BAB 4 TEORI-TEORI ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 TEORI-TEORI ORGANISASI"

Transkripsi

1 BAB 4 TEORI-TEORI ORGANISASI 1. Teori-teori Organisasi Klasik Fenomena organisasi di dalam masyarakat telah lama menjadi pusat perhatian para ahli dari berbagai disiplin ilmu sosial. Berbagai pandangan dan pemikiran yang muncul mengenai femomena organisasi ini telah melahirkan suatu bidang pengetahuan yang secara khusus mengkaji mengenai fenomena organisasi itu, yang secara umum dikenal dengan istilah teori organisasi. Jadi, teori organisasi menunjuk pada suatu penggambaran beberapa generalisasi yang memiliki kemungkinan penerapan untuk menjelaskan fenomena organisasi secara universal. Atau dengan kata lain, beberapa sudut pandang atau perspektif dapat dilakukan untuk mengamati bagaimana beberapa fenomena dari organisasi ada dan beroperasi di dalam masyarakat, yang jika pandangan atau perspektif itu diintegrasikan dalam suatu kerangka yang sistematis merupakan sebuah "a body of knowledge' atau sebuah teori tentang organisasi dan disebut dengan Teori Organisasi. Perkembangan kajian tentang Teori Organisasi pada awalnya berlangsung lambat, tetapi pada perkembangannya kemudian terjadi perkembangan yang cukup pesat sejalan dengan makin banyaknya perhatian para ahli terhadap fenomena organisasi. Perhatian yang besar terhadap fenomena organisasi oleh para ahli dewasa ini telah melahirkan tidak saja makin banyak teori organisasi, tetapi telah menghasilkan pula suatu peta pemikiran para ahli tentang fenomena organisasi, yang tercermin dari adanya berbagai perspektif yang berkembang tentang fenomena organisasi ini. Sebagaimana yang selalu terjadi dalam perkembangan pemikiran tentang suatu fenomena akan terdapat dua kelompok pandangan yang memiliki pusat perhatian yang berbeda. Pada satu pihak, terdapat pandangan-pandangan yang memusatkan perhatiannya pada apa yang sedang terjadi pada berbagai aspek dari suatu fenomena dengan teliti. Perhatian yang demikian sudah barang tentang akan menghasilkan pemikiran yang mendalam mengenai apa yang sedang terjadi dengan fenomena itu. Sungguhpun demikian, pandangan yang memusatkan pada apa yang sedang terjadi ini tetaplah dipengaruhi oleh pelaksanaan atau segi praktis yang berlaku di dalam masyarakat dan merefleksikan pemikiran-pemikiran yang dipengaruhi oleh suatu lingkungan tertentu. Pada sisi yang lain, terdapat pula

2 pandangan yang membangun basis pemahamannya mengenai suatu fenomena dengan mengkaitkan apa yang telah terjadi dimasa lalu, pengaruhnya terhadap apa yang berlangsung saat ini dan memperkirakannya untuk masa mendatang. Pandangan yang demikian juga didasari oleh suatu pemikiran mendalam untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa mendatang dan sekaligus menjadi pengarah atau petunjuk dalam menghadapi kondisi yang bakal datang. Semua disiplin ilmu dibangun atas dasar pandangan atau pemikiran yang berkembang sebagaimana dikemukakan di atas dan, pada sisi yang lain, suatu disiplin ilmu sangat membantu dalam memberikan penjelasan tentang pengetahuan yang berkaitan dengan fenomena tersebut maupun penjelasan mengenai ketrampilan yang berkaitan dengan fenomena itu, kepada siapapun yang tertarik pada masalah ini. Pandangan-pandangan ini dipergunakan oleh para para praktisi dan para peneliti yang melakukan pengujian mengenai validitas dan realibilitas dari berbagai teori. Secara perlahan, perbaikanperbaikan terjadi dalam pemikiranpemikiran dan pendekatan yang sangat membantu akan mulai berkembang. Proses ini merupakan proses yang tiada henti dan terjadi dalam setiap disiplin ilmu. Meskipun proses itu terjadi dalam setiap ilmu, dan terjadi pula dalam kajian tentang fenomena organisasi, tetapi dalam perkembangan Teori Organisasi hal itu berlangsung sangat lambat. Kebanyakan teori-teori, konsepkonsep dan petunjukpetunjuk praktis yang berkaitan dengan fenomena organisasi tidak selalu mendukung perkembangan Teori Organisasi. Hal ini disebabkan karena berbagai teori, konsep dan petunjuk praktis tersebut tidak menyediakan cukup temuan empiris yang diperlukan untuk berkembangnya kajian Teori Organisasi ini. Teori, Konsep dan petunjuk praktis itu seakan-akan "berada di luar jangkauan" temuan empiris yang diperlukan untuk dasar pengembangan kajian mengenai fenomena organisasi. Setiap peneliti atau pemikir selalu pada posisi yang berbeda dari lainnya, menggunakan konsep-konsep dan terminologi mereka sendiri-sendiri, tanpa membuat penambahan atau akumulasi pada pengetahuan tentang organisasi, yang menyebabkan pengetahuan tentang organisasi itu tetap saja sangat terbatas. Pengetahuan-pengetahuan tentang fenomena organisasi yang dihasilkannya tidak sepadan dengan perkembangan pengetahuan yang terjadi dalam disiplin lain. Pengetahuan tentang fenomena organisasi, selain sangat sedikit juga tidak menyeluruh. Oleh karena itu terkadang kurang memiliki peranan dalam menjelaskan fenomena-fenomena organisasi dan kegunaannya dari segi praktis juga terbatas.

3 Perkembangan dalam ilmu administrasi, dalam manajemen ilmiah dan ilmuilmu sosial lainnya, terutama sosiologi, telah membawa akibat berkembangnya teori organisasi. Revolusi Industri di Eropa dan kemudian diikuti dengan perubahan struktur dan kultur dalam masyarakat, termasuk pula organisasi yang ada di dalam masyarakat yang berubah tersebut, telah merangsang tumbuhnya berbagai penjelasan dan teori baru tentang fenomena organisasi. Dalam pandangan banyak ahli, revolusi industri dipandang sebagai pertanda dari awal berkembangnya organisasi modern. Oleh sebab itu, semenjak terjadinya revolusi industri, perkembangan teori organisasi lambat laun mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Meskipun demikian, akselerasi yang cukup besar dalam bidang ini baru terjadi pada beberapa dasawarsa setelah Perang Dunia II berakhir, atau tepatnya pada sekitar tahun 1960-an, terutama pada saat maki besarnya peranan teknologi dalam organisasi dan munculnya organisasi-organisasi berskala besar, baik berlingkup nasional maupun internasional. Untuk dapat memahami secara lebih rinci mengenai perkembangan pemikiran tentang fenomena organisasi ini, berturut-turut akan dikaji pandangan para perintis studi organisasi yang tergolong dalam teori klasik, kemudian diikuti dengan perkembangan pemikiran berikutnya yang mulai diwarnai oleh aliran pemikiran atau perspektif yang tidak lagi bersandar pada pandangan perorangan Teori Organisasi Klasik Istilah klasik dalam pengertian yang umum seringkali diartikan sebagai sesuatu yang secara tradisional telah diterima atau sesuatu yang telah sejak lama cukup mapan. Jika istilah ini dikaitkan dengan teori organisasi maka artinya kurang lebih adalah sebutan untuk suatu pemikiran tentang fenomena organisasi yang telah sejak lama mapan atau telah menjadi tradisi yang diterima dalam kajian tentang fenomena organisasi. Kesulitan yang ditemui jika istilah klasik diartikan seperti itu adalah sukarnya menemukan titik awal dari kajian tentang fenomena organisasi, mengingat sudah sejak sangat lama kajian tentang organisasi ini telah dilakukan, baik oleh para pemikir maupun para filsuf besar pada masa-masa silam. Menurut Mitchell (1982) misalnya, pada 2000 tahun sebelum Masehi, di Yunani dan Romawi Kuno telah ada pemikiran tentang organisasi, yang pada masa itu organisasi yang dominan adalah Gereja dan Negara (atau negara kota), yang melahirkan pemikiran-pemikiran, misalnya seperti yang dilakukan oleh Aristoteles dan filsuf lainnya mengenai organisasi negara, dan sebagainya. Demikian juga pada

4 masa jaman pertengahan, terjadi banyak perubahanperubahan dalam lapangan ekonomi dan perdagangan mulai menjadi aktifitas utama ekonomi masyarakat dan mendorong berkembangnya organisasiorganisasi ekonomi. Fenomena ini mendorong pula pemikiran dan pandangan, baik mengenai fenomena organisasi maupun dalam segi praktis atau manajemen, yang pada saat itu berkembang. Untuk tujuan yang lebih terbatas, kesulitan ini dapat diatasi dengan menentukan suatu perode waktiu tertentu yang memiliki arti sangat penting dalam evolusi pemikiran tentang fenomena organisasi ini. Dalam pandangan banyak pemikir tentang fenomena organisasi, salah satu momen atau kejadian penting yang sering dipergunakan oleh para ahli dalam memulai kajian tentang organisasi adalah terjadinya Revolusi Industri yang berlangsung di Inggris pada paruh kedua abad ke 19. Menggunakan masa gemilang transformasi masyarakat menuju masyarakat industrial sebagai awal dari telaah ke belakang dari pemikiran tentang fenomena organisasi merupakan cara yang mudah dan banyak diperguanakn para ahli yang menaruh perhatian pada fenomena organisasi. Hal ini disebabkan karena beberapa pandangan yang muncul pada masa itu secara jelas ditandai oleh obsesi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan ukuran organisasi yang bertambah besar dan kompleks. Melalui proses-proses jangka panjang, dan terutama mencapai puncaknya dalam paruh kedua abad ke 19, sejalan dengan perkembangan berbagai faktor yang terjadi dalam masyarakat Eropa, industri dan urbanisasi mengalami peningkatan yang amat pesat. Banyak organisasi-organisasi produksi mulai menghasilkan produk-produk yang secara relatif masih sederhana tetapi telah menggunakan teknologi produksi massal yang juga masih sederhana, dengan tetap menggunakan tenaga kerja semi terampil maupun yang tidakj terampil sama sekali. Secara perlahan-lahan, sejalan dengan peranan teknologi dalam proses produksi yang makin besar dan teknologi itu mulai menggantikan tenaga kerja yang ada, berbagai cabang kegiatan produksi yang bersifat spesialisasi mulai tumbuh. Kondisi ekonomi, sosial dan teknologi yang berubah ini telah menghasilkan sejumlah besar masalah-masalah baru, yang membutuhkan pemecahan antara lain melalui pengembangan bentuk-bentuk organisasi dan pengelolaan manajemen yang berbeda dengan apa yang secara tradisional dijalankan saat itu, yaitu suatu manajemen yang sangat individualistik. Sifat dasar dari organisasi dan manajemen tradisional yang individualistik itu kemudian telah runtuh oleh karena adanya tekanan

5 yang berasal dari banyaknya masalah-masalah yang ditimbulkan oleh tumbuh berkembangnya organisasiorganisasi berskala besar dan bersifat kompleks. Teori organisasi klasik memiliki asumsi bahwa organisasi selalu memiliki susunan yang rasional dan logis, baik secara ekonomis maupun pencapaian efisiensi. Dengan kata lain, bagi teori organisasi klasik rasionalitas, efisiensi dan keuntungan ekonomis adalah tujuan organisasi. Sejalan dengan tujuan yang demikian, manusia juga diasumsikan bertingkah laku atau bertindak secara rasional pula. Jika manusia dipandang sebagai mahluk yang rasional maka maka akan mudah bagi pihak manajemen untuk mencapai kepentingankepentingannya, terutama peningkatan produktifitas melalui peningkatan upah dan insentif bagi pihak pekerja. Teori Organisasi Klasik memusatkan perhatiannya pada penciptaan suatu himpunan teknik-teknik yang rasional, yang diperlukan dalam mengembangkan baik struktur maupun proses dan juga mengarahkan suatu bentuk koordinasi yang mampu mengintegrasikan hubungan-hubungan antara bagian dari suatu organisasi. Teori Klasik sangat meyakini bahwa jika teknik dan pendekatan yang rasional dapat diwujudkan maka organisasi akan dapat berjalan lebih baik dalam pencapaian tujuan. Pusat perhatian uyama bagi para pemikir teori organisasi klasik ini adalah organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis. Hal ini dapat dipahami karena organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis itu, selain mudah dipelajari juga mengharuskan adanya proses dan struktur yang rasional untuk mencapai efisiensi. suatu ciri yang selalu terlekat pada organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis. Meskipun demikian, pada perkembangannya kemudian lingkupnya meluas pada semua tipe organisasi, tetapi tetap dengan esensi yang sama, yaitu menekankan segi rasionalitas dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. Fenomena yang terjadi di Eropa itu kemudian telah mengundang munculnya pemikiran-pemikiran para ahli dari berbagai disiplin. Dalam lapangan ekonomi misalnya, karya Adam Smith berjudul "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation", diakui telah membawa arah baru kerangka pengetahuan mengenai organisasi pada masa itu. Meskipun demikian, pemikiran tentang ekonomi yang sangat berpengaruh dari Adam Smith seakan telah

6 menenggelamkan sumbangan pemikirannya tentang aspek organisasi yang dikemukakannya itu. Selain Adam Smith, -beberapa perintis studi organisasi yang pandanganpandangannya sangat berpengaruh dalam perkembangan teori organisasi antara lain diberikan oleh Max Weber, yang oleh banyak kalangan dinyatakan sebagai "Bapak Teori Organisasi" atau "the father of organization teori", dengan tradisi sosiologinya, kemudian oleh F.W Taylor dengan gerakan manajemen ilmiahnya, serta oleh Fayol dan kawan-kawan dengan prinsip-prinsip administrasinya. Dalam uraian berikut, tiga perintis utama teori organisasi ini akan dikaji lebih rinci Max Weber dan Tipe Ideal Birokrasi Max Weber ( ) seorang ahli sosiologi Jerman, merupakan salah satu perintis utama studi mengenai organisasi. Weber hidup dalam situasi masyarakat yang penuh perubahan-perubahan. Pada masa itu di Eropa terjadi peningkatan besar-besaran dalam proses industrialisasi dan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena industri berkembang di daerahdaerah perkotaan, maka akibatnya adalah terjadinya arus besar urbanisasi menuju kota-kota dimana industri berada dan akibatnya yang lain adalah munculnya kaum proletarian baru yang ada di kota-kota. Perkembangan keota yang demikian telah merangsang munculnya kegiatan ekonomi berskala besar, antara lain munculnya pasar-apasar berskala besar dan bersifat massal. Tidak disangkal lagi, pada sisi yang lain, perubahan-perubahan ini telah membawa banyak perubahan sosial dalam masyarakat Eropa pada masa itu. Weber merupakan salah satu diantara beberapa pemikir yang menaruh perhatian besar pada perubahan-perubahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai analisasi yang dibuat Weber baik dalam bidang perkembangan ekonomi, pertumbuhan kapitalisme, politik dan pemerintahan, dan juga bidang keagamaan. Meskipun Weber melakukan banyak analisis mengenai masalah bisnis, politik, agama maupun pemerintahan, namun konsep Weber yang paling monumental adalah analisisnya mengenai Birokrasi. Oleh karena analisisnya mengenai tipe ideal birokrasi inilah kemudian menempatkan Weber sebagai salah satu yang terpenting diantara banyak perintis Teori Organisasi. Konsep Weber tentang birokrasi sangat berbeda dengan pandangan umum yang melihat sisi negatip dari birokrasi, misalnya sebagai sumber ketidak efisienan, berbelit-belti dan sarang penyalah gunaan kekuasaan. Weber mengkonsepsikan

7 birokrasi sebagai tipe ideal. Hal ini perlu diperhatikan karena model yang dikembangkan oleh Weber itu tipe ideal, yang dalam kenyatannyanya tidak akan dijumpai satu birokrasi pun yang memiliki kesamaan secara sempurna dengan tipe ideal sebagaimana dikemukanan Weber. Tetapi, sejauh mana suatu birokrasi mendekati karakteristik tipe ideal birokrasi, menjadi tolok ukur sejauh mana tingkat efisiensinya dapat dicapai secara maksimum sebagaimana dikonsepsikan Weber. Tipe ideal birokrasi sebagaimana dikemukakan oleh Weber memiliki prinsipprinsip sebagai berikut: (a)peraturan atau aturan yang ada di dalam birokrasi sangat jelas dan tegas sekali. Hal yang demikian diperlukan dalam birokrasi terutama untuk menegakkan ketertiban-dan kelangsungan dari birokrasi itu sendiri. (b)terdapat ruang lingkup kompetensi yang jelas. Orang-orang dalam birokrasi memiliki tugas-tugas dan pekerjaan yang dirumuskan secara jelas dan tegas, serta memiliki kewenangan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan itu. Jadi prinsip pembagian kerja (division of labour) merupakan aspek integral dari birokrasi. (c) Sumber dari otoritas atau kewenangan adalah ketrampilan teknis, kompetensi dan keahlian (expertise). Ini merupakanukuran yang obyektif dan berlaku bagi siapapun yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan yang ada dapat dipromosikan pada suatu jabatan atau posisi tertentu dalam birokrasi. (d)para pelaksana atau staf administrasi secara tegas dipisahkan dari para pemilik modal atau alat produksi. Pemilikan alat produksi dan modal dipisahkan dari kepemimpinan ini dilakukan sebagai upaya untuk dapat membuat keputusan yang rasional dan obyektif. (e)prinsip hirarkhi menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian yang lebih rendah posisinya, selalu berada di bawah perintah dan selalu dibawah pengawasan dari posisi yang lebih tinggi. Garis komunikasi lebih bersifat vertikal dari pada bersifat horisontal. (f) Tindakan-tindakan, keputusan-keputusan dan aturan-aturan semuanya diadministrasikan dan diarsipkan secara tertulis. Proses pelaksanaan fungsi organisasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui oleh siapapun dan bersifat publik. Dari prinsip-prinsip di atas, secara garis besar dapat dipilah menjadi dua, yaitu prinsip-prinsip struktural dan prinsip-prinsip prosesual. Prinsip struktural menunjukan beberapa hal penting. Pertama, pekerjaan tidak dirancang sebagai

8 sesuatu yang mudah dan sepele. Pekerjaan dirancang lebih tidak bersifat emosional tetapi efisien dan memiliki tingkat konflik kepentingan yang minimum. Kedua, segala sesuatu kemudian menjadi bersifat umum dan tegas. Fungsifungsi dirumuskan dengan tegas dan jelas, orang-orang yang ada dalam birokrasi dapat disaling-tukarkan pada posisi-posisi yang tepat. Prinsip ini memang memberikan penekanan penting pada aspek struktural dan aspek administratif dari organisasi, tetapi hanya memberikan perhatian yang amat kecil pada aspek manusia yang berada dalam organisasi itu yang melakukan tugas atau pekerjaan. Selain aspek struktural terdapat pula aspek prosesual. Akar dan model birokrasi sebagaimana dikemukakan oleh Weber adalah pada konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol. Posisi-posisi dalam organisasi memberikan kepada orang-orang yang menduduki posisi tersebut hak dan tanggung jawab. Itu berarti bahwa seseorang yang menerima suatu tugas atau pekerjaan, berarti kepadanya diberikan otoritas yang sah dan kemudian ia dapat menggunakannya kepada pihak lain lagi yang berada di bawah posisinya. Dalam pandangan Weber, terdapat tiga sumber otoritas yang dimiliki seseorang, yaitu otoritas tradisional, otoritas kharismatik dan otoritas birokratis. Pimpinan dalam birokrasi memiliki sumber otoritas pada keahlian dan ketrampilan tertentu. Otoritas yang demikian merupakan otoritas yang sah dan diperoleh melalui persyaratan dan kualifikasi yang jelas. Dalam pandangan Weber, jika suatu organisasi memiliki dasar-dasar berupa prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakannya di atas, maka organisasi itu akan dapat mengatasi ketidak-efisienan dan ketidak-praktisan yang sangat tipikal ditemukan pada banyak organisasi pada masa itu. Pada sisi yang lain, Weber melihat bahwa birokrasi merupakan bentuk paling efisien dari suatu organisasi dan merupakan instrumen yang paling efisien dari kegiatan administrasi berskala besar. Meskipun Weber merupakan salah satu perintis teori organisasi yang paling penting, namun gagasan-gagasannya baru mulai dikenal kalangan luas semenjak tahun 1949-an, yaitu ketika karya-karyanya diterjemahkan dari bahasa Jerman ke bahasa lnggris. Semenjak saat itu, jika orang membicarakan tentang organisasi, maka mau tidak mau akan selalu kembali pada analisis dan pemikiran dari Max Weber yang tertuang berbagai karyanya yang tersohor.

9 Taylor dan Manajemen Ilmiah Di Amerika Serikat, perkembangan teori organisasi dirintis oleh Frederick W Taylor ( ), seorang praktisi yang sama sekali bukan seorang akademisi yang mengembangkan pemikiran tentang teori organisasi maupun memberikan kontribusi pada dunia akademik. Meskipun demikian, berdasarkan pengalamannya sebagai konsultan dan eksekutif dari suatu pabrik, Taylor memiliki pandangan pragmatis dan menaruh perhatian yang besar pada masalah peningkatan produktivitas pekerja. Inti dari pemikiran Taylor adalah gagasan mengenai terdapatnya satu cara terbaik untuk melaksanakan pekerjaan. Hal itu berarti ada kebutuhan besar untuk mengembangkan satu cara terbaik dalam menjalankan tugas, dalam membuat suatu standar atau ukuran yang dapat dilaksanakan secara praktis, dalam menemukan orang-orang yang tepat untuk melakukan tugas itu, serta dalam menetapkan alat dan perlengkapan terbaik yang diperlukan orang-orang tersebut. Jika ini dilaksanakan, baik orang-orang yang bekerja dalam organisasi maupun organisasi itu keduanya akan mendapatkan banyak keuntungankeuntungan. Pemikiran Taylor ini mengkombinasikan sejumlah kecenderungan dalam pemikiran manajemen. Pertama, gagasan bahwa pekerjaan dapat dianalisa secara ilmiah. Studi tentang waktu dan kegiatan yang detail akan dapat menunjukkan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan. Kedua, melalui standardisasi, proses seleksi, proses penempatan, dan proses pelatihan dapat dilakukan lebih mudah. Studi tentang waktu dan kegiatan menunjukkan ketrampilan dan keahlian macam apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan yang khusus. Ketiga, standardisasi menjadi langkah yang penting menuju proses mekanisasi, suatu gagasan philosofis yang menunjuk pada sistem hubungan manusia dengan mesin dalam dunia kerja. Orang dilihat sebagai suatu komponen yang dapat dengan mudah dipindah-tukarkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang makin mekanistis sifatnya. Dari segi operasionalisasinya, Taylor menemukan teknik-teknik dan alatalat yang khusus yang menghasilkan suatu kondisi dimana tingkat efisiensi bertambah besar. Salah satunya adalah pemberian intensif bagi pekerja. Menurut Taylor, pihak manajemen harus memiliki kemauan untuk membayar lebih banyak upah bagi pekerja jika pekerja itu dapat menghasilkan lebih banyak hasil kerja dan di pihak lain, pekerja sebagai mahluk yang rasional, akan bekerja lebih keras ketika insentif ditawarkan kepadanya. Jadi ada kaitan antara produktifitas dengan ganjaran yang

10 bersifat ekonomis, karena secara logika, produktivitas dan ganjaran ekonomis itu merupakan kepentingan dari masingmasing pihak. Bagi Taylor, penerapan pendekatan ilmiah dalam pelaksanaan manajemen merupakan suatu kebutuhan yang pokok untuk meningkatkan efisiensi dan pemenuhan kepentingan masing-amasing pihak. Dengan kata lain, Taylor menyarankan bahwa manajemen haruslah melakukan perubahan mental yang cepat (mental revolution), yang secara umum dikenal dengan istilah manajemen ilmiah. Gagasan Taylor dalam bidang manajemen ini pada dasarnya mengikuti suatu pendekatan yang individualistik, tetapi kemudian ditingkatkan dengan mengkaitkan pemikiran ilmiah pada beberapa hal, antara lain pada setiap elemen dari tugas atau pekerjaan setiap orang, dalam memilih dan melatih orang, membagi tanggung jawab antara pihak manajemen dengan pihak pekerja dan memperluas kerjasama antara pihak manajemen dengan pekerja. Sudah barang tentu penerapan gagasan Taylor ini menghadapi hambatanhambatan tertentu, baik yang berasal dari pihak manajemen maupun pihak pekerja. Hambatan itu terutama karena ketidak mampuan untuk menerapkan manajemen ilmiah menggantikan pendekatan lama yang telah dijalankan pada masa itu. Pihak manajemen merasa berkeberatan jika kebijaksanaan dan keputusannya digantikan oleh teknik dan metode manajemen ilmiah. sedangkan para pekerja berkeberatan dengan prosedur dan standardisasi setiap aspek dari apa yang mereka kerjakan. Dalam pandangan kedua pihak ini, mereka merasakan tidak lebih dari kepanjangan atau sekedar pelengkap dari sebuah mesin. Sumbangan lain yang penting dari Taylor dengan manajemen ilmiahnya adalah pemikirannya tentang pemisahan rencana kegiatan dari pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan pemisahan personil ke dalam konsep lini dan staf. Untuk mendapatkan hasil yang efisien, fungsi organisasi perlu dibagi dalam beberapa spesialisasi yang berlainan. Taylor menunjukkan bahwa sebagai akibat dari sangat kompleks dan sangat berkembangnya spesialisasi dalam organisasi, pekerja dapat saja mendapatkan nasehat atau saran dari sumber-sumber yang berbeda untuk berbagai masalah yang berlainan. Pada saat itu, pengawasan fungsional dan pengawasan ganda (multiple supervision) ini telah menimbulkan kebingungan karena bertentangan dengan prinsip kesatuan dalam perintah. Meskipun demikian, hal itu kemudian menjadi sesuatu yang secara luas diterima di kalangan manajemen. Terlepas dari semua itu, gagasaan pemikiran manajemen ilmiah ini tidak hanya berpengaruh pada hasil kerja tingkat pekerja, tetapi juga

11 berpengaruh pada tingkat organisasi antara lain dalam bentuk modifikasi dan penyesuaian-penyesuaian dari segi struktur organisasi, misalnya pembentukan divisi atau bagian-bagian baru dalam organisasi yang berbasis pada adanya spesialisasi Fayol dan Prinsip-prinsip Administrasi Henri Fayol ( ) seorang industrialis dari Perancis dan juga seorang insinyur pertambangan, merupakan salah satu dari beberapa perintis teori organisasi yang sangat dikenal. Karya terpentingnya diterbitkan dalam bahasa Perancis pada tahun 1916, tetapi baru mendapat sambutan dari kalangan yang luas ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1949 dibawah judul "General and Industrial Administration". Fayol mengembangkan teori yang memusatkan perhatiannya pada pemecahan fungsional kegiatan administrasi. Menurut Fayol kegiatan administrasi dapat dipecah secara fungsional dalam lima fungsi, yaitu: (a) Planning atau perencanaan (b) Organizing atau pengorganisasian (c) Command atau perintah (d) Coordination atau koordinasi (e) Control atau pengawasan Kelima elemen fungsional dari administrasi ini kemudian menjadi dasar-dasar bagi fungsi-fungsi dasar manajemen. Dalam karyanya yang sama, Fayol juga mengemukakan empat belas prinsipprinsip yang menyeluruh yang dipergunakan sebagai petunjuk bagi manajer. Empat belas prinsip atau asas manajemen itu adalah: (a) Pembagian kerja. Di dalam organisasi harus diciptakan tenaga kerja yang memiliki spesialisasi yang mengutamakan pekerjaan untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi. (b) Wewenang dan tanggung jawab. Otoritas atau wewenang adalah hak untuk memberikan perintah, sedangkan kekuasaan diperlukan untuk menciptakan kepatuhan. (c) Disiplin. Disiplin merupakan hal yang sangat esensial agar kegiatan dapat berjalan lancar, tanpa adanya disiplin tidak akan dapat berhasil baik. (d) Kesatuan dalam perintah. Setiap orang hanya menerima dari seorang atasan.

12 (e) Kesatuan arah. Dalam suatu organisasi haruslah hanya ada satu arah dan satu rencana bagi semua kelompok kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan yang sama. (f) Mengutamakan kepentingan umum (general interest) di atas kepentingan individu. Kepentingan pekerja secara perorangan atau kelompok pekerja haruslah berada di bawah kepentingan organisasi secara keseluruhan. (g) Pemberian upah bagi pekerja. Upah sebagai kompensasi kerja harus dilakukan secara jelas dan sejauh mungkin dapat memberikan kepuasan baik bagi pekerja maupun bagi organisasi kerja atau perusahaan. (h) Sentralisasi. Sentralisasi merupakan hal yang penting bagi organisasi dan hal itu merupakan konsekuensi logis dari adanya proses pengorganisasian. (i) Rantai perintah. Terdapat rantai perintah yang menghubungkan atasan dengan bawahan yang hirarkhis berdasarkan pemilikan wewenang yang berbeda, makin ke bawah wewenang itu makin terbatas. (j) Ketertiban. Organisasi haruslah menjadi tempat yang tertib bagi setiap individu yang menjadi anggotanya. (k) Keadilan. Keadilan dan -rasa keadilan harus dupayakan ada dan dirasakan setiap anggota dalam organisasi. (l) Kestabilan masa kerja pekerja. Waktu sangat diperlukan oleh pekerja untuk beradaptasi dengan tugas dan pekerjaannya serta untuk mendapatkan hasil yang efektif. (m) Inisiatif. Pada semua tingkatan kepemimpinan organisasi, semangat dan energi haruslah diperbesar dengan inisiatif. (n) Semangat jiwa kesatuan atau korps. Prinsip ini menunjuk pada kebutuhan akan kerja kelompok dan memelihara hubungan-hubungan antar anggota dalam organisasi. Dari prinsip-prinsip tersebut dapat dilihat bahwa tujuh prinsip diantaranya berkaitan dengan rantai perintah dan alokasi kewenangan. Sedangkan dua prinsip lainnya berkaitan dengan keadilan dalam sistem dan dua lainnya berkaitan dengan stabilitas dan ketertiban. Menurut Fayol, jumlah dari prinsip-prinsip tersebut tidaklah merupakan harga mati, artinya jika dari pengalaman ternyata muncul prinsip baru, maka penambahan prinsip itu bukanlah masalah yang penting. Menurut Fayol prinsipprinsip tersebut sifatnya luwes dan dapat diadaptasikan sesuai dengan

13 kebutuhan dan karena itu, bagi Fayol dimungkinkan ada penambahan prinsip yang muncul dari pengalaman yang ada. Menurut Fayol, hal yang lebih penting adalah bahwa prinsip-prinsip dapat diterapkan dalam setiap organisasi. In' merupakan hal yang baru dalam perkembangan teori organisasi karena asas universalitas mulai dikenal dan dipergunakan dalam perkembangan dan penerapan teori organisasi. Gagasan lain yang mendukung pemikiran Fayol dikemukakan oleh Luther Gulick dan Lyndall Urwick, yang dikemukakan dalam artikel mereka yang dimuat dalam "Science of Administration", yang diterbitkan oleh Institute of Public Administration di Universitas Columbia pada tahun 1937, meskipun sebenarnya tulisan itu telah dipersiapkan sejak tahun 1932 dan Pandangan Gulick dan Urwik ini pada satu sisi sangat dipengaruhi oleh tradisi pemikiran Eropa dari Fayol, dan pada sisi yang lain dipengaruhi oleh tradisi pemikiran Amerika dari Monney dan Reiley. Prinsip-prinsip organisasi yang dikemukakan oleh Gulick dan Urwick meliputi: (a) penempatan secara tepat orang-orang pada struktur organisasi. (b) pengakuan terhadap orang yang berada pada posisi puncak kepemimpinan sebagai sumber dari otoritas atau wewenang. (c) memiliki kaitan dengan kesatuan perintah (d) penggunaan staf khusus dan staf umum. (e) pembentukan departemenisasi berdasarkan pada tujuan, proses, orang dan tempat. (f) pendelegasian/pelimpahan dan penggunaan prineip pengecualian. (g) menempatkan tanggung jawab sepadan dengan wewenang. (h) mempertimbangkan cakupan pengawasan yang tepat. Selain Gulick dan Urwick, pemikiran tentang prinsip-prinsip organisasi juga dikemukakan oleh James D Mooney dan Alan C Reiley, dua orang manajer dari General Motors di Amerika Serikat. Pemikiran Mooney dan Reiley berdasarkan pengalaman-pengalaman, diterbitkan pada tahun 1931 yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan struktur organisasi yang piramidal, yang ditandai oleh adanya delinasi otoritas secara jelas, pengembangan tugas-tugas secara khusus dan penggunaan staf khusus yang lebih besar. Berbeda dengan Weber yang menempatkan pembagian kerja sebagai kekuatan utama yang menggerakkan organisasi, Mooney dan Reiley melihat koordinasi sebagai aspek penting dalam

14 setiap gerak dari organisasi. Dalam pandangan mereka, koordinasi merupakan "induk" dari berbagai prinsip lainnya, terutama dalam mendukung pelaksanaan fungsi yang saling berbeda tetapi saling terintegrasi dalam organisasi secara lancar. Prinsip-prinsip utama dari organisasi menurut Mooney dan Reiley meliputi: (a) prinsip koordinasi yang diperlukan untuk menyatukan berbagai tindakan dalam mencapai tujuan yang obyektif. (b) prinsip jenjang yang menggambarkan susunan hirarkhis dari organisasi maupun dalam pendelegasian wewenang. (c) prinsip penyusunan fungsi dalam pengorganisasian tugas-tugas kedalam unitunit departemental. (d) prinsip staf yang menunjukkan adanya perbedaan antara lini dan staf yang memiliki tugas berbeda, lini memiliki tugas pelaksana dari wewenang yang diberikan, sedangkan staf bertugas memberikan saran dan informasi. Dari berbagai pemikiran yang dikemukakan di atas secara jelas menunjukkan jika gerakan manajemen ilmiah mengarah pada upaya maksimalisasi keluaran dan minimalisasi masukan pada tingkat pelaksanaan kegiatan, pendekatan yang dikemukakan oleh Fayol dan para pemikir yang sepaham dengannya, lebih banyak mengarah pada meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi sejumlah besar prinsipprinsip administrasi, yang memiliki penggunaan secara universal sifatnya dan dapat diterapkan pada tingkat organisasi. Jadi, prinsip-prinsip administasi ini tidak hanya dapat diterapkan pada organisasi industri dan organisasi bisnis saja, tetapi dapat berlaku pada semua jenis organisasi Beberapa Kritik terhadap Teori Organisasi Klasik Dengan menempatkan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di Eropa pada akhir abad ke 19, dapat dipahami bahwa pemikiran para ahli teori organisasi kiasik sangat dipengaruhi oleh gagasan Etika Protestan (yang dikemukakan oleh Max Weber) dan kemudian juga dipengaruhi oleh gagasan Puritanisme, yang sesuai dengan kondisi lingkungan pada masa itu. Selain itu, harapan yang besar terhadap hasil dari revolusi industri, pada masa itu juga berkembang usaha untuk menggunakan segala sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, secara maksimal. Untuk mewujudkan semua itu, pada masa itu kebutuhan akan adanya pelaksanaan fungsi-fungsi sistematis organisasi mulai dirasakan.

15 Kondisi yang demikian telah mendorong berkembangnya pemikiran tentang organisasi, terutama pada segi manajemen atau pengorganisasian sumber-sumber yang ada: Teknik-teknik baru dan proses produksi mulai dikembangkan dan diterapkan, terutama didasari oleh pemikiran untuk menggunakan mesin-mesin yang lebih diutamakan dari pada penggunaan tenaga kerja, terutama tenaga kerja setengah terampil apalagi yang tidak terampil. Dalam pandangan para ahli teori klasik, dengan memenemukan "cara terbaik dalam melakukan pekerjaan", maka para pekerja akan bekerja dengan lebih baik dan lebih keras. jadi, kalau makin banyak sumber-sumber yang dapat dikelola, maka akan makin besar pula hasilnya. Teori klasik ini terutama menaruh perhatian pada organisasi formal. Organisasi dipandang terbebas dari pengaruh lingkungan. Hasil dan perubahan serta respon dari suatu rangsangan senantiasa dapat diperkirakan sebelumnya. Jadi, dalam pandangan teori klasik, organisasi itu merupakan sistem yang tertutup. Selain itu, karena kemampuannya untuk melakukan funsgi-fungsinya, organisasi juga dipandang sebagai sitem yang mekanistik dan deterministik. Pandangan para ahli teori klasik pada perkembangannya kemudian mendapatkan penilaian dan kritik dari para ahli teori organisasi pada masa sesudahnya. Kelemahan-kelemahan yang menjadi sumber dari kritik itu terutama: (a) Lemahnya bukti empiris Suatu kritik umum tetapi sangat serius terhadap pandangan para ahli teori klasik adalah kelemahan dalam ketelitian dan kerangka analisis yang menyeluruh. Meskipun para ahli teori organisasi klasik menunjukkan keunggulankeunggulan dari beberapa susunan organisasi, tetapi argumentasinya seringkali bersifat sepihak (one sided). Selain itu, para ahli teori organisasi klasik tidak menunjukkan kriteria-kriteria obyektif yang dipergunakan untuk menentukan pemilihan metode dalam studi mengenai organisasi. Kelemahan-kelemahan ini telah membuat para pengritik teori organisasi klasik melihat pandangan atau pemikiran yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik lebih menyerupai sebuah "pepatah" atau "peribahasa", yang sama sekali tidak memiliki kebenaran secara empiris maupun penerapannya secara universal. Para pengritik teori klasik ini juga menilai abhwa teori klasik itu lebih merupakan suatu yang dapat memberi petunjuk (prescriptive), dari pada suatu penjelasan (descriptive) atau penjelasan secara analitis. (b) Kesalahan dalam melihat Organisasi sebagai sistem yang tertutup, mekanistik dan deterministik.

16 Para ahli teori organisasi klasik memandang lingkungan bersifat stabil. Mereka berpandangan bahwa struktur organisasi dapat diciptakan semudah orang membangun sebuah rumah, yaitu selangkah demi selangkah. Jika organisasi telah dibentuk maka organisasi itu secara mudah akan berjalan dengan lancar dan efisien, terutama melalui penjabaran tugas-tugas, penjabaran kebijakan-kebijakan dan pembuatan aturan. Individu kemudian akan menempati posisi-posisi dalam organisasi dan segera melakukan tugas pekerjaannya sesuai dengan fungsi masing-masing. Adanya disiplin, kepatuhan pada perintah, adanya hirarki akan memungkinkan fungsifungsi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, manusia yang diasumsikan rasional itu, akan bekerja lebih keras jika berhadapan dengan ganjaran ekonomis yang lebih besar. Pemikiran yang demikian dinilai oleh para pengritik terlalu menyederhanakan kenyataan yang ada. Asumsi yang digunakan dalam membangun pemikiran para ahli teori klasik terlalu banyak kelemahannya. Asumsi bahwa tidak ada pengaruh dari lingkungan pada organisasi dinilai sangat tidak tepat. Sudah sangat dipahami bahwa lingkungan tidaklah bersifat stabil, tetapi dinamis dan organisasi selalu memiliki hubungan yang erat dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat lingkungan. Organisasi selalu mendapatkan sesuatu dari lingkungannya sebagai masukan (input), kemudian ditransformasikan menjadi suatu keluaran (output) bagi lingkungan. Apa yang dapat diperoleh oleh suatu organisasi selalu ditentukan oleh lingkungan, demikian juga apa yang menjadi produk dari organisasi juga selalu ditentukan oleh lingkungan. Setiap organisasi selalu memiliki kelenturan dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga organisasi dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan dan secara demikian dapat menjaga kelangsungan hidupnya dalam situasi lingkungan yang selalu berubah. Jadi organisasi tidaklah merupakan suatu sistem yang tertutup dan bersifat mekanis, tetapi organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka dan organis sifatnya. Pada sisi yang lain, para ahli teori klasik menempatkan manusia sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi seperti sebuah komponen mekanis, yang semua tanggapan atas suatu stimulus selalu dapat diperkirakan dengan pasti. Asumsi bahwa manusia itu rasional, terutama dalam hubungannya dengan ganjaran dan insentif ekonomis, menunjukkan bahwa manusia itu secara mendasar dimotivasi oleh ganjaran ekonomis. Pekerja akan bekerja lebih keras jika diberikan insentif lebih besar. Asumsi yang mendasari pemikiran ini oleh para pengritik teori klasik dinilai

17 tidak lengkap dan tidak akurat. Manusia sebagai individu memiliki kebutuhan yang kompleks, tidak hanya kepuasan yang didasarkan pada perolehan uang atau ganjaran ekonomi semata. Manusia juga tidak selalu bertindak sebagai individu semata, tetapi manusia juga sebagai anggota dari suatu kelompok. Manusia tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang mudah "diletakkan" dimana saja, juga tidak dapat dilihat sebagai instrumen yang sama sekali tidak berdaya, atau sekedar tambahan dari suatu mesin. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk melakukan modifikasi terhadap pekerjaan yang dihadapinya. Manusia memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan dan penyesuaian-penyesuaian dan juga memiliki kemampuan untuk menerima atau menolak sesuatu, sehingga sebenarnya manusia tidak dapat dipandang sekedar sebagai sesuatu yang dapat "diletakkan" dimana saja. Para ahli teori klasik menempatkan manusia pada posisi pasif yang sangat tergantung dalam organisasi. Posisi pasif dan tergantung ini pada dasarnya sangat bertentangan dengan kenyataan bahwa manusia itu memiliki inisiatif dan kemandirian tertentu. (c). Pengabaian terhadap faktor manusia sebagai fokus perhatian dalam pengkajian anatomi organisasi. Para ahli teori klasik karena memiliki obsesi pada rasionalitas, tujuan ekonomis dan efisiensi maka pusat perhatiannya lebih tertuju pada bagianbagian besar dalam anatomi suatu organisasi. Pemikiran yang demikian melihat bahwa bagian-bagian memiliki spesialisasi yang diperlukan untuk memaksimalisasi keluaran (output), dengan mengunakan seminimal mungkin masukan (input). Perhatiannya terletak pada susunan organisasi, pengelompokan kegiatan, pembagian kerja, lingkup pengawasan dan sebagainya, tetapi tidak mengkaji bagaimana dampak dari hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam organisasi terutama terhadap keberadaan unsur manusia. Para teori klasik melihat organisasi beroperasi seperti bagaimana air mengalir dalam sebuah pipa yang lurus dan tanpa rintangan, saluran-saluran dalam organisasi menjadi saluran bertindak dimana tindakan dan komunikasi terjadi tanpa adanya interupsi. Kritik terhadap pemikiran yang demikian antara lain didasarkan oleh diabaikannya proses-proses yang bersumber dari interaksi antar manusia dalam organisasi, misalnya perkembangan kelompok informal yang terjadi secara spontan dan pola kepemimpinan informal yang sering lebih dominan dari kepemimpinan formal dalam mengontrol tingkah laku anggota dan sebagainya.

18 Para ahli teori klasik menolak untuk mengkaji masalah-masalah itu karena menurut mereka, aspek emosi dan sentimen itu tidak perlu diperhatikan karena berlangsungnya proses depersonifikasi, artinya proses yang berlangsung dalam organisasi lebih mementingkan aturan dari pada emosi dan sentimen dari manusia. Dalam birokrasi misalnya, emosi dan sentimen telah dengan sendirinya diabaikan ketika aturan-aturan yang jelas diberlakukan. Para ahli teori kalsik dipandang telah mengabaikan konflik dan ketegangan yang terjadi dalam hubungan antar manusia dalam organisasi. Dalam pandangan mereka, konflik dan ketegangan akan hilang dengan sendirinya karena dalam organisasi telah dilakukan penjabaran dan penjelasan mengenai tugas dan pekerjaan masing-masing secara rinci, penjabaran dan penjelasan kebijakankebijakan, penerapan aturan-aturan dan sebaginya. Dengan mengajukan argumentasi yang demikian, para ahli teori klasik telah mengabaikan proses-proses personal yang menyertai proses-proses yang secara formal berlangsung dalam organisasi. (d). Terlalu percaya pada kekuatan konsep-konsep utama Para ahli teori organisasi modern tidaklah menolak prinsip-prinsip yang diajukan oleh para ahli teori organisasi klasik, tetapi para ahli teori modern telah melakukan modifikasi-modifikasi terhadap prinsip-prinsip yang diajukan oleh para ahli teori organisasi klasik tersebut. Selain itu, para ahli teori organisasi modern juga mengajukan kritik terhadap beberapa konsep utama dari para ahli teori klasik yang terlalu dipercaya sebagai pilar penyangga dan mendasari pemikiran mereka. Konsep utama seperti pembagian kerja, proses berjenjang dan fungsional, struktur, lingkup pengawasan telah mendapat sorotan karena di dalamnya terkandung kelemahan-kelemahan. Selain itu, penggunaan tipe ideal sebagai model penjelasan merupakan sesuatu yang tidak berdasar bukti empiris. Pembagian kerja terlalu dipercaya mampu menggerakkan proses-proses dalam organisasi. Pada hal sebenarnya, kesulitan paling awal dalam hal pembagian kerja ini adalah tidak mudahnya membagi aktifitas-aktifitas yang ada, karena tidak ada dasar yang tepat untuk melakukan pengelompokan kegiatan orang, kegiatan maupun tempat yang dapat diterapkan. Pembagian kerja telah menyebabkan terjadinya proses depersonifikasi, pengabaian keberadaan unsur manusia dalam organisasi, terutama pada tingkat operasional sehingga hubungan antara manusia telah melemah. Pembagian kerja telah menyebabkan satu bagian dengan bagian

19 yang lain memiliki fungsi yang berbeda, saling bebas, memiliki spesialisasi sendirisendiri, tetapi masing-masing harus mendukung pencapaian tujuan bersama. Kondisi yang demikian akan selalu menghasilkan adanya ketegangan dan tekanan-tekanan tertentu pada tiap-tiap bagian. Dalam kondisi yang demikian masalah koordinasi selalu muncul, karena tiap bagian harus mendukung pencapaian tujuan bersama, sehingga tiap bagian itu harus bekerja secara harmonis dalam bekerjasama antar bagian. Ini tidaklah mudah dilakukan, selain juga menghasilkan keteganganketegangan antar bagian karena tuntutan-tuntutan pencapaian tujuan secara keseluruhan. Masalah lainnya, pembagian kerja yang terspesialisasi telah melahirkan tekanan pada individu karena harus melakukan tugas-tusa yang sama dan berulangulang. Akibatnya individu akan berada pada situasi yang monoton sehingga muncul kebosanan dan ketidak nyamanan dalam kerja. Akibat yang lebih jauh,situasi yang demikian akan melahirkan keterasingan secara psikologis dan sehingga dapat mengganggu proses kerja dan peningkatan produktifitas. Kondisi ini juga menyebabkan kemampuan individu menjadi terbatas dan tidak mengalami perkembangan, bahkan mengalami stagnasi atau kemandegan dalam peningkatan kemampuan secara individual. Kelemahan lain terletak pada struktur dan proses-proses fungsional berjenjang, terutama yang berkaitan dengan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Para ahli teori kalsik berpendapat bahwa melalui program administrasi personalia yang rasional, akan dengan mudah ditentukan orang yang akan menduduki posisi tertentu dalam organisasi serta wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pada kenyatannya hal itu tidak mudah dilakukan, karena ternyata tidak pernah ada kriteria atau instrumen yang dapat dengan tepat dapat dipakai sebagai dasar untuk menentukan kapasitas seseorang. Di samping itu, dalam organisasi, segala sesuatu tidak dikerjakan semata-mata hanya didasarkan kemampuan seseorang dan berdasarkan hubungan kewenangnan saja, tetapi berdasarkan sesuatu yang kompleks. masalah yang muncul akan bertambah luas jika dikaitakan dengan lingkup pengawasan dan spesialisasi yang terjadi pada bagianbagian serta terjadinya desentralisasi dalam organisasi. Semua ini menunjukkan bahwa pada kenyatannya prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik yang disandarkan pada konsep-konsep utama seperti itu, ternyata memiliki kelemahan, terutama karena terlalu percaya pada kekuatan dari konsep-konsep utama tersebut. Hal inilah yang kemudian

20 menjadi sasaran kritik sekaligus arena dari adanya modifikasi terhadap prinsipprinsip yang diajukan oleh para ahli teori organisasi modern. 2. Teori-teori Organisasi Neo-Klasik dan Modern 2.1. Teori Organisasi Neo-Klasik Kelemahan-kelemahan yang ada dalam pemikiran para ahli teori organisasi klasik telah merangsang munculnya pemikiran-pemikiran dari para ahli teori organisasi sesudahnya. Para ahli teori sosiologi yang melakukan kritik terhadap pemikiran para ahli teori organisasi klasik, namun mereka tetap menerima beberapa prinsip atau asas yang dikemukakan oleh para pemikir pendahulunya meskipun dengan berbagai modifikasi dalam banyak literatur dikenal sebagai pendekatan neoklasik. Pendekatan neoklasik ini pada dasarnya dibangun sebagai reaksi dari obsesi mengenai rasionalitas dan efisiensi yang dimiliki oleh para ahli teori organisasi klasik, yang ternyata juga telah gagal dalam menjelaskan peranan faktor manusia dalam struktur. Selama awal dasawarsa 1900-an, segala pemikiran tentang organisasi mulai dikembangkan ke arah pengembangan hubungan antara produktivitas dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan elemen-elemen dari kondisikondisi kerja. Pemikiran yang demikian mulai memperhatikan pula tanda-tanda adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat, terutama peningkatan taraf kehidupan masyarakat, tingkat pendidikan yang bertambah, serta perubahanperubahan teknologis yang telah menyebabkan organisasi-organisasi yang ada mengalami perubahan, bukan saja pada ukuran atau besarannya, tetapi juga kompleksitasnya. Munculnya perkumpulan dagang, munculnya serikat buruh dan gerakan-gerakan yang dilakukan para buruh telah memperkuat kesadaran para buruh akan hak-hak mereka dihadapan pihak manajemen maupun pihak pemilik modal. Semua itu telah menyebabkan makin besarnya arti penting faktor manusia dalam organisasi. Sebagai akibatnya, manusia tidak dapat dipandang lagi sekedar sebagai sesuatu yang dapat "diletakkan" dimana saja. Sejalan dengan perubahan tersebut, terjadi pula perubahan sikap dari para manajer yang menjalankan berbagai organisasi produksi. Sikap yang berubah dari pihak manajemen yang dilakukan sebagai antisipasi terhadap perubahan yang terjadi, terutama didasarkan pada pemikiran untuk mendapatkan keuntungan yang terbatas, tetapi pada sisi yang lain, pemberian gaji kepada para pekerja diberikan

21 sekedar untuk memenuhi tercukupinya secara minimal kebutuhan mereka. Dari cara berfikir yang demikian, menjadi sangat jelas bahwa teori neo-klasik ini yang secara mendasar timbul sebagai reaksi terhadap teori klasik, tetapi pada kenyataannya teori neo-klasik tetap mempergunakan dan tidak mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik, meskipun kemudian para ahli teori neoklasik menunjukkan dan mengkritik keterbatasan-keterbatasan dari prinsip-prinsip tersebut dan pada saat yang sama, mencoba mengisi kekurangan-kekurangan dengan memberi perhatian pada hal-hal yang tidak dikaji oleh para ahli teori klasik. Pemikiran yang berkembang itu secara garis besar terbagi dalam dua kelompok. Pertama, adalah kelompok para ahli yang memusatkan perhatiannya hanya pada kelemahan-kelemahan teori klasik dan kemudian mengajukan kritik terutama terhadap terlalu diberikannya penekanan yang berlebihan oleh para ahli teori klasik pada aspek struktur dalam mengkaji organisasi. Kedua adalah kelompok lain yang melihat adanya kelemahan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan para ahli teori klasik, tetapi kemudian melakukan modifikasi tetapi tanpa membuang prinsip-prinsip dasar tersebut, tanpa melakukan transformasi maupun melakukan formulasi ulang terhadap teori-teori yang dikembangkan para ahli teori klasik. Pada kelompok ini, terdapat pula kelompok ahli yang menaruh perhatian besar pada aspek manusia yang telah diabaikan oleh para ahli teori klasik. Pendekatan yang menekankan aspek manusia inilah yang kemudian dikenal secara umum pada dasawarsa awal tahun 1900-an, yaitu pendekatan perilaku (behavioral approach) atau pendekatan hubungan kerja kemanusiaan (human relation approach). Behavioral approach atau human relation approach pada mulanya terdiri dari para peneliti dari disiplin Psikologi, Psikologi sosial dan Sosiologi. Para peneliti tersebut berusaha memahami perilaku manusia dalam organisasi dengan menerapkan cara atau metode ilmiah, terutama mengenai mengapa dan bagaimana orang memiliki perilaku yang tertentu dalam suatu situasi organisasi tertentu pula. Pendekatan perilaku secara luas menerima teori-teori atau prinsipprinsip yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik, tetapi kemudian melakukan modifikasi terhadap teori atau prinsip-prisnip tersebut, dengan penekanan pada arti pentingnya kelompok sosial yang ada dalam organisasi bagi pencapaian efektifitas organisasi. Jika para ahli teori organisasi klasik pada umumnya menganggap elemen manusia sebagai elemen yang relatif konstan dan dapat "diletakkan" dimana saja, maka berbeda dengan itu, para ahli dari pendekatan perilaku ini memperdalam

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI PENDAHULUAN Model organisasi birokratis diperkenalkan pertama kali oleh Max Weber. Dia membahas peran organisasi dalam suatu masyarakat dan mencoba menjawab

Lebih terperinci

STUDI TENTANG ORGANISASI

STUDI TENTANG ORGANISASI STUDI TENTANG ORGANISASI Teori-Teori Organisasi 1. Teori Organisasi Klasik Teori ini biasa disebut dengan teori tradisional atau disebut juga teori mesin. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori

Lebih terperinci

TEORI ORGANISASI. Definisi UMUM: Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan

TEORI ORGANISASI. Definisi UMUM: Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan TEORI ORGANISASI Manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sautu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi W 5

Komunikasi Organisasi W 5 Komunikasi Organisasi W 5 PENGERTIAN Goldhaber (1986) Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk

Lebih terperinci

TEORI ORGANISASI KLASIK, NEOKLASIK, MODERN

TEORI ORGANISASI KLASIK, NEOKLASIK, MODERN TEORI ORGANISASI KLASIK TEORI ORGANISASI KLASIK, NEOKLASIK, MODERN Konsep-konsep tentang organisasi berkembang mulai tahun 1800-an, sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory) atau disebut

Lebih terperinci

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

teguhfp.wordpress.com   HP : Flexi: teguhfp.wordpress.com email: kismantoroadji@gmail.com HP : 081-328089202 Flexi: 0274-7801029 A. PENDAHULUAN Dalam setiap membicarakan ORGANISASI, perlu pemahaman adanya TEORI ORGANISASI yang selalu membahas

Lebih terperinci

Perkembangan Teori Manajemen. Ima Yudha Perwira, SPi, MP

Perkembangan Teori Manajemen. Ima Yudha Perwira, SPi, MP Perkembangan Teori Manajemen Ima Yudha Perwira, SPi, MP Tiga Aliran Ilmu Manajemen Seperti disiplin ilmu lainnya, manajemen juga mengalami perkembangan dan dialektika pemikiran dari para ahli arus utama.

Lebih terperinci

CIRI CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI

CIRI CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI CIRI CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI Nama Kelas : Siti Cholisoh : 2KA39 NPM : 17112047 Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2013 CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SEJARAH TEORI MANAJEMEN

PERKEMBANGAN SEJARAH TEORI MANAJEMEN MATERI 2 PERKEMBANGAN SEJARAH TEORI MANAJEMEN STMIK KAPUTAMA BINJAI Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., M.Si Latar belakang sejarah manajemen Manajemen telah ada sejak lama, dimana usaha yg terorganisasi

Lebih terperinci

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS Modul ke: 03 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Pendekatan Klasik 2. Pendekatan Human Relations Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations PENDEKATAN

Lebih terperinci

Materi Minggu 5. Desain dan Struktur Organisasi

Materi Minggu 5. Desain dan Struktur Organisasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 26 Materi Minggu 5 Desain dan Struktur Organisasi 5.1. Dimensi Struktur Organisasi Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen,

Lebih terperinci

UKURAN, DAUR HIDUP DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI IKA RUHANA

UKURAN, DAUR HIDUP DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI IKA RUHANA UKURAN, DAUR HIDUP DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI IKA RUHANA UKURAN ORGANISASI mengenai besar-kecilnya organisasi, serta apa dan bagaimana dampaknya terhadap pengelolaan organisasi. UKURAN ORGANISASI Ukuran

Lebih terperinci

EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN ADMINISTRASI IKA RUHANA

EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN ADMINISTRASI IKA RUHANA EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN ADMINISTRASI IKA RUHANA PENDEKATAN KLASIK Teori-teori organisasi klasik adalah teori-teori yang berkembang di akhir abad 18, pada periode yang sering disebut Revolusi Industri,

Lebih terperinci

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS MODUL PERKULIAHAN PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS Pokok Bahasan 1. Pendekatan Klasik 2. Pendekatan Human Relations Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations

Lebih terperinci

DOSEN : DIANA MA RIFAH TEORI PERKEMBANGAN MANAJEMEN

DOSEN : DIANA MA RIFAH TEORI PERKEMBANGAN MANAJEMEN DOSEN : DIANA MA RIFAH TEORI PERKEMBANGAN MANAJEMEN UNSUR-UNSUR MANAJEMEN Kerja sama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal Tujuan bersama dan kepastian yang sama akan dicapai Pembagian kerja, tugas

Lebih terperinci

Seputar Prinsip Organisasi. 1. Perumusan Tujuan

Seputar Prinsip Organisasi. 1. Perumusan Tujuan Dalam Pelaksanaan organisasi harus berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi,. Dimana dalam prinsip tersebut dapat membentuk sebuah organisasi yang baik serta jelas dalam menjalan tugas-tugasnya. Berikut

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA

STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA STRUKTUR ORGANISASI Terry (1986) menyatakan: Pengorganisasian adalah proses mengusahakan hubungan-hubungan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat

Lebih terperinci

Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi

Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Merancang atau mendesain ulang struktur yang akan membantu organisasi untuk mencapai tujuannya secara efisien dan efektif adalah penting. Dalam

Lebih terperinci

Implikasi Perubahan Lingkungan Bagi Organisasi Pemerintahan Lokal

Implikasi Perubahan Lingkungan Bagi Organisasi Pemerintahan Lokal www.raconquita.wordpress.com ristania@gmail.com Implikasi Perubahan Lingkungan Bagi Organisasi Pemerintahan Lokal Sejurus dengan perubahan iklim global menuju demokratisasi, perhatian terhadap pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VI UKURAN DAN DAUR KEHIDUPAN ORGANISASI MINGGU KE 9

BAB VI UKURAN DAN DAUR KEHIDUPAN ORGANISASI MINGGU KE 9 BAB VI UKURAN DAN DAUR KEHIDUPAN RGANISASI MINGGU KE 9 Mampu menjelaskan pengertian dan definisi ukuran organisasi. Mampu memberikan analisis tentang hubungan ukuran organisasi dan kompleksitas, formalisasi,

Lebih terperinci

H. Dendy K Pramudito, ST, MM. / /

H. Dendy K Pramudito, ST, MM. / / H. Dendy K Pramudito, ST, MM dkpramudito@gmail.com / dkpramudito@hotmail.com +6285719799543 / 021-8474514 Materi Ajar Minggu 1 : Pendahuluan & Evolusi Teori Manajemen Minggu 2 : Pengaruh Lingkungan Terhadap

Lebih terperinci

BAB VIII Struktur dan kultur organisasi bisnis. Copyright 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.

BAB VIII Struktur dan kultur organisasi bisnis. Copyright 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved. BAB VIII Struktur dan kultur organisasi bisnis Menjelaskan pentingnya struktur dan kultur dalam organisasi bisnis Menjelaskan hubungan desain organisasi, struktur, kultur, dan lingkungan Menjelaskan tipe-tipe

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Teori dan Disain Organisasi. Fakultas Sekolah Pasca Sarjana Dr. Chaerudin, MM Program Studi Magister Manajemen Program Kelas Karyawan (PKK) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

TEORI HENRI FAYOL. Presented by : M Anang Firmansyah

TEORI HENRI FAYOL. Presented by : M Anang Firmansyah TEORI HENRI FAYOL Presented by : M Anang Firmansyah TEORI ORGANISASI KLASIK HENRI FAYOL (Prinsip Administrasi) periode 1841-1925 Henri Fayol adalah seorang Insinyur Pertambangan Perancis mengemukakan teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembagian Kerja 2.1.1 Pengertian Pembagian Kerja Induk kajian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika

Lebih terperinci

Kualitas kualitas Penting seorang Juara

Kualitas kualitas Penting seorang Juara Kualitas kualitas Penting seorang Juara 1. Kemampuan Komunikasi 4,69 2. Kejujuran/Integritas 4,59 3. Kemampuan bekerjasama 4,54 4. Kemampuan interpersonal 4,5 5. Beretika 4,46 6. Motivasi/Inisiatif 442

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI Elemen struktur organisasi Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain: 1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University Materi Week-2 By Dr. Ida Nurnida ALIRAN KLASIK, ALIRAN NEO KLASIK, ALIRAN MODERN ALIRAN POST MODERN Teori organisasi yang ada sekarang ini merupakan hasil dari sebuah proses evolusi. Selama beberapa dekade,

Lebih terperinci

CERITAKAN MENGENAI JURNAL (+-5 ) KAITKAN DENGAN MATERI, SEBANYAK MUNGKIN PENGKAITAN YANG BENAR ANTARA MATERI JURNAL DENGAN TEORI MAKA MENDAPAT

CERITAKAN MENGENAI JURNAL (+-5 ) KAITKAN DENGAN MATERI, SEBANYAK MUNGKIN PENGKAITAN YANG BENAR ANTARA MATERI JURNAL DENGAN TEORI MAKA MENDAPAT CERITAKAN MENGENAI JURNAL (+-5 ) KAITKAN DENGAN MATERI, SEBANYAK MUNGKIN PENGKAITAN YANG BENAR ANTARA MATERI JURNAL DENGAN TEORI MAKA MENDAPAT TAMBAHAN NILAI (+- 10 ) Birokrasi berasal dari kata bureaucracy

Lebih terperinci

2. Perkembangan Teori Manajemen

2. Perkembangan Teori Manajemen 1. Pendahuluan Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmumanajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tatacara penting dalam rneneliti, menganalisis

Lebih terperinci

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI 9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang.

Lebih terperinci

Komponen Struktur Organisasi

Komponen Struktur Organisasi Komponen Struktur Organisasi Wewenang Pandangan Klasik Wewenang datang dari atas yang kemudian diturunkan ke tingkat yang lebih bawah. Manajer memperoleh wewenang memerintah dari tingkatan yang lebih tinggi

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian Modul ke: Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Organisasi Dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri.

Lebih terperinci

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI 7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI Elemen struktur organisasi Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain: 1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh

Lebih terperinci

EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

EVOLUSI TEORI MANAJEMEN EVOLUSI TEORI MANAJEMEN Presented by : M Anang Firmansyah Evolusi Teori Manajemen Tujuan : Setelah mengikuti perkuliahan ini anda diharapkan dapat : 1. menjelaskan keadaan pada saat teori manajemen pertama

Lebih terperinci

Evolusi Teori Manajemen Manajemen dan Organisasi adalah prodk sejarah, keadaan sosial, dari tempat kejadian.

Evolusi Teori Manajemen Manajemen dan Organisasi adalah prodk sejarah, keadaan sosial, dari tempat kejadian. Evolusi Teori Manajemen Manajemen dan Organisasi adalah prodk sejarah, keadaan sosial, dari tempat kejadian. Jadi kita dapat memahami evolusi teori manajemen dalam arti bagaimana manusia berkecimpung dengan

Lebih terperinci

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti Fungsi PENGORGANISASIAN Eni Widiastuti PENGERTIAN Pengorganisasian :langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian

Lebih terperinci

TI-3252: Perancangan Organisasi

TI-3252: Perancangan Organisasi TI-3252: Perancangan Organisasi Dimensi Struktural Organisasi Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 DIMENSI STRUKTURAL: BIROKRASI, UKURAN & PERTUMBUHAN ORGANISASI Materi (Sub-Topik): Hubungan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. OLEH : RITHA F. DALIMUNTHE, SE, MsI

KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. OLEH : RITHA F. DALIMUNTHE, SE, MsI A. PENDAHULUAN KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN OLEH : RITHA F. DALIMUNTHE, SE, MsI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan era reformasi yang menuntut adanya perubahan dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI

PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi bersifat unik, tidak ada organisasi yang mempunyai struktur yang sama persis dengan yang lain. Namun mereka dapat diklasifikasikan menurut kesamaan elemennya

Lebih terperinci

ORGANISASI. Presented by : M Anang Firmansyah

ORGANISASI. Presented by : M Anang Firmansyah ORGANISASI Presented by : M Anang Firmansyah PENGERTIAN Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi TEORI-TEORI ORGANISASI: TEORI STRUKTURAL Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Anggapan Dasar Teori Klasik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kepemimpinan Siagian (2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja,

Lebih terperinci

Perkembangan Teori Manajemen

Perkembangan Teori Manajemen Perkembangan Teori Manajemen Oleh Chamdan Purnama Untuk materi selanjutnya bisa di download di link berikut ini: http://dosen.stie-alanwar.ac.id/read/chamdan/2018/02/07/91/pengantar_manajemen PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang. Teknik

BAB II URAIAN TEORITIS. Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang. Teknik BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Savitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang. Teknik penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONFLIK? BEBERAPA PENGERTIAN : *Konflik adalah perjuangan yang dilakukan secara sadar dan langsung antara individu dan atau

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan PENGAMBILAN KEPUTUSAN Merkuria Karyantina

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi. Disusun Oleh Lista Kuspriatni

Desain Struktur Organisasi. Disusun Oleh Lista Kuspriatni Desain Struktur Organisasi Disusun Oleh Lista Kuspriatni Universitas Gunadarma 2014 Konsep Dasar Pengorganisasian Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan perkembangan IPTEK yang sangat cepat, perkembangan dalam bidang SDM berkembang cepat pula, hal ini mengakibatkan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Evolusi Teori Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id EVOLUSI TEORI ORGANISASI KONTEMPORER 2 Dimensi Dasar : A.

Lebih terperinci

Ida Nurnida. School of Communication & Business Telkom University

Ida Nurnida. School of Communication & Business Telkom University Ida Nurnida Berasal dari kata bureaucracy (bahasa Inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat

Lebih terperinci

Nama : Burhanudin Indra NIM :

Nama : Burhanudin Indra NIM : Nama : Burhanudin Indra NIM : 14122030 1. Pengertian Organisasi Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi

Lebih terperinci

ORGANISASI. : Siti Cholisoh NPM :

ORGANISASI. : Siti Cholisoh NPM : ORGANISASI Nama Kelas : Siti Cholisoh : 2KA39 NPM : 17112047 Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2013 1. Pengertian Organisasi Organisasi adalah sekelompok individu yang terstruktur dan sistematis yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Oganisasi Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Setiap orang tentunya pernah ataupun sedang berada di dalam sebuah organisasi. Secara

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN

BAB 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN BAB 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN Manajemen adalah Bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsifungsi perencanaan (planning),

Lebih terperinci

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI Pengorganisasian Pengorganisasian (organizing) adalah suatu proses mengatur SDM dan sumber daya lainnya dalam menjalankan strategi perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA Nicholas Henry

PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA Nicholas Henry Tugas Resume PIAN PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA Nicholas Henry DISUSUN OLEH : 1. Annisa Fitriany Z. (114674050) 2. Hafidz Bahtiar (114674051) 3. Septyarini Dwi P. (114674052) 4. Muhammad Rizky F. (114674053)

Lebih terperinci

BAGIAN 2 EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

BAGIAN 2 EVOLUSI TEORI MANAJEMEN BAGIAN 2 EVOLUSI TEORI MANAJEMEN 1. ALIRAN MANAJEMEN ILMIAH 2. ALIRAN TEORI ORGANISASI KLASIK 3. ALIRAN TINGKAH LAKU 4. ALIRAN ILMU MANAJEMEN 5. ALIRAN MANAJEMEN MODERN (KONTEMPORER Penny Rahmawaty Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

Strategi & Pola Pertumbuhan Struktur

Strategi & Pola Pertumbuhan Struktur 1 Pertemuan ke-7 struktur organisasi Definisi Stuktur Organisasi pengorganisasian terdiri dari 5 (lima) langkah Ada enam unsur kunci struktur organisasinya. dalam Strategi & Pola Pertumbuhan Struktur merancang

Lebih terperinci

Def e i f n i i n s i i s Pe P ng n o g r o g r a g ni n s i asia i n

Def e i f n i i n s i i s Pe P ng n o g r o g r a g ni n s i asia i n PengertianOrganisasi Organisasiadalahsekelompokorangyang bekerjasama dalam struktur dan kordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.(griffin,2002) Sekumpulan orang atau kelompok yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

Minggu 2: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB

Minggu 2: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB Minggu 2: Manajemen Klasik TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran 1. Mempelajari hal-hal yang mendasari muculnya pemikiran manajemen klasik 2. Mempelajari gagasan-gagasan

Lebih terperinci

KONSEP ORGANISASI. Setiadi, M.Kep

KONSEP ORGANISASI. Setiadi, M.Kep KONSEP ORGANISASI Setiadi, M.Kep POKOK BAHASAN Pengertian organisasi Tujuan organisasi Unsur-unsur organisasi Prinsip organisasi Asas organisasi Bentuk organisasi Bagan organisasi PENGERTIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

ANALISIS LANJUTAN ANALISIS MANAJEMEN SECARAN UMUM

ANALISIS LANJUTAN ANALISIS MANAJEMEN SECARAN UMUM ANALISIS LANJUTAN ANALISIS MANAJEMEN SECARAN UMUM MAKSUD DAN TUJUAN Analisis manajemen secara umum yang dilakukan oleh auditor dimaksudkan untuk menilai efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen dalam

Lebih terperinci

Organizing (Pengorganisasian) I M A Y U D H A P E R W I R A

Organizing (Pengorganisasian) I M A Y U D H A P E R W I R A Organizing (Pengorganisasian) I M A Y U D H A P E R W I R A Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : ORGANISASI PROYEK

ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : ORGANISASI PROYEK ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 37 42 ORGANISASI PROYEK Oleh : Suwinardi Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Abstrak Organisasi

Lebih terperinci

Manajemen dan Manajer. By : Eni Farida

Manajemen dan Manajer. By : Eni Farida Manajemen dan Manajer By : Eni Farida Manajemen & Manajer Prinsip-prinsip Manajemen (Henri Fayol) 1. Pembagian Kerja (Division of Work) Pekerjaan harus dibagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil atau

Lebih terperinci

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pembagian

Lebih terperinci

BAB 5 STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 STRUKTUR ORGANISASI 1 Struktur Organisasi dan Perbedaan Wewenang 1.1. Pengertian Pengertian tentang sebuah struktur dapat disederhanakan menjadi suatu cara dimana bagian-bagian disusun menjadi satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI IKA RUHANA

PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI IKA RUHANA PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI IKA RUHANA RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI / DESAIN ORGANISASI Ini merupakan salah satu tugas yang umum harus dilakukan oleh setiap pengelola organisasi. Perlu dipikirkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan. lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan. lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya kompetisi dan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Manajemen SDM

Pertemuan 3 Manajemen SDM MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 3 Manajemen SDM Tujuan Memahami konsep dasar (pengertian, manfaat, kegiatan,fungsi, konsep dan tantangan manajemen SDM) MSDM penerapan manajemen berdasarkan

Lebih terperinci

Empat Gagasan Gantt dalam Manajemen

Empat Gagasan Gantt dalam Manajemen Manajemen Informasi Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

PB-03 ORGANISASI KOMPLEKS DAN BIROKRASI

PB-03 ORGANISASI KOMPLEKS DAN BIROKRASI KELEMBAGAAN, ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN (KPM 331) Koordinator Matakuliah Kelembagaan, Organisasi, dan Kepemimpinan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

Evolusi Teori. Manajemen Manajer. Teori Manajem en Klasik

Evolusi Teori. Manajemen Manajer. Teori Manajem en Klasik Pengertian Manajemen Manajemen dan Manajer Evolusi Teori Manajemen Manajemen dan Lingkungan Eksternal Manajemen sebagai Ilmu dan Seni Definisi Manajemen Fungsi fungsi Manajemen Tingkatan Manajemen Keterampilan

Lebih terperinci

Organizations & Structures

Organizations & Structures Organizations & Structures STRUKTUR ORGANISASI Terry (1986) menyatakan: Pengorganisasian adalah proses mengusahakan hubungan-hubungan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 KONTRAK KULIAH Waktu: Kamis, 13.30 15.30 Sabtu 9.30 11.30 Jam mulai : Selesai: 2 x 50 menit = 100 menit Keterlambatan : MOHON KETERLAMBATAN

Lebih terperinci

IX. KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN KOORDINASI

IX. KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN KOORDINASI IX. KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN KOORDINASI Koordinasi (coordination) proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Motivasi Perawat 1. Definisi Sarwono (2000) dalam Sunaryo (2004) mengemukakan, motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam

Lebih terperinci

struktur organisasi, analisis tentang dasar dan desain organisasi MELISA A

struktur organisasi, analisis tentang dasar dan desain organisasi MELISA A struktur organisasi, analisis tentang dasar dan desain organisasi MELISA A31109299 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR struktur organisasi, analisis tentang dasar dan desain organisasi

Lebih terperinci

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI TEORI HENRY FAYOL (MATA KULIAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN)

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI TEORI HENRY FAYOL (MATA KULIAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN) MAKALAH PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI TEORI HENRY FAYOL (MATA KULIAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN) Disusun oleh : 1. Nur Azizah (1510201029) 2. Nurul Purnama Wati (1510201032) 3. Novia Yuliana (1510201039) 4.

Lebih terperinci

MANAJEMEN UMUM. Disampaikan Oleh : SALMANI TUJUAN PEMBELAJARAN

MANAJEMEN UMUM. Disampaikan Oleh : SALMANI TUJUAN PEMBELAJARAN MANAJEMEN UMUM Disampaikan Oleh : SALMANI TUJUAN PEMBELAJARAN SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN PESERTA DIHARAPKAN MAMPU MEMAHAMI ASPEK-ASPEK YANG BERKAITAN DENGAN MANAJEMEN DAN IMPLEMENTASINYA DI LAPANGAN 1

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Manajemen

Sejarah Perkembangan Manajemen Sejarah Perkembangan Manajemen Aliran Manajemen 1. Klasik : Manajemen Ilmiah dan Teori Organisasi Klasik 2. Perilaku 3. Ilmu Manajemen Aliran Klasik MANAJEMEN ILMIAH Ada beberapa pendapat : 1. Robert Owen

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen banyak diartikan sebagai ilmu dan seni sehingga bisa mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, hal ini berarti manajemen hanya dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,

Lebih terperinci