TATA CARA PENGECATAN LOGAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TATA CARA PENGECATAN LOGAM"

Transkripsi

1 STANDAR SNI F TATA CARA PENGECATAN LOGAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung

2 DAFTAR RUJUKAN I C I Paints Kumpulan Lembaran Teknik Departemen Pekerjaan Umum, 1989 Spesifikasi Bahan Bangunan,. Standar Industri Indonesia, SII 1980 Charles R, Martens 19.. Technology of Paints, Varnishes and lacquers, Reinhold Book Coorperation, New York, Amsterdam, London. * Hak Cipta Dilindungi Undang-undang * Diterbitkan oleh Yayasan Lembaga Penyelikan Masalah Bangunan Jalan Tamansari no. 84 Bandung Cetakan Pertama 1989

3 DAFTAR ISI halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 60/KPTS/ i Daftar Isi... vii BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1 BAB II PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN Bahan Cat Dasar (primer) dan Cat Antara (Under Coat) Cat Tutup (Top Coat) Peralatan... 2 BAB III PELAKSANAAN PENGECATAN Persiapan Permukaan Pengecatan Besi dan Baja Baru Pengecatan Besi dan Baja yang Sudah Pernah di Cat Pengecatan Seng dan Besi/baja Galvanis... 3 BAB III CARA PENANGGULANGAN BILA TERJADI KEGAGALAN DALAM PENGECATAN... 4 Lampiran A : Daftar Nama Lembaga... 6 Lampiran B : Daftar Istilah... 9

4 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan Maksud Tata Cara Pengecatan Logam ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana pengawas lapangan, dan pihak lain yang berkepentingan dalam mengerjakan pengecatan logam Tujuan Tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan hasil pengecatan logam yang baik dan benar serta penanggulangannya bila terjadi kegagalan dalam pengecatan. 1.2 Ruang Lingkup Tata cara ini memuat cara pengecatan pada permukaan logam, dan cara-cara penanggulangan kegagalan dalam pengecatan. 1.3 Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) cat dasar (primer) adalah cat yang fungsi utamanya menahan karat dan memberikan dasar yang baik untuk lapis-lapis cat berikutnya; 2) cat antara (undercoat) adalah cat yang dibuat untuk meniadakan warna dasar permukaan yang akan dicat. Selain itu fungsinya memberi suatu lapisan yang kuat untuk pengecatan berikutnya; 3) cat tutup (topcoat) adalah cat yang befungsi untuk memberikan pandangan yang indah dan merupakan pertahanan pertama (dari suatu system pengecatan) terhadap pengaruh-pengaruh destruktif dari cuaca; 4) solvent adalah pelarut untuk melarutkan pengikat cat dan setelah menguap cat akan mongering; 5) ampelas besi adalah ampelas tidak tahan air yang terbuat dari kain, lem dan bubuk carborundum; 6) ampelas duco adalah ampelas tahan air yang terbuat dari kertas, lem dan bubuk carborundum.

5 BAB II PERSYARATAN BAHAN DAN ALAT 2.1 Bahan Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat) Cat dasar dan cat antara harus memenuhi syarat antara lain : 1) sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak boleh : mengulit, mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10 menit harus dapat mudah diaduk dengan pengaduk menjadi campuran serba sama, bila perlu dapat ditambahkan pengencer sebanyak 10% ; 2) cat sewaktu diterima harus mudah diulaskan dan mengalir rata pada permukaan yang licin dan tegak. Lapisan cat kering harus rata, kusam atau kilat telur, tidak kisut dan tidak turun. Persyaratan dan cara uji lengkap lihat SNI A Mutu Cara Uji Cat Dasar Meni Besi untuk Besi dan Baja Cat Tutup (Top Coat) Tipe cat tutup memakai pengecer organik (alkyd, vinyl, epoxy, minyak, phenolic, rubberbash, polyurethan, dan acrylic). Persyaratan cat tutup dapat, sebagai berikut ; 1) gel tidak boleh ada; 2) endapan keras kering tidak boleh ada; 3) waktu pengeringan (kering permukaan). Maksimum (6jam) Keterangan : - Gel merupakan bagian dari cat yang terbentuk setelah proses pembuatan dan tidak dapat bercampur walaupun dengan pengadukan. - Endapan keras kering merupakan endapan yang terbentuk setela proses pembuatan. Endapan ini bila dipotong-potong akan hancur manjadi remah. 2.2 Peralatan Alat-alat yang digunakan untuk pengecetan : 1) Kwas atau alat smprot angin 2) Sikat kawat dan lap Pengaduk ternuat dari kayu atau besi 3) kertas ampelas besi No. 0-3 atau ampelas Duco No ) kaleng kosong yang sudah dibersihkan 5) persiapkan semua alat-alat tersebut dalam keadaan bersih dan kering

6 BAB III PELAKSANAAN PENGECETAN 3.1 Persiapan Permukaan Pengecetan Besi dan Baja Baru (belum pernah dicat) 1) bersihkan semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan white spririt atau solvent lain yang cocok, kemudian dilap dengan kain bersih; 2) hilangkan semua karat dan kerok dengan cara mengeruk atau menggosok dengan sikat kawat bila perle dengan sand blasting; 3) setelah itu berilah cat dasar dan harus dijaga jangan sampai terkotori lapis debu, kotoran, minyak, lemak, dan sebagainya sebelum diberi cat antara dan cat tutup; 4) bagian-bagian logam dimana cat dasarnya sudah cacat harus disikat dengan sikat kawat atau dikerok untuk menghilangkan kawat. Kemudian barilah cat dasar seperti tersebut diatas; Pengecetan Besi dan Baja yang Sudah Pernah Dicat. 1) bersihkan permukaan dari debu, kotoran, minyak, lemak, dan sebagainya; 2) hilangkan bagian-bagian cat yang telah berkurang daya lekatnya atau yang telah rusak dengan cara mengerok dengan sikat kawat; 3) bila perlu keroklah seluruh permukaan sampai bersih dari semua karat dan kerok dengan sand blasting ; 4) setelah itu berilah cat dasar dan cat antara sebelum diberi cat tutup; Pengecetan Seng dan Besi/Baja Galvanis. 1) permukaan-permukaan yang digalvanis, jika masih baru tidak memberi pegangan yang baik untuk berbagai macam cat; 2) keadaan menjadi lebih baik bila dibiarkan beberapa bulan lamanya, tetapi bila diharuskan mengecet segera, permukaannya perlu dikasarkan dahulu dengan bahan kimia atau diberi cat dasar khusus; 3) bersihkan permukaan yang akan dicat dari debu/kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya; 4) jika sudah pernah dicat, hilangkan cat lama yang tidak/kurang daya lekatnya atau sudah rusak dengan cara mengerok atau dengan sikat kawat; 5) dalam melakukan hal diatas jangan sampai merusak lapisan seng; 6) bagian-bagian yang telah bersih dari cat lama segera diberi cat dasar khusus;

7 BAB IV CARA PENANGGULANGAN BILA TERJADI KEGAGALAN DALAM PENGECATAN Jenis Kegagalan Penyebabnya Cara Penanggulangan 1. Menggelembung (Blestering) - Pengecatan pada permukaan yang belum kering - Pengecatan terkena terik matahari langsung -Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan permukaanya dengan kertas ampelas. - Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata. 2. Berbintik (Bittiness) 3. Retak-retak (Crazing / Cracking ) 4. Perubahan warna (Discoloration) - Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran -Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak -Bahan yang dicat menyusut /memuai, ini terjadi apabila permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air. - Debu atau kotoran dari udara atau kwas/alat penyemprot - Adanya bagian-bagian cairan yang sudah mongering ikut tercampur / teraduk - Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas berkurang. - Pengecatan pada lapisan cat pertama yag belum cukup kering. - Cat terlampau tebal - Pengeringan lapisan cat tidak merata. - Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari - Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi dengan garam-garam alkali. - keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas ampelas hingga permukaan rata, halus & kering - Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata. - Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna. - Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus dan bersihkan. - Beri lapisan baru (yang sudah disaring) sampao permukaan cukup rata - Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaanya haluskan dengan kertas ampelas kemudian dibersihkan. - Beri lapisan cat baru. - Pilihlah jenis cat lain - lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar tahan alkali.

8 Jenis Kegagalan Penyebabnya Cara Penanggulangan 5. Sukar Mengering Dying Troubles - Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak baik/kurangnya sinar matahari, misalnya udara lembab - Pengecetan pada permukaan yang mengandung wax polish (lemak) minyak atau berdebu. - Serangan alkali yang kuat pada bahan pengikat (binder), biasanya pada jenis cat minyak. - Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan biarkan permukaan mongering dan baru dicat ulang, dalam keadaan cuaca baik. - Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan beri lapisan cat yang tahan alkali. 6. Garis-garis bekas kwas (Brush Marks) 7. Daya tutup berkurang (Poor Opacity) 8. Lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging) 9. Kurang mengkilap daripada seharusnya (Loos Opacity) - Kwas diulaskan terus pada saat cat mulai mongering - Pemakaian cat terlalu kental - Pemakaian kwas yang kotor - Cat yang terlalu encer - Pengadukan kurang baik - permukaan bahan yang akan dicat terlampau porous. - Pengecatan dilakukan tidak merata - Pengecatan dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak atau lilin - Pengecatan pada saat cuaca kurang baik/lembab - Pengecatan dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai mengapur. - Setelah lapisan cat mengering gosoklah dengan kertas ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup - Encerkan cat sesuai anjuran, aduk cat sehingga merata. - Ulangi pengecatan sampai cukup rata - Biarkan cat mongering dengan baik. - Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas, kemudian lakukan pengecatan ulang. - Ampelaslah dan ulang pengecatan kalau lapisan cat sudah tua/kurang mengkilap - Keroklah seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan pengecetan baru.

9 LAMPIRAN A DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1) Pemrakarsa : Departemen Pekerjaan Umum 2) Penyusun NAMA (1) Ir. Dudung kusmara (2) Chaedir Nursjamsu, B.A. LEMBAGA 3) Susunan Panitia Tetap SKBI JABATAN EX-OFFICIO NAMA Ketua Sekretaris Kepala Badan Litbang PU Sekretaris Badan Litbang PU Sekretaris Direktorat Jenderal Pengairan Departemen PU Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kepala Biro Hukum Departemen PU Kepala Biro Sarana Perusaha-an Departemen PU Kepala Pusat Litbang Pengeiran Departemen PU Kepala Pusat Litbang Jalan Departemen PU Kepala Pusat Litbang Pemukiman Departemen PU Ir. Suryatin Sastromijoyo Dr. Ir. Bambang soemitroadi Ir. Mamad ismail Ir. Satrio Ir. Soeratmo notodipoero Ali Muhammad, S.H Ir. Nuzwar Nurdin Ir. Sulastri djennoedin Ir. Soedarmanto Darmonegoro Ir. S.M. Ritonga

10 4) Susunan Panitia Kerja SKBI JABATAN NAMA INSTANSI Ketua Ir. Soeratmo notodipoero Ketua kelompok Ir. Nursaiji Ir. Mochtar, M, Arch Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Tata Bangunan Direktorat Tata Bangunan Ir. H.R. Sidjabat Bambang Soetojo, S.H. Suwandojo Siddiq, dipl. E. Eng Ir. Suprapto, M. SE. Ir. Felisia Simarmata Ir. Boetje Sinai Ir. Loly martina Ir. Wiratman wangsadinata Dr. Ir. Dradjat hoedarjanto Drs. Nyoman parka, dipl. Act. Dr. Ir. Binsar Hariandja Dr.Ir. Indra Djati Sidi Ir. Bambang Budiono, M.E. Dr. Ir. Harianto Sunidja Ir. Steffy Tumilar, M.Eng. Dr.Komanudin. M.A. Ir. Thomas Sardjono, M.C.E Badan Litbang P.U. Badan Litbang P.U. Konsultan Himpunan Ahlin Konstruksi Indonesia Himpunan Ahlin Konstruksi Indonesia Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Universitas Bandung Konsultan BPP Teknologi Universitas Parahyangan 5) Peserta Konsensus NAMA Dra. Ratnawati Bambang Surono Ir. Dudung kusmara Dra. Nande Maryuani Soemanri Hartono Yohanes Suradi WS. Witarso, B.E. Dra. Sri Astuti Ir. Felisia Simarmata Ir. Rumiati Tobing Crhistanto Nandang Keswara Chaedir Nursjamsu, B.A. Ir. Ghundi Marwati LEMBAGA Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian PT. ICI Paints Indonesia PT. Dana Paints PT. Dana Paints

11 6) Daftar Peserta Konsensus NAMA R. subarna Waradinata Ir. Dudung kusmara Dra. Nande Maryuani Yohanes Suradi M. Sukarno Chaedir Nursjamsu, B.A. Dra. Ratnawati WS. Witarso, B.E. Ir. Adriani Djajaprasetya Ir. Sukahar Dra. Sri Astuti Tjeptjep Hartono, Dipl.Ing Irawan Soetanto Ir. Rumiati Tobing Bambang Sutino Ir. Felisia Sangga Rustandi Momon Adrianto Sofyan H. ir. Hartinisari Suwandojo Siddiq, dipl. E. Eng Bambang Utojo, S.H. Ir. T. Sitompul Adang Sutara Abrar MZ Bambang Surono, B.Sc.Chem Drs. Syarif Gunarso Joseph Suharso Rondi Ariono, B.E. Arstad Syarif, B.E. Soemantri Hartono Crhistanto Ir. J. Purba Ir. Purwono Imanto Ir. Suharsono A. Mukti Sumirat Ir. Edy R. Yantono Nana Soedjana, B.E. Nandang Keswara LEMBAGA Kanwil P.U Jawa Barat PT. Pembangunan Perumahan Balai Besar Penyelidikan Bahan dan Barang Teknik PT. Indosatputra Perum Perumnas PT. Cisangkan PT. Cisangkan PT. Pembangunan Perumahan PT. Indowira Putra PT. Indowira Putra PT. Indowira Putra PT. Sigma Utama Direktorat Bina Marga Direktorat Tata Bangunan PT. ICI Paints Indonesia PT. ICI Paints Indonesia PT. ICI Paints Indonesia PT. Widjaja Karya PT.Widjaja Karya PT. Dana Paints Indonesia PT. Dana Paints Indonesia PT. Hutama Karya PT. Propan Raya PT. Propan Raya Departemen Perindustrian Direktorat Tata Bangunan Biro Bina Sarana Perusahaan PT. Waskita Raya

12 LAMPIRAN B DAFTAR ISTILAH Menggelembung Mengelupas Perubahan Warna Berbutir, berbintik Sukar mongering Lapisan cat retak retak Garis garis bekas kwas Daya tutup berkurang Penyabunan : blistering : Flaking : discoloration : bittines : drying troubles : crazing, craking : brush marks : poor opacity : saponification

TATA CARA PENGECATAN LOGAM

TATA CARA PENGECATAN LOGAM TATA CARA PENGECATAN LOGAM STANDAR SNI 03-2408-1991-F TATA CARA PENGECATAN LOGAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR RUJUKAN I C I Paints Kumpulan Lembaran Teknik Departemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi... vii BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan Maksud Tujuan Ruang lingkup Pengertian...

DAFTAR ISI. Daftar isi... vii BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan Maksud Tujuan Ruang lingkup Pengertian... DAFTAR ISI Daftar isi.... vii BAB I DESKRIPSI...1 1.1 Maksud dan tujuan...1 1.1.1 Maksud...1 1.1.2 Tujuan...1 1.2 Ruang lingkup...1 1.3 Pengertian...1 Halaman BAB II PERSYRATAN BAHAN DAN PERALATAN...2

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia SNI 03-2407-1991 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS Badan Standarisasi Nasional BSN Daftar Isi Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung...

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

STANDAR SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SK SNI S F SNI

STANDAR SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SK SNI S F SNI STANDAR SK SNI S 05 1990 F SNI 03-2445-1991 SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbikan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR ISI Halaman Surat Keputusan Menteri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/ DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/1989... i Daftar Isi... v BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

SPESIFIKASI UKURAN KUSEN PINTU KAYU, KUSEN JENDELA KAYU, DAUN PINTU KAYU DAN DAUN JENDELA KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG

SPESIFIKASI UKURAN KUSEN PINTU KAYU, KUSEN JENDELA KAYU, DAUN PINTU KAYU DAN DAUN JENDELA KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG STANDAR SNI 03-0675-1989 SPESIFIKASI UKURAN KUSEN PINTU KAYU, KUSEN JENDELA KAYU, DAUN PINTU KAYU DAN DAUN JENDELA KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan

Lebih terperinci

SNI. Metode pengambilan contoh campuran beton segar SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional

SNI. Metode pengambilan contoh campuran beton segar SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional SNI SNI 03-2458-1991 Standar Nasional Indonesia Metode pengambilan contoh campuran beton segar BSN CS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor...

Lebih terperinci

STANDAR SK SNI S F SNI

STANDAR SK SNI S F SNI STANDAR SK SNI S-10-1990-F SNI 03-2449-1991 SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 15/6 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh yayasan LPMB, Bandung Daftar Rujukan The council for of Practice British

Lebih terperinci

STANDAR SNI

STANDAR SNI STANDAR SNI 0324951991 SPESIFIKASI BAHAN TAMBAHAN UNTUK BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR RUJUKAN ASTM Standards, 1978 Test Method for Shump of Portland Cement

Lebih terperinci

SNI SNI Metode pengujian kuat lentur kayu di laboraturium. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

SNI SNI Metode pengujian kuat lentur kayu di laboraturium. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN SNI SNI 03-3959-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu di laboraturium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional BSN Daftar Isi Halaman BAB I DESKRIPSI 1.1Materi dan Tujuan...

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 30/6

SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 30/6 STANDAR SK SNI S-11-1990-F SNI 03-2450-1991 SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 30/6 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung Daftar Rujukan The Council for Codes of Practice

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 184/ KPTS/1990 BAB I. DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI... Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 184/ KPTS/1990 BAB I. DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1 DAFTAR ISI Halaman Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 184/ KPTS/1990... i DAFTAR ISI... iv BAB I. DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

STANDAR SPESIFIKASI BETON TANAH SULFAT. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung SK SNI S SNI

STANDAR SPESIFIKASI BETON TANAH SULFAT. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung SK SNI S SNI STANDAR SK SNI S-37-1990-03 SNI 03-2915-2002 SPESIFIKASI BETON TANAH SULFAT DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR RUJUKAN 1. American Concerete Institute (ACI), 1984,

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium

Metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium SNI 03-3399-1994 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar isi... iv BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan tujuan...

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KADAR ION KLORIDA DALAM BETON

SPESIFIKASI KADAR ION KLORIDA DALAM BETON SNI 03-2854-1992 Standar Nasional Indonesia SPESIFIKASI KADAR ION KLORIDA DALAM BETON ICS. Badan Standardisasi Nasional DAFTAR RUJUKAN 1. American Concrete Institute (ACI), 1984, Building Code Requirements

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat geser kayu di laboratorium

Metode pengujian kuat geser kayu di laboratorium SNI SNI Standar Nasional Indonesia 03-3400-1994 Metode pengujian kuat geser kayu di laboratorium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Keputusan Menteri Pekerjaan Umum 475/KPTS/1991...

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat tekan kayu di laboratorium

Metode pengujian kuat tekan kayu di laboratorium SNI SNI Standar Nasional Indonesia 03-3958-1995 Metode pengujian kuat tekan kayu di laboratorium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Keputusan Menteri Pekerjaan Umum 475/KPTS/1991...

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

Standar Nasional Indonesia. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Badan Standardisasi Nasional BSN

Standar Nasional Indonesia. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Badan Standardisasi Nasional BSN SNI SNI Standar Nasional Indonesia 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton CS 91.080.40 BSN Badan Standardisasi Nasional LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH Acuan : Formwork Acuan yang diangkat secara

Lebih terperinci

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian kadar air agregat ICS Badan Standar Nasional DAFTAR ISI

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian kadar air agregat ICS Badan Standar Nasional DAFTAR ISI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03 1971 1990 Metode pengujian kadar air agregat ICS 91.100.20 Badan Standar Nasional DAFTAR ISI DAFTAR ISI... v halaman Bab I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

SPESIFIKASI. BETON BERTUlANG KEDAP AIR

SPESIFIKASI. BETON BERTUlANG KEDAP AIR SNI 0329141992 Standar Nasional Indonesia SPESIFIKASI BETON BERTUlANG KEDAP AIR ICS. Badan Standardisasi Nasional DAFTAR RUJUKAN 1. American Concrete Institute (ACI), 1984, Building Code Requirements For

Lebih terperinci

SNI SNI Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR. Standar Nasional Indonesia

SNI SNI Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR. Standar Nasional Indonesia SNI SNI 03-4430-1997 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR ICS 91.080. Badan Standarisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Daftarf Isi... i BAB I

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 531/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 531/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1 DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 531/KPTS/1990.... Daftar Isi... i Vi BAB I DESKRIPSI.... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2 Ruang LIngkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II SPESIFIKASI....

Lebih terperinci

SNI. Metode pengujian jumlah bahan dalam agregate yang lolos saringan nomor 200 (0,0075 mm) SNI Standar Nasional Indonesia

SNI. Metode pengujian jumlah bahan dalam agregate yang lolos saringan nomor 200 (0,0075 mm) SNI Standar Nasional Indonesia SNI SNI 03-4142-1996 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian jumlah bahan dalam agregate yang lolos saringan nomor 200 (0,0075 mm) ICS 91.100.20 Badan Standardisasi Nasional BSN BAB I DESKRIPSI 1.1

Lebih terperinci

STANDAR SNI

STANDAR SNI STANDAR SNI 06 2405 1991 TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK SUMUR RESAPAN AIR HUJAN UNTUK LAHAN PEKARANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh yayasan LPMB, Bandung DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN I. LEMBAR INFORMASI Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup pori-pori yang terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Sekolah St. URSULA Kotamobagu)

ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Sekolah St. URSULA Kotamobagu) ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Sekolah St. URSULA Kotamobagu) Yellih Kristti Wongkar Jermias Tjakra, Pingkan A. K. Pratasis Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/ DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/ DAFTAR ISI... DAFTAR ISI halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/1989... DAFTAR ISI... i v BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3

Lebih terperinci

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian slump beton ICS Badan Standar Nasional

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian slump beton ICS Badan Standar Nasional SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03 1972 1990 Metode pengujian slump beton ICS 91.100.30 Badan Standar Nasional DAFTAR ISI DAFTAR ISI... halaman v Bab I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2

Lebih terperinci

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK - UPI 2 June 2010 asolehudin@upi.edu 1 PENGENALAN CAT Salah satu metoda yang paling banyak dipergunakan

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Metode Pengujian Berat Isi Beton

SNI Standar Nasional Indonesia. Metode Pengujian Berat Isi Beton SNI 03-1973-1990 Standar Nasional Indonesia Metode Pengujian Berat Isi Beton ICS 9 97.100.30 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Keputusan menteri pekerjaan umum Nomor 306/KPTS/ 1989 i DAFTAR ISI...v

Lebih terperinci

SNI SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian analisis saringan Agregat halus dan kasar

SNI SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian analisis saringan Agregat halus dan kasar SNI SNI 03-1968-1990 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian analisis saringan Agregat halus dan kasar ICS 91.100.20 Badan Standarisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Halaman Keputusan menteri pekerjaan umum

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI 06-4170-1996 SNI Standar Nasional Indonesia SPESIFIKASI KALIUM KHOLRIDA UNTUK MEMPERCEPAT PENGERASAN BETON ICS Badan Standar Nasional BSN DAFTAR ISI Daftar isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof...

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof... TECHNICAL DATA C ONTENTS Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof... Decolux Wood & Metal Paint... Decolux Tennis

Lebih terperinci

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE Oleh: Darmono Dosen JPTSP FT UNY Disampaikan dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Jurusan Bangunan Rayon 11 Angkatan XIV DIY dan Jawa Tengah Pada Tanggal

Lebih terperinci

Frequently Ask Question

Frequently Ask Question 1. Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi retak retak (Cracking) pada tembok? Retak retak tersebut terjadi karena pemisahan lapisan film mula-mula yang muncul hanya seperti rambut, tapi lama - lama bisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

SNI BSN. Metode pengujian kuat tekan beton SNI Standar Nasional Indonesia

SNI BSN. Metode pengujian kuat tekan beton SNI Standar Nasional Indonesia SNI SNI 03-1974-1990 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tekan beton ICS 91.100.30 Badan Standarisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KTSP/1989...1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN Perencanaan Rumah Susun Faktor-faktor Perencanaan... 3

DAFTAR ISI. BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN Perencanaan Rumah Susun Faktor-faktor Perencanaan... 3 DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 125/KPTS/1991... i Daftarf Isi... vi BAB I. DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air ICS 91.140.60; 77.140.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan. iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING PRAKATA BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING Mengingat pentingnya proses pengecatan ulang banyak dilakukan di bengkel-bengkel dan untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang terjadi

Lebih terperinci

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat. 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kayu Jati dan Mahoni difinishing menggunakan bahan finishing pelarut air (water based lacquer) dan pelarut minyak (polyurethane). Kayu yang difinishing menggunakan bahan pelarut

Lebih terperinci

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA Technical Data Sheet DECORATIVE PAINT SKEMA FUNGSI CAT DECORATIVE NO ELBRUSPAINTS BRANDS STANDAR PENERAPAN BAHAN RESIN APLIKASI STANDARD FINISHING JENIS ROLL FUNGSI 1 Dantech Interior Vinyl Acrylic ElbrusAlkali

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II PERSYARATAN... 3 BAB III KETENTUAN-KETENTUAN... 4 3.1 Umum... 4 3.2

Lebih terperinci

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan PAINT / CAT Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah

Lebih terperinci

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim 3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan untuk memperindah (decoratif), memperkuat (reinforcing), dan melindungi (protective)

Lebih terperinci

TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI

TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI 03-3241-1994 RUANG LINGKUP : Tata cara ini memuat tentang persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan bagi perencana

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECATAN

BAB III PROSES PENGECATAN BAB III PROSES PENGECATAN 3.1 JENIS PRODUK Adapun jenis produk yang akan dicat yaitu pada bagian depan motor YAMAHA JUPITER MX (front fender), dan untuk proses pengecatan dilakukan hanya pada permukaan

Lebih terperinci

Problem solving 1. Pendahuluan. PT Putramataram Coating International. Dari pengalaman. memberikan kontribusi 50% terhadap terjadinya. pengecatan.

Problem solving 1. Pendahuluan. PT Putramataram Coating International. Dari pengalaman. memberikan kontribusi 50% terhadap terjadinya. pengecatan. PT Putramataram Coating International Problem solving 1 Pendahuluan Volume 11 November 2011 Daftar isi Pendahuluan 1 Kualitas hasil pengecatan tidak hanya ditentukan oleh cat terakhir dalam tahapan aplikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik

Lebih terperinci

ABSTRAK STUDI PERBEDAAN APLIKASI VARIASI WAKTU PENGECATAN ANTAR LAYER PADA PENGECATAN CHEMICAL TANKER CALAFURIA. Kefas Adityasurya NRP :

ABSTRAK STUDI PERBEDAAN APLIKASI VARIASI WAKTU PENGECATAN ANTAR LAYER PADA PENGECATAN CHEMICAL TANKER CALAFURIA. Kefas Adityasurya NRP : 1 ABSTRAK STUDI PERBEDAAN APLIKASI VARIASI WAKTU PENGECATAN ANTAR LAYER PADA PENGECATAN CHEMICAL TANKER CALAFURIA Oleh Kefas Adityasurya NRP : 6208030008 Kapal merupakan salah satu transportasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT SNI 03-3416-1994 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian partikel ringan

Lebih terperinci

BAB XV PEKERJAAN CAT

BAB XV PEKERJAAN CAT BAB XV PEKERJAAN CAT Pasal 1 : Referensi 1. Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut : a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat. b. NI-3 1970 c. NI-4 Pasal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 475/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan...

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 475/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan... DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 475/KPTS/1991... Daftar Isi... i iv BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011*

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011* PUMA Buletin WOOD FINISHES I TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES SISTEM FINISHING PERSIAPAN PERMUKAAN PEWARNAAN PRODUK WOOD FINISHES PUTRAMATARAM Edisi II Februari 2011 *022011* design by IT Volume 2 Page 1

Lebih terperinci

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat Standar Nasional Indonesia Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat ICS Badan Standardisasi Nasional B SN Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1

Lebih terperinci

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air ICS 91.140.60; 77.140.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI RANCANGAN

BAB III METODOLOGI RANCANGAN BAB III METODOLOGI RANCANGAN Sebelum dilakukan proses pengerjaan tugas akhir akan lebih baik apabila dilakukan perancangan terhadap pengerjaan tersebut. Pengkonsepan ini dimaksutkan adar dapat membantu

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1. Galvanisasi Sistem Panas Hot dip galvanizing Manual ini disusun untuk membantu dan memahami proses Hot Dip Galvanizing ( HDG) dan desain untuk komponen - komponen yang akan

Lebih terperinci

PEDOMAN. Perlindungan komponen baja jembatan dengan cara pengecatan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEDOMAN. Perlindungan komponen baja jembatan dengan cara pengecatan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 26/SE/M/2015 TENTANG PEDOMAN PERLINDUNGAN KOMPONEN BAJA JEMBATAN DENGAN CARA

Lebih terperinci

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PENGGUNAAN MDU Plasteran digunakan sebagai material penutup dinding bata konvensional ataupun bata

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

SK-SNI M F SNI METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGLES

SK-SNI M F SNI METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGLES SK-SNI M 02-1990-F SNI 03-2417-1991 METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGLES DAFTAR ISI Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 60/KTPS/1989...i DAFTAR ISI...vii Bab I DEPKRIPSI...1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PEDOMAN TEKNIK PEDOMAN PENANGGULANGAN KOROSI KOMPONEN BAJA JEMBATAN DENGAN CARA PENGECATAN No. 028/T/BM/1999 Lampiran No. 6 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 JENIS-JENIS CACAT Pada bagian ini akan dijelaskan jenis-jenis cacat yang dominan, yang ditemui selama proses pengecatan front fender JUPITER MX, yaitu : 5.1.1 Berlubang Jenis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penjelasan Metodelogi Penelitian Dalam proses pengerjaan pembuatan campuran beton ada beberapa tahap yang perlu di perhatikan adalah : 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan penuangan

Lebih terperinci

Perlindungan kayu. perabotan. Produk Wood Care Putramataram

Perlindungan kayu. perabotan. Produk Wood Care Putramataram Volume 4 April 2011 Putramataram Coating International Wood Care Perlindungan kayu Seperti telah dibahas pada buletin Volume 2 3 dimana selain berfungsi untuk keindahan, fungsi lain proses finishing kayu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui tegangan, regangan, modulus elastisitas bahan dengan cara memberikan beban tarik secara berlahan sampai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik Penelitian mengenai finishing dengan menggunakan teknik batik ini menerapkan kombinasi beberapa urutan proses pengerjaan. Pada kombinasi

Lebih terperinci

SNI. Metode pengujian tebal dan panjang rata-rata agregat SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional

SNI. Metode pengujian tebal dan panjang rata-rata agregat SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional SNI SNI 03-4137-1996 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian tebal dan panjang rata-rata agregat BSN CS 91.100.20 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I DESKRIPSI...

Lebih terperinci

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko 1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan gedung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DASAR PERATURAN 2.1.1 Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan Gedung Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2008 yang menjelaskan tentang Pedoman Perawatan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint

Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint Langkah-langkah Pengaplikasian Peredam Suara Mobil Acourete Paint Kebisingan yang terdengar di dalam kabin kendaraan dapat disebabkan oleh dua

Lebih terperinci

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI Standar Nasional Indonesia Papan partikel ICS 79.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...

Lebih terperinci

Semen portland campur

Semen portland campur Standar Nasional Indonesia Semen portland campur ICS 91.100.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi perkerasan kaku ( Rigid Pavement) banyak digunakan pada kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung rendah, atau pada kondisi tanah yang mempunyai daya

Lebih terperinci