BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional Variabel 1. Kesadaran linguistik dalam penelitian ini merupakan skor tes komponen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional Variabel 1. Kesadaran linguistik dalam penelitian ini merupakan skor tes komponen"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel 1. Kesadaran linguistik dalam penelitian ini merupakan skor tes komponen kesadaran linguistik yang mencangkup fonem, morfem, semantik dan sintaksis melalui tes komponen kesadaran linguistik dengan tes tertulis. 2. Keterampilan membaca dalam penelitian ini merupakan skor pengenalan terhadap huruf serta tanda-tanda baca (akurasi), komponen korelasi huruf beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal (fluency), dan komponen hubungan lebih lanjut dari a dan b dengan makna (reading komprehention) melalui tes tertulis, dan tes membaca. 3. Kesulitan membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami kesulitan membaca dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, yang secara historis menunjukan perkembangan bahasa yang lambat dan hampir selalu bermasalah dalam menulis dan mengeja, tetapi umumnya mereka ini cukup cerdas yang ditandai oleh skor IQ rata-rata/ normal atau di atas rata-rata namun berprestasi rendah. 32

2 B. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survai sampel dengan teknik pengambilan data cross sectional (1 kali pengambilan data), yaitu dengan tes keterampilan membaca dan tes kesadaran linguistik pada siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca dan siswa yang mengalami kesulitan membaca. Adapun desain penelitian menunjukkan hubungan antara 4 variabel eksogen atau variabel penyebab (X) yaitu komponen kesadaran linguistik (fonem, morfem, semantik, sintaksis) yang mempengaruhi variabel endogen atau variabel akibat (Y) yaitu keterampilan membaca. Keterampilan membaca terdiri dari akurasi, fluency, dan reading comprehension. Berikut bagan desain penelitian alur keterkaitan antar variabel eksogen dengan variabel endogen. V.Eksogen V. Endogen Fonem (X 1 ) Akurasi (Y 1 ) Morfem (X 2 ) Sintaksis (X 3 ) Reading comprehension (Y 3 ) Semantik (X 4 ) Fluency (Y 2 ) Kesadaran Lingusitik Keterampilan Membaca Bagan 3.3 Alur Keterkaitan Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen 33

3 Keterangan : X Y = Variabel Penyebab (Eksogenus) X 1 = Fonem X 3 = Morfem X 3 = Semantik X 4 = Sintaksis = Keterampilan membaca Y 1 = Akurasi Y 3 = Reading comprehension Y 2 = Fluency C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3 yang berusia 7-8 tahun baik pada siswa yang tidak mengalami masalah membaca maupun siswa yang mengalami masalah membaca di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut. 2. Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Natsir (2005) menjelaskan bahwa cluster sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit terkecil, atau cluster. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi. Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen, yang berbeda dengan unitunit elementer dalam strata. Tiap cluster mempunyai anggota yang homogen menyerupai populasi sendiri. Sampel yang diambil terdiri dari 25 siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca dan 25 siswa yang mengalami kesulitan membaca. Adapun pemilihan sampel dijelaskan dalam bagan 3.3 berikut ini : 34

4 Bagan 3.4 Prosedur Menentukan Sampel Penelitian dengan Menggunakan Teknik Cluster Sampling di Kecamatan Kersamanah Desa Sukamaju Desa Kersamanah Desa Giri Jaya Desa Nanjung Jaya Desa Sukamerang S1 S2 S3 K1 K2 K3 G1 G2 G3 N1 N2 N3 N4 SK1 SK2 S4 S5 S6 K4 K5 SK3 SK4 S1 K3 G3 N4 SK2 35

5 D. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang terdiri dari tes keterampilan membaca (akurasi, fluency, dan reading comprehension) dan tes kesadaran linguistik (fonem, morfem, semantik, sintaksis). 1. Instrumen Tes Keterampilan Membaca Tes keterampilan membaca digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca dalam aspek akurasi, fluency dan reading comprehension. Tes keterampilan membaca berupa wacana bacaan, yang terdiri dari : 1) wacana 1, rata-rata jumlah kata 6-7 kata dalam kalimat dan jumlah seluruh kata yang dibaca 81 kata; 2) wacana 2, rata-rata jumlah kata 8 kata dalam kalimat dan seluruh kata yang dibaca 152 kata, 3) wacana 3, ratarata jumlah kata 9 kata dalam kalimat dan seluruh kata yang dibaca 177 kata. Sebelum instrumen ini dipergunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dijudgment oleh beberapa dosen ahli di Program Studi Pendidikan Khusus antara lain dari segi kesesuaian dengan bahasa dan ketepatan penentuan instrumen. Dari hasil judgment ada beberapa soal yang dihilangkan, karena tidak sesuai dengan perkembangan anak seperti pada instrumen keterampilan membaca pada indikator mengenal huruf beserta tanda-tanda baca dengan sub indikator mengenal huruf dari A-Z, soal ini tidak dipergunakan karena tidak sesuai dengan perkembangan membaca siswa. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas 3, pada tahap ini siswa berada pada tahap membaca lanjut. Adapun 36

6 kesadaran linguistik yang dihilangkan adalah soal semantik pada sub indikator struktur kalimat, dan morfem pada sub indikator peleburan kata. Berikut kisikisi instrumen tes keterampilan membaca. 37

7 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca Pada Wacana 1 No. Indikator Sub Indikator Deskripsi Soal Nilai Butir Skor Soal Total A A.1Hubungan A.1.1 Lateral / A Siswa dapat memahami 1. Berapa jumlah korban yang 1 1 lebih lanjut dari a dan b dengan makna (reading comprehention) A.2 Pengenalan terhadap huruf serta tandatanda baca eksplisit A.1.2 Imperesi / implicit A.2.1 Akurasi membaca huruf dalam kata A.2.2 Akurasi membaca huruf dalam kalimat pertanyaan bersifat fakta A Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat sekuen A Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat argumentasi A Siswa dapat memahami pertanyaan analogi tewas akibat tsunami di kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut? 2. Bagaimana keadaan wilayah yang terkena tsunami? 3.Mengapa Pangandaran menjadi porak-poranda? 4. Apabila kamu pergi ketempat korban bencana alam apa yang akan kamu lakukan untuk menolong korban bencana alam tersebut? Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca A Siswa melakukan substitusi (Mengganti huruf atau kata) ketika membaca kalimat A Siswa melakukan insersi (Menambah kata) ketika membaca 1. Frekuensi siswa melakukan subtitusi ketika membaca? 2. Frekuensi siswa melakukan insersi ketika membaca?

8 (akurasi) A.3 korelasi huruf beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal (fluency) A Siswa melakukan omisi 3. Frekuensi siswa melakukan 1 81 (Menghilangkan kata) ketika membaca omisi ketika membaca? A Siswa melakukan repetisi 4. Frekuensi siswa melakukan 1 81 (pengulangan kata) ketika membaca repetisi ketika membaca? A.2.3 Akurasi A Siswa mengenal tanda 5. Frekuensi tanda baca titik 1 8 memahami tandatanda baca A.3.1 Fluency/ kelancaran membaca baca titik yang dipahami oleh siswa? A Siswa mengenal tanda baca koma A Siswa mengenal tanda baca seru A Siswa mengenal tanda baca tanya A Siswa melakukan reversal (mengubah posisi kata) ketika membaca /fluensi A Siswa melakukan hesitasi (Melakukan penghentian) ketika membaca A Siswa melakukan word by word R (Membaca kata demi kata) ketika membaca 6. Frekuensi tanda baca koma yang dipahami oleh siswa? Frekuensi tanda baca seru 0 0 yang dipahami oleh siswa? 8. Frekuensi tanda baca tanya 0 0 yang dipahami oleh siswa? 9. Frekuensi siswa melakukan 1 81 reversal ketika membaca? 10. Frekuensi siswa melakukan 1 81 hesitasi ketika membaca? 11. Frekuensi siswa melakukan 1 81 word by word R ketika membaca? Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca

9 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca Pada Wacana 2 lebih lanjut dari a dan b dengan makna (reading comprehention) B.2 Pengenalan terhadap huruf serta tandatanda (akurasi) baca eksplisit B.1.2 Imperesi / implisit B.2.1 Akurasi membaca huruf dalam kata B.2.2 Akurasi membaca huruf dalam kalimat pertanyaan bersifat fakta B Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat sekuen B Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat argumentasi B Siswa dapat memahami pertanyaan analogi No. Indikator Sub Indikator Deskripsi Soal Nilai Butir Skor Soal Total B B.1 Hubungan B.1.1 Lateral / B Siswa dapat memahami 1. Siapa saja yang bercakap- 1 1 cakap dengan Kancil? 2. Apa yang menyebabkan Singa sering marah-marah? 3. Mengapa Singa akhirnya tidur? 4. Apabila ada teman yang susah tidur apa saranmu supaya temanmu dapat tidur? Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca B Siswa melakukan substitusi (Mengganti huruf atau kata) ketika membaca B Siswa melakukan insersi (Menambah kata) ketika membaca B Siswa melakukan omisi (Menghilangkan kata) ketika membaca 1. Frekuensi siswa melakukan subtitusi ketika membaca? 2. Frekuensi siswa melakukan insersi ketika membaca? 3. Frekuensi siswa melakukan omisi ketika membaca? B Siswa melakukan repetisi 4. Frekuensi siswa melakukan

10 B.3 korelasi huruf beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal (fluency) (pengulangan kata) ketika repetisi ketika membaca? membaca B.2.3 Akurasi B Siswa mengenal tanda memahami tandatanda baca baca titik B Siswa mengenal tanda baca koma B Siswa mengenal tanda baca seru B Siswa mengenal tanda baca tanya B.3.1Fluency/ B Siswa melakukan reversal kelancaran (mengubah posisi kata) ketika membaca membaca B Siswa melakukan hesitasi (Melakukan penghentian) ketika membaca B Siswa melakukan word by word R (Membaca kata demi kata) ketika membaca 5. Frekuensi tanda baca titik yang dipahami oleh siswa? Frekuensi tanda baca koma 1 16 yang dipahami oleh siswa? 7. Frekuensi tanda baca seru 0 0 yang dipahami oleh siswa? 8. Frekuensi tanda baca tanya 1 3 yang dipahami oleh siswa? 9. Frekuensi siswa melakukan reversal ketika membaca? 10. Frekuensi siswa melakukan hesitasi ketika membaca? Frekuensi siswa melakukan word by word R ketika membaca? Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca

11 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca Pada Wacana 3 No. Indikator Sub Indikator Deskripsi Soal Nilai Butir Skor Soal total C C.1 Hubungan C.1.1 Lateral / C Siswa dapat memahami 1. Apa nama kolam renang 1 1 lebih lanjut dari a dan b dengan makna (reading comprehention) C.2 Pengenalan terhadap huruf serta tandatanda baca (akurasi) eksplisit C.1.2 Imperensi/ implicit C.2.1 Akurasi membaca huruf dalam kata C.2.2 Akurasi membaca huruf dalam kalimat pertanyaan bersifat fakta. C Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat sekuen. C Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat argumentasi. C Siswa dapat memahami pertanyaan analogi. tempat Didit berenang? 2. Sebutkan aturan-aturan yang berlaku di kolam renang itu? 3. Mengapa pengunjung yang tidak bisa berenang dilarang berenang ditempat yang dalam? 4. Apa yang akan kamu lakukan apabila membaca peraturan tersebut? Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca C Siswa melakukan substitusi (Mengganti huruf atau kata) ketika membaca C Siswa melakukan insersi (Menambah kata) ketika membaca C Siswa melakukan omisi (Menghilangkan kata) ketika Frekuensi siswa melakukan subtitusi ketika membaca? Frekuensi siswa melakukan insersi ketika membaca? Frekuensi siswa melakukan omisi ketika membaca?

12 C.3 korelasi huruf beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal (fluency) membaca C Siswa melakukan repetisi 4. Frekuensi siswa melakukan (pengulangan kata) ketika membaca repetisi ketika membaca? C.2.3 Akurasi C Siswa mengenal tanda 5. Frekuensi tanda baca titik 1 22 memahami tandatanda baca C.3.1 Fluency/ kelancaran membaca baca titik yang dipahami oleh siswa? C Siswa mengenal tanda baca koma C Siswa mengenal tanda baca seru C Siswa mengenal tanda baca tanya C Siswa melakukan reversal (mengubah posisi kata) ketika membaca C Siswa melakukan hesitasi (Melakukan penghentian) ketika membaca C Siswa melakukan word by word R (Membaca kata demi kata) ketika membaca 6. Frekuensi tanda baca koma yang dipahami oleh siswa? Frekuensi tanda baca seru 1 3 yang dipahami oleh siswa? 8. Frekuensi tanda baca tanya 1 2 yang dipahami oleh siswa? 9. Frekuensi siswa melakukan reversal ketika membaca? 10. Frekuensi siswa melakukan hesitasi ketika membaca? Frekuensi siswa melakukan word by word R ketika membaca? Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca

13 2. Instrumen Tes Kesadaran Linguistik Tes kesadaran linguistik yang terdiri dari tes fonem, morfem, semantik, dan sintaksis. Berikut ini kisi-kisi instrumen tes kesadaran linguistik. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Komponen Kesadaran Linguistik Komponen Indikator Deskripsi Soal Sub Soal Soal Jawaban Nilai Butir Soal A. Fonem A.1 Identifikasi bunyi fonem A.1.1 Siswa dapat mengidentifi kasi bunyi fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /d/, /b/ yang terdapat pada nama-nama gambar dengan bunyi yang hampir sama A Tes bunyi awalan A Tes bunyi awalan yang terdengar bunyi /a/ A Tes bunyi awalan yang terdengar bunyi /i/ 1. Gambar manakah yang diawali dengan huruf /a/ seperti pada gambar api? Api Air Ibu Ubi 2. Gambar manakah yang diawali dengan huruf /i/ seperti pada gambar ikan. Skor Total Air 1 1 Itik 1 1 Ikan 44

14 A Tes bunyi awalan yang terdengar bunyi /u/ oli Itik Ayam 3. Gambar manakah yang diawali dengan huruf /u/ seperti pada gambar ular? Ulat 1 1 Ular A Tes bunyi awalan yang terdengar bunyi /e/ Alu Oli Ulat 4. Gambar manakah yang diawali dengan huruf /e/ seperti pada gambar Ebi? Ekor 1 1 Elang A Tes bunyi awalan yang terdengar bunyi /o/ Akar Ekor Ular 5. Gambar manakah yang diawali dengan huruf /o/ seperti pada gambar odol? Odong Odol

15 A Tes bunyi pertengaha n A Tes bunyi yang terdengar bunyi /a/ Dodol Odong Dompet 6. Gambar manakah yang terdengar huruf /a/ seperti pada gambar Baki? Baju 1 1 Baki A Tes bunyi yang terdengar bunyi /i/ Buku Botol Baju 7. Gambar manakah yang terdengar huruf /i/ seperti pada gambar Pipa? Pita Pipa A Tes bunyi yang terdengar bunyi /u/ Paku Palu Pita 8. Gambar manakah yang terdengar huruf /u/ seperti pada bunyi Muda? Muka 46

16 Muda A Tes bunyi yang terdengar bunyi /e/ Meja Moka Muka 9. Gambar manakah yang terdengar huruf /e/ seperti pada gambar Meja? Merah Meja A Tes bunyi yang terdengar bunyi /o/ Darah Marah Merah 10. Gambar manakah yang terdengar huruf /o/ seperti pada gambar gambar roda? Roti Roda Roti Dadu Tali 47

17 A Tes A Tes bunyi akhiran bunyi yang akhiran terdengar bunyi /a/ 11. Gambar manakah yang diakhiri dengan huruf /a/ seperti pada gambar soda? Soda 1 1 Soda A Tes bunyi akhiran yang terdengar bunyi /i/ Roda Roti Topi 12. Gambar manakah yang diakhiri dengan huruf /i/ seperti pada gambar oli? Ubi 1 1 Oli A Tes bunyi akhiran yang terdengar bunyi /u/ Alis Alu Ubi 13. Gambar manakah yang diakhiri dengan huruf /u/ seperti pada gambar sapu? Satu 1 1 Sapu 48

18 A Tes bunyi akhiran yang terdengar bunyi /e/ Soto Satu Sate 14. Gambar manakah yang diakhiri dengan huruf /e/ seperti pada gambar lele? Toke 1 1 Lele A Tes bunyi akhiran yang terdengar bunyi /o/ Loli Toke Tali 15. Gambar manakah yang diakhiri dengan huruf /o/ seperti pada gambar toko? Teko 1 1 Toko A Tes bunyi konsonan A Tes bunyi yang terdengar bunyi /b/ Kota Toke Teko 16. Gambar manakah yang terdengar bunyi huruf /b/ seperti pada gambar ban? Bantal

19 Ban A Tes bunyi yang terdengar bunyi /d/ Bantal Dadu Dasi 17. Gambar manakah yang terdengar bunyi huruf /d/ seperti pada gambar Dadu? Dasi 1 1 Dadu A.2 Identifikasi 2 bunyi fonem (K- V) A.2.1 Siswa dapat mengidentifi kasi bunyi konsonanvocal (K-V) yang terdapat pada namanama gambar dengan bunyi yang hampir sama A Tes bunyi yang diakhirnya terdengar bunyi konsonan vocal A Tes bunyi akhiran konsonan vocal (a, i, u, e, o) Bus Babi Dasi 18. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi ja seperti pada kata Kemeja? Maze Meja Madu Meja

20 19. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi Si seperti pada kata Dasi? Nasi 1 1 Dasi Nasi Baki Dadu 20. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi ku seperti pada bunyi Duku? Buku 1 1 Duku Dasi Buku Dagu 21. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi re seperti pada bunyi Kare? Sore 1 1 Kare 51

21 Soto Sore Satu 22. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi ko seperti pada bunyi Teko? Toko 1 1 A.3 Identifikasi jumlah bunyi fonem A.3.1 Siswa dapat mengidentifi kasi jumlah bunyi fonem dalam kata pada sebuah gambar A Jumlah huruf dalam kata A Tes identifikasi tiga fonem Toko Toke Topi 23. Berapa huruf yang terdengar dari kata api? 24. Berapa huruf yang terdengar dari kata pot? 3 fonem fonem 1 1 A Tes identifikasi empat fonem 25. Berapa huruf yang terdengar dari kata meja? 4 fonem

22 26. Berapa huruf yang terdengar dari kata topi? 4 fonem 1 1 A Jumlah suku kata dalam kata A Tes identifikasi dua suku kata 27. Berapa suku kata yang terdengar dari kata me-ja? 2 suku kata 1 1 A Tes identifikasi tiga suku kata 28. Berapa suku kata yang terdengar dari kata le-ma-ri? 3 suku kata 1 1 B. Morfem B.1 Peleburan bunyi pada kata B.1.1 Siswa dapat menentukan bunyi dalam kata sebagai akibat dari peleburan bunyi dari kata melalui bantuan gambar B Peleburan bunyi pada kata B Tes peleburan bunyi pada kata 29. Apabila tal dihilangkan dari kata bantal maka gambar yang tepat adalah? Ban Tas Tali Ban Apabila tangan dihilangkan dari kata saputangan maka gambar yang tepat adalah? Sapu

23 Kemoceng Tangan Sapu 31. Apabila kaca dan mata digabungkan maka gambar yang tepat adalah? Mata 1 1 Jendela Kacamata Kain pel C. Semantik C.1 Kalimat logis C.1.1 Siswa dapat menentukan kata yang tepat dalam sebuah kalimat C Tes alimat logis C Tes kalimat logis 32. Adik bermain. di lapangan. Bola Koran Game 33. Saya makan. Bola 1 1 Kue

24 Kopi Piring Kue 34. Adik digigit Anjing 1 1 Bebek Anjing Ayam dikejar kucing Tikus 1 1 C.2 Makna kata C.2.1 Siswa dapat menentukan makna sebuah kata melalui bantuan gambar C Tes makna kata C makna kata Tes Tikus Anjing Harimau 36. Gambar manakah yang menunjukan pemadam kebakaran. a) b) 1 1 c) 55

25 37. Gambar manakah yang menunjukkan rumah sakit. a) b) 1 1 c) 38. Gambar manakah yang menunjukkan meja makan. a) b) 1 1 c) 39. Gambar manakah yang menunjukkan kursi roda. a) b)

26 c) 40. Gambar manakah yang menunjukkan sikat gigi a) b) 1 1 c) D. Sintaksis D.1 Struktur kalimat D.1.1 Siswa dapat memahami isi sebuah cerita yang diperdengar kan dengan bantuan urutan gambar D Tes pemahama n cerita D pemahaman cerita Tes 41. Seli memiliki keranjang Ana memiliki box Seli memasukkan bola kedalam keranjang Box 1 1 Seli kemudian pergi 57

27 Ana mengambil bola kemudian memindahkan kedalam box Seli kemudian datang, dia ingin bermain bola. Dimanakah bola berada? 42. Ceritakanlah kembali gambar diawah ini. 1 1 nelayan pergi untuk nelayan menangkap ikan mencari ikan di laut di laut nelayan pulang ikan hasil tangkapan di membawa ikan jual ke pasar 43. Ceritakanlah kembali gambar diawah ini. 1 1 Pulang sekolah Ali Badan Ali panas kehujanan 58

28 59 Besoknya Ali pergi ke Sekarang Ali Puskesmas bersama ibu membawa payung ke Sekolah

29 E. Uji Coba Instrumen Tujuan uji coba instrumen adalah untuk mengetahui kelayakan instrumen sehingga bisa digunakan untuk penelitian. Instrumen yang diujicobakan terdiri dari instrumen tes keterampilan membaca dan tes komponen kesadaran linguistik. Instrumen yang telah dijustifikasi dan divalidasi oleh dosen pembimbing dan beberapa dosen ahli kemudian diujicobakan di Kersamanah 2 (uji coba di luar lokasi sebenarnya) kepada 5 orang siswa yang menduduki ranking 1-5. Setelah melakukan uji coba instrumen ternyata ada beberapa soal yang harus direvisi, karena gambar yang digunakan ada yang gambar animasi sehingga anak menjadi bingung. Maka dari itu seluruh gambar yang dipergunakan gambar asli bukan animasi. Instrumen yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kembali di Kersamanah 3 (uji coba di luar lokasi sebenarnya) kepada 5 orang siswa yang mendudui ranking 1-5. Setelah melakukan uji coba instrumen yang kedua kalinya tidak ada soal yang direvisi, karena soal-soal tersebut dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian dilaksanaan dalam dua tahap yaitu : 1. Tes keterampilan membaca bertujuan untuk menentukan siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca maupun siswa yang mengalami kesulitan membaca dengan menggunakan tes tertulis wacana 1, 2 dan 3 dan membaca 60

30 wacana 1, 2 dan 3, dengan syarat siswa tidak mengalami hambatan pada ketajaman penglihatan dan pendengarannya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kesalahan, karena pada saat pelaksanaan penelitian menggunakan bantuan komputer. Sebagai kontrol siswa yang diteliti berusia sekitar 8-9 tahun dan IQ rata-rata atau diatas rata-rata. Untuk memastikan sempel memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata yakni dengan cara mewawancarai setiap anak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan fakta, sekuen, argumentasi dan analogi. 2. Tes komponen kesadaran lingustik (fonem, morfem, semantik, sintaksis) dengan bantuan computer baik pada siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca maupun pada siswa yang mengalami kesulitan membaca. Adapun soal dari no dan dibacakan oleh peneliti, dan soal siswa membaca soal sendiri. Data dihitung dengan metode Path Analysis menggunakan SPSS software Amos 16. G. Teknik Pengolahan Data Jenis penelitian ini adalah penelitian survai sampel dengan teknik pengambilan data cross sectional (1 kali pengambilan data), data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data dengan skala interval. Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan computer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) software Amos

31 Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; 2) menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian thurstone, kemudian menentukan skornya; 3) melakukan uji path analysis. Tes keterampilan membaca ada dua kelompok tipe soal yakni reading comprehension berupa skor positif, yang dimana jika siswa dapat menjawab soal maka siswa akan mendapatkan nilai. Sedangkan untuk akurasi dan fluency berupa skor negatif, yang dimana jika siswa melakukan kesalahan dalam membaca maka nilai akurasi dan fluency akan dikurangi. Oleh karena itu, untuk soal reading comprehension ditransformasi data dari data ordinal menjadi data interval menggunakan metode scalling thurstone bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik agar berskala interval. Scalling thurstone adalah suatu skala yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan suatu kriteria tertentu. Skala yang disusun menurut metode t disusun sedemikian rupa sehingga interval urutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya. Karena itulah skala seperti ini sering disebut squal interval skale (skala interval sama). Thurstone (1928) mengajukan metode pengukuran sikap ini berbeda dengan pengukuran Bogardus dimana poin-poin pengukuran tidak terlalu diperlukan. Thurstone mencoba untuk mengembangkan 62

32 sebuah metode yang mana dapat menunjukan secara cepat jumlah perbedaan antara prilaku satu responden dengan responden lainnya. Metode thurstone membuat sebuah perkiraan penting yaitu pendapat seorang yang pandai tidak akan mempengaruhi nilai-nilai pertanyaan dari pengukuran tersebut. Pendapat ini dapat dibelajarkan bila penilai tidak memiliki pandangan yang sangat berbeda akan topik yang bersangkutan, namun bagaimanapun juga jika yang terjadi adalah sebaliknya maka pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terpengaruh. Jadi metode Thurstone ini berorientasi pada respon dari responden yang ditanyakan. Menurut pandangannya sikap merupakan suatu bentuk atau reaksi perasaan. Maka konsep Thrustone ini berlandaskan kepada perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unvorable) terhadap objek yang diukur. Prinsip-prinsip dasar dalam Scalling thurstone diantaranya ialah: Bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan suatu kriteria tertentu. Skala ini disusun sedemikian rupa sehingga interval antar-urutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya equal-appearing interval atau equal-interval scale. Jenjang skala kemudian ditentukan atas dasar pendapat para ahli tersebut. Untuk tes kesadaran linguistik soal yang diberikan berupa pilihan ganda, setiap satu item soal yang benar diberi skor satu. Sedangkan untuk tes kesadaran 63

33 lingustik yang berupa esay, setiap item soal diberi skor 2 untuk no.41 dan skor 4 ntuk no.42 dan no.43. Penelitian menunjukkan hubungan antara 4 variabel eksogen atau variabel penyebab (X) yaitu komponen kesadaran linguistik (fonem, morfem, sintak dan sematik) yang mempengaruhi variabel endogen atau variabel akibat (Y) yaitu akurasi dan fluency, akurasi dan fluency mempengaruhi reading komprehention. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Path Analysis atau analisis jalur. Analisis jalur merupakan teknik statistik untuk menguji hubungan kausal antara dua atau lebih variabel, berdasarkan persamaan linier. Tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel penyebab (eksogen), terhadap beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat (endogen). Teknik ini dikembangkan sejak tahun 1939 oleh Sewall Wright (Goldstein & Dillon : 1997). Menurut Robert D. Retherford (Goldstein & Dillon : 1997) analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Menurut Paul Webley (1997) analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan 64

34 signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangakat variabel. Adapun menurut David Garson (2003) dari North Carolina State University mendefinisikan analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson : 2003). Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. Manfaat lain dari path analysis adalah untuk (1) Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahn yang diteliti; (2) Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif; (3) faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) dimana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y); (4) Pengujian model, 65

35 menggunakan theory trimming, baik untuk uji realibilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun pengembangan konsep baru. Prinsip-prinsip dasar dalam analisis jalur diantaranya ialah: Adanya linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear. Adanya aditivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi. Data berskala interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data berskala interval (scaled values). Jika data belum dalam bentuk skala interval, sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode suksesive interval (MSI) terlebih dahulu. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-variabel dalam model. Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam model. Jika dilanggar, maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter jalur. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif (hubungan yang melibatkan arah timbal-balik). Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah. Multikolinieritas maksudnya dua atau lebih variabel bebas (penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi hubungan yang tinggi maka kita akan mendapatkan standar error yang besar dari koefesien beta (b) yang digunakan 66

36 untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial. Adanya recursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping). Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefesienkoefesien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefesien jalur akan merefleksikan kovarians bersama dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan dapat diinterpretasi secara tepat dalm kaitannya dengan akibat langsung dan tidak langsung. Terdapat masukan korelasi yang sesuai. Artinya jika kita menggunakan matriks korelasi sebagai masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk dua variabel berskala interval; korelasi polychoric untuk dua variabel berksala ordinal; tetrachoric untuk dua variabel dikotomi (berskala nominal); polyserial untuk satu variabel interval dan lainnya ordinal; dan biserial untuk satu variabel berskala interval dan lainnya nominal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji statistik dengan menggunakan Path Analysis adalah sebagai berikut. 1. Memberi skor kemudian menilai setiap jawaban siswa pada tes keterampilan membaca dan tes komponen kesadaran linguitik berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah dibuat. 67

37 2. Menentukan pola persamaan jalurnya 3. Data dihitung dengan metode Path Analysis menggunakan SPSS 4. Menyusun persamaan struktural sebagai berikut : Y 1 = P Y1X1 X 1 + P Y1X2 X 2 + P Y1X3 X 3 + P Y1X4 X 4 Y 2 = P Y2X1 X 1 + P Y2X2 X 2 + P Y2X3 X 3 + P Y2X4 X 4 Y 3 = P Y3X1 X 1 + P Y3X2 X 2 + P Y3X3 X 3 + P Y3X4 X 4 + P Y3Y2 Y 2 5. Penghitungan Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE) 6. Penghitungan Pengaruh Tidak Langsung (Indicect Effect atau IE) 7. Penghitungan Pengaruh Total 68

38 H. Alur Penelitian Sampel Penelitian (Cluster) Tes keterampilan membaca Siswa yang tdk mengalami kesulitan membaca Profil Tes komponen kesadaran linguistik Profil Hipotesis Asumsi V. Endogen Persyaratan : siswa tidak mengalami hambatan ketajaman penglihatan dan pendengaran IQ Usia K o n t r o l V e k s o g e n Fonem Morfem Sintaksis Semantik Analisis dengan Path analysis Siswa yang mengalami kesulitan membaca Profil Tes komponen kesadaran linguistik Profil Implikasi Kesimpulan Hasil Bagan 3.5 Alur Penelitian 69

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 32 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif / hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif ini dapat mengetahui hubungan antara variabel variabel yang

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

6/8/2010 Free PowerPoint Template from 3

6/8/2010 Free PowerPoint Template from  3 6/8/2010 Free PowerPoint Template from www.brainybetty.com 3 6/8/2010 Free PowerPoint Template from www.brainybetty.com 4 KEMAMPUAN DASAR SINTETIS ANALITIS METODE METODA ABJAD METODA SUARA METODA SUKU

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Analisis jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian dilakukan untuk mendefinisikan pengaruh atau hubungan kausal antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian, maka penelitian ini

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian, maka penelitian ini 110 BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca, pengaruh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Perkembangan Analisis Jalur Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis jalur (path analysis) sehingga analisis jalur merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis 33 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Metode yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang

A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka

Lebih terperinci

2.1 Konsep Dasar Statistika

2.1 Konsep Dasar Statistika 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 17 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Riset atau penelitian adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. (Indriantoro dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihhan,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihhan, 22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihhan, pengumpulan, dan analisis data secara keseluruhan (Indrianto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu iklim sekolah dan motivasi belajar. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2004,p10), jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada tiga yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitiannya, jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 25 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat permasalahan yang paling mendasar di masyarakat dapat teratasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengertian Konsentrasi Belajar Menurut pengertian secara psikologis belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah bersifat assosiatif. Penelitian assosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dan deskriptif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 36 BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 3.1 Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal sebagai path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Riduwan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Schiffman and Kanuk dalam Sumarwan, (2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : The term consumer behavior can bedefed as the behavior

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Jenis pendekatan yang peneliti gunakan adalah jenis pendekatan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Jenis pendekatan yang peneliti gunakan adalah jenis pendekatan analisis 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah, maka diperlukan adanya metode penelitian ilmiah yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

MENGENAL PATH ANALYSIS: SEJARAH, PENGERTIAN DAN APLIKASI

MENGENAL PATH ANALYSIS: SEJARAH, PENGERTIAN DAN APLIKASI MENGENAL PATH ANALYSIS: SEJARAH, PENGERTIAN DAN APLIKASI Jonathan Sarwono Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Email: jonathan@ukrida.ac.id Web: http://www.jonathansarwono.info Abstract: Path

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit analisis, time horizon berdasarkan tujuan penelitian secara ringkas dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut Masri S dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008,P.208) penelitian survei

Lebih terperinci

PENGARUH INTERNAL SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI BPS PROVINSI ACEH

PENGARUH INTERNAL SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI BPS PROVINSI ACEH ISSN 2302-0199 8 Pages pp. 159-166 PENGARUH INTERNAL SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI BPS PROVINSI ACEH Akhmad Dardiri 1, Dr. Said Musnadi, SE, M.Si 2,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2012:297).

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2012:297). 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode anaisis jalur (path analysis). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara kontribusi Bakat Numerik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan BAB III METODE PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan Cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana penelitian deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan nilai-nilai variabel yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah SMK Negeri 1 Sukoharjo yang beralamatkan di Jl. Jendral Sudirman No. 151 Sukoharjo, dengan subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan BAB 3 METODE PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Menurut Masri S. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tahap pertama dalam proses penelitian adalah menetapkan desain penelitian yang sesuai dengan permasalahannya. Seperti pendapat Malhotra yang dikutip oleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survey dengan menggunakan metode penelitian survey eksplanatori (eksplanatory survey).

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Riset atau penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data atau informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sesuatu, untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Prestasi (Nilai) Matematika Nilai matematika dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang telah diberi nilai atau bobot. Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut sugiyono (2008:8) metode kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah Hasil Belajar (Y) sebagai variabel terikat, Lingkungan Keluarga (X1), Iklim Sekolah (X2), dan Motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh phonological

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh phonological BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh phonological awareness terhadap kemampuan penyelesaian soal cerita matematika pada siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Penelitian ini mengungkapkan tentang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis (Nazir. 2009). Bab 3 ini berisi tentang

BAB 3 METODE PENELITIAN. diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis (Nazir. 2009). Bab 3 ini berisi tentang BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metodologi penelitian merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis (Nazir. 2009). Bab 3 ini berisi tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Menurut Sekaran (2006, p.155-163), jenis penelitian dibagi menjadi 4 macam yaitu penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, pengujian hipotesis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Waruna Nusa Sentana Head Office yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 10, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Tujuan penelitian verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL

1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL 1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I. Analisis Jalur Analisis Jalur (Path Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934) dengan tujuan menerangkan akibat langsung

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Yang Digunakan Penulis menggunakan jenis penelitian asosiatif untuk mencari korelasi antar variabel yang digunakan. Unit analisis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS 3.1 MODEL ANALISIS JALUR Menurut Bohrnstedt (dalam Kusnendi,2005 dan Somantri & Mohidin,2006), Analisis Jalur (path

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Asosiatif. Menurut Kuncoro (2003, p9), Penelitian asosiatif berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang didirikan pada tanggal 16 Mei 2000

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2016. Dalam penelitian ini jenis penelitiannya bersifat assosiatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Istijanto (2005, p29) jenis penelitian dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu penelitian eksplotari, penelitian deskriptif dan penelitian kausal. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh 1) hubungan antara kepemimpinan dalam PT Diva Star dengan pengambilan keputusan dalam perusahaan tersebut,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya (status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject), yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Analisis jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi menurut Suharsimi (2010) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MEGAH KARYA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MEGAH KARYA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MEGAH KARYA SKRIPSI Oleh: Fenicia Cahyadi 1100007701 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni tujuan penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan menggunakan alat ukur

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan menggunakan alat ukur BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan menggunakan alat ukur penghitungan berupa software SPSS 20.0. Selanjutnya, peneliti akan menggunakan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas proses. Adapun variabel bebasnya adalah kompetensi guru. Sedangkan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang pengaruh adversity quotient (AQ) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan pendekatan ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. hubungan hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil

BAB IV METODE PENELITIAN. hubungan hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Objek Penelitian Rancangan penelitian adalah suatu rencana kerja terstruktur mengenai hubungan hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Yang Digunakan Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut Sugiyono (008 : ), yaitu : Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk menjawab beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan dalam Bab I halaman 6-7, dibutuhkan data-data terkait penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah prestasi belajar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan, karena dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian, dengan metode yang tepat maka tujuan penelitianpun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 60 BAB 3 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah mendefinisikan berbagai kriteria dan variabel yang diteliti. Menurut Thomas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada 58 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Menurut Arikunto (00:70) pendekatan korelasional adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian asosiatif/ hubungan adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 42 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung No. 40

BAB III METODE PENELITIAN. Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung No. 40 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik

III. METODE PENELITIAN. yang juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik 45 III. METODE PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang juga dibahas dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek yang diteliti adalah hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi sebagai variabel dependen (Y). Sikap belajar dan motivasi belajar sebagai

Lebih terperinci