BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya sebuah teknik yang merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab-akibat (causing modeling). Definisi analisis jalur, di antaranya: Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantungnya tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Rutherford, 1993). Definisi lain mengatakan Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel (Paul Webley, 1997). Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model analisis jalur yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab

2 10 akibat. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian dalam kerangka analisis jalur hanya berkisar pada variabel bebas (,,, ) berpengaruh terhadap variabel terikat Y, atau berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, kausal total maupun simultan seperangkat variabel bebas (,,, ) terhadap variabel terikat Y. 2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur Sebelum melakukan analisis, ada beberapa prinsip dasar atau asumsi yang mendasari analisis jalur, yaitu: 1. Pada model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif, dan bersifat normal. 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 5. Variabel observasi diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung. 6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

3 Manfaat Analisis Jalur Manfaat model analisis jalur di antaranya adalah: 1. Untuk penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti. 2. Prediksi nilai variabel terikat () berdasarkan nilai variabel bebas (), dan prediksi dengan analisis jalur ini bersifat kualitatif. 3. Faktor dominan terhadap variabel terikat () dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme pengaruh variabel bebas () terhadap variabel (). 4. Pengujian model mengggunakan teori trimming baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru. 2.4 Beberapa Istilah dalam Analisis Jalur Model jalur adalah ialah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara dan terikat. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Anak panah-anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebabakibat antara variabel-variabel bebas (exogenous) atau perantara dengan satu variabel dengan variabel terikat atau lebih. Anak panah juga menghubungkan kesalahan (variable residue) dengan semua variabel terikat (endogenous) masingmasing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabelvariabel exogeneus. Variabel exogenous dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-

4 12 anak panah yang menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel exogenous dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut. Variabel endogenous ialah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk di dalamnya ialah mencakup semua variabel perantara dan terikat. Variabel perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur. Adapun variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya. Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar atau disebut beta yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel-variabel penyebab, maka koefisien-koefisien jalurnya merupakan koefisien-koefisien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan atau matriks korelasi sebagai masukan. Jenis pengaruh dalam analisis jalur yaitu Direct Effect (DE) dan Indirect Effect (IE). DE adalah pengaruh langsung yang dapat dilihat dari koefisien dari satu variabel ke variabel lainnya, dan IE adalah urutan jalur melalui satu atau lebih variabel perantara.

5 Model Analisis Jalur Sebelum menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi, diagram jalur terlebih dahulu dibuatkan dengan lengkap. Adapun model diagram jalur dan persamaan struktural yang paling sederhana sampai dengan yang lebih rumit di antaranya: 1. Model Regresi Berganda Model ini merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakan dua variabel exogenous, yaitu dan dengan satu variabel endogenous. Model digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Regresi Berganda 2. Model Mediasi Model mediasi atau perantara di mana variabel Y memodifikasi pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Model digambarkan sebagai berikut:

6 14 Gambar 2.2 Model Mediasi 3. Model Kombinasi Model ini merupakan kombinasi model regresi berganda dan model mediasi, yaitu variabel berpengaruh terhadap variabel secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi variabel melalui variabel. Model digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.3 Model Kombinasi 4. Model Kompleks Model ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel secara langsung mempengaruhi variabel Y 2 dan melalui variabel X 2 secara tidak

7 15 langsung mempengaruhi Y 2, sementara variabel Y 2 juga dipengaruhi oleh variabel Y 1. Model digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.4 Model Kompleks 2. Model Rekursif dan Model Non Rekursif 1 e Gambar 2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif Dari sisi pandang arah sebab-akibat, ada dua tipe model jalur, yaitu rekursif dan non rekursif. Model tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:

8 16 1. Anak panah menuju satu arah, yaitu dari 1 ke 2, 3, dan 4; dari 2 ke 3 dan dari 3 menuju ke 4. Tidak ada arah yang terbalik, misalnya dari 4 ke Hanya terdapat satu variabel exogenous, yaitu 1 dan tiga variabel endogenous, yaitu 2, 3, dan 4. Masing-masing variabel endogenous diterangkan oleh variabel 1 dan error (e 1, e 2, e 3 ). 3. Satu variabel endogenous dapat menjadi penyebab variabel endogenous lainnya, tetapi bukan ke variabel exogenous. Model non rekursif terjadi jika anak panah tidak searah atau terjadi arah yang terbalik (looping), misalnya dari 4 ke 3 atau dari 3 ke 1 dan 2, atau bersifat sebabakibat (reciprocal cause). Ada tiga tipe model dalam model rekursif dan non rekursif, yaitu: a). Model persamaan satu jalur Gambar 2.6 Model Persamaan Satu Jalur

9 17 b). Model persamaan dua jalur Gambar 2.7 Model Persamaan Dua Jalur c). Model persamaan tiga jalur Gambar 2.8 Model Persamaan Tiga Jalur

10 Model Persamaan Struktural Persamaan struktural atau juga disebut model struktural yaitu apabila setiap variabel endogen (endogenous) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (exogenous). Selanjutnya gambar meragakan struktur hubungan kausal antar variabel disebut diagram jalur. Jadi, persamaan ini Y=F(X 1 ; X 2 ; X 3 ) dan Z=F(X 1 ; X 3 ;Y) merupakan persamaan struktural karena setiap persamaan menjelaskan hubungan kausal yaitu variabel eksogen,, dan terhadap variabel endogen dan. Diagram jalur untuk model struktural sebagai berikut: r ρ ρ r ρ ρ r ρ ρ Gambar 2.9 Diagram Jalur Persamaan model struktural untuk diagram jalur, yaitu: =ρ +ρ +ρ +ɛ =ρ +ρ +ρ +ɛ

11 19 Jadi, secara sistematik analisis jalur mengikuti pola model struktural, sehingga langkah awal untuk mengerjakan atau penerapan model analisis jalur yaitu dengan merumuskan persamaan struktural dan diagram jalur yang berdasarkan kajian teori tertentu yang telah diuraikan. 2.7 Koefisien Jalur Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur (path coefficient) dari eksogen ke endogen. X 1 ρ r X 3 X 2 ρ Gambar 2.10 Hubungan Kausal dari,, dan Hubungan antara dan X 2 adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi r X1X2. Hubungan,, dan ke adalah hubungan kausal. Besarnya nilai numerik koefisien jalur ρ dan ρ. Koefisien jalur ρ ɛ menggambarkan besarnya pengaruh langsung variabel residu (implicit exogenous variable) terhadap X 3.

12 20 Langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah: 1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Dengan demikian tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogen dan variabel endogennya. 2. Menghitung matriks korelasi antar variabel. = Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coeffisient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Formulanya: = ( ) ( ) ( ) ( ( ) ) ( ( ) ) di mana: = Koefisien korelasi dan n = banyaknya data = Variabel eksogenus

13 21 = Variabel endogenus =1,2,, 3. Identifikasikan sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan dalam substruktur yang telah diidentifikasi terdapat k buah variabel eksogen, dan sebuah variabel endogen X u yang dinyatakan oleh persamaan: = di mana: = Variabel eksogenus = Variabel endogenus = error =1,2,, dan untuk menghitung koefisien residunya () dihitung dengan rumus: = 1,,, di mana: = Variabel eksogenus = Variabel endogenus = error =1,2,,

14 22 Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogen yang menyusun substruktur tersebut: = X 1 X 2 X k Menghitung matriks invers korelasi eksogen, dengan rumus berikut: = X 1 X X k 5. Menghitung semua koefisien jalur ρ, di mana =1,2,,; melalui rumus: = di mana: = koefisien jalur variabel dan = korelasi variabel dengan = kofaktor dari kolom ke-i baris ke-j

15 23 =1,2,, =1,2,, Contoh di atas merupakan model analisis jalur kompleks, sehingga langkah-langkah perhitungan untuk mencari koefisien jalurnya dapat mengikuti pola di atas. Besarnya koefisien jalur untuk model analisis jalur sederhana, yang terdiri dari satu variabel eksogen dan satu variabel endogen, nilainya sama dengan besarnya koefisien korelasi antar kedua variabel tersebut ( = ) Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogen dari dua atau lebih variabel eksogen, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial), bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga berupa pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogen yang lainnya. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) secara parsial (berdasarkan Gambar 2.10), dapat dilakukan dengan rumus: 1. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel bebas terhadap variabel terikat. DE = ( ) 2 =1,2,, =1,2,,

16 24 2. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel bebas terhadap variabel terikat melalui hubungan korelasi dari variable. =( )( )( ) =1,2,, =1,2,, 3. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel terikat. Pengaruh Total = DE + IE Selanjutnya pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogen terhadap variabel endogen dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (,,, ) = di mana: 1. ( 1, 2,, ) adalah koefisien determinasi total,, terhadap atau besarnya pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama (gabungan) terhadap variabel endogen. 2.,,, adalah koefisien jalur.

17 25 3.,,, adalah koefisien variabel eksogen,, dengan variabel endogen Pengujian Koefisien Jalur Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen, dapat dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut: 1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji. H 0 : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel endogen ( ) terhadap variabel endogen ( ). H 1 : 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel endogen ( ) terhadap variabel endogen ( ). 2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu: a. Untuk menguji setiap koefisien jalur: = (1, 2,, )

18 26 di mana: =1,2,, =1,2,, = Banyaknya variabel eksogen dalam substruktur yang sedang diuji. = Mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat bebas = Kriteria pengujian: Ditolak H 0 jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. > () b. Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan/bersama-sama: di mana: =1,2,, =1,2,, = ( 1)( (,,, )) (1 (,,, )) = Banyaknya variabel eksogen dalam substruktur yang sedang diuji. = Mengikuti tabel distribusi F Snedecor, dengan derajat bebas k dan. Kriteria pengujian: Ditolak H 0 jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel. > (, ). c. Untuk menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen.

19 27 = 1 (,,, ) Kriteria pengujian: Ditolak H 0 jika nilai hitung lebih besar dari nilai tabel. >() d. Apabila terjadi trimming, maka perhitungan harus diulang dengan menghilangkan jalur yang menurut pengujian tidak bermakna (nonsignificant). 2.8 Konsep Angka Harapan Hidup Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.

20 28 Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 32 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Perkembangan Analisis Jalur Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis jalur (path analysis) sehingga analisis jalur merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Analisis jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom,

Lebih terperinci

2.1 Konsep Dasar Statistika

2.1 Konsep Dasar Statistika 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah bersifat assosiatif. Penelitian assosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang didirikan pada tanggal 16 Mei 2000

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Analisis jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL

1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL 1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I. Analisis Jalur Analisis Jalur (Path Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934) dengan tujuan menerangkan akibat langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Schiffman and Kanuk dalam Sumarwan, (2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : The term consumer behavior can bedefed as the behavior

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom,

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 36 BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 3.1 Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal sebagai path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Riduwan

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural ANALISIS JALUR (AT ANALYSIS) I. Analisis Jalur Analisis Jalur (ath Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (93) dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Searah Analisis Jalur Analisis alur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom, 996;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan BAB III METODE PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan Cross

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian dilakukan untuk mendefinisikan pengaruh atau hubungan kausal antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengertian Konsentrasi Belajar Menurut pengertian secara psikologis belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Trimming pada Analisis Jalur dalam Menentukan Model Kausal Dana Alokasi Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan

Penggunaan Metode Trimming pada Analisis Jalur dalam Menentukan Model Kausal Dana Alokasi Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Jurnal Penelitian Sains Edisi Khusus Desember 2009 (A) 09:12-01 Penggunaan Metode Trimming pada Analisis Jalur dalam Menentukan Model Kausal Dana Alokasi Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS 3.1 MODEL ANALISIS JALUR Menurut Bohrnstedt (dalam Kusnendi,2005 dan Somantri & Mohidin,2006), Analisis Jalur (path

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 25 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat permasalahan yang paling mendasar di masyarakat dapat teratasi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2004,p10), jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada tiga yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif dan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 60 BAB 3 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah mendefinisikan berbagai kriteria dan variabel yang diteliti. Menurut Thomas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara kontribusi Bakat Numerik,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi dosen yang terdiri dari (a) kompetensi profesional, (b) kompetensi sosial, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. data dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan pengolahan data

BAB 1 PENDAHULUAN. data dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan pengolahan data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menghantar manusia pada tahap pemahaman yang lebih tinggi di masing-masing bidang ilmu pengetahuan. Dalam mengaplikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 3, No. 1, Januari 2018, pp. 31-39 ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA Dody

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu daerah. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tahap pertama dalam proses penelitian adalah menetapkan desain penelitian yang sesuai dengan permasalahannya. Seperti pendapat Malhotra yang dikutip oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Waruna Nusa Sentana Head Office yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 10, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Asosiatif. Menurut Kuncoro (2003, p9), Penelitian asosiatif berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Dan Subjek Penelitian Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan kepada konsumen yang pernah berkunjung dan membeli pada steak house di Kota Bandung. Pengamatan ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskritif serta penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif di sini dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dan deskriptif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Jenis pendekatan yang peneliti gunakan adalah jenis pendekatan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Jenis pendekatan yang peneliti gunakan adalah jenis pendekatan analisis 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah, maka diperlukan adanya metode penelitian ilmiah yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit analisis, time horizon berdasarkan tujuan penelitian secara ringkas dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana penelitian deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan nilai-nilai variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu iklim sekolah dan motivasi belajar. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Prestasi (Nilai) Matematika Nilai matematika dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang telah diberi nilai atau bobot. Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan BAB 3 METODE PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Menurut Masri S. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Berdasarkan pendapat Sugiono (2007, p6), jenis penelitian menurut tingkat ekplanasinya ada 3 yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Adapun dari metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung No. 40

BAB III METODE PENELITIAN. Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung No. 40 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Ucapan Terima Kasih... iii Daftar Isi... vii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian survey. Survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar dan data yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. hubungan hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil

BAB IV METODE PENELITIAN. hubungan hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Objek Penelitian Rancangan penelitian adalah suatu rencana kerja terstruktur mengenai hubungan hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitiannya, jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR. Penggunaan analisis jalur didasarkan pada beberapa asumsi, diantaranya :

ANALISIS JALUR. Penggunaan analisis jalur didasarkan pada beberapa asumsi, diantaranya : ANALISIS JALUR Pengantar Analisis Jalur Analisis Jalur yang ditemukan oleh Sewall Wright adalah suatu metodologi untuk menganalisa sistem persamaan struktural. Analisis jalur adalah sebuah metode yang

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) saat ini, Ilmu

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) saat ini, Ilmu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) saat ini, Ilmu statistika telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Hampir semua kebijakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan asosiatif. Menurut Nazir

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan asosiatif. Menurut Nazir BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan asosiatif. Menurut Nazir (2003,p.54) Penelitian asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat Asosiatif. Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR PADA PENGARUH FASILITAS KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDERITA DIABETES DI INDONESIA

ANALISIS JALUR PADA PENGARUH FASILITAS KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDERITA DIABETES DI INDONESIA ANALISIS JALUR PADA PENGARUH FASILITAS KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDERITA DIABETES DI INDONESIA Noviana Pratiwi 1 1 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Email: novianapratiwi@akprind.ac.id INTISARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2012:297).

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2012:297). 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode anaisis jalur (path analysis). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Penelitian ini mengungkapkan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Riset. hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel

BAB III. Metodologi Riset. hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel BAB III Metodologi Riset 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, artinya kita dapat mengetahui bagaimana hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek yang diteliti adalah hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi sebagai variabel dependen (Y). Sikap belajar dan motivasi belajar sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden.

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei karena peneliti mengajukan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI i PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI BENDANG ARMEMILA 130823001 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Parongpong Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Parongpong Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini berlokasi di RW.17 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Riset atau penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data atau informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sesuatu, untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. pokok bahasan tentang pengaruh risiko usaha, risiko keuangan dan intensitas

BAB IV METODE PENELITIAN. pokok bahasan tentang pengaruh risiko usaha, risiko keuangan dan intensitas BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian eksplanasi untuk menjelaskan pokok bahasan tentang pengaruh risiko usaha, risiko keuangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif / hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut Masri S dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008,P.208) penelitian survei

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Regresi Liniear Sederhana Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk 105 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian survey. Menurut Kerlinger (000:660) penelitian survei mengkaji populasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. No Unit Kerja Jumlah Karyawan. 1 Haurpugur 8. 2 Cipaku Cicalengka Cibereum 7.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. No Unit Kerja Jumlah Karyawan. 1 Haurpugur 8. 2 Cipaku Cicalengka Cibereum 7. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan BRI Cabang Majalaya dengan jumlah populasi 196 orang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membantu peneliti mengenai urutan-urutan dalam melaksanakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membantu peneliti mengenai urutan-urutan dalam melaksanakan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat digunakan untuk membantu peneliti mengenai urutan-urutan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Yang Digunakan 3.1.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lingkup objek penelitian yang ditetapkan penulis sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi untuk memperoleh fakta-fakta dan keterangan. mengenai pengaruh efektifitas iklan internet dan kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. informasi untuk memperoleh fakta-fakta dan keterangan. mengenai pengaruh efektifitas iklan internet dan kelompok BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang desain penelitian: Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang desain penelitian: Tabel 3.1 Desain Penelitian 43 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang desain penelitian: Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Jenis dan Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan Queen and servant of science (ratu dan pelayan ilmu pengetahuan). Matematika dikatakan sebagai ratu karena pada perkembangannya tidak tergantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci