1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL"

Transkripsi

1 1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL

2

3 ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I. Analisis Jalur Analisis Jalur (Path Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934) dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Secara matematik Analisis Jalur mengikuti pola Model Struktural. 1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural Pada saat akan melakukan Analisis Jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabelpenyebab dengan variabel-akibat. Diagram ini disebut Diagram Jalur (Path Analysis), dan bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu. Dalam pembicaraan kita selanjutnya, kita akan menggunakan sebuah lambang saja, yaitu X, baik sebagai variabel-penyebab maupun variabel-akibat, yang dibedakan oleh indeksnya (subscript). X1 X2 Gambar 1. Diagram Jalur yang menyatakan hubungan kausal dari X1, sebagai penyebab, ke X2, sebagai akibat X1 : Variabel Eksogenus (Exogenous Variable) Untuk selanjutnya variabel-penyebab akan kita sebut sebagai Variabel Eksogenus. 1 X2 : Varibel Endogenus (Endogenous Variable) : Variabel Residu (Residual Variable), yang merupakan gabungan dari 1) Variabel lain, diluar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 dan telah terindentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan ke dalam model. 2) Variabel lain, diluar X1, yang mungkin mempengaruhi X2, tetapi belum terindentifikasi oleh teori 3) Kekeliruan pengukuran (error of measurement) 4) Komponen yang sifatnya tak menentu (random component) Gambar 1. menyatakan bahwa X2 dipengaruhi secara langsung oleh X1, tetapi diluar X1 masih banyak penyebab-penyebab lain itu dinyatakan oleh. Gambar 1. merupakan diagram jalur yang sederhana, yang dinyatakan oleh persamaan : paling X2 PX 2 X 1 X1 ε (anak panah satu arah) menggambarkan pengaruh langsung dari variabel eksogenus terhadap variabel endogenus. Perhatikan bahwa panah yang kita gunakan menunjukkan satu arah dari

4 eksogenus ke endogenus. X1 X2 X4 X3 Gambar 2. Diagram jalur yang menyatakan hubungan kausal dari X1, X2, X3, ke X4 Gambar 2. mengisyaratkan bahwa hubungan antara X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4, adalah 2 hubungan kausal, sedangkan hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2 dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional. X4 PX 4 X1 X1 PX 4 X 2 X2 PX 4 X 3 X3 ε perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan korelasional. Perhatikan pula bahwa pada diagram jalur di atas terdapat tiga buah variabel eksogenus, yaitu X1, X2, dan X3, sebuah variabel endogenus, X4, dan sebuah variabel residu. X1 X3 X4 1 2 X2 Gambar 3. Hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 dan dari X3 ke X4 Perhatikan bahwa pada gambar 3. terdapat dua buah sub-struktur. Pertama sub-strktur yang menyatakan hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 dan sub-struktur kedua mengisyaratkan hubungan kausal dari X3 ke X4. persamaan untuk gambar 3. X 3 PX3X1 X1 PX3X2 X 2 ε1 X 4 PX4X3 X 3 ε 2 pada sub-struktur pertama, X1 dan X2 merupakan variabel eksogenus, X3 sebagai endogenus dan 1, sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua, X3 merupakan eksogenus, X4 endogenus dan 2 sebagai residu. Makin kompleks sebuah hubungan struktural, makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula substruktur yang membangun diagram jalur tersebut Koefisien Jalur (Path Coefficient) Besarnya pengaruh langsung (relative) dari suatu variabel eksogenus ke variabel endogenus tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai nomerik Koefisien Jalur (Path Coefficient) dari eksogenus tersebut ke endogenusnya. X1 PX3X1 X3 PX1X 2 PX3X 2 X2

5 PX3ε Gambar 4. Hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 Hubungan antara X1 dan X2 adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi PX X. 1 2 Hubungan X1 dan X2 ke X3 adalah hubungan kausal. Besarnya pengaruh langsung (relatif) dari X1 ke X3 dan X2 ke X3, masing-masing, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur PX X dan PX X Koefisien jalur PX ε menggambarkan besarnya pengaruh langsung (relatif) variabel residu (implicit exogenous variable) terhadap X Menghitung Koefisien Jalur. Untuk model Struktur Rekursit (model yang tidak melibatkan arah pengaruh yang timbal-balik). Penghitungan koefisien jalur bisa dilakukan melalui metode kuadrat terkecil (Least Squares) yang telah kita ketahui dalam analisis regresi. Langkah-langkah yang disarankan untuk diikuti adalah sebagai berikut, 1) Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Disini kita harus bisa menterjemahkan hipotesis penelitian yang 4 kita ajukan ke dalam diagram jalur, sehingga bisa tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogenus dan apa yang menjadi variabel endogenusnya. 2) Hitung Matriks Korelasi antar variabel X1 X2 1 RX X 1 1 R= 2 Xu RX X RX X )

6 1 Identifikasikan sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan saja dalam sub-struktur yang telah kita identifikasi terdapat k buah variabel eksogenus, dan sebuah (selalu hanya sebuah) variabel endogenus Xu yang dinayatakan oleh persamaan, X u PX u X1 X1 PXu X2 X 2... PXu Xk X k ε1 4. Theory Trimming Oleh karena data yang kita gunakan untuk menguji proposisi hipotetik yang kita kemukakan dalam penelitian dasarnya adalah sampel berukuran n, maka sebelum kita menarik kesimpulan mengenai hubungan kausal yang digambarkan oleh diagram jalur, kita perlu menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah kita hitung. Pengujian seperti ini disebut Theory Trimming. Langkah kerja pengujian 1) Nyatakan Hipotesis Statistik (Hipotesis Operasional) yang akan diuji. H 0 : PX u Xi 0 H1 : PX u Xi 0, i 1,2,..., k Perhatikan bahwa arah pengujian secara statistik (satu arah, atau dua arah) tergantung kepada proposisi hipotetik yang diajukan. 2) Gunakan Statistik Uji 5 ti 1 - R PX u X I 2 X u X1X 2...Xk n - k - 1. C ii i = 1,2,, k k = banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji ti = menguji distribusi t-student, dengan derajat bebas (degrees of freedom) n-k-1. 3) Hitung nilai-p (p-value) 4) Ambil kesimpulan, apakah perlu trimming atau tidak. Apabila terjadi trimming, maka penghitungan harus diulang dengan menghilangkan jalur yang menurut pengujian tidak bermakna (nonsignificant). 5. Menguji Perbedaan Besarnya Dalam Sebuah Sub-Struktur. Koefisien Jalur Mungkin pada suatu saat kita ingin memperoleh keterangan mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap Xu, apakah Xi, atau Xj, untuk i j. Pengujian seperti ini biasanya post hoc. Langkah

7 Kerja 1) Tentukan koefisien perbedaannya. jalur yang akan diuji Tentukan Hipotesis Statistik yang akan diuji H 0 : PX u Xi PX u X j H1 : PX u Xi PX u X j, i j Perhatikan bahwa arah pengujian ditentukan oleh kerangka pikir tertentu mengenai keadaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus terhadap endogenus. 2) Gunakan Statistik Uji t 1 - R PX u Xi - PX u X j 2 X u X1X 2...Xk. C ii C jj - 2C ij n - k -1 t mengikuti distribusi t-student dengan derajat bebas n-k-1 6 3) Hitung nilai-p (p-value) 4) Ambil kesimpulan 6. Pengaruh Langsung dan Pengaruh Taklangsung Hubungan antara variabel yang digambarkan oleh diagram jalur bisa mengisyaratkan beberapa keadaan. Pengaruh Langsung Pengaruh langsung Xi ke Xu ditujukkan oleh panah satu arah dari Xi ke Xu. pada gambar 5 panah satu arah dari X1 ke X3 (atau dari X2 ke X3) menggambarkan pengaruh langsung X1 ke X3 (atau X2 ke X3). Pada gambar 4 pengaruh langsung X1 ke X3 ditunjukkan oleh PX X dan pengaruh langsung dari X2 ke X3 dinyatakan oleh PX X. 3 1

8 3 2 Pengaruh Taklangsung Pengaruh tak langsung dari Xi ke Xu ditunjukkan oleh panah satu arah dari Xi ke Xt dan panah satu arah dari Xt ke Xu. Pada gambar 3 pengaruh taklangsung dari X1 ke X4 adalah panah satu arah dari X1 ke X3 dan dari X3 ke X4. Pengaruh taklangsung dari X1 ke X4 ditunjukkan dari X1 ke X4 ditunjukkan oleh ( PX X X PX X ) Asumsi yang Mendasari Analisis Jalur Pada saat melakukan analisis jalur seperti yang kita bicarakan di atas, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi di bawah ini. 1) Hubungan antara variabel haruslah linear dan aditif. 2) Semua variabel residu tak punya korelasi satu sama lain 3) Pola hubungan antar variabel adalah rekursif. 4) Tingkat pengukuran kurangnya interval. semua variabel sekurang- 7 II. APLIKASI ANALISIS JALUR PROPOSISI : Antara Achievement Motivation, Self Esteem, dan Verbal Intelligent terhadap hubungan korelatif. Achievement Motivation, Intelligent secara Performance. Achievement Self Esteem, bersama-sama Motivation, Verbal dan Verbal mempengaruhi

9 Intelligent, dan Performance secara bersama-sama mempengaruhi Job Satisfaction. DATA : X1 = Achievement Motivation X2 = Self Esteem X3 = Verbal Intelligent X4 = Performance X5 = Job Satisfaction X1 1,000 R= X2 0,201 1,000 X3-0,199-0,294 1,000 X ,544-0,357 1,000 X5 0,202 0,281-0,156 0,418 1,000 N = 204 Sumber : Dillon, W.R., and Goldstein, M. (1984) Multivariate Analysis. Methods and Applications John Wiley & Sons. New York. P436 ANALISIS : 1. Diagram Jalur X1 X5 2 X2 X3 X4 1 Gambar. Hubungan Struktur Antara X1, X2, X3, X4 dan X5 8 Diagram Jalur tersebut terdiri dari dua buah sub-struktur dengan persamaan struktural: 1) X 4 PX 4 X1 X1 PX4X2 X 2 PX4X3 X 3 ε1 (sub - struktur - 1) 2) X 5 PX 5 X1 X1 PX5X3 X 3 PX5X4 X 4 ε 2 (sub - struktur - 2) 2. Sub-Struktur 1 Persamaan struktur untuk sub-struktur-1 dinyatakan oleh X 4 PX 4X1 X1

10 PX4X2 X 2 PX4X3 X 3 ε1 Pada sub-struktur-1 terdapat tiga buah variabel eksogen X1, X2, dan X3, dan sebuah variabel endogen X4. 1) Matrik korelasi antar variabel eksogen : X1 1,000 R1 X2 0,201 1,000 X3-0,199-0,294 1,000 2) Matrik Invers untuk R1 R 1-1 X1 X2 1, , , X3 0, , , ) Menghitung Koefisien Jalur PX 4 X1 1, , ,129 1, , ,544 PX 4 X 2 1, ,357 PX 4 X3-0, , , ) Menghitung Koefisien Determinasi Total dari X1, X2, X3, terhadap X4 dan koefisien jalur dari variabel residu ke X4. R 2 X 4 X1X 2 X 3 0,129-0, , , ,544 0, ,357 PX4ε1 1-0, , ) Pengujian Koefisien Jalur Untuk Sub-Struktur-1 (5.1) H 0 : PX 4 X1 0 H1 : PX 4 X1 0 t - 0, , , , df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,8503 H 0 diterima (5.2) H 0 : PX 4 X 2 0 H1 : PX 4 X 2 0 t - 0, , , ,92316

11 df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,00000 H 0 ditolak (5.3) H 0 : PX 4 X3 0 H1 : PX 4 X3 0 t - 0, , , , df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,00044 H 0 ditolak 6) Ada Theoty Trimming Variabel X1 dikeluarkan dari model. Persamaan struktur untuk substruktur-1 menjadi X 4 PX 4X2 X 2 PX4X3 X 3 ε1 Perhitungan diulang (6.1) R2 (6.2) R -12 X2 1,000 X1 1, X3-0,294 1,000 X2 0, , (6.3) Koefisien Jalur PX 4 X 2 1, , ,544 1, ,357 PX 4 X3 0, ,21571 (6.4) Koefisien Determinasi Total 0,544 R 2X 4 X 2X3 0, , ,357 0,33844 PX4ε1 1-0, , Sub-Struktur-2 Untuk sub-struktur-2 persamaan strukturnya adalah, X 5 PX 5X1 X1 PX5X3 X 3 PX5X4 X 4 ε 2 Dalam persamaan ini terdapat tiga buah variabel eksogen X1, X3, dan X4, dan sebuah variabel endogen X5 1) Matriks korelasi antar eksogen X1 1,000 R3 X3-0,199 1,000 X4 0,129-0,357 1,000 2) Inversi untuk R3 R 3-1

12 X1 X3 1, , , X4-0, , , ) Koefisien Jalur PX5X1 1, , , ,202 1, , ,156 PX5X3 1, ,418 PX5X 4 0, , , ) Koefisien Determinasi Total R 2 X 5 X1X 3 X 4 PX5ε 2 0,202 0, , , ,156 0,418 0, , , ) Pengujian Koefisien Jalur Untuk Sub-Struktur-2 (5.1) H 0 : PX5X1 0 H1 : PX5X1 0 t - 0, , , , df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,01870 H 0 ditolak (5.2) H 0 : PX5X3 0 H1 : PX5X3 0 t 0, , , , df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,78092; H 0 diterima (5.3) H 0 : PX5X 4 0 H1 : PX5X 4 0 t 0, , ,15068

13 5, df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,00000 H 0 ditolak 6) Ada Theoty Trimming Variabel X3 dihilangkan dari model. Persamaan struktural untuk substruktur-2 menjadi X 5 PX 5X1 X1 PX5X4 X 4 ε 2 12 Perhitungan diulang (6.1) R4 (6.2) X1 1,000 X4-0,129 1,000 X1 X4 1, , , R -14 (6.3) PX5X1 1, , ,202 1, ,418 PX5X 4 0, ,39857 (6.4) 0,202 R 2X5 X1X 4 0, , , ,418 PX5ε 2 1-0, , Proposisi yang diterima diperhatikan oleh diagram jalur sebagai berikut X1-0,199 0,201 0,15058 X2 X5 0, , , ,294 X3 X4-0,21571

14 0, Menguji Perbedaan Besarnya Pengaruh Langsung dari X1 ke X5 dan dari X4 ke X5 Pengujian ini sifatnya Post Hoc H 0 : PX 5X 4 PX 5X1 H1 : PX 5X 4 PX 5X1 t 0, , , , , , , df 201; titik kritis ; t 1,6525; p 0,00515 H 0 ditolak 14

15

1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural ANALISIS JALUR (AT ANALYSIS) I. Analisis Jalur Analisis Jalur (ath Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (93) dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 32 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah bersifat assosiatif. Penelitian assosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

2.1 Konsep Dasar Statistika

2.1 Konsep Dasar Statistika 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Analisis jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Perkembangan Analisis Jalur Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis jalur (path analysis) sehingga analisis jalur merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Analisis jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi dosen yang terdiri dari (a) kompetensi profesional, (b) kompetensi sosial, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang didirikan pada tanggal 16 Mei 2000

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Schiffman and Kanuk dalam Sumarwan, (2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : The term consumer behavior can bedefed as the behavior

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengertian Konsentrasi Belajar Menurut pengertian secara psikologis belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

Aplikasi Analisis Jalur (Path Analisis) dengan menggunakan SPSS versi 12. Oleh. Abdul Razak Munir, SE, M.Si 1

Aplikasi Analisis Jalur (Path Analisis) dengan menggunakan SPSS versi 12. Oleh. Abdul Razak Munir, SE, M.Si 1 Aplikasi Analisis Jalur (Path Analisis) dengan menggunakan SPSS versi 2 Oleh Abdul Razak Munir, SE, M.Si Kasus. Seorang ahli psikologi merasa tertarik untuk mengungkapkan hubungan antara Authoritarianism,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Searah Analisis Jalur Analisis alur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom, 996;

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 36 BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 3.1 Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal sebagai path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Riduwan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Parongpong Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Parongpong Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini berlokasi di RW.17 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS 3.1 MODEL ANALISIS JALUR Menurut Bohrnstedt (dalam Kusnendi,2005 dan Somantri & Mohidin,2006), Analisis Jalur (path

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SEBAB-AKIBAT (CAUSAL) ANTARA VARIABEL EKSOGEN DAN ENDOGEN PADA PATH ANALYSIS

ANALISIS SEBAB-AKIBAT (CAUSAL) ANTARA VARIABEL EKSOGEN DAN ENDOGEN PADA PATH ANALYSIS ANALISIS SEBAB-AKIBAT (CAUSAL) ANTARA VARIABEL EKSOGEN DAN ENDOGEN PADA PATH ANALYSIS MAKALAH Oleh : YENNI KURNIAWATI, S.Si, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian dilakukan untuk mendefinisikan pengaruh atau hubungan kausal antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk 105 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian survey. Menurut Kerlinger (000:660) penelitian survei mengkaji populasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Gambar 3.1 Tahapan Penelitian. 3.2 Tahap Pendahuluan Pada tahap ini hal yag dilakukan terdiri atas 3 tahapan, yaitu melakukan studi literatur, melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 25 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat permasalahan yang paling mendasar di masyarakat dapat teratasi.

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR. Penggunaan analisis jalur didasarkan pada beberapa asumsi, diantaranya :

ANALISIS JALUR. Penggunaan analisis jalur didasarkan pada beberapa asumsi, diantaranya : ANALISIS JALUR Pengantar Analisis Jalur Analisis Jalur yang ditemukan oleh Sewall Wright adalah suatu metodologi untuk menganalisa sistem persamaan struktural. Analisis jalur adalah sebuah metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh Motivasi, Pelatihan & Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Adapun dari metode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Regresi Liniear Sederhana Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan

Lebih terperinci

Bahan Ajar MATA KULIAH STATISTIKA 2

Bahan Ajar MATA KULIAH STATISTIKA 2 Bahan Ajar MATA KULIAH STATISTIKA Materi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 010 Home Materi Identitas Mata Kuliah Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Penelitian ini mengungkapkan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI SISWA MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS (Studi Kasus di SMP NEGERI 3 Tangerang Selatan)

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI SISWA MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS (Studi Kasus di SMP NEGERI 3 Tangerang Selatan) PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI SISWA MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS (Studi Kasus di SMP NEGERI 3 Tangerang Selatan) HERI DEDI WIJAYA 102094026461 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 3, No. 1, Januari 2018, pp. 31-39 ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA Dody

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada sub bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan 83 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif dan efisien. Sugiyono (2008:3) mengemukakan bahwa Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Ojek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Pada penelitian ini akan mengungkapkan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Trimming pada Analisis Jalur dalam Menentukan Model Kausal Dana Alokasi Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan

Penggunaan Metode Trimming pada Analisis Jalur dalam Menentukan Model Kausal Dana Alokasi Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Jurnal Penelitian Sains Edisi Khusus Desember 2009 (A) 09:12-01 Penggunaan Metode Trimming pada Analisis Jalur dalam Menentukan Model Kausal Dana Alokasi Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA STATISTIKA UNDIP

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA STATISTIKA UNDIP ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 61-70 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak 65 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Kerangka Teori Berdasarkan landasan teori pada Bab II, dapat diketahui bahwa TAM berfokus pada sikap penerimaan terhadap pengguna teknologi informasi, dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitiannya, seorang peneliti berusaha mengungkapkan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitiannya, seorang peneliti berusaha mengungkapkan hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitiannya, seorang peneliti berusaha mengungkapkan hubungan antara gejala alami. Apabila diterjemahkan dalam bahasa statistika, maka penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Ucapan Terima Kasih... iii Daftar Isi... vii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I Wayan Jaman Adi Putra

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I Wayan Jaman Adi Putra LANGKAH-LANGKAH ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I Wayan Jaman Adi Putra 1. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasakan diagram kerangka pemikiran Sebelum melakukan analisis jalur, terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Inti kajian dari penelitian ini adalah mengenai tingkat kepemimpinan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Inti kajian dari penelitian ini adalah mengenai tingkat kepemimpinan 50 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Inti kajian dari penelitian ini adalah mengenai tingkat kepemimpinan transformasional, tingkat budaya organisasi dan tingkat implementasi knowledge

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode penelitian

BAB III. Objek dan Metode penelitian BAB III Objek dan Metode penelitian 3.1.Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulis dalam rangka menyusun suatu laporan. Dalam penelitian ini untuk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRIMINALITAS DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 DENGAN ANALISIS JALUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRIMINALITAS DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 DENGAN ANALISIS JALUR ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 247-256 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRIMINALITAS DI KABUPATEN BATANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Prestasi (Nilai) Matematika Nilai matematika dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang telah diberi nilai atau bobot. Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara kontribusi Bakat Numerik,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 60 BAB 3 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah mendefinisikan berbagai kriteria dan variabel yang diteliti. Menurut Thomas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS LINTAS (Studi kasus masalah kependudukan di Sumatera Barat)

PENERAPAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS LINTAS (Studi kasus masalah kependudukan di Sumatera Barat) PENERAPAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS LINTAS (Studi kasus masalah kependudukan di Sumatera Barat) Oleh : Kim Budiwinarto Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pelajaran 2016/2017. Terdapat empat variabel yang dideskripsikan dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. pelajaran 2016/2017. Terdapat empat variabel yang dideskripsikan dalam penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di Kota Malang. Subjek Penelitiannya adalah siswa kelas

Lebih terperinci

ANALISIS dan INTERPRETASI DATA

ANALISIS dan INTERPRETASI DATA Pertemuan kelima ANALISIS dan INTERPRETASI DATA Salah satu tugas utama statistika inferensia adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai upaya memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR MODEL TRIMMING

ANALISIS JALUR MODEL TRIMMING 1 ANALISIS JALUR MODEL TRIMMING UNTUK MENGETAHUI FAKTOR- FAKTOR ANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UM) esiana Adiningrum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif / hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL MOTIVASI TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL MOTIVASI TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL MOTIVASI TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN Akman 1 Prof. Dr. Ahmad Tafsir 2 Dr. Ir. Hendri Tanjung, MM. M.Ag 3 1) Dosen Tetap Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Pengambilan data dilakukan di kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung. Data yang digunakan dalam dalam penulisan tesis ini adalah data keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Dan Subjek Penelitian Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan kepada konsumen yang pernah berkunjung dan membeli pada steak house di Kota Bandung. Pengamatan ini

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lamongan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lamongan BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lamongan unit Badan Kepegawaian Daerah. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS MODELING EFFECT OF PRINCIPAL LEADERSHIPAND INCENTIVES FOR TEACHER PERFORMANCE. Abdul Hoyyi 1

PATH ANALYSIS MODELING EFFECT OF PRINCIPAL LEADERSHIPAND INCENTIVES FOR TEACHER PERFORMANCE. Abdul Hoyyi 1 UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 PATH ANALYSIS ODELING EFFECT OF PRINCIPAL LEADERSHIPAND INCENTIVES FOR TEACHER PERFORANCE Abdul Hoyyi 1 1) Staf Pengajar Jurusan Statistika FS Undip Abstract

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu iklim sekolah dan motivasi belajar. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN ONLINE DI UPN VETERAN JAWA TIMUR. Nurhadi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN ONLINE DI UPN VETERAN JAWA TIMUR. Nurhadi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN ONLINE DI UPN Nurhadi ABSTRACT : One of the major facilities in the academic world is the availability of library services.

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR IVAN J M SIMANUNGKALIT 112407006 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan BAB III METODE PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan Cross

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a. II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja agen Bumida Syariah. Cabang Surabaya. Diagram jalurnya seperti berikut:

BAB V PEMBAHASAN. ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja agen Bumida Syariah. Cabang Surabaya. Diagram jalurnya seperti berikut: BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian melalui analisis jalur menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja agen Bumida Syariah Cabang Surabaya. Diagram jalurnya seperti berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI MENGAJAR GURU DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SD KELAS VI

PENGARUH KOMPETENSI MENGAJAR GURU DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SD KELAS VI PENGARUH KOMPETENSI MENGAJAR GURU DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SD KELAS VI Reflina Sinaga Dosen UNIKA Sumatera Utara Surel : sinagareflina@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS)

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS) BAB. IX ANALII REGREI FAKTOR (REGREION FACTOR ANALYI) 9. PENDAHULUAN Analisis regresi faktor pada dasarnya merupakan teknik analisis yang mengkombinasikan analisis faktor dengan analisis regresi linier

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek yang diteliti adalah hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi sebagai variabel dependen (Y). Sikap belajar dan motivasi belajar sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Batas Wilayah dan Kondisi Fisik. Batas wilayah Desa Cikalong adalah sebelah utara Desa Cipinang, sebelah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Batas Wilayah dan Kondisi Fisik. Batas wilayah Desa Cikalong adalah sebelah utara Desa Cipinang, sebelah 93 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Desa Cikalong a. Batas Wilayah dan Kondisi Fisik Batas wilayah Desa Cikalong adalah sebelah utara Desa Cipinang, sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Perkebunan Kabupaten Purwakarta selaku implementator Program Desa Mandiri

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Perkebunan Kabupaten Purwakarta selaku implementator Program Desa Mandiri BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta selaku implementator Program Desa Mandiri

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. bunga dan nilai tukar di Indonesia dan Malaysia. Dipilihnya kedua negara tersebut

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. bunga dan nilai tukar di Indonesia dan Malaysia. Dipilihnya kedua negara tersebut BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah volatilitas harga saham syariah, pertumbuhan PDB, tingkat inflasi, tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPETENSI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KANTOR PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR DAN RADIOMETRI (PTNBR) BANDUNG

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPETENSI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KANTOR PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR DAN RADIOMETRI (PTNBR) BANDUNG PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPETENSI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KANTOR PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR DAN RADIOMETRI (PTNBR) BANDUNG Oliver Valentino Sitorus Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI. ANALISIS JEJAK ATAU SIDIK LINTAS (PATH ANALYSIS)

BAB VI. ANALISIS JEJAK ATAU SIDIK LINTAS (PATH ANALYSIS) BAB VI. ANALII JEJAK ATAU IDIK LINTA (PATH ANALYI) 6.1 Pendahuluan Telaah statistika mengatakan bahwa dalam analisis hubungan yang bertujuan untuk peramalan atau pendugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survey dengan menggunakan metode penelitian survey eksplanatori (eksplanatory survey).

Lebih terperinci