan yang dapat ditarik serta jawaban dari rumusan masalah: 1. Penilaian persepsi responden terhadap atribut produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

kepuasan yang tinggi serta mengakibatkan pembelian ulang. Hal ini dikarenakan

kepuasan yang tinggi serta mengakibatkan pembelian ulang. Hal ini dikarenakan sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan maka pelanggan menjadi tidak puas. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta mengakibatkan pembelian ulang.

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN TERTANGGUNG PT. ASURANSI JASA INDONESIA

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN TERTANGGUNG PT. ASURANSI JASA INDONESIA PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN TERTANGGUNG PT. ASURANSI JASA INDONESIA Hotniar Siringoringo ) dan Donna Ekawati 2). Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2. Fakultas Teknik Industri Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

Lebih terperinci